Ibu Iffah, pak Suheimi, dan sanak-sanak di 
palanta,

 

Mohon ma’af saya pakai bahasa Indonesia di forum urang awak ‘ko untuk bisa
menyampaikan pesan saya secara formal. 

 

Menurut penilaian saya, kontroversi pemakaian kata “aden” yang menurut ibu
Iffah merupakan bahasa nenek moyang dalam bertutur dengan pak Prof. Dr. Suheimi
lewat tulisan, kelihatannya terjadi karena komunikasi tertulis itu dilakukan 
dalam forum
publik (di hadapan orang banyak). 

 

Ibaratnya atau analoginya, seorang wanita muda berilmu asyik ngobrol
(maota) dengan seorang pria yang dituakan karena ilmu dan pengalamannya pada
sebuah pesta di mana orang-orang lain bisa ikut mendengar obrolan itu. Karena
suasana akrab sang wanita muda berilmu menggunakan beberapa kata-kata ganti
diri sehari-hari yang bagi para pendengar dianggap ‘tidak pantas’ ketika
diucapkan kepada bapak profesor, walaupun beliau sendiri senang mendengarnya,
dan oleh karena itu membela sang wanita muda berilmu mati-matian.

 

Kontroversi itu tentu tidak akan terjadi andaikata komunikasi tertulis tersebut
berlangsung secara privat. Di sinilah letak sosial kontrol yang merupakan salah
satu fungsi palanta ini. Walaupun masyarakat Minang, sesuai dengan ajaran Islam
(ABS BSK) bersifat egalitarian (tidak berkelas), sehingga bahasa Minang juga
egalitarian (tidak bertingkat-tingkat seperti bahasa Jawa, misalnya), adat
menuntut penghormatan terhadap orang tua dan orang yang dituakan dalam kata dan
perbuatan. 

 

Saya pribadi sangat menghormati ibu Iffah dan pak Suheimi dan sangat berterima
kasih atas kontribusi ibu dan bapak yang sangat besar terhadap berkembangnya
komunikasi di palanta ini.

 

Salam, 

Fashridjal M. Noor Sidin, Bandung



--- Pada Rab, 5/5/10, ASLIM NURHASAN <aslimnurha...@gmail.com> menulis:

Dari: ASLIM NURHASAN <aslimnurha...@gmail.com>
Judul: Re: [...@ntau-net] ASYIKNYA DI BELA
Kepada: "Milis M-RantauNet G" <RantauNet@googlegroups.com>
Tanggal: Rabu, 5 Mei, 2010, 8:09 PM

   
Aden --» ?
Ambo --» ?
Sayo --» ?
Denai --» ?
????? --» ?

???ASLIM NURHASAN
|+62811918886 |+62811103234 |
|aslim1...@ymail.com |aslimnurha...@gmail.com |
|Berbuat Nyata |Positif |Produktif |Konstruktif |Sinergis |®From:  hanifah 
daman <iffa...@yahoo.com>
Date: Wed, 5 May 2010 21:03:59 +0800 (SGT)To: 
<rantaunet@googlegroups.com>Subject: [...@ntau-net] ASYIKNYA DI BELA




ASYIKNYA
DI BELA 

   

Bertahun-tahun
aku bertutur 

Dengan
sopan dan santun dengan beliau 

Beliau
yang selalu membaca tulisanku 

Selalu
mendorongku untuk terus menulis 

Sering
mengatakan tulisanku bagus dan perlu 

Tanpa
memperdebatkan termasuk kelompok apa tulisanku 

Bukan
kemasannya yang beliau lihat 

Tetapi
apa pesan, baik tersurat maupun tersirat  

Yang
ada dalam tulisan tersebut 

   

Perjalanan
hidup beliau yang panjang 

Telah
melalui jalan berliku dan mendaki 

Pernah
berada disetiap lapisan sosial 

Bertemu
dangan berbagai ragam manusia 

Yang
memiliki beragam  bahasa, adat dan budaya
 

Menjadikan
beliau manusia yang Arif dan Bijaksana 

   

Sesekali
kupakai bahasa nenek moyangku 

Untuk
bertutur dengan beliau lewat tulisan 

Apa
yang terjadi? 

Orang-orang
yang ikut membaca tulisanku 

Marah
besar dan mencaci maki diriku 

Bahasa
yang kupakai … 

Tidak
pantas untuk beliau yang terhormat 

   

Sementara
beliau sendiri 

Tertawa-tawa
membaca tulisanku 

Lebih
hebatnya lagi 

Aku
dibela mati-matian 

Mungkin
beliau ingat ketika menjadi orang pasar 

Sering
mendengarkan kata-kata yang kupakai 

Bahkan
oleh pelajar sekalipun 

Penggalan
nyanyi wajib Minangkabau 

Bukti
nyata “Aden” pengganti diri resmi 

Asyiknya
dibela 

   

Aku
jadi teringat nasehat mamaku 

“Melihatlah
dengan mata hati” 

Agaknya
inilah yang dipakai oleh beliau 

Untuk
melihatku dari jauh 

Walau
kemasanku rada aneh dari biasa 

Terasa
kurang ajar bagi orang yang tak biasa 

Beliau
yakin, aku tetap menghormatinya 

   

Akupdi
bertanya-tanya 

Apasih
bedanya 

Aku,
saya, aden, ambo, gua, gue, dsb? 

Bukankah
semua pengganti diri? 

Begitu
hinakah nenek moyangku yang ber”Aden”? 

Apa
dikira nenek moyangku tak terpelajar? 

Apa
Nagariku jajahan Nagari yang lain? 

   

Biarlah
waktu yang menentukan 

Kata
apa yang akhirnya  

Dipilih
masyarakat untuk pengganti diri 

Harusnya
anak Nagari 

Bangga
dengan bahasa sendiri 

Bahasa
menunjukkan 

Dari
Nagari mana seseorang berasal 

   

Bagi
yang keberatan 

Jangan
heran kalau suatu saat nanti 

Bahasa
Minang tinggal kenangan 

Karena
berganti dengan bahasa Indonesia 

Bukankah
kecendrungan tersebut sudah terasa? 

Apa
ada bahasa Minang yang standar? 

Kenapa
tidak pernah ada kongres bahasa Minang? 

   

Diantara
perbedaan 

Biar
tidak jadi pertempuran 

Bukankah
lebih baik 

Saling
menghargai perbedaan 

Seperti
yang dicontohkan 

Bapak
Prof Suheimi 

Yang
tak lagi terpengaruh 

Oleh
pujian dan umpatan 

   

Terima
kasih Bapak Prof Suheimi 

Atas
pembelaannya 

Aku
jadi senang dan bangga 

Dan
berharap  

Banyak
orang yang belajar dari bapak 

Bagaimana
cara menghormati perbedaan 

   

   

Bengkulu,
5 Mei 2010 

   

   

Hanifah
Damanhuri 

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   




      



-- 

.

Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~

===========================================================

UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:

- DILARANG:

  1. Email besar dari 200KB;

  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 

  3. One Liner.

- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet

- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting

- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply

- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 

===========================================================

Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe




-- 

.

Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~

===========================================================

UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:

- DILARANG:

  1. Email besar dari 200KB;

  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 

  3. One Liner.

- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet

- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting

- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply

- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 

===========================================================

Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe



-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke