[budaya_tionghua] Re: Sekilas Tata Cara Penulisan Bongpay (Nisan) Tradisional Tionghoa

2007-12-21 Terurut Topik ardian_c
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, perfect_harmony2000
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sekilas Tata Cara Penulisan Bongpay (Nisan) Tradisional Tionghoa
 
 
 Bongpay (Mu Bei = Mandarin) adalah sebutan dalam dialek Hokkian untuk
 papan 
 nisan pada makam tradisional Tionghoa yang biasanya terbuat dari batu,
 marmer 
 ataupun batu sejenis lainnya. Di atas bongpay biasanya terdapat
 tulisan-tulisan 
 dalam karakter Han yang mengandung makna dan nilai artistik tersendiri. 
 Bongpay biasanya selain menuliskan mengenai mendiang pemilik makam
tadi, 
 juga melambangkan bakti dari anak cucu sang mendiang.
 
 Bongpay adalah bagian terpenting dari makam tradisional Tionghoa, namun 
 sekilas berbeda2 dalam bentuk dan cara penulisannya sesuai dengan
bentuk 
 makam yang mempunyai sedikit perbedaan dari zaman ke zaman. Di masa
 Dinasti 
 Tang, bongpay diletakkan di tengah2 makam dan biasanya ada dituliskan
 riwayat 
 hidup mendiang pemilik makam. Di zaman Dinasti Sung, ada pahatan gambar 
 pada bongpay.
 
 Bentuk makam dengan bongpay di depan dan sistem penulisannya yang
 sekarang 
 lumrah kita lihat adalah bentuk dan sistem penulisan mulai dari zaman
 Dinasti 
 Ming dan diteruskan sampai sekarang sehingga kalau ditilik2 telah
berumur 
 lebih dari 600 tahun. Cara penulisan dan pembacaannya adalah dari kanan 
 ke kiri dan atas ke bawah. Di bawah ini saya akan membahas sekilas
 tentang 
 sistem dan susunan penulisan bongpay.
 
 Bongpay yang umumnya kita lihat adalah terdiri dari 4 bagian, yaitu
Baris 
 Kanan, Baris Tengah, Baris Horizontal (Mata Bongpay) dan Baris Kiri :
 
 * Baris Kanan
 
 Menuliskan masa dan waktu saat bongpay ini dibuat ataupun
diperbaiki. 
 Biasanya ditulis dalam tahun kekaisaran, tahun Tian Gan Di Zhi (tahun
 shio), 
 musim atau bulan. Cara penulisan tidak akan saya ulas di sini karena
 banyak 
 cara penulisan di masyarakat, namun harus mengikuti aturan (5n + 1)
= 6, 
 11 karakter yang bermakna dan terpulang pada arti Lahir pada 5
karakter 
 Lahir, Tua, Sakit, Mati dan Derita.
 
 Satu contoh adalah bongpay salah satu member di sini beberapa bulan 
 lalu, di mana bongpay leluhurnya dibuat pada musim gugur (sekitar bulan 
 9) tahun 1897 dituliskan menjadi Guang Xi tahun 23, Ding You Shui
(tahun 
 shio ayam), musim gugur. Ada pula yang menulis sampai kepada hitungan
 bulan.
 
 
 * Baris Tengah
 
 Menuliskan tentang nama dan status selama hidup mendiang. Di zaman
 Dinasti 
 Ming dan Qing, biasanya dimulai dengan 2 karakter Huang Ming atau
 Huang Qing, 
 namun pada saat sekarang ini, biasanya langsung dimulai dengan 2
karakter 
 Xian Kao atau Xian Bi yang artinya Mendiang Ayah atau Mendiang
 Ibu. Baris 
 tengah ini lalu diakhiri dengan karakter Mu atau Zhi Mu yang artinya
 Makam 
 atau Yang Punya Makam
 
 Status dan kedudukan dalam masyarakat selama hidupnya juga boleh
 dituliskan 
 di sini. Seperti gelar kesarjanaan yang didapat melalui ujian maupun
 sumbangan 
 ke kekaisaran, ataupun pernah menjadi pejabat di daerah tertentu.
 
 Jumlah karakter di sini harus menurut aturan (5n + 2) = 7, 12,
17, 22 
 karakter untuk memenuhi makna Tua pada 5 kata tadi.
 
 * Mata Bongpay
 
 Mata Bongpay adalah baris yang horizontal yang biasanya hanya
terdiri 
 dari 2 karakter. Biasanya bertuliskan :
 
 * Daerah (kabupaten kuno) di mana marga atau keluarga mendiang
 berasal,
  misalnya marga Huang adalah Jiang Xia, marga Zhang adalah Qing He
 deelel.
 * Peristiwa besar mengenai marga atau keluarga mendiang,
misalnya 
 marga Jiang adalah Liu Gui dikarenakan sebagian keturunan marga Jiang
 adalah 
 bersaudara kandung dengan marga Wang (bukan Wang raja), Weng, Fang,
Gong, 
 Hong sejak zaman Dinasti Sung. Marga Guo adalah Fen Yang, marga Lin
 adalah 
 Wen Li deelel.
 * Jumlah generasi mendiang dalam silsilah keluarganya yang
 ditandai 
 dengan karakter yang tidak sama namun berurutan setiap generasi
membentuk 
 suatu kata panjang yang mempunyai makna.
 * Kampung halaman, misalnya orang2 Tionghoa perantauan ada yang 
 menuliskan tempat dari mana mereka berasal seperti Chao Zhou (Tio
Chiu), 
 Fu Zhou (Hok Chiu), Quan Zhou (Cuan Chiu) deelel.
 
 * Baris Kiri
 
 Menuliskan siapa yang membuat bongpay tersebut yang biasanya adalah 
 anak dan cucu mendiang. Ada yang menuliskan nama dari anak laki2 dan
cucu 
 dalam (anak dari anak laki2), ada pula yang cuma menuliskan beberapa
 karakter 
 sebagai pengganti nama anak dan cucu dalam mendiang. Bagi yang tidak
 punya 
 anak laki2 biasanya menuliskan dibuat oleh anak perempuan.
 
 Jumlah karakter memenuhi aturan (5n + 1) karakter.
 
 Demikianlah sekilas tata cara dan arti penulisan dari bongpay yang
lumrah 
 kita lihat dalam makam tradisional Tionghoa. Sekarang ini, di beberapa
 negara 
 yang kekurangan lahan, cara pemakaman yang dipopulerkan pemerintah
adalah 
 dengan pembakaran dan kemudian ditempatkan dalam rumah abu. Di sini,
 setiap 
 abu jenazah mempunyai bilik2 tersendiri dan bongpay-nya otomatis juga
 

[budaya_tionghua] Re: Bagian-bagian dari kuburan orang Tionghoa

2007-12-21 Terurut Topik ardian_c

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, perfect_harmony2000
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sdr.semua,
 
 
 sdr.Rinto dan sdr.King Hian sudah menuliskan bagaimana penulisan batu
 nisan. Untuk melengkapinya, saya mencoba menggambarkan bagian-bagian
 dari kuburan. Sayangnya saya tidak memiliki photo kuburan, semoga
 tidak ada yang bingung.
 
 Saya bagi dahulu kuburan itu menjadi 2 bagian.
 Yang pertama adalah mu qiu atau tempat dimana peti jenazah dikuburkan. 
 Mu gui ( cat: artikan saja bukit kuburan )saya sebut bagian pertama
 untuk tidak membingungkan.
 
 Bagian ke dua itu terdiri dari beberapa bagian.
 Kemudian ada tembok yang mengelilingi mu gui, bagian depan
 disekeliling dibelakang batu nisan disebut mu an qian kao (
 cat:artikan tembok yang mengelilingi peti jenazah dikuburkan ) dan
 dibagian belakang disebut mu an hou kao.
 
 Tepat dibelakang batu nisan, disebut mu jian atau bahu. Didepan batu
 nisan ada meja. Jika kita ke kuburan orang Tionghoa, kita bisa lihat
 di sisi kiri dan kanan depan batu nisan ada bangunan atau tembok yang
 mengelilingi ruang di depan batu nisan. Bangunan itu disebut qu shou (
  cat : artinya adalah lekukan tangan ) dan kadang disebut mu shou atau
 tangan kuburan.
 Kemudian ada altar untuk Hou Tu ( cat : Ratu Bumi atau bunda bumi ).
 Jika tidak ada altar Ratu Bumi biasanya digantikan dengan altar Tudi
 gong ( cat: kakek bumi ) atau Fushen ( cat: dewa rejeki ).
 Paling depan dibagian ke dua adalah mucheng atau tembok yang membatasi
 kuburan ( cat: wilayah yin ) dengan tempat diluar.
 
 Kuburan yang tidak ada mu an, tetap memiliki mu shou. Ini melambangkan
 yang meninggal itu tetap menjadi satu bagian dari keluarga yang
 ditinggalkan.
 
 Mucheng dibuat karena berdasarkan keyakinan bahwa 2 dunia itu memiliki
 pembatas.
 
 Fungsi mu an semacam benteng dari erosi tanah yang disebabkan oleh
 hujan dan bentuk kuburan yang bulat sebenarnya memiliki fungsi sebagai
 pembuangan air.
 
 Untuk ukuran kuburan, biasanya menggunakan meteran fengshui. Meteran
 fengshui ini sebenarnya terbagi 2 bagian yaitu meteran Wengong dan
 meteran Dinglan.
 Meteran yang digunakan untuk kuburan adalah meteran Dinglan.
 
 Menurut kepercayaan Tiongkok purba, manusia yang meninggal adalah Yin
 dan kembali ke Yin atau bumi. Dan bumi direpresentasikan sebagai Ratu
 atau Bunda.
 
 
 
 
 Hormat saya,
 
 
 
 Xuan Tong
 
 
 PS : Saya harap jika ada kawan-kawan yang memiliki photo kuburan
 Tionghoa yang seperti saya gambarkan diatas boleh kirimkan kepada
 saya, sehingga saya bisa mengupload gambar tersebut lengkap dengan
 keterangan yang rinci.





Re: RE: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir

2007-12-21 Terurut Topik Skalaras
Kalau bicara abstrak boleh2 saja, kalau bicara secara filsofis bisa saja 
membenarkan relativitas, tapi kalau bicara konkrit pada kasus perkasus apa 
tetap bisa seperti itu?

Apakah karena anda merelatifkan baik jahat, benar salah, anda mau menegaskan 
invasi Jepang di  Tiongkok, Korea, Indonesia dan  asia Tenggara tidak bisa 
dinilai benar salah? apakah pembantaian Nanjing, Romusa dan Yugen nanfu 
tidak bisa dinilai jahat?

Apakah pembantaian kaum Yahudi oleh Jerman tidak bisa dinilai baik atau 
jahat, tergantun sapa yang menang?

Apakah tuntutan kaum refomasi agar Suharto diadili tidak ada dasar moral? 
penculikan dan penghilangan aktivis juga tergantung dari mana kita 
memandang?

Lagi, contoh orang yang meninggal secara wajar tak bisa disejajarkan dng 
orang yang meninggal karena dibunuh. apakah anekdot kaum Dao dibawah pantas 
anda ajukan ke Suciwati, istri Munir? berharap dia merelakan kematian 
suaminya, tak usah menuntut pengusutan siapa otak pembunuhan?


- Original Message - 
From: Prometheus [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, December 21, 2007 7:32 AM
Subject: RE: RE: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir


 Mengikuti diskusi thread ini, ada 2 cerita yang saya ingat:


 (1) Ratapan Qin Shi
 ---
 Ketika Lao Zi menginggal, Qin Shi datang pada waktu penguburannya. Ia
 mengucapkan tiga seruan, kemudian berlalu.

 Seseorang bertanya Bukankah tuan teman Guru? Pantaskah tuan meratapinya
 seperti itu ?. Qin Shi menjawab Bagi saya cukup meratapinya sedikit 
 saja.
 Lao Zi datang, karena memang waktunya ia berbuat demikian. Ia pergi karena
 ia mengikuti kehendak alam. Hidup pada waktunya dan pergi dengan
 kehendaknya. Jadi, saya tidak perlu berduka cita karena itu

 Ketika pengikut Lao Zi mendengar ini, mereka menghentikan ratapannya.


 (2) Istri Zhuang Zi meninggal
 -
 Ketika istri Zhuang Zi meninggal, Hui Zi datang dan mengucapkan bela
 sungkawa, tapi dilihatnya Zhuang Zi sedang bermain tambur dan menyanyi.

 Hui Zi bertanya Istrimu yang mengurus rumah tangga. Sekarang setelah ia
 meninggal kamu tidak menangis, malah bermain tambur dan bernyanyi. Ini
 keterlaluan!

 Zhuang Zi menjawab Bukan begitu. Mulanya, ketika ia meninggal, saya sema
 sekali tidak merasakan apa-apa. Kemudian saya merenung:Pada awalnya 
 manusia
 itu tidak dilahirkan untuk hidup, tidak memiliki bentuk tubuhdan kekuatan
 vital. Dalam proses perubahaan alami, ada tenaga vital, lalu bentuk tubuh
 dan kelahiran dan kehidupan.

 Sekarang terjadi perubahan. Hubungan kejadian-kejadian ini seperti
 perputaran musim. Ia sekarang telah beristirahat di alam lain. Bila saya
 bersedih dan meratap, saya seperti orang yang tidak tahu terjadinya proses
 alam. Karena itu saya berhenti menangis. 

 ---

 Baik dan jahat?
 Banyak peperangan yang disebabkan karena orang sok merasa lebih baik dan
 asal menuduh orang lain lebih jahat. Bukankah seperti itu ? Yang kemarin
 merasa lebih baik karena sudah menyerang dan membasmi orang yang dianggap
 lebih jahat, akan kemudian selanjutnya di-cap jahat oleh orang lain lagi
 yang merasa lebih baik. Begitu seterusnya. Jika demikian, apa bedanya 
 dengan
 menang dan kalah ?


 Prometheus



 -Original Message-

 Ternyata Uly juga berpikir sama ( pantesan bersemangat membela yang 
 benar
 ), bahwa Jepang tidak salah menginvasi Tiongkok dan Asia Tenggara? 
 sehingga
 tidak perlu mengaku salah? Astaga! inilah yang saya sebut : orang2 
 penganut
 hukum rimba! tahunya cuman menang kalah, kuat lemah, sudah mengabaikan 
 benar
 salah, baik buruk. sudah mengabaikan nilai2 kemanusiaan! ( -sekali 
 lagi
 mengelus dada-sambil begidik )

 Dalam perang, yang menginvasi jelas adalah pihak yang salah, yang meakukan
 pembantaian rakyat sipil adalah jahat, telepas dia menang kalah! Tingkah
 Amerika di Irak pun bisa kita kategorikan seperti ini.



 No virus found in this outgoing message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.5.503 / Virus Database: 269.17.5/1190 - Release Date: 
 19/12/2007
 7:37 PM




 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

 .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.


 Yahoo! Groups Links






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 

Re: RE: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir

2007-12-21 Terurut Topik Skalaras
Kalau bicara abstrak boleh2 saja, kalau bicara secara filsofis bisa saja 
membenarkan relativitas, tapi kalau bicara konkrit pada kasus perkasus apa 
tetap bisa seperti itu?

Apakah karena anda merelatifkan baik jahat, benar salah, anda mau menegaskan 
invasi Jepang di  Tiongkok, Korea, Indonesia dan  asia Tenggara tidak bisa 
dinilai benar salah? apakah pembantaian Nanjing, Romusa dan Yugen nanfu 
tidak bisa dinilai jahat?

Apakah pembantaian kaum Yahudi oleh Jerman tidak bisa dinilai baik atau 
jahat, tergantun sapa yang menang?

Apakah tuntutan kaum refomasi agar Suharto diadili tidak ada dasar moral? 
penculikan dan penghilangan aktivis juga tergantung dari mana kita 
memandang?

Lagi, contoh orang yang meninggal secara wajar tak bisa disejajarkan dng 
orang yang meninggal karena dibunuh. apakah anekdot kaum Dao dibawah pantas 
anda ajukan ke Suciwati, istri Munir? berharap dia merelakan kematian 
suaminya, tak usah menuntut pengusutan siapa otak pembunuhan?


- Original Message - 
From: Prometheus [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, December 21, 2007 7:32 AM
Subject: RE: RE: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir


 Mengikuti diskusi thread ini, ada 2 cerita yang saya ingat:


 (1) Ratapan Qin Shi
 ---
 Ketika Lao Zi menginggal, Qin Shi datang pada waktu penguburannya. Ia
 mengucapkan tiga seruan, kemudian berlalu.

 Seseorang bertanya Bukankah tuan teman Guru? Pantaskah tuan meratapinya
 seperti itu ?. Qin Shi menjawab Bagi saya cukup meratapinya sedikit 
 saja.
 Lao Zi datang, karena memang waktunya ia berbuat demikian. Ia pergi karena
 ia mengikuti kehendak alam. Hidup pada waktunya dan pergi dengan
 kehendaknya. Jadi, saya tidak perlu berduka cita karena itu

 Ketika pengikut Lao Zi mendengar ini, mereka menghentikan ratapannya.


 (2) Istri Zhuang Zi meninggal
 -
 Ketika istri Zhuang Zi meninggal, Hui Zi datang dan mengucapkan bela
 sungkawa, tapi dilihatnya Zhuang Zi sedang bermain tambur dan menyanyi.

 Hui Zi bertanya Istrimu yang mengurus rumah tangga. Sekarang setelah ia
 meninggal kamu tidak menangis, malah bermain tambur dan bernyanyi. Ini
 keterlaluan!

 Zhuang Zi menjawab Bukan begitu. Mulanya, ketika ia meninggal, saya sema
 sekali tidak merasakan apa-apa. Kemudian saya merenung:Pada awalnya 
 manusia
 itu tidak dilahirkan untuk hidup, tidak memiliki bentuk tubuhdan kekuatan
 vital. Dalam proses perubahaan alami, ada tenaga vital, lalu bentuk tubuh
 dan kelahiran dan kehidupan.

 Sekarang terjadi perubahan. Hubungan kejadian-kejadian ini seperti
 perputaran musim. Ia sekarang telah beristirahat di alam lain. Bila saya
 bersedih dan meratap, saya seperti orang yang tidak tahu terjadinya proses
 alam. Karena itu saya berhenti menangis. 

 ---

 Baik dan jahat?
 Banyak peperangan yang disebabkan karena orang sok merasa lebih baik dan
 asal menuduh orang lain lebih jahat. Bukankah seperti itu ? Yang kemarin
 merasa lebih baik karena sudah menyerang dan membasmi orang yang dianggap
 lebih jahat, akan kemudian selanjutnya di-cap jahat oleh orang lain lagi
 yang merasa lebih baik. Begitu seterusnya. Jika demikian, apa bedanya 
 dengan
 menang dan kalah ?


 Prometheus



 -Original Message-

 Ternyata Uly juga berpikir sama ( pantesan bersemangat membela yang 
 benar
 ), bahwa Jepang tidak salah menginvasi Tiongkok dan Asia Tenggara? 
 sehingga
 tidak perlu mengaku salah? Astaga! inilah yang saya sebut : orang2 
 penganut
 hukum rimba! tahunya cuman menang kalah, kuat lemah, sudah mengabaikan 
 benar
 salah, baik buruk. sudah mengabaikan nilai2 kemanusiaan! ( -sekali 
 lagi
 mengelus dada-sambil begidik )

 Dalam perang, yang menginvasi jelas adalah pihak yang salah, yang meakukan
 pembantaian rakyat sipil adalah jahat, telepas dia menang kalah! Tingkah
 Amerika di Irak pun bisa kita kategorikan seperti ini.



 No virus found in this outgoing message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.5.503 / Virus Database: 269.17.5/1190 - Release Date: 
 19/12/2007
 7:37 PM




 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

 .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.


 Yahoo! Groups Links






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 

RE: RE: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir

2007-12-21 Terurut Topik Prometheus
-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Skalaras

ZFY: 
Apakah karena anda merelatifkan baik jahat, benar salah, anda mau menegaskan

invasi Jepang di  Tiongkok, Korea, Indonesia dan  asia Tenggara tidak bisa 
dinilai benar salah? apakah pembantaian Nanjing, Romusa dan Yugen nanfu 
tidak bisa dinilai jahat?

Prom: 
Bisa. Pembantain Nanjing, Romusa, dll, bisa dinilai jahat. 
Bisa juga dinilai baik, tergantung siapa yang melihat.


ZFY: 
Apakah pembantaian kaum Yahudi oleh Jerman tidak bisa dinilai baik atau 
jahat, tergantun sapa yang menang?

Prom: 
Bisa dinilai baik atau jahat. 
Tergantung siapa yang melihat (bukan tergantung siapa yang menang).

Point yang ingin saya sampaikan bukanlah mengenai emphaty (apalagi sampai
urusan mati wajar atau tidak wajar), tapi adalah memberikan ilustrasi bahwa
kita sering menilai (men-judge) orang lain dengan nilai kita sendiri
(seperti yang dilakukan oleh murid Lao Zi dan Hui Zi dalam kisah dibawah,
ketika mereka berkomentar terhadap Qin Shi dan Zhuang Zi). 

Lebih jauh lagi, menilai diri sendiri lebih unggul/lebih baik (atau
mengganggap orang lain lebih jahat), sering dijadikan dasar(atau alasan)
untuk melakukan invasi/penyerangan/pembunuhan. 

Good vs Evil sering dijadikan alasan berperang. Ironi?

Seperti gambar karikatur dari sebuah majalah Indonesia terbitan tahun 1972,
yang baru saja saya baca. 

Digambarkan seorang wanita Vietnam yang sedang duduk sambil melambaikan
tangan. Pertama, dituliskan Greetings, French Liberators!, kemudian
dilanjutkan dengan Greetings, Nationalist Liberators! , kemudian
Greetings, Viet Cong Liberators! dimana wanitanya digambarkan semakin
menua, dilanjutkan lagi dengan Greetings, American Liberators!, lalu
Greetings, Government liberators!, kemudian ditutup dengan Greetings,
North Vietnamese Liberators! dimana wanita nya hanya mampu menekuk sikunya
untuk melambaikan tangannya yang sudah keriput.



- Original Message - 
From: Prometheus [EMAIL PROTECTED]

 Mengikuti diskusi thread ini, ada 2 cerita yang saya ingat:


 (1) Ratapan Qin Shi
 ---
 Ketika Lao Zi menginggal, Qin Shi datang pada waktu penguburannya. Ia
 mengucapkan tiga seruan, kemudian berlalu.

 Seseorang bertanya Bukankah tuan teman Guru? Pantaskah tuan meratapinya
 seperti itu ?. Qin Shi menjawab Bagi saya cukup meratapinya sedikit 
 saja.
 Lao Zi datang, karena memang waktunya ia berbuat demikian. Ia pergi karena
 ia mengikuti kehendak alam. Hidup pada waktunya dan pergi dengan
 kehendaknya. Jadi, saya tidak perlu berduka cita karena itu

 Ketika pengikut Lao Zi mendengar ini, mereka menghentikan ratapannya.


 (2) Istri Zhuang Zi meninggal
 -
 Ketika istri Zhuang Zi meninggal, Hui Zi datang dan mengucapkan bela
 sungkawa, tapi dilihatnya Zhuang Zi sedang bermain tambur dan menyanyi.

 Hui Zi bertanya Istrimu yang mengurus rumah tangga. Sekarang setelah ia
 meninggal kamu tidak menangis, malah bermain tambur dan bernyanyi. Ini
 keterlaluan!

 Zhuang Zi menjawab Bukan begitu. Mulanya, ketika ia meninggal, saya sema
 sekali tidak merasakan apa-apa. Kemudian saya merenung:Pada awalnya 
 manusia
 itu tidak dilahirkan untuk hidup, tidak memiliki bentuk tubuhdan kekuatan
 vital. Dalam proses perubahaan alami, ada tenaga vital, lalu bentuk tubuh
 dan kelahiran dan kehidupan.

 Sekarang terjadi perubahan. Hubungan kejadian-kejadian ini seperti
 perputaran musim. Ia sekarang telah beristirahat di alam lain. Bila saya
 bersedih dan meratap, saya seperti orang yang tidak tahu terjadinya proses
 alam. Karena itu saya berhenti menangis. 

 ---

 Baik dan jahat?
 Banyak peperangan yang disebabkan karena orang sok merasa lebih baik dan
 asal menuduh orang lain lebih jahat. Bukankah seperti itu ? Yang kemarin
 merasa lebih baik karena sudah menyerang dan membasmi orang yang dianggap
 lebih jahat, akan kemudian selanjutnya di-cap jahat oleh orang lain lagi
 yang merasa lebih baik. Begitu seterusnya. Jika demikian, apa bedanya 
 dengan
 menang dan kalah ?


 Prometheus



 -Original Message-

 Ternyata Uly juga berpikir sama ( pantesan bersemangat membela yang 
 benar
 ), bahwa Jepang tidak salah menginvasi Tiongkok dan Asia Tenggara? 
 sehingga
 tidak perlu mengaku salah? Astaga! inilah yang saya sebut : orang2 
 penganut
 hukum rimba! tahunya cuman menang kalah, kuat lemah, sudah mengabaikan 
 benar
 salah, baik buruk. sudah mengabaikan nilai2 kemanusiaan! ( -sekali 
 lagi
 mengelus dada-sambil begidik )

 Dalam perang, yang menginvasi jelas adalah pihak yang salah, yang meakukan
 pembantaian rakyat sipil adalah jahat, telepas dia menang kalah! Tingkah
 Amerika di Irak pun bisa kita kategorikan seperti ini.



 No virus found in this outgoing message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.5.503 / Virus Database: 269.17.5/1190 - Release Date: 
 19/12/2007
 7:37 PM




 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

 .: Website 

Re: Re: RE: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir

2007-12-21 Terurut Topik Skalaras
Salah satu bentuk Debat kusir:

Ketika kita sedang bicara kelakuan buruk Jepang, yang diskusi tidak mengiyakan 
atau membantah, tapi berkelit, mencoba memperlebar masalah, mengalihkan fokus. 
dengan cara mempertanyakan mengapa tak membahas kelakuan buruk Stalin di Rusia 
dan revolusi kebudayaan di RRT !
Apakah hubungannya? apakah kelakuan Stalin menyebabkan Jepang menginvasi 
Indonesia? apakah revolusi kebudayaan menyebabkan pembantaian Nanjing? semakin 
Absurd --

 
  - Original Message - 
  From: Liquid Yahoo 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, December 20, 2007 8:28 PM
  Subject: OOT: Re: RE: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir


  Ya memang debate kusir kalo sampe anda bilang ngelus dada, kecuali anda 
  perempuan maka si dada ga bakalan marah, tapi dada ini khan laki2 tulen 
  menurut KTPnye.

  Emang sebaiknya focus saja, jangan melenceng sampe nulis keluarga dekat 
  anda atau anda sendiri, atau tulisan Ngelus dada itu ilmu ngeles 
  namanya

  Dan topicnye bener2 salah, seharusnye kemaren2 ditulis Kembali ke 
  millis, ayo debate kusir, hehehehe

  - Original Message - 
  From: Skalaras [EMAIL PROTECTED]
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Thursday, 20 December, 2007 13:24
  Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir

   Ini sih debat kusir!
  
   Sayang, karena berprasangka buruk thd saya, anda terpaksa mengeluarkan 
   serangkaian pernyataan2 yang melebar tak karuan, yang akhirnya tak bisa 
   anda pertanggung jawabkan sendiri!!! karena saya mengkritik Jepang, anda 
   terpaksa membela Jepang dng cara berbelit2, karena saya memuji rakyat 
   Jerman, anda berusaha membantah dng menyatakan rakyat Jerman tdk rela dan 
   diindoktriasi.
  
   - Fokus kita adalah empati terhadap korban! mengapa anda belokkan 
   menjadi simpati thd sang penyebab derita?
   - di contoh kecelakaan, kita tidak bicara penyebab kecelakaan. karena 
   fokusnya bukan kesitu
   - dalam kasus perang dunia ke 2, sudah jelas kejahatan Hitler dan 
   militer jepang. apa alasan kita untuk bersimpati thd mereka?
  
  
   - Original Message - 
   From: Dada
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
   Sent: Wednesday, December 19, 2007 10:02 PM
   Subject: OOT: RE: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir
  
  
   Quote
  
   Anda tak akan berkata demikian jika keluarga dekat anda atau anda sendiri
   yang menjadi korban
   langsung!..(1)
  
   Memangnya untuk memahami penderitaan orang lain kita sendiri yang harus
   menjadi korban? ini pertanyaan yang semakin absurd!.(2)
  
   Dialog :
  
   Si A anaknya mati kecelakaan, dia mendapat ganti rugi material yang 
   besar.
   tapi dia tetap sedih, tak bisa melupakan hal ini.
   Si B berkomentar ringan: mengapa masih bersedih? toh udah dapat ganti 
   rugi,
   yang gedenya bisa untuk membeli rumah.
   Si C menyanggah : Anda tak akan berkata demikian jika anda sendiri yang
   kehilangan anak kesayangan.
   Si B balik bertanya : apa anda sendiri pernah kehilangan anak? kok berani
   bilang begitu?
   Si C berkata : Saya tak seperti anda, saya belajar menjadi orang yang 
   peka,
   yang punya kepedulian sosial tinggi, meskipun saya tak mengalami sendiri,
   saya belajar memahami penderitaan orang lain. saya kira, semua orang yang
   memiliki nurani tak perlu menjadi korban untuk bisa merasakan penderitaan
   orang lain.
  
   Si B menangkis : Orang yang menabrak anak itu mungkin tidak sengaja
   melakukannya ,akan tetapi anda telah dengan sengaja menabrak harga diri 
   saya
   dengan menyebut diri saya tidak peka?
  
   Si C mengernyit : Loh anda kok jadi balik menuduh saya?
  
   Si B menegaskan: Dengan bermodalkan segelintir pertanyaan anda mengklaim
   diri anda peka. Anda bilang anda belajar memahami penderitaan orang lain,
   akan tetapi saat belajar anda telah berlagak menjadi guru? Ada spirit
   kesombongan dalam diri anda.
  
   Si C melompat : Saya tidak seperti anda !!!
  
   Si B tersenyum : Anda tidak akan berkata demikian jika anda pelakunya 
   yang
   menabrak anak si A!
  
   Si C mulai berkerut dahi: Loh Loh Memangnya kalau saya pelakunya saya 
   tidak
   bisa memahami penderitaan orang lain menjadi korban? Kenapa saya harus
   merasa dihantui perasaanbersalah, Saya toh bisa saja memberi ganti rugi ,
   yang gedenya bisa untuk membeli rumah
  
   Si B tersenyum terkekeh2 :hihihihihi
  
   Robby Wirdja
  
   From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
   [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Skalaras
   Sent: Wednesday, December 19, 2007 1:35 PM
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
   Subject: Re: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir
  
   Mungkin harus dibuat ilustrasi nyata, mirip sebuah anekdot, untuk
   menjelaskan dua pernyataan dibawah:
  
   Si A anaknya mati kecelakaan, dia mendapat ganti rugi material yang 
   besar.
   tapi dia tetap sedih, tak bisa 

Re: RE: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir

2007-12-21 Terurut Topik Skalaras
Kalau bicara abstrak boleh2 saja, kalau bicara secara filsofis bisa saja 
membenarkan relativitas, tapi kalau bicara konkrit pada kasus perkasus apa 
tetap bisa seperti itu?

Apakah karena anda merelatifkan baik jahat, benar salah, anda mau menegaskan 
invasi Jepang di  Tiongkok, Korea, Indonesia dan  asia Tenggara tidak bisa 
dinilai benar salah? apakah pembantaian Nanjing, Romusa dan Yugen nanfu 
tidak bisa dinilai jahat?

Apakah pembantaian kaum Yahudi oleh Jerman tidak bisa dinilai baik atau 
jahat, tergantun sapa yang menang?

Apakah tuntutan kaum refomasi agar Suharto diadili tidak ada dasar moral? 
penculikan dan penghilangan aktivis juga tergantung dari mana kita 
memandang?

Lagi, contoh orang yang meninggal secara wajar tak bisa disejajarkan dng 
orang yang meninggal karena dibunuh. apakah anekdot kaum Dao dibawah pantas 
anda ajukan ke Suciwati, istri Munir? berharap dia merelakan kematian 
suaminya, tak usah menuntut pengusutan siapa otak pembunuhan?


- Original Message - 
From: Prometheus [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, December 21, 2007 7:32 AM
Subject: RE: RE: [budaya_tionghua] kembali ke budaya, bosen debat kusir


 Mengikuti diskusi thread ini, ada 2 cerita yang saya ingat:


 (1) Ratapan Qin Shi
 ---
 Ketika Lao Zi menginggal, Qin Shi datang pada waktu penguburannya. Ia
 mengucapkan tiga seruan, kemudian berlalu.

 Seseorang bertanya Bukankah tuan teman Guru? Pantaskah tuan meratapinya
 seperti itu ?. Qin Shi menjawab Bagi saya cukup meratapinya sedikit 
 saja.
 Lao Zi datang, karena memang waktunya ia berbuat demikian. Ia pergi karena
 ia mengikuti kehendak alam. Hidup pada waktunya dan pergi dengan
 kehendaknya. Jadi, saya tidak perlu berduka cita karena itu

 Ketika pengikut Lao Zi mendengar ini, mereka menghentikan ratapannya.


 (2) Istri Zhuang Zi meninggal
 -
 Ketika istri Zhuang Zi meninggal, Hui Zi datang dan mengucapkan bela
 sungkawa, tapi dilihatnya Zhuang Zi sedang bermain tambur dan menyanyi.

 Hui Zi bertanya Istrimu yang mengurus rumah tangga. Sekarang setelah ia
 meninggal kamu tidak menangis, malah bermain tambur dan bernyanyi. Ini
 keterlaluan!

 Zhuang Zi menjawab Bukan begitu. Mulanya, ketika ia meninggal, saya sema
 sekali tidak merasakan apa-apa. Kemudian saya merenung:Pada awalnya 
 manusia
 itu tidak dilahirkan untuk hidup, tidak memiliki bentuk tubuhdan kekuatan
 vital. Dalam proses perubahaan alami, ada tenaga vital, lalu bentuk tubuh
 dan kelahiran dan kehidupan.

 Sekarang terjadi perubahan. Hubungan kejadian-kejadian ini seperti
 perputaran musim. Ia sekarang telah beristirahat di alam lain. Bila saya
 bersedih dan meratap, saya seperti orang yang tidak tahu terjadinya proses
 alam. Karena itu saya berhenti menangis. 

 ---

 Baik dan jahat?
 Banyak peperangan yang disebabkan karena orang sok merasa lebih baik dan
 asal menuduh orang lain lebih jahat. Bukankah seperti itu ? Yang kemarin
 merasa lebih baik karena sudah menyerang dan membasmi orang yang dianggap
 lebih jahat, akan kemudian selanjutnya di-cap jahat oleh orang lain lagi
 yang merasa lebih baik. Begitu seterusnya. Jika demikian, apa bedanya 
 dengan
 menang dan kalah ?


 Prometheus



 -Original Message-

 Ternyata Uly juga berpikir sama ( pantesan bersemangat membela yang 
 benar
 ), bahwa Jepang tidak salah menginvasi Tiongkok dan Asia Tenggara? 
 sehingga
 tidak perlu mengaku salah? Astaga! inilah yang saya sebut : orang2 
 penganut
 hukum rimba! tahunya cuman menang kalah, kuat lemah, sudah mengabaikan 
 benar
 salah, baik buruk. sudah mengabaikan nilai2 kemanusiaan! ( -sekali 
 lagi
 mengelus dada-sambil begidik )

 Dalam perang, yang menginvasi jelas adalah pihak yang salah, yang meakukan
 pembantaian rakyat sipil adalah jahat, telepas dia menang kalah! Tingkah
 Amerika di Irak pun bisa kita kategorikan seperti ini.



 No virus found in this outgoing message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.5.503 / Virus Database: 269.17.5/1190 - Release Date: 
 19/12/2007
 7:37 PM




 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

 .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.


 Yahoo! Groups Links






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 

[budaya_tionghua] [ADMIN] Hentikan Segera Debat Kusir

2007-12-21 Terurut Topik Hendri Irawan
Saudara Robby dan saudara Zhou serta saudari Ulysee,

Mohon segera hentikan debat kusir dan tidak berguna. Atau anda bertiga
terpaksa dikarantina kembali.

Moderator



[budaya_tionghua] Re: BAGAI MANA SEBENARNYA TATA CARA MEMBUAT KUBURANBONGPAY?.

2007-12-21 Terurut Topik perfect_harmony2000
Sdr.Liang dan sdr.Tony,



Sdr.Tony, saya bukan pakar disini, tapi ijinkanlah saya mencoba
menjawab dengan pengetahuan saya yang masih rendah ini.

Sdr.Liang, mengenai bongpai yang menggunakan salib, menurut saya wajar
saja sesuai dengan keyakinan anda.

Meja yang ada di kuburan, saya beranggapan itulah ciri khas budaya
Tionghoa yang salah satunya berkaitan dengan makanan.
Jadi tidak aneh jika kepada yang meninggal juga mereka melakukan
penghormatannya dengan makanan, yang mana sebenarnya sama saja dengan
karangan bunga. Mungkin bedanya adalah, makanan masih bisa dimakan
oleh orang hidup tapi karangan bunga akan menjadi layu.

Tapi benturan budaya yang terkadang dikaitkan dengan dogma membuat
tidak mau melirik atau melihat arti makanan dalam budaya Tionghoa.
Dogma yang mereka kumandangkan juga sebenarnya tidak lepas dari
budaya tempat dogma itu berasal.

Jadi dalam pandangan saya, sah-sah saja jika anda mau menggunakan
meja, menaruh makanan bahkan dengan dupa sekalipun. Asal anda
menyadari makna-maknanya tentunya. Jika ada orang yang tidak tahu
maknanya tapi hanya ikut-ikutan saja, itu sama saja seperti membeo
tapi tidak tahu apa yang diucapkan.
Jika ada orang yang menyindir atau memandang rendah cara-cara itu tapi
tidak tahu maknanya, sama saja seperti menampar orang lain tanpa sebab.



Hormat saya,



Xuan Tong
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tony Setiabudhi
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 MOHON DITANGGAPI OLEH PAKAR;
 Karena ini penting utk melestarikan BUDAYA Bhakti terhadap LELUHUR
 TQ
 Tony S
 
 
 - Original Message 
 From: liang.tjoa [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Wednesday, December 19, 2007 6:33:27 PM
 Subject: [budaya_tionghua] BAGAI MANA SEBENARNYA TATA CARA MEMBUAT
KUBURANBONGPAY?.
 
 Mohon informasi dari saudara2 di milis ini tentang bagaimana
 sebenarnya syarat2 dasar dalam membangun kuburan dengan mengikuti
 tradisi tionghoa,
 Umumnya sekarang aksara chinese sudah dilupakan dalam menulis nama
 kita, juga anak2 kita yang telah wni mempunyai nama chinese hanya
 sekedar panggilan di rumah, dalam hal formal tentu pakai chritine,
 abraham, paul, etc. saya pernah di beritahu bahwa menulis nama di
 Bongpay pakai aksara chinese, dengan jumlah ganjil dsbnya
 Sekarang dengan mengingat kondisi dan situasi, yang ada di hadapan
 kita, apakah tradisi kuburan tionghoa itu bisa kita terapkan dengan
 mengadakan modifikasi?? ? 
 Juga yang menjadi kendala , kalau agamanya alm adalah kristen ,
 apakah mungkin kita menggambarkan salib , dsbnya di bongpay, sedangkan
 keinginan kita membuat kuan dengan meja dllnya.
 Sekian dulu , terima kasih
 
 
 
 
 Send instant messages to your online friends
http://uk.messenger.yahoo.com 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[budaya_tionghua] Perdebatan tiada pangkal

2007-12-21 Terurut Topik perfect_harmony2000
Sdr.semua,


saya membaca beberapa posting yang masuk dan terus terang tidak semua
posting saya baca. Ada beberapa postingan yang bertujuan menghentikan
debat kusir tapi berujung debat kusir.

Kebaikan dan kejahatan merupakan 2 sisi mata uang, seperti dalam
Taoism dikatakan bahwa kita tidak akan tahu yang mana yang jahat jika
tidak ada yang baik.

Perang merupakan suatu petaka bagi kemanusiaan tapi dibalik itu juga
ada berkah bagi kemanusiaan. Dengan perang, manusia bisa menghasilkan
inovasi-inovasi baru, juga dengan melihat dampak akibat perang manusia
bisa memajukan diri atau tingkat spiritual mereka.

Tapi dalam perang, seganas-ganasnya perang, ada orang-orang yang
tergerak hatinya untuk memperbaiki keadaan. 

Sejak jaman dahulu, kesadisan akibat perang atau peperangan yang
membawa dan meninggalkan derai airmata selalu ada.
Para tawanan perang pada jaman Shang harus menahan sakit ketika satu
kaki mereka dipotong dan dipasang kaki besi sebagai rantai mereka.
Bangsa Amalek, jika masih ada, akan marah akibat perlakuan buas bangsa
Yahudi.
Orang Jerman pada masa PD II juga akan marah kepada Sekutu yang dengan
 moral perang, tidak membombardir daerah atau zona sipil. Moralitas
perang dengan tidak mengorbankan sipil atau menghangtam rakyat sipil
seperti yang dikumandangkan itu hanya bisa dilihat dalam
film-film.Kenyataannya tidak seperti itu.

Dampak perang memang buruk dan perang dari sejak adanya peradaban
manusia terbentuk hingga musnahnya peradaban pasti selalu ada.
Derai mata korban baik dari pelaku agresi maupun korban selalu ada.
Selama manusia dengan budayanya dan akalnya masih didera rasa
tamak, keinginan memperluas wilayah, menjual hasil industrinya,
menjaga pasokan energi, perang masih akan ada.

Ketika perang dikobarkan, mereka para otak pelaku perang memerlukan
suatu dogma atau propaganda untuk melegalkan tindakan mereka.
Kita tidak perlu terkejut ketika Hitler mengumandangkan gerakan anti
Yahudi ( cat: sebenarnya anti ras non Aria ) dan membuat propaganda
bahwa Yahudilah biang keladi kerusakan ekonomi Jerman, Yahudilah yang
menusuk Jerman waktu Perang Dunia ke 2.

Atau Jepang yang mengobarkan kebencian terhadap orang Tionghoa
dikalangan tentara Jepang. Tentara Jepang diindoktrinasi bahwa orang
Tionghoa adalah kecoak, ras rendah, pantas dibantai dan sebagainya.

Perang Boxer, yang mana pihak yang dibantai pada masa itu menganggap
para boxer adalah bajingan.

Kita bisa melihat bahwa hal itu juga sebenarnya menimpa diri kita.
Memandang rendah orang lain, tidak memikirkan apa yang telah
dilakukan, menilai orang lain menurut persepsi kita sendiri.

Kita tidak pernah mencoba menilai secara netral, atau jika mau kita
sebut netral juga tetap dari kacamata kita sendiri.
Kita bisa mencoba berempati pada pihak korban, tapi kita tidak pernah
sadar apakah empati itu benar-benar timbul dari hati kita sendiri atau
sudah ditanamkan kebencian ?

Begitu pula mereka yang menihilkan atau mencoba menghapuskan kenyataan
pahit sejarah, mereka seolah-olah bersikap memahami tanpa berpikir
untuk berempati kepada para korban.
Teringat ketika kasus Mei 98 yang lalu, ada seorang pemuka agama yang
mengatakan bahwa itu adalah akibat atau buah pada masa lampau.
Terdengar bijaksana tapi apakah bijaksana ?

Mau mencoba melihat penyebabnya ? Mungkin itu langkah yang bijaksana.
Dengan melihat penyebab, mungkin kita bisa menghentikan kebrutalan
atau perang di masa yang akan datang.
Seperti melihat Jerman dan Jepang yang menjadi brutal pada masa perang
dunia ke 2, kita perlu melihat perjanjian Versailles ( CMIIW ) pasca
perang dunia ke 1. Jika kita melihat gencarnya gerakan HAMAS, kita
juga perlu melihat penyebabnya.

Tapi apakah dengan melihat penyebabnya, kita juga bisa menjdi bijaksana ?

Pernahkah kita juga berpikir, jika dunia tanpa perang, apakah bumi ini
sanggup menampung manusia ?
Sanggup menurut saya. Tapi bumi tidak sanggup menampung keserakahan
manusia.
Jadi untuk menghindari perang adalah belajar tidak serakah.
Apa mungkin ? Lihat saja sekarang ini. Sedang terjadi perang dingin
perebutan sumber daya alam.
Jadi sebenarnya perang juga naluri alamiah manusia yang masih terjerat
keserakahan.

Perang memang membuat pusing manusia dan derai air mata selalu ada.
Dan Tiongkok adalah negara yang penuh dengan perang dalam sejarahnya.
Baik perang saudara maupun agresi bangsa lain.

Jika kita ingin berperang, perangilah ketidak adilan. Apakah dengan
senjata ? Tidak perlu. Perangilah ketidak adilan dengan saling
menolong, saling menghargai dan saling menghormati. 
Mulai darimana ? Entah saya juga tidak tahu.


Hormat saya,



Xuan Tong



[budaya_tionghua] Re: Chai Fu Wang Ye (Chua Hu Ong Ya) ada yang tahu sejarahnya?

2007-12-21 Terurut Topik perfect_harmony2000
Sdr.Christian,


sebutan wangye ( cat: pangeran ) atau ongya banyak diberikan oleh
rakyat kepada orang-orang yang dianggap berjasa.
Walau demikian ada legenda yang mengkaitkan banyaknya sebutan wangye,
salah satunya adalah 360 pelajar yang difitnah kemudian dibunuh di
ruang bawah tanah kerajaan pada masa dinasti Tang.

Sebenarnya hanya ada sekitar 120an tokoh yang kemudian disebut wangye.

Chai atau Chua Ongya adalah salah satunya.

Berdasarkan sejarah, beliau adalah seorang pejabat militer dan
kemudian menjadi gubernur pada masa pemerintahan Qian Long. Lahir pada
tahun 1738 dan bernama Cai Panlong.
Beliau dilahirkan di pulau Jin Men.
Semasa beliau hidup, beliau adalah seorang militer yang berjasa
menjaga keamanan pulau Taiwan dari segala macam gangguan keamanan dan
pemberontakan.

Semasa hidupnya, beliau adalah pejabat yang sederhana, tidak korup dan
memperhatikan rakyat. Bahkan ketika meninggal juga, beliau minta
dikuburkan secara sederhana, tidak perlu upacara kenegaraan atau juga
kuburan yang dibangun sesuai statusnya.

Karena jasa-jasa beliau dan kesederhaannya serta kejujurannya semasa
hidupnya, rakyat kemudian menghormatinya sebagai wangye atau pangeran.





Hormat saya,



Xuan Tong

 
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, t.chris88 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Rekan-rekan semua,
 Kebetulan adik bermarga Chai (Chua dalam dialek Hokkian)
 Adik sangat tertarik dengan Dewa Chua Hu Ong Ya sebagai Dewa Leluhur 
 (Co Put) Marga Chua.
 Mungkin rekan-rekan ada yang tahu tentang sejarah atau apapun mengenai 
 Dewa Chua Hu Ong Ya, mohon kiranya dapat berbagi informasi kepada kami.
 Kam Sia banyak.
 Salam,
 Christian Chua





[budaya_tionghua] Re: Perdebatan tiada pangkal

2007-12-21 Terurut Topik Ray Indra
Kalau menurut saya sih mulainya persis dari yang Anda tulis, saling
menghargai dan saling menghormati.

Menghargai bahwa orang lain boleh berpendapat berbeda.
Menghormati pendapat orang lain, tidak perlu menyerang pribadi dan
mengejek-ejek. 

Ke-ngotot-an untuk memaksakan pendapatnya yang paling benar sendiri,
bahkan dengan menggunakan kata ejekan, di dalam lingkungan yang
seharusnya saling bersahabat, sungguh mengecewakan.
 
Selamat tahun baru, semoga damai di bumi...



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, perfect_harmony2000
[EMAIL PROTECTED] wrote:


 Jika kita ingin berperang, perangilah ketidak adilan. Apakah dengan
 senjata ? Tidak perlu. Perangilah ketidak adilan dengan saling
 menolong, saling menghargai dan saling menghormati. 
 Mulai darimana ? Entah saya juga tidak tahu.
 
 
 Hormat saya,
 
 
 
 Xuan Tong