Sutan,
   
  Dalam pemilu yang akan datang tolong sampaikan kakawan2, " Ignore the sales 
talk ..Read the contract"
   
  Salam 
  ZK- Luanda
  

Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Merenung diri menemukan cara pandang baru terhadap Indonesia adalah 
hal yang ingin sering saya lakukan saat ini.  Objektif perenungan ini adalah 
sebuah hal yang sederhana.  Yakni menemukan cara memandang Indonesia secara 
netral.  Sudah terlalu sering saya merasakan naik turunnya suasana bathin 
ketika nama Indonesia disebut.  Kadang saya begitu mencintainya, membencinya, 
terkadang meringis atau malah sangat skeptis.  Kali ini berharap untuk 
netral-netral saja.  Seperti halnya ketika saya membaca headline berita olah 
raga yang membahas liga Jerman.  Tak ada perubahan perasaan saya membaca 
hasil-hasil pertandingan.  Terserah siapa yang menang dan kalah.  Klub mana 
yang juara atau terdegradasi ke liga dibawahnya.
   
  Berharap tak lama dari saat ini, saya menjadi biasa saja mendengar Malaysia 
mematenkan motif batik dayak dan pekalongan.  Kalaupun saya meringis tentang 
TKI yang diperkosa majikannya, kadar ringisan saya sama dengan berita tenaga 
kerja Zimbabwe yang mengalami penderitaan sama.  Sebuah simpati sebagai sesama 
anak manusia.  Bukan ringisan yang terlontar karena ketidakrelaan terhadap 
perlakuan yang diterima seorang anak bangsa.  Maunya ketika Olimpiade tiba, 
terhadap perolehan medali Indonesia sama dengan komentar saya terhadap 
perolehan medali Fiji atau Pasifik Samoa.  Tak ada lagi rasa gemas dan 
nelangsa, ketika melihat Tim Bulutangkis kita gagal meraih Piala Thomas.  Tak 
lagi mencak-mencak ketika Bambang Pamungkas gagal menyarangkan bola ke gawang 
lawan.  Juga diam saja ketika melihat Markus Horizon berkali-kali memungut bola 
dari gawangnya.  Sebuah diam tanpa emosi tentunya.
   
  Sungguh.  Inginnya ketika berada di Orchard Road melihat para pelancong 
Indonesia menenteng tas belanja di kiri dan di kanannya, saya menjadi biasa.  
Tanpa ada umpatan dalam hati, mereka telah mengeringkan ekonomi dalam negeri 
demi memajukan negeri red dot-nya Habibie.  Kembali saya berharap, saya tak 
lagi ngedumel melihat pungli RT, Lurah, Camat dan seterusnya.  Tak peduli lagi 
pada realita pegawai golongan IVB -bergaji pokok dan tunjangan resmi sekitar 
tiga setengah juta- bisa membelikan ketiga anaknya Honda Jazz.  Atau tetangga 
saya yang seorang jaksa, yang mampu punya 3 mobil dengan kapasitas mesin diatas 
3000 cc semuanya.
   
  Saudara-saudara.  Mohon doakan saya bisa menjadi biasa saja dengan itu semua.
   
  Wassalam
  UBGB
  Yang sedang ikut trend 100 tahunan


       
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke