Seminggu yang lalu seorang teman sempat bercerita kepada saya mengenai insiden yang dialami oleh sekompok da`i kampungnya. Adapun niat saya menceritakan peristiwa itu, bukan untuk mendeskreditkan atau memprovokasi kelompok tertentu. Saya berharap dengan menuangkan kisah nyata itu, semua elemen negeri ini lebih bijak dalam setiap tindak-tanduknya.Malam itu, ia berkunjung guna membesuk sahabatnya yang tengah sakit di rumah saya. Kebetulan karena teman saya itu lagi tidur, saya berinisiatif mengajaknya bercerita dan mengali informasi lebih banyak darinya. Soalnya, dia berasal dari sebuah daerah yang cukup jauh di Nusantara, dari segi umur ia jauh lebih tua dari saya, tentu banyak pengalaman dan ilmunya. Kami pun mulai tenggelam dalam berbagai alur-alur cerita dan kisah, dari yang kocak sampai yang menyentak. Akan tetapi, satu kisah yang sangat membuat saya terkesan, saya pikir ini patut saya tulis.Ia menceritakan kalau keluarganya hidup harmonis di tengah masyarakat mayoritas umat Kristiani, bahkan keluarga kakak iparnya sendiri adalah orang Kristen. Karena sudah saling hidup bertetangga puluhan tahun silam, mereka tidak ada gesekan berarti sehingga terus dapat menjaga keharmonisan. Hal semacam ini tentu patut diteladani, bukankah di zaman Rasulullah ahlu kitab yang hidup di negeri Islam mendapatkan jaminan keamanan yang amat sangat dari beliau. (lihat: Sirah)Menurutnya kampung itu dihuni oleh mayoritas kaum Kristiani, bahkan untuk mendapatkan berbagai busana dan pakaian Islam saja lumayan sulit disana. Untung saja, sekarang ini sudah ada satu tokok yang menyediakan berbagai busana muslim di kampung itu. Kalau masjid katanya, jumlahnya dapat dihitung pakai jari, tapi syukur rumahnya dekat dengan masjid sehingga ia dapat melaksanakan shalat lima waktu disana.Suatu ketika, ada sekelompok da`i yang datang ke daerah itu. berpakaian ala kaum muslimin India dan Pakistan (pakaian hindustan). Mereka pun mencoba dengan bersama-bersama menapaki jalan menuju kawasan itu. Betapa terkejutnya mereka, ketika beberapa meter menginjak kampung itu, orang-orang pada meneriaki dan mengejar mereka sembari menyebut “ada jin masuk kampung”. Katanya, ada yang ngejar pakai parang, kayu dan peralatan yang lain. Dari sudut kampung, kentungan pun berbunyi sebagai tanda ada marabahaya di kampuang itu. Dengan terpaksa, mereka pun lari terbirit-birit menyelamat diri.Anda tentu tahu bagaimana perasaan seseorang yang mengalami peristiwa semacam itu. Untung saja, kakak kandungnya adalah salah seorang yang dikejar-kejar itu dapat kabur dengan selamat. Tentu pengalaman yang cukup mengesankan dalam hidupnya.Hemat saya, melihat kisah nyata di atas sudah sepatutnya menjadi pelajaran bagi semua elemen agama dan bangsa ini untuk intropeksi diri. Melihat, apa sebenarnya yang salah dan tidak tepat sehingga terjadi insiden semacam itu. Barangkali itu salah satu potret saja, bisa jadi ribuan insiden seperti itu dan sebaliknya kerap terjadi di bumi pertiwi. Apakah yang salah, metode, lingkungan, budaya, gaya hidup, atau apa? Mari temukan jawabannya…..
__________________________________________________________ Coba Yahoo! Messenger 10 Beta yang baru. Kini dengan update real-time, panggilan video, dan banyak lagi! Kunjungi http://id.messenger.yahoo.com/ -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe To unsubscribe from this group, send email to rantaunet+unsubscribegooglegroups.com or reply to this email with the words "REMOVE ME" as the subject.