Sdr.Liang dan sdr.Tony,
Sdr.Tony, saya bukan pakar disini, tapi ijinkanlah saya mencoba menjawab dengan pengetahuan saya yang masih rendah ini. Sdr.Liang, mengenai bongpai yang menggunakan salib, menurut saya wajar saja sesuai dengan keyakinan anda. Meja yang ada di kuburan, saya beranggapan itulah ciri khas budaya Tionghoa yang salah satunya berkaitan dengan makanan. Jadi tidak aneh jika kepada yang meninggal juga mereka melakukan penghormatannya dengan makanan, yang mana sebenarnya sama saja dengan karangan bunga. Mungkin bedanya adalah, makanan masih bisa dimakan oleh orang hidup tapi karangan bunga akan menjadi layu. Tapi benturan budaya yang terkadang dikaitkan dengan "dogma" membuat tidak mau melirik atau melihat arti makanan dalam budaya Tionghoa. "Dogma" yang mereka kumandangkan juga sebenarnya tidak lepas dari budaya tempat "dogma" itu berasal. Jadi dalam pandangan saya, sah-sah saja jika anda mau menggunakan meja, menaruh makanan bahkan dengan dupa sekalipun. Asal anda menyadari makna-maknanya tentunya. Jika ada orang yang tidak tahu maknanya tapi hanya ikut-ikutan saja, itu sama saja seperti membeo tapi tidak tahu apa yang diucapkan. Jika ada orang yang menyindir atau memandang rendah cara-cara itu tapi tidak tahu maknanya, sama saja seperti menampar orang lain tanpa sebab. Hormat saya, Xuan Tong --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tony Setiabudhi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > MOHON DITANGGAPI OLEH PAKAR; > Karena ini penting utk melestarikan BUDAYA "Bhakti terhadap LELUHUR" > TQ > Tony S > > > ----- Original Message ---- > From: liang.tjoa <[EMAIL PROTECTED]> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Sent: Wednesday, December 19, 2007 6:33:27 PM > Subject: [budaya_tionghua] BAGAI MANA SEBENARNYA TATA CARA MEMBUAT KUBURAN<BONGPAY?.> > > Mohon informasi dari saudara2 di milis ini tentang bagaimana > sebenarnya syarat2 "dasar" dalam membangun kuburan dengan mengikuti > tradisi tionghoa, > Umumnya sekarang aksara chinese sudah dilupakan dalam menulis nama > kita, juga anak2 kita yang telah wni mempunyai nama chinese hanya > sekedar panggilan di rumah, dalam hal formal tentu pakai "chritine, > abraham, paul, etc". <saya pernah di beritahu bahwa menulis nama di > Bongpay pakai aksara chinese, dengan jumlah ganjil dsbnya> > Sekarang dengan mengingat kondisi dan situasi, yang ada di hadapan > kita, apakah tradisi kuburan tionghoa itu bisa kita terapkan dengan > mengadakan modifikasi?? ? > Juga yang menjadi kendala , kalau agamanya alm adalah kristen , > apakah mungkin kita menggambarkan salib , dsbnya di bongpay, sedangkan > keinginan kita membuat "kuan" dengan meja dllnya. > Sekian dulu , terima kasih > > > > > Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com > > [Non-text portions of this message have been removed] >