Re: [Keuangan] Pro rakyat ATAU pro pekerja?! (was: Outsourcing)

2008-05-06 Terurut Topik Agung Darmawan
itu sih resiko pengusaha, jangan mau enaknya aja donk kalau jadi pengusaha
tuh!.


2008/5/6 Amitz Sekali [EMAIL PROTECTED]:

   Kalau saya melihatnya lebih...kelam lagi. Saya melihat kalau gerakan
 pekerja (labor movement?) di Indonesia lebih cenderung _pro-pekerja_,
 BUKAN _pro-rakyat_, BUKAN juga _pro-pengangguran_.

 Tuntutan pesangon dan kebebasan untuk berdemonstrasi tanpa dipecat
 menyebabkan pengusaha lebih takut untuk merekrut pekerja baru saat
 sedang terjadi ekspansi usaha. Akhirnya kan yang dirugikan adalah
 rakyat yang masih belum dapat pekerjaan, yang diuntungkan adalah yang
 sudah bekerja.

 Dengan outsourcing, pengusaha bisa menambah kapasitas usaha tanpa
 dibebani oleh resiko pesangon saat permintaan menurun. Membatasi
 outsourcing sama dengan membuat penambahan kapasitas menjadi lebih
 beresiko. Pengusaha bisa jadi akhirnya memutuskan untuk tidak
 mempekerjakan orang baru daripada dibebani tuntutan pesangon.

 Dengan aturan pesangon sekarang, pengusaha mana coba yang tidak dengan
 sengaja menekan gaji serendah mungkin? Meskipun mungkin sebenarnya
 pengusaha tahu kalau tingkat gaji sekarang tidak layak, tapi kenaikan
 gaji itu akan melipatgandakan resiko pesangon.

 Resiko itu akhirnya merugikan pekerja juga. Gaji yang diterima pekerja
 pasti lebih tinggi daripada kalau aturan pesangon tidak seganas
 sekarang. Gaji yang sekarang ini terpaksa lebih rendah untuk
 mengantisipasi tuntutan pesangon.

 Ironisnya, nilai total pendapatan yang diterima pekerja dengan aturan
 pesangon yang ganas sekarang ini, baru bisa sama dengan nilai total
 pendapatan saat aturan pesangon lebih wajar, jika pesangon itu benar2
 didapatkan oleh pekerja. Akhirnya pekerja jadi punya insentif untuk
 mendapatkan pesangon agar nilai total pendapatan yang dia terima
 menjadi adil.

 Insentif untuk mendapatkan pesangon itu menyebabkan pekerja lebih suka
 dipecat, yang akhirnya mengakibatkan goncangan terhadap kapasitas
 produksi, yang akibatnya akan merembet ke mana-mana. Antisipasi akan
 pesangon ini menyebabkan keuangan menjadi bermasalah, apalagi kalau
 perusahaan sedang mengalami kesulitan.

 Kalau gerakan pekerja itu sungguh-sungguh pro-rakyat, yang
 diperjuangkan adalah fleksibilitas bekerja seperti tuntutan untuk
 flexi-time, bukan pesangon.

 Anyway, untuk bisa hidup sama layaknya dengan Rp.970.000 1-2 tahun,
 tahun ini mungkin perlu 1,3jt-1,5jt. Kenaikan yang 50% ini jauh lebih
 tinggi dibandingkan tahun-tahun lalu. Berapa coba kenaikan nilai
 pesangon yang harus diantisipasi..

  



[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] [oot] Vacancy - `Finance Staff

2008-05-06 Terurut Topik dailya vestarina

Globe  Media Group which runs businesses in Media Newspapers and Magazines,  
such as Investor Daily, Investor Magazines, Globe Asia Magazines, is  looking 
for potential personnel to build career in media business for  the following 
positions :
 
FINANCE  STAFF (FS)
Female, Bachelor degree, from accounting 
Minimum 1 year experience in Finance fields.
Preferable have experience in finance area: Receivable, Collection, and Bank 
Reconciliation 
Able to manage petty cash and make report for the cash flow
A team player, result oriented, proactive, self-motivated, dynamic, and multi 
tasking person
Possessing positive work attitudes, initiatives, and maturity in dealing with 
people
Able to work under pressure condition, diligent  can keep confidential  
  
Please Send Application Letter, CV, recent photograph
Put the code on the upper left corner of the envelope or subject email to :
 
HRD GLOBE MEDIA GROUP   
Graha Investor   
Jl. Padang No. 19 - 21 Manggarai  
Jakarta 12970  
or   
[EMAIL PROTECTED]  

Only short listed candidates will be   notified

 

  
   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-06 Terurut Topik UlleBoh
Ulasan Pak Dikky cukup menari.
Saya hanya ingin mengomentari perihal outsourcing yg ckup mengundang
antipati di negeri ini, kebetulan saya juga bekerja di perusahaan yang
mulai gemar melakukan outsourcing pada beberapa sub departement dalam
beberapa tahun terakhir ini.
Dimana tren ini mulai membuat gerah para pekerja sektor terkena imbas.
Mencermati tren saat ini, saya setuju dg pendapat pak Dikky bahwa
perusahaan yg tdk meng-antispasi kopetensi bisnis yang dijalankan akan
tergilas karena in efisiency dan salah satu jalan keluarnya ya
outsourcing.

sedangkan dari sisi si pekerja diperusahaan tsb, jelas tidak
menguntungkan, padahal bila kita bepikiran lebih luas, dengan tataran
seperti itu akan sama saja bagi komunitas suatu daerah karena dengan
berdiri nya perusahaan outsourcing maka tenaga kerja yang tdk terserap
disektor industri tsb akan terserap oleh sektor outsourcing.

CMIIW,

rgds,
zulfitra


On 4/30/08, Dikky Zulfikar [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Rekans, berikut ini adalah resensi buku tentang tokoh bisnis India yang
  sangat luar biasa. Semoga bermanfaat.



  Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

  HYPERLINK http://www.dikkyzulfikar.comwww.dikkyzulfikar.com



  Sudah lama saya penasaran dengan fenomena bisnis outsourcing di India.
  Seperti pernah diberitakan di Business Weeks, India adalah raja dalam hal
  bisnis outsourcing global. Perusahaan-perusahaan outsourcing India melayani
  dari pengembangan software sampai dengan menjadi call center untuk
  perusahaan-perusahaan global seperti Nokia, Prudential, dan Microsoft.



  Syukurlah saya mendapatkan buku tentang Azim Premji, yaitu seorang pemimpin
  bisnis outsourcing terbesar di India, Wipro. Selain Wipro, jawara bisnis
  outsourcing India lainnya adalah Infosys dan TCS.



  Buku ini sangat menarik, ia diberi judul Azim Premji, Bill Gates Muslim
  dari India. Buku ini berisi biografi sang pemimpin Wipro, Azim Premji, yang
  ditulis berdasarkan berbagai referensi seperti buku, majalah, website, dan
  berita. Sayangnya, penulis buku ini, Haris Priyatna, tidak sampai bisa
  berhubungan langsung dengan Azim Premji sehingga tidak bisa mendapatkan
  kesan dan pesan langsung dari Azim Premji, baik yang berhubungan dengan
  dirinya, maupun tentang hal lainnya.



  Wipro telah menjadi merek global dan perusahaan global yang beroperasi di
  berbagai negara termasuk di Eropa maupun Amerika. Karyawan Wipro di India
  sebanyak 61.000 orang, sedangkan di luar negeri mencapai 11.000 orang.
  Uniknya, Wipro adalah pabrik minyak goreng yang pada perjalanannya melakukan
  diversifikasi diberbagai bidang, termasuk bidang teknologi informasi.



  Dalam buku ini selain menceritakan tentang perjalanan sebuah pabrik minyak
  goreng menjadi perusahaan IT dan outsourcing global, banyak sekali
  pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik, baik terkait dengan kepemimpinan
  maupun manajemen.  Azim Premji sebagai pemimpin Wipro dikenal sebagai
  pemimpin yang sangat dihormati, bukan hanya karena keberhasilannya membangun
  Wipro, namun karena perannya dalam membangun watak dan nilai-nilai luhur
  pegawai Wipro, pebisnis, maupun masyarakat India dan dunia.



  Salah satu pelajaran yang saya ambil dari buku ini adalah keyakinan bahwa
  memegang teguh nilai-nilai etika adalah modal dasar membangun organisasi
  yang kuat dan professional.  Azim Premji telah membuktikan hal tersebut dan
  sangat menekankan etika di dalam seluruh aspek kehidupan. Seperti kita tahu,
  India adalah salah satu negara yang belum bebas dari lilitan korupsi dan
  nepotisme. Namun, Wipro mampu tampil berbeda, dengan tidak kompromi terhadap
  penegakan etika dan kejujuran. Wipro tidak takut kehilangan proyek karena
  harus menolak untuk mengorbankan nilai-nilainya. Pada akhirnya, Wipro justru
  lebih dihormati karena sikapnya tersebut. Bukan hanya itu, proyek demi
  proyek, penjualan demi penjualan akhirnya lebih memilih Wipro sebagai
  penyedia jasa/produknya.



  Saya berharap, saya tidak berhenti dapat mengambil pelajaran dari buku ini,
  dari Wipro, maupun dari Azim Premji. Saya yakin, Indonesia mampu melahirkan
  seorang atau lebih Azim Premji.



  Selamat membaca.



  Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India, Haris Priyatna, Mizania, Bandung,
  Desember 2007, 225 halaman



  Lihat juga nukilan buku ini di HYPERLINK
  http://www.dikkyzulfikar.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=90I
  temid=78http://www.dikkyzulfikar.com/index.php?option=com_contenttask=view
  id=90Itemid=78

  Prinsip bisnis Ajim Premji, SUNGGUH LUAR BIASA!!



  DZ





  No virus found in this outgoing message.
  Checked by AVG.
  Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date: 28/04/2008
  13:29




  No virus found in this outgoing message.
  Checked by AVG.
  Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date: 28/04/2008
  13:29



  [Non-text portions of this message have been removed]


  

  =

Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berb

2008-05-06 Terurut Topik Amitz Sekali
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

  
 Lalu so what kesenjangan sosial? Pemicu kerusuhan. Sekian opini dari
 saya.
  
 Salam,

Di antara kesenjangan sosial berikut ini, mana yang potensinya paling
besar memicu kerusuhan?
a. Banyak orang dapat pekerjaan tapi gajinya tidak mencukupi.
(konsekuensi dari aturan ketenagakerjaan yang lebih rasional).
b. Sedikit orang dapat pekerjaan tapi gajinya mencukupi. (best case
scenario dari aturan sekarang)
c. Sedikit orang dan pekerjaan dan gajinya tidak mencukupi (the most
likely scenario dari aturan yang sekarang).

Sekian juga opini dari saya.

Salam,




Re: Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berb

2008-05-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 04:52 PM 5/6/2008, you wrote:

--- In 
mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.comAhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com,
 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
  Lalu so what kesenjangan sosial? Pemicu kerusuhan. Sekian opini dari
  saya.
 
  Salam,

Di antara kesenjangan sosial berikut ini, mana yang potensinya paling
besar memicu kerusuhan?
a. Banyak orang dapat pekerjaan tapi gajinya tidak mencukupi.
(konsekuensi dari aturan ketenagakerjaan yang lebih rasional).
b. Sedikit orang dapat pekerjaan tapi gajinya mencukupi. (best case
scenario dari aturan sekarang)
c. Sedikit orang dan pekerjaan dan gajinya tidak mencukupi (the most
likely scenario dari aturan yang sekarang).

Sekian juga opini dari saya.


Hmmm... diskusi kita kok jadi semakin sempit dengan mengasumsikan 
bahwa segala sesuatunya bersifat statis.  Realita itu sendiri 
bersifat dinamis, dan manusia adalah mahluk yang adaptif (otherwise 
spesies ini sudah punah dari jaman dulu).

Gaji / upah adalah sesuatu yang relatif.
Orang Batak mengenal pepatah:  banyak bisa kurang - sedikit bisa cukup.

Rasanya itu masih berlaku. 



Re: Outsourcing (was: Re: [Keuangan] Azim Premji, Bill Gates Muslim dari India: Berbisnis dengan Etika

2008-05-06 Terurut Topik arianro pantun daud
Skill dalam arti bisa menghasilkan tidak linier dengan degree yang dipunya
dan menurut saya didapat bukan dari bangku sekolah. Jadi biaya sekolah
relatif sangat mahal dibanding hasil yang didapat. SPP gratis untuk
pendidikan yang ada sekarang ini hanyalah pemborosan. Sebaiknya lebih
dikembangkan pendidikan kejuruan formil/non formil disesuaikan dengan arah
pengembangan lapangan usaha ke depan.
===

On 5/6/08, Poltak Hotradero [EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya bisa membaca concern anda.
Dan itu juga concern saya.

Bargain kita rendah karena skill kita pun rendah.
When you only have peanuts - you can only get monkey.

Akar masalahnya terletak pada pendidikan dan ongkos-nya yang terlalu
mahal. Bukan dalam bentuk material seperti pembayaran SPP -- tetapi terkait
materinya yang bersifat indoktrinasi, pendekatan top-bottom, penciptaan
ketergantungan, kurikulum yang berjejal-jejal tapi tak berguna, tidak adanya
independensi, tidak adanya penghargaan terhadap inisiatif dan kreatifitas.

Sekolah kita lebih mirip pabrik ketimbang ruang belajar. Murid dicetak -
bukannya ditumbuhkan.

Orang Indonesia menghabiskan sedemikian banyak waktu dan pikiran - hanya
untuk belajar banyak hal yang kemudian tidak berarti apa-apa bagi orang yang
mempelajarinya. Buang-buang waktu. Buang-buang pikiran. Buang-buang uang.
(Dan akhirnya tetap saja tidak kompetitif). Ada yang berani membantah?

Kalau mengikuti apa yang pernah dikerjakan Paolo Freire - bahwa orang bisa
membaca menulis dan berhitung sederhana hanya dalam hitungan 6 bulan -- maka
jelas terasa bahwa pendidikan di Indonesia secara sengaja
disulit-sulitkan...

Dan ketika kemudian ada orang yang merasa solusi-nya adalah dengan
menggratiskan SPP -- saya melihatnya seperti orang sakit paru-paru diberi
obat panu

Apakah pemerintah peduli? Tentu saja tidak. Dan itu sebabnya mengapa saya
tidak pernah bisa mempercayakan diri pada lembaga bernama pemerintah.


[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Outsourcing

2008-05-06 Terurut Topik Amitz Sekali
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, arianro pantun daud
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sering terjadi distosi antara upah dan tanggung jawab. Contoh:
seorang sales
 harus mencari customer dengan gaji UMR tetapi dalam upayanya sales
tsb harus
 memiliki kendaraan, telepon dan biaya tlp yang ditanggung sendiri, dst.

Dari pengalaman saya, akhirnya perusahaan yang menggaji salesnya
terlalu rendah tanpa diimbangi competitive advantage lain, tidak akan
maju. Kalaupun dia punya keunggulan non-kepegawaian yang lain, akan
ada satu batasan perkembangan usaha yang tidak akan bisa ditembus
tanpa mengelola pegawainya dengan baik.

Mengenai kenyataan bahwa pasaran di Indonesia gajinya rendah, ya
meskipun sedih tapi entah mau bagaimana lagi. Itu kenyataan yang harus
dihadapi. Meskipun pemerintah menetapkan UMR 3 juta/bulan misalnya dan
perusahaan-perusahaan menaatinya, apakah berarti rakyat akan
sejahtera? Tentu saja tidak. Hanya perusahaan yg profit marginnya
banding resikonya yang cukup yang akan bertahan. Jumlah perusahaan
menurun. Pengangguran bertambah. Kan akhirnya lebih repot. 

Makanya saya melihat aturan UMR itu sebagai pro-pekerja, bukan
pro-rakyat, seperti yang saya jelaskan di posting saya sebelumnya.

Salam,



Re: [Keuangan] Outsourcing

2008-05-06 Terurut Topik arianro pantun daud
Contoh yang saya tulis terkait dengan pegawai outsource jadi bukan pegawai
tetap perusahaan. Intinya adalah pegawai outsouce di Indonesia banyak
dirugikan. Biaya yang dikeluarkan perusahaan cukup besar tetapi yang sampai
ke pegawai outsource bisa sampai kena sunat 50%.

Koq bisa begitu? Saya rasa ini sudah rahasia umum, tidak perlu dijelaskan.
==

On 5/6/08, Amitz Sekali [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dari pengalaman saya, akhirnya perusahaan yang menggaji salesnya terlalu
rendah tanpa diimbangi competitive advantage lain, tidak akan maju. Kalaupun
dia punya keunggulan non-kepegawaian yang lain, akan ada satu batasan
perkembangan usaha yang tidak akan bisa ditembus tanpa mengelola pegawainya
dengan baik.


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Outsourcing

2008-05-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 06:16 PM 5/6/2008, you wrote:

Contoh yang saya tulis terkait dengan pegawai outsource jadi bukan pegawai
tetap perusahaan. Intinya adalah pegawai outsouce di Indonesia banyak
dirugikan. Biaya yang dikeluarkan perusahaan cukup besar tetapi yang sampai
ke pegawai outsource bisa sampai kena sunat 50%.


Setahu saya - sebuah bisnis (dalam hal ini outsourcing) bisa memiliki 
profit margin di atas rata-rata (atau cost jauh di bawah rata-rata) 
-- hanya bisa terjadi bila tingkat persaingan rendah.

Persaingan bisa tidak terjadi bila terdapat channel / saluran yang 
memungkinkan pebisnis di sektor tersebut membangun barrier yang 
tinggi sehingga tidak semua orang bisa masuk ke dalam bisnis 
tersebut.  Barrier yang paling umum ada tentunya adalah... perijinan 
dan hambatan mengakses customer potensial.

Bagaimana supaya bisnis penyelenggaraan jasa outsourcing memiliki 
profit margin yang normal (atau cost yang lebih realistis)...?  Ya 
tentunya dengan cara merobohkan barrier entry ke bisnis tersebut - 
sehingga semakin banyak kompetitor dan persaingan meningkat.  (Contoh 
lain dari bisnis dengan profit margin extraordinary seperti ini 
adalah: bisnis penyelenggaraan ibadah haji).

Dalam persaingan yang tinggi -- perusahaan yang menggaji pegawainya 
secara asal-asalan akan rugi.  Mengapa?  Karena pekerja punya 
pilihan, sehingga mereka akan bergerak ke arah perusahaan yang 
membayar upah lebih baik.  Perusahaan yang menggaji asal-asalan cuma 
akan kebagian pegawai dengan kualitas terendah.  Pada suatu titik - 
perusahaan seperti ini akan bangkrut - karena tidak mampu bersaing 
dengan perusahaan yang memiliki pegawai lebih produktif.

Kita tidak boleh lupa bahwa seorang entrepreneur bisa menang dalam 
persaingan tidak hanya dengan menawarkan harga termurah -- tetapi 
dengan menawarkan solusi terbaik.  Untuk bisa mencapai solusi terbaik 
- diperlukan karyawan yang mampu berpikir dan berinisiatif.  Dan 
mencari karyawan yang mau dan mampu berpikir tentunya tidak mudah.

Dan tidak murah.


Sekali lagi... ini semua prinsip-prinsip dasarnya bisa dipelajari 
pada studi ekonomi mikro.
Jadi saya sama sekali tidak menyinggung soal ideologi.


Koq bisa begitu? Saya rasa ini sudah rahasia umum, tidak perlu dijelaskan.
==

On 5/6/08, Amitz Sekali 
mailto:verthandy%40yahoo.com[EMAIL PROTECTED] wrote:
Dari pengalaman saya, akhirnya perusahaan yang menggaji salesnya terlalu
rendah tanpa diimbangi competitive advantage lain, tidak akan maju. Kalaupun
dia punya keunggulan non-kepegawaian yang lain, akan ada satu batasan
perkembangan usaha yang tidak akan bisa ditembus tanpa mengelola pegawainya
dengan baik.



Re: [Keuangan] Fixed Asset vs Current Asset

2008-05-06 Terurut Topik Nugroho Adi Pratama
saya rasa itu tergantung nature bisnisnya, apakah perlu fixed asset yang
besar atau tidak; kalo fixed asset terlalu besar melebihi kebutuhan akan
jadi beban juga toh; bisa itu beban perawatan, atau yang meskipun nggak ada
cashstreamnya yaitu beban penyusutan (tetap mengurangi laba bukan?).
Ditinjau dari sisi bank memang semakin banyak kolateral yang sifatnya bisa
diikat dengan sempurna makin baik, tapi bagi debitur gimana? apa bukannya
pengadaan fixed asset yang diada-adakan juga buat masalahbaru? logisnya ya
memang fixed asset ini harus tumbuh bersama perkembangan usaha debitur, agar
kapasitas produksi meningkat dan ujung2nya kapasitas ngutang juga meningkat.
Menurut saya sih itu termasuk art nya bisnis perkreditan, seperti dua grafik
yang kemiringannya berlawanan pasti ada titik temu optimumnya.

http://nugrohoadipratama.com
http://id-economy.blogspot.com


[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Januar Darmawan Sang Guru

2008-05-06 Terurut Topik Dikky Zulfikar
Terima kasih atas Book review nya, saya dari dulu ingin membaca buku
biography business men yang berbusiness memakai Ethic. Once again Thanks
Wassalam
Mohamad Zulkifli 



 

Bung Mohamad Zulkifli dan rekan AKI, 

Ada satu lagi buku pengusaha yang berpegang dengan etika bisnis. Kali ini
pengusaha lokal, Januar Darmawan dari Nutrifood. Semoga pelajaran dari
beliau bermanfaat. 

 

 

Satu Lagi, Berbisnis dengan Etika: Januar Darmawan Sang Guru

HYPERLINK http://www.dikkyzulfikar.comwww.dikkyzulfikar.com

 

Menurut Januar Darmawan, ada dua pertanyaan mendasar ketika orang akan mulai
berbisnis, yaitu (1) dengan cara apa atau bagaimana ia mendapatkan uang, dan
(2) dengan cara bagaimana ia akan menggunakan uang yang telah diperoleh
tersebut. 

 

Hal tersebut di atas adalah sebuah pernyataan dan pertanyaan yang tidak
terlintas ketika saya memulai berbisnis. Dahulu, yang paling utama adalah
proyek dan omset. Bagi saya, pertanyaan di atas mungkin hanya cocok buat
perusahaan yang sudah tidak mengejar omset lagi, alias stabil secara bisnis
maupun financial. 

 

Namun saya keliru, justru pertanyaan prinsip di atas seharusnya dijadikan
fondasi perusahaan untuk menyongsong perkembangan jangka panjang. Jawaban
atas pertanyaan di atas itu lah yang akan menentukan menjadi perusahaan
seperti apa kita nantinya. Apakah perusahaan yang BOB ASU (biar orang
buntung asal saya untung), yang juga disebut business animal, ataukah
perusahaan yang berbisnis dengan menjunjung nilai-nilai luhur seperti
keadilan, kejujuran, dan kebenaran.

 

Terus terang pada awalnya, saya yang kuper ini tidak mengenal Januar
Darmawan. Tapi kalau Nutrifood, perusahaan yang dimiliki Januar Darmawan
produsen Nutrisari, dari kecil pun saya sudah mengkonsumsi minuman jeruk
ini. Setelah membaca buku Sustainable Growth yang merupakan intisari
pemikiran dan pengalaman Januar Darmawan yang ditulis oleh Andrias Harefa,
alangkah bangganya saya. Ternyata di Indonesia terdapat banyak pengusaha
yang menjunjung tinggi etika dalam berbisnis. Salah satunya adalah Januar
Darmawan ini. Pengusaha lain yang dikenal etis dalam berbisnis adalah
William Soerdjajaya (Astra), PK Ojong dan Jakoeb Utama (Kompas) dan masih
banyak lagi.

 

Dalam buku ini, Andrias Harefa, seorang penulis yang sangat produktif,
menceritakan tentang sosok karismatik Januar Darmawan. Januar Darmawan
adalah seorang pemimpin bisnis yang sangat visioner. Ia berani tampil lain
dari pada yang lain dalam hal kepemimpinan. Ia sangat mendorong kaum muda
untuk tampil dan memberi mereka kepercayaan yang tinggi untuk mendapatkan
puncak potensi mereka. Jarang sekali ada pemimpin bisnis yang sekaligus
pemilik dan berumur yang tulus memberikan kesempatan dan mengembangkan
potensi anak-anak muda yang belum terbukti profesionalismenya. Namun justru
Januar Darmawan berani mendobrak. Dengan keuletannya mendidik, memotivasi,
menginspirasi, dan memberikan kesempatan luas untuk belajar, ia mampu
melahirkan pemimpin-pemimpin bisnis yang handal.

 

Januar Darmawan sangat yakin dengan pemikiran-pemikiran William Edward
Deming, yaitu seorang maha guru di bidang quality control yang berperan
besar dalam proses pembangunan industri dan perekonomian Jepang pasca Perang
Dunia II. Januar menerapkan Deming Management Method di seluruh aspek
operasi perusahaan yang dipimpinnya. 

 

Dalam buku ini, Andrias Harefa banyak menulis tentang konsep-konsep
manajemen yang diusung oleh Deming, seperti Teori Empat Lensa, yaitu system
thinking, Variasi, Knowledge, dan People, sampai dengan panduan praktis
Empat Belas Butir Deming.

 

Yang menarik lagi adalah pertanyaan Januar Darmawan: bisakah diharapkan
pemimpin bisnis yang menjungjung etika tumbuh di Indonesia, melawan kekuatan
yang disebut-sebut konglomerat hitam? Menurut Januar, apabila orang
mengutamakan pemikiran jangka panjang, berbisnis secara etis adalah pilihan
yang paling masuk akal dan sekaligus menguntungkan. Sebab dalam pemikiran
jangka panjang pusat perhatian pimpinan tertinggi organisasi adalah
memberikan nilai tambah sebaik mungkin kepada konsumen, karyawan, dan
masyarakat luas. Bila mereka memperoleh manfaat nyata dari keberadaan
perusahaan, maka perusahaan akan bisa langgeng dengan sendirinya.

 

Pengalaman dan pelajaran dari Januar Darmawan dapat dijadikan embun pagi
yang segar dan penyemangat bagi calon pemimpin dan pemimpin bisnis di
Indonesia. Bertindak etis, tidak lah bertentangan atau kontradiktif dengan
aktivitas bisnis. Etika dan bisnis bukan lah bumi dan langit, etika adalah
bagian dari bisnis, keduanya saling terkait dan dapat dijalankan secara
bersama. Semuanya tergantung kepada kekuatan hati dan komitmen para pelaku
bisnis. 

 

Dengan semakin banyak pelaku bisnis di Indonesia yang menjunjung etika
bisnis, maka Indonesia sebagai bangsa pun akan dikenal harum dan berwibawa.

 

Selamat membaca.

 

Sustainable Growth, Andrias Harefa, Gramedia Pustaka Utama, 2007, 141
halaman.

 

 


No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 

[Keuangan] SOFTWARE PENTERJEMAH BAHASA SEMPURNA, 5/7/2008, 11:00 am

2008-05-06 Terurut Topik AhliKeuangan-Indonesia
Reminder from: AhliKeuangan-Indonesia Yahoo! Group
 http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/cal

SOFTWARE PENTERJEMAH BAHASA SEMPURNA
Wednesday May 7, 2008
11:00 am - 12:00 pm
(This event repeats every day until Monday May 14, 2012.)
Location: www.terjemahkan.netfast.org
Street: www.terjemahkan.netfast.org

Notes:
REKSO TRANSLATOR TERJEMAHKAN BAHASA INGGRIS-INDONESIA
(BERBAGAI DISIPLIN ILMU) HANYA DGN HITUNGAN DETIK,BISA
TERJEMAHKAN DGN AKURAT  LBH BAGUS DR TRANSTOOL,
DPTKAN DGN 85RIBU  BISA DIINSTAL LBH DR 1 KOMPUTER,
(stock terbatas) hub: http://www.terjemahkan.netfast.org



All Rights Reserved
 Copyright © 2008 
 Yahoo! Inc.
 http://www.yahoo.com

Privacy Policy:
 http://privacy.yahoo.com/privacy/us

Terms of Service:
 http://docs.yahoo.com/info/terms/


Re: [Keuangan] Fixed Asset vs Current Asset

2008-05-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 08:22 PM 5/6/2008, you wrote:

Sebagai seorang tukang kredit comercial, seringkali saya melihat (baik
dialami sendiri maupun ngeliat kasus-kasus rekan kerja yang lain),
permohonan kredit ditolak dengan alasan fixed asset yang mengcover
permohonan (baru maupun penambahan) tidak mencukupi.

Saya heran mengapa kaum pengusaha enggan berinvestasi pada fixed asset
(dalam definisi : diikat melalui APHT) padahal walau tidak berhubungan
langsung dengan usaha tetapi untuk jangka panjang akan sangat bermanfaat.


1. Setiap segmen bisnis punya kebutuhan fixed asset berbeda.
2. Fixed Asset umumnya menjadi bagian terbesar dari komponen fixed 
cost.  Karena saat ini banyak perusahaan berusaha agar lebih 
fleksibel - maka mereka akan berusaha menekan fixed cost, sehingga 
kebutuhan akan fixed asset pun menjadi relatif terbatas.  Seperlunya saja.
3. Inovasi di bidang manajemen keuangan memungkinkan efisiensi 
pendapatan tanpa harus menumpuk fixed asset.  Contoh paling umum 
misalnya:  melakukan leasing dan melakukan outsourcing.

Kalau yang saya perhatikan dari debitur-debitur yang ada, debitur yang
concern dengan fixed assetnya, walau di awal-awal tahun investasi
cukup berat membayar cicilan, tetapi setelah 2-3 tahun, saat usaha
sudah berkembang dan membutuhkan tambahan modal kerja, mereka tidak
mengalami kendala berarti dari syarat: fixed collateral, dibandingkan
dengan debitur yang tidak concern akan fixed collateral, sangat rentan
di masa seperti ini, misalnya menghadapi kenaikan bahan baku 40% dll.

Segala hal terkait ekonomi, ada trade-off-nya.

Sekalipun saya tidak membantah bahwa perusahaan dengan fixed asset 
yang besar bisa memperoleh kemudahan kredit di masa depan (setidaknya 
di mata banker) tetapi perusahaan yang lebih ramping fixed 
asset-nya punya kelebihan bergerak lebih lincah.  Kalau perlu mereka 
bisa pindah bidang usaha.  Bandingkan dengan perusahaan yang memiliki 
fixed asset besar (semisal perusahaan perkapalan, perusahaan 
penerbangan, perkebunan atau perusahaan minyak) - nasib mereka 
gampang diombang-ambingkan oleh iklim bisnis lokal maupun global.

Lalu siapa yang membiayai perusahaan yang fixed asset ramping?  Tentu 
biasanya bukan bank.  Perusahaan demikian biasanya dibiayai oleh 
Investment Banker - lewat penerbitan CP (Commercial Paper), PN 
(Promissory Notes), Obligasi, Obligasi Konversi, ataupun 
Saham.  Biasanya, financing dari Investment Banker tidak terlalu 
memperhatikan Fixed Asset.  Yang jauh lebih diperhatikan adalah cash 
flow dari asset yang ada, entah itu current asset ataupun fixed asset.

Bila melihat fleksibilitas pembiayaan yang mungkin dilakukan - saya 
cukup yakin bahwa Investment Banking punya masa depan yang lebih 
cerah daripada Commercial Banking.

Jangan lupa, secara prinsip - Commercial Banking tidak banyak berubah 
sejak tahun abad ke 15 sampai sekarang.



[Keuangan] halo salam kenal...

2008-05-06 Terurut Topik Maruli Tua Jaya
salam...

halo, saya maruli...mahasiswa jurusan administrasi niaga UI angkatan 2006. 
Tujuan saya ikutan milis ini karena saya tertarik untuk mendalami keuangan dan 
berbagai hal yang ada di dalamnya. Itupun karena di jurusan saya ada 
pengkonsentrasian mahasiswa pada semester 6 nanti. Saya tertarik untuk memilih 
konsentrasi keuangan dan ingin lebih mendalaminya lagi. Untuk itulah saya 
ikutan milis ini. Saya menyadari pengetahuan saya tentang keuangan masih sangat 
terbatas. Oleh karena itu, saya memohon dukungan dari anggota milis yang lain 
agar pengetahuan saya tentang keuangan meningkat. Akhir kata, saya ucapkan 
terima kasih atas kiriman tulisan dari yang lainnya.



  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ

[Non-text portions of this message have been removed]