Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Pltn, paling hemat. Kalao tidak kapal selam dan kapal induk ndak bakal pake itu energi. Aman? Bagaimana kita merawat dan mendesain. Bahan baku, banyak di ini negeri, sisa tailing timah, penuh dgn bahan nuklirnya. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Sat, 10 Mar 2012 07:57:29 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu memerlukan listrik yg banyak Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis kita PLTN is the answer Avi 0666 Nomor cantik Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala. he.. he.. he.. dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy yang paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK). dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik. selamat ber akhir pekan, frank From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Betul Pak Franc, Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe. Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy storage. Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air (potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya. Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang sia-sia. Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar untuk power-grid scale. Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb. Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid. Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk menggerakan turbin air pada saat peak-hours. http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari efisiensi pompa dan turbin, tapi ini juga sama halnya dengan storage kimiawi yang memiliki losses pada charging dan discharging. Salam, WHY - masih geologist - From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Energy hydrogen, sesungguhnya tidak perlu storage hydrogennya. Kalau mau dibakar mesinnya dihidupkan, hydrogen dan oksigen hasil elektrolyas langsung digunakan untuk mesin. Memang perlu mesin listrik sebagai penggerak mula dan untuk elektrolysa. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Sat, 10 Mar 2012 00:07:23 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro satu lagi tadi lupa. yang disebutkan Pak Wayan (WHY), energy potential air, ini salah satu bank energy yang baik. dan penyimpanannya bisa bertahap. Bedanya dengan hydrogen, volume yang diperlukan jauh lebih besar untuk membuat jumlah energy yang sama dengan hydrogen. juga transportasi nya terbatas. akan tetapi hazard potential nya hydrogen juga lebih besar dari pada energi potential air. fbs From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 3:01 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro benar Pak Avi. hampir lupa energy nuclear. fbs From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 2:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu memerlukan listrik yg banyak Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis kita PLTN is the answer Avi 0666 Nomor cantik Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala. he.. he.. he.. dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy yang paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK). dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik. selamat ber akhir pekan, frank From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Betul Pak Franc, Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe. Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy storage. Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air (potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya. Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang sia-sia.
Re: [iagi-net-l] Berita duka Hardoyo Rajiwiryono
Selamat jalan mas hardoyo, inna lillahi wa inna ilaihi roji'un. Semoga amal baik diterima Alloh, dan dosanya di ampuni. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Sat, 10 Mar 2012 22:18:21 To: geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Berita duka Hardoyo Rajiwiryono On Saturday, March 10, 2012, stom...@yahoo.com wrote: LELAYU MANEH... Innalillahi wa inna illahi rojiun... Telah meninggalkan dunia yg fana ini tadi sore rekan kita Wak Hardoyo Rajiowiryono'70 krn serangan jantung.. Semoga Gusti Allah Yg Maha Welas Asih mengampuni segaa kesalahannya dan melipat gandakan pahala amalnya.. Semoga keluarga yg ditinggalkan tetap tabah dan senantiasa didalam naungan Allah YME.. Wassalam, PDST'73 Innalilahi wainna ilaihi rojiun, Semoga almarhum diampuni khilafnya dilapangkan jalannya dan ditrima disisi terbaikNya, dan keluarga yg ditinggalkan diberi ketabahan, Amien Mas Hardoyo ini sempat menjadi pengurus PP IAGI terutama untuk penerbitan di IAGI, Salam duka Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia Rovicky Dwi Putrohari -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Hehehe selalu terlambat mas, kan nurut pbb, imf, word bank, israel, usa, dll. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Fatchur Zamil fatchurza...@yahoo.co.id Date: Sun, 11 Mar 2012 06:04:49 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Kalau nuklir rencananya baru akan mulai setelah 2020, ya bahan bakunya didunia udah tinggal sisa2nya. Kan negara2 lain saat ini juga sdh mulai start dg nuklir ini dan butuh bahan baku juga. Akhirnya begitu dibangun reaktornya bahan bakunya sulit didapat. Terus gimana Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ismail lia...@indo.net.id Date: Sun, 11 Mar 2012 02:50:22 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Memang Nuklir belum akan dibangun paling tidak sampai 10 thn kedepan. Ini sesuai Rencana Umum Penyediaan Tenaga listrik 2010 ~2020 , meskipun kebutuhan pembangkit pembangkit baru rata rata 5500. MW pertahun atau 55000 MW sampai 2020 nanti maka Nuklir belum akan dibangun masih mengandalkan gas batubara Geothermal dan air, jadi kalau mau masuk di pembangkit masih terbuka lebar termasuk Geothermal berapapun akan terserap yg merupakan prioritas sebagai pemasok beban dasar listrik. dan mengurangi pembangkit BBM Ism Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: yanto...@yahoo.co.id Date: Sun, 11 Mar 2012 02:10:58 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Ikut Nimbrung, Sebaiknya Nuclear dihindari, bukan hanya karena resiko (terutama), juga bahan mentahnya terbatas, lebih terbatas dari Migas. Geothermal merupakan alternative terbaik. Yansto Salim Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Sat, 10 Mar 2012 07:57:29 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu memerlukan listrik yg banyak Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis kita PLTN is the answer Avi 0666 Nomor cantik Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala. he.. he.. he.. dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy yang paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK). dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik. selamat ber akhir pekan, frank From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Betul Pak Franc, Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe. Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy storage. Pemanfaatan energi
Re: [iagi-net-l] Frac dan gempa
Lha itu bikin longsoran di bawahpermukaan bumi? Licinkan bidang sesar, memicu sesar turun sesar geser, maupun sesar naik yaa? SalAm, bs. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com Date: Sun, 11 Mar 2012 14:15:32 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Frac dan gempa wastewater? who's the fracking engineer? On Sun, Mar 11, 2012 at 12:36 PM, o - musakti o_musa...@yahoo.com.auwrote: Salah satu concern baru (gak baru juga sih) dalam perburuan unconventional HC Fracking action 'induced' quakes March 11, 2012 Read later.WASHINGTON: A series of small earthquakes in Ohio late last year was probably caused by activity from fracking, a review by authorities in the US has concluded.The Ohio Department of Natural Resources said its review revealed the quakes in the north-east of the state in December appeared to be caused by a rare confluence of events in which wastewater... -- Visit http://www.strivearth.com and be entertained
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
Kelihatannya point saya tentang hydrogen ini belum kemana mana. hydrogen itu dipakai untuk menyimpan energy yang intermittent dan sekarang terbuang percuma saja (misalnya energy angin, matahari) dan kemudian ditambahkan sumber energy lain yang belum dioptimalkan pemakaiannya, energy geothermal, oleh Pak Koesoema. efisiensi nya kecil sekali, akan tetapi kalau energy itu pelan2 di buat dan disimpan ditabung yang aman, maka bisa di transportasikan ke tempat lain untuk dipakai. fbs From: Fatchur Zamil fatchurza...@yahoo.co.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 11, 2012 3:37 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Besar energy listrik untuk elektrolisa apakah sama atau lebih besar dibanding energy hidrogen yg dihasilkan utk mesin mbl? kalau sama ya percuma saja Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Sun, 11 Mar 2012 08:18:14 + To: Iagiiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Energy hydrogen, sesungguhnya tidak perlu storage hydrogennya. Kalau mau dibakar mesinnya dihidupkan, hydrogen dan oksigen hasil elektrolyas langsung digunakan untuk mesin. Memang perlu mesin listrik sebagai penggerak mula dan untuk elektrolysa. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Sat, 10 Mar 2012 00:07:23 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro satu lagi tadi lupa. yang disebutkan Pak Wayan (WHY), energy potential air, ini salah satu bank energy yang baik. dan penyimpanannya bisa bertahap. Bedanya dengan hydrogen, volume yang diperlukan jauh lebih besar untuk membuat jumlah energy yang sama dengan hydrogen. juga transportasi nya terbatas. akan tetapi hazard potential nya hydrogen juga lebih besar dari pada energi potential air. fbs From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 3:01 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro benar Pak Avi. hampir lupa energy nuclear. fbs From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 2:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu memerlukan listrik yg banyak Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar teknis kita PLTN is the answer Avi 0666 Nomor cantik Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Fri, 9 Mar 2012 23:47:22 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala. he.. he.. he.. dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy yang paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK). dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik. selamat ber akhir pekan, frank From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Betul Pak Franc, Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe. Cukup
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
Yang saya tahu, sampai saat ini sumber hydrogen yang paling mudah dan murah ya masih natural gas. Kalau sekedar untuk menjalankan mobil, ya mending natural gas itu langsung dipakai sebagai CNG atau LPG, ketimbang dijadikan hydrogen dulu. Coal juga bisa diextraksi hydrogennya, tapi lagi-lagi mesti hitung ongkos terutama ongkos lingkungannya, kemudian dibandingkan dengan penggunaan langsung sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Kalau mengambil hydrogen dari air, harus pakai sistem elektrolisa. Perlu listrik yang lumayan besar. Sekali lagi pertanyaannya sumber listriknya dari mana ? BBM, gas, coal, renewables, geothermal, hydro atau apa ? Lha apa gak lebih gampang (at least untuk penggunaan dalam kota sehari-hari) bikin mobil dengan listrik yang bisa di charge langsung dari plugnya PLN. Satu lagi yang perlu dipertimbangkan, energy density dari hydrogen jauh dibawah BBM. Jadi kalau mobil sedan dijalankan dengan hydrogen, untuk menempuh jarak yang sama dengan satu tanki bensin, bisa-bisa seluruh ruangan kecuali tempat duduk supir dipakai untuk tangkinya. Bisa dipampatkan sih dalam tekanan tinggi, tapi compression rationya tidak terlalu besar dan dinegara berkembang, dengan safety code yang masih longgar, bisa-bisa banyak mbledugnya (ingat kaleng LPG 3 kilo ?) Satu-satunya aplikasi (yang saya baca) kendaraan hydrogen yang 'feasible' saat ini adalah kapal samudra. Isi sedikit hydrogen dipelabuhan asal, begitu sampai dilaut lepas memanfaatkan kombinasi angin dan surya untuk membangkitkan listrik sebagai sumber tenaga untuk proses elektrolis. Maaf kalau sekedar mengulang-ulang apa yang sudah ditulis teman-teman lain... -- On Sun, Mar 11, 2012 5:02 PM ICT Franciscus B Sinartio wrote: Kelihatannya point saya tentang hydrogen ini belum kemana mana. hydrogen itu dipakai untuk menyimpan energy yang intermittent dan sekarang terbuang percuma saja (misalnya energy angin, matahari) dan kemudian ditambahkan sumber energy lain yang belum dioptimalkan pemakaiannya, energy geothermal, oleh Pak Koesoema. efisiensi nya kecil sekali, akan tetapi kalau energy itu pelan2 di buat dan disimpan ditabung yang aman, maka bisa di transportasikan ke tempat lain untuk dipakai. fbs From: Fatchur Zamil fatchurza...@yahoo.co.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 11, 2012 3:37 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Besar energy listrik untuk elektrolisa apakah sama atau lebih besar dibanding energy hidrogen yg dihasilkan utk mesin mbl? kalau sama ya percuma saja Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Sun, 11 Mar 2012 08:18:14 + To: Iagiiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Energy hydrogen, sesungguhnya tidak perlu storage hydrogennya. Kalau mau dibakar mesinnya dihidupkan, hydrogen dan oksigen hasil elektrolyas langsung digunakan untuk mesin. Memang perlu mesin listrik sebagai penggerak mula dan untuk elektrolysa. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Sat, 10 Mar 2012 00:07:23 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro satu lagi tadi lupa. yang disebutkan Pak Wayan (WHY), energy potential air, ini salah satu bank energy yang baik. dan penyimpanannya bisa bertahap. Bedanya dengan hydrogen, volume yang diperlukan jauh lebih besar untuk membuat jumlah energy yang sama dengan hydrogen. juga transportasi nya terbatas. akan tetapi hazard potential nya hydrogen juga lebih besar dari pada energi potential air. fbs From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 3:01 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro benar Pak Avi. hampir lupa energy nuclear. fbs From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 2:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg 250jt menuju 300jt penduduk indonesia energy listrik mutlak diperlukan untuk mencerdaskan bangsa, kedepan dunia gut-get makin rame dan makin canggih tentu memerlukan listrik yg banyak Untuk monitizing SDA diperlukan listrik yg banyak dsb, saya kira nalar
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
Terimakasih Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Date: Sun, 11 Mar 2012 03:47:28 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Yang saya tahu, sampai saat ini sumber hydrogen yang paling mudah dan murah ya masih natural gas. Kalau sekedar untuk menjalankan mobil, ya mending natural gas itu langsung dipakai sebagai CNG atau LPG, ketimbang dijadikan hydrogen dulu. Coal juga bisa diextraksi hydrogennya, tapi lagi-lagi mesti hitung ongkos terutama ongkos lingkungannya, kemudian dibandingkan dengan penggunaan langsung sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Kalau mengambil hydrogen dari air, harus pakai sistem elektrolisa. Perlu listrik yang lumayan besar. Sekali lagi pertanyaannya sumber listriknya dari mana ? BBM, gas, coal, renewables, geothermal, hydro atau apa ? Lha apa gak lebih gampang (at least untuk penggunaan dalam kota sehari-hari) bikin mobil dengan listrik yang bisa di charge langsung dari plugnya PLN. Satu lagi yang perlu dipertimbangkan, energy density dari hydrogen jauh dibawah BBM. Jadi kalau mobil sedan dijalankan dengan hydrogen, untuk menempuh jarak yang sama dengan satu tanki bensin, bisa-bisa seluruh ruangan kecuali tempat duduk supir dipakai untuk tangkinya. Bisa dipampatkan sih dalam tekanan tinggi, tapi compression rationya tidak terlalu besar dan dinegara berkembang, dengan safety code yang masih longgar, bisa-bisa banyak mbledugnya (ingat kaleng LPG 3 kilo ?) Satu-satunya aplikasi (yang saya baca) kendaraan hydrogen yang 'feasible' saat ini adalah kapal samudra. Isi sedikit hydrogen dipelabuhan asal, begitu sampai dilaut lepas memanfaatkan kombinasi angin dan surya untuk membangkitkan listrik sebagai sumber tenaga untuk proses elektrolis. Maaf kalau sekedar mengulang-ulang apa yang sudah ditulis teman-teman lain... -- On Sun, Mar 11, 2012 5:02 PM ICT Franciscus B Sinartio wrote: Kelihatannya point saya tentang hydrogen ini belum kemana mana. hydrogen itu dipakai untuk menyimpan energy yang intermittent dan sekarang terbuang percuma saja (misalnya energy angin, matahari) dan kemudian ditambahkan sumber energy lain yang belum dioptimalkan pemakaiannya, energy geothermal, oleh Pak Koesoema. efisiensi nya kecil sekali, akan tetapi kalau energy itu pelan2 di buat dan disimpan ditabung yang aman, maka bisa di transportasikan ke tempat lain untuk dipakai. fbs From: Fatchur Zamil fatchurza...@yahoo.co.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 11, 2012 3:37 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Besar energy listrik untuk elektrolisa apakah sama atau lebih besar dibanding energy hidrogen yg dihasilkan utk mesin mbl? kalau sama ya percuma saja Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Sun, 11 Mar 2012 08:18:14 + To: Iagiiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Energy hydrogen, sesungguhnya tidak perlu storage hydrogennya. Kalau mau dibakar mesinnya dihidupkan, hydrogen dan oksigen hasil elektrolyas langsung digunakan untuk mesin. Memang perlu mesin listrik sebagai penggerak mula dan untuk elektrolysa. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Sat, 10 Mar 2012 00:07:23 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro satu lagi tadi lupa. yang disebutkan Pak Wayan (WHY), energy potential air, ini salah satu bank energy yang baik. dan penyimpanannya bisa bertahap. Bedanya dengan hydrogen, volume yang diperlukan jauh lebih besar untuk membuat jumlah energy yang sama dengan hydrogen. juga transportasi nya terbatas. akan tetapi hazard potential nya hydrogen juga lebih besar dari pada energi potential air. fbs From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 3:01 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro benar Pak Avi. hampir lupa energy nuclear. fbs From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 2:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi ANGIN, OMBAK adalah pilihan yg tidak akan memecahkan masalah secara luas, dg
Re: [iagi-net-l] Frac dan gempa
Menurut teori konspirasi, bahkan gempa2 raksasa di Haiti dan Jepang juga 'human induced'. Menurut mereka teknologi militer modern sudah bisa memancing gempa sebesar itu Wslm PS Sent from my iPhone On 11/03/2012, at 7:53 PM, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: Lha itu bikin longsoran di bawahpermukaan bumi? Licinkan bidang sesar, memicu sesar turun sesar geser, maupun sesar naik yaa? SalAm, bs. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com Date: Sun, 11 Mar 2012 14:15:32 +0800 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Frac dan gempa wastewater? who's the fracking engineer? On Sun, Mar 11, 2012 at 12:36 PM, o - musakti o_musa...@yahoo.com.au wrote: Salah satu concern baru (gak baru juga sih) dalam perburuan unconventional HC Fracking action 'induced' quakes March 11, 2012 Read later.WASHINGTON: A series of small earthquakes in Ohio late last year was probably caused by activity from fracking, a review by authorities in the US has concluded.The Ohio Department of Natural Resources said its review revealed the quakes in the north-east of the state in December appeared to be caused by a rare confluence of events in which wastewater... -- Visit http://www.strivearth.com and be entertained
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
Lho mobil desain mbil modern sekarang mau pake hydrogen lho. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Date: Sun, 11 Mar 2012 03:47:28 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Yang saya tahu, sampai saat ini sumber hydrogen yang paling mudah dan murah ya masih natural gas. Kalau sekedar untuk menjalankan mobil, ya mending natural gas itu langsung dipakai sebagai CNG atau LPG, ketimbang dijadikan hydrogen dulu. Coal juga bisa diextraksi hydrogennya, tapi lagi-lagi mesti hitung ongkos terutama ongkos lingkungannya, kemudian dibandingkan dengan penggunaan langsung sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Kalau mengambil hydrogen dari air, harus pakai sistem elektrolisa. Perlu listrik yang lumayan besar. Sekali lagi pertanyaannya sumber listriknya dari mana ? BBM, gas, coal, renewables, geothermal, hydro atau apa ? Lha apa gak lebih gampang (at least untuk penggunaan dalam kota sehari-hari) bikin mobil dengan listrik yang bisa di charge langsung dari plugnya PLN. Satu lagi yang perlu dipertimbangkan, energy density dari hydrogen jauh dibawah BBM. Jadi kalau mobil sedan dijalankan dengan hydrogen, untuk menempuh jarak yang sama dengan satu tanki bensin, bisa-bisa seluruh ruangan kecuali tempat duduk supir dipakai untuk tangkinya. Bisa dipampatkan sih dalam tekanan tinggi, tapi compression rationya tidak terlalu besar dan dinegara berkembang, dengan safety code yang masih longgar, bisa-bisa banyak mbledugnya (ingat kaleng LPG 3 kilo ?) Satu-satunya aplikasi (yang saya baca) kendaraan hydrogen yang 'feasible' saat ini adalah kapal samudra. Isi sedikit hydrogen dipelabuhan asal, begitu sampai dilaut lepas memanfaatkan kombinasi angin dan surya untuk membangkitkan listrik sebagai sumber tenaga untuk proses elektrolis. Maaf kalau sekedar mengulang-ulang apa yang sudah ditulis teman-teman lain... -- On Sun, Mar 11, 2012 5:02 PM ICT Franciscus B Sinartio wrote: Kelihatannya point saya tentang hydrogen ini belum kemana mana. hydrogen itu dipakai untuk menyimpan energy yang intermittent dan sekarang terbuang percuma saja (misalnya energy angin, matahari) dan kemudian ditambahkan sumber energy lain yang belum dioptimalkan pemakaiannya, energy geothermal, oleh Pak Koesoema. efisiensi nya kecil sekali, akan tetapi kalau energy itu pelan2 di buat dan disimpan ditabung yang aman, maka bisa di transportasikan ke tempat lain untuk dipakai. fbs From: Fatchur Zamil fatchurza...@yahoo.co.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 11, 2012 3:37 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Besar energy listrik untuk elektrolisa apakah sama atau lebih besar dibanding energy hidrogen yg dihasilkan utk mesin mbl? kalau sama ya percuma saja Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Sun, 11 Mar 2012 08:18:14 + To: Iagiiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Energy hydrogen, sesungguhnya tidak perlu storage hydrogennya. Kalau mau dibakar mesinnya dihidupkan, hydrogen dan oksigen hasil elektrolyas langsung digunakan untuk mesin. Memang perlu mesin listrik sebagai penggerak mula dan untuk elektrolysa. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Sat, 10 Mar 2012 00:07:23 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro satu lagi tadi lupa. yang disebutkan Pak Wayan (WHY), energy potential air, ini salah satu bank energy yang baik. dan penyimpanannya bisa bertahap. Bedanya dengan hydrogen, volume yang diperlukan jauh lebih besar untuk membuat jumlah energy yang sama dengan hydrogen. juga transportasi nya terbatas. akan tetapi hazard potential nya hydrogen juga lebih besar dari pada energi potential air. fbs From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 3:01 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro benar Pak Avi. hampir lupa energy nuclear. fbs From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 2:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Mungkin pilihan yg paling tepat ya PLTN udah pasti jozz, energy yg disebut tadi ANGIN, OMBAK adalah pilihan
Re: [iagi-net-l] Frac dan gempa
Mungkin dulu usa meledakkan nuklir di bawah-tanah. Jepang gak tau pake apa. Pernah dengan saja mereka bikin terowongan sampai kedalaman 600 m. Katanya sih cari btbara? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Prianggito Sulistiono git_m...@yahoo.com Date: Sun, 11 Mar 2012 21:53:03 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Frac dan gempa Menurut teori konspirasi, bahkan gempa2 raksasa di Haiti dan Jepang juga 'human induced'. Menurut mereka teknologi militer modern sudah bisa memancing gempa sebesar itu Wslm PS Sent from my iPhone On 11/03/2012, at 7:53 PM, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: Lha itu bikin longsoran di bawahpermukaan bumi? Licinkan bidang sesar, memicu sesar turun sesar geser, maupun sesar naik yaa? SalAm, bs. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com Date: Sun, 11 Mar 2012 14:15:32 +0800 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Frac dan gempa wastewater? who's the fracking engineer? On Sun, Mar 11, 2012 at 12:36 PM, o - musakti o_musa...@yahoo.com.au wrote: Salah satu concern baru (gak baru juga sih) dalam perburuan unconventional HC Fracking action 'induced' quakes March 11, 2012 Read later.WASHINGTON: A series of small earthquakes in Ohio late last year was probably caused by activity from fracking, a review by authorities in the US has concluded.The Ohio Department of Natural Resources said its review revealed the quakes in the north-east of the state in December appeared to be caused by a rare confluence of events in which wastewater... -- Visit http://www.strivearth.com and be entertained
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
Ujung ujung nya adalah pada biaya produksinya “Wani Piro“ Energi/sumber energi akan bisa berkembang kalau layak secara teknis dan ekonomis. Oleh krn itu pemilihan sumber energi yg tepat untuk suatu daerah dan penggunaanya menjadi penting { energy mapping } , minyak merupakan sumber energi yg paling fleksibel saat ini namun untuk pemakaian tertentu minyak ini juga gampang disubtitusi dg sumber energi yg lain , oleh karena itu program subtitusi ini yg perlu didorong , misalnya optimalisasi gas untuk listrik dan transportasi untuk menggantikan minyak makanya perlu ada incentif shg biaya produksinya bisa ditekan agar bisa berkembang , begitu juga dg yg lain. Yg intinya untuk mensubtitusi minyak , jadi bukan sebagai alternatif { energi alternatif } lagi. Akhir tahun 80 ~ 90 an Temen temen yg melakukan riset pencairan batubara { batubara cair } waktu itu bilang kalau batubara cair ini akan bisa berkembang. Kalau harga minyak sdh 40$ { waktu itu harga minyak masih setengahnya }, namun saat ini harga minyak yg sudah 100$ namun belum juga bisa dikembangkan , karena harga bahan dasarnya dan peralatannya /plant nya juga akan naik ngikuti harga minyak nya Ism Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Date: Sun, 11 Mar 2012 03:47:28 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Yang saya tahu, sampai saat ini sumber hydrogen yang paling mudah dan murah ya masih natural gas. Kalau sekedar untuk menjalankan mobil, ya mending natural gas itu langsung dipakai sebagai CNG atau LPG, ketimbang dijadikan hydrogen dulu. Coal juga bisa diextraksi hydrogennya, tapi lagi-lagi mesti hitung ongkos terutama ongkos lingkungannya, kemudian dibandingkan dengan penggunaan langsung sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Kalau mengambil hydrogen dari air, harus pakai sistem elektrolisa. Perlu listrik yang lumayan besar. Sekali lagi pertanyaannya sumber listriknya dari mana ? BBM, gas, coal, renewables, geothermal, hydro atau apa ? Lha apa gak lebih gampang (at least untuk penggunaan dalam kota sehari-hari) bikin mobil dengan listrik yang bisa di charge langsung dari plugnya PLN. Satu lagi yang perlu dipertimbangkan, energy density dari hydrogen jauh dibawah BBM. Jadi kalau mobil sedan dijalankan dengan hydrogen, untuk menempuh jarak yang sama dengan satu tanki bensin, bisa-bisa seluruh ruangan kecuali tempat duduk supir dipakai untuk tangkinya. Bisa dipampatkan sih dalam tekanan tinggi, tapi compression rationya tidak terlalu besar dan dinegara berkembang, dengan safety code yang masih longgar, bisa-bisa banyak mbledugnya (ingat kaleng LPG 3 kilo ?) Satu-satunya aplikasi (yang saya baca) kendaraan hydrogen yang 'feasible' saat ini adalah kapal samudra. Isi sedikit hydrogen dipelabuhan asal, begitu sampai dilaut lepas memanfaatkan kombinasi angin dan surya untuk membangkitkan listrik sebagai sumber tenaga untuk proses elektrolis. Maaf kalau sekedar mengulang-ulang apa yang sudah ditulis teman-teman lain... -- On Sun, Mar 11, 2012 5:02 PM ICT Franciscus B Sinartio wrote: Kelihatannya point saya tentang hydrogen ini belum kemana mana. hydrogen itu dipakai untuk menyimpan energy yang intermittent dan sekarang terbuang percuma saja (misalnya energy angin, matahari) dan kemudian ditambahkan sumber energy lain yang belum dioptimalkan pemakaiannya, energy geothermal, oleh Pak Koesoema. efisiensi nya kecil sekali, akan tetapi kalau energy itu pelan2 di buat dan disimpan ditabung yang aman, maka bisa di transportasikan ke tempat lain untuk dipakai. fbs From: Fatchur Zamil fatchurza...@yahoo.co.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 11, 2012 3:37 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Besar energy listrik untuk elektrolisa apakah sama atau lebih besar dibanding energy hidrogen yg dihasilkan utk mesin mbl? kalau sama ya percuma saja Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Sun, 11 Mar 2012 08:18:14 + To: Iagiiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Energy hydrogen, sesungguhnya tidak perlu storage hydrogennya. Kalau mau dibakar mesinnya dihidupkan, hydrogen dan oksigen hasil elektrolyas langsung digunakan untuk mesin. Memang perlu mesin listrik sebagai penggerak mula dan untuk elektrolysa. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Sat, 10 Mar 2012 00:07:23 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
Oki, kan ceritanya mau cari energy alternatif untuk menjawab sumber energy yang intermittent dan /atau susah di transport kan kalau mau pake methane, yah methane nya saja yang dipakai sekalian, ngak perlu dijadikan H2. kecuali mau di compact kan seperti roket nya ulang alik. fbs From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 11, 2012 5:47 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Yang saya tahu, sampai saat ini sumber hydrogen yang paling mudah dan murah ya masih natural gas. Kalau sekedar untuk menjalankan mobil, ya mending natural gas itu langsung dipakai sebagai CNG atau LPG, ketimbang dijadikan hydrogen dulu. Coal juga bisa diextraksi hydrogennya, tapi lagi-lagi mesti hitung ongkos terutama ongkos lingkungannya, kemudian dibandingkan dengan penggunaan langsung sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Kalau mengambil hydrogen dari air, harus pakai sistem elektrolisa. Perlu listrik yang lumayan besar. Sekali lagi pertanyaannya sumber listriknya dari mana ? BBM, gas, coal, renewables, geothermal, hydro atau apa ? Lha apa gak lebih gampang (at least untuk penggunaan dalam kota sehari-hari) bikin mobil dengan listrik yang bisa di charge langsung dari plugnya PLN. Satu lagi yang perlu dipertimbangkan, energy density dari hydrogen jauh dibawah BBM. Jadi kalau mobil sedan dijalankan dengan hydrogen, untuk menempuh jarak yang sama dengan satu tanki bensin, bisa-bisa seluruh ruangan kecuali tempat duduk supir dipakai untuk tangkinya. Bisa dipampatkan sih dalam tekanan tinggi, tapi compression rationya tidak terlalu besar dan dinegara berkembang, dengan safety code yang masih longgar, bisa-bisa banyak mbledugnya (ingat kaleng LPG 3 kilo ?) Satu-satunya aplikasi (yang saya baca) kendaraan hydrogen yang 'feasible' saat ini adalah kapal samudra. Isi sedikit hydrogen dipelabuhan asal, begitu sampai dilaut lepas memanfaatkan kombinasi angin dan surya untuk membangkitkan listrik sebagai sumber tenaga untuk proses elektrolis. Maaf kalau sekedar mengulang-ulang apa yang sudah ditulis teman-teman lain... -- On Sun, Mar 11, 2012 5:02 PM ICT Franciscus B Sinartio wrote: Kelihatannya point saya tentang hydrogen ini belum kemana mana. hydrogen itu dipakai untuk menyimpan energy yang intermittent dan sekarang terbuang percuma saja (misalnya energy angin, matahari) dan kemudian ditambahkan sumber energy lain yang belum dioptimalkan pemakaiannya, energy geothermal, oleh Pak Koesoema. efisiensi nya kecil sekali, akan tetapi kalau energy itu pelan2 di buat dan disimpan ditabung yang aman, maka bisa di transportasikan ke tempat lain untuk dipakai. fbs From: Fatchur Zamil fatchurza...@yahoo.co.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 11, 2012 3:37 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Besar energy listrik untuk elektrolisa apakah sama atau lebih besar dibanding energy hidrogen yg dihasilkan utk mesin mbl? kalau sama ya percuma saja Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Sun, 11 Mar 2012 08:18:14 + To: Iagiiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Energy hydrogen, sesungguhnya tidak perlu storage hydrogennya. Kalau mau dibakar mesinnya dihidupkan, hydrogen dan oksigen hasil elektrolyas langsung digunakan untuk mesin. Memang perlu mesin listrik sebagai penggerak mula dan untuk elektrolysa. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Sat, 10 Mar 2012 00:07:23 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro satu lagi tadi lupa. yang disebutkan Pak Wayan (WHY), energy potential air, ini salah satu bank energy yang baik. dan penyimpanannya bisa bertahap. Bedanya dengan hydrogen, volume yang diperlukan jauh lebih besar untuk membuat jumlah energy yang sama dengan hydrogen. juga transportasi nya terbatas. akan tetapi hazard potential nya hydrogen juga lebih besar dari pada energi potential air. fbs From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 3:01 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro benar Pak Avi. hampir lupa energy nuclear. fbs From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 2:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen
[iagi-net-l] hydrogen fuel bukan sekedar bahan bakar hidrogen
Dibawah ini tulisan dua tahun lalu mengenai hidrogen yg salahnya sudah kaprah. Saya mencoba mendongengkannya. http://rovicky.wordpress.com/2010/07/22/hydrogen-fuel-bukan-sekedar-bahan-bakar-hidrogen/ Ketika mendengar “hydrogen fuel” atau bahan bakarhidrogen, seringkali di benak ini yang terisi adalah pemikiran “membakar” hydrogen sehingga mendapatkan energi siap pakai (listrik, gerak, panas). Namun perlu diketahui FUELdalam hal ini jangan diterjemahkan “bahan bakar” yang mengandung pengertian “combustion” seperti motor bakar. Sehingga sering disebut juga FUEL CELL (bahan bakar sel) Hydrogen fuel cell yang dipakai dalam transportasi adalah hydrogen yang dipergunakan untuk menghasilkan listrik. Kemudian listriknya dipergunakan untuk kebutuhan lain, misal penggerak motor elektrik. Bagaimana bila hydrogen dipergunakan sebagai kompor ? Beberapa kali kita membaca di koran atau media tentang bahanbakar air. Ya, karena hydrogen dapat dihasilkan dari elektrolisa air, sehingga terkesan murah. Walaupun prosesnya dimungkinkan, namun secara ekponomis dan keselamatan pemanfaatan hidrogen (dari eletrolisa) ini menyimpan risiko bahaya yang cukup besar. “Pakdhe, kok banyak yang bilang bahan bakar air itu gimana ta Pakdhe ?” “Ada beberapa jenis orang mengatakan bahan-bakar air yang sebenarnya bukan berarti airnya dibakar” Istilah bahan bakar air ini malah mnurutku “MISLEADING” – Merancukan kalau tidak boleh disebut menyesatkan. Saya dulu ketika berkemah tahun 1970-an sering menggunakan kompor pompa dengan minyak tanah, dan sering dicampur dengan air dengan asumsi untuk menghemat, tetapi tidak pernah meneliti lanjut. Hanya saran seorang kawan saja untuk menghemat katanya.Kompor yg digunakan ini prinsipnya hampir sama, Kalau kompor pompa, mungkin masih sering dipakai di penjual Martabak (Gleks !! jadi inget Martabak Nasional di alun-alun, makanan kesukaan di Jogja). Pemanasan (penguapan) kompor martabak menggunakan apinya sendiri, dimana pada tahap awal menggunakan minyak pada “sumbu penyalaan”. Dalam kompor ini penguapan atau pengkabutan awal digunakan pemanas filament pengganti “sumbu penyalaan”. Yang saya duga terjadi dengan kompor ini adalah terjadinya peningkatan efisiensi pembakaran. Ya peningkatan efisiensi pemkaran akibat percampuran uap air, uap minyak tanah, serta udara. Pembakaran dalam kompor minyak tanah yang dibutuhkan untuk memasak akan berbeda dengan pembakaran minyak tanah dalam pembakaran sistem mesin penggerak. Saya setuju pendapatnya Mas Mahyudanil Buchari, air hanya berfungsi sebagai media pengkabutan. TIDAK ADA pemecahan H2O menjadi O2 dan H2 dalam kompor baru ini. Yang sering menjadi pemikiran kita adalah keselamatan dalam pemanfaatan energi. Kita tahu banyak kebakaran disebabkan oleh minyak tanah dan listrik konslet (electric short). Bahkan akhir-akhir ini kita mendengar tabung gas meledak. Tentusaja menggunakan hydrogen sebagai bahan bakar, bahan yang dibakar, akan memiliki risiko keselamatan yang cukup tinggi. Untuk setingkat rakyat awam tentusaja sangat tidak ideal. Kembali ke Hidrogen Hydrogen memang merupakan bahan yang selalu menarik dipelajari tidak hanya karena mudah “terbakar” menghasilkan api atau bahkan ledakan. Tapi ingat ini juga berbeda dengan BOM ATOM hydrogen looh ! Hidrogen sebagai bahan bakar buatan Sebagai “bahan bakar“, hydrogen tidak pernah dijumpai di alam. Hydrogen selalu berupa gas “buatan”, man made fuel. Nah pembuatannya memang bisa dilakukan dengan elektrolisa dari sumber air (H2O), atau dapat dihasilkan dari proses pemecahan Hydrocarbon (CH). Oleh sebab itu disinilah rumitnya perhitungan efisiensi energi yang akhirnya berujung pada nilai keekonomian pemanfaatan hydrogen fuel. Untuk mengerti tentang bahan bakar serta sumber energi silahkan baca tulisan Pak Profesoor koeasoemadinata disini : Prof. Koesoemadinata: Sumber Energi Dan Sistim Penyimpanan Energi Efiesiensi Nah ini sedikit berbicara tehnis Sumber wikipedia Sel bahan bakar (Fuel cell) tidak beroperasi pada siklus termal. Dengan demikian, mereka tidak dibatasi hukum-hukum termodinamika seperti mesin pembakaran, seperti efisiensi siklus Carnot. Namun, juga banyak yang salah mengartikan dengan mengatakan bahwa sel bahan bakar dibebaskan dari hukum termodinamika, karena sebagian besar orang berpikir termodinamika dalam hal proses pembakaran (entalpi pembentukan). Hukum termodinamika juga berlaku untuk proses kimia (energi bebas Gibbs) seperti sel bahan bakar, namun efisiensi maksimum teoritis lebih tinggi (83% efisien 298K dalam kasus hidrogen / reaksi oksigen) dari siklus Otto efisiensi termal ( 60% untuk rasio kompresi 10 dan rasio panas spesifik 1.4). Membandingkan batas termodinamika bukanlah prediktor yang baik pada efisiensi praktis yang dicapai. Juga, jika “penggerak mekanik” adalah tujuan, output listrik dari sel bahan bakar harus masih dikonversi menjadi daya mekanik yang tentusaja menurunkan efisiensi. Dengan mengacu pada klaim diatas, klaim yang benar
[iagi-net-l] No resource, become resourceful
-American friend K.R. Sridhar, the founder of the Silicon Valley fuel-cell company Bloom Energy, likes to say: #39;#39;When you don#39;t have resources, you become resourceful.#39;#39; That#39;s why the foreign countries with the most companies listed on the Nasdaq are Israel, China/Hong Kong, Taiwan, India, South Korea and Singapore - none of which can live off natural resources. But there is an important message for the industrialised world in this study, too. In these difficult economic times, it is tempting to buttress our own standards of living today by incurring even greater financial liabilities for the future. To be sure, there is a role for stimulus in a prolonged recession but #39;#39;the only sustainable way is to grow our way out by giving more people the knowledge and skills to compete, collaborate and connect in a way that drives our countries forward#39;#39;, Schleicher argues. In sum, he says, #39;#39;knowledge and skills have become the global currency of 21st century economies, but there is no central bank that prints this currency. Everyone has to decide on their own how much they will print.#39;#39; Sure, it#39;s great to have oil, gas and diamonds; they can buy jobs. But they#39;ll weaken your society in the long run unless they#39;re used to build schools and a culture of lifelong learning. This article was first published in The New York Times. Read more: http://www.smh.com.au/opinion/politics/skills-not-drills-for-survival-20120311-1us9o.html#ixzz1opyxi3ig
Re: [iagi-net-l] hydrogen fuel bukan sekedar bahan bakar hidrogen
Betul Pak Vick. Kaprah yang salah, hydrogen sbg fuel bukan utk conventional fuel, tapi utk fuel cell, semacam baterei. Sepengetahuan saya, hydrogen itu sangat explosive, gak mungkin dipakai di mobil, ingat balon udara dg H2 yg terbakar. Hydrogen utk mobil/motor hasil elektrolisa sederhana, bukan mengganti premium, tapi hanya bersifat additive, memperbaiki octane number shg pembakaran lebih sempurna sehingga jauh lebih irit. Prosesnya kurang paham, apakah hydrocracking sederhana, atau yg lain. Maaf kalau ada yg keliru. Salam RUS 1061 -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Sun, 11 Mar 2012 22:23:56 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] hydrogen fuel bukan sekedar bahan bakar hidrogen Dibawah ini tulisan dua tahun lalu mengenai hidrogen yg salahnya sudah kaprah. Saya mencoba mendongengkannya. http://rovicky.wordpress.com/2010/07/22/hydrogen-fuel-bukan-sekedar-bahan-bakar-hidrogen/ Ketika mendengar “hydrogen fuel” atau bahan bakarhidrogen, seringkali di benak ini yang terisi adalah pemikiran “membakar” hydrogen sehingga mendapatkan energi siap pakai (listrik, gerak, panas). Namun perlu diketahui FUELdalam hal ini jangan diterjemahkan “bahan bakar” yang mengandung pengertian “combustion” seperti motor bakar. Sehingga sering disebut juga FUEL CELL (bahan bakar sel) Hydrogen fuel cell yang dipakai dalam transportasi adalah hydrogen yang dipergunakan untuk menghasilkan listrik. Kemudian listriknya dipergunakan untuk kebutuhan lain, misal penggerak motor elektrik. Bagaimana bila hydrogen dipergunakan sebagai kompor ? Beberapa kali kita membaca di koran atau media tentang bahanbakar air. Ya, karena hydrogen dapat dihasilkan dari elektrolisa air, sehingga terkesan murah. Walaupun prosesnya dimungkinkan, namun secara ekponomis dan keselamatan pemanfaatan hidrogen (dari eletrolisa) ini menyimpan risiko bahaya yang cukup besar. “Pakdhe, kok banyak yang bilang bahan bakar air itu gimana ta Pakdhe ?” “Ada beberapa jenis orang mengatakan bahan-bakar air yang sebenarnya bukan berarti airnya dibakar” Istilah bahan bakar air ini malah mnurutku “MISLEADING” – Merancukan kalau tidak boleh disebut menyesatkan. Saya dulu ketika berkemah tahun 1970-an sering menggunakan kompor pompa dengan minyak tanah, dan sering dicampur dengan air dengan asumsi untuk menghemat, tetapi tidak pernah meneliti lanjut. Hanya saran seorang kawan saja untuk menghemat katanya.Kompor yg digunakan ini prinsipnya hampir sama, Kalau kompor pompa, mungkin masih sering dipakai di penjual Martabak (Gleks !! jadi inget Martabak Nasional di alun-alun, makanan kesukaan di Jogja). Pemanasan (penguapan) kompor martabak menggunakan apinya sendiri, dimana pada tahap awal menggunakan minyak pada “sumbu penyalaan”. Dalam kompor ini penguapan atau pengkabutan awal digunakan pemanas filament pengganti “sumbu penyalaan”. Yang saya duga terjadi dengan kompor ini adalah terjadinya peningkatan efisiensi pembakaran. Ya peningkatan efisiensi pemkaran akibat percampuran uap air, uap minyak tanah, serta udara. Pembakaran dalam kompor minyak tanah yang dibutuhkan untuk memasak akan berbeda dengan pembakaran minyak tanah dalam pembakaran sistem mesin penggerak. Saya setuju pendapatnya Mas Mahyudanil Buchari, air hanya berfungsi sebagai media pengkabutan. TIDAK ADA pemecahan H2O menjadi O2 dan H2 dalam kompor baru ini. Yang sering menjadi pemikiran kita adalah keselamatan dalam pemanfaatan energi. Kita tahu banyak kebakaran disebabkan oleh minyak tanah dan listrik konslet (electric short). Bahkan akhir-akhir ini kita mendengar tabung gas meledak. Tentusaja menggunakan hydrogen sebagai bahan bakar, bahan yang dibakar, akan memiliki risiko keselamatan yang cukup tinggi. Untuk setingkat rakyat awam tentusaja sangat tidak ideal. Kembali ke Hidrogen Hydrogen memang merupakan bahan yang selalu menarik dipelajari tidak hanya karena mudah “terbakar” menghasilkan api atau bahkan ledakan. Tapi ingat ini juga berbeda dengan BOM ATOM hydrogen looh ! Hidrogen sebagai bahan bakar buatan Sebagai “bahan bakar“, hydrogen tidak pernah dijumpai di alam. Hydrogen selalu berupa gas “buatan”, man made fuel. Nah pembuatannya memang bisa dilakukan dengan elektrolisa dari sumber air (H2O), atau dapat dihasilkan dari proses pemecahan Hydrocarbon (CH). Oleh sebab itu disinilah rumitnya perhitungan efisiensi energi yang akhirnya berujung pada nilai keekonomian pemanfaatan hydrogen fuel. Untuk mengerti tentang bahan bakar serta sumber energi silahkan baca tulisan Pak Profesoor koeasoemadinata disini : Prof. Koesoemadinata: Sumber Energi Dan Sistim Penyimpanan Energi Efiesiensi Nah ini sedikit berbicara tehnis Sumber wikipedia Sel bahan bakar (Fuel cell) tidak beroperasi pada siklus termal. Dengan demikian, mereka tidak dibatasi hukum-hukum termodinamika seperti mesin pembakaran, seperti efisiensi siklus Carnot. Namun, juga banyak yang salah mengartikan dengan mengatakan
Re: [iagi-net-l] hydrogen fuel bukan sekedar bahan bakar hidrogen
Itulah yang saya katakan dalam membedakannya dengan brown fuel. RPK - Original Message - From: Ruskamto To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, March 12, 2012 6:19 AM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen fuel bukan sekedar bahan bakar hidrogen Betul Pak Vick. Kaprah yang salah, hydrogen sbg fuel bukan utk conventional fuel, tapi utk fuel cell, semacam baterei. Sepengetahuan saya, hydrogen itu sangat explosive, gak mungkin dipakai di mobil, ingat balon udara dg H2 yg terbakar. Hydrogen utk mobil/motor hasil elektrolisa sederhana, bukan mengganti premium, tapi hanya bersifat additive, memperbaiki octane number shg pembakaran lebih sempurna sehingga jauh lebih irit. Prosesnya kurang paham, apakah hydrocracking sederhana, atau yg lain. Maaf kalau ada yg keliru. Salam RUS 1061 -- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Sun, 11 Mar 2012 22:23:56 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] hydrogen fuel bukan sekedar bahan bakar hidrogen Dibawah ini tulisan dua tahun lalu mengenai hidrogen yg salahnya sudah kaprah. Saya mencoba mendongengkannya. http://rovicky.wordpress.com/2010/07/22/hydrogen-fuel-bukan-sekedar-bahan-bakar-hidrogen/ Ketika mendengar “hydrogen fuel” atau bahan bakarhidrogen, seringkali di benak ini yang terisi adalah pemikiran “membakar” hydrogen sehingga mendapatkan energi siap pakai (listrik, gerak, panas). Namun perlu diketahui FUELdalam hal ini jangan diterjemahkan “bahan bakar” yang mengandung pengertian “combustion” seperti motor bakar. Sehingga sering disebut juga FUEL CELL (bahan bakar sel) Hydrogen fuel cell yang dipakai dalam transportasi adalah hydrogen yang dipergunakan untuk menghasilkan listrik. Kemudian listriknya dipergunakan untuk kebutuhan lain, misal penggerak motor elektrik. Bagaimana bila hydrogen dipergunakan sebagai kompor ? Beberapa kali kita membaca di koran atau media tentang bahanbakar air. Ya, karena hydrogen dapat dihasilkan dari elektrolisa air, sehingga terkesan murah. Walaupun prosesnya dimungkinkan, namun secara ekponomis dan keselamatan pemanfaatan hidrogen (dari eletrolisa) ini menyimpan risiko bahaya yang cukup besar. “Pakdhe, kok banyak yang bilang bahan bakar air itu gimana ta Pakdhe ?” “Ada beberapa jenis orang mengatakan bahan-bakar air yang sebenarnya bukan berarti airnya dibakar” Istilah bahan bakar air ini malah mnurutku “MISLEADING” – Merancukan kalau tidak boleh disebut menyesatkan. Saya dulu ketika berkemah tahun 1970-an sering menggunakan kompor pompa dengan minyak tanah, dan sering dicampur dengan air dengan asumsi untuk menghemat, tetapi tidak pernah meneliti lanjut. Hanya saran seorang kawan saja untuk menghemat katanya.Kompor yg digunakan ini prinsipnya hampir sama, Kalau kompor pompa, mungkin masih sering dipakai di penjual Martabak (Gleks !! jadi inget Martabak Nasional di alun-alun, makanan kesukaan di Jogja). Pemanasan (penguapan) kompor martabak menggunakan apinya sendiri, dimana pada tahap awal menggunakan minyak pada “sumbu penyalaan”. Dalam kompor ini penguapan atau pengkabutan awal digunakan pemanas filament pengganti “sumbu penyalaan”. Yang saya duga terjadi dengan kompor ini adalah terjadinya peningkatan efisiensi pembakaran. Ya peningkatan efisiensi pemkaran akibat percampuran uap air, uap minyak tanah, serta udara. Pembakaran dalam kompor minyak tanah yang dibutuhkan untuk memasak akan berbeda dengan pembakaran minyak tanah dalam pembakaran sistem mesin penggerak. Saya setuju pendapatnya Mas Mahyudanil Buchari, air hanya berfungsi sebagai media pengkabutan. TIDAK ADA pemecahan H2O menjadi O2 dan H2 dalam kompor baru ini. Yang sering menjadi pemikiran kita adalah keselamatan dalam pemanfaatan energi. Kita tahu banyak kebakaran disebabkan oleh minyak tanah dan listrik konslet (electric short). Bahkan akhir-akhir ini kita mendengar tabung gas meledak. Tentusaja menggunakan hydrogen sebagai bahan bakar, bahan yang dibakar, akan memiliki risiko keselamatan yang cukup tinggi. Untuk setingkat rakyat awam tentusaja sangat tidak ideal. Kembali ke Hidrogen Hydrogen memang merupakan bahan yang selalu menarik dipelajari tidak hanya karena mudah “terbakar” menghasilkan api atau bahkan ledakan. Tapi ingat ini juga berbeda dengan BOM ATOM hydrogen looh ! Hidrogen sebagai bahan bakar buatan Sebagai “bahan bakar“, hydrogen tidak pernah dijumpai di alam. Hydrogen selalu berupa gas “buatan”, man made fuel. Nah pembuatannya memang bisa dilakukan dengan elektrolisa dari sumber air (H2O), atau dapat dihasilkan dari proses pemecahan Hydrocarbon (CH). Oleh sebab itu disinilah rumitnya perhitungan efisiensi energi yang akhirnya berujung pada nilai keekonomian pemanfaatan hydrogen fuel. Untuk mengerti tentang bahan bakar serta sumber energi silahkan baca tulisan Pak Profesoor
Re: [iagi-net-l] hydrogen fuel bukan sekedar bahan bakar hidrogen
Terimakasih atas keterrangannya. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Sun, 11 Mar 2012 22:23:56 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] hydrogen fuel bukan sekedar bahan bakar hidrogen Dibawah ini tulisan dua tahun lalu mengenai hidrogen yg salahnya sudah kaprah. Saya mencoba mendongengkannya. http://rovicky.wordpress.com/2010/07/22/hydrogen-fuel-bukan-sekedar-bahan-bakar-hidrogen/ Ketika mendengar “hydrogen fuel” atau bahan bakarhidrogen, seringkali di benak ini yang terisi adalah pemikiran “membakar” hydrogen sehingga mendapatkan energi siap pakai (listrik, gerak, panas). Namun perlu diketahui FUELdalam hal ini jangan diterjemahkan “bahan bakar” yang mengandung pengertian “combustion” seperti motor bakar. Sehingga sering disebut juga FUEL CELL (bahan bakar sel) Hydrogen fuel cell yang dipakai dalam transportasi adalah hydrogen yang dipergunakan untuk menghasilkan listrik. Kemudian listriknya dipergunakan untuk kebutuhan lain, misal penggerak motor elektrik. Bagaimana bila hydrogen dipergunakan sebagai kompor ? Beberapa kali kita membaca di koran atau media tentang bahanbakar air. Ya, karena hydrogen dapat dihasilkan dari elektrolisa air, sehingga terkesan murah. Walaupun prosesnya dimungkinkan, namun secara ekponomis dan keselamatan pemanfaatan hidrogen (dari eletrolisa) ini menyimpan risiko bahaya yang cukup besar. “Pakdhe, kok banyak yang bilang bahan bakar air itu gimana ta Pakdhe ?” “Ada beberapa jenis orang mengatakan bahan-bakar air yang sebenarnya bukan berarti airnya dibakar” Istilah bahan bakar air ini malah mnurutku “MISLEADING” – Merancukan kalau tidak boleh disebut menyesatkan. Saya dulu ketika berkemah tahun 1970-an sering menggunakan kompor pompa dengan minyak tanah, dan sering dicampur dengan air dengan asumsi untuk menghemat, tetapi tidak pernah meneliti lanjut. Hanya saran seorang kawan saja untuk menghemat katanya.Kompor yg digunakan ini prinsipnya hampir sama, Kalau kompor pompa, mungkin masih sering dipakai di penjual Martabak (Gleks !! jadi inget Martabak Nasional di alun-alun, makanan kesukaan di Jogja). Pemanasan (penguapan) kompor martabak menggunakan apinya sendiri, dimana pada tahap awal menggunakan minyak pada “sumbu penyalaan”. Dalam kompor ini penguapan atau pengkabutan awal digunakan pemanas filament pengganti “sumbu penyalaan”. Yang saya duga terjadi dengan kompor ini adalah terjadinya peningkatan efisiensi pembakaran. Ya peningkatan efisiensi pemkaran akibat percampuran uap air, uap minyak tanah, serta udara. Pembakaran dalam kompor minyak tanah yang dibutuhkan untuk memasak akan berbeda dengan pembakaran minyak tanah dalam pembakaran sistem mesin penggerak. Saya setuju pendapatnya Mas Mahyudanil Buchari, air hanya berfungsi sebagai media pengkabutan. TIDAK ADA pemecahan H2O menjadi O2 dan H2 dalam kompor baru ini. Yang sering menjadi pemikiran kita adalah keselamatan dalam pemanfaatan energi. Kita tahu banyak kebakaran disebabkan oleh minyak tanah dan listrik konslet (electric short). Bahkan akhir-akhir ini kita mendengar tabung gas meledak. Tentusaja menggunakan hydrogen sebagai bahan bakar, bahan yang dibakar, akan memiliki risiko keselamatan yang cukup tinggi. Untuk setingkat rakyat awam tentusaja sangat tidak ideal. Kembali ke Hidrogen Hydrogen memang merupakan bahan yang selalu menarik dipelajari tidak hanya karena mudah “terbakar” menghasilkan api atau bahkan ledakan. Tapi ingat ini juga berbeda dengan BOM ATOM hydrogen looh ! Hidrogen sebagai bahan bakar buatan Sebagai “bahan bakar“, hydrogen tidak pernah dijumpai di alam. Hydrogen selalu berupa gas “buatan”, man made fuel. Nah pembuatannya memang bisa dilakukan dengan elektrolisa dari sumber air (H2O), atau dapat dihasilkan dari proses pemecahan Hydrocarbon (CH). Oleh sebab itu disinilah rumitnya perhitungan efisiensi energi yang akhirnya berujung pada nilai keekonomian pemanfaatan hydrogen fuel. Untuk mengerti tentang bahan bakar serta sumber energi silahkan baca tulisan Pak Profesoor koeasoemadinata disini : Prof. Koesoemadinata: Sumber Energi Dan Sistim Penyimpanan Energi Efiesiensi Nah ini sedikit berbicara tehnis Sumber wikipedia Sel bahan bakar (Fuel cell) tidak beroperasi pada siklus termal. Dengan demikian, mereka tidak dibatasi hukum-hukum termodinamika seperti mesin pembakaran, seperti efisiensi siklus Carnot. Namun, juga banyak yang salah mengartikan dengan mengatakan bahwa sel bahan bakar dibebaskan dari hukum termodinamika, karena sebagian besar orang berpikir termodinamika dalam hal proses pembakaran (entalpi pembentukan). Hukum termodinamika juga berlaku untuk proses kimia (energi bebas Gibbs) seperti sel bahan bakar, namun efisiensi maksimum teoritis lebih tinggi (83% efisien 298K dalam kasus hidrogen / reaksi oksigen) dari siklus Otto efisiensi termal ( 60% untuk rasio kompresi 10 dan rasio panas spesifik 1.4). Membandingkan batas
Re: [iagi-net-l] No resource, become resourceful
- Finland, Singapore or Japan - education has strong outcomes and a high status … Every parent and child in these countries knows that skills will decide the life chances of the child and nothing else is going to rescue them, so they build a whole culture and education system around it#39;#39;. Or as my Indian-American friend K.R. Sridhar, the founder of the Silicon Valley fuel-cell company Bloom Energy, likes to say: #39;#39;When you don#39;t have resources, you become resourceful.#39;#39; That#39;s why the foreign countries with the most companies listed on the Nasdaq are Israel, China/Hong Kong, Taiwan, India, South Korea and Singapore - none of which can live off natural resources. But there is an important message for the industrialised world in this study, too. In these difficult economic times, it is tempting to buttress our own standards of living today by incurring even greater financial liabilities for the future. To be sure, there is a role for stimulus in a prolonged recession but #39;#39;the only sustainable way is to grow our way out by giving more people the knowledge and skills to compete, collaborate and connect in a way that drives our countries forward#39;#39;, Schleicher argues. In sum, he says, #39;#39;knowledge and skills have become the global currency of 21st century economies, but there is no central bank that prints this currency. Everyone has to decide on their own how much they will print.#39;#39; Sure, it#39;s great to have oil, gas and diamonds; they can buy jobs. But they#39;ll weaken your society in the long run unless they#39;re used to build schools and a culture of lifelong learning. This article was first published in The New York Times. Read more: http://www.smh.com.au/opinion/politics/skills-not-drills-for-survival-20120311-1us9o.html#ixzz1opyxi3ig
Re: [iagi-net-l] No resource, become resourceful
with few natural resources, scored better.) Also lagging in recent PISA scores, though, were students in many of the resource-rich countries of Latin America, like Brazil, Mexico and Argentina. Africa was not tested. Canada, Australia and Norway, also countries with high levels of natural resources, still score well on PISA, in large part, argues Schleicher, because all three countries have established deliberate policies of saving and investing these resource rents, and not just consuming them. Add it all up and the numbers say that if you really want to know how a country is going to do in the 21st century, don't count its oil reserves or goldmines, count its highly effective teachers, involved parents and committed students. Economists have long known about the ''Dutch disease'', which happens when a country becomes so dependent on exporting natural resources that its currency soars in value and, as a result, its domestic manufacturing gets crushed as cheap imports flood in and exports become too expensive. What the PISA team is revealing is a related disease: societies that get addicted to their natural resources seem to develop parents and young people who lose some of the instincts, habits and incentives for doing homework and honing skills. By contrast, says Schleicher, ''in countries with little in the way of natural resources - Finland, Singapore or Japan - education has strong outcomes and a high status … Every parent and child in these countries knows that skills will decide the life chances of the child and nothing else is going to rescue them, so they build a whole culture and education system around it''. Or as my Indian-American friend K.R. Sridhar, the founder of the Silicon Valley fuel-cell company Bloom Energy, likes to say: ''When you don't have resources, you become resourceful.'' That's why the foreign countries with the most companies listed on the Nasdaq are Israel, China/Hong Kong, Taiwan, India, South Korea and Singapore - none of which can live off natural resources. But there is an important message for the industrialised world in this study, too. In these difficult economic times, it is tempting to buttress our own standards of living today by incurring even greater financial liabilities for the future. To be sure, there is a role for stimulus in a prolonged recession but ''the only sustainable way is to grow our way out by giving more people the knowledge and skills to compete, collaborate and connect in a way that drives our countries forward'', Schleicher argues. In sum, he says, ''knowledge and skills have become the global currency of 21st century economies, but there is no central bank that prints this currency. Everyone has to decide on their own how much they will print.'' Sure, it's great to have oil, gas and diamonds; they can buy jobs. But they'll weaken your society in the long run unless they're used to build schools and a culture of lifelong learning. This article was first published in The New York Times. Read more: http://www.smh.com.au/opinion/politics/skills-not-drills-for-survival-20120311-1us9o.html#ixzz1opyxi3ig
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Apa bener Indonesia ini potensi geothermal - nya tinggi ? Tapi anehnya saya cari geothermal geologist belum nemu tuh Apa para ahli geologi tidak tertarik ke gethermal ya ? si Abah Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. Dan saya setuju lagi Pak Franc! Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik tenaga surya maupun angin. Plus supply energi yang konstan, all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim. Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi. Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada potensi juga sering terbentur dengan isu lingkungan karena rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi daerah dilindungi. Jadi miris kalau melihat ada proyek geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat sedikit.. hehe.. Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya londobali.. hehehe.. Salam, WHY From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala. he.. he.. he.. dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy yang paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK). dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik. selamat ber akhir pekan, frank From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Betul Pak Franc, Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe. Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy storage. Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air (potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya. Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang sia-sia. Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar untuk power-grid scale. Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb. Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai bentuk large-scale energy storage untuk kebutuhan grid. Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat off-peak listrik yang berlebihan digunakan untuk memompa air kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas kembali memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk menggerakan turbin air pada saat peak-hours.
Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk
Maaf pak Joseph baru saya baca / Pernyatan yang sinis dari seorang birokrat hukumannya adalah pengucilan dia dari kewarganegaraan-ya , Itu apabila memang dia betul mengeluarkan statement spt ini , da yang lebih menyedihkan ini adalah salah satu penyakit rendah diri dan tidak adanya keberpihakan dari Pemerintah (atau oknum/ Menyedihkan memang . si Abah From: Joseph M. Sihombing jsihombin...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 4, 2012 12:58 PM Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk Ironis pernyataan seorang birokrat mengenai uji emisi... terkesan merendahkan ketidakmampuan 'pemilik' mobil esemka untuk membayar biaya uji emisi Kapan saja mobil Esemka kalau ingin melakukan uji emisi boleh-boleh saja, enggak ada batasan waktu. Tapi sanggup enggak mereka membayar Rp 12 juta setiap kali uji emisi? ujar Bambang saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (4/3/2012). Ironisnya lagi biaya uji emisi yang sedemikian tingginya?? berdasarkan pengalaman saya memiliki kendaraan bermotor diluar negri yang setiap kali perpanjang registrasi kendaraan (STNK) harus melakukan uji KIR, dan salah satunya adalah uji emisi gas buang... Biaya yang diperlukan tidak lebih dari Dhs 120 atau sekitar Rp 300.000,- Apakah sedemikian mahalnya uji emisi gas buang di tanah air sehingga tidak menjadi persyaratan utama kelaikan sebuah kendaraan bermotor? atau kesalahan Jokowi membawa mobil Esemka untuk di uji di BPPT? mungkin seharusnya dibawa ke tempat uji KIR biasa saja yang berdasarkan posting-2 lain bisa meloloskan bis kota dengan asap hitam mengepul keluar dari knalpotnya sesaat setelah keluar dari tempat uji (selama uji mesin mati). Salam Joseph PS: link berita kutipan diatas.. http://nasional.kompas.com/read/2012/03/04/11050358/Esemka.Boleh.Diuji.Ulang.Asalkan.Bayar.Rp.12.Juta From: ajis...@ymail.com ajis...@ymail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 4, 2012 9:18 AM Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk Saya sependapat dengan palk Bandono, entah kenapa kok justru buatan Indonesia diuji nya seperti buatan jerman. Padahal di jakarta saja uji emisi yg lebih dari 15 masih sangat banyak. Kalau memang ambang nya 5, maka semua kopaja, bajaj dsb tdk boleh beroperasi. Kalau yang berwenang sudah disumpel duit ya sampai elek pun akan tetap gagal. Stl mobil esemka digagalkan, direktur pembinaan SMK dicopot krn mendukung program itu. Inilah bangsa kita, aneh bin ajaib Salam Seno aji Sekjen pp iagi sent from my @ipad -Original Message- From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Sun, 4 Mar 2012 02:26:11 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk Yaa yang diuji emisi dgn ketat kn yang buatan indonesia, bajaj, bemo, bis kota metro mini dll kan impor, yaa sdh pasti lolos dah. Hihihi memang tetap kembali ke UUD yaaa. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: wahyu aji seno_geo...@yahoo.com Date: Sun, 4 Mar 2012 09:51:20 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk Saya mendukung metromini sama bajai jadi mobnas,kan lulus uji emisi hihihi Pisss Seno Biker thunder 125 cc,isi pertamax -- Pada Min, 4 Mar 2012 06:15 ICT Bandono Salim menulis: Menteri ekonominya lulusan itb lho Bah, tidak merakyat dan tidak nasionalis yaaa. Matilah industri dalam negeri, dari pertanian, perikanan, pertenunan, perumahan, peternakan, industri transportasi dll. Karena pemerintah maupun dpr tidak mendukung. Salam hormat dan duka pada negeri NKRI. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 2 Mar 2012 23:12:54 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id; poverepertaminagr...@yahoogroups.compoverepertaminagr...@yahoogroups.com Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk Baru saja nongol esemka sudah bikin raksasa otomotif ketakutan !!! Saya baca Koran “Rakyat Merdeka” halaman 16 yang berjudul : “ Mannuver 3 menteri bisa kubur program ESEMKA”, Saya kutipkan beberapa bagian sebagai illustrasi : 1. Nasib mobil produksi dalam negeri atau mobil nasional (mobnas) bisa tinggal nama . Menteri Perindustrian ( Menperin) MS.Hidayat dan Menko Perekonomian Hatta Radjasa SEPAKAT membuat mobil murah Dibawah 100 juta. SPONSORNYA TOYOTA , DAIHATSU DAN HONDA….. 2. .” Mereka ( 4 produsen ??? ) sanggup menyediakan dana 1,8 juta AS atau Rp 16,2 trilliun. Akhir tahun ini akan masuk ke Indonesia dan dia akan menyerap banyak tenaga kerja baik di Industri komponen maupun” jelas Hidayat” ……(heem mana banyak kalau yang ngerjain malahan pekerja mobnas ???). 3. …….” Senada dengan Hidayat , Menko Perekonomian ……… mengatakan , …… Pemerintah akan
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Mungkin kalau yg berpengalaman yg muda sdh bekerja semua , sedangkan yg tua / pensiunan pada menikmati pensiunya saja dan jumlahnya sangat terbatas Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Sun, 11 Mar 2012 20:06:54 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Apa bener Indonesia ini potensi geothermal - nya tinggi ? Tapi anehnya saya cari geothermal geologist belum nemu tuh Apa para ahli geologi tidak tertarik ke gethermal ya ? si Abah Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. Dan saya setuju lagi Pak Franc! Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik tenaga surya maupun angin. Plus supply energi yang konstan, all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim. Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi. Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada potensi juga sering terbentur dengan isu lingkungan karena rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi daerah dilindungi. Jadi miris kalau melihat ada proyek geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat sedikit.. hehe.. Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya londobali.. hehehe.. Salam, WHY From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala. he.. he.. he.. dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy yang paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK). dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik. selamat ber akhir pekan, frank From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Betul Pak Franc, Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe. Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy storage. Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air (potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya. Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang sia-sia. Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar untuk power-grid scale. Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Ada Bah, di itb ada 2 Rina dan Ninik. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Sun, 11 Mar 2012 20:06:54 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Apa bener Indonesia ini potensi geothermal - nya tinggi ? Tapi anehnya saya cari geothermal geologist belum nemu tuh Apa para ahli geologi tidak tertarik ke gethermal ya ? si Abah Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. Dan saya setuju lagi Pak Franc! Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik tenaga surya maupun angin. Plus supply energi yang konstan, all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim. Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi. Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada potensi juga sering terbentur dengan isu lingkungan karena rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi daerah dilindungi. Jadi miris kalau melihat ada proyek geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat sedikit.. hehe.. Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya londobali.. hehehe.. Salam, WHY From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala. he.. he.. he.. dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy yang paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK). dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik. selamat ber akhir pekan, frank From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Betul Pak Franc, Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe. Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy storage. Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin, siklus air (potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus, dsb), semuanya memiliki kelemahan yang sama: intensitas yang tidak konstan. Lain halnya dengan energi yang non-surya: geothermal dan nuklir. Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat saling mengisi sehingga saat yang satu merendah yang lain dapat menutupi kekurangannya. Energy storage juga penting untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga saat jumlah supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang terbuang sia-sia. Storage kimiawi cenderung mahal dan belum ada yang memiliki kapasitas besar untuk power-grid scale. Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa dilihat, salah satunya dalam bentuk energy potensial air, lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb. Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak dilakukan sebagai bentuk large-scale
Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Informasi unt abah : Pada tahun 2000 sayat kebetulan menjabat dekan FTM di UPN Yogyakarta. Kami mendapat kepercayaan unt mendirikan pusat penelitian geologi panasbumi. Pusat penelitian itu menggabungkan 2 jurusan, geologi dan TM. Dengan kerjasama dengan Pertamina dan dibiayai oleh Pertamina kita membangun lab penelitian. Kita juga mendapat superfisi dri Pertamina ( pk Yogi dan pernah juga pk Basukin Puspo ). Sebagai bahan studi/penelitian diambil Kamojang yang datanya sudah banyak dengan ultimate goal pengembangan lapangan. Jadi memang pure research dengan harapan UPN dapat mencetak geologists-2 yang mengkhususkan diri ke geothermal. Tetapi setelah saya selesai menjabat dan kembali ke induk. Rupanya tidak ada yg melanjutkan. Mungkin kesulitan mencari dana, atay Pertamina tidak memperpenjang kontrak kerjasamanya. Jadi kesimpulannya: wajar kalau Abah tidak menemukan geologists panasbumi. Pendidkan yg mengkhususkan panasbumi tidak/belum ada. Tapi sekarang saya tidak tahu? Dulu yg dipake alasan adalah potensi panasbumi yg melimpah, no 2 setelah US. Jadi gimana ya? Sent from my iPad On 12 Mar 2012, at 10:06, Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com wrote: Apa bener Indonesia ini potensi geothermal - nya tinggi ? Tapi anehnya saya cari geothermal geologist belum nemu tuh Apa para ahli geologi tidak tertarik ke gethermal ya ? si Abah Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. Dan saya setuju lagi Pak Franc! Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik tenaga surya maupun angin. Plus supply energi yang konstan, all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim. Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi. Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada potensi juga sering terbentur dengan isu lingkungan karena rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi daerah dilindungi. Jadi miris kalau melihat ada proyek geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat sedikit.. hehe.. Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya londobali.. hehehe.. Salam, WHY From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala. he.. he.. he.. dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy yang paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK). dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik. selamat ber akhir pekan, frank From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro Betul Pak Franc, Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah kita pakai saja efisiensi 10%. Dengan effisiensi segitu, dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2 solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah energi yang setara dengan 1 barrel minyak. Atau 100 m2 solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari, atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe. Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1 barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan, dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah banyak yang beralih. Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy mix dan energy storage. Pemanfaatan energi surya, baik secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak langsung tapi masih turunan dari energi surya
Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk
Kamana wae Akang? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Sun, 11 Mar 2012 20:33:01 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk Maaf pak Joseph baru saya baca / Pernyatan yang sinis dari seorang birokrat hukumannya adalah pengucilan dia dari kewarganegaraan-ya , Itu apabila memang dia betul mengeluarkan statement spt ini , da yang lebih menyedihkan ini adalah salah satu penyakit rendah diri dan tidak adanya keberpihakan dari Pemerintah (atau oknum/ Menyedihkan memang . si Abah From: Joseph M. Sihombing jsihombin...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 4, 2012 12:58 PM Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk Ironis pernyataan seorang birokrat mengenai uji emisi... terkesan merendahkan ketidakmampuan 'pemilik' mobil esemka untuk membayar biaya uji emisi Kapan saja mobil Esemka kalau ingin melakukan uji emisi boleh-boleh saja, enggak ada batasan waktu. Tapi sanggup enggak mereka membayar Rp 12 juta setiap kali uji emisi? ujar Bambang saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (4/3/2012). Ironisnya lagi biaya uji emisi yang sedemikian tingginya?? berdasarkan pengalaman saya memiliki kendaraan bermotor diluar negri yang setiap kali perpanjang registrasi kendaraan (STNK) harus melakukan uji KIR, dan salah satunya adalah uji emisi gas buang... Biaya yang diperlukan tidak lebih dari Dhs 120 atau sekitar Rp 300.000,- Apakah sedemikian mahalnya uji emisi gas buang di tanah air sehingga tidak menjadi persyaratan utama kelaikan sebuah kendaraan bermotor? atau kesalahan Jokowi membawa mobil Esemka untuk di uji di BPPT? mungkin seharusnya dibawa ke tempat uji KIR biasa saja yang berdasarkan posting-2 lain bisa meloloskan bis kota dengan asap hitam mengepul keluar dari knalpotnya sesaat setelah keluar dari tempat uji (selama uji mesin mati). Salam Joseph PS: link berita kutipan diatas.. http://nasional.kompas.com/read/2012/03/04/11050358/Esemka.Boleh.Diuji.Ulang.Asalkan.Bayar.Rp.12.Juta From: ajis...@ymail.com ajis...@ymail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, March 4, 2012 9:18 AM Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk Saya sependapat dengan palk Bandono, entah kenapa kok justru buatan Indonesia diuji nya seperti buatan jerman. Padahal di jakarta saja uji emisi yg lebih dari 15 masih sangat banyak. Kalau memang ambang nya 5, maka semua kopaja, bajaj dsb tdk boleh beroperasi. Kalau yang berwenang sudah disumpel duit ya sampai elek pun akan tetap gagal. Stl mobil esemka digagalkan, direktur pembinaan SMK dicopot krn mendukung program itu. Inilah bangsa kita, aneh bin ajaib Salam Seno aji Sekjen pp iagi sent from my @ipad -Original Message- From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Sun, 4 Mar 2012 02:26:11 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: Re: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk Yaa yang diuji emisi dgn ketat kn yang buatan indonesia, bajaj, bemo, bis kota metro mini dll kan impor, yaa sdh pasti lolos dah. Hihihi memang tetap kembali ke UUD yaaa. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: wahyu aji seno_geo...@yahoo.com Date: Sun, 4 Mar 2012 09:51:20 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Bls: Re: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk Saya mendukung metromini sama bajai jadi mobnas,kan lulus uji emisi hihihi Pisss Seno Biker thunder 125 cc,isi pertamax -- Pada Min, 4 Mar 2012 06:15 ICT Bandono Salim menulis: Menteri ekonominya lulusan itb lho Bah, tidak merakyat dan tidak nasionalis yaaa. Matilah industri dalam negeri, dari pertanian, perikanan, pertenunan, perumahan, peternakan, industri transportasi dll. Karena pemerintah maupun dpr tidak mendukung. Salam hormat dan duka pada negeri NKRI. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 2 Mar 2012 23:12:54 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id; poverepertaminagr...@yahoogroups.compoverepertaminagr...@yahoogroups.com Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk Baru saja nongol esemka sudah bikin raksasa otomotif ketakutan !!! Saya baca Koran “Rakyat Merdeka” halaman 16 yang berjudul : “ Mannuver 3 menteri bisa kubur program ESEMKA”, Saya kutipkan beberapa bagian sebagai illustrasi : 1. Nasib mobil produksi dalam negeri atau mobil nasional (mobnas) bisa tinggal nama . Menteri Perindustrian ( Menperin) MS.Hidayat dan Menko Perekonomian Hatta Radjasa SEPAKAT membuat mobil murah Dibawah 100 juta. SPONSORNYA TOYOTA , DAIHATSU DAN HONDA….. 2. .” Mereka ( 4 produsen ??? ) sanggup menyediakan dana 1,8 juta AS atau Rp 16,2 trilliun. Akhir