[budaya_tionghua] Re: Mengaktifkan blog Budaya Tionghua

2009-08-22 Terurut Topik henyung
Blog sudah lama dibuat di

http://iccsg.wordpress.com

Pengurusnya dulu adalah rekan Red Phoenix, sekarang tidak ter-urus.

Yang di http://www.budaya-tionghua.net itu lebih ditujukan sebagai situs 
portal. Karena tidak ter-urus dan beberapa kali pernah dihajar dedemit maya, 
akhirnya nasibnya sama juga. Dulu pengurus utamanya adalah rekan Karang Terjal 
dan senior Xuantong (sudah pensiun).

Tidak ter-urus karena semua moderator rata-rata sudah memasuki usia "tanggung 
jawab" untuk keluarga. Dan kami semua ini adalah kuli orang lain. Untuk biaya 
makan bulan depan saja sudah was-was. Ini kenyataan bukan bermaksud beralasan 
ria.

Tawaran untuk membantu mengurus web-web ini sudah pernah dilontarkan, namun 
sepi tanggapan. Kalau memang ada yang berminat membantu boleh hubungi tim 
moderator.

Hormat saya,

Yongde


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo  wrote:
>
> Rekans,
> Dalam forum ini banyak ahli budaya taraf tinggi, sdr Ardian yang jelas pakar
> budaya, sdr Zhou yang pernah menulis buku tentang budaya tionghua yang
> diterbitkan oleh Gramedia, sdr Ivan Taniputera yang ahli sejarah, dan banyak
> saudara-saudara yang lain lagi.  Alangkah indahnya jika Saudara-Saudara
> tersebut menulis kan memasukkan tulisan ke Blog Budaya Tionghua sehingga
> siapapun yang ingin belajar Budaya Tionghua secara baik dan benar dapat
> mengunjungi blog tersebut.  Terus terangnya saya merasa bahwa blog tersebut
> nampak kurang dimanfaatkan.  Mungkin disitu juga dapat dijawab artikel
> Saumiman Saud atau dibuat kolom Answering Christian sehingga Budaya Tionghua
> dapat dipertahankan, diajarkan kepada anak cucu dan semakin berkibar. Saya
> lihat selama ini hanya ada beberapa tulisan sdr Purnama Sucipto tetang Sun
> Go Kong, Sie Djin Koei dan beberapa tentang metafisika, saya merasa
> meluruskan dengan tulisan yang baik akan lebih mudah dimengerti daripada
> sekedar menjawab sepotong-sepotong.  Juga dalam milis mohon agar blog ini
> dipromosikan.  Sojah, Tan Lookay
>




Re: Maaf (Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!)

2009-08-22 Terurut Topik Denny Tan
dear milis Budaya Tiong Hoa,

saya kurang paham mengenai budaya Tiong Hoa,
yang saya tahu sedikit jika zaman tiongkok kuno dulu,
bangsa Tiongkok itu susah bersatu. Perang melulu. Benar gak sih ?
Nampaknya aliran darah masih mengalir di tubuh kita,
sehingga semangat "perang" di milis terlihat nyata ..

Wassalam.





From: Akhmad Bukhari Saleh 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, August 22, 2009 11:31:24 PM
Subject: Maaf (Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!)

  
Maaf ,ternyata "a.l.s." adalah "Andy".
Sekali lagi maaf, jadi ada identitasnya.

Cuma saja, tetap saja pahala puasa saya tidak dinilai oleh Andy-heng, jadi 
tetap saja tidak ada gunanya menjawab posting provokasi perang agama dari 
Andy-heng ini...
 
Barangkali kalau masih penasaran mau perang agama, bisa kita cari forum lain, 
jangan di milis budaya ini.
 
Wasalam.
 
 = ===
 
- Original Message - 
>From: Akhmad Bukhari Saleh 
>To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
>Sent: Saturday, August 22, 2009 10:56 PM
>Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!
>
>
>Pahala puasa saya kan nggak ada hubungannya dengan budaya tionghoa, jadi nggak 
>perlu dijawab lah posting provokasi perang agama ini..
> 
>Apalagi pahala puasa saya tidak ada hubungannya sama orang yang cuma lempar 
>batu sembunyi identitas.
>Jadi makin tidak ada gunanya bagi saya yang beridentitas jelas untuk menjawab 
>posting provokasi pecundang seperti ini...
> 
>Wasalam.
> 
> = 
> 
>- Original Message - 
>>From: a...@cbn.net. id 
>>To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
>>Sent: Saturday, August 22, 2009 8:13 PM
>>Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!
>>
>>
>>> - Original Message -
>>"Akhmad Bukhari Saleh"  wrote:
>>
>>> Wah, mbulet nih!
>>...
>>> Yang coba-coba lempar issue politik di milis ini cuma pecundang yang tidak
>>
>>> hebat, si pecundang itu beronani debat politik di milis budaya ini.
>>>
>>> Saya juga jelaskan waktu itu, saya bukan pembela Orba. Berbeda dengan
>>> pecundang-pecundang yang cuma berani mengganyang Orba di milis budaya ini,
>>>
>>> Wasalam.
>>>
>>My Dear ABS-xiong,
>>
>>Anda mengeluarkan/ menulis beberapa kata "mutiara" tersebut di atas mungkin 
>>bisa membatalkan puasa Anda loh! Bisa jadi juga pahala-pahala lainnya juga 
>>kena diskon loh! :-)) "Berhati-hatilah berbicara (termasuk menulis), 
>>berpikir, dan bertingkah-laku dalam bulan suci Ramadhan ini." begitulah 
>>mungkin penggalan khotbah ustadz Baasyiir di Ngruki sana kepada para
>>santrinya. :-))
>>
>>als
>>. 
>>


>>No virus found in this incoming message.
>>Checked by AVG - www.avg.com 
>>Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 
>>18:06:00
>>


>No virus found in this incoming message..
>Checked by AVG - www.avg.com 
>Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 
>18:06:00
>



  

Re: [budaya_tionghua] Komik Chinese History mohon penerangan para pakar.

2009-08-22 Terurut Topik Punduit
salam untuk semuanya

ada sedikit pandangan pribadi tentang komik Chinese History.

akibat dari pengalihan bahasa dari Chinese ke Inggris oleh Yang Li Ping, lalu, 
yang parahnya adalah pengalihan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia oleh 
Clara Herlina (Gramedia), banyak istilah dan nama-nama yang menjadi 
kacau-balau. 

Agar bisa menikmati buku ini dengan lebih nyaman, bagi yang mengerti bahsa 
Chinese, silakan me-wikipedia lagi..history of Chinese

Oh ya, jika ada yang kenal dekat dengan pihak Elex Media Komputindo, tolong 
sarankan, bahwa untuk meng-alih-bahasa-kan suatu karya, semestinya dibutuhkan 
orang yang memahami kedua dunia bahasa yang hendak di-transformasi tersebut. Di 
samping, harus juga menguasai bidang tentang isi buku yang akan dikerjakannya. 
Bukan cuma mentang-mentang adalah seorang tamatan akademi bahasa Inggris belaka.

thanx

salam sejahtera

punduit



From: Tantono Subagyo 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, August 22, 2009 8:23:02 PM
Subject: [budaya_tionghua] Komik Chinese History mohon penerangan para pakar.

  
Rekans,
Jalan-jalan di Gramedia tadi pagi, Lookay menemukan ada komik Chinese History 
(Dari China Kuno hingga 1911 yang digambar oleh Fu Chunjiang, semula adalah 
terbitan ASIAPAC Books Singapore 2005 yang diterjemahkan oleh Elex Media 
Komputindo.  Mohon para pakar membahas isi buku ini apakah memang bagus untuk 
dibaca, kalau dari segi harga dan gambar cukup menarik karena cukup murah dan 
bisa belajar dengan singkat.  Salam, Tan Lookay




  

[budaya_tionghua] Tentara Tiongkok di Taiwan (Film DAAI TV)

2009-08-22 Terurut Topik hartantodedy
Dear All,

Sekedar ingin tahu sajah.
Barangkali ada yang menyaksikan film "Kasih sepanjang Masa" (kalau tidak salah) 
di DAAI TV, dan bisa menjelaskan. Saya tidak paham , koq bisa ada tentera 
Tiongkok Pan Yi Feng bertugas di Taiwan lebih dari 10 tahun, namun sepertinya 
diabaikan , sehingga tidak tahu ibunya sudah meninggal atau masih hidup. Lalu 
apa statusnya apakah pemjajah dan jajahan.
Thanks untuk yang mau mnjelaskan

salam,
Dedy



Re: [budaya_tionghua] Selamat Melaksanakan Ibadah Puasa

2009-08-22 Terurut Topik Denny Tan
Eng Hiong Tan,

Selamat berjuang untuk memajukan budaya Tiong Hoa di negeri
tercinta ini. saya hanya bantu dengan semangat saja.

Terima kasih atas ucapan selamat ibadah puasa.

Semoga Allah SWT menganugrahkan kemurahan hati dan ketulusan untuk
Eng Hiong tercinta.

Salam.





From: Tantono Subagyo 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sunday, August 23, 2009 7:17:07 AM
Subject: [budaya_tionghua] Selamat Melaksanakan Ibadah Puasa

  
Untuk Abs looheng dan rekan-rekan Muslim yang ada di milis ini Lookay ingin 
mengucapkan Selamat Melaksanakan Ibadah Puasa, mohon maaf bila terlambat.  
Sojah, Tan Lookay.





  

Re: PERHATIAN MODERATOR Re: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua

2009-08-22 Terurut Topik zhoufy
Saya kira tesis pro/kontra mengenai agama atau kepercayaan bisa saja ditulis 
dalam blok, sejauh penulisannya adalah berupa pemaparan deskriptif, mengungkap 
berbagai silang pendapat yg selama ini hidup di masyrakat, tapi tidak untuk 
menampung opini pribadi penulisnya. Semacam laporan sosiologislah.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: a...@cbn.net.id

Date: Sun, 23 Aug 2009 08:42:11 
To: 
Subject: Re: PERHATIAN MODERATOR Re: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog 
 Budaya  Tionghua


"Tantono Subagyo"  wrote:
> saudara Ardian dapat menjawabnya, demikian pula sdr Als (Andy) dapat
> menulis
> tesis anti Tuhan yang super jitu tanpa orang lain merasa tersinggung dan
> kalau merasa tersinggung yang bersangkuran dipersilahkan menulis kembali
> untuk menjawabnya.

Tantono-xiong yang penuh dengan ide,

Saya kira sangatlah tidak pantas dan tidak bijaksana mengungkapkan tesis
Anti-"Tuhan" atau Pro-"Tuhan" dalam blog budaya Tionghoa yang pembacanya
memiliki beragam bentuk kepercayaan. Masalah manusia dengan "Tuhan"nya
masing-masing menurut saya adalah masalah pribadi masing-masing. Sekalipun
demikian, membicarakan masalah kepercayaan untuk maksud pembelajaran saya
kira sah-sah saja asalkan para pembicaranya tahu diri mengenai masalah
tempat dan waktu. :-)

als





Re: PERHATIAN MODERATOR Re: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua

2009-08-22 Terurut Topik als
"Tantono Subagyo"  wrote:
> saudara Ardian dapat menjawabnya, demikian pula sdr Als (Andy) dapat
> menulis
> tesis anti Tuhan yang super jitu tanpa orang lain merasa tersinggung dan
> kalau merasa tersinggung yang bersangkuran dipersilahkan menulis kembali
> untuk menjawabnya.

Tantono-xiong yang penuh dengan ide,

Saya kira sangatlah tidak pantas dan tidak bijaksana mengungkapkan tesis
Anti-"Tuhan" atau Pro-"Tuhan" dalam blog budaya Tionghoa yang pembacanya
memiliki beragam bentuk kepercayaan. Masalah manusia dengan "Tuhan"nya
masing-masing menurut saya adalah masalah pribadi masing-masing. Sekalipun
demikian, membicarakan masalah kepercayaan untuk maksud pembelajaran saya
kira sah-sah saja asalkan para pembicaranya tahu diri mengenai masalah
tempat dan waktu. :-)

als




Re: PERHATIAN MODERATOR Re: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua

2009-08-22 Terurut Topik zhoufy
Memang, forum millis adalah forum spontan, maka omongannya tentu banyak yg 
ceplas ceplos, bahasanya penuh ungkapan emosional, tak heran banyak yg 
tersinggung. 
saya pribadi tak pernah bermasalah dng satu dua ungkapan yg agak melenceng, 
tapi lebih memperhatikan inti pikiran dibalik sebuah tulisan. Sebuah tulisan, 
meski dibuat dng bhs yg sangat sopan, bisa saja didalamnya mengandung hal2 yg 
sangat meresahkan saya. 

 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Tantono Subagyo 

Date: Sun, 23 Aug 2009 07:05:41 
To: 
Subject: PERHATIAN MODERATOR Re: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya 
Tionghua


Perhatian Moderator,
Dengan mengaktifkan blog ini pula banyak masalah "klasik" seperti masalah
Cina-Tionghua, masalah penindasan Budaya Tionghua oleh oknum agama Kristen,
masalah Tuhan dan anti Tuhan, masalah ideologi RRC dan sebagainya dapat di
tulis secara baik dengan argumentasi tanpa mengarah kepada pribadi.  Sdr
Agoeng Set dapat mengasuh kolom "menjawab pelecehan terhadap
budaya-tionghua" dengan terus mempostingkan artikel serupa di kolomnya, dan
saudara Ardian dapat menjawabnya, demikian pula sdr Als (Andy) dapat menulis
tesis anti Tuhan yang super jitu tanpa orang lain merasa tersinggung dan
kalau merasa tersinggung yang bersangkuran dipersilahkan menulis kembali
untuk menjawabnya.
Bilamana orang seperti lookay ingin menjawab tulisan Saumiman Saud misalnya
maka tulisan tentang budaya tionghua dan latar belakangnya-lah yang perlu
lookay pelajari dan alangkah baiknya bila tulisan itu berada di blog dan
juga menjadi pelajaran bagi khalayak.
Selama ini yang terjadi adalah bahwa pertengkaran sudah menjurus ke golongan
bahkan ke pribadi (lookay sendiri mengaku terlalu cepat dan terlalu mudah
tersinggung dan sering merasa benar sendiri ) dan untuk itu Lookay mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Alangkah indahnya jika di dalam blog terdapat kolom-kolom untuk tulisan
seperti tatacara budaya tionghua dari kelahiran sampai meninggal, termasuk
tradisi Tjeng Beng dls.  Masalah yang utama adalah mencari blogger yang mau
membantu, bahkan blogger yang professional (biaya bisa urunan) dan kerajinan
mengumpulkan dan membuat tulisan, tetapi Lookay rasa masalah ini dapat kita
hadapi bersama-sama bila kita memang ingin melestarikan budaya tionghua
seperti yang terpampang dalam motto milis ini.  Masalah pelestarian budaya
tionghua dan menyebarluaskan-nya kepada anak cucu tidak bisa di selesaikan
dengan hanya adu tulisan sepotong-sepotong di milis ini dan pertengkaran
"klasik" antara sdr Agoeng Set, sdr Als, dengan saya dan beberapa orang lain
dengan bahasa yang dimaksudkan untuk menang sendiri, marilah kita nge-blog
dan menulis dengan baik, dan kita dapat undang juga tulisan bermutu dari
luar seperti sdr Didi Kwartanada, dan ada lagi seorang yang kuliah di
Beijing dan yang lain lagi (maaf sudah lupa karena pdip = penurunan daya
ingat dan penglihatan).
Kalau moderator serius ayo kita bicarakan dan cari solusinya kalau biaya
bisa urunan, jangan kalah dengan Masyarakat Tjersil yang hanya kumpulan
manusia iseng (termasuk lookay sendiri).  Nah kapan kita rapat ?.  Zhou heng
apakah kita bisa mengesampingkan perbedaan pendapat kita untuk mewujudkan
hal ini ?.  Kapan bertemu (asal jangan Minggu), Lookay sangat serius karena
sudah saatnya kita benar-benar berbuat sesuatu yang positif dan tidak
menurutkan kehendak hati saja.
Bagi yang ingin tahu url blog ini adalah
http://joomla.budaya-tionghoa.net/index.php?option=com_content&task=blogsection&id=0&Itemid=9&limit=10&limitstart=40dan
ada tulisan antara lain tentang Sun Go Kong, bahasa han dls.  Sudah
selayaknya blog ini diperkuat, dipromosikan dan dimanfaatkan.  Sojah, Tan
Lookay



Re: Maaf (Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!)

2009-08-22 Terurut Topik als
> Maaf ,ternyata "a.l.s." adalah "Andy".
> Sekali lagi maaf, jadi ada identitasnya.
>
Salah satu sifat yang mengagumkan dalam diri ABS-xiong adalah tanpa
ragu-ragu meminta maaf bila merasa dirinya bersalah. Meskipun saya tidak
bermaksud bersembunyi dengan nama "als", identitas/nama lengkap (apalagi
nomor KTP :-)) saya kira tidak perlu ditonjolkan dalam berkomunikasi di
dunia maya karena toh saya tidak akan melakukan kejahatan apapun jadi
tidak ada alasan apapun bagi untuk bersembunyi dari siapapun. Dan saya
tidak pernah "melempar batu sembunyi tangan" seperti yang beberapa kali
dituduhkan oleh ABS-xiong. Kita toh sering lempar-lemparan batu sampai
distop oleh Moderator. :-)

> Cuma saja, tetap saja pahala puasa saya tidak dinilai oleh Andy-heng, jadi
> tetap saja tidak ada gunanya menjawab posting provokasi perang agama

Jika Anda tidak bersikap 'defensif', Anda tentu akan merasa bahwa saya
sama sekali tidak menilai ibadah puasa Anda, apalagi memrovokasi perang
agama! :-) Kalau tulisan saya terasa agak "nakal" ya anggap saja saya
sedang bersemangat ala Sun Go Kong, yang terkadang memanaskan telinga
bahkan Raja Langit sekalipun. Lagipula, berpendapat secara bebas di milis
khan belum dilarang khan? :-)

> Barangkali kalau masih penasaran mau perang agama, bisa kita cari forum
> lain, jangan di milis budaya ini.
>
Ngapain juga saya ngajak perang agama dengan Anda? Jika Anda ingin
berperang pendapat, lawanlah Muslim garis keras kayak Ustadz Baasyiir itu.
Dan saya berani menjamin bahwa Anda akan KEOK karena dia memegang prinsip
secara teguh dan konsisten serta konsekuen, sedangkan Anda, sebagaimana
kaum muslim moderat pada umumnya sering memakai "standar ganda". ABS-xiong
dan teman-teman lain di sini tentu mengerti yang saya maksud dengan
"standar ganda" ini khan? :-)

als (yang tidak "narsis" :-))



[budaya_tionghua] Selamat Melaksanakan Ibadah Puasa

2009-08-22 Terurut Topik Tantono Subagyo
Untuk Abs looheng dan rekan-rekan Muslim yang ada di milis ini Lookay ingin
mengucapkan Selamat Melaksanakan Ibadah Puasa, mohon maaf bila terlambat.
Sojah, Tan Lookay.


PERHATIAN MODERATOR Re: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua

2009-08-22 Terurut Topik Tantono Subagyo
Perhatian Moderator,
Dengan mengaktifkan blog ini pula banyak masalah "klasik" seperti masalah
Cina-Tionghua, masalah penindasan Budaya Tionghua oleh oknum agama Kristen,
masalah Tuhan dan anti Tuhan, masalah ideologi RRC dan sebagainya dapat di
tulis secara baik dengan argumentasi tanpa mengarah kepada pribadi.  Sdr
Agoeng Set dapat mengasuh kolom "menjawab pelecehan terhadap
budaya-tionghua" dengan terus mempostingkan artikel serupa di kolomnya, dan
saudara Ardian dapat menjawabnya, demikian pula sdr Als (Andy) dapat menulis
tesis anti Tuhan yang super jitu tanpa orang lain merasa tersinggung dan
kalau merasa tersinggung yang bersangkuran dipersilahkan menulis kembali
untuk menjawabnya.
Bilamana orang seperti lookay ingin menjawab tulisan Saumiman Saud misalnya
maka tulisan tentang budaya tionghua dan latar belakangnya-lah yang perlu
lookay pelajari dan alangkah baiknya bila tulisan itu berada di blog dan
juga menjadi pelajaran bagi khalayak.
Selama ini yang terjadi adalah bahwa pertengkaran sudah menjurus ke golongan
bahkan ke pribadi (lookay sendiri mengaku terlalu cepat dan terlalu mudah
tersinggung dan sering merasa benar sendiri ) dan untuk itu Lookay mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Alangkah indahnya jika di dalam blog terdapat kolom-kolom untuk tulisan
seperti tatacara budaya tionghua dari kelahiran sampai meninggal, termasuk
tradisi Tjeng Beng dls.  Masalah yang utama adalah mencari blogger yang mau
membantu, bahkan blogger yang professional (biaya bisa urunan) dan kerajinan
mengumpulkan dan membuat tulisan, tetapi Lookay rasa masalah ini dapat kita
hadapi bersama-sama bila kita memang ingin melestarikan budaya tionghua
seperti yang terpampang dalam motto milis ini.  Masalah pelestarian budaya
tionghua dan menyebarluaskan-nya kepada anak cucu tidak bisa di selesaikan
dengan hanya adu tulisan sepotong-sepotong di milis ini dan pertengkaran
"klasik" antara sdr Agoeng Set, sdr Als, dengan saya dan beberapa orang lain
dengan bahasa yang dimaksudkan untuk menang sendiri, marilah kita nge-blog
dan menulis dengan baik, dan kita dapat undang juga tulisan bermutu dari
luar seperti sdr Didi Kwartanada, dan ada lagi seorang yang kuliah di
Beijing dan yang lain lagi (maaf sudah lupa karena pdip = penurunan daya
ingat dan penglihatan).
Kalau moderator serius ayo kita bicarakan dan cari solusinya kalau biaya
bisa urunan, jangan kalah dengan Masyarakat Tjersil yang hanya kumpulan
manusia iseng (termasuk lookay sendiri).  Nah kapan kita rapat ?.  Zhou heng
apakah kita bisa mengesampingkan perbedaan pendapat kita untuk mewujudkan
hal ini ?.  Kapan bertemu (asal jangan Minggu), Lookay sangat serius karena
sudah saatnya kita benar-benar berbuat sesuatu yang positif dan tidak
menurutkan kehendak hati saja.
Bagi yang ingin tahu url blog ini adalah
http://joomla.budaya-tionghoa.net/index.php?option=com_content&task=blogsection&id=0&Itemid=9&limit=10&limitstart=40dan
ada tulisan antara lain tentang Sun Go Kong, bahasa han dls.  Sudah
selayaknya blog ini diperkuat, dipromosikan dan dimanfaatkan.  Sojah, Tan
Lookay


Maaf (Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!)

2009-08-22 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
Maaf ,ternyata "a.l.s." adalah "Andy".
Sekali lagi maaf, jadi ada identitasnya.

Cuma saja, tetap saja pahala puasa saya tidak dinilai oleh Andy-heng, jadi 
tetap saja tidak ada gunanya menjawab posting provokasi perang agama dari 
Andy-heng ini...

Barangkali kalau masih penasaran mau perang agama, bisa kita cari forum lain, 
jangan di milis budaya ini.

Wasalam.



  - Original Message - 
  From: Akhmad Bukhari Saleh 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, August 22, 2009 10:56 PM
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!



  Pahala puasa saya kan nggak ada hubungannya dengan budaya tionghoa, jadi 
nggak perlu dijawab lah posting provokasi perang agama ini.

  Apalagi pahala puasa saya tidak ada hubungannya sama orang yang cuma lempar 
batu sembunyi identitas.
  Jadi makin tidak ada gunanya bagi saya yang beridentitas jelas untuk menjawab 
posting provokasi pecundang seperti ini...

  Wasalam.

  =

- Original Message - 
From: a...@cbn.net.id 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Saturday, August 22, 2009 8:13 PM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!


> - Original Message -
"Akhmad Bukhari Saleh"  wrote:

> Wah, mbulet nih!
...
> Yang coba-coba lempar issue politik di milis ini cuma pecundang yang tidak

> hebat, si pecundang itu beronani debat politik di milis budaya ini.
>
> Saya juga jelaskan waktu itu, saya bukan pembela Orba. Berbeda dengan
> pecundang-pecundang yang cuma berani mengganyang Orba di milis budaya ini,
>
> Wasalam.
>
My Dear ABS-xiong,

Anda mengeluarkan/menulis beberapa kata "mutiara" tersebut di atas mungkin 
bisa membatalkan puasa Anda loh! Bisa jadi juga pahala-pahala lainnya juga kena 
diskon loh! :-)) "Berhati-hatilah berbicara (termasuk menulis), berpikir, dan 
bertingkah-laku dalam bulan suci Ramadhan ini." begitulah mungkin penggalan 
khotbah ustadz Baasyiir di Ngruki sana kepada para
santrinya. :-))

als

.
 







No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 
18:06:00


  


--



  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG - www.avg.com 
  Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 
18:06:00


No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 
18:06:00


Re: [budaya_tionghua] Cin(T)a di Blitz.

2009-08-22 Terurut Topik zhoufy
Oh! Sayang akhir film seperti itu. Itu hanya memperkuat pernyataan sebagian 
orang islam, bahwa islam tak memusuhi orang Tionghoa, yg dimusuhi adalah 
agamanya. Jika orang tionghoa mau masuk islam, pasti dianggap saudara dsb dsb.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Yan Widjaja 

Date: Sat, 22 Aug 2009 00:37:24 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Cin(T)a di Blitz.


Film Cin(T)a di Blitz!
 
Teman-teman semilis, tentu saja aku sudah menonton film Cin(T)a tersebut. Jika 
belum aku takkan berani berkomentar apalagi menulisnya.
   Nah, bagi yang belum menonton, film ini masih ditayangkan di Blitz. Di 
Jakarta ada empat bioskop Blitz, yakni di Grand Indonesia, Pacific Place, Mall 
of Indonesia (Kelapa Gading), dan di BSD. Hanya PP yang tidak menayangkannya.
   Mengenai akhir film ini, maaf, bisa menjadi spoiler bagi yang belum 
menonton, tapi kalau memang tak berminat menontonnya, boleh baca alinea di 
bawah ini.
   Memang Anisa dan Cina akhirnya memutuskan untuk menjadi sahabat sejati 
seperti semula. Apalagi memang Anisa mempunyai tunangan yang sangat 
dicintainya, kebetulan pula seorang pemuda keturunan Cina, hanya bedanya dengan 
si Cina (tokoh utama), sang Cina tunangan adalah seorang Muslim.
   “Kenapa kau mencintai seorang Cina juga?” tanya Cina.
   “Karena orang Cina itu menarik, unik, tau nggak sih?” jawab Anisa.
   Anisa menjalani upacara pernikahan secara adat Jawa termasuk mandi kembang 
tujuh rupa. Mungkin hatinya terbelah, antara Cina dengan tunangannya yang juga 
Cina, terpulang pada interprestasi masing-masing.
   Tapi sepanjang film dipertontonkan banyak sekali cuplikan dokumenter 
pasangan beda agama yang telah menikah dan bisa hidup rukun-damai selama 
puluhan tahun, bahkan sampai beranak banyak. Begitu pun selesai wawancara 
dengan Cina-Anisa, sutradara menyerukan giliran berikutnya mewawancarai Frans 
dan Amara, suami-istri penyanyi terkenal yang juga beda agama hingga terpaksa 
menikah di Hong Kong.
   Selain mereka, masih bisa ditambahkan ratusan nama lagi, dari yang gaek 
seperti Bob Tutupoli, Ruhut Sitompul, Roy Marten, sampai ke pasutri masakini, 
untuk menyebut beberapa nama saja; Jamal Mirdad-Lydia Kandou, Katon 
Bagaskoro-Ira Wibowo, Mayong Suryo Laksono-Nurul Arifin, Deddy 
Corbuzier-Karlina, dan masih banyak lagi lainnya…
   Begitu…   



  








 
















  New Email names for you! 
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/


Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!

2009-08-22 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message - 
From: zho...@yahoo.com 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Saturday, August 22, 2009 8:18 PM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!

> diskusi istilah Cina tanpa menyinggung politik
> adalah nonsen!

---

Makanya jangan didiskusikan di milis ini!
Titik!
Gitu aja koq repot...

Saya yang bukan Tionghoa, tetapi selalu memakai istilah "tionghoa", tidak 
pernah sekalipun memakai istilah "cina", toh melihat debat soal ini cuma 
pepesan kosong antara beberapa members generasi tua Tionghoa yang punya 
nostalgia politis dan members generasi muda Tionghoa yang pragmatis realistis.
Dan karena sudah bersifat politis, sama seperti issue agama, sudah nyata 
terbukti debatnya di milis budaya ini tidak pernah bisa ada ujungnya dan tidak 
ada manfaatnya samasekali bagi pemahaman budaya tionghoa yang ingin 
dikembangkan oleh milis ini.
Jadi ngapain juga diulang-ulang?

Wasalam.

==


  - Original Message - 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, August 22, 2009 8:18 PM
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!


  pak Abs,
  Tujuan saya bukan mau sok2an berdebat politik! Tapi apa boleh buat, diskusi 
istilah Cina tanpa menyinggung politik. adalah nonsen!
  saya tidak merasa perlu cari medan baru dengan orang2 yg sama sekali baru 
untuk berdebat politik. Karena saya hanya berkepentingan bicara dengan orang2 
yg saya kenal di lingkungan rumah saya sendiri,dlm hal ini rumah budaya 
tionghoa! Saya hanya berkepentingan rumah saya jauh dari pengaruh pemikiran 
orde baru dalam hal pengerdilan etnis dan budaya tionghoa! Cukup itu, di forum 
lain mau bantai membantai saya tak ambil peduli, toh saya tak merasa memiliki 
rumah mereka! 

  Kalau anda menyanggah mengapa harus membawa masalah politik kedalam diskusi 
budaya tionghoa? Jawaban saya adalah: siapa yg memulai ngotot mempertahankan 
istilah Cina? Karena sekali ada yg ngotot, saya punya hak menjawab, dan karena 
pemakaian istilah cina adalah masalah politik, mau tak mau menyinggung politik!

  Apakah masalah pemakaian istilah cina benar2 masalah politik? Jawabannya 
adalah Ya! Mau buktinya?

  Anda sendiri yg mengatakan penggantian istilah tionghoa menjadi cina karena 
berkaitan dng peran RRT dlm G30S, apakah ini bukan sebuah sikap politik orde 
baru? Lantas, untuk menghukum(atau apalah istilahnya)musuh, julukan lama 
diganti julukan baru. Dalam keadaan bermusuhan, kiranya logis jika julukan baru 
yg dipilih lebih buruk dari julukan yg lama! Yg pasti lebih tidak bersahabat! 

  Anda terus mendengungkan anda melawan orde baru, tapi anda tidak pernah 
mengkritik politik pemberangusan budaya tionghoa oleh orde baru! Itu saja.


  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT



--
  From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
  Date: Sat, 22 Aug 2009 17:37:54 +0700
  To: 
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!



   

  - Original Message - 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, August 22, 2009 2:56 PM
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!

  > Kata bangkai jika dipasangkan
  > dng manusia tidak netral lagi! 

  Wah, mbulet nih!
  Kata "bangkai"-nya sendiri sih tetap bermakna netral, jika dipergunakan dalam 
kalimat bersama kata lain.
  Soal positif atau derogatifnya tergantung konteks kalimatnya.

  Jika kata "bangkai" dipergunakan dengan kata "manusia" dalam kalimat: 
"Kesulitan terbesar ketika tsunami Aceh adalah menangani banyaknya jumlah 
bangkai manusia yang tersangkut di hutan bakau", maka kata "bangkai" jelas 
memberikan sinyal yang positif.

  Jika kata "bangkai" dipergunakan dengan kata "manusia" dalam kalimat: 
"Manusia bangkai lu!", maka kata "bangkai" jelas memberikan sinyal yang 
derogatif.

  Begitu pulalah ihwalnya dengan kata "Cina" jika dipasangkan dengan kata 
"manusia", atau pun dengan kata apa saja!

  Apalagi dalam judul film yang didiskusikan ini, jelas penggunaan kata "Cina" 
adalah hanya sebagai rima (rhyme) terhadap kata "Cinta" dari judul film lain 
yang lebih dahulu  populer. Maka maknanya jelas positif saja.


  > tak pernah menyalahkan orde baru
  > yg mempolitisir istilah cina!
  > Ada apa gerangan???

  Gerangannya jelas ada!!!
  Sudah jelas prinsip saya tidak akan diskusi politik di milis budaya tionghoa 
ini. Tidak ada manfaatnya sedikit pun, mudharatnya banyak! Meskipun debat 
politik itu dibungkus dengan issue budaya, itu pelabi bodong saja!

  Yang coba-coba lempar issue politik di milis ini cuma pecundang yang tidak 
mampu berdebat di milis yang khusus untuk debat politik, yang sebetulnya di 
dunia internet ada banyak sekali. Tapi karena ingin tetap kelihatan hebat, si 
pecundang itu beronani debat politik di milis budaya ini.

  Tapi bukan berarti saya tidak beran

Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!

2009-08-22 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
Pahala puasa saya kan nggak ada hubungannya dengan budaya tionghoa, jadi nggak 
perlu dijawab lah posting provokasi perang agama ini.

Apalagi pahala puasa saya tidak ada hubungannya sama orang yang cuma lempar 
batu sembunyi identitas.
Jadi makin tidak ada gunanya bagi saya yang beridentitas jelas untuk menjawab 
posting provokasi pecundang seperti ini...

Wasalam.

=

  - Original Message - 
  From: a...@cbn.net.id 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, August 22, 2009 8:13 PM
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!


  > - Original Message -
  "Akhmad Bukhari Saleh"  wrote:

  > Wah, mbulet nih!
  ...
  > Yang coba-coba lempar issue politik di milis ini cuma pecundang yang tidak
  
  > hebat, si pecundang itu beronani debat politik di milis budaya ini.
  >
  > Saya juga jelaskan waktu itu, saya bukan pembela Orba. Berbeda dengan
  > pecundang-pecundang yang cuma berani mengganyang Orba di milis budaya ini,
  >
  > Wasalam.
  >
  My Dear ABS-xiong,

  Anda mengeluarkan/menulis beberapa kata "mutiara" tersebut di atas mungkin 
bisa membatalkan puasa Anda loh! Bisa jadi juga pahala-pahala lainnya juga kena 
diskon loh! :-)) "Berhati-hatilah berbicara (termasuk menulis), berpikir, dan 
bertingkah-laku dalam bulan suci Ramadhan ini." begitulah mungkin penggalan 
khotbah ustadz Baasyiir di Ngruki sana kepada para
  santrinya. :-))

  als
  Recent Activity
a..  10New Members
  Visit Your Group 
  Ads on Yahoo!
  Learn more now.

  Reach customers

  searching for you.

  Hollywood kids
  in the spotlight

  Their moms

  share secrets

  Weight Loss Group
  on Yahoo! Groups

  Get support and

  make friends online.
  . 

  


--



  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG - www.avg.com 
  Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 
18:06:00


No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 
18:06:00


Re: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua

2009-08-22 Terurut Topik zhoufy
Benar, saya kira blog akan lebih efektif dari pada perpustakaan, bisa 
dimanfaatkan oleh kalangan yg lebih luas.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Tantono Subagyo 

Date: Sat, 22 Aug 2009 20:42:15 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua


Rekans,
Dalam forum ini banyak ahli budaya taraf tinggi, sdr Ardian yang jelas pakar
budaya, sdr Zhou yang pernah menulis buku tentang budaya tionghua yang
diterbitkan oleh Gramedia, sdr Ivan Taniputera yang ahli sejarah, dan banyak
saudara-saudara yang lain lagi.  Alangkah indahnya jika Saudara-Saudara
tersebut menulis kan memasukkan tulisan ke Blog Budaya Tionghua sehingga
siapapun yang ingin belajar Budaya Tionghua secara baik dan benar dapat
mengunjungi blog tersebut.  Terus terangnya saya merasa bahwa blog tersebut
nampak kurang dimanfaatkan.  Mungkin disitu juga dapat dijawab artikel
Saumiman Saud atau dibuat kolom Answering Christian sehingga Budaya Tionghua
dapat dipertahankan, diajarkan kepada anak cucu dan semakin berkibar. Saya
lihat selama ini hanya ada beberapa tulisan sdr Purnama Sucipto tetang Sun
Go Kong, Sie Djin Koei dan beberapa tentang metafisika, saya merasa
meluruskan dengan tulisan yang baik akan lebih mudah dimengerti daripada
sekedar menjawab sepotong-sepotong.  Juga dalam milis mohon agar blog ini
dipromosikan.  Sojah, Tan Lookay



[budaya_tionghua] pertemuan 28 AGUSTUS 2009,Pembicara Sdr Ardian C. dan Demo Kaligrafi oleh Sdr Ryan.

2009-08-22 Terurut Topik ibc
Sarasehan  diskusi bulanan di Bandung mengenai Budaya Tionghoa pertama ini :

Jumat,  Tanggal 28 Agustus 2009.

Waktu :  Jm 17.30 - 20.00

Lokasi :bangunan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen
Maranatha.

Jl.  Surya Sumantri ,  Bandung.   Masuk dari pintu gerbang kampus UKM no 1.


  

# Topik  bahasan : Menghayati bangunan  klenteng sebagai ekspresi budaya
masyarakat Tionghoa.

Pembicara:  Sdr.   Ardian  C.  dari Bogor.

 

#   demo  Kaligafi  Tionghoa. 

Oleh  Sdr.  Ryan  Zheng  Xuan yuan

 

Biaya Gratis.

Pertemuan terbuka bagi setiap  peminat , mari membangun saling pengertian
dan persahabatan sesama  anak bangsa.

 

Salam hormat,

Sugiri.




Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!

2009-08-22 Terurut Topik ChanCT
Sebutan Cina vs Tiongkok/Tionghoa sudah lama dan berulangkali diperdebatkan, 
... bahkan terkadang sampai bikin tegang karena saling ngotot pertahankan 
pendapat masing-masing. Padahal, masalah sebutan terhadap rakyat, bangsa dan 
negara sepenuhnya adalah hak rakyat, bangsa dan negara bersangkutan maunya 
disebut apa, kita sebagai manusia yang waras dan bangsa besar sudah seharusnya 
menuruti kehendaknya. Adalah satu sikap yang tidak bersahabat terhadap rakyat, 
bangsa dan negara tersebut, kalau kita tetap gunakan sebutan yang mereka tidak 
sukai. Bukankah begitu?!

Sebutan TIongkok/TIonghoa jelas sudah sejak 1900 dibentuknya Tiong Hua Hwe Kwan 
sudah digunakan di Indonesia. Dan ingat, pejuang-pejuang kemerdekaan RI, dari 
Tjipto Mangunkusuno, Kihajar Dewantoro, ... sampai Soekarno-Hatta untuk 
menghormati kemenangan Revolusi Nasionalis TIongkok 1911 dengan membentuk Zhong 
Hua Min Guo, juga sudah gunakan sebutan Tiongkok/TIonghoa, tidak lagi gunakan 
sebutan CINA. Dengan sendirinya, ketika hubungan diplomatik secara resmi dibuka 
dengan RRT tahun 50, Pemerintah RI ketika itu juga gunakan sebutan Republik 
Rakyat TIongkok. Tidak gunakan CINA.

Sebutan Tiongkok/Tionghoa dirubah menjadi CINA adalah hasil keputusan Presidium 
Kabinet, 25 Juli 1967, yang mensahkan keputusan Seminar Angkatan Darat. Satu 
keputusan yang sangata tidak bersahabat dan jelas Pemerintah RI ketika itu 
setelah Jenderal Soeharto berkuasa, menjalankan politik yang sejalan dengan AS, 
yang anti-komunis dan anti-Tiongkok. Sengaja mengganti sebutan 
Tiongkok/Tionghoa menjadi Cina yang berkonotasi melecehkan dan menghina rakyat 
Tiongkok. Saat itu, aksi anti-Tiongkok ditingkatkan dengan demo-demo yang 
mengobrak-abrik, merusak Kedutaan Besar RRT dan lebih lanjut bulan Agustus 1967 
membekukan hubungan diplomatik kedua negara, RI-RRT.

Perubahan penggunaan istilah "Tiongkok", "Tionghoa" menjadi "Cina" terjadi 
reaksi cukup keras, seperti yang dilakukan Mochtar Lubis, seorang wartawan dan 
penulis kawakan memuat tulisan di Harian "Kompas" 28 April 1967, menandaskan 
bahwa penggunaan istilah "Cina" setidaknya telah melukai perasaan peranakan 
Tionghoa di Indonesia. Juga di Surat kabar "Sinar Harapan" tertanggal 3 Mei 
1967 telah memuat surat seorang pembaca, Alexsander yang menyatakan: "Kami 
bangsa Indonesia yang berjiwa besar, tidak seharusnya melukai perasaan suku 
bangsa lain, jadi sudah seharusnya menghentikan penggunaan istilah 'Cina'".

Pemerintah Orba pada saat pemulihan hubungan diplomatik tahun 1990, tetap saja 
ngotot menggunakan istilah "Cina", sedang pemerintah RRT yang mengutamakan dan 
memperhatikan kepentingan persahabatan kedua rakyat dan dipulihkannya hubungan 
diplomatik, akhirnya terpaksa menerima untuk menggunakan "CHINA" sebagaimana 
sebutan dalam bahasa Inggris. Dengan ketegasan tidak bisa menerima penggunaan 
istilah “CINA” yang berkonotasi menghina itu.

Sebutan nama bagi satu negara sepenuhnya adalah hak rakyat dan pemerintah 
negara bersangkutan yang harus diterima dan dihormati oleh setiap bangsa dan 
negara bersahabat, tapi ternyata pemerintah RI pada saat Soeharto berkuasa, 
menampakkan diri tidak bersabat, yang ngotot mempertahankan sebutan "Cina". 
Kesalahan sikap yang tidak bersahabat dan tidak menghormati negara bersahabat 
hendaknya bisa segera dikoreksi dengan ketegasan dan kedewasaan Pemerintah 
sekarang. 
Sementara itu bisa kita ikuti bersama, kenyataan sejak Gus Dur menjabat 
Presiden, kemudian pada saat Megaswati menjabat Presiden dan bahkan juga 
presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekarang ini, pada saat pertemuan-pertemuan 
resmi dengan pemerintah RRT, sudah kembali menggunakan istilah "Tiongkok" dan 
"Tionghoa", tidak lagi ngotot bertahan menggunakan "Cina". Sikap dari ketiga 
Presiden RI demikian itulah sikap yang tepat, sikap bersahabat dan berjiwa 
besar. Hanya saja hendaknya bisa dilanjutkan maju selangkah lagi, berani 
mengakui kesalahan Pemerintah sebelumnya dengan pencabutan Keputusan Presidium 
Kabinet 25 Juli 1967 dan kembali secara resmi menggunakan istilah "Tiongkok", 
"Tionghoa" sesuai dengan kehendak rakyat dan pemerintah Tiongkok. 

Sama halnya dengan sebutan “Inlander” pada bangsa dan Rakyat Indonesia dimasa 
penjajahan Belanda, pejuang-pejuang Kemerdekaan tidak suka dan merasa di-"hina" 
dengan sebutan itu dan ingin disebut “Indonesia”, bagaimana jadinya kalau ada 
Negara “sahabat” bertahan tetap saja menyebutkan “Inlander” pada Rakyat dan 
Bangsa Indonesia, hanya karena terbiasa sudah digunakan ratusan tahun dan 
sekalipun “Inlander” berarti “Pribumi” yang tidak ada konotasi menghina?

Pada tanggal 13 Agustus 1939, HH. Thamrin mengajukan penggantian istilah 
“Inlander” dengan “Indonesier”, dan Ned. Indie dengan “Indonesia”. Mosi ini 
oleh pemerintah kolonial Belanda ditolak, dengan alasan penggantian istilah 
memerlukan perubahan UUD dan bisa menimbulkan kesan Indonesia mau lepas dari 
kerajaan Belanda.

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa yang besar dan beradab didunia ini, 
he

[budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua

2009-08-22 Terurut Topik Tantono Subagyo
Rekans,
Dalam forum ini banyak ahli budaya taraf tinggi, sdr Ardian yang jelas pakar
budaya, sdr Zhou yang pernah menulis buku tentang budaya tionghua yang
diterbitkan oleh Gramedia, sdr Ivan Taniputera yang ahli sejarah, dan banyak
saudara-saudara yang lain lagi.  Alangkah indahnya jika Saudara-Saudara
tersebut menulis kan memasukkan tulisan ke Blog Budaya Tionghua sehingga
siapapun yang ingin belajar Budaya Tionghua secara baik dan benar dapat
mengunjungi blog tersebut.  Terus terangnya saya merasa bahwa blog tersebut
nampak kurang dimanfaatkan.  Mungkin disitu juga dapat dijawab artikel
Saumiman Saud atau dibuat kolom Answering Christian sehingga Budaya Tionghua
dapat dipertahankan, diajarkan kepada anak cucu dan semakin berkibar. Saya
lihat selama ini hanya ada beberapa tulisan sdr Purnama Sucipto tetang Sun
Go Kong, Sie Djin Koei dan beberapa tentang metafisika, saya merasa
meluruskan dengan tulisan yang baik akan lebih mudah dimengerti daripada
sekedar menjawab sepotong-sepotong.  Juga dalam milis mohon agar blog ini
dipromosikan.  Sojah, Tan Lookay


[budaya_tionghua] Komik Chinese History mohon penerangan para pakar.

2009-08-22 Terurut Topik Tantono Subagyo
Rekans,
Jalan-jalan di Gramedia tadi pagi, Lookay menemukan ada komik Chinese
History (Dari China Kuno hingga 1911 yang digambar oleh Fu Chunjiang, semula
adalah terbitan ASIAPAC Books Singapore 2005 yang diterjemahkan oleh Elex
Media Komputindo.  Mohon para pakar membahas isi buku ini apakah memang
bagus untuk dibaca, kalau dari segi harga dan gambar cukup menarik karena
cukup murah dan bisa belajar dengan singkat.  Salam, Tan Lookay


Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!

2009-08-22 Terurut Topik als
> - Original Message -
"Akhmad Bukhari Saleh"  wrote:

> Wah, mbulet nih!
...
> Yang coba-coba lempar issue politik di milis ini cuma pecundang yang tidak

> hebat, si pecundang itu beronani debat politik di milis budaya ini.
>
> Saya juga jelaskan waktu itu, saya bukan pembela Orba. Berbeda dengan
> pecundang-pecundang yang cuma berani mengganyang Orba di milis budaya ini,
>
> Wasalam.
>
My Dear ABS-xiong,

Anda mengeluarkan/menulis beberapa kata "mutiara" tersebut di atas mungkin
bisa membatalkan puasa Anda loh! Bisa jadi juga pahala-pahala lainnya juga
kena diskon loh! :-)) "Berhati-hatilah berbicara (termasuk menulis),
berpikir, dan bertingkah-laku dalam bulan suci Ramadhan ini." begitulah
mungkin penggalan khotbah ustadz Baasyiir di Ngruki sana kepada para
santrinya. :-))

als



Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!

2009-08-22 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message - 
From: zho...@yahoo.com 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Saturday, August 22, 2009 2:56 PM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!

> Kata bangkai jika dipasangkan
> dng manusia tidak netral lagi! 

Wah, mbulet nih!
Kata "bangkai"-nya sendiri sih tetap bermakna netral, jika dipergunakan dalam 
kalimat bersama kata lain.
Soal positif atau derogatifnya tergantung konteks kalimatnya.

Jika kata "bangkai" dipergunakan dengan kata "manusia" dalam kalimat: 
"Kesulitan terbesar ketika tsunami Aceh adalah menangani banyaknya jumlah 
bangkai manusia yang tersangkut di hutan bakau", maka kata "bangkai" jelas 
memberikan sinyal yang positif.

Jika kata "bangkai" dipergunakan dengan kata "manusia" dalam kalimat: "Manusia 
bangkai lu!", maka kata "bangkai" jelas memberikan sinyal yang derogatif.

Begitu pulalah ihwalnya dengan kata "Cina" jika dipasangkan dengan kata 
"manusia", atau pun dengan kata apa saja!

Apalagi dalam judul film yang didiskusikan ini, jelas penggunaan kata "Cina" 
adalah hanya sebagai rima (rhyme) terhadap kata "Cinta" dari judul film lain 
yang lebih dahulu  populer. Maka maknanya jelas positif saja.


> tak pernah menyalahkan orde baru
> yg mempolitisir istilah cina!
> Ada apa gerangan???

Gerangannya jelas ada!!!
Sudah jelas prinsip saya tidak akan diskusi politik di milis budaya tionghoa 
ini. Tidak ada manfaatnya sedikit pun, mudharatnya banyak! Meskipun debat 
politik itu dibungkus dengan issue budaya, itu pelabi bodong saja!

Yang coba-coba lempar issue politik di milis ini cuma pecundang yang tidak 
mampu berdebat di milis yang khusus untuk debat politik, yang sebetulnya di 
dunia internet ada banyak sekali. Tapi karena ingin tetap kelihatan hebat, si 
pecundang itu beronani debat politik di milis budaya ini.

Tapi bukan berarti saya tidak berani mempersoalkan issue politik ini. Di milis 
ini, beberapa tahun yang lalu saya pernah mengemukakan pendapat saya tentang 
issue ini. Yaitu bersangkutan dengan peranan RRT dalam pemberontakan G-30-S/PKI 
45 tahun yang lalu. Para anggota lama milis ini tentunya masih ingat, Zhou-heng 
barangkali pura-pura tidak ingat saja.

Pada waktu itu pun saya sudah katakan tidak akan berdebat soal issue politik 
ini di milis budaya toonghoa kita, namun kalau ada forum copy darat yang khusus 
untuk itu, dengan senang hati saya berbicara di situ.
Dan waktu itu katanya kapan-kapan mau didiskusikan di pertemuan khusus. 
Kebetulan saya terlewat, tidak mengetahui apakah forum khusus itu sudah 
berlangsung atau belum.

Saya juga jelaskan waktu itu, saya bukan pembela Orba. Berbeda dengan 
pecundang-pecundang yang cuma berani mengganyang Orba di milis budaya ini, itu 
pun sesudah Orbanya runtuh, maka saya aktif secara fisik meruntuhkan Orba.
Tapi soal itu pun tidak perlu diperdebatkan di milis budaya ini.

Wasalam.

= 

  - Original Message - 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, August 22, 2009 2:56 PM
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!


  Kata bangkai jika dipasangkan dng manusia tidak netral lagi! 

  Kata cina setelah berkembang sekian puluh tahun tak lagi netral! Kita toh 
tidak hidup di zaman dulu, saat kata cina pertama kali diucapkan, Kita semua 
adalah manusia sejarah!

  Anda menyalahkan orang tionghoa mempolitisir istilah cina, tapi tak pernah 
menyalahkan orde baru yg mempolitisir istilah cina! Ada apa gerangan???






--
  From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
  Date: Sat, 22 Aug 2009 14:29:52 +0700
  To: 
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!



   Dengan mengatakan "bangkai asalnya netral", Zhou-heng telah melakukan 
kesalahan. Seolah-olah kata "bangkai" dulunya (asal-mulanya) bermakna netral, 
tetapi lalu sekarang berubah menjadi derogatif.

  Padahal yang betul itu "bangkai adalah netral". Artinya dari dulu sampai 
sekarang kata itu tetap bermakna netral. Kata itu menjadi postif atau 
derogatif, adalah tergantung konteks penggunaannya.
  Bahkan contoh-contoh yang dikemukakan Zhou-heng sendiri juga menunjukkan hal 
itu. Kata-kata "bangkai", "tahi", dan "anjing" adalah netral. Lalu tergantung 
konteks penggunaannya, kata-kata itu bisa menjadi positif atau bisa derogatif.

  Dan pada dasarnya semua kata lainnya pun demikian.
  Kata "Arab" misalnya, itu juga netral. Kalau dipakai dalam kalimat: "Dia 
orang Arab", kata itu positif-positif saja. Tetapi kalau dipakai dalam kalimat: 
"Dasar Arab lu!", kata itu menjadi derogatif.

  Kata "Cina' pun persis begitu juga...

  Wasalam.

  ===


- Original Message - 
From: zho...@yahoo.com 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Saturday, August 22, 2009 10:31 AM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!


Bangkai asalnya netral, demikian juga tahi, anjing dll isti

Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!

2009-08-22 Terurut Topik zhoufy
Kata bangkai jika dipasangkan dng manusia tidak netral lagi! 

Kata cina setelah berkembang sekian puluh tahun tak lagi netral! Kita toh tidak 
hidup di zaman dulu, saat kata cina pertama kali diucapkan,  Kita semua adalah 
manusia sejarah!

Anda menyalahkan orang tionghoa mempolitisir istilah cina, tapi tak pernah 
menyalahkan orde baru yg mempolitisir istilah cina! Ada apa gerangan???

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Akhmad Bukhari Saleh" 

Date: Sat, 22 Aug 2009 14:29:52 
To: 
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!


Dengan mengatakan "bangkai asalnya netral", Zhou-heng telah melakukan 
kesalahan. Seolah-olah kata "bangkai" dulunya (asal-mulanya) bermakna netral, 
tetapi lalu sekarang berubah menjadi derogatif.
Padahal yang betul itu "bangkai adalah netral". Artinya dari dulu sampai 
sekarang kata itu tetap bermakna netral. Kata itu menjadi postif atau 
derogatif, adalah tergantung konteks penggunaannya.
Bahkan contoh-contoh yang dikemukakan Zhou-heng sendiri juga menunjukkan hal 
itu. Kata-kata "bangkai", "tahi", dan "anjing" adalah netral. Lalu tergantung 
konteks penggunaannya, kata-kata itu bisa menjadi positif atau bisa derogatif.

Dan pada dasarnya semua kata lainnya pun demikian.
Kata "Arab" misalnya, itu juga netral. Kalau dipakai dalam kalimat: "Dia orang 
Arab", kata itu positif-positif saja. Tetapi kalau dipakai dalam kalimat: 
"Dasar Arab lu!", kata itu menjadi derogatif.

Kata "Cina' pun persis begitu juga...

Wasalam.

===


  - Original Message - 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, August 22, 2009 10:31 AM
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!


  Bangkai asalnya netral, demikian juga tahi, anjing dll istilah, tapi jika 
dipakai untuk menjuluki orang, misalnya manusia bangakai(misalnya orang itu 
baunya minta ampun) , si tahi, si anjing, adakah yg tahan?
  Pemakaian sebuah istilah selalu berlatar sejarah. Asalnya bisa saja hanya 
menunjuk genetik, tapi jika sudah sering dimuati penistaan, bisa berubah 
maknanya! Contohnya perkataan Indon di malay! Sebenarnya kan hanya singkatan 
dari indonesia, tapi karena sering digunakan utk merendahkan, ya menjadi 
istilah nista!
  Jangan salahkan tokoh tionghoa yg mempolitisir! Memangnya kita hidup bisa 
lepas dari pengaruh politik! Memangnya jepang memakai kata cina untuk memaki 
bukan sikap politik? Memangnya Soeharto memerintahkan mengganti semua istilah 
Tionghoa menjadi Cina bukan sebuah keputusan politik??? Apakah dia hanya 
pengangguran belaka?

  Jika anda tetap ingin bercina ria, jangan salahkan orang belanda yg tetap 
senang memakai kata inlander ketimbang indonesia!!! Istilah Indonesia juga 
sebuah istilah politik!


  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT



--
  From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
  Date: Sat, 22 Aug 2009 02:46:26 +0700
  To: 
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!



   

  - Original Message - 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, August 21, 2009 11:24 PM
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!

  > bangkai jelas nista,
  > tapi sang bunga tak protes tuh!

  - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

  Kesatu, kata "bangkai" tidaklah nista.
  Kalau misalnya saya bilang "Kemarin saya menguburkan bangkai kucing 
peliharaan anak saya yang tertubruk motor", di mana nistanya kata "bangkai" itu?

  Kedua, nama "bunga bangkai" mengacu pada bau dari bunga itu yang menyerupai 
bau bangkai.
  Jadi itu bukan masalah nista atau tidak nista, melainkan masalah identitas 
biologis, serupa halnya nama "bunga sedap malam" yang mengacu pada bau dari 
bunga itu yang sedap namun hanya di malam hari.

  Begitu pula adanya kata "cina" dalam nama "petai cina", atau "kenanga cina", 
dsb., dst., juga masalah identitas asal-usul genetis tanaman ybs.
  Jadi persoalan nista atau tidak, bukan pada tanamannya, melainkan pada 
asal-usul genetisnya.
  Sehingga dari sini terlihat bahwa sebagai kata penanda identitas asal-usul, 
kata 'cina" dalam bah. Indonesia (atau lebih tepatnya bah. Melayu) bukanlah 
suatu kata yang nista ataupun mengandung muatan kenistaan, sebagaimana yang 
diteorikan sementara 'politisi' ketionghoaan.

  Wasalam.

  


- Original Message - 
From: zho...@yahoo.com 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Friday, August 21, 2009 11:24 PM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!
  
lho, wong namanya tanaman, mau nista ya tak masalah! Memangnya takut 
tanamannya tersinggung?

Di bogor ada tuh tanaman yg bernama bunga bangkai, bangkai jelas nista, 
tapi sang bunga tak protes tuh!



Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT




[budaya_tionghua] Cin(T)a di Blitz.

2009-08-22 Terurut Topik Yan Widjaja
Film Cin(T)a di Blitz!
 
Teman-teman semilis, tentu saja aku sudah menonton film Cin(T)a tersebut. Jika 
belum aku takkan berani berkomentar apalagi menulisnya.
   Nah, bagi yang belum menonton, film ini masih ditayangkan di Blitz. Di 
Jakarta ada empat bioskop Blitz, yakni di Grand Indonesia, Pacific Place, Mall 
of Indonesia (Kelapa Gading), dan di BSD. Hanya PP yang tidak menayangkannya.
   Mengenai akhir film ini, maaf, bisa menjadi spoiler bagi yang belum 
menonton, tapi kalau memang tak berminat menontonnya, boleh baca alinea di 
bawah ini.
   Memang Anisa dan Cina akhirnya memutuskan untuk menjadi sahabat sejati 
seperti semula. Apalagi memang Anisa mempunyai tunangan yang sangat 
dicintainya, kebetulan pula seorang pemuda keturunan Cina, hanya bedanya dengan 
si Cina (tokoh utama), sang Cina tunangan adalah seorang Muslim.
   “Kenapa kau mencintai seorang Cina juga?” tanya Cina.
   “Karena orang Cina itu menarik, unik, tau nggak sih?” jawab Anisa.
   Anisa menjalani upacara pernikahan secara adat Jawa termasuk mandi kembang 
tujuh rupa. Mungkin hatinya terbelah, antara Cina dengan tunangannya yang juga 
Cina, terpulang pada interprestasi masing-masing.
   Tapi sepanjang film dipertontonkan banyak sekali cuplikan dokumenter 
pasangan beda agama yang telah menikah dan bisa hidup rukun-damai selama 
puluhan tahun, bahkan sampai beranak banyak. Begitu pun selesai wawancara 
dengan Cina-Anisa, sutradara menyerukan giliran berikutnya mewawancarai Frans 
dan Amara, suami-istri penyanyi terkenal yang juga beda agama hingga terpaksa 
menikah di Hong Kong.
   Selain mereka, masih bisa ditambahkan ratusan nama lagi, dari yang gaek 
seperti Bob Tutupoli, Ruhut Sitompul, Roy Marten, sampai ke pasutri masakini, 
untuk menyebut beberapa nama saja; Jamal Mirdad-Lydia Kandou, Katon 
Bagaskoro-Ira Wibowo, Mayong Suryo Laksono-Nurul Arifin, Deddy 
Corbuzier-Karlina, dan masih banyak lagi lainnya…
   Begitu…   



  








 
















  New Email names for you! 
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[budaya_tionghua] CINA itu Indah, Halus, dan Lembut!

2009-08-22 Terurut Topik Yan Widjaja


CINA itu Indah, Halus, dan Lembut!
 
Heran, seperti tidak pernah ada habisnya masalah sebutan Cina atau Tionghoa? 
Padahal sebagian dari kalian rasa-rasanya (maaf kalau saya salah) tidak 
mengerti apa artinya kata Cina.
   Terus-terang saya sendiri seorang lelaki keturunan Cina, engkong saya (papa 
dari papa saya) adalah pendatang dari Daratan Tiongkok. Tapi saya tidak merasa 
terhina disebut Cina, asalkan disebut dengan santun, bukan dengan mendamprat. 
Apalagi disebut Tionghoa, baik sekali. Apalagi kalau diucapkan dengan perasaan 
sayang yang tulus...
   Sama seperti anak muda bilang, “jaing lu!” pada sobatnya, maksudnya 
‘anjing’, yang dimaki tidak marah. Lain halnya kalau yang didamprat adalah 
musuh dan disebut dengan penuh rasa kebencian!
   Kembali pada sebutan Cina. Bukan mau menggurui, tapi dalam istilah bahasa 
Inggris, Chinese, artinya bukan cuma orang atau bangsa Cina, melainkan juga 
peralatan makan-minum seperti piring-pisin-cangkir-poci (seperti untuk minum 
teh) yang terbuat dari porselin yang antik, mungil indah. Bahkan juga vas, 
jambangan bunga bisa termasuk ke istilah ini. Dan nilai serta harganya jauh 
lebih mahal daripada yang biasa!
   Nah, dalam bahasa Indonesia pun, ada tanaman petai-cina, karena bentuknya 
mirip petai, namun jauh lebih halus dan lembut dibanding petai sebenarnya. 
Apakah lalu mesti diganti menjadi petai-tionghoa?
   Di Jakarta ada kawasan dan jalan yang bernama Bidaracina, karena konon di 
zaman dulu, di sana tinggal seorang gadis anak wan-gwe, hartawan Cina, yang 
luar biasa cantiknya hingga dijuluki sebagai bidadari. Apakah sekarang mesti 
diganti menjadi BidadariTionghoa?
   Bagaimana pula dengan sebutan Pecinan atau Chinatown untuk kawasan Glodok, 
Pasar Baru, bahkan di semua kota besar di dunia juga ada Chinatown-nya?!
   Salam!




  




> 

















  Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!

2009-08-22 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
Dengan mengatakan "bangkai asalnya netral", Zhou-heng telah melakukan 
kesalahan. Seolah-olah kata "bangkai" dulunya (asal-mulanya) bermakna netral, 
tetapi lalu sekarang berubah menjadi derogatif.
Padahal yang betul itu "bangkai adalah netral". Artinya dari dulu sampai 
sekarang kata itu tetap bermakna netral. Kata itu menjadi postif atau 
derogatif, adalah tergantung konteks penggunaannya.
Bahkan contoh-contoh yang dikemukakan Zhou-heng sendiri juga menunjukkan hal 
itu. Kata-kata "bangkai", "tahi", dan "anjing" adalah netral. Lalu tergantung 
konteks penggunaannya, kata-kata itu bisa menjadi positif atau bisa derogatif.

Dan pada dasarnya semua kata lainnya pun demikian.
Kata "Arab" misalnya, itu juga netral. Kalau dipakai dalam kalimat: "Dia orang 
Arab", kata itu positif-positif saja. Tetapi kalau dipakai dalam kalimat: 
"Dasar Arab lu!", kata itu menjadi derogatif.

Kata "Cina' pun persis begitu juga...

Wasalam.

===


  - Original Message - 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, August 22, 2009 10:31 AM
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!


  Bangkai asalnya netral, demikian juga tahi, anjing dll istilah, tapi jika 
dipakai untuk menjuluki orang, misalnya manusia bangakai(misalnya orang itu 
baunya minta ampun) , si tahi, si anjing, adakah yg tahan?
  Pemakaian sebuah istilah selalu berlatar sejarah. Asalnya bisa saja hanya 
menunjuk genetik, tapi jika sudah sering dimuati penistaan, bisa berubah 
maknanya! Contohnya perkataan Indon di malay! Sebenarnya kan hanya singkatan 
dari indonesia, tapi karena sering digunakan utk merendahkan, ya menjadi 
istilah nista!
  Jangan salahkan tokoh tionghoa yg mempolitisir! Memangnya kita hidup bisa 
lepas dari pengaruh politik! Memangnya jepang memakai kata cina untuk memaki 
bukan sikap politik? Memangnya Soeharto memerintahkan mengganti semua istilah 
Tionghoa menjadi Cina bukan sebuah keputusan politik??? Apakah dia hanya 
pengangguran belaka?

  Jika anda tetap ingin bercina ria, jangan salahkan orang belanda yg tetap 
senang memakai kata inlander ketimbang indonesia!!! Istilah Indonesia juga 
sebuah istilah politik!


  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT



--
  From: "Akhmad Bukhari Saleh" 
  Date: Sat, 22 Aug 2009 02:46:26 +0700
  To: 
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!



   

  - Original Message - 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, August 21, 2009 11:24 PM
  Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!

  > bangkai jelas nista,
  > tapi sang bunga tak protes tuh!

  - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

  Kesatu, kata "bangkai" tidaklah nista.
  Kalau misalnya saya bilang "Kemarin saya menguburkan bangkai kucing 
peliharaan anak saya yang tertubruk motor", di mana nistanya kata "bangkai" itu?

  Kedua, nama "bunga bangkai" mengacu pada bau dari bunga itu yang menyerupai 
bau bangkai.
  Jadi itu bukan masalah nista atau tidak nista, melainkan masalah identitas 
biologis, serupa halnya nama "bunga sedap malam" yang mengacu pada bau dari 
bunga itu yang sedap namun hanya di malam hari.

  Begitu pula adanya kata "cina" dalam nama "petai cina", atau "kenanga cina", 
dsb., dst., juga masalah identitas asal-usul genetis tanaman ybs.
  Jadi persoalan nista atau tidak, bukan pada tanamannya, melainkan pada 
asal-usul genetisnya.
  Sehingga dari sini terlihat bahwa sebagai kata penanda identitas asal-usul, 
kata 'cina" dalam bah. Indonesia (atau lebih tepatnya bah. Melayu) bukanlah 
suatu kata yang nista ataupun mengandung muatan kenistaan, sebagaimana yang 
diteorikan sementara 'politisi' ketionghoaan.

  Wasalam.

  


- Original Message - 
From: zho...@yahoo.com 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Friday, August 21, 2009 11:24 PM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!
  
lho, wong namanya tanaman, mau nista ya tak masalah! Memangnya takut 
tanamannya tersinggung?

Di bogor ada tuh tanaman yg bernama bunga bangkai, bangkai jelas nista, 
tapi sang bunga tak protes tuh!



Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT




From: "tanaya.geo" 
Date: Fri, 21 Aug 2009 14:31:32 -
To: 
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!


  
Lho lho bung Zhou,

kata anda (dalam email yg lain), istilah cina itu nista. Jadi ayuk kita 
rubah semua entri yang mengandung kata 'cina' menjadi 'tionghoa', termasuk 
pacar tionghoa, kenanga tionghoa, petionghoan (dari pecinan). Sudahlah kita 
stop disini saja ngobrol gak ada ujungnya.

Btw, ini nanya serius, kenapa ya kata cina digunakan dalam "pacar cina" 
maupun "kenanga cina"?

sa

Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!

2009-08-22 Terurut Topik David Kwa
RRS,
 
Menurut pengamatan owe pribadi, istilah Cina (Melayu), Cina (Sunda), Cino (Jawa 
Ngoko) dan Cinten (Jawa Kromo) dalam bahasa Melayu, Sunda dan Jawa awalnya 
adalah bernada netral dan malah bermakna sesuatu yang eksotis, yang sulit 
didapatkan, yang aneh. Sesuatu yang baru cenderung dinamai dengan attributive 
cina. Buktinya, di bidang flora dan peralatan, dan pemukiman kita mengenal 
pacar cina, bidara cina, petai cina, kayu manis cina, kenanga cina, luku 
(bajak) cina, pecinan, dan sederetan cina-cina yang lain, seperti kini kita 
menamai apa-apa yang eksotik dengan istilah “bangkok”. Selain itu, bahkan ada 
pula putri cina Ong Tin Nio―salah seorang istri Sunan Gunung Jati yang makamnya 
masih ada di Cirebon―dan salendro cina―sebutan untuk laras salendro musik khas 
Peranakan dan Betawi Gambang Kromong, dan Cina Benteng (orang Cina alias 
Tionghoa dari Benteng alias Tangerang), semuanya bermakna “biasa-biasa saja”, 
tanpa ada yang merasa melakukan
 penghinaan atau terhina. Di Jatinegara, Jakarta Timur, Bidara Cina (nama 
tumbuhan) adalah nama salah satu jalan utama sebelum diganti menjadi Otto 
Iskandar Di Nata oleh rezim orba. Sementara nama desa Pondok Cina di jalur 
kereta api Jakarta-Bogor sudah ada sejak zaman Belanda.
 
Dengan demikian, istilah cina awalnya bermakna (denotatif) netral, sebelum 
dilekati makna konotatif negatif, mungkin sejak abad-19 hingga mencapai 
puncaknya pada zaman Suharto dengan “kebijakan”-nya yang bikin heboh itu. Dalam 
Carey, Peter, Orang Cina, Bandar Tol, Candu dan Perang Jawa, dijelaskan tentang 
sikap anti Cina yang berpangkal pada penempatan orang Tionghoa oleh Belanda 
pada posisi pachter tol, pachter candu dan kaitannya dengan Perang Diponegoro. 
Istilah Cina lama-kelamaan dirasakan sebagai suatu istilah yang bergeser makna 
ke arah derogative, hingga Tiong Hoa Hwee Koan (berdiri 17 Maret 1900 di 
Batavia) memopulerkan pemakaian istilah Tionghoa untuk menggantikan istilah 
Cina yang sudah ada sebelumnya.
 
Mengenai argumentasi pemakaian istilah Tionghoa oleh salah seorang penulis muda 
Tiong Hoa Hwee Koan, baca kutipan berikut ini, yang owe kutip sesuai aslinya 
dalam bahasa Melayu Tionghoa, dengan penjelasan di dalam kurung dari owe 
sendiri:
 
“Dari termashoernja keradjaän Tjin (Qin 秦朝―DK) sebagai satoe pamerenta jang 
besar dan tegoe antara negri-negri laen, soeda timboel perkataän „Tjina” (Tjin 
秦 = keradjaän Tjin, dan „a 仔” ada soeara tambahan diboentoet soeatoe omongan). 
Kerna orang melaenken taoe jang keradjaän Tjin ada doedoek memerenta di 
Tiongkok, maka pada rahajat dari binoewa itoe marika soeda gelarken „Orang 
Tjina”. Sabaliknja anak rahajat dari itoe binoewa poen ada soeka aken gelarken 
dirinja sendiri „Orang Tjina”. Gelaran „Tjina” ini sebetoelnja sekali-kali tida 
bermaksoed djelek, tapi lantaran keradjaän Tjin soeda lama moesna dan sekarang 
ini diganti dengen „Tiong Hoa Bin Kok 中華民國” (Zhonghua Minguo, Republic of 
China―DK) maka gelaran „Tjina” nanti mendjadi lebi satoedjoe djika diganti 
dengen gelaran „Tiong Hoa”. [Dikutip dari Song Chong Sin, Hikajat Ringkes dari 
Binoewa Tiong-Kok dari Djeman Sam Hong-Ngo Tee (San Huang Wu
 Di 三皇五帝, Tiga Penguasa dan Lima Kaisar―DK), ja-itoe tatkala kira-kira 5000 
taon jang telah laloe hingga djatonja keradjaän Tjeng 清朝 (Qing, 1644-1911―DK) 
pada baroe-baroe ini (1911―DK), Batavia: Kho Tjeng Bie 高正美 & Co, 1914, hlm 75, 
catatan kaki 4].
 
Pemakaian istilah Tionghoa ini secara berangsur diikuti seluruh pers Melayu 
Tionghoa dan juga oleh pers Melayu non Tionghoa, sehingga istilah Tionghoa 
menjadi istilah yang tak asing lagi di seluruh Indonesia, bahkan hingga 
Indonesia merdeka selama pemerintahan Presiden Soekarno. Istilah Tionghoa hidup 
rukun dan damai dengan istilah Cina yang sudah ada jauh sebelumnya. Republik 
Rakyat Tiongkok tetap Republik Rakyat Tiongkok, orang Tionghoa ya tetap orang 
Tionghoa, hingga diganti secara paksa oleh rezim Suharto. Tiongkok dan Tionghoa 
tidak ada lagi, yang ada hanya Cina. Republik Rakyat Tiongkok menjadi Republik 
Rakyat Tjina (RRT, sebelum Ejaan Yang Disempurnakan, 1972) dan kemudian 
Republik Rakyat Cina (RRC, setelah 1972). Semua surat kabar mengganti istilah 
Tiongkok-Tionghoa menjadi Cina, hanya satu koran yang yang tetap keukeuh pada 
penggunaan istilah Tiongkok-Tionghoa (Merdeka, kalau tidak salah).
 
Akibat “kebijakan” yang tidak bijak ini―mengapa pula harus diganti? Sengaja 
ingin menyakiti?―banyak orang Tionghoa merasa terzalimi. Mereka tidak boleh 
bebas lagi memilih istilah Tiongkok dan Tionghoa sesuai keinginan mereka, harus 
Cina. Bahkan yang lebih menyakitkan hati, mereka rasakan istilah Cina lebih 
sering dipakai untuk mengumpat dari pada untuk memuji: “Dasar Cina ga tau diri 
luh!”; “Cina loleng ...”; “Eh, Cina, bagi gua duit!”; “Lu kan Cina, masa ga 
punya duit?!” dll umpatan-umpatan lain yang sangat memerahkan telinga. Media 
massa tak jarang menayangkan pemberitaan negatif tentang Cina: manipulasi, 
penyelundupan, penimbunan, pemalsuan, penggela