Bissmilahirahmanirahim,..
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh,

Ustadzah Rahima dan kanda Abraham Ilyas, serta sanak sapalanta
kasadonyo,



Terima kasih, buat Rahima atas pemaparan dan penjelasannya.


Perlu saya klarifikasi atas tulisan saya mengenai "Karena saya dapat
cerita bahwa orang di Mesir banyak mendapatkan gelar Doktor, namun mata
pencariannya hanya tukang bengkel atau tukang macing (kalau tidak salah,
mohon dibetulkan), lantas kalau telah demikian, apa sebenarnya
hakikat-nya mendapat gelar Doktor itu ?"



Yang seharusnya ""Karena saya dapat cerita bahwa orang di Mesir
banyak mendapatkan gelar "Doktor" (dimaksudkan tidak hanya
alumni Al Azhar, tapi Universitas lainnya yang ada di Mesir), namun ada
diantara mereka yang bekerja sebagai tukang "bengkel"
(klasifikasi bengkel dalam pengertian luas dan tidak terbatas pada
bengkel otomotive saja) atau tukang "mancing" (kalau tidak
salah, mohon dibetulkan), lantas kalau telah demikian, apa sebenarnya
hakikat-nya mendapat gelar Doktor itu ?"


Saya mohon maaf kepada Rahima para alumni Al Azhar kalau tulisan saya di
atas sedikit agak terusik, maklumlah dikarenakan keterbatasan saya,
misalnya saya itu tahu mana rendang yang enak, tapi saya tidak pandai
bagaimana meramu dan memasak rendang supaya enak, tentu kembali kepada
ahlinya.


Sesungguhnya dalam kalimat diatas ada pertanyaan yang butuh penjelasan
yaitu "apa sebenarnya hakikat-nya mendapat gelar Doktor itu ?"


Karena kita menyakini bahwa, Maha Besar Allah yang dengan ilmu-Nya telah
membuat jagat raya beserta isinya tercipta. Betapa Ia menciptakan segala
yang dikehendaki-Nya itu cukup dengan perkataan "kun fayakun!". Sepintar
apapun manusia, ia begitu kecil di hadapan Allah. Ilmu yang dimilikinya
hanyalah setetes kecil saja dari samudera ilmu yang Allah miliki.


Dalam QS. Lukman: 27, Allah SWT berfirman, "Dan seandainya pohon-pohon
dijadikan pena dan laut (dijadikan) tinta, ditambah kepadanya tujuh laut
(lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya
(dituliskan) kalimat (ilmu dan hikmah) Allah. Sesungguhnya Allah
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana".


Karena itu, alangkah tidak pantasnya bila seseorang menjadi ujub dan
takabur, karena ilmu yang dimilikinya. Mestinya, semakin tinggi ilmu
maka semakin bertambah pula rasa takjub dan takutnya kepada Allah.
Seseorang menjadi ujub, riya, dan takabur dengan ilmunya - apalagi bila
digunakan untuk membuat kerusakan dan kemu dharatan di muka bumi, tiada
lain karena ilmu yang dimilikinya itu tidak mengandung hikmah dan
manfaat. Maka pantaslah kalau Rasulullah SAW memohon, "Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat".


Seperti apakah ilmu yang bermanfaat itu ?

Suatu ketika Allah SWT memberi wahyu kepada Nabi Daud, "Wahai Daud,
pelajarilah olehmu ilmu yang bermanfaat".  "Ya, Allah, apakah ilmu yang
bermanfaat itu ?" tanya Daud. "Ialah ilmu yang bertujuan untuk
mengetahui keluhuran, keagungan, kebesaran, dan kesempurnaan
kekuasaan-Ku atas segala sesuatu. Inilah yang mendekatkan engkau
kepada-Ku". Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ar-Rabi'i
Rasulullah SAW bersabda, "Tuntutlah ilmu. Sesungguhnya menuntut ilmu
adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wa Jalla, sedangkan
mengajarkannya pd orang yg tidak mengetahuinya adalah sedekah.
Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan
terhormat dan mulia. Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di
dunia dan akhirat".



Ternyata ilmu yang bermanfaat itu adalah ilmu yang menyebabkan kita
makin mengenal dan dekat dengan Allah SWT. Ilmu apapun, sekiranya dapat
membuat kita semakin dekat dan semakin kagum akan kebesaran-Nya, maka
itulah ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bisa menjadi jalan taat kepada
Allah akan membuat seseorang menjadi tawadhu dan rendah hati di hadapan
orang lain. Ibarat padi, semakin berisi semakin merunduk. Maka semakin
bertambah ilmu seseorang, akan semakin bersih pula hatinya dari penyakit
tercela. Ia akan terpelihara dari sikap ujub, riya, takabur, dengki, dan
memandang rendah orang lain. Dengan ilmu itu pula, ia akan menjadi jalan
bagi sebesar-besarnya kemaslahatan dan manfaat kepada sesama.
Keberadaannya bagaikan cahaya penerang dalam kegelapan. Menjadi petunjuk
bagi orang yang tersesat jalannya. Orang-orang di sekelilingnya akan
merasa tenang dan tentram atas kehadirannya.


Allah sendiri telah berjanji dalam Alquran, "_Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan" (QS. Al-Mujaadilah: 11).


Bagaimana caranya agar kita bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat itu ?

Hal pertama dan utama adalah keikhlasan ketika mencarinya. Dalam kitab
Bidayatul Hidayah, Imam Al-Ghazali menulis, "Wahai hamba Allah yang
rajin menuntut ilmu. Jika kalian menuntut ilmu, maka niatkanlah dengan
ikhlas karena Allah semata. Di samping itu, juga dengan niat karena
melaksanakan kewajiban karena menuntut ilmu wajib hukumnya, sebagaimana
disabdakan Rasulullah SAW, 'Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim
laki-laki maupun perempuan' (HR. Ibnu Abdul Barr).


Janganlah sekali-kali engkau menuntut ilmu dengan maksud untuk
bermegah-megahan, menyombongkan diri, berbantah-bantahan, menandingi,
dan mengalahkan orang lain (lawan bicara), atau supaya orang
mengagumimu. Jangan pula engkau menuntut ilmu untuk dijadikan sarana
mengumpulkan harta kekayaan duniawi. Yang demikian itu akan merusak
agama dan mudah membinasakan dirimu sendiri.


Rasulullah yang mulia melarang hal seperti itu dengan sabdanya,
'Barangsiapa me nuntut ilmu yang biasanya ditujukan untuk mencari
keridhaan Allah, tiba-tiba ia tidak mempelajarinya, kecuali hanya untuk
mendapatkan harta duniawi, maka ia tidak akan memperoleh bau harumnya
syurga pada hari kiamat' (HR. Abu Dawud).



Dalam hadits lain beliau bersabda, 'Janganlah kalian menuntut ilmu untuk
membang gakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan
orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk
penampilan dalam majelis dan untuk menarik perhatian orang-orang
kepadamu. Barangsiapa seperti itu, maka baginya neraka' (HR. Tirmidzi
dan Ibnu Majah).


'Seorang alim apabila menghendaki dengan ilmunya keridhaan Allah, maka
ia akan ditakuti segalanya. Akan tetapi, jika ia bermaksud untuk
menumpuk harta, maka ia akan takut dari segala sesuatu,' demikian sabda
Rasulullah SAW dalam riwayat lain (HR. Ad-Dailami)".


Allah SWT berfirman Dalam QS. Al Israa :17:36 " Dan janganlah kamu
mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya."


Kita harus menggunakan waktu yang sangat singkat ini untuk mencari ilmu
yang bermanfaat bagi agama maupun bagi diri dan lingkungan kita. Sekali
lagi, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat menambah ketakwaan dan
pengenalan kita pada Allah SWT. Ilmu yang bisa menambah kemampuan kita
untuk melihat cacat serta kekuarangan diri. Ilmu yang dapat mengurangi
kegilaan kita pada duniawi, dan menambah kecintaan kita pada kampung
akhirat yang kekal. Juga, ilmu yang dapat membuka mata dan hati terhadap
semua hal yang bisa merusak amal ibadah kita. Amalkan ilmu dan sampaikan
walau satu ayat, salah satu amalan yang akan terus mengalir walau
seseorang telah mati adalah ilmu yang bermanfaat.


Seperti apakah Ilmu Yang Sia-sia itu ?


Kita telah banyak mengetahui berbagai hal dalam kehidupan ini. Kita
adalah orang -orang pintar dan berilmu. Kita mengetahui ilmu mengenai
kejujuran, kekonsistenan, kesabaran, kemauan untuk belajar & bekerja
keras, tentang disiplin, tentang pentingnya manajemen waktu, tentang
pentingnya berjamaah dll. Namun satu kekurangan kita. Dan itu adalah
kekurangan yang berakibat fatal. Apakah itu ? kekurangan itu adalah
ketidak mampuan dalam mengaplikasikan semua ilmu itu dalam kehidupan
nyata.


Praktek, amaliah, itulah yang harus kita laksanakan. Dan ternyata itu
tidak mudah. Banyak sekali orang terpukau dengan kata-kata kita tentang
kesuksesan, tentang perjuangan dll. Tapi keterpukauan itu hanya
sementara saja, karena pada kenyataannya kita tidaklah seperti kata-kata
yang kita ucapkan sendiri. Mudah sekali memang untuk berkata, tapi
pelaksanaan itu lebih penting dari sekedar berkata-kata. Salah satu
kunci sukses adalah kita banyak mengetahui berbagai ilmu yang bermanfaat
& mau mengaplikasikannya dalam kehidupan secara nyata. Sehingga akan
terlihat jelas hasilnya.


Itulah yang sering terjadi, begitu banyak buku kita beli, begitu banyak
ilmu  kita serap, begitu banyak kita kursus, sekolah sampai menjadi
sarjana dan bergelar tinggi. Namun apa hasilnya ? Kita mengetahui
tentang meruginya manusia terhadap waktunya yang hanya digunakan untuk
bermain-main, bercanda, bermalas-malasan. Kita mengetahui tentang
pentingnya bersikap santun kepada orang lain pada saat kita mengejek
orang lain, bahkan kita mengetahui bahwa meninggalkan sholat itu berdosa
bahkan bisa dianggap kafir. Dll.


Orang yang paling bodoh adalah orang yang mengetahui bahwa sesuatu itu
baik, tetapi tidak melaksanakan, mengetahui sesuatu itu buruk tapi malah
dikerjakan. Ini adalah kenyataan yang sering terjadi di tengah-tengah
kita.


Wallahu a'lam bish-showab,


Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh,

Palembang, Jumat, 18 April 2008



Muhammad Yamin Bagindo Chaniago (45), Palembang

=================================================

"Lihatlah apa yang disampaikannya, dan janganlah lihat siapa yang
menyampaikannya"










--- In [EMAIL PROTECTED], Rahima <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
>
> --- Mybagindochaniago [EMAIL PROTECTED]
> wrote:
>
> >
> > Bissmilahirahmanirahim,..
> >
> > Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh,
>
> Wa'alaikumsalam warahmatullahiwabarakaatuh.
>
> Kanda Bagindo, kanda Abraham Ilyas, dan dunsanak RN.
> >
> > Ustadzah Rahima dan sanak sapalanta kasadonyo,
> >
> > > Sebagaimana penyampaian tulisan Rahima tentang
> > "Langit dan
> > Ulama"  kalau boleh saya mohon penjelasan berikut
> > dibawah ini :
> >
> >
> >
> >     1. Bumi adalah tempat kehidupan manusia dan jin,
> > sedangkan Langit
> > tempat kehidupan malaikat
>
> Allahu'a'lam. Karena Iblis juga dulunya yang berasal
> dari Jin itu, sempat tinggal disana.
> >
> >
> >
> >     1. Kata "Syaithan" adalah kata sifat, merupakan
> > bentuk dari
> > syaithan      minal insi dan syaithan minal jinsi
>
> Syetan artinya, setiap yang jauh dari kebenaran. Siapa
> saja yang jauh dari kebenaran bisa dikatakan
> syetan.Syetan bisa berasal dari manusia ataupun Jin.
>
> >
> >
> >
> > Allah Ta'ala berfirman :
> >
> >
> > Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
> > kepadamu:
> > "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka
> > lapangkanlah niscaya Allah akan
> > memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
> > "Berdirilah kamu",
> > maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
> > orang-orang yang beriman
> > di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
> > pengetahuan beberapa
> > derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
> > kerjakan. [Al Mujaadila
> > ,58:11]
> >
> >
> >
> >     1. Apakah yang dimaksud dengan "... niscaya
> > Allah akan
> > meninggikan      orang-orang yang beriman di
> > antaramu dan orang-orang
> > yang diberi ilmu      pengetahuan beberapa derajat"
> > dan bagaimana
> > hubungannya antara orang      beriman dan orang yang
> > ber-Ilmu
> > pengetahuan ?
>
> Yang Allah tinggikan derajatnya adalah mereka yang
> bukan sekedar berilmu saja. Berilmu dan beriman.
> pandaipun, kalau tak beriman, ngak masuk kategori ini.
> Begitupun, beriman, tapi tak berilmu, ngak masuk
> kategori ini juga. Jadi harus dua sekaligus. Iman dan
> Ilmu.
> Ilmu tanpa Iman, Buta. Iman tanpa ilmu, pincang.
> >
> >
> >
> >     1. Karena saya dapat cerita bahwa orang di Mesir
> > banyak mendapatkan
> > gelar Doktor, namun mata pencariannya hanya tukang
> > bengkel atau tukang
> > macing (kalau tidak salah, mohon dibetulkan), lantas
> > kalau telah
> > demikian,      apa sebenarnya hakikat-nya mendapat
> > gelar Doktor itu ?
>
> Orang Di Mesir, maksudnya bisa jadi orang Mesir itu
> sendiri, bisa juga orang asing yang ada di Mesir, yang
> sedang/sudah mengambil doktor?
>
> Ok.
>
> Kalau orang Mesir sendiri, setau saya, ngak ada yang
> jadi tukang bengkel kalau sudah doktor. Mereka sangat
> menghargai orang berilmu, terutama kalau kita bilang
> kita kuliyah di Al Azhar. Bagi mereka, sangat
> menghormati dan memuliakan tammatan Al Azhar,
> jangankan orang Mesirnya sendiri, orang asing belajar
> di Mesirpun mereka hargai(pada umumnya, ngak
> semuanyalah, toh ada juga perampokan di Mesir,
> dsbgnya)
>
> Kalau Doktor asing, darimana dulu? dari Indonesia yang
> ambil gelar doktor jadi kerja di bengkel? Siapa yah?
> Bisa dihitung dengan jari mereka yang tammatan doktor
> di Al Azhar ini, rata-rata berhasil semua. Pak Quraish
> Shihab, pernah jadi menteri agama, dubes, dan
> intelektual di Indonesiakan sekarang ini?
>
> Kemudian, banyak doktoral dari Sulawesi, setau saya
> mereka dah mengajar semuanya9tentu dosen di PT di
> daerah mereka). Hanya Pak Nur Shamad Kamba yang
> sekarang bekerja di Jeddah bagian haji(?)
>
> KaK Elywarti Maliki(Orang Minang yang tinggal besar di
> Jakarta, bekerja di kedubes Brunei Jeddah mendirikan
> sekolah di Jeddah).
> Kemaren pulang ke Indonesia, sempat mengajar di UIN,
> karena gajinya hanya 1,5 juta setengah, tentu ia ngak
> mau, habis diongkos jalan saja, sementara beliau
> selama ini gajinya di kedubes Brunei bisa ber kali
> lipat dari itu.
>
> Doktor Bahruni, bagian hadits, dari kalimantan, sudah
> meninggal dunia setahun setelah sampai ke Indonesia(?)
>
> Doktor Muchlis hanafi bagian tafsir, kini malah
> ditarik di jakarta sama menteri agama, sebelumnya
> dosen di Jogyakarta, karena dibutuhkan di jakarta
> ditarik kesana dianya.
>
> Doktor Syaeroji Dimyati, bagian Tarbiyah(pendidikan),
> juga di UIN Ciputat.
>
> Magister yang dokter(bukan doktor, tetapi dokter),
> bidang kebidanan dari Al Azhar, Ibu Widyawati(orang
> Bukittinggi), istri Sakman Maknayie wartawan
> Antara(Sulawesi), juga di jakarta(UIN)?
>
> Siapa Kalau begitu yah..yang dari Indonesia, sudah
> doktor masih bekerja jadi tukang bengkel? Setahu saya
> kagak ada?. Boleh dikasih tau kesaya namanya, siapa
> orangnya. Kalau dari negara lain yang ambil doktor,
> sampai saat ini, juga jarang, selain dari Indonesia.
> Kalaupun ada, tentu saya ngak tau nasib mereka
> bagaimana.
>
> Malaysia, justru lebih lagi menghargai tammatan Al
> Azhar itu. Jangankan doktor, LC(S1) saja luar biasa.
> Malah banyak mahasiswa Indonesia tammatan Azhar lari
> bekerja kesana, karena gajinya tinggi. Juga ke Brunei.
> Saya sendiri dapat tawaran itu dari Brunei dan
> Malaysia dulunya. Cuman saya aja yang tidak mau
> menyumbangkan ilmu saya untuk negara lain, karena saya
> mau memajukan muslimin bangsa saya sendiri.Kalau
> takdir entahlah, tapi namanya juga pilihan toh, semua
> ada konsekwensi dari pilihan kita.
>
> Sekaligus menanggapi/menjawab pertanyaan kanda Abraham
> Ilyas. Hmmmm....
>
> Sulit menjawabnya, karena dari dulu, tammatan Iptek
> dari Al Azhar jarang di ekspose media massa ke luar
> sih. Padahal, ada sih. dulunya ilmu itu bersumber dari
> negara Islam, yang sudah diterjemahkan kebahasa
> Inggris.
>
> Beberapa contoh:
>
> 1. Fisika Optik dan teori oleh Al hazam (1000M)
> 2. Ilmu Kedokteran dalam bukunya :"Al Qanun fi Tibb"
> oleh Ibnu Sina(930-1036M), yang di Barat diterjemahkan
> dengan judul"Canon Medicine".
>
> 3. Orbit dan Planet, astronomi (Arzhacel) yang
> kemudian dikembangkan oleh laplace(1796M)
> Kemudian dikembankan oleh yang lain, Al Ghazali dengan
> bukunya "Ihya 'Ulumuddin" (1058-1111M)
> 4. Ibnu Rusyd (1126-1198M), mendominasi ilmu fisika,
> kedokteran, hukum dll.
> 5. Sosiologi, dikembangkan oleh Ibnu
> Khaldun(1332-1406M) bersama ilmuwan lainnya.
>
> Kemudian di terjemahkan ke Eropah buku-buku tersebut
> oleh Roger barcon(1214-1294M) dan dilanjutkan oleh
> francis bacon(1561-1626M), yang pada itu, di Eropah
> dikenal dengan abad "kegelapan"., yang berpegang pada
> pemahaman "generatio spontanea", dan seterusnya..dan
> seterusnya ilmu itu berkembang di Eropah, dan semakin
> diperluas.
>
> Sebagaimana diperluasnya ilmu "tusuk jarum", yang asal
> mulanya berasal dari Mesir, dulu terkenal dengan
> pengobatan bukan tusuk jarum seperti sekarang, tetapi
> memakai tulang, atau sejenisnya. Saat itu pedagang
> China banyak ke Mesir, metode tusuk jarum itu mereka
> kembangkan, sebagaimana yang sekarang, sehingga banyak
> yang menduga metode pengobatan tusuk jarum dari China.
>
>
> Yah...yang terpentingkan Allah maha tahu, yang jelas,
> Ilmu it semuanya dari Allah, dari AlQuran, yang
> pemilik AlQuran adalah ummat Islam, Al Azhar ataupun
> non Al Azhar, yang dikembangkan oleh berbagai macam
> manusia itu sendiri.
>
>
> >
> >
> >
> > Sukron atas penjelasannya
>
> Laa syukru 'alal waajib. Kalau ada yang kurang dan
> salah tolong dilengkapi dan diperbaiki.
>
> Mohon maaf.Allahu'alam 'alaa kulli Haal
>
> Wassalamu'alaikum. Rahima(39). Cairo, 17 April, 2008
>
> >
> >
> >
> > Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh,
> >
> >
> >
> > Muhammad Yamin Bagindo Chaniago (45), Palembang
> > Kamis, 17 April 2008
> >
> >
> >
> > "Lihatlah apa yang disampaikannya, dan janganlah
> > lihat siapa yang
> >
> > menyampaikannya"
>
>
>
>      
________________________________________________________________________\
____________
> Be a better friend, newshound, and
> know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now. 
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
>
> >


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer & bagian tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur 
pribadi.
- Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta 
maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]

Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke