[Keuangan] Tanya pajak

2010-05-06 Thread Faisal
Perusahaan saya memesan pembuatan barang (alat pemanas) kepada orang pribadi, 
tidak berbadan hukum. Setelah barang selesai dia memberikan invoice tp tanpa 
nama PT. kami akan membayar sesuai nilai yang di sepakati. tp bagaimana 
potongan pajaknya? pajak apa yang kami terapkan dalam kasus ini? PPh or PPN



Re: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Thread Stanley Naibaho
Boss Waidl,

Dari pengamatan saya (kamu awam bukan pakar ekonomi seperti Boss Waidl yang
punya data lengkap), menurut pengamatan saya salah satu prestasi Ibu Sri
Mulyani adalah berani mengambil keputusan untuk melakukan Bail out Bank
Century...tentu Ibu Sri Mulyani mengambil keputusan itu setelah
melakukan evaluasi yang matang dan tentu dengan banyak pertimbangan, mungkin
kalau mau jujur saya pikir mayoritas kita akan setuju bahwa kebijakan itulah
yang terbaik saat itu untuk mengatasi masalah tersebut. Jelas terlihat
figure seorang pemimpin yang handal berani mengambil keputusan tersebut. Dan
yang paling gress pertumbuhan ekonomi kita Q1 2010 cukup baik (maaf lupa
angka persis nya tapi kalau tidak salah dikisaran 5 percent lebih apakah itu
bukan suatu prestasi yang di acungi jempol?

Orang yang bekerja di World Bank tentu bukan orang sembarangan, saya pikir
kita harus mengaminkan itu, artinya kita harus angkat jempul buat Ibu Sri
Mulyani tapi kalau anda tidak mau agnkat jempol tidak apa2 saya angkat
jempol saya dua kali mewakili anda sekali hehehe Maaf saya tidak sependapat
dengan anda :))


Salam,
Stanley Naibaho
2010/5/6 wa idl 

>
>
> Dear all,
>
> Saya membaca tulisan Rhenald Kasali, tidak ada yang substantif. Dia hanya
> berbicara 2 hal. Pertama, Bank Dunia adalah ukuran kebaikan, prestasi, dan
> pokoknya ukuran absolut termasuk dalam hal kinerja. Barang siapa yang
> diterima baik oleh Bank Dunia, maka dia adalah orang terbaik. Di sini Sri
> Mulyani adalah orangnya. Sebagai akibatnya, siapapun yang kritis terhadap
> Sri Mulyani, maka orang tersebut adalah politisi yang sok tahu tentang
> ekonomi. Dan kedua, yang berhak berbicara tentang ekonomi, termasuk
> mengkritik kebijakan ekonomi, adalah hanya para ekonom. Rakyat kecil
> tidaklah perlu bicara, apalagi menuntut pemidanaan sebuah kebijakan. (Ini
> perdebatan apakah sebuah kebijakan bisa dipidanakan atau tidak. Yang
> kira-kira intinya berujung: kebijakan seorang penguasa pastilah benar dan
> tidak boleh dipidanakan, meskipun terindikasi koruptif).
>
> Selain Kasali, selama 2 hari ini ada banyak pemujaan yang berlebihan kepada
> Sri Mulyani, yang jika ditarik akan menjadi pemujaan terhadap Bank Dunia.
> Tetapi, belum ada yang berbicara, termasuk Kasali, hal-hal yang sifatnya
> lebih substantif. Misalnya: apa prestasi sri mulyani dan bank dunia bagi
> indonesia dan terutama rakyat kecil? Remunerasi jelas gagal dan tidak
> membuahkan kinerja yang baik, bahkan kinerja pajak ketahuan dimaling,
> penerbitan SUN dan SUKUK
> dengan bunga besar yang dibeli sebagian besar asing dan sekaligus merupakan
> hot money yang setiap saat menjadi capital flight yang mengancam dan mendera
> indonesia,
> stimulus fiskal yang tidak memberi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi
> rakyat, dan banyak lagi. Kepada bank dunia, indonesia harus mengalokasikan
> dana besar
> bahkan untuk nyahur utang yang belum dipakai, mengurangi subsidi rakyat,
> dan menghindari alokasi dana untuk pertumbuhan ekonomi rakyat.
>
> Berilah penjelasan yang rasional, sehingga enak kalau mau angkat topi
> kepada Sri Mulyani misalnya.
>
> Wassalam,
>
> Waidl
>
> 
> Dari: prastowo prastowo >
>
> Kepada: 
> AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
> Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 10:22:31
> Judul: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
>
>
> Betul, bangsa ini juga harus belajar memilih dan memilah, agar mendewasa.
> Bahwa Ibu Sri Mulyani terkait persoalan Bank Century, biarlah itu
> diselesaikan oleh KPK yang memang berwenang untuk itu. Saya juga mengucapkan
> selamat kepada Ibu Sri atas pencapaian yang tidak mudah ini. Kata Fauzi
> Ichsan semalem, sedikit sekali orang Asia (kebanyakan India) yang bisa
> menempati posisi Managing Director WB. Berarti reputasi Ibu Sri memang
> diakui dunia internasional.
>
> Terburu-buru dan terkesan membabi buta sekedar mengaitkan SMI dengan neolib
> ( Ichsanudin Noorsy) dan pendiktean asing ( KKG). Ada saatnya kita berbeda,
> ada kalanya kita bersatu. Rasanya mencari figur komplit seperti SMI akan
> menjadi tugas berat bagi SBY, terlebih beban bagi Menkeu berikutnya, krn
> akan selalu dibandingkan dg pendahulunya. Contohlah perpaduan : integritas,
> kapabilitas, dan loyalitas SMI.
>
> salam,
>
> pras
>
>  _ _ __
> Dari: sen diskartes 
> Kepada: AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com
> Terkirim: Rab, 5 Mei, 2010 20:03:19
> Judul: Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
>
> Bagaimanapun kita harus mengangkat topi buat Bu Sri Mulyani
> kinerja beliau sudah menunjukkan hasil nyata
>
> salam
> -kartes-
>
>  _ _ __
> From: anton ms wardhana 
> Sent: Thu, May 6, 2010 9:55:53 AM
> Subject: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
>
> tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak,
> tentang ekonomi RI tanpa SMI
>
> *BR, ari.ams*
>
> -- Pesan terusan --
> Dari: Koran Digital
> Tanggal: 6 Mei 2010 09:15
> Subjek: [Koran-Digital]

Re: [Keuangan] Tanya pajak

2010-05-06 Thread Ryan Fitriyanto
Dear mas Faisal,

Di perjanjian dan invoicenya dinyatakan ada jasa design dll ngga? kalau cuma
pembelian barang imho tidak ada pemotongan pajak PPh apapun,

Sedangkan untuk PPN, kita liat dulu si pembuatnya Pengusaha yang dikukuhkan
sebagai PKP atau bukan, jika iya, maka dia wajib menerbitkan faktur pajak
dan ada PPN-nya, jika tidak maka tidak ada PPN di situ.

Salam

ryan

2010/5/6 Faisal 

>
>
> Perusahaan saya memesan pembuatan barang (alat pemanas) kepada orang
> pribadi, tidak berbadan hukum. Setelah barang selesai dia memberikan invoice
> tp tanpa nama PT. kami akan membayar sesuai nilai yang di sepakati. tp
> bagaimana potongan pajaknya? pajak apa yang kami terapkan dalam kasus ini?
> PPh or PPN
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]





=
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



RE: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Thread Jhon Veter
 

Inflasi 100%??? Masa sih ? ini inflasi pada data BPS atau harga playstation?
Namun demikian inflasi itu jangan jadi momok lah. Coba kalo gak ada inflasi
mana mungkin perusahaan bisa menambah profit (dari sisi price increase) yang
pada akhirnya gaji kita para ahli keuangan bisa naik tinggi :-).

 

Atau mau seperti di Jepang . dulu waktu SMA saya kesana gaji tamat SMA
sekitar 200 ribu Yen pas tahun 2005 saya kesana lagi gajinya udah turun jadi
150.000 Yen untuk tamatan SMA :-)

 

Salam

 

JV

 

  _  

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of rental VCD dan
Playstation
Sent: 06 Mei 2010 12:12
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri
Mulyani

 

  

Kayaknya lebih baik group-nya Sri Mulyani keluar dari kabinetlah..
Soalnya coba kalian hitung angka inflasi yang gak keruan Sejak SBY naik
sampai saat ini angka inflasi lebih dari 100%. Perekonomian kacau
teratur.. Yah banyak yang jatuh sedikit yang bangun Yang bangun
cuman Pemerintahan dengan melonjaknya angka penerimaan pajak. Masyarakat nya
sakit kepala.. Salam dari saya

[Non-text portions of this message have been removed]





[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Thread Poltak Hotradero
At 11:47 AM 5/6/2010, you wrote:
>
>
>bung poltak, tahan emosi ya.
>
>ada banyak catatan bahwa rekonstruksi aceh tidak banyak faedahnya 
>secara langsung bagi masyarakat. pembangunan rumah tidak berguna dan 
>ditinggal masyarakat. masyarakat juga menjadi makin tergantung 
>karena cara bekerja yang jor-joran duit. cobalah membaca alternatif 
>laporan, jangan marah-marah saja. atau anda adalah yang sedang 
>bekerja di bank dunia?


Anda kok enteng banget ngomong tidak banyak faedahnya?
Berapa jauh anda dari Aceh? Berapa banyak sanak saudara anda yang 
tewas oleh bencana itu?
Apa anda tahu berapa besar kerusakan yang terjadi?

Ibu dan adik saya lahir di Sabang. Keluarga kakek saya tinggal di 
Sabang selama PULUHAN TAHUN dan tahu persis karakter orang Aceh 
termasuk berbagai sub-etnis-nya.  Dan kita pun tahu bahwa perubahan 
kultur orang Aceh pesisir memerlukan waktu beberapa GENERASI untuk 
bisa lebih siap terhadap modernitas.

Lalu apakah lantas saya merasa ber-HAK untuk menilai orang Aceh pasca 
bencana tsunami seperti pandangan anda?  Tentu saja tidak.  Nah, bila 
keluarga saya saja tidak merasa berhak dan tidak pantas untuk menilai 
-- lantas anda sendiri menggunakan acuan apa?

Beberapa teman di milis ini bisa mengkonfirmasi secara sangat jelas 
bahwa saya tidak bekerja di Bank Dunia ataupun perusahaan yang 
terafiliasi dengan Bank Dunia.

>saya bicara remunerasi, sun, sukuk, stimulus fiskal. tetapi, anda 
>berbicara cadangan devisa yang sampai 70 juta dollar. so pasti 
>cadangan devisa naik, karena banyak dana hot money masuk, yang 
>antara lain karena bunga sun dan sukuk yang tinggi. bukankah 
>cadangan devisa kita tertinggi adalah uang asing? apa yang 
>membanggakan dari itu bung?

Bunga tinggi?  Memangnya BERAPA tingkat bunga SUN Indonesia?  Coba 
keluarkan semua data yang anda punya.

Dan anda silahkan cek sendiri bahwa cadangan devisa Indonesia adalah 
SERIBU KALI lebih besar daripada yang anda bilang sejumlah USD 70 
Juta... :)  (duh salah kok fatal banget)

>anda juga belum memberikan keterangan soal prestasi sri mulyani. 
>anda pokoknya marah. dan ngata-ngatain yang tidak baik, seperti 
>"nyablak". santai saja bung.

Oh saya akan sangat-sangat santai kok berdebat dengan orang yang 
nggak punya data.
Karena saya tahu persis ujungnya akan seperti apa.

Tentang soal prestasi - saya rasa nggak lagi perlu saya tambah-tambahkan.




Re: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Thread Poltak Hotradero
At 12:11 PM 5/6/2010, you wrote:

Angka inflasi lebih dari 100%...?
Hallo? anda dapat angka dari mana?


>
>
>Kayaknya lebih baik group-nya Sri Mulyani keluar dari 
>kabinetlah.. Soalnya coba kalian hitung angka inflasi yang gak 
>keruan Sejak SBY naik sampai saat ini angka inflasi lebih dari 
>100%. Perekonomian kacau teratur.. Yah banyak yang jatuh 
>sedikit yang bangun Yang bangun cuman Pemerintahan dengan 
>melonjaknya angka penerimaan pajak. Masyarakat nya sakit 
>kepala.. Salam dari saya



Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Thread Poltak Hotradero
At 03:56 PM 5/6/2010, you wrote:

Ini hasil cut and paste atau bukan ya?

Apa iya ini hasil pendapat anda sendiri Bung?
Kalau bukan - tolong dituliskan sumber aslinya.



>Pertumbuhan ekonomi
>tahun 2010 dirasakan tidak akan beranjak jauh dari perkiraan realisasi pada
>tahun 2009. Hal ini disebabkan terutama oleh krisis global yang diprediksi
>tidak otomatis selesai pada tahun 2010. Karena itu, pertumbuhan ekonomi dari
>realisasi 4,5% pada tahun 2009 menjadi antara 5,0-6,0 pada tahun 2010.
>Argumen ini memberikan tanda bahwa pertumbuhan ekonomi yang 
>diasumsikan oleh pemerintah hampir 100 persen bergantung pada 
>keadaan eksternal luar negeri.


Anda sudah lihat angka pertumbuhan global tahun 2009?  Sudah coba 
bandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 
2009?  Coba anda sebutkan mana yang plus dan mana minus -- dan apa 
masih bisa anda bilang bahwa asumsinya adalah 100% bergantung pada 
keadaan external?



>Pertumbuhan sebenarnya
>disokong oleh investasi, ekspor, dan konsumsi dalam negeri. Dengan alasan
>krisis global, selama ini tekanan pemerintah adalah konsumsi dalam negeri yang
>mengandalkan belanja anggaran daerah dan nasional. Ini karena tidak mungkin
>mengandalkan konsumsi dari masyarakat secara langsung, karena daya beli yang
>rendah. Tetapi, ini sekaligus menciptakan blunder yang tidak berkesudahan, dan
>negara membiayai tingkat konsumsi tersebut dari arus modal jangka pendek dan
>panjang dari luar negeri.

Berapa besar sih arus modal jangka pendek asing di Indonesia?  Kalau 
itu diasumsikan dengan volume SBI - maka angkanya adalah Rp. 83 
Trilyun silahkan ditambah dengan volume SUN yang dipegang asing yaitu 
Rp. 148 Trilyun.  Jadi totalnya sekitar Rp. 250 Trilyun kurang sedikit.

Anda tahu berapa output ekonomi Indonesia TIAP TAHUN?   sekitar 
Rp. 5500 TRILYUN.
Anda tahu berapa saving rate orang Indonesia TIAP TAHUN...? 20% GDP - 
yang berarti Rp. 1000 TRILYUN tiap tahun.

Silahkan bandingkan sendiri dengan "arus modal dari luar negeri" yang 
anda sebut-sebut itu.

>yang lain adalah tingkat inflasi yang akan menurun, karena daya beli yang
>menguat disebabkan penguatan penghasilan mayoritas penduduk Indonesia. Inflasi
>yang mencapai 11,3% year on year pada
>tahun 2009 akan bisa dikurangi,

Inflasi Indonesia pada pada tahun 2009 adalah di bawah 3%...
Anda dapat dari mana angka 11,3% --- atau ini hasil ngejiplak tulisan orang?




Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Thread Muh. Nurul Falah
SMI sudah berbuat banyak selama menjabat jadi Menkeu, diantaranya
mendisiplinkan anggaran kabinet & mereformasi Kemenkeu. Kalau pun ternyata
belakangan terungkap kasus tikus koruptor di dirjen Pajak yang diduga cukup
merata maka ini karena tidak mungkin seorang SMI bisa mengawasi langsung
sampai tingkat yang paling bawah.


Memang sangat disayangkan orang sekaliber SMI harus berhenti dari kabinet.
Karena kita justru butuh beberapa orang sekaliber SMI di *tiap Kementrian*.
Jadi orang seperti dia tidak hanya duduk di level menteri tapi juga
harus ada di dirjen, direktur & inspektorat. Kerena mereformasi birokrat
yang bertahun-tahun bermental minta dilayani, merasa berkuasa & korup butuh
effort yg luar biasa jadi tidak bisa dg cara yg biasa saja.


Saat ini saya yakin banyak pejabat & karyawan di dirjen pajak yg sedang
disidik / dibidik oleh SMI bisa sedikit bernapas lega. Mudah-mudahan
pengganti SMI adalah org yg minimal sekaliber dia & sadar bahwa dia tidak
bisa seorang diri membenahi birokrat yg sudah karatan dg korupsi (meskipun
sudah dikasih peningkatan remunerasi yg significant). Pengganti SMI bisa
membentuk semacam task force khusus (seperti KPK) untuk membenahi Kemenkeu
tapi orangnya harus relatif bersih & kalau perlu sebagian besar adalah
rekrutment baru diluar Kemenkeu (tapi berpengalaman). Sekarang ini kalau tdk
salah sudah ada & dipimpin Anwar Supriadi tapi sepertinya hanya terdiri dari
beberapa org saja. Mereka butuh team untuk mensupportnya.

Salam

Perindu Aparat Bersih & Professional



Pada 6 Mei 2010 09:55, anton ms wardhana  menulis:

> tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak,
> tentang ekonomi RI tanpa SMI
>
> *BR, ari.ams*
>
> -- Pesan terusan --
> Dari: Koran Digital
> Tanggal: 6 Mei 2010 09:15
> Subjek: [Koran-Digital] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Thread Poltak Hotradero
At 03:56 PM 5/6/2010, you wrote:

Ah ternyata tulisan sepanjang itu adalah hasil jiplak dari sini:

http://belajar-together.blogspot.com/2009_08_01_archive.html
 





>Teman-teman yang baik,
>
>Baiklah kita akan memasuki babak substansi. Saya akan mengawali dengan
>salah satu analisis kebijakan fiskal 2010. Ini penting sebagai konteks
>perbincangan, agar tidak kemana-mana. Saya memang bukan ekonom, S-2 saya bukan
>di ekonomi. Karena itu, saya senang apabila bisa belajar dengan teman-teman
>semua.
>
>Asumsi Makro Ekonomi
>Pemerintah mengusulkan
>beberapa asumsi makro ekonomi untuk tahun 2010 sebagai berikut, sekaligus
>diperbandingkan dengan tahun 2009:
>
>Tabel. Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2009 – 2010
>Indikator Ekonomi Makro 2009 2010
>APBNP Perk. Realisasi
>1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,0 4,5 5,0 – 6,0
>2. Inflasi (%) 6,2 6,0 4,5 – 5,5
>3. Nilai Tukar (Rp/US$) 9.400 11.000 9.500 – 10.500
>4. Suku Bunga SBI-3 Bulan (%) 7,50 7,5 6,0 – 7,0
>5. Harga minyak ICP (US$) 80 45 45 – 60
>6. Lifting Minyak (Juta Barel/hari) 0,960 0,960 0,9650 – 0,9770
>
>Pertumbuhan ekonomi
>tahun 2010 dirasakan tidak akan beranjak jauh dari perkiraan realisasi pada
>tahun 2009. Hal ini disebabkan terutama oleh krisis global yang diprediksi
>tidak otomatis selesai pada tahun 2010. Karena itu, pertumbuhan ekonomi dari
>realisasi 4,5% pada tahun 2009 menjadi antara 5,0-6,0 pada tahun 2010.
>Argumen ini memberikan



Bls: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Thread wa idl
Saya malah kaget kalau ternyata sebagian besar termuat dalam blogspot tersebut. 
Tulisan atau analisis tersebut saya buat dan menjadi bahan presentasi dalam 
pertemuan masyarakat sipil dengan Panitia Anggaran DPR. Mudah mengeceknya, coba 
anda buka google.com, kemudian ketik "abdul waidl kompas" akan terbuka ada 
sedikit wawancara saya di kompas. Dan tanggalnya 12 Juni 2009, sedangkan 
blogspot tersebut Agustus 2009. Akan jelas siapa menjiplak siapa.

Terima kasih atas informasi anda.

Salam,


Waidl






Dari: Poltak Hotradero 
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Kam, 6 Mei, 2010 16:43:31
Judul: Re: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa  Sri 
Mulyani

  
At 03:56 PM 5/6/2010, you wrote:

Ah ternyata tulisan sepanjang itu adalah hasil jiplak dari sini:

http://belajar- together. blogspot. com/2009_ 08_01_archive. html 

>Teman-teman yang baik,
>
>Baiklah kita akan memasuki babak substansi. Saya akan mengawali dengan
>salah satu analisis kebijakan fiskal 2010. Ini penting sebagai konteks
>perbincangan, agar tidak kemana-mana. Saya memang bukan ekonom, S-2 saya bukan
>di ekonomi. Karena itu, saya senang apabila bisa belajar dengan teman-teman
>semua.
>
>Asumsi Makro Ekonomi
>Pemerintah mengusulkan
>beberapa asumsi makro ekonomi untuk tahun 2010 sebagai berikut, sekaligus
>diperbandingkan dengan tahun 2009:
>
>Tabel. Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2009 – 2010
>Indikator Ekonomi Makro 2009 2010
>APBNP Perk. Realisasi
>1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,0 4,5 5,0 – 6,0
>2. Inflasi (%) 6,2 6,0 4,5 – 5,5
>3. Nilai Tukar (Rp/US$) 9.400 11.000 9.500 – 10.500
>4. Suku Bunga SBI-3 Bulan (%) 7,50 7,5 6,0 – 7,0
>5. Harga minyak ICP (US$) 80 45 45 – 60
>6. Lifting Minyak (Juta Barel/hari) 0,960 0,960 0,9650 – 0,9770
>
>Pertumbuhan ekonomi
>tahun 2010 dirasakan tidak akan beranjak jauh dari perkiraan realisasi pada
>tahun 2009. Hal ini disebabkan terutama oleh krisis global yang diprediksi
>tidak otomatis selesai pada tahun 2010. Karena itu, pertumbuhan ekonomi dari
>realisasi 4,5% pada tahun 2009 menjadi antara 5,0-6,0 pada tahun 2010.
>Argumen ini memberikan


 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Thread mulia88
Mudah2an penggantinya masih dari kalangan non politisi dan non pemerintah 
seperti SMI.  Dan belajar dari SMI, jgn sampai terjebak info tidak benar dari 
bawahan.

Dan mengerti  pentingnya SPI yg dapat memberikan penilaian terhadap hasil kerja 
bawahannya.


Sent from BlackBerry® on 3

-Original Message-
From: "Muh. Nurul Falah" 
Date: Thu, 6 May 2010 16:42:42 
To: 
Subject: Re: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

SMI sudah berbuat banyak selama menjabat jadi Menkeu, diantaranya
mendisiplinkan anggaran kabinet & mereformasi Kemenkeu. Kalau pun ternyata
belakangan terungkap kasus tikus koruptor di dirjen Pajak yang diduga cukup
merata maka ini karena tidak mungkin seorang SMI bisa mengawasi langsung
sampai tingkat yang paling bawah.


Memang sangat disayangkan orang sekaliber SMI harus berhenti dari kabinet.
Karena kita justru butuh beberapa orang sekaliber SMI di *tiap Kementrian*.
Jadi orang seperti dia tidak hanya duduk di level menteri tapi juga
harus ada di dirjen, direktur & inspektorat. Kerena mereformasi birokrat
yang bertahun-tahun bermental minta dilayani, merasa berkuasa & korup butuh
effort yg luar biasa jadi tidak bisa dg cara yg biasa saja.


Saat ini saya yakin banyak pejabat & karyawan di dirjen pajak yg sedang
disidik / dibidik oleh SMI bisa sedikit bernapas lega. Mudah-mudahan
pengganti SMI adalah org yg minimal sekaliber dia & sadar bahwa dia tidak
bisa seorang diri membenahi birokrat yg sudah karatan dg korupsi (meskipun
sudah dikasih peningkatan remunerasi yg significant). Pengganti SMI bisa
membentuk semacam task force khusus (seperti KPK) untuk membenahi Kemenkeu
tapi orangnya harus relatif bersih & kalau perlu sebagian besar adalah
rekrutment baru diluar Kemenkeu (tapi berpengalaman). Sekarang ini kalau tdk
salah sudah ada & dipimpin Anwar Supriadi tapi sepertinya hanya terdiri dari
beberapa org saja. Mereka butuh team untuk mensupportnya.

Salam

Perindu Aparat Bersih & Professional



Pada 6 Mei 2010 09:55, anton ms wardhana  menulis:

> tulisan bung rhenald_kasali di kompas cetak,
> tentang ekonomi RI tanpa SMI
>
> *BR, ari.ams*
>
> -- Pesan terusan --
> Dari: Koran Digital
> Tanggal: 6 Mei 2010 09:15
> Subjek: [Koran-Digital] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani
>


[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: Bls: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Thread Poltak Hotradero
At 04:51 PM 5/6/2010, you wrote:

Kalau memang itu tulisan anda, mengapa anda masih mencatunmkan angka 
inflasi 11% di 2009?
Apa susahnya mengganti menjadi angka paling up to date?  Kalau anda 
yang tulis, gampang saja kan untuk mengganti bagian mana yang perlu diganti?

Kalau memang anda yg bikin tulisan itu - maka saya akan tanya: Berapa 
tingkat bunga SUN Indonesia? Berapa tingkat bunga pinjaman bilateral 
Indonesia?  Bagaimana struktur jatuh tempo-nya?  Bagaimana pembagian 
atas mata uangnya?

Kalau anda bisa bilang bunganya mahal -- maka saya ingin tahu berapa 
tingkat bunga itu menurut data anda.  Lalu mahal dibandingkan dengan apa?

Gampang kan?

Saya malah heran - mengapa anda "membom" sebuah diskusi dengan 
tulisan panjang - kalau anda sendiri tidak bisa menyarikan isinya -- 
tidak peduli apakah yang menulisnya anda atau orang lain.



>Saya malah kaget kalau ternyata sebagian besar termuat dalam 
>blogspot tersebut. Tulisan atau analisis tersebut saya buat dan 
>menjadi bahan presentasi dalam pertemuan masyarakat sipil dengan 
>Panitia Anggaran DPR. Mudah mengeceknya, coba anda buka google.com, 
>kemudian ketik "abdul waidl kompas" akan terbuka ada sedikit 
>wawancara saya di kompas. Dan tanggalnya 12 Juni 2009, sedangkan 
>blogspot tersebut Agustus 2009. Akan jelas siapa menjiplak siapa.
>
>Terima kasih atas informasi anda.
>
>Salam,
>
>Waidl



[Keuangan] Ask: Pembelian software langsung ke BUT di LN

2010-05-06 Thread Norman Aulia
Halo RR Tax Ina,
Udah lama ga posting, sekalinya langsung nanya hehe..
Kalau pembelian barang berupa software , dimana pembelian dilakukan
oleh perusahaan dalam negeri dgn membeli / membuka PO direct to vendor
perusahaan asing berkedudukan di LN (USA) secara langsung (ga melalui
perwakilan nya di indonesia krn tidak ada), mhn info regulasi terkait
hal itu (aspek pajak dan bea cukai). Keperluan software tsb adalah
untuk proses pekerjaan inti / operasional perusahaan.
Thank you, hatur nuhun infonya ya..
Salam, Norman

-- 
Sent from my mobile device

Powered by Cat®C32ACERT™




=
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Keuangan] OOT - Sianida di Singkong (cassava) dan Ekonomi Lingkungan

2010-05-06 Thread Wong Cilik
Di daerah Afrika, salah satu makanan pokok penduduk adalah singkong.
Singkong ini menjadi makanan pokok karena mudah ditanam, sangat tahan
menghadapi musim kemarau, dan mengandung karbohidrat. Celakanya, memakan
singkong ini selama berminggu-minggu berkelanjutan memberikan suatu penyakit
mengerikan bagi penduduk Afrika tersebut. Penyakit ini dikenal dengan nama
Konzo.

Penyakit konzo ini timbul karena penduduk mengambil jalan singkat dalam
pengolahan singkong ini. Singkong pahit yang mereka tanam itu ternyata
mengandung sianida, suatu bahan beracun yang dapat merusak sistem saraf
manusia dan binatang. Rupanya sianida dan rasa pahit dari singkong ini
adalah sistem pertahanan unggulan dari tumbuhan ini. Rasa pahit dan racun
ini akan membuat serangga dan penyakit untuk menjauhi tumbuhan singkong.
Demikianlah maka tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang paling tersedia untuk
dimakan. Disaat tumbuhan lain rusak terserang hama dan mati kekeringan,
tanaman singkong masih tumbuh. Dan penduduk afrika ini makan makanan beracun
ini tanpa mengolahnya dengan benar. Akibatnya kaki mereka setengah lumpuh
dan sistem saraf mereka terganggu oleh kandungan sianida ini.

Perubahan lingkungan yang ditandai dengan peningkatan kadar CO2 ternyata
dapat meningkatkan kadar sianida dalam tumbuhan singkong ini. Alasannya
sederhana. CO2 adalah bahan yang sangat disenangi tumbuhan. Karena banyaknya
kandungan CO2 ini, tumbuhan tidak perlu bekerja keras mengeluarkan enzim
protein untuk mengikat CO2 yang dibutuhkannya. Enzim inilah yang terkait
erat dengan kadar nutrisi tumbuhan (misalnya buah yang manis atau akar
singkong yang bergizi tinggi). Alih-alih mengeluarkan energi untuk
memproduksi enzim (nutrisi), tumbuhan memiliki energi ekstra untuk
meningkatkan daya tahan sistim imun nya.

Dalam kasus singkong, maka sistem pertahanannya adalah dengan meningkatkan
kadar sianida nya. Beberapa tumbuhan lainnya pun (diperkirakan 2000
tumbuhan) memiliki sistem pertahanan yang sama, yakni dengan meningkatkan
kadar kimia beracun nya.

Mudah-mudahan tidak terjadi, tapi kalau kadar CO2 terlalu tinggi, mungkin
banyak tumbuhan jadi terlalu beracun dan masyarakat jadi semakin sulit hidup
karena hasil tumbuhan harus diolah sedemikian banyak sampai racun-racunnya
hilang. Inflasi bahan makanan mungkin terjadi dan perekonomian jadi semakin
sulit???   Ini sih mungkin...  tapi soal konzo dan racun tumbuhan ini saya
dengar sih memang benar...


[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Kredit Rp 5 Juta, Tak Lagi Izin BI

2010-05-06 Thread anton ms wardhana
berita gembira.. kah ?
bagi pelaku usaha, semoga demikian. dan semoga demikian juga buat bankers
dan ekonomi kita..

maaf, ini mungkin saya-nya yang terlalu kuatir. maklum newbie di bidang
ekonomi..
semoga tepat sasaran dan tidak disalahgunakan..

*BR, ari.ams*
---

artikel asli:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/05/06/19223175/Kredit.Rp.5.Juta..Tak.Lagi.Izin.BI.-5

*KUR*
Kredit Rp 5 Juta, Tak Lagi Izin BI
Kamis, 6 Mei 2010 | 19:22 WIB

*JAKARTA, KOMPAS.com* - Untuk menjaring kredit usaha rakyat atau KUR lebih
besar lagi terhadap usaha kredit mikro, Bank Indonesia tidak lagi harus
dimintakan izin. Persetujuan cukup dari bank penyalur KUR itu sendiri. Pola
seperti itu dikhususukan untuk persetuju an penyaluran KUR di bawah Rp 5
juta.

Namun, untuk KUR di atas Rp 5 juta ke atas, Bank Indonesia tetap mewajibkan
setiap bank untuk meminta persetujuan BI terlebih dulu. BI akan memeriksa
terlebih dulu permintaan KUR yang disampaikan melalui perbankan.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono
saat menjawab pers, seusai mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden,
Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (6/5/2010).

"BI sudah setuju dengan pola ini, khusus untuk KUR yang nilainya di bawah Rp
5 juta. Jadi, kalau Anda UKM, mau kredit motor senilai Rp 5 juta, tidak
perlu BI memeriksa kembali prosesnya. Bank akan langsung menyetujuinya,"
tandas Agung.

Menurut Agung, penyederhanaan proses perizinan dilakukan untuk mempercepat
prosedurnya agar pengajuan KUR tidak berbelit-belit sebelum diputuskan.

"Ini keputusan dari rapat kerja pemerintah baru-baru ini Istana
Tampaksiring, Bali. Jadi, selain menambah dari sebelumnya enam bank penyalur
KUR menjadi 19 bank, termasuk 13 Bank Pembangunan Daerah (BPD), juga tidak
ada lagi pengecekan ulang dari BI," tambah Agung.

Lebih jauh Agung Laksono menyatakan, pihaknya telah mengusulkan agar sisa
jaminan kredit tahun lalu diperbankan yang masih senilai Rp 0,9 triliun,
bisa dipindahkan dan digabung untuk jaminan kredit tahun ini.

Tahun lalu masih ada sisa jaminan kredit Rp 0,9 triliun dan kalau ditambah
dengan jaminan kredit tahun ini menjadi Rp 2,9 triliun. "Usulan kita yang
sisa tahun lalu dipindahkan ke tahun ini. Sebab, ini, kan untuk rakyat juga.
Kalau tahun depan masih ada sisa lagi, kami mengusulkan digabung lagi ke
tahun berikutnya," jelas Agung.
-- 
-
*save a tree, don't print this email unless you really need to*


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Kredit Rp 5 Juta, Tak Lagi Izin BI

2010-05-06 Thread agungpurwoko
Saya terus terang bingung dengan penjelasan ini. Soalnya sepengetahuan saya, BI 
tidak mengurusi penyaluran kredit sampai sedetail itu. Karena dana KUR juga 
dana komersil bank, maka proses analisis pengajuan KUR diserahkan sepenuhnya 
kepada bank. 

Salam

-Original Message-
From: anton ms wardhana 
Date: Thu, 6 May 2010 20:22:46 
To: 
Subject: [Keuangan] Kredit Rp 5 Juta, Tak Lagi Izin BI

berita gembira.. kah ?
bagi pelaku usaha, semoga demikian. dan semoga demikian juga buat bankers
dan ekonomi kita..

maaf, ini mungkin saya-nya yang terlalu kuatir. maklum newbie di bidang
ekonomi..
semoga tepat sasaran dan tidak disalahgunakan..

*BR, ari.ams*
---

artikel asli:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/05/06/19223175/Kredit.Rp.5.Juta..Tak.Lagi.Izin.BI.-5

*KUR*
Kredit Rp 5 Juta, Tak Lagi Izin BI
Kamis, 6 Mei 2010 | 19:22 WIB

*JAKARTA, KOMPAS.com* - Untuk menjaring kredit usaha rakyat atau KUR lebih
besar lagi terhadap usaha kredit mikro, Bank Indonesia tidak lagi harus
dimintakan izin. Persetujuan cukup dari bank penyalur KUR itu sendiri. Pola
seperti itu dikhususukan untuk persetuju an penyaluran KUR di bawah Rp 5
juta.

Namun, untuk KUR di atas Rp 5 juta ke atas, Bank Indonesia tetap mewajibkan
setiap bank untuk meminta persetujuan BI terlebih dulu. BI akan memeriksa
terlebih dulu permintaan KUR yang disampaikan melalui perbankan.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono
saat menjawab pers, seusai mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden,
Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (6/5/2010).

"BI sudah setuju dengan pola ini, khusus untuk KUR yang nilainya di bawah Rp
5 juta. Jadi, kalau Anda UKM, mau kredit motor senilai Rp 5 juta, tidak
perlu BI memeriksa kembali prosesnya. Bank akan langsung menyetujuinya,"
tandas Agung.

Menurut Agung, penyederhanaan proses perizinan dilakukan untuk mempercepat
prosedurnya agar pengajuan KUR tidak berbelit-belit sebelum diputuskan.

"Ini keputusan dari rapat kerja pemerintah baru-baru ini Istana
Tampaksiring, Bali. Jadi, selain menambah dari sebelumnya enam bank penyalur
KUR menjadi 19 bank, termasuk 13 Bank Pembangunan Daerah (BPD), juga tidak
ada lagi pengecekan ulang dari BI," tambah Agung.

Lebih jauh Agung Laksono menyatakan, pihaknya telah mengusulkan agar sisa
jaminan kredit tahun lalu diperbankan yang masih senilai Rp 0,9 triliun,
bisa dipindahkan dan digabung untuk jaminan kredit tahun ini.

Tahun lalu masih ada sisa jaminan kredit Rp 0,9 triliun dan kalau ditambah
dengan jaminan kredit tahun ini menjadi Rp 2,9 triliun. "Usulan kita yang
sisa tahun lalu dipindahkan ke tahun ini. Sebab, ini, kan untuk rakyat juga.
Kalau tahun depan masih ada sisa lagi, kami mengusulkan digabung lagi ke
tahun berikutnya," jelas Agung.
-- 
-
*save a tree, don't print this email unless you really need to*


[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Pesan Sri Mulyani: Jangan Jadi Gayus

2010-05-06 Thread anton ms wardhana
omong2, saya kok sedikit  terganggu ya dengan typo ini

Menurut Sri Mulyani, bagi pegawainya yang tidak merasa cukup sejahtera dan
ingin bergaya hidup mewah seperti Gayus Tambunan *dipersilakan keluar dari
Kementerian Keuangan. Namun, konsekuensinya akan dimusuhi
bersama-sama**oleh publik
*, dan akan dikejar ramai-ramai karena dengan menjadi seperti Gayus sudah
merusak citra pegawai Kementerian Keuangan lain yang bekerja dengan
integritas tinggi.


kalo baca ini kesannya malah kalo keluar malah jadi public enemy :p
yang betul mungkin, sebab kalau tetap di dalam dan menjadi gayus,
konsekuensinya akan dimusuhi.. dst dll..

btw harapan saya (mohon maaf saya tahu saya bukan siapa2 sehingga cukup
pantes ngarep-arep begini, tapi ini soalnya ngga berani pakai kata "kami",
apalagi "kita" :)  semoga pelayanan publiknya tetap -oh salah- semakin
memuaskan, bukannya malah memburuk selepas kepergian bu SMI, sebab pajak,
bea cukai, bapepam, dan unit-unit kerja kementrian keuangan lainnya punya
pengaruh penting terhadap kelancaran dunia usaha (dimana koeli-kontrak macam
saya menggantungkan periuk nasi keluarga pada kelancaran usaha tersebut)

demikian dan terima kasih :))
*BR, ari.ams*


artikel asli:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/05/06/1630201/Pesan.Sri.Mulyani:.Jangan.Jadi.Gayus

Pesan Sri Mulyani: Jangan Jadi Gayus
Laporan wartawan *KOMPAS Orin Basuki*
Kamis, 6 Mei 2010 | 16:30 WIB
ANTARA/PRASETYO UTOMO
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memasuki lift saat tiba di Kantor
Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (5/5). Bank Dunia memberikan pernyataan
bahwa Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani ditunjuk menjadi Direktur
Pelaksana Grup Bank Dunia mulai 1 Juni 2010.

*JAKARTA, KOMPAS.com* — Sri Mulyani Indrawati menegaskan kepada seluruh anak
buahnya agar berhenti menerima amplop atau uang suap dari pejabat satuan
kerja (dulu disebut pimpinan proyek) karena seluruh pegawai Kementerian
Keuangan sudah diberi remunerasi atau bonus tambahan. Pegawai yang tidak
merasa cukup hidup layak dengan tambahan bonus tersebut sebaiknya keluar
dari Kementerian Keuangan.

"Karena remunerasi itu sudah cukup, kalau tidak cukup, ya keluar dari
Kementerian Keuangan saja. Silakan jadi apa saja, asal jangan jadi Gayus,"
ungkap Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Kamis (6/5/2010), saat berbicara
dalam acara Peluncuran Layanan Unggulan pada Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan.

Menurut Sri Mulyani, bagi pegawainya yang tidak merasa cukup sejahtera dan
ingin bergaya hidup mewah seperti Gayus Tambunan dipersilakan keluar dari
Kementerian Keuangan. Namun, konsekuensinya akan dimusuhi bersama-sama oleh
publik, dan akan dikejar ramai-ramai karena dengan menjadi seperti Gayus
sudah merusak citra pegawai Kementerian Keuangan lain yang bekerja dengan
integritas tinggi.

"Jangan biarkan beberapa orang menghancurkan citra. Dan jangan biarkan Anda
merasa cukup bersih sendiri, dan membiarkan teman sendiri merusak citra
korps. Kasihan ibunya yang melahirkan. Tolong jangan ada lagi toleransi
kepada teman atau pimpinan yang melakukan pelanggaran," ungkapnya.

Sebelumnya dalam berbagai kesempatan, Sri Mulyani mengatakan, dirinya sudah
meminta satuan-satuan kerja di kementerian lain untuk memercayai reformasi
birokrasi yang terjadi di Kementerian Keuangan. Hal itu harus diikuti oleh
kalangan internal Kementerian Keuangan sendiri, yakni dengan menjadi
birokrasi yang melayani.

"Ada kultur Indonesia yang memang baik karena mengembangkan interaksi
sosial, antara lain, dengan kebiasaan satuan kerja memberikan amplop kepada
petugas Kementerian Keuangan. Namun, kalau kultur itu dibawa ke ranah
publik, kita menjadi sangat tidak dihormati. Kementerian Keuangan hanya
dianggap sebagai tukang pungut. Saya mohon betul, tolong untuk 2010 jangan
sampai Irjen (inspektur jenderal) kita melaporkan ke menterinya masih
menemukan amplop," tegasnya.
-- 
-
*save a tree, don't print this email unless you really need to*


[Non-text portions of this message have been removed]





=
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go 

Re: [Keuangan] Kredit Rp 5 Juta, Tak Lagi Izin BI

2010-05-06 Thread anton ms wardhana
wah terima kasih penjelasannya mas,
jadi sebenernya ngga ada yang baru ya ?
hehe

BR, ari.ams

Pada 6 Mei 2010 20:29,  menulis:

>
>
> Saya terus terang bingung dengan penjelasan ini. Soalnya sepengetahuan
> saya, BI tidak mengurusi penyaluran kredit sampai sedetail itu. Karena dana
> KUR juga dana komersil bank, maka proses analisis pengajuan KUR diserahkan
> sepenuhnya kepada bank.
>
> Salam
>
> -Original Message-
> From: anton ms wardhana >
> Date: Thu, 6 May 2010 20:22:46
> To: 
> >
>
> Subject: [Keuangan] Kredit Rp 5 Juta, Tak Lagi Izin BI
>
> berita gembira.. kah ?
> bagi pelaku usaha, semoga demikian. dan semoga demikian juga buat bankers
> dan ekonomi kita..
>
> maaf, ini mungkin saya-nya yang terlalu kuatir. maklum newbie di bidang
> ekonomi..
> semoga tepat sasaran dan tidak disalahgunakan..
>
> *BR, ari.ams*
> ---
>
> artikel asli:
>
> http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/05/06/19223175/Kredit.Rp.5.Juta..Tak.Lagi.Izin.BI.-5
> <
> http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/05/06/19223175/Kredit.Rp.5.Juta..Tak.Lagi.Izin.BI.-5>
>
> *KUR*
> Kredit Rp 5 Juta, Tak Lagi Izin BI
> Kamis, 6 Mei 2010 | 19:22 WIB
>
> *JAKARTA, KOMPAS.com* - Untuk menjaring kredit usaha rakyat atau KUR lebih
> besar lagi terhadap usaha kredit mikro, Bank Indonesia tidak lagi harus
> dimintakan izin. Persetujuan cukup dari bank penyalur KUR itu sendiri. Pola
>
> seperti itu dikhususukan untuk persetuju an penyaluran KUR di bawah Rp 5
> juta.
>
> Namun, untuk KUR di atas Rp 5 juta ke atas, Bank Indonesia tetap mewajibkan
>
> setiap bank untuk meminta persetujuan BI terlebih dulu. BI akan memeriksa
> terlebih dulu permintaan KUR yang disampaikan melalui perbankan.
>
> Demikian disampaikan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono
>
> saat menjawab pers, seusai mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden,
> Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (6/5/2010).
>
> "BI sudah setuju dengan pola ini, khusus untuk KUR yang nilainya di bawah
> Rp
> 5 juta. Jadi, kalau Anda UKM, mau kredit motor senilai Rp 5 juta, tidak
> perlu BI memeriksa kembali prosesnya. Bank akan langsung menyetujuinya,"
> tandas Agung.
>
> Menurut Agung, penyederhanaan proses perizinan dilakukan untuk mempercepat
> prosedurnya agar pengajuan KUR tidak berbelit-belit sebelum diputuskan.
>
> "Ini keputusan dari rapat kerja pemerintah baru-baru ini Istana
> Tampaksiring, Bali. Jadi, selain menambah dari sebelumnya enam bank
> penyalur
> KUR menjadi 19 bank, termasuk 13 Bank Pembangunan Daerah (BPD), juga tidak
> ada lagi pengecekan ulang dari BI," tambah Agung.
>
> Lebih jauh Agung Laksono menyatakan, pihaknya telah mengusulkan agar sisa
> jaminan kredit tahun lalu diperbankan yang masih senilai Rp 0,9 triliun,
> bisa dipindahkan dan digabung untuk jaminan kredit tahun ini.
>
> Tahun lalu masih ada sisa jaminan kredit Rp 0,9 triliun dan kalau ditambah
> dengan jaminan kredit tahun ini menjadi Rp 2,9 triliun. "Usulan kita yang
> sisa tahun lalu dipindahkan ke tahun ini. Sebab, ini, kan untuk rakyat
> juga.
> Kalau tahun depan masih ada sisa lagi, kami mengusulkan digabung lagi ke
> tahun berikutnya," jelas Agung.
> --
> -
> *save a tree, don't print this email unless you really need to*
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>



-- 
-
save a tree, don't print this email unless you really need to


[Non-text portions of this message have been removed]





=
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] Kredit Rp 5 Juta, Tak Lagi Izin BI

2010-05-06 Thread ginting_r
Emangnya selama ini KUR pake izin BI? Kayaknya ga deh. Mungkin maksudnya ga hrs 
melakukan BI Checking atau Cek SID. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: anton ms wardhana 
Date: Thu, 6 May 2010 20:22:46 
To: 
Subject: [Keuangan] Kredit Rp 5 Juta, Tak Lagi Izin BI

berita gembira.. kah ?
bagi pelaku usaha, semoga demikian. dan semoga demikian juga buat bankers
dan ekonomi kita..

maaf, ini mungkin saya-nya yang terlalu kuatir. maklum newbie di bidang
ekonomi..
semoga tepat sasaran dan tidak disalahgunakan..

*BR, ari.ams*
---

artikel asli:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/05/06/19223175/Kredit.Rp.5.Juta..Tak.Lagi.Izin.BI.-5

*KUR*
Kredit Rp 5 Juta, Tak Lagi Izin BI
Kamis, 6 Mei 2010 | 19:22 WIB

*JAKARTA, KOMPAS.com* - Untuk menjaring kredit usaha rakyat atau KUR lebih
besar lagi terhadap usaha kredit mikro, Bank Indonesia tidak lagi harus
dimintakan izin. Persetujuan cukup dari bank penyalur KUR itu sendiri. Pola
seperti itu dikhususukan untuk persetuju an penyaluran KUR di bawah Rp 5
juta.

Namun, untuk KUR di atas Rp 5 juta ke atas, Bank Indonesia tetap mewajibkan
setiap bank untuk meminta persetujuan BI terlebih dulu. BI akan memeriksa
terlebih dulu permintaan KUR yang disampaikan melalui perbankan.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono
saat menjawab pers, seusai mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden,
Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (6/5/2010).

"BI sudah setuju dengan pola ini, khusus untuk KUR yang nilainya di bawah Rp
5 juta. Jadi, kalau Anda UKM, mau kredit motor senilai Rp 5 juta, tidak
perlu BI memeriksa kembali prosesnya. Bank akan langsung menyetujuinya,"
tandas Agung.

Menurut Agung, penyederhanaan proses perizinan dilakukan untuk mempercepat
prosedurnya agar pengajuan KUR tidak berbelit-belit sebelum diputuskan.

"Ini keputusan dari rapat kerja pemerintah baru-baru ini Istana
Tampaksiring, Bali. Jadi, selain menambah dari sebelumnya enam bank penyalur
KUR menjadi 19 bank, termasuk 13 Bank Pembangunan Daerah (BPD), juga tidak
ada lagi pengecekan ulang dari BI," tambah Agung.

Lebih jauh Agung Laksono menyatakan, pihaknya telah mengusulkan agar sisa
jaminan kredit tahun lalu diperbankan yang masih senilai Rp 0,9 triliun,
bisa dipindahkan dan digabung untuk jaminan kredit tahun ini.

Tahun lalu masih ada sisa jaminan kredit Rp 0,9 triliun dan kalau ditambah
dengan jaminan kredit tahun ini menjadi Rp 2,9 triliun. "Usulan kita yang
sisa tahun lalu dipindahkan ke tahun ini. Sebab, ini, kan untuk rakyat juga.
Kalau tahun depan masih ada sisa lagi, kami mengusulkan digabung lagi ke
tahun berikutnya," jelas Agung.
-- 
-
*save a tree, don't print this email unless you really need to*


[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
=
Alamat penting terkait millis AKI
Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com 
Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
Arsip Milis AKI online: 
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian : 
Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: 
- Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Keuangan] OOT: SMPN1 Tulungagung peringkat pertama kelulusan UN 2010

2010-05-06 Thread herisetiono004
Bukan karena alumni, rupanya SMP dari kota kecilpun mampu bersaing dalam 
kelulusan UN 2010. Secara pribadi saya dari dulu termasuk yang mendukung UN, 
karena dengan UN  sebagaimana pentingnya sensus untuk dasar pengambilan 
kebijakan nasional, maka pemerintah mendapat masukan daerah daerah mana yang 
perlu perhatian lebih sekaligus instropeksi bagi tiap tiap sekolah untuk 
meningkatkan kualitas pengajarannya. 

Jakarta, 6/5/2010 (Kominfo-Newsroom) - Sebanyak 3.254.365 siswa atau 90,27 
persen peserta Ujian Nasional Utama SMP/MTs/SMPT 2010 dinyatakan lulus, 
sedangkan siswa yang harus mengulang UN sebanyak 350.798 siswa atau 9,73 
persen. Jumlah peserta UN SMP sederajat 2010 sebanyak 3.605.163 orang.

"Angka kelulusan itu jika dibandingkan UN tahun 2009, dengan jumlah 
peserta 3.441.815 siswa, mengalami penurunan, karena tingkat kelulusan tahun 
lalu mencapai 95,09 persen," kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) 
Mohammad Nuh saat memberikan keterangan pers tentang hasil UN SMP sederajat di 
Gedung Kemendiknas RI di Jakarta, Kamis (6/5).
Namun demikian, katanya, sebagaimana pada UN tingkat SMA sederajat, 
UN untuk siswa SMP sederajat juga ada UN ulangnya, sehinga besar kemungkinan 
tingkat kelulusan UN SMP juga akan meningkat.
Mendiknas menyebutkan, dari 9,73 persen siswa yang harus mengulang 
UN, ada beberapa provinsi yang paling tinggi persentase mengulangnya, yakni 
Nusa Tenggara Timur (39,87 persen), Gorontalo (38,80 persen), dan Bangka 
Belitung (34,69 persen), sedangkan yang paling kecil adalah Provinsi Bali, 
hanya 1,4 persen.
Sementara itu persentase siswa yang harus mengulang menurut jumlah 
mata pelajarannya (MP), katanya, sebanyak 21,19 persen atau 74.317 siswa harus 
mengulang satu mata pelajaran, 37,14 persen atau sebanyak 130.277 siswa 
mengulang dua mata pelajaran, 29,41 persen atau 103.185 siswa mengulang tiga 
mata pelajaran, dan 12,26 persen atau 43.019 siswa mengulang empat pelajaran.
Mendiknas menyebutkan, dari hasil UN SMP 2010 juga diketahui ada 
sebanyak 561 sekolah atau 1,31 persen yang kelulusannya nol persen dengan 
jumlah siswa 9.283 orang atau 0,26 persen.
"Kemudian ada sebanyak 17.852 sekolah (41,64 persen) yang 
kelulusannya 100 persen, dengan jumlah siswa sebanyak 1.116.761 siswa atau 
31,32 persen," kata M. Nuh.
Mendiknas juga mengatakan ada 102 sekolah SMP sederajat yang masuk 
dalam 102 besar sekolah yang memiliki nilai rata-rata UN tertinggi. 
Dikemukakan, peringkat pertama adalah SMP Negeri 1 Tulungagung di Kabupaten 
Tulungagung, Jawa Timur, dengan jumlah peserta UN sebanyak 394 siswa, tingkat 
kelulusan 100 persen, dengan nilai rata-rata UN mencapai 9,38.
Kemudian peringkat kedua SMP Negeri 1 Denpasar di Kota Denpasar, 
Bali, jumlah peserta UN 295 siswa, tingkat kelulusan 100 persen, juga dengan 
nilai rata-rata 9,38. SMP Negeri 1 Denpasar berada di peringkat dua karena 
jumlah siswanya lebih sedikit dibanding SMP N 1 Tulungagung.
Peringkat tiga diraih SMP Singapore National Academy Waru, 
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dengan jumlah peserta satu siswa, tingkat 
kelulusan 100 persen, dengan nilai rata-rata 9,34.
Kemudian peringkat empat adalah MTs Tanfa'ul Ulum Kapungrembug, 
Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, dengan jumlah peserta 27 siswa, tingkat 
kelulusan 100 persen, dengan nilai rata-rata 9,32, dan peringkat lima MTs Al 
Islami Sungai Jepun, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, jumlah peserta empat 
orang, tingkat kelulusan 100 persen, nilai rata-rata 9,31.



Re: [Keuangan] Wacana mengubah nilai rupiah

2010-05-06 Thread Bayu Wirawan
hi,

masalah terbesar adalah psikologi.
kalau sebelumnya biasa disebut miliarder karena punya uang IDR2.5 miliar,
nantinya akan disebut jutawan karena uangnya cuma sejuta.
kalau sebelumnya jual baju seharga IDR250ribu, nantinya (seharusnya) baju
akan ditukar dengan IDR100.

karena ada perasaan tidak rela menjadi miskin, maka harga akan naik. Baju
tidak dijual seharga IDR100, tapi bisa jadi IDR200. akhirnya bukan menjadi
deflasi, tapi malah menjadi inflasi.


regards,
bayu



2010/5/5 Oka Widana 

> Saya sih baru denger ada wacana ini. Apakah ada alasan tertentu yang
> mendasarinya?
>
> Karena merubah itu tak gampang. Ongkosnya harus difikirkan? A.l. merubah
> pecahan uang yang ada atau mencetak uang baru. Belum lagi ERP system, yg
> barangkali sudah dibuat untuk 15 digit akan sia-sia
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -Original Message-
> From: "ant34" 
> Date: Tue, 04 May 2010 11:07:49
> To: 
> Subject: [Keuangan] Wacana mengubah nilai rupiah
>
> Dear all member AKI
> Bagaimana pendapat kalian semua kalau nilai rupiah sekarang diubah seperti
> mata uang lainnya seperti USD SGD dll yang menggunakan sen sebagai nilai
> terkecilnya. Jadi kalau misalnya nilai barang terendah di Indonesia sekarang
> adalah Rp 25 maka bisa disetarakan dengan 1 sen. Jadi dengan demikian nilai
> Rp 1 nantinya akan sama dengan Rp 2500 sekarang. Dan kurs USD jadi Rp
> 9000/Rp 2500 = 1 USD = Rp 3,6.
> Ini sekedar wacana. Mohon tanggapannya.Tks
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> 
>
> =
> Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"
> =
> Alamat penting terkait millis AKI
> Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com
> Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
> Arsip Milis AKI online:
> http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
> =
> Perhatian :
> Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut:
> - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya
> - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota
> yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
> - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke
> ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links
>
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: Bls: Bls: Bls: [Keuangan] Rhenald Kasali: Ekonomi RI Tanpa Sri Mulyani

2010-05-06 Thread rangga almahendra
Biar makin seru diskusinya,
saya posting juga tulisan ttg SMI yang dimuat di harian yang sama
kalo ini murni copy paste saya..hehe,

*Sri Mulyani Sang Primadona*

Kamis, 6 Mei 2010 | 04:32 WIB

*Alvin Lie*

Sri Mulyani Indrawati benar-benar sedang jadi primadona. Sejak akhir tahun
2009, namanya jadi langganan kontroversi. Mulai dari skandal Bank Century,
makelar pajak yang terjadi di lembaga yang dipimpinnya, perseteruannya
dengan Aburizal Bakrie (Ketua Umum DPP Partai Golkar), pemeriksaan KPK yang
dilakukan di Kantor Kementerian Keuangan, hingga penolakan terhadap
kehadirannya di DPR mewakili pemerintah dalam pembahasan Rancangan Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2010.

Belum reda gonjang-ganjing itu, Bank Dunia mengumumkan bahwa Sri Mulyani
Indrawati (SMI) mereka pilih untuk memimpin lembaga keuangan dunia itu
sebagai direktur pelaksana.

*Tanggapan beragam*

Sebagian khalayak langsung menanggapi positif pengumuman Bank Dunia tesebut.
”Kebanggaan buat Indonesia bahwa putri Indonesia dipercaya memimpin lembaga
keuangan dunia”, demikian argumentasi mereka yang optimistis. Sebagian lagi
menilai bahwa penunjukan SMI merupakan pengakuan atas sukses Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono membenahi perekonomian Indonesia.

Sebaliknya, tidak sedikit pula yang menanggapi negatif. Beberapa pihak
menduga ini merupakan bukti bahwa selama ini sebenarnya SMI adalah kader
Bank Dunia yang ”dikaryakan” untuk menata perekonomian Indonesia sesuai
dengan rencana dan keinginan Bank Dunia. Kebijakan-kebijakan yang dibuat
lebih ditujukan untuk memuaskan Bank Dunia dan para pemodal besar, bukan
untuk memenuhi kebutuhan rakyat kecil bangsa Indonesia sendiri. Setelah
sukses, SMI mendapat reward promosi jabatan di Bank Dunia.

Sebagian khalayak lagi justru lebih sinis menilai bahwa jabatan Direktur
Pelaksana Bank Dunia ini hanya menjadi muslihat SMI dan kabinet Yudhoyono
untuk mengubur kasus Century. KPK akan kesulitan menyidik SMI jika dia sudah
berkantor di Washington DC.

*Tidak datang tiba-tiba*

Keragaman tanggapan tersebut sangat dapat dimaklumi karena di tengah
gencarnya perkembangan kasus yang menerpa SMI serta lembaga yang
dipimpinnya, SMI justru mendapat kepercayaan yang luar biasa besar dari luar
Indonesia. Namun, apakah benar keputusan Bank Dunia ini datang tiba-tiba?

Kedekatan SMI dengan lembaga keuangan internasional sudah dia rintis sejak
lama. Oktober 2002, SMI menjabat Executive Director Dana Moneter
Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara. Sebelumnya, tahun
2001, SMI hijrah ke Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, menjabat sebagai
konsultan di USAid.

Sejak awal menjabat Menteri Keuangan pada tahun 2005, SMI sudah sering
dipuji oleh lembaga-lembaga keuangan internasional. Bahkan, pada tahun 2006
SMI mendapat penghargaan sebagai Menteri Keuangan Terbaik se-Asia versi
Emerging Market Forum dan ”Minister of Finance of the Year 2006” oleh
majalah Euromoney terbitan Swiss. Pada tahun 2008, majalah Forbes
menempatkan SMI pada peringkat ke-23 dalam The 100 Most Powerful Women (100
Wanita Paling Berpengaruh).

Tidak heran jika sejak awal SMI masuk kabinet, pihak yang skeptis sudah
menilai bahwa kebijakan-kebijakan keuangan RI merupakan ”titipan”
kepentingan internasional. Sebagian malah berpendapat bahwa SMI lebih
mementingkan pujian dan penghargaan internasional ketimbang membawa manfaat
nyata buat kesejahteraan rakyat kecil. Kebijakan-kebijakannya dinilai
terlalu elitis, tidak menyentuh kehidupan wong cilik.

Akan tetapi, pihak optimistis tidak salah juga karena selama ini belum
pernah ada putra ataupun putri Indonesia yang mendapat kepercayaan memegang
jabatan super strategis seperti itu.

Sebagai lembaga keuangan dunia yang sudah sangat mapan, tentunya Bank Dunia
tidak akan sembarangan menunjuk seseorang untuk memegang pucuk kepemimpinan
lembaganya. Berbagai kriteria teknis, akademis, politis, serta penyaringan
kualitas pribadi diterapkan untuk menjaring kandidat dari seluruh dunia.
Salah satu tokoh yang pernah menjabat sebagai Presiden Bank Dunia adalah
Paul Wolfowitz yang pernah menjadi Dubes AS di Indonesia dan kemudian
menjadi salah satu orang kepercayaan George W Bush, Presiden AS ketika itu.
Wolfowitz pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan AS sebelum ”dikaryakan”
AS untuk menjabat sebagai Presiden Bank Dunia hingga akhirnya mengundurkan
diri karena terlibat skandal pada tahun 2007.

Bank Dunia pasti menilai ada sesuatu yang luar biasa pada diri SMI sehingga
mengumumkan penunjukan SMI di tengah badai yang bertubi-tubi menerpanya di
dalam negeri. Bank Dunia tentu sudah memperhitungkan apa risikonya jika
setelah menjabat ternyata KPK meningkatkan status SMI menjadi tersangka
dalam skandal Century. Apalagi jika kemudian SMI diwajibkan menghadiri
persidangan di Indonesia dan divonis bersalah. Betapa besar aib dan kerugian
yang harus ditanggung Bank Dunia. Apakah Bank Dunia mau mengulangi episode
Paul Wolfowitz?

Apakah ini merupakan sinyal bahwa Bank Dunia dan kalangan internasi

Re: [Keuangan] OOT - Sianida di Singkong (cassava) dan Ekonomi Lingkungan

2010-05-06 Thread sen diskartes
sangat menarik bung
yah memang inflasi akan bahan pangan mau tidak mau akan kita hadapi
karena pertumbuhan manusia berbanding terbalik dengan lapangan kerja maupun 
lahan kosong yang tersedia
kita benar benar dihadapkan pada masalah yang sangat ekstrim dalam lingkungan 
maupun ekonomi yang masih saja tidak disadari oleh berbagai elemen
mudah mudahan,, akan ada jalan keluar untuk permasalahan ini

salam
-kartes-





From: Wong Cilik 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Thu, May 6, 2010 7:12:22 PM
Subject: [Keuangan] OOT - Sianida di Singkong (cassava) dan Ekonomi Lingkungan

  
Di daerah Afrika, salah satu makanan pokok penduduk adalah singkong.
Singkong ini menjadi makanan pokok karena mudah ditanam, sangat tahan
menghadapi musim kemarau, dan mengandung karbohidrat. Celakanya, memakan
singkong ini selama berminggu-minggu berkelanjutan memberikan suatu penyakit
mengerikan bagi penduduk Afrika tersebut. Penyakit ini dikenal dengan nama
Konzo.

Penyakit konzo ini timbul karena penduduk mengambil jalan singkat dalam
pengolahan singkong ini. Singkong pahit yang mereka tanam itu ternyata
mengandung sianida, suatu bahan beracun yang dapat merusak sistem saraf
manusia dan binatang. Rupanya sianida dan rasa pahit dari singkong ini
adalah sistem pertahanan unggulan dari tumbuhan ini. Rasa pahit dan racun
ini akan membuat serangga dan penyakit untuk menjauhi tumbuhan singkong.
Demikianlah maka tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang paling tersedia untuk
dimakan. Disaat tumbuhan lain rusak terserang hama dan mati kekeringan,
tanaman singkong masih tumbuh. Dan penduduk afrika ini makan makanan beracun
ini tanpa mengolahnya dengan benar. Akibatnya kaki mereka setengah lumpuh
dan sistem saraf mereka terganggu oleh kandungan sianida ini.

Perubahan lingkungan yang ditandai dengan peningkatan kadar CO2 ternyata
dapat meningkatkan kadar sianida dalam tumbuhan singkong ini. Alasannya
sederhana. CO2 adalah bahan yang sangat disenangi tumbuhan. Karena banyaknya
kandungan CO2 ini, tumbuhan tidak perlu bekerja keras mengeluarkan enzim
protein untuk mengikat CO2 yang dibutuhkannya. Enzim inilah yang terkait
erat dengan kadar nutrisi tumbuhan (misalnya buah yang manis atau akar
singkong yang bergizi tinggi). Alih-alih mengeluarkan energi untuk
memproduksi enzim (nutrisi), tumbuhan memiliki energi ekstra untuk
meningkatkan daya tahan sistim imun nya.

Dalam kasus singkong, maka sistem pertahanannya adalah dengan meningkatkan
kadar sianida nya. Beberapa tumbuhan lainnya pun (diperkirakan 2000
tumbuhan) memiliki sistem pertahanan yang sama, yakni dengan meningkatkan
kadar kimia beracun nya.

Mudah-mudahan tidak terjadi, tapi kalau kadar CO2 terlalu tinggi, mungkin
banyak tumbuhan jadi terlalu beracun dan masyarakat jadi semakin sulit hidup
karena hasil tumbuhan harus diolah sedemikian banyak sampai racun-racunnya
hilang. Inflasi bahan makanan mungkin terjadi dan perekonomian jadi semakin
sulit???   Ini sih mungkin...  tapi soal konzo dan racun tumbuhan ini saya
dengar sih memang benar...

[Non-text portions of this message have been removed]


 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Ini bukan soal Sri Mulyani

2010-05-06 Thread Ical Moci
HmmmI can't agree more.
Proses Pansus memang tidak akan mengurangi minat orang untuk menjadi pejabat
negara. Tapi dampak sampingan kriminalisasi kebijakan di pansus adalah akan
sangat sedikit (bahkan tidak ada) pejabat negara yang berani mengambil
keputusan di saat genting...


=

*INI BUKAN SOAL SRI MULYANI*


Ini persoalan momentum yang terlewatkan. Indonesia tidak akan kiamat.
Ekonomi Indonesia tidak akan kolaps dengan dengan perginya Sri Mulyani.
Hanya sekali lagi kita menyiakan momen untuk melakukan perbaikan ekonomi dan
kelembagaan, atas nama ‘proses politik.’ Betul, kita ingin DPR yang kritis,
yang bukan hanya tukang stempel seperti di era Orde Baru. Tapi bukan DPR
seperti ini yang kita inginkan. Yang berlomba-lomba ingin tampil dan
menunjukkan eksistensinya.

Proses Pansus dan sesudahnya telah menjadi ajang perburuan tukang sihir.
Bukan pencarian kebenaran. Bahkan, ada tendensi untuk menjadi ajang
penutupan kebenaran. Lihat saja ulah para anggota Pansus yang sekarang
justru membela kawan mereka Misbakhun. Padahal terkuaknya ulah kontribusi
Misbakhun dalam kejatuhan Bank Century adalah buah dari proses Pansus.
Artinya, pengusutan hukum untuk Misbakhun adalah konsekuensi logis dari
Pansus. Tapi Pansus justru menjilat ludah mereka sendiri.

Ini persoalan sinyal yang salah. Sri Mulyani memang eksepsional. Baik
sebagai akademisi, birokrat maupun politisi. Namun bukan berarti ia tak
tergantikan. Indonesia tidak kekurangan stok sumber daya manusia untuk
menjadi Menkeu. Masalahnya, setelah berbagai perlakuan yang diterima Sri
Mulyani, apakah yang mampu akan mau? Apakah yang mau adalah yang mampu?

Proses Pansus menunjukkan satu hal. Kalau anda pejabat yang harus mengambil
keputusan penting dalam waktu singkat dan informasi terbatas, jangan lakukan
apapun! Ekonomi mungkin anjlok. Tapi konsekuensi terjelek buat anda adalah
reputasi. Dan itu bisa anda perbaiki dengan menyalahkan kapitalisme global,
neoliberalisme, badan-badan internasional, hingga meteor. Tapi kalau anda
mengambil keputusan yang perlu, risiko yang anda hadapi adalah proses
politik, bahkan hukum.

Itu mungkin tak jadi masalah besar kalau anda punya atasan atau kekuatan
politik di DPR yang mau seratus persen mendukung anda. Tapi kalau itupun
tidak anda dapatkan, maka tidak ada artinya anda jadi orang yang pandai,
bersih dan punya komitmen.

Di sisi lain, saya kuatir ini jadi sinyal buat para petualang politik bahwa
bullying itu efektif. Kalau anda kalah dalam pemilu, kalau anda kurang
pandai, atau kalau anda tidak suka pada seseorang – entah karena
kepentingannya tidak sejalan dengan anda, atau bahkan bisa membahayakan
posisi ekonomi dan politik anda – jangan kuatir. Anda bisa mem-bully orang
itu hingga ia pergi.

Ironisnya, ada institusi lain yang bisa memberi apresiasi pada prestasi
orang seperti Sri Mulyani. Salahkan kalau ia pindah ke tempat dimana ia bisa
dihargai?

Kekuatiran saya yang lebih besar adalah di masa depan kita akan sulit
mendapatkan orang-orang bersih, baik, berani, punya komitmen, dan bersedia
jadi pejabat publik. Padahal kita selama ini bicara pentingnya institusi
yang kokoh, kepemimpinan yang kuat dan sebagainya. Dan sekarang kita
dihadapkan pada situasi mirip Hukum Gresham di abad-18: bad money drives out
good money. Hanya dalam konteks sekarang, bad guys drive out good guys.

Ini persoalan akal sehat yang tercederai. Pansus Century yang didirikan
dengan semangat perburuan tukang sihir adalah pelecehan terhadap akal sehat
sejak awal. Orang-orang tanpa akal sehat lebih suka mendengar sesama orang
tanpa akal sehat. Inilah yang terjadi. Mereka tekun mendengarkan narasumber
yang sejalan dengan konstruksi logika yang mereka bangun. Mereka berikan
waktu lebih banyak ketimbang narasumber lain yang berbeda pendapat. Lucunya,
para ‘pakar’ ini berbeda pendapatnya dengan apa yang pernah mereka katakan
soal krisis tahun 2008. Para anggota Pansus tidak peduli. Yang penting
justifikasi telah mereka dapatkan.

Parahnya, hilangnya akal sehat ini diamplifikasi oleh media. Mereka
berlomba-lomba memberikan waktu tayang buat komentator pro-Pansus. Sekacau
apapun pernyataan mereka. Media sudah memvonis Sri Mulyani dan Boediono
bersalah. Meski Pansus sendiri tidak pernah bisa membuktikan mereka
bersalah.

Kembali akal sehat kita dicederai ketika berita rencana kepindahan Sri
Mulyani ke posisi barunya di Washington, DC, beredar. Berterbaranlah
ungkapan-ungkapan seperti ‘intervensi asing’, ‘akal-akalan SBY’ dan
sebagainya. Bahkan teori-teori bermunculan, seperti ‘Bank Dunia suka dengan
Sri Mulyani yang gemar berhutang’ dan sebagainya. Lupa bahwa rasio hutang
justru turun di era Sri Mulyani. Ada juga yang berteriak, ‘Sri Mulyani tidak
boleh pergi.’ Padahal baru beberapa bulan lalu ia diminta mundur, bahkan
diboikot di Rapat Kerja DPR.

Lalu apa setelah ini? Sri Mulyani akan pergi. Selama ini ia menjadi ikon
‘pemersatu’ orang-orang berakal sehat, yang ingin melihat reformasi
birokrasi berjalan, yang ingin melihat ekonomi Indonesia 

Re: [Keuangan] Ini bukan soal Sri Mulyani

2010-05-06 Thread Oka Widana
Saya kira soal SMI, dikaitkan dg jabatan barunya di WB dan kasus Century, sudah 
terlalu memakan banyak energi. Seperti biasa bangsa ini ngak pernah bisa 
menempatkan prioritas.

Saya sih sepakat dg kamerad Pras, tapi kayaknya kok ngak dibaca email mas Pras 
itu ya sama member lain. Jadi posting dimillis, seperti kaset berulang-ulang, 
ngak ada yg baru. Email mas Pras itu saya kira mengacu  diskusi dimillis ini 
berbulan-bulan lalu. pada Para member silahkan review kembali, saya kira angle 
kasus sdh jelas. 
Posting pro kontra SMI vs WB vs Century, apalagi cross posting dari sumber 
lain, bagi saya hanya muter kaset rusak. Ngak pernah beranjak, ya cuma seperti 
gangsing aja

SMI berprestasi, kita angkat topi. Dia pintar, intektual yg disegani didunia, 
kita kagum dan bangga.
Tapi kan dia manusia biasa, pejabat negara yg punya pertanggung jawaban 
politik. Ngak usah takut kekurangan kandidat pejabat...walah! Yang ngantri 
banyak bener. Yg sepinter SMI banyak, yang integritasnya seperti SMI banyak 
juga. 
Saya pribadi kenal dengan salah satu kandidat yg disebut2 calon Menkeu. Bahkan 
konon member millis inipun ada yang cukup qualified jadi calon Menkeu, lebih 
dari satu, malah.

Kalo saya jadi SMI, saya justru akan datangin KPK, minta segera diperiksa dan 
diklarifikasi. 
Kalo saya jadi KPK, saya juga ngak akan menempatkan kasus ini sebagai 
prioritas, membereskannya secepat mungkin. Bukannya bilang "ah SMI kan cuma ke 
Washinton"
Kalo saya anggota DPR, saya akan dorong SMI dan KPK untuk segera membereskan 
masalah. Kan ketika SMI di WB dia kan perwakilan kontingen Indonesia, bawa 
panji negara, ngak mungkin dipanggil2 untuk diperiksa.
Kalo saya jadi SBY? Ah...ngak lah ..nanti pasti jadi pro kons lagi...



 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Ical Moci 
Date: Fri, 7 May 2010 10:16:54 
To: 
Subject: [Keuangan] Ini bukan soal Sri Mulyani

HmmmI can't agree more.
Proses Pansus memang tidak akan mengurangi minat orang untuk menjadi pejabat
negara. Tapi dampak sampingan kriminalisasi kebijakan di pansus adalah akan
sangat sedikit (bahkan tidak ada) pejabat negara yang berani mengambil
keputusan di saat genting...


=

*INI BUKAN SOAL SRI MULYANI*


Ini persoalan momentum yang terlewatkan. Indonesia tidak akan kiamat.
Ekonomi Indonesia tidak akan kolaps dengan dengan perginya Sri Mulyani.
Hanya sekali lagi kita menyiakan momen untuk melakukan perbaikan ekonomi dan
kelembagaan, atas nama ‘proses politik.’ Betul, kita ingin DPR yang kritis,
yang bukan hanya tukang stempel seperti di era Orde Baru. Tapi bukan DPR
seperti ini yang kita inginkan. Yang berlomba-lomba ingin tampil dan
menunjukkan eksistensinya.

Proses Pansus dan sesudahnya telah menjadi ajang perburuan tukang sihir.
Bukan pencarian kebenaran. Bahkan, ada tendensi untuk menjadi ajang
penutupan kebenaran. Lihat saja ulah para anggota Pansus yang sekarang
justru membela kawan mereka Misbakhun. Padahal terkuaknya ulah kontribusi
Misbakhun dalam kejatuhan Bank Century adalah buah dari proses Pansus.
Artinya, pengusutan hukum untuk Misbakhun adalah konsekuensi logis dari
Pansus. Tapi Pansus justru menjilat ludah mereka sendiri.

Ini persoalan sinyal yang salah. Sri Mulyani memang eksepsional. Baik
sebagai akademisi, birokrat maupun politisi. Namun bukan berarti ia tak
tergantikan. Indonesia tidak kekurangan stok sumber daya manusia untuk
menjadi Menkeu. Masalahnya, setelah berbagai perlakuan yang diterima Sri
Mulyani, apakah yang mampu akan mau? Apakah yang mau adalah yang mampu?

Proses Pansus menunjukkan satu hal. Kalau anda pejabat yang harus mengambil
keputusan penting dalam waktu singkat dan informasi terbatas, jangan lakukan
apapun! Ekonomi mungkin anjlok. Tapi konsekuensi terjelek buat anda adalah
reputasi. Dan itu bisa anda perbaiki dengan menyalahkan kapitalisme global,
neoliberalisme, badan-badan internasional, hingga meteor. Tapi kalau anda
mengambil keputusan yang perlu, risiko yang anda hadapi adalah proses
politik, bahkan hukum.

Itu mungkin tak jadi masalah besar kalau anda punya atasan atau kekuatan
politik di DPR yang mau seratus persen mendukung anda. Tapi kalau itupun
tidak anda dapatkan, maka tidak ada artinya anda jadi orang yang pandai,
bersih dan punya komitmen.

Di sisi lain, saya kuatir ini jadi sinyal buat para petualang politik bahwa
bullying itu efektif. Kalau anda kalah dalam pemilu, kalau anda kurang
pandai, atau kalau anda tidak suka pada seseorang – entah karena
kepentingannya tidak sejalan dengan anda, atau bahkan bisa membahayakan
posisi ekonomi dan politik anda – jangan kuatir. Anda bisa mem-bully orang
itu hingga ia pergi.

Ironisnya, ada institusi lain yang bisa memberi apresiasi pada prestasi
orang seperti Sri Mulyani. Salahkan kalau ia pindah ke tempat dimana ia bisa
dihargai?

Kekuatiran saya yang lebih besar adalah di masa depan kita akan sulit
mendapatkan orang-orang bersih, baik, berani, punya komitmen, dan bersedia
jadi pejabat publik. Padahal kita selama ini bica

[Keuangan] Re: Ini bukan soal Sri Mulyani

2010-05-06 Thread dyahanggitasari
Kaum yang menyatakan dirinya profesional (anggapannya yang di partai tidak ada 
yang profesional), dengan kejadian seperti ini harus mengambil hikmahnya. Para 
profesional harus mengubah paradigma yang selama ini merasa paling pintar dalam 
mengatasi masalah, maka kedepannya supaya melengkapi diri dengan interpersonal 
skill. Pintar saja tidak cukup. Kemampuan membawakan idenya  dalam memberikan 
solusi supaya diimbangi dengan kemampuan membawakan diri dalam dunia politik. 
Jaman sudah berubah. Menafikan peran partai merupakan negasi dari proses 
demokrasi seburuk buruknya hasil dari demokrasi itu sendiri.Tanpa ada saling 
intropeksi dan kerjasama kedua belah pihak maka yang ada adalah kebanggaan semu 
dan perselisihan  tanpa  memberikan kontribusi yang bermanfaat buat masyarakat. 

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Ical Moci  wrote:
>
> HmmmI can't agree more.
> Proses Pansus memang tidak akan mengurangi minat orang untuk menjadi pejabat
> negara. Tapi dampak sampingan kriminalisasi kebijakan di pansus adalah akan
> sangat sedikit (bahkan tidak ada) pejabat negara yang berani mengambil
> keputusan di saat genting...
> 
> 
> =
> 
> *INI BUKAN SOAL SRI MULYANI*
> 
> 
> Ini persoalan momentum yang terlewatkan. Indonesia tidak akan kiamat.
> Ekonomi Indonesia tidak akan kolaps dengan dengan perginya Sri Mulyani.
> Hanya sekali lagi kita menyiakan momen untuk melakukan perbaikan ekonomi dan
> kelembagaan, atas nama `proses politik.' Betul, kita ingin DPR yang kritis,
> yang bukan hanya tukang stempel seperti di era Orde Baru. Tapi bukan DPR
> seperti ini yang kita inginkan. Yang berlomba-lomba ingin tampil dan
> menunjukkan eksistensinya.
> 
> Proses Pansus dan sesudahnya telah menjadi ajang perburuan tukang sihir.
> Bukan pencarian kebenaran. Bahkan, ada tendensi untuk menjadi ajang
> penutupan kebenaran. Lihat saja ulah para anggota Pansus yang sekarang
> justru membela kawan mereka Misbakhun. Padahal terkuaknya ulah kontribusi
> Misbakhun dalam kejatuhan Bank Century adalah buah dari proses Pansus.
> Artinya, pengusutan hukum untuk Misbakhun adalah konsekuensi logis dari
> Pansus. Tapi Pansus justru menjilat ludah mereka sendiri.
> 
> Ini persoalan sinyal yang salah. Sri Mulyani memang eksepsional. Baik
> sebagai akademisi, birokrat maupun politisi. Namun bukan berarti ia tak
> tergantikan. Indonesia tidak kekurangan stok sumber daya manusia untuk
> menjadi Menkeu. Masalahnya, setelah berbagai perlakuan yang diterima Sri
> Mulyani, apakah yang mampu akan mau? Apakah yang mau adalah yang mampu?
> 
> Proses Pansus menunjukkan satu hal. Kalau anda pejabat yang harus mengambil
> keputusan penting dalam waktu singkat dan informasi terbatas, jangan lakukan
> apapun! Ekonomi mungkin anjlok. Tapi konsekuensi terjelek buat anda adalah
> reputasi. Dan itu bisa anda perbaiki dengan menyalahkan kapitalisme global,
> neoliberalisme, badan-badan internasional, hingga meteor. Tapi kalau anda
> mengambil keputusan yang perlu, risiko yang anda hadapi adalah proses
> politik, bahkan hukum.
> 
> Itu mungkin tak jadi masalah besar kalau anda punya atasan atau kekuatan
> politik di DPR yang mau seratus persen mendukung anda. Tapi kalau itupun
> tidak anda dapatkan, maka tidak ada artinya anda jadi orang yang pandai,
> bersih dan punya komitmen.
> 
> Di sisi lain, saya kuatir ini jadi sinyal buat para petualang politik bahwa
> bullying itu efektif. Kalau anda kalah dalam pemilu, kalau anda kurang
> pandai, atau kalau anda tidak suka pada seseorang – entah karena
> kepentingannya tidak sejalan dengan anda, atau bahkan bisa membahayakan
> posisi ekonomi dan politik anda – jangan kuatir. Anda bisa mem-bully orang
> itu hingga ia pergi.
> 
> Ironisnya, ada institusi lain yang bisa memberi apresiasi pada prestasi
> orang seperti Sri Mulyani. Salahkan kalau ia pindah ke tempat dimana ia bisa
> dihargai?
> 
> Kekuatiran saya yang lebih besar adalah di masa depan kita akan sulit
> mendapatkan orang-orang bersih, baik, berani, punya komitmen, dan bersedia
> jadi pejabat publik. Padahal kita selama ini bicara pentingnya institusi
> yang kokoh, kepemimpinan yang kuat dan sebagainya. Dan sekarang kita
> dihadapkan pada situasi mirip Hukum Gresham di abad-18: bad money drives out
> good money. Hanya dalam konteks sekarang, bad guys drive out good guys.
> 
> Ini persoalan akal sehat yang tercederai. Pansus Century yang didirikan
> dengan semangat perburuan tukang sihir adalah pelecehan terhadap akal sehat
> sejak awal. Orang-orang tanpa akal sehat lebih suka mendengar sesama orang
> tanpa akal sehat. Inilah yang terjadi. Mereka tekun mendengarkan narasumber
> yang sejalan dengan konstruksi logika yang mereka bangun. Mereka berikan
> waktu lebih banyak ketimbang narasumber lain yang berbeda pendapat. Lucunya,
> para `pakar' ini berbeda pendapatnya dengan apa yang pernah mereka katakan
> soal krisis tahun 2008. Para anggota Pansus tidak peduli. Yang penting
> justifikasi telah mereka dapatkan.
> 
> Parahnya, hilangn

Re: [Keuangan] Ini bukan soal Sri Mulyani

2010-05-06 Thread william bulo
Maka,

Mari kita catat satu persatu para perusuh / pengacau negara,
Awasi kinerja mereka dan rekam jejak kerusuhan kekacauan yang dibuat,
Catat baik-baik, ingat baik-baik, sebarkan baik-baik, teriakkan baik-baik
Agar mereka lenyap selamanya dari arena permainan tinggi...


Wbo.





From: Ical Moci 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Fri, May 7, 2010 10:16:54 AM
Subject: [Keuangan] Ini bukan soal Sri Mulyani

HmmmI can't agree more.
Proses Pansus memang tidak akan mengurangi minat orang untuk menjadi pejabat
negara. Tapi dampak sampingan kriminalisasi kebijakan di pansus adalah akan
sangat sedikit (bahkan tidak ada) pejabat negara yang berani mengambil
keputusan di saat genting...


=

*INI BUKAN SOAL SRI MULYANI*


Ini persoalan momentum yang terlewatkan. Indonesia tidak akan kiamat.
Ekonomi Indonesia tidak akan kolaps dengan dengan perginya Sri Mulyani.
Hanya sekali lagi kita menyiakan momen untuk melakukan perbaikan ekonomi dan
kelembagaan, atas nama ‘proses politik.’ Betul, kita ingin DPR yang kritis,
yang bukan hanya tukang stempel seperti di era Orde Baru. Tapi bukan DPR
seperti ini yang kita inginkan. Yang berlomba-lomba ingin tampil dan
menunjukkan eksistensinya.

Proses Pansus dan sesudahnya telah menjadi ajang perburuan tukang sihir.
Bukan pencarian kebenaran. Bahkan, ada tendensi untuk menjadi ajang
penutupan kebenaran. Lihat saja ulah para anggota Pansus yang sekarang
justru membela kawan mereka Misbakhun. Padahal terkuaknya ulah kontribusi
Misbakhun dalam kejatuhan Bank Century adalah buah dari proses Pansus.
Artinya, pengusutan hukum untuk Misbakhun adalah konsekuensi logis dari
Pansus. Tapi Pansus justru menjilat ludah mereka sendiri.

Ini persoalan sinyal yang salah. Sri Mulyani memang eksepsional. Baik
sebagai akademisi, birokrat maupun politisi. Namun bukan berarti ia tak
tergantikan. Indonesia tidak kekurangan stok sumber daya manusia untuk
menjadi Menkeu. Masalahnya, setelah berbagai perlakuan yang diterima Sri
Mulyani, apakah yang mampu akan mau? Apakah yang mau adalah yang mampu?

Proses Pansus menunjukkan satu hal. Kalau anda pejabat yang harus mengambil
keputusan penting dalam waktu singkat dan informasi terbatas, jangan lakukan
apapun! Ekonomi mungkin anjlok. Tapi konsekuensi terjelek buat anda adalah
reputasi. Dan itu bisa anda perbaiki dengan menyalahkan kapitalisme global,
neoliberalisme, badan-badan internasional, hingga meteor. Tapi kalau anda
mengambil keputusan yang perlu, risiko yang anda hadapi adalah proses
politik, bahkan hukum.

Itu mungkin tak jadi masalah besar kalau anda punya atasan atau kekuatan
politik di DPR yang mau seratus persen mendukung anda. Tapi kalau itupun
tidak anda dapatkan, maka tidak ada artinya anda jadi orang yang pandai,
bersih dan punya komitmen.

Di sisi lain, saya kuatir ini jadi sinyal buat para petualang politik bahwa
bullying itu efektif. Kalau anda kalah dalam pemilu, kalau anda kurang
pandai, atau kalau anda tidak suka pada seseorang – entah karena
kepentingannya tidak sejalan dengan anda, atau bahkan bisa membahayakan
posisi ekonomi dan politik anda – jangan kuatir. Anda bisa mem-bully orang
itu hingga ia pergi.

Ironisnya, ada institusi lain yang bisa memberi apresiasi pada prestasi
orang seperti Sri Mulyani. Salahkan kalau ia pindah ke tempat dimana ia bisa
dihargai?

Kekuatiran saya yang lebih besar adalah di masa depan kita akan sulit
mendapatkan orang-orang bersih, baik, berani, punya komitmen, dan bersedia
jadi pejabat publik. Padahal kita selama ini bicara pentingnya institusi
yang kokoh, kepemimpinan yang kuat dan sebagainya. Dan sekarang kita
dihadapkan pada situasi mirip Hukum Gresham di abad-18: bad money drives out
good money. Hanya dalam konteks sekarang, bad guys drive out good guys.

Ini persoalan akal sehat yang tercederai. Pansus Century yang didirikan
dengan semangat perburuan tukang sihir adalah pelecehan terhadap akal sehat
sejak awal. Orang-orang tanpa akal sehat lebih suka mendengar sesama orang
tanpa akal sehat. Inilah yang terjadi. Mereka tekun mendengarkan narasumber
yang sejalan dengan konstruksi logika yang mereka bangun. Mereka berikan
waktu lebih banyak ketimbang narasumber lain yang berbeda pendapat. Lucunya,
para ‘pakar’ ini berbeda pendapatnya dengan apa yang pernah mereka katakan
soal krisis tahun 2008. Para anggota Pansus tidak peduli. Yang penting
justifikasi telah mereka dapatkan.

Parahnya, hilangnya akal sehat ini diamplifikasi oleh media. Mereka
berlomba-lomba memberikan waktu tayang buat komentator pro-Pansus. Sekacau
apapun pernyataan mereka. Media sudah memvonis Sri Mulyani dan Boediono
bersalah. Meski Pansus sendiri tidak pernah bisa membuktikan mereka
bersalah.

Kembali akal sehat kita dicederai ketika berita rencana kepindahan Sri
Mulyani ke posisi barunya di Washington, DC, beredar. Berterbaranlah
ungkapan-ungkapan seperti ‘intervensi asing’, ‘akal-akalan SBY’ dan
sebagainya. Bahkan teori-teori bermunculan, seperti ‘Bank Dunia suka 

Re: [Keuangan] Re: Ini bukan soal Sri Mulyani

2010-05-06 Thread daniel marsan
quote 
HmmmI can't agree more.
> Proses Pansus memang tidak akan mengurangi minat orang untuk 
menjadi pejabat
> negara. Tapi dampak sampingan kriminalisasi kebijakan di pansus 
adalah akan
> sangat sedikit (bahkan tidak ada) pejabat negara yang berani 
mengambil
> keputusan di saat genting...

Konon ada cerita penasihat negara yg akan lengser menulis tiga buah amplop 
surat untuk penerusnya dan berkata :" Jika terjadi kondisi genting yg sudah 
tidak bisa engkau pikirkan jalan keluarnya lagi bukalah amplop pertama di situ 
ada jawabannya. Jika di kemudian hari kamu menghadapi masalah berat lagi yang 
tidak terselesaikan maka bukalah amplop kedua maka kamu akan menemukan 
jawabannya di sana. Jika terjadi lagi kondisi gawat yg berikut dan kamu tidak 
bisa mendapatkan jalan keluar lagi bukalah amplop yang ketiga. Kamu tidak akan 
mendapatkan lebih dari 3 situasi genting sehingga 3 amplop itu cukup untukmu.". 
Maka penerusnya pun menerima 3 amplop tersebut. Awal berjalan dengan baik 
sampai tiba pada suatu kondisi yang pelik dan membuat si penerus itu harus 
membuka amplop pertama. Di dalamnya tertulis "Salahkanlah pendahulumu untuk 
semua yang terjadi saat ini".dia pun melakukan dan kondisi negara kembali 
tenang. Beberapa waktu berlalu dan terjadi lagi
 kondisi gawat yang kedua dan si penerus pun harus membuka amplop yang kedua 
yang berisi : "Salahkanlah kondisi ekonomi dan iklim dan situasi di dunia yang 
sedang terjadi" dan si penerus pun bisa menenangkan keadaan sampai terjadi 
kondisi gawat yang ketiga dan terburu-buru ia pun membuka amplop yang ketiga 
yang berisi :"Siapkanlah tiga lembar surat dan masukkkan ke dalam tiga amplop 
untuk penerusmu...kamu harus mundur".

with smile



 Best Regards
Daniel R Marsan





 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Ini bukan soal Sri Mulyani

2010-05-06 Thread sen diskartes
Mas Oka
emang sih kalo diskusi yang seperti ini akan selalu dan selalu berputar 
berputar..
nggak akan ada habisnya dan pasti diputar ulang lagi
enaknya sih kopdar gitu,, uda lama juga kan ga ngumpul ngumpul dan berbagi ilmu 
(cuma usul, ga mau nge arrange :p)..
kupas tuntas selesaikan disitu,,,

salam
-kartes-
*menunggu ajakan*





From: Oka Widana 
To: Millis AKI 
Sent: Fri, May 7, 2010 10:38:09 AM
Subject: Re: [Keuangan] Ini bukan soal Sri Mulyani

Saya kira soal SMI, dikaitkan dg jabatan barunya di WB dan kasus Century, sudah 
terlalu memakan banyak energi. Seperti biasa bangsa ini ngak pernah bisa 
menempatkan prioritas.

Saya sih sepakat dg kamerad Pras, tapi kayaknya kok ngak dibaca email mas Pras 
itu ya sama member lain. Jadi posting dimillis, seperti kaset berulang-ulang, 
ngak ada yg baru. Email mas Pras itu saya kira mengacu  diskusi dimillis ini 
berbulan-bulan lalu. pada Para member silahkan review kembali, saya kira angle 
kasus sdh jelas. 
Posting pro kontra SMI vs WB vs Century, apalagi cross posting dari sumber 
lain, bagi saya hanya muter kaset rusak. Ngak pernah beranjak, ya cuma seperti 
gangsing aja

SMI berprestasi, kita angkat topi. Dia pintar, intektual yg disegani didunia, 
kita kagum dan bangga.
Tapi kan dia manusia biasa, pejabat negara yg punya pertanggung jawaban 
politik. Ngak usah takut kekurangan kandidat pejabat...walah! Yang ngantri 
banyak bener. Yg sepinter SMI banyak, yang integritasnya seperti SMI banyak 
juga. 
Saya pribadi kenal dengan salah satu kandidat yg disebut2 calon Menkeu. Bahkan 
konon member millis inipun ada yang cukup qualified jadi calon Menkeu, lebih 
dari satu, malah.

Kalo saya jadi SMI, saya justru akan datangin KPK, minta segera diperiksa dan 
diklarifikasi. 
Kalo saya jadi KPK, saya juga ngak akan menempatkan kasus ini sebagai 
prioritas, membereskannya secepat mungkin. Bukannya bilang "ah SMI kan cuma ke 
Washinton"
Kalo saya anggota DPR, saya akan dorong SMI dan KPK untuk segera membereskan 
masalah. Kan ketika SMI di WB dia kan perwakilan kontingen Indonesia, bawa 
panji negara, ngak mungkin dipanggil2 untuk diperiksa.
Kalo saya jadi SBY? Ah...ngak lah ..nanti pasti jadi pro kons lagi...




Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Ical Moci 
Date: Fri, 7 May 2010 10:16:54 
To: 
Subject: [Keuangan] Ini bukan soal Sri Mulyani

HmmmI can't agree more.
Proses Pansus memang tidak akan mengurangi minat orang untuk menjadi pejabat
negara. Tapi dampak sampingan kriminalisasi kebijakan di pansus adalah akan
sangat sedikit (bahkan tidak ada) pejabat negara yang berani mengambil
keputusan di saat genting...


=

*INI BUKAN SOAL SRI MULYANI*


Ini persoalan momentum yang terlewatkan. Indonesia tidak akan kiamat.
Ekonomi Indonesia tidak akan kolaps dengan dengan perginya Sri Mulyani.
Hanya sekali lagi kita menyiakan momen untuk melakukan perbaikan ekonomi dan
kelembagaan, atas nama ‘proses politik.’ Betul, kita ingin DPR yang kritis,
yang bukan hanya tukang stempel seperti di era Orde Baru. Tapi bukan DPR
seperti ini yang kita inginkan. Yang berlomba-lomba ingin tampil dan
menunjukkan eksistensinya.

Proses Pansus dan sesudahnya telah menjadi ajang perburuan tukang sihir.
Bukan pencarian kebenaran. Bahkan, ada tendensi untuk menjadi ajang
penutupan kebenaran. Lihat saja ulah para anggota Pansus yang sekarang
justru membela kawan mereka Misbakhun. Padahal terkuaknya ulah kontribusi
Misbakhun dalam kejatuhan Bank Century adalah buah dari proses Pansus.
Artinya, pengusutan hukum untuk Misbakhun adalah konsekuensi logis dari
Pansus. Tapi Pansus justru menjilat ludah mereka sendiri.

Ini persoalan sinyal yang salah. Sri Mulyani memang eksepsional. Baik
sebagai akademisi, birokrat maupun politisi. Namun bukan berarti ia tak
tergantikan. Indonesia tidak kekurangan stok sumber daya manusia untuk
menjadi Menkeu. Masalahnya, setelah berbagai perlakuan yang diterima Sri
Mulyani, apakah yang mampu akan mau? Apakah yang mau adalah yang mampu?

Proses Pansus menunjukkan satu hal. Kalau anda pejabat yang harus mengambil
keputusan penting dalam waktu singkat dan informasi terbatas, jangan lakukan
apapun! Ekonomi mungkin anjlok. Tapi konsekuensi terjelek buat anda adalah
reputasi. Dan itu bisa anda perbaiki dengan menyalahkan kapitalisme global,
neoliberalisme, badan-badan internasional, hingga meteor. Tapi kalau anda
mengambil keputusan yang perlu, risiko yang anda hadapi adalah proses
politik, bahkan hukum.

Itu mungkin tak jadi masalah besar kalau anda punya atasan atau kekuatan
politik di DPR yang mau seratus persen mendukung anda. Tapi kalau itupun
tidak anda dapatkan, maka tidak ada artinya anda jadi orang yang pandai,
bersih dan punya komitmen.

Di sisi lain, saya kuatir ini jadi sinyal buat para petualang politik bahwa
bullying itu efektif. Kalau anda kalah dalam pemilu, kalau anda kurang
pandai, atau kalau anda tidak suka pada seseorang – entah karena
kepentingannya tidak sejalan dengan

Re: [Keuangan] Re: Ini bukan soal Sri Mulyani

2010-05-06 Thread devry bonte
 
Staff kan bekerja atas instruksi atasan (minimal sudah ada laporan ke 
atasannya) Ngak mungkin staff berani melawan jika atasan menentang. 
(mungkin kecuali Susno)
 
Di Politik, tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Berkawan selagi masih 
berkepentingan sama (sejalan). 
 
Setelah ini, siapa yang jadi target berikutnya.
 

--- On Fri, 5/7/10, dyahanggitasari  wrote:


From: dyahanggitasari 
Subject: [Keuangan] Re: Ini bukan soal Sri Mulyani
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Friday, May 7, 2010, 10:40 AM


  



Kaum yang menyatakan dirinya profesional (anggapannya yang di partai tidak ada 
yang profesional) , dengan kejadian seperti ini harus mengambil hikmahnya. Para 
profesional harus mengubah paradigma yang selama ini merasa paling pintar dalam 
mengatasi masalah, maka kedepannya supaya melengkapi diri dengan interpersonal 
skill. Pintar saja tidak cukup. Kemampuan membawakan idenya dalam memberikan 
solusi supaya diimbangi dengan kemampuan membawakan diri dalam dunia politik. 
Jaman sudah berubah. Menafikan peran partai merupakan negasi dari proses 
demokrasi seburuk buruknya hasil dari demokrasi itu sendiri.Tanpa ada saling 
intropeksi dan kerjasama kedua belah pihak maka yang ada adalah kebanggaan semu 
dan perselisihan tanpa memberikan kontribusi yang bermanfaat buat masyarakat. 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Wacana mengubah nilai rupiah

2010-05-06 Thread madjmudin m
paling mudah sih 3 digit terakhir yg disederhanakan...daripada menilai Rp 1 yg 
baru senilai = Rp 2.500 sekarang

jadi misalnya nilai uang Rp 100.000 lama jadinya Rp 100.
sehingga semula harga handphone yg Rp 1.000.000 tertulis jadi Rp 1.000
kurs 1 dollar yg baru jadi Rp 10, uang 2 rebu jadi Rp 2. Naik metromini 
bayarnya 2 perak.
pasti hal ini pun awalnya akan menimbulkan kekagokkan ya!



--- On Thu, 6/5/10, Bayu Wirawan  
wrote:

From: Bayu Wirawan 
Subject: Re: [Keuangan] Wacana mengubah nilai rupiah
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Thursday, 6 May, 2010, 23:29







 



  



  
  
  hi,



masalah terbesar adalah psikologi.

kalau sebelumnya biasa disebut miliarder karena punya uang IDR2.5 miliar,

nantinya akan disebut jutawan karena uangnya cuma sejuta.

kalau sebelumnya jual baju seharga IDR250ribu, nantinya (seharusnya) baju

akan ditukar dengan IDR100.



karena ada perasaan tidak rela menjadi miskin, maka harga akan naik. Baju

tidak dijual seharga IDR100, tapi bisa jadi IDR200. akhirnya bukan menjadi

deflasi, tapi malah menjadi inflasi.



regards,

bayu



2010/5/5 Oka Widana 



> Saya sih baru denger ada wacana ini. Apakah ada alasan tertentu yang

> mendasarinya?

>

> Karena merubah itu tak gampang. Ongkosnya harus difikirkan? A.l. merubah

> pecahan uang yang ada atau mencetak uang baru. Belum lagi ERP system, yg

> barangkali sudah dibuat untuk 15 digit akan sia-sia

>

>

> Powered by Telkomsel BlackBerry®

>

> -Original Message-

> From: "ant34" 

> Date: Tue, 04 May 2010 11:07:49

> To: 

> Subject: [Keuangan] Wacana mengubah nilai rupiah

>

> Dear all member AKI

> Bagaimana pendapat kalian semua kalau nilai rupiah sekarang diubah seperti

> mata uang lainnya seperti USD SGD dll yang menggunakan sen sebagai nilai

> terkecilnya. Jadi kalau misalnya nilai barang terendah di Indonesia sekarang

> adalah Rp 25 maka bisa disetarakan dengan 1 sen. Jadi dengan demikian nilai

> Rp 1 nantinya akan sama dengan Rp 2500 sekarang. Dan kurs USD jadi Rp

> 9000/Rp 2500 = 1 USD = Rp 3,6.

> Ini sekedar wacana. Mohon tanggapannya. Tks

>

>

>

>

> [Non-text portions of this message have been removed]

>

>

>

>  - - --

>

>  = 

> Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking"

>  = 

> Alamat penting terkait millis AKI

> Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan- indonesia. com

> Facebook AKI: http://www.facebook .com/group. php?gid=62473030 45

> Arsip Milis AKI online:

> http://www.mail- archive.com/ ahlikeuangan- indonesia@ yahoogroups. com

>  = 

> Perhatian :

> Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut:

> - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya

> - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota

> yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas

> - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke

> ahlikeuangan- indonesia- ow...@yahoogroup s.comYahoo! Groups Links

>

>

>

>



[Non-text portions of this message have been removed]






 





 



  






  

[Non-text portions of this message have been removed]