Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-29 Terurut Topik Ika Ariyani

nice artikel mbak..
saya salah satu orang yang pernah ditegur sama ibu saya
gara2 nggak nolongin anak saya waktu jatuh kesandung.
so far sih anak saya bisa survive sendiri, kadang juga ada rasa nggak tega
tapi dengan nggak teganya kita itu saya amati (kasus anak saya) malah si 
anak jadi

makin manja dan malah nggak bisa ngapa2in
dengan membiarkan anak saya begitu, sekarang lebih kurang bisa mengatasi 
masalahnya sendiri

harapan saya dia akan bisa mandiri tidak bergantung orang lain
kebetulan juga saya nggak punya assisten jadi di rumah semua semaksimal 
mungkin tidak saling bergantung

dan anak saya masuk ke tempat penitipan yang menurut saya cukup ok
dimana mendukung saya yaitu mendidik anak supaya bisa bersikap mandiri.



- Original Message - 
From: sintia prasetio [EMAIL PROTECTED]

To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Tuesday, October 28, 2008 8:38 PM
Subject: [balita-anda] Untuk direnungkeun



dari milis tetangga,
what do you think, parents
Kalo buat aku, kadang susah membuat si kecil merasa bahwa cara aku
membiarkan dia mengatasi sendiri masalahnya, bukan berarti aku tidak
sayang padanya, lebih sedih lagi lalu dia berpaling pada orang lain
dengan harapan akan mendapatkan pertolongan dan biasanya orang lain
itu akan menolongnya (misal : eyang, bude, eyang, bude, eyang ,
budeee)

cheers
Sintia

**


Jumat, 26 September 2008 | 04:34 WIB
Di sebuah shopping arcade di pusat kota Kyoto , saat sedang menikmati
segelas cappucino sambil mengamati orang berbelanja, tiba-tiba saya
dikejutkan suara keras tangisan anak kecil. Rupanya ada gadis kecil
berumur 4 tahunan tersandung dan jatuh. Lututnya berdarah. Kami heran
ketika melihat respons ibunya yang hanya berdiri sambil mengulurkan
tangan ke arah gadis kecilnya tanpa ada kemauan untuk segera meraih
anaknya. Cukup lama. Beberapa menit adegan ini berlangsung. Si ibu
tetap sabar dan keras hati untuk menunggu anaknya menyelesaikan
sendiri rasa shock dan sakitnya. Setelah beberapa menit berlalu,
akhirnya si gadis kecil mulai berusaha berdiri lagi, dan dengan
bantuan kecil tangan ibunya dia kembali berdiri. Masih sambil
terisak-isak ia pun berjalan lagi.

Dalam benak saya waktu itu, kok tak punya hati ibu si gadis kecil ini?
Tega membiarkan anaknya dalam kondisi kesakitan. Ingatan langsung
terbang ke Indonesia . Jika kejadian yang sama terjadi di Kota Jakarta
ataupun Yogyakarta , saya yakin si ibu pasti akan langsung meraih dan
menggendong untuk menenangkan anaknya.

Dari adegan itu, bisa kita bayangkan perbedaan cara pengasuhan anak
Jepang dan anak Indonesia . Dari pengamatan saya selama hampir setahun
tinggal di Jepang, anak Jepang cenderung dibiasakan dari kecil untuk
mengatasi berbagai kesulitan sendiri, sementara anak Indonesia selalu
disediakan asisten untuk mengatasi kesulitannya. Babysitter atau
pembantu rumah tangga pun tidak ada dalam kebiasaan keluarga-keluarga
di Jepang. Sebaliknya di Indonesia, khususnya di kota-kota besar
seperti Jakarta , Bandung , Yogyakarta dan lain-lain kehadiran mereka
wajib ada sebagai asisten keluarga maupun sebagai asisten
anak-anaknya.

Dalam sebuah studi perbandingan yang dilakukan oleh Heine, Takata dan
Lehman pada tahun 2000 yang melibatkan responden dari mahasiswa Jepang
dan mahasiswa Kanada dinyatakan bahwa mahasiswa Jepang lebih tidak
peduli dengan inteligensi dibandingkan orang Kanada. Hal ini
disebabkan orang Jepang lebih menghargai prestasi didasarkan pada
usaha keras daripada berdasarkan kemampuan inteligensi. Artinya, bagi
orang Jepang kemauan untuk menderita dan berusaha keras menjadi nilai
yang lebih penting daripada kemampuan dasar manusia seperti
inteligensi.

Dalam keseharian dengan mudah kita dapat menyaksikan mereka selalu
berjalan dalam ketergesaan karena takut kehilangan banyak waktu,
disiplin dan selalu bekerja keras. Suasana kompetitif dan kemauan
untuk menjadi yang lebih baik (yang terbaik) sangat menonjol. Studi
ini juga menemukan bahwa orang Jepang memiliki budaya kritik diri yang
tinggi, mereka selalu mencari apa yang masih kurang di dalam dirinya.
Untuk kemudian mereka akan segera memperbaiki diri.

Lain lagi Indonesia , yang saat ini terjebak dalam kesalahan umum di
mana hasil akhir menjadi segala-galanya. Hasil akhir lebih dihargai
dibandingkan usaha keras. Tengok saja kompetisi yang terjadi dari anak
usia sekolah tingkat SD hingga perguruan tinggi untuk mendapatkan
nilai kelulusan yang tinggi. Guru, orang tua maupun masyarakat umum
selalu menekan anak untuk mendapatkan nilai kelulusan yang tinggi,
sehingga mereka pun menghalalkan segala cara. Kita baca di koran
polisi menangkap para guru karena berlaku curang dalam ujian nasional,
sementara di tempat lain orang tua membeli soal ujian, siswa menyontek
dan lain sebagainya.

Pola pengasuhan ini, pada gilirannya pasti berperan besar dalam
pembentukan karakter anak dalam perkembangan berikutnya. Oleh
karenanya, memberi kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk
mengembangkan semua potensinya adalah satu prinsip dasar dari satu

Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-29 Terurut Topik hidayat

Kalo sisi negatifnya bagaimana Bu? Maksudnya kekurangan or kejelekannya.

- Original Message - 
From: Ukhti Nida [EMAIL PROTECTED]

To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Tuesday, October 28, 2008 6:45 PM
Subject: Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun



sekedar berbagi, kebetulan saat ini saya tinggal di osaka, jepang, artikel
tersebut memang benar adanya. perbedaan pola asuh hingga sistem pendidikan
disini jauh lebih menjurus kepada target dibandingkan di indonesia. pada
usia anak memasuki SD mereka diajarkan untuk menghormati dan  berbagi,
seperti makan bersama sikat gigi bersama sampai aturan naik sepeda ke
sekolah. di jepang, khususnya wilayah toyonaka osaka, ada aturan jarak 
anak

boleh naik sepeda kesekolah, untuk mereka yang tinggalnya dekat dg sekolah
tidak diperbolehkan naik sepeda, berbeda dengan di indonesia, anak tetap 
di

antar n di tunggu oleh pengasuhnya hingga kelas 3-4 SD.
konon yang jepang negara yang tidak mempunyai agama lebih sedikit yang
melakukan korupsi dibandingkan dengan indonesia yang katanya 'mengaku'
negara beragama. dalam hal kesopanan terhadap yang lebih tua pun patut
diacungi jempol, mereka umumnya jauh lebih menghargai -walaupun dengan
harajuku style-nya. pejalan kaki dan pengendara sepeda lebih dihormati 
oleh

pengendara kendaraan bermotor baik mobil or motor, bandingkan dengan
indonesia.
dan masih banyak lagi...
maaf jika kurang berkenan...

rgds
ummu fatih @ osaka

2008/10/29 sandra suryany [EMAIL PROTECTED]


yang pasti sering beda pendapat sama suami soalnya saya gak tegaan klo
urusan anak tapi ya untuk masi ada penyeimbang dr sisi suami, tapi tetep
saya panggilnya raja tega hehe

^_^






--
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-29 Terurut Topik sefty_YMKI
Namun..
Di artikel ini tdk disebutkan kalau ibu dari anak2 mereka umumnya adalah 
ibu rumah tangga or bukan wanita karir or bekerja full diluar rumah.
Soalnya pernah baca artikel, bahwa dinegara maju kyk jepang justru 
sekarang banyak ibu2 jika sdh melahirkan dan punya anak menjadi ibu rumah 
tangga biasa, krn mrk lebih mengutamakan mendidik anak langsung dr pd 
nitip atau menyerahkan ke asisten dll.
Artinya, menerapkan sesuatu kalau mengharapkan org lain yg melakukan, 
sepertinya kurang optimal, jadi lebih bagus lagi ibunyalah yg mengawasi 
langsung jgn mengharapkan asisten, eyang, mbah, tante,oma, opa nya atau 
hanya nitip nanti A jgn begini, musti begitu dll

Ini salah satu PR sy juga nih...:-)


Sefty
 ”Sesuatu jadi sulit, kalau kita menganggapnya sulit. Sesuatu akan mudah, 
kalau kita percaya itu mudah

Ika Ariyani [EMAIL PROTECTED] wrote on 10/29/2008 01:17:55 PM:

 nice artikel mbak..
 saya salah satu orang yang pernah ditegur sama ibu saya
 gara2 nggak nolongin anak saya waktu jatuh kesandung.
 so far sih anak saya bisa survive sendiri, kadang juga ada rasa nggak 
tega
 tapi dengan nggak teganya kita itu saya amati (kasus anak saya) malah si 

 anak jadi
 makin manja dan malah nggak bisa ngapa2in
 dengan membiarkan anak saya begitu, sekarang lebih kurang bisa mengatasi 

 masalahnya sendiri
 harapan saya dia akan bisa mandiri tidak bergantung orang lain
 kebetulan juga saya nggak punya assisten jadi di rumah semua semaksimal 
 mungkin tidak saling bergantung
 dan anak saya masuk ke tempat penitipan yang menurut saya cukup ok
 dimana mendukung saya yaitu mendidik anak supaya bisa bersikap mandiri.
 
 
 
 - Original Message - 
 From: sintia prasetio [EMAIL PROTECTED]
 To: balita-anda@balita-anda.com
 Sent: Tuesday, October 28, 2008 8:38 PM
 Subject: [balita-anda] Untuk direnungkeun
 
 
  dari milis tetangga,
  what do you think, parents
  Kalo buat aku, kadang susah membuat si kecil merasa bahwa cara aku
  membiarkan dia mengatasi sendiri masalahnya, bukan berarti aku tidak
  sayang padanya, lebih sedih lagi lalu dia berpaling pada orang lain
  dengan harapan akan mendapatkan pertolongan dan biasanya orang lain
  itu akan menolongnya (misal : eyang, bude, eyang, bude, eyang ,
  budeee)
 
  cheers
  Sintia
 
  **
 
 
  Jumat, 26 September 2008 | 04:34 WIB
  Di sebuah shopping arcade di pusat kota Kyoto , saat sedang menikmati
  segelas cappucino sambil mengamati orang berbelanja, tiba-tiba saya
  dikejutkan suara keras tangisan anak kecil. Rupanya ada gadis kecil
  berumur 4 tahunan tersandung dan jatuh. Lututnya berdarah. Kami heran
  ketika melihat respons ibunya yang hanya berdiri sambil mengulurkan
  tangan ke arah gadis kecilnya tanpa ada kemauan untuk segera meraih
  anaknya. Cukup lama. Beberapa menit adegan ini berlangsung. Si ibu
  tetap sabar dan keras hati untuk menunggu anaknya menyelesaikan
  sendiri rasa shock dan sakitnya. Setelah beberapa menit berlalu,
  akhirnya si gadis kecil mulai berusaha berdiri lagi, dan dengan
  bantuan kecil tangan ibunya dia kembali berdiri. Masih sambil
  terisak-isak ia pun berjalan lagi.
 
  Dalam benak saya waktu itu, kok tak punya hati ibu si gadis kecil ini?
  Tega membiarkan anaknya dalam kondisi kesakitan. Ingatan langsung
  terbang ke Indonesia . Jika kejadian yang sama terjadi di Kota Jakarta
  ataupun Yogyakarta , saya yakin si ibu pasti akan langsung meraih dan
  menggendong untuk menenangkan anaknya.
 
  Dari adegan itu, bisa kita bayangkan perbedaan cara pengasuhan anak
  Jepang dan anak Indonesia . Dari pengamatan saya selama hampir setahun
  tinggal di Jepang, anak Jepang cenderung dibiasakan dari kecil untuk
  mengatasi berbagai kesulitan sendiri, sementara anak Indonesia selalu
  disediakan asisten untuk mengatasi kesulitannya. Babysitter atau
  pembantu rumah tangga pun tidak ada dalam kebiasaan keluarga-keluarga
  di Jepang. Sebaliknya di Indonesia, khususnya di kota-kota besar
  seperti Jakarta , Bandung , Yogyakarta dan lain-lain kehadiran mereka
  wajib ada sebagai asisten keluarga maupun sebagai asisten
  anak-anaknya.
 
  Dalam sebuah studi perbandingan yang dilakukan oleh Heine, Takata dan
  Lehman pada tahun 2000 yang melibatkan responden dari mahasiswa Jepang
  dan mahasiswa Kanada dinyatakan bahwa mahasiswa Jepang lebih tidak
  peduli dengan inteligensi dibandingkan orang Kanada. Hal ini
  disebabkan orang Jepang lebih menghargai prestasi didasarkan pada
  usaha keras daripada berdasarkan kemampuan inteligensi. Artinya, bagi
  orang Jepang kemauan untuk menderita dan berusaha keras menjadi nilai
  yang lebih penting daripada kemampuan dasar manusia seperti
  inteligensi.
 
  Dalam keseharian dengan mudah kita dapat menyaksikan mereka selalu
  berjalan dalam ketergesaan karena takut kehilangan banyak waktu,
  disiplin dan selalu bekerja keras. Suasana kompetitif dan kemauan
  untuk menjadi yang lebih baik (yang terbaik) sangat menonjol. Studi
  ini juga menemukan bahwa orang Jepang memiliki budaya kritik 

Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-29 Terurut Topik Ukhti Nida
salam kenal untuk semuanya, sekedar info saya juga baru 5bulan tinggal di
negara kaisar akihito ini, itu juga karena suami berkesempatan untuk
melanjutkan studinya di osaka university. memang dari segi pendidikan hingga
SD mereka diajarkan norma2 dan sebagainya, tpi jangan harap memasuki
setingkat SMP akan tetap menjadi anak manis. disini usia SMP anak diberi
kebebasan untuk melakukan apapun. orang tua hanya mengarahkan saja, dan
untuk tingkat SMU mereka dibebaskan untuk melakukan seks bebas,
Nauzubillah... jadi jangan heran jika melihat anak seumur SMP dan SMU masih
berkeliaran tengah malam. disini juga ada yang namanya gank2 seperti di
indonesia, bedanya mereka hanya untuk kesenangan tanpa mengganggu
kepentingan umum. sempat beberapa minggu yang lalu suami saya pulang dari
lab sekitar jam 3 pagi waktu setempat dan sempat sepeda suami bertabrakan
dengan salah satu anggota gank tersebut, klo di indonesia pasti sudah dapat
ditebak apa yang akan mereka lakukan terhadap suami saya (mungkin suami saya
sudah masuk di kolom kriminal or masuk di buser or sergap) namun mereka
dengan nada menyesal mengucapkan sumimasen (maaf) berulang-ulang.

namun diantara kebebasan-kebebasan tersebut yang saya perhatikan mereka
berani untuk mengambil sikap, bedanya dengan anak indonesia seusia mereka,
banyak yang berani berbuat tapi enggan dan tidak thu arti tanggung jawab.
berapa banyak kasus hamil di luar nikah di negara kita, dan kita perhatikan
dari para pelakunya...

disini penjualan vcd porno sangat ketat, berbeda di indonesia yang dapat
dibeli di emperan dengan harga 1 dapat tiga lagi. tempat penjualn nya
pun berbeda untuk jenis2 blue film -maaf dijual ditempat khusus dan hanya
yang telah berumur 18+ yng boleh masuk, jadi ada semacam kartu langganannya
gitu, dan jika ruangannya menyatu pasti ada kain hitam untuk menutupinya dan
penjagaanny ketat, berbeda dengan tempat2 penjualan vcd di indonesia, apalgi
melakukan adegan mesum sperti diwarnet2 di negara kita.

saya jadi teringat dengan pengharaman rokok oleh MUI dengan salah satu
alasannya adalah melindungi anak2 di bawah umur. tanpa bermaksud untuk
membahas masalah keharaman dan kehalalannya saya disini hnya sebagai wacana
saja. di jepang baru2 ini ada peraturan tegas bagi para perokok mereka yang
akan membeli rokok harus memiliki kartu khusus dan dijual di finding machine
di jalan, dan untuk mendapatkan kartu tersebut persyaratnny macam2 dan
diurus oleh balai kota (syakusho). dan ketika ada peraturan tersebut mereka
(nihonjin) tidak protes or keberatan, berbeda dengan di indonesia kan, MUI
baru mengeluarkan fatwa haram tpi tanggapannya bermacam-macam.

ya itulah sedikit sekali yang saya ketahui tentang jepang ini, bagaimana pun
hujan emas di negara orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri

maaf jika kurang berkenan
rgds
ummu fatih

2008/10/30 hidayat [EMAIL PROTECTED]

 Kalo sisi negatifnya bagaimana Bu? Maksudnya kekurangan or kejelekannya.

 - Original Message - From: Ukhti Nida [EMAIL PROTECTED]
 To: balita-anda@balita-anda.com
 Sent: Tuesday, October 28, 2008 6:45 PM
 Subject: Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun


  sekedar berbagi, kebetulan saat ini saya tinggal di osaka, jepang, artikel
 tersebut memang benar adanya. perbedaan pola asuh hingga sistem pendidikan
 disini jauh lebih menjurus kepada target dibandingkan di indonesia. pada
 usia anak memasuki SD mereka diajarkan untuk menghormati dan  berbagi,
 seperti makan bersama sikat gigi bersama sampai aturan naik sepeda ke
 sekolah. di jepang, khususnya wilayah toyonaka osaka, ada aturan jarak
 anak
 boleh naik sepeda kesekolah, untuk mereka yang tinggalnya dekat dg sekolah
 tidak diperbolehkan naik sepeda, berbeda dengan di indonesia, anak tetap
 di
 antar n di tunggu oleh pengasuhnya hingga kelas 3-4 SD.
 konon yang jepang negara yang tidak mempunyai agama lebih sedikit yang
 melakukan korupsi dibandingkan dengan indonesia yang katanya 'mengaku'
 negara beragama. dalam hal kesopanan terhadap yang lebih tua pun patut
 diacungi jempol, mereka umumnya jauh lebih menghargai -walaupun dengan
 harajuku style-nya. pejalan kaki dan pengendara sepeda lebih dihormati
 oleh
 pengendara kendaraan bermotor baik mobil or motor, bandingkan dengan
 indonesia.
 dan masih banyak lagi...
 maaf jika kurang berkenan...

 rgds
 ummu fatih @ osaka

 2008/10/29 sandra suryany [EMAIL PROTECTED]

  yang pasti sering beda pendapat sama suami soalnya saya gak tegaan klo
 urusan anak tapi ya untuk masi ada penyeimbang dr sisi suami, tapi tetep
 saya panggilnya raja tega hehe

 ^_^




 --
 Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
 Info balita: http://www.balita-anda.com
 Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]




Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-29 Terurut Topik sintia prasetio
hmm, sebagai mantan wanita karir yang akhirnya ngurir (jd kurir
maksudnya) aku tu sadar banget perlu proses yang enggak mudah
menswitch cara pikir, bertindak dllsb dari pekerja kantor jadi
pendidik anak takes time takes mind
kalo di kantor kita bisa menyatakan ketidakpuasan dgn cara kerja staf
dengan terus terang (even better that way) klo di anak apalagi balita,
huihh
di situlah kadang suka ada keraguan tega dan raja tega...
he he he

Pada 29 Oktober 2008 15:03,  [EMAIL PROTECTED] menulis:
 Namun..
 Di artikel ini tdk disebutkan kalau ibu dari anak2 mereka umumnya adalah
 ibu rumah tangga or bukan wanita karir or bekerja full diluar rumah.
 Soalnya pernah baca artikel, bahwa dinegara maju kyk jepang justru
 sekarang banyak ibu2 jika sdh melahirkan dan punya anak menjadi ibu rumah
 tangga biasa, krn mrk lebih mengutamakan mendidik anak langsung dr pd
 nitip atau menyerahkan ke asisten dll.
 Artinya, menerapkan sesuatu kalau mengharapkan org lain yg melakukan,
 sepertinya kurang optimal, jadi lebih bagus lagi ibunyalah yg mengawasi
 langsung jgn mengharapkan asisten, eyang, mbah, tante,oma, opa nya atau
 hanya nitip nanti A jgn begini, musti begitu dll

 Ini salah satu PR sy juga nih...:-)


 Sefty
  Sesuatu jadi sulit, kalau kita menganggapnya sulit. Sesuatu akan mudah,
 kalau kita percaya itu mudah


--
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-29 Terurut Topik Verawaty

Allow Mba Sintia ..Mba Sefty..Mba Dini Febrina ..Mba Uci mama Kavindra..

masih inget aku nggaaa?
aku seneng bgt dengan ungkapan mba sefty..
masih PR buat mba sefty ya..
Dalam moment ini..saya juga mohon do'a nya untuk
bisa mengikuti jejak Mba Sintia untuk jadi full time mother
yang secara udah hampir 9 tahun kerja di pabrik sanyo ..
10 jam ga ketemu ma anak..
dan akhirnya udah bulet aku bener2 jatuh hati dengan anak2 ku ..
mereka adalah surga bagiku ..( kaya lagunya ahmad dani hehehe..)
Insya Allah ..kalau tidak ada halangan saya segera merumah kan diri saya 
sendriri ..


Ayo donk mba sintia ..sharing pengalaman bulan2 pertama di rumah ngurusin 
anakl donk..?

kaya gimana rasanya ..sempet kangen sama kerjaan kantor nya lagi ngga..?
apa malah tambah cinta ma keluarga ..?

aku tunggu sharing nya yaa
makasih yaa

salam kangen ,
Vera ( Mama Arya ( 4,5 tahun )   Luthfi ( 9 bulan)




- Original Message - 
From: sintia prasetio [EMAIL PROTECTED]

To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, October 29, 2008 2:26 PM
Subject: Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun



hmm, sebagai mantan wanita karir yang akhirnya ngurir (jd kurir
maksudnya) aku tu sadar banget perlu proses yang enggak mudah
menswitch cara pikir, bertindak dllsb dari pekerja kantor jadi
pendidik anak takes time takes mind
kalo di kantor kita bisa menyatakan ketidakpuasan dgn cara kerja staf
dengan terus terang (even better that way) klo di anak apalagi balita,
huihh
di situlah kadang suka ada keraguan tega dan raja tega...
he he he

Pada 29 Oktober 2008 15:03,  [EMAIL PROTECTED] menulis:

Namun..
Di artikel ini tdk disebutkan kalau ibu dari anak2 mereka umumnya adalah
ibu rumah tangga or bukan wanita karir or bekerja full diluar rumah.
Soalnya pernah baca artikel, bahwa dinegara maju kyk jepang justru
sekarang banyak ibu2 jika sdh melahirkan dan punya anak menjadi ibu rumah
tangga biasa, krn mrk lebih mengutamakan mendidik anak langsung dr pd
nitip atau menyerahkan ke asisten dll.
Artinya, menerapkan sesuatu kalau mengharapkan org lain yg melakukan,
sepertinya kurang optimal, jadi lebih bagus lagi ibunyalah yg mengawasi
langsung jgn mengharapkan asisten, eyang, mbah, tante,oma, opa nya atau
hanya nitip nanti A jgn begini, musti begitu dll

Ini salah satu PR sy juga nih...:-)


Sefty
 Sesuatu jadi sulit, kalau kita menganggapnya sulit. Sesuatu akan mudah,
kalau kita percaya itu mudah



--
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]





--
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-29 Terurut Topik sintia prasetio
bula pertama 

ini hari pertama  :
di kantor bisa ngomong you have one hour to finish your lunch
di rumah ; ayo sayang, maemnya dari tadi kok di emut sih (dalam hati
 rgh lama amat)

di kantor : buset dah ntu meja brantakan amat rapi dikit nape?
(klo perlu belagak judes)
di rumah : mainannya kalo udah selesai diberesin sama sama ibu yaa
(*suara manis mode on)

di kantor  abis meeting kita cek kamar VIP udah siap apa blom terus
cek ama Pak A fruit basket udh siap blom... trus jangan lupa siapin
juga dinner meeting jam 8 nanti

di rumah : abis mandi rifqi mau main ap?(alias your kid is your
bosss yg jadwalnya suka suk)


a looot of stuff dah pokoke tp makin lama makin biasa juga thanks God...
untung jaman aku resign dari gawean kagak punya HP jadi kagak ada deh
ntu SMS-SMS menyayat hati curhatan orang kantor kayak waktu suami yang
resign 2 bulan kemaren

bos baru resee, balik dunk paak
owner marah mulu nih ada aja yang salah, help

he he he

tenang aja jeng
time will let you learn


Pada 29 Oktober 2008 15:47, Verawaty [EMAIL PROTECTED] menulis:
 Allow Mba Sintia ..Mba Sefty..Mba Dini Febrina ..Mba Uci mama Kavindra..

 masih inget aku nggaaa?
 aku seneng bgt dengan ungkapan mba sefty..
 masih PR buat mba sefty ya..
 Dalam moment ini..saya juga mohon do'a nya untuk
 bisa mengikuti jejak Mba Sintia untuk jadi full time mother
 yang secara udah hampir 9 tahun kerja di pabrik sanyo ..
 10 jam ga ketemu ma anak..
 dan akhirnya udah bulet aku bener2 jatuh hati dengan anak2 ku ..
 mereka adalah surga bagiku ..( kaya lagunya ahmad dani hehehe..)
 Insya Allah ..kalau tidak ada halangan saya segera merumah kan diri saya
 sendriri ..

 Ayo donk mba sintia ..sharing pengalaman bulan2 pertama di rumah ngurusin
 anakl donk..?
 kaya gimana rasanya ..sempet kangen sama kerjaan kantor nya lagi ngga..?
 apa malah tambah cinta ma keluarga ..?

 aku tunggu sharing nya yaa
 makasih yaa

 salam kangen ,
 Vera ( Mama Arya ( 4,5 tahun )   Luthfi ( 9 bulan)




--
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-29 Terurut Topik 2Fa
klo aku siy udah kebayang..
aktifitasnya kira-kira kyk libur lebaran 2 minggu kmrn gak ada pembantu deh
hehe

2008/10/29 sintia prasetio [EMAIL PROTECTED]

 bula pertama 

 ini hari pertama  :
 di kantor bisa ngomong you have one hour to finish your lunch
 di rumah ; ayo sayang, maemnya dari tadi kok di emut sih (dalam hati
  rgh lama amat)

 di kantor : buset dah ntu meja brantakan amat rapi dikit nape?
 (klo perlu belagak judes)
 di rumah : mainannya kalo udah selesai diberesin sama sama ibu yaa
 (*suara manis mode on)

 di kantor  abis meeting kita cek kamar VIP udah siap apa blom terus
 cek ama Pak A fruit basket udh siap blom... trus jangan lupa siapin
 juga dinner meeting jam 8 nanti

 di rumah : abis mandi rifqi mau main ap?(alias your kid is your
 bosss yg jadwalnya suka suk)


 a looot of stuff dah pokoke tp makin lama makin biasa juga thanks God...
 untung jaman aku resign dari gawean kagak punya HP jadi kagak ada deh
 ntu SMS-SMS menyayat hati curhatan orang kantor kayak waktu suami yang
 resign 2 bulan kemaren

 bos baru resee, balik dunk paak
 owner marah mulu nih ada aja yang salah, help

 he he he

 tenang aja jeng
 time will let you learn


 Pada 29 Oktober 2008 15:47, Verawaty [EMAIL PROTECTED] menulis:
  Allow Mba Sintia ..Mba Sefty..Mba Dini Febrina ..Mba Uci mama Kavindra..
 
  masih inget aku nggaaa?
  aku seneng bgt dengan ungkapan mba sefty..
  masih PR buat mba sefty ya..
  Dalam moment ini..saya juga mohon do'a nya untuk
  bisa mengikuti jejak Mba Sintia untuk jadi full time mother
  yang secara udah hampir 9 tahun kerja di pabrik sanyo ..
  10 jam ga ketemu ma anak..
  dan akhirnya udah bulet aku bener2 jatuh hati dengan anak2 ku ..
  mereka adalah surga bagiku ..( kaya lagunya ahmad dani hehehe..)
  Insya Allah ..kalau tidak ada halangan saya segera merumah kan diri saya
  sendriri ..
 
  Ayo donk mba sintia ..sharing pengalaman bulan2 pertama di rumah ngurusin
  anakl donk..?
  kaya gimana rasanya ..sempet kangen sama kerjaan kantor nya lagi ngga..?
  apa malah tambah cinta ma keluarga ..?
 
  aku tunggu sharing nya yaa
  makasih yaa
 
  salam kangen ,
  Vera ( Mama Arya ( 4,5 tahun )   Luthfi ( 9 bulan)
 
 
 

  --
 Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
 Info balita: http://www.balita-anda.com
 Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]




Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-29 Terurut Topik Verawaty


Hahahahaha
aku seneeeng banget baca nya mbaaa...
aduuh..jadi ngga sabar neeh
kesabaran kita bener2 harus di mantain ya mba...

( Your kid is your bosss yg jadwalnya suka suk)
hihihihiyg ini lucu nih ..aku suka neh...
but mudah2an segala sesuatu nya bakal menjadi lebih teratur ya dengan kita 
di rumah ..amin..


thanks ya mba sharing nya..
mudah2an pilihan ini berkah buat semuanya ..amin ..
yes..time will let me learn a lot of things
thank yu so much for your support

aku suka banget motivasi nya mba sefty  : Sesuatu jadi sulit, kalau kita 
menganggapnya sulit. Sesuatu akan mudah,

kalau kita percaya itu mudah

salam
Vera





- Original Message - 
From: sintia prasetio [EMAIL PROTECTED]

To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, October 29, 2008 3:00 PM
Subject: Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun



bula pertama 

ini hari pertama  :
di kantor bisa ngomong you have one hour to finish your lunch
di rumah ; ayo sayang, maemnya dari tadi kok di emut sih (dalam hati
 rgh lama amat)

di kantor : buset dah ntu meja brantakan amat rapi dikit nape?
(klo perlu belagak judes)
di rumah : mainannya kalo udah selesai diberesin sama sama ibu yaa
(*suara manis mode on)

di kantor  abis meeting kita cek kamar VIP udah siap apa blom terus
cek ama Pak A fruit basket udh siap blom... trus jangan lupa siapin
juga dinner meeting jam 8 nanti

di rumah : abis mandi rifqi mau main ap?(alias your kid is your
bosss yg jadwalnya suka suk)


a looot of stuff dah pokoke tp makin lama makin biasa juga thanks God...
untung jaman aku resign dari gawean kagak punya HP jadi kagak ada deh
ntu SMS-SMS menyayat hati curhatan orang kantor kayak waktu suami yang
resign 2 bulan kemaren

bos baru resee, balik dunk paak
owner marah mulu nih ada aja yang salah, help

he he he

tenang aja jeng
time will let you learn


Pada 29 Oktober 2008 15:47, Verawaty [EMAIL PROTECTED] menulis:

Allow Mba Sintia ..Mba Sefty..Mba Dini Febrina ..Mba Uci mama Kavindra..

masih inget aku nggaaa?
aku seneng bgt dengan ungkapan mba sefty..
masih PR buat mba sefty ya..
Dalam moment ini..saya juga mohon do'a nya untuk
bisa mengikuti jejak Mba Sintia untuk jadi full time mother
yang secara udah hampir 9 tahun kerja di pabrik sanyo ..
10 jam ga ketemu ma anak..
dan akhirnya udah bulet aku bener2 jatuh hati dengan anak2 ku ..
mereka adalah surga bagiku ..( kaya lagunya ahmad dani hehehe..)
Insya Allah ..kalau tidak ada halangan saya segera merumah kan diri saya
sendriri ..

Ayo donk mba sintia ..sharing pengalaman bulan2 pertama di rumah ngurusin
anakl donk..?
kaya gimana rasanya ..sempet kangen sama kerjaan kantor nya lagi ngga..?
apa malah tambah cinta ma keluarga ..?

aku tunggu sharing nya yaa
makasih yaa

salam kangen ,
Vera ( Mama Arya ( 4,5 tahun )   Luthfi ( 9 bulan)





--
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]





--
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-29 Terurut Topik bagust
Jangan aja PR nya telat ngumpulnya...


bagust
YM: oom_b_a
http://www.hydroxigenizer.site40.net
solusi lepas dari bbm


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 29, 2008 14:03
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

Namun..
Di artikel ini tdk disebutkan kalau ibu dari anak2 mereka umumnya adalah 
ibu rumah tangga or bukan wanita karir or bekerja full diluar rumah.
Soalnya pernah baca artikel, bahwa dinegara maju kyk jepang justru 
sekarang banyak ibu2 jika sdh melahirkan dan punya anak menjadi ibu rumah 
tangga biasa, krn mrk lebih mengutamakan mendidik anak langsung dr pd 
nitip atau menyerahkan ke asisten dll.
Artinya, menerapkan sesuatu kalau mengharapkan org lain yg melakukan, 
sepertinya kurang optimal, jadi lebih bagus lagi ibunyalah yg mengawasi 
langsung jgn mengharapkan asisten, eyang, mbah, tante,oma, opa nya atau 
hanya nitip nanti A jgn begini, musti begitu dll

Ini salah satu PR sy juga nih...:-)


Sefty
 ”Sesuatu jadi sulit, kalau kita menganggapnya sulit. Sesuatu akan mudah, 
kalau kita percaya itu mudah

Ika Ariyani [EMAIL PROTECTED] wrote on 10/29/2008 01:17:55 PM:

 nice artikel mbak..
 saya salah satu orang yang pernah ditegur sama ibu saya
 gara2 nggak nolongin anak saya waktu jatuh kesandung.
 so far sih anak saya bisa survive sendiri, kadang juga ada rasa nggak 
tega
 tapi dengan nggak teganya kita itu saya amati (kasus anak saya) malah si 

 anak jadi
 makin manja dan malah nggak bisa ngapa2in
 dengan membiarkan anak saya begitu, sekarang lebih kurang bisa mengatasi 

 masalahnya sendiri
 harapan saya dia akan bisa mandiri tidak bergantung orang lain
 kebetulan juga saya nggak punya assisten jadi di rumah semua semaksimal 
 mungkin tidak saling bergantung
 dan anak saya masuk ke tempat penitipan yang menurut saya cukup ok
 dimana mendukung saya yaitu mendidik anak supaya bisa bersikap mandiri.
 
 
 
 - Original Message - 
 From: sintia prasetio [EMAIL PROTECTED]
 To: balita-anda@balita-anda.com
 Sent: Tuesday, October 28, 2008 8:38 PM
 Subject: [balita-anda] Untuk direnungkeun
 
 
  dari milis tetangga,
  what do you think, parents
  Kalo buat aku, kadang susah membuat si kecil merasa bahwa cara aku
  membiarkan dia mengatasi sendiri masalahnya, bukan berarti aku tidak
  sayang padanya, lebih sedih lagi lalu dia berpaling pada orang lain
  dengan harapan akan mendapatkan pertolongan dan biasanya orang lain
  itu akan menolongnya (misal : eyang, bude, eyang, bude, eyang ,
  budeee)
 
  cheers
  Sintia
 
  **
 
 
  Jumat, 26 September 2008 | 04:34 WIB
  Di sebuah shopping arcade di pusat kota Kyoto , saat sedang menikmati
  segelas cappucino sambil mengamati orang berbelanja, tiba-tiba saya
  dikejutkan suara keras tangisan anak kecil. Rupanya ada gadis kecil
  berumur 4 tahunan tersandung dan jatuh. Lututnya berdarah. Kami heran
  ketika melihat respons ibunya yang hanya berdiri sambil mengulurkan
  tangan ke arah gadis kecilnya tanpa ada kemauan untuk segera meraih
  anaknya. Cukup lama. Beberapa menit adegan ini berlangsung. Si ibu
  tetap sabar dan keras hati untuk menunggu anaknya menyelesaikan
  sendiri rasa shock dan sakitnya. Setelah beberapa menit berlalu,
  akhirnya si gadis kecil mulai berusaha berdiri lagi, dan dengan
  bantuan kecil tangan ibunya dia kembali berdiri. Masih sambil
  terisak-isak ia pun berjalan lagi.
 
  Dalam benak saya waktu itu, kok tak punya hati ibu si gadis kecil ini?
  Tega membiarkan anaknya dalam kondisi kesakitan. Ingatan langsung
  terbang ke Indonesia . Jika kejadian yang sama terjadi di Kota Jakarta
  ataupun Yogyakarta , saya yakin si ibu pasti akan langsung meraih dan
  menggendong untuk menenangkan anaknya.
 
  Dari adegan itu, bisa kita bayangkan perbedaan cara pengasuhan anak
  Jepang dan anak Indonesia . Dari pengamatan saya selama hampir setahun
  tinggal di Jepang, anak Jepang cenderung dibiasakan dari kecil untuk
  mengatasi berbagai kesulitan sendiri, sementara anak Indonesia selalu
  disediakan asisten untuk mengatasi kesulitannya. Babysitter atau
  pembantu rumah tangga pun tidak ada dalam kebiasaan keluarga-keluarga
  di Jepang. Sebaliknya di Indonesia, khususnya di kota-kota besar
  seperti Jakarta , Bandung , Yogyakarta dan lain-lain kehadiran mereka
  wajib ada sebagai asisten keluarga maupun sebagai asisten
  anak-anaknya.
 
  Dalam sebuah studi perbandingan yang dilakukan oleh Heine, Takata dan
  Lehman pada tahun 2000 yang melibatkan responden dari mahasiswa Jepang
  dan mahasiswa Kanada dinyatakan bahwa mahasiswa Jepang lebih tidak
  peduli dengan inteligensi dibandingkan orang Kanada. Hal ini
  disebabkan orang Jepang lebih menghargai prestasi didasarkan pada
  usaha keras daripada berdasarkan kemampuan inteligensi. Artinya, bagi
  orang Jepang kemauan untuk menderita dan berusaha keras menjadi nilai
  yang lebih penting daripada kemampuan dasar manusia seperti
  inteligensi.
 
  Dalam keseharian

Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-29 Terurut Topik sefty_YMKI
Hai Jeng Vera..
pa kbr nya neh? tentu msh inget dunk ah!
duuh dikau mendahului daku dunk..
doakan daku menyusul yaach(gi ngutak ngatik PR biar cepet kelar! )

Amiin...dukung deh keputusan mulianya...ga mudah lho buat mutusin resign 
ditengah krisis global gini (hehhehe apa hub nya yach!)
iya..bener bgt sekarang aku juga lagi ngutak ngatik gimana memcahkan PR 
tsb, gimana caranya mempunyai waktu or kebebasan waktu lebih banyak, atau 
kualitas dan kuantitas lbh bnyk ma anak.

Mungkin di awal2  kudu melatih emosi agar lebih sabar dan ikhlas, kyknya 
ini deh kunci utamanya! yaitu Ikhlas  Sabar ( eh ini bkn nama member BA 
kan?)

Iya footnote ini sengaja aku pakai untuk memotivasi diri sendiri juga, kan 
kata orang ucapan dan tulisan kita itu bagian dari doa.


Sefty
 ”Sesuatu jadi sulit, kalau kita menganggapnya sulit. Sesuatu akan mudah, 
kalau kita percaya itu mudah

Verawaty [EMAIL PROTECTED] wrote on 10/29/2008 03:27:03 PM:

 
 Hahahahaha
 aku seneeeng banget baca nya mbaaa...
 aduuh..jadi ngga sabar neeh
 kesabaran kita bener2 harus di mantain ya mba...
 
 ( Your kid is your bosss yg jadwalnya suka suk)
 hihihihiyg ini lucu nih ..aku suka neh...
 but mudah2an segala sesuatu nya bakal menjadi lebih teratur ya dengan 
kita 
 di rumah ..amin..
 
 thanks ya mba sharing nya..
 mudah2an pilihan ini berkah buat semuanya ..amin ..
 yes..time will let me learn a lot of things
 thank yu so much for your support
 
 aku suka banget motivasi nya mba sefty  : Sesuatu jadi sulit, kalau kita 

 menganggapnya sulit. Sesuatu akan mudah,
 kalau kita percaya itu mudah
 
 salam
 Vera
 
 
 
 
 
 - Original Message - 
 From: sintia prasetio [EMAIL PROTECTED]
 To: balita-anda@balita-anda.com
 Sent: Wednesday, October 29, 2008 3:00 PM
 Subject: Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun
 
 
  bula pertama 
 
  ini hari pertama  :
  di kantor bisa ngomong you have one hour to finish your lunch
  di rumah ; ayo sayang, maemnya dari tadi kok di emut sih (dalam hati
   rgh lama amat)
 
  di kantor : buset dah ntu meja brantakan amat rapi dikit nape?
  (klo perlu belagak judes)
  di rumah : mainannya kalo udah selesai diberesin sama sama ibu yaa
  (*suara manis mode on)
 
  di kantor  abis meeting kita cek kamar VIP udah siap apa blom terus
  cek ama Pak A fruit basket udh siap blom... trus jangan lupa siapin
  juga dinner meeting jam 8 nanti
 
  di rumah : abis mandi rifqi mau main ap?(alias your kid is your
  bosss yg jadwalnya suka suk)
 
 
  a looot of stuff dah pokoke tp makin lama makin biasa juga thanks 
God...
  untung jaman aku resign dari gawean kagak punya HP jadi kagak ada deh
  ntu SMS-SMS menyayat hati curhatan orang kantor kayak waktu suami yang
  resign 2 bulan kemaren
 
  bos baru resee, balik dunk paak
  owner marah mulu nih ada aja yang salah, help
 
  he he he
 
  tenang aja jeng
  time will let you learn
 
 
  Pada 29 Oktober 2008 15:47, Verawaty [EMAIL PROTECTED] 
menulis:
  Allow Mba Sintia ..Mba Sefty..Mba Dini Febrina ..Mba Uci mama 
Kavindra..
 
  masih inget aku nggaaa?
  aku seneng bgt dengan ungkapan mba sefty..
  masih PR buat mba sefty ya..
  Dalam moment ini..saya juga mohon do'a nya untuk
  bisa mengikuti jejak Mba Sintia untuk jadi full time mother
  yang secara udah hampir 9 tahun kerja di pabrik sanyo ..
  10 jam ga ketemu ma anak..
  dan akhirnya udah bulet aku bener2 jatuh hati dengan anak2 ku ..
  mereka adalah surga bagiku ..( kaya lagunya ahmad dani hehehe..)
  Insya Allah ..kalau tidak ada halangan saya segera merumah kan diri 
saya
  sendriri ..
 
  Ayo donk mba sintia ..sharing pengalaman bulan2 pertama di rumah 
ngurusin
  anakl donk..?
  kaya gimana rasanya ..sempet kangen sama kerjaan kantor nya lagi 
ngga..?
  apa malah tambah cinta ma keluarga ..?
 
  aku tunggu sharing nya yaa
  makasih yaa
 
  salam kangen ,
  Vera ( Mama Arya ( 4,5 tahun )   Luthfi ( 9 bulan)
 
 
 
 
  --
  Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
  Info balita: http://www.balita-anda.com
  Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
  menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 
  
 
 
 --
 Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
 Info balita: http://www.balita-anda.com
 Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 



Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-29 Terurut Topik Verawaty

Syukur deh kalo masih inget mah:-)
iya neh mba sefty..ter inspirasi dengan lagunya The Rock Kamulah Surgaku..
pas cuti melahirkan anak ke 2 kemarin , kadang sambil menyusui suka dengerin 
lagu ini

di Inbox SCTV ( sorry sebut acara TV nya ..gpp kghan...)
so aku Insya Allah ..yakin dan mau berusaha memulai dari nol lagi 
bagaimana merawat anak2 itu dengan

kedua tangan ku sendriri ..
nih mba liryk lagu nya ...buat refernsi ,,hehehhe..
ayo buruan ..aku dukung mba sefty juga neh..kalo rezeki mah udah ada 
tangan2 yang mengaturnya ..

Insya Allah ...

Lirik lagu The Rock - Kamu Kamulah Surgaku
Tahukah kamu kuciumimu
Di saat terlelap
Tahukah kamu kudekap kamu
Saat kamu bermimpi

Tahukah kamu ya cuma kamu
Pemilik hatiku
Tahukah kamu hatiku ini
Adalah hatimu

Tahukah kamu di setiap tidurku
Ku kagumi wajahmu
Nanti kau kan tahu
Nanti kau dengar bahwa aku begitu

reff:
Kamu, kamu adalah surga yang ada
Dalam hidupku dalam kenyataanku
Kamu, aku adalah penghuni surga
Ucapkan salam pada hidup dan mati

Tahukah kamu saat kamu menangis
Adalah air mata ku yang jatuh berlinang
Tahukah kamu saat kamu tersakiti
Adalah aku yang pertama terluka

Tahukah kamu ya cuma aku
Yang punya cinta untukmu
Tahukah kamu ya cuma aku
Yang rela mati untukmu

repeat reff


- Original Message - 
From: [EMAIL PROTECTED]

To: balita-anda@balita-anda.com
Cc: Verawaty [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 29, 2008 3:44 PM
Subject: Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun



Hai Jeng Vera..
pa kbr nya neh? tentu msh inget dunk ah!
duuh dikau mendahului daku dunk..
doakan daku menyusul yaach(gi ngutak ngatik PR biar cepet kelar! )

Amiin...dukung deh keputusan mulianya...ga mudah lho buat mutusin resign
ditengah krisis global gini (hehhehe apa hub nya yach!)
iya..bener bgt sekarang aku juga lagi ngutak ngatik gimana memcahkan PR
tsb, gimana caranya mempunyai waktu or kebebasan waktu lebih banyak, atau
kualitas dan kuantitas lbh bnyk ma anak.

Mungkin di awal2  kudu melatih emosi agar lebih sabar dan ikhlas, kyknya
ini deh kunci utamanya! yaitu Ikhlas  Sabar ( eh ini bkn nama member BA
kan?)

Iya footnote ini sengaja aku pakai untuk memotivasi diri sendiri juga, kan
kata orang ucapan dan tulisan kita itu bagian dari doa.


Sefty
”Sesuatu jadi sulit, kalau kita menganggapnya sulit. Sesuatu akan mudah,
kalau kita percaya itu mudah

Verawaty [EMAIL PROTECTED] wrote on 10/29/2008 03:27:03 PM:



Hahahahaha
aku seneeeng banget baca nya mbaaa...
aduuh..jadi ngga sabar neeh
kesabaran kita bener2 harus di mantain ya mba...

( Your kid is your bosss yg jadwalnya suka suk)
hihihihiyg ini lucu nih ..aku suka neh...
but mudah2an segala sesuatu nya bakal menjadi lebih teratur ya dengan

kita

di rumah ..amin..

thanks ya mba sharing nya..
mudah2an pilihan ini berkah buat semuanya ..amin ..
yes..time will let me learn a lot of things
thank yu so much for your support

aku suka banget motivasi nya mba sefty  : Sesuatu jadi sulit, kalau kita



menganggapnya sulit. Sesuatu akan mudah,
kalau kita percaya itu mudah

salam
Vera





- Original Message - 
From: sintia prasetio [EMAIL PROTECTED]

To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, October 29, 2008 3:00 PM
Subject: Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun


 bula pertama 

 ini hari pertama  :
 di kantor bisa ngomong you have one hour to finish your lunch
 di rumah ; ayo sayang, maemnya dari tadi kok di emut sih (dalam hati
  rgh lama amat)

 di kantor : buset dah ntu meja brantakan amat rapi dikit nape?
 (klo perlu belagak judes)
 di rumah : mainannya kalo udah selesai diberesin sama sama ibu yaa
 (*suara manis mode on)

 di kantor  abis meeting kita cek kamar VIP udah siap apa blom terus
 cek ama Pak A fruit basket udh siap blom... trus jangan lupa siapin
 juga dinner meeting jam 8 nanti

 di rumah : abis mandi rifqi mau main ap?(alias your kid is your
 bosss yg jadwalnya suka suk)


 a looot of stuff dah pokoke tp makin lama makin biasa juga thanks

God...

 untung jaman aku resign dari gawean kagak punya HP jadi kagak ada deh
 ntu SMS-SMS menyayat hati curhatan orang kantor kayak waktu suami yang
 resign 2 bulan kemaren

 bos baru resee, balik dunk paak
 owner marah mulu nih ada aja yang salah, help

 he he he

 tenang aja jeng
 time will let you learn


 Pada 29 Oktober 2008 15:47, Verawaty [EMAIL PROTECTED]

menulis:

 Allow Mba Sintia ..Mba Sefty..Mba Dini Febrina ..Mba Uci mama

Kavindra..


 masih inget aku nggaaa?
 aku seneng bgt dengan ungkapan mba sefty..
 masih PR buat mba sefty ya..
 Dalam moment ini..saya juga mohon do'a nya untuk
 bisa mengikuti jejak Mba Sintia untuk jadi full time mother
 yang secara udah hampir 9 tahun kerja di pabrik sanyo ..
 10 jam ga ketemu ma anak..
 dan akhirnya udah bulet aku bener2 jatuh hati dengan anak2 ku ..
 mereka adalah surga bagiku ..( kaya lagunya ahmad dani hehehe..)
 Insya Allah ..kalau tidak ada halangan saya segera merumah kan diri

saya

 sendriri

Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-28 Terurut Topik Indah Khrisnayanti
mungkin...klo kita tinggal jauh dr keluarga besar...ya ntu td eyang, bude,
tante, dll...kali bisa diterapkan ya...:)   g terlalu banyak intervensi...

wong pola asuh orang tua yg berbeda dari si anak aja...kadang bkn kita
berdua ''berantem'' ...




2008/10/28 sintia prasetio [EMAIL PROTECTED]

 dari milis tetangga,
 what do you think, parents
 Kalo buat aku, kadang susah membuat si kecil merasa bahwa cara aku
 membiarkan dia mengatasi sendiri masalahnya, bukan berarti aku tidak
 sayang padanya, lebih sedih lagi lalu dia berpaling pada orang lain
 dengan harapan akan mendapatkan pertolongan dan biasanya orang lain
 itu akan menolongnya (misal : eyang, bude, eyang, bude, eyang ,
 budeee)

 cheers
 Sintia

 **


 Jumat, 26 September 2008 | 04:34 WIB
 Di sebuah shopping arcade di pusat kota Kyoto , saat sedang menikmati
 segelas cappucino sambil mengamati orang berbelanja, tiba-tiba saya
 dikejutkan suara keras tangisan anak kecil. Rupanya ada gadis kecil
 berumur 4 tahunan tersandung dan jatuh. Lututnya berdarah. Kami heran
 ketika melihat respons ibunya yang hanya berdiri sambil mengulurkan
 tangan ke arah gadis kecilnya tanpa ada kemauan untuk segera meraih
 anaknya. Cukup lama. Beberapa menit adegan ini berlangsung. Si ibu
 tetap sabar dan keras hati untuk menunggu anaknya menyelesaikan
 sendiri rasa shock dan sakitnya. Setelah beberapa menit berlalu,
 akhirnya si gadis kecil mulai berusaha berdiri lagi, dan dengan
 bantuan kecil tangan ibunya dia kembali berdiri. Masih sambil
 terisak-isak ia pun berjalan lagi.

 Dalam benak saya waktu itu, kok tak punya hati ibu si gadis kecil ini?
 Tega membiarkan anaknya dalam kondisi kesakitan. Ingatan langsung
 terbang ke Indonesia . Jika kejadian yang sama terjadi di Kota Jakarta
 ataupun Yogyakarta , saya yakin si ibu pasti akan langsung meraih dan
 menggendong untuk menenangkan anaknya.

 Dari adegan itu, bisa kita bayangkan perbedaan cara pengasuhan anak
 Jepang dan anak Indonesia . Dari pengamatan saya selama hampir setahun
 tinggal di Jepang, anak Jepang cenderung dibiasakan dari kecil untuk
 mengatasi berbagai kesulitan sendiri, sementara anak Indonesia selalu
 disediakan asisten untuk mengatasi kesulitannya. Babysitter atau
 pembantu rumah tangga pun tidak ada dalam kebiasaan keluarga-keluarga
 di Jepang. Sebaliknya di Indonesia, khususnya di kota-kota besar
 seperti Jakarta , Bandung , Yogyakarta dan lain-lain kehadiran mereka
 wajib ada sebagai asisten keluarga maupun sebagai asisten
 anak-anaknya.

 Dalam sebuah studi perbandingan yang dilakukan oleh Heine, Takata dan
 Lehman pada tahun 2000 yang melibatkan responden dari mahasiswa Jepang
 dan mahasiswa Kanada dinyatakan bahwa mahasiswa Jepang lebih tidak
 peduli dengan inteligensi dibandingkan orang Kanada. Hal ini
 disebabkan orang Jepang lebih menghargai prestasi didasarkan pada
 usaha keras daripada berdasarkan kemampuan inteligensi. Artinya, bagi
 orang Jepang kemauan untuk menderita dan berusaha keras menjadi nilai
 yang lebih penting daripada kemampuan dasar manusia seperti
 inteligensi.

 Dalam keseharian dengan mudah kita dapat menyaksikan mereka selalu
 berjalan dalam ketergesaan karena takut kehilangan banyak waktu,
 disiplin dan selalu bekerja keras. Suasana kompetitif dan kemauan
 untuk menjadi yang lebih baik (yang terbaik) sangat menonjol. Studi
 ini juga menemukan bahwa orang Jepang memiliki budaya kritik diri yang
 tinggi, mereka selalu mencari apa yang masih kurang di dalam dirinya.
 Untuk kemudian mereka akan segera memperbaiki diri.

 Lain lagi Indonesia , yang saat ini terjebak dalam kesalahan umum di
 mana hasil akhir menjadi segala-galanya. Hasil akhir lebih dihargai
 dibandingkan usaha keras. Tengok saja kompetisi yang terjadi dari anak
 usia sekolah tingkat SD hingga perguruan tinggi untuk mendapatkan
 nilai kelulusan yang tinggi. Guru, orang tua maupun masyarakat umum
 selalu menekan anak untuk mendapatkan nilai kelulusan yang tinggi,
 sehingga mereka pun menghalalkan segala cara. Kita baca di koran
 polisi menangkap para guru karena berlaku curang dalam ujian nasional,
 sementara di tempat lain orang tua membeli soal ujian, siswa menyontek
 dan lain sebagainya.

 Pola pengasuhan ini, pada gilirannya pasti berperan besar dalam
 pembentukan karakter anak dalam perkembangan berikutnya. Oleh
 karenanya, memberi kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk
 mengembangkan semua potensinya adalah satu prinsip dasar dari satu
 pola pengasuhan yang sangat baik bagi pembentukan karakter anak. Orang
 tua, asisten, atau pun orang yang lebih dewasa jangan mengambil alih
 tanggung jawab anak.

 Sebagai contoh, beri kesempatan pada anak untuk belajar makan secara
 benar dengan tangannya sendiri sejak dia mampu memegang sendok. Jangan
 diambil alih hanya karena alasan akan membuat kotor. Atau beri
 kesempatan pada anak untuk menghadapi dunia sekolah pertama kali tanpa
 banyak intervensi dari pengasuh maupun orang tua. Memberi rasa aman
 pada anak memang penting jika diberikan pada 

RE: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-28 Terurut Topik ina
Ini salah satu bahan pemikiran yang aku juga lg kebingungan
Mencari solusinya
Mslhnya asisten di rmh scr tdk langsung juga punya andil dlm pemanjaan
anak
Gmn caranya ngajarin mba di rumah supaya
Ga manjain anak dengan cara terlalu membantu
Hal2 kecil yg sebenarnya si anak mampu untuk mengerjakannya
Spt mengambilkan barang2 yg terjangkau, memakai baju or sepatu
Dan berbagai hal kecil yg sebenrnya anak sudah sanggup mengerjakan
Dan gmn caranya untuk melatih anak supaya mau menghandle
Kebutuhannya sesuai kemampuan?
Ada saran

Sory malah nanya...



-Original Message-
From: sintia prasetio [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, October 28, 2008 8:38 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Untuk direnungkeun

dari milis tetangga,
what do you think, parents
Kalo buat aku, kadang susah membuat si kecil merasa bahwa cara aku
membiarkan dia mengatasi sendiri masalahnya, bukan berarti aku tidak
sayang padanya, lebih sedih lagi lalu dia berpaling pada orang lain
dengan harapan akan mendapatkan pertolongan dan biasanya orang lain
itu akan menolongnya (misal : eyang, bude, eyang, bude, eyang ,
budeee)

cheers
Sintia

**


Jumat, 26 September 2008 | 04:34 WIB
Di sebuah shopping arcade di pusat kota Kyoto , saat sedang menikmati
segelas cappucino sambil mengamati orang berbelanja, tiba-tiba saya
dikejutkan suara keras tangisan anak kecil. Rupanya ada gadis kecil
berumur 4 tahunan tersandung dan jatuh. Lututnya berdarah. Kami heran
ketika melihat respons ibunya yang hanya berdiri sambil mengulurkan
tangan ke arah gadis kecilnya tanpa ada kemauan untuk segera meraih
anaknya. Cukup lama. Beberapa menit adegan ini berlangsung. Si ibu
tetap sabar dan keras hati untuk menunggu anaknya menyelesaikan
sendiri rasa shock dan sakitnya. Setelah beberapa menit berlalu,
akhirnya si gadis kecil mulai berusaha berdiri lagi, dan dengan
bantuan kecil tangan ibunya dia kembali berdiri. Masih sambil
terisak-isak ia pun berjalan lagi.

Dalam benak saya waktu itu, kok tak punya hati ibu si gadis kecil ini?
Tega membiarkan anaknya dalam kondisi kesakitan. Ingatan langsung
terbang ke Indonesia . Jika kejadian yang sama terjadi di Kota Jakarta
ataupun Yogyakarta , saya yakin si ibu pasti akan langsung meraih dan
menggendong untuk menenangkan anaknya.

Dari adegan itu, bisa kita bayangkan perbedaan cara pengasuhan anak
Jepang dan anak Indonesia . Dari pengamatan saya selama hampir setahun
tinggal di Jepang, anak Jepang cenderung dibiasakan dari kecil untuk
mengatasi berbagai kesulitan sendiri, sementara anak Indonesia selalu
disediakan asisten untuk mengatasi kesulitannya. Babysitter atau
pembantu rumah tangga pun tidak ada dalam kebiasaan keluarga-keluarga
di Jepang. Sebaliknya di Indonesia, khususnya di kota-kota besar
seperti Jakarta , Bandung , Yogyakarta dan lain-lain kehadiran mereka
wajib ada sebagai asisten keluarga maupun sebagai asisten
anak-anaknya.

Dalam sebuah studi perbandingan yang dilakukan oleh Heine, Takata dan
Lehman pada tahun 2000 yang melibatkan responden dari mahasiswa Jepang
dan mahasiswa Kanada dinyatakan bahwa mahasiswa Jepang lebih tidak
peduli dengan inteligensi dibandingkan orang Kanada. Hal ini
disebabkan orang Jepang lebih menghargai prestasi didasarkan pada
usaha keras daripada berdasarkan kemampuan inteligensi. Artinya, bagi
orang Jepang kemauan untuk menderita dan berusaha keras menjadi nilai
yang lebih penting daripada kemampuan dasar manusia seperti
inteligensi.

Dalam keseharian dengan mudah kita dapat menyaksikan mereka selalu
berjalan dalam ketergesaan karena takut kehilangan banyak waktu,
disiplin dan selalu bekerja keras. Suasana kompetitif dan kemauan
untuk menjadi yang lebih baik (yang terbaik) sangat menonjol. Studi
ini juga menemukan bahwa orang Jepang memiliki budaya kritik diri yang
tinggi, mereka selalu mencari apa yang masih kurang di dalam dirinya.
Untuk kemudian mereka akan segera memperbaiki diri.

Lain lagi Indonesia , yang saat ini terjebak dalam kesalahan umum di
mana hasil akhir menjadi segala-galanya. Hasil akhir lebih dihargai
dibandingkan usaha keras. Tengok saja kompetisi yang terjadi dari anak
usia sekolah tingkat SD hingga perguruan tinggi untuk mendapatkan
nilai kelulusan yang tinggi. Guru, orang tua maupun masyarakat umum
selalu menekan anak untuk mendapatkan nilai kelulusan yang tinggi,
sehingga mereka pun menghalalkan segala cara. Kita baca di koran
polisi menangkap para guru karena berlaku curang dalam ujian nasional,
sementara di tempat lain orang tua membeli soal ujian, siswa menyontek
dan lain sebagainya.

Pola pengasuhan ini, pada gilirannya pasti berperan besar dalam
pembentukan karakter anak dalam perkembangan berikutnya. Oleh
karenanya, memberi kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk
mengembangkan semua potensinya adalah satu prinsip dasar dari satu
pola pengasuhan yang sangat baik bagi pembentukan karakter anak. Orang
tua, asisten, atau pun orang yang lebih dewasa jangan mengambil alih
tanggung jawab anak.

Sebagai contoh, 

Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-28 Terurut Topik yesi warrie
Aku sangat2 setuju dengan artikel dibawah. Meski sebagai ibu kadang berat
juga buat melakukan hal itu, tapi demi masa depan anak yang akan menemui
banyak gesekan yang lebih dari jaman kita sekarang.

*Sedang mencoba menerapkan, meski kadang gak tega...


-Original Message-
From: sintia prasetio [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, October 28, 2008 8:38 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Untuk direnungkeun

dari milis tetangga,
what do you think, parents
Kalo buat aku, kadang susah membuat si kecil merasa bahwa cara aku
membiarkan dia mengatasi sendiri masalahnya, bukan berarti aku tidak
sayang padanya, lebih sedih lagi lalu dia berpaling pada orang lain
dengan harapan akan mendapatkan pertolongan dan biasanya orang lain
itu akan menolongnya (misal : eyang, bude, eyang, bude, eyang ,
budeee)

cheers
Sintia

**


Jumat, 26 September 2008 | 04:34 WIB
Di sebuah shopping arcade di pusat kota Kyoto , saat sedang menikmati
segelas cappucino sambil mengamati orang berbelanja, tiba-tiba saya
dikejutkan suara keras tangisan anak kecil. Rupanya ada gadis kecil
berumur 4 tahunan tersandung dan jatuh. Lututnya berdarah. Kami heran
ketika melihat respons ibunya yang hanya berdiri sambil mengulurkan
tangan ke arah gadis kecilnya tanpa ada kemauan untuk segera meraih
anaknya. Cukup lama. Beberapa menit adegan ini berlangsung. Si ibu
tetap sabar dan keras hati untuk menunggu anaknya menyelesaikan
sendiri rasa shock dan sakitnya. Setelah beberapa menit berlalu,
akhirnya si gadis kecil mulai berusaha berdiri lagi, dan dengan
bantuan kecil tangan ibunya dia kembali berdiri. Masih sambil
terisak-isak ia pun berjalan lagi.

Dalam benak saya waktu itu, kok tak punya hati ibu si gadis kecil ini?
Tega membiarkan anaknya dalam kondisi kesakitan. Ingatan langsung
terbang ke Indonesia . Jika kejadian yang sama terjadi di Kota Jakarta
ataupun Yogyakarta , saya yakin si ibu pasti akan langsung meraih dan
menggendong untuk menenangkan anaknya.

Dari adegan itu, bisa kita bayangkan perbedaan cara pengasuhan anak
Jepang dan anak Indonesia . Dari pengamatan saya selama hampir setahun
tinggal di Jepang, anak Jepang cenderung dibiasakan dari kecil untuk
mengatasi berbagai kesulitan sendiri, sementara anak Indonesia selalu
disediakan asisten untuk mengatasi kesulitannya. Babysitter atau
pembantu rumah tangga pun tidak ada dalam kebiasaan keluarga-keluarga
di Jepang. Sebaliknya di Indonesia, khususnya di kota-kota besar
seperti Jakarta , Bandung , Yogyakarta dan lain-lain kehadiran mereka
wajib ada sebagai asisten keluarga maupun sebagai asisten
anak-anaknya.

Dalam sebuah studi perbandingan yang dilakukan oleh Heine, Takata dan
Lehman pada tahun 2000 yang melibatkan responden dari mahasiswa Jepang
dan mahasiswa Kanada dinyatakan bahwa mahasiswa Jepang lebih tidak
peduli dengan inteligensi dibandingkan orang Kanada. Hal ini
disebabkan orang Jepang lebih menghargai prestasi didasarkan pada
usaha keras daripada berdasarkan kemampuan inteligensi. Artinya, bagi
orang Jepang kemauan untuk menderita dan berusaha keras menjadi nilai
yang lebih penting daripada kemampuan dasar manusia seperti
inteligensi.

Dalam keseharian dengan mudah kita dapat menyaksikan mereka selalu
berjalan dalam ketergesaan karena takut kehilangan banyak waktu,
disiplin dan selalu bekerja keras. Suasana kompetitif dan kemauan
untuk menjadi yang lebih baik (yang terbaik) sangat menonjol. Studi
ini juga menemukan bahwa orang Jepang memiliki budaya kritik diri yang
tinggi, mereka selalu mencari apa yang masih kurang di dalam dirinya.
Untuk kemudian mereka akan segera memperbaiki diri.

Lain lagi Indonesia , yang saat ini terjebak dalam kesalahan umum di
mana hasil akhir menjadi segala-galanya. Hasil akhir lebih dihargai
dibandingkan usaha keras. Tengok saja kompetisi yang terjadi dari anak
usia sekolah tingkat SD hingga perguruan tinggi untuk mendapatkan
nilai kelulusan yang tinggi. Guru, orang tua maupun masyarakat umum
selalu menekan anak untuk mendapatkan nilai kelulusan yang tinggi,
sehingga mereka pun menghalalkan segala cara. Kita baca di koran
polisi menangkap para guru karena berlaku curang dalam ujian nasional,
sementara di tempat lain orang tua membeli soal ujian, siswa menyontek
dan lain sebagainya.

Pola pengasuhan ini, pada gilirannya pasti berperan besar dalam
pembentukan karakter anak dalam perkembangan berikutnya. Oleh
karenanya, memberi kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk
mengembangkan semua potensinya adalah satu prinsip dasar dari satu
pola pengasuhan yang sangat baik bagi pembentukan karakter anak. Orang
tua, asisten, atau pun orang yang lebih dewasa jangan mengambil alih
tanggung jawab anak.

Sebagai contoh, beri kesempatan pada anak untuk belajar makan secara
benar dengan tangannya sendiri sejak dia mampu memegang sendok. Jangan
diambil alih hanya karena alasan akan membuat kotor. Atau beri
kesempatan pada anak untuk menghadapi dunia sekolah pertama kali tanpa
banyak intervensi dari pengasuh maupun orang 

Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-28 Terurut Topik sintia prasetio
kadang nggak tega apa sering  nggak tega? bwehehehe


Pada 29 Oktober 2008 09:20, yesi warrie [EMAIL PROTECTED] menulis:
 Aku sangat2 setuju dengan artikel dibawah. Meski sebagai ibu kadang berat
 juga buat melakukan hal itu, tapi demi masa depan anak yang akan menemui
 banyak gesekan yang lebih dari jaman kita sekarang.

 *Sedang mencoba menerapkan, meski kadang gak tega...


 -Original Message-
 From: sintia prasetio [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, October 28, 2008 8:38 PM
 To: balita-anda@balita-anda.com
 Subject: [balita-anda] Untuk direnungkeun

 dari milis tetangga,
 what do you think, parents
 Kalo buat aku, kadang susah membuat si kecil merasa bahwa cara aku
 membiarkan dia mengatasi sendiri masalahnya, bukan berarti aku tidak
 sayang padanya, lebih sedih lagi lalu dia berpaling pada orang lain
 dengan harapan akan mendapatkan pertolongan dan biasanya orang lain
 itu akan menolongnya (misal : eyang, bude, eyang, bude, eyang ,
 budeee)

 cheers
 Sintia

 **



--
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-28 Terurut Topik yesi warrie
kekekek dulu sering... sekarang gak sering xixixixixxi

yang pasti perlu dukungan patner kalau urusan mendidik anak niyyy

2008/10/29 sintia prasetio [EMAIL PROTECTED]

 kadang nggak tega apa sering  nggak tega? bwehehehe


 Pada 29 Oktober 2008 09:20, yesi warrie [EMAIL PROTECTED] menulis:
  Aku sangat2 setuju dengan artikel dibawah. Meski sebagai ibu kadang berat
  juga buat melakukan hal itu, tapi demi masa depan anak yang akan menemui
  banyak gesekan yang lebih dari jaman kita sekarang.
 
  *Sedang mencoba menerapkan, meski kadang gak tega...
 
 
  -Original Message-
  From: sintia prasetio [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Tuesday, October 28, 2008 8:38 PM
  To: balita-anda@balita-anda.com
  Subject: [balita-anda] Untuk direnungkeun
 
  dari milis tetangga,
  what do you think, parents
  Kalo buat aku, kadang susah membuat si kecil merasa bahwa cara aku
  membiarkan dia mengatasi sendiri masalahnya, bukan berarti aku tidak
  sayang padanya, lebih sedih lagi lalu dia berpaling pada orang lain
  dengan harapan akan mendapatkan pertolongan dan biasanya orang lain
  itu akan menolongnya (misal : eyang, bude, eyang, bude, eyang ,
  budeee)
 
  cheers
  Sintia
 
  **
 
 

  --
 Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
 Info balita: http://www.balita-anda.com
 Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]




-- 
Yesi
http://www.debloomen.com/
http://www.yesiwarrie.blogspot.com/
http://www.sekarsekar.multiply.com/
http://www.sasamiberbagi.multiply.com/


RE: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-28 Terurut Topik Dian_Wahyuni
Setuju mba,,,
Kadang kita sudah berusaha menerapkan upaya mendisiplinkan anak, membuat
anak berlatih madiri,, tapi yaa itu.. memamg kita sendiripun nggak tega,
tapi hal tsb harus dimulai untuk masa depan anak sendiri...
Masa sampe gede mau dilayani terus... kalo gede apa nggak malu..? nggak
bisa ngapa2in...
Tapi kesandung lagi sama lingkungan yang karena nggak tega...
Akhirnya dibantu lagi.. dibantu lagi... sama yang nolongnya...
(misal... eyang... eyang... pembantu (disuruh eyang), eyang.. eyang,)
hehehe

-Original Message-
From: sintia prasetio [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 29 Oktober 2008 8:29
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

kadang nggak tega apa sering  nggak tega? bwehehehe


Pada 29 Oktober 2008 09:20, yesi warrie [EMAIL PROTECTED] menulis:
 Aku sangat2 setuju dengan artikel dibawah. Meski sebagai ibu kadang
berat
 juga buat melakukan hal itu, tapi demi masa depan anak yang akan
menemui
 banyak gesekan yang lebih dari jaman kita sekarang.

 *Sedang mencoba menerapkan, meski kadang gak tega...


 -Original Message-
 From: sintia prasetio [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, October 28, 2008 8:38 PM
 To: balita-anda@balita-anda.com
 Subject: [balita-anda] Untuk direnungkeun

 dari milis tetangga,
 what do you think, parents
 Kalo buat aku, kadang susah membuat si kecil merasa bahwa cara aku
 membiarkan dia mengatasi sendiri masalahnya, bukan berarti aku tidak
 sayang padanya, lebih sedih lagi lalu dia berpaling pada orang lain
 dengan harapan akan mendapatkan pertolongan dan biasanya orang lain
 itu akan menolongnya (misal : eyang, bude, eyang, bude, eyang ,
 budeee)

 cheers
 Sintia

 **



--
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]


This Mail has been scanned by Telkomsel Antivirus

--
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-28 Terurut Topik sandra suryany
yang pasti sering beda pendapat sama suami soalnya saya gak tegaan klo
urusan anak tapi ya untuk masi ada penyeimbang dr sisi suami, tapi tetep
saya panggilnya raja tega hehe

^_^


Re: [balita-anda] Untuk direnungkeun

2008-10-28 Terurut Topik Ukhti Nida
sekedar berbagi, kebetulan saat ini saya tinggal di osaka, jepang, artikel
tersebut memang benar adanya. perbedaan pola asuh hingga sistem pendidikan
disini jauh lebih menjurus kepada target dibandingkan di indonesia. pada
usia anak memasuki SD mereka diajarkan untuk menghormati dan  berbagi,
seperti makan bersama sikat gigi bersama sampai aturan naik sepeda ke
sekolah. di jepang, khususnya wilayah toyonaka osaka, ada aturan jarak anak
boleh naik sepeda kesekolah, untuk mereka yang tinggalnya dekat dg sekolah
tidak diperbolehkan naik sepeda, berbeda dengan di indonesia, anak tetap di
antar n di tunggu oleh pengasuhnya hingga kelas 3-4 SD.
konon yang jepang negara yang tidak mempunyai agama lebih sedikit yang
melakukan korupsi dibandingkan dengan indonesia yang katanya 'mengaku'
negara beragama. dalam hal kesopanan terhadap yang lebih tua pun patut
diacungi jempol, mereka umumnya jauh lebih menghargai -walaupun dengan
harajuku style-nya. pejalan kaki dan pengendara sepeda lebih dihormati oleh
pengendara kendaraan bermotor baik mobil or motor, bandingkan dengan
indonesia.
dan masih banyak lagi...
maaf jika kurang berkenan...

rgds
ummu fatih @ osaka

2008/10/29 sandra suryany [EMAIL PROTECTED]

 yang pasti sering beda pendapat sama suami soalnya saya gak tegaan klo
 urusan anak tapi ya untuk masi ada penyeimbang dr sisi suami, tapi tetep
 saya panggilnya raja tega hehe

 ^_^