Assalamu'alaikum.w.

Taraso lapang didado dan batambah samangat ambo mambaco tulisan sanak Sutan
Sinaro. Pernah dalam dialog ambo jo babarapo jamaah pengajian di Pakanbaru.
Ado nan batanyo..baa kok di Sumatra Barat acok bana bencana alam. kan urang
Minang kuek Agamonyo.  Dan banyak cadiak pandainyo jo alim ulamanyo sajak
sisuak. Kabatulan nan batanyo bukanlah urang nan barasal dari Suku
Minangkabau. Alun sempat ambo manjawab lansuang ditambahkan dek nan batanyo
ko: " Mungkin di Sumatra Barat banyak terjadi kemungkaran sehingga
memunculkan kemurkaan Allah". Ambo hanyo bisa tadiam, baa ampia satiok tahun
tajadi musibah dinagari awak,  apo do'a Alim  Ulama, Cadiak pandai urang
awak indak di kabulkan Allah lai? Apo nan salah?


Wassalam,

Ibnu Mas'ud

2010/3/26 Sutan Sinaro <stsin...@yahoo.com>

> Assalamu'alaikum. w.w.
>
> Menarik juga menyimak perbincangan pak Darius dengan dik Ridha,
> yang mulanya berawal dari teriakan musuh-musuh Islam terhadap
> para da'i. Hanya saja saya melihat suatu keanehan pada diri kita
> ummat Islam di Indonesia pada umumnya, di Minangkabau pada khususnya.
> Keanehan yang saya maksud adalah, kenapa kita baru kebakaran jenggot
> ketika "kijang telah lepas ke rimba", kenapa tidak "dipintas sebelum
> hanyut".
> Kenapa tidak "diselami sebelum lulus".
>   Apa yang tidak dipintas sebelum hanyut itu ?. Eh, kita redha dengan
> kemungkaran
> di depan mata kita yang terjadi hampir setiap hari, kita redha dengan
> kemusyrikan,
> bahkan ujung-ujungnya kita redha dengan kekafiran. Padahal Nabi saw. sudah
> berpesan
> "Ar-Ridha bil kufri kufran", Reda dengan kekafiran hukumnya kafir.
> Jadi kok tibo-tibo kini tajadi musuh Islam teriak, kok baru kita kebakaran
> jenggot ?,
> padahal kita juga yang "membandarkan" hal itu terjadi.
> Kok kito kaji dari yang ketek sampai nan gadang, nan ketek,... masalah
> organ tunggal
> sampai kini lah jadi budaya, sampai urang Pariaman mangecek "Kalau mau liat
> pornografi
> datang ke pariaman". Haa... kan,.. dan awak redha sajo jo itu. Kalau awak
> nan buliah
> dikecekkan cadiak kasadonyo ko haa.., (kalau indak buliah dikecekkan cadiak
> pandai,
> cerdik cendekia), apo lai niniak mamak di kampuang, aa lah kadayo urang
> gaek-gaek tu ?.
>    Ketika perda syari'ah ka dicubo di Padang (alun Sumbar lai), eh ....
> ndak jadi doh.
> Kenapa ?, eh sudah datang seorang perempuan Minang dari Jakarta yang
> terkenal, membantahnya.
> Eh... bi mati katakutan sadonyo. Teriakan para da'i di surau indak sampai
> ka gedung DPRD doh.
> Aaa... banyak lagi. Di lingkungan kita yang kecil ini. Rantaunet. Ketika
> dahulu penyusunan
> atau kompilasi ABSSBK diminta oleh pak Saf untuk menyusunnya langsung dari
> dasarnya
> yakni kitabullah (Al-Qur-an). Apa yang terjadi, si penyusun dibantah,
> dicaci maki, dihina
> dan di-diskreditkan, sehingga akhirnya meninggalkan Rantaunet dan tidak mau
> kembali
> lagi. Padahal potensinya sangat tinggi dan bermanfaat untuk kita semua
> orang Minang.
>  Tanyo se lah ka sia nan taruih stand by di siko.
> (Maaf Roni iko bukan melecehkan bahasa Indonesia dan tersinggung pula
> karena memakai
>  kata "Sten bai" ko).
> Lebih luas lagi kita lihat, kita redha membiarkan agama kita dimarginalkan,
> dikecilkan.
> Agama hanya diurus oleh satu departemen yang namanya departemen agama. Dan
> negara
>  dengan mudah mengotak-atik hukum-hukum yang dipaksakan adalah merupakan
> hukum
> agama. Padahal seharusnya, Islamlah yang mengatur negara, bukan sebaliknya.
> "Al-
> Islaamu ya'lu walaa yu'la 'alaihi". Islam itu tinggi, dan tiada yang lebih
> tinggi darinya.
> Prof. Bernard Shaw mengatakan,
> "Islam is not only a religion, it is a complete civilization". Islam bukan
> hanya agama ritual
> semata, tetapi ia adalah perikehidupan yang lengkap. (Sakali lai Roni, iko
> men "cite" Prof.
> Bernard Shaw, bukan me.....he he he )
> Baa lo ka indak, Islam mengatur urusan, dari urusan masuk WC sampai urusan
> kepala
> negara. Masuak WC ado aturannyo, kaki kida dulu, ndak samo jo masuak
> masajik do,
> harus kaki suok dulu. Lalok, tidur,... itupun diatur dalam Islam, isteri
> sebelah kiri, suami
> sebelah kanan, dan harus miring kekanan karena jantung letak nya agak di
> kanan, jangan
> menelungkup, katanya itu cara tidur setan. Makan....aaa... sampai ka urusan
> musyawarah,
> mufakat dan pemilihan kepala negara.
>     Kalau di tilik dahulu, sebenarnya para ulama sebelum kemerdekaan sudah
> mengatur
> bagaimana supaya negara yang berdiri adalah negara yang diatur oleh Islam
> karena
> mayoritas rakyat beragama Islam. Coba lihat kata "Dewan", kata ini berasal
> dari "Dhiwan"
> bahasa Arab yang artinya gedung, atau kumpulan. So, "Dewan Perwakilan
> Rakyat", adalah
>  gedung tempat berkumpul, atau kumpulan para wakil rakyat yang akan memilih
> siapa
> yang layak jadi kepala negara (bukan voting dengan suara terbanyak, dan
> juga bukan suara
>  rakyat adalah suara Tuhan). Kata wakil juga berasal dari bahasa Arab.
> Demikian Juga
> Majelis Permusyawaratan Rakyat. Majlis bahasa Arab, musyawarah juga bahasa
> Arab,
> yang dimaksudkan dahulu adalah bermusyawarah untuk menentukan kepala negara
>
> dengan musyawarah cara Islam. Bukan musyawarah yang kemudian disulap
> menjadi
> demokrasi ala JJ. Russou, atau John Lock ataupun Montesque.
> Aaa.... kita redha saja dengan itu. sampai kemudian Soekarno dan Soeharto
> mendeklarasikan Pancasila sebagai kepribadian bangsa dan azas tunggal yang
> tidak
> sesuai dengan maksud para ulama dahulu.
> Sehingga pak Emil Salim dengan mudah berkata kepada kita, "Indonesia bukan
> negara
> Islam, Indonesia mengakui semua agama".... kan syirik. (kok ditaruihkan,
> "indak kalaku
> bagai ABSSBK  nan kalian jojokan tu tudo, eh maaf iko perasaan ambo sajo).
>  ... aaa kan... Kalau kita  redha pula dengan  ini,... hmmm... takok se lah
> aa nan katajadi,
> indak ka berang Tuanalah (Tuhan Allah, Minang-red). Kok iyo tajadi bisuak
> lempengan
> mentawai nan sampai 9 SR tu nyo. kama ka lari ?.
> Dari saketek ka saketek ba bia-biakan sajo, sampai kini indak talok talawan
> lai, sahinggo
> seolah-olah tanampak-nampaknyo awak lah redha pulo jo itu. Baa urang indak
> ka balanteh
> angan jo awak. Kok kini tibo nan takah itu, baru kita kebakaran jenggot.
> Kan aneh....
> Batua pak Darius,... coba introspeksi diri kita, keluarga kita, masyarakat
> kita, kampung
> kita, negeri kita dan akhirnya negara kita. Kalau tidak... tunggulah
> kehancurannya.
> Banyak maaf, talantuang tasingguang, bari maaf juo.
>
> Wabillahil hidayah wat taufiq.
>
> Wassalam
>
> St. Sinaro.
>
> --- On *Thu, 3/25/10, Darius Nurdin Nurdin <darius.nur...@ymail.com>*wrote:
>
>
> From: Darius Nurdin Nurdin <darius.nur...@ymail.com>
> Subject: Bls: [...@ntau-net] UMAT ISLAM JANGAN MERASA KECIL
> To: rantaunet@googlegroups.com
> Date: Thursday, March 25, 2010, 9:43 PM
>
>  Ass.WW.
> Dari Bincang kita. ada berapa hal yang dapat kita petik hikmahnya.
> Saya sendiri suka belajar dengan diri sendir juga dengan orang lain.  Mari
> juga lah kita Introsfeksi (belajar dari diri sendiri).
> Di tempat saya bekerja, Tempat saya mencari nafkah sehari - hari.Banyak
> sekali perbedaan yang saya rasakan sehari - hari.
> Sedikit saya bercerita pengalaman hidup ke seharia2 an :
> Dimesjid tempat saya bekerja terdapatlah suatu mesjid yang lumayan besar.
> Kurang lebih dapat menampung Karyawan Sholat sekitar 1000 Orang. Banyak hal
> yang terjadi ketika para Karyawan melaksanakan sholat. mulai dari Sholat
> berjamaah sampai sholat sendiri sendiri mulai dari awal sampai berakhirnya
> sholat diantaranya :
>
> 1. Ada mereka yang sholatnya datang setelah berwuduk samabil berlari lari
> didepan pintu lansung berhenti  berdiri dengan asal2 saja memulai sholatnya.
> Bahkan ada yang lansung ke Lokasi paling depan sambil berdiri menoleh kekiri
> dan kekanan dengan harapan ada orang lain yang kiranya mungkin bisa sholat
> berjamaah.
> 2. Sewaktu  memulai dg.Takbiratul ihram meliahat kelangit- langit dan ada
> pula yang mengahadap kiblat sempurna melihat menyatukan pandangan ketempat
> sujut.
> 3. Ada pula yang sholatnya sambil melipatkan tangannya kekiri. ada yang
> diatas pusar.dan ada pula tangannya dibawah batang leher. bahkan adapula
> yang tanganya ditempatkan diatas kemaluanya.
> 4. Ada pula yang berdiri sempurna. mulai dari pandangan, tangan dan cara
> berdiri. dan bahkan adapula mengangkang seperti Kuda kencing sambil berdiri.
> 5. Berdiri sujud, ruku dan sampai ke akhir Sholat  ada yang melengok kekiri
> dan kekanan pada penutup akhir sholatnya. dan ada pula yang memutar lehernya
> sampai ke belakang kekeri dan kenan.
> Dari uirutan cerita 1,2,3,4,5 diatas timbullah pertanyaan dalam diri
> saya..????? kenapa ...???  orang sholat begitu dan begini...?????
> Sebagai Orang padang saya pikir saya adalah orang yang sholatnya paling
> sempurna ketika itu. Karena kalau di Padang tidak banyak hal yang kita temui
> hal2 serupa itu. Ditambah saya pikir orang tua  saya menyuruh saya belajar
> agama dan mengaji semenjak kecil. Pagi Sekolah.Pulang sekolah sore nya
> mengaji. Kemudian malamnya kembali lagi kesurau dan mengaji. Hal itu terjadi
> selama 6 (enam) tahun kesurau dan mengaji.
>
> Kemudian untuk menyikapi semua apa yang terjadi. Kenapa begitu ....? dan
> kenapa begini...?
> Saya mengambil kesimpulan pulang kerja saya pergi ketoko Gramedia membeli
> buku agama untuk belajar sendiri.
> Apa gerangan yang terjadi....?
> Sebagai Orang Padang yang merasa Sholatnya paling benar sendiri ternyata
> masih banyak kekurangan yang terjadi dalam saya melaksanakan Sholat sehari
> hari.
> Ternyata Ayat Alqur'an yang pertama sekali diturunkan (Surat Al Alaq)
> Iqkrok Bismirobbikal lazi khoalaq. menyuruh kita membaca. Bacalah dengan
> menyebut nama Tuhanmu..
> Bijaklah menyikapi dalam hal perbedaan menjalankan Agama, Kekurangan,
> berikut   dengan segala Kelbiahannya.
> Wass.WW
> Darius Nurdin
>
>
>
>
>
>  ------------------------------
> *Dari:* Ahmad Ridha <ahmad.ri...@gmail.com>
> *Kepada:* rantaunet@googlegroups.com
> *Terkirim:* Kam, 25 Maret, 2010 20:18:35
> *Judul:* Re: [...@ntau-net] UMAT ISLAM JANGAN MERASA KECIL
>
> Benar, Pak Darius.  Islam bukanlah agama yang disembunyikan dalam hati
> atau ditinggalkan di ambang pintu ketika keluar rumah seperti yang
> diharapkan musuh-musuh Islam.  Islam memiliki syi'ar yang memang untuk
> ditampakkan seperti contoh shalat 'id tersebut, bahkan kita
> disyari'atkan untuk berjalan kaki ke tempat shalat sambil bertakbir
> dengan keras padahal biasanya berdzikir lebih disukai dengan suara
> lirih.
>
> Termasuk dalam syari'at adalah penampilan fisik.  Memang jangan sampai
> kita salah kaprah antara budaya dan syari'at, namun juga jangan sampai
> kita salah kaprah mengatakan bahwa segala urusan penampilan luar
> adalah budaya.  Misalnya muslimah diwajibkan untuk menutup aurat di
> hadapan selain mahramnya.  Disepakati bahwa selain wajah dan telapak
> tangan wajib ditutup; perselisihan hanyalah apakah wajah dan telapak
> tangan itu boleh ditampakkan atau tidak.  Ajaibnya ada pula orang
> sekarang yang menyalahgunakan perbedaan pendapat itu untuk mengatakan
> hijab sebagai budaya saja.
>
> Sebagaimana halnya penampilan muslimah diatur, sesungguhnya Islam juga
> mengatur penampilan untuk muslim.  Misalnya tentang pakaian,
> Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa Sallam bersabda (yang artinya):
>
> "Pakaian seorang muslim adalah hingga setengah betis. Tidaklah mengapa
> jika diturunkan antara setengah betis dan dua mata kaki. Jika pakaian
> tersebut berada di bawah mata kaki maka tempatnya di neraka. Dan
> apabila pakaian itu diseret dalam keadaan sombong, Allah tidak akan
> melihat kepadanya (pada hari kiamat nanti).” (HR. Abu Dawud)
>
> Kalau hanya urusan budaya, tentulah Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa
> Sallam tidak membawa-bawa urusan neraka.
>
> Perselisihan masyhur yang ada di antara ulama adalah bahwa apakah yang
> dilarang itu memanjangkan kain di bawah mata kaki secara mutlak
> ataukah yang karena sombong saja.  Jadi jangan pula dikatakan itu
> hanya budaya orang Arab.  BTW, orang Arab juga tidak semuanya
> pakaiannya di atas mata kaki kok jadi lebih aneh lagi jika dikatakan
> itu adalah budaya Arab.
>
> Kemudian juga ada masalah jenggot.  Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa
> Sallam ketika menyebutkan perkara-perkara fitrah di antaranya
> menyebutkan memelihara jenggot.  Beliau juga bersabda (yang artinya):
>
> “Selisilah orang-orang musyrik, lebatkanlah jenggot, dan cukur
> habislah kumis.” (HR. al-Bukhari).
>
> Jadi sayang sekali juga jika dikatakan bahwa jenggot hanya budaya.
> BTW, memelihara jenggot bukan berarti harus berjenggot ya, namun kalau
> ada, biarkan saja paling tidak segenggaman dan jangan dicukur habis.
>
> Allahu Ta'ala a'lam.
>
> Wassalaamu'alaykum,
> --
> Abu 'Abdirrahman, Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
> (l. 1400 H/1980 M)
>
>
>
> ------------------------------
> Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda?
> <http://sg.rd.yahoo.com/id/messenger/pingbox/mailtagline/*http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/>
> Buat Pingbox terbaru Anda sekarang!
> --
> .
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat
> lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E>
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan
> keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
>
> To unsubscribe from this group, send email to rantaunet+
> unsubscribegooglegroups.com or reply to this email with the words "REMOVE
> ME" as the subject.
>
>
>  --
> .
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat
> lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E>
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan
> keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
>
> To unsubscribe from this group, send email to rantaunet+
> unsubscribegooglegroups.com or reply to this email with the words "REMOVE
> ME" as the subject.
>

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

To unsubscribe from this group, send email to 
rantaunet+unsubscribegooglegroups.com or reply to this email with the words 
"REMOVE ME" as the subject.

Kirim email ke