Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
 
Sanak-sanak di palanta nan ambo hormati, 
 
Setelah membaca posting pak Lies Suryadi dan posting-posting lainnya serta 
memikirkan lebih lanjut dengan menimbang berbagai bentuk komunikasi yang telah 
terjadi, saya menilai ada yang perlu ditambahkan pada posting saya yang lalu, 
yaitu perlunya kita mengapresiasi atau menghargai kreativitas dan kebebasan 
ekspresi diri dari masing-masing peserta dalam format tertentu (syair, lagu, 
essay, humor/kacikak/canda). Hal ini penting, karena ternyata beberapa di 
antara kita, antara lain ibu Iffah, pak Suheimi, Ajo Duta, pak Lies Suryadi, 
dll. telah dikaruniai kelebihan merangkai kata dalam bentuk pantun atau syair 
atau essay yang mampu membangkitkan semangat atau menggugah rasa keadilan, dan 
lain-lain. Kreativitas para penulis akan menambah khazanah kesusateraan kita 
sebagai bagian dalam pengembangan kebudayaan Minang. 
 
Kreativitas dan kebebasan ekspresi diri itu kadang-kadang dicapai dalam bentuk 
yang akrab, walaupun dalam komunikasi formal itu dianggap ‘kasar’ atau ‘tidak 
sopan’, misalnya pemakaian kata ‘aden’ atau ‘den’ sebagai kata ganti diri. 
Beberapa bapak dan ibu sudah menuliskan syair lagu yang enak dibaca dan 
didengar dengan kata ‘den’. Berikut ini saya tambahkan satu lagi:
 
Kampuang den nan jauah di mato
Gunuang sansai bakuliliang
Den takana jo kawan-kawan nan lamo
Sangkek den basuliang-suliang    
 
Kata ganti diri ’den’ di atas, walau mungkin ’kasar’ dalam komunikasi formal, 
terasa enak dan akrab  dalam syair lagu di atas. Bayangkan kalau kata ’den’ 
diganti dengan kata ganti diri yang lebih halus ’ambo’
 
Kampuang ambo nan jauah di mato
Gunuang sansai bakuliliang
Ambo takana jo kawan-kawan nan lamo
Sangkek ambo basuliang-suliang            
 
Jelas lagunya jadi hancur-hancuran.
 
Salah satu syair yang sangat ekspresif dari Khairil Anwar adalah:
 
Aku
Bila ’kumau
’tak seorangpun ’kan merayu
Tidak juga ’kau
 
Kalau diterjemahkan kedalam bahasa Minang dengan kata ganti diri yang ’sopan’ 
akan seperti ini
 
 
Ambo
Bilo ambo namuah
Indak surang juo ’kan marayu
Indak juo ’kau        
 
Rasanya semangat Khairil Anwar jadi hilang dalam terjemahan di atas. Tapi coba 
kita pakai kata ganti diri yang agak ’kasar’, jadinya akan seperti ini:
 
Aden
Bilo ’den namuah
Indak surang juo ’kan merayu
Indak jou ’kau
 
Berdasarkan pertimbangan di atas, saya menyarankan agar kita semua di palanta 
ini tidak hanya berlapang hati membaca berbagai bentuk hasil karya kreatif dan 
ekspresi diri anggota kita, tapi juga mengapresiasi dan mensyukurinya sebagai 
kontribusi berharga terhadap budaya Minang yang sama-sama kita cintai.
 
Salam, 
Fashridjal M. Noor Sidin, Bandung
 

 

--- Pada Kam, 6/5/10, Lies Suryadi <niadil...@yahoo.co.id> menulis:


Dari: Lies Suryadi <niadil...@yahoo.co.id>
Judul: Re: [...@ntau-net] ASYIKNYA DI BELA
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Tanggal: Kamis, 6 Mei, 2010, 2:41 PM







Salam dunsanak di lapau,
 
Saya kira apa yang dikatakan Bapak Fashridjal di bawah ada benarnya. Persoalan 
ini sebenarnya masuk dalam wilayah sosiolinguistik. Secara sosial orang 
berkomunikasi tentu memperhatikan lingkungan sekitarnya: dengan siapa dia 
berkomunikasi, dan atas dasar itu ia akan memilih register yang tepat yg 
tersedia dalam bahasanya. Misalkanlah saya ingin mengatakan si Yuang Sa'u 
pandir sekali. Maka ada beberapa register yang mungkin bisa saya gunakan untuk 
menyampaikan hal itu. Misalnya, saya menyampaikan itu di WARUNG, dimana duduk 
anak muda, ninik mamak, teman sesama besar dan kadang2 juga orang semenda di 
kampung itu. Maka saya akan pakai bahasa seperti ini:
 
"Yuang Sa'u ko kan iyo putuih salai mah. Tali gitar e kandua bana. Dek inyo 
kalau ndak sirah indak pitih dek inyo doh. Kalau disuruah malapuak langau di 
ikua kabau, namuah nyo mah. Kok namuah batu gadang di ateh Guguak Marando tu 
diangkek, nyo cubo mangguliak mah. Alah lamo Yuang Sa'u ko taragak di sarang 
balam, tapi sia lo nan ka namuah manarimo e jadi minantu?  ha ha 
ha."...dst...dst.
 
Tapi kalau saya mau menyampaikan kepandiran Yuang Sa'u itu kepada dokter yang 
diminta untuk mengobatinya (katakanlah dokter itu orang Minang), maka saya akan 
pakai regiser kurang lebih begini:
 
"Yuang Sa'u ko lah lamo gilo mah, Pak dotor. Iyo lah sabana dalang Pak dotor. 
Acok galak surang, kadang2nyo bae bagai batilanjang gegek bagai di muko urang 
rami, Pak dotor. Kami pihak keluarga alah putuih aso komah. Paja ko lah kami 
pasuang bagai mah. Alah diuebek ka sinan kamari, alah banyak pitih abih dek 
maubeknyo. Tapi sakik e indak namuah cegak. Ancik ka cegak batambah nan ka lai. 
Tolonglah dek Pak dotor mancarian ubek nan sasuai." dst..dst... 
 
Memang bahasa Minangkabau mempunyai banyak dialek. Tapi semoga itu bukan 
menghalangi komunikasi kita antar dialek. Namun, itu pula yang yang menyebabkan 
sampai kini belum tercapai juga kodifikasi bahasa Minangkabau yang berterima 
dalam semua dialek. 
 
Wassalam,
Suryadi

--- Pada Rab, 5/5/10, Fashridjal M. Noor <fashnoor2...@yahoo.co.id> menulis:


Dari: Fashridjal M. Noor <fashnoor2...@yahoo.co.id>
Judul: Re: [...@ntau-net] ASYIKNYA DI BELA
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Tanggal: Rabu, 5 Mei, 2010, 9:09 PM











Ibu Iffah, pak Suheimi, dan sanak-sanak di  palanta,

  
Mohon ma’af saya pakai bahasa Indonesia di forum urang awak ‘ko untuk bisa 
menyampaikan pesan saya secara formal. 
  
Menurut penilaian saya, kontroversi pemakaian kata “aden” yang menurut ibu 
Iffah merupakan bahasa nenek moyang dalam bertutur dengan pak Prof. Dr. Suheimi 
lewat tulisan, kelihatannya terjadi karena komunikasi tertulis itu dilakukan 
dalam forum publik (di hadapan orang banyak). 
  
Ibaratnya atau analoginya, seorang wanita muda berilmu asyik ngobrol (maota) 
dengan seorang pria yang dituakan karena ilmu dan pengalamannya pada sebuah 
pesta di mana orang-orang lain bisa ikut mendengar obrolan itu. Karena suasana 
akrab sang wanita muda berilmu menggunakan beberapa kata-kata ganti diri 
sehari-hari yang bagi para pendengar dianggap ‘tidak pantas’ ketika diucapkan 
kepada bapak profesor, walaupun beliau sendiri senang mendengarnya, dan oleh 
karena itu membela sang wanita muda berilmu mati-matian. 
  
Kontroversi itu tentu tidak akan terjadi andaikata komunikasi tertulis tersebut 
berlangsung secara privat. Di sinilah letak sosial kontrol yang merupakan salah 
satu fungsi palanta ini. Walaupun masyarakat Minang, sesuai dengan ajaran Islam 
(ABS BSK) bersifat egalitarian (tidak berkelas), sehingga bahasa Minang juga 
egalitarian (tidak bertingkat-tingkat seperti bahasa Jawa, misalnya), adat 
menuntut penghormatan terhadap orang tua dan orang yang dituakan dalam kata dan 
perbuatan. 
  
Saya pribadi sangat menghormati ibu Iffah dan pak Suheimi dan sangat berterima 
kasih atas kontribusi ibu dan bapak yang sangat besar terhadap berkembangnya 
komunikasi di palanta ini. 
  
Salam, 
Fashridjal M. Noor Sidin, Bandung

--- Pada Rab, 5/5/10, ASLIM NURHASAN <aslimnurha...@gmail.com> menulis:


Dari: ASLIM NURHASAN <aslimnurha...@gmail.com>
Judul: Re: [...@ntau-net] ASYIKNYA DI BELA
Kepada: "Milis M-RantauNet G" <RantauNet@googlegroups.com>
Tanggal: Rabu, 5 Mei, 2010, 8:09 PM



Aden --» ?
Ambo --» ?
Sayo --» ?
Denai --» ?
????? --» ?

??? 
ASLIM NURHASAN
|+62811918886 |+62811103234 |
|aslim1...@ymail.com |aslimnurha...@gmail.com |
|Berbuat Nyata |Positif |Produktif |Konstruktif |Sinergis |®


From: hanifah daman <iffa...@yahoo.com> 
Date: Wed, 5 May 2010 21:03:59 +0800 (SGT)
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Subject: [...@ntau-net] ASYIKNYA DI BELA










ASYIKNYA DI BELA

  
Bertahun-tahun aku bertutur 
Dengan sopan dan santun dengan beliau 
Beliau yang selalu membaca tulisanku 
Selalu mendorongku untuk terus menulis 
Sering mengatakan tulisanku bagus dan perlu 
Tanpa memperdebatkan termasuk kelompok apa tulisanku 
Bukan kemasannya yang beliau lihat 
Tetapi apa pesan, baik tersurat maupun tersirat 
Yang ada dalam tulisan tersebut 
  
Perjalanan hidup beliau yang panjang 
Telah melalui jalan berliku dan mendaki 
Pernah berada disetiap lapisan sosial 
Bertemu dangan berbagai ragam manusia 
Yang memiliki beragam  bahasa, adat dan budaya 
Menjadikan beliau manusia yang Arif dan Bijaksana 
  
Sesekali kupakai bahasa nenek moyangku 
Untuk bertutur dengan beliau lewat tulisan 
Apa yang terjadi? 
Orang-orang yang ikut membaca tulisanku 
Marah besar dan mencaci maki diriku 
Bahasa yang kupakai … 
Tidak pantas untuk beliau yang terhormat 
  
Sementara beliau sendiri 
Tertawa-tawa membaca tulisanku 
Lebih hebatnya lagi 
Aku dibela mati-matian 
Mungkin beliau ingat ketika menjadi orang pasar 
Sering mendengarkan kata-kata yang kupakai 
Bahkan oleh pelajar sekalipun 
Penggalan nyanyi wajib Minangkabau 
Bukti nyata “Aden” pengganti diri resmi 
Asyiknya dibela 
  
Aku jadi teringat nasehat mamaku 
“Melihatlah dengan mata hati” 
Agaknya inilah yang dipakai oleh beliau 
Untuk melihatku dari jauh 
Walau kemasanku rada aneh dari biasa 
Terasa kurang ajar bagi orang yang tak biasa 
Beliau yakin, aku tetap menghormatinya 
  
Akupdi bertanya-tanya 
Apasih bedanya 
Aku, saya, aden, ambo, gua, gue, dsb? 
Bukankah semua pengganti diri? 
Begitu hinakah nenek moyangku yang ber”Aden”? 
Apa dikira nenek moyangku tak terpelajar? 
Apa Nagariku jajahan Nagari yang lain? 
  
Biarlah waktu yang menentukan 
Kata apa yang akhirnya 
Dipilih masyarakat untuk pengganti diri 
Harusnya anak Nagari 
Bangga dengan bahasa sendiri 
Bahasa menunjukkan 
Dari Nagari mana seseorang berasal 
  
Bagi yang keberatan 
Jangan heran kalau suatu saat nanti 
Bahasa Minang tinggal kenangan 
Karena berganti dengan bahasa Indonesia 
Bukankah kecendrungan tersebut sudah terasa? 
Apa ada bahasa Minang yang standar? 
Kenapa tidak pernah ada kongres bahasa Minang? 
  
Diantara perbedaan 
Biar tidak jadi pertempuran 
Bukankah lebih baik 
Saling menghargai perbedaan 
Seperti yang dicontohkan 
Bapak Prof Suheimi 
Yang tak lagi terpengaruh 
Oleh pujian dan umpatan 
  
Terima kasih Bapak Prof Suheimi 
Atas pembelaannya 
Aku jadi senang dan bangga 
Dan berharap 
Banyak orang yang belajar dari bapak 
Bagaimana cara menghormati perbedaan 
  
  
Bengkulu, 5 Mei 2010 
  
  
Hanifah Damanhuri 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe


-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe


-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe




-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke