Assalamualaikum Dunsanak nan Dimuliakan, iko saketek pangajian nan ambo tarimo, 

Panyakik Masyarakat tu bukan , Kemiskinan, Pendidikan, atau Demokrasi

Tapi,  
 
Tidak takut dan tidak cinta pada Allah adalah sumber kejahatan.

 
Wabah penyakit paling parah, berbahaya dan kronis yang menimpa dunia saat ini 
ternyata bukanlah sakit jantung, kanker, tumor, paru-paru, flu burung atau yang 
lainnya. Karena penyakit-penyakit yang disebutkan tersebut, jika si 
penderitanya 
sabar dan redha kepada Allah maka akan mejadi penghapus dosa-dosanya dan 
mendapat nilai di sisi Nya.
 
Lalu apa sebenarnya wabah penyakit yang kronis menimpa dunia hari ini? 
 
 Penyakit ini sering tidak dianggap penyakit karena dia bersifat rohani atau 
maknawi, nama penyakit ini adalah penyakit tidak takut dan tidak cinta pada 
Allah SWT.
 
 
Tidak takut dan tidak cinta pada Allah adalah penyakit besar yang sedang 
melanda 
dunia saat ini. Orang yang tidak takut dan tidak cinta pada Allah, kalau dia 
tidak berbuat jahat pada orang lain, dia tetap dianggap jahat secara 
hakikatnya. 
Paling tidak menurut pandangan Allah. 

 
Jika menurut pandangan manusia, selagi kejahatan itu belum dilahirkan dan 
terjadi, dia belum dianggap jahat. Tetapi di sisi Tuhan, ia tetap dianggap 
jahat 
sebab sumber kejahatan itu sudah ada pada dirinya.
 
Bila manusia terjangkit penyakit tidak takut dan tidak cinta Tuhan artinya jati 
diri orang itu sudah roboh. Ketahanan dirinya sudah roboh. Bila ketahanan diri 
sudah roboh, maka dengan mudah berbagai kejahatan akan masuk ke dalam dirinya. 
Kenapa bisa begitu?
 
Karena asas kejahatan, atau tapak bagi segala kejahatan itu sudah ada di dalam 
hatinya. 

 
Bila orang tidak takut Tuhan, dia tidak takut hendak berbuat jahat dengan 
makhluk Tuhan. 

 
Bila orang tidak cinta Tuhan, otomatik dia tidak cinta dengan makhluk Tuhan. 
Sebab itu kalaupun dia belum mengganggu orang, tetapi asas kejahatan sudah ada, 
yakni tidak takut dan tidak cinta Tuhan, itu sudah dianggap kejahatan pada 
pandangan Allah. Jati dirinya sudah tumbang. Pintu kejahatan sudah terbuka 
luas. 
Ibarat bom waktu yang Maha Dahsyat, hanya tinggal menunggu waktu saja, hendak 
dibuat atau tidak.
 
Bila tidak takut dan tidak cinta Tuhan, terkadang dengan kejahatan orang lain, 
dia pun ikut menjadi jahat.
 
 Contoh: Misalnya dalam pergaulan, ada kawan-kawannya yang berbuat kesalahan, 
maka dia tidak tahan dan tidak sabar. Lantas dia marah marah. Artinya dengan 
kejahatan orang, dia pun ikut menjadi jahat, ikut mengumbar amarah dan 
mazmumah. 
Inilah yang dikatakan jati dirinya sudah tidak ada. Padahal yang jahat orang 
lain tetapi dia pun ikut berbuat jahat karena jati diri sudah tiada. Semestinya 
kalau orang lain berbuat jahat, biarlah orang itu saja yang jahat. Tetapi dia 
tidak tahan. Dengan kejahatan orang lain, dia pun ikut berbuat jahat. 

 
Sebab itulah kalau orang takut dan cinta pada Tuhan, artinya hati orang itu 
bersih daripada benih kejahatan. Bila benih kejahatan tidak ada, tidak mungkin 
benih itu akan tumbuh subur. Kejahatan dapat subur itu kalau ada benihnya. 
Orang 
berkata, benih itu kalau dipupuk dia akan akan subur tetapi kalau benih tidak 
ada, tidak mungkin akan subur.
 
Bila seseorang ada rasa takut dan cinta Tuhan, berbagai macam kejahatan susah 
hendak masuk dalam dirinya. 

 
Contoh, misalkan kita seorang suami, pulang ke rumah pukul 12 malam. Kita ketuk 
pintu, memberi salam, isteri tidak bangun-bangun. Sudah lama kita ketuk, 
barulah 
dia membuka pintu. Apa kata hati kita? “Mungkin dia mengantuk.
Masa orang yang mengantuk tidak dimaafkan?.” Kita disitu masih dapat berlapang 
dada. 

 
Tapi kalau kita tidak takut dan tidak cinta Tuhan, kalaulah kita bukan seorang 
penampar muka isteri, amarah kita sudah keluar membara berkobar-kobar 
meruntuhkan mahligai pernikahan.
 
Contoh lain, kita bergaul dalam masyarakat, tiba-tiba ada orang berbuat jahat 
terhadap kita. Hati kita bersangka baik, “Dia tidak merasa agaknya, dia 
sepertinya tidak sengaja.” Ataupun kita takwilkan, “Dosa apa yang aku perbuat 
sampai Tuhan menghukumku seperti ini. Sehingga kawanku dapat berbuat jahat 
begini, padahal dia kawan baik pula. Ini pasti karena ada dosa atau kesalahan 
saya kepadanya.” Bila dia sudah memiliki rasa takut dan cinta Tuhan, dia dapat 
berlapang dada.
 
Kalau kita kaji secara halus atau tersirat, oleh karena Allah sebenarnya sayang 
kepada kita maka, kesalahan kita cepat dibalas supaya di akhirat berkurang 
hukuman kita.
 
Contohnya, ada sebuah kisah di dalam kitab.Sebuah keluarga, si suami pedagang 
emas. Dia keluar pagi, malam baru kembali. Suami isteri ini orang yang taat 
beragama. Mereka memiliki seorang pegawai lelaki yang baik. Suatu hari waktu 
suami tiada di rumah, pegawai itu mengulurkan satu barang pada isteri tuan 
rumah 
dari balik pintu, dari luar rumah. Mereka tidak saling memandang satu sama 
lain. 
Entah bagaimana waktu mengulurkan barang itu, pegawai itu tidak sengaja 
memegang 
tangan perempuan ini. Perempuan itu merasa pegawai itu memegang tangannya 
dengan 
bernafsu. Perempuan itu tidak marah tetapi dia berfikir dosa siapa yang 
menyebabkan peristiwa itu terjadi dan Allah izinkan terjadi. Apakah dosa dia 
atau dosa suaminya. 

 
Ketika suami kembali, dia bertanya pada suaminya,”Saya minta abang jangan 
berbohong. Waktu abang di toko emas tadi, apa yang terjadi?” Suami itu orang 
yang takut Tuhan. Dia berkata,”Tadi abang bersalah. Syaitan menggoda abang. Ada 
perempuan membeli cincin, abang sarungkan cincin dan abang pegang tangannya 
dengan bernafsu.” Perempuan itu berkata,”Patutlah saya terkena hukuman Tuhan, 
abang pun terkena hukuman Tuhan. Pegawai yang baik itu memegang tangan saya. 
Ini 
hukuman bagi abang.”
 
Inilah cerita dalam kitab. Kadang-kadang karena Allah sayang kepada seseorang, 
maka Dia tidak biarkan kesalahan hambanya terlalu lama. Tuhan menghukumnya. 
Bila 
orang sudah cinta Tuhan, artinya ketahanan dirinya sudah wujud. 

 
Di sinilah rahasia mengapa gejala negatif dalam masyarakat sulit hendak 
diberantas. Karena orang jahat dan orang yang hendak memperbaiki kejahatan itu 
pun sama-sama tidak takut Tuhan.
 
Antara murid dengan guru, guru pening kepala dengan kejahatan murid seperti 
membolos, tidak displin, tidak membuat pekerjaan rumah. Dia berfikir, “Jahat 
betul murid saya ini.” Kenapa dia merasakan muridnya jahat? Karana dia tidak 
membuat kejahatan seperti yang dibuat murid itu, maka dia merasa muridnya 
jahat. 
Tetapi sebenarnya dia pun berbuat kejahatan lain sehingga Tuhan membalasnya. 
Guru tidak tawuran, murid tawuran. Tetapi kenapa dia tidak dapat mendidik 
muridnya? Sebab dia pun berbuat kejahatan. Cuma kejahatannya tidak sama. 
Misalnya di rumah suka menempeleng isteri, dsb. Bagaimana orang jahat hendak 
memperbaiki orang jahat?
 
Karena itu jika terjadi gejala social negatif dikalangan pemuda pemudi, kalau 
ingin menangani kejahatan itu, guru atau menteri, jangan hanya mencari 
kesalahan 
pemuda-pemudi. Carilah kejahatan sendiri dan bertaubat. Kalau terus bertindak 
sedangkan kita, menteri, guru, tidak nampak kejahatan sendiri, maka itulah 
sebabnya Allah tidak menolong kita.
 
Oleh karena itu setiap orang yang hendak menangani gejala masyarakat, dia 
hendaklah berfikir dulu apa dosanya. Hendaklah dia bertaubat dan minta tolong 
dengan Tuhan. Barulah menangani masalah. Barulah Tuhan akan menolong. 

 
Tetapi ilmu ini sudah tidak diamalkan lagi sekarang. Guru nampak murid murid 
jahat tetapi dia tidak merasa dirinya jahat. Begitulah juga kalau politisi 
hendak memperbaiki masyarakat. Masyarakat ada kejahatannya sendiri manakala 
orang politik pun ada kejahatan sendiri. Mungkin dia tidak suka berkelahi 
seperti masyarakatnya tetapi mungkin dia mengamalkan sogok dan suap. Bagaimana 
orang jahat hendak memperbaiki kejahatan orang lain?
 
Mana ada orang sekarang mengatakan bahwa segala kejahatan adalah berawal dari 
manusia tidak takut dan tidak cinta Allah? Ini ilmu yang tersirat. Tidak takut 
dan tidak cinta pada Allah adalah sumber kejahatan.
 
Bagi orang yang takut dan cintakan Tuhan, dia tidak cepat bertindak. Dia 
berfikir dahulu. Mungkin suatu hal itu terjadi karena dosanya. Dia pun 
bertaubat. Kalau dia fikir-fikir tetapi dia tidak berjumpa dosanya maka dia 
bertanya kepada Allah, walaupun dia tidak tahu dosanya apa, tapi dia tahu dia 
bersalah jadi dia minta ampun. Setelah itu barulah dia minta Allah menolong 
dia. 
Sebab itulah Rasulullah, walaupun orang melempar batu dan pasir padanya, dia 
doakan supaya orang itu diberi petunjuk.
 
Jadi kalau orang berbuat jahat pada kita, kita pun hendak membalasnya, maka 
artinya kita sama-sama jahat. Orang yang baik, dia tidak akan langsung 
bertindak. Yang paling baik, dia minimal akan berfikir, apa dosanya sehingga 
ada 
orang yang berbuat jahat padanya. Dia senantiasa berbaik sangka atau khusnuzon 
dengan Allah. 

 
Perasaan atau hati seperti ini adalah hasil dari cinta dan takut pada Allah.
 
Jadi bagi orang yang hendak memperbaiki masyarakat, tidak boleh hanya membuat 
undang undang dan peraturan saja. 

 
Kejahatan datang dari hati yang tidak takut dan tidak cinta pada Allah. 
Mestinya 
kita betulkan hati dahulu supaya takut dan cinta kepada Tuhan.
 
Takut dan cinta Tuhan adalah ibu segala kebaikan. 
 
Tetapi kalau tidak takut dan tidak cinta Tuhan, itulah ibu segala kejahatan
 
Wallahu A’lam Bi sawab!

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke