Re: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake.
wah hebat euy mas Mar, koleksi bukunya banyak sekali... Kalo saya dalam rangka mengantisipasi rusaknya buku (hard copy) dan susahnya memelihara kondisi fisiknya (ruangan yg harus ber-AC, bebas debu, dll) biasanya saya membuat backupnya dengan scan menjadi imej digital. Lebih bagus lagi ke text file dengan fasilitas OCR agar bisa dibuat versi audionya. Banyak software yg gratisan yang bisa merubah file text ke MP3. Kemudian bisa dimasukkan ke Handphone/iPod, handheld PC, palmtop, micro MP3 player, dlsb. Jadi bisa mendengarkan buku di mobil, atau sambil jogging, dll. Yang bagus (intonasi suara nya mendekati natural) adalah keluaran AT&T, tapi harganya selangit. Khusus untuk buku yang bahasa Indonesia, bisa dipakai program Indo TTS (karya Arry Akhmad Arman, dosen Dept. Eletktronik ITB), bisa dilihat/di download di http://indotts.melsa.net.id/, dengan sedikit effort, buku kita menjadi lebih awet dengan format yg gampang dibawa-2. Yosef KA On 12/28/05, Maryanto (Maryant) <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Wah, baguslah, nanti kucoba alamat beli buku itu. Kemarin, sempat ke > BDG, katanya buku jln suci dah pindah ke Palasari. Gag tahu dimana > Cihapit. Ku sempat ke ITB aja. Pasar Kamis Tangerang ? Belum pernah > coba. > > R&R dua minggu barusan, utamanya ke JCS (juga bisa presentasi di ITS, > UNS, Geol UGM, FTM UPN, LIPI, ITB, P3G, JKT), sambil cari buku, dan > dapat beberapa di samping Pasar Turi (SBY), 35 buku di Sriwedari (Solo), > malah ada buku tua 1915'an, 1925, 1950'an di situ. Llau juga 15'an buku > di Jogja, 10 buku BDG. Total 25 kg'an, terkirim lewat pos/tiki, dan > sudah datang semua di PKU. > > Kedepan memang rasanya akan efektif dengan perpustakaan di internet. > Memang membaca soft file masih sulit. Perlu mencetaknya untuk bisa baca > nyaman. Seribuan buku itu kususun dengan kelompok sciencenya. Fisika, > Mathematik, Kimia, Biologi, Geologi, Evolusi, Paleontologi, Geodesi, > Geografi, Sejarah, Ekonomi, Psikologi, Peta-Atlas, Majalah science, > Kesenian, Bahasa, Musik-Gending, Sastra, Kamus, dll. > > Syukurlah, Komple Library terus di pertahankan. Orang orang Belanda ini > adalah awal-awal scientist geologi. Termasuk juga Vening Meinesz, yang > membuat data gravitasi ocean, termasuk laut di Indonesia. > > Pentingnya perpustakaan, amatlah jelas. Sampai, kalau saja di suruh > pilih: dapat akses perpustakaan seluruh dunia atau mobil BMW ? Maka > kupilih bisa akses perpustakaan (dan mobil BMW, dan yang lain-lainnya, > he..he..he). > > Salam, > MYT. > -Original Message- > From: Yosef Khairil Amin [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Wednesday, December 28, 2005 1:16 PM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake. > > Bisa dicari secara online dengan mudah di www.amazon.com, banyak sekali > buku-2 sejenis disitu. Atau kalau mau mencari di lain tempat dengan > harga super miring (baru/second) bisa bermain-main ke www.ebay.com > (situs lelang online serbaneka). Kalau beruntung kita bisa dapat buku > baru yg berbobot dengan harga hanya USD 1 saja (tentu saja minus ongkos > kirim). Biasanya ada orang yg dapat hadiah buku baru yg kemudian dijual > lagi dgn harga murah-meriah. > > Hanya saya tak tahu apakah sekarang sudah bisa melakukan transaksi > online dari Indonesia (sejak beberapa waktu lalu di blacklist berkaitan > dengan banyaknya kasus fraud/carding). Mungkin mas Mar bisa memanfaatkan > alamat headquarters Chevron di Houston biar tak terkena biaya kirim. > Atau secara offline main ke Palasari/Cihapit/Jl.Suci (Bandung), Kwitang > (Jakarta), Pasar Kamis (Tangerang). > > YKA > > On 12/28/05, Maryanto (Maryant) <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > 3. Gimana supaya saya bisa baca buku ini ? "Breaking the Maya Code" > > (Coe, Michael D.,Thames & London, 1992) atau "Aztec Calendar: History > > and Symbolism" (Garcia y Valades Editores, Mexico City, 1992). >
RE: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake.
Toko Buku di JL Suci Bandung, mestinya cari Pasar Suci dulu, dekat Pusdai (Islamic Centre). Di pasar Suci masuk sedikit ke dalam, tingkat 2, banyak took-toko buku...harus ditawar. Di Palasari adalagi, beda. Di Cihapit, sudah tidak adalagi. US -Original Message- From: Maryanto (Maryant) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 28, 2005 1:44 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake. Wah, baguslah, nanti kucoba alamat beli buku itu. Kemarin, sempat ke BDG, katanya buku jln suci dah pindah ke Palasari. Gag tahu dimana Cihapit. Ku sempat ke ITB aja. Pasar Kamis Tangerang ? Belum pernah coba. R&R dua minggu barusan, utamanya ke JCS (juga bisa presentasi di ITS, UNS, Geol UGM, FTM UPN, LIPI, ITB, P3G, JKT), sambil cari buku, dan dapat beberapa di samping Pasar Turi (SBY), 35 buku di Sriwedari (Solo), malah ada buku tua 1915'an, 1925, 1950'an di situ. Llau juga 15'an buku di Jogja, 10 buku BDG. Total 25 kg'an, terkirim lewat pos/tiki, dan sudah datang semua di PKU. Kedepan memang rasanya akan efektif dengan perpustakaan di internet. Memang membaca soft file masih sulit. Perlu mencetaknya untuk bisa baca nyaman. Seribuan buku itu kususun dengan kelompok sciencenya. Fisika, Mathematik, Kimia, Biologi, Geologi, Evolusi, Paleontologi, Geodesi, Geografi, Sejarah, Ekonomi, Psikologi, Peta-Atlas, Majalah science, Kesenian, Bahasa, Musik-Gending, Sastra, Kamus, dll. Syukurlah, Komple Library terus di pertahankan. Orang orang Belanda ini adalah awal-awal scientist geologi. Termasuk juga Vening Meinesz, yang membuat data gravitasi ocean, termasuk laut di Indonesia. Pentingnya perpustakaan, amatlah jelas. Sampai, kalau saja di suruh pilih: dapat akses perpustakaan seluruh dunia atau mobil BMW ? Maka kupilih bisa akses perpustakaan (dan mobil BMW, dan yang lain-lainnya, he..he..he). Salam, MYT. -Original Message- From: Yosef Khairil Amin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 28, 2005 1:16 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake. Bisa dicari secara online dengan mudah di www.amazon.com, banyak sekali buku-2 sejenis disitu. Atau kalau mau mencari di lain tempat dengan harga super miring (baru/second) bisa bermain-main ke www.ebay.com (situs lelang online serbaneka). Kalau beruntung kita bisa dapat buku baru yg berbobot dengan harga hanya USD 1 saja (tentu saja minus ongkos kirim). Biasanya ada orang yg dapat hadiah buku baru yg kemudian dijual lagi dgn harga murah-meriah. Hanya saya tak tahu apakah sekarang sudah bisa melakukan transaksi online dari Indonesia (sejak beberapa waktu lalu di blacklist berkaitan dengan banyaknya kasus fraud/carding). Mungkin mas Mar bisa memanfaatkan alamat headquarters Chevron di Houston biar tak terkena biaya kirim. Atau secara offline main ke Palasari/Cihapit/Jl.Suci (Bandung), Kwitang (Jakarta), Pasar Kamis (Tangerang). YKA On 12/28/05, Maryanto (Maryant) <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > 3. Gimana supaya saya bisa baca buku ini ? "Breaking the Maya Code" > (Coe, Michael D.,Thames & London, 1992) atau "Aztec Calendar: History > and Symbolism" (Garcia y Valades Editores, Mexico City, 1992). > - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
RE: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake.
Wah, baguslah, nanti kucoba alamat beli buku itu. Kemarin, sempat ke BDG, katanya buku jln suci dah pindah ke Palasari. Gag tahu dimana Cihapit. Ku sempat ke ITB aja. Pasar Kamis Tangerang ? Belum pernah coba. R&R dua minggu barusan, utamanya ke JCS (juga bisa presentasi di ITS, UNS, Geol UGM, FTM UPN, LIPI, ITB, P3G, JKT), sambil cari buku, dan dapat beberapa di samping Pasar Turi (SBY), 35 buku di Sriwedari (Solo), malah ada buku tua 1915'an, 1925, 1950'an di situ. Llau juga 15'an buku di Jogja, 10 buku BDG. Total 25 kg'an, terkirim lewat pos/tiki, dan sudah datang semua di PKU. Kedepan memang rasanya akan efektif dengan perpustakaan di internet. Memang membaca soft file masih sulit. Perlu mencetaknya untuk bisa baca nyaman. Seribuan buku itu kususun dengan kelompok sciencenya. Fisika, Mathematik, Kimia, Biologi, Geologi, Evolusi, Paleontologi, Geodesi, Geografi, Sejarah, Ekonomi, Psikologi, Peta-Atlas, Majalah science, Kesenian, Bahasa, Musik-Gending, Sastra, Kamus, dll. Syukurlah, Komple Library terus di pertahankan. Orang orang Belanda ini adalah awal-awal scientist geologi. Termasuk juga Vening Meinesz, yang membuat data gravitasi ocean, termasuk laut di Indonesia. Pentingnya perpustakaan, amatlah jelas. Sampai, kalau saja di suruh pilih: dapat akses perpustakaan seluruh dunia atau mobil BMW ? Maka kupilih bisa akses perpustakaan (dan mobil BMW, dan yang lain-lainnya, he..he..he). Salam, MYT. -Original Message- From: Yosef Khairil Amin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 28, 2005 1:16 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake. Bisa dicari secara online dengan mudah di www.amazon.com, banyak sekali buku-2 sejenis disitu. Atau kalau mau mencari di lain tempat dengan harga super miring (baru/second) bisa bermain-main ke www.ebay.com (situs lelang online serbaneka). Kalau beruntung kita bisa dapat buku baru yg berbobot dengan harga hanya USD 1 saja (tentu saja minus ongkos kirim). Biasanya ada orang yg dapat hadiah buku baru yg kemudian dijual lagi dgn harga murah-meriah. Hanya saya tak tahu apakah sekarang sudah bisa melakukan transaksi online dari Indonesia (sejak beberapa waktu lalu di blacklist berkaitan dengan banyaknya kasus fraud/carding). Mungkin mas Mar bisa memanfaatkan alamat headquarters Chevron di Houston biar tak terkena biaya kirim. Atau secara offline main ke Palasari/Cihapit/Jl.Suci (Bandung), Kwitang (Jakarta), Pasar Kamis (Tangerang). YKA On 12/28/05, Maryanto (Maryant) <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > 3. Gimana supaya saya bisa baca buku ini ? "Breaking the Maya Code" > (Coe, Michael D.,Thames & London, 1992) atau "Aztec Calendar: History > and Symbolism" (Garcia y Valades Editores, Mexico City, 1992). > - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake.
Bisa dicari secara online dengan mudah di www.amazon.com, banyak sekali buku-2 sejenis disitu. Atau kalau mau mencari di lain tempat dengan harga super miring (baru/second) bisa bermain-main ke www.ebay.com (situs lelang online serbaneka). Kalau beruntung kita bisa dapat buku baru yg berbobot dengan harga hanya USD 1 saja (tentu saja minus ongkos kirim). Biasanya ada orang yg dapat hadiah buku baru yg kemudian dijual lagi dgn harga murah-meriah. Hanya saya tak tahu apakah sekarang sudah bisa melakukan transaksi online dari Indonesia (sejak beberapa waktu lalu di blacklist berkaitan dengan banyaknya kasus fraud/carding). Mungkin mas Mar bisa memanfaatkan alamat headquarters Chevron di Houston biar tak terkena biaya kirim. Atau secara offline main ke Palasari/Cihapit/Jl.Suci (Bandung), Kwitang (Jakarta), Pasar Kamis (Tangerang). YKA On 12/28/05, Maryanto (Maryant) <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > 3. Gimana supaya saya bisa baca buku ini ? "Breaking the Maya Code" (Coe, > Michael D.,Thames & London, 1992) atau "Aztec Calendar: History > and Symbolism" (Garcia y Valades Editores, Mexico City, 1992). >
Re: [iagi-net-l] Incentives needed in Indonesia oil and gas search
> Rekan rekan Benar yang dikatakan Andang , sebenarnya Pemerintah sejak UU No 22/2001 s sudah memberikan "keleluasaan" sistim pengoperasian KKS. Jelas dalam UU tsb , bahwa sistim PSC bukan satu satunya sistim yang akan dipakai (bukan berarti bahwa sistim ini buruk), tetapi tergantung mana mana yang paling menguntungkan Negara.Hal ini diperjelas lagi dalam PP 35/ 2004 , walaupun pasal pasalnya kelihatan lebih banyak mengatur kontrak PSC. Saya kira sebabnya adalah , karena bentuk bentuk kerja sama yang lain belum ada referencenya. Nah disinilah tugas kita profesioanl untuk menyusun suatu wacana mengenai kontrak yang sesuai dengan "bayi bayi cantik" -nya ADB. Tantangan ADB , yaitu kita harus lebih berperan , bukan untuk supaya kita "terlihat" , tetapi karena dibutuhkan sehingga perhitungan / analisa para ekonoom , dan ahli reserves economics bisa lebih tajam dan memberikan opsi opsi yang wajar dan saling menguntungkan bagi Negara dan para pengusaha. Mungkin KETUM yang baru akan membentuk suatu kelompok pemikir dari IAGI (saja dulu) sebagai pendorong ? Si Abah. Salah satu bentuk insentif yang jarang sekali dibicarakan, terutama oleh > kawan-kawan G&G -walaupun sebenarnya itu adalah domain utama kompetensi > kita-, adalah "merawat, mengembangkan, melatih, mendidik, dan mendandani" > BAYI-BAYI CANTIK kita, baik yang terselip di lapangan2 "tua" di 16 > cekungan > yang sudah dianggap matang di Indonesia, maupun (terutama) di 50 cekungan > lain di Indonesia. > > Selama ini, pembicaraan tentang "insentif" didominasi oleh hal-hal yang > bersifat economic, finance, bisnis, pajak, dsbnya. Hal itu tidak > mengherankan, karena sebagian besar pengambil kebijakan dan pembuat opini > di > industri migas hulu kita adalah para birokrat professional yang fasih, > faham, dan terdidik dengan masalah economics terutama dengan paradigma > "reserves-economy" bukan "resources-economy". Mungkin Pak Purnomo, Pak > Iin, > Pak Rahmat Sudibyo, Pak Kardaya, Pak Martiono, Pak Widya, Pak Kurtubi, Pak > Hutapea memang betul-betul ahli tentang masalah tersebut, tetapi pada > umumnya, karena latar belakang mereka adalah engineering, economy, > management, dimana pemahaman dan penghayatan tentang faktor "seni" dan > "resiko" dalam eksplorasi sumberdaya mereka tidak se"intensive" > kawan-kawan > praktisi G&G eksplorasionis, maka yang mereka kutak-kutik selama ini > cenderung lebih berat ke kebijakan untuk "komoditi" yang sudah jadi > "reserves". Tidak bisa dipungkiri bahwa kebijakan-kebijakan untuk membuat > resources menjadi reserves-pun sudah pula digariskan dan > diimplementasikan; > tetapi -ya itu tadi- titik beratnya selalu pengaturan masalah split, > pajak, > investment credit, dan hal2 yang berbau economics. Sementara itu > "BARANG"nya > sendiri alias komoditinya: jarang sekali diutak-utik, didandani, > disegarkan, > dicarikan konsep-konsep baru, dan yang terutama: DITAMBAHi DATAnya. > > Sub Direktorat Penyiapan Lahan dibawah Direktorat Eksplorasi Ditjen Migas > setiap tahun bertugas untuk mendadani bayi-bayi cantik kita berupa > open-block/area untuk ditawarkan ke investor berupa kontrak kerjasama > (PSC). > Mungkin tidak lebih dari 2 Juta Dollar dianggarkan untuk penyiapan lahan > tersebut. Tahun 2005 ada 14 open area yang ditawarkan, studi penyiapan > lahan > setiap blok menelan biaya +/- USD100K, ditambah administrasi, data, > hardware(?) dll, sehingga angka 2 Juta Dollar untuk penyiapan lahan tsb > bisa > saja cukup realistis (kalau ada kawan2 yang tahu silakan koreksi). > Signature > bonus untuk tiap blok minimal 500K USD (disyaratkan mutlak dalam bid > 2005), > dan firm-commitment 3 tahun tiap blok bisa bervariasi antara 5 - 25 Juta > Dollar, ambil saja rata2 15 Juta Dollar. Jadi, untuk mendapatkan pemasukan > negara bukan pajak yang PASTI minimum 7 Juta USD dan investasi 230 Juta > USD, > Pemerintah hanya perlu mengeluarkan 28,5% dari pendapatan langsung > signature-bonus atau 0.87% dari potensi investasinya. Memang kalau > ditinjau > secara ekonomi (negara) hal ini sangat menguntungkan, tetapi seharusnya > Pemerintah lebih memperhatikan aspek "mendadani" bayi-bayi cantik > berikutnya > sehingga akan makin banyak investasi masuk, dengan cara memakai semua > signature bonus tersebut (7M USD) untuk kepentingan studi open area baru > atau mengakuisisi data-data baru, sedemikian rupa sehingga investor jadi > lebih tertarik. > > Terobosan-terobosan peraturan tentang spec-survey yang disampirkan pada > bentuk Joint Study maupun (rencananya) pada KKS khusus tanpa komitmen > pemboran nampaknya sudah mulai diinisiasi oleh Pemerin tah (Ditjen > Migas-BPMigas). Hal ini terungkap juga pada pidato Pak Purnomo dan juga > Pak > kardaya pada waktu membuka JCS2003 di Surabaya. Usaha2 deregulasi tersebut > perlu kita dukung bersama lewat monitoring maupun urun rembug, terutama di > masalah2 krusial penentuan term spec surveynya, sedemikian rupa sehingga > Pemerintah mendapatkan masukan yang profess
Re: [iagi-net-l] Tahun Baru 2006 Ditunda Sedetik
> Vick Perputaran bumi melambat , sehingga "sometimes" akan berhenti ? Pertanyaannya : 1. Mengapa menjadi lambat ? 2. Apakah perlambatan ini akan berpengruh kepada dinamika kerak bumi ? Akh , kalau diteruskan banyak sekali , siapa yang bisa sedikit memberikan pencerahan ? Si Abah _ Tahun Baru 2006 Ditunda Sedetik > > Washington, Senin 26 Desember 2005, 13:37 WIB (kompas) > > Tahun baru 2006 ditunda sedetik sebab para ilmuwan menetapkan tambahan > detik di akhir 2005. > > Bersiap-siaplah menghitung menit terakhir memasuki tahun baru 2006 > dengan hitungan sebanyak 61 detik. Para ilmuwan telah menetapkan > tambahan waktu sedetik di akhir tahun ini untuk menyesuaikan antara > penentuan waktu menggunakan jam atom dengan rotasi Bumi. > > Hal tersebut diperlukan sebab perputaraan Bumi pada porosnya semakin > melambat. Lompatan waktu akan menyamakan kembali pengukuran waktu agar > tetap sesuai untuk kebutuhan telekomunikasi, astronomi, dan berbagai > bidang sains terapan. > > Pada 31 Desember 2005, penunjuk pada jam akan membaca angka 60 di > detik terakhir sehingga sebelum melompat ke 1 Januari 2006. Jam yang > dipakai sebagai penentu Coordinated Universal Time di London akan > terbaca 23.59.60. Biasanya penunjuk detik langsung berputar ke 00 > sesudah 59. > > The International Earth Rotation and Reference Systems Service di > Paris menjaga ketepatan waktu dengan mengukur rotasi Bumi yang tidak > tetap dan pengukuran jam atom yang sangat akurat. Ketika perbedaan > keduanya terlihat, IERS harus menambah atau mengurangi detik setiap > tahunnya. > > Meskipun ada kemungkinan dikurangi, sejauh ini yang sering dilakukan > para peneliti adalah menambahkan detik. Hal tersebut menunjukkan bahwa > perputaran Bumi secara umum melambat. > > "Rotasi Bumi tertinggal dari perhitungan waktu jam atom jadi harus > kita tambahkan detik setiap ada perbedaan sebesar itu," kata Tom > O'Brian, kepala divisi waktu dan frekuensi National Institute of > Standards and Technology. > > Pengukuran waktu dengan rotasi Bumi telah dilakukan sejak ribuan tahun > dan baru dipakai teknik yang lebih akurat dengan jam atom sejak 1949. > > "Sebuah jam atom menjaga waktu tetap akurat berdasarkan getaran atom," > kata O'Brian. Standar yang dipakai sekarang adalah atom cessium yang > bergetar 9.192.631.770 kali setiap detik. Sejauh yang diketahui para > ilmuwan, hal tersebut tidak berubah dan berlaku di seluruh daratan > Bumi dan antariksa. > > Lompatan waktu pertama kali dilakukan pada 1972 berdasarkan > kesepakatan internasional tentang penetapan waktu dunia. Paling > sedikit ditambahkan sedetik setiap tahunnya antara 1972 hingga 1983 > dan sedikit pengurangan pada pertengahan 80-an dan 90-an. > > Sampai sekarang sudah dilakukan beberapa kali penyesuaian dan terakhir > dilakukan tujuh tahun yang lalu. "Pada 1999 dengan alasan yang tidak > diketahui, rotasi Bumi sedikit semakin cepat sehingga kami tidak perlu > menambahkan sejak saat itu," kata O'Brian. > > Rahasia perubahan kecepatan rotasi Bumi terletak pada perubahan pasang > dan surut air laut yang dipengaruhi gaya tarik Bumi dengan bulan. > Selain itu, perubahan musim, pergerakan batuan di kerak Bumi dan > faktor lain yang belum diketahui juga mungkin berpengaruh. > > Perubahan musim khususnya di belahan Bumi bagian utara diperkirakan > mengubah kecepatan rotasi Bumi. Air laut menguap dan turun kembali > menjadi hujan dan salju di gunung dan kembali mencair ke lautan. > > Hal tersebut akan menimbulkan efek seperti seorang olahragawan ski es > membentangkan tangannya untuk mengurangi kecepatan atau menariknya ke > badan untuk meningkatkan kecepatan. Meskipun demikian, perubahan > tersebut memang sangat kecil. > > "Perubahan tersebut mungkin hanya sepersejuta detik setiap hari," kata > O'Brian. "Tapi, berkurangnya kecepatan karena gaya tarik bulan sekitar > 1,5 perseribu detik setiap abad," lanjutnya. Hari ini, tambah O'brian, > kecepatan Bumi lebih lambat sehari dibandingkan tahun 1905. > > Sumber: http://www.livescience.com/technology/050705_leap_second.html > > -- > --Writer need 10 steps faster than readeR -- > > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina > (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) > Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) > Komisi Database Ge
RE: [iagi-net-l] Mang Okim
Selamat buat Pak Miko, Selamat buat mempelai berdua Selamat buat seluruh keluarga besar ARIEF BUDIMAN Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone : (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 Home: (021) 809 2618 -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 28, 2005 7:30 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Mang Okim Pantesin udah agak lama gak kedengeran dongeng batu akik/merah delimanya mang Okim. Ternyata beliau baru saja punya besan baru dengan menikahkan putra bungsunya di Bandung Sabtu, 24/12 yg lalu. Selamet deh buat mang Okim n siap-siap jadi "MC" taon depan (momong cucu). Kalo gak salah cucu ke 4 ya ? Salam batu mulia, ongky This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Mang Okim
Mang Okim, Selamat yaa, mendapatkan menantu, dan nantinya menimang cucu. Semoga berbahagia semuanya. Amin Wassalam, HK [EMAIL PROTECTED] wrote: Pantesin udah agak lama gak kedengeran dongeng batu akik/merah delimanya mang Okim. Ternyata beliau baru saja punya besan baru dengan menikahkan putra bungsunya di Bandung Sabtu, 24/12 yg lalu. Selamet deh buat mang Okim n siap-siap jadi "MC" taon depan (momong cucu). Kalo gak salah cucu ke 4 ya ? Salam batu mulia, ongky This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less
[iagi-net-l] SALAM Theory and Cultural History.
SALAM Theory and Cultural History. By: Maryanto, 27 December 2005. SALAM Theory, which is derived from many global and local physical parameters including magnetic, temperature, sea level, etc., concludes some periods including 7 Ka, 700 a, , 70 a, and 7 annum. In the cultural history, these cycles may be reflected. First cultural history was mostly using Didik Iskandar, 1994, History. Fortunately, last night reading answerding Mr. Yosef's questions, resulted much-much better description on history and much more smaller error to the predicted cycles. 1. 7 Ka cycle. 18 Ka (17,500 BC) last glaciations. Sumatra, Java, Kalimantan in an island. 11 Ka (10,500 BC) small first warmer glaciations 4 Ka (3.500 BC) small second warmer glaciations, start of history. 2. 700 annum cycle. It is started from the oldest civilization up to present century, as: 35th BC Old Egypt 28th BC Later Old Egypt 21th BC Middle Egypt 14th BC Late Egypt 07th BC Persian/Babylonian 00th BC Rome 07th AD Islam, Arab 14th AD Renaissance 21th AD Globalization 28th ADMbotenMangertos1 35th ADMbotenMangertos2 42th ADMbotenMangertos3, etc. Encyclopedia International, Grolier incorporated, New York, 1967, book 6, page 310-342., mentioned as follows: First settlementbefore c.5000-4500 BC Predynastic first settlement - 3400 BC. Protodynastic or Archaicc.3400-2780 BC, 1-2 dynastic Old Kingdom c.2780-2254 BC, 3-6 dynastic First Intermediate period c.2254-1991 BC, 7-11dynastic Middle Kingdom c.1991-1778 BC, 12 dynastic Second Intermediate period c.1778-1573 BC, 13-17 dynastic New Kingdom c.1573-1085 BC, 18-20 dynastic Late dynastic c.1083-0332 BC, 21-31 dynastic Ethiopian rulingc. 730 BC. Assyrian rule c. 664 BC Alexander the Great, Ptolemaic, c.0332-0030 BC Roman & Byzantium periodc.30 BC-642 AD The oldest settlement in the world is in Egypt. Egypt is come from Greek word Aigyptos, an ancient name of Memphis. The first settlement was unclear and has been predicted with wide range between 5000 BC to 4500 BC. The carbon dating used for the Sothis cycle gives discrepancy of the dating, and would be best estimate the dead reckoning 11 dynastic to 2133 BC. The earlier date would gives wider error and the first dynastic estimated between 3400 to 2850 BC. Here Maryanto gives date 3500 BC is start of civilization named Old Egypt, while 2800 BC is named Late Old Egypt. Giving uncertainty of one century (100 years), then writer named 3500 BC (Old Egypt), 2800 BC (Late Old Egypt). The 11 dynasty is started in 2133 BC (Century 21st BC), and seems it is then could be the start of the Middle Egypt. The New Kingdom is dated 1573 BC (which is nearly as Century 14th BC). Egypt is then occupied by Ethiopian since 730 BC (Century 7th BC), and then by Assyrian since 664 BC., Persian 552 BC, Alexander the Great 333 BC., with Ptolemaic ruling under the Great, until Cleopatra was defeated by Rome in 30 BC (Century 0th AD). Arab, under Amr bin al-As occupy it since 642 AD (century 7th AD). It could also refer to Priest Muhammad start in 610 M, or Hijrah 622 M. The world is come to Renaissance since the great humanist, the poet Francesco Petrarch (1304-1374) or Century 14th AD. In this case scholars did not agree the beginning of this period, and commonly agree between mid 14 century to mid 16 century AD. Some links to sack Rome emperor Charles V (1527), ended Rome. Lutheran reformation (1517), or Catholic Counter Reformation (1545-1563), Michelangelo died (1564). Century 21st AD is marked by Globalization. Writter does not knowyet who first mentioned th globalization word here. SALAM predicts the changed would start in 2020, the hisgest temperature on 700 annum cycles. Out of 4 holly books, 75 % of them were in the 700 annum hisghest temperature, such in century: Torah 14th, Bibble 0th, Qur'an 7th. One of them, Zabur is in the lowest temperature (~ 1050 BC). So does Ibrohim Priest, was could be in 21th century BC. The Rennaisance is exactly in 14 th century. (Century 21th is marked by born of SALAM Theory, he..he..he.., a joke only). Further the future prediction of 700 annum cycles are then 28th AD MbotenMangertos1 (OraNgerti1, EmbuhOraWeruh1, TidakTahu1), then Century 35th AD MbotenMangertos2, Century 42th AD MbotrenMangertos3, etc. 3. 70 annum and 7 annum cycle. Sunusoidal 70 annum is at : zerocross down in 1860, minimum in 1877, zerocross up in 1895, maximum in 1912, zerocross down in 1930, minimum in 1947, zerocross up in 1965, maximum in 1982, zerocross down in 2000, minimum in 2017, zerocross up in 2035, etc. Global economy has 70 year cycle, starting on the lowest economy at the zerocross down such as in 1860, 1930, 2000, is then economically increases to the
RE: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake.
Halo Mas Yosef. Senang ketemu lagi. Pertanyaannya amat-amat bagus. Tentu karena banyak pengetahuannya. Berikut komentar saya. 1. Thompson, dengan kalender 300 Ma, atawa 300.000.000 annum. Teori SALAM, dengan kalender 70 Ga, atawa 70.000.000.000 annum. Ini adalah 233 x kalendernya Thompson. Saya belum pernah melihat, atawa mendengar, kalender lebih panjang dari 20 Ga, yakni awalnya Big Bang. NASA sebut Big Bang sejak 15-20 Ga lalu. Kelender SALAM, adalah dari Big Bang, yakni 18.617.373.522 BC, hingga kini plus next 50 Ga. 2. Siklus peradaban, saya ambil dari buku sejarah SMA. Didik dkk. Lalu sebut sbb: Peradaban tertua abad 35 hingga 28 BC. The cultural 700 annum cycle begin with 3500 BC (Old Egypt), and followed by 2800 BC (Later Old Egypt), 2100 BC (Mid Egypt), 1400 BC (Late Egypt), 700 BC (Egypt occupied by Assyrian then Babylonian), 0 BC (Egypt was occupied by Rome)" Bacaan semalam, mendapatkan diskripsi lebih bagus serta errornya semakin kecil. Karena ini inti pertanyaan, maka saya pisahkan email, dan bisa lihat :SALAM Theory and Cultural History. 3. Gimana supaya saya bisa baca buku ini ? "Breaking the Maya Code" (Coe, Michael D.,Thames & London, 1992) atau "Aztec Calendar: History and Symbolism" (Garcia y Valades Editores, Mexico City, 1992). 4. Data siklus pada Kwarter terkenal adalah Milutin Milankovitch. Dengan data 1 Ma terakhir sebut ada siklus 100 ka, 40 ka, 20 ka, ada 19 - 23 ka. Data ini, kalau saja ada yang tahu point-point datanya, kami mohon di kirimi. Suda lama saya mencari, tapi belum bisa dapatkan. Yang terlihat adalah telah merupakan garis menghubungkan titik itu. Djin S. Nio, kembangkan lagi hingga umur lain. Umumnya orang masih lihat siklus itu tak cocok dengan umur di luar Kwarter. Data "point" yang sama, bisa di interpretasikan lain bagi orang lain. Mungkin saya akan bisa jelaskan adanya siklus SALAM di data itu, instead Milankovitch ? Yang pingin saya ketahui, berapa titik amat untuk tentukan adanya siklus 40 ka itu, dan bagaimana inter posisi datanya, serta seberapa simpangan pengukurannya. 5. Waktu tsunami 26 Des 2004, saya telah dapatkan dari data Pak Nanang T Puspito, ITB, bahwa selama 210 th terakhir, atau th 1800-2000, jumlah komulatifkan tsunami selama setiap 10 th, maka jumlah tsunami di Indonesia, adalah besar-kecil-besar-kecil, dengan siklus puncak ke puncak atawa minimum ke minimum, adalah exactly 70 th selama 3 pereode 70 th itu. Data menunjukkan bahwa kejadian itu semua ya di Indonesia, tidak di tempat lain. Ini belum menunjukkan lokasi X, Y, Z, T hitungan cm dan detik. Entah kapan ini akan ada, tergantung usahanya. Siapa mau bantu ? Ditulis lagi crita lalu: > Suatu saat, irama gempanya cepat, kadang lambat, lalu cepat lagi > Bukankah ini simphony nyanyian amat merdu ? > Akan banyak bantu mahasiswa cari doktor kali ya ? > Kadang lagu Sunda, Jawa, Aceh, Barat melankolis, slow rock, ndangdut, > keroncong, slendro, sinom, pangkur, asmorondono, hard rock, dst.. > Gag percaya ? 6. Setuju bahwa siklus alam ini ada. Kita mau mencari mana siklus yang tepat, juga tidak membuatnya, dan tidak boleh memaksakan suatu angka, dan hanya tak lebih dari menemukan rumus apa yang sesuai alam. Dalam merumuskan ini, orang mencoba-coba mana yang pas. Kalau memang siklusnya 7 tahunan, maka ya harus di terapkan siklus 7 tahunan, atawa rumusnya harus paksakan siklus 7an, bukan yang lain. Dan dalam kondisi ini, orang jangan memaksakan untuk tidak berlakunya siklus 7 tahunan. Energi utama ya hanya empat (nuklir kuat, nuklir lemah, elektromagnetik, dan gravitasi). Semua parameter physis yang berhubungan dekat dengan itu, akan mempunyai grafik waktu versus parameternya dengan variabilitas yang rendah di banding suatu parameter fisis lain yang sudah jauh dari itu. Misal, hubungan terbagus adalah waktu vs magnetik, di banding dengan waktu versus : iklim, ketebalan lapisan, porositas, dll. Semakin parameter dekat dengan empat energi utama, maka generalisasi grafik versus waktunya akan lebih gampang (bagus). Semakin lebih jauh dari empat energi utama tadi, maka banyak faktor lain yang mempengaruhi. 7. Kini saya mulai pelajari fraktal, karena katanya banyak hal dari Si SALAM yang mungkin orang lain menerangkannya hal-hal alam lebih mudah dengan fraktal. Katanya pak Sigit. Juga waktu ketemu Pak MT Zen 9 Des 2005 lalu, ku di tanya apakah aku tahu fraktal. Ku jawab, baru mau membacanya. Ternyata, maksudnya, banyak hal yang berubah pereodik, series, menurut skala. Menarik mestinya. Di tunggu 7 pertanyaan lain dari Mas Yosef, juga yang lain. Salam, Maryanto. -Original Message- From: Yosef Khairil Amin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, December 27, 2005 11:13 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake. Mas Mar yth, Salut atas kegigihan anda mengkampanyekan teori salam. Saya mau memberi komentar sedikit (panjang) tentang si Salam. Dari makalah : "Salam Theory" yg ditulis untuk
[iagi-net-l] Mang Okim
Pantesin udah agak lama gak kedengeran dongeng batu akik/merah delimanya mang Okim. Ternyata beliau baru saja punya besan baru dengan menikahkan putra bungsunya di Bandung Sabtu, 24/12 yg lalu. Selamet deh buat mang Okim n siap-siap jadi "MC" taon depan (momong cucu). Kalo gak salah cucu ke 4 ya ? Salam batu mulia, ongky This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
[iagi-net-l] need koordinat tambang freeport
Selamat pagi bapak-2 dan ibu-2, Maaf mengganggu. Sebenarnya ini cukup memalukan, karena sekian belas tahun di dunia geologi, ternyata saya koq tidak tahu persisnya letak tambang tembaga di Papua yang terkenal dengan segala isu dan kontroversinya itu. Sehubungan dengan saya lagi keranjingan main google earth khratisan, kiranya para IAGI-netter yang berkompeten berkenan membagikan informasi koordinat tambang di atas (lat-long saja boss, bukan proyeksi x-y), biar saya bisa lebih "melek huruf" dan memahami persoalan. Kalau ada info koordinat tambang-tambang lain, seperti nikel sulawesi, Newmont menado dll juga boleh, saya akan sangat berterima kasih. Wassalam, Sunu - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
[iagi-net-l] Tahun Baru 2006 Ditunda Sedetik
Tahun Baru 2006 Ditunda Sedetik Washington, Senin 26 Desember 2005, 13:37 WIB (kompas) Tahun baru 2006 ditunda sedetik sebab para ilmuwan menetapkan tambahan detik di akhir 2005. Bersiap-siaplah menghitung menit terakhir memasuki tahun baru 2006 dengan hitungan sebanyak 61 detik. Para ilmuwan telah menetapkan tambahan waktu sedetik di akhir tahun ini untuk menyesuaikan antara penentuan waktu menggunakan jam atom dengan rotasi Bumi. Hal tersebut diperlukan sebab perputaraan Bumi pada porosnya semakin melambat. Lompatan waktu akan menyamakan kembali pengukuran waktu agar tetap sesuai untuk kebutuhan telekomunikasi, astronomi, dan berbagai bidang sains terapan. Pada 31 Desember 2005, penunjuk pada jam akan membaca angka 60 di detik terakhir sehingga sebelum melompat ke 1 Januari 2006. Jam yang dipakai sebagai penentu Coordinated Universal Time di London akan terbaca 23.59.60. Biasanya penunjuk detik langsung berputar ke 00 sesudah 59. The International Earth Rotation and Reference Systems Service di Paris menjaga ketepatan waktu dengan mengukur rotasi Bumi yang tidak tetap dan pengukuran jam atom yang sangat akurat. Ketika perbedaan keduanya terlihat, IERS harus menambah atau mengurangi detik setiap tahunnya. Meskipun ada kemungkinan dikurangi, sejauh ini yang sering dilakukan para peneliti adalah menambahkan detik. Hal tersebut menunjukkan bahwa perputaran Bumi secara umum melambat. "Rotasi Bumi tertinggal dari perhitungan waktu jam atom jadi harus kita tambahkan detik setiap ada perbedaan sebesar itu," kata Tom O'Brian, kepala divisi waktu dan frekuensi National Institute of Standards and Technology. Pengukuran waktu dengan rotasi Bumi telah dilakukan sejak ribuan tahun dan baru dipakai teknik yang lebih akurat dengan jam atom sejak 1949. "Sebuah jam atom menjaga waktu tetap akurat berdasarkan getaran atom," kata O'Brian. Standar yang dipakai sekarang adalah atom cessium yang bergetar 9.192.631.770 kali setiap detik. Sejauh yang diketahui para ilmuwan, hal tersebut tidak berubah dan berlaku di seluruh daratan Bumi dan antariksa. Lompatan waktu pertama kali dilakukan pada 1972 berdasarkan kesepakatan internasional tentang penetapan waktu dunia. Paling sedikit ditambahkan sedetik setiap tahunnya antara 1972 hingga 1983 dan sedikit pengurangan pada pertengahan 80-an dan 90-an. Sampai sekarang sudah dilakukan beberapa kali penyesuaian dan terakhir dilakukan tujuh tahun yang lalu. "Pada 1999 dengan alasan yang tidak diketahui, rotasi Bumi sedikit semakin cepat sehingga kami tidak perlu menambahkan sejak saat itu," kata O'Brian. Rahasia perubahan kecepatan rotasi Bumi terletak pada perubahan pasang dan surut air laut yang dipengaruhi gaya tarik Bumi dengan bulan. Selain itu, perubahan musim, pergerakan batuan di kerak Bumi dan faktor lain yang belum diketahui juga mungkin berpengaruh. Perubahan musim khususnya di belahan Bumi bagian utara diperkirakan mengubah kecepatan rotasi Bumi. Air laut menguap dan turun kembali menjadi hujan dan salju di gunung dan kembali mencair ke lautan. Hal tersebut akan menimbulkan efek seperti seorang olahragawan ski es membentangkan tangannya untuk mengurangi kecepatan atau menariknya ke badan untuk meningkatkan kecepatan. Meskipun demikian, perubahan tersebut memang sangat kecil. "Perubahan tersebut mungkin hanya sepersejuta detik setiap hari," kata O'Brian. "Tapi, berkurangnya kecepatan karena gaya tarik bulan sekitar 1,5 perseribu detik setiap abad," lanjutnya. Hari ini, tambah O'brian, kecepatan Bumi lebih lambat sehari dibandingkan tahun 1905. Sumber: http://www.livescience.com/technology/050705_leap_second.html -- --Writer need 10 steps faster than readeR -- - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Menelaah Aspek Geo-Biosains Film King Kong
Abah, Siapa tahu dari iseng-iseng pun ada pembelajaran. Dari Bering, saat itu hanya temperatur turun ke 1/2 deg C dan melihat Aleut island arc yang bikin jembatan dari Alaska ke Siberia via Kamchatka. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: > Awang Komentar iseng kamu menarik juga ya , mana oleh oleh dari Bering ? Si Abah - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less
Re: [iagi-net-l] KLITV
Pak Koesoema, Memang kalau peta-petanya tak bisa di-download, hanya ada explanatory notes-nya. Tetapi, foto-foto tempo doeloe-nya bisa di-download dengan gratis. Artikel2 di jurnal KITLV (Koninklijke Instituut voor Taal- Land- en Volkenkunde), sebagian bisa di-download, terutama yang umum-umum. Seperti banyak dokumen lainnya, juga masih banyak artefak, masih tersimpan di Belanda, sayang - mungkin untuk menyerahkannya bulat2 ke pemerintah Indonesia saat ini mereka pikir-pikir juga. salam, awang "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sdr. Awang Saya sudah masuk ke website KLITV. Ternyata naskah, peta2 dsb itu tidak bisa didownload, yang bisa didownload hanya title dan informasinya saja, Naskah2, peta2 dsb itu hanya bisa dipinjam disana. Tetapi sangat menakjubkan, karena dalam katalognya tercantum peta2 topografi sekitar Bandung yang dikeluarkan Tentara Hindia Belanda dari tahun 1888 pada sekala 20.000. Ingin sekali saya lihat, tetapi harus pergi ke Amsterdam untuk meminjamnya. PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less
Re: [iagi-net-l] Kenapa malas ke perpus ? --> Re: [iagi-net-l] Klompe Library
Betul sekali nantinya orang tidak perlu ke library untuk mencari dan membaca literatur, bisa on line saja. Di masa yang akan datang semua library, seperti Klompe Library, nanti beralih fungsi sebagai repository buku saja, semacam museum lah untuk melihat buku2, journal dsb. - Original Message - From: "Putrohari, Rovicky" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, December 27, 2005 8:49 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Kenapa malas ke perpus ? --> Re: [iagi-net-l] Klompe Library Kalau begitu sudah saatnya berpindah ke perpustakaan online. Setahu saya ITB sudah lama memulai digital library http://digilib.itb.ac.id/ http://www.lib.itb.ac.id/ Nah gimana kalao Klompe Library dimodifikasi "Klompe Geoscience Digital Library" ? Kalau alumni (IAITB) bersedia menyediakan satu server "nyanthol" di server ITB, tentunya akan lebih dirasakan manfaatnya oleh mhs, dan masyarakat, termasuk non alumni (seperti saya :) bisa memanfaatkan juga. Boleh, kan ? RDP -Original Message- Betul Pak, Aktifitas bermain di outdoor (kegiatan yg berhub.dg alam) yg --menurut saya-- berdampak positip pada keilmuan geologi juga dan persahabatan (sosial) relatif kurang. Perlu keharmonisan : belajar-ngeluyur (btualang)-internet-game-kota2 -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sekarang dengan adanya internet malah jadi lebih malas lagi - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
[iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] New energy players rising in Asia
New energy players rising in Asia By Donald Greenlees International Herald Tribune TUESDAY, DECEMBER 6, 2005 JAKARTA When Supramu Santosa started in the oil and gas business in Indonesia in 1968, it was dominated by a state-owned company and foreign multinationals. The only job he could get was as a "roughneck," a menial laborer on oil rigs, carrying bags of cement for a meager wage. Three decades later, he owned an oil and gas company. Not many people have heard of Star Energy Group, the company Santosa created in partnership with an Indonesian financial investor in 2003. But its existence is the fruit of an extraordinary personal rise and a sign of changing times in the oil and gas industry in Indonesia and elsewhere in resource-rich Southeast Asia. As multinational energy companies have cut back on exploration in Indonesia because of concerns over the investment environment in recent years, a new breed of energy player has quietly emerged and prospered. These locally owned exploration and production companies number only a handful. They are too small to take on the global oil and gas firms. And they alone cannot turn around the sharp decline in production in Indonesia, the only member of the Organization of Petroleum Exporting Countries in the Asia Pacific region. But they are gradually changing the face of an industry in Indonesia in which private investment has been almost entirely dependent on big U.S. and European energy companies. "In the past people didn't see the oil and gas business in Indonesia as a local business," said Santosa, Star's chief executive. "It was a business for the big boys. We are now seeing more local companies becoming serious players." By comparison with other regions, the oil and gas industry in Southeast Asia still has very few independent local operators. There are 28 such companies active in Indonesia, Malaysia and Thailand, compared to 160 in North America and more than 100 in the North Sea, according to the U.S. Geological Survey. Moreover, most of the Asian companies are very young. In Indonesia, the most energy-rich country of the region, only three independent operators attract much interest - Medco Energi, Energi Mega Persada and Star. "It's something that is pretty new," said Peter Cockroft, a veteran oil industry executive and senior research fellow at the Institute of Southeast Asian Studies in Singapore. "You have seen a bit of this in the last five years or so - independent companies with an Asian focus emerging. In Indonesia, being a place where there are more opportunities than other countries, I think it is a natural development." It might not have seemed such a natural evolution to Supramu Santosa when he started out in the hard-scrabble province of East Java. When he got his first job, exploration and production were just taking off after Indonesia introduced production- sharing contracts as a reliable mechanism for splitting revenues with companies. Santosa signed up with a Japanese oil company that was doing Indonesia's first offshore exploration drilling. In his first year of high school, his father died, forcing the young Santosa to look for a job to help support his family. With little education, he worked hard and saved. He steadily climbed the ranks of foreign oil companies, becoming a purchasing manager for one of Gulf Western's Indonesian operations. After seven years he had $7,500 and took time out to put himself through the University of California at Berkeley, stopping because the money ran out. He went back to work for an oil company in Indonesia, saved again and returned to finish his degree. At 33 he had a master's in business administration at Berkeley. Meanwhile, in the 1970s and '80s, as Santosa was shifting in and out of business studies and work for multinational energy companies, oil and gas exploration and production in Indonesia was booming. Santosa followed the oil rigs to isolated regions of the immense Indonesian archipelago. He worked in administration, finance, operations, marketing and government relations. In 2003, after his last employer, Gulf Indonesia Resources, was bought by the giant Houston-based ConocoPhillips, Santosa took a gamble and went out on his own, taking along a few colleagues. Star Energy Group was founded by Santosa and Nusantara Capital, a securities company based in Jakarta, with the purchase of a 31.25 percent stake, and operating control, in a producing oil and gas field in the Natuna Sea for about $80 million. The stake in the Kakap field, which had been owned by Gulf, provides Star with a small but steady revenue stream from its cut of 7,500 barrels of oil and 58 million cubic feet of gas a day. Its other main income source is a 110-megawatt geothermal power plant in West Java, which Star acquired last year. But the real gamble for Star is to find a new oil and gas resource. The oil in Kakap is running out, although gas reserves are substantial. The company has bought rights to blocks
RE: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 --> Malam ini di discovery channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB --> Unstoppable Wave
Hehehe...bener juga ya. Jadi mau ikutan ngimpi...siapa tahu ada sutradara Indonesia, Garin Nugroho atawa siapalah gicuu...mau mbuat pilem dengan latar belakang misalnya Tsunami...tokohnya mbuh Cut Keke atau Cut Tari atau siapalah...trus di beberapa bagian cerita...ditayangkan juga sisi "nyaintipik"-nya Tsunami, nanti ada geologist/geophysicist yang sedang sibuk dengan urusan riset Tsunami-nya..trus berupaya untuk memberikan masukan masukan pada pemerintah..tapi "kurang" didengar...dst..dst... Seperti pilem Dante's Peek-nya Pierce Brosnan-lah ...oke punya tuh. Siapa tahu Punjabi cs mau nge-produserin...:P ASM _ -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, December 27, 2005 4:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net Subject: Re: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 --> Malam ini di discovery channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB --> Unstoppable Wave Sebelum kebablasan. Unstoppable Wave ini acaranya berupa filem dokumenter. Yang rasanya kurang menarik bagi masyarakat awam yg (kebanyakan) tidak suka dengan acara-acara terlalu berbau nyaintipik. Yg paling pas acara unstoppable wave ini ya buat anggota HAGI-IAGI lah yaw. Btw, Realistis saja lah acara-acara di Discovery Channel bukan acara yg mampu menarik iklan, sehingga ngga akan mampu menggeser prime time. Artinya bukan acara yg mampu ditonton oleh masyarakat awam. JAdi nilai jualnya rendah. Kalau mau membuat acara TV yg ditonton orang/masyarakat banyak ya joint saja dengan RAAM PUNJABI untuk membuat sinetron dengan latar belakang kondisi kebencanaan Indonesia. Dibintangi Sarah Ashari dan Rovicky. Nanti aku mbalik ke Indonesia deh (ngimpi lagi ... aaah :) Looh ini bukan tidak mungkin, kan ? Ada yg inget filem Gerhana ndak ? ... itu filem dengan latar belakang kejadian gerhana tahun 80-an. Nah kalau dibumbui crita gerhananya dengan latar belakang saintifik akan mungkin mendidik masyarakat mengerti ttg ilmu (ilmiah) dibalik gerhana. Tapi malah ndak laku ya ... wong di Indonesia ini dukun lebih laris ketimbang insinyur sih :( RDP On 12/27/05, Nur Darodjat <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Usul buat Cak Lutfi, > > Bagaimana kalau ini dijadikan program IAGI 2006? > > Memutar ulang acara ini di semua TV terutama yang local, supaya semua > tahu bahwa hidup di Indonesia itu disamping tanah yang SUBUR, > pemandangan bagus, alam yang indah, pantai yang bersih, gunung yang > membiru dan yang baik-baik lainnya juga penuh BAHAYA ALAM ( disamping > manusianya ) > > Nur > > -Original Message- > From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Tuesday, December 27, 2005 2:58 PM > To: iagi-net@iagi.or.id; Milis HAGI > Subject: RE: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 --> Malam ini di > discovery channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB --> Unstoppable Wave > > Benar Pak Agus Suhirmanto, > > Saya pernah melihat VCD Tsunami, Earthquake, Eruption, dll baik > produksi National Geographic maupun Discovery Channel dengan harga > antara Rp 25.000,- sd. Rp > 50.000,- per VCD nya. Murah namun sarat dengan informasi. Teather IMAQ > Keong Mas TMII pernah memutar film "The Power of Nature" tentang > Kekuatan Alam yang berdampak pada kehidupan manusia di bumi (biaya per > orang sekitar Rp 50.000,-) dengan durasi sekitar 1 > (satu) jam. > > Mungkin ada baiknya ada suatu lembaga donatur > (swasta/LSM/pemerintah) yang bekerja sama dengan institusi di atas > untuk mensosialisasikannya langsung kepada masyarakat miskin yang > butuh informasi seperti ini. Semoga ini didengar oleh mereka dan > dilaksanakannya (jangan hanya bisa jalan-jalan ke luar negri saja). > Bayangkan bila dana mereka ini dibelikan VCD ini, berapa banyak copy > yang didapat (silakan menghitung sendiri). > > Setahu saya setiap acara di TV terutama TV swasta kita tergantung > kebutuhan para produsen dan sponsornya. > Maklum mereka memperhitungan rating acaranya dan profit oriented. > > Mungkin kita perlu "political will" dari pemerintah untuk "menekan" > para pemilik TV, produsen dan sponsornya untuk turut bertanggung jawab > meningkatkan tingkat pengetahuan informasi yang bermanfaat bagi rakyat > Indonesia. Untuk awalnya tidak terlalu banyak, 10-20% saja sudah bagus > daripada tidak sama sekali atau dihamburkan untuk acara yang kurang > makna pendidikan dan informasi teknologi yang bermanfaat (maaf bila > ada yang kurang berkenan). Di sinilah peran asosiasi kebumian (IAGI, > HAGI, dll) dapat membantu pemerintah "menjembatani" dengan pihak > terkait (para pemilik TV, produsen dan sponsornya )untuk fasilitator > dan sosialisasinya, meski saya percaya peran IAGI, HAGI dll sudah > sangat besar terhadap kepedulian bagi yang membutuhkannya. > > Salam > > TAM > > --- "Suhirmanto, Agus (asmanto)" <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > Untuk acara-acara khusus semacam itu, biasanya Discovery Channel > > tidak saja menayangkan di dalam program acara TV-nya untuk konsumsi > > Cable TV, tetapi juga me-release-
Re: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 --> Malam ini di discovery channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB --> Unstoppable Wave
Sebelum kebablasan. Unstoppable Wave ini acaranya berupa filem dokumenter. Yang rasanya kurang menarik bagi masyarakat awam yg (kebanyakan) tidak suka dengan acara-acara terlalu berbau nyaintipik. Yg paling pas acara unstoppable wave ini ya buat anggota HAGI-IAGI lah yaw. Btw, Realistis saja lah acara-acara di Discovery Channel bukan acara yg mampu menarik iklan, sehingga ngga akan mampu menggeser prime time. Artinya bukan acara yg mampu ditonton oleh masyarakat awam. JAdi nilai jualnya rendah. Kalau mau membuat acara TV yg ditonton orang/masyarakat banyak ya joint saja dengan RAAM PUNJABI untuk membuat sinetron dengan latar belakang kondisi kebencanaan Indonesia. Dibintangi Sarah Ashari dan Rovicky. Nanti aku mbalik ke Indonesia deh (ngimpi lagi ... aaah :) Looh ini bukan tidak mungkin, kan ? Ada yg inget filem Gerhana ndak ? ... itu filem dengan latar belakang kejadian gerhana tahun 80-an. Nah kalau dibumbui crita gerhananya dengan latar belakang saintifik akan mungkin mendidik masyarakat mengerti ttg ilmu (ilmiah) dibalik gerhana. Tapi malah ndak laku ya ... wong di Indonesia ini dukun lebih laris ketimbang insinyur sih :( RDP On 12/27/05, Nur Darodjat <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Usul buat Cak Lutfi, > > Bagaimana kalau ini dijadikan program IAGI 2006? > > Memutar ulang acara ini di semua TV terutama yang local, supaya semua tahu > bahwa hidup di Indonesia itu disamping tanah yang SUBUR, pemandangan bagus, > alam yang indah, pantai yang bersih, gunung yang membiru dan yang baik-baik > lainnya juga penuh BAHAYA ALAM ( disamping manusianya ) > > Nur > > -Original Message- > From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Tuesday, December 27, 2005 2:58 PM > To: iagi-net@iagi.or.id; Milis HAGI > Subject: RE: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 --> Malam ini di discovery > channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB --> Unstoppable Wave > > Benar Pak Agus Suhirmanto, > > Saya pernah melihat VCD Tsunami, Earthquake, Eruption, > dll baik produksi National Geographic maupun Discovery > Channel dengan harga antara Rp 25.000,- sd. Rp > 50.000,- per VCD nya. Murah namun sarat dengan > informasi. Teather IMAQ Keong Mas TMII pernah memutar > film "The Power of Nature" tentang Kekuatan Alam yang > berdampak pada kehidupan manusia di bumi (biaya per > orang sekitar Rp 50.000,-) dengan durasi sekitar 1 > (satu) jam. > > Mungkin ada baiknya ada suatu lembaga donatur > (swasta/LSM/pemerintah) yang bekerja sama dengan > institusi di atas untuk mensosialisasikannya langsung > kepada masyarakat miskin yang butuh informasi seperti > ini. Semoga ini didengar oleh mereka dan > dilaksanakannya (jangan hanya bisa jalan-jalan ke luar > negri saja). Bayangkan bila dana mereka ini dibelikan > VCD ini, berapa banyak copy yang didapat (silakan > menghitung sendiri). > > Setahu saya setiap acara di TV terutama TV swasta kita > tergantung kebutuhan para produsen dan sponsornya. > Maklum mereka memperhitungan rating acaranya dan > profit oriented. > > Mungkin kita perlu "political will" dari pemerintah > untuk "menekan" para pemilik TV, produsen dan > sponsornya untuk turut bertanggung jawab meningkatkan > tingkat pengetahuan informasi yang bermanfaat bagi > rakyat Indonesia. Untuk awalnya tidak terlalu banyak, > 10-20% saja sudah bagus daripada tidak sama sekali > atau dihamburkan untuk acara yang kurang makna > pendidikan dan informasi teknologi yang bermanfaat > (maaf bila ada yang kurang berkenan). Di sinilah peran > asosiasi kebumian (IAGI, HAGI, dll) dapat membantu > pemerintah "menjembatani" dengan pihak terkait (para > pemilik TV, produsen dan sponsornya )untuk fasilitator > dan sosialisasinya, meski saya percaya peran IAGI, > HAGI dll sudah sangat besar terhadap kepedulian bagi > yang membutuhkannya. > > Salam > > TAM > > --- "Suhirmanto, Agus (asmanto)" <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > Untuk acara-acara khusus semacam itu, biasanya > > Discovery Channel tidak > > saja menayangkan di dalam program acara TV-nya untuk > > konsumsi Cable TV, > > tetapi juga me-release-nya dalam bentuk VCD/DVD yang > > bisa dibeli di > > Gramedia atau toko-toko CD/VCD/DVD semacam DiscTara > > dll. Kalau tidak > > salah, tayangan khusus Tsunami, EarthQuake dll juga > > sudah ada versi > > VCD-nya. Harganya juga tidak terlalu mahal. > > > > Mungkin perlu juga ya...TV-TV swasta di Indonesia > > minta hak siar dari > > Discovery Channel dan menayangkannya, daripada hanya > > menyiarkan > > Infotainment ataupun sinetron yang isinya kekerasan, > > gosip seputar > > selebritis dll, dan kadang sangat tidak mendidik. > > Tapi itu semua > > tergantung pada para pengelola TV Swasta di > > Indonesia...mau atau tidak > > mereka turut ambil bagian dalam mencerdaskan > > kehidupan bangsa dalam arti > > sebenarnya dan tidak hanya mencari profit saja. TVRI > > seharusnya bisa > > menjadi teladan nih buat TV swasta. > > > > Rgds, > > ASM > > > _ > > > > -Original Message- > > From: Taufik
RE: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 --> Malam ini di discovery channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB --> Unstoppable Wave
Usul buat Cak Lutfi, Bagaimana kalau ini dijadikan program IAGI 2006? Memutar ulang acara ini di semua TV terutama yang local, supaya semua tahu bahwa hidup di Indonesia itu disamping tanah yang SUBUR, pemandangan bagus, alam yang indah, pantai yang bersih, gunung yang membiru dan yang baik-baik lainnya juga penuh BAHAYA ALAM ( disamping manusianya ) Nur -Original Message- From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, December 27, 2005 2:58 PM To: iagi-net@iagi.or.id; Milis HAGI Subject: RE: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 --> Malam ini di discovery channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB --> Unstoppable Wave Benar Pak Agus Suhirmanto, Saya pernah melihat VCD Tsunami, Earthquake, Eruption, dll baik produksi National Geographic maupun Discovery Channel dengan harga antara Rp 25.000,- sd. Rp 50.000,- per VCD nya. Murah namun sarat dengan informasi. Teather IMAQ Keong Mas TMII pernah memutar film "The Power of Nature" tentang Kekuatan Alam yang berdampak pada kehidupan manusia di bumi (biaya per orang sekitar Rp 50.000,-) dengan durasi sekitar 1 (satu) jam. Mungkin ada baiknya ada suatu lembaga donatur (swasta/LSM/pemerintah) yang bekerja sama dengan institusi di atas untuk mensosialisasikannya langsung kepada masyarakat miskin yang butuh informasi seperti ini. Semoga ini didengar oleh mereka dan dilaksanakannya (jangan hanya bisa jalan-jalan ke luar negri saja). Bayangkan bila dana mereka ini dibelikan VCD ini, berapa banyak copy yang didapat (silakan menghitung sendiri). Setahu saya setiap acara di TV terutama TV swasta kita tergantung kebutuhan para produsen dan sponsornya. Maklum mereka memperhitungan rating acaranya dan profit oriented. Mungkin kita perlu "political will" dari pemerintah untuk "menekan" para pemilik TV, produsen dan sponsornya untuk turut bertanggung jawab meningkatkan tingkat pengetahuan informasi yang bermanfaat bagi rakyat Indonesia. Untuk awalnya tidak terlalu banyak, 10-20% saja sudah bagus daripada tidak sama sekali atau dihamburkan untuk acara yang kurang makna pendidikan dan informasi teknologi yang bermanfaat (maaf bila ada yang kurang berkenan). Di sinilah peran asosiasi kebumian (IAGI, HAGI, dll) dapat membantu pemerintah "menjembatani" dengan pihak terkait (para pemilik TV, produsen dan sponsornya )untuk fasilitator dan sosialisasinya, meski saya percaya peran IAGI, HAGI dll sudah sangat besar terhadap kepedulian bagi yang membutuhkannya. Salam TAM --- "Suhirmanto, Agus (asmanto)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Untuk acara-acara khusus semacam itu, biasanya > Discovery Channel tidak > saja menayangkan di dalam program acara TV-nya untuk > konsumsi Cable TV, > tetapi juga me-release-nya dalam bentuk VCD/DVD yang > bisa dibeli di > Gramedia atau toko-toko CD/VCD/DVD semacam DiscTara > dll. Kalau tidak > salah, tayangan khusus Tsunami, EarthQuake dll juga > sudah ada versi > VCD-nya. Harganya juga tidak terlalu mahal. > > Mungkin perlu juga ya...TV-TV swasta di Indonesia > minta hak siar dari > Discovery Channel dan menayangkannya, daripada hanya > menyiarkan > Infotainment ataupun sinetron yang isinya kekerasan, > gosip seputar > selebritis dll, dan kadang sangat tidak mendidik. > Tapi itu semua > tergantung pada para pengelola TV Swasta di > Indonesia...mau atau tidak > mereka turut ambil bagian dalam mencerdaskan > kehidupan bangsa dalam arti > sebenarnya dan tidak hanya mencari profit saja. TVRI > seharusnya bisa > menjadi teladan nih buat TV swasta. > > Rgds, > ASM > _ > > -Original Message- > From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Tuesday, December 27, 2005 1:11 PM > To: iagi-net@iagi.or.id; Milis HAGI > Subject: Re: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 --> > Malam ini di discovery > channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB --> Unstoppable > Wave > > Kalau tidak punya saluran TV kabel / satelit > Discovery Channel, maklum > sebagian besar rakyat Indonesia di bawah garis > miskin. > > Apa masih bisa menikmati info seperti ini ? > Bagaimana juga mensosialisasikan via TV nasional > kita > (TVRI) ? > > Kita yang masih diberi "nikmat" rezeki tentu bisa > menontonnya. > Oleh sebab itu, yang menonton punya kewajiban > menyampaikan terutama > kepada masyarakat yang membutuhkan informasi. > > Salam > > TAM > > --- [EMAIL PROTECTED] wrote: > > > > > sekedar info, saya tidak sempat nonton yg malam > (jam 8). tapi justru > > sempat melihat sebagian pas terbangun dini hari > tadi (sekira jam 3:00 > > hingga waktu subuh). artinya mungkin tidak hanya > satu kali lagi saja > > sebagaimana jadwal yg diinfokan om vicky. coba > periksa jadwal lengkap > > (bulanan). > > > > salam, > > syaiful > > > > > > > > > > > > > > > > Rovicky Dwi > > > > > > > >