[budaya_tionghua] Re: Mengaktifkan blog Budaya Tionghua
Blog sudah lama dibuat di http://iccsg.wordpress.com Pengurusnya dulu adalah rekan Red Phoenix, sekarang tidak ter-urus. Yang di http://www.budaya-tionghua.net itu lebih ditujukan sebagai situs portal. Karena tidak ter-urus dan beberapa kali pernah dihajar dedemit maya, akhirnya nasibnya sama juga. Dulu pengurus utamanya adalah rekan Karang Terjal dan senior Xuantong (sudah pensiun). Tidak ter-urus karena semua moderator rata-rata sudah memasuki usia "tanggung jawab" untuk keluarga. Dan kami semua ini adalah kuli orang lain. Untuk biaya makan bulan depan saja sudah was-was. Ini kenyataan bukan bermaksud beralasan ria. Tawaran untuk membantu mengurus web-web ini sudah pernah dilontarkan, namun sepi tanggapan. Kalau memang ada yang berminat membantu boleh hubungi tim moderator. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tantono Subagyo wrote: > > Rekans, > Dalam forum ini banyak ahli budaya taraf tinggi, sdr Ardian yang jelas pakar > budaya, sdr Zhou yang pernah menulis buku tentang budaya tionghua yang > diterbitkan oleh Gramedia, sdr Ivan Taniputera yang ahli sejarah, dan banyak > saudara-saudara yang lain lagi. Alangkah indahnya jika Saudara-Saudara > tersebut menulis kan memasukkan tulisan ke Blog Budaya Tionghua sehingga > siapapun yang ingin belajar Budaya Tionghua secara baik dan benar dapat > mengunjungi blog tersebut. Terus terangnya saya merasa bahwa blog tersebut > nampak kurang dimanfaatkan. Mungkin disitu juga dapat dijawab artikel > Saumiman Saud atau dibuat kolom Answering Christian sehingga Budaya Tionghua > dapat dipertahankan, diajarkan kepada anak cucu dan semakin berkibar. Saya > lihat selama ini hanya ada beberapa tulisan sdr Purnama Sucipto tetang Sun > Go Kong, Sie Djin Koei dan beberapa tentang metafisika, saya merasa > meluruskan dengan tulisan yang baik akan lebih mudah dimengerti daripada > sekedar menjawab sepotong-sepotong. Juga dalam milis mohon agar blog ini > dipromosikan. Sojah, Tan Lookay >
Re: Maaf (Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!)
dear milis Budaya Tiong Hoa, saya kurang paham mengenai budaya Tiong Hoa, yang saya tahu sedikit jika zaman tiongkok kuno dulu, bangsa Tiongkok itu susah bersatu. Perang melulu. Benar gak sih ? Nampaknya aliran darah masih mengalir di tubuh kita, sehingga semangat "perang" di milis terlihat nyata .. Wassalam. From: Akhmad Bukhari Saleh To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, August 22, 2009 11:31:24 PM Subject: Maaf (Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!) Maaf ,ternyata "a.l.s." adalah "Andy". Sekali lagi maaf, jadi ada identitasnya. Cuma saja, tetap saja pahala puasa saya tidak dinilai oleh Andy-heng, jadi tetap saja tidak ada gunanya menjawab posting provokasi perang agama dari Andy-heng ini... Barangkali kalau masih penasaran mau perang agama, bisa kita cari forum lain, jangan di milis budaya ini. Wasalam. = === - Original Message - >From: Akhmad Bukhari Saleh >To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com >Sent: Saturday, August 22, 2009 10:56 PM >Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! > > >Pahala puasa saya kan nggak ada hubungannya dengan budaya tionghoa, jadi nggak >perlu dijawab lah posting provokasi perang agama ini.. > >Apalagi pahala puasa saya tidak ada hubungannya sama orang yang cuma lempar >batu sembunyi identitas. >Jadi makin tidak ada gunanya bagi saya yang beridentitas jelas untuk menjawab >posting provokasi pecundang seperti ini... > >Wasalam. > > = > >- Original Message - >>From: a...@cbn.net. id >>To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com >>Sent: Saturday, August 22, 2009 8:13 PM >>Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! >> >> >>> - Original Message - >>"Akhmad Bukhari Saleh" wrote: >> >>> Wah, mbulet nih! >>... >>> Yang coba-coba lempar issue politik di milis ini cuma pecundang yang tidak >> >>> hebat, si pecundang itu beronani debat politik di milis budaya ini. >>> >>> Saya juga jelaskan waktu itu, saya bukan pembela Orba. Berbeda dengan >>> pecundang-pecundang yang cuma berani mengganyang Orba di milis budaya ini, >>> >>> Wasalam. >>> >>My Dear ABS-xiong, >> >>Anda mengeluarkan/ menulis beberapa kata "mutiara" tersebut di atas mungkin >>bisa membatalkan puasa Anda loh! Bisa jadi juga pahala-pahala lainnya juga >>kena diskon loh! :-)) "Berhati-hatilah berbicara (termasuk menulis), >>berpikir, dan bertingkah-laku dalam bulan suci Ramadhan ini." begitulah >>mungkin penggalan khotbah ustadz Baasyiir di Ngruki sana kepada para >>santrinya. :-)) >> >>als >>. >> >>No virus found in this incoming message. >>Checked by AVG - www.avg.com >>Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 >>18:06:00 >> >No virus found in this incoming message.. >Checked by AVG - www.avg.com >Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 >18:06:00 >
Re: [budaya_tionghua] Komik Chinese History mohon penerangan para pakar.
salam untuk semuanya ada sedikit pandangan pribadi tentang komik Chinese History. akibat dari pengalihan bahasa dari Chinese ke Inggris oleh Yang Li Ping, lalu, yang parahnya adalah pengalihan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia oleh Clara Herlina (Gramedia), banyak istilah dan nama-nama yang menjadi kacau-balau. Agar bisa menikmati buku ini dengan lebih nyaman, bagi yang mengerti bahsa Chinese, silakan me-wikipedia lagi..history of Chinese Oh ya, jika ada yang kenal dekat dengan pihak Elex Media Komputindo, tolong sarankan, bahwa untuk meng-alih-bahasa-kan suatu karya, semestinya dibutuhkan orang yang memahami kedua dunia bahasa yang hendak di-transformasi tersebut. Di samping, harus juga menguasai bidang tentang isi buku yang akan dikerjakannya. Bukan cuma mentang-mentang adalah seorang tamatan akademi bahasa Inggris belaka. thanx salam sejahtera punduit From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, August 22, 2009 8:23:02 PM Subject: [budaya_tionghua] Komik Chinese History mohon penerangan para pakar. Rekans, Jalan-jalan di Gramedia tadi pagi, Lookay menemukan ada komik Chinese History (Dari China Kuno hingga 1911 yang digambar oleh Fu Chunjiang, semula adalah terbitan ASIAPAC Books Singapore 2005 yang diterjemahkan oleh Elex Media Komputindo. Mohon para pakar membahas isi buku ini apakah memang bagus untuk dibaca, kalau dari segi harga dan gambar cukup menarik karena cukup murah dan bisa belajar dengan singkat. Salam, Tan Lookay
[budaya_tionghua] Tentara Tiongkok di Taiwan (Film DAAI TV)
Dear All, Sekedar ingin tahu sajah. Barangkali ada yang menyaksikan film "Kasih sepanjang Masa" (kalau tidak salah) di DAAI TV, dan bisa menjelaskan. Saya tidak paham , koq bisa ada tentera Tiongkok Pan Yi Feng bertugas di Taiwan lebih dari 10 tahun, namun sepertinya diabaikan , sehingga tidak tahu ibunya sudah meninggal atau masih hidup. Lalu apa statusnya apakah pemjajah dan jajahan. Thanks untuk yang mau mnjelaskan salam, Dedy
Re: [budaya_tionghua] Selamat Melaksanakan Ibadah Puasa
Eng Hiong Tan, Selamat berjuang untuk memajukan budaya Tiong Hoa di negeri tercinta ini. saya hanya bantu dengan semangat saja. Terima kasih atas ucapan selamat ibadah puasa. Semoga Allah SWT menganugrahkan kemurahan hati dan ketulusan untuk Eng Hiong tercinta. Salam. From: Tantono Subagyo To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, August 23, 2009 7:17:07 AM Subject: [budaya_tionghua] Selamat Melaksanakan Ibadah Puasa Untuk Abs looheng dan rekan-rekan Muslim yang ada di milis ini Lookay ingin mengucapkan Selamat Melaksanakan Ibadah Puasa, mohon maaf bila terlambat. Sojah, Tan Lookay.
Re: PERHATIAN MODERATOR Re: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua
Saya kira tesis pro/kontra mengenai agama atau kepercayaan bisa saja ditulis dalam blok, sejauh penulisannya adalah berupa pemaparan deskriptif, mengungkap berbagai silang pendapat yg selama ini hidup di masyrakat, tapi tidak untuk menampung opini pribadi penulisnya. Semacam laporan sosiologislah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: a...@cbn.net.id Date: Sun, 23 Aug 2009 08:42:11 To: Subject: Re: PERHATIAN MODERATOR Re: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua "Tantono Subagyo" wrote: > saudara Ardian dapat menjawabnya, demikian pula sdr Als (Andy) dapat > menulis > tesis anti Tuhan yang super jitu tanpa orang lain merasa tersinggung dan > kalau merasa tersinggung yang bersangkuran dipersilahkan menulis kembali > untuk menjawabnya. Tantono-xiong yang penuh dengan ide, Saya kira sangatlah tidak pantas dan tidak bijaksana mengungkapkan tesis Anti-"Tuhan" atau Pro-"Tuhan" dalam blog budaya Tionghoa yang pembacanya memiliki beragam bentuk kepercayaan. Masalah manusia dengan "Tuhan"nya masing-masing menurut saya adalah masalah pribadi masing-masing. Sekalipun demikian, membicarakan masalah kepercayaan untuk maksud pembelajaran saya kira sah-sah saja asalkan para pembicaranya tahu diri mengenai masalah tempat dan waktu. :-) als
Re: PERHATIAN MODERATOR Re: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua
"Tantono Subagyo" wrote: > saudara Ardian dapat menjawabnya, demikian pula sdr Als (Andy) dapat > menulis > tesis anti Tuhan yang super jitu tanpa orang lain merasa tersinggung dan > kalau merasa tersinggung yang bersangkuran dipersilahkan menulis kembali > untuk menjawabnya. Tantono-xiong yang penuh dengan ide, Saya kira sangatlah tidak pantas dan tidak bijaksana mengungkapkan tesis Anti-"Tuhan" atau Pro-"Tuhan" dalam blog budaya Tionghoa yang pembacanya memiliki beragam bentuk kepercayaan. Masalah manusia dengan "Tuhan"nya masing-masing menurut saya adalah masalah pribadi masing-masing. Sekalipun demikian, membicarakan masalah kepercayaan untuk maksud pembelajaran saya kira sah-sah saja asalkan para pembicaranya tahu diri mengenai masalah tempat dan waktu. :-) als
Re: PERHATIAN MODERATOR Re: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua
Memang, forum millis adalah forum spontan, maka omongannya tentu banyak yg ceplas ceplos, bahasanya penuh ungkapan emosional, tak heran banyak yg tersinggung. saya pribadi tak pernah bermasalah dng satu dua ungkapan yg agak melenceng, tapi lebih memperhatikan inti pikiran dibalik sebuah tulisan. Sebuah tulisan, meski dibuat dng bhs yg sangat sopan, bisa saja didalamnya mengandung hal2 yg sangat meresahkan saya. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Tantono Subagyo Date: Sun, 23 Aug 2009 07:05:41 To: Subject: PERHATIAN MODERATOR Re: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua Perhatian Moderator, Dengan mengaktifkan blog ini pula banyak masalah "klasik" seperti masalah Cina-Tionghua, masalah penindasan Budaya Tionghua oleh oknum agama Kristen, masalah Tuhan dan anti Tuhan, masalah ideologi RRC dan sebagainya dapat di tulis secara baik dengan argumentasi tanpa mengarah kepada pribadi. Sdr Agoeng Set dapat mengasuh kolom "menjawab pelecehan terhadap budaya-tionghua" dengan terus mempostingkan artikel serupa di kolomnya, dan saudara Ardian dapat menjawabnya, demikian pula sdr Als (Andy) dapat menulis tesis anti Tuhan yang super jitu tanpa orang lain merasa tersinggung dan kalau merasa tersinggung yang bersangkuran dipersilahkan menulis kembali untuk menjawabnya. Bilamana orang seperti lookay ingin