Selasa, 27 Juli 2010
Indra Catri Bantu Yosri Fernando
Agam, Singgalang

Yosri Fernando, anak Kampung Sawah, Kecamatan Lubuk Basung yang miskin tapi
juara bidang studi kimia tingkat Sumatra itu kini tak lagi sendiri. Bantuan
mulai mengalir kepada tamatan SMA 1 Lubuk Basung yang diterima di Unand ini.


Di antara bantuan itu datang dari Indra Catri Dt. Malako Nan Putiah,
kandidat Bupati Agam 2010-2015 sebesar Rp4 juta, melalui Kepala SMAN 1 Lubuk
Basung, Taslim, Senin (26/7). Kemudian Hamba Allah di Padang memberi Rp500
ribu.

Menurut Indra Catri kepada Singgalang, bantuan diperolehnya dari hasil
sumbangan rekan-rekannya di perantauan, antara lain Firdaus Syahril di
Surabaya, Rina Nofita (Bandung), Diki Mansyur dan Imun di Jakarta serta
lainnya.

Dengan adanya bantuan tersebut otomatis Yosri Fernando tak lagi berhutang
untuk biaya masuk ke jurusan Kimia, Unand. 
Dengan merendah Dt Malako Nan Putiah itu mengatakan, dia hanya berperan
memfasilitasi bantuan kepada yang membutuhkannya. Seperti bantuan kepada
Yosri Fernando, anak miskin berprestasi di sekolahnya, terutama di bidang
mata pelajatan kimia dan eksakta.
"Saya turut prihatin dengan kondisi yang dirasakan Yosri Fernando seperti
yang diberikan Singgalang, Senin (26/7) dan sebagai bentuk kepedulian
diberikan bantuan sesuai kemampuan yang dimiliki," katanya.

Kepala SMAN 1 Lubuk Basung, Taslim mengucapkan terima kasih atas kepedulian
Indra Catri yang telah membantu meringankan beban Yosri melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Dijelaskannya, potensi dan kemampuan anak didiknya tersebut cukup besar dan
keinginannya meujudkan cita-citanya menjadi orang besar sangat tinggi.
Terbukti dengan kemauan kerasnya keluhannya disampaikan kepada guru-guru
yang ada di sekolah.
"Rasanya sangat besar hutang kita sebagai guru, jika semangatnya melanjutkan
pendidikannya di perguruan tinggi kandas lantaran ketiadaan biaya,"
jelasnya.
Untuk itu, sebagai solusi ia 'menggadaikan' diri menjadi penanggungjawab
hutang yang dibuat di koperasi sekolah yang dipimpinnya itu.

Dengan bantuan dari Indra Catri, hutang itu dilunasi dan pihaknya akan
mengupayakan terobosan lainnya, mencari bantuan tambahan dari pihak lainnya,
supaya kelanjutan pendidikan anaknya didiknya yang miskin dapat melanjutkan
pendidikannya sama dengan anak-anak lainnya.
Senin kemarin bantuan juga datang dari Hamba Allah, diantar ke Redaksi
Singgalang di Padang sebesar Rp1,5 juta. Masing-masing untuk Yosri Fernando
Rp500 ribu, Fia anak seorang penjual koran di Padang Rp500 ribu dan untuk
Yetti di Kininali Pasaman Rp500 ribu.

Ketua Komite SMA1 Lubuk Basung, Zarfinus Makmur merespon positif bantuan
yang diberikan donatur untuk anak miskin dalam melanjutkan pendidikan masuk
perguruan tinggi. 
Zairfinus berterima kasih atas bantuan yang diberikan, sementara anak yang
menerima diharapkannya menggunakan bantuan tersebut dengan baik. (210)

=========

Selasa, 27 Juli 2010
ANAK PENJUAL KORAN : Si Cantik Itu Lulus Unpad
YOSERIZAL 

PADANG - Ita, 46, tak sanggup menahan sedih. Pasrah, entah kemana lagi
hendak mengadu. Beban biaya di depan mata begitu berat, membuat mulutnya
kelu untuk membicara. Apalagi untuk meminjam uang pada tetangga. Alangkah
berat rasanya mengingat hutang yang tak mungkin bisa terbayarkan oleh
seorang penjual koran.

Beban biaya itu adalah, Fia Anggrainy, puteri keempatnya yang cantik itu
baru saja lulus di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung. Fia sangat
ingin melanjutkan kuliah tersebut, karena jurusan yang didapatnya juga di
jalur yang diinginkan, Sastra Jerman. Tapi apa dikata, uang tidak ada. Usaha
sehari-hari juga hanya penjual koran.
"Menangis saja saya yang bisa. Karena mendengarkan biaya yang dibutuhkan
untuk mendaftar di Unpad itu saja sangat besar. Bahkan, teman-teman Fia yang
lulus melalui penerimaan mahasiswa mandiri, sudah mendaftar paling tidak
membutuhkan Rp15 juta. Mendengar jumlahnya saja saya sudah tidak sanggup,"
kata Ita kepada Singgalang.

Keluh kesah itu disampaikannya Ita di Redaksi Singgalang Senin, (26/7).
Bersama anaknya Fia, Ita menuturkan dengan harap agar anaknya segara bisa
melanjutkan kuliah. Apalagi lulus di Unpad juga berdasarkan usahanya melalui
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
"Sebenarnya saya masih bersyukur Fia itu lulus melalui SNMPTN di Unpad.
Sementara teman-temannya yang lain lulus melalui jalur khusus dan sudah
berangkat ke Bandung. Fia tambah sedih saja, sedih mendengarkan kabar
teman-temannya sudah berada di Unpad lebih dulu," sebutnya. 
Fia anak pintar di SMAN 6 Padang. Selama di SMA, Fia selalu berada pada
kelas unggul. Lulus dengan nilai evaluasi murni (NEM) 45 mengantarkanya ke
Unpad, namun kini terkendala biaya.
Penuturan Ita di Singgalang, awalnya ia mencoba untuk meminjam uang kepada
tetangga. Namun setelah dipikir-pikir dengan apa pula akan dibayar. Hasil
menjual koran berapalah! 
Ita adalah warga Gurun Laweh, Nanggalo Padang. Untuk menambah biaya hidup
hari-harinya yang tidak cukup dari ayahnya Syawaluddin, maka Ita memutar
otak untuk berjualan koran. Dari hasil jualan koran inilah Ita bisa membantu
suaminya menambah biaya sekolah anak-anak mereka. Beruntung anaknya yang
pertama juga sudah bisa kuliah. Kini giliran Fia, karena mengambil di Unpad
Ita benar-benar kesulitan.

Kini Ita hanya bisa pasrah. Terlalu menuntut pada suaminya juga tidak
mungkin. Hatinya makin gundah gulana begitu melihat Fia juga sering murung.
Apalagi setelah mendengarkan kawan-kawannya dari SMA 6 sudah mendaftar
ulang.
"Teman-temannya sudah pada mendaftar ulang. Sementara waktu untuk mendaftar
ulang bagi Fia paling lambat akhir bulan ini. Uang untuk mendaftar belum
juga ada. Jika memang ini bukan rezeki kita pasrahkan saja pada yang di
atas. Mau menangis air mata saya juga sudah kering untuk meratapi hidup,"
tutur Ita lirih.

Ternyata hari baik sudah menghampiri Fia, salah seorang dermawan terenyuh
mendengarkan kabar Fia yang terlantar tidak kuliah terganjal biaya. Atas
nama hamba Allah salah seorang pengusaha angkutan di Kota Padang memberikan
sumbangan Rp2,5 juta. Tentu itu tidak cukup untuk biaya pendaftaran ulang.
Adakah di antara pembaca Singgalang yang peduli? (*)

http://www.hariansinggalang.co.id/

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke