Padang 16 April 2008 15:40, Rahima <[EMAIL PROTECTED]> menulis: .... dikarek...
>Jadi, pada dasarnya, justru yang sangat diharapkan dari ilmuwan muslimin adalah mereka > yang bergerak dibidang alam, yang akan meneliti ayat-ayat kauniyah AlQuran pula. Assalamu'alaikum .w.w. ... Ima benar .... dengan semua keterangannya... dan maaf kalau terlambat me-replynya... Saya (Kami) sedang berusaha ke arah itu.... sedapat mungkin... Memang belum semua yang berpikiran begitu, dan selalu kita ajak-ajak dalam setiap pembicaraan, bahkan rapat-rapat... Mungkin Ima pernah membaca di file rantau-net yang lama-lama, dan berikut ini saya petikkan potongan diskusi kami di ft.unand.ac.id. File ini pernah di postingkan di rantau-net dulu, dan sudah dimuat di cimbuak.com. Hanya saja ada beberapa tambahan yang saya berikan dengan bagian ilmiahnya, karena kebetulan pengkonsumsinya adalah orang-orang ilmiah pula. Berikut petikannya... Subject: [dosenteknik] Mati Dalam Islam (5) Assalamu'alaikum.w.w. Bagaimana mau mati dalam Islam ?, kalau asyik bergantung kepada makhluk ?. Itu sebabnya kita tak perlu khawatir, serahkan semuanya pada Allah, Allah akan menjaga semuanya. Itu yang pertama, ulama membahas, kalau mau mati dalam Islam, mentauhidkan Allah, jangan mempersekutukan Allah dengan sesuatu, jangan menganggap ada makhluk lain yang setanding, yang setaraf yang menyamai kuasa Allah. Ada banyak ayat yang menerangkan hal ini, diantaranya Al-Baqarah 165. "waminan naas, may yatakhizu min duunillah andaadau, yuhibbuu nahum ka hubbillaah". .... yang mereka cinta kepada makhluk sebagaimana mereka cinta kepada Allah. Kenapa ?, karena mereka menganggap makhluk ini hebat. Kalau bukan karena makhluk ini kita hidup susaah ... aaa. Mujur nasib baik dia yang memerintah, kalau tidak bangsa Indonesia ini apa yang ada ?...Alaaa tuan-tuan, tanah, areal pertanian, jalan-jalan tol, perusahan-perusahan besar dikuasai anak-anaknya, sampai hari ini nggak bisa diganggu, ndak bisa direbut. Pemimpin yang sesudahnya berebut-rebut pula. Menetapkan undang-undang untuk memberi uang 20 milliar kepada mantan presiden yang baru turun, dikejarkan membuat undang-undang itu, sementara rakyat menderita kelaparan. Orang Indonesia ini tidak sadar-sadar, sudah lah mempersekutukan Allah, berbuat itu pula. Akibatnya, Tuhan malukan kita, Tuhan aibkan kita, Tuhan hinakan kita di tanah air kita sendiri tuan-tuan. Tolong sadarlah. Ditimpa bala bencana yang sampai hari ini masih menakutkan. Tolong sadarlah, mari kita kembali kepada undang-undang Allah, undang-undang yang memang 'adil. Yang kedua, kalau kita mau mati sebagai seorang Islam, disebutkan bahwa hendaklah kita menunaikan segala suruhan-suruhan Allah. Kita tidak mau mengambil contoh yang lain, kita ambil surat an-Namlu ayat 90 (16:90). Esok khutbah jum'at, di khutbah yang kedua, setelah khatib berdo'a "Allahumaghfirlil muslimiina wal muslimat . dst.. Rabbana aatina fid dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, waqinaa 'adzabannaaar". "Ibadallah." ..... ini dia...., "Inallaaha ya'murukum bil 'adli wal ihsaan, wa-iitaa idzil qurba....wal bargh". (16:90). Mau mati dalam Islam, pertama mentauhidkan Allah, yang kedua menunaikan segala suruhan-suruhan-Nya, yang ketiga meninggalkan segala larang-larangannya. Ayat 16:90 ada kedua-duanya. Suruhan ada tiga macam, larangan ada tiga macam, mari kita simak. Yang pertama, Innalaaha ya'murukum bil 'adli. Allah swt. menyuruh kita berlaku 'adil. Bagaimana yang namanya 'adil ?, kalau si fulan itu bersalah, katakan ia bersalah, kalau si fulan itu benar, jangan takut-takut mengatakan ia seoran yang benar. Kalau ini hak seseorang, kembalikan kepada yang empunya. Itu namanya 'adil,.. nampak ndak ?. Ini tidak, selama ini kita,. yang salah dipertahankan, yang benar diaibkan. Banyak contoh tuan-tuan, perkara-perkara yang sampai hari ini tidak dijatuhkan dengan 'adil. Ada yang dipenjara tanpa dibuktikan kesalahannya.. Pokoknya banyak lah. ... dek pitih sagalo jadi... Padahal 'Inallaaaha ya'murukum bil 'adli", secara mudah, yang namanya 'adil, tidak memihak kemana-mana. Inilah 'adil, Allah menyuruh kita. Kalau jadi dosen begitu juga, ... maa nan layak luluih, luluihkan,... nan indak ...jaaan.. baru 'adil. Jangan karena pitih, karena kebencian mancaliak gaya anak urang tu, atau ada dendam segala macam dengan orangtuanya karib kerabatnya membuat kita tidak berlaku 'adil. Atau dek karano