Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Berarti poinnya, selain dengan hati dan fikiran yang jernih, ayat2 Al-qur'an ternyata juga hanya dapat di fahami dengan mempelajari sejarah-sejarah yang melatar belakangi turunnya ayat-ayat itu secara utuh :D tx Pak Ustadz --- On Fri, 8/28/09, achmad chodjim wrote: > From: achmad chodjim > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Date: Friday, August 28, 2009, 12:22 AM > Mas Muiz, > > Dalil yang dikemukakan oleh Mas Muiz adalah larangan untuk > menikahi orang-orang musyrik. Kalau ini yang dimaksud, baik > laki-laki muslim maupun perempuan muslim dilarang menikah > dengan mereka. > > Dan, ayat-ayat tersebut sangat kontekstual, yaitu larangan > menikahi --khususnya-- musyrik Mekah yang melakukan > perlawanan kepada Nabi Muhammad. Oleh karena itu, ada dalil > "jangan kamu kembalikan mereka kepada suami yang kafir. > Historisnya, banyak istri-istri orang kafir itu ikut > berhijrah bersama Nabi ke Madinah. Oleh karena para suami > mereka yang tinggal di Mekah itu tetap kafir, maka para > istri berhak menentukan pilihannya untuk cerai dan menikah > dengan orang muslim di Madinah. Dalam hal inilah, para istri > itu tidak boleh dikembalikan kepada suami mereka yang masih > kafir. > > Suwun. > > Wassalam, > chodjim > > - Original Message - > From: muizof > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Sent: Tuesday, August 25, 2009 11:02 PM > Subject: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda > Agama > > > ada pak : > 1) "...jangan kamu menikahi wanita musyrikat, > sebelum mereka beriman" (QS 2:221), > 2) " ...janganlah kamu kembalikan mereka (wanita > mukminat) kepada (suami mereka) yang kafir..." (Qs 60:10) > > Salam > Abdul Mu'iz > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, > "achmad chodjim" wrote: > > > > Yang jelas, tidak ada nash yang qath'i (tegas) > dalam Alquran bahwa lelaki > > agama A tidak boleh kawin dengan perempuan > agama B, dan sebaliknya. > > Larangan-larangan itu umumnya dari pendapat > ulama --sekali lagi pendapat > > ulama. Lebih bahaya lagi kalau dinyatakan > berzina seumur hidup; wah yang > > berani mengatakan begitu harus dijilid > (dicambuk) kalau menurut Alquran > > karena telah menuduh berzina tanpa mendatangkan > 4 saksi! Ngeri..... > > aaahh, hihihi > > > > Wassalam, > > > > chodjim > > > > > > - Original Message - > > From: "... Maya Purnomo ..." > > > To: > > Sent: Monday, August 24, 2009 2:45 PM > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan > Beda Agama > > > > > > Perkawinan beda agama memang mengandung resiko > yg besar. Pria Muslim yg > > menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah > pria Muslim yang punya basic > > agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam > bagi keluarganya. Jadi bukan > > pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya > sendiri dan dalam kesehariaannya > > kurang taat dalam beribadah. > > > > Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. > Wanita Muslim tidak boleh > > menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d > anggap berzina sepanjang umur > > pernikahannya. > > > > Sebaiknya pernikahan beda agama memang > dihindari. Karna kondisi keimanan yg > > seringkali turun naik. > > > > > > > > Regards, > > > > ... Maya Purnami ... > > > > > > > > " Happiness is not having what you want. It is > wanting what you have " > > > > > > > > Sent from my BoldBlackBerry® > > powered by INDOSAT > > > > -Original Message- > > From: Ari Condro > > > > Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 > > To: > > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan > Beda Agama > > > > > > kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris > juga. > > > > cowok muslim married sama cewek kristen. > awalnya si cewek mau ikutan > > agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas > udah punya anak dua, > > jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke > kristen. si cowok rada > > mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha > ... :)) > > > > > > > > 2009/8/24 ritajkt : > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, > "monyongsexy" > > > wrote: > > >>
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Mas Muiz, Dalil yang dikemukakan oleh Mas Muiz adalah larangan untuk menikahi orang-orang musyrik. Kalau ini yang dimaksud, baik laki-laki muslim maupun perempuan muslim dilarang menikah dengan mereka. Dan, ayat-ayat tersebut sangat kontekstual, yaitu larangan menikahi --khususnya-- musyrik Mekah yang melakukan perlawanan kepada Nabi Muhammad. Oleh karena itu, ada dalil "jangan kamu kembalikan mereka kepada suami yang kafir. Historisnya, banyak istri-istri orang kafir itu ikut berhijrah bersama Nabi ke Madinah. Oleh karena para suami mereka yang tinggal di Mekah itu tetap kafir, maka para istri berhak menentukan pilihannya untuk cerai dan menikah dengan orang muslim di Madinah. Dalam hal inilah, para istri itu tidak boleh dikembalikan kepada suami mereka yang masih kafir. Suwun. Wassalam, chodjim - Original Message - From: muizof To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 25, 2009 11:02 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama ada pak : 1) "...jangan kamu menikahi wanita musyrikat, sebelum mereka beriman" (QS 2:221), 2) " ...janganlah kamu kembalikan mereka (wanita mukminat) kepada (suami mereka) yang kafir..." (Qs 60:10) Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "achmad chodjim" wrote: > > Yang jelas, tidak ada nash yang qath'i (tegas) dalam Alquran bahwa lelaki > agama A tidak boleh kawin dengan perempuan agama B, dan sebaliknya. > Larangan-larangan itu umumnya dari pendapat ulama --sekali lagi pendapat > ulama. Lebih bahaya lagi kalau dinyatakan berzina seumur hidup; wah yang > berani mengatakan begitu harus dijilid (dicambuk) kalau menurut Alquran > karena telah menuduh berzina tanpa mendatangkan 4 saksi! Ngeri. > aaahh, hihihi > > Wassalam, > > chodjim > > > - Original Message - > From: "... Maya Purnomo ..." > To: > Sent: Monday, August 24, 2009 2:45 PM > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama > > > Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg > menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic > agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan > pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya > kurang taat dalam beribadah. > > Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh > menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur > pernikahannya. > > Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg > seringkali turun naik. > > > > Regards, > > ... Maya Purnami ... > > > > " Happiness is not having what you want. It is wanting what you have " > > > > Sent from my BoldBlackBerry® > powered by INDOSAT > > -Original Message- > From: Ari Condro > > Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 > To: > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama > > > kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. > > cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan > agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, > jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada > mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) > > > > 2009/8/24 ritajkt : > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "monyongsexy" > > wrote: > >> > >> Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau > >> mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita > >> non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan > >> kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk > >> meninggalkan agamanya. > >> > >> Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti > >> itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah > >> dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh > >> pihak > >> laki. > >> > >> Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa > >> kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? > >> > > > > saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, > > walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi > > wanta > > ahli
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
"Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman.Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mau mengambil pelajaran". Qur'an Surat Al - Baqarah ayat 221. From: achmad chodjim To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, August 26, 2009 11:54:48 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Yang jelas, tidak ada nash yang qath'i (tegas) dalam Alquran bahwa lelaki agama A tidak boleh kawin dengan perempuan agama B, dan sebaliknya. Larangan-larangan itu umumnya dari pendapat ulama --sekali lagi pendapat ulama. Lebih bahaya lagi kalau dinyatakan berzina seumur hidup; wah yang berani mengatakan begitu harus dijilid (dicambuk) kalau menurut Alquran karena telah menuduh berzina tanpa mendatangkan 4 saksi! Ngeri... .. aaahh, hihihi Wassalam, chodjim - Original Message - From: "... Maya Purnomo ..." To: Sent: Monday, August 24, 2009 2:45 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya kurang taat dalam beribadah. Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur pernikahannya. Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg seringkali turun naik. Regards, ... Maya Purnami ... " Happiness is not having what you want. It is wanting what you have " Sent from my BoldBlackBerry® powered by INDOSAT -Original Message- From: Ari Condro Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt : > > > --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, "monyongsexy" > wrote: >> >> Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau >> mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita >> non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan >> kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk >> meninggalkan agamanya. >> >> Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti >> itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah >> dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh >> pihak >> laki. >> >> Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa >> kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? >> > > saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, > walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi > wanta > ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami > menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan > otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, > perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, > menurut > pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya > (dan > sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) > > Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya > juga > terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non > Muslim? > Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya > sebagaimana > ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan > perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang > dong > yah? > > eng ing enggg :)) > > -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] - - -- = == Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dal
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
"Love is blind", kata orang seberang lautan. Kalau orang kaya punya peraturan tidak tertulis yaitu harus kawin dengan orang kaya. - Original Message - From: muizof To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, August 26, 2009 7:02 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama ada pak : 1) "...jangan kamu menikahi wanita musyrikat, sebelum mereka beriman" (QS 2:221), 2) " ...janganlah kamu kembalikan mereka (wanita mukminat) kepada (suami mereka) yang kafir..." (Qs 60:10) Salam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "achmad chodjim" wrote: > > Yang jelas, tidak ada nash yang qath'i (tegas) dalam Alquran bahwa lelaki > agama A tidak boleh kawin dengan perempuan agama B, dan sebaliknya. > Larangan-larangan itu umumnya dari pendapat ulama --sekali lagi pendapat > ulama. Lebih bahaya lagi kalau dinyatakan berzina seumur hidup; wah yang > berani mengatakan begitu harus dijilid (dicambuk) kalau menurut Alquran > karena telah menuduh berzina tanpa mendatangkan 4 saksi! Ngeri. > aaahh, hihihi > > Wassalam, > > chodjim > > > - Original Message - > From: "... Maya Purnomo ..." > To: > Sent: Monday, August 24, 2009 2:45 PM > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama > > > Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg > menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic > agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan > pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya > kurang taat dalam beribadah. > > Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh > menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur > pernikahannya. > > Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg > seringkali turun naik. > > > > Regards, > > ... Maya Purnami ... > > > > " Happiness is not having what you want. It is wanting what you have " > > > > Sent from my BoldBlackBerry® > powered by INDOSAT > > -Original Message- > From: Ari Condro > > Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 > To: > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama > > > kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. > > cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan > agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, > jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada > mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) > > > > 2009/8/24 ritajkt : > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "monyongsexy" > > wrote: > >> > >> Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau > >> mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita > >> non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan > >> kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk > >> meninggalkan agamanya. > >> > >> Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti > >> itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah > >> dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh > >> pihak > >> laki. > >> > >> Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa > >> kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? > >> > > > > saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, > > walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi > > wanta > > ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami > > menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan > > otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, > > perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, > > menurut > > pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya > > (dan > > sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) > > > > Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebal
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
yah, pas ke rumahnya sih, dia sempat kelepasan omong, nyeletuk gitu, kalo dia sekarang di rumah jadi muslim sendirian, soalnya istrinya convert balik ke kristen. tapi abis itu dia ngeluarin poster, foto foto keluarganya buat nunjukin kalo dia hepi. nah lho. btw, gak sempat curhat curhatan lama, soalnya rumah dia lagi penuh soale ada mertua, jadi abis itu acara dilanjut nonton serial HEROES yg terbaru, abis itu pulang deh. :)) 2009/8/26 linadahlan : > > > Ya iya lah. Yang jalanin aje gak merasa bermasalah, ngapa juga kita jadiin > itu masalah kite. Kecuali kalo ntu orang dateng ke Masarcon trus curhat > masalahnye and minta solusi, lah..pastinya masarcon juga akan tanya in > detail awalnya gimana, penyebabnya apa. > > Kemaren ade temen pere yg curhat ke daku...he..he..masalahnye sih cucok > dengan masalah yang rame kemaren diobrolin disini soal seks pasutri. Karena > die yang udah buka masalahnye and lagi pusing die ama hadist yang katanye > 'malaikat akan melaknat istri yang menolak burhub intim sama suaminya, bila > suaminya marah'. Soal seksnya, daku sih hanya suruh die curhat ke ahlinya > deh. Kalo soal hadistnye, daku cuma bilang "yak udah berdo'a aja agar > suamimu sabar dan gak marah, jadi malaikat gak melaknat"... Padahal karena > daku jg gak tau status hadist ini...:-)) > > wassalam, > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro wrote: >> >> wah, iya yah, kemarin aku nanya solusi. :)) >> gimana bisa kasih solusi, kalau penyebabnya >> gak tahu, dan gak ada masalah. >> >> so, dibiarkan saja ? percaya pada aktor pelakunya >> sendiri adalah jalan terbaik ? kalau memang mbak lina >> berpendapat seperti itu, yah, sama seperti yang >> saya lakukan sekarang donk. >> >> cuman saya khawatir salah aja. ntar dianggap >> membiarkan teman. hehehe ... :)) >> >> >> >> >> 2009/8/26 linadahlan : >> > >> > >> > Ya udah kalo gitu gak usah nanya solusi dah. Biar mereka sendiri yang >> > nemuin >> > solusinya yak. Semoga. >> > >> > Wassalam, >> > > -- salam, Ari
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Yang jelas, tidak ada nash yang qath'i (tegas) dalam Alquran bahwa lelaki agama A tidak boleh kawin dengan perempuan agama B, dan sebaliknya. Larangan-larangan itu umumnya dari pendapat ulama --sekali lagi pendapat ulama. Lebih bahaya lagi kalau dinyatakan berzina seumur hidup; wah yang berani mengatakan begitu harus dijilid (dicambuk) kalau menurut Alquran karena telah menuduh berzina tanpa mendatangkan 4 saksi! Ngeri. aaahh, hihihi Wassalam, chodjim - Original Message - From: "... Maya Purnomo ..." To: Sent: Monday, August 24, 2009 2:45 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya kurang taat dalam beribadah. Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur pernikahannya. Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg seringkali turun naik. Regards, ... Maya Purnami ... " Happiness is not having what you want. It is wanting what you have " Sent from my BoldBlackBerry® powered by INDOSAT -Original Message- From: Ari Condro Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt : > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "monyongsexy" > wrote: >> >> Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau >> mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita >> non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan >> kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk >> meninggalkan agamanya. >> >> Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti >> itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah >> dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh >> pihak >> laki. >> >> Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa >> kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? >> > > saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, > walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi > wanta > ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami > menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan > otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, > perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, > menurut > pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya > (dan > sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) > > Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya > juga > terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non > Muslim? > Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya > sebagaimana > ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan > perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang > dong > yah? > > eng ing enggg :)) > > -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Nailah (silakan cek namanya mungkin saya salah) istri Sahabat Utsman bin Affan juga tetap Nasrani hingga Utsman yang sebagai khalifah terbunuh. Doakan saja mereka yang sudah menjadi suami istri itu tetap berbahagia, harmonis, meski terjadi perbedaan agama --baik berbeda sebelum menikah maupun setelah terjadi pernikahan. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, August 24, 2009 7:54 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama yasernya keburu dut sih. kalo enggak kita bisa belajar dari apa yg bakalan terjadi di antara mereka. suha tawil masih kristen kan sampai sekarang ? 2009/8/25 firman wiwaha : > > > Kalo kayak Yasser Arafat dengan istrinya itu gossip atau kenyataan? > >> From: Ari Condro >> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama >> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com >> Date: Tuesday, August 25, 2009, 9:43 AM > >> lho awalnya agamanya sama. kan >> istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. >> cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya >> pindah agama. >> >> >> >> 2009/8/25 Abdul Muiz : >> > >> > >> > 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. >> > 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan >> menikah beda agama, maka >> > tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan >> negatifnya. Termasuk >> > dampak emosi dan spiritualnya. >> > 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih >> terus kalau dipertahankan >> > sementara kalau berpisah masih cinta dan berat >> berpisah. Sebaiknya menempuh >> > jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang >> dihasilkan mantab. >> > >> > Salam >> > Abdul Mu'iz >> > >> > --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro >> menulis: >> > >> > Dari: Ari Condro >> > Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda >> Agama >> > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com >> > Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM >> > >> > >> > >> > kalau udah terlanjur, gimana ? >> > >> > cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) >> > >> > 2009/8/25 muizof : >> > >> >> >> > >> >> >> > >> >> Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan >> beda agama, berikut ada >> > >> >> tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan >> : >> > >> >> >> > >> >> Salam >> > >> >> Abdul Mu'iz >> > >> >> >> > >> >> Pernikahan Beda Agama >> > >> >> Ditulis oleh Komaruddin Hidayat >> > >> >> Jumat, 01 Mei 2009 14:46 >> > >> >> >> > >> >> TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan >> teologis, apakah pernikahan >> > >> >> beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan >> sekadar menyajikan >> >> catatan >> > >> >> psikologis problem yang muncul dari pasangan >> suami-istri yang berbeda >> >> agama. >> > >> >> >> > >> >> Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar >> berkonsultasi mengenai >> > >> >> kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi >> problem akibat perbedaan >> > >> >> keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada >> anak-anak mereka. Ada juga >> > >> >> yang datang dengan status masih berpacaran dan >> bersiap memasuki jenjang >> > >> >> pernikahan. >> > >> >> >> > >> >> Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga >> yang telah dibina >> >> belasan >> > >> >> tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, >> akibat perbedaan agama. >> > >> >> Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, >> > >> >> perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh >> cinta. Tetapi >> >> lama-kelamaan >> > >> >> ternyata jarak itu tetap saja menganga. >> > >> >> >> > >> >> Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang >> beragama Islam) pergi umrah >> >> atau &
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
wah, iya yah, kemarin aku nanya solusi. :)) gimana bisa kasih solusi, kalau penyebabnya gak tahu, dan gak ada masalah. so, dibiarkan saja ? percaya pada aktor pelakunya sendiri adalah jalan terbaik ? kalau memang mbak lina berpendapat seperti itu, yah, sama seperti yang saya lakukan sekarang donk. cuman saya khawatir salah aja. ntar dianggap membiarkan teman. hehehe ... :)) 2009/8/26 linadahlan : > > > Ya udah kalo gitu gak usah nanya solusi dah. Biar mereka sendiri yang nemuin > solusinya yak. Semoga. > > Wassalam,
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
istri nabi juga ada yang kristen, ada juga yang yahudi. 2009/8/26 sunny : > > > Benar, isteri Yasser Arafat beragama Kristen. > > - Original Message - > From: firman wiwaha > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Tuesday, August 25, 2009 3:52 AM > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama > > Kalo kayak Yasser Arafat dengan istrinya itu gossip atau kenyataan? > >> From: Ari Condro >> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama >> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com >> Date: Tuesday, August 25, 2009, 9:43 AM >> lho awalnya agamanya sama. kan >> istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. >> cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya >> pindah agama. >> >> >> >> 2009/8/25 Abdul Muiz : >> > >> > >> > 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. >> > 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan >> menikah beda agama, maka >> > tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan >> negatifnya. Termasuk >> > dampak emosi dan spiritualnya. >> > 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih >> terus kalau dipertahankan >> > sementara kalau berpisah masih cinta dan berat >> berpisah. Sebaiknya menempuh >> > jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang >> dihasilkan mantab. >> > >> > Salam >> > Abdul Mu'iz >> > >> > --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro >> menulis: >> > >> > Dari: Ari Condro >> > Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda >> Agama >> > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com >> > Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM >> > >> > >> > >> > kalau udah terlanjur, gimana ? >> > >> > cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) >> > >> > 2009/8/25 muizof : >> > >> >> >> > >> >> >> > >> >> Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan >> beda agama, berikut ada >> > >> >> tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan >> : >> > >> >> >> > >> >> Salam >> > >> >> Abdul Mu'iz >> > >> >> >> > >> >> Pernikahan Beda Agama >> > >> >> Ditulis oleh Komaruddin Hidayat >> > >> >> Jumat, 01 Mei 2009 14:46 >> > >> >> >> > >> >> TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan >> teologis, apakah pernikahan >> > >> >> beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan >> sekadar menyajikan >> >> catatan >> > >> >> psikologis problem yang muncul dari pasangan >> suami-istri yang berbeda >> >> agama. >> > >> >> >> > >> >> Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar >> berkonsultasi mengenai >> > >> >> kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi >> problem akibat perbedaan >> > >> >> keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada >> anak-anak mereka. Ada juga >> > >> >> yang datang dengan status masih berpacaran dan >> bersiap memasuki jenjang >> > >> >> pernikahan. >> > >> >> >> > >> >> Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga >> yang telah dibina >> >> belasan >> > >> >> tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, >> akibat perbedaan agama. >> > >> >> Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, >> > >> >> perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh >> cinta. Tetapi >> >> lama-kelamaan >> > >> >> ternyata jarak itu tetap saja menganga. >> > >> >> >> > >> >> Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang >> beragama Islam) pergi umrah >> >> atau >> > >> >> haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan >> anak-anaknya bisa ikut >> > >> >> bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri >> dan >> > >> >> anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah >> satu kebahagiaan seorang >> > >> >> ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah >> bersama anak istri. >> > >> >> >> > >> >> Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah >> puasa menjadi perekat >> >> batin >> > >> >> kehidupan k
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Benar, isteri Yasser Arafat beragama Kristen. - Original Message - From: firman wiwaha To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 25, 2009 3:52 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kalo kayak Yasser Arafat dengan istrinya itu gossip atau kenyataan? > From: Ari Condro > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Date: Tuesday, August 25, 2009, 9:43 AM > lho awalnya agamanya sama. kan > istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. > cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya > pindah agama. > > > > 2009/8/25 Abdul Muiz : > > > > > > 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. > > 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan > menikah beda agama, maka > > tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan > negatifnya. Termasuk > > dampak emosi dan spiritualnya. > > 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih > terus kalau dipertahankan > > sementara kalau berpisah masih cinta dan berat > berpisah. Sebaiknya menempuh > > jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang > dihasilkan mantab. > > > > Salam > > Abdul Mu'iz > > > > --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro > menulis: > > > > Dari: Ari Condro > > Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda > Agama > > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM > > > > > > > > kalau udah terlanjur, gimana ? > > > > cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) > > > > 2009/8/25 muizof : > > > >> > > > >> > > > >> Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan > beda agama, berikut ada > > > >> tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan > : > > > >> > > > >> Salam > > > >> Abdul Mu'iz > > > >> > > > >> Pernikahan Beda Agama > > > >> Ditulis oleh Komaruddin Hidayat > > > >> Jumat, 01 Mei 2009 14:46 > > > >> > > > >> TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan > teologis, apakah pernikahan > > > >> beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan > sekadar menyajikan > >> catatan > > > >> psikologis problem yang muncul dari pasangan > suami-istri yang berbeda > >> agama. > > > >> > > > >> Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar > berkonsultasi mengenai > > > >> kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi > problem akibat perbedaan > > > >> keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada > anak-anak mereka. Ada juga > > > >> yang datang dengan status masih berpacaran dan > bersiap memasuki jenjang > > > >> pernikahan. > > > >> > > > >> Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga > yang telah dibina > >> belasan > > > >> tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, > akibat perbedaan agama. > > > >> Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, > > > >> perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh > cinta. Tetapi > >> lama-kelamaan > > > >> ternyata jarak itu tetap saja menganga. > > > >> > > > >> Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang > beragama Islam) pergi umrah > >> atau > > > >> haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan > anak-anaknya bisa ikut > > > >> bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri > dan > > > >> anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah > satu kebahagiaan seorang > > > >> ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah > bersama anak istri. > > > >> > > > >> Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah > puasa menjadi perekat > >> batin > > > >> kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit > terpenuhi ketika > >> pasangannya > > > >> berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan > beragama Kristen misalnya, > > > >> pasti akan merasakan hal yang sama, betapa > indahnya melakukan kebaktikan > >> di > > > >> gereja bersanding dengan suami. Namun itu hany
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
gimana yah, rumah tangga orang gitu lho. lagian mereka di jogja. susah kali ketemunya :)) makanya kalo pake acara dipaksa paksa kan ane malah yg bete. halah ! 2009/8/25 linadahlan : > > > Pan katanye mo cari solusi? yaaa..kudu di cari tau dulu kenapa > kenapanya...:-)) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro wrote: >> >> lha kok jadi nyuruh nyuruh gitu. >> malah resisten, jadi males nih, hahaha :)) >> >> >> >> >> >> 2009/8/25 linadahlan : >> > >> > >> > Ya sama aje. Cari tau kenape tuh bini kembali ke asal. >> > >> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro wrote: >> >> >> >> yg mualaf tuh ceweknya. >> >> kalo yg cowok asli muslim dari sononya, >> >> namanya aja pake muhammad. >> >> >> >> >> >> >> >> 2009/8/25 linadahlan : >> >> > >> >> > >> >> > Bergantung gimana si istri mikirnya/sanggupnya deh. >> >> > >> >> > Kalo gw seh, gw cari tau knp neh laki gw yang mualaf balik ke agama >> >> > asal. >> >> > >> >> > wassalam, >> >> > >> >> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro wrote: >> >> >> >> >> >> nah, terus solusinya gimana buat yg nikah sama mualaf. tapi si >> >> >> mualaf >> >> >> belakangan balik ke agama asal. padahal udah punya anak dua. masa >> >> >> ditinggal gitu ajah. orang kan butuh kedamaian dan butuh bertanggung >> >> >> jawab. ayah yang baik gitu lho. >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> >> 2009/8/25 linadahlan : >> >> >> > >> >> >> > >> >> >> > >> >> >> > >> >> >> > >> >> >> > http://epaper.republika.co.id/berita/18566/Prof_Dr_Muhammad_Quraish_Shihab_Menikahlah_dengan_Mempertimbangkan_Agama >> >> >> > >> >> >> > Lantas, bagaimana pandangannya terhadap masalah khilafiyah seperti >> >> >> > menikah >> >> >> > beda agama? >> >> >> > >> >> >> > Pria yang hapal Alquran ini mengimbau agar melihat konteks suatu >> >> >> > ayat >> >> >> > saat >> >> >> > diturunkan. ''Dalam ayat yang membolehkan dan melarang nikah beda >> >> >> > agama, >> >> >> > kita harus jeli membaca latar belakang ayat tersebut turun. Bila >> >> >> > tidak, >> >> >> > kita >> >> >> > akan terjerumus dalam perdebatan masalah-masalah sepele yang hanya >> >> >> > menghabiskan energi saja,'' jelas Quraish. >> >> >> > >> >> >> > Selain aktif menulis dan berceramah, sejumlah jabatan penting juga >> >> >> > pernah ia >> >> >> > jalani, antara lain Menteri Agama, Duta Besar RI untuk Mesir, dan >> >> >> > Rektor >> >> >> > IAIN Jakarta kini Universitas Islam Negeri (UIN). Di tengah >> >> >> > kesibukannya >> >> >> > yang padat, doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir ini tetap >> >> >> > menyempatkan >> >> >> > menjawab berbagai pertanyaan dari pembaca Republika secara ajeg. >> >> >> > Kini, >> >> >> > pria >> >> >> > kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1946 ini sedang >> >> >> > menyelesaikan Tafsir Al Misbah sebanyak 30 juz yang sekarang telah >> >> >> > terbit 13 >> >> >> > volume. Dalam waktu dekat juga segera terbit dua bukunya, Bekal >> >> >> > Perjalanan >> >> >> > dan 40 Hadis Qudsi Pilihan. Berikut petikan wawancara dengannya >> >> >> > seputar >> >> >> > pernikahan beda agama. >> >> >> > >> >> >> > Pernyataan Nabi SAW menyebutkan ada tiga kriteria untuk >> >> >> > melangsungkan >> >> >> > pernikahan. Yaitu pilih materi, kecantikan, dan agama, maka >> >> >> > pilihlah >> >> >> > agamanya. Bisa Anda jelaskan hal ini? >> >> >> > Hadis itu menggambarkan ada orang yang dorongan kawinnya itu >> >> >> > harta, >> >> >> > ada >> >> >> > pula >> >> >> > dorongan karena kecantikannya. Kalau yang mengatakannya itu >> >> >> > penganjur >> >> >> > agama, >> >> >> > maka dia akan berkata, "fazfar bizaati diniha" (pilih agamanya). >> >> >> > Tapi >> >> >> > kalau >> >> >> > hal itu diucapkan oleh bukan penganjur agama, maka dia akan >> >> >> > mengatakan, >> >> >> > pilih saja hartanya atau kecantikannya. Saya dapat mengatakan >> >> >> > bahwa >> >> >> > hampir >> >> >> > semua yang kawin beda agama itu tidak menempatkan faktor dan nilai >> >> >> > agama >> >> >> > dalam pertimbangan utama tingkatan yang tinggi. Islam sudah >> >> >> > demikian >> >> >> > jelas, >> >> >> > menempatkan pertimbangan agama pada tingkatan tertinggi, melebihi >> >> >> > faktor-faktor lainnya. >> >> >> > >> >> >> > Anda tadi menegaskan, Islam tidak membolehkan nikah beda agama, >> >> >> > bila >> >> >> > pertimbangannya agama. Lantas bagaimana dengan ayat Alquran yang >> >> >> > membolehkan >> >> >> > pria Muslim menikahi wanita non-Islam? >> >> >> > Ayat itu harus dilihat dalam konteks ajaran agama ketika itu. >> >> >> > Kondisi >> >> >> > masyarakat saat itu yang dominan adalah lelaki Muslim bisa >> >> >> > mentoleransi >> >> >> > istrinya melaksanakan tuntunan agamanya yang Yahudi atau Nasrani. >> >> >> > Tetapi >> >> >> > lelaki yang non-Muslim, karena dia dominan, bisa jadi memaksanakan >> >> >> > istrinya >> >> >> > untuk keluar dari agamanya. >> >> >> > >> >> >> > Mengapa? >> >> >> > Antara lain karena non-Muslim tidak percaya Muhammad SAW itu nabi. >> >> >> > Akan >> >> >> > tetapi, seorang Musl
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Kawin sama agama belum tentu damai, tidak ada jaminan bahwa rumahtangga akan rukun, aman dan hidup sentosa. Tidak tipu-tipu isteri dan sebaliknya. Masalahnya sama denga kawain berbeda agama. Unsur utama tergantung pada kesadaran mereka untuk hidup sebagai manusia beradab nan rukun damai penuh kasih. Lain dari pada kibulan belaka! . - Original Message - From: monyongsexy To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 25, 2009 7:37 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Menurut saya, perkawinan beda agama yg sekarang sebaiknya dilarang. Perkawinan beda agama boleh dengan wanita ahli kitab. Artinya mereka tetap beriman pada Allah Swt dan mengikuti ajaran para Nabi terdahulu. Sedangkan agama-agama di luar Islam saat ini sulit untuk mencari ahli kitab, yg ada adalah kaum musyriq sebab mereka menyekutukan Allah. Menikah dgn orang musriq hukumnya haram. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro wrote: > > kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. > > cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan > agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, > jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada > mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) > > > > 2009/8/24 ritajkt : > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "monyongsexy" > > wrote: > >> > >> Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau > >> mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita > >> non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan > >> kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk > >> meninggalkan agamanya. > >> > >> Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti > >> itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah > >> dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak > >> laki. > >> > >> Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa > >> kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? > >> > > > > saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, > > walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta > > ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami > > menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan > > otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, > > perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut > > pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan > > sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) > > > > Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga > > terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? > > Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana > > ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan > > perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong > > yah? > > > > eng ing enggg :)) > > > > > > > > -- > salam, > Ari > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
lha kok jadi nyuruh nyuruh gitu. malah resisten, jadi males nih, hahaha :)) 2009/8/25 linadahlan : > > > Ya sama aje. Cari tau kenape tuh bini kembali ke asal. > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro wrote: >> >> yg mualaf tuh ceweknya. >> kalo yg cowok asli muslim dari sononya, >> namanya aja pake muhammad. >> >> >> >> 2009/8/25 linadahlan : >> > >> > >> > Bergantung gimana si istri mikirnya/sanggupnya deh. >> > >> > Kalo gw seh, gw cari tau knp neh laki gw yang mualaf balik ke agama >> > asal. >> > >> > wassalam, >> > >> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro wrote: >> >> >> >> nah, terus solusinya gimana buat yg nikah sama mualaf. tapi si mualaf >> >> belakangan balik ke agama asal. padahal udah punya anak dua. masa >> >> ditinggal gitu ajah. orang kan butuh kedamaian dan butuh bertanggung >> >> jawab. ayah yang baik gitu lho. >> >> >> >> >> >> >> >> 2009/8/25 linadahlan : >> >> > >> >> > >> >> > >> >> > >> >> > http://epaper.republika.co.id/berita/18566/Prof_Dr_Muhammad_Quraish_Shihab_Menikahlah_dengan_Mempertimbangkan_Agama >> >> > >> >> > Lantas, bagaimana pandangannya terhadap masalah khilafiyah seperti >> >> > menikah >> >> > beda agama? >> >> > >> >> > Pria yang hapal Alquran ini mengimbau agar melihat konteks suatu ayat >> >> > saat >> >> > diturunkan. ''Dalam ayat yang membolehkan dan melarang nikah beda >> >> > agama, >> >> > kita harus jeli membaca latar belakang ayat tersebut turun. Bila >> >> > tidak, >> >> > kita >> >> > akan terjerumus dalam perdebatan masalah-masalah sepele yang hanya >> >> > menghabiskan energi saja,'' jelas Quraish. >> >> > >> >> > Selain aktif menulis dan berceramah, sejumlah jabatan penting juga >> >> > pernah ia >> >> > jalani, antara lain Menteri Agama, Duta Besar RI untuk Mesir, dan >> >> > Rektor >> >> > IAIN Jakarta kini Universitas Islam Negeri (UIN). Di tengah >> >> > kesibukannya >> >> > yang padat, doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir ini tetap >> >> > menyempatkan >> >> > menjawab berbagai pertanyaan dari pembaca Republika secara ajeg. >> >> > Kini, >> >> > pria >> >> > kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1946 ini sedang >> >> > menyelesaikan Tafsir Al Misbah sebanyak 30 juz yang sekarang telah >> >> > terbit 13 >> >> > volume. Dalam waktu dekat juga segera terbit dua bukunya, Bekal >> >> > Perjalanan >> >> > dan 40 Hadis Qudsi Pilihan. Berikut petikan wawancara dengannya >> >> > seputar >> >> > pernikahan beda agama. >> >> > >> >> > Pernyataan Nabi SAW menyebutkan ada tiga kriteria untuk melangsungkan >> >> > pernikahan. Yaitu pilih materi, kecantikan, dan agama, maka pilihlah >> >> > agamanya. Bisa Anda jelaskan hal ini? >> >> > Hadis itu menggambarkan ada orang yang dorongan kawinnya itu harta, >> >> > ada >> >> > pula >> >> > dorongan karena kecantikannya. Kalau yang mengatakannya itu penganjur >> >> > agama, >> >> > maka dia akan berkata, "fazfar bizaati diniha" (pilih agamanya). Tapi >> >> > kalau >> >> > hal itu diucapkan oleh bukan penganjur agama, maka dia akan >> >> > mengatakan, >> >> > pilih saja hartanya atau kecantikannya. Saya dapat mengatakan bahwa >> >> > hampir >> >> > semua yang kawin beda agama itu tidak menempatkan faktor dan nilai >> >> > agama >> >> > dalam pertimbangan utama tingkatan yang tinggi. Islam sudah demikian >> >> > jelas, >> >> > menempatkan pertimbangan agama pada tingkatan tertinggi, melebihi >> >> > faktor-faktor lainnya. >> >> > >> >> > Anda tadi menegaskan, Islam tidak membolehkan nikah beda agama, bila >> >> > pertimbangannya agama. Lantas bagaimana dengan ayat Alquran yang >> >> > membolehkan >> >> > pria Muslim menikahi wanita non-Islam? >> >> > Ayat itu harus dilihat dalam konteks ajaran agama ketika itu. Kondisi >> >> > masyarakat saat itu yang dominan adalah lelaki Muslim bisa >> >> > mentoleransi >> >> > istrinya melaksanakan tuntunan agamanya yang Yahudi atau Nasrani. >> >> > Tetapi >> >> > lelaki yang non-Muslim, karena dia dominan, bisa jadi memaksanakan >> >> > istrinya >> >> > untuk keluar dari agamanya. >> >> > >> >> > Mengapa? >> >> > Antara lain karena non-Muslim tidak percaya Muhammad SAW itu nabi. >> >> > Akan >> >> > tetapi, seorang Muslim meskipun dia dominan, tetap percaya bahwa Isa >> >> > AS >> >> > adalah nabi, Musa AS itu nabi, dan dia percaya bahwa Islam itu >> >> > mentoleransi >> >> > setiap orang menjalankan agamanya masing-masing. Jadi Islam >> >> > membenarkan >> >> > Muslim (pria) menikahi non-Muslim (wanitanya). Sekarang ini, >> >> > seandainya >> >> > yang >> >> > lebih dominan itu Muslimahnya, laki-laki non-Muslimnya yang >> >> > minoritas, >> >> > bisa >> >> > nggak laki-laki itu dalam pertimbangan agamanya membenarkan Muslimah >> >> > menjalankan agamanya yang dianut tersebut? >> >> > Menurut agama si laki-laki itu kan tidak dibenarkan. Itu yang >> >> > pertama. >> >> > Sebaliknya, seandainya perempuan itu non-Muslim, dan laki-lakinya >> >> > Muslim, >> >> > tetapi kondisi sekarang ini menunjukkan bahwa perempuan bisa lebih >> >
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
wah, kalau motif di depan siapa yang bisa menilai. secara waktu mau menikah ndak pakai dipaksa paksa buat pindah agama kok. dan gak ada maksud tertentu juga buat nantinya bakalan balik kucing. cuman yah, setelah punya anak dua, udah kawin 5 tahunan, si istri yang mualaf itu merasa ada panggilan dan lebih penuju ke agama sebelumnya. * jangan jangan karena sumpek liat banyak berita teroris, maklum tinggalnya di jogja * bberapa teman lain, mostly yg dari tni atau polri ada juga yg ketika kawin istrinya dulu bukan muslim. ada yg katolik, ada yg hindu. tapi ketika dah convert, jadi mualaf, yah ikut agama suami. dan sampai sekarang istri mereka masih muslim. yah, kalo teman saya yg istrinya terus balik ke agama asal, perkecualian atau kewajaran aja kali yah. soale gak isa dibikin statisktiknya. secara ada yg tetap stay di agama baru (malah saya tahu ada tiga), tapi ada juga (satu doang yg saya tahu) balik ke agama asal. dan balik ke agama asal itu murni karena pertimbangan pribadi. setelah melalui pemikiran mendalam. dan gak ujug ujug secara temperamental. 2009/8/25 Abdul Muiz : > > > ternyata motive menikah seagama itu tidak selalu tulus, start awalnya mau > pindah agama, namun di tengah jalah balik lagi alias murtad. Ini kan jadi > kecele :). Yang saya maksud menikah seagama dan seiman itu yang bebas dari > motive lain bukan karena bersedia muallaf karena ada maksud tertentu. Namun > itulah dinamika manusia, kadang ada yang muallaf beneran alias tidak murtad > lagi ini tidak masalah. > > Salam > Abdul Mu'iz > > --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro menulis: > > Dari: Ari Condro > Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 9:43 AM > > > > lho awalnya agamanya sama. kan istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. > > cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya pindah agama. > > 2009/8/25 Abdul Muiz : > >> > >> > >> 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. > >> 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan menikah beda agama, >> maka > >> tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan negatifnya. Termasuk > >> dampak emosi dan spiritualnya. > >> 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih terus kalau >> dipertahankan > >> sementara kalau berpisah masih cinta dan berat berpisah. Sebaiknya >> menempuh > >> jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang dihasilkan mantab. > >> > >> Salam > >> Abdul Mu'iz > >> > >> --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro menulis: > >> > >> Dari: Ari Condro > >> Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama > >> Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com > >> Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM > >> > >> > >> > >> kalau udah terlanjur, gimana ? > >> > >> cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) > >> > >> 2009/8/25 muizof : > >> > >>> > >> > >>> > >> > >>> Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada > >> > >>> tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : > >> > >>> > >> > >>> Salam > >> > >>> Abdul Mu'iz > >> > >>> > >> > >>> Pernikahan Beda Agama > >> > >>> Ditulis oleh Komaruddin Hidayat > >> > >>> Jumat, 01 Mei 2009 14:46 > >> > >>> > >> > >>> TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan > >> > >>> beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan > >>> catatan > >> > >>> psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda > >>> agama. > >> > >>> > >> > >>> Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai > >> > >>> kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan > >> > >>> keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga > >> > >>> yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang > >> > >>> pernikahan. > >> > >>> > >> > >>> Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina > >>> belasan > >> > >>> tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. > >> > >>> Pada mulanya, terutama sewaktu mas
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
keluarga teman saya sih, kalau kehidupans ehari hari yah aman aman aja. cuman sekarang beda agama gitu aja. temenku cuman merasa aneh, sekarang puasa dan sholat sendiri. tapi biasanya juga jarang jama'ah hahaha tapi overal sih sebenarnya gak ada masalah. kehidupan wajar, gak konflik atau apa. 2009/8/25 Dwi Soegardi : > > > 2009/8/24 ... Maya Purnomo ... : > >> Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg >> menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic >> agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan >> pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya >> kurang taat dalam beribadah. > > Saya kok meragukan asumsi ini. > Prinsip laki-laki boleh menikahi perempuan dari "golongan" (agama, > suku, ras, ...) lain itu, > dan tidak sebaliknya, > tidak hanya prinsip al-Maidah saja. > Misalnya perempuan suku A seringkali dipersulit untuk menikah dengan > laki-laki dari suku lainnya. > Tidak selalu pula disyaratkan punya basic yang kuat. > Survey membuktikan: > - anak-anak dari pasangan suami-istri nikah antar agama, sebagian > besar ikut agama ibunya. > > Kalau kalangan pemimpin agama dalam membuat aturan untuk umatnya > hanya berdasarkan menjaga kuantitas, atau bertujuan agar melalui > pernikahan calon suami/istri > salah satu pindah agama, dan menambah jumlah pengikut belaka, > serta melupakan tujuan pernikahan itu sendiri, > siap-siap saja kecele. > >> >> Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh >> menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur >> pernikahannya. >> >> Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan >> yg seringkali turun naik. >> >> >> >> Regards, >> >> ... Maya Purnami ... >> > > -- salam, Ari
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
ternyata motive menikah seagama itu tidak selalu tulus, start awalnya mau pindah agama, namun di tengah jalah balik lagi alias murtad. Ini kan jadi kecele :). Yang saya maksud menikah seagama dan seiman itu yang bebas dari motive lain bukan karena bersedia muallaf karena ada maksud tertentu. Namun itulah dinamika manusia, kadang ada yang muallaf beneran alias tidak murtad lagi ini tidak masalah. Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro menulis: Dari: Ari Condro Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 9:43 AM lho awalnya agamanya sama. kan istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya pindah agama. 2009/8/25 Abdul Muiz : > > > 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. > 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan menikah beda agama, maka > tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan negatifnya. Termasuk > dampak emosi dan spiritualnya. > 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih terus kalau dipertahankan > sementara kalau berpisah masih cinta dan berat berpisah. Sebaiknya menempuh > jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang dihasilkan mantab. > > Salam > Abdul Mu'iz > > --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro menulis: > > Dari: Ari Condro > Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama > Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com > Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM > > > > kalau udah terlanjur, gimana ? > > cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) > > 2009/8/25 muizof : > >> > >> > >> Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada > >> tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : > >> > >> Salam > >> Abdul Mu'iz > >> > >> Pernikahan Beda Agama > >> Ditulis oleh Komaruddin Hidayat > >> Jumat, 01 Mei 2009 14:46 > >> > >> TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan > >> beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan >> catatan > >> psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda >> agama. > >> > >> Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai > >> kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan > >> keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga > >> yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang > >> pernikahan. > >> > >> Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina >> belasan > >> tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. > >> Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, > >> perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi >> lama-kelamaan > >> ternyata jarak itu tetap saja menganga. > >> > >> Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah >> atau > >> haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut > >> bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan > >> anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang > >> ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. > >> > >> Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat >> batin > >> kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika >> pasangannya > >> berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, > >> pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan >> di > >> gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. > >> > >> Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama >> ibunya. > >> Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi >> pengetahuan > >> dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda > >> agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan > >> keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk >> meraih > >> kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting > >> terpelihara dan tumbuh. > >> > >> Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu >> ken
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
yg mualaf tuh ceweknya. kalo yg cowok asli muslim dari sononya, namanya aja pake muhammad. 2009/8/25 linadahlan : > > > Bergantung gimana si istri mikirnya/sanggupnya deh. > > Kalo gw seh, gw cari tau knp neh laki gw yang mualaf balik ke agama asal. > > wassalam, > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro wrote: >> >> nah, terus solusinya gimana buat yg nikah sama mualaf. tapi si mualaf >> belakangan balik ke agama asal. padahal udah punya anak dua. masa >> ditinggal gitu ajah. orang kan butuh kedamaian dan butuh bertanggung >> jawab. ayah yang baik gitu lho. >> >> >> >> 2009/8/25 linadahlan : >> > >> > >> > >> > http://epaper.republika.co.id/berita/18566/Prof_Dr_Muhammad_Quraish_Shihab_Menikahlah_dengan_Mempertimbangkan_Agama >> > >> > Lantas, bagaimana pandangannya terhadap masalah khilafiyah seperti >> > menikah >> > beda agama? >> > >> > Pria yang hapal Alquran ini mengimbau agar melihat konteks suatu ayat >> > saat >> > diturunkan. ''Dalam ayat yang membolehkan dan melarang nikah beda agama, >> > kita harus jeli membaca latar belakang ayat tersebut turun. Bila tidak, >> > kita >> > akan terjerumus dalam perdebatan masalah-masalah sepele yang hanya >> > menghabiskan energi saja,'' jelas Quraish. >> > >> > Selain aktif menulis dan berceramah, sejumlah jabatan penting juga >> > pernah ia >> > jalani, antara lain Menteri Agama, Duta Besar RI untuk Mesir, dan Rektor >> > IAIN Jakarta kini Universitas Islam Negeri (UIN). Di tengah kesibukannya >> > yang padat, doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir ini tetap >> > menyempatkan >> > menjawab berbagai pertanyaan dari pembaca Republika secara ajeg. Kini, >> > pria >> > kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1946 ini sedang >> > menyelesaikan Tafsir Al Misbah sebanyak 30 juz yang sekarang telah >> > terbit 13 >> > volume. Dalam waktu dekat juga segera terbit dua bukunya, Bekal >> > Perjalanan >> > dan 40 Hadis Qudsi Pilihan. Berikut petikan wawancara dengannya seputar >> > pernikahan beda agama. >> > >> > Pernyataan Nabi SAW menyebutkan ada tiga kriteria untuk melangsungkan >> > pernikahan. Yaitu pilih materi, kecantikan, dan agama, maka pilihlah >> > agamanya. Bisa Anda jelaskan hal ini? >> > Hadis itu menggambarkan ada orang yang dorongan kawinnya itu harta, ada >> > pula >> > dorongan karena kecantikannya. Kalau yang mengatakannya itu penganjur >> > agama, >> > maka dia akan berkata, "fazfar bizaati diniha" (pilih agamanya). Tapi >> > kalau >> > hal itu diucapkan oleh bukan penganjur agama, maka dia akan mengatakan, >> > pilih saja hartanya atau kecantikannya. Saya dapat mengatakan bahwa >> > hampir >> > semua yang kawin beda agama itu tidak menempatkan faktor dan nilai agama >> > dalam pertimbangan utama tingkatan yang tinggi. Islam sudah demikian >> > jelas, >> > menempatkan pertimbangan agama pada tingkatan tertinggi, melebihi >> > faktor-faktor lainnya. >> > >> > Anda tadi menegaskan, Islam tidak membolehkan nikah beda agama, bila >> > pertimbangannya agama. Lantas bagaimana dengan ayat Alquran yang >> > membolehkan >> > pria Muslim menikahi wanita non-Islam? >> > Ayat itu harus dilihat dalam konteks ajaran agama ketika itu. Kondisi >> > masyarakat saat itu yang dominan adalah lelaki Muslim bisa mentoleransi >> > istrinya melaksanakan tuntunan agamanya yang Yahudi atau Nasrani. Tetapi >> > lelaki yang non-Muslim, karena dia dominan, bisa jadi memaksanakan >> > istrinya >> > untuk keluar dari agamanya. >> > >> > Mengapa? >> > Antara lain karena non-Muslim tidak percaya Muhammad SAW itu nabi. Akan >> > tetapi, seorang Muslim meskipun dia dominan, tetap percaya bahwa Isa AS >> > adalah nabi, Musa AS itu nabi, dan dia percaya bahwa Islam itu >> > mentoleransi >> > setiap orang menjalankan agamanya masing-masing. Jadi Islam membenarkan >> > Muslim (pria) menikahi non-Muslim (wanitanya). Sekarang ini, seandainya >> > yang >> > lebih dominan itu Muslimahnya, laki-laki non-Muslimnya yang minoritas, >> > bisa >> > nggak laki-laki itu dalam pertimbangan agamanya membenarkan Muslimah >> > menjalankan agamanya yang dianut tersebut? >> > Menurut agama si laki-laki itu kan tidak dibenarkan. Itu yang pertama. >> > Sebaliknya, seandainya perempuan itu non-Muslim, dan laki-lakinya >> > Muslim, >> > tetapi kondisi sekarang ini menunjukkan bahwa perempuan bisa lebih >> > dominan, >> > maka hal itu terlarang secara syar'i (secara hukum Islam). >> > >> > Alasannya? >> > Ya, dia (kaum perempuan itu) bisa mempengaruhi suaminya, bisa >> > mempengaruhi >> > anak-anaknya, dan akan menjadi penentu yang kuat dalam kehidupan mereka. >> > >> > Apa bedanya bila yang dominan itu kaum laki-laki, toh dia (laki-laki) >> > itu >> > juga akan mempengaruhi, seperti yang dilakukan wanita bila mereka >> > mayoritas? >> > Inilah yang saya katakan tadi, pertimbangannya adalah pertimbangan >> > agama. >> > Iya toh? Saya ingin melangkah lebih jauh lagi. Bahwa hampir semua orang >> > yang >> > menikah beda agama dan budaya (agama apapun yang dianutnya) pada saat >> > anak-a
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
2009/8/24 ... Maya Purnomo ... : > Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg > menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic > agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria > dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya > kurang taat dalam beribadah. Saya kok meragukan asumsi ini. Prinsip laki-laki boleh menikahi perempuan dari "golongan" (agama, suku, ras, ...) lain itu, dan tidak sebaliknya, tidak hanya prinsip al-Maidah saja. Misalnya perempuan suku A seringkali dipersulit untuk menikah dengan laki-laki dari suku lainnya. Tidak selalu pula disyaratkan punya basic yang kuat. Survey membuktikan: - anak-anak dari pasangan suami-istri nikah antar agama, sebagian besar ikut agama ibunya. Kalau kalangan pemimpin agama dalam membuat aturan untuk umatnya hanya berdasarkan menjaga kuantitas, atau bertujuan agar melalui pernikahan calon suami/istri salah satu pindah agama, dan menambah jumlah pengikut belaka, serta melupakan tujuan pernikahan itu sendiri, siap-siap saja kecele. > > Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh > menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur > pernikahannya. > > Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg > seringkali turun naik. > > > > Regards, > > ... Maya Purnami ... >
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
cowoknya keluarga santri ceweknya juga baik baik, terdidik, dan mau ngikut masuk islam. buktinya dia bertahun tahun jadi mualaf, jadi muslimah yang baik. tapi suatu ketika ada panggilan, dan sang istri kembali ke agama sebelumnya. sementara mereka sudah punya anak. jadi ini konteksnya peda sama mbak maya purnomo. karena dua duanya muslim ketika menikah. bukan perkawinan beda agama. lagian nikah beda agama kan ilegal di indonesia. 2009/8/25 ... Maya Purnomo ... : > Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg > menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic > agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria > dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya > kurang taat dalam beribadah. > > Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh > menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur > pernikahannya. > > Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg > seringkali turun naik. > > > > Regards, > > ... Maya Purnami ... > > > > " Happiness is not having what you want. It is wanting what you have " > > > > Sent from my BoldBlackBerryŽ > powered by INDOSAT > > -Original Message----- > From: Ari Condro > > Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 > To: > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama > > > kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. > > cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan > agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, > jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada > mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) > > > > 2009/8/24 ritajkt : >> >> >> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "monyongsexy" >> wrote: >>> >>> Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau >>> mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita >>> non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan >>> kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk >>> meninggalkan agamanya. >>> >>> Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti >>> itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah >>> dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak >>> laki. >>> >>> Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa >>> kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? >>> >> >> saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, >> walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta >> ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami >> menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan >> otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, >> perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut >> pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan >> sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) >> >> Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga >> terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? >> Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana >> ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan >> perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong >> yah? >> >> eng ing enggg :)) >> >> > > > > -- > salam, > Ari > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > === > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com > > Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links > > > > -- salam, Ari
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Perkawinan beda agama memang mengandung resiko yg besar. Pria Muslim yg menikahi wanita ahlul kitab (Nasrani) adalah pria Muslim yang punya basic agama yg kuat. Pria yang mampu menjadi Imam bagi keluarganya. Jadi bukan pria dengan keterbatasan ilmu akan agamanya sendiri dan dalam kesehariaannya kurang taat dalam beribadah. Ketentuan ini tidak berlaku bagi wanita Muslim. Wanita Muslim tidak boleh menikah dengan Pria ahlul kitab. Dia akan d anggap berzina sepanjang umur pernikahannya. Sebaiknya pernikahan beda agama memang dihindari. Karna kondisi keimanan yg seringkali turun naik. Regards, ... Maya Purnami ... " Happiness is not having what you want. It is wanting what you have " Sent from my BoldBlackBerry® powered by INDOSAT -Original Message- From: Ari Condro Date: Mon, 24 Aug 2009 23:55:55 To: Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt : > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "monyongsexy" > wrote: >> >> Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau >> mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita >> non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan >> kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk >> meninggalkan agamanya. >> >> Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti >> itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah >> dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak >> laki. >> >> Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa >> kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? >> > > saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, > walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta > ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami > menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan > otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, > perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut > pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan > sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) > > Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga > terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? > Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana > ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan > perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong > yah? > > eng ing enggg :)) > > -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
nah, terus solusinya gimana buat yg nikah sama mualaf. tapi si mualaf belakangan balik ke agama asal. padahal udah punya anak dua. masa ditinggal gitu ajah. orang kan butuh kedamaian dan butuh bertanggung jawab. ayah yang baik gitu lho. 2009/8/25 linadahlan : > > > http://epaper.republika.co.id/berita/18566/Prof_Dr_Muhammad_Quraish_Shihab_Menikahlah_dengan_Mempertimbangkan_Agama > > Lantas, bagaimana pandangannya terhadap masalah khilafiyah seperti menikah > beda agama? > > Pria yang hapal Alquran ini mengimbau agar melihat konteks suatu ayat saat > diturunkan. ''Dalam ayat yang membolehkan dan melarang nikah beda agama, > kita harus jeli membaca latar belakang ayat tersebut turun. Bila tidak, kita > akan terjerumus dalam perdebatan masalah-masalah sepele yang hanya > menghabiskan energi saja,'' jelas Quraish. > > Selain aktif menulis dan berceramah, sejumlah jabatan penting juga pernah ia > jalani, antara lain Menteri Agama, Duta Besar RI untuk Mesir, dan Rektor > IAIN Jakarta kini Universitas Islam Negeri (UIN). Di tengah kesibukannya > yang padat, doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir ini tetap menyempatkan > menjawab berbagai pertanyaan dari pembaca Republika secara ajeg. Kini, pria > kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1946 ini sedang > menyelesaikan Tafsir Al Misbah sebanyak 30 juz yang sekarang telah terbit 13 > volume. Dalam waktu dekat juga segera terbit dua bukunya, Bekal Perjalanan > dan 40 Hadis Qudsi Pilihan. Berikut petikan wawancara dengannya seputar > pernikahan beda agama. > > Pernyataan Nabi SAW menyebutkan ada tiga kriteria untuk melangsungkan > pernikahan. Yaitu pilih materi, kecantikan, dan agama, maka pilihlah > agamanya. Bisa Anda jelaskan hal ini? > Hadis itu menggambarkan ada orang yang dorongan kawinnya itu harta, ada pula > dorongan karena kecantikannya. Kalau yang mengatakannya itu penganjur agama, > maka dia akan berkata, "fazfar bizaati diniha" (pilih agamanya). Tapi kalau > hal itu diucapkan oleh bukan penganjur agama, maka dia akan mengatakan, > pilih saja hartanya atau kecantikannya. Saya dapat mengatakan bahwa hampir > semua yang kawin beda agama itu tidak menempatkan faktor dan nilai agama > dalam pertimbangan utama tingkatan yang tinggi. Islam sudah demikian jelas, > menempatkan pertimbangan agama pada tingkatan tertinggi, melebihi > faktor-faktor lainnya. > > Anda tadi menegaskan, Islam tidak membolehkan nikah beda agama, bila > pertimbangannya agama. Lantas bagaimana dengan ayat Alquran yang membolehkan > pria Muslim menikahi wanita non-Islam? > Ayat itu harus dilihat dalam konteks ajaran agama ketika itu. Kondisi > masyarakat saat itu yang dominan adalah lelaki Muslim bisa mentoleransi > istrinya melaksanakan tuntunan agamanya yang Yahudi atau Nasrani. Tetapi > lelaki yang non-Muslim, karena dia dominan, bisa jadi memaksanakan istrinya > untuk keluar dari agamanya. > > Mengapa? > Antara lain karena non-Muslim tidak percaya Muhammad SAW itu nabi. Akan > tetapi, seorang Muslim meskipun dia dominan, tetap percaya bahwa Isa AS > adalah nabi, Musa AS itu nabi, dan dia percaya bahwa Islam itu mentoleransi > setiap orang menjalankan agamanya masing-masing. Jadi Islam membenarkan > Muslim (pria) menikahi non-Muslim (wanitanya). Sekarang ini, seandainya yang > lebih dominan itu Muslimahnya, laki-laki non-Muslimnya yang minoritas, bisa > nggak laki-laki itu dalam pertimbangan agamanya membenarkan Muslimah > menjalankan agamanya yang dianut tersebut? > Menurut agama si laki-laki itu kan tidak dibenarkan. Itu yang pertama. > Sebaliknya, seandainya perempuan itu non-Muslim, dan laki-lakinya Muslim, > tetapi kondisi sekarang ini menunjukkan bahwa perempuan bisa lebih dominan, > maka hal itu terlarang secara syar'i (secara hukum Islam). > > Alasannya? > Ya, dia (kaum perempuan itu) bisa mempengaruhi suaminya, bisa mempengaruhi > anak-anaknya, dan akan menjadi penentu yang kuat dalam kehidupan mereka. > > Apa bedanya bila yang dominan itu kaum laki-laki, toh dia (laki-laki) itu > juga akan mempengaruhi, seperti yang dilakukan wanita bila mereka mayoritas? > Inilah yang saya katakan tadi, pertimbangannya adalah pertimbangan agama. > Iya toh? Saya ingin melangkah lebih jauh lagi. Bahwa hampir semua orang yang > menikah beda agama dan budaya (agama apapun yang dianutnya) pada saat > anak-anaknya lahir dan dewasa mengalami kebingungan yang luar biasa. Itu > anak mau dididik dan dibimbing dalam agama apa, serba dilematis. > Jangan-jangan, sudahlah tidak usah beragama saja. > > Pada posisi seperti inilah, mereka mengalami semacam split personality, > keterbelahan jiwa. Ini amat berbahaya bagi masa depan anak-anak tersebut. > Karena itu, kalau orang yang mau menikah itu menjadikan nilai agama sebagai > pertimbangan yang pertama dan utama, maka orang itu tak akan kawin. Orang > Kristen tidak akan nikah dengan Muslimah, sebaliknya orang Islam tak akan > menikah dengan non-Islam. > > Ada persoalan lain. Sebagian kalangan berpendapat, nikah beda agama untuk > menjaga dan m
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
yasernya keburu dut sih. kalo enggak kita bisa belajar dari apa yg bakalan terjadi di antara mereka. suha tawil masih kristen kan sampai sekarang ? 2009/8/25 firman wiwaha : > > > Kalo kayak Yasser Arafat dengan istrinya itu gossip atau kenyataan? > >> From: Ari Condro >> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama >> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com >> Date: Tuesday, August 25, 2009, 9:43 AM > >> lho awalnya agamanya sama. kan >> istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. >> cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya >> pindah agama. >> >> >> >> 2009/8/25 Abdul Muiz : >> > >> > >> > 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. >> > 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan >> menikah beda agama, maka >> > tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan >> negatifnya. Termasuk >> > dampak emosi dan spiritualnya. >> > 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih >> terus kalau dipertahankan >> > sementara kalau berpisah masih cinta dan berat >> berpisah. Sebaiknya menempuh >> > jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang >> dihasilkan mantab. >> > >> > Salam >> > Abdul Mu'iz >> > >> > --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro >> menulis: >> > >> > Dari: Ari Condro >> > Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda >> Agama >> > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com >> > Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM >> > >> > >> > >> > kalau udah terlanjur, gimana ? >> > >> > cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) >> > >> > 2009/8/25 muizof : >> > >> >> >> > >> >> >> > >> >> Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan >> beda agama, berikut ada >> > >> >> tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan >> : >> > >> >> >> > >> >> Salam >> > >> >> Abdul Mu'iz >> > >> >> >> > >> >> Pernikahan Beda Agama >> > >> >> Ditulis oleh Komaruddin Hidayat >> > >> >> Jumat, 01 Mei 2009 14:46 >> > >> >> >> > >> >> TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan >> teologis, apakah pernikahan >> > >> >> beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan >> sekadar menyajikan >> >> catatan >> > >> >> psikologis problem yang muncul dari pasangan >> suami-istri yang berbeda >> >> agama. >> > >> >> >> > >> >> Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar >> berkonsultasi mengenai >> > >> >> kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi >> problem akibat perbedaan >> > >> >> keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada >> anak-anak mereka. Ada juga >> > >> >> yang datang dengan status masih berpacaran dan >> bersiap memasuki jenjang >> > >> >> pernikahan. >> > >> >> >> > >> >> Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga >> yang telah dibina >> >> belasan >> > >> >> tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, >> akibat perbedaan agama. >> > >> >> Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, >> > >> >> perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh >> cinta. Tetapi >> >> lama-kelamaan >> > >> >> ternyata jarak itu tetap saja menganga. >> > >> >> >> > >> >> Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang >> beragama Islam) pergi umrah >> >> atau >> > >> >> haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan >> anak-anaknya bisa ikut >> > >> >> bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri >> dan >> > >> >> anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah >> satu kebahagiaan seorang >> > >> >> ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah >> bersama anak istri. >> > >> >> >> > >> >> Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah >> puasa menjadi perekat >> >> batin >> > >> >> kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit >> terpenuhi ketika >> >> pasangannya >> > >> >> berbeda agama. Di sisi istrinya, yang keb
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
Kalo kayak Yasser Arafat dengan istrinya itu gossip atau kenyataan? > From: Ari Condro > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Date: Tuesday, August 25, 2009, 9:43 AM > lho awalnya agamanya sama. kan > istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. > cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya > pindah agama. > > > > 2009/8/25 Abdul Muiz : > > > > > > 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. > > 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan > menikah beda agama, maka > > tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan > negatifnya. Termasuk > > dampak emosi dan spiritualnya. > > 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih > terus kalau dipertahankan > > sementara kalau berpisah masih cinta dan berat > berpisah. Sebaiknya menempuh > > jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang > dihasilkan mantab. > > > > Salam > > Abdul Mu'iz > > > > --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro > menulis: > > > > Dari: Ari Condro > > Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda > Agama > > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM > > > > > > > > kalau udah terlanjur, gimana ? > > > > cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) > > > > 2009/8/25 muizof : > > > >> > > > >> > > > >> Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan > beda agama, berikut ada > > > >> tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan > : > > > >> > > > >> Salam > > > >> Abdul Mu'iz > > > >> > > > >> Pernikahan Beda Agama > > > >> Ditulis oleh Komaruddin Hidayat > > > >> Jumat, 01 Mei 2009 14:46 > > > >> > > > >> TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan > teologis, apakah pernikahan > > > >> beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan > sekadar menyajikan > >> catatan > > > >> psikologis problem yang muncul dari pasangan > suami-istri yang berbeda > >> agama. > > > >> > > > >> Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar > berkonsultasi mengenai > > > >> kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi > problem akibat perbedaan > > > >> keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada > anak-anak mereka. Ada juga > > > >> yang datang dengan status masih berpacaran dan > bersiap memasuki jenjang > > > >> pernikahan. > > > >> > > > >> Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga > yang telah dibina > >> belasan > > > >> tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, > akibat perbedaan agama. > > > >> Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, > > > >> perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh > cinta. Tetapi > >> lama-kelamaan > > > >> ternyata jarak itu tetap saja menganga. > > > >> > > > >> Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang > beragama Islam) pergi umrah > >> atau > > > >> haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan > anak-anaknya bisa ikut > > > >> bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri > dan > > > >> anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah > satu kebahagiaan seorang > > > >> ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah > bersama anak istri. > > > >> > > > >> Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah > puasa menjadi perekat > >> batin > > > >> kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit > terpenuhi ketika > >> pasangannya > > > >> berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan > beragama Kristen misalnya, > > > >> pasti akan merasakan hal yang sama, betapa > indahnya melakukan kebaktikan > >> di > > > >> gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya > keinginan belaka. > > > >> > > > >> Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena > anak-anaknya ikut agama > >> ibunya. > > > >> Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika > ingin berbagi > >> pengetahuan > > > >> dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin > plural ini pernikahan beda > > > >> agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas > dari persoalan teologis dan > > > >> keyakinan agama, perlu diinga
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
lho awalnya agamanya sama. kan istrinya jadi mualaf, udah seiman dong. cuman di tengah jalan, setelah 5 tahun kawin, istrinya pindah agama. 2009/8/25 Abdul Muiz : > > > 1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. > 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan menikah beda agama, maka > tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan negatifnya. Termasuk > dampak emosi dan spiritualnya. > 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih terus kalau dipertahankan > sementara kalau berpisah masih cinta dan berat berpisah. Sebaiknya menempuh > jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang dihasilkan mantab. > > Salam > Abdul Mu'iz > > --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro menulis: > > Dari: Ari Condro > Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM > > > > kalau udah terlanjur, gimana ? > > cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) > > 2009/8/25 muizof : > >> > >> > >> Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada > >> tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : > >> > >> Salam > >> Abdul Mu'iz > >> > >> Pernikahan Beda Agama > >> Ditulis oleh Komaruddin Hidayat > >> Jumat, 01 Mei 2009 14:46 > >> > >> TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan > >> beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan >> catatan > >> psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda >> agama. > >> > >> Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai > >> kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan > >> keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga > >> yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang > >> pernikahan. > >> > >> Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina >> belasan > >> tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. > >> Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, > >> perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi >> lama-kelamaan > >> ternyata jarak itu tetap saja menganga. > >> > >> Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah >> atau > >> haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut > >> bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan > >> anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang > >> ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. > >> > >> Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat >> batin > >> kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika >> pasangannya > >> berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, > >> pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan >> di > >> gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. > >> > >> Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama >> ibunya. > >> Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi >> pengetahuan > >> dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda > >> agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan > >> keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk >> meraih > >> kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting > >> terpelihara dan tumbuh. > >> > >> Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu >> keniscayaan. > >> Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan kelas sosial, perbedaan >> pendidikan, > >> semuanya itu hal yang wajar selama keduanya > >> saling menerima dan saling melengkapi. > >> > >> Namun, untuk kehidupan keluarga di Indonesia, perbedaan agama menjadi > >> krusial karena peristiwa akad nikah tidak saja mempertemukan suami-istri, > >> melainkan juga keluarga besarnya. Jadi perlu dipikirkan matangmatang >> ketika > >> perbedaan itu mengenai keyakinan agama.Problem itu semakin terasa terutama > >> ketika sebuah pasangan beda agama telah memiliki anak. > >> > >> Orang tua biasanya berebut pengaruh agar anaknya mengikuti agama yang > >> diyakininya. Kalau ayahnya Is
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
1. yang ideal tentulah menikah seagama atau seiman. 2. karena sesuatu hal seseorang mengambil keputusan menikah beda agama, maka tinggal menimbang dan memprediksi dampak positif dan negatifnya. Termasuk dampak emosi dan spiritualnya. 3. setiap keputusan pasti mengandung resiko, Sedih terus kalau dipertahankan sementara kalau berpisah masih cinta dan berat berpisah. Sebaiknya menempuh jalur shalat istkharah berkali-kali agar decision yang dihasilkan mantab. Salam Abdul Mu'iz --- Pada Sel, 25/8/09, Ari Condro menulis: Dari: Ari Condro Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 25 Agustus, 2009, 8:25 AM kalau udah terlanjur, gimana ? cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) 2009/8/25 muizof : > > > Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada > tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : > > Salam > Abdul Mu'iz > > Pernikahan Beda Agama > Ditulis oleh Komaruddin Hidayat > Jumat, 01 Mei 2009 14:46 > > TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan > beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan > psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. > > Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai > kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan > keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga > yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang > pernikahan. > > Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan > tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. > Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, > perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan > ternyata jarak itu tetap saja menganga. > > Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau > haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut > bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan > anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang > ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. > > Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin > kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya > berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, > pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di > gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. > > Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. > Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan > dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda > agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan > keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih > kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting > terpelihara dan tumbuh. > > Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu keniscayaan. > Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan kelas sosial, perbedaan pendidikan, > semuanya itu hal yang wajar selama keduanya > saling menerima dan saling melengkapi. > > Namun, untuk kehidupan keluarga di Indonesia, perbedaan agama menjadi > krusial karena peristiwa akad nikah tidak saja mempertemukan suami-istri, > melainkan juga keluarga besarnya. Jadi perlu dipikirkan matangmatang ketika > perbedaan itu mengenai keyakinan agama.Problem itu semakin terasa terutama > ketika sebuah pasangan beda agama telah memiliki anak. > > Orang tua biasanya berebut pengaruh agar anaknya mengikuti agama yang > diyakininya. Kalau ayahnya Islam, dia ingin anaknya menjadi muslim. Kalau > ibunya Kristen dia ingin anaknya memeluk Kristen. Anak yang mestinya menjadi > perekat orang tua sebagai suami-isteri, kadang kala menjadi sumber > perselisihan. Orang tua saling berebut menanamkan pengaruh masing-masing. > Mengapa agama menjadi persoalan? > > Karena agama ibarat pakaian yang digunakan seumur hidup. Spirit, keyakinan, > dan tradisi agama senantiasa melekat pada setiap individu yang > beragama,termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Di sana terdapat > ritual-ritual keagamaan yang idealnya dijaga dan dilaksanakan secara > kolektif dalam kehidupan rumah tangga. Contohnya pelaksanaan salat berjamaah > dalam keluarga muslim, atau ritual berpuasa. Semua ini akan terasa indah dan > nyaman ketika dilakukan secara kompak oleh > seluruh keluarga. > &
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
kalau udah terlanjur, gimana ? cerai ? udah ada anak dua lho, jie hehehe :)) 2009/8/25 muizof : > > > Bagi yang bingung menyikapi fenomena pernikahan beda agama, berikut ada > tulisan menarik semoga bisa menjadi bahan renungan : > > Salam > Abdul Mu'iz > > Pernikahan Beda Agama > Ditulis oleh Komaruddin Hidayat > Jumat, 01 Mei 2009 14:46 > > TULISAN ini tidak hendak memasuki perdebatan teologis, apakah pernikahan > beda agama diperbolehkan ataukah tidak, melainkan sekadar menyajikan catatan > psikologis problem yang muncul dari pasangan suami-istri yang berbeda agama. > > Berulang kali saya kedatangan tamu yang sekadar berkonsultasi mengenai > kehidupan rumah tangga mereka yang menghadapi problem akibat perbedaan > keyakinan agama,yang kemudian berimbas kepada anak-anak mereka. Ada juga > yang datang dengan status masih berpacaran dan bersiap memasuki jenjang > pernikahan. > > Di antara kasus itu adalah memudarnya rumah tangga yang telah dibina belasan > tahun, namun semakin hari serasa semakin kering, akibat perbedaan agama. > Pada mulanya, terutama sewaktu masih pacaran, > perbedaan itu dianggap sepele, bisa diatasi oleh cinta. Tetapi lama-kelamaan > ternyata jarak itu tetap saja menganga. > > Bayangkan saja, ketika seorang suami (yang beragama Islam) pergi umrah atau > haji, adalah suatu kebahagiaan jika istri dan anak-anaknya bisa ikut > bersamanya. Tetapi alangkah sedihnya ketika istri dan > anak-anaknya lebih memilih pergi ke gereja. Salah satu kebahagiaan seorang > ayah muslim adalah menjadi imam salat berjamaah bersama anak istri. > > Begitu pun ketika Ramadhan tiba, suasana ibadah puasa menjadi perekat batin > kehidupan keluarga. Tetapi keinginan itu sulit terpenuhi ketika pasangannya > berbeda agama. Di sisi istrinya, yang kebetulan beragama Kristen misalnya, > pasti akan merasakan hal yang sama, betapa indahnya melakukan kebaktikan di > gereja bersanding dengan suami. Namun itu hanya keinginan belaka. > > Ada seorang ibu yang merasa beruntung karena anak-anaknya ikut agama ibunya. > Kondisi ini membuat ayahnya merasa kesepian ketika ingin berbagi pengetahuan > dan pengalaman beragama. Di zaman yang semakin plural ini pernikahan beda > agama kelihatannya semakin bertambah. Terlepas dari persoalan teologis dan > keyakinan agama, perlu diingat bahwa tujuan berumah tangga itu untuk meraih > kebahagiaan. Untuk itu kecocokan dan saling pengertian sangat penting > terpelihara dan tumbuh. > > Bahwa karakter suami dan istri masing-masing berbeda, itu suatu keniscayaan. > Misalnya saja perbedaan usia, perbedaan kelas sosial, perbedaan pendidikan, > semuanya itu hal yang wajar selama keduanya > saling menerima dan saling melengkapi. > > Namun, untuk kehidupan keluarga di Indonesia, perbedaan agama menjadi > krusial karena peristiwa akad nikah tidak saja mempertemukan suami-istri, > melainkan juga keluarga besarnya. Jadi perlu dipikirkan matangmatang ketika > perbedaan itu mengenai keyakinan agama.Problem itu semakin terasa terutama > ketika sebuah pasangan beda agama telah memiliki anak. > > Orang tua biasanya berebut pengaruh agar anaknya mengikuti agama yang > diyakininya. Kalau ayahnya Islam, dia ingin anaknya menjadi muslim. Kalau > ibunya Kristen dia ingin anaknya memeluk Kristen. Anak yang mestinya menjadi > perekat orang tua sebagai suami-isteri, kadang kala menjadi sumber > perselisihan. Orang tua saling berebut menanamkan pengaruh masing-masing. > Mengapa agama menjadi persoalan? > > Karena agama ibarat pakaian yang digunakan seumur hidup. Spirit, keyakinan, > dan tradisi agama senantiasa melekat pada setiap individu yang > beragama,termasuk dalam kehidupan rumah tangga. Di sana terdapat > ritual-ritual keagamaan yang idealnya dijaga dan dilaksanakan secara > kolektif dalam kehidupan rumah tangga. Contohnya pelaksanaan salat berjamaah > dalam keluarga muslim, atau ritual berpuasa. Semua ini akan terasa indah dan > nyaman ketika dilakukan secara kompak oleh > seluruh keluarga. > > Setelah salat berjamaah, seorang ayah yang bertindak sebagai imam lalu > menyampaikan kultum dan dialog, tukar-menukar pengalaman untuk memaknai > hidup. Suasana yang begitu indah dan religius itu sulit diwujudkan ketika > pasangan hidupnya berbeda agama. Kenikmatan berkeluarga ada yang hilang. > Jadi, sepanjang pengamatan saya, secara psikologis pernikahan beda agama > menyimpan masalah yang bisa menggerogoti kebahagiaan. Ini tidak berarti > pernikahan satu agama akan terbebas dari masalah. > > Namun perbedaan agama bagi kehidupan rumah tangga di Indonesia selalu > dipandang serius. Ada suatu kompetisi antara ayah dan ibu untuk memengaruhi > anak-anak sehingga anak jadi bingung. Namun ada juga yang malah menjadi > lebih dewasa dan kritis. > > Pasangan yang berbeda agama masing-masing akan berharap dan yakin suatu saat > pasangannya akan berpindah agama. Seorang teman bercerita, ada seorang suami > yang rajin salat, puasa, dan senantiasa berdoa agar istrinya yang beragama > Katolik mendapat hidayah sehingga menjadi mu
Re: [wanita-muslimah] Re: Perkawinan Beda Agama
kalo kisah teman saya rada lucu tapi miris juga. cowok muslim married sama cewek kristen. awalnya si cewek mau ikutan agama misoa, convert jadi muslim. ndilalah, pas udah punya anak dua, jalan 3 tahun perkawinan, si cewek balik ke kristen. si cowok rada mendelu juga sih, tapi gimana lagi. huahahaha ... :)) 2009/8/24 ritajkt : > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "monyongsexy" > wrote: >> >> Tadi pas sahur sambil mendengarkan Quraish Shihab di Metro. Beliau >> mengatakan kawin beda agama boleh hanya untuk Laki Muslim menikahi Wanita >> non-muslim alasannya Laki kadang memaksa bahkan mengancam, dikhawatirkan >> kalau Wanita muslim menikah dengan Laki Non-muslim nanti diancam untuk >> meninggalkan agamanya. >> >> Padahal saat ini banyak wanita ahli beladiri. Apakah kalau wanita seperti >> itu kalau non-muslim tidak boleh dinikahi atau kalau muslim boleh menikah >> dengan laki non-muslim? sebab dia jelas tidak akan takut diancam oleh pihak >> laki. >> >> Bahkan saat ini banyak suami takut istri. Apakah itu menunjukkan bahwa >> kawin antara wanita Muslim dengan laki non-muslim bisa dipertimbangkan? >> > > saya juga nonton Pak, dan jg punya pertanyaan yang kurang lebih sejenis, > walau berbeda sedikit. Yakni alasan dibolehkannya pria Muslim menikahi wanta > ahli kitab karena memakai konsruk sosial di jaman dahulu dimana suami > menjadi pemimpin keluarga dalam segala segi sehingga agama suami akan > otomatis diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Sedangkan di jaman sekarang, > perempuan sudah tidak se-dependen jaman dulu pada suaminya sehingga, menurut > pak Quraish, perkawinan pria Muslim dan nonMuslim jadi berbeda bobotnya (dan > sebaiknya dihindari, begitu kan tausiyahnya semalam ya Pak Mony yg seksi?) > > Lha nonton itu saya langsung pengen nanya, kalo gitu, hal yg sebaliknya juga > terjadi dong sama perempuan Muslimah dan calon suami yang lelaki non Muslim? > Karena di jaman ini perempuan sudah tidak sedependen pd suaminya sebagaimana > ditakutkan sebagai alasan pelarangan itu, maka tentunya alasan pelarangan > perkawinan muslimah dan lelaki non Muslim otomatis bisa ditinjau ulang dong > yah? > > eng ing enggg :)) > > -- salam, Ari