Assalamu'alaikum. w.w.
 
Menarik juga menyimak perbincangan pak Darius dengan dik Ridha,
yang mulanya berawal dari teriakan musuh-musuh Islam terhadap 
para da'i. Hanya saja saya melihat suatu keanehan pada diri kita
ummat Islam di Indonesia pada umumnya, di Minangkabau pada khususnya.
Keanehan yang saya maksud adalah, kenapa kita baru kebakaran jenggot
ketika "kijang telah lepas ke rimba", kenapa tidak "dipintas sebelum hanyut".
Kenapa tidak "diselami sebelum lulus".
  Apa yang tidak dipintas sebelum hanyut itu ?. Eh, kita redha dengan 
kemungkaran
di depan mata kita yang terjadi hampir setiap hari, kita redha dengan 
kemusyrikan,
bahkan ujung-ujungnya kita redha dengan kekafiran. Padahal Nabi saw. sudah 
berpesan
"Ar-Ridha bil kufri kufran", Reda dengan kekafiran hukumnya kafir.
Jadi kok tibo-tibo kini tajadi musuh Islam teriak, kok baru kita kebakaran 
jenggot ?,
padahal kita juga yang "membandarkan" hal itu terjadi.
Kok kito kaji dari yang ketek sampai nan gadang, nan ketek,... masalah organ 
tunggal
sampai kini lah jadi budaya, sampai urang Pariaman mangecek "Kalau mau liat 
pornografi
datang ke pariaman". Haa... kan,.. dan awak redha sajo jo itu. Kalau awak nan 
buliah
dikecekkan cadiak kasadonyo ko haa.., (kalau indak buliah dikecekkan cadiak 
pandai, 
cerdik cendekia), apo lai niniak mamak di kampuang, aa lah kadayo urang 
gaek-gaek tu ?.
   Ketika perda syari'ah ka dicubo di Padang (alun Sumbar lai), eh .... ndak 
jadi doh.
Kenapa ?, eh sudah datang seorang perempuan Minang dari Jakarta yang terkenal, 
membantahnya.
Eh... bi mati katakutan sadonyo. Teriakan para da'i di surau indak sampai ka 
gedung DPRD doh.
Aaa... banyak lagi. Di lingkungan kita yang kecil ini. Rantaunet. Ketika dahulu 
penyusunan
atau kompilasi ABSSBK diminta oleh pak Saf untuk menyusunnya langsung dari 
dasarnya
yakni kitabullah (Al-Qur-an). Apa yang terjadi, si penyusun dibantah, dicaci 
maki, dihina 
dan di-diskreditkan, sehingga akhirnya meninggalkan Rantaunet dan tidak mau 
kembali 
lagi. Padahal potensinya sangat tinggi dan bermanfaat untuk kita semua orang 
Minang.
 Tanyo se lah ka sia nan taruih stand by di siko.
(Maaf Roni iko bukan melecehkan bahasa Indonesia dan tersinggung pula karena 
memakai
 kata "Sten bai" ko).
Lebih luas lagi kita lihat, kita redha membiarkan agama kita dimarginalkan, 
dikecilkan. 
Agama hanya diurus oleh satu departemen yang namanya departemen agama. Dan 
negara
 dengan mudah mengotak-atik hukum-hukum yang dipaksakan adalah merupakan hukum 
agama. Padahal seharusnya, Islamlah yang mengatur negara, bukan sebaliknya. "Al-
Islaamu ya'lu walaa yu'la 'alaihi". Islam itu tinggi, dan tiada yang lebih 
tinggi darinya. 
Prof. Bernard Shaw mengatakan,
"Islam is not only a religion, it is a complete civilization". Islam bukan 
hanya agama ritual
semata, tetapi ia adalah perikehidupan yang lengkap. (Sakali lai Roni, iko men 
"cite" Prof.
Bernard Shaw, bukan me.....he he he )
Baa lo ka indak, Islam mengatur urusan, dari urusan masuk WC sampai urusan 
kepala 
negara. Masuak WC ado aturannyo, kaki kida dulu, ndak samo jo masuak masajik 
do, 
harus kaki suok dulu. Lalok, tidur,... itupun diatur dalam Islam, isteri 
sebelah kiri, suami 
sebelah kanan, dan harus miring kekanan karena jantung letak nya agak di kanan, 
jangan 
menelungkup, katanya itu cara tidur setan. Makan....aaa... sampai ka urusan 
musyawarah, 
mufakat dan pemilihan kepala negara. 
    Kalau di tilik dahulu, sebenarnya para ulama sebelum kemerdekaan sudah 
mengatur 
bagaimana supaya negara yang berdiri adalah negara yang diatur oleh Islam 
karena 
mayoritas rakyat beragama Islam. Coba lihat kata "Dewan", kata ini berasal dari 
"Dhiwan" 
bahasa Arab yang artinya gedung, atau kumpulan. So, "Dewan Perwakilan Rakyat", 
adalah
 gedung tempat berkumpul, atau kumpulan para wakil rakyat yang akan memilih 
siapa 
yang layak jadi kepala negara (bukan voting dengan suara terbanyak, dan juga 
bukan suara
 rakyat adalah suara Tuhan). Kata wakil juga berasal dari bahasa Arab. Demikian 
Juga 
Majelis Permusyawaratan Rakyat. Majlis bahasa Arab, musyawarah juga bahasa 
Arab, 
yang dimaksudkan dahulu adalah bermusyawarah untuk menentukan kepala negara 
dengan musyawarah cara Islam. Bukan musyawarah yang kemudian disulap menjadi
demokrasi ala JJ. Russou, atau John Lock ataupun Montesque. 
Aaa.... kita redha saja dengan itu. sampai kemudian Soekarno dan Soeharto 
mendeklarasikan Pancasila sebagai kepribadian bangsa dan azas tunggal yang 
tidak 
sesuai dengan maksud para ulama dahulu.
Sehingga pak Emil Salim dengan mudah berkata kepada kita, "Indonesia bukan 
negara 
Islam, Indonesia mengakui semua agama".... kan syirik. (kok ditaruihkan, "indak 
kalaku 
bagai ABSSBK  nan kalian jojokan tu tudo, eh maaf iko perasaan ambo sajo).
 ... aaa kan... Kalau kita  redha pula dengan  ini,... hmmm... takok se lah aa 
nan katajadi, 
indak ka berang Tuanalah (Tuhan Allah, Minang-red). Kok iyo tajadi bisuak 
lempengan 
mentawai nan sampai 9 SR tu nyo. kama ka lari ?.
Dari saketek ka saketek ba bia-biakan sajo, sampai kini indak talok talawan 
lai, sahinggo
seolah-olah tanampak-nampaknyo awak lah redha pulo jo itu. Baa urang indak ka 
balanteh 
angan jo awak. Kok kini tibo nan takah itu, baru kita kebakaran jenggot. Kan 
aneh....
Batua pak Darius,... coba introspeksi diri kita, keluarga kita, masyarakat 
kita, kampung 
kita, negeri kita dan akhirnya negara kita. Kalau tidak... tunggulah 
kehancurannya. 
Banyak maaf, talantuang tasingguang, bari maaf juo.
 
Wabillahil hidayah wat taufiq.
 
Wassalam
 
St. Sinaro.

--- On Thu, 3/25/10, Darius Nurdin Nurdin <darius.nur...@ymail.com> wrote:


From: Darius Nurdin Nurdin <darius.nur...@ymail.com>
Subject: Bls: [...@ntau-net] UMAT ISLAM JANGAN MERASA KECIL
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Thursday, March 25, 2010, 9:43 PM





Ass.WW.
Dari Bincang kita. ada berapa hal yang dapat kita petik hikmahnya.
Saya sendiri suka belajar dengan diri sendir juga dengan orang lain.  Mari juga 
lah kita Introsfeksi (belajar dari diri sendiri).
Di tempat saya bekerja, Tempat saya mencari nafkah sehari - hari.Banyak sekali 
perbedaan yang saya rasakan sehari - hari.
Sedikit saya bercerita pengalaman hidup ke seharia2 an :
Dimesjid tempat saya bekerja terdapatlah suatu mesjid yang lumayan besar. 
Kurang lebih dapat menampung Karyawan Sholat sekitar 1000 Orang. Banyak hal 
yang terjadi ketika para Karyawan melaksanakan sholat. mulai dari Sholat 
berjamaah sampai sholat sendiri sendiri mulai dari awal sampai berakhirnya 
sholat diantaranya :

1. Ada mereka yang sholatnya datang setelah berwuduk samabil berlari lari 
didepan pintu lansung berhenti  berdiri dengan asal2 saja memulai sholatnya. 
Bahkan ada yang lansung ke Lokasi paling depan sambil berdiri menoleh kekiri 
dan kekanan dengan harapan ada orang lain yang kiranya mungkin bisa sholat 
berjamaah.
2. Sewaktu  memulai dg.Takbiratul ihram meliahat kelangit- langit dan ada pula 
yang mengahadap kiblat sempurna melihat menyatukan pandangan ketempat sujut.
3. Ada pula yang sholatnya sambil melipatkan tangannya kekiri. ada yang diatas 
pusar.dan ada pula tangannya dibawah batang leher. bahkan adapula yang tanganya 
ditempatkan diatas kemaluanya.
4. Ada pula yang berdiri sempurna. mulai dari pandangan, tangan dan cara 
berdiri. dan bahkan adapula mengangkang seperti Kuda kencing sambil berdiri.
5. Berdiri sujud, ruku dan sampai ke akhir Sholat  ada yang melengok kekiri dan 
kekanan pada penutup akhir sholatnya. dan ada pula yang memutar lehernya sampai 
ke belakang kekeri dan kenan.
Dari uirutan cerita 1,2,3,4,5 diatas timbullah pertanyaan dalam diri 
saya..????? kenapa ...???  orang sholat begitu dan begini...?????
Sebagai Orang padang saya pikir saya adalah orang yang sholatnya paling 
sempurna ketika itu. Karena kalau di Padang tidak banyak hal yang kita temui 
hal2 serupa itu. Ditambah saya pikir orang tua  saya menyuruh saya belajar 
agama dan mengaji semenjak kecil. Pagi Sekolah.Pulang sekolah sore nya mengaji. 
Kemudian malamnya kembali lagi kesurau dan mengaji. Hal itu terjadi selama 6 
(enam) tahun kesurau dan mengaji.

Kemudian untuk menyikapi semua apa yang terjadi. Kenapa begitu ....? dan kenapa 
begini...?
Saya mengambil kesimpulan pulang kerja saya pergi ketoko Gramedia membeli buku 
agama untuk belajar sendiri.
Apa gerangan yang terjadi....? 
Sebagai Orang Padang yang merasa Sholatnya paling benar sendiri ternyata masih 
banyak kekurangan yang terjadi dalam saya melaksanakan Sholat sehari hari.
Ternyata Ayat Alqur'an yang pertama sekali diturunkan (Surat Al Alaq) Iqkrok 
Bismirobbikal lazi khoalaq. menyuruh kita membaca. Bacalah dengan menyebut nama 
Tuhanmu..
Bijaklah menyikapi dalam hal perbedaan menjalankan Agama, Kekurangan, berikut   
dengan segala Kelbiahannya.
Wass.WW
Darius Nurdin


 







Dari: Ahmad Ridha <ahmad.ri...@gmail.com>
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Terkirim: Kam, 25 Maret, 2010 20:18:35
Judul: Re: [...@ntau-net] UMAT ISLAM JANGAN MERASA KECIL

Benar, Pak Darius.  Islam bukanlah agama yang disembunyikan dalam hati
atau ditinggalkan di ambang pintu ketika keluar rumah seperti yang
diharapkan musuh-musuh Islam.  Islam memiliki syi'ar yang memang untuk
ditampakkan seperti contoh shalat 'id tersebut, bahkan kita
disyari'atkan untuk berjalan kaki ke tempat shalat sambil bertakbir
dengan keras padahal biasanya berdzikir lebih disukai dengan suara
lirih.

Termasuk dalam syari'at adalah penampilan fisik.  Memang jangan sampai
kita salah kaprah antara budaya dan syari'at, namun juga jangan sampai
kita salah kaprah mengatakan bahwa segala urusan penampilan luar
adalah budaya.  Misalnya muslimah diwajibkan untuk menutup aurat di
hadapan selain mahramnya.  Disepakati bahwa selain wajah dan telapak
tangan wajib ditutup; perselisihan hanyalah apakah wajah dan telapak
tangan itu boleh ditampakkan atau tidak.  Ajaibnya ada pula orang
sekarang yang menyalahgunakan perbedaan pendapat itu untuk mengatakan
hijab sebagai budaya saja.

Sebagaimana halnya penampilan muslimah diatur, sesungguhnya Islam juga
mengatur penampilan untuk muslim.  Misalnya tentang pakaian,
Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa Sallam bersabda (yang artinya):

"Pakaian seorang muslim adalah hingga setengah betis. Tidaklah mengapa
jika diturunkan antara setengah betis dan dua mata kaki. Jika pakaian
tersebut berada di bawah mata kaki maka tempatnya di neraka. Dan
apabila pakaian itu diseret dalam keadaan sombong, Allah tidak akan
melihat kepadanya (pada hari kiamat nanti).” (HR. Abu Dawud)

Kalau hanya urusan budaya, tentulah Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa
Sallam tidak membawa-bawa urusan neraka.

Perselisihan masyhur yang ada di antara ulama adalah bahwa apakah yang
dilarang itu memanjangkan kain di bawah mata kaki secara mutlak
ataukah yang karena sombong saja.  Jadi jangan pula dikatakan itu
hanya budaya orang Arab.  BTW, orang Arab juga tidak semuanya
pakaiannya di atas mata kaki kok jadi lebih aneh lagi jika dikatakan
itu adalah budaya Arab.

Kemudian juga ada masalah jenggot.  Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa
Sallam ketika menyebutkan perkara-perkara fitrah di antaranya
menyebutkan memelihara jenggot.  Beliau juga bersabda (yang artinya):

“Selisilah orang-orang musyrik, lebatkanlah jenggot, dan cukur
habislah kumis.” (HR. al-Bukhari).

Jadi sayang sekali juga jika dikatakan bahwa jenggot hanya budaya.
BTW, memelihara jenggot bukan berarti harus berjenggot ya, namun kalau
ada, biarkan saja paling tidak segenggaman dan jangan dicukur habis.

Allahu Ta'ala a'lam.

Wassalaamu'alaykum,
-- 
Abu 'Abdirrahman, Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)





Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda? 
Buat Pingbox terbaru Anda sekarang! 
-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
 
To unsubscribe from this group, send email to 
rantaunet+unsubscribegooglegroups.com or reply to this email with the words 
"REMOVE ME" as the subject.



      

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

To unsubscribe from this group, send email to 
rantaunet+unsubscribegooglegroups.com or reply to this email with the words 
"REMOVE ME" as the subject.

Kirim email ke