Senin, 26 Juli 2010
YOSRI FERNANDO ANAK MISKIN BERPRESTASI : Masuk Unand dengan Uang Pinjaman
Mursyidi 

LUBUK BASUNG - Guru-guru SMA 1 Lubuk Basung bergegas membuka dompetnya.
Mereka berpatungan demi seorang anak bernama Yosri Fernando. Mereka, bukan
hanya mendidik, tapi juga melihat masa depan anak-anaknya. Seorang guru
sabak matanya. Hiba hatinya, sebab anak didiknya yang pintar, jika patah di
tengah jalan, maka sia-sialah ilmu selama ini.

Cita-cita Yosri Fernando, 18, anak didik mereka memang sedang menggebu. Ia
ingin menjadi seorang dosen. Demi cita-cita itulah para gurunya mengumpulkan
uang. Cuma yang terkumpul hanya Rp1 juta, sedang Yosri perlu Rp4 juta untuk
mendaftar di Unand. Ia diterima di perguruan tinggi itu melalui jalur
SNMPTN.

"Cita-cita ingin menjadi dosen itu sudah terpatri sejak dari bangku SMP,"
kata Yosri Fernando kepada Singgalang didampingi ibunya Nurbaiti, 50 dan
sejumlah guru SMAN 1 Lubuk Basung, Sabtu pekan lalu.

Yosri Fernando lulusan SMAN 1 Lubuk Basung 2010 diterima di di program studi
kimia. Namun karena ketiadaan biaya, keluarganya tak bisa berbuat banyak.
Anak berprestasi di sekolahnya ini acapkali meriah prestasi dalam lomba
olimpiade tingkat Sumatra Barat.

Didirong guru-gurunya ditambah bantuan lainnya, Yosri Fernando akhirnya bisa
mendaftar ulang untuk mewujudkan cita-citanya.
Karena dari gurtu sudah dapat Rp1 juta, maka sisanya yang Rp3 juta dipinjam
ke sana-kemari. Orangtua Yosri benar-benar pontang-panting mencari pinjaman
ke sana-sini. 

Nurbaiti, 50 dengan nada perih tak bisa menahan rasa sedih lantaran
tingginya keinginan anaknya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,
sementara hidupnya susah yang hanya mendapatkan Rp30 ribu perhari dari hasil
bercocok tanam atau bekerja serabutan.

Yosri anak keempat dari lima bersaudara dan dia memiliki semangat cukup
keras untuk melanjutkan pendidikannya guna meraih kehidupan yang lebih layak
demi masa depannya nanti.

Sedangkan sanak saudaranya yang lainnya, hanya lulusan SMP dan SMA. 
Ayah Yosri Fernando, Lismar, 60 yang kini sakit-sakitan tak lagi mampu
menutupi biaya hidup sehari-hari. Kini ekonomi keluarga hanya mengandalkan
Nurbaiti, sang ibu yang terus beranjak tua. 

Nurbaiti berharap dengan semangat baja yang dimiliki anaknya melanjutkan
pendidikannya di perguruan tinggi menjadi perhatian dari donatur lainnya,
sehingga semangatnya yang kini menggebu tak patah arang.

Wakil Kepala SMAN 1 Lubuk Basung, Drs. Suhatril, mengatakan pihak sekolah
mendukung dan mendorong siswanya, seperti Yosri Fernando selama ini cukup
berprestasi dan menjadi yang terbaik di kelasnya. Tambahan lagi dia selalu
dipercaya mewakili sekolah mengikuti berbagai lomba yang bersifat
mengandalkan kemampuan daya pikir, seperti kimia, matematika dan lomba
lainnya.
Menurutnya, pihak sekolah tak memiliki kemampuan banyak membantu siswanya
yang berprestasi dan miskin itu. Hanya saja sudah diupayakan mem bantu
secara iyuran guru-guru dan terkumpul Rp1 juta, sedangkan tambahan dana
lainnya difasilitasi dalam bentuk pinjaman, supaya Yosri dapat mendaftar di
Unand.

"Kita berharap, ada bantuan dari pihak lainnya dalam membantu meneruskan
pendidikannya hingga tamat. Sebab jika diperhatikan tingkat ekonominya
sangat sulit untuk menggapainya. Namun kalau ada donatur yang bermurah hati,
cita-cita Yosri menjadi dosen mungkin bisa diwujudkan.

Yosri dan ibunya kini gamang, dengan apa uang pinjaman itu akan dibayar,
bagaimana pula untuk memenuhi kebutuhan lain. Kepada dermawan kami kadukan.
(*)

Bantuan untuk Ikhsan Terus Mengalir
Padang, Singgalang
Bantuan para dermawan untuk anak nagari berprestasi yang terbentur biaya
pendidikan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi masih mengalir
melalui Singgalang. 

Kali ini adalah cerita perjuangan siswa lulusan SMA 1 Terusan, Pesisir
Selatan, M.Ikhsan Putra, 19 yang kembali berhasil mengetuk hati dermawan
untuk membantunya mewujudkan impiannya kuliah. 

Ikhsan membutuhkan R9.200.000 untuk biaya masuk kuliah di Universitas
Brawijaya. Walaupun pemuda pintar itu sekarang sudah berhasil sampai ke
Malang dengan bekal cukup uang dari para dermawan, bantuan untuk Ikhsan
masih tetap mengalir. 
Sabtu, (24/7), Kasi kurikulum Dinas Pendidikan Pesisir Selatan, Yusmardi
sengaja datang ke Redaksi Singgalang mengantarkan bantuan untuk Ikhsan. 
"Ini Rp3 juta hasil badoncek pegawai-pegawai di Dinas Pendidikan Pesisir
Selatan," kata Yusmardi. Sebelumnya Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMA
se-Pesisir Selatan juga mengantarkan bantuan Rp4 juta. 

Yusmardi bercerita sumbangan beramai-ramai itu bermula saat Kepala Dinas
Pendidikan Pesisir Selatan Dian Wijaya ketika apel pagi bercerita tentang
berita yang ia baca di Singgalang sebelum apel dimulai. Berita itu memuat
cerita Ikhsan, siswa di daerah mereka, Pesisir Selatan yang tak bisa
melanjutkan pendidikan karena tak ada biaya. 

"Kami semua diminta membaca berita itu seusai apel. Lalu beramai-ramai kami
berkumpul, badoncek sumbangan yang diletakkan tiap orang ke atas koran
Singgalang," cerita Yusmardi. 

Hasil badoncek itu kinilah yang diantarkan Yusmardi ke Singgalang. Yusmardi
berharap bantuan itu dapat meringankan Ikhsan. Hati siapa, cerita Yusmardi
yang tak iba membaca cerita tentang perjuangan Iksan untuk melanjutkan
pendidikan. 
Sudah sempat pula Ikhsan bekerja di rumah makan di Padang selama enam bulan
tapi tak juga cukup uangnya untuk biaya masuk perguruan tinggi yang sekarang
ini sudah sangat menjulang jumlahnya. Belum lagi, ayahnya yang lumpuh.

Tapi niat Ikhsan kuat, didampingi ibunya yang hanya bekerja sebagai guru
mengaji, Nurmayantini Ikhsan datang ke Singgalang dengan harapan. Ia tak mau
lagi melewatkan kesempatan berkuliah setelah lulus Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Universitas Brawijaya. Sebelumnya iba
hati Ikhsan dan Nurmayantini mengenang dua kesempatan beasiswa telah lepas
dari Ikhsan, beasiswa Sampoerna, CMIB Niaga terlewatkan olehnya karena tak
ada biaya untuk tiket pergi mendaftar ke sana. Begitu juga kesempatan
beasiswa dari universitas negeri, Univ Leiden dan dari Rotterdam Belanda. 

Sekarang Ikhsan yang berniat kuliah sampai bekerja ini mungkin sudah
tersenyum bahagia. Status mahasiswa telah disandangnya berkat bantuan
dermawan yang mau mengulurkan bantuan untuknya.
(Septri)

http://www.hariansinggalang.co.id

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke