kok pak Muljadi nio tau apo sistem Demokrasi yang di amalkan oleh Kerajaan 
Malaysia, yo elok ba imbau mamanda Idris Talu ma lewakan nyo..beliau nan batua2 
memahami selok belok demokrasi di siko...nan jaleh tampak di ambo...di siko 
mirip bana jo demokrasi di Britain...sebab masiang2 masih di pinpin Rajo nan 
berdaulat dan Perdana Mentri sebagai kepala Pemerintahan.....

mak Dirih....duduak lah ka tangah...lah kelabu dindiang palanta dek mamak 
basanda sajo di sinan..he..he..he..

wassalam,
ryan Ipoh 43



________________________________
From: Muljadi Ali Basjah <mulj...@gmx.de>
To: rantaunet@googlegroups.com
Sent: Fri, July 30, 2010 11:21:28 PM
Subject: Re: [...@ntau-net] Beda Musyawarah Mufakat VS.Demokrasi

Assalamualaikum Wr.Wb. Dunsanak di Palnata.

Wah, beda Beda Musyawarah Mufakat VS.Demokrasi ....ini dan itu...wah 
wah..berlanjut ..bisa dijadikan dissertasi doktorand. Cuma pabila bisa 
konvergensnya?

Indonesia kabar2nya memakai demokrasi parlementer, Singapura demokrasi.... atau 
enggak...? Entahlah... tapi kok mereka maju... ya?
Kabarnya....Spanyol sewaktu Diktator Franco, yang jelas tak ada pemerkosaan, 
wanita2 turist..... aman.... jalan2 larut malam aman. Tetapi sekarang2 ini ... 
kabarnya beda.
Malaysia... pakai system apa ya......?
Tito (Mantan Diktator Yugoslavia)... dahulu kala... kabar2nya... lebih baik 
dari 
pada sekarang.... Entahlah.......benar apa tidaknya.
Kabar2nya malah angka kematian diera Tito malah jauh lebih sedikit.

Apa iya benar kemakmuran itu tergantung dengan system pemerintahan... ataukah 
tergantung dengan pe(r)sona yang memegang tampuk pemerintahan?
Dahulu... dengar ceritra2 sejarah, sebelum Islam masuk ke Nusantara, ada juga 
kerajan2 yang makmur... kenapa ya??? Bukan Islam, bukan demokrasi beraksen ini 
dan demokrasi berbau itu...


Wassalam,
Muljadi

-------- Original-Nachricht --------
> Datum: Fri, 30 Jul 2010 02:15:37 -0700 (PDT)
> Von: Sutan Sinaro <stsin...@yahoo.com>
> An: rantaunet@googlegroups.com
> Betreff: Re: [...@ntau-net] Beda Musyawarah Mufakat VS.Demokrasi

> Wa'alaikum salam. w.w.
>  
> Bung Muzirman mengangkat detail demokrasi (dulu sudah sering dipelajari
> semenjak SMP)
> yang banyak kecelaruannya... jadi saya lewatkan saja, yang menarik tiga
> alinea paling bawah, yang saya angkat ke atas seperti berikut ini :
> 
> >Kita persingkat, adanya keterbukaan informasi ttg executive, legislatif
> ttg kinerja nya, dan >siapa2 yg memutuskan apa bisa di ketahui oleh rakyat
> >maka nya pd Pemilu ke depan tidak kita pilih lagi , dan rakyat harus juga
> melek informasi >atau adanya pers yg bebas. LSM, dan masyarakat menengah
> dll. Dan ternyata ada wakil >yg kita pilih sering bolos, secara UU/Peraturan
> harus bisa kita recall melalui pengadilan.>(sekarang rakyat tdk bisa
> melakukannya).
> 
> Di sini nampak bung Muzirman mencoba membetulkan atau memperbetulkan
> demokrasi
> dan mengatakan "Inilah demokrasi yang benar". Tapi saya rasa usaha bung
> Muzirman
> sia-sia saja karena pangkalnya sudah salah ujungnya pasti salah. Sama
> dengan kita
>  berhitung satu tambah dua kita katakan empat, kemudian empat ditambah
> enam sama
>  dengan sepuluh. Hasilnya tetap salah, walaupun empat tambah enam sudah
> benar sama dengan sepuluh. Jadi pokok persoalannya harus dikembalikan kepada
> mekanisme 
> awalnya. Jika benar dari awal, tentu benar sampai ke ujung bila semua
> proses benar
>  adanya.
> 
> >Dalam Musyawarah M, kita harapkan satu suara seiya sekata dan  tanpa
> pemilihan >suara. , berariti rakyat tidak tahu siapa yg menyetujui dan menolak
> usulan /keputusan tsb >sebelumnya. Keputusan MM merupakan yg terbaik.
> >Disinilah kita berbeda pendapat, masing2 kita mempunyai kepentingan,
> sistem nilai dll >berbeda, dan sumber daya yg langka.
> 
> Memang tidak ada pemilihan atau pungutan suara, akan tetapi semua bersuara
> mengemukakan pendapatnya. Semua punya hak mengemukakan pendapat, dan mene-
> la'ah pendapat orang lain. Pendapat boleh berbeda-beda tetapi secara
> bersama-sama ditimbang baik buruk dan benar salahnya. Pendapat yang salah akan
> gugur dengan sendirinya berdasarkan kesadaran sebagai hamba Allah dan iman
> kepada Allah. (Contoh
> dalam sejarah dapat dilihat ketika Nabi dan para sahabat memutuskan
> bertahan dalam
> kota atau di luar kota ketika perang Uhud, dan pendapat Salman Al Farisi
> ketika meng-
> hadapi perang Chandaq).
> 
> >Mis; saya adalah nelayan Muara Padang,, yg saya butuhkan adalah kredit
> murah utk beli >sampan, alat2 tangkap ikan,. Waktu   calon anggota DPRD
> kampanye, ada harapan utk >memperbaiki nasib nelayan. Tp keyataannya tidak,
> kenapa? Waktu di tanyakan ke >anggota DPRD tsb, dia jawab, : "Dalam Rapat
> anggaran bersama Pemeritah, saya kalah >suara, suara terbanyak memilih bangun
> Jembatan Siti Nurbaya, ini bukti nya suara saya >utk anggaran kredit
> nelayan (atau nelayan bisa minta sendiri ke DPRD).
>  
> ... yang ini pemisalan Demokrasi ... bukan musyawarah Bung Muzirman..
> 
> >Yg terbaik adalah, waktu ada wacana membangun jembatan harus nya di
> dengar >pendapatkan dgn rakyat, semua untung rugi, benefit cost bangun 
jembatan
> di banding >kredit nelayan harus didiskusi kan secara terbuka, apakah
> mereka setuju, atau kalau >sebahagian besar setuju,.. ya silahkan bangun, 
>Apakah
> ada di dengar pendapat rakyat? >Ini lah yg saya namakan demokrasi.
>  
> ....yang ini pemisalan yang mendekati Musyawarah .... 
> jadi pemisalan ini kontradiksi. Memang selintas, kelihatannya antara
> Demokrasi dan
> Musyawarah mufakat hampir sama. Tapi azasnya berbeda bung Muzirman.
> 
> >Contoh St Sinaro, di MPR ada 1000 anggota, 501 anggota setan, 499 alim
> ulama, adalah >sah /menang kalau anggota setan membuat peraturan Zina itu
> dihalalkan krn suara nya >menang 501.
>  
> ... inilah demokrasi,... kita redha dengan ini ?.
>  
>  Wah.. baru secuil demokrasi ya ok, tp dalam demokrasi yg katanya oleh
>  >dan utnuk rakyat, seharus nya dalam demokrasi itu masalah besar ini
> harus juga di >dengarkan suara rakyat., kalau perlu voting (referendum) siapa
> yg setuju dan tidak setuju.
> >dan seterusnya,.
> 
> memang secuil nampaknya, tapi sangat vital dan berpengaruh terhadap
> kehidupan ummat 
> (rakyat).
> Kalau kemudian referendum lagi, (biasanya sangat sulit untuk dilaksanakan,
> terutama
> oleh orang-orang yang berambisi), artinya mementahkan kembali urusan ini,
> dan urusan
> ini menjadi bolak balik menghabiskan waktu dan umur. Apakah tidak
> sebaiknya dimulai
> musyawarah dari tingkat paling bawah dan di bawa ke atas ?.
> 
> Begitu Bung Muzirman, .... sebelum mengakhiri ini, kembali saya katakan
> bahwa,
> mengapa kita pakai orang punya yang kita sendiri tidak tahu kebaikannya
> bahkan 
> keburukannya yang mengemuka ?, tidakkah lebih baik memakai yang kita punya
> yang sudah jelas kebaikannya dan dijamin oleh Penguasa jagad raya ini ?.
>  
> "Maka apakah mereka mencari petunjuk (agama) yang lain dari petunjuk
> (agama) Allah,
>  padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di
> bumi, baik
>  dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka
> dikembalikan." (QS:3:83)
>  
> Wassalam
>  
> St. Sinaro
> 
> NB : ambo ndak dapek juo postingan2 ko doh,  baa ko rang dapua ?.
> 
> 
> Walaikum salam,
> 
> Yo tarimo kasih  banyak atas waktu Bung St Sinaro, dgn penyerahan ttg
> Musyawarah Mufakat MM) dgn Demokrasi ( D)., yo bisa ambo baraja , krn dlm
> tulisan pak Muchtar Naim, dgn bbrp tulisan nya terus menganjurkan MM  , dan
> termasuk dalam TTS (Tungku Tigo Sajarangan) dan Wacana MSA (Majelis Syariah
> dan Adat)
> 
> Izinkan pulo ambo ciek dgn keyakinan nan ambo caliek ttg Demokrasi ko,
> maklum awak ko baru baraja pulo, iko lamak nyo babeda pendapek, talabiah jo
> St.Siinaro,
> Beda MM dgn D, kito persempit dlm katagori diskusi  : proses pengambilan
> keputusan utk kepentingan basamo.
> 
> Demokrasi adlah suatu sistim pemerintahan oleh rakyat, dan (harus di
> tambahkan pemerintahan untuk rakyat)
> 
> Demokrasi, , suara terbanyak rakyat  itu yg kita terima (executif  atau
> legislatif), nah disini yg saketek tak harus di lupokan (minority) juga
> harus di perhatikan. Dpl. demokratisasi adalah usaha menjaga keseimbangan hak2
> antara pemilih (rakyat badarai) dgn yg dipilih (perwakilan ).
> Demokratisasi merupakan proses usaha2 mencari persamaan hak2 ekonomi, hak2
> politik  dll diantaranya.
> Ada bbrp point pelengkap  yg harus dilengkapi dlm demokratisasi , setelah
> voting suara terbanyak, : keterbukaan, petisi (recall) , kebebasan
> berpendapat, kebebasan mass media/pers,,Kalau bulieh awak, katagori kan :
> representatve demokrasi, direct demokrasi, .. dll.
> 
> Stlh pemimpin awak di pilih, Executif, Legislatif, lansung oleh rakyat,
> keadaan sekarang rakyat tidak punya suara lagi, seharus nya rakyat harus
> punya hak utk menanyakan bgmn performance (kinerja ) pemimpin atau wakil kita
> itu, mis. bgmn kehadiran anggota DPR/D kita , apakah sering bolos, tanpa
> alasan. dan sebaliknya DPR/D harus menerbitkan daftar absensi itu yg terbuka
> utk rakyat (transparancy) bisa di akses rakyat dgn murah dan gampang.
> Ternyata stlh di ketahui ada wakil rakyat (kita) yg sering bolos, nah kita 
>harus
> bisa meng petisi nya dgn 10-15 percent tanda tangan rakyat, utk di ajukan
> ke sidang, debat, tanya jawab, dan termasuk dgn Judikatif. Dan lembaga
> pengadilan lah yg memutuskan nya utk di recall atas usulan rakyat yg sesuai 
dgn
> UU/Peraturan (sekarang UU/Pearturannya tidak ada, atau sengaja utk tidak
> diciptakan).
> 
> Di negara demokrasi yg saya lihat, Yudikatif (Jaksa dll) nya juga lansung
> di pilih rakyat.
> 
> Tp yg lbh penting, apa keputusan Executif, process pengambilan keputusan
> nya harus bersama rakyat juga, terutama yg pricinple, penting, dan ber
> implikasi besar ke rakyat, apa implikasi nya terhadap rakyat, tentu stlh ber
> audieinsi dgn DPR/D,  Sekarang keputusan besar, atau penggunaan APBD besar
> kan di putuskan oleh Gub bersama DPRD saja, tanpa melibat kan rakyat. Melibat
> kan rakyat maksud nya debat, public hearing, kalau perlu voting lagi.
> Siapa mendapat apa dalam proses keputusan itu,.
> Mis , apa yg terjadi di kampuang awak, stlh cobaan musibah Gempa, ada
> bantuan Saudi Arabia, disamping bantuan utk pennangggulan rakyat kena gempa,
> juga sebagian besar utk mesjid Agung, Padang Baru, tentu stlh ada konsultasi
> dgn DPRD, Apakah ada Pemda, beraudiensi dgn rakyat, bhw sumbangan gempa ini
> krn adanya gempa, dan boleh juga utk mesjid Agung, Padang Baru, tidak kan,
> masalahnya apakah sumbangan gempa Saudi  cukup utk menjalankan kehidupan
> dan roda ekonomi pasca gempa? Disinilah,, demokrasi yg benar harus dan
> perlu berdiskusi, public hearing berdebat dgn rakyat. Di DPRD sendiri kalau
> diadakan voting, ttg hal ini, Apakah kita (rakyat)bisa mengetahui siapa yg
> memilih dana Saudi itu boleh utk mesjid.
> (Seingat saya, (bisa salah) dana pembanguan pasca Gempa +/- 6 trilliun,
> bantuan Saudi =/- 500 Milyar). Kalau dizininkan rakyat pilih bolehkan sbgn
> dana bantuan utk mesjid Agung, saya jawab, tunggu dulu. Apakah pembangunan
> pasca gempa sdh cukup? kalau belum saya tidak setuju.
> 
> (  ).... di angkat ke atas ....
>  
> Terimakasih tas waktu St Sinaro, semoga sehat2 selalu.
> 
> Wass. Muzirman Tanjung 

-- 
GMX DSL: Internet-, Telefon- und Handy-Flat ab 19,99 EUR/mtl.  
Bis zu 150 EUR Startguthaben inklusive! http://portal.gmx.net/de/go/dsl

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.



      

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Reply via email to