Ketika Merah Putih Terkoyak. Oleh Carl Chairul. PT Gramedia Jakarta 2001. 264 halaman. Paparback, ukuran saku.
Novel Carl Chairul ini melukiskan Kampung Halaman dalam masa Pergolakan PRRI. Carl Chairul mengetahui seluk beluk masyarakat Kampung Halaman dengan mengambil cerita di satu Nagari Tibarau dan Sarasah, nama fiktif. Pengalaman dan pengetahuannya tentang Nagari yang diteritakannya itu, tampaknya manghunjam dalam novelnya. Keindahan alam, topografi, kedamaian, interaksi berbagai segmen dalam nagari baik dalam lingkungan adat dan syarak, maupun dalam interaksi mamak, anak, dan kemanakan semuanya [yang sedang hangat dipostingkan di Rantaunet ini sekarang] tercakup dalam novel ini. Pembaca akan di bawa ke suatu masa, yang angkatan baru yang mungkin tidak mengenal sejarah pergolakannya. Mudah-mudahan ada screen play writer yang baik dapat mengolah buku ini nanti dan mengetengahkan epos ini dalam suatu movie yang berkualistas tinggi yang tidak dapat dilupakan misalnya seperti Gone with the Wind. Buku ini perlu dibaca oleh orang-orang yang ingin merasakan bagaimana kehidupan di Kampung Halaman di masa pergolakan PRRI. Ketika Merah Putih Terkoyak. Buku ini didedikasikan kepada cucu penulis bernama Cemara. Empat puluh buah buku ini pernah disumbangkan oleh ananda penulis, anggota Lapau kita juga, untuk dijual untuk Kacio Rantaunet Foundation di masa MakBan (Amzar Bandaro Alm.). Seandainya buku itu sudah habis, barangkali buku ini dapat dipesan langsung kepada penerbit dengan korting dari penerbitnya dan dijual kambali ke pada anggota Lapau kita. Atau kalau tidak sabar, buku ini mungkin masih dapat dicari di toko-toko buku terdekat. Belilah untuk diri, untuk hadiah bagi teman-teman, mahasiswa, dan sumbangan ke perpustakaan-perpustakaan untuk dapat dibaca umum. Ketika rentetan posting mengenai PRRI melonjak di Lapau, saya mambaca buku ini kembali dengan teliti untuk ketiga kalinya sejak saya beli bebarapa tahun yang lalu. Sesegera anda mulai membacanya, anda akan terpesona dengan gubahan bahasa Carl Chairul, membawa anda untuk tidak melepeskan tangan sampai buku itu tammat. Buku ini merupakan pandangan tajam penulis melihat Tibarau dalam mikrokosmos dalam masa gundah gulana sejarah yang ditakutkan orang untuak menulisnya. Carl Chairul telah membawa kita ke alam terbuka. Sayangnya, catatan sedih, kira-kira setahun buku ini terbit dan beredar, penulisnya dibunuh dengan cara yang sangat menyedihkan… Kalau ada adidunsanak yang belum pernah membacanya, saya mengnjurkan, bacalah! Salam, --MakNgah Sjamsir Sjarif Di Tapi Riak nan Badabua --- In rantau...@yahoogroups.com, Abraham Ilyas <abrahamil...@...> wrote: > > Kanda Sjamsir Sjarif Yth. > > Tarimo kasih untuak saran Kanda tersebut. Ambo lupo pulo untuak mencantuman > sumbernyo. > Sumbernyo dari buku: Perlawanan Seorang Pejuang, biografi Kolonel Ahmad > Husein, karangan Mestika Zed dan Hasril Chaniago diterbitkan oleh Pustaka > Sinar Harapan 2001 > > Salam > > Abraham Ilyas -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe