[budaya_tionghua] Re: Buku Tionghoa Peranakan

2009-05-16 Thread David Kwa
Pak Thee yth,

Dengan senang hati. Silakan mampir ka tempat owe di Bogor kalau kebetulan ke 
Jakarta.

Kiongchiu,
DK

Mr Sanliong Thee wrote:

Saudara David,
 
Saya mengerti dan berterima kasih atas penjelasannya,mungkin kalau saya ke 
Jakarta akan saya beli dulu bukunya kemudian saya temui saudara dan minta sign 
nya ya.
Sukses selalu
Salam
Sunny Thee

David Kwa wrote:

Pak Thee yth,

Owe juga mengerti maksud Pak Thee, tidak polos-polos amat sih! Owe sebaliknya 
hendak muhun maaf yang sebesar-besarnya karena tidak bisa penuhi harapan Pak 
Thee yang begitu besar. Bukannya owe sombong tidak mau mengirimi, tapi 
sesungguhnya owe sendiri juga cuma dapet jatah satu eksemplar, tidak lebih! 
Mahal ‘ngkali bukunya yah, hingga yang jadi penulis saja dibatasi 
jatahnya?! Sekali lagi, muhun maaf sebesar-besarnya.

Kiongchiu sembari muhun maaf,
DK

Mr Sanliong Thee wrote:

Benar sekali Saudara Budianto, terima kasih

Mungkin permintaan saya itu terlalu banyak,maaf ya saudara David kwa.Karena di 
Perth apabila kita menulis kepada penulis buku untuk mohon sign nya di 
buku,pasti dikasih,sekali lagi maaf.Saya akan telpon PT Intisari

Salam dan have a nice day guys

budi anto wrote:

bang david maksudnya bang thee itu ingin membeli buku abang yang sekalian ada 
tandatangan abang di buku itu. kalo saya tidak salah tangkap maksudnya bang thee

David Kwa wrote:

Pak Thee yth,

Kamsia atas perhatian Pak Thee terhadap buku yang ada tulisan saya. Saya 
sarankan Pak Thee untuk menghubungi pihak penerbit yakni:

PT Intisari, 
Gedung Gramedia Majalah Lt. 5, 
Jln. Panjang 8A, Kebon Jeruk, Jakarta 11530, 
Tel. +62 21 5330150; +62 21 533 0170 Ext. 33500, 33505
Fax. +62 21 532 0607 
Email: intis...@gramedia- majalah.com

Kiongchiu,
DK

Mr Sanliong Thee wrote:

Saudara David Kwa,

Hi, nama saya Sunny Thee dari Perth,selamat berkenalan.

Apakah mungkin saya membeli buku karangan saudara dengan signature saudara di 
buku tsb?

banyak terima kasih

Salam




Re: [budaya_tionghua] Re: Buku Tionghoa Peranakan

2009-05-16 Thread Mr sanliong thee
Banyak terima kasih saudara David,saya juga orang Bogor ,lahir dan besar di 
Bogor.
Salam kenal

--- On Sat, 16/5/09, David Kwa  wrote:


From: David Kwa 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Buku Tionghoa Peranakan
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Received: Saturday, 16 May, 2009, 7:26 PM








Pak Thee yth,

Dengan senang hati. Silakan mampir ka tempat owe di Bogor kalau kebetulan ke 
Jakarta.

Kiongchiu,
DK

Mr Sanliong Thee wrote:

Saudara David,

Saya mengerti dan berterima kasih atas penjelasannya, mungkin kalau saya ke 
Jakarta akan saya beli dulu bukunya kemudian saya temui saudara dan minta sign 
nya ya.
Sukses selalu
Salam
Sunny Thee

David Kwa wrote:

Pak Thee yth,

Owe juga mengerti maksud Pak Thee, tidak polos-polos amat sih! Owe sebaliknya 
hendak muhun maaf yang sebesar-besarnya karena tidak bisa penuhi harapan Pak 
Thee yang begitu besar. Bukannya owe sombong tidak mau mengirimi, tapi 
sesungguhnya owe sendiri juga cuma dapet jatah satu eksemplar, tidak lebih! 
Mahal ‘ngkali bukunya yah, hingga yang jadi penulis saja dibatasi 
jatahnya?! Sekali lagi, muhun maaf sebesar-besarnya.

Kiongchiu sembari muhun maaf,
DK

Mr Sanliong Thee wrote:

Benar sekali Saudara Budianto, terima kasih

Mungkin permintaan saya itu terlalu banyak,maaf ya saudara David kwa.Karena di 
Perth apabila kita menulis kepada penulis buku untuk mohon sign nya di 
buku,pasti dikasih,sekali lagi maaf.Saya akan telpon PT Intisari

Salam dan have a nice day guys

budi anto wrote:

bang david maksudnya bang thee itu ingin membeli buku abang yang sekalian ada 
tandatangan abang di buku itu. kalo saya tidak salah tangkap maksudnya bang thee

David Kwa wrote:

Pak Thee yth,

Kamsia atas perhatian Pak Thee terhadap buku yang ada tulisan saya. Saya 
sarankan Pak Thee untuk menghubungi pihak penerbit yakni:

PT Intisari, 
Gedung Gramedia Majalah Lt. 5, 
Jln. Panjang 8A, Kebon Jeruk, Jakarta 11530, 
Tel. +62 21 5330150; +62 21 533 0170 Ext. 33500, 33505
Fax. +62 21 532 0607 
Email: intis...@gramedia- majalah.com

Kiongchiu,
DK

Mr Sanliong Thee wrote:

Saudara David Kwa,

Hi, nama saya Sunny Thee dari Perth,selamat berkenalan.

Apakah mungkin saya membeli buku karangan saudara dengan signature saudara di 
buku tsb?

banyak terima kasih

Salam

















  Need a Holiday? Win a $10,000 Holiday of your choice. Enter 
now.http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTJxN2x2ZmNpBF9zAzIwMjM2MTY2MTMEdG1fZG1lY2gDVGV4dCBMaW5rBHRtX2xuawNVMTEwMzk3NwR0bV9uZXQDWWFob28hBHRtX3BvcwN0YWdsaW5lBHRtX3BwdHkDYXVueg--/SIG=14600t3ni/**http%3A//au.rd.yahoo.com/mail/tagline/creativeholidays/*http%3A//au.docs.yahoo.com/homepageset/%3Fp1=other%26p2=au%26p3=mailtagline

Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?

2009-05-16 Thread ANDREAS MIHARDJA
Pengadilan HAM hanya mangadili genocide. Sudan melakukan genocide, Milosovich 
melakukan genocide, Polpot juga dan ABRI melakukannya di Timor  - dan karena 
itu Australia dpt masuk dgn persetujuan UN. Keadaan diIndonesia jaman Suharto 
memang ada genocide tetapi waktu itu adalah jaman perang dingin [anti kommunis] 
Negara² kommunis melakukan banyak genocide dan mereka tidak dihukum atau 
dituduh.
Sekarang jaman perang dingin tidak adalagi jadi HAM penting kembali.
Andreas

--- On Fri, 5/15/09, TEd Poernomo  wrote:

From: TEd Poernomo 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, May 15, 2009, 8:51 PM












Benar sekali, kerusuhan Mei ditujukan kepada ras chinese. Pemerkosaan masal itu 
memang biadab direncanakan dan dilakukan oleh bukan org awam, tetapi org ABRI, 
kayak yang terjadi di Timor.


Justru karena yang melakukan org tentara sendiri, menunjukkan kebobrokan dan 
kebiadaban org2x tersebut.


Saya nggak ngikuti kasus pembunuhan Munir itu sampe dimana, apakah lembaga HAM 
telah mencekal otak nya atau cuman kambing hitam saja seperti biasanya, dan 
apakah kasus ini telah jadi perhatian pengadilan HAM di Eropa?


Kenapa kasus perkosaan dan pembunuhan Mei tidak juga masuk agenda HAM di 
Belanda, anybody knows?

--- On Fri, 5/15/09, zho...@yahoo. com  wrote:


From: zho...@yahoo. com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Friday, May 15, 2009, 7:29 PM




Bagaimana menjelaskaskan kalau wilayah kerusuhan mayoritas di kawasan pecinan? 
Ingat! Bukan hanya di centra2 ekonomi, tapi juga kawasan perumahan milik 
tionghoa, terutama yg agak minor, krn kawasan elite sanggup bayar keamanan. 
Untuk pemetaan wilayah kerusuhan,tim Ui bahkan telah membuat analogi wilayah 
kerusuhan dng data agama penduduknya!
Pak Abs melihat tidak wajah2 cina yg berjibun di airport untuk siap ngungsi 
keluar negeri? Apa mereka semua paranoid?
Mengapa tionghoa2 hrs dikawal pribumi untuk keluar rumah? Apakah mereka 
paranoid?
Aksi kerusuhan berbau rasialis tdk hanya sekali ini terjadi, semasa saya hidup 
di solo saja telah terjadi 4x. Termasuk Mei itu. Salah satunya adalah kerusuhan 
anti arab, di kawasan arab, saat itu orang tionghoanya tenang2 sajakok, ini 
membuktikan, org tionghoa bisa membedakan mereka sasaran atau tidak.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
Date: Sat, 16 May 2009 02:11:42 +0700
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?



 
Sebetulnya Wiranto dan Prabowo bukan penanggungjawab pengamanan ibukota. Itu 
adalah Syafrie Syamsudin.
 
Kedua jenderal terdahulu itu pejabat di tingkat pusat. Tetapi memang jabatan 
mereka, Pangab dan Pangkostrad,  bisa punya pengaruh kalau mereka mau ikut 
'main' di level ibukota.
Namun jangan lupa, ada pejabat lain di tingkat pusat waktu itu yang juga punya 
posisi untuk ikut 'bermain' di level ibukota, yaitu Kasospol, yang tidak lain 
adalah SBY!
 
Sekarang mereka bertiga maju dalam pilpres!!
Jadi, sekali lagi, bisa dicerna dan dipahami bahwa kerusuhan Mei 1998 
samasekali bukan soal rasial! Melainkan soal pergulatan kekuasaan di tingkat 
elit!
Yang masih terus berlanjut sampai sekarang...
 
Wasalam.
 
 - - - -
 
 

- Original Message - 
From: zho...@yahoo. com 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Friday, May 15, 2009 11:25 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?



Saat itu, Dua jenderal ini adalah pejabat yg paling berwewenang dlm pengamanan 
ibukota. Tapi tak berbuat apa2. Kemungkinannya hanya 2: tidak mampu atau 
sengaja membiarkannya. 
Adakah kemungkinan lain???

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
Date: Fri, 15 May 2009 21:05:06 +0700
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?




Untuk klarifikasi mendampingi kata "gublok" itu, bisakah Budi-heng menyebut 
satu nama, satu saja, tidak perlu 10, apalagi 100, nama mereka yang keluarganya 
KENA jadi korban perkosaan??
 
Pasangan capres-cawapres JK-Boediono yang menjadi lawan dua jenderal yang 
disebut Zhou-heng, sanggup bayar tinggi, tinggi sekali, untuk info Budi-heng 
itu!!
 
Kalau Budi-heng tidak berani terbuka, saya siap mengantarkan Budi-heng 
menyampaikan diam-diam info berharga tinggi itu kepada mereka! Ha ha ha...
 
Wasalam.
 
 - - - 
 

- Original Message - 
From: budi anto 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Friday, May 15, 2009 8:12 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?





wah itu cine gublokk  kk ,nga tau sejarah ya m

Re: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough times breed nostalgia for Mao)

2009-05-16 Thread Akhmad Bukhari Saleh
Wah, debat kusir nih! Cape deh...
Coba baca lagi thread diskusi ini dari awalnya dengan baik-baik dan cermat.
Kita samasekali nggak lagi ngomongin teknik pembuktian WNI!

Kita lagi ngomongin teknik mergokin Cina Tiongkok yang mau secara gelap jadi 
penduduk lokal degan menyamar jadi Tionghoa Indonesia.

Wasalam.




  - Original Message - 
  From: agoeng_...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, May 16, 2009 3:25 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough times 
breed nostalgia for Mao)


  Hehehe ente kan blg bahasa daerah so pasti bahasa setempat donk, klo bukan 
bahasa ibu yg dimaksud, klo bahasa ibu mah semua tenglang yg dateng dr daratan 
juga bisa tuh bahasa daerah masing2 kok. Org jawa/ bali yg pindah ke lampung 
dianggep langsung wni? Bukti mereka wni apa? Org hakka yg turun menurun di 
singkawang n pedalaman ga bisa bahasa dayak bukan wni? Kayaknya double standar 
deh. Btw yg nentui orrg ini wni apa bukan sapa seh? Caranya gemana yah? 
Ditanyain satu2? Waktu taon 45 indo merdeka disensus setiap org mau jadi wni 
apa engga getu? Atau langsung dianggap aja klo yg semua ada di indo waktu itu 
otomatis wni? Trus kok bisa2 langsung maksa org jawa, batak, ambon, sunda bahwa 
mereka itu wni? Emangnya dah pasti mereka mau getu? 



--
  From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
  Date: Fri, 15 May 2009 17 :03:39 +0700
  To: 
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough times 
breed nostalgia for Mao)



  Tapi kan bisa bahasa Jawa atau Bali...
  Sudah pastilah bukan orang Cina Tiongkok menyamar jadi Tionghoa Indonesia.

  Wasalam.

  


- Original Message - 
From: agoeng_...@yahoo.com 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Friday, May 15, 2009 2:56 AM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough 
times breed nostalgia for Mao)


Kalo ga bisa bahasa indo n bahasa daerah bukan dianggep WNI? Di lampung 
daerah transmigran2 lama yg agak dalam banyak lho org tua keturunan jawa n bali 
yg ga bisa bahasa indo n lampung, so mereka ga dianggap wni n anak cucunya juga 
pen yeludup semua donk. Hehhehe 

.
 




  


--



  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG - www.avg.com 
  Version: 8.5.329 / Virus Database: 270.12.30/2115 - Release Date: 05/14/09 
17:54:00


Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?

2009-05-16 Thread Akhmad Bukhari Saleh
Budi-heng jangan ngeles bawa-bawa komnas ini-itu donk!
Berbagai komnas adalah lembaga negara yang akuntabel, kalau mereka punya bukti, 
sudah menjadi tugas mereka memproses alat bukti itu menjadi alat tuduhan, tanpa 
disuruh-suruh Budi-heng atau pun saya.
Jadi ajakan membawa saya ke komnas-komnas cuma "joko sembung bawa golok" saja!

Daripada coba-coba ngeles secara lempar batu sembunyi tangan begitu, jantan 
sajalah mencoba menjawab pertanyaan saya.
Saya tidak tanya macam-macam koq. Hanya satu nama saja...

Jadi arah diskusi kita bisa makin mengerucut.
Ini kita perlukan karena pertanyaan yang seperti saya ajukan itu sudah 11 tahun 
'menggantung di langit' saja, tanpa jawaban.
Jadi kalau dijawab ngeles-ngeles lagi, mohon maaf, saya tidak tanggapi.

Wasalam.


 

  - Original Message - 
  From: budi anto 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, May 16, 2009 2:46 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?



  betul itu bang zhoufy, seharusnya saat itu mereka sebagai pimpinan tinggi 
ABRI harus bisa mengambil tindakan 
  nyatanya keparat2 kemana? 
  Bung ABS mau buktinya? silahkan ke komnas HAM perempuan, kalo bener2 anda 
berjiwa nasionalis saya akan bawa anda ke komnas HAM perempuan, banyak kok 
data2 di sana?

  kalo bung ABS tidak tau tempatnya di mana , saya bersedia mengantarkan ke 
tempatnya langsung, nah tantangan anda sudah saya jawab, silahkan di 
tindaklanjuti, jangan asbun saja

  baru2 ini juga artikel2 ttg mei 98 yang di posting ke milis ini beberapa hari 
yang lalu silahkan di cek, komnas HAM aza nga berdaya menyeret panglima2 
tersebut apalagi ente?




--
  From: "zho...@yahoo.com" 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Saturday, May 16, 2009 12:25:16 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?


  Saat itu, Dua jenderal ini adalah pejabat yg paling berwewenang dlm 
pengamanan ibukota. Tapi tak berbuat apa2. Kemungkinannya hanya 2: tidak mampu 
atau sengaja membiarkannya. 
  Adakah kemungkinan lain???


  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT



--
  From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
  Date: Fri, 15 May 2009 21:05:06 +0700
  To: 
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?



  Untuk klarifikasi mendampingi kata "gublok" itu, bisakah Budi-heng 
menyebut satu nama, satu saja, tidak perlu 10, apalagi 100, nama mereka yang 
keluarganya KENA jadi korban perkosaan??

  Pasangan capres-cawapres JK-Boediono yang menjadi lawan dua jenderal yang 
disebut Zhou-heng, sanggup bayar tinggi, tinggi sekali, untuk info Budi-heng 
itu!!

  Kalau Budi-heng tidak berani terbuka, saya siap mengantarkan Budi-heng 
menyampaikan diam-diam info berharga tinggi itu kepada mereka! Ha ha ha...

  Wasalam.

   - - - 

- Original Message - 
From: budi anto 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Friday, May 15, 2009 8:12 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?



wah itu cine gublokk  kk ,nga tau sejarah ya 
mereka mentang2 keluarganya nga ada yang kena jadi korban perkosaan jadinya 
mendukung mereka,






From: "agoeng_set@ yahoo.com" 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Friday, May 15, 2009 8:08:54 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?


Lebih ironis lg, banyak para " tokoh" tenglang berlomba2 dukung mendukung 
mereka bahkan dengan bangganya ikut promosi n cari dukungan dr tenglang 
laennya. Td di detik ada forum pemuda indo yg dukung JK-win, salah satu 
unsurnya disebut pemuda tionghoa. 




From: zho...@yahoo. com
Date: Fri, 15 May 2009 10:52:24 +
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?


Dua jendral yg seharusnya paling bertanggung jawab sekarang telah menjadi 
cawapres! 
Ironi demokrasi..


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT




From: "sunny" 
Date: Fri, 15 May 2009 11:13:31 +0200
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?



Jawa Pos

 Rabu, 13 Mei 2009 ] 


Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 
Kapan Ada Keadilan untuk Korban? 

Oleh : Mustofa Liem

Para korban dan keluarganya pasti belum 

Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?

2009-05-16 Thread Akhmad Bukhari Saleh
Itu antara lain karena orang Tionghoa lah yang mampu ke airport dan lari ke 
luarnegeri, Zhou-heng.
Ribuan non-tionghoa yang mati tertambus itu yang tidak bisa lari ke mana-mana...

Dan jangan lupa Zhou-heng, dari pemetaan team UI itu kita juga bisa melihat 
data jumlah korban kematian, dan dari situ bisa memetakan profil etnisnya.

Pengemukaan data-data faktual ini samasekali tidak berarti saya mendorong 
dilupakannya peristiwa ini, etnis apa pun korbannya!
Makanya saya bilang di posting sebelum ini bahwa Wiranto, Prabowo maupun SBY 
sama saja, tangan-tangan mereka semuanya berlumuran darah korban kerusuhan Mei 
'98.

Wasalam.

-

  - Original Message - 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, May 16, 2009 9:29 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?


  Bagaimana menjelaskaskan kalau wilayah kerusuhan mayoritas di kawasan 
pecinan? Ingat! Bukan hanya di centra2 ekonomi, tapi juga kawasan perumahan 
milik tionghoa, terutama yg agak minor, krn kawasan elite sanggup bayar 
keamanan. 
  Untuk pemetaan wilayah kerusuhan,tim Ui bahkan telah membuat analogi wilayah 
kerusuhan dng data agama penduduknya!
  Pak Abs melihat tidak wajah2 cina yg berjibun di airport untuk siap ngungsi 
keluar negeri? Apa mereka semua paranoid?
  Mengapa tionghoa2 hrs dikawal pribumi untuk keluar rumah? Apakah mereka 
paranoid?
  Aksi kerusuhan berbau rasialis tdk hanya sekali ini terjadi, semasa saya 
hidup di solo saja telah terjadi 4x. Termasuk Mei itu. Salah satunya adalah 
kerusuhan anti arab, di kawasan arab, saat itu orang tionghoanya tenang2 
sajakok, ini membuktikan, org tionghoa bisa membedakan mereka sasaran atau 
tidak.


  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT



--
  From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
  Date: Sat, 16 May 2009 02:11:42 +0700
  To: 
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?


   

  Sebetulnya Wiranto dan Prabowo bukan penanggungjawab pengamanan ibukota. Itu 
adalah Syafrie Syamsudin.

  Kedua jenderal terdahulu itu pejabat di tingkat pusat. Tetapi memang jabatan 
mereka, Pangab dan Pangkostrad, bisa punya pengaruh kalau mereka mau ikut 
'main' di level ibukota.
  Namun jangan lupa, ada pejabat lain di tingkat pusat waktu itu yang juga 
punya posisi untuk ikut 'bermain' di level ibukota, yaitu Kasospol, yang tidak 
lain adalah SBY!

  Sekarang mereka bertiga maju dalam pilpres!!
  Jadi, sekali lagi, bisa dicerna dan dipahami bahwa kerusuhan Mei 1998 
samasekali bukan soal rasial! Melainkan soal pergulatan kekuasaan di tingkat 
elit!
  Yang masih terus berlanjut sampai sekarang...

  Wasalam.

  


- Original Message - 
From: zho...@yahoo.com 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Friday, May 15, 2009 11:25 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?


Saat itu, Dua jenderal ini adalah pejabat yg paling berwewenang dlm 
pengamanan ibukota. Tapi tak berbuat apa2. Kemungkinannya hanya 2: tidak mampu 
atau sengaja membiarkannya. 
Adakah kemungkinan lain???


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT




From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
Date: Fri, 15 May 2009 21:05:06 +0700
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?



Untuk klarifikasi mendampingi kata "gublok" itu, bisakah Budi-heng 
menyebut satu nama, satu saja, tidak perlu 10, apalagi 100, nama mereka yang 
keluarganya KENA jadi korban perkosaan??

Pasangan capres-cawapres JK-Boediono yang menjadi lawan dua jenderal yang 
disebut Zhou-heng, sanggup bayar tinggi, tinggi sekali, untuk info Budi-heng 
itu!!

Kalau Budi-heng tidak berani terbuka, saya siap mengantarkan Budi-heng 
menyampaikan diam-diam info berharga tinggi itu kepada mereka! Ha ha ha...

Wasalam.

---

  - Original Message - 
  From: budi anto 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, May 15, 2009 8:12 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan 
Ada Keadilan untuk Korban?



  wah itu cine gublo ,nga tau sejarah ya 
mereka mentang2 keluarganya nga ada yang kena jadi korban perkosaan jadinya 
mendukung mereka,





--
  From: "agoeng_...@yahoo.com" 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Friday, May 15, 2009 8:08:54 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan 
Ada Kead

Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?

2009-05-16 Thread Akhmad Bukhari Saleh
Klaim Andreas-heng memang masih dubious.

Prabowo pasti tidak ada dalam daftar tangkap lembaga internasional apa pun. Dia 
terlibat soal penculikan aktivis, dan karena itu dia dipecat dari tentara. 
Tetapi itu urusan dalam negeri Indonesia, tidak ada hubungannya dengan negara 
lain ataupun UN.
Nyatanya, sebelum aktif urusan pemilu bulan-bulan terakhir ini di Indonesia, 
dia lebih banyak menghabiskan waktunya di luar negeri untuk kepentingan 
bisnisnya. Dan pergi ke mana juga tidak ada masalah.

Wiranto pernah masuk daftar tersangka dalam urusan Timtim. Tetapi itu daftar 
tersangka di Indonesia. Dalam daftar tangkap UN, apalagi The Hague Court, tidak 
pernah ada.
Namun sejak ada lembaga kebenaran gabungan Indonesia Timtim, justru pihak 
Timtim yang minta urusan itu dianggap selesai. Sehingga Wiranto, walaupun dia 
jarang pergi ke luarnegeri, dia juga bebas pergi ke mana saja.
Memang ada perubahan besar di Timtim sendiri. Mereka sekarang cenderung 
menjauhi Australia, merasa tertipu soal minyak di Timor gap. Sebaliknya makin 
merapat ke Indonesia, karena makin sangat butuh, tanpa Indonesia, sudah lama di 
Timtim tidak ada listrik dan BBM.

Wasalam.



  
  - Original Message - 
  From: B.H. Jo 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, May 16, 2009 5:58 AM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?


  Sangat menarik pendapat dari Andreas Mihardja. Kalau memang kedua jendral ini 
bisa ditangkap di LN, tentunya tidak akan bisa menjadi Wakil Presiden, apalagi 
sebagai Presiden secara efektif/optimal sebab WP atau P kadang2 harus ke LN 
utk. kepentingan negara. Apakah kedua jendral ini telah divonis oleh UN telah 
melanggar HAM?

  BH Jo

  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ANDREAS MIHARDJA  wrote:
  >
  > Kedua jenderal ini kalau keluar dari Indonesia mereka akan ditangkap oleh 
UN karena Timor. - karena pelangaran HAM. UN tidak memandang pangkat atau 
kewarganegaraan didalam persoalan HAM. Jikalau negara sendiri tidak menghukum 
pangadilan di The Hague akan melakukannya. - Perhatikan Pinochet atau 
Miloshovick atau Polpot etc. 
  > Andreas
  > 
  > --- On Fri, 5/15/09, zho...@...  wrote:
  > 
  > From: zho...@... 
  > Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?
  > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  > Date: Friday, May 15, 2009, 9:25 AM
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > Saat itu, Dua jenderal ini adalah pejabat yg paling berwewenang dlm 
pengamanan ibukota. Tapi tak berbuat apa2. Kemungkinannya hanya 2: tidak mampu 
atau sengaja membiarkannya. 
  > Adakah kemungkinan lain???
  > 
  > Sent from my BlackBerry®
  > powered by Sinyal Kuat INDOSAT
  > 
  > 
  > From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
  > Date: Fri, 15 May 2009 21:05:06 +0700
  > To: 
  > Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?
  > 
  > 
  > 
  > 
  > Untuk klarifikasi mendampingi kata "gublok" itu, bisakah Budi-heng 
menyebut satu nama, satu saja, tidak perlu 10, apalagi 100, nama mereka yang 
keluarganya KENA jadi korban perkosaan??
  >  
  > Pasangan capres-cawapres JK-Boediono yang menjadi lawan dua jenderal yang 
disebut Zhou-heng, sanggup bayar tinggi, tinggi sekali, untuk info Budi-heng 
itu!!
  >  
  > Kalau Budi-heng tidak berani terbuka, saya siap mengantarkan Budi-heng 
menyampaikan diam-diam info berharga tinggi itu kepada mereka! Ha ha ha...
  >  
  > Wasalam.
  >  
  >  - - - 
  >  
  > 
  > - Original Message - 
  > From: budi anto 
  > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
  > Sent: Friday, May 15, 2009 8:12 PM
  > Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > wah itu cine gublokk  kk ,nga tau sejarah ya 
mereka mentang2 keluarganya nga ada yang kena jadi korban perkosaan jadinya 
mendukung mereka,
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > From: "agoeng_set@ yahoo.com" 
  > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  > Sent: Friday, May 15, 2009 8:08:54 PM
  > Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?
  > 
  > 
  > 
  > Lebih ironis lg, banyak para " tokoh" tenglang berlomba2 dukung mendukung 
mereka bahkan dengan bangganya ikut promosi n cari dukungan dr tenglang 
laennya. Td di detik ada forum pemuda indo yg dukung JK-win, salah satu 
unsurnya disebut pemuda tionghoa. 
  > 
  > 
  > From: zho...@yahoo. com
  > Date: Fri, 15 May 2009 10:52:24 +
  > To: 
  > Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?
  > 
  > 
  > 
  > Dua jendral yg seharusnya paling bertanggung jawab sekarang telah menjadi 
cawapres! 
  > Ironi demokrasi..
  > 
  > Sent from my BlackBerry®
  > powered by Sinyal Kuat INDOSAT
  > 
  > 
  > 

[budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough times breed nostalgia for Mao)

2009-05-16 Thread ardian_c
ada satu faktor yg barangkali bikin org2 rrt berbondong2 mo coba bikin passport 
negara lain, kebetulan ini kejadian nimpa temen dari Guangzhou dan kebetulan WN 
RRT asli alias bukan import.

Waktu itu saya sama temen dari Guangzhou, yg satunya itu modie disini plus 1 
anak Indonesia ditambah WN RRT mau berkunjung ke Thailand menemui bbrp 
pemerhati budaya yg berdomisili di Thailand.
Kita2 ini yg passport warna hijau gak masalah mau ke Thailand, soalnya sesama 
ASEAN free visa, tapi yg dari Tiongkok itu ditahan di imigrasi bandara Baiyun 
dgn alasan tidak ada visa Thailand, walau Air Asia tulis jela2 bahwa VISA ON 
ARRIVAL berlaku utk pemegang passport RRT tapi kawan saya itu TIDAK LOLOS dari 
BANDARA BAIYUN, akhirnya tiket pesawat hangus dan kehilangan kesempatan bertemu 
dgn kawan di Thailand.

Memang kita mesti akuin bahwa WNI tidak memerlukan visa terutama di negara 
ASEAN.

Apa ini faktor yg membuat mrk WN RRT berbondong2 membuat passport Indonesia ?
Rasanya di Singapore gak gampang membuat passport bodong.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh"  
wrote:
>
> Wah, debat kusir nih! Cape deh...
> Coba baca lagi thread diskusi ini dari awalnya dengan baik-baik dan cermat.
> Kita samasekali nggak lagi ngomongin teknik pembuktian WNI!
> 
> Kita lagi ngomongin teknik mergokin Cina Tiongkok yang mau secara gelap jadi 
> penduduk lokal degan menyamar jadi Tionghoa Indonesia.
> 
> Wasalam.
> 
> 
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: agoeng_...@... 
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Sent: Saturday, May 16, 2009 3:25 AM
>   Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough 
> times breed nostalgia for Mao)
> 
> 
>   Hehehe ente kan blg bahasa daerah so pasti bahasa setempat donk, klo bukan 
> bahasa ibu yg dimaksud, klo bahasa ibu mah semua tenglang yg dateng dr 
> daratan juga bisa tuh bahasa daerah masing2 kok. Org jawa/ bali yg pindah ke 
> lampung dianggep langsung wni? Bukti mereka wni apa? Org hakka yg turun 
> menurun di singkawang n pedalaman ga bisa bahasa dayak bukan wni? Kayaknya 
> double standar deh. Btw yg nentui orrg ini wni apa bukan sapa seh? Caranya 
> gemana yah? Ditanyain satu2? Waktu taon 45 indo merdeka disensus setiap org 
> mau jadi wni apa engga getu? Atau langsung dianggap aja klo yg semua ada di 
> indo waktu itu otomatis wni? Trus kok bisa2 langsung maksa org jawa, batak, 
> ambon, sunda bahwa mereka itu wni? Emangnya dah pasti mereka mau getu? 
> 
> 
> 
> --
>   From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
>   Date: Fri, 15 May 2009 17 :03:39 +0700
>   To: 
>   Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough 
> times breed nostalgia for Mao)
> 
> 
> 
>   Tapi kan bisa bahasa Jawa atau Bali...
>   Sudah pastilah bukan orang Cina Tiongkok menyamar jadi Tionghoa Indonesia.
> 
>   Wasalam.
> 
>   
> 
> 
> - Original Message - 
> From: agoeng_...@... 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> Sent: Friday, May 15, 2009 2:56 AM
> Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough 
> times breed nostalgia for Mao)
> 
> 
> Kalo ga bisa bahasa indo n bahasa daerah bukan dianggep WNI? Di lampung 
> daerah transmigran2 lama yg agak dalam banyak lho org tua keturunan jawa n 
> bali yg ga bisa bahasa indo n lampung, so mereka ga dianggap wni n anak 
> cucunya juga pen yeludup semua donk. Hehhehe 
> 
> .
>  
> 
> 
> 
> 
>   
> 
> 
> --
> 
> 
> 
>   No virus found in this incoming message.
>   Checked by AVG - www.avg.com 
>   Version: 8.5.329 / Virus Database: 270.12.30/2115 - Release Date: 05/14/09 
> 17:54:00
>




Re: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough times breed nostalgia for Mao)

2009-05-16 Thread zhoufy
Miming  dulu banyak yg menggunakan paspor indo palsu untuk masuk ke negara 
lain, dulu ke amrik dan ausi. Krn kalau langsung dr rrt sering dicurigai, 
maklum jumlah pencari kerja dr rrt ke luar negeri sangat banyak. Tapi minat 
mereka terutama adalah eropa dan amerika. Indonesia bukan tujuan utama, maklum 
gajinya rendah, bahkan lebih rendah dari kota2 pesisir timur rrt. Paling 
teknisi, koki, guru atau penyanyi yg punya keahlian khusus yg mau datang 
kesini. Akhir2 ini malah banyak pedagang yg buka usaha di indo, mereka2 ini 
jelas masuk secara legal.

 Para pelacurlah. Dan sekarang yg datang justru

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "ardian_c" 

Date: Sat, 16 May 2009 14:05:12 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough times breed 
nostalgia for Mao)


ada satu faktor yg barangkali bikin org2 rrt berbondong2 mo coba bikin passport 
negara lain, kebetulan ini kejadian nimpa temen dari Guangzhou dan kebetulan WN 
RRT asli alias bukan import.

Waktu itu saya sama temen dari Guangzhou, yg satunya itu modie disini plus 1 
anak Indonesia ditambah WN RRT mau berkunjung ke Thailand menemui bbrp 
pemerhati budaya yg berdomisili di Thailand.
Kita2 ini yg passport warna hijau gak masalah mau ke Thailand, soalnya sesama 
ASEAN free visa, tapi yg dari Tiongkok itu ditahan di imigrasi bandara Baiyun 
dgn alasan tidak ada visa Thailand, walau Air Asia tulis jela2 bahwa VISA ON 
ARRIVAL berlaku utk pemegang passport RRT tapi kawan saya itu TIDAK LOLOS dari 
BANDARA BAIYUN, akhirnya tiket pesawat hangus dan kehilangan kesempatan bertemu 
dgn kawan di Thailand.

Memang kita mesti akuin bahwa WNI tidak memerlukan visa terutama di negara 
ASEAN.

Apa ini faktor yg membuat mrk WN RRT berbondong2 membuat passport Indonesia ?
Rasanya di Singapore gak gampang membuat passport bodong.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh"  
wrote:
>
> Wah, debat kusir nih! Cape deh...
> Coba baca lagi thread diskusi ini dari awalnya dengan baik-baik dan cermat.
> Kita samasekali nggak lagi ngomongin teknik pembuktian WNI!
> 
> Kita lagi ngomongin teknik mergokin Cina Tiongkok yang mau secara gelap jadi 
> penduduk lokal degan menyamar jadi Tionghoa Indonesia.
> 
> Wasalam.
> 
> 
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: agoeng_...@... 
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Sent: Saturday, May 16, 2009 3:25 AM
>   Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough 
> times breed nostalgia for Mao)
> 
> 
>   Hehehe ente kan blg bahasa daerah so pasti bahasa setempat donk, klo bukan 
> bahasa ibu yg dimaksud, klo bahasa ibu mah semua tenglang yg dateng dr 
> daratan juga bisa tuh bahasa daerah masing2 kok. Org jawa/ bali yg pindah ke 
> lampung dianggep langsung wni? Bukti mereka wni apa? Org hakka yg turun 
> menurun di singkawang n pedalaman ga bisa bahasa dayak bukan wni? Kayaknya 
> double standar deh. Btw yg nentui orrg ini wni apa bukan sapa seh? Caranya 
> gemana yah? Ditanyain satu2? Waktu taon 45 indo merdeka disensus setiap org 
> mau jadi wni apa engga getu? Atau langsung dianggap aja klo yg semua ada di 
> indo waktu itu otomatis wni? Trus kok bisa2 langsung maksa org jawa, batak, 
> ambon, sunda bahwa mereka itu wni? Emangnya dah pasti mereka mau getu? 
> 
> 
> 
> --
>   From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
>   Date: Fri, 15 May 2009 17 :03:39 +0700
>   To: 
>   Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough 
> times breed nostalgia for Mao)
> 
> 
> 
>   Tapi kan bisa bahasa Jawa atau Bali...
>   Sudah pastilah bukan orang Cina Tiongkok menyamar jadi Tionghoa Indonesia.
> 
>   Wasalam.
> 
>   
> 
> 
> - Original Message - 
> From: agoeng_...@... 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> Sent: Friday, May 15, 2009 2:56 AM
> Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough 
> times breed nostalgia for Mao)
> 
> 
> Kalo ga bisa bahasa indo n bahasa daerah bukan dianggep WNI? Di lampung 
> daerah transmigran2 lama yg agak dalam banyak lho org tua keturunan jawa n 
> bali yg ga bisa bahasa indo n lampung, so mereka ga dianggap wni n anak 
> cucunya juga pen yeludup semua donk. Hehhehe 
> 
> .
>  
> 
> 
> 
> 
>   
> 
> 
> --
> 
> 
> 
>   No virus found in this incoming message.
>   Checked by AVG - www.avg.com 
>   Version: 8.5.329 / Virus Database: 270.12.30/2115 - Release Date: 05/14/09 
> 17:54:00
>





Re: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough times breed nostalgia for Mao)

2009-05-16 Thread agoeng_set
Hehehe mungkin cara pandangnya yg beda kalo kita2 disini seh ngeliat bahasan 
awal itu. wNA yg mau nepu imigrasi untuk buat paspor n kebetulan itu dr etnis 
tionghoa. Bukan ngeliat seperti anda yg langsung nuduh klo org2 tiongkok penuh 
tipu daya buat jd wni, sehingga langsung dibahas etnisnya hrs dicegah masuk. 
Mungkin anda blom pernah baca artikel bahwa passport indo itu skrg sangat 
berharga, org2 dr tim teng, asia tengah atau pun selatan banyak yg nyeludup ke 
indo n berupaya dapetin passport indo agar mereka bisa lanjutkan perjalanan ke 
oz or negara laennya. So plz deh jgn apa2 lsg judge ke etnis tionghoanya. 
Jelas2 yg diungkit ma ully ttg penipu utk dpr passport yg kebetulan tionghoa, 
eh anda malah fokus ke tionghoanya, tp klo kita2 fokus ke cara2 aneh buat 
buktiin wni. Krn jaka sembung stop ah disini.   
-Original Message-
From: "Akhmad Bukhari Saleh" 

Date: Sat, 16 May 2009 14:28:02 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough times 
breed nostalgia for Mao)


Wah, debat kusir nih! Cape deh...
Coba baca lagi thread diskusi ini dari awalnya dengan baik-baik dan cermat.
Kita samasekali nggak lagi ngomongin teknik pembuktian WNI!

Kita lagi ngomongin teknik mergokin Cina Tiongkok yang mau secara gelap jadi 
penduduk lokal degan menyamar jadi Tionghoa Indonesia.

Wasalam.




  - Original Message - 
  From: agoeng_...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, May 16, 2009 3:25 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough times 
breed nostalgia for Mao)


  Hehehe ente kan blg bahasa daerah so pasti bahasa setempat donk, klo bukan 
bahasa ibu yg dimaksud, klo bahasa ibu mah semua tenglang yg dateng dr daratan 
juga bisa tuh bahasa daerah masing2 kok. Org jawa/ bali yg pindah ke lampung 
dianggep langsung wni? Bukti mereka wni apa? Org hakka yg turun menurun di 
singkawang n pedalaman ga bisa bahasa dayak bukan wni? Kayaknya double standar 
deh. Btw yg nentui orrg ini wni apa bukan sapa seh? Caranya gemana yah? 
Ditanyain satu2? Waktu taon 45 indo merdeka disensus setiap org mau jadi wni 
apa engga getu? Atau langsung dianggap aja klo yg semua ada di indo waktu itu 
otomatis wni? Trus kok bisa2 langsung maksa org jawa, batak, ambon, sunda bahwa 
mereka itu wni? Emangnya dah pasti mereka mau getu? 



--
  From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
  Date: Fri, 15 May 2009 17 :03:39 +0700
  To: 
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough times 
breed nostalgia for Mao)



  Tapi kan bisa bahasa Jawa atau Bali...
  Sudah pastilah bukan orang Cina Tiongkok menyamar jadi Tionghoa Indonesia.

  Wasalam.

  


- Original Message - 
From: agoeng_...@yahoo.com 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Friday, May 15, 2009 2:56 AM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Basa Asli Penduduk Asli? (Was: Tough 
times breed nostalgia for Mao)


Kalo ga bisa bahasa indo n bahasa daerah bukan dianggep WNI? Di lampung 
daerah transmigran2 lama yg agak dalam banyak lho org tua keturunan jawa n bali 
yg ga bisa bahasa indo n lampung, so mereka ga dianggap wni n anak cucunya juga 
pen yeludup semua donk. Hehhehe 

.
 




  


--



  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG - www.avg.com 
  Version: 8.5.329 / Virus Database: 270.12.30/2115 - Release Date: 05/14/09 
17:54:00



Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?

2009-05-16 Thread Liquid Yahoo
Kalo di bilang kerusuhan May di tujukan ke ras TiongHua, saya kurang setuju, 
Kalo di tujukan ke strata sosial orang kaya, saya setuju.

Di tempat saya mayoritas pemillik toko adalah non tionghua, 14 may 98 menulis 
di tokonya "muslim pribumi", tetep aje di daerah tertentu toko2 itu jarah, ga 
perduli muslim, ga perduli pribumi, ada yang mulai coba jarah, semua ikut2an.

Malahan di bukit duri puteran, kelurahan bukit duri, Jakarta-Selatan, banyak 
toko terbakar, ntah milik "muslim pribumi" ataupun "tionghua", tapi ada satu 
toko yang di bela mati oleh penduduk sekitar, baik perempuan, anak muda, orang 
tua, semua berjejer di depan toko itu untuk melindungi, dan toko itu aman dari 
amukan massa.

Knapa hanya satu yang di perhatikan & di lindungi? Pemilik toko tersebut sangat 
baik & peduli terhadap penduduk sekitar yang miskin, suka nyumbang

Pemilik toko yang di lindungi oleh penduduk situ adalah milik TIONGHUA, 
keluarga saya kenal pemilik toko itu.

Jika dilihat hanya rasisnya, ya emang banyak yang TiongHua karena mayoritas 
pedagang itu kan TiongHua, saya sendiri mendengar koq orang bercerita bagaimana 
dia membakar & menjarah cina-cina, ya emang kesempatan bagi segelintir orang 
yang anti cina untuk melampiaskan kekesalan mereka terhadap etnis tionghua.

Soal pemerkosaan, saya ada temen kuliah di Untar, yang sodaranya di perkosa 
secara beramai-ramai di depan tokonya, sampe sekarang satu keluarga pindah ke 
Taiwan. Qurban pemerkosaan itu sampai 2 taon lalu yang saya dengar masih "GILA".

Bisakah orang gila bikin laporan pemerkosaan? Bisakah orang gila menuntut 
secara hukum? Siapa yang percaya dengan ucapan & kesaksian orang gila walaupun 
dia jadi gila karena di perkosa secara beramai-ramai???

Kasus May 98 tidak bisa masuk agenda HAM di Belanda karena tidak terbukti bahwa 
peristiwa itu adalah kasus rasial, lagian mereka tidak lagi percaya ama 
TiongHua Indonesia yang suka melebih-lebihkan cerita & mendramatisir cerita 
tanpa suatu bukti, apalagi sebagian tionghua itu menjadikan kasus may 98 ini 
sebagai keuntungan untuk mendapatkan suaka di luar negri, padahal mereka bukan 
qurban.

Apalagi sejak kasus Hans Gouw di amerika yang justru menjadikan peristiwa may 
98 untuk mencari uang, akhirnya kalangan international tidak percaya ama 
tionghua indonesia karena ulah segelintir tionghua yang mencari keuntungan di 
atas penderitaan orang laen, ga perduli apakah itu satu etnis atau bukan, yang 
penting Cuaannn



  - Original Message - 
  From: TEd Poernomo 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, 16 May, 2009 10:51
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?




Benar sekali, kerusuhan Mei ditujukan kepada ras chinese. Pemerkosaan 
masal itu memang biadab direncanakan dan dilakukan oleh bukan org awam, tetapi 
org ABRI, kayak yang terjadi di Timor.


Justru karena yang melakukan org tentara sendiri, menunjukkan 
kebobrokan dan kebiadaban org2x tersebut.


Saya nggak ngikuti kasus pembunuhan Munir itu sampe dimana, apakah 
lembaga HAM telah mencekal otak nya atau cuman kambing hitam saja seperti 
biasanya, dan apakah kasus ini telah jadi perhatian pengadilan HAM di Eropa?


Kenapa kasus perkosaan dan pembunuhan Mei tidak juga masuk agenda HAM 
di Belanda, anybody knows?

--- On Fri, 5/15/09, zho...@yahoo.com  wrote:


  From: zho...@yahoo.com 
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - 
Kapan Ada Keadilan untuk Korban?
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Date: Friday, May 15, 2009, 7:29 PM


  Bagaimana menjelaskaskan kalau wilayah kerusuhan mayoritas di kawasan 
pecinan? Ingat! Bukan hanya di centra2 ekonomi, tapi juga kawasan perumahan 
milik tionghoa, terutama yg agak minor, krn kawasan elite sanggup bayar 
keamanan. 
  Untuk pemetaan wilayah kerusuhan,tim Ui bahkan telah membuat analogi 
wilayah kerusuhan dng data agama penduduknya!
  Pak Abs melihat tidak wajah2 cina yg berjibun di airport untuk siap 
ngungsi keluar negeri? Apa mereka semua paranoid?
  Mengapa tionghoa2 hrs dikawal pribumi untuk keluar rumah? Apakah 
mereka paranoid?
  Aksi kerusuhan berbau rasialis tdk hanya sekali ini terjadi, semasa 
saya hidup di solo saja telah terjadi 4x. Termasuk Mei itu. Salah satunya 
adalah kerusuhan anti arab, di kawasan arab, saat itu orang tionghoanya tenang2 
sajakok, ini membuktikan, org tionghoa bisa membedakan mereka sasaran atau 
tidak.


  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT



--
  From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
  Date: Sat, 16 May 2009 02:11:42 +0700
  To: 
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - 
Kapan Ada Keadilan untuk Korban?


   

  Sebetulnya Wiranto dan Prabowo bukan penanggungjawa

[budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?

2009-05-16 Thread hoey_hin
Kita harus melihat latar belakang sampai terjadinya kerusuhan rasial.
Kerusuhan berbau rasial di Indonesia ini, rata-rata semua ada
hubungannya dengan penguasa dan sering kali orang Tionghua yang menjadi
sasaran, karena posisinya yang lemah. Pada masa itu rakyat ingin
menggulingkan pemerintah berkuasa, karena sudah tidak terbendung lagi,
kemudian ada sekelompok orang yang sengaja membelokan energi masa
menjadi kerusuhan rasial. Itulah politik, jadi orang tionghua Indonesia
ini sebenarnya kan korban politik saja, sedangkan para perusuh itu
sebenarnya sekelompok orang yang berpendidikan rendah, tidak berbudaya &
tidak bermoral sehingga mereka gampang dihasut sana-sini, keadaan yg
seperti inilah yg dimanfaatkan provokator yg rasis & serakah itu, mereka
laku di Indonesia karena tingkat pendidikan rakyat kita yg rendah.

Orang terlahir ke dunia ini tidak ada yg bisa memilih mau dilahirkan
kapan, jadi suku apa, di rumah orang kaya / miskin. yang terpenting
adalah bagaimana kita menggenapi kehidupan yang kita terima ini agar
menjadi penuh makna dan arti baik bagi diri sendiri maupun orang2
disekitar kita. kalau diri kita ada sifat kedengkian itu hanya akan
melukai diri sendiri saja, toh kita hidup di dunia ini tidak sendirian,
kita juga tidak bisa hidup sendiri. kenapa kita tidak memilih menjadi
orang yang mengejar keharmonisan bersama, daripada mengejar menangnya
sendiri. Saya melihat orang2 Pribumi & Tionghua dari jaman dulu sejak
orang Tionghua pertama kali datang untuk berdagang sampe sekarang ngga
ada masalah apa2, dalam hubungan sosial sehari-hari mereka bisa hidup
berdampingan, kalau ada masalah 1/2 wajarlah tapi tidak ada hubungannya
dg rasis.

Mengenai isu kesenjangan sosial, sebenarnya banyak  juga orang Tionghua
Indonesia yg hidup miskin ngga kalah miskinnya dg org2 Pribumi yg
miskin, cuma yg byk diliat yang kayanya aja kali / kulitnya lebih putih
jadi keliatan kaya org kaya. Orang kaya / miskin mana ada hubungannya sm
ras??? orang2  yg tekun kerja keras, ulet, berpendidikan itu yg baru
bisa hidup layak. kalo banyak toko2/pedagang org Tionghua, mgkn itu
sudah turun temurun / ngga ada jalan lain lg krn jd pegawai negeri jg
ngga bisa.

Mengenai isu nasionalis, jangan salah karena sejak jaman dulu banyak
orang Tionghua yg berjuang utk Indonesia, dan jaman sekarang banyak
orang Tionghua Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia di luar
negeri, kalo tidak nasionalis udah pada pindah keluar negeri kali.
Justru sebenarnya para provokator itu yg tidak ada nasionalisnya, bikin
nama Indonesia jadi buruk diluaran, karena saya di luar negeri kalo
ditanya dari Indonesia, yang yang paling terkenal itu bukannya yg baik,
tapi kerusuhan 98 itu. mungkin kalo ada investor yang mau tanam modal di
Indo berpikir 100 kali dulu, padahal produksi di Indo murah bener,
sumber daya melimpah lg, dan saya perhatikan orang luar itu mereka
berkesan berhati-hati sama org Indo. Coba pikir efeknya luar biasa kan.


Mengenai korban kerusuhan mana ada si orang yg sudah kena bencana, terus
masih cari celaka pula. mereka rata-rata diem, kalo ada yg punya duit
mereka pindah ke luar negeri. Ini bisa jadi karena mereka takut diteror
atau malu kalau orang lain tau, karena ini menyangkut masa depannya.
cobalah kita belajar berpikir dari cara pandang orang lain, semakin
banyak sudut yg kita lihat, semakin jelaslah persoalan.

Menurut saya yang terpenting sekarang bukan menyalah-benarkan siapa2,
tetapi kalo kita memang  peduli sama bangsa kita adalah bagaimana supaya
kejadian seperti ini tidak terjadi lagi di bumi kita ini,  mungkin tidak
usah lihat yg terlalu jauh dulu, tetapi dimulai dari  diri sendiri &
lingkungan kita masing-masing.


Salam Kebajikan.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh"
 wrote:
>
> Budi-heng jangan ngeles bawa-bawa komnas ini-itu donk!
> Berbagai komnas adalah lembaga negara yang akuntabel, kalau mereka
punya bukti, sudah menjadi tugas mereka memproses alat bukti itu menjadi
alat tuduhan, tanpa disuruh-suruh Budi-heng atau pun saya.
> Jadi ajakan membawa saya ke komnas-komnas cuma "joko sembung bawa
golok" saja!
>
> Daripada coba-coba ngeles secara lempar batu sembunyi tangan begitu,
jantan sajalah mencoba menjawab pertanyaan saya.
> Saya tidak tanya macam-macam koq. Hanya satu nama saja...
>
> Jadi arah diskusi kita bisa makin mengerucut.
> Ini kita perlukan karena pertanyaan yang seperti saya ajukan itu sudah
11 tahun 'menggantung di langit' saja, tanpa jawaban.
> Jadi kalau dijawab ngeles-ngeles lagi, mohon maaf, saya tidak
tanggapi.
>
> Wasalam.
>
> 
>
>
>   - Original Message -
>   From: budi anto
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
>   Sent: Saturday, May 16, 2009 2:46 AM
>   Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 -
Kapan Ada Keadilan untuk Korban?
>
>
>
>   betul itu bang zhoufy, seharusnya saat itu mereka sebagai pimpinan
tinggi ABRI harus bisa mengambil tindakan
>   nyatanya keparat2 kemana?
>   Bu

Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?

2009-05-16 Thread Robby Wirdja
Terlepas dari pembahasannya , saya lebih tertarik gaya whatsoever gambit
yang ahmad heng peragakan ...

langkah lanjutannya , sebaiknya budi heng meniru nyokapnya tiobuki ,
membisikkan langsung terhadap ahmad heng , just bisik2 ,

ntar biar ahmad heng yang di perebutkan oleh datuk2 persilatan karena
dianggap memiliki info bernilai tinggi ini
cuman beratnya taktik kek gini , budi musti senasib sama nyokapnya tiobuki



2009/5/15 Akhmad Bukhari Saleh 

>
>
> Pasangan capres-cawapres JK-Boediono yang menjadi lawan dua jenderal yang
> disebut Zhou-heng, sanggup bayar tinggi, tinggi sekali, untuk info Budi-heng
> itu!!
>
> Kalau Budi-heng tidak berani terbuka, saya siap mengantarkan Budi-heng
> menyampaikan diam-diam info berharga tinggi itu kepada mereka! Ha ha ha...
>
> Wasalam.
>
> ---
>
>
> - Original Message -
> *From:* budi anto 
> *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
> *Sent:* Friday, May 15, 2009 8:12 PM
> *Subject:* Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan
> Ada Keadilan untuk Korban?
>
>   wah itu cine gublo ,nga tau sejarah ya
> mereka mentang2 keluarganya nga ada yang kena jadi korban perkosaan jadinya
> mendukung mereka,
>
>
>  --
> *From:* "agoeng_...@yahoo.com" 
> *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
> *Sent:* Friday, May 15, 2009 8:08:54 PM
> *Subject:* Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan
> Ada Keadilan untuk Korban?
>
>  Lebih ironis lg, banyak para " tokoh" tenglang berlomba2 dukung mendukung
> mereka bahkan dengan bangganya ikut promosi n cari dukungan dr tenglang
> laennya. Td di detik ada forum pemuda indo yg dukung JK-win, salah satu
> unsurnya disebut pemuda tionghoa.
>
> --
> *From*: zho...@yahoo. com
> *Date*: Fri, 15 May 2009 10:52:24 +
> *To*: 
> *Subject*: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan
> Ada Keadilan untuk Korban?
>
>  Dua jendral yg seharusnya paling bertanggung jawab sekarang telah menjadi
> cawapres!
> Ironi demokrasi..
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> --
> *From*: "sunny"
> *Date*: Fri, 15 May 2009 11:13:31 +0200
> *To*: 
> *Subject*: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada
> Keadilan untuk Korban?
>
>  Jawa Pos
>
>  Rabu, 13 Mei 2009 ]
>
>
> *Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998*
> *Kapan Ada Keadilan untuk Korban?*
>
> Oleh : Mustofa Liem
>
> Para korban dan keluarganya pasti belum bisa melupakan Tragedi 13-15 Mei
> 1998 di Jakarta. Meski sudah 11 tahun berlalu, tragedi itu tetap menjadi
> misteri yang menyisakan elegi bagi para korbannya.
>
> Memang keberadaan negeri ini sudah lama kehilangan makna. Bagi para korban
> HAM, negara sudah lama absen. Ketika tragedi kelabu itu terjadi, tangisan,
> teriakan, dan jeritan frustrasi para korban tidak pernah didengar oleh
> negara, oleh pemerintah waktu itu, pemerintah yang menyusulnya kemudian
> sampai pemerintah di era sekarang.
>
> Memang sudah dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berdasarkan UU No
> 39/1999 tentang HAM dan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Menurut
> Komnas HAM, telah terjadi perkosaan secara masal, sistematis, biadab, dan
> keji terhadap para wanita etnis Tionghoa di tengah kerusuhan 13-15 Mei 1998
> di Jakarta. Pemerintah Habibie juga sudah membentuk Tim Perlindungan Wanita
> terhadap Kekerasan, juga ada Tim Gabungan Pencari Fakta yang dibentuk pada
> 23 Juli 1998. Rekomendasi kedua tim tersebut tidak pernah ditindaklanjuti.
> Jadi, sampai sekarang para pelaku Tragedi Mei itu tak satu pun yang
> ditangkap atau diadili.
>
> *Komnas HAM Tak Berdaya*
>
> Komnas HAM yang dulu atau sekarang telah berupaya memanggil para mantan
> jenderal yang dianggap mengetahui atau bertanggung jawab atas beberapa kasus
> pelanggaran HAM masa lalu, tapi pemanggilan itu selalu gagal. Polemik antara
> para mantan jenderal dan Komnas HAM pun tak terelakkan. Semisal Menhan
> Juwono Sudarsono malah balik "menggugat" kewenangan hukum Komnas HAM.
>
> Pernyataan Menhan (yang mewakili pemerintah) menunjukkan bahwa sesungguhnya
> komitmen pemerintah menegakkan HAM masih kecil, sementara iklim politik
> masih didominasi spirit anti-HAM. Padahal, pengungkapan kasus pelanggaran
> berat HAM yang terjadi di tanah air seperti "Tragedi Mei 1998" memerlukan
> komitmen dari pemerintah. Tanpa ada komitmen dan good will langsung dari
> presiden ,kasus tersebut bakal terkubur.
>
> Para pelanggar HAM, apalagi dari kalangan militer, sudah bisa dipastikan
> akan menolak dituduh sebagai penanggung jawab pelanggaran HAM dengan beragam
> argumentasi dan rasionalisasi. Mereka akan mengatakan bahwa kesalahan
> terletak bukan pada diri mereka.
>
> Yang menyedihkan justru ada rasionalisasi bahwa para korban HAM dalam
> peristiwa 13-15 Mei 1998 itu tidak pernah ada, karena tidak pernah bisa
> dibuktikan. Apalagi, jika dikaitkan dengan perundang-undangan 

Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?

2009-05-16 Thread agoeng_set
Hasil TGPF mei selalu ditolak n rekomendasinya selalu mentah kecuali kalo 
disesuaiin dulu ma keiinginan penguasa n parlemen. Yah mana bakal ada hasil yg 
nyata n benar secara resmi klo udah diatur begitu.  
-Original Message-
From: Robby Wirdja 

Date: Sun, 17 May 2009 01:15:14 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?


Terlepas dari pembahasannya , saya lebih tertarik gaya whatsoever gambit
yang ahmad heng peragakan ...

langkah lanjutannya , sebaiknya budi heng meniru nyokapnya tiobuki ,
membisikkan langsung terhadap ahmad heng , just bisik2 ,

ntar biar ahmad heng yang di perebutkan oleh datuk2 persilatan karena
dianggap memiliki info bernilai tinggi ini
cuman beratnya taktik kek gini , budi musti senasib sama nyokapnya tiobuki



2009/5/15 Akhmad Bukhari Saleh 

>
>
> Pasangan capres-cawapres JK-Boediono yang menjadi lawan dua jenderal yang
> disebut Zhou-heng, sanggup bayar tinggi, tinggi sekali, untuk info Budi-heng
> itu!!
>
> Kalau Budi-heng tidak berani terbuka, saya siap mengantarkan Budi-heng
> menyampaikan diam-diam info berharga tinggi itu kepada mereka! Ha ha ha...
>
> Wasalam.
>
> ---
>
>
> - Original Message -
> *From:* budi anto 
> *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
> *Sent:* Friday, May 15, 2009 8:12 PM
> *Subject:* Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan
> Ada Keadilan untuk Korban?
>
>   wah itu cine gublo ,nga tau sejarah ya
> mereka mentang2 keluarganya nga ada yang kena jadi korban perkosaan jadinya
> mendukung mereka,
>
>
>  --
> *From:* "agoeng_...@yahoo.com" 
> *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
> *Sent:* Friday, May 15, 2009 8:08:54 PM
> *Subject:* Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan
> Ada Keadilan untuk Korban?
>
>  Lebih ironis lg, banyak para " tokoh" tenglang berlomba2 dukung mendukung
> mereka bahkan dengan bangganya ikut promosi n cari dukungan dr tenglang
> laennya. Td di detik ada forum pemuda indo yg dukung JK-win, salah satu
> unsurnya disebut pemuda tionghoa.
>
> --
> *From*: zho...@yahoo. com
> *Date*: Fri, 15 May 2009 10:52:24 +
> *To*: 
> *Subject*: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan
> Ada Keadilan untuk Korban?
>
>  Dua jendral yg seharusnya paling bertanggung jawab sekarang telah menjadi
> cawapres!
> Ironi demokrasi..
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> --
> *From*: "sunny"
> *Date*: Fri, 15 May 2009 11:13:31 +0200
> *To*: 
> *Subject*: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada
> Keadilan untuk Korban?
>
>  Jawa Pos
>
>  Rabu, 13 Mei 2009 ]
>
>
> *Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998*
> *Kapan Ada Keadilan untuk Korban?*
>
> Oleh : Mustofa Liem
>
> Para korban dan keluarganya pasti belum bisa melupakan Tragedi 13-15 Mei
> 1998 di Jakarta. Meski sudah 11 tahun berlalu, tragedi itu tetap menjadi
> misteri yang menyisakan elegi bagi para korbannya.
>
> Memang keberadaan negeri ini sudah lama kehilangan makna. Bagi para korban
> HAM, negara sudah lama absen. Ketika tragedi kelabu itu terjadi, tangisan,
> teriakan, dan jeritan frustrasi para korban tidak pernah didengar oleh
> negara, oleh pemerintah waktu itu, pemerintah yang menyusulnya kemudian
> sampai pemerintah di era sekarang.
>
> Memang sudah dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berdasarkan UU No
> 39/1999 tentang HAM dan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Menurut
> Komnas HAM, telah terjadi perkosaan secara masal, sistematis, biadab, dan
> keji terhadap para wanita etnis Tionghoa di tengah kerusuhan 13-15 Mei 1998
> di Jakarta. Pemerintah Habibie juga sudah membentuk Tim Perlindungan Wanita
> terhadap Kekerasan, juga ada Tim Gabungan Pencari Fakta yang dibentuk pada
> 23 Juli 1998. Rekomendasi kedua tim tersebut tidak pernah ditindaklanjuti.
> Jadi, sampai sekarang para pelaku Tragedi Mei itu tak satu pun yang
> ditangkap atau diadili.
>
> *Komnas HAM Tak Berdaya*
>
> Komnas HAM yang dulu atau sekarang telah berupaya memanggil para mantan
> jenderal yang dianggap mengetahui atau bertanggung jawab atas beberapa kasus
> pelanggaran HAM masa lalu, tapi pemanggilan itu selalu gagal. Polemik antara
> para mantan jenderal dan Komnas HAM pun tak terelakkan. Semisal Menhan
> Juwono Sudarsono malah balik "menggugat" kewenangan hukum Komnas HAM.
>
> Pernyataan Menhan (yang mewakili pemerintah) menunjukkan bahwa sesungguhnya
> komitmen pemerintah menegakkan HAM masih kecil, sementara iklim politik
> masih didominasi spirit anti-HAM. Padahal, pengungkapan kasus pelanggaran
> berat HAM yang terjadi di tanah air seperti "Tragedi Mei 1998" memerlukan
> komitmen dari pemerintah. Tanpa ada komitmen dan good will langsung dari
> presiden ,kasus tersebut bakal terkubur.
>
> Para pelanggar HAM, apalagi dari kalangan militer, sudah bisa dipast

Kenapa Lambat? (Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?)

2009-05-16 Thread Akhmad Bukhari Saleh
Kalau seseorang posting ke milis yahoogroups, termasuk milis budaya tionghoa 
ini, rata-rata diperlukan waktu antara 2 sampai 4 menit sejak posting itu 
dikirimsampai posting itu muncul termuat di milis.

Tetapi posting saya memerlukan waktu jauh, jauh lebih lama. Rata-rata 5,5 jam 
sejak saya mengirim posting ke milis budaya tionghoa ini, sampai posting saya 
itu muncul di milis ini.
Kira-kira mengapa ya hal itu terjadi?

Tetapi hal yang sama, kelambatan waktu posting sampai 5,5 jam ini, tidak 
terjadi kalau saya posting ke semua milis-milis yahoogroups yang lain yang saya 
juga member-nya. Ada sekitar 30 milis-milis itu.
Kira-kira mengapa ya?

Salahsatu kemungkinan adalah saya masuk 'daftar cekal' moderator milis ini. Dan 
karena moderator semua sibuk, seperti kata moderator Yongde sianseng, maka 
posting saya itu harus menunggu berjam-jam sebelum ada moderator yang punya 
waktu untuk sempat memoderasi saya, dan lalu mengijinkan munculnya posting saya.

Perkiraan seperti ini yang sementara ini kelihatannya paling masuk akal, kalau 
dilihat circumstances-nya.
Namun demikian, saya masih tidak percaya akan kebenarannya...

Wasalam.
- - - - - - - -
PS: Posting ini dikirim tanggal 17 Mei 2009 jam 03:40.
  Coba kita lihat, jam berapa nanti mnculnya di milis...

---

  - Original Message - 
  From: Akhmad Bukhari Saleh 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, May 16, 2009 2:43 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan 
Ada Keadilan untuk Korban?



  Klaim Andreas-heng memang masih dubious.

  Prabowo pasti tidak ada dalam daftar tangkap lembaga internasional apa pun. 
Dia terlibat soal penculikan aktivis, dan karena itu dia dipecat dari tentara. 
Tetapi itu urusan dalam negeri Indonesia, tidak ada hubungannya dengan negara 
lain ataupun UN.
  Nyatanya, sebelum aktif urusan pemilu bulan-bulan terakhir ini di Indonesia, 
dia lebih banyak menghabiskan waktunya di luar negeri untuk kepentingan 
bisnisnya. Dan pergi ke mana juga tidak ada masalah.

  Wiranto pernah masuk daftar tersangka dalam urusan Timtim. Tetapi itu daftar 
tersangka di Indonesia. Dalam daftar tangkap UN, apalagi The Hague Court, tidak 
pernah ada.
  Namun sejak ada lembaga kebenaran gabungan Indonesia Timtim, justru pihak 
Timtim yang minta urusan itu dianggap selesai. Sehingga Wiranto, walaupun dia 
jarang pergi ke luarnegeri, dia juga bebas pergi ke mana saja.
  Memang ada perubahan besar di Timtim sendiri. Mereka sekarang cenderung 
menjauhi Australia, merasa tertipu soal minyak di Timor gap. Sebaliknya makin 
merapat ke Indonesia, karena makin sangat butuh, tanpa Indonesia, sudah lama di 
Timtim tidak ada listrik dan BBM.

  Wasalam.. 

  


Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?

2009-05-16 Thread budi anto
yah bung ABS kan minta di sebutkan buktinya 
yang ngeles itu skr sapa coba , tanya deh satu milis ini, juga ada yang baru 
posting refrection mei 98 kok
itu aza sudah banyak bukti nya, jangan ngeles kiri kanan deh






From: Akhmad Bukhari Saleh 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, May 16, 2009 4:12:06 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 -  Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?





Budi-heng jangan ngeles bawa-bawa komnas ini-itu 
donk!
Berbagai komnas adalah lembaga negara yang 
akuntabel, kalau mereka punya bukti, sudah menjadi tugas mereka memproses alat 
bukti itu menjadi alat tuduhan, tanpa disuruh-suruh Budi-heng atau pun 
saya.
Jadi ajakan membawa saya 
ke komnas-komnas cuma "joko sembung bawa golok" saja!
 
Daripada coba-coba ngeles secara lempar batu 
sembunyi tangan begitu, jantan sajalah mencoba menjawab pertanyaan 
saya.
Saya tidak tanya macam-macam koq. Hanya satu 
nama saja...
 
Jadi arah diskusi kita bisa makin 
mengerucut.
Ini kita perlukan karena pertanyaan yang seperti 
saya ajukan itu sudah 11 tahun 'menggantung di langit' saja, tanpa 
jawaban.
Jadi kalau dijawab ngeles-ngeles lagi, mohon 
maaf, saya tidak tanggapi.
 
Wasalam.
 
 - - - - 
 
 
- Original Message - 
From: budi anto 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Saturday, May 16, 2009 2:46 
AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi  Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?

betul itu bang zhoufy, seharusnya saat itu mereka sebagai pimpinan tinggi  ABRI 
harus bisa mengambil tindakan 
nyatanya keparat2 kemana? 
Bung ABS  mau buktinya? silahkan ke komnas HAM perempuan, kalo bener2 anda 
berjiwa  nasionalis saya akan bawa anda ke komnas HAM perempuan, banyak kok 
data2 di  sana?

kalo bung ABS tidak tau tempatnya di mana , saya bersedia  mengantarkan ke 
tempatnya langsung, nah tantangan anda sudah saya jawab,  silahkan di 
tindaklanjuti, jangan asbun saja

baru2 ini juga artikel2  ttg mei 98 yang di posting ke milis ini beberapa hari 
yang lalu silahkan di  cek, komnas HAM aza nga berdaya menyeret panglima2 
tersebut apalagi  ente?





 From: "zho...@yahoo. com"  
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Saturday, May 16, 2009 12:25:16  AM
Subject: Re:  [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk  Korban?


Saat itu, Dua jenderal ini adalah pejabat yg paling berwewenang dlm  pengamanan 
ibukota. Tapi tak berbuat apa2. Kemungkinannya hanya 2: tidak mampu  atau 
sengaja membiarkannya. 
Adakah kemungkinan lain???

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

 From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
Date: Fri, 15 May 2009 21:05:06  +0700
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei  1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?

Untuk klarifikasi mendampingi kata  "gublok" itu, bisakah Budi-heng 
menyebut satu nama, satu saja, tidak perlu  10, apalagi 100, nama mereka yang 
keluarganya KENA jadi korban  perkosaan??
 
Pasangan capres-cawapres JK-Boediono yang  menjadi lawan dua jenderal yang 
disebut Zhou-heng, sanggup bayar tinggi,  tinggi sekali, untuk info Budi-heng 
itu!!
 
Kalau Budi-heng tidak berani terbuka, saya  siap mengantarkan Budi-heng 
menyampaikan diam-diam info berharga tinggi itu  kepada mereka! Ha ha ha...
 
Wasalam.
 
 - - -  
 
-  Original Message - 
From: budi anto 
To: budaya_tionghua@  yahoogroups. com 
Sent: Friday, May 15, 2009 8:12 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan  untuk Korban?

wah itu cine gublokk  kk ,nga tau sejarah  ya 
mereka mentang2 keluarganya nga ada yang kena jadi korban perkosaan  jadinya 
mendukung mereka,






 From: "agoeng_set@ yahoo.com" 
To: budaya_tionghua@  yahoogroups. com
Sent: Friday, May 15, 2009 8:08:54 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi  Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?


Lebih ironis lg, banyak para " tokoh" tenglang berlomba2 dukung mendukung  
mereka bahkan dengan bangganya ikut promosi n cari dukungan dr tenglang  
laennya. Td di detik ada forum pemuda indo yg dukung JK-win, salah satu  
unsurnya disebut pemuda tionghoa. 

 From: zho...@yahoo. com
Date: Fri, 15 May 2009 10:52:24  +
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei  1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?

Dua jendral yg seharusnya paling bertanggung jawab sekarang telah menjadi  
cawapres! 
Ironi demokrasi..

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

 From: "sunny" 
Date: Fri, 15 May 2009 11:13:31  +0200
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei  1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?

Jawa Pos
 
 Rabu, 13 Mei 2009 ] 
 
 
Refl

Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?

2009-05-16 Thread budi anto
gpp dah drpd tong kosong nyaring bunyi
ngaku nya kenal pejabat rupanya mo memeras...
pake acara ngeles kiri kanan lage :-"





From: Robby Wirdja 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sunday, May 17, 2009 2:15:14 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada  
Keadilan untuk Korban?





Terlepas dari pembahasannya , saya lebih tertarik gaya whatsoever gambit yang 
ahmad heng peragakan ...

langkah lanjutannya , sebaiknya budi heng meniru nyokapnya tiobuki , 
membisikkan langsung terhadap ahmad heng , just bisik2 , 

ntar biar ahmad heng yang di perebutkan oleh datuk2 persilatan karena dianggap 
memiliki info bernilai tinggi ini 
cuman beratnya taktik kek gini , budi musti senasib sama nyokapnya tiobuki 




2009/5/15 Akhmad Bukhari Saleh 



 
Pasangan capres-cawapres JK-Boediono yang 
menjadi lawan dua jenderal yang disebut Zhou-heng, sanggup bayar tinggi, 
tinggi sekali, untuk info Budi-heng itu!!
 
Kalau Budi-heng tidak berani terbuka, saya siap 
mengantarkan Budi-heng menyampaikan diam-diam info berharga tinggi itu kepada 
mereka! Ha ha ha...
 
Wasalam.
 
 - - - 
 
- Original Message - 
From: budi anto 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Friday, May 15, 2009 8:12 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi  Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?

wah itu cine gublokk  kk ,nga tau  sejarah ya 
mereka mentang2 keluarganya nga ada yang kena jadi korban perkosaan  jadinya 
mendukung mereka,






 From: "agoeng_...@yahoo. com" 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Friday, May 15, 2009 8:08:54  PM
Subject: Re:  [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk  Korban?


Lebih ironis lg, banyak para " tokoh" tenglang berlomba2 dukung mendukung  
mereka bahkan dengan bangganya ikut promosi n cari dukungan dr tenglang  
laennya. Td di detik ada forum pemuda indo yg dukung JK-win, salah satu  
unsurnya disebut pemuda tionghoa. 

 From: zho...@yahoo. com
Date: Fri, 15 May 2009 10:52:24  +
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei  1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?

Dua jendral yg seharusnya paling bertanggung jawab sekarang telah menjadi  
cawapres! 
Ironi demokrasi..

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

 From: "sunny" 
Date: Fri, 15 May 2009 11:13:31  +0200
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Refleksi Tragedi 13-15 Mei  1998 - Kapan Ada 
Keadilan untuk Korban?

Jawa Pos
 
 Rabu, 13 Mei 2009 ] 
 
 
Refleksi  Tragedi 13-15 Mei 1998 
Kapan Ada Keadilan untuk  Korban? 

Oleh : Mustofa  Liem

Para korban dan keluarganya pasti belum bisa melupakan Tragedi  13-15 Mei 1998 
di Jakarta. Meski sudah 11 tahun berlalu, tragedi itu tetap  menjadi misteri 
yang menyisakan elegi bagi para korbannya.

Memang  keberadaan negeri ini sudah lama kehilangan makna. Bagi para korban 
HAM,  negara sudah lama absen. Ketika tragedi kelabu itu terjadi, tangisan,  
teriakan, dan jeritan frustrasi para korban tidak pernah didengar oleh negara,  
oleh pemerintah waktu itu, pemerintah yang menyusulnya kemudian sampai  
pemerintah di era sekarang. 

Memang sudah dibentuk Komisi Nasional Hak  Asasi Manusia berdasarkan UU No 
39/1999 tentang HAM dan UU No 26 Tahun 2000  tentang Pengadilan HAM. Menurut 
Komnas HAM, telah terjadi perkosaan secara  masal, sistematis, biadab, dan keji 
terhadap para wanita etnis Tionghoa di  tengah kerusuhan 13-15 Mei 1998 di 
Jakarta. Pemerintah Habibie juga sudah  membentuk Tim Perlindungan Wanita 
terhadap Kekerasan, juga ada Tim Gabungan  Pencari Fakta yang dibentuk pada 23 
Juli 1998. Rekomendasi kedua tim tersebut  tidak pernah ditindaklanjuti. Jadi, 
sampai sekarang para pelaku Tragedi Mei  itu tak satu pun yang ditangkap atau 
diadili.

Komnas HAM Tak  Berdaya 

Komnas HAM yang dulu atau sekarang telah berupaya  memanggil para mantan 
jenderal yang dianggap mengetahui atau bertanggung jawab  atas beberapa kasus 
pelanggaran HAM masa lalu, tapi pemanggilan itu selalu  gagal. Polemik antara 
para mantan jenderal dan Komnas HAM pun tak terelakkan.  Semisal Menhan Juwono 
Sudarsono malah balik "menggugat" kewenangan hukum  Komnas HAM.

Pernyataan Menhan (yang mewakili pemerintah) menunjukkan  bahwa sesungguhnya 
komitmen pemerintah menegakkan HAM masih kecil, sementara  iklim politik masih 
didominasi spirit anti-HAM. Padahal, pengungkapan kasus  pelanggaran berat HAM 
yang terjadi di tanah air seperti "Tragedi Mei 1998"  memerlukan komitmen dari 
pemerintah. Tanpa ada komitmen dan good will langsung  dari presiden ,kasus 
tersebut bakal terkubur.

Para pelanggar HAM,  apalagi dari kalangan militer, sudah bisa dipastikan akan 
menolak dituduh  sebagai penanggung jawab pelanggaran HAM dengan beragam 
argumentasi dan  rasionalisasi. Mereka akan mengat

Kenapa Lambat? (Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - K

2009-05-16 Thread Ophoeng
Bung ABS dan TTm semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Hehehe. saya yakin dugaan anda ttg moderator yang "mencekal" posting anda 
tidak benar dan sama sekali tidak berdasar. Melihat reputasi posting anda yang  
kritis dan selalu straight to the point, rasanya tidak ada alasan bagi mods 
untuk mencekal posting anda.

Dugaan saya, kelambatan itu semata masalah teknis internal yahoo. Sampai saat 
ini yahoo group yang kita lihat via website-nya, masih belum beres juga. 
Kayaknya sudah 3-4 bulan ini fungsi search pada yahoo groups tidak berjalan 
dengan normal.

Saya juga mengalami hal yang sama, posting saya agak terlambat muncul di milis. 
Baik di milis sini maupun di 2-3 milis lain. Bahkan kadang saya merasa posting 
saya itu tidak termuat, sehingga saya kadang menekan tombol 'send' 2-3 kali, 
dan akhirnya posting saya yang sama itu bisa muncul 2-3 kali. Pernah bahkan 
sampai lewat 8 jam, muncul lagi posting yang sama, yang saya kirim justru 
sebelumnya.

Begitu saja saya kira.

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng
BSD City, Tangerang Selatan

PS: Menurut kalender pada kompi saya, posting anda di bawah ini muncul pada 
pukul 04:41 - agak ambat, memang.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh"  
wrote:

Kalau seseorang posting ke milis yahoogroups, termasuk milis budaya tionghoa 
ini, rata-rata diperlukan waktu antara 2 sampai 4 menit sejak posting itu 
dikirimsampai posting itu muncul termuat di milis.
 
Tetapi posting saya memerlukan waktu jauh, jauh lebih lama. Rata-rata 5,5 jam 
sejak saya mengirim posting ke milis budaya tionghoa ini, sampai posting saya 
itu muncul di milis ini.
Kira-kira mengapa ya hal itu terjadi?
 
Tetapi hal yang sama, kelambatan waktu posting sampai 5,5 jam ini, tidak 
terjadi kalau saya posting ke semua milis-milis yahoogroups yang lain yang saya 
juga member-nya. Ada sekitar 30 milis-milis itu.
Kira-kira mengapa ya?
 
Salahsatu kemungkinan adalah saya masuk 'daftar cekal' moderator milis ini. Dan 
karena moderator semua sibuk, seperti kata moderator Yongde sianseng, maka 
posting saya itu harus menunggu berjam-jam sebelum ada moderator yang punya 
waktu untuk sempat memoderasi saya, dan lalu mengijinkan munculnya posting saya.
 
Perkiraan seperti ini yang sementara ini kelihatannya paling masuk akal, kalau 
dilihat circumstances-nya.
Namun demikian, saya masih tidak percaya akan kebenarannya...
 
Wasalam.
- - - - - - - -
PS: Posting ini dikirim tanggal 17 Mei 2009 jam 03:40.
   Coba kita lihat, jam berapa nanti mnculnya di milis...
 




[budaya_tionghua] Tim-tim Memang Dilema?

2009-05-16 Thread Ophoeng
Bung ABS dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Saya pindah thread, ingin ikut nimbrung soal Tim-tim yang disinggung Bung ABS.

Tim-tim itu kayaknya memang dilema. Kalau tak salah ketika terjadi pergolakan 
di dalam negeri mereka (masih Timor Portugis) tahun 1976, ada 3 partai utama 
yang bertikai. UDT, Apodeti dan Fretilin, kalau tak salah. Saya lupa persisnya 
yang mana, tapi di antara 3 partai besar itu, ada satu yang berkiblat ke arah 
gabung dengan Indonesia (dengan dukungan biaya AS?), yang satu mayu merdeka dan 
berdiri sendiri, dan satu lagi maunya tetap gabung dengan Portugis.

Sebetulnya pertikaian di antara mereka merupakan urusan dalam negeri. Terjadi 
perang saudara aka perang sipil (agak aneh ya sebutannya koq jadi 'perang 
sipil' - sipil itu pan tidak bersenjata api, sedang hansip - pertahanan sipil, 
paling bersenjatakan pentungan saja), kebetulan saja letak geografis Timor 
Portugis berada di dalam satu pulau dengan Timor Indonesia. Satu bagian kecil 
terpisah bahkan masuk ke dalam wilayah Timor Indonesia. Jadi, waktu itu, atas 
'anjuran' PD - Pulisi Dunia, lantas ditiupkan isyu seolah Fretilin adalah 
Partai Komunis, dan pemerintah Orba mendapat 'mandat' untuk menumpas komunis 
(Fretilin), maka militer Indonesia masuk ke sana.

Waktu itu, konon kabarnya tentara yang dikirim ke Timtim banyak yang tidak tahu 
akan ditugaskan ke mana. Malam masuk kapal, pagi tahu-tahu bangun tidur sudah 
ada di Dili. Kebanyakan yang berangkat adalah tentara baru yang kurang 
pengalaman - bahkan mungkin baru pertama kali ikut bertempur yang sesungguhnya. 
Jadi, kabarnya lagi banyak juga yang menjadi kurban 'snipper' gerilya Fretilin. 
 Ada legenda yang menceritakan bahwa tentara RI yang masuk pedalaman, melihat 
sapi-sapi berkeliaran bebas di padang rumput lantas hendak menangkapinya. 
Mereka tidak sadar bahwa di balik punggung sapi bergelayutan tentara Fretiln 
yang langsung menembaki tentara RI.

Seperti halnya pada perang Vietnam tentara AS yang berangkat juga masih 
muda-muda, wajib militer. Jadi mereka 'terpaksa' masuk Vietnam dengan tujuan 
yang tidak jelas. Sementara tentara Vietcong tentunya punya misi dan visi dan 
motivasi jelas: mempertahankan tanah airnya. Begitu juga dengan tentara 
Fretilin, mereka tentu merasa Indonesia adalah agresor. Lepas dari tujuan 
'mulia'nya mendapat 'mandat'(?) dari AS.

Tentu saja di samping misi militer penumpasan komunis ke Timtim, ada 'misi 
dagang' mengumpulkan hasil bumi produk asli Timtim: kopi dan kayu cendana, dan 
memasok keperluan sembako bagi rakyat. Ini dilaksanakan oleh satu badan usaha 
swasta yang mendapat 'mandat' dari militer, mendapat konsesi tunggal berdagang 
di sana. Kopi Timtim (Ermera) merupkan satu produk andalan mereka. Waktu itu, 
kalau anda berjalan-jalan sore hari, aroma kopi yang dipanggang akan menghablur 
ke udara di kota Dili. Orang minum air kupi di Dili, seperti kita minum teh di 
Indonesia. Anda bertamu, yang menjadi suguhan adalah air kupi. Dibuat tanpa 
campuran subalan apa-apa, murni dari biji kupi. Bukan cuma sekedar kopi-kopian 
yang ampang hambar seperti kopi instant itu.

Setelah Dili dikuasai RI sekalipun, 1977, tentara RI masih sering diganggu 
gerilyawan yang sulit dibedakan ketika siang hari. Mereka berbaur dengan rakyat 
biasa. Lha, memang penampakan mereka semua sama, orang-orang Timor asli, 
campuran dengan Portugis atau dengan Afrika. Dulu, katanya Timor Portugis itu 
sama nasibnya seperti Australia, jadi koloni tempat pembuangan orang-orang yang 
bertentangan dengan pemerintah dan (sorry) kriminal. jadi penduduk asli sudah 
berbaur dengan pendatang asing itu.

Di Dili, saat itu banyak anak-anak perempuan yang sengaja dipotong pendek 
rambutnya, mirip anak-anak lelaki. Tujuannya supaya terhindar dari pelecehan 
secara seksual oleh tentara kedua belah pihak, katanya. Entah mengapa, kayaknya 
dalam peperngan, ada suatu 'pembenaran' bahwa rakyat di pihak lawan boleh 
dilecehkan, khususnya wanita. Mungkin jaman sekarang sih, anak-anak lelaki juga 
tak akan luput dari pelecehan seksual ya. Jaman sudah berubah, jadi arah 
seksual pun  tidak lagi cuma terhadap lawan jenis.

Bahasa yang dipakai di Dili pada waktu itu adalah Portugis, Inggris, Tetum dan 
tentu saja basa Indonesia. Dalam perdaganga, grosir dan eceran, basa yang 
dipakai adalah basa Tionghua, khususnya dialek Kheq. Karena mayoritas saudagar 
berasal dari etnis Tionghua golongan Kheq. Tokoh utama yang cukup menonjol 
adalah Lay Kian Fun dan Yap Kong Su. Yang berpendidikan tinggi biasanya bisa 
berbasa Portugis dan Inggris, dan Tetum. Ketika 'pecah' perang, biasalah, cuma 
orang kaya yang bisa mengungsi. Mereka mengungsikan anak-anak dan wanita 
terlebih dulu, kebanyakan ke Australia, yang lebih dekat.

Kayaknya, Indonesia 'membangun' Timtim itu mendapat bantuan dana dari AS juga. 
Dan, ketika Pak Harto sudah tidak diperlukan lagi, lantas AS menghendaki supaya 
Indonesia melepaskan Timtim. Jadi, mestinya sih Pak Habibie tidak bisa 
dipersalahkan atas 'lepas'n

[budaya_tionghua] Capsaicim Sebagai Antiseptik. (Was: Bumbu 'Brani')

2009-05-16 Thread Ophoeng
Bung Jimmy Tanaya dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Terima kasih atas respon anda. Mari kita lanjut dikit soal si cabe nan pedes 
ini.

Gosipnya makanan pedas bisa mengusir bakteri? Ini bukan cuma gosip, tapi memang 
kenyataan. Cabe mengandung capsaicim, ini zat yang menimbulkan efek panas dan 
'terbakar' - istilah kita 'pedas'. Kayaknya zat capsaicim inilah yang 
menimbulkan juga efek antiseptik. 

Waktu saya kecil, tinggal di rumah engkong yang tukang kayu. Suka ikut mainan 
bor gesek (seperti menggesek alat musik Tiongkok), sekali waktu kurang 
hati-hati, kaki tertusuk mata bor. nenek saya secara spontan memborehi luka 
kecil itu dengan cabe, panas sedikit, tapi memang tidak menimbulkan infeksi.

Koyo cabe itu jelas memakai capsicum sebagai 'pemanas'nya. 

Capsaicim pada cabe, sebenanrnya sebagai upaya pertahanan diri agar tidak 
dimangsa hewan pemakan buah-buahan. Kalau dimakan habis, tentu saja keturunan 
mereka tidak lagi bisa hidup. Padahal mah mereka juga perlu hewan untuk 
menyebarkan biji-biji untuk tumbuh. Dan, biji cabe termasuk yang cukup keras, 
sehingga tidak gampang dicerna perut hewan. Seperti biji kopi yang tidak habis 
dicerna perut luwak, sehingga keluar lagi bersama sekresi melalui 'pintu 
belakang'. Yang kemudian ternyata jadi biji kopi langka dan mahal harganya. 
Sebab dipercaya luwak cuma memilih biji kopi yang masak pohon, ditambah 
terkontaminasi enzim dalam perut luak, sehingga kopi 'produksi' luwak itu 
terrasa lebih nikmat dan. bergengsi, sebab sangat langka sekarang dan... 
mahal!

Tapi, konon efek pedas, panas dan terbakar dari capsaicim yang banyak terdapat 
pada biji dan tangkai bijinya itu, tidak ngaruh sama sekali pada burung 
seumumnya. Jadi bagi burung sih tidak terasa pedas sama sekali, dengan lahapnya 
si burung menyantap buah cabe untuk kemudian, seperti luak juga: menebarkan 
bijinya di tempat lain supaya bisa ada harapan si cabe terus berkembang biak di 
tempat lain.

Untuk jelasnya, sila baca saja link berikut ini: 
http://en.wikipedia.org/wiki/Capsicum

Tentang sebutan hot dan spicy bagi bule, cukup rancu juga. Sebab spicy bisa 
juga berarti berbumbu rempah, tidak mesti pedas. Memang sih banyak juga rempah 
yang masuk golongan pepedasan seperti: lada, cengkeh, jahe, andaliman (huaciao, 
red pepper, sicuan pepper). Anadliman atau huaciao ini, sebenanrnya sih bukan 
pedas dalam arti identik seperti lada pedasnya. Istilah Huayu-nya adalah 
'ma-la'. ma - kebas, la - pedas. Tapi justru 'ma'nya yang lebih menonjol. Kalau 
anda merasakan andaliman dengan lidah anda, atau bibir anda tersentuh olehnya, 
maka lidah atau bibir anda akan terasa kebas, seperti kalau anda hendak dicabut 
gigi dan diberi bius lokal begitu.

Bule memang agak kikuk dalam memberi istilah bagi rasa bumbu dan rempah 
'oriental'. Sebab buat mereka bumbu rempah itu merupakan 'alien' - benda asing, 
bukan benda yang mereka temukan sehari-hari waktu masih kecil dulu-dulunya. 
Mereka kenal bumbu rempah tropis Asia pan dari importir saudagar rempah jaman 
VOC dulu. Seperti contohnya, walau mereka sudah biasa terpapar oleh krim, keju 
yang buat kita 'gurih', mereka cuma bilang itu 'savory'. Mereka tidak tahu 
apakah padanan kata untuk 'gurih' yang kita namai untuk santan.  Medmbayangkan 
rasa 'gurih' ajah susah bagi mereka. Sebab mungkin saja tidak ada referensi di 
dalam memori database CPU mereka toh?

Benar bahwa orang bule 'menonjolkan' rasa asli bahan makanan, jadi mereka 
cenderung hanya pakai bumbu dasar: garam dan lada (salt & pepper) yang biasanya 
juga cuma ditarok di tempat taburnya di atas meja. Bisa jadi mereka memang 
pecinta alami, ndak suka neko-neko pake aneka bumbu. 

Tapi, bisa saja karena bumbu rempah itu barang impor yang perlu perjuangan 
mendapatkannya (VOC mesti minta bantuan tenatara Belanda untuk menjaga aset 
properti perkebunannya di Nusantara toh), jadi barang impor tsb dijual dengan 
harga mahal. Jadi tentu saja mereka mesti berhemat devisa, makan steak cukup 
dengan bumbu lada dan garam saja, supaya ndak menghamburkan devisa untuk 
rempah-rempah. Lagipula, daging itu secara alami sudah mengandunggi zat seperti 
MSG, yang gurih, jadi memang mereka punya alasan untuk tidak lagi menambahkan 
banyak bumbu rempah. 

Orang kita, karena tongkat kayu dan batu dilempar saja jadi tanaman, rempah 
bumbu tumbuh begitu saja di halaman rumah, jadi bolehlah bebas seenak udel 
menebar bumbu apa saja dan aneka rempah ke dalam masakan kita, lha tinggal 
metik di kebun atau minta tanaman pagar rumah sebelah, jeh! 

Apalagi setelah kompeni menanam tanaman aneka rempah dan bumbu untuk tujuan 
ekspor secara besar-besaran, yang BS - bekas sortir itu mau dilempar ke mana? 
Juga, kalau sampai masyarakat terbiasa makan bumbu rempah banyak, mereka pan 
bisa jadi 'captive market' para tauke mandor kebun yang dapat jatah upah berupa 
in natura. Seperti contoh pabrik roko BAT dan pabrik gula di jawa, mereka sudah 
menanam saham untuk supaya pegawai dan keluarganya menjadi 'captive market' 

[budaya_tionghua] Re: Mayor Tionghua di Batavia

2009-05-16 Thread dipodipo
Jadi Be Kwat Koen memiliki anak yang bernama al. Be Soen Nio dan Be Hien Nio. 
Meskipun kakak beradik tetapi nama tengah mereka tidak sama, tetapi malah nama 
akhirnya yang sama2 memakai Nio.

Yang ingin saya tanyakan, apakah pada anak perempuan memang tidak ada nama yang 
menunjukan generasi ? Juga pemakaian Nio pada nama anak perempuan, apakah kata 
Nio memiliki makna khusus?

Hal ni menarik untuk saya pribadi, karena kedua nenek dan ibu saya juga memakai 
akhiran Nio semua. Nenek dari pihak ayah dan juga ibu saya, malah memakai nama 
belanda untuk nama tengahnya. Mohon pencerahan para loocianpwee.

Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, raharjo irawan  
wrote:
>
> Ha Haa saya bukan budiman koq. Biasa saja... sering berbuat 
> kejahatan, pembunuhanpun ( meski cuma baru berani bunuh nyamuk dan semut 
> ) sering saya lakukan.
>  
> Kalau ingin tahu banyak tentang Be Kwat Koen, ada tokoh teman kita yang 
> sangat mendalami bidang ini yaitu saudara Steve Haryono yang sekarang berada 
> di Xiamen untuk seminar internasional mengenai Tionghoa.
>  
> Saya tahu sedikit tentang Be Kwat Koen, karena putrinya yang bernama Be Soen 
> Nio itu merupakan tokoh wanita Tionghoa di Semarang hingga tahun 1960-an. Be 
> Soen Nio lah yang membidani pendirian Rumah Sakit Tiong Hoa Ie Wan ( 1920-an 
> ) yang sekarang menjelma menjadi Rumah Sakit ( standar internasional ? ) 
> Telogorejo, RumahSakit rujukan di Jawa Tengah. Selan itu beliau selama 
> bertahun-tahun menjadi ketua dari Fu Nv Hui Semarang ( Perkumpulan Wanita 
> Semarang ) yang begitu legendaris.
>  
> Be Soen Nio menikah dengan Goei Ing Hong ( mati muda ) seorang kaya.
>  
> Be Kwat Koen mempunyai hubungan baik sekali dengan kesultanan di Solo. Beliau 
> tampaknya ( karena belum ada bukti tertulis ) adalah keponakan dari De Majoor 
> Titulair der Chineezen Be Biauw Tjoan dari Semarang yang begitu terkenal. 
> Saya hanya meraba-raba saja, karena anaknya Be Biauw Tjoan juga memakai nama 
> Be Kwat ( yang terkenal Be Kwat Yoe ).
>  
> Be Kwat Koen meninggal dunia tanggal 16 Agustus 1945, makamnya ada 
> yangmengatakan di Solo namun ada yang mengatakan di Salatiga.
>  
> Anak Be Kwat Koen yang bernama Be Hien Nio menikah dengan anak konglomerat 
> Oei Tiong Ham yang bernama Oei Tjong Hauw.
>  
> Salam,
> Irawan R
>  
>  
>  
> 
> 
> --- On Fri, 15/5/09, Purnama Sucipto Gunawan  wrote:
> 
> 
> From: Purnama Sucipto Gunawan 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Mayor Tionghua di Batavia
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Friday, 15 May, 2009, 9:26 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Pak irawan yang budiman boleh saya tau detailnya sejarah beliau.
> Untuk generasi muda Tionghoa agar bisa menghargai sejarah bangsa kita. Banyak 
> sekali generasi kita tuh tidak mengatahui bahwa suku tionghoa juga pernah 
> memberikan kontribusi kepada bangsa kita. Agar nantinya banyaknya generasi - 
> generasi baru suku Tionghoa yang mau turut serta membangun negeri ini.
> 
> Makasih
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Chen Gui Xin  
> wrote:
> >
> > Uupsss pak Irawan hebat, salut saya..
> > 
> > Salam,
> > Chen Gui Xin
> > 
> > 2009/5/14 F, W Nainggolan 
> > 
> > >
> > >
> > > Pak Irawan,
> > > Terimakasih untuk informasinya, berarti salah yah bukan di batavia tapi di
> > > Solo.
> > > Selamat sore
> > >
> > >
> > > --- On *Wed, 5/13/09, raharjo irawan * wrote:
> > >
> > >
> > > From: raharjo irawan 
> > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Mayor Tionghua di Batavia
> > > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > > Date: Wednesday, May 13, 2009, 11:48 PM
> > >
> > > Semarang, 14-05-2009.
> > >
> > >
> > > Ini foto de majoor der chineezen Be Kwat Koen dari Solo yang meninggal
> > > dunia tepat 1 hari sebelum Indonesia merdeka.
> > >
> > > Salam,
> > > Irawan R
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > --- On *Thu, 14/5/09, F, W Nainggolan * wrote:
> > >
> > >
> > > From: F, W Nainggolan 
> > > Subject: [budaya_tionghua] Mayor Tionghua di Batavia [1 Attachment]
> > > To: "Milis BT" 
> > > Date: Thursday, 14 May, 2009, 12:16 PM
> > >
> > > Salam BT'ers,
> > >
> > > Mungkin ada yang tahu siapakah Mayor tionghua di photo ini. Bordiran emas
> > > pada baju jasnya cukup keren, kemudian di dada sebelah kiri ada disematkan
> > > tanda jasa, ia juga memakai arloji (watch-chain) , celananya ada strip
> > > putih-seperti seragam tentara. Lalu di atas meja ada sebuah topi yang
> > > menandakan ia seorang administratur penting gubernemen.
> > >
> > > Terimakasih.
> > >
> > > Fry
> > >
> > >
> > >
> > > 
> > >
> > 
> > 
> > 
> > -- 
> > Aut Inveniam Viam Aut Vaciam
> >
>




Kenapa Lambat? (Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - K

2009-05-16 Thread dipodipo
Kalau tidak salah ingat beberapa waktu yang lalu pernah ada rencana pertarungan 
makan antara Ophoeng dan Tan Lookay ya. Apakah urusan tantang menantang ini 
sudah dibereskan ? atau kedua pihak yang berseteru masih sibuk melatih ilmunya, 
dan mencari dukungan jagoan lain ?

Karena kalau belum saya bersedia membantu menjadi saksi pertarungan ini.

Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ophoeng"  wrote:
>
> Bung ABS dan TTm semuah,
> 
> Hai, apakabar? Sudah makan?
> 
> Hehehe. saya yakin dugaan anda ttg moderator yang "mencekal" posting anda 
> tidak benar dan sama sekali tidak berdasar. Melihat reputasi posting anda 
> yang  kritis dan selalu straight to the point, rasanya tidak ada alasan bagi 
> mods untuk mencekal posting anda.
> 
> Dugaan saya, kelambatan itu semata masalah teknis internal yahoo. Sampai saat 
> ini yahoo group yang kita lihat via website-nya, masih belum beres juga. 
> Kayaknya sudah 3-4 bulan ini fungsi search pada yahoo groups tidak berjalan 
> dengan normal.
> 
> Saya juga mengalami hal yang sama, posting saya agak terlambat muncul di 
> milis. Baik di milis sini maupun di 2-3 milis lain. Bahkan kadang saya merasa 
> posting saya itu tidak termuat, sehingga saya kadang menekan tombol 'send' 
> 2-3 kali, dan akhirnya posting saya yang sama itu bisa muncul 2-3 kali. 
> Pernah bahkan sampai lewat 8 jam, muncul lagi posting yang sama, yang saya 
> kirim justru sebelumnya.
> 
> Begitu saja saya kira.
> 
> Salam makan enak dan sehat,
> Ophoeng
> BSD City, Tangerang Selatan
> 
> PS: Menurut kalender pada kompi saya, posting anda di bawah ini muncul pada 
> pukul 04:41 - agak ambat, memang.
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh"  
> wrote:
> 
> Kalau seseorang posting ke milis yahoogroups, termasuk milis budaya tionghoa 
> ini, rata-rata diperlukan waktu antara 2 sampai 4 menit sejak posting itu 
> dikirimsampai posting itu muncul termuat di milis.
>  
> Tetapi posting saya memerlukan waktu jauh, jauh lebih lama. Rata-rata 5,5 jam 
> sejak saya mengirim posting ke milis budaya tionghoa ini, sampai posting saya 
> itu muncul di milis ini.
> Kira-kira mengapa ya hal itu terjadi?
>  
> Tetapi hal yang sama, kelambatan waktu posting sampai 5,5 jam ini, tidak 
> terjadi kalau saya posting ke semua milis-milis yahoogroups yang lain yang 
> saya juga member-nya. Ada sekitar 30 milis-milis itu.
> Kira-kira mengapa ya?
>  
> Salahsatu kemungkinan adalah saya masuk 'daftar cekal' moderator milis ini. 
> Dan karena moderator semua sibuk, seperti kata moderator Yongde sianseng, 
> maka posting saya itu harus menunggu berjam-jam sebelum ada moderator yang 
> punya waktu untuk sempat memoderasi saya, dan lalu mengijinkan munculnya 
> posting saya.
>  
> Perkiraan seperti ini yang sementara ini kelihatannya paling masuk akal, 
> kalau dilihat circumstances-nya.
> Namun demikian, saya masih tidak percaya akan kebenarannya...
>  
> Wasalam.
> - - - - - - - -
> PS: Posting ini dikirim tanggal 17 Mei 2009 jam 03:40.
>Coba kita lihat, jam berapa nanti mnculnya di milis...
>




Re: Kenapa Lambat? (Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - K

2009-05-16 Thread Dr. Irawan
postingan saya juga tidak masuk.

2009/5/16 Ophoeng 

> Bung ABS dan TTm semuah,
>
> Hai, apakabar? Sudah makan?
>
> Hehehe. saya yakin dugaan anda ttg moderator yang "mencekal" posting
> anda tidak benar dan sama sekali tidak berdasar. Melihat reputasi posting
> anda yang  kritis dan selalu straight to the point, rasanya tidak ada alasan
> bagi mods untuk mencekal posting anda.
>
> Dugaan saya, kelambatan itu semata masalah teknis internal yahoo. Sampai
> saat ini yahoo group yang kita lihat via website-nya, masih belum beres
> juga. Kayaknya sudah 3-4 bulan ini fungsi search pada yahoo groups tidak
> berjalan dengan normal.
>
> Saya juga mengalami hal yang sama, posting saya agak terlambat muncul di
> milis. Baik di milis sini maupun di 2-3 milis lain. Bahkan kadang saya
> merasa posting saya itu tidak termuat, sehingga saya kadang menekan tombol
> 'send' 2-3 kali, dan akhirnya posting saya yang sama itu bisa muncul 2-3
> kali. Pernah bahkan sampai lewat 8 jam, muncul lagi posting yang sama, yang
> saya kirim justru sebelumnya.
>
> Begitu saja saya kira.
>
> Salam makan enak dan sehat,
> Ophoeng
> BSD City, Tangerang Selatan
>
> PS: Menurut kalender pada kompi saya, posting anda di bawah ini muncul pada
> pukul 04:41 - agak ambat, memang.
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh" 
> wrote:
>
> Kalau seseorang posting ke milis yahoogroups, termasuk milis budaya
> tionghoa ini, rata-rata diperlukan waktu antara 2 sampai 4 menit sejak
> posting itu dikirimsampai posting itu muncul termuat di milis.
>
> Tetapi posting saya memerlukan waktu jauh, jauh lebih lama. Rata-rata 5,5
> jam sejak saya mengirim posting ke milis budaya tionghoa ini, sampai posting
> saya itu muncul di milis ini.
> Kira-kira mengapa ya hal itu terjadi?
>
> Tetapi hal yang sama, kelambatan waktu posting sampai 5,5 jam ini, tidak
> terjadi kalau saya posting ke semua milis-milis yahoogroups yang lain yang
> saya juga member-nya. Ada sekitar 30 milis-milis itu.
> Kira-kira mengapa ya?
>
> Salahsatu kemungkinan adalah saya masuk 'daftar cekal' moderator milis ini.
> Dan karena moderator semua sibuk, seperti kata moderator Yongde sianseng,
> maka posting saya itu harus menunggu berjam-jam sebelum ada moderator yang
> punya waktu untuk sempat memoderasi saya, dan lalu mengijinkan munculnya
> posting saya.
>
> Perkiraan seperti ini yang sementara ini kelihatannya paling masuk akal,
> kalau dilihat circumstances-nya.
> Namun demikian, saya masih tidak percaya akan kebenarannya...
>
> Wasalam.
> - - - - - - - -
> PS: Posting ini dikirim tanggal 17 Mei 2009 jam 03:40.
>   Coba kita lihat, jam berapa nanti mnculnya di milis...
>
>
>
>
>
> 
>
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
>
> .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
>
> .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
>
> .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


-- 
Dr. Irawan
(626) 335-9833


[budaya_tionghua] Bisik2 antara Tojo dan Hitler

2009-05-16 Thread ardian_c
alkisah Tojo dan Hitler berkirim surat ria membahas bagaimana mrk membawa 
bangsanya menuju kejayaan.
Hitler menyarankan Tojo agar menggunakan issue RAS biar rakyat pada umumnya 
tidak melihat masalah yg sesungguhnya terbenam didalam kondisi negara yg carut 
marut. Hitler menggunakan issue ras utk menutup kegagalan Jerman di PD I ( 
padahal Jerman waktu PD 1 belon bener2 kalahlar ).
Tojo menolak keras saran Hitler, Tojo bersabda huehehe "Lu enak di Jerman ada 
kaum minoritas yg bisa lu jadiin kambing item, jg lu bisa tereak ras Aria yg 
murni, babat kaum gipsi segala macem. Lha gw di Jepang mo babat sape ? suku 
Ainu ??"

Jadilah si Jepang menggunakan issue ASIA RAYA membebaskan bangsa2 Asia dari 
cengkraman penjajahan barat.

Puluhan tahun berlalu, tetep bangsa2 didunia dijajah sama barat huehehehehehehe 
tapi gak tau pada nyadar gak seh ?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hoey_hin"  wrote:
>
> Kita harus melihat latar belakang sampai terjadinya kerusuhan rasial.
> Kerusuhan berbau rasial di Indonesia ini, rata-rata semua ada
> hubungannya dengan penguasa dan sering kali orang Tionghua yang menjadi
> sasaran, karena posisinya yang lemah. Pada masa itu rakyat ingin
> menggulingkan pemerintah berkuasa, karena sudah tidak terbendung lagi,
> kemudian ada sekelompok orang yang sengaja membelokan energi masa
> menjadi kerusuhan rasial. Itulah politik, jadi orang tionghua Indonesia
> ini sebenarnya kan korban politik saja, sedangkan para perusuh itu
> sebenarnya sekelompok orang yang berpendidikan rendah, tidak berbudaya &
> tidak bermoral sehingga mereka gampang dihasut sana-sini, keadaan yg
> seperti inilah yg dimanfaatkan provokator yg rasis & serakah itu, mereka
> laku di Indonesia karena tingkat pendidikan rakyat kita yg rendah.
> 
> Orang terlahir ke dunia ini tidak ada yg bisa memilih mau dilahirkan
> kapan, jadi suku apa, di rumah orang kaya / miskin. yang terpenting
> adalah bagaimana kita menggenapi kehidupan yang kita terima ini agar
> menjadi penuh makna dan arti baik bagi diri sendiri maupun orang2
> disekitar kita. kalau diri kita ada sifat kedengkian itu hanya akan
> melukai diri sendiri saja, toh kita hidup di dunia ini tidak sendirian,
> kita juga tidak bisa hidup sendiri. kenapa kita tidak memilih menjadi
> orang yang mengejar keharmonisan bersama, daripada mengejar menangnya
> sendiri. Saya melihat orang2 Pribumi & Tionghua dari jaman dulu sejak
> orang Tionghua pertama kali datang untuk berdagang sampe sekarang ngga
> ada masalah apa2, dalam hubungan sosial sehari-hari mereka bisa hidup
> berdampingan, kalau ada masalah 1/2 wajarlah tapi tidak ada hubungannya
> dg rasis.
> 
> Mengenai isu kesenjangan sosial, sebenarnya banyak  juga orang Tionghua
> Indonesia yg hidup miskin ngga kalah miskinnya dg org2 Pribumi yg
> miskin, cuma yg byk diliat yang kayanya aja kali / kulitnya lebih putih
> jadi keliatan kaya org kaya. Orang kaya / miskin mana ada hubungannya sm
> ras??? orang2  yg tekun kerja keras, ulet, berpendidikan itu yg baru
> bisa hidup layak. kalo banyak toko2/pedagang org Tionghua, mgkn itu
> sudah turun temurun / ngga ada jalan lain lg krn jd pegawai negeri jg
> ngga bisa.
> 
> Mengenai isu nasionalis, jangan salah karena sejak jaman dulu banyak
> orang Tionghua yg berjuang utk Indonesia, dan jaman sekarang banyak
> orang Tionghua Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia di luar
> negeri, kalo tidak nasionalis udah pada pindah keluar negeri kali.
> Justru sebenarnya para provokator itu yg tidak ada nasionalisnya, bikin
> nama Indonesia jadi buruk diluaran, karena saya di luar negeri kalo
> ditanya dari Indonesia, yang yang paling terkenal itu bukannya yg baik,
> tapi kerusuhan 98 itu. mungkin kalo ada investor yang mau tanam modal di
> Indo berpikir 100 kali dulu, padahal produksi di Indo murah bener,
> sumber daya melimpah lg, dan saya perhatikan orang luar itu mereka
> berkesan berhati-hati sama org Indo. Coba pikir efeknya luar biasa kan.
> 
> 
> Mengenai korban kerusuhan mana ada si orang yg sudah kena bencana, terus
> masih cari celaka pula. mereka rata-rata diem, kalo ada yg punya duit
> mereka pindah ke luar negeri. Ini bisa jadi karena mereka takut diteror
> atau malu kalau orang lain tau, karena ini menyangkut masa depannya.
> cobalah kita belajar berpikir dari cara pandang orang lain, semakin
> banyak sudut yg kita lihat, semakin jelaslah persoalan.
> 
> Menurut saya yang terpenting sekarang bukan menyalah-benarkan siapa2,
> tetapi kalo kita memang  peduli sama bangsa kita adalah bagaimana supaya
> kejadian seperti ini tidak terjadi lagi di bumi kita ini,  mungkin tidak
> usah lihat yg terlalu jauh dulu, tetapi dimulai dari  diri sendiri &
> lingkungan kita masing-masing.
> 
> 
> Salam Kebajikan.
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh"
>  wrote:
> >
> > Budi-heng jangan ngeles bawa-bawa komnas ini-itu donk!
> > Berbagai komnas adalah lembaga negara yang akuntabel, kalau mereka
> punya bukti, sudah menjadi tugas mereka memproses al

[budaya_tionghua] CHINA CAN SAY NO plus UNHAPPY CHINA

2009-05-16 Thread ardian_c
Doeloe taon 80an ada buku yg ditulis sama Akio Morita , pendiri Sony 
Corporation, yg judulnya JAPAN CAN SAY NO !!!

Temen anjurin baca buku yg judulnya China can say no plus Unhappy China.

Waduh biar belon baca tapi kata temen isinya tentang ketidak sukaan mereka 
terhadap Amerika si biang kerok huehehehehehehehe
Salah satu penulisnya itu malah mantan pemuja Amerika.

Temen2 disini ada yg udah baca ?




RE: Kenapa Lambat? (Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?)

2009-05-16 Thread agoeng_set
Postingan g disini masuknya juga lama kok, n kalo dicekal mah engga bakal 
masuk2 atau kalo masuk pun bisa 3-4 hari atau bahkan seminggu kemudian ketika 
topiknya udah ganti arah. Di suatu milis tetangga g kena cekal gara2 dianggep 
menghina tetua terhormat padahal jelas2 g yg diumpat2 pake kata2 kasar. Hehehe 
n sampe saat ini masih dicekal tp udah mendingan, kadang 5-10 menit udah nongol 
asal ada momod yg lg nongkrong n idenya sejalan.  
-Original Message-
From: "Akhmad Bukhari Saleh" 

Date: Sun, 17 May 2009 03:41:47 
To: 
Subject: Kenapa Lambat?   (Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 
1998 -  Kapan Ada Keadilan untuk Korban?)


Kalau seseorang posting ke milis yahoogroups, termasuk milis budaya tionghoa 
ini, rata-rata diperlukan waktu antara 2 sampai 4 menit sejak posting itu 
dikirimsampai posting itu muncul termuat di milis.

Tetapi posting saya memerlukan waktu jauh, jauh lebih lama. Rata-rata 5,5 jam 
sejak saya mengirim posting ke milis budaya tionghoa ini, sampai posting saya 
itu muncul di milis ini.
Kira-kira mengapa ya hal itu terjadi?

Tetapi hal yang sama, kelambatan waktu posting sampai 5,5 jam ini, tidak 
terjadi kalau saya posting ke semua milis-milis yahoogroups yang lain yang saya 
juga member-nya. Ada sekitar 30 milis-milis itu.
Kira-kira mengapa ya?

Salahsatu kemungkinan adalah saya masuk 'daftar cekal' moderator milis ini. Dan 
karena moderator semua sibuk, seperti kata moderator Yongde sianseng, maka 
posting saya itu harus menunggu berjam-jam sebelum ada moderator yang punya 
waktu untuk sempat memoderasi saya, dan lalu mengijinkan munculnya posting saya.

Perkiraan seperti ini yang sementara ini kelihatannya paling masuk akal, kalau 
dilihat circumstances-nya.
Namun demikian, saya masih tidak percaya akan kebenarannya...

Wasalam.
- - - - - - - -
PS: Posting ini dikirim tanggal 17 Mei 2009 jam 03:40.
  Coba kita lihat, jam berapa nanti mnculnya di milis...

---

  - Original Message - 
  From: Akhmad Bukhari Saleh 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, May 16, 2009 2:43 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan 
Ada Keadilan untuk Korban?



  Klaim Andreas-heng memang masih dubious.

  Prabowo pasti tidak ada dalam daftar tangkap lembaga internasional apa pun. 
Dia terlibat soal penculikan aktivis, dan karena itu dia dipecat dari tentara. 
Tetapi itu urusan dalam negeri Indonesia, tidak ada hubungannya dengan negara 
lain ataupun UN.
  Nyatanya, sebelum aktif urusan pemilu bulan-bulan terakhir ini di Indonesia, 
dia lebih banyak menghabiskan waktunya di luar negeri untuk kepentingan 
bisnisnya. Dan pergi ke mana juga tidak ada masalah.

  Wiranto pernah masuk daftar tersangka dalam urusan Timtim. Tetapi itu daftar 
tersangka di Indonesia. Dalam daftar tangkap UN, apalagi The Hague Court, tidak 
pernah ada.
  Namun sejak ada lembaga kebenaran gabungan Indonesia Timtim, justru pihak 
Timtim yang minta urusan itu dianggap selesai. Sehingga Wiranto, walaupun dia 
jarang pergi ke luarnegeri, dia juga bebas pergi ke mana saja.
  Memang ada perubahan besar di Timtim sendiri. Mereka sekarang cenderung 
menjauhi Australia, merasa tertipu soal minyak di Timor gap. Sebaliknya makin 
merapat ke Indonesia, karena makin sangat butuh, tanpa Indonesia, sudah lama di 
Timtim tidak ada listrik dan BBM.

  Wasalam.. 

  



Re: Kenapa Lambat? (Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?)

2009-05-16 Thread Liquid Yahoo
Munculnya di outlook saia jam 
Sunday, 17 May, 2009 03:41

bedanya 1 detik om


  - Original Message - 
  From: Akhmad Bukhari Saleh 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, 17 May, 2009 03:41
  Subject: Kenapa Lambat? (Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 
1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?)





  Kalau seseorang posting ke milis yahoogroups, termasuk milis budaya tionghoa 
ini, rata-rata diperlukan waktu antara 2 sampai 4 menit sejak posting itu 
dikirimsampai posting itu muncul termuat di milis.

  Tetapi posting saya memerlukan waktu jauh, jauh lebih lama. Rata-rata 5,5 jam 
sejak saya mengirim posting ke milis budaya tionghoa ini, sampai posting saya 
itu muncul di milis ini.
  Kira-kira mengapa ya hal itu terjadi?

  Tetapi hal yang sama, kelambatan waktu posting sampai 5,5 jam ini, tidak 
terjadi kalau saya posting ke semua milis-milis yahoogroups yang lain yang saya 
juga member-nya. Ada sekitar 30 milis-milis itu.
  Kira-kira mengapa ya?

  Salahsatu kemungkinan adalah saya masuk 'daftar cekal' moderator milis ini. 
Dan karena moderator semua sibuk, seperti kata moderator Yongde sianseng, maka 
posting saya itu harus menunggu berjam-jam sebelum ada moderator yang punya 
waktu untuk sempat memoderasi saya, dan lalu mengijinkan munculnya posting saya.

  Perkiraan seperti ini yang sementara ini kelihatannya paling masuk akal, 
kalau dilihat circumstances-nya.
  Namun demikian, saya masih tidak percaya akan kebenarannya...

  Wasalam.
  - - - - - - - -
  PS: Posting ini dikirim tanggal 17 Mei 2009 jam 03:40.
Coba kita lihat, jam berapa nanti mnculnya di milis...

  ---

- Original Message - 
From: Akhmad Bukhari Saleh 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Saturday, May 16, 2009 2:43 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan 
Ada Keadilan untuk Korban?



Klaim Andreas-heng memang masih dubious.

Prabowo pasti tidak ada dalam daftar tangkap lembaga internasional apa pun. 
Dia terlibat soal penculikan aktivis, dan karena itu dia dipecat dari tentara. 
Tetapi itu urusan dalam negeri Indonesia, tidak ada hubungannya dengan negara 
lain ataupun UN.
Nyatanya, sebelum aktif urusan pemilu bulan-bulan terakhir ini di 
Indonesia, dia lebih banyak menghabiskan waktunya di luar negeri untuk 
kepentingan bisnisnya. Dan pergi ke mana juga tidak ada masalah.

Wiranto pernah masuk daftar tersangka dalam urusan Timtim. Tetapi itu 
daftar tersangka di Indonesia. Dalam daftar tangkap UN, apalagi The Hague 
Court, tidak pernah ada.
Namun sejak ada lembaga kebenaran gabungan Indonesia Timtim, justru pihak 
Timtim yang minta urusan itu dianggap selesai. Sehingga Wiranto, walaupun dia 
jarang pergi ke luarnegeri, dia juga bebas pergi ke mana saja.
Memang ada perubahan besar di Timtim sendiri. Mereka sekarang cenderung 
menjauhi Australia, merasa tertipu soal minyak di Timor gap. Sebaliknya makin 
merapat ke Indonesia, karena makin sangat butuh, tanpa Indonesia, sudah lama di 
Timtim tidak ada listrik dan BBM.

Wasalam.
.
 





  

[budaya_tionghua] Tokoh Warga Indonesia Keturunan Tionghua

2009-05-16 Thread hoey_hin
Prof Nelson Tansu, Ph.D.
Usia 25 Tahun Mengajar S-3



Dia asli orang Indonesia yang prestasinya diakui dunia internasional.
Pria kelahiran Medan 20 Oktober 1977, ini sudah meraih 11 penghargaan
dan memiliki tiga hak paten atas penemuan   risetnya. Pada usia 25
tahun ia telah berhasil meraih gelar PhD di University of  
Wisconsin, Madison, dan kemudian langsung mengajar mahasiswa S-3.



Dia menjadi profesor di universitas ternama   Amerika, Lehigh
University, Pensilvania, mengajar para mahasiswa di tingkat   master
(S-2), doktor (S-3), bahkan post doctoral Departemen Teknik Elektro
dan Komputer.



Lebih dari 84 hasil riset maupun karya tulisnya   dipublikasikan di
berbagai konferensi dan jurnal ilmiah internasional.   Sering
diundang menjadi pembicara utama di berbagai seminar, konferensi  
dan pertemuan intelektual, terutama di Washington DC.



Selain itu, dia sering datang ke berbagai kota lain di AS dan luar AS
seperti Kanada, sejumlah negara di Eropa, dan Asia. Yang mengagumkan,
sudah ada tiga penemuan ilmiahnya yang dipatenkan di AS, yakni bidang
semiconductor nanostructure optoelectronics devices dan high power  
semiconductor lasers.



Di bidang itu, ia mengembangkan teknologi yang mencakup  
semiconductor lasers, quantum well dan quantum dot lasers, quantum  
intersubband lasers, InGaAsN quantum well dan quantum dots, type-II
quantum well lasers, dan GaN/AlGaN/InGaN semiconductor  
nanostructure optoelectronic devices. Teknologi tersebut diterapkan
dalam aplikasi di bidang optical communication, biochemical  
sensors, sistem deteksi untuk senjata, dan lainnya.



Meski sudah hampir satu dekade ia berada di AS, hingga sekarang ia  
masih memegang paspor hijau berlambang garuda. Pria ganteng kelahiran
Medan, 20 Oktober 1977, ini mengaku mencintai Indonesia. Ia tidak malu
mengakui bahwa Indonesia adalah tanah kelahirannya. "Saya sangat cinta
tanah kelahiran saya. Dan saya selalu ingin melakukan yang terbaik untuk
Indonesia," katanya serius. "Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar
dan   merupakan bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa
besar lainnya.   Tentu saja jika bangsa kita terus bekerja keras,"
kata Nelson lagi.



Nelson Tansu adalah anak kedua di antara tiga bersaudara buah hati  
pasangan Iskandar Tansu dan Lily Auw yang berdomisili di Medan, Sumatera
Utara. Kedua orang tua Nelson adalah pebisnis percetakan di Medan.
Mereka   adalah lulusan universitas di Jerman. Abang Nelson, Tony
Tansu, adalah   master dari Ohio, AS. Begitu juga adiknya, Inge
Tansu, adalah lulusan Ohio   State University (OSU). Tampak jelas
bahwa Nelson memang berasal dari   lingkungan keluarga
berpendidikan.



Dalam perjalanan hidup dan karirnya, ia mengakui mendapat dukungan yang
besar dari keluarga terutama kedua orang tua dan kakeknya. "Mereka  
menanamkan mengenai pentingnya pendidikan sejak saya masih kecil
sekali,"   ujarnya.

Ketika Nelson masih SD, kedua orang tuanya sering membanding-bandingkan
Nelson dengan beberapa sepupunya yang sudah doktor. Perbandingan
tersebut   sebenarnya kurang pas. Sebab, para sepupu Nelson itu jauh
di atas usianya.   Ada yang 20 tahun lebih tua. Tapi, Nelson kecil
menganggapnya serius dan   bertekad keras mengimbangi sekaligus
melampauinya.



Waktu akhirnya menjawab imipian Nelson tersebut. "Jadi, terima kasih
buat kedua orang tua saya. Saya memang orang yang suka dengan banyak
tantangan. Kita jadi terpacu, gitu," ungkapnya. Nelson mengaku, mendiang
kakeknya dulu juga ikut memicu semangat serta disiplin belajarnya.
"Almarhum   kakek saya itu orang yang sangat baik, namun agak keras.
Tetapi, karena   kerasnya, saya malah menjadi lebih tekun dan
berusaha sesempurna mungkin   mencapai standar tertinggi dalam
melakukan sesuatu," jelasnya.



Saat usia SD itu pulalah, Nelson kecil gemar membaca biografi para  
ilmuwan-fisikawan AS dan Eropa. Selain Albert Einstein yang menjadi
pujaannya, nama-nama besar seperti Werner Heisenberg, Richard Feynman,
dan   Murray Gell-Mann ternyata sudah diakrabinya. "Mereka hebat.
Dari bacaan   tersebut, saya benar-benar terkejut, tergugah dengan
prestasi para   fisikawan luar biasa itu. Ada yang usianya muda
sekali ketika meraih PhD,   jadi profesor, dan ada pula yang
berhasil menemukan teori yang luar biasa.   Mereka masih muda ketika
itu," jelas Nelson penuh kagum.



Berkat kegemarannya membaca itu, sejak kecil Nelson sudah mempunyai
cita-cita yang besar. "Sejak SD kelas 3 atau kelas 4 di Medan, saya
selalu   ingin menjadi profesor di universitas di Amerika Serikat.
Ini benar-benar   saya cita-citakan sejak kecil," ujarnya dengan
wajah serius.



Seiring dengan perjalanan waktu, Nelson meniti tangga pendidikan  
mengejar cita-cita masa kecilnya. Sebelum bertolak ke Amerika, lulusan
terbaik SMU Sutomo 1 Medan 1995 ini lolos menjadi finalis Tim Olimpiade
Fisika Indonesia. Sukses ini membuat diriny

Re: Kenapa Lambat? (Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?)

2009-05-16 Thread Akhmad Bukhari Saleh
Kalau di website budaya tionghoa yahoogroups, time stamp-nya jam 05:38. Jadi 2 
jam delay.
Lumayan lah daripada sebelumnya 5-an jam. Walau belum 1 detik...

Wasalam.

--


  - Original Message - 
  From: Liquid Yahoo 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, May 17, 2009 10:52 AM
  Subject: Re: Kenapa Lambat? (Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 
Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?)



  Munculnya di outlook saia jam 
  Sunday, 17 May, 2009 03:41

  bedanya 1 detik om

  ---


- Original Message - 
From: Akhmad Bukhari Saleh 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Sunday, 17 May, 2009 03:41
Subject: Kenapa Lambat? (Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 
Mei 1998 - Kapan Ada Keadilan untuk Korban?)


Kalau seseorang posting ke milis yahoogroups, termasuk milis budaya 
tionghoa ini, rata-rata diperlukan waktu antara 2 sampai 4 menit sejak posting 
itu dikirimsampai posting itu muncul termuat di milis.

Tetapi posting saya memerlukan waktu jauh, jauh lebih lama. Rata-rata 5,5 
jam sejak saya mengirim posting ke milis budaya tionghoa ini, sampai posting 
saya itu muncul di milis ini.
Kira-kira mengapa ya hal itu terjadi?

Tetapi hal yang sama, kelambatan waktu posting sampai 5,5 jam ini, tidak 
terjadi kalau saya posting ke semua milis-milis yahoogroups yang lain yang saya 
juga member-nya. Ada sekitar 30 milis-milis itu.
Kira-kira mengapa ya?

Salahsatu kemungkinan adalah saya masuk 'daftar cekal' moderator milis ini. 
Dan karena moderator semua sibuk, seperti kata moderator Yongde sianseng, maka 
posting saya itu harus menunggu berjam-jam sebelum ada moderator yang punya 
waktu untuk sempat memoderasi saya, dan lalu mengijinkan munculnya posting saya.

Perkiraan seperti ini yang sementara ini kelihatannya paling masuk akal, 
kalau dilihat circumstances-nya.
Namun demikian, saya masih tidak percaya akan kebenarannya...

Wasalam.
- - - - - - - -
PS: Posting ini dikirim tanggal 17 Mei 2009 jam 03:40.
  Coba kita lihat, jam berapa nanti mnculnya di milis...

---

  - Original Message - 
  From: Akhmad Bukhari Saleh 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, May 16, 2009 2:43 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Refleksi Tragedi 13-15 Mei 1998 - 
Kapan Ada Keadilan untuk Korban?



  Klaim Andreas-heng memang masih dubious.

  Prabowo pasti tidak ada dalam daftar tangkap lembaga internasional apa 
pun. Dia terlibat soal penculikan aktivis, dan karena itu dia dipecat dari 
tentara. Tetapi itu urusan dalam negeri Indonesia, tidak ada hubungannya dengan 
negara lain ataupun UN.
  Nyatanya, sebelum aktif urusan pemilu bulan-bulan terakhir ini di 
Indonesia, dia lebih banyak menghabiskan waktunya di luar negeri untuk 
kepentingan bisnisnya. Dan pergi ke mana juga tidak ada masalah.

  Wiranto pernah masuk daftar tersangka dalam urusan Timtim. Tetapi itu 
daftar tersangka di Indonesia. Dalam daftar tangkap UN, apalagi The Hague 
Court, tidak pernah ada.
  Namun sejak ada lembaga kebenaran gabungan Indonesia Timtim, justru pihak 
Timtim yang minta urusan itu dianggap selesai. Sehingga Wiranto, walaupun dia 
jarang pergi ke luarnegeri, dia juga bebas pergi ke mana saja.
  Memang ada perubahan besar di Timtim sendiri. Mereka sekarang cenderung 
menjauhi Australia, merasa tertipu soal minyak di Timor gap. Sebaliknya makin 
merapat ke Indonesia, karena makin sangat butuh, tanpa Indonesia, sudah lama di 
Timtim tidak ada listrik dan BBM.

  Wasalam.
  .
   



  


--



  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG - www.avg.com 
  Version: 8.5.329 / Virus Database: 270.12.32/2118 - Release Date: 05/16/09 
17:05:00