Re: [ekonomi-nasional] Re: [ppiindia] Bank Dunia: Kambing Hitam Kemiskinan

2006-11-26 Terurut Topik A Nizami
Wah pantas ya Mbak Fau sering membela agenda Bank
Dunia dan IMF...:)

Harapan saya sebaiknya kaum terdidik jangan menghamba
kepada Bank Dunia atau IMF. Tapi lebih peduli pada
rakyat Indonesia.

Untuk apa jika kita kaya dari gaji Bank Dunia atau IMF
sementara rakyat Indonesia justru banyak yang melarat
akibat kebijakan keliru yang dipaksakan Bank Dunia dan
IMF ke negara Indonesia.

Ini butuh kepedulian dan nurani. Bukan sekedar
materialisme belaka.

--- IrwanK juga <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Quote:
> "Saran saya Bank Dunia tidak perlu didengarkan
> lagi."
> 
> Kalau Bank Dunia tidak didengarkan, Mbak Fau dan
> para rekan/senior-nya bakal
> 
> gak kerja donk? :-)
> 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> 
> On 11/27/06, A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   Saya lihat Bank Dunia pintar sekali
> memutar-balikkan
> > fakta. Bank Dunia menuduh melonjaknya penduduk
> miskin
> > sebesar 3,1 juta orang karena naiknya harga beras.
> > Oleh karena itu harga beras harus diturunkan dan
> impor
> > beras harus dijalankan.
> >
> > Padahal bukan rahasia lagi bahwa Bank Dunia
> baru-baru
> > ini mendikte pemerintah Indonesia lewat kaki
> tangannya
> > yang menjabat di kementrian ekonomi dan Bappenas
> untuk
> > menaikan harga BBM hingga 120% yang mengakibatkan
> > melonjaknya seluruh harga barang (bukan cuma
> beras!).
> > Itulah faktor kemiskinan di Indonesia yang utama!
> >
> > Tentu saja saran Bank Dunia untuk menurunkan harga
> > beras dan impor beras ini akan memiskinkan para
> petani
> > kita. Padahal sekitar 50% penduduk Indonesia
> (sekitar
> > 100 juta) masih bergantung pada pertanian.
> >
> > Saran Bank Dunia ini jika diikuti tidak hanya
> > mengurangi kemiskinan sebesar 3,1 juta, tapi
> menambah
> > kemiskinan sebesar 100 juta!
> >
> > Saran Bank Dunia akan menguntungkan para petani AS
> > yang hingga kini disubsidi besar2an oleh
> pemerintah AS
> > untuk melakukan ekspor ke Indonesia.
> >
> > Saat ini Indonesia mengimpor kedelai 3 trilyun
> lebih
> > dari AS. Indonesia juga mengimpor 1,2 juta ton
> beras
> > per tahunnya (sekitar rp 3 trilyun per tahun).
> >
> > Saran saya Bank Dunia tidak perlu didengarkan
> lagi.
> >
> >
>
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0611/25/Fokus/3119397.htm
> > Kambing Hitam Kemiskinan
> >
> > Oleh Sri Hartati Samhadi
> >
> > Kenaikan harga beras yang dituding Bank Dunia
> sebagai
> > penyebab melonjaknya jumlah penduduk miskin hingga
> 3,1
> > juta orang menjadi 39,05 juta orang selama periode
> > Februari 2005-Maret 2006 seolah menempatkan
> pemerintah
> > pada dua pilihan, mengorbankan petani atau
> konsumen beras.
> >
> > Dalam kasus-kasus sebelumnya, pemerintah selalu
> > berpikir jangka pendek, mengorbankan petani dengan
> > cara membuka keran impor untuk menekan harga.
> Alasan
> > yang diungkapkan, untuk membela kepentingan
> masyarakat
> > yang lebih besar. Dalam hal ini, konsumen neto
> beras,
> > yang sekitar dua pertiga petani juga ada di
> dalamnya.
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
> 


===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
http://www.media-islam.or.id


 

Cheap talk?
Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.
http://voice.yahoo.com


[ppiindia] Re: Bank Dunia: Kambing Hitam Kemiskinan

2006-11-26 Terurut Topik fauziah swasono
Hayah... jangan menghina gitu mas..
Emangnya saya digaji WB apa?

Saya orang merdeka kok.. jangankan WB, boss saya pun gak bisa nyetir
pendapat saya...
Dan jangankan anggota milis, setanpun saya hadapi kalau saya yakin
yang saya lakukan tidak salah...

:)

--- In ppiindia@yahoogroups.com, "IrwanK juga" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Quote:
> "Saran saya Bank Dunia tidak perlu didengarkan lagi."
> 
> Kalau Bank Dunia tidak didengarkan, Mbak Fau dan para
rekan/senior-nya bakal
> 
> gak kerja donk? :-)
> 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> 
> On 11/27/06, A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   Saya lihat Bank Dunia pintar sekali memutar-balikkan
> > fakta. Bank Dunia menuduh melonjaknya penduduk miskin
> > sebesar 3,1 juta orang karena naiknya harga beras.
> > Oleh karena itu harga beras harus diturunkan dan impor
> > beras harus dijalankan.
> >
> > Padahal bukan rahasia lagi bahwa Bank Dunia baru-baru
> > ini mendikte pemerintah Indonesia lewat kaki tangannya
> > yang menjabat di kementrian ekonomi dan Bappenas untuk
> > menaikan harga BBM hingga 120% yang mengakibatkan
> > melonjaknya seluruh harga barang (bukan cuma beras!).
> > Itulah faktor kemiskinan di Indonesia yang utama!
> >
> > Tentu saja saran Bank Dunia untuk menurunkan harga
> > beras dan impor beras ini akan memiskinkan para petani
> > kita. Padahal sekitar 50% penduduk Indonesia (sekitar
> > 100 juta) masih bergantung pada pertanian.
> >
> > Saran Bank Dunia ini jika diikuti tidak hanya
> > mengurangi kemiskinan sebesar 3,1 juta, tapi menambah
> > kemiskinan sebesar 100 juta!
> >
> > Saran Bank Dunia akan menguntungkan para petani AS
> > yang hingga kini disubsidi besar2an oleh pemerintah AS
> > untuk melakukan ekspor ke Indonesia.
> >
> > Saat ini Indonesia mengimpor kedelai 3 trilyun lebih
> > dari AS. Indonesia juga mengimpor 1,2 juta ton beras
> > per tahunnya (sekitar rp 3 trilyun per tahun).
> >
> > Saran saya Bank Dunia tidak perlu didengarkan lagi.
> >
> > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0611/25/Fokus/3119397.htm
> > Kambing Hitam Kemiskinan
> >
> > Oleh Sri Hartati Samhadi
> >
> > Kenaikan harga beras yang dituding Bank Dunia sebagai
> > penyebab melonjaknya jumlah penduduk miskin hingga 3,1
> > juta orang menjadi 39,05 juta orang selama periode
> > Februari 2005-Maret 2006 seolah menempatkan pemerintah
> > pada dua pilihan, mengorbankan petani atau konsumen beras.
> >
> > Dalam kasus-kasus sebelumnya, pemerintah selalu
> > berpikir jangka pendek, mengorbankan petani dengan
> > cara membuka keran impor untuk menekan harga. Alasan
> > yang diungkapkan, untuk membela kepentingan masyarakat
> > yang lebih besar. Dalam hal ini, konsumen neto beras,
> > yang sekitar dua pertiga petani juga ada di dalamnya.
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




Re: [ppiindia] Re: Kenapa santet Ki Gendeng mental ke Bush...(Joke)

2006-11-26 Terurut Topik Nugroho Dewanto

ki gendeng bukan anggota dpr.

dia juga bukan orang islam, jadi gak wajib zakat 2,5 persen.

dia penganut kristen. jadi mestinya bayar persepuluhan.

btw, kok saya jadi ikut ngurusin si gendeng ya? kayak koran
kuning aja hehehe.



At 12:25 PM 11/25/2006, you wrote:

>ki gendheng pamungkas ini kan anggota DPR RI yg terhormat. harusnya punya
>NPWP dan menjadi contoh bagi warga lainnya. orang pintar, bayar pajak, gitu
>lho  :D , oh ya, kena potongan zakat penghasilan 2.5 persen juga kan
>yah, mestinya :p
>
>On 11/25/06, Rudy Prabowo 
><[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Wah wah.kalau ketahuan tukang pajak, kena pajak penghasilan 20 %
> > X 10,000 USD
> > = $2000,- USD, Bisa diuber tukang pajak dia.
> >
> > Ari Condro <[EMAIL PROTECTED] 
> > wrote:
> > ki gendeng ndak mempan santetnya, karena takluk oleh duwith.
> >
> > ===
> > Batalkan Santet Bush: Ki Gendeng Ngaku Dibayar 10 Ribu dollar AS
> > 
> <http://indonesiancommunity.multiply.com/journal/item/533>Nov
>  
> 24, '06 8:08
> > AM
> > by Johannes 
> <http://leonardj.multiply.com/> for everyone
> >
> > 
> http://www.kompas.com/ver1/Hiburan/0611/24/065259.htm
> >




[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Kiat 5: Ketika Berada di Dalam Majlis

2006-11-26 Terurut Topik agussyafii
Kiat 5: Ketika Berada di Dalam Majlis 

Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa menghindar dari pergaulan, 
dan dalam per­gaulan untuk berbagai urusan pasti kita berbicara 
antara yang satu dengan yang lainnya. Ada­kalanya urusan yang kita 
kerjakan  hanya dian­tara dua orang, te­tapi terkadang harus dise­
lesaikan menyangkut orang banyak, dan dila­kukan dalam suatu majlis 
atau sebuah forum. Majlis itu mungkin majlis musyawarah, majlis 
mu`amalah, boleh jadi majlis belajar atau pengajian. 

Agama Islam mengajarkan kepada kita adab ketika kita berada dalam 
suatu majlis, sebagai berikut:
1. Hendaknya masuk ke majlis setelah terlebih dahulu minta izin atau 
melalui prosedur se­mestinya. Memasuki majlis tanpa izin dapat 
menimbulkan kecurigaan dan menyalahi tata krama pergaulan. 

Allah berfirman:
Yaa `ayyuhalladziina aamanu latad huluu buyuutan ghaira buyuu tikum 
hattaa tasta` nisuu wa tusallimuu `alaa ahlihaa dzaa likum 
khairullakum la`allakum tadzakkaruuna
Artinya: Wahai orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-
rumah yang bukan rumahmu sebelum kamu meminta permisi dan memberi 
salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, mudah-
mudahan kamu (selalu) teringat. (an Nur :27)

2.Memberi salam ketika masuk dan ketika mening­galkan majlis. Salam 
pertama sebagai tanda ia hadir di majlis, dan salam kedua sebagai 
tanda pamitan meninggalkan majlis. Perilaku demikian itu me­ngundang 
simpatik antara anggauta majlis.

3.Jika anda datang ke majlis pada awal waktu, hen­daknya memberi 
jalan atau tempat kepada orang yang datang belakangan. 

Allah ber­firman: 
Yaa `ayyuhal ladziina aamanuu idzakiila lakum tafassakhuu fil 
majaalisi fafsahuu yafsahillaahu lakum
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika dikatakan kepadamu 
berlapang-lapanglah di dalam majlis, maka berlapang-lapanglah kamu 
supaya Allah melapangkan kepadamu. (QS al Mujadalah: 11)

4.Termasuk adab majlis adalah tidak duduk dengan perilaku yang tidak 
sopan atau mengambil ruang lebih banyak dari semes­tinya sehingga 
mengganggu orang lain, atau mengambil tempat yang telah diketahui 
disediakan untuk orang lain. 

5.Tidak memisahkan diantara dua orang ang­gauta majlis, kecuali 
dengan seizin mereka. Memisah­kan dua orang tanpa izin disamping 
menggang­gu juga mengesankan arogansi. Rasulullah bersabda: 
Tidak halal bagi seseorang memisahkan antara dua orang teman tanpa 
seizin keduanya.

6.Tidak memindahkan seseorang dari tempat duduknya dengan tujuan 
untuk ditempati sendiri, karena hal itu disamping menggang­gu orang 
lain juga tidak pantas, tidak etis  serta mengan­dung arti 
kesombongan. 
Rasulullah bersabda: 
Tidak boleh seseorang memindahkan orang lain dari tempat duduknya 
untuk ditempati oleh dirinya sendiri. (HR.Bukhari) 

7.Tahu diri dalam memilih tempat duduk. Bahwa duduk di bagian 
belakang kemudian dipersi­lahkan pindah ke depan itu lebih baik 
daripada memilih duduk dibagian depan (yang memang disediakan untuk 
orang lain) tetapi kemudian dimohon mundur ke bela­kang (karena yang 
berhak duduk sudah hadir).

8.Menutup pertemuan dengan doa kaffarah, yakni memohonkan ampun dari 
dosa yang mungkin dilakukan selama mengikuti pertemuan, seperti yang 
diajarkan oleh Rasulullah, 
sebagai berikut:
Subha naka Allahumma wa bihamdika asyhadu an la ila ha illa anta 
astaghfiruka wa atu bu ilaika.
Artinya: Maha Suci Engkau ya Allah dan dengan memuji Mu, aku 
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku mohon ampun kepada Mu 
dan bertaubat kepada Mu. 

Manurut hadis Rasulullah, barang siapa menyadari kesalahannya selama 
dalam majlis, kemudian sebelum berdiri meninggalkan majlis membaca 
doa tersebut, Allah akan mengampuni dosa-dosa dari kesalahannya itu. 
(HR. Muslim)

Wassalam,
agussyafii
http://www.labschoolcinere.net





[ppiindia] FW: ~*~Toilet_Rumpi~*~ Nasionalisasi Migas ala Bolivia

2006-11-26 Terurut Topik Jimmy Okberto
  _  

From: Gita Gustina R [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 27, 2006 10:09 AM
To: Toilet-Didi (E-mail); CW-Dewi (E-mail); Toilet (E-mail); CW-Ami
(E-mail)
Subject: ~*~Toilet_Rumpi~*~ Nasionalisasi Migas ala Bolivia

 

 

tambahan pengetahuan 
Nasionalisasi Migas ala Bolivia 

M Amien Rais 

Evo Morales (46) memenangi pemilihan presiden atau pilpres Bolivia pada
Desember 2005 dan dilantik Januari 2006. 
Ia adalah penduduk asli Bolivia dari suku Indian Aymara, yang dalam
kampanyenya menekankan perlunya pemilikan kembali rakyat Bolivia atas
sumber daya alam, khususnya hydrocarbon (migas) yang selama itu dikuasai
korporasi asing. 

Cadangan gas alam Bolivia ditaksir lebih dari 50 triliun kaki kubik
dengan nilai lebih dari 70 miliar dollar AS, sementara penduduknya
sekitar sembilan juta. Belum lagi kekayaan alam seperti minyak,
barang-barang mineral, dan kekayaan hutan. Morales menyatakan dirinya
tidak gila jika bercita-cita memakmurkan rakyat Bolivia sejajar rakyat
Swedia. 

Selama berkampanye, Morales berjanji sumber daya alam tidak dapat
diprivatisasi, tidak boleh dikuasai korporasi asing, dan harus dilakukan
renegosiasi (negosiasi ulang) atas seluruh kontrak karya pertambangan.
Evo juga setuju bila perlu melakukan nasionalisasi tanpa konfiskasi,
nasionalisasi tanpa ekspropriasi, alias negosiasi tanpa perampokan.
Dengan kata lain, akan ada kompensasi (ganti rugi) terhadap korporasi
asing bila Bolivia terpaksa melakukan nasionalisasi. 

Di Bolivia ada 20-an korporasi asing bergerak di pertambangan migas,
antara lain Repsol YPF (Spanyol), Petrobras (Brasil), Total (Perancis),
Exxon (Amerika), British Gas (Inggris), dan Royal Dutch Shell (Belanda).


Mereka mencoba menakut-nakuti Morales dengan gertak sambal. Katanya,
Bolivia dapat dibawa ke arbitrase internasional dan rugi miliaran dollar
AS karena berani mengotak-atik, bahkan menuntut negosiasi ulang berbagai
kontrak karya dan bagi hasil yang telah ditandatangani. 

Akan tetapi, Morales bukan Si Peragu seperti dua presiden sebelumnya,
Gonzalo Sanches de Lozada dan Carlos Mesa yang diusir rakyatnya karena
menempatkan diri sebagai pembela kepentingan korporasi asing, bukan
kepentingan rakyat Bolivia. 

Morales membangun axis of good atau poros kebaikan terdiri dari Bolivia,
Venezuela, dan Kuba, untuk menyindir axis of evil atau poros kejahatan
yang kata George Bush terdiri dari Korea Utara, Iran, dan Irak. Dalam
wawancara dengan Der Spiegel, Morales mengatakan, reserve moral yang ia
miliki terdiri dari trilogi sederhana: jangan mencuri, jangan bohong,
dan jangan malas (do not steal, do not lie, and do not be idle). 

Korporasi asing tunduk 
Setelah lima bulan menjadi Presiden Bolivia, Morales melaksanakan
janjinya. Tanggal 1 Mei 2006 tentara Bolivia menduduki 56 ladang gas dan
minyak serta instalasi penyulingan di seluruh negeri. Dekrit Presiden
Nomor 28701 tentang nasionalisasi industri migas diterbitkan. Rakyat
Bolivia lega, Presiden memenuhi janji. 

Dalam dekrit itu, antara lain ditegaskan, cadangan minyak dan gas
Bolivia dinasionalisasi; 51 persen saham pemerintah yang pernah
diprivatisasi di lima perusahaan migas pada tahun 1990 diambil kembali;
seluruh perusahaan migas asing harus menyetujui kontrak baru yang
ditentukan Yaciementos Petroliferos Fiscales Bolivianos (YPFB),
perusahaan negara milik Bolivia dalam tempo 180 hari; gabungan pajak dan
royalti yang diserahkan perusahaan gas asing yang memproduksi lebih dari
100 juta kaki kubik dinaikkan menjadi 82 persen dari sebelumnya yang
hanya 50 persen dan mula- mula hanya 30 persen; Pemerintah Bolivia
melakukan audit investasi dan keuntungan semua perusahaan migas asing di
Bolivia untuk menentukan pajak, jumlah royalti dan ketentuan operasi di
masa depan; dan tak kalah penting, migas hanya boleh diekspor setelah
kebutuhan domestik Bolivia dipenuhi. Jika tidak setuju isi dekrit,
perusahaan asing itu dipersilakan meninggalkan Bolivia. 

Apa yang terjadi? Sehari sebelum tenggat, 29 Oktober 2006, semua
korporasi besar yang beroperasi di Bolivia memilih tetap di Bolivia,
tunduk kepada kemauan pemerintah, yang hakikatnya kemauan rakyat
Bolivia. 

Evo Morales, seperti Hugo Chavez, Presiden Venezuela sebelumnya,
membuktikan kekeliruan brain washing, menuntut renegosiasi kontrak karya
yang merugikan rakyat mustahil dilakukan bila sudah ditandatangani. 

Keuntungan Bolivia 
Chavez dan Morales mampu menerobos kendala mental, moral, politik, dan
ekonomi yang sengaja dipasang berbagai korporasi asing. Menurut Morales,
berkat negosiasi ulang, Bolivia meraup satu miliar dollar AS, dan empat
miliar dollar AS per tahun pada tahun-tahun berikutnya. Belum lagi jika
renegosiasi kontrak nonmigas dan sumber-sumber non- renewable lain juga
berhasil. 

Mengingat jumlah rakyat Bolivia hanya seperduapuluhdua rakyat Indonesia,
perolehan Bolivia seperti jika Indonesia mendapat 88 miliar dollar AS
per tahun. Rakyat Bolivia tentu lebih bahagia dibanding rakyat Banglades
yang salah satu putra terbaiknya meraih Nobe

Re: [ppiindia] Bank Dunia: Kambing Hitam Kemiskinan

2006-11-26 Terurut Topik IrwanK juga
Quote:
"Saran saya Bank Dunia tidak perlu didengarkan lagi."

Kalau Bank Dunia tidak didengarkan, Mbak Fau dan para rekan/senior-nya bakal

gak kerja donk? :-)

Wassalam,

Irwan.K

On 11/27/06, A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Saya lihat Bank Dunia pintar sekali memutar-balikkan
> fakta. Bank Dunia menuduh melonjaknya penduduk miskin
> sebesar 3,1 juta orang karena naiknya harga beras.
> Oleh karena itu harga beras harus diturunkan dan impor
> beras harus dijalankan.
>
> Padahal bukan rahasia lagi bahwa Bank Dunia baru-baru
> ini mendikte pemerintah Indonesia lewat kaki tangannya
> yang menjabat di kementrian ekonomi dan Bappenas untuk
> menaikan harga BBM hingga 120% yang mengakibatkan
> melonjaknya seluruh harga barang (bukan cuma beras!).
> Itulah faktor kemiskinan di Indonesia yang utama!
>
> Tentu saja saran Bank Dunia untuk menurunkan harga
> beras dan impor beras ini akan memiskinkan para petani
> kita. Padahal sekitar 50% penduduk Indonesia (sekitar
> 100 juta) masih bergantung pada pertanian.
>
> Saran Bank Dunia ini jika diikuti tidak hanya
> mengurangi kemiskinan sebesar 3,1 juta, tapi menambah
> kemiskinan sebesar 100 juta!
>
> Saran Bank Dunia akan menguntungkan para petani AS
> yang hingga kini disubsidi besar2an oleh pemerintah AS
> untuk melakukan ekspor ke Indonesia.
>
> Saat ini Indonesia mengimpor kedelai 3 trilyun lebih
> dari AS. Indonesia juga mengimpor 1,2 juta ton beras
> per tahunnya (sekitar rp 3 trilyun per tahun).
>
> Saran saya Bank Dunia tidak perlu didengarkan lagi.
>
> http://www.kompas.com/kompas-cetak/0611/25/Fokus/3119397.htm
> Kambing Hitam Kemiskinan
>
> Oleh Sri Hartati Samhadi
>
> Kenaikan harga beras yang dituding Bank Dunia sebagai
> penyebab melonjaknya jumlah penduduk miskin hingga 3,1
> juta orang menjadi 39,05 juta orang selama periode
> Februari 2005-Maret 2006 seolah menempatkan pemerintah
> pada dua pilihan, mengorbankan petani atau konsumen beras.
>
> Dalam kasus-kasus sebelumnya, pemerintah selalu
> berpikir jangka pendek, mengorbankan petani dengan
> cara membuka keran impor untuk menekan harga. Alasan
> yang diungkapkan, untuk membela kepentingan masyarakat
> yang lebih besar. Dalam hal ini, konsumen neto beras,
> yang sekitar dua pertiga petani juga ada di dalamnya.
>


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Amien Rais ttg Nasionalisasi Migas di Bolivia

2006-11-26 Terurut Topik Ikranagara
Nasionalisasi Migas ala Bolivia
M Amien Rais

Evo Morales (46) memenangi pemilihan presiden atau pilpres Bolivia 
pada
Desember 2005 dan dilantik Januari 2006.
Ia adalah penduduk asli Bolivia dari suku Indian Aymara, yang dalam
kampanyenya menekankan perlunya pemilikan kembali rakyat Bolivia atas
sumber daya alam, khususnya hydrocarbon (migas) yang selama itu 
dikuasai
korporasi asing.
Cadangan gas alam Bolivia ditaksir lebih dari 50 triliun kaki kubik 
dengan
nilai lebih dari 70 miliar dollar AS, sementara penduduknya sekitar
sembilan juta. Belum lagi kekayaan alam seperti minyak, barang-barang
mineral, dan kekayaan hutan. Morales menyatakan dirinya tidak gila 
jika
bercita-cita memakmurkan rakyat Bolivia sejajar rakyat Swedia.
Selama berkampanye, Morales berjanji sumber daya alam tidak dapat
diprivatisasi, tidak boleh dikuasai korporasi asing, dan harus 
dilakukan
renegosiasi (negosiasi ulang) atas seluruh kontrak karya 
pertambangan. Evo
juga setuju bila perlu melakukan nasionalisasi tanpa konfiskasi,
nasionalisasi tanpa ekspropriasi, alias negosiasi tanpa perampokan. 
Dengan
kata lain, akan ada kompensasi (ganti rugi) terhadap korporasi asing 
bila
Bolivia terpaksa melakukan nasionalisasi.
Di Bolivia ada 20-an korporasi asing bergerak di pertambangan migas, 
antara
lain Repsol YPF (Spanyol), Petrobras (Brasil), Total (Perancis), 
Exxon
(Amerika), British Gas (Inggris), dan Royal Dutch Shell (Belanda).
Mereka mencoba menakut-nakuti Morales dengan gertak sambal. Katanya,
Bolivia dapat dibawa ke arbitrase internasional dan rugi miliaran 
dollar AS
karena berani mengotak-atik, bahkan menuntut negosiasi ulang berbagai
kontrak karya dan bagi hasil yang telah ditandatangani.
Akan tetapi, Morales bukan Si Peragu seperti dua presiden sebelumnya,
Gonzalo Sanches de Lozada dan Carlos Mesa yang diusir rakyatnya 
karena
menempatkan diri sebagai pembela kepentingan korporasi asing, bukan
kepentingan rakyat Bolivia.
Morales membangun axis of good atau poros kebaikan terdiri dari 
Bolivia,
Venezuela, dan Kuba, untuk menyindir axis of evil atau poros 
kejahatan yang
kata George Bush terdiri dari Korea Utara, Iran, dan Irak. Dalam 
wawancara
dengan Der Spiegel, Morales mengatakan, reserve moral yang ia miliki
terdiri dari trilogi sederhana: jangan mencuri, jangan bohong, dan 
jangan
malas (do not steal, do not lie, and do not be idle).

Korporasi asing tunduk
Setelah lima bulan menjadi Presiden Bolivia, Morales melaksanakan 
janjinya.
Tanggal 1 Mei 2006 tentara Bolivia menduduki 56 ladang gas dan 
minyak serta
instalasi penyulingan di seluruh negeri. Dekrit Presiden Nomor 28701
tentang nasionalisasi industri migas diterbitkan. Rakyat Bolivia 
lega,
Presiden memenuhi janji.
Dalam dekrit itu, antara lain ditegaskan, cadangan minyak dan gas 
Bolivia
dinasionalisasi; 51 persen saham pemerintah yang pernah 
diprivatisasi di
lima perusahaan migas pada tahun 1990 diambil kembali; seluruh 
perusahaan
migas asing harus menyetujui kontrak baru yang ditentukan Yaciementos
Petroliferos Fiscales Bolivianos (YPFB), perusahaan negara milik 
Bolivia
dalam tempo 180 hari; gabungan pajak dan royalti yang diserahkan 
perusahaan
gas asing yang memproduksi lebih dari 100 juta kaki kubik dinaikkan 
menjadi
82 persen dari sebelumnya yang hanya 50 persen dan mula- mula hanya 
30
persen; Pemerintah Bolivia melakukan audit investasi dan keuntungan 
semua
perusahaan migas asing di Bolivia untuk menentukan pajak, jumlah 
royalti
dan ketentuan operasi di masa depan; dan tak kalah penting, migas 
hanya
boleh diekspor setelah kebutuhan domestik Bolivia dipenuhi. Jika 
tidak
setuju isi dekrit, perusahaan asing itu dipersilakan meninggalkan 
Bolivia.
Apa yang terjadi? Sehari sebelum tenggat, 29 Oktober 2006, semua 
korporasi
besar yang beroperasi di Bolivia memilih tetap di Bolivia, tunduk 
kepada
kemauan pemerintah, yang hakikatnya kemauan rakyat Bolivia.
Evo Morales, seperti Hugo Chavez, Presiden Venezuela sebelumnya,
membuktikan kekeliruan brain washing, menuntut renegosiasi kontrak 
karya
yang merugikan rakyat mustahil dilakukan bila sudah ditandatangani.

Keuntungan Bolivia
Chavez dan Morales mampu menerobos kendala mental, moral, politik, 
dan
ekonomi yang sengaja dipasang berbagai korporasi asing. Menurut 
Morales,
berkat negosiasi ulang, Bolivia meraup satu miliar dollar AS, dan 
empat
miliar dollar AS per tahun pada tahun-tahun berikutnya. Belum lagi 
jika
renegosiasi kontrak nonmigas dan sumber-sumber non- renewable lain 
juga
berhasil.
Mengingat jumlah rakyat Bolivia hanya seperduapuluhdua rakyat 
Indonesia,
perolehan Bolivia seperti jika Indonesia mendapat 88 miliar dollar 
AS per
tahun. Rakyat Bolivia tentu lebih bahagia dibanding rakyat Banglades 
yang
salah satu putra terbaiknya meraih Nobel Perdamaian. Dan tentu lebih
berbahagia dibanding rakyat Indonesia yang diberi tahu para 
pemimpinnya
bahwa kontrak karya migas dan nonmigas dengan korporasi asing tidak 
bisa
diubah.
Mengapa? Katanya, jika menuntut negosiasi ulang, apalagi 
nasionali

RE: [ppiindia] Fw: Testimoni Seorang Romo : Dirikanlah Negara Islam....

2006-11-26 Terurut Topik Listy
bung Rudy, 
 
boleh jadi, satu orang terhukum karena perbuatan jahatnya, dengan hukum yang 
dikatakan oleh yang sudah islam ataupun yang belum islam, kejam, sadis, bikin 
jantungan, bisa shock, stroke, kalo melihatnya..:) bisa saja, berakibat pada 
terhentinya, batalnya, seribu orang yang berniat melakukan kejahatan, karena 
mengingat hukum yang akan ditimpakan..:)
 
siapa tahu..? wallahu'alam..:)
 
soal nyanyi, saya kadang2 nyanyi juga.. cuma gak enak kalo nyanyi di milis ini, 
kuatir anda, bung Rudy, juga temen2 member milis termasuk moderator bakalan 
ngantuk dan tidur pules, hanya karena saya nyanyi lagu, nina bobo..:)
 
sepi dong nanti ini milis..?
 
jadi...
 
dari saya cukup sekian ya, meongnya ngelanjut mulu..:)
 
wassalam,

-Original Message-
From: Rudy Prabowo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, November 24, 2006 10:45 AM
To: ppiindia@yahoogroups.com
Subject: RE: [ppiindia] Fw: Testimoni Seorang Romo : Dirikanlah Negara Islam


Ya dong Mbak, kan salah satu sukacita itu bisa dari Nyanyi lho mbak, mbak Listy 
ngk bisa nyanyi ya? Tapi menikmati bisa dong ?
 
Mbak bilang ganti sampul, isinya tetap, begitu maksudnya?Hahaha...phinthar juga 
mbak kita ini? Tapi tangan dan kaki tetap buntung bagaimana sih Mbak, nggka 
kasihan ya mbak?
 
Coba Mbak Listy click ini, kalau jantungan jangan nonton ya, bisa2 shoch, 
stroke, stop !
 
Islamic Cutting of Hands and Feet  
 
Right-click here! 

Islamic Stoning to Death  
 Right-click 
Here! 


Listy <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

h.. bisa nyanyi nih..:)
kalo memang istilah syariah islam bikin ketakutan dan stress banyak orang, 
ganti aja itu istilah, supaya tidak banyak lagi orang yang ketakutan dan 
stress.. toh.. patut diberikan penghormatan, bagi mereka yang mempunyai 
keinginan serta usaha nyata, menjadikan Indonesia untuk menjadi lebih baik, 
siapa tahu, dari bagian syariah islam itu menjadi solusi terbaik bagi 
Indonesia??

mudah2an tidak menambah stress..

he..he..

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]  s.com [mailto: 
[EMAIL PROTECTED]  s.com]On Behalf Of Rudy 
Prabowo
Sent: Friday, November 24, 2006 1:27 AM
To: [EMAIL PROTECTED]  s.com
Subject: RE: [ppiindia] Fw: Testimoni Seorang Romo : Dirikanlah Negara Islam

Essensi puisi itu, menyindir orang2 yg mau dirikan Negara Syariah Islam, 
padahal Indonesia itu terdiri dari berbagai suku-bangsa dan agama, bukan hanya 
Islam TocK! Agama yg Plural,
Jangan suka memaksakan kehendaknya yg keliru kepada pihak lain yg tidak setuju 
dg kekeliruan itu

Dan masyarakat pd umumnya juga tidak mau melihat orang2 Indonesia pada kotong 
tangan dan buntung kakinya pd akhirnya !!! 

Kita jadi teringat dengan lyric lagu dari Bob Tutupoli : Tiada Maaf darimu.
Mengapamengapamengapa mau potong tanganku, dan juga kaki 
ku, mengapa..., mengapa tiada maaf dari mu...
Sangat Dilematis...

Kartono Mohamad < [EMAIL PROTECTED]  net.id> 
wrote:
Mbak Listy, anggap tulisan ini sebagai gumaman atau keluhan pribadi, maka
dalam bentuk puisi. bukan surat resmi. Yang penting inti dari kritik dia.
Kritik terhadap sikap umat Islam Indonesia. Soal mengajak orang yang sudah
Islam masuk Keristen kan yang sebalinya juga dilakukan oleh orang Islam,
bukan? Soal cara membujuk itu hanyalah tehnik. Di negara yang rakyatnya
sudah terdidik dan tidak kekurangan makan, caranya tentu lain. Seperti yang
dilakukan Islam di negara-negara barat.
Seandainya anda ingin mengislamkan orang pedalaman Papua, mungkin juga anda
akan melakukan pendekatan yang dapat mereka (orang Papua) terima. 
Maka balaslah pada inti yang dia sampaikan.
KM

---Original Message---

From: [EMAIL PROTECTED]  s.com
Date: 11/23/06 08:35:28
To: [EMAIL PROTECTED]  s.com
Subject: RE: [ppiindia] Fw: Testimoni Seorang Romo : Dirikanlah Negara Islam
...

meong dulu ahh..:)
aku cuma geli, yg nulis di bawah ini, beliau orang Indonesia?? atau orang
Belanda??
kalo memang mencari win-win solution, apa benar caranya dengan menulis
puisi?? nanti balas berbalas puisi deh jadinya..:)
kalolah.. memang mau bantu yang miskin yang papa dan sudah islam.. tanpa
mengajak-ajak masuk rumah ibadah dan menjalankan ibadah yang tidak islami,
bisa gak?? eh, katanya win-win solution..:)
kayaknya, meongnya kepanjangan neh..

he..he..

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]  s.com [mailto: 
[EMAIL PROTECTED]  s.com]On Behalf Of
Rudy Prabowo
Sent: Wednesday, November 22, 2006 5:48 PM
To: [EMAIL PROTECTED]  s.com
Subject: Re: [ppiindia] Fw: Testimoni Seorang Romo 

RE: [ppiindia] Re: [wanita-muslimah] Re: [PKS] Kisah Bu Nana

2006-11-26 Terurut Topik Listy
sedikit koreksi..:)
pemilik masjid itu seorang Ibu, jadi sebutnya Ibu Dian.. putri Ibu Dian ini, 
satu kantor dengan saya..:)
meruyung, letaknya di dekat cinere, bukan di ciledug..
rupanya komunitas wanita-muslimah atau pks[?] doyan ngerumpi yak??
 
he..he..h..

-Original Message-
From: ppiindia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Kartono 
Mohamad
Sent: Monday, November 27, 2006 7:01 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Cc: [EMAIL PROTECTED]; ppiindia@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL 
PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [ppiindia] Re: [wanita-muslimah] Re: [PKS] Kisah Bu Nana



Kemudian kalau ada orang Keristen membantu tetangga pak Dian ini, semua akan
marah-marah menuduh bahwa orang Keristen "membeli" iman dengan uang bantuan
atau supermi. 
Begitulah kemunafikan yang terus menggerogoti umat Islam. Bagaimana umat
Islam bisa maju? 
KM 

---Original Message--- 

From: wanita-muslimah@  
yahoogroups.com 
Date: 11/25/06 15:44:47 
To: wanita-muslimah@  yahoogroups.com 
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [PKS] Kisah Bu Nana 

Ada kerabat dekat Dian al Mahri satu RT, se arisan, ia yg banyak cerita. 
Darimana asalmuasal kekayaan yg bertrilyunan itu. 
Bahkan di tempattinggalnya yg maha luas untuk menghubungkan kamar 
ke kamar harus pakai mobil kalo nggak mau kaki gempor setelahnya :-) 

Ini 'pesugihan ' islami, gitu kesimpulannya. :-) 
Karena pada mulanya ia seorang yg sangat papa hidupnya kemudian 'bertapa'
menghilang katanya ia 
jadi penasihat spritul Sultan Brunei dan Raja Fahd. Untuk jasanya itu ia
mendapat konsesi bagi hasil minyak. 
Sebagai 'tumbal' setiap tahun ia harus menghajikan minimal 100 orang di
sekitarnya. 
Jadi bayangkan saja kaum duafa [ yg terus miskin] di sekitar Ciledug sana
bahkan sudah beberapa kali pergi haji, umroh. 
Semuanya dia biayai. 
Pembantu, satpam, supir tukang rumput bahkan ada yg sudah berkali-kali pergi
haji dan umroh. 

Nggak ada gitu kepikiran untuk membuat suatu usaha yg bisa memberdayakan
umat islam miskin yg jumlahnya 
dari tahun ke tahun semakin banyak. 

salam 
l.meilany 

- Original Message - 
From: ritajkt 
To: wanita-muslimah@  yahoogroups.com 
Sent: Thursday, November 23, 2006 8:16 PM 
Subject: [wanita-muslimah] Re: [PKS] Kisah Bu Nana 

waktu saya baca kisah Bu Dian Mahri ini 
yg dengan bangga bilang dia dapet ilham bikin mesjid emas 
waktu berhaji yang ke -30 sekian kalinya 
perut saya mules... 

Perut saya tambah mules waktu nerusin baca artikel 
tentang mesjid yang bener-bener dibangun 
dibuat dari emas beneran 
dan semua bahan impor supermahal 
di sebuah kampung dari negeri dunia ketiga..bla bla bla 

Di akhir artikel itu 
Bu Dian pun berhutang setablet entrostop pada saya..:(( 

--- In wanita-muslimah@  
yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote: 
> 
> Ironis sekali kejadian itu di kawasan Meruyung. 
> Kawasan dimana ada masjid megah berkubah emas milik Dian al Mahri. 
> Bagaimana sebenarnya tanggungjawab umat berpunya terhadap 
lingkungannya. 
> 
> Mending bikin masjid mewah trilyunan yg dinikmati sendiri atau 
untuk amal; tempat berkumpul 
> orang2 untuk kegiatan agama dengan perut lapar. Sehingga ibadahnya 
sekedar untuk 
> ngalap berkah, minta sumbangan, amal jariah...? 
> [ Karena kalo ikut pengajian di sini kan pulangnya selalu bawa 
buah tangan, duit] 
> Atau duit yg banyak itu untuk membuat usaha ekonomi, memberdayakan 
kaum duafa, 
> memberi kesempatan pada kaum yg bimbang imannya kerana alasan 
ekonomi sehingga mereka bisa mandiri? 
> 
> salam 
> l.meilany 
> 
> 
> - Original Message - 
> From: Ari Condro 
> To: wanita-muslimah@  
> yahoogroups.com 
> Sent: Tuesday, November 21, 2006 8:06 AM 
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [PKS] Kisah Bu Nana 
> 
> 
> saya ingin tahu apakah follow up yg tulus dan berkelanjutan, 
baik secara 
> bimbingan rohani dan psikologi serta ekonomi ini akan berlanjut 
atau tidak. 
> 
> kalau tidak berlanjut yah ... demikianlah kekurangan kita, yg 
membantunya 
> baru bisa sak dhet, sak nyet, anget, anget tahi ayam. padahal, 
perubahan 
> baru bisa dilakukan, kalau dijalani secara berkelanjutan. 
> 
> On 11/21/06, Dwi W. Soegardi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
> > 
> > Bung Radit, 
> > 
> > apa yang "aneh" dari kisah ini? 
> > Yang Kristen memberikan bantuan dan menarik keluarga tersebut 
menjadi 
> > Kristen. 
> > Yang Islam meng-counter balik, memberi bantuan dan menarik 
kembali menjadi 
> > Islam. 
> > Di mana masalah yang Anda lihat? 
> > Apakah ada unsur kekerasan dari salah satu atau kedua belah 
pihak? 
> > 
> > Apakah Anda juga mengritik pihak Kristen yang membantu dan 
mengkristenkan 
> > sebagaimana nada kalimat Anda di bawah ini? 
> > 
> > Selama prosesnya berlangsung tanpa melibatkan kekerasan, 
ataupun penipuan, 
> > biarkan

[ppiindia] Ketika Doa Terhalang Makanan Haram !!!

2006-11-26 Terurut Topik Jimmy Okberto
 

--- In daarut-tauhiid ---

Ketika Doa Terhalang Makanan Haram

Tersebutlah seorang lelaki yang telah melakukan perjalanan jauh.
Rambutnya kusut masai penuh debu. Ia berjalan tertatih-tatih dengan
membawa sebuntal pakaian dan bekal di pundaknya.

Setelah sekian lama berjalan, ia berhenti. Matanya memandang ke
langit. Ia teringat Tuhannya. Seketika itu pula tangannya menengadah.
"Ya Rabb aku minta pertolonganmu. Ya Rabb aku minta rahmat dan
kasihmu. Ya Rabb aku minta keselamatan dari-Mu…,â
€・pintanya
berulang-ulang. Ia tampak khusyu berdoa.

Diterimakah doanya? Seorang lelaki mulia berujar, "Sesungguhnya Allah
menolak doa lelaki malang itu. Bagaimana doanya akan terkabul, sedang
makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan perutnya
dikenyangkan dengan makanan haram!"・

Lelaki yang berkomentar tersebut adalah Rasulullah SAW. Sedangkan
kisah ini berasal dari Abu Hurairah yang diriwayatakan Imam Muslim
dalam Shahih-nya.

Ya, makanan haram multi efek sifatnya. Ada banyak kerugian yang akan
diderita seseorang yang menyengajakan diri mengonsumsinya. Salah satu
siksaan yang Allah SWT timpakan adalah tidak diterimanya doa-doa
mereka. Padahal, tanpa doa seorang Muslim tidak ada apa-apanya.
Bukankan doa adalah senjata orang-orang beriman?

Al-Hafidz Ibnu Mardawih meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas
bahwa Sa'ad bin Abi Waqash berkata kepada Nabi SAW, "Ya Rasulullah,
doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan doa-doanya oleh
Allah". Apa jawaban Rasulullah SAW, "Wahai Sa'ad perbaikilah 
makananmu
(makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang
selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada di tanganNya,
sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam
perutnya, maka tidak akan diterima amal-amalnya selama 40 hari, dan
seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka
neraka lebih layak baginya." (HR At-Thabrani).

Memahami mekanisme PNI
Untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana makanan haram bisa
menghalangi terkabulnya doa-doa, kita bisa menelaah mekanisme psiko
neuroendokrinologi imunologi (PNI) atau sistem yang melibatkan
pikiran, hormon dan sistem pertahanan tubuh.

Makanan haram adalah sesuatu yang dilarang Allah. Dalilnya sudah
sangat jelas. Bila aturan ini dilanggar dan makanan haram tetap
dikonsumsi, maka akan lahir rasa tertekan dan ketakutan dari orang
yang mengonsumsinya. Dalam jangka panjang, ketakutan akan 
menghasilkan
kecemasan kronis. Dalam kondisi ini tubuh akan memproduksi hormon
kortisol, skotofobin, dan adrenalin dalam jumlah yang berlebihan. Apa
akibatnya? Seluruh sel tubuh akan terganggu bioritme-nya. Dengan kata
lain, akan terganggu proses bertasbihnya. Kita tahu bahwa setiap sel
yang terdiri dari atom dan partikel sub atomik senantiasa bertasbih
dan ber-thawaf mengikuti ketentuan-Nya. Kondisi ketergangguan ini 
akan
berdampak pada perubahan proses metabolisme dan proses biokimiawi
lainnya. Akibatnya banyak potensi dasar biologis terhambat.

Ketika berdoa, seseorang yang kondisi wujud fisik dan psikologis
sedang tidak optimal ini, akan didominasi rasa takut yang berlebihan.
Apa akibatnya? Doa yang dipanjatkannya menjadi sarat akan kepentingan
sesaat dan egois. Ia pun dihantui dengan ketidakyakinan dan rasa 
takut
berlebihan bahwa doanya tidak akan terkabul. Jadi sudah terjadi 
proses
prasangka atau su'udhzon kepada Allah SWT. Padahal, dalam hadis qudsi
disebutkan. "Sesungguhnya Aku akan mengikuti persangkaan hamba-Ku
kepada-Ku. Dan Aku selalu menyertainya apabila ia berdoa kepada-Ku."
(HR Bukhari Muslim)

Dalam hadis lain disabdakan pula, "Dan jika kamu memohon kepada Allah
Azza wa Jalla, wahai manusia, mohonlah langsung ke hadirat-Nya dengan
keyakinan yang penuh bahwa doamu akan dikabulkan. Sesungguhnya Allah
tidak mengabulkan doa hamba-Nya yang keluar dari hati yang lala." (HR
Ahmad). Jadi dapat disimpulkan, ketakutan dan keresahannya itulah 
yang
menyebabkan doanya tidak tersampaikan dengan sempurna.

Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa mekanisme tobat dapat
memperbaiki kualitas hidup dan keimanan seseorang. Proses tobat 
adalah
sebuah proses katarsis atau ventilasi yang merupakan "jendela" atau
"pintu" bagi terlepasnya beban psikologis yang ditanggung akibat
perbuatan dosa. Tetapi tentu saja proses tobat keberhasilannya juga
sangat tergantung pada seberapa dalam keyakinan kita tentang konsep
Allah yang Maha Pengampun. Bila kita sudah berprasangka bahwa Allah
tidak akan memaafkan, maka jangan berharap kalau tobat kita akan
melancarkan segalanya. Justeru malah menjadi beban psikologis baru.

Bagaimana dengan orang yang hanya sekedar ragu tentang kehalalan
makanannya? Bila ragu seharusnya dihindari (syubhat). Mengapa? Karena
keraguan itu akan menumbuhkan kecemasan. Dan kecemasan pada 
gilirannya
akan menghasilkan kondisi chaos. Karena itu, Rasulullah SAW
mewasiatkan agar kita menjauhi hal-hal yang meragukan. Beliau
bersabda, "Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu juga
jelas, an

Re: [ppiindia] Bank Dunia: Kambing Hitam Kemiskinan

2006-11-26 Terurut Topik Betha Aris

--- A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

[...]

> Padahal bukan rahasia lagi bahwa Bank Dunia
> baru-baru
> ini mendikte pemerintah Indonesia lewat kaki
> tangannya
> yang menjabat di kementrian ekonomi dan Bappenas
> untuk
> menaikan harga BBM hingga 120% yang mengakibatkan
> melonjaknya seluruh harga barang (bukan cuma
> beras!).
> Itulah faktor kemiskinan di Indonesia yang utama!

[...]

Oke lah, analisis yang cukup tajam. Cuman pertanyaan
kemudian adalah bagaimana usaha secara riil (bukan
wacana lagi) agar pemerintah dapat secara sadar mau
melepaskan diri dari ketergantungan tersebut. Saya
pikir sudah saatnya wacana diwujudkan dalam konteks
yang riil.

Silent on the Middle


[ppiindia] Buya Syafei Maarif: Hamka Tentang Ayat 62 Al-Baqarah dan Ayat 69 Al-Maidah

2006-11-26 Terurut Topik Darwin Bahar
Oleh : Ahmad Syafii Maarif
 
Republika, Selasa, 21 Nopember 2006
 
http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=272485&kat_id=19
 
Pada suatu hari bulan November 2006 datanglah sebuah pesan singkat dari 
seorang jenderal polisi yang sedang bertugas di Poso menanyakan tentang 
maksud ayat 62 surat al-Baqarah. Kata jenderal ini pengertian ayat ini 
penting baginya untuk menghadapi beberapa tersangka kerusuhan yang 
ditangkap di sana. Karena permintaan itu serius, maka saya tidak boleh 
asal menjawab saja, apalagi ini menyangkut masalah besar yang di 
kalangan para mufassir sendiri belum ada kesepakatan tentang maksud ayat 
itu. Ayat yang substansinya serupa dapat pula ditemui dalam surat 
al-Maidah ayat 69 dengan sedikit perdedaan redaksi. Beberapa tafsir saya 
buka, di antaranya Tafsir al-Azhar karya Hamka yang monumental itu.
 
Sebenarnya saya cenderung untuk menerima penafsiran Buya Hamka dari 
sekian tafsir yang pernah saya baca, baik yang klasik maupun yang 
kontemporer. Dalam perkara ini Hamka bagi saya adalah fenomenal dan 
revolusioner. Agar lebih runtut, saya kutip dulu makna kedua ayat itu 
menurut tafsir Hamka.
 
Al-Baqarah 62: "Sesungguhnya orang-orang beriman, dan orang-orang yang 
jadi Yahudi dan Nasrani dan Shabi'in, barangsiapa yang beriman kepada 
Allah dan Hari Kemudian dan beramal yang shalih, maka untuk mereka 
adalah ganjaran dari sisi Tuhan mereka, dan tidak ada ketakutan atas 
mereka dan tidaklah mereka akan berdukacita."
 
Kemudian al-Maidah 69: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan 
orang-orang Yahudi dan (begitu juga) orang Shabi'un, dan Nashara, 
barangsipa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, dan dia pun 
mengamalkan yang shalih. Maka tidaklah ada ketakutan atas mereka dan 
tidaklah mereka akan berdukacita."
 
Ikuti penafsiran Hamka berikut: "Inilah janjian yang adil dari Tuhan 
kepada seluruh manusia, tidak pandang dalam agama yang mana mereka 
hidup, atau merk apa yang diletakkan kepada diri mereka, namun mereka 
masing-masing akan mendapat ganjaran atau pahala di sisi Tuhan, sepadan 
dengan iman dan amal shalih yang telah mereka kerjakan itu. 'Dan tidak 
ada ketakutan atas mereka dan tidaklah mereka akan berdukacita (ujung 
ayat 62), hlm.211.
 
Yang menarik, Hamka dengan santun menolak bahwa ayat telah dihapuskan 
(mansukh) oleh ayat 85 surat surat Ali 'Imran yang artinya: "Dan 
barangsiapa yang mencari selain dari Islam menjadi agama, sekali-kali 
tidaklah tidaklah akan diterima daripadanya. Dan di Hari Akhirat akan 
termasuk orang-orang yang rugi." (Hlm. 217). Alasan Hamka bahwa ayat ini 
tidak menghapuskan ayat 62 itu sebagai berikut: "Ayat ini bukanlah 
menghapuskan (nasikh) ayat yang sedang kita tafsirkan ini melainkan 
memperkuatnya. Sebab hakikat Islam ialah percaya kepada Allah dan Hari 
Akhirat. Percaya kepada Allah, artinya percaya kepada segala firmannya, 
segala Rasulnya dengan tidak terkecuali. Termasuk percaya kepada Nabi 
Muhammad s.a.w. dan hendaklah iman itu diikuti oleh amal yang shalih." 
(Hlm 217).
 
"Kalau dikatakan bahwa ayat ini dinasikhkan oleh ayat 85 surat Ali 
'Imran itu, yang akan tumbuh ialah fanatik; mengakui diri Islam, 
walaupun tidak pernah mengamalkannya. Dan surga itu hanya dijamin untuk 
kita saja. Tetapi kalau kita pahamkan bahwa di antara kedua ayat ini 
adalah lengkap melengkapi, maka pintu da'wah senantiasa terbuka, dan 
kedudukan Islam tetap menjadi agama fitrah, tetap (tertulis tetapi) 
dalam kemurniannya, sesuai dengan jiwa asli manusia." (Hlm. 217).
 
Tentang neraka, Hamka bertutur: "Dan neraka bukanlah lobang-lobang api 
yang disediakan di dunia ini bagi siapa yang tidak mau masuk Islam, 
sebagaimana yang disediakan oleh Dzi Nuwas Raja Yahudi di Yaman Selatan, 
yang memaksa penduduk Najran memeluk agama Yahudi, padahal mereka telah 
memegang agama Tauhid. Neraka adalah ancaman di Hari Akhirat esok, 
karena menolak kebenaran." (Hlm. 218).
 
Sikap Hamka yang menolak bahwa ayat 62 al-Baqarah dan ayat 69 al-Maidah 
telah dimansukhkan oleh ayat 85 surat Ali 'Imran adalah sebuah 
keberanian seorang mufassir yang rindu melihat dunia ini aman untuk 
didiami oleh siapa saja, mengaku beragama atau tidak, asal saling 
menghormati dan saling menjaga pendirian masing-masing. Sepengetahuan 
saya tidak ada Kitab Suci di muka bumi ini yang memiliki ayat toleransi 
seperti yang diajarkan Alquran. Pemaksaan dalam agama adalah sikap yang 
anti Alquran (lih. al-Baqarah 256; Yunus 99).
 
Terima kasih Buya Hamka, tafsir lain banyak yang sependirian dengan 
Buya, tetapi keterangannya tidak seluas dan seberani yang Buya berikan. 
Saya berharap agar siapa pun akan menghormati otoritas Buya Hamka, 
sekalipun tidak sependirian.




[ppiindia] Bank Dunia: Kambing Hitam Kemiskinan

2006-11-26 Terurut Topik A Nizami
Saya lihat Bank Dunia pintar sekali memutar-balikkan
fakta. Bank Dunia menuduh melonjaknya penduduk miskin
sebesar 3,1 juta orang karena naiknya harga beras.
Oleh karena itu harga beras harus diturunkan dan impor
beras harus dijalankan.

Padahal bukan rahasia lagi bahwa Bank Dunia baru-baru
ini mendikte pemerintah Indonesia lewat kaki tangannya
yang menjabat di kementrian ekonomi dan Bappenas untuk
menaikan harga BBM hingga 120% yang mengakibatkan
melonjaknya seluruh harga barang (bukan cuma beras!).
Itulah faktor kemiskinan di Indonesia yang utama!

Tentu saja saran Bank Dunia untuk menurunkan harga
beras dan impor beras ini akan memiskinkan para petani
kita. Padahal sekitar 50% penduduk Indonesia (sekitar
100 juta) masih bergantung pada pertanian.

Saran Bank Dunia ini jika diikuti tidak hanya
mengurangi kemiskinan sebesar 3,1 juta, tapi menambah
kemiskinan sebesar 100 juta!

Saran Bank Dunia akan menguntungkan para petani AS
yang hingga kini disubsidi besar2an oleh pemerintah AS
untuk melakukan ekspor ke Indonesia.

Saat ini Indonesia mengimpor kedelai 3 trilyun lebih
dari AS. Indonesia juga mengimpor 1,2 juta ton beras
per tahunnya (sekitar rp 3 trilyun per tahun).

Saran saya Bank Dunia tidak perlu didengarkan lagi.

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0611/25/Fokus/3119397.htm
Kambing Hitam Kemiskinan 


Oleh Sri Hartati Samhadi 

Kenaikan harga beras yang dituding Bank Dunia sebagai
penyebab melonjaknya jumlah penduduk miskin hingga 3,1
juta orang menjadi 39,05 juta orang selama periode
Februari 2005-Maret 2006 seolah menempatkan pemerintah
pada dua pilihan, mengorbankan petani atau konsumen
beras. 

Dalam kasus-kasus sebelumnya, pemerintah selalu
berpikir jangka pendek, mengorbankan petani dengan
cara membuka keran impor untuk menekan harga. Alasan
yang diungkapkan, untuk membela kepentingan masyarakat
yang lebih besar. Dalam hal ini, konsumen neto beras,
yang sekitar dua pertiga petani juga ada di dalamnya. 

Jalan pintas ditempuh tanpa pemerintah berusaha
menyelesaikan pekerjaan rumahnya, yakni mengatasi akar
masalah yang menjadi penghambat upaya peningkatan
produksi beras atau menurunnya gairah petani menanam
padi, sehingga terjadi defisit beras di dalam negeri. 

Atau, bagaimana bisa menekan angka kehilangan panen
yang saat ini masih sekitar 25-30 persen sehingga jika
itu bisa dikurangi, Indonesia tak perlu impor beras.
Kenaikan harga beras menjadi kambing hitam kegagalan
pemerintah dalam menekan kemiskinan struktural, baik
di pedesaan maupun perkotaan. 

Hasil penelitian Bank Dunia yang menyebut harga beras
sebagai pemicu kemiskinan sebenarnya bukan hal baru.
Bukan baru kali ini Bank Dunia menuding harga beras
sebagai penyebab meningkatnya kemiskinan di Indonesia.


Mark Baird saat menjabat Kepala Perwakilan Bank Dunia
di Indonesia, Maret 2001, pernah menyatakan perlu ada
kebijakan harga beras yang menyeimbangkan kebutuhan
konsumen dan petani miskin. Menurut dia, tidak ada
upaya yang lebih penting untuk bisa menekan angka
kemiskinan selain menjamin tersedianya beras pada
harga murah. 

Lembaga ini juga menyatakan keberatan terhadap usulan
Tim Pengkajian Kebijakan Perberasan Nasional tentang
pembatasan impor. Pada Juni 2003, Bank Dunia, lewat
Direktur Regional Bert Hofman, kembali mengkritik
pelarangan sementara impor. Argumennya masih sama,
larangan impor akan mengakibatkan naiknya harga
sehingga rakyat miskin semakin tak mampu membeli
beras. 

Sikap Bank Dunia dipertegas lagi Januari 2004 melalui
pernyataan ekonom Neil McCulloch, bahwa rakyat miskin
akan disejahterakan jika pemerintah menerapkan
kebijakan perdagangan beras yang terbuka. Caranya,
dengan menghapus bea masuk (BM) impor atau setidaknya
BM ditetapkan rendah. 

Apa yang diungkapkan McCulloch itu pernah disampaikan
sebelumnya oleh Dana Moneter Internasional (IMF) yang
pada Maret 1999 juga menekan pemerintah untuk
menurunkan BM impor beras maksimal 5 persen. 

Sudah sejak lama Bank Dunia, IMF, dan juga
negara-negara maju pengusung faham neoliberalisme
berusaha menciptakan opini betapa tingginya harga
beras yang diakibatkan oleh rezim perdagangan yang
tertutup, sangat tidak menguntungkan bagi perekonomian
secara keseluruhan. 

Bank Dunia dan juga negara-negara maju seperti AS
melihat, sejak krisis, harga beras di Indonesia jauh
di atas harga dunia dan tingginya harga ini sangat
tidak menguntungkan penduduk di bawah garis kemiskinan
yang jumlahnya sangat besar. Tingginya harga beras,
menurut mereka, juga tidak bisa dinikmati petani,
karena petani tak memiliki akses ke teknologi untuk
meningkatkan produktivitasnya. 

Pengamat pertanian, Bustanul Arifin, bisa mengendus
adanya kepentingan AS sebagai eksportir pangan
terhadap Indonesia sebagai importir pangan penting
dunia sekarang ini. Meskipun perdagangan beras lebih
banyak terjadi di antara sesama negara Asia (sehingga
terkesan tak membawa kepentingan Barat), AS adalah
eksportir beras keempat terbesar dunia (3,7 juta ton)
setelah Thailand, India, dan Vietnam. 

Sebagai lembaga yang lebih

[ppiindia] Re: [wanita-muslimah] Re: [PKS] Kisah Bu Nana

2006-11-26 Terurut Topik Kartono Mohamad
Kemudian kalau ada orang Keristen membantu tetangga pak Dian ini, semua akan
marah-marah menuduh bahwa orang Keristen "membeli" iman dengan uang bantuan
atau supermi.
Begitulah kemunafikan yang terus menggerogoti umat Islam. Bagaimana umat
Islam bisa maju?
KM 
 
---Original Message---
 
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: 11/25/06 15:44:47
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [PKS] Kisah Bu Nana
 
Ada kerabat dekat Dian al Mahri satu RT, se arisan, ia yg banyak cerita.
Darimana asalmuasal kekayaan yg bertrilyunan itu.
Bahkan di tempattinggalnya yg maha luas untuk menghubungkan kamar 
ke kamar harus pakai mobil kalo nggak mau kaki gempor setelahnya :-)

Ini 'pesugihan ' islami, gitu kesimpulannya. :-)
Karena pada mulanya ia seorang yg sangat papa hidupnya kemudian 'bertapa'
menghilang katanya ia 
jadi penasihat spritul Sultan Brunei dan Raja Fahd. Untuk jasanya itu ia
mendapat konsesi bagi hasil minyak.
Sebagai 'tumbal' setiap tahun ia harus menghajikan minimal 100 orang di
sekitarnya.
Jadi bayangkan saja kaum duafa [ yg terus miskin] di sekitar Ciledug sana
bahkan sudah beberapa kali pergi haji, umroh.
Semuanya dia biayai.
Pembantu, satpam, supir tukang rumput bahkan ada yg sudah berkali-kali pergi
haji dan umroh.

Nggak ada gitu kepikiran untuk membuat suatu usaha yg bisa memberdayakan
umat islam miskin yg jumlahnya 
dari tahun ke tahun semakin banyak.

salam 
l.meilany

- Original Message - 
From: ritajkt 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, November 23, 2006 8:16 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: [PKS] Kisah Bu Nana

waktu saya baca kisah Bu Dian Mahri ini
yg dengan bangga bilang dia dapet ilham bikin mesjid emas
waktu berhaji yang ke -30 sekian kalinya
perut saya mules...

Perut saya tambah mules waktu nerusin baca artikel
tentang mesjid yang bener-bener dibangun
dibuat dari emas beneran
dan semua bahan impor supermahal
di sebuah kampung dari negeri dunia ketiga..bla bla bla

Di akhir artikel itu
Bu Dian pun berhutang setablet entrostop pada saya..:(( 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Ironis sekali kejadian itu di kawasan Meruyung.
> Kawasan dimana ada masjid megah berkubah emas milik Dian al Mahri.
> Bagaimana sebenarnya tanggungjawab umat berpunya terhadap 
lingkungannya.
> 
> Mending bikin masjid mewah trilyunan yg dinikmati sendiri atau 
untuk amal; tempat berkumpul 
> orang2 untuk kegiatan agama dengan perut lapar. Sehingga ibadahnya 
sekedar untuk 
> ngalap berkah, minta sumbangan, amal jariah...?
> [ Karena kalo ikut pengajian di sini kan pulangnya selalu bawa 
buah tangan, duit]
> Atau duit yg banyak itu untuk membuat usaha ekonomi, memberdayakan 
kaum duafa, 
> memberi kesempatan pada kaum yg bimbang imannya kerana alasan 
ekonomi sehingga mereka bisa mandiri?
> 
> salam 
> l.meilany
> 
> 
> - Original Message - 
> From: Ari Condro 
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> Sent: Tuesday, November 21, 2006 8:06 AM
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [PKS] Kisah Bu Nana
> 
> 
> saya ingin tahu apakah follow up yg tulus dan berkelanjutan, 
baik secara
> bimbingan rohani dan psikologi serta ekonomi ini akan berlanjut 
atau tidak.
> 
> kalau tidak berlanjut yah ... demikianlah kekurangan kita, yg 
membantunya
> baru bisa sak dhet, sak nyet, anget, anget tahi ayam. padahal, 
perubahan
> baru bisa dilakukan, kalau dijalani secara berkelanjutan.
> 
> On 11/21/06, Dwi W. Soegardi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Bung Radit,
> >
> > apa yang "aneh" dari kisah ini?
> > Yang Kristen memberikan bantuan dan menarik keluarga tersebut 
menjadi
> > Kristen.
> > Yang Islam meng-counter balik, memberi bantuan dan menarik 
kembali menjadi
> > Islam.
> > Di mana masalah yang Anda lihat?
> > Apakah ada unsur kekerasan dari salah satu atau kedua belah 
pihak?
> >
> > Apakah Anda juga mengritik pihak Kristen yang membantu dan 
mengkristenkan
> > sebagaimana nada kalimat Anda di bawah ini?
> >
> > Selama prosesnya berlangsung tanpa melibatkan kekerasan, 
ataupun penipuan,
> > biarkan semua berjalan "alami."
> >
> > Coba saja kalau semua pihak bersifat proaktif, memberi bantuan 
tanpa
> > pamrih
> > kepada yang memerlukan tanpa menunggu-nunggu kesempatan 
menarik kepada
> > agamanya .
> >
> > salam,
> > DWS
> >
> >
> > On 11/20/06, radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]>
> > wrote:
> > >
> > > Bung Wido dan teman-teman PKS,
> > >
> > > Biarkan sajalah dia menjadi Kristen, asal hatinya tenang, 
tentram dan
> > > damai. Tak perlu kita usik dan kita campuri urusan 
pribadinya. Adalah
> > haknya
> > > untuk memilih agama apa saja yang dia sukai. Orang yang tak 
mau beragama
> > pun
> > > perlu kita hargai, janganlah dicemoohkan. Lagian, jumlah 
umat Islam di
> > > Indonesia kan sudah bejibun, berdesak-desakan seperti 
penumpang KRL
> > > Jabotabek tiap pagi dan petang. Apa sih ruginya kalau cuma 
kurang satu?
> > >
> > > Salam,
> > >
> > > RD
> > >
> > > Wido Q Supraha <[EMAIL 

Re: [ppiindia] Re: Kenapa santet Ki Gendeng mental ke Bush...(Joke)

2006-11-26 Terurut Topik Kartono Mohamad
Ini berita bagus, seharusnya direktorat pajak segera mengejar pajak yang
harus dibayar Ki gendeng dari pemberian uang tersebut. Seperti hadiah-hadiah
lain yang juga dikenai pajak.
KM 
 
---Original Message---
 
From: ppiindia@yahoogroups.com
Date: 11/25/06 11:02:26
To: ppiindia@yahoogroups.com
Subject: Re: [ppiindia] Re: Kenapa santet Ki Gendeng mental ke Bush...(Joke)
 
ki gendeng ndak mempan santetnya, karena takluk oleh duwith.

===
Batalkan Santet Bush: Ki Gendeng Ngaku Dibayar 10 Ribu dollar AS
Nov 24, '06 8:08
AM
by Johannes  for everyone
http://www.kompas.com/ver1/Hiburan/0611/24/065259.htm

Paranormal Gendeng Pamungkas mengaku menerima 10.000 dolar AS (sekitar Rp
90-an juta) dari utusan Presiden AS George W Bush. Uang itu merupakan
kompensasi pembatalan santet terhadap Bush.

Pemberian uang itu dilakukan di sebuah restoran di Bogor, Jumat (17/11)
atau tiga hari sebelum kedatangan Bush ke Indonesia. "Saya bertemu dengan
enam orang. Mereka adalah paranormalnya Bush," ujar Gendeng.

Dalam pertemuan itu, ujar Gendeng, mereka mengatakan, Amerika Serikat memang
negara yang sudah maju. Tetapi mereka memahami keberadaan dunia klenik
terutama santet (*vodoo*). Oleh karena itu, salah seorang dari mereka yang
menjadi juru bicara meminta agar Gendeng membatalkan niatnya untuk menyantet
Bush. "Pokoknya saya diminta agar tidak jadi menyantet Bush," ujar Gendeng
yang dihubungi melalui telepon, tadi malam.

Menurut Gendeng, Presiden AS itu separuh percaya dan separuh tidak. "Kata
orang yang menemui saya itu, Bush bergetar karena *vodoo* saya. Karena yang
saya lakukan adalah bukan ritual santet Indonesia tapi vodoo asal Haiti.
Vodoo mengandung darah ular hitam, burung gagak, dan campuran darah saya.
Ada juga bantuan teman saya di kamar mayat, jadi ada darah korban bunuh
diri, darah korban kecelakaan," ujarnya.

*Nah,* kata Gendeng, orang-orang Bush itu memintanya agar membatalkan
santet terhadap Bush. Tetapi Gendeng menolak. Dia mengatakan akan tetap
melakukan ritual namun sebatas mengupayakan agar Bush tidak betah di
Indonesia. "Saya juga tetap melakukan ritual agar pada saat Bush datang
disambut dengan hujan dan petir. Ternyata itu terbukti," katanya.

Setelah pembicaraan alot, akhirnya kedua belah pihak sepakat kalau santet (*
vodoo*) dibatalkan. "Sebagai imbalannya saya diberi 1 dolar AS ditambah
pemberian dari pejabat tinggi Indonesia," katanya. "Totalnya ada Rp 100-an
juta lebihlah," tambah Gendeng sambil tertawa ngakak.

Harus loncat
Hal yang paling menarik dari pertemuan di restoran itu adalah, keinginan
orang-orang Bush tersebut untuk mengundang Gendeng Pamungkas ke Amerika
Serikat. "Saya diundang mereka untuk datang ke AS bulan Januari nanti," kata
Gendeng.

Di Amerika, Gendeng akan memaparkan soal ilmu-ilmu vodoo yang secara ilmiah
dapat dipertanggungjawabkan. "Soal paspor dan tiket akan diurus oleh
mereka," ujar Gendeng.

Ketika ditanya mengapa Bush meloncat dari mobil saat tiba di Istana Bogor,
Senin (20/11), Gendeng mengatakan bahwa hal itu sudah menjadi keharusan bagi
suami Laura tersebut. "Itu sebagai syarat agar Bush selamat," katanya.

Sebelum turun dari mobil, Bush dibisiki oleh orangnya agar turun dari
kendaraan dengan loncat dua kaki. "Dan ini sesuai dengan santet vodoo yang
saya pelajari dulu di Haiti, bahwa cara itu merupakan penolakan santet saya,
yakni dengan menghentakkan kaki ke tanah," tambahnya Gendeng.

Tetapi mengapa Anda begitu bernafsu menyantet Bush? "Saya lakukan ini untuk
nasionalisme saya. Sebenarnya saya mau kerahkan massa tolak Bush, tapi saya
tidak punya massa. Akhirnya ada pertemuan dengan mereka (paranormal Bush).
Saya ditawari sesuatu. Pertama, tukar informasi soal vodoo. Yang kedua,
jujur saja, saya dapat duit," katanya.

Rencananya, bagaimana cara menyantet Bush? Dituturkan Gendeng, sebelum
melakukan ritual vodoo dengan sasaran Bush, dia melakukan beberapa
penyerangan. Mula-mula minta petir dan hujan, lalu membuat Bush tidak
mendarat di Kebun Raya Bogor. "Lalu saya membuat pasukan Paspampres Bush
kesurupan. Dan terakhir, membuat Bush tidak betah lebih satu jam. Namun
jujur saja, dua yang terakhir itu gagal," katanya.
Kegagalan itu, kata Gendeng, karena ada tekanan agar dia tidak membuat
santet terhadap Bush dan pengawalnya. "Akhirnya saya bilang ke mereka, saya
hanya lakukan ritual turun hujan dan petir, dan itu terbukti. Hujan dan
petir menyambut Bush. Ternyata ada yang tertabrak limusin juga. Tapi
kebanggaan saya, Bush tidak mendarat di Kebun Raya Bogor tapi di GOR
Padjadjaran. Itu juga berhasil," ujarnya.

On 11/25/06, Al-Badruuni Enterprise <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ente ini jadi orang sok tahu...berarti ente slalu pengen mencret karena
> takut Islam bakal berjaya didunia. Paling gak gak kaya agama ente yang
> nyungsep dibawah kapitalis...gak bisa ngapa-ngapain..kesiann deh..

>
> RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED] >
> wrote: Ha ha ha si habib sakit

[ppiindia] Versi final puisi: In Praising My Love's Brain

2006-11-26 Terurut Topik Ikranagara
Ikranagara:
IN PRAISING MY LOVE'S BRAIN


When I said
What a beauty!
I was talking about your brain, my love
You and me
had the knowledge of biology of what made us make love last night
producing our wonderful feeling 
of floating faster
and faster 
riding 
a spaceship 
in the sky filled with galloping drum beat of human breath
as the result of the busy wiring of human brain cells
You knew it – I knew too, my love
When you said you loved me
on the top of your breath while reaching the moon
the voice came from the deep inside your brain
What a beauty! I said
while kissing and kissing your forehead

The sheet was spotted wet
with the gift of nature
the milk-color light
from our moon 

Didn't you hear those gentle sounds 
Echoed into our sleep the minute after
It came from the clapping of the two hands of a clock on the wall
then caressing our heads and put their spell on us to a deep sleep
You knew it – I knew too, my love



Twinbrook, 2006




[ppiindia] Re: Cara membangun bangsa yang cerdas? di kita KARBITAN

2006-11-26 Terurut Topik antonhartomo
karena contohnya NANOTEKNOLOGI
saya sudah terbitkan buku tentangnya 20 tahun lalu
berdasar karya dan kajian kecimpung terdahulu,
tetapi apa lacur :
sampai detik ini para lembaga riset dan manusia2nya
di negeri acak-adut ini
belum ada prestasi juga disitu
kebanyakan ngerti aja tidak :
mereka banyak yang "KARBITAN" 
nunggu "gethuk" proyek

mana mau maju
ilmuwan di lembaga negara sesuai opini koran
ibarat POHON PISANG sekali berarti...lunglai busuk.
hihihi
(kompensasinya ya macam-macam dan aneh-aneh itu tadilah)
tidak percaya, cek sendiri di lembaga riset dan akademis
survei oleh pihak independen deh
dan menristek kita mesti tengok lapangan tanggungjawabmu ya
(sori, teman sesekolah sih!)
hehe kita lihat saja juntrungannya



--- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Banyak orang di Tanah Air, yang hakkul yakin, bahwa membangun 
> bangsa yang amburadul ini, adalah hanya melalui satu jalan: 
mengubah 
> negara ini menjadi negara agama (nanti, bluggg, rakhmat jatuh dari 
> langit!)
> 
> Taiwan, sebuah negara Timur yang sadar budaya, tak pernah mengekor 
> atau menjilat bangsa adidaya dalam membangun dirinya, namun 
memilih 
> kerja keras dan pengerahan daya inovasi dan kekuatan nalar. Azas 
> sekularisme telah memungkinkan bangsa ini melompat kemuka..
> 
> Selamat membaca.
> 
> Salam
> 
> Danardono
> 
> 
> 
> SUARA PEMBARUAN DAILY
> -
> Industrialisasi, Tulang Punggung Ekonomi Taiwan 
> 
> "Nano Technology Research Center", yang berada di kawasan Hsinchu 
> Science-based Industrial Park, menjadi pusat penelitian teknologi 
> nano yang menjadi kebanggaan masyarakat Taiwan. (Pembaruan/Elly 
> Burhaini Faizal)
> 
> Dari sebuah negara agrikultural, Taiwan berkembang menjadi negara 
> maju yang ditopang kekuatan ekonomi industrialnya. 
> 
> Wajah industrial Taiwan bisa terlihat dari banyaknya produk
> unggulan negara itu yang membanjiri pasar global. D-Link, salah 
satu 
> merek terkemuka untuk produk-produk internet networking seperti 
WLAN 
> (Wireless Local Area Network), broadband, VOIP, digital home, LAN 
> Switch, hingga IP Camera, misalnya, jadi salah satu produk Taiwan 
> yang dapat bersaing secara sehat dipasar global. Setelah dibangun 
> selama lebih dari dua dekade, industri semikonduktor Taiwan 
berhasil 
> pula menguasai pasar global. 
> 
> Hingga 2003, nilai produksi industri semikonduktor Taiwan mencapai 
> US$ 23,79 miliar atau berkisar 70,8 persen output total dunia. Dua 
> perusahaan semikonduktor, yakni Taiwan Semiconductor Manufacturing 
> Company Ltd (TSMC) dan United Microelectronics Corporation (UMC), 
> kini menjadi perusahaan semikonduktor terbesar nomor satu dan dua 
di 
> dunia. 
> 
> Kedahsyatan potensi industri Taiwan memang sangat menakjubkan. 
> Padahal, secara geografis, Taiwan menduduki area hanya seluas 
36.006 
> kilometer persegi, atau kira-kira sama luasnya dengan Belanda. 
Tiga 
> perempat lahannya pun hanya berupa pegunungan yang berselimutkan 
> hutan lebat dan terbentang dari utara Taipei dan Keelung di ujung 
> teratas pulau, hingga ke Pingtung di wilayah selatan. Hutan itu 
pun 
> jarang dieksploitasi, akibat akses yang terbatas serta dibayangi 
> kekhawatiran rusaknya lingkungan. Jadi, bisa dibayangkan betapa
> sempitnya lahan produktif di Taiwan. Tetapi, alam industrial 
Taiwan 
> bisa seketika dirasakan begitu kita menapakkan kaki di republik 
yang 
> didirikan pada tahun 1912 oleh Dr Sun Yat Sen tersebut. 
> 
> Pabrik dan kawasan industri tersebar di mana-mana. Kecanggihan 
> teknologi sudah jadi bagian pula kehidupan sehari-hari warga 
> Taiwan. "Masyarakat Taiwan tidak bisa dipisahkan dari kemajuan 
ilmu 
> pengetahuan dan teknologi," ungkap Thomas M F Yeh, Wakil Ketua 
> Council for Economic Planning & Development (CEPD) Taiwan, saat 
> ditemui Pembaruan di Taipei baru-baru ini. Diungkapkan, akibat 
> keterbatasan dari sisi luas wilayah maupun ketersediaan sumber 
daya 
> alam dan manusia, suka atau tidak suka hal ini menyebabkan Taiwan 
> harus bergerak dari negara agrikultural ke arah negara industri 
yang 
> ditopang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 
> 
> Jika awalnya pekerjaan agrikultural pada 1970 meraup porsi sebesar 
> 36,7 persen dari total pekerjaan, maka pada 2005 jumlahnya menjadi 
> hanya sekitar 6 persen saja.
> Sedangkan pekerjaan di sektor industri yang semula hanya 28 
persen, 
> pernah mencapai puncaknya yakni 42,8 persen pada tahun 1987, 
sebelum 
> akhirnya merosot ke titik 35,8 persen pada 2005. Bangkitnya
> industri padat karya pada awal era 1960-an di Taiwan yang semula 
> adalah negara agrikultural, ditandai dengan berdirinya berbagai 
> kawasan industri dan pusat penelitian teknologi industri. Pada 
1961-
> 1980, untuk mendukung industri padat karya di Taiwan yang tengah 
> berkembang pesat, didirikan beberapa pusat penelitian industrial, 
> antara lain Industrial Technology Research Institute (1973), 
> Institute for Information Industry (1979), se

[ppiindia] Cara membangun bangsa yang cerdas? Sebuah contoh nyata

2006-11-26 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
 Banyak orang di Tanah Air, yang hakkul yakin, bahwa membangun 
bangsa yang amburadul ini, adalah hanya melalui satu jalan: mengubah 
negara ini menjadi negara agama (nanti, bluggg, rakhmat jatuh dari 
langit!)

Taiwan, sebuah negara Timur yang sadar budaya, tak pernah mengekor 
atau menjilat bangsa adidaya dalam membangun dirinya, namun memilih 
kerja keras dan pengerahan daya inovasi dan kekuatan nalar. Azas 
sekularisme telah memungkinkan bangsa ini melompat kemuka..

Selamat membaca.

Salam

Danardono



SUARA PEMBARUAN DAILY
-
Industrialisasi, Tulang Punggung Ekonomi Taiwan 

"Nano Technology Research Center", yang berada di kawasan Hsinchu 
Science-based Industrial Park, menjadi pusat penelitian teknologi 
nano yang menjadi kebanggaan masyarakat Taiwan. (Pembaruan/Elly 
Burhaini Faizal)

Dari sebuah negara agrikultural, Taiwan berkembang menjadi negara 
maju yang ditopang kekuatan ekonomi industrialnya. 

Wajah industrial Taiwan bisa terlihat dari banyaknya produk
unggulan negara itu yang membanjiri pasar global. D-Link, salah satu 
merek terkemuka untuk produk-produk internet networking seperti WLAN 
(Wireless Local Area Network), broadband, VOIP, digital home, LAN 
Switch, hingga IP Camera, misalnya, jadi salah satu produk Taiwan 
yang dapat bersaing secara sehat dipasar global. Setelah dibangun 
selama lebih dari dua dekade, industri semikonduktor Taiwan berhasil 
pula menguasai pasar global. 

Hingga 2003, nilai produksi industri semikonduktor Taiwan mencapai 
US$ 23,79 miliar atau berkisar 70,8 persen output total dunia. Dua 
perusahaan semikonduktor, yakni Taiwan Semiconductor Manufacturing 
Company Ltd (TSMC) dan United Microelectronics Corporation (UMC), 
kini menjadi perusahaan semikonduktor terbesar nomor satu dan dua di 
dunia. 

Kedahsyatan potensi industri Taiwan memang sangat menakjubkan. 
Padahal, secara geografis, Taiwan menduduki area hanya seluas 36.006 
kilometer persegi, atau kira-kira sama luasnya dengan Belanda. Tiga 
perempat lahannya pun hanya berupa pegunungan yang berselimutkan 
hutan lebat dan terbentang dari utara Taipei dan Keelung di ujung 
teratas pulau, hingga ke Pingtung di wilayah selatan. Hutan itu pun 
jarang dieksploitasi, akibat akses yang terbatas serta dibayangi 
kekhawatiran rusaknya lingkungan. Jadi, bisa dibayangkan betapa
sempitnya lahan produktif di Taiwan. Tetapi, alam industrial Taiwan 
bisa seketika dirasakan begitu kita menapakkan kaki di republik yang 
didirikan pada tahun 1912 oleh Dr Sun Yat Sen tersebut. 

Pabrik dan kawasan industri tersebar di mana-mana. Kecanggihan 
teknologi sudah jadi bagian pula kehidupan sehari-hari warga 
Taiwan. "Masyarakat Taiwan tidak bisa dipisahkan dari kemajuan ilmu 
pengetahuan dan teknologi," ungkap Thomas M F Yeh, Wakil Ketua 
Council for Economic Planning & Development (CEPD) Taiwan, saat 
ditemui Pembaruan di Taipei baru-baru ini. Diungkapkan, akibat 
keterbatasan dari sisi luas wilayah maupun ketersediaan sumber daya 
alam dan manusia, suka atau tidak suka hal ini menyebabkan Taiwan 
harus bergerak dari negara agrikultural ke arah negara industri yang 
ditopang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Jika awalnya pekerjaan agrikultural pada 1970 meraup porsi sebesar 
36,7 persen dari total pekerjaan, maka pada 2005 jumlahnya menjadi 
hanya sekitar 6 persen saja.
Sedangkan pekerjaan di sektor industri yang semula hanya 28 persen, 
pernah mencapai puncaknya yakni 42,8 persen pada tahun 1987, sebelum 
akhirnya merosot ke titik 35,8 persen pada 2005. Bangkitnya
industri padat karya pada awal era 1960-an di Taiwan yang semula 
adalah negara agrikultural, ditandai dengan berdirinya berbagai 
kawasan industri dan pusat penelitian teknologi industri. Pada 1961-
1980, untuk mendukung industri padat karya di Taiwan yang tengah 
berkembang pesat, didirikan beberapa pusat penelitian industrial, 
antara lain Industrial Technology Research Institute (1973), 
Institute for Information Industry (1979), serta Development Center 
for Biotechnology (1984). Beberapa zona ekspor secara berturut-turut 
juga dibangun di beberapa wilayah, seperti di Kaohsiung (1966), Nan-
tzu (1971) dan Taichung (1971) dengan tujuan menggenjot laju ekspor. 
Setelah sukses melampaui tahapan industri padat karya, 
industri "high-tech" secara bertahap mengokohkan diri jadi
industri unggulan Taiwan sejak kebangkitannya pada satu dekade 
pertama, yakni 1981-1990. Pada kurun waktu tersebut, Hsinchu Science-
based Industrial Park didirikan (1981). 

Sejumlah kebijakan liberalisasi ekonomi juga ditempuh oleh 
pemerintah Taiwan, seperti dilakukannya pencabutan kontrol foreign-
exchange, serta diizinkan beroperasinya bank-bank swasta,
perusahaan asuransi dan perusahaan sekuritas. Ekspansi ekspor 
industri "high-tech" Taiwan pun terus berkembang pada satu dekade 
berikutnya. Seiring diluncurkannya Rencana Pembangunan Ekonomi 
Berbasiskan Ilmu Pengetahuan (2000), sejumlah taman sains dibangun 
oleh pemerintah Taiwan, seperti 

[ppiindia] Re: 5 peristiwa sial yg menimpa bush/gedung-putih < hasil santhet? :) >

2006-11-26 Terurut Topik pee_image04
--- In ppiindia@yahoogroups.com, "fauziah swasono" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> lha iya.. justru itu saya heran..
> thread yang ngebahas persantetan kok jadi panjang...
> sama panjangnya dg yang ngebahas islam vs. kristen...
> 
> kalo begitu irisannya adalah: agama dan santet jalan bersama
> 
> hue hue hue hue
> 
> 
> 
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "imuchtarom"  wrote:
> >
> > 
> > 
> >  hehehe, ... kalau memang begitu kan ngga
> >  perlu ditanggapin 'serius' to mbak Fau? :)
> > 
> >  lha wong ki GP koq ditanggapin ... :)
> > 
> >  ---( IM )--
> > 
> > 
> > --- "fauziah swasono"  wrote:
> > >
> > > hayah... udah abad 21 dan pada ngaku beragama kok membahas 
santet
> > > panjang lebar...
> > > 
> > > ki gendeng ya orang gendeng kok didengerin... apalagi 
dipercaya...
> > > fuihhh. 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > --- In ppiindia@yahoogroups.com, "imuchtarom"  
wrote:
> > > >
> > > > 
> > > > jangan lupa juga 2 gedung jangkung WTC
> > > > di Newyork pada tanggal 11 September 2001
> > > > ambruk. Hasil santhet-an siapa ya?
> > > > 
> > > > tahun 1915-1918 orang di Eropa saling
> > > > bantai-membantai. Jumlah korban PD-I
> > > > total 10-20M jiwa. Hasil sathetan siapa hayo?
> > > > 
> > > > tahun 1939-1945 orang di eropa kembali
> > > > saling membantai. Jumlah korban PD-II
> > > > di panggung eropa > 25M. Hasil santhetan 
> > > > siapa hayo?
> > > > 
> > > > ---( IM )--
> > > >
> > > > 
> > > > --- In "RM Danardono HADINOTO"  wrote:
> > > > >
> > > > > Jangan lupa, sebelumnya kita sudah disantet Bush duluan:
> > > > > 
> > > > > Lumpur Sidoardjo menyembur, sebelumnya asap hutan terbang 
ke-mana 
> > > > > mana, lalu pipa gas njemblug...
> > > > > 
> > > > > akhirnya pesawat militer nyungseppp
> > > > > 
> > > > > 
> > > > >
> > >
> >
>




Re: [ppiindia] Re: to sleep with one another.

2006-11-26 Terurut Topik Betha Aris

--- IrwanK juga <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Koq jauh" ke Spore, bos?
> Di Jakarta aja udah ada/banyak(?) koq bos.. gak
> percaya?
> Itu juga kata acara Fenomena, Trans TV..
> 
> Jadi, (sebagian) orang Indonesia sudah think
> globally, act locally..
> cuma yang diserap yang gampang"nya doank.. vcd
> porno, seks bebas,
> penyebaran aids, termasuk ngasih kekayaan alam ke
> drakula eh ndoro kulo..
> :-(

Apakah hal tersebut terkait dengan pola pemikiran
"follow the trend" sehingga tidak ada filterisasi bagi
penduduk Indonesia mengenai perkembangan jaman dan
tingkat kebutuhan "lifestyle"?

Silent on the Middle


[ppiindia] Re: 5 peristiwa sial yg menimpa bush/gedung-putih < hasil santhet? :) >

2006-11-26 Terurut Topik pee_image04
--- In ppiindia@yahoogroups.com, "fauziah swasono" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> lha iya.. justru itu saya heran..
> thread yang ngebahas persantetan kok jadi panjang...
> sama panjangnya dg yang ngebahas islam vs. kristen...
> 
> kalo begitu irisannya adalah: agama dan santet jalan bersama
> 
> hue hue hue hue
> 
> 
> 
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "imuchtarom"  wrote:
> >
> > 
> > 
> >  hehehe, ... kalau memang begitu kan ngga
> >  perlu ditanggapin 'serius' to mbak Fau? :)
> > 
> >  lha wong ki GP koq ditanggapin ... :)
> > 
> >  ---( IM )--
> > 
> > 
> > --- "fauziah swasono"  wrote:
> > >
> > > hayah... udah abad 21 dan pada ngaku beragama kok membahas 
santet
> > > panjang lebar...
> > > 
> > > ki gendeng ya orang gendeng kok didengerin... apalagi 
dipercaya...
> > > fuihhh. 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > --- In ppiindia@yahoogroups.com, "imuchtarom"  
wrote:
> > > >
> > > > 
> > > > jangan lupa juga 2 gedung jangkung WTC
> > > > di Newyork pada tanggal 11 September 2001
> > > > ambruk. Hasil santhet-an siapa ya?
> > > > 
> > > > tahun 1915-1918 orang di Eropa saling
> > > > bantai-membantai. Jumlah korban PD-I
> > > > total 10-20M jiwa. Hasil sathetan siapa hayo?
> > > > 
> > > > tahun 1939-1945 orang di eropa kembali
> > > > saling membantai. Jumlah korban PD-II
> > > > di panggung eropa > 25M. Hasil santhetan 
> > > > siapa hayo?
> > > > 
> > > > ---( IM )--
> > > >
> > > > 
> > > > --- In "RM Danardono HADINOTO"  wrote:
> > > > >
> > > > > Jangan lupa, sebelumnya kita sudah disantet Bush duluan:
> > > > > 
> > > > > Lumpur Sidoardjo menyembur, sebelumnya asap hutan terbang 
ke-mana 
> > > > > mana, lalu pipa gas njemblug...
> > > > > 
> > > > > akhirnya pesawat militer nyungseppp
> > > > > 
> > > > > 
> > > > >
> > >
> >
>
ngomongin santet mah gak bakal ada abisnya...udah aja...yang mau 
nyantet sok nyantet, yang gak mau disantet yamakin deketin diri 
ma Tuhanyang penting...qta harus yakinapapun yang terjadi ma 
diri kitaato siapapunsemuanya sepengetahuan Tuhan...n itu 
berarti Tuhan emang ngijinin hal itu terjadi ma qta...n pasti ada 
maksudnyatinggal qta nyariapa yang Tuhan mau qta pelajari 
dari semua yang terjadi ma qtabereskangitu aja kok 
ruuupt..^_^



Re: [ppiindia] Re: Bush Watch: Kenapa GP gagal nyantet Bush? - joke politik

2006-11-26 Terurut Topik tw yunianto
mas danar, kalo SBY naik permadani terbang, itu namanya SBY tidak berjiwa
nasionalis. kenapa bisa begitu, lha udah jelas dia pake produk luar negeri
(irak, red).
jadi biar SBY 'dianggap' orang Indonesia, suruh aja SBY kesana naik
keretanya nyai roro kidul.
itu baru indonesia 100%.


On 11/25/06, RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Mas Ikra, dinegeri ini banyak yang percaya dengan lampu wasiatnya
> Aladdin...dasar, negara seribu satu malam..
>
> Lain kali, pak SBY balas kunjungan Bush naik permadani terbang..engg
> ingg ennngg
>
> Salam
>
> danardono
>
> --- In ppiindia@yahoogroups.com , "Ikranagara"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Ini ada usul Si Sableng yang sangat ilmiah ditinjau dari sudut
> ilmu
> > jokelogie laaa...:
> >
> > Pasal pertama, GP ini perlu dites kejujurannya dengan menggunakan
> > Lie-detector alias Mesin-uji-kebohongan
> >
> > Pasal kedua, sesuadh itu GP dikirim ke RSJ Grogol saja. Yah siapa
> > tahu bisa sembuh dari dua hal (1) jera berbohong, (2) jera
> > berkelenik alias jera dari bertahyul alias jera dari kebahlulan!
> >
> > Kenapa dua pasal itu perlu kita lakukan?
> >
> > Bukan hanya perlu, melainkan adalah (!!!) kewajiban kita semua
> > menegakkan UUD dalam urusan mencerdaskan bangsa. Jadi, ini sudah
> > merupakan tugas negara. Aparatnya yang mana, itu terserah
> > pemerintah. Hehehehe... relax!
> >
> > Dulu Si Arto juga suka melakukan yang serba klenikan, dengan pergi
> > ke Goa Semar. Orang kata nih, jangan-jangan di goa itulah Si Arto
> > nyimpan duitnya yang bermilyar usdolah hasil Ke'-ke'-'en itu.
> Kaya'
> > zaman Ali Babah aza: kan tempat nyimpan harta karun 40 penyamun
> itu
> > di dalam goa juga! Hehehehe... relax!
> >
> >
> > Ik.-
> >
>
>  
>



-- 
TW Yunianto
Mobile Comm Researcher
Telkom School of Technology
E Buildings Kav. 203
Telekomunikasi, Dayeuhkolot, Bandung 40257
Ph. +62-22-7564108
Mob. +62-8562231510/+62-22-91293382
www.twyunianto.co.nr


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [ppiindia] Re: 5 peristiwa sial yg menimpa bush/gedung-putih < hasil santhet? :) >

2006-11-26 Terurut Topik Betha Aris

--- fauziah swasono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> hayah... udah abad 21 dan pada ngaku beragama kok
> membahas santet
> panjang lebar...

Hehe, ada perkataan Gendeng yang mengatakan kalau Bush
membawa beberapa dukun dari Yahudi, seperti kita
ketahui bahwa Yahudi adalah orang yang mengedepankan
intelektualisme dan materialisme, jadi apakah
perkataan tersebut memang sebuah fakta? Saya pikir itu
cuman guyonan yang tidak lucu dari Gendeng.

> ki gendeng ya orang gendeng kok didengerin...
> apalagi dipercaya...
> fuihhh. 

Alah, Gendeng adalah sosok dari badut yang tidak lucu
pada abad ini, ngapain juga percaya pada teknik-teknik
santet persantetan yang tidak ada logika science yang pasti.

Silent on the Middle


Re: [ppiindia] Rusia Kritik Tajam Rencana Pangkalan Anti Rudal AS di Polandia

2006-11-26 Terurut Topik Betha Aris

--- Sandy Dwiyono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Rusia Kritik Tajam Rencana Pangkalan Anti Rudal AS
> di Polandia
>
> MOSKOW: Rusia menyampaikan kritik tajam terhadap
> rencana Amerika Serikat untuk membangun pangkalan
> anti rudal di Polandia. Hal ini akan menyulut
> destabilisasi keseimbangan kekuatan. Demikian
> dikatakan menteri luar negeri Rusia Sergej Ivanov.
> Sebelumnya pemerintah di Moskow mengumumkan langkah
> menentang Polandia, jika negara tersebut menyetujui
> pembangunan itu. Pemerintah Amerika Serikat telah
> menanam investasi milyaran dollar untuk pembangunan
> senjata penangkal rudal. Pangkalan anti rudal
> terbesar akan ditempatkan di luar Amerika Serikat,
> dan untuk itu tengah berlangsung pembicaraan dengan
> Chechnya dan Polandia, yang dapat mengancam langsung
> ke jantung Rusia. Kemungkinan Rusia akan mengimbangi
> langkah tersebut, di Timur Jauh dan pinggiran
> Alaska.

Jelas Moskow akan kebakaran jenggot, karena langkah
tersebut tidak menutup kemungkinan bagi pihak AS untuk
memperluas hegemoni kekuatan militer dan politiknya.
Pertama mungkin berkedok pangkalan anti rudal, untuk
kedepannya siapa tahu akan dijadikan ajang kekuatan
didaerah moskow dan sekitarnya.

Silent on the Middle


[ppiindia] SUBARDA MENUNTUT

2006-11-26 Terurut Topik subarda9
SUBARDA AKAN TUNTUT BALIK

Subarda sedang mempertimbangkan untuk menuntut balik atau mempra-
peradilankan instansi tertentu serta pembuat berita bohong dan fitnah 
yang dilancarkan  media massa selama sembilan tahun terakhir ini.

Sumber berita tersebut telah berulang-ulang menyebarkan berita yang 
tidak benar dan tidak didukung oleh bukti-bukti yang valid, serta jauh 
dari kenyataan sebenarnya. Walaupun kelihatannya dibuat berita dengan 
adanya keseimbangan dalam pemuatan berita, namun tetap merugikan nama 
baik Subarda dan membunuh karakter yang bersangkutan.

Sumber berita yang merugikan nama baik Subarda tersebut umumnya datang 
dari hasil wawancara dengan pejabat instansi yang menjabat waktu itu 
atau perorangan yang sengaja berfitnah tetapi tidak tahu apa 
sebenarnya yang terjadi, apalagi tanpa bukti-bukti tertulis yang 
benar.

Berita miring lain ada pula yang datang dari orang-orang yang telah 
berbuat salah yaitu telah memperkaya diri sendiri maupun golongannya. 
Hal ini dilakukan dalam rangka menghilangkan jejak perbuatan mereka.

Subarda sangat yakin dan tetap percaya diri dengan dipegangnya bukti-
bukti tertulis hasil dari upaya pengumpulan data karena kepedihan hati 
difitnah sejak tahun 1997. Data data tersebut sepertinya terus 
mengalir dengan sendirinya yang berasal dari orang-orang yang simpati 
kepada Subarda selama ini. Bukti-bukti tambahan untuk kasus Henry Leo 
tersebut sangat menguntungkan Subarda tetapi sangat merugikan pihak-
pihak lain yang memang bersalah. Jadi walaupun mereka mengelak, bukti 
ini tidak dapat dianggap tidak ada oleh aparat penegak hukum karena 
merupakan Novum.

Menurut Subarda ada tendensi orang-orang tertentu akan mengorbankan 
dirinya selaku DIRUT ASABRI waktu itu. Sedangkan orang yang bersalah 
sepertinya terus dilindungi dengan berbagai cara. Orang yang bersalah 
ini telah mengakui kesalahannya dan telah mengembalikan hasil 
pembobolannya di BPKPR/YKPP. Sedangkan Subarda sendiri tanpa 
pembuktian kesalahannya telah dihukum oleh atasan langsung berupa 
pemberhentian dengan tidak hormat pada tahun 1997 serta pemeriksaan 
MABES POLRI selama kurang lebih 2 bulan pada tahun 1999 dan akhirnya 
menerima SKPP karena tidak terbukti dari sangkaan DEPHANKAM waktu itu.

Subarda mendapatkan SKPP tersebut murni karena tidak terbukti 
sebagaimana yang disangkakan. SKPP diterbitkan karena telah dilakukan 
penyidikan dengan sangat keras selama 2 bulan. Selama penyidikan 
tersebut Subarda dapat dengan lancar menjawab semua pertanyaan 
penyidik dan dapat memenuhi semua bukti-bukti yang diperlukan pada 
saat itu. Sehingga dinyatakan sangkaan tidak terbukti.

Sedangkan Henry Leo mendapatkan SKPP bukan karena dia telah disidik 
oleh  MABES POLRI, tetapi karena DEPHANKAN pada saat itu tiba-tiba 
menarik laporannya sebelum diadakan penyidikan oleh MABES POLRI. Henry 
Leo tidak sempat di sidik oleh MABES POLRI. Dia hanya ditahan selama 1 
(satu) malam saja, kemudian keesokan harinya dia dijemput oleh 
DEPHANKAM dengan surat sakti. Dan tidak pernah lagi mendapat panggilan 
dari MABES POLRI untuk dilakukan penyidikan selanjutnya. Tidak seperti 
Subarda.

Sejak tahun 1997 Subarda tidak pernah bicara pada wartawan sampai 
tahun 2006 dengan maksud loyalitas pada pimpinan yang pada saat itu 
memerintahkan agar jangan bicara dimedia manapun. Klipping Koran dan 
majalah sejak tahun 1999 sampai sekarang dihimpun oleh Subarda 
dijadikan satu dengan Copy bukti-bukti tertulis yang didapatkan dari 
orang-orang yang mendukung serta simpati kepada Subarda dan sebagai 
bahan tambahan didalam pembuktian kasus Henry Leo pada saatnya nanti. 

Disamping itu Subarda memiliki bukti asli yang tidak dimiliki oleh 
pihak-pihak lain. Dan yang paling menyakiti hati Subarda adalah fitnah 
yang dilancarkan orang-orang tersebut dimana upaya penyelamatan dana 
prajurit waktu itu dianggap korupsi serta memperkaya diri sendiri, 
apalagi pejabat baru YKPP maupun DEPHANKAM yang tidak tahu-menahu 
masalahnya langsung menuduh bahwa Subarda telah melakukan kejahatan 
dengan pasal berlapis katanya tanpa mau melihat bukti-bukti serta 
mendengarkan saksi-saksi yang ada. Subarda melihat dengan teliti 
penyelesaian kasus dana BPKPR/YKPP ini diselesaikan dari awal sangat 
tidak professional kecuali yang dilakukan MABES POLRI.

Mengapa pada tahun 1997 tidak diselesaikan secara hukum yang adil? 
Yaitu dengan dilakukan penyidikan dan memanggil semua saksi-saksi 
dalam kasus ini, sebelum Letkol Sunarjo sebagai saksi kunci meninggal 
dunia, sebelum Henry Leo sebagai tersangka utama menghilangkan bukti-
bukti penting dan membuat dokumen-dokumen palsu, sebelum Kepala Cabang 
BNI 46 menghilangkan jejak. Mengapa tidak waktu itu ?

Sampai hari ini tidak ada satupun tindakan yang dilakukan oleh pihak 
penegak hukum termasuk Bank Indonesia terkait Kasus Henry Leo dengan 
pihak Bank BNI-46. Pihak bank BNI-46 masih belum merasa dibohongi dan 
ditipu oleh Henry Leo sehubungan dengan dapat cairnya dana yang 
berasal dari perubahan TD ke CD da

[ppiindia] Insurance Company Is Making the Most of Climate Change

2006-11-26 Terurut Topik Sandy Dwiyono
Insurance Company Is Making the Most of Climate Change 
   
  By : Henrik Böhme from Stuttgart
  
It is clear that climate change will have ever larger economic ramifications. 
One Munich-based reinsurance company has already started offering appropriate 
products. 
  In his recent study, renowned British economist Sir Nicholas Stern 
demonstrated that climate change not only presents a huge environmental 
problem, but also an economic one. 
   
  Climate-related damage can be costly to businesses -- and to insurance 
companies. Hurricane Katrina, for example, destroyed homes, oil platforms and 
factories and ran up a bill of 34 billion euros for the insurance sector. 
   
  Peter Höppe researches the impact of climate change for the world's 
second-largest reinsurance company, Münchener Rück. 
   
  Rising number of weather-related claims 
   
  "As an insurance company, we are directly affected by climate change since we 
have to pay more claims each year caused by weather-related natural 
catastrophes," said Höppe. "Our analyses clearly show that such catastrophes 
have increased from two to more than seven per year." 
   
  The company uses a simulation model to help calculate its rates. Simple 
meteorological observations are also taken into account -- for example, the 
fact that tropical cyclones are popping up in unusual places. In 2004, there 
was one in the South Atlantic and a year later one near Europe. 
  
Climate change not only represents risk, however, but also economic 
opportunity. While industries are investing in low-emission technology, 
insurance companies are getting involved in other ways. 
   
  Münchener Rück discovered the so-called Clean Development Mechanism, which is 
a component of the Kyoto Protocol. It makes it possible for industrial 
countries to invest in sustainable projects in developing countries, thereby 
improving their own climate "balance sheet."
   
  Reducing risk in environmental investment
   
  But many shy away from the risk associated with the Clean Development 
Mechanism, and that is where the Munich reinsurance giant steps in. They insure 
investors that undertake projects to reduce carbon-dioxide emissions in 
developing countries.
   
  
"It's much less expensive than doing it in an industrial country. And it 
contributes to climate protection as a whole," said Höppe. "Investors only take 
on these kinds of projects when the risks associated with it are somehow 
insured." 
   
  The number of proposals for emissions-reducing projects in developing 
countries has risen sharply in recent times, an indication that Münchener Rück 
has a market to tap. 
   
  Micro-insurance for mini claims
   
  The Munich reinsurer has started offering other environment-related products 
as well. Using micro-loans as a model -- which are meant to boost small-scale 
business ventures -- they've developed micro-insurance. The concept is simple: 
very low premiums, and very low payments. 
   
  "This enables individuals to stay on their feet, or rebuild. A fisherman can 
buy a new boat or do urgent repairs on his house," said Höppe.  
   
  The problem is, however, that those who need the protection of the insurance 
can't afford it. That's why industrial countries should step in and take 
responsibility, according to Höppe. 
   
  "It would be more than fair to repair damage in those places where 
inhabitants can't do anything about climate change," he said. 
   
   

 
-
Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Pemilu Parlemen Belanda Tanpa Pemenang Mayoritas

2006-11-26 Terurut Topik Sandy Dwiyono
Pemilu Parlemen Belanda Tanpa Pemenang Mayoritas
   
  Oleh: Martin Fritz dari Dresden
   
   
  Demokrat memang sedang jaya dimana-mana. Sebab meskipun popularitas PM Jan 
Peter Balkenende sedang melorot, toh nyatanya Partai Kristen Demokrat pimpinan 
Balkenende masih dapat menang. Pun demikian, meski Partai Kristen Demokrat dari 
PM Jan Peter Balkenende berhasil kembali memenangkan pemilu, namun tidak ada 
satupun partai yang berhasil meraih suara mayoritas. Dan pembentukan koalisi 
pemerintahan kini kelihatannya semakin rumit. 
   
  Harian Italia Corriere della Sera yang terbit di Milan dalam tajuknya 
berkomentar: Belanda, sebuah negara tanpa partai mayoritas.
   
  "Dalam pemungutan suara, para pemilih tidak memberikan petunjuk jelas, siapa 
yang harus memimpin negara. Kini pembentukan koalisi pemerintahan menjadi 
semakin rumit. PM Balkenende menyatakan, perundingan koalisi akan berlangsung 
lama, tapi ia juga menegasakan membuka diri ke semua partai."
   
  Harian Belanda sendiri De Volkskrant yang terbit di Den Haag berkomentar: 
Para pemilih menunjukkan ketakutannya. 
   
  "Mereka membuat perhitungan dengan partai-partai politik di pusat kekuasaan. 
Pemenang pemilu yang sebenarnya adalah partai-partai yang melancarkan politik 
oposisi yang tegas. Ini bukan sebuah kebetulan, karena partai-partai tersebut 
pada tahun lalu juga telah sukses menggalang kampanye, menentang rancangan 
konstitusi Uni Eropa. Pada pokoknya terlihat jelas, para pemilih merasa 
ketakutan terhadap ancaman globalisasi, politik imigrasi dan penggerogotan 
kedaulatan negara, yang dinilai sebagai ancaman bagi masa depan mereka."
   
  Sedangkan harian Italia La Republicca yang terbit di Roma berkomentar: 
Pembentukan koalisi besar akan berjalan alot. 
   
  "Memang di masa lalu model pemerintahan semacam ini sudah dilaksanakan. 
Tetapi kali ini prosesnya akan lebih sulit. Sebab hubungan antara Balkenende, 
yang berhaluan Calvinist, dan Wouter Bos yang pimpinan partai Buruh, bagaikan 
kucing dan tikus. Hanya penengahan pihak kerajaan yang akan dapat menggerakkan 
keduanya."

 
-
Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.

[Non-text portions of this message have been removed]