SP ("semester pengampunan" bak kecek Mas Mera, kok indak beko ndak laku SP lai, ... ndak nyo bali urang galeh awak...aiii..) Kemudian, "Wal ihsaan", Allah menyuruh kita berbuat baik. Bagaimana yang ihsan ?, saya tertarik dengan tafsiran Dr. Hamka. Kalau kita hendak memberi upah, kita menyuruh seseorang untuk bekerja di rumah, upah biasanya 40.000, tetapi dibayar 50.000, inilah ihsan. Allah suka tuan-tuan, Allah sayang pada orang yang punya sifat ihsan. Dr. Hamka menyebut, Qurtubi menyebut, bukan hanya pada manusia tuan-tuan, pada binatang pun juga. Burung dalam sangkar harus diberi makanan secukupnya. Kucing diberi makan supaya ia tidak mencuri lagi. Itulah sifat ihsan, Tuhan sayang tuan-tuan. Kalau memelihara burung beri makan yang cukup kalau tidak, lepaskan burung itu. Kalau mengendarai mobil di jalan, hati-hati juga dengan binatang, mereka kan punya nyawa juga. Kalau tuan-tuan pernah belajar tentang "robotik", atau baca-baca lah, baru tuan-tuan tahu bagaimana tinggi harganya selembar nyawa, bahkan nyamukpun atau ularpun yang memang dibolehkan untuk membunuhnya, terasa sangat "berat" untuk membunuhnya, karena nyawa tidak dapat dicipta oleh manusia. Robot is only a tool, it has no life, different with mosquitos. Kalau tuan-tuan buka surat Baqarah ayat 26. "Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk, atau lebih rendah dari itu". Kemudian tuan-tuan inap renungkan ayat tadi, sehebat apapun robot, ia tidak bernyawa, baru tuan-tuan tahu bagaimana tingginya harga selembar nyawa. Tapi kadang-kadang awak sakola se nan lai bi tinggi-tinggi sorang-sorang, Qur-an ko lewat bitu se, indak jadi perhatian bana doh, dek karano Qur-an ko kuno awak lah modern,... eee... tuan-tuan,... Qur-an ko lebih modern dari kemodernan nan ado kini, ... kana-kana se lah tu, It's relevan for all era, all season, all region, all space until the day of judgement.... ingat-ingat lah ini. Dan keadaan hari ini membuat kita sedih, sudah banyak tidak hanya anjing, kucingpun tidak dipedulikan orang, mati takalapuak sampai linyak di jalan-jalan, sampai hilang beterbangan jadi debu. Orang nggak peduli, sudah ndak ada sifat ihsan sedikitpun. Tuhan menyuruh berbuat baik, ihsan, tidak hanya kepada manusia, binatang juga. Inilah yang melayakkan kita mati dalam Islam. "wa itaa idzil qurba" Yang ketiga, Allah menyuruh kita tolong bantu karib kerabat yang terdekat. Memang betul lah tuan-tuan Dr. Hamka ini memang hebat penulisannya. Dia buat contoh mudah. Dalam satu keluarga, ada saja abangnya atau si adiknya yang miskin. Yang kaya bantulah yang miskin. Ini suruhan Tuhan. Dari satu keluarga tidak semua kaya. Makanya yang kaya membantu yang miskin. Ini suruhan Allah pada kita. Di fakultas sendiri dan di jurusan, nan bi banyak projek di lua (nan halal), bao-bao juolah nan ketek-ketek nan alun bapangalaman ko, jan malapehan diri surang-surang se. Kok main surang-surang bak kecek ambu dulu, ambo pandai pulo. Tapi ndak itu nan dikaja doh, bagaimana tuan-tuan menciptakan kebersamaan, kesejahteraan bersama, bukan batandiang-tandiang sia nan kayo, sia nan santiang. Dosen-dosen muda yang belum berpengalaman ajak-ajak lah. Jangan cemas inyo lo nan kamagantikan, nan ka maambiak rasaki awak. Mereka kan juga segan pada tuan-tuan. Nan samo gadang bagai baok-baok lah kawan, jan cameh pulo akan didahului. Jangan cemas dek karano rasaki bak kecek urang ndak bapintu. Baca surat At-thalaq ayat 2 dan amalkan. ... baitu... Tiga Allah suruh, berlaku 'adil, berbuat baik (ihsan), dan membantu karib kerabat. Tiga Allah larang, coba tuan-tuan simak supaya mati sebagai seorang Islam. ... aaa..... sudah panjang pula, beresok kita sambung... ... begitu Ima,... ada juga diusahakan seperti yang Ima bilang ... Mudah-mudahan segala usaha ini diberkati oleh Allah swt. hendaknya Amiiin yaa rabbal 'alamiiin. Nb : Untuak mybagindo ... It is not a kind of insolence... Nau'dzubillah... It is just only the way how to attract the people to your relegion piously. Wassalam Padang, April 2008 Lab. Perancangan dan Konstruksi Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas Kampus Limau Manih Dr. Eng. Khairi Yusuf St. Sinaro --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet. - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting. - Hapus footer & bagian tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi. - Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---