[budaya_tionghua] Re: Kehidupan luks dan dekadensi Tempo Doeloe dan sekarang (Terachir)
Kehidupan luks dan dekadensi Tempo Doeloe dan sekarang Orang jaman sekarang lebih sejahtera dan jumblahnya orang kaya dan kelas tengahnya juga meningkat. Mereka bisa bervakansi keluar negeri, naik kapal udara sudah umum, hidup cukup puas, tetapi rasa-kepuasan, dulu dan sekarang tidak berubah. Kegembiraan, perasahan senang yang sebenarnya bukan karena kepuasan materiil, tetapi karena hubungan manusia yang harmonis, kepuasan jiwa. Filosof Perancis kenamaan pada jaman modern ini Jean-Pail Sartre pernah mengatakan bahwa Uang tidak punya ide-ide atau kalau disesuaikan dengan tulisan saya berarti uang, materi tidak punya perasaan. Jaman sekarang ini karena kemakmuran yang lebih merata di Eropa Barat, apakah mempunyai kelebihan pakean, dilemari es yang penuh makanan, beberapa TV, dan elektronica, hampir setiap kelurga mempunyai mobil, bahkan ada yang mempunyai lebih dari satu, pula kehidupan seks, kumpul kerbau, tidak menika, tetapi membuat kontrak notaris kumpul bersama termasuk dekadensi? Ataukah anggapan dekadensi itu sekarang sudah lebih longgar lagi ? Pandangan orang mengenai seks, relasi antar manusia, orang senior tinggal sendiri, pandangan politik, nasionalisme sudah berobah dengan perobahan waktu. Mengingat dunia tetap besarnya, jumblah penduduk dunia bertambah, minyak tambah lama mengurang dan harganya mahal, perobahan klimat akibat polusi. Maka norma-norma hidup lambat laun akan berobah. Tenaga atom dipakai untuk pengganti minyak yang tambah lama mengurang adalah alternatif yang tidak bisa diabaikan. Membangun apartemen lebih dipentingkan daripada membangun rumah bungalow, atau rumah-rumah kecilpun yang akan memakai tanah yang lebih diperlukan untuk agraria. Dapat saya katakan disini bahwa pada setiap masa ada guru-guru yang mengajar pada kita bagaimana cara pikir kita untuk mencari kebenaran, Ada Tiong Hoa Hwee Kuan, Baperki, Chung Hua Chung Hui, ada sport vereniging Tionghoa, UMS, Ta Chung Se, HCTNH, Chun Li, Sin Po, Keng Po, Pewarta etc.etc. Mungkin dari mereka ini kita dapat menemukan sesuatu yang lain, yang sebelumnya kita tidak mengetahui dan membencinya? Di Baperki ada pemimpin yang penting seorang Pribumi Indonesia Buyung Saleh dan di koran-koran Melajoe Tionghoa terdapat journalist-journalist pribumi diantaranya ialah W.R. Soepratman yang memuat lagu beliau Indonesia Raya untuk pertama kalinya dikoran Sin Po. Para dokter Hua Ren membuka rumah-sakit, rumah sakit yang ditujukan untuk masyarakat Indonesia tanpa membedahkan ras. Saya kira tidak berkelebihan kalau saya katakan disini sebagai thesis, bahwa Tiong Hoa Hwee Kuan adalah lokomotif dari renaissance masyarakat Tionghoa -Indonesia untuk membangun kembali kebudayaan, literatur, pendidikan dan moral yang baik pada permulaan abad keduapuluh. Baperki membangkitkan renaissance pada masyarakat Tionghoa di Indonesia pada pertengahan abad keduapuluh dalam kesedaran politik, pendidikan dan nasionalisme Indonesia. Mungkin generasi yang akan datang mengatakan mempunyai Mobil yang lebih dari satu, senior berumah tangga sendiri, tinggal dirumah yang besar, tidak diapartemen, mempunyai rumah vakansi, terlalu sering makan direstoran, banyak makan ikan, ayam, daging babi dan sapi, menyiram kebun dan toilet dengan air leiding, banyak istirahat dan bervakansi ke luar kota atau keluar negeri, etc sifat dekadensi? Padahal jumblah manusia terus meningkat yang memerlukan lebih banyak bahan-bahan makanan, air, energi dan tanah untuk kebutuhan hidup? Sebagai penutup dari tulisan saya dibab ini silahkan saya bicarakan thesis dibawah: ketidak stabilan dalam masyarakat sekarang ini, disebabkan karena kita tidak senang dengan keadaan yang sekarang kita hadapi dan alami. Kita harus tahu bahwa keadaan yang kita hadapi sekarang ini adalah peninggalan dari apa yang sudah dikerjakan oleh generasi kita yang sudah lalu, karena itu pandangan jauh kedepan adalah penting agar anak cucu kita bisa memetik keharuman bunga mawar dan menikmati bulan purnama. Kita dapat mengerti dan memprediksi soal-soal dulu, sekarang dan kemudian kalau kita bandingkan hal-hal yang ada hubungannya dan ditempatkan dalam kategori yang cocok, seperti macam, sebab dan akibat, Kalau tahu kita katakan bahwa kita tahu, kalau kita tidak tahu berani mengakui ketidak tahuan kita dan bersedia berdiskusi dengan ahli-ahli yang mengerti temanya. Ini adalah basis dari ilmu pengetahuan. Kalau kita bisa memprediksi norma-norma hidup dan kesukaan manusia yang akan datang, ini sangat penting agar pemerintah bisa mengadakan persediaan menghadapi persoalan-persoalan untuk kehidupan yang harmonis dan kesatuan bangsa dan untuk ekonomi adanya pendidikan teknologi kira-kira menuju kemana. Dr. Han Hwie-Song Breda, 17 Agustus 2008 The Netherlands
[budaya_tionghua] Film Kita Punya Bendera... lucu juga
Gak OOT kan? Soalnya nyangkut-nyangkut soal budaya juga.. Sayang, hanya diputar di Blitz Megaplex. Pemainnya antara lain Hengky Sulaeman dan Robby Tumewu (gak kenal aktor2 lain.. hiks) Lucu-lucu lho dialognya. Berikut adalah kutipannya *Quote:* Bu Guru: Memangnya kamu mengerti arti 'Keturunan'? Timmy: Tahu, Bu. Bu Guru: Kok kamu jawabnya 'Jawa'? Timmy: .. Bu Guru: Kamu bukannya Tionghoa? Timmy: eh? Bu Guru: Iya.. Keturunan Cina. Timmy: eh? Bu Guru: Kenapa kamu jawab 'Jawa'? Timmy: Karena saya lahir di Jakarta, Bu. Kata Jarwo, yang lahir di Jakarta itu berarti orang Jawa. Jakarta kan termasuk Jawa *Quote:* Timmy: Jarwo, kata Bu Guru, aku keturunan Cina, bukan keturunan Jawa Romi: Memangnya kau bisa bahasa Cina, Tim? Timmy: Nggak. Memangnya kau bisa bahasa Jawa, Wo? Jarwo: Saged.. *Quote:* Wah.. Anak saya kagak pernah nanya aneh-aneh begitu. Abis satu sekolah, teman-temannya setipe semua. Kagak nyadar kalau ada beda. *Quote:* Timmy: (sambil membuka buku bergambar berisi pakaian daerah) Kalian semua ada di sini. Romi, Batak ada di sini. Jarwo, Jawa ada di sini. Nia, Bali ada di sini. Kok aku, Cina tidak ada di sini, sih? Apa aku orang Indonesia yah? Jarwo: Iya yah? Cina kan jauh. *Quote:* Timmy: Kemarin sih aku baru nanya sama engkong. Jarwo: Engkong? Siapa tuh? Romi: Kakek. Engkong itu artinya kakek. Jarwo: Lho.. kok sama kayak Ira Ipeh di belakang rumah gue. Manggil kakeknya Engkong. Nia: Hah! Memangnya Ira Cina? Jarwo: Bukan! Dia Betawi. Namanya saja Ipeh. -- help thy brother, just or unjust
{Disarmed} Re: [budaya_tionghua] Saya Merindukan Indonesia Maju
P.Adib...sudah pulang kan bantu dari bapak dulu... lalu tularkan kelingkungan terkecil bapak dulu... yaitu keluarga bapak... lalu lingkungan rumah...RT, RW...dll Itu yang saya dengar dari sepasang suami istri yang sudah cukup sukses membantu rakyat Indonesia cukup maju walau orang yang di pengaruhi baru kira2 ratusan ribu orang yang tersebar di seluruh Indonesia hingga saat ini tapi beliau punya cita2 akan membantu bangsanya menjadi lebih baik namanya p.Johannes dan ibu Roma Simatupang selain mereka... ada beberapa suami istri lain yang juga melakukan sama seperti mereka...yaitu p.Beny ibu Rainy Wayong, p.Chris ibu Rita Matindas, p.Paul ibu Linda Agus, p. Robert Angkasa, p.S R Kristiawan dan ibu Tjatri Devi... kurang lebih ada kurang dari 100 pasang yang sudah berhasil melakukan gerakan yang bapak tuliskan yaitu - 1. disiplin dan jujur. 2. Tidak gengsian dan jauhi virus instant ingin cepat kaya. 3. Tidak banyak komentar dan tidak suka gossip. 4. Mau kerja keras, kerja cerdas dengan hati ikhlas dan bekerja dengan penuh cinta. 5. Mau menghargai perbedaan dalam nafas persatuan. 6. Tidak mudah tersulut isyu dan mau meningkatkan mental entrepreneur. 7. Mau menerapkan jiwa memberi, melayani, syukur dan sabar. di tambah dengan tidak mendengarkan berita yang negatif dan berpikiran positif Salam Hera - Original Message - From: Adib M To: MLST Akar Rumput Cc: MLST TDA Jakarta Sent: Tuesday, August 19, 2008 9:43 PM Subject: [budaya_tionghua] Saya Merindukan Indonesia Maju (Tulisan dibawah ini saya tulis pada tanggal 12 April 2008 ketika saya masih tinggal di China) Saat ini saya tinggal di China dan sangat merindukan Indonesia bisa maju dan menemukan jaman keemasan, apakah itu hanya sebuah mimpi belaka dan mimpi tersebut tidak akan pernah bisa terwujud ?. Saya tidak bisa menjawabnya, saya hanyalah orang kecil seperti sebutir debu dalam padang pasir yang sangat luas, saya hanyalah orang kecil yang merindukan kemajuan bangsaku tercinta. Dalam keterbatasan saya sebagai orang kecil, saya mencoba mencari apa saja sih yang bisa memajukan bangsaku, walaupun saya yakin point-point ini mungkin sudah menjemukan untuk dibahas, dan mungkin bila dibahas lebih jauh, maka akan ada ribuan point tambahan lainnya, namun sekali lagi saat ini saya sedang merindukan kemajuan bangsaku, point-point tersebut adalah : 1. Hukum ditegakkan dengan sebenar-benarnya. 2. Pemerintah sangat mensupport kegiatan rakyatnya. 3. Pajak benar-benar dioptimalkan untuk pembangunan. 4. Korupsi, kolusi dan nepotisme benar-benar dihilangkan. 5. Pembangunan yang merata diseluruh penjuru tanah air. Dilain pihak rakyatnya juga harus mau merubah attitudenya, yaitu : 1. Mau disiplin dan jujur. 2. Tidak gengsian dan jauhi virus instant ingin cepat kaya. 3. Tidak banyak komentar dan tidak suka gossip. 4. Mau kerja keras, kerja cerdas dengan hati ikhlas dan bekerja dengan penuh cinta. 5. Mau menghargai perbedaan dalam nafas persatuan. 6. Tidak mudah tersulut isyu dan mau meningkatkan mental entrepreneur. 7. Mau menerapkan jiwa memberi, melayani, syukur dan sabar. Sekali lagi saya hanya orang kecil yang merindukan bangsaku maju, setidaknya saya yang sebagai orang kecil akan memulai dari keluarga dan lingkungan sekitar. Daripada banyak berkomentar namun tidak pernah action, mending saya action dari hal-hal yang paling kecil. Saya berpegangan pada sebuah pendapat yaitu, lebih hebat orang kecil yang mau action dibanding orang besar yang hanya bisa berkomentar saja tanpa action. Salam Merdeka !!!, Adib M www.adibm.com
[budaya_tionghua] Re: Kosakata Hokkian
ngomong soal Hokkian memang mengasiken, tjoema Hokian tida meloeloe dari medan, Owe poenja leloehoer dari Hokian jang lama berdiam di tangerang djoega owe soeka sama Hokian Djawa baek jang timoer maoepoen jang tengah, memang bahasa hokian poen lebih moedah diserep sama laen bangsa dimana hitoengan oewang lebih asik pake bahasa hokian dari pada i.. el.. san... se... oe. lebih oke It... Nji... sa... si.. go.. lak... :D:D salam dari hoedjin
RE: [budaya_tionghua] Film Kita Punya Bendera... lucu juga
Kayaknya mesti ntn neh film. Lucu jg dialognya hahaha Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 21 Aug 2008 14:09:46 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Film Kita Punya Bendera... lucu juga Gak OOT kan? Soalnya nyangkut-nyangkut soal budaya juga.. Sayang, hanya diputar di Blitz Megaplex. Pemainnya antara lain Hengky Sulaeman dan Robby Tumewu (gak kenal aktor2 lain.. hiks) Lucu-lucu lho dialognya. Berikut adalah kutipannya *Quote:* Bu Guru: Memangnya kamu mengerti arti 'Keturunan'? Timmy: Tahu, Bu. Bu Guru: Kok kamu jawabnya 'Jawa'? Timmy: .. Bu Guru: Kamu bukannya Tionghoa? Timmy: eh? Bu Guru: Iya.. Keturunan Cina. Timmy: eh? Bu Guru: Kenapa kamu jawab 'Jawa'? Timmy: Karena saya lahir di Jakarta, Bu. Kata Jarwo, yang lahir di Jakarta itu berarti orang Jawa. Jakarta kan termasuk Jawa *Quote:* Timmy: Jarwo, kata Bu Guru, aku keturunan Cina, bukan keturunan Jawa Romi: Memangnya kau bisa bahasa Cina, Tim? Timmy: Nggak. Memangnya kau bisa bahasa Jawa, Wo? Jarwo: Saged.. *Quote:* Wah.. Anak saya kagak pernah nanya aneh-aneh begitu. Abis satu sekolah, teman-temannya setipe semua. Kagak nyadar kalau ada beda. *Quote:* Timmy: (sambil membuka buku bergambar berisi pakaian daerah) Kalian semua ada di sini. Romi, Batak ada di sini. Jarwo, Jawa ada di sini. Nia, Bali ada di sini. Kok aku, Cina tidak ada di sini, sih? Apa aku orang Indonesia yah? Jarwo: Iya yah? Cina kan jauh. *Quote:* Timmy: Kemarin sih aku baru nanya sama engkong. Jarwo: Engkong? Siapa tuh? Romi: Kakek. Engkong itu artinya kakek. Jarwo: Lho.. kok sama kayak Ira Ipeh di belakang rumah gue. Manggil kakeknya Engkong. Nia: Hah! Memangnya Ira Cina? Jarwo: Bukan! Dia Betawi. Namanya saja Ipeh. -- help thy brother, just or unjust
[budaya_tionghua] Yinni Huaqiao, Warga Tiongkok Keturunan Indonesia Korban Diskriminasi
- Original Message - From: Marcopolo Sent: Thursday, 21 August, 2008 18:41 MASS MEDIA CETAK - topic hari ini = ---Original Message--- From: Date: 21.8.2008 4:16:41 To: Subject: Re.: Yinni Huaqiao, Warga Tiongkok Keturunan Indonesia Korban Diskriminasi http://www.indopos.co.id/index.php?act=detailid=10949 Senin, 18 Agt 2008, Yinni Huaqiao, Warga Tiongkok Keturunan Indonesia Korban Diskriminasi Lupakan Masa Lalu, Pilih Berkiprah agar Hidup Berarti Di Tiongkok ada ribuan warga Tionghoa kelahiran Indonesia. Sekitar 50 tahun silam mereka adalah korban badai politik. DOAN WIDHIANDONO, Beijing SORAK-SORAK bergembira, bergembira semua. Sudah bebas negeri kita, Indonesia merdeka! Lagu yang menggugah semangat kebangsaan itu meluncur dari bibir 15 kaum sepuh, 9 pria dan 6 wanita, di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing, kemarin. Nyanyian itu mereka kumandangkan setelah upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Kelompok itu menamakan diri Huaqiao Suroboyo. Dan, penampilan mereka memang terasa sangat njawani. Yang wanita mengenakan selendang dan baju sejenis kebaya encim, kebaya berenda tanpa kutu baru atau kain persegi penutup dada. Rambut mereka disanggul modern atau sanggul cepol. Yang pria berbatik dan berkopiah. Orang-orang itu memang tak bisa melawan usia. Li Chui Shen, pemain gitar akustik, tampak gemetaran tangannya. Anggota paduan suara lain pun kadang terlihat gagap karena tak lagi mampu mengingat seluruh lirik lagu. Namun, semangat masih tergambar pada penampilan mereka di siang gerimis itu. Meski kadang lupa lirik, mereka terus bernyanyi. Toh, orang-orang yang berada di halaman gedung di Jalan Dongzhimenwai Dajie, Distrik Chaoyang, Beijing, itu juga ikut bernyanyi. Zheng Jian Xun, pemain akordion, memencet tuts piano sambil menggoyang-goyangkan badan penuh semangat. Sang pemain gitar listrik pun bermain atraktif. Gitar itu dipangku telentang menghadap atas. Dia membunyikan gitar tersebut dengan slider, pipa besi sebesar jari. Suaranya pun halus seperti alat musik Hawaii. Tak pelak, penampilan mereka mengundang tepuk tangan penonton. Meski bernama Huaqiao (Tionghoa perantauan) Suroboyo, tak semua orang itu dari Surabaya. Misalnya, Li Chui Shen orang Semarang. Tapi, memang ada beberapa yang dari Surabaya, kata seorang huaqiao yang mengenalkan diri sebagai Tante Angke. Tante Angke asli arek Sukun, Malang. Karena lahir di luar Tiongkok, dia pun disebut huaqiao. Wanita berusia 59 tahun itu tiba di Tiongkok pada 1965, saat dia berumur 15 tahun. Karena itu, dia tak begitu mahir berbahasa Indonesia. Bahasa Jawa Timuran lebih jos. Dia lebih bisa memanggil koen yang akrab daripada Anda. Ngomong ngene luwih enak (Berbicara begini lebih enak, Red) kata Tante Angke. Dia menjelaskan bahwa kepulangannya ke Tiongkok lantaran ingin sekolah. Saya akhirnya sekolah administrasi. Lalu, kerja di kantor wartawan. Tapekno ndak (tapi tidak, Red) jadi wartawan, kata wanita berambut keriting itu. Sejatinya, Tante Angke adalah salah seorang korban carut-marut politik masa lalu. Sekitar 60 tahun lalu pemerintah Tiongkok punya kebijakan ius sanguinis. Seluruh warga keturunan Tionghoa dianggap sebagai warga Tiongkok. Di Indonesia, hal itu memicu kewarganegaraan ganda. Sebab, pemerintah RI sudah menetapkan bahwa yang lahir di Indonesia setelah kemerdekaan adalah warga Indonesia. Warga Tionghoa pun disuruh memilih kewarganegaraan. Badai politik tanah air kian kencang menjelang era 1960-an. Kala itu, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1959. Isinya, larangan orang asing berdagang di tingkat eceran di kabupaten. Orang-orang asing pun harus mengalihkan usaha mereka kepada warga negara Indonesia. Mereka ditenggat hingga 1 Januari 1960. Dalam pelaksanaannya, peraturan itu menjadi bias dan diskriminatif. Warga Tionghoa yang hidup dari berdagang di kios-kios amat dirugikan. Hubungan diplomatik RRT-Indonesia pun tegang. Pada Desember 1959, RRT menyeru agar para huaqiao kembali ke ibu pertiwi. Gelombang eksodus pun dimulai. Sebagian besar kami pulang karena PP 10 itu, kata Chen Bing Wao, pria kelahiran Makassar yang besar di Surabaya. Menurut dia, hubungan dua negara kala itu begitu menegangkan. Sampai-sampai mereka yang ke Tiongkok harus disumpah. Niat saya kan sekolah. Tapi, saat berangkat, saya disumpah oleh imigrasi Indonesia bahwa sampai mati pun saya tidak boleh lagi kembali ke Indonesia, ujar pria kelahiran 12 Januari 1941 itu. Lantaran berniat sekolah, Chen Bing Wao yang akrab dipanggil Om Tan itu tetap berangkat. Kami naik kapal laut. Jalannya enam hari. Sampai di sini 19 Oktober 1960, ujarnya. Begitu sampai, Om Tan memilih menghapus masa lalunya sesaat. Saya sekolah guru, kerja menjadi guru, sekarang sudah pensiun. Enak. Pensiunnya 2.000 yuan (sekitar Rp 2,2 juta, Red) tiap bulan, katanya. Berkiprah di tanah leluhur, ujar dia, memang membuat hidup lebih berarti. Namun, kerinduan akan kampung halaman di
[budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ? (was: Re: Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika)
Langsung saja ke permasalahannya. Acara pembukaan olimpiade Beijing 2008 yang indah megah spektakuler ternyata tak luput dari kesalahan fatal. 1. Kasus penyanyi cilik yang menyanyikan G#275;ch#224;ng Z#468;gu#466; ºq°Û¯ª°ê. 2. Adegan kembang api yang dishooting beberapa hari sebelum pembukaan sebenarnya. 3. 56 anak kecil yang membawakan bendera disebutkan satu etnis semua yaitu Han, padahal sebelumnya diklaim bahwa 56 anak kecil itu dari 56 etnis berbeda. Memang sih ada pembelaan bahwa yang diutamakan adalah efek keindahan teatrikal. Tetapi apakah patut melakukan penipuan seperti itu ? Kelihatannya elite pimpinan Tiongkok pikirannya masih belum berubah dari filosofi mercusuar. Kira-kira bagaimana yah nasib pejabat yang berada di balik ide cemerlang di atas. Hormat saya, Yongde
[budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ? (was: Re: Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika)
Kalau mau dicari, ketidak sempurnaan selalu akan ada disetiap acara besar. Dan kejadian ini tidak ditutupi utk. oleh penyelenggara dari Olympic. Setahu saya kritik di AS (yg. anti China) tidak hebat atau berlanjutan. The case is closed. Saya cuma membaca disurat kabar sekali dihalaman yg. tidak begitu menyolok (tidak sebagai headline). BH Jo --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Langsung saja ke permasalahannya. Acara pembukaan olimpiade Beijing 2008 yang indah megah spektakuler ternyata tak luput dari kesalahan fatal. 1. Kasus penyanyi cilik yang menyanyikan G#275;ch#224;ng Z#468;gu#466; ºq°Û¯ª°ê. 2. Adegan kembang api yang dishooting beberapa hari sebelum pembukaan sebenarnya. 3. 56 anak kecil yang membawakan bendera disebutkan satu etnis semua yaitu Han, padahal sebelumnya diklaim bahwa 56 anak kecil itu dari 56 etnis berbeda. Memang sih ada pembelaan bahwa yang diutamakan adalah efek keindahan teatrikal. Tetapi apakah patut melakukan penipuan seperti itu ? Kelihatannya elite pimpinan Tiongkok pikirannya masih belum berubah dari filosofi mercusuar. Kira-kira bagaimana yah nasib pejabat yang berada di balik ide cemerlang di atas. Hormat saya, Yongde
Re: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ? (was: Re: Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika)
Rasanya kok terlalu men-cari2 kesalahan. Memang, mengenai Penyanyi, saya sendiri juga tak setuju Lipsing, bukan masalah tipu menipu, tapi kasihan penyanyi aslinya, hak individunya harus dikorbankan.. Tapi, ini adalah pencerminan paham komunis: kebersamaan diutamakan dibanding individu! individu boleh berkorban demi kesempurnaan bersama. Hanya sekarang ada kemajuan dibanding dulu, panitia langsung mengumumkan fakta sebenarnya, sehingga penyanyi cilik yang sebenarnya bisa muncul. lantas, mengenai kembang api, apa salahnya rekayasa komputer? dari awal sampai akhir pertunjukan, komputer memang memegang peranan penting. dalam acara2 seperti ini, yang utama adalah permainan fantasi, tak peduli bagaimana caranya fantasi dibuat. seperti di dunia film, akan sangat konyol jika dizaman ini orang menolak menggunakan komputer untuk membuat special effect.. Tentang anak2 kecil dari suku Han yang pakai busana dari berbagai suku, apakah panitia sendiri pernah resmi mengumumkan bahwa mereka benar2 berasal dari berbagai suku? apa bukan mass media sendiri yang membuat bualan? Salam, ZFy --- On Thu, 8/21/08, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ? (was: Re: Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, August 21, 2008, 1:38 PM Langsung saja ke permasalahannya. Acara pembukaan olimpiade Beijing 2008 yang indah megah spektakuler ternyata tak luput dari kesalahan fatal. 1. Kasus penyanyi cilik yang menyanyikan G#275;ch#224; ng Z#468;gu#466; ºq°Û¯ª°ê. 2. Adegan kembang api yang dishooting beberapa hari sebelum pembukaan sebenarnya. 3. 56 anak kecil yang membawakan bendera disebutkan satu etnis semua yaitu Han, padahal sebelumnya diklaim bahwa 56 anak kecil itu dari 56 etnis berbeda. Memang sih ada pembelaan bahwa yang diutamakan adalah efek keindahan teatrikal. Tetapi apakah patut melakukan penipuan seperti itu ? Kelihatannya elite pimpinan Tiongkok pikirannya masih belum berubah dari filosofi mercusuar. Kira-kira bagaimana yah nasib pejabat yang berada di balik ide cemerlang di atas. Hormat saya, Yongde
[budaya_tionghua] Photo hunting Kong Co FAT CU KUNG shejit
-- Forwarded message -- From: sekarningsih [EMAIL PROTECTED] Date: 2008/8/22 Subject: [thelightmagz] Photo hunting Kong Co FAT CU KUNG shejit To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Sehubungan dengan Yang Mulia Kong Co FAT CU KUNG shejit ( ulang tahun) akan ada KIRAB ... Nah acara yang di peroleh : Tgl 23 Agustus 2008 jam 8 pagi ... Sembayang Shejit dan Penerimaan Kim Sin Tamu dari berbagai tempat.. Dalam dan luar kota Tempat : WIHARA /BIO FAT CU KUNG jalan KEMENANGAN VIII no 12 Jakarta Barat Tlp 6399158 / 6494359 Posisi di depan Sekolah RICI .. Tgl 24 Agustus 2008 jam 8 pagi...Kim Sin naik Joli jam 10.30 Kirab dimulai dari Wihara/BIO , melalui Pintu Kecil - Kali Besar - Fatahilah - HayamWuruk - Olimo Diperkirakan Kirab sepanjang 2 km... Terdiri dari 30 buah Joli ... Barong dan Liong 5 buah Buat Anda2 yang mau mengikuti Prosesi bisa Parkir di Jalan Toko Tiga atau di Chandra Info diperoleh dari Bpk HERU [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Re: Film Kita Punya Bendera... lucu juga
Ada cuplikannya di YouTuve nggak ya? Susuah buat yang di luar utk ikut lihat nih --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Kayaknya mesti ntn neh film. Lucu jg dialognya hahaha Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 21 Aug 2008 14:09:46 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Film Kita Punya Bendera... lucu juga Gak OOT kan? Soalnya nyangkut-nyangkut soal budaya juga.. Sayang, hanya diputar di Blitz Megaplex. Pemainnya antara lain Hengky Sulaeman dan Robby Tumewu (gak kenal aktor2 lain.. hiks)
[budaya_tionghua] Re: Film Kita Punya Bendera... lucu juga
Horeee ada di YouTube trailernya http://www.youtube.com/watch?v=mc29H3NyY3Y --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, lin_zonghe [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada cuplikannya di YouTuve nggak ya? Susuah buat yang di luar utk ikut lihat nih --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set@ wrote: Kayaknya mesti ntn neh film. Lucu jg dialognya hahaha Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Narpati Pradana kunderemp@ Date: Thu, 21 Aug 2008 14:09:46 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Film Kita Punya Bendera... lucu juga Gak OOT kan? Soalnya nyangkut-nyangkut soal budaya juga.. Sayang, hanya diputar di Blitz Megaplex. Pemainnya antara lain Hengky Sulaeman dan Robby Tumewu (gak kenal aktor2 lain.. hiks)
Re: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ? (was: Re: Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika)
Looheng sekalian, Bagi Tan Lookay hal-hal seperti ini sudah biasa. Dalam event international negara mana saja tentu harus mengeluarkan kebisaan dan keterampian agar semua tampak sempurna. Tapi sudah tentu, tak ada gading yang tak retak. Dicari atau tidak dicari, dalam event raksasa seperti itu tentu ada tricK atau flaw. Jadi bagaimana ?. Kita harus mengagumi kebesaran event tersebut, sembari menyadari bahwa pasti ada ketidaksempurnaan-nya. Jadi yang kontra kalau mengatakan ada cacatnya harus mengakui juga bahwa walau ada cacatnya tetapi secara keseluruhan Olimpiade itu rrruaaa biasa. Bagi yang pro sadarlah juga dan jangan jadi fanatik karena dibalik kemegahan tersebut tentu ada cacat yang harus diperbaiki dimasa depan. Setuju ???. OOT : Saya beberapa kali tidak melihat posting saya, jangan-jangan di banned atau di moderasi keras ya. Best regards, Tantono Subagyo
[budaya_tionghua] Moderasi ?
Tantono laoxiong, Saya cek, status anda tidak dimoderasi dan tidak pernah dirubah. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: dipotong --- OOT : Saya beberapa kali tidak melihat posting saya, jangan-jangan di banned atau di moderasi keras ya. Best regards, Tantono Subagyo
Re: [budaya_tionghua] Re: Kosakata Hokkian
Salam kenal juga oh... Yose rizal dekat jalan asia kalau daerah saya sekitar jalan Punak wilayah jln Sekip memang bicara ttg suku hokkien tersebar diberbagai tempat di seluruh Indonesia sebagai besar ada terkonsentrasi di beberapa daerah Sumatera seperti Sumut Riau (bagan Siapi-api), Bangka Belitung, tapi biarpun begitu dialek antara satu daerah dengan daerah lain bisa saja berbeda tipis atau pun lafalnya malah lain sekali mungkin juga dikarenakan asimilasi atau percampuran dengan suku tio ciu atau lainnya yg hampir serumpun bahasanya saya senang sekali kalau ada suku tionghua yg kurang lancar bhs hokkiennya mau belajar lagi agar bhs leluhur tsb bisa dilestarikan ke anak cucu salam Chen kuang Pada 20 Agustus 2008 00:01, * [EMAIL PROTECTED] menulis: salam kenal juga di Medan?didaerah mana sih?? kalau saya dulu di Jln. Yoserizal Eddy Lim
Re: [budaya_tionghua] Re: Canine cuisine = Cia Hopeng
- Original Message - From: hartantodedy To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, August 20, 2008 1:12 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Canine cuisine = Cia Hopeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah tuh, anda mengulangi lagi pemaksaan nilai budaya dengan mengatakan tindakan primitip. Ketika saya menulis mengenai makan anjing, sebenarnya saya cuma heran, apakah mereka tidak melihat/merasakan apa yang saya lihat/rasa, koq tega, itu saja sih, jadi tidak ada maksud saya memaksakan ataupun menghina nilai budaya orang. Andaikatapun kanibal, syahdan dulu orang tua yang dianggap sudah tidak berguna, ditukar dengan orang tua tetangga, untuk dimakan, mau dianggap budaya, ya what can I do toh Dada : Kenapa dengan makan anjing? Jadi saya nilai anda sangat diskriminatif terhadap tumbuhan hehehe , masak hanya tumbuhan saja yang boleh dimakan. Dan jika dalil ketegaan anda itu itu berlaku universal dan di laksanakan secara diktator , maka orang eskimo akan punah seperti DODO . Gini saja pak Hartanto, kebetulan kemarin juga bahas soal vegetarianisme. Nah dengan ini saya menyatakan semua yang makan daging itu PRIMITIF dan TIDAK BERBUDAYA. Memang teman saya yang beragama Jain pernah bilang bahwa menjadi vegetarian adalah pencapaian evolusi manusia, sementara manusia purba (primitive) dasarnya adalah pemakan daging. Dada : Kalau teman saya yang JAIM sih pernah bilang bahwa menjadi vegetarian adalah moonwalk evolusi manusia , bahwa manusia melangkah mundur kembali menjadi monyet. Sementara temen anda yang JAIN itu juga tidak pernah bercermin melihat susunan giginya , barangkali gigi taring itu ada kebetulan di mulutnya , dan evolusi alam hanya iseng saja mendekorasi susunan giginya. === Contoh lagi, di sebuah anak benua terdapat ratusan juta orang yang mensucikan hewan sapi dan kerabatnya (kerbau, lembu cs). Lalu apakah dengan begitu mereka boleh mencap orang lain di dunia ini yang suka sekali makan daging sapi ??? Pernah ada seorang anak India bernama Namu yang dipelihara sejak bayi oleh srigala, disusui dan diberi makan sampai besar. Apa penilaian kita kalau kemudian Namu membunuh srigala ? Begitu juga dengan sapi, kata engkong saya, ibu yang tidak keluar susunya, pakai susu sapi untuk bayinya, kita makan beras, sawahnya dibajak oleh sapi, jadi bukankah sapi ibu kita. Dibanding babi yang anaknya banyak, sapi hanya beranak seekor dalam setahun, jadi babi yang tidak ada kerjanya lebih pantas untuk dimakan. Dada : Betul sekali , Sapi adalah ibu kita. Itu lebih romantis daripada saya menyebut Bayam adalah nenek saya . Barangkali Popeye itu seorang Jain. == Kalau saya masuk milis Islam, lalu agama saya dihina-hina, ya saya maklum, karena ini milis budaya tionghoa, yang lain ya harus maklum. Pernah saya dikasih tahu, bahwa karakter kita dipengaruhi apa yang kita makan, apa pendapat anda ? Tapi memang kayanya Batak yang advent lebih lemah lembut. Dada : Tidak ada korelasi , Anda boleh makan sabun sebanyak2nya , jangan khawatir Tapi memang kayanya faham marx lebih laku di antara kaum petani , apa pendapat anda?. Salam, Dedy Hormat saya, Yongde
Bls: [budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional
Hai Bp.Ardian. Sedikit penjelasan,dalam bahasa Khek,”si kiok sa” artinya biawak. Dagingnya dipercaya sebagian orang bisa menyembuhkan penyakit kulit,benar ato tidak belum ada pembuktian secara kedokteran. Kalau ada yg kurang jelas ato details,bisa langsung email ke yahoo atau [EMAIL PROTECTED] Kamsia. Tintai - Pesan Asli Dari: Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Terkirim: Senin, 18 Agustus, 2008 19:52:00 Topik: Re: [budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional Iye tuh, gue lupa cerita tentang Si Kiok Sa, tetangga di rumah gue (di Jakarta) suka nyebut Si Kiok Sa, gue pengen tau banget artinye ape sih, thank you ngkong Adrian - dipotong --
[budaya_tionghua] Citius, Altius, Fortius! (Was: Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika)
Bung Sadar dan teman-teman semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Cuma komentar dikit ajah nih... Semboyan Olimpic - Olimpiade, resminya berbasa Latin: Citius, Altius, Fortius. Kalau ndak salah, artinya 'Lebih Cepat, Lebih Tinggi, Lebih Kuat'. Bukan 'terce- pat, tertinggi, terkuat'. Pemakaian kata 'lebih' dan 'ter' tentu beda makna. Begitu sajah sih ya. Salam, Ophoeng BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, HKSIS [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.gatra.com/artikel.php?id=117673 Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika Sukses penyelenggaraan Olimpiade Beijing menjadi bukti kemajuan ekonomi Cina. Kedigdayaan Cina meraup medali seakan meneguhkan dominasi dan ambisinya menjadi bangsa tercepat, tertinggi, dan terkuat di segala bidang. Mampukah Cina maju tanpa meninggalkan bekas-bekas polusi dan pelanggaran HAM? ---dipotong--- G.A. Guritno [Laporan Utama, Gatra Nomor 41 Beredar Kamis, 21 Agustus 2008]
[budaya_tionghua] Mari Makan ala Foodcourt Ajah! (Was: Makanan orang jangan diurus)
Bung Tantono Subagyo dan teman-teman semuah, Hai, apakabar? Sudah makan escargot ala Perancis? Escargot tu nama 'keren' berbasa Perancis, dihidangkan di resto fancy di Paris, dijual secara lusinan (12 pcs.), biasa dimasak tumis, dimakan bersama anggur merah nan tuwek dan maharu (=mahal, dibaca wong Jepun) tentu. Padahal mah, di mBrebes itu escargot cuma jadi extra fooding bagi bebek-2 petelur, biar nelornya lebih banyak. Soalnya buat petani itu escargot cuma ja- di hama, suka mangsa daun muda (kayak idung belang ya?) di sawah ladang. Apalagi yang sok kaya berlapis emas, itu musuh utama petani di mana-mana, walau di TMII - Taman Mini Indonesia Indah ada gedung yang niru bentuknya. Di Jawa (tengah dan timur) masih lumayan mending nasibnya: dijadikan keri- pik sebagai cemilan. Kalau anda menebak bekicot atawa keong, bener itu nama 'resmi' escargot di Indonesia kita tercinta ini. Saya setuju dengan Bung Tantono, ada baiknya ndak usah mengurus makanan orang, juga rasanya lebih elok ndak juga mengatai orang soal berbudaya atau tidak berbudaya, primitip atau tidak primitip. Yang berbudaya, yang tidak pri- mitip, tentu tidak akan mengatai orang tidak berbudaya atau primitip. Setiap orang itu pribadi yang unik, punya selera dan kesukaan masing-masing, jeh! They say: Taste (food) is like an art work, it's not something to be argued, just enjoy it! Mari kita rame-rame makan ala foodcourt saja, anda suka gado-2 silakan pe- san di counter gado-gado, suka sak-sang ya silakan saja, suka babi panggang, suka korean food, suka rw rica-rica, suka ulat sagu, suka paniki bakar, sushi, sashimi, atau apapun, sila pesan sajah dan mari kita duduk semeja makan ra- me-rame makanan yang sudah anda pesan masing-masing. Kita ngobrol aja ttg hal lain yang lebih enak lagi. Apapun makanannya. obrolannya yang enak-enak ajah dah! Salam makan enak dan sehat selalu, Ophoeng, BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Makanan orang jangan diurus dan mengurus makanan orang itulah jadi tak berbudaya. Di Barat dianggap makan jerohan itu tidak berbudaya, tetapi kita makan enak saja. Di Korea ada pasar anjing potong, dikurungin dan kita bisa milih, di Vietnam ada anjing guling instead of kambing guling so what ? Best regards, Tantono Subagyo
Re: [budaya_tionghua] Re: Film Kita Punya Bendera... lucu juga
Ya tinggal search aja Kita Punya Bendera di YouTube.com http://www.youtube.com/watch?v=mc29H3NyY3Y - Original Message - From: lin_zonghe [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, 22 August, 2008 05:50 Subject: [budaya_tionghua] Re: Film Kita Punya Bendera... lucu juga Ada cuplikannya di YouTuve nggak ya? Susuah buat yang di luar utk ikut lihat nih --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Kayaknya mesti ntn neh film. Lucu jg dialognya hahaha Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 21 Aug 2008 14:09:46 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Film Kita Punya Bendera... lucu juga Gak OOT kan? Soalnya nyangkut-nyangkut soal budaya juga.. Sayang, hanya diputar di Blitz Megaplex. Pemainnya antara lain Hengky Sulaeman dan Robby Tumewu (gak kenal aktor2 lain.. hiks) ..: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. ..: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. ..: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. ..: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
Re: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ? (was: Re: Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika)
Ya betul Zhou heng, saya juga setuju ini bukan kesalahan tapi sesuatu yang dicari-cari untuk menjelekkan kemegahan dan keheibatan Pembukaan Olympic-Beijing saja. Saya tambah sedikit komentar: Penyanyi anak kecil yang ditampilkan bukan penyanyi sesungguhnya apa bisa dikatakan penipuan? Tentu saja tidak. Berbeda dengan pertandingan dimana peserta harus orang bersangkutan, tapi dalam setiap pertunjukkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, lebih indah kenapa tidak boleh menggabungkan keunggulan dari 2 orang? Dalam setiap pertunjukkan tentu sutradara disamping harus memilih suara merdu yang dirasa paling indah, juga penampilan anak itu dilayar yang bisa memikat penonton. Kalau penyanyi gemetaran diatas panggung atau tidak bisa membawakan ekspresi mimik yang simpatik, lalu kita semua jadi tidak bisa ikut deengar suara merdunya kan sayang. Dan Zhang Yi Mou disini justru berhasil tidak hanya memikat setiap penonton deengan suara merdu seorang bocah cilik yang menyanyikan Pujaan Tanahair itu, tapi juga merasa puas dengan penampilan simpatik yang menyejukkan. Dan kemudian untuk adilnya, panitia mengumumkan juga penyanyi sesungguhnya. Dimana salahnya? Kembang api yang dikatakan rekayasa computer juga dikatakan penipuan. Itulah demonstrasi keberhasilan teknologi tinggi. Pada saat kita nonton film, bukankah banyak atraksi-atraksi yang sangat menakjubkan itu palsu semua, hanya permainan teknik saja. Dan makin kita takjub, berarti tipuan itu makin berhasil dan kita yang nonton makin senang tertipu. Begitu juga deengan pertunjukkan menyalakan api obor diatas atap gedung Sarang Burung itu, apa dikira Li Ning itu terbang? Dan deengan cara orang digantung lalu nampak seperti berlari diatas membawa obor begitu, apa dikira gampang? Ternyata untuk pertunjukkan menipu begitu, Li Ning harus ikut latihan lebih 2 bulan, sampai jadi kurus 10 Kg. Tidak gampang memang, tapi itulah namanya pertunjukkan yang berhasil penampilkan keluarbiasaan. Dan semua orang yang nonton bisa kesengsem merasa puas deengan keindahan dan kehebatan yang dirasakan. Begitu juga dengan penampilan anak-anak berbusana 56 suku bangsa di Tiongkok, siapa yang bilang anak-anak itu juga mutlak harus dari suku yang bersangkutan? Itukan hanya untuk mempertunjukkan busana 56 suku bangsa, bukan membuktikan anak-anak itu dari 56 suku bangsa. Sama saja dengan pertunjukkan tarian Bali, apa mesti orang Bali yang menari? Apa salahnya kalau orang Jawa atau Tionghoa yang menari, dan lalu dibilang menipu? Salam, ChanCT - Original Message - From: Fy Zhou To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, August 21, 2008 11:45 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ? (was: Re: Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika) Rasanya kok terlalu men-cari2 kesalahan. Memang, mengenai Penyanyi, saya sendiri juga tak setuju Lipsing, bukan masalah tipu menipu, tapi kasihan penyanyi aslinya, hak individunya harus dikorbankan.. Tapi, ini adalah pencerminan paham komunis: kebersamaan diutamakan dibanding individu! individu boleh berkorban demi kesempurnaan bersama. Hanya sekarang ada kemajuan dibanding dulu, panitia langsung mengumumkan fakta sebenarnya, sehingga penyanyi cilik yang sebenarnya bisa muncul. lantas, mengenai kembang api, apa salahnya rekayasa komputer? dari awal sampai akhir pertunjukan, komputer memang memegang peranan penting. dalam acara2 seperti ini, yang utama adalah permainan fantasi, tak peduli bagaimana caranya fantasi dibuat. seperti di dunia film, akan sangat konyol jika dizaman ini orang menolak menggunakan komputer untuk membuat special effect. Tentang anak2 kecil dari suku Han yang pakai busana dari berbagai suku, apakah panitia sendiri pernah resmi mengumumkan bahwa mereka benar2 berasal dari berbagai suku? apa bukan mass media sendiri yang membuat bualan? Salam, ZFy --- On Thu, 8/21/08, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ? (was: Re: Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, August 21, 2008, 1:38 PM Langsung saja ke permasalahannya. Acara pembukaan olimpiade Beijing 2008 yang indah megah spektakuler ternyata tak luput dari kesalahan fatal. 1. Kasus penyanyi cilik yang menyanyikan G#275;ch#224; ng Z#468;gu#466; ºq°Û¯ª°ê. 2. Adegan kembang api yang dishooting beberapa hari sebelum pembukaan sebenarnya. 3. 56 anak kecil yang membawakan bendera disebutkan satu etnis semua yaitu Han, padahal sebelumnya diklaim bahwa 56 anak kecil itu dari 56 etnis berbeda. Memang sih ada pembelaan bahwa yang diutamakan adalah efek keindahan teatrikal. Tetapi apakah patut melakukan penipuan seperti itu ? Kelihatannya
[budaya_tionghua] Statistik - Tergantung Dari Mana Memandang (Was: Amerika tetap nomor satu???)
Bung Fy Zhou dan teman-teman semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Ikut nimbrung dikit ajah ya. Amerika nomer satu dalam perolehan medali, ndak salah. Sebab dia hitungnya dari total. RRT nomer satu dalam perolehan me- dali emas, ya bener. Lha dilihatnya dari perolehan medali e- mas-nya, jeh! Kalau nanti ada negara yang dapat perunggu-nya paling banyak, dia juga boleh dan sah saja mengklaim bahwa negara paling banyak perolehan perunggu-nya. Ndak salah toh? Statistik memang begitu, dan sah-sah saja mau dibaca dari ma- na-nya, terserah yang mau ngutak-atik angka statistik-nya. Se- perti kemarin kita lihat hasil-hasil pilkada, buat yang mera- sa 'demokratis' ada yang bilang: mestinya yang menang itu ada- lah 'golput', sebab persentase-nya lebih banyak. Ndak salah! Kalau anda iseng, boleh coba bikin statistik sendiri: dududk nongkrong di foodcourt, lantas hitung secara tally ajah yang gampang: berapa orang yang makan di KFC, berapa orang yang ma- kan di McD. Lantas total dan bandingkan, kalau dari 30 orang yang makan di kedua tempat itu, ada 20 orang makan di McD, ar- tinya ada 66,67% pemakan burger dan 33,33% pemakan ayam goreng. 66,67% kelihatan besar sekali ya? Tapi coba lihat berapa ang- ka riil-nya. Cuma 20 orang. Bandingkan dengan total orang da- tang ke foodcourt, katakanlah 5.000 orang, itu artinya cuma 0,4% saja dari total pengunjung. Begitulah saja kira-kira ya. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng, BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada fenomena yang menarik dalam pemeringkatan medali olympiade, kalau disebagian besar dunia, juga�dari siaran resmi dari IOC, �daftar pegumpulan mendali setiap Negara diurut berdasarkan jumlah mendali emas, tidak demikan halnya dengan Amerika. Amerika mengurut peringkat Negara berdasarkan jumlah total mendali. Dengan demikian, meski Amerika tertinggal jauh jumlah mendali emasnya dibanding Tuan rumah Tiongkok, di semua masmedianya ( lihat CNN, NBC) dia tetap penempatkan Amerika diurutan paling atas! karena saat ini jumlah total mendalinya 2 buah lebih banyak dari Tiongkok. Konon system ini diterapkan sudah sejak lama, dimulai ketika Amerika selalu kalah dari Uni Soviet dalam jumlah mendali emas. Pokoknya Amerika selalu tak mau kalahlah! Salam olahraga, ZFy
[budaya_tionghua] OOT: Escargot
Berbagi informasi saja. Escargot Indonesia banyak yang diekspor ke luar negeri. Salah satunya adalah produksi Wong Coco. Saya sudah coba escargot wong coco kalengan kecil seharga 25 ribu rupiah. Belinya di mal taman anggrek, toko Wong Coco yang juga jualan sarang walet, dan rasanya lumayan. Sayang sekali penjualan escargot di Jakarta tidak banyak, mungkin karena orang Jakarta terlalu berbudaya untuk makan escargot. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Tantono Subagyo dan teman-teman semuah, Hai, apakabar? Sudah makan escargot ala Perancis? Escargot tu nama 'keren' berbasa Perancis, dihidangkan di resto fancy di Paris, dijual secara lusinan (12 pcs.), biasa dimasak tumis, dimakan bersama anggur merah nan tuwek dan maharu (=mahal, dibaca wong Jepun) tentu. -- dipotong --
[budaya_tionghua] Kemarin Ada Jedah, Tapi Pagi ini Tidak (Was: Moderasi ?)
Bung Yongde dan teman-teman semuah, Nimbrung dikit soal 'moderasi' ini. Saya lihat, beberapa hari kemarin memang begitu ya. Ada jedah antara 1-2 hari baru terbit posting saya. Tapi barusan pagi ini tidak. Saya ndak tahu apakah ini masalah teknis moderasi, atau karena teknis yahoo.groups yang menyebabkannya. Terima kasih. Salam, Ophoeng BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Tantono laoxiong, Saya cek, status anda tidak dimoderasi dan tidak pernah dirubah. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo tantono@ wrote: dipotong --- OOT : Saya beberapa kali tidak melihat posting saya, jangan-jangan di banned atau di moderasi keras ya. Best regards, Tantono Subagyo
[budaya_tionghua] Re: Kemarin Ada Jedah, Tapi Pagi ini Tidak (Was: Moderasi ?)
Bung Ophoeng, Mengenai moderasi, setiap anggota yang baru bergabung akan otomatis dikenakan moderasi karena telah diatur demikian. Biasanya anggota-anggota lama yang aktif telah diberikan status tidak dimoderasi. Tetapi tidak tertutup kemungkinan mereka dimoderasi kembali. Misalnya untuk menurunkan tensi diskusi ataupun karena komputer yang dipakai ditenggarai mengirimkan virus. Mengenai virus, ini seringkali terjadi. Jadi harap maklum kalau ada yang merasa tiba-tiba dimoderasi. Sejak pertengahan tahun lalu, Yahoogroups akan otomatis menambahkan {Disarmed} di judul email yang dicurigai bervirus. Nah ini akan kemudian masuk daftar sensor moderator, sebisa mungkin dicegah agar virus tidak menyebar. Bagi yang dimoderasi juga tidak perlu kecil hati. Moderasi di milis ini diupayakan seadil mungkin. Cuma memang tim moderator tidak selalu aktif sepanjang hari, jadi pasti ada jeda beberapa waktu. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Yongde dan teman-teman semuah, Nimbrung dikit soal 'moderasi' ini. Saya lihat, beberapa hari kemarin memang begitu ya. Ada jedah antara 1-2 hari baru terbit posting saya. Tapi barusan pagi ini tidak. Saya ndak tahu apakah ini masalah teknis moderasi, atau karena teknis yahoo.groups yang menyebabkannya. Terima kasih. Salam, Ophoeng BSD City, Tangerang
[budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ? (was: Re: Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika)
Satu media besar nasional di sini tidak ketinggalan menurunkan berita mengenai kontroversi ini. Dengan judul yang bagus lagi yaitu, Pembukaan Olimpiade Yang Megah Itu Ternyata Palsu. Sampai-sampai pulang kerja langsung ditanya istri, Katanya pembukaan yang kemarin itu palsu yah ? Lalu di kantor juga sempat dikomentarin ternyata palsu. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya betul Zhou heng, saya juga setuju ini bukan kesalahan tapi sesuatu yang dicari-cari untuk menjelekkan kemegahan dan keheibatan Pembukaan Olympic-Beijing saja. Saya tambah sedikit komentar: --- dipotong -
[budaya_tionghua] Re: Hoedjin Terpeleset Nih? (Was: Kosakata Hokkian)
Toewan-toewan, Njonja-njonja dan Nona-nona sakalian, Memang betoel itoe perkatahan âoweâ ada satoe seboetan merendah jang tjoemah digoenaken boewat orang lelaki; orang prampoewan slaloe pake âsajaâ. Sedari masi ketjil owe soeda dibiasaken oleh owe poenja kadoewa orang toewa boewat pake ini perkatahan tatkala bitjara pada marika dan sampe sekarang poen djoega owe masi biasa goenaken itoe perkatahan jang tjoema terpake di kalangan PranakanâTotok tidaâwaktoe bitjara terhadep orang (Pranakan) jang lebi toewaän atawa jang owe ada endahken, tiada perdoeli itoe orang jang owe adjak bitjara masi tersangkoet familie of boekan. Orang prampoewan selaloe pake seboetan âsajaâ boewat seboet diri sendiri, tida perna âoweâ. Djadi soenggoe tida masoek akal kaloe satoe Hoedjin atawa Njonja seboet diri sendiri dengen âoweâ. Owe djadi teringet pada tajangan sketsa di televisie di mana kaoem Totok dan orang prampoewan âikoet-ikoetan latahâ pake âoweâ dengen logat bitjara jang dipelo-peloken, hal mana tentoe sadja soenggoe ada kliroe sakali!!! Sabenernja itoe seboetan âoweâ ada terambil dari perkatahan Hokkian âowe å¯â jang di dalem satoe kamoes Hokkian dikasi arti âthe answer to a call; yes, sir!â, dari sitoe di lida kaoem Pranakan di Java lama-kelamahan soeda berobah djadi perkatahan boewat seboet diri sendiri. Denger-denger kaoem Pranakan di Soematra djoega pake ini seboetan, tjoema owe sendiri blon dapet koetika jang baek boewat tjari taoe betoel tidanja itoe pendengeran, djadi owe blon bisa pastiken. Troes, itoengan tjara Hokkian satoe, doewa, tiga enz. ada it, djie, sha, sie, gouw, lak, tjhit, peh, kauw, tjap, tjap it, tjap djie enz., saperti jang kita bisa liat pada nama-nama boelan Imlek di kalender, boekan it, Nji, sa enz. Nji ada bahasa Kheh. Kiongtjhioe, DK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng [EMAIL PROTECTED]: Hoedjin Tjamboek Berdoeri dan teman-teman semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Nimbrung sedikit ajah ya Kalau ndak salah, sebutan nama diri 'owe' (=saya), kalau di Indonesia mesti dibedakan antara lelaki - owe, dan saya - untuk perempuan. Walau mungkin secara basa Hok-kien sama-sama pakai 'owe' (dari 'wa'?) tapi waktu kami kecil (di Cirebon) orangtua mengajarkan 'owe' sebagai sebutan merendah untuk lelaki, sedang anak perempuan cukup 'saya'. Hoedjin - nyonya, mestinya berjender 'perempuan' toh? Begitu ajah sih ya, kira-kira. Salam, Ophoeng BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hoedjin_tjamboek_berdoeri [EMAIL PROTECTED]: ngomong soal Hokkian memang mengasiken, tjoema Hokian tida meloeloe dari medan, Owe poenja leloehoer dari Hokian jang lama berdiam di tangerang djoega owe soeka sama Hokian Djawa baek jang timoer maoepoen jang tengah, memang bahasa hokian poen lebih moedah diserep sama laen bangsa dimana hitoengan oewang lebih asik pake bahasa hokian dari pada i.. el.. san... se... oe. lebih oke It... Nji... sa... si.. go.. lak... :D:D salam dari hoedjin
RE: [budaya_tionghua] identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional
Setujuuu. Identitas diri yang SAH secara hukum memberikan batasan jelas mengenai hak dan kewajiban sekaligus memberikan penilaian tentang jati diri, siapa kita ini di mata orang lain. Yang seharusnya bagaimana, yang dilihat oleh diri sendiri bagaimana, yang dilihat oleh oranglain bagaimana, lebih gampang dinilai apabila berdasarkan suatu patokan yang sah itulah. Kalau tidak, orang menilai mengandalkan perasaan dan pendapat pribadi tok, seribu kepala bisa seribu pendapat, terus ngotot- ngototan sendiri, kapan mau mencapai solusi. Ya nggak? Ayo Broer Putra, share lebih banyak donk mengenai 'penegasan identitas diri sebagai langkah awal' Bagaimana menurut Anda - hal itu bisa menjadi SOLUSI untuk menangkal diskriminasi? -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Santo Putra Sent: Wednesday, August 20, 2008 9:41 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional Lao Xiong Fy Zhou yang baik. Mungkin saya harus mengulangi kata-kata pembukaan dari Lao Xiong Iwan Kustiawan. No Offense dan sekedar memberikan pendapat, Sedikit penjelasan saya bahwa kata semestinya didalam kalimat yang saya utarakan adalah sama sekali tidak mengandung unsur dikotomi, akan tetapi maksudnya adalah tidak ada pilihan lain yang lebih baik, dan ini hanya sekedar pendapat saya, setiap pendapat adalah ungkapan kepedulian kita dan demi kebaikan bersama, jadi saya mohon jangan negative thinking. Berbicara tentang identitas diri tentulah tak lepas dari aspek hukum, karena tanpa legitimasi hukum pengakuan itu tentulah tidak sah dimata hukum.Dan kalau kita berbicara tentang hukum maka kita harus taat pada hukum, sikap taat hukum itulah yang disebut warga negara yang baik, sebagaimana motto yang Anda pinjam dari Aquino dimanapun, orang baik akan selalu dihormati. Adapun topik pembahasan tentang indentitas diri ini hanyalah berorientasi pada orang-orang Tionghua yang berwarnegaraan Indonesia, dan tidak melibatkan orang-orang Tionghua yang berada di seluruh dunia. Mengenai rasa sedih dan trauma atas insiden kerusuhan yang lalu, saya yakin bahwa kita semua juga ikut merasakannya. Dan saya sendiri sejak kecil sudah pernah mengalami hal tersebut yang membuat saya harus berhenti dari sekolah karena harta orangtua saya ludes akibat dari kerusuhan itu dan pada saat kerusuhan Mei saya juga kehilangan sebagian harta yang dikumpulkan dengan susah payah. Menurut hemat saya mungkin karena kita ini mempunyai rasa kesamaan akan nasib yang sama dan kebiasaan yang sama maka kita bisa akrab dan berkumpul dalam forum milis ini serta berdiskusi berbagai hal, walaupun diantara kita masih banyak perbedaan aspek pandangan dan sikap mental yang berbeda dalam mengatasi berbagai permasalahan hidup kita ini. Di forum ini saya tidak mengenal siapapun baik itu Lao Xiong Iwan dan Lao Xiong lainnya termasuk Lao Da Moderator, pendek kata tidak ada siapapun yang saya kenal, jadi saya berpendapat diskusi ini berjalan sangat alami dan tanpa adanya rekayasa. Forum diskusi kita ini berawal dari diskusi tentang diskriminasi dan kemudian berkembang ketahapan mencari solusi yang terbaik untuk menangkal diskrimasi itu, maka muncullah ide penegasan identitas diri sebagai langkah awal perjuangan, dan diskusi kita ini belum mencapai kata kesepakatan, jadi pendapat-pendapat yang dikemukakan masih berupa bahan pertimbangan dan masukan, oleh sebab itu janganlah terlalu cepat mengartikan pendapat-pendapat itu sebagai anjuran dan imbauan. Xie Xie. Salam kasih dan damai. Santo Putra - Original Message From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 19, 2008 8:46:43 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional Saya kira, dalam soal identitas dan orientasi sosial, tak pantas bicara mesti semestinya. Di dunia ini tak ada Tionghoa yang seragam, dan sebaiknya juga tak seragam. ketidak seragaman ini bahkan tidak bisa dijadikan dasar dikotomi, tak cukup hanya dikelompokkan menjadi dua, totok dan babah misalnya. orientasi budaya dan politik Tionghoa di Indonesiapun bisa sangat beragam, lebih tepat dibuat skema segi 3, ditiap kutub kita tempatkan tiga titik orientasi: Indonesia, Tionghoa, dan Barat. dalam skema ini, setiap orang pasti menempati posisi ber beda2 , jauh dekatnya terhadap masing2 kutub bisa berbeda secara gradasi. Jika dibuat skala, ada yang keIndonesiaan 5 Tionghoa 3 barat 2, ada yang Tionghoa 5 indonesia4 barat 1, tapi juga ada yang barat 5 indonesia 4 Tionghoa 1. tak ada yang seragam, tergantung pengalaman hidup masing2. Orang yang pengalaman menjadi Indonesia menyenangkan pasti akan berbeda dng yang pernah diperkosa dalam kerusuhan Mei tentunya. Demikian juga, orang yang sedari kecil dibesarkan dng nilai2 kristen pasti beda dng yang dibesarkan dng nilai klenteng, bahkan, terdapat babah yang lebih fanatik dng
[budaya_tionghua] Re: Film Kita Punya Bendera... lucu juga
Sayang filmnya hanya beredar di bioskop mega blitz jakarta. kagak ada tempat lain lagi, udah gitu terbatas lagi, cari tuh film masak ntnnya musti ke mega blitz jakarta doang, tyus kota lain gimana ?. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya tinggal search aja Kita Punya Bendera di YouTube.com http://www.youtube.com/watch?v=mc29H3NyY3Y - Original Message - From: lin_zonghe [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, 22 August, 2008 05:50 Subject: [budaya_tionghua] Re: Film Kita Punya Bendera... lucu juga Ada cuplikannya di YouTuve nggak ya? Susuah buat yang di luar utk ikut lihat nih --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set@ wrote: Kayaknya mesti ntn neh film. Lucu jg dialognya hahaha Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Narpati Pradana kunderemp@ Date: Thu, 21 Aug 2008 14:09:46 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Film Kita Punya Bendera... lucu juga Gak OOT kan? Soalnya nyangkut-nyangkut soal budaya juga.. Sayang, hanya diputar di Blitz Megaplex. Pemainnya antara lain Hengky Sulaeman dan Robby Tumewu (gak kenal aktor2 lain.. hiks) ..: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. ..: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. ..: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. ..: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
Re: [budaya_tionghua] Hoedjin Terpeleset Nih? (Was: Kosakata Hokkian)
Jadi itu ada hoedjin nyang boekan hoedjin atawa hoedjinnya kurang pahami itu adat tempoh dulu. Udahlah cara ngomong biasa saja, bagaimana enaknya, dibuat-buat malahan syuuusyh dan kliatan salahnya. Salam, Tan Loo Kay
[budaya_tionghua] Re: Canine cuisine = Cia Hopeng
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dada [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All, He he he rupanya tidak ada satupun orang Tionghoa di sini yang setuju dengan pendapat saya. Mungkin karena ini Forum Budaya Tionghoa, maka pantang untuk mengeritik apaupun yang dilakukan orang Tionghoa, apalagi yang dilakukan nenek moyang. Dada : Kenapa dengan makan anjing? Jadi saya nilai anda sangat diskriminatif terhadap tumbuhan hehehe , masak hanya tumbuhan saja yang boleh dimakan. Dan jika dalil ketegaan anda itu itu berlaku universal dan di laksanakan secara diktator , maka orang eskimo akan punah seperti DODO . Saya salut pada anda sekalian yang punya syaraf yang kuat untuk melihat monyet dihisap otaknya hidup-hidup, anjing dipukul hidungnya di dalam karung, babi ditusuk jantungnya, sungguh saya salut. Dada : Kalau teman saya yang JAIM sih pernah bilang bahwa menjadi vegetarian adalah moonwalk evolusi manusia , bahwa manusia melangkah mundur kembali menjadi monyet. Sementara temen anda yang JAIN itu juga tidak pernah bercermin melihat susunan giginya , barangkali gigi taring itu ada kebetulan di mulutnya , dan evolusi alam hanya iseng saja mendekorasi susunan giginya. === Bukankah susunan gigi manusia , susunan gigi herbivore, silahkan lihat dikaca banyak orang taringnya sudah tidak tajam. Gorilla bertaring bukan karena carnivore, bukan ? (Gigi taring memang bukan pajangan, mungkin dulunya untuk menghisap darah) Dada : Betul sekali , Sapi adalah ibu kita. Itu lebih romantis daripada saya menyebut Bayam adalah nenek saya . Barangkali Popeye itu seorang Jain. == Tumbuhan kalau dipangkas, malah tambah rimbun. Biji buah justru tumbuh kalau daging buahnya sudah dimakan. Apakah sebagai orang Tionghoa tidak malu, dimana-mana kalau ada pembantaian binatang langka secara illegal (jadi jangan ngomong climate change segala dah), ujung-ujungnya di ekspor ke RRC Dada : Tidak ada korelasi , Anda boleh makan sabun sebanyak2nya , jangan khawatir Tapi memang kayanya faham marx lebih laku di antara kaum petani , apa pendapat anda?. Saya bukan vegetarian, tetapi bisa `kan mengakui orang yang vegetarian lebih hebat dari saya, minimal mereka bisa menahan selera makannya, yang saya tidak/ belum mampu melaksanakannya. Begitu sajah kira-kira no hard feeling, Okeh Salam, Dedy
[budaya_tionghua] Re: Canine cuisine = Cia Hopeng
Pak Deddy, Setuju tidak setuju adalah hak masing-masing. Toh tidak ada yang memaksakan anda harus mengikuti pendapat rekan-rekan lain. Yang ada adalah saling mengutarakan pendapat. Jadi pernyataan anda He he he rupanya tidak ada satupun orang Tionghoa di sini yang setuju dengan pendapat saya. Mungkin karena ini Forum Budaya Tionghoa, maka pantang untuk mengeritik apaupun yang dilakukan orang Tionghoa, apalagi yang dilakukan nenek moyang. Ini saya kira tidak sesuai kenyataan dan terlalu tidak fair. Kalau memang pantang mengkritik yah gampang aja, diban saja atau ditolak semua postingan anda. Kenyataannya kan tidak ? Jadi tolonglah sedikit bersikap dewasa, setiap orang boleh punya pendapat masing-masing. Hormat saya, Yongde
RE: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ? (was: Re: Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika)
Kekurangan, Kesalahan, Kecurangan, ini bisa terjadi dimana saja, tidak monopoli satu negara saja. Tapi yang sangat menarik, tehadap negara yang dinamakan RRT atau PRC ini massmedia Internsional memperlakukannya sangat istimewa. Bagaimana istimewanya? istimewanya adalah, sebelum suatu hal terbukti benar, telah dilemparkan desas desus negatif, misalnya desas desus dopping tim olahraga RRT di masa lalu, dan desas desus polusi udara Beijing di masa sekarang! Padahal, negara olahraga besar seperti Amerika yang tim atletiknya banyak terkena kasus dopping, tak pernah dilanda desas desus sebelum peristiwanya terbukti benar. Desas desus tentang polusi bahkan membuat seorang atlit Afrika yan punya potensi meraih mendali urung berangkat ke Beijing, rombongan atlit Amerika(kalau tak salah balap sepeda) bahkan sangat demontratif, mereka semua memakai masker saat mendarat di Beijing! yang ajaib, seorang atlit putri Indonesiapun ikut kena imbas psiklogis, dia merasa kurang enak badan karena alergi thd polusi udara Beijing! seorang teman terbahak : wah, lucu, apa udara Jakarta kurang polusinya? langitnya saja tak pernah biru, orang Indonesia mestinya sudah kebal. orang Indonesia adalah orang yang paling kebal, atlit luar saat minum es batu di Indonesia sering mencret2, padahal kita tak apa2. Semua desas desus ini memang harus dibuktikan kebenarannya, mungkin ada yang benar mungkin ada yang salah, Jika memang benar ya tak masalah, tapi jika ternyata salah? dampak negatif telah terlanjur tertanam dibenak pembaca berita, karena massmedia Intenasional tak pernah punya kebiasaan mengelurkan ralat terhadap berita desas desus semcam ini. Inilah salah satu bentuk kampanye negatif sistematis terhadap sebuah negara! Salam, ZFy --- On Thu, 8/21/08, Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Akhmad Bukhari Saleh [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ? (was: Re: Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, August 21, 2008, 10:55 PM From: Fy Zhou Sent: 21 Agustus 2008 18:46 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ? (was: Re: Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika) Rasanya kok terlalu men-cari2 kesalahan - - - -- Betul! Di jaman PR-ing canggih ini, itu semua hanya soal kecil. Dan akan dilakukan oleh setiap tuan rumah Olympiade. Misalnya gambar bendera peserta yang nampak di awal tiap lintasan lari atau lintasan renang menjelang start, itu juga 'tipuan' TV, namun 'tipuan' yang menyenangkan dan perlu! Tetapi soal yang di bawah ini bisa jadi besar. Dunia olahraga RRT dulu sangat terkenal dengan hal-hal seperti ini. Salah satu kasus terakhirnya yang heboh mendunia adalah kasus Ma's army di tahun '90-an. Rupanya sekarang masih ada sisa-sisanya. Ini juga soal kecil sebetulnya. Tetapi kalau terbukti, bisa jadi malu besar. Mudah-mudahan tidak... Wasalam. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Thursday, Aug 21, 2008 4:42 pm EDT IOC orders investigation into He Kexin's age By Chris Chase The International Olympic Committee has ordered an investigation into the age of Chinese gymnast He Kexin http://www.timesonl ine.co.uk/ tol/sport/ olympics/ article4583174. ece?token= nu lloffset=0 page=1 , The Times of London reports. Faced with almost insurmountable evidence which suggests that He is two years younger than the birth date listed on her Chinese passport, the IOC has launched an inquiry that could result in the stripping of He's gold medals. This news comes on the heels of another Times report that details the findings of a New York computer security expert http://www.timesonl ine.co.uk/ tol/sport/ olympics/ article4578241. ece who found official Chinese documents that list He's age as 14 years and 220 days. Mike Walker http://sports. yahoo.com/ olympics/ beijing/nzl/ mike+walker/ 219224/ used a Chinese search engine's cache feature to find He's actual date of birth on spreadsheets from a Chinese government website. The spreadsheets were taken down off the site recently and He's name had been removed. Assuming the IOC is committed to a real investigation and not some dog and pony show, the revelation that the Chinese government covered up the ages of gymnasts could end up being the defining moment of these Games for the host country. Officials wanted the Olympics to be a coming out party for a new China http://sports. yahoo.com/ olympics/ beijing/chn/ . But while the Games have been a huge success, there is a legitimate possibility that China's legacy from Beijing '08 will be that of a massive government cover-up, not the magical Opening Ceremony or the transformation of Beijing or anything else positive. All the good work China did to put on these Olympics could be forgotten because of an unnecessary, arrogant move by the government. Why risk everything to put a 14-year old in the competition when they