Uda Anzhori, Yang uda sampaikan itu adalah kondisi IDEAL, dimana semua manusia dianggap mempunyai tingkat inteligency dan keimanan yang sama dan bukan pula maksud saya membenarkan tindakan mereka tetapi dari kronologis yang disampaikan dibawah sudah cukup rasanya bagi mereka untuk mencari jalan keluar sebelum terjadinya kerusahan ini.
......" seluruh karyawan lokal membuat surat pernyataan dan menuntut management melakukan tindakan, akan tetapi dari pihak management tidak ada follow upnya...."tidak ada follow upnya. Sampai akhirnya si orang india cabut karena di ancam oleh karyawan. Siapa yang lebih "bengis" buruh kasar dilapangan yg mempunyai tingkat pendidikan yang rendah atau HR yang berpendidikan tinggi??????? Kalau uda punya pengalaman bagaimana bekerja dan berinteraksi dengan buruh2 dilapangan yang berpanas-panas, akan bisa mengerti bagaimana kondisinya. Terus mengenai pernyataan: Bedanya kalau di Barat anak buah boleh membantah atasan dengan sikap rasional. Barat yang mana?..Hal ini tidak 100% benar karena saya punya beberapa kali pengalaman dengan hal ini. salam, Yansen/38th/Bojongsari -----Original Message----- From: migas_indone...@yahoogroups.com [mailto:migas_indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of syaf rizal Sent: Thursday, April 22, 2010 8:07 PM To: kmi_ba...@yahoogroups.com Cc: migas_indone...@yahoogroups.com Subject: Re: [KMI_Batam] RE: [Oil&Gas] DryDock World Tanjung Uncang Batam ( news) Hii All, Peristiwa pengejekan dan rasial ini yang saya ketahui dan terekspose ke karyawan sudah 3 kali terjadi dengan yang ini. Peristiwa pertama dan kedua terjadi kira2 sebulan yang lalu, pemicunya tetap orang india juga.. - Peristiwa pertama orang india ini ngomong Indonsian People Stupid, lazy...dan umpatan lainnya... Makian rasis ini di tujukan ke perkerja subcontraktor electrical, pada peristiwa tersebut si orang india ini langsung di hajar oleh karyawan drydock sendiri (lokal staff). Tapi peristiwa ini selesai setelah si orang india tersebut minta maaf. - Peristiwa kedua orang india ini mengatakan 98% perempuan indonesia murahan dan bodoh. Hal ini di lontarkan ke pada 2 orang karyawan perempuan di bagian admin QC. Pada peristiwa ini seluruh karyawan lokal membuat surat pernyataan dan menuntut management melakukan tindakan, akan tetapi dari pihak management tidak ada follow upnya. Sampai akhirnya si orang india cabut karena di ancam oleh karyawan. - Dan peristiwa terbaru yang saya pikir akumulasi dari kesabaran orang2 kita terhadap sifat rasis dari orang india ini yang mana tidak ada mendapat response sebelumnya dari management dan HR. Kata rasisme yang sama di ucapkan oleh si india ke pekerja lokal (subcont) elecrical pada saat di mulai jam kerja. Jadi ini adalah puncak dari akumulasi yang selama ini di pendam, di hina dan di lecehkan sebagai anak bangsa oleh india yang mana kemampuan mereka tidak lebih baik dari orang2 lokal sendiri - malah ada yang tidak tahu apa2. (ini yang saya rasakan ketika bekerja sama dengan orang india tersebut - baik ketika masih bekerja di electronic maupun sekarang yang sedang mencoba dunia Fabrikasi) dan merekapun mencari hidup dan makan di bumi Indonesia. Jadi peristiwa ini adalah rasa soidaritas sebagai anak bangsa (bukan hanya sebagai teman) yang mendapat perlakuan rasis dan tidak adil di tanah air sendiri. Dalam hal ini, pihak pemerintah harus benar2 melindungi warga negaranya dan selektif terhadap TKA ini. Mosok orang yang tidak tahu apa2 (kadang membaca gambar saja mereka tidak tahu) bisa menjadi Boss di negera kita sendiri..... Ayo....bangkitlah Indonesia ku...kibarkan panji merah putih selalu... From: migas_indone...@yahoogroups.com [mailto:migas_indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of rio.hend...@akersolutions.com Sent: Friday, April 23, 2010 8:29 AM To: migas_indone...@yahoogroups.com Subject: RE: [KMI_Batam] RE: [Oil&Gas] DryDock World Tanjung Uncang Batam ( news) Mas Agung, mungkin seandainya mas agung di posisi mereka, pekerja harian, tanpa tunjangan kesehatan yang memadai ( terkadang harus bayar dulu kalau ke rumah sakit ), gaji sering telat ( masih syukur dibayar, kadang molor tanpa kepastian yang jelas), gaji sangat kecil, cobalah sekali-kali mampir ke galangan kapal. Jika menurut anda mereka layak mendapatkan gaji dan fasilitas seperti itu, saya ndak tahu harus ngomong apa. Mereka mungkin tidak punya pendidikan setinggi anda, yang mampu berpikir jernih meskipun di terik panas dan hinaan orang lain, tapi mereka masih punya harga diri yang dipegang teguh. Rela berpanas-panas ria mencari rejeki yang halal, daripada menjadi Markus, korupsi, maling, rampok, dll. Mungkin cara mereka salah, tapi hanya itu yang mereka bisa lakukan karena pemerintah dan management cuek terhadap kondisi mereka. Terus terang saya menaryh simpati terhadap aksi mereka, kalau anda jadi tetangga mereka, anda akan tahu disaat anda pulang dari shalat subuh di masjid, mereka mulai berjalan kaki berangkat kerja untuk menunggu jemputan. Bukannya dekat tempat jemputan karyawan, tapi jaauuhhh mas. Sementara kita masih bisa istirahat, nonton berita, bercanda dg istri dan anak. Seandainya sanudara anda di posisi karyawan itu, dan dihina di depan orang lokal yang lain, kira2 jika adik anda memberontak, dan aksinya tidak diperhatikan management, saya kira hati kecil anda paling tidak masih mewajarkan aksi adik anda tsb meskipun salah. Kerugian materi yang diderita DD yang notabene pemiliknya adalah salah satu orang terkaya di Timteng, saya kira masih sangat kecil dibandingkan kerugian immateri yang ditanggung karyawan. Masih ingat kecelakaan kerja yang sering terjadi hingga ada korban jiwa , apakah masih kurang derita keluarga yang ditinggalkan. Sedangkan management seakan-akan selalu menutupi kejadian tsb. Masih banyak contoh kerugian immateri yang lain pak. Rgds Rio Anzori wrote: Diak Rina, terlepas siapa yang menyulut api kebencian lebih dahulu, seharusnya setiap tindakan harus dipikirkan dampaknya. Sekarang mereka belum bisa kembali kerja bearti gaji mereka tidak akan dibayar. Sampai sedalam apa sih hinaan itu? Kalau pekerja itu kan punya Serikat Pekerja dan bisa menengahi persoalan yang timbul. Kalau sudah anarkis mudharatnya lebih luas lagi. Saya tidak tahu apakah urang awak yang mulai duluan atau tidak. Itu perusahaan besar dengan ribuan pekerja. Pekerja asing atau si India itu bukan clan pemilik perusahaan, karena yang punya orang Timur Tengah, jadi posisi pekerja asing itu juga tidak memiliki privilage istimewa. Jadi ada sisi "kenekatan yang tidak bertanggungjawab" dan tidak berpikir kedepan dari manusia-manusia "bengis" tadi. Mungkin moral agamanya memang kurang atau tidak ada. Kita tidak tahu bentuk hinaan yang dikatakan. Apakah hinaan itu dengan perkataan "pemalas" atau dsb. Sampai di mana sih cercaan yang dikatakan manajer asing tadi? Atau mungkin "rasisme" akibat peristiwa Mumbay dibawa sama Si Keling ke Batam, sehingga berbau sara agama. Saya tidak tahu. Siapapun manajernya adalah orang yang lebih dipercaya Pimpinan Perusahaan walaupun mungkin lebih bodoh dari anak buahnya. Itu harus dierima anak buah, karena upah yang mereka terima termasuk untuk diumpat atas. Kalau tidak rela yah cari pekerjaan lain. Di mana-mana sama. Bedanya kalau di Barat anak buah boleh membantah atasan dengan sikap rasional. Di Asia, karena takut membantah, pakai narkisme setelah dipendam berbulan-bulan. itulah langgam Asiana, ibarat peristiwa Tanjung Priok dan Bangkok Zorion_Anas (54+) http://minangmaimbau.blogspot.com http://zorionanas.blogspot.com http://www.visitpadang.com anz...@yahoo.com, zori...@gmail.com, Cel./HP No. :081384611336 -- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe