Assalaamualaikum

Mungkin link iko bisa maagiah saketek pencerahan

www.pkspiyungan.org/2015/10/pertanyaan-prof-yusril-terhadap.html -
http://www.pkspiyungan.org/2015/10/pertanyaan-prof-yusril-terhadap.html

Wassalam
Ronald.
On Oct 23, 2015 2:26 PM, "Donard Games" <donardga...@gmail.com> wrote:

> Wassalamualaikum
>
> Pak Reza, ambo inshaallah Lai mangarati paralu pemimpin nan tageh karano
> ambo Lai acok basuo Jo ceo2 tamasuak di ostrali. Nan ambo garisbawahi guru
> besar UI tantu tau ma nan pede ma nan sombong.
>
> Pak Nanang, iko indak ado hubungan Jo hasil pemilihan umum do. Siapapun
> presidennyo ambo akan berpendapat kalau kito ndak butuh nan sombong (kecek
> Rhenald K). Nan tageh Jo pede dan sombong tu ndak samo.
>
> Salam kenal
> Donard35
> ------------------------------
> Dari: 'asfarinalnanang' via RantauNet <rantaunet@googlegroups.com>
> Terkirim: ‎23/‎10/‎2015 14:17
> Kepada: muhammad syahreza <rantaunet@googlegroups.com>;
> rantaunet@googlegroups.com
> Subjek: Re: [R@ntau-Net] SURAT UNTUK BAPAK JOKOWI DAN IBU RINI
> SOEMARNO(KADO1TAHUN PEMERINTAHAN)
>
> reza, koknyo caliak lo ba a gaya Emirsyah Satar, nyo liek lo ba a gaya CT
> ka anak buahnyo, masiang2 punyo gaya mamimpin.
> Indonesia butuh perubahan, butuh CEO2 tageh. jan gara2 kebencian dek kalah
> pemilu patang ko mangurangi penilaian awak terhadap prestasi. Rhenald
> Kasali mesti nyo caritoan pulo ba a gaya Emirsyah waktu diamanatkan
> mamimpin Garuda. Caritoan pulo ba a Jonan bisa mambarasihan stasiun kereta.
> ambo raso kini maso emasnyo CEO BUMN (pindad, pelindo, dll)
>
> Nanang, jkt
>
> Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Indosat network.
> *From: *muhammad syahreza
> *Sent: *Friday, 23 October 2015 13:53
> *To: *rantaunet@googlegroups.com
> *Reply To: *rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Re: [R@ntau-Net] SURAT UNTUK BAPAK JOKOWI DAN IBU RINI
> SOEMARNO(KADO1 TAHUN PEMERINTAHAN)
>
> Assalamu'alaikum wr.wb. Da Donard
>
>
> Kadang untuak perubahan tu paralu kareh, walau urang lain mancaliak
> sombong. Manuruik ambo, baa mako inyo barani kareh, karano inyo tahu apo
> nan kadirubah nyo, inyo tahu apo goal dan target yang akan inyo capai.
> Untuak mancapai target/goal tadi tantu indak bisa jo caro memble do. Ambo
> alun pernah batamu lansuang jo RJ. Lino, tapi dari mancaliak style nyo di
> TV, ambo yakin inyo figur yang pas untuak marubah birokrasi Pelindo.
> Sebagai contoh, Ambo pernah mancaliak lansuang , milyuner yang di media dan
> even-even sosial kesan nyo sangaik ramah, katiko rapek samo anak buah nyo,
> ndak tangguang kareh nyo do, kadang kalua bahaso kasa bagai.
>
> Salam
>
> Reza
>
>
> 2015-10-23 12:00 GMT+07:00 Donard Games <donardga...@gmail.com>:
>
>> Pak Reza,
>> Kalau Rhenald K sudah mengakui RJL sombong (dan itu nampak dari aksinyo
>> maultimatum bos2nyo), lah jaleh tu: santiang bananyo santiang soranglah.
>>
>> Salam
>> Donard35
>> ------------------------------
>> Dari: muhammad syahreza <muhammadsyahr...@gmail.com>
>> Terkirim: ‎23/‎10/‎2015 9:26
>> Kepada: rantaunet@googlegroups.com
>> Subjek: Re: [R@ntau-Net] SURAT UNTUK BAPAK JOKOWI DAN IBU RINI
>> SOEMARNO(KADO1 TAHUN PEMERINTAHAN)
>>
>> Assalamu'alaikum wr.wb.
>>
>>
>> Mungkin tulisan Pak Rhenald Kasali ko bisa pulo untuak mambuka pikiran
>> kito..
>>
>>
>>
>> http://rhenaldkasali.com/menyoal-ribut-ribut-kereta-cepat-jakarta-bandung-bagian-1/
>>
>> Menyoal Ribut-ribut Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Bagian 1)
>>
>> by Rhenald <http://rhenaldkasali.com/author/kodok/> | Oct 12, 2015 | 2015
>> <http://rhenaldkasali.com/category/kompas/2015-kompas/>, Kompas
>> <http://rhenaldkasali.com/category/kompas/> | 0 Comments
>> <http://rhenaldkasali.com/menyoal-ribut-ribut-kereta-cepat-jakarta-bandung-bagian-1/#disqus_thread>
>>
>> Seperti investasi besar lainnya, pembangunan kereta cepat (*high speed
>> train*), yang nilainya mencapai 5,5 miliar dollar AS menjadi berita yang
>> kontroversial.
>>
>> Pertama, siapa yang menyangka presiden Joko Widodo memutuskan begitu
>> cepat? Maklumlah kita sudah amat terbiasa menyaksikan ketakhadiran
>> pengambilan keputusan strategis yang *agile* dan cepat.
>>
>> Anda masih ingat bukan, proyek-proyek infrastruktur yang sudah disetujui
>> saja bahkan  dibiarkan mangkrak bertahun-tahun. Rencana tinggallah rencana.
>> Ribut sedikit saja sudah membuat penguasa takut dan tidak bekerja. Proyek
>> jalan tol Cipularang yang bisa dituntaskan setahun saja, bahkan dulu sempat
>> dibiarkan berlubang dan berdebu lebih dari 5 tahun.
>>
>> Kedua, Jepang yang sudah lama mengincar proyek ini ternyata tidak
>> terpilih. Memang Jepang terkesan amat berhati-hati karena kereta dapat
>> mengganggu industri otomotifnya yang *market size*-nya begitu besar di
>> sini. Siapapun tahu, sistem transportasi publik berbasiskan kereta api
>> dapat mengganggu penjualan otomotif. Maka wajar bila banyak menawar dan
>> mengulur waktu.
>>
>> Sikap Jepang tiba-tiba berubah begitu menyaksikan kesungguhan Tiongkok
>> dalam bersaing. Jepang yang melakukan studi dan membuat FS terlebih dahulu
>> merasa lebih berhak menentukan masa depan transportasi publik Indonesia,
>> namun tetap menuntut jaminan pemerintah.
>>
>> Ketiga, menjadi kontroversial karena keputusan pada level bisnis juga
>> cepat sekali dan terus berkembang (adaptif). Karena tak melibatkan uang dan
>> jaminan negara, maka Menteri Perhubungan pun menyerahkan sepenuhnya pada
>> mentri BUMN dengan skema *business to* *business*.
>>
>> Melalui konsorsiumnya, Mentri BUMN merumuskan *business model* yang
>> bukan menjadikannya sebagai proyek pembangunan kereta api semata-mata,
>> melainkan hadir bersama mega proyek kota- kota baru di sekitar jalur
>> kereta. Maka Gubernur Jabar dan walikotanya pun dilibatkan.
>>
>> Dalam strategi pengembangannya, bukan lagi menjadi sekedar proyek
>> transportasi, melainkan sebuah kegiatan ekonomi skala besar yang kelak akan
>> melibatkan begitu banyak pelaku usaha besar maupun kecil. Value creation
>> nya amat besar sehingga melibatkan minimal 4 BUMN inti. Ini tentu
>> mengecohkan para pembuat opini yang hanya berhitung *cost-benefit-risk
>> analyses* pada aspek bisnis kereta api cepat semata-mata.
>>
>> Keempat, proses cepat ini ternyata ada *cost*-nya, yaitu kurang
>> terinformasinya publik atas *opportunity* serta nilai yang diciptakan.
>> Dilema di era keterbukaan dan partisipasi publik ini memang dapat kita
>> rasakan: antara hak untuk tahu publik dengan keputusan bisnis adaptif yang
>> cepat berubah dengan motif ambil untung para makelar tanah. Akibatnya para
>> pengamat kebijakan publik dapat memberikan opini yang keliru atas
>> ketidaksempurnaan informasi.
>>
>> Kelima, persaingan Jepang vs Tiongkok dalam proyek ini telah menimbulkan
>> opini pro-kontra, apalagi ruang untuk pertumbuhan ekonomi di kedua negara
>> itu makin terbatas. Mereka punya kepentingan, sementara kita punya kendali
>> dan kepentingan yang harus dijaga pula. Kehadiran proyek infrastruktur
>> skala besar di tanah air tentu saja menimbulkan daya Tarik sendiri yang
>> sudah pasti melibatkan perang opini yang dapat melibatkan *conflict of
>> interest* yang cukup luas.
>>
>> Tentu masih ada isu-isu lain dari proyek yang sebenarnya bagus bagi
>> perekonomian kita, akhirnya terkesan kontroversial. Apakah itu pro-kontra
>> jalur Jakarta -Bandung vs Jakarta-Surabaya, pertanyaan mengenai siapa saja
>> pihak yang dapat bermitra, kesungguhan Tiongkok berinvestasi, di mana letak
>> titik perberhentiannya, masalah apa yang akan muncul dalam tahap
>> implementasi, negosiasi, dan lain sebagainya.
>>
>> Tapi baiklah kita fokuskan pada keputusan yang sudah diambil dan
>> bagaimana proyek ini bisa menciptakan *value* bagi perekonomian kita,
>> bukan Tiongkok dan bukan Jepang. Karena saya bukan Menteri BUMN, maka saya
>> mencoba menganalisis dari kacamata ilmuwan dan praktisi bisnis yang saya
>> miliki. Maaf saya sama sekali tak mengerti soal politik, sehingga tidak
>> mengkaitkan analisis ini dengan masa jabatan presiden sehingga pilihannya
>> mungkin turut terpengaruh.
>>
>> Saya hanya ingin membaca dan mengarahkan agar pemerintah paham soal
>> ekosistem bisnis, peluang dan ancaman yang mungkin timbul. Saya juga ingin
>> agar informasi ini dimiliki publik yang dapat membaca peluang yang mungkin
>> bisa dimanfaatkan untuk keluar dari perangkap ketakutan krisis.
>> Bahan-bahannya saya kumpulkan setelah bersusah payah mengorek dari para
>> pihak yang terlibat.
>>
>> *Perubahan** Business Model*
>>
>> Beberapa tahun silam saya pernah meneruskan pertanyaan para pimpinan
>> negara kita kepada pimpinan BUMN di Tiongkok tentang cepatnya pembangunan
>> jalan tol di negeri itu. Harap maklum, selama 35 tahun Jasa Marga berdiri,
>> hanya 850 kilometer jalan tol yang bisa kita bangun, sementara Tiongkok
>> dalam 15 tahun bisa membangun puluhan ribu kilometer.
>>
>> Jawabnya sederhana sekali. Pertama model pembangunan infrastruktur di
>> Tiongkok diserahkan kepada BUMN sehingga dapat menjadi aset yang tumbuh.
>> Dan kedua, BUMN Tiongkok melakukan *value creation* yang utuh, bukan
>> sekedar membangun jalan tol. Termasuk di dalamnya menjaga kepentingan
>> publik yang luas, ya lingkungan, ya rakyat jelata, petani dan pemilik
>> tanah. Ini berbeda sekali dengan pembangunan jalan tol di sini.
>>
>> Waktu saya tanyakan pada para taipan kita yang membangun kawasan
>> permukiman dan industri di tepi-tepi jalan tol, mereka pun buka mulut.
>> “Pemerintah kita tidak pandai memanfaatkan peluang. Bangun jalan tol tetapi
>> hanya membebaskan jalannya saja. Kami lihat itu sebagai peluang, maka kami
>> bebaskan tanah-tanah di dekat jalur keluarnya agar menjadi kawasan industri
>> dan pemukiman,” kata seorang pengusaha.
>>
>> Seorang taipan mengaku *value creation-*nya mencapai 30 hingga 50 kali
>> lipat. Dari modal Rp 1 triliun kembalinya Rp 30 triliun. Modalnya pun
>> disediakan mitra asing. Pantaslah mereka begitu cepat masuk dalam daftar
>> orang terkaya dunia.
>>
>> Lantas bagaimana BUMN kita? *Business model*  BUMN kita di masa lalu
>> hanya fokus pada keahliannya saja, ya fokus. Ambil contoh saja Perumnas
>> yang membangun kawasan pemukiman, lalu menyerahkan perawatan wilayahnya
>> pada pemerintah daerah. *Business* *model* mereka tidak mengh
>>
>
> [Seluruh pesan asli tidak disertakan.]
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke