Pak Abraham, apo sanksinyo manuruik ajaran 'nan ampek ' taradok angku MP 
--ketua KAN -- nan tatangkok tangan bajudi tu ?

Wassalam,
Saafroedin Bahar(Laki-laki, Tanjung, masuk 73 th, Jakarta) 


--- On Sat, 7/24/10, Abraham Ilyas <abrahamil...@gmail.com> wrote:

From: Abraham Ilyas <abrahamil...@gmail.com>
Subject: Re: [...@ntau-net] Diduga Berjudi : Ketua KAN Selayo Ditangkap
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Saturday, July 24, 2010, 12:25 PM

Angku Z. Chaniago sarato dunsanak di palanta nan ambo hormati.

Karano 7 unsur (Seven Kinds of Poverty Song) itu cukup banyak, mako agar mudah 
maingeknyo baa kalau diringkas sajo manjadi 4 unsur sajo Pak. 

Sebutan tahu di nan Empat alah manjadi totem dalam budaya MK, tantu akan labiah 
mudah kito ingek.






Tahu di nan Empat tanda-tanda "bansaeit"

                    1. Kurang iman
                    2. Kurang ilmu/informasi

                    3. Kurang harta
                    4. Kurang bugar/sehat

Dalam bahasa Minang seorang anggota masyarakat yang kurang memiliki sesuatu 
disebut sebagai orang "bansait".

Berbeda dengan kata "miskin" yang biasa dipakai dalam bahasa Indonesia untuk 
merujuk kepada orang yang kurang harta, maka "bangsait" bukan hanya kekurangan 
materi saja.

Tapi lebih dari itu, yaitu kurang empat unsur yang disebutkan di atas.

Dalam bahasa Indonesia "bansait" diucapkan sebagai "bangsat", yaitu ucapan 
makian kepada seseorang yang berperilaku buruk.


Tak ada manusia yang sudi disebut sebagai "bansait" ataupun dipanggilkan 
"bangsat".
Sebaliknya ada orang-orang yang mau disebut sebagai "kaum miskin," karena 
kosakata ini berkaitan dengan orang-orang yang perlu disantuni dengan bahan 
makanan tanpa perlu bekerja.


Bahkan kaum Komunis memanipulasi perkataan "miskin" untuk kepentingan kekuasaan 
kelompoknya.

Kekurangan harta yang dalam bahasa Indonesia disebut "miskin", tak bisa dilihat 
dari sudut penguasaan materi yang dimiliki saat ini saja, tapi berkaitan erat 
dengan kekurangan tiga unsur lainnya.


Orang kekurangan harta tak mungkin dijadikan kaya apabila, dia tetap bodoh, 
tidak mengenal berhitung angka, tak sehat apalagi tak beriman.

Pengalaman sehari-hari menunjukkan betapapun besarnya uang yang dimiliki 
penjudi (kurang iman) yang menang; dia akan segera tak punya uang kembali, oleh 
sebab itulah dia dapat disebut sebagai orang yang bangsat.


Kekurangan harta, hanya dapat diatasi dengan peningkatan pendidikan bukan 
dengan memberikan bahan makanan/harta secara insidentil.

Oleh karena itu lebih tepat kiranya pemahaman "bansait" dimasyarakatkan karena 
mencakup ke empat aspek kurang yang saling berkaitan satu dengan lainnya. 


Salam

AI



 

--




      

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke