Saya rasa tidak ada salahnya seorang pengamat terjun ke kancah
     politik praktis, justeru terjadi peningkatan.

     Dalam konsep amar ma'ruf nahi munkar naik ketingkat jenjang yang lebih
     tinggi yaitu berbuat dengan 'tangan' , dibawahnya dengan 'lisan dan
     tulisan', terendah  dalam hati.

     Dalam hal  menjadi anggota legislatif berarti
     turut  serta dalam perumusan kebijakan-kebijakan atau
     perundangan yang akan diimplementasikan.

     Ibarat  kelompok atau grup musik menjadi anggota legislatif masuk
     dalam   kategori   ansamble   music,   yang  dipentingkan  adalah
     kekompakan  para  pemain  unsur kemahiran individu tak kelihatan.
     Seorang  pemain biola yang piawaipun tidak kelihatan kehebatannya
     dalam suatu ansamble music karena lebur dalam satu kepaduan.

     Berbeda dengan group band jazz dimana unsur ketrampilan individu
     ditonjolkan, walaupun tetap dalam suatu keharmonisan group.

     Menjadi single fighter dalam anggota legislatif hampir suatu yang
     muskil karena dalam anggota  suara fraksi atau partailah yang
     berbicara , apalagi
     masih ada sistem recall atau paw, yang merupakan senjata partai
     bagi siapa yang tidak sejalan dengan arah kebijakan partai.
     
     Sehingga  kesamaan ideologi partai menjadi sangat penting bagi
     orang yang ingin bergabung dengan suatu partai.

     Kata   kuncinya   adalah   pragmatisme   politik   jangan  sampai
     meninggalkan idealisme yang dimiliki.


     Arnoldison

Wednesday, August 6, 2008, 5:46:54 AM, you wrote:


ag> Assalamu'alaikum Bapak, Uda, Uni, Ibu dan dunsanak kasadonyo. iko ado 
artikel dari Opini Koran Seputar Indonesia edisi hari ko. Mudah2an bisa jadi 
info tambahan
ag> ===========================

ag> Wednesday, 06 August 2008                               
                        
                                        
                        
ag> Setidaknya ada dua sahabat saya yang mendaftar menjadi calon anggota
ag> legislatif alias ikut nyaleg. Yang satu, yang selama ini dikenal
ag> sebagai analis politik Centre for Strategic and International Strategic
ag> (CSIS), Indra Jaya Piliang.




ag> Dia sudah berpamitan dan
ag> menyatakan akan maju sebagai calon legislatif (caleg) Partai Golkar
ag> dari daerah pemilihan (dapil) Sumatera Barat II.Dia masih muda. Usianya
ag> baru 36 tahun. Dia memutuskan untuk kembali ke kampung guna minta restu
ag> dan dukungan. Sahabat saya yang lain ialah yang selama ini dikenal
ag> sebagai intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU), Zuhairi Misrawi. 

ag> Dia
ag> nyaleg di PDIP dan dapat nomor urut dua dari daerah pemilihan Jawa
ag> Timur X yang meliputi Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan. Kalau
ag> Indra terkesan mendadak masuk ke parpol, Zuhairi sudah aktif di salah
ag> satu onderbouwPDIP dua tahun lalu,yaitu di sayap Islam Baitul Muslimin
ag> Indonesia (Bamusi). 

ag> Masih ada beberapa sahabat saya, yang
ag> selama ini masuk dalam kategori  intelektual-muda masuk partai dan ikut
ag> nyaleg. Ambil contoh Makmun Murod Al-Barbasy aktif di Partai Matahari
ag> Bangsa (PMB); Fadli Zon di Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra);
ag> selain yang sudah dikenal sebelumnya Budiman Sujatmiko di PDI
ag> Perjuangan; Anas Urbaningrum di Partai Demokrat.Dan mungkin masih
ag> banyak lagi. 

ag> Mengapa mereka nyaleg? Tentu karena ada
ag> peluang.Meraka akan seragam mengatakan bahwa mereka terpanggil untuk
ag> nyaleg, untuk berpolitik praktis. Kata kuncinya adalah terpanggil.
ag> Siapa yang memanggil? Insya Allah hati nurani mereka. Keterpanggilan
ag> jelas selaras dengan idealisme.Mereka ingin mengaktualisasikan
ag> idealismenya melalui jalur partai politik. 

ag> Para pengkritik
ag> bisa saja melontarkan kekhawatiran Julien Benda,  pengkhianatan kaum
ag> intelektual , tapi saya kira mereka tidak seekstrem itu. Saya sendiri
ag> cocok dengan pandangan Arief Budiman,bahwa cendekiawan atau intelektual
ag> itu boleh berpolitik. Tentu politiknya bukan jenis politik kelas
ag> rendahan atau apa yang sering dikutip M Amien Rais sebagai low politics.

ag> Kelas
ag> mereka mestinya high politics. Saya mengapresiasi niat baik mereka:
ag> datang, minta dukungan, dan hendak memperjuangkan keadaan menjadi
ag> semakin baik. Mereka ingin menjadi, istilah Bung Karno dulu,
ag>  penyambung lidah rakyat . 

ag> Banyak Lubang 

ag> Tapi
ag> politik itu banyak lubang. Kalau tidak hati-hati bisa kejeblos. Jangan
ag> sampai anekdot ini terbukti: kalau dulu para aktivis masuk penjara baru
ag> jadi pejabat, sekarang menjadi pejabat dulu baru masuk penjara. Dari
ag> awal, saya turut mengingatkan agar sahabat-sahabat saya itu pada
ag> akhirnya tidak masuk penjara, karena terjerat kasus korupsi, pribadi
ag> maupun berjamaah. 

ag> Karena berpolitik itu penuh tantangan dan
ag> sesungguhnya merupakan pekerjaan yang mulia, saya menyampaikan
ag> apresiasi mendalam.Mereka orang-orang yang berani.Tapi,sebagaimana yang
ag> lain, mereka harus berkompetisi ketat. Untuk menang perlu modal.Semoga
ag> mereka tak ikutikutan ber-money politics ria. Kalaupun menang, saya
ag> harap kemenangannya wajar dan terhormat.Kalau kalah juga demikian. 

ag> Mereka
ag> akan bergelut dengan hukum atau sunatullahpolitik.Popularitas apakah
ag> sebanding dengan elektabilitas? Atau apakah mereka sudah cukup populer
ag> di daerah pemilihan mereka masing-masing? Indra Jaya Piliang dan
ag> Zuhairi Misrawi, misalnya, seperti saya,dikenal sebagai para penulis
ag> artikel di banyak media massa.

ag> Apakah  konstituen  mereka tahu
ag> juga? Apakah mereka pembaca opini? Apakah wajah Indra Jaya Piliang yang
ag> telah sering muncul di televisi sudah demikian akrab di benak voters di
ag> daerah pemilihannya? Baik Indra, Zuhairi, dan yang lain, masih harus
ag> bekerja keras untuk menang. Mungkin mereka harus belajar kembali Sun
ag> Tzu, sang mbah strategi, untuk memenangkan peperangan dalam suatu medan
ag> yang sulit. 

ag> Daya Kritis 

ag> Yang
ag> kurang setuju dengan masuknya intelektual masuk partai dan berpolitik
ag> pastilah dilatarbelakangi keraguan ini: apakah mereka masih bisa
ag> kritis? Bukankah masuk partai berarti mengerangkeng diri dan kebebasan
ag> mereka ke dalam sebuah sangkar? Bukankah sekalipun sangkar itu
ag> emas,mereka tidak bisa bebas? Mari kita bertanya pada,misalnya, senior
ag> Burhan D Magenda,Amir Santoso, Hajriyanto Y Thohari, Yuddy
ag> Chrisnandi,Didik J Rachbini,Dradjat Wibowo, Mahfud MD, dan Mohammad AS
ag> Hikam yang pernah jadi anggota DPR.

ag> Atau Faisal Basri yang
ag> pernah menjadi sekretaris jenderal sebuah partai politik; M Amien Rais
ag> yang berpartai politik dan pernah menjadi ketua MPR; atau Laode Ida
ag> yang menjadi anggota DPD.Ternyata banyak intelektual kita di panggung
ag> politik praktis. Tentu mereka tidak mau dikatakan tidak kritis sewaktu
ag> berpolitik. 

ag> Mereka memang telah memberi warna lain di dunia
ag> politik, tetapi tidak selaras dengan menyusutnya nominal
ag> korupsi.Mungkin para intelektual- politikus itu tak sanggup menahan
ag> risiko sistem yang masih membuka celah lebar untuk korup. Mungkin
ag> mereka tidak terlibat korupsi, tapi mereka terkesan tak berdaya.
ag> Mungkin mereka oase kecil saja. Walau demikian tetaplah diperlukan. 

ag> Integritas Moral 

ag> Mungkin
ag> saya terlampau positive thinkingdengan mereka.Saya kira ini tidak
ag> terlampau salah.Mestinya intelektual itu simbol moral juga.Mereka
ag> menanggung beban moral itu. Mau menumpuk kekayaan? Kebangetan tentu.
ag> Berpolitik itu mengabdi, dan harus nothing to loose.Kalau kelasnya baru
ag>  seukuran perut , tentu sayang sekali.Konon ada yang pernah berkata,
ag>  Kalau mau kaya jadilah politisi.  

ag> Dan saya tidak yakin kalau
ag> para intelektual itu bertujuan mau kaya. Lagipula mereka harus menjaga
ag> integritas.Penangkapan-penangkapan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
ag> (KPK) selama ini jangan sampai menimpa mereka lagi kelak.Mereka harus
ag> bekerja dengan amanat,jangan disia-siakan harapan dan kepercayaan
ag> rakyat. 

ag> Jangan ngege mongso alias terlampau bermimpi menjadi
ag> lembu, padahal hanya seekor katak. Saya yakin mereka pun tidak juga
ag> ikutikutan berjanji muluk yang tidak masuk akal. Saya ingin mereka
ag> kalah atau menang secara wajar.Mereka harus tampil beda, tak sekadar
ag> ikut arus dan tenggelam di dalamnya. Mereka harus mencerahkan.(*) 

ag> M Alfan Alfian 
ag> Dosen FISIP Universitas Nasional, Jakarta 


ag>       Yahoo! Toolbar kini dilengkapi Anti-Virus dan Anti-Adware gratis.
ag> Download Yahoo! Toolbar sekarang.
ag> http://id.toolbar.yahoo.com
ag> 
 



-- 
Best regards,
 Arnoldison                            mailto:[EMAIL PROTECTED]




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

  • ... asfarinal, asfarinal, asfarinal, asfarinal nanang, nanang, nanang, nanang
    • ... Arnoldison
    • ... asfarinal, asfarinal, asfarinal, asfarinal nanang, nanang, nanang, nanang
      • ... ajo duta
        • ... anggun gunawan
          • ... Benny Farlo
            • ... Dedy Yusmen
          • ... Arnoldison
            • ... Nofend Marola
              • ... Z Chaniago
                • ... benni_inayatullah
                • ... Sidi Boby Lukman

Kirim email ke