Re: [balita-anda] Fw: [alumni_UPH] Vaksin Penyebab Autis
Mbak Yantie, Sudah cukup lamaa sekali memang polemik di sekitaran imunisasi. Mungkin ada baiknya dilihat2 di database email yang dulu2, atau buka2 situs dari who, mayoclinic, aap, baca sana sini. Saya sendiri masih berkeputusan untuk memberikan imunisasi untuk anak saya. Bismillah dan insyaAllah semoga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sementara untuk autisme sendiri, masih dalam penelitian penyebabnya apa saja, sepertinya multi faktor ya. Gak maido, jika anak terkena autisme maka merupakan perjuangan bagi seluruh keluarga. Semoga diringankan beban keluarga penderita autisme. terakhir, semoga anak-anak kita selalu diberikan kesehatan dan rahmat dari Allah Swt (hmmm kayak pidato pelepasan di playgroup anakku nih). best regards, mama Nayma On 6/23/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: dear parents, saya dapat email di bawah ini dari milis tetangga. Gak tau benar atau salah. Mohon pendapat dan sharingnya...(gimana kita tau kalo vaksin itu tidak mengandung zat2 yg justru akan membahayakan tumbuh kembang buah hati kita..) thanks yantie JUST FORWARD Vaksin penyebab Autis Bisa di share kepada yang masih punya anak kecil supaya ber-hati2 ... . Setelah kesibukan yang menyita waktu, baru sekarang saya bisa dapat waktu luang membaca buku Children with Starving Brains karangan Jaquelyn McCandless , MD yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Grasindo. Ternyata buku yang saya beli di toko buku Gramedia seharga Rp. 50,000,- itu benar-benar membuka mata saya, dan sayang, sayang sekali baru terbit setelah anak saya Joey (27 bln) didiagnosa mengidap Autisme Spectrum Disorder. Bagian satu, bab 3, dari buku itu benar-benar membuat saya menangis. Selama 6 bulan pertama hidupnya (Agustus 2001 - Februari 2002), Joey memperoleh 3 kali suntikan vaksin Hepatitis B, dan 3 kali suntikan vaksin HiB. Menurut buku tersebut (halaman 54 - 55) ternyata dua macam vaksin yang diterima anak saya dalam 6 bulan pertama hidupnya itu positif mengandung zat pengawet Thimerosal, yang terdiri dari Etilmerkuri yang menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder yang meledak pada sejak awal tahun 1990 an. Vaksin yang mengandung Thimerosal itu sendiri sudah dilarang di Amerika sejak akir tahun 2001.Alangkah sedihnya saya, anak yang saya tunggu kehadirannya selama 6 tahun, dilahirkan dan divaksinasi di sebuah rumahsakit besar yang bagus, terkenal, dan mahal di Karawaci Tangerang, dengan harapan memperoleh treatment yang terbaik, ternyata malah diracuni oleh Mercuri dengan selubung vaksinasi. Beruntung saya masih bisa memberi ASI sampai sekarang, sehingga Joey tidak menderita Autisme yang parah. Tetapi tetap saja, sampai sekarang dia belum bicara, harus diet pantang gluten dan casein, harus terapi ABA , Okupasi, dan nampaknya harus dibarengi dengan diet supplemen yang keseluruhannya sangat besar biayanya.Melalui e-mail ini saya hanya ingin menghimbau para dokter anak di Indonesia, para pejabat di Departemen Kesehatan, tolonglah baca buku tersebut diatas itu, dan tolong musnahkan semua vaksin yang masih mengandung Thimerosal. Jangan sampai (dan bukan tidak mungkin sudah terjadi) sisa stok yang tidak habis di Amerika Serikat tersebut diekspor dengan harga murah ke Indonesia dan dikampanyekan sampai ke puskesmas-puskesmas seperti contohnya vaksin Hepatitis B, yang sekarang sedang giat-giatnya dikampanyekan sampai ke pedesaan. Kepada para orang tua dan calon orang tua, marilah kita bersikap proaktif, dan assertif dengan menolak vaksin yang mengandung Thimerosal tersebut, cobalah bernegosiasi dengan dokter anak kita, minta vaksin Hepatitis B dan HiB yang tidak mengandung Thimerosal. Juga tolong e-mail ini diteruskan kepada mereka yang akan menjadi orang tua, agar tidak mengalami nasib yang sama seperti saya. Sekali lagi, jangan sampai kita kehilangan satu generasi anak-anak penerus bangsa, apalagi jika mereka datang dari keluarga yang berpenghasilan rendah yang untuk makan saja sulit apalagi untuk membiayai biaya terapi supplemen, terapi ABA , Okupasi, dokter ahli Autisme (yang daftar tunggunya sampai berbulan-bulan) , yang besarnya sampai jutaaan Rupiah perbulannya. Terakhir, mohon doanya untuk Joey dan ratusan, bahkan ribuan teman- teman senasibnya di Indonesia yang sekarang sedang berjuang membebaskan diri dari belenggu Autisme. Let's share with others... Show them that WE care! * * *** This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. -- Info tanaman hias:
Re: [balita-anda] Fw: [alumni_UPH] Vaksin Penyebab Autis
hmm joey lagi joey lagi :) mbak yanti joey ini adalah ponakannya sahabatku sewaktu sma, sebutlah namanya Ny. Pt (sampai skg kita masih kontek2an) aku gak ngukutin ttg joeynya, tapi menurut sahabtku, joey sudah banyak perkembangan nah, aku mau sharing ttg ny, Pt Ny, Pt ini saking ketakutannya sama vaksin (gara2 vaksin menjadi satu2nya tertuduh yg menyebabkan joey autis), anak2nya tidak diberikan MMR, HIB, dan vaksin2 penting lainnya tapi ternyata, anak pertamanya (cowo, skg 4 tahun) tetep menunjukkan gejala autis nah kalau sudha begini, siapa lagi yang mau disalahkan? gen kali ya ;) soalnay beberpa peneliotian terbaru menunjuk bahwa gen paling berperan penting :) tapi semua masih belumpasti, cuma, kalau vaksin ygmenjadi tertuduh, rasanya sudah old-fashioned ya pendapat ini On 6/23/08, Lif Rahayu [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Yantie, Sudah cukup lamaa sekali memang polemik di sekitaran imunisasi. Mungkin ada baiknya dilihat2 di database email yang dulu2, atau buka2 situs dari who, mayoclinic, aap, baca sana sini. Saya sendiri masih berkeputusan untuk memberikan imunisasi untuk anak saya. Bismillah dan insyaAllah semoga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Mercuri dengan selubung vaksinasi. Beruntung saya masih bisa memberi ASI sampai sekarang, sehingga Joey tidak menderita Autisme yang parah. Tetapi tetap saja, sampai sekarang dia belum bicara, harus diet pantang gluten dan casein, harus terapi ABA , Okupasi, dan nampaknya harus dibarengi dengan diet supplemen yang keseluruhannya sangat besar biayanya.Melalui e-mail ini saya hanya ingin menghimbau para dokter anak
Re: [balita-anda] Fw: [alumni_UPH] Vaksin Penyebab Autis
tadi di oprah juga diomongin soal anak autis stelah imun MMR, yg jadi bintang tamunya si ibu anak tersebut, n dah ngeluarin buku. sebelumnya, sang ibu crita,sebenernya dia ragu2 ma imun MMR ini,soale dia denger2 penyebab autis.trus dia tanya ke dokternya,jawab dokternya,tidak.hal itu konyol. trus si anak divaksin deh..trus autis... trus si ibu browsing sana-sini,sampe ke CDC juga.. sayang...aku gak ikutin mpe habis,hrs angkat telpon...=( tapi oprah bilang,cmiiw,apa yg dialami ibu-anak ini blm tentu dialami oleh anak2 lain... maaf ya cuma crita spotong.. Pada 23 Juni 2008 13:33, Lif Rahayu [EMAIL PROTECTED] menulis: Mbak Yantie, Sudah cukup lamaa sekali memang polemik di sekitaran imunisasi. Mungkin ada baiknya dilihat2 di database email yang dulu2, atau buka2 situs dari who, mayoclinic, aap, baca sana sini. Saya sendiri masih berkeputusan untuk memberikan imunisasi untuk anak saya. Bismillah dan insyaAllah semoga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sementara untuk autisme sendiri, masih dalam penelitian penyebabnya apa saja, sepertinya multi faktor ya. Gak maido, jika anak terkena autisme maka merupakan perjuangan bagi seluruh keluarga. Semoga diringankan beban keluarga penderita autisme. terakhir, semoga anak-anak kita selalu diberikan kesehatan dan rahmat dari Allah Swt (hmmm kayak pidato pelepasan di playgroup anakku nih). best regards, mama Nayma On 6/23/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: dear parents, saya dapat email di bawah ini dari milis tetangga. Gak tau benar atau salah. Mohon pendapat dan sharingnya...(gimana kita tau kalo vaksin itu tidak mengandung zat2 yg justru akan membahayakan tumbuh kembang buah hati kita..) thanks yantie JUST FORWARD Vaksin penyebab Autis Bisa di share kepada yang masih punya anak kecil supaya ber-hati2 ... . Setelah kesibukan yang menyita waktu, baru sekarang saya bisa dapat waktu luang membaca buku Children with Starving Brains karangan Jaquelyn McCandless , MD yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Grasindo. Ternyata buku yang saya beli di toko buku Gramedia seharga Rp. 50,000,- itu benar-benar membuka mata saya, dan sayang, sayang sekali baru terbit setelah anak saya Joey (27 bln) didiagnosa mengidap Autisme Spectrum Disorder. Bagian satu, bab 3, dari buku itu benar-benar membuat saya menangis. Selama 6 bulan pertama hidupnya (Agustus 2001 - Februari 2002), Joey memperoleh 3 kali suntikan vaksin Hepatitis B, dan 3 kali suntikan vaksin HiB. Menurut buku tersebut (halaman 54 - 55) ternyata dua macam vaksin yang diterima anak saya dalam 6 bulan pertama hidupnya itu positif mengandung zat pengawet Thimerosal, yang terdiri dari Etilmerkuri yang menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder yang meledak pada sejak awal tahun 1990 an. Vaksin yang mengandung Thimerosal itu sendiri sudah dilarang di Amerika sejak akir tahun 2001.Alangkah sedihnya saya, anak yang saya tunggu kehadirannya selama 6 tahun, dilahirkan dan divaksinasi di sebuah rumahsakit besar yang bagus, terkenal, dan mahal di Karawaci Tangerang, dengan harapan memperoleh treatment yang terbaik, ternyata malah diracuni oleh Mercuri dengan selubung vaksinasi. Beruntung saya masih bisa memberi ASI sampai sekarang, sehingga Joey tidak menderita Autisme yang parah. Tetapi tetap saja, sampai sekarang dia belum bicara, harus diet pantang gluten dan casein, harus terapi ABA , Okupasi, dan nampaknya harus dibarengi dengan diet supplemen yang keseluruhannya sangat besar biayanya.Melalui e-mail ini saya hanya ingin menghimbau para dokter anak di Indonesia, para pejabat di Departemen Kesehatan, tolonglah baca buku tersebut diatas itu, dan tolong musnahkan semua vaksin yang masih mengandung Thimerosal. Jangan sampai (dan bukan tidak mungkin sudah terjadi) sisa stok yang tidak habis di Amerika Serikat tersebut diekspor dengan harga murah ke Indonesia dan dikampanyekan sampai ke puskesmas-puskesmas seperti contohnya vaksin Hepatitis B, yang sekarang sedang giat-giatnya dikampanyekan sampai ke pedesaan. Kepada para orang tua dan calon orang tua, marilah kita bersikap proaktif, dan assertif dengan menolak vaksin yang mengandung Thimerosal tersebut, cobalah bernegosiasi dengan dokter anak kita, minta vaksin Hepatitis B dan HiB yang tidak mengandung Thimerosal. Juga tolong e-mail ini diteruskan kepada mereka yang akan menjadi orang tua, agar tidak mengalami nasib yang sama seperti saya. Sekali lagi, jangan sampai kita kehilangan satu generasi anak-anak penerus bangsa, apalagi jika mereka datang dari keluarga yang berpenghasilan rendah yang untuk makan saja sulit apalagi untuk membiayai biaya terapi supplemen, terapi ABA , Okupasi, dokter ahli Autisme (yang daftar tunggunya sampai berbulan-bulan) , yang besarnya sampai jutaaan Rupiah perbulannya. Terakhir, mohon
Re: [balita-anda] Fw: [alumni_UPH] Vaksin Penyebab Autis
Jadi gejala autis itu karena gen atau vaksin? Jadi serem ya... Soalnya saya selain memberikan vaksin wajib ke anak2, saya juga memberikan vaksin yg dianjurkan...semuanya... jadi bingung nichmesti banyak baca n nanya2 lagi nih soal vaksin... mama aby [EMAIL PROTECTED] omTo balita-anda@balita-anda.com 23/06/2008 14:47 cc Subject Please respond to Re: [balita-anda] Fw: [alumni_UPH] [EMAIL PROTECTED] Vaksin Penyebab Autis a-anda.com tadi di oprah juga diomongin soal anak autis stelah imun MMR, yg jadi bintang tamunya si ibu anak tersebut, n dah ngeluarin buku. sebelumnya, sang ibu crita,sebenernya dia ragu2 ma imun MMR ini,soale dia denger2 penyebab autis.trus dia tanya ke dokternya,jawab dokternya,tidak.hal itu konyol. trus si anak divaksin deh..trus autis... trus si ibu browsing sana-sini,sampe ke CDC juga.. sayang...aku gak ikutin mpe habis,hrs angkat telpon...=( tapi oprah bilang,cmiiw,apa yg dialami ibu-anak ini blm tentu dialami oleh anak2 lain... maaf ya cuma crita spotong.. Pada 23 Juni 2008 13:33, Lif Rahayu [EMAIL PROTECTED] menulis: Mbak Yantie, Sudah cukup lamaa sekali memang polemik di sekitaran imunisasi. Mungkin ada baiknya dilihat2 di database email yang dulu2, atau buka2 situs dari who, mayoclinic, aap, baca sana sini. Saya sendiri masih berkeputusan untuk memberikan imunisasi untuk anak saya. Bismillah dan insyaAllah semoga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sementara untuk autisme sendiri, masih dalam penelitian penyebabnya apa saja, sepertinya multi faktor ya. Gak maido, jika anak terkena autisme maka merupakan perjuangan bagi seluruh keluarga. Semoga diringankan beban keluarga penderita autisme. terakhir, semoga anak-anak kita selalu diberikan kesehatan dan rahmat dari Allah Swt (hmmm kayak pidato pelepasan di playgroup anakku nih). best regards, mama Nayma On 6/23/08, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: dear parents, saya dapat email di bawah ini dari milis tetangga. Gak tau benar atau salah. Mohon pendapat dan sharingnya...(gimana kita tau kalo vaksin itu tidak mengandung zat2 yg justru akan membahayakan tumbuh kembang buah hati kita..) thanks yantie JUST FORWARD Vaksin penyebab Autis Bisa di share kepada yang masih punya anak kecil supaya ber-hati2 ... . Setelah kesibukan yang menyita waktu, baru sekarang saya bisa dapat waktu luang membaca buku Children with Starving Brains karangan Jaquelyn McCandless , MD yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Grasindo. Ternyata buku yang saya beli di toko buku Gramedia seharga Rp. 50,000,- itu benar-benar membuka mata saya, dan sayang, sayang sekali baru terbit setelah anak saya Joey (27 bln) didiagnosa mengidap Autisme Spectrum Disorder. Bagian satu, bab 3, dari buku itu benar-benar membuat saya menangis. Selama 6 bulan pertama hidupnya (Agustus 2001 - Februari 2002), Joey memperoleh 3 kali suntikan vaksin Hepatitis B, dan 3 kali suntikan vaksin HiB. Menurut buku tersebut (halaman 54 - 55) ternyata dua macam vaksin yang diterima anak saya dalam 6 bulan pertama hidupnya itu positif mengandung zat pengawet Thimerosal, yang terdiri dari Etilmerkuri yang menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder yang meledak pada sejak awal tahun 1990 an. Vaksin yang mengandung Thimerosal itu sendiri sudah dilarang di Amerika sejak akir tahun 2001.Alangkah sedihnya saya, anak yang saya tunggu kehadirannya selama 6 tahun, dilahirkan dan divaksinasi di sebuah rumahsakit besar yang bagus, terkenal, dan mahal di Karawaci Tangerang, dengan harapan memperoleh treatment yang terbaik, ternyata malah diracuni oleh Mercuri dengan selubung vaksinasi. Beruntung saya masih bisa memberi ASI sampai sekarang, sehingga Joey tidak menderita Autisme yang parah. Tetapi tetap saja, sampai sekarang dia belum bicara, harus diet pantang gluten dan casein, harus
[balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Fw: [alumni_UPH] Vaksin Penyebab Autis
Dear all, Kebetulan aku masih nyimpen artikel AUTISME sori sumber aslinya ketlingsut..tsptnya dr medicastore.com Klo dri DSA anakku katanya vaksin adalah salah satu pemicunya..jd selama anak ada tanda2 autism sbaiknya vaksinnya MMR ditunda sementara... Uci mamaKavin+Ija http:/oetjipop.multiply.com Autisme DEFINISI Autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks, yang biasanya muncul pada usia 1-3 tahun. Tanda-tanda autisme biasanya muncul pada tahun pertama dan selalu sebelum anak berusia 3 tahun.Autisme 2-4 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki. PENYEBAB Penyebab yang pasti dari autisme tidak diketahui, yang pasti hal ini bukan disebabkan oleh pola asuh yang salah.Penelitian terbaru menitikberatkan pada kelainan biologis dan neurologis di otak, termasuk ketidakseimbangan biokimia, faktor genetik dan gangguan kekebalan. Beberapa kasus mungkin berhubungan dengan: - Infeksi virus (rubella kongenital atau cytomegalic inclusion disease) - Fenilketonuria (suatu kekurangan enzim yang sifatnya diturunkan) - Sindroma X yang rapuh (kelainan kromosom). GEJALA Penderita autisme klasik memiliki 3 gejala: gangguan interaksi sosial hambatan dalam komunikasi verbal dan non-verbal kegiatan dan minat yang aneh atau sangat terbatas. Sifat-sifat lainnya yang biasa ditemukan pada anak autis: Sulit bergabung dengan anak-anak yang lain Tertawa atau cekikikan tidak pada tempatnya Menghindari kontak mata atau hanya sedikit melakukan kontak mata Menunjukkan ketidakpekaan terhadap nyeri Lebih senang menyendiri, menarik diri dari pergaulan, tidak membentuk hubungan pribadi yang terbuka Jarang memainkan permainan khayalan Memutar benda Terpaku pada benda tertentu, sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya dengan baik Secara fisik terlalu aktif atau sama sekali kurang aktif Tidak memberikan respon terhadap cara pengajaran yang normal Tertarik pada hal-hal yang serupa, tidak mau menerima/mengalami perubahan Tidak takut akan bahaya Terpaku pada permainan yang ganjil Ekolalia (mengulang kata-kata atau suku kata) Tidak mau dipeluk Tidak memberikan respon terhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli Mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata, lebih senang meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk Jengkel/kesal membabi buta, tampak sangat rusuh untuk alasan yang tidak jelas Melakukan gerakan dan ritual tertentu secara berulang (misalnya bergoyang-goyang atau mengepak-ngepakkan lengannya) Anak autis mengalami keterlambatan berbicara, mungkin menggunakan bahasa dengan cara yang aneh atau tidak mampu bahkan tidak mau berbicara sama sekali. Jika seseorang berbicara dengannya, dia akan sulit memahami apa yang dikatakan kepadanya. Anak autis tidak mau menggunakan kata ganti yang normal (terutama menyebut dirinya sebagai kamu, bukan sebagai saya). Pada beberapa kasus mungkin ditemukan perilaku agresif atau melukai diri sendiri. Kemampuan motorik kasar/halusnya ganjil (tidak ingin menendang bola tetapi dapat menyusun balok). Gejala-gejala tersebut bervariasi, bisa ringan maupun berat. Selain itu, perilaku anak autis biasanya berlawanan dengan berbagai keadaan yang terjadi dan tidak sesuai dengan usianya. DIAGNOSA Autisme tidak dapat langsung diketahui pada saat anak lahir atau pada skrining prenatal (tes penyaringan yang dilakukan ketika anak masih berada dalamkandungan). Tidak ada tes medis untuk mendiagnosis autisme. Suatu diagnosis yang akurat harus berdasarkan kepada hasil pengamatan terhadap kemampuan berkomunikasi, perilaku dan tingkat perkembangan anak. Karakteristik dari kelainan ini beragam, maka sebaiknya anak dievaluasi oleh suatu tim multidisipliner yang terdiri dari ahli saraf, psikolog anak-anak,ahli perkembangan anak-anak, terapis bahasa dan ahli lainnya yang berpengalaman di bidang autisme. Pengamatan singkat dalam satu kali pertemuan tidak dapat menampilkan gambaran kemampuan dan perilaku anak. Masukan dari orang tua dan riwayat perkembangan anak merupakan komponen yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis yang akurat. PENGOBATAN Orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam membantu perkembangan anak. Seperti anak-anak yang lainnya, anak autis terutama belajar melalui permainan. Bergabunglah dengan anak ketika dia sedang bermain, tariklah anak dari perilaku dan ritualnya yang sering diulang-ulang, dan tuntunlah mereka menuju kegiatan yang lebih beragam. Misalnya, orang tua mengajak anak mengitarikamarnya, kemudian tuntun mereka ke ruang yang lain. Orang tua perlu memasuki dunia mereka untuk membantu mereka masuk ke dunia luar. Kata-kata pujian karena telah menyelesaikan tugasnya dengan baik, kadang tidak berarti apa-apa bagi anak autis. Temukan cara lain untuk mendorong perilaku yang baik dan untuk mengangkat harga dirinya. Misalnya berikan waktu lebih untuk bermain dengan mainan kesukaannya jika anak telah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Anak autis belajar lebih baik jika informasi disampaikan
Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Fw: [alumni_UPH] Vaksin Penyebab Autis
mbak uci, gimana kita mengetahui anak kita ada gejala autis mbak? apa karena belum bisa ngomong? anak temen sekantor aku, umurnya 2,5 tahun belum bisa berbicara dengan lengkap, kalo minta apa2 selalu nunjuk2, kadang cuman ngucapin suku terakhir dari kata yg mau dia ucapin, misalnya ayah, dia cuma bilang yah... di vaksin MMR waktu umur 15 bulan, tapi di riwayat keluarga temenku itu, gak ada yg autis mbak... apa penyebabnya beneran vaksin MMR? anakku yg pertama udah aku vaksin MMR juga, dan kalo aku liat, tumbuh kembangnya gak ada masalah... sekarang umurnya 2 th 3 bulan, kosa katanya udah banyak, didongengin juga nyimak, gerakan motoriknya juga sepertinya biasa aja.. tapi anakku yg kedua ini umurnya 11 bulan, tapi karena ada issue ini, aku jadi agak takut2 mo kasih vaksin MMR... sarannya dong mbak...(buat aku n temenku itu...) uci momkavin+ija [EMAIL PROTECTED] o.co.id To balita-anda@balita-anda.com 23/06/2008 15:09 cc Subject Please respond to [balita-anda] Balasan: Re: [EMAIL PROTECTED] [balita-anda] Fw: [alumni_UPH] a-anda.com Vaksin Penyebab Autis Dear all, Kebetulan aku masih nyimpen artikel AUTISME sori sumber aslinya ketlingsut..tsptnya dr medicastore.com Klo dri DSA anakku katanya vaksin adalah salah satu pemicunya..jd selama anak ada tanda2 autism sbaiknya vaksinnya MMR ditunda sementara... Uci mamaKavin+Ija http:/oetjipop.multiply.com Autisme DEFINISI Autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks, yang biasanya muncul pada usia 1-3 tahun. Tanda-tanda autisme biasanya muncul pada tahun pertama dan selalu sebelum anak berusia 3 tahun.Autisme 2-4 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki. PENYEBAB Penyebab yang pasti dari autisme tidak diketahui, yang pasti hal ini bukan disebabkan oleh pola asuh yang salah.Penelitian terbaru menitikberatkan pada kelainan biologis dan neurologis di otak, termasuk ketidakseimbangan biokimia, faktor genetik dan gangguan kekebalan. Beberapa kasus mungkin berhubungan dengan: - Infeksi virus (rubella kongenital atau cytomegalic inclusion disease) - Fenilketonuria (suatu kekurangan enzim yang sifatnya diturunkan) - Sindroma X yang rapuh (kelainan kromosom). GEJALA Penderita autisme klasik memiliki 3 gejala: gangguan interaksi sosial hambatan dalam komunikasi verbal dan non-verbal kegiatan dan minat yang aneh atau sangat terbatas. Sifat-sifat lainnya yang biasa ditemukan pada anak autis: Sulit bergabung dengan anak-anak yang lain Tertawa atau cekikikan tidak pada tempatnya Menghindari kontak mata atau hanya sedikit melakukan kontak mata Menunjukkan ketidakpekaan terhadap nyeri Lebih senang menyendiri, menarik diri dari pergaulan, tidak membentuk hubungan pribadi yang terbuka Jarang memainkan permainan khayalan Memutar benda Terpaku pada benda tertentu, sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya dengan baik Secara fisik terlalu aktif atau sama sekali kurang aktif Tidak memberikan respon terhadap cara pengajaran yang normal Tertarik pada hal-hal yang serupa, tidak mau menerima/mengalami perubahan Tidak takut akan bahaya Terpaku pada permainan yang ganjil Ekolalia (mengulang kata-kata atau suku kata) Tidak mau dipeluk Tidak memberikan respon terhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli Mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata, lebih senang meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk Jengkel/kesal membabi buta, tampak sangat rusuh untuk alasan yang tidak jelas Melakukan gerakan dan ritual tertentu secara berulang (misalnya bergoyang-goyang atau mengepak-ngepakkan lengannya) Anak autis mengalami keterlambatan berbicara, mungkin menggunakan bahasa dengan cara yang aneh atau tidak mampu bahkan tidak mau berbicara sama sekali. Jika seseorang berbicara dengannya, dia akan sulit memahami apa yang dikatakan kepadanya. Anak autis tidak mau menggunakan kata ganti yang normal (terutama menyebut dirinya sebagai kamu, bukan sebagai saya). Pada beberapa kasus mungkin
Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Fw: [alumni_UPH] Vaksin Penyebab Autis
mbak Yantie, Late talker = terlambat berbicara, tidak sama dengan autisme. Jadi anak yang telat berbicara, jangan langsung didiagnosa sebagai autis. Saya lihat di anak tetangga saya, autisme, ditandai dengan ketidak mauan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan, diajak bicara tidak pernah mau melakukan kontak mata. Dia asyik dengan dunianya sendiri. Nah, anak tetangga satu lagi late talker, usia 2.5 tahun, masih cuma bilang, Nda dan yah saja. Tidak menunjukkan gelaja yang mirip dengan anak tetangga satu lagi yang autisme. Dia hanya late talker, that's it. Kepnokanku udah 20 bulan cuma cuma mama dan aa saja, tapi komunikasi udah pinter, artinya perintah2 sederhana dia ngerti, misal, buang sampah, ambil mainan. Kalau mbak udah pernah ketemu dengan anak autisme, maka mbak akan bisa lihat bedanya antara yang autisme dengan yang late talker, kebetulan saya lihat anak tetangga yang sudah 5 tahunan yang autisme. (semoga anak2 kita sehat selalu ya, amin). Ini ada dibahas lengkap di http://si-entong.blogspot.com/2004/09/terlambat-bicara-atau-autisme.html dari dr Julia yaaa...semoga berguna
[balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Balasan: Re: [balita-anda] Fw: [alumni_UPH] Vaksin Penyebab Autis
mbak Yanti.. Autisme itu gangguan perkembangan yg komplek.. ga cuman terlambat bicara.. austisme itu cirinya l: ga aa kontak mata saat diajak bicara, susah atau ga mau bergaul dg org lain, Ciri-ciri Autisme (bagian 1) lengkapnya baca di http://lita.inirumahku.com/health/lita/ciri-ciri-autisme-bagian-1/ Published by Lita November 6th, 2006 in Health. Pembuat tulisan ini adalah ibu Julia Maria van Tiel. Berikut adalah penggambaran dirinya: Mendapatkan anak-anak teman-temanku di Indonesia yang perkembangannya mirip dengan anakku, yaitu anak berbakat yang tumbuh kembangnya tidak harmonis (gifted disinkroni) dan menerima berbagai diagnosa yang keliru, aku tergerak untuk membantunya, bukan saja anak-anak teman-temanku, tetapi anak-anak lain yang mempunyai perkembangan yang sama. Dengan pengetahuan yang kuperoleh di Belanda dalam membina anakku, kubagi pengetahuan ini kepada para orang tua yang senasib. Bersama Ayu keponakanku dibantu oleh teman-teman dokter dan psikolog, kami membangun rumah kami, yaitu mailing list orang tua anak berbakat tempat kami mencurahkan perasaan, berdiskusi, dan berbagi pengalaman. Bila ingin bergabung, silakan hubungi: [EMAIL PROTECTED] Beberapa laman yang sangat berguna untuk disimak adalah: Terlambat Bicara Terlambat bicara atau autisme http://gifted-disinkroni.blogspot.com/ Dongeng si entong anakku PERLU KEHATI-HATIAN MENEGAKKAN DIAGNOSA AUTISME Menegakkan diagnosa autisme sesungguhnya tidak mudah, perlu kehati-hatian yang tinggi. Demikian yang dipesankan oleh JK Buitelaar, seorang professor psikiatri anak dari Universitas Nijmegen Negeri Belanda dalam suatu kesempatan ceramah tunggalnya selama dua hari tanggal 28-29 Januari 2006 yang lalu di Jogjakarta. Selanjutnya, menurut ahli autis kaliber dunia yang sengaja didatangkan oleh Sekolah Lanjutan Autisme Fredofios dibantu oleh Terres Des Homes Nederland ini, mengatakan bahwa kehati-hatian itu sangat diperlukan karena dari hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga autisme di negaranya menunjukkan bahwa dengan menggunakan alat deteksi autisme yang kini sudah populer di dunia yang disebut CHAT bila digunakan untuk anak di bawah 18 bulan dan DSM IV bila digunakan untuk anak di bawah tiga tahun, penggunaan kedua alat deteksi ini akan menunjukkan kesalahan yang sangat tinggi. Kesalahan akan terjadi terutama terhadap anak-anak bergangguan perkembangan lain bukan autisme seperti anak-anak penyandang cacat inteligensia (mental retarded) dan anak-anak yang terlambat bicara yang juga dengan sendirinya akan mengalami gangguan sosial sebagaimana autisme. Apa yang ditelitinya itu juga gambarannya tidak banyak berbeda dengan di negara-negara lain. Karena itu ia bersama dengan timnya tengah mempersiapkan alat deteksi autisme yang baru, yang kelak bisa lebih menyempurnakan deteksi dini autisme yang sudah ada. Untuk menghindari kekeliruan deteksi ini, maka diperlukan sekali pemeriksaan secara multidisiplin yaitu dilakukan oleh dokter, psikolog, dan orthopedagog yang sudah terlatih dan ahli. Hal ini disebabkan karena autisme adalah suatu gangguan yang menyangkut banyak aspek perkembangan yang bila dikelompokkan akan menyangkut tiga aspek yaitu perkembangan fungsi bahasa, aspek fungsi sosial, dan perilaku repetitif. Karena gambaran autisme begitu beragam dan setiap saat seorang anak akan senantiasa mengalami perkembangan, maka penegakan diagnosa tidak bisa begitu saja, sebab bisa saja kemudian diagnosa menjadi berubah-ubah dari waktu ke waktu. Setelah dilakukan berbagai observasi secara berkala oleh berbagai profesi tadi, disamping juga dilakukan tes psikologi, dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh barulah diagnosa itu boleh ditegakkan. Penegakan diagnosa ini seringkali juga memerlukan waktu yang panjang, enam bulan hingga satu tahun. Namun yang terpenting menurutnya adalah bukan penegakan diagnosa itu tetapi bagaimana kita mampu melihat berbagai gangguan sebagai faktor lemah yang dimilikinya, dan faktor kuatnya. Untuk anak di bawah tiga tahun menurutnya pula sebaiknya jangan mengunakan DSM IV, dan CHAT jangan digunakan juga untuk anak di bawah usia 18 bulan. Buitelaar juga memperagakan bagaimana mendeteksi dini berbagai gejala autisme melalui alat deteksi yang bersama timnya tengah disusunnya dalam sebuah proyek yang disebut Project SOSO. Alat deteksi dini autisme yang baru ini bernama ESAT (Early Screening Autism Traits), ia memperagakannya dengan menunjukkan film yang sangat menarik. Ia juga memperlihatkan bahwa anak usia di bawah tiga tahun seringkali juga menunjukkan gejala yang mirip dengan penyandang autisme, atau sebaliknya gejala yang ada pada anak autis sering juga ditunjukkan oleh anak-anak yang mempunyai gangguan perkembangan lainnya. Karena itu disinilah para dokter dan psikolog harus benar-benar mampu mengamati dengan baik. Orang tua diminta untuk dapat mengungkapkan dengan baik bagaimana perilaku anaknya tersebut dengan berpatokan pada gejala-gejala yang ditampilkan oleh anak-anak normal, sehingga dapat
[balita-anda] Fw: [alumni_UPH] Vaksin Penyebab Autis
dear parents, saya dapat email di bawah ini dari milis tetangga. Gak tau benar atau salah. Mohon pendapat dan sharingnya...(gimana kita tau kalo vaksin itu tidak mengandung zat2 yg justru akan membahayakan tumbuh kembang buah hati kita..) thanks yantie JUST FORWARD Vaksin penyebab Autis Bisa di share kepada yang masih punya anak kecil supaya ber-hati2 ... . Setelah kesibukan yang menyita waktu, baru sekarang saya bisa dapat waktu luang membaca buku Children with Starving Brains karangan Jaquelyn McCandless , MD yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Grasindo. Ternyata buku yang saya beli di toko buku Gramedia seharga Rp. 50,000,- itu benar-benar membuka mata saya, dan sayang, sayang sekali baru terbit setelah anak saya Joey (27 bln) didiagnosa mengidap Autisme Spectrum Disorder. Bagian satu, bab 3, dari buku itu benar-benar membuat saya menangis. Selama 6 bulan pertama hidupnya (Agustus 2001 - Februari 2002), Joey memperoleh 3 kali suntikan vaksin Hepatitis B, dan 3 kali suntikan vaksin HiB. Menurut buku tersebut (halaman 54 - 55) ternyata dua macam vaksin yang diterima anak saya dalam 6 bulan pertama hidupnya itu positif mengandung zat pengawet Thimerosal, yang terdiri dari Etilmerkuri yang menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder yang meledak pada sejak awal tahun 1990 an. Vaksin yang mengandung Thimerosal itu sendiri sudah dilarang di Amerika sejak akir tahun 2001.Alangkah sedihnya saya, anak yang saya tunggu kehadirannya selama 6 tahun, dilahirkan dan divaksinasi di sebuah rumahsakit besar yang bagus, terkenal, dan mahal di Karawaci Tangerang, dengan harapan memperoleh treatment yang terbaik, ternyata malah diracuni oleh Mercuri dengan selubung vaksinasi. Beruntung saya masih bisa memberi ASI sampai sekarang, sehingga Joey tidak menderita Autisme yang parah. Tetapi tetap saja, sampai sekarang dia belum bicara, harus diet pantang gluten dan casein, harus terapi ABA , Okupasi, dan nampaknya harus dibarengi dengan diet supplemen yang keseluruhannya sangat besar biayanya.Melalui e-mail ini saya hanya ingin menghimbau para dokter anak di Indonesia, para pejabat di Departemen Kesehatan, tolonglah baca buku tersebut diatas itu, dan tolong musnahkan semua vaksin yang masih mengandung Thimerosal. Jangan sampai (dan bukan tidak mungkin sudah terjadi) sisa stok yang tidak habis di Amerika Serikat tersebut diekspor dengan harga murah ke Indonesia dan dikampanyekan sampai ke puskesmas-puskesmas seperti contohnya vaksin Hepatitis B, yang sekarang sedang giat-giatnya dikampanyekan sampai ke pedesaan. Kepada para orang tua dan calon orang tua, marilah kita bersikap proaktif, dan assertif dengan menolak vaksin yang mengandung Thimerosal tersebut, cobalah bernegosiasi dengan dokter anak kita, minta vaksin Hepatitis B dan HiB yang tidak mengandung Thimerosal. Juga tolong e-mail ini diteruskan kepada mereka yang akan menjadi orang tua, agar tidak mengalami nasib yang sama seperti saya. Sekali lagi, jangan sampai kita kehilangan satu generasi anak-anak penerus bangsa, apalagi jika mereka datang dari keluarga yang berpenghasilan rendah yang untuk makan saja sulit apalagi untuk membiayai biaya terapi supplemen, terapi ABA , Okupasi, dokter ahli Autisme (yang daftar tunggunya sampai berbulan-bulan) , yang besarnya sampai jutaaan Rupiah perbulannya. Terakhir, mohon doanya untuk Joey dan ratusan, bahkan ribuan teman- teman senasibnya di Indonesia yang sekarang sedang berjuang membebaskan diri dari belenggu Autisme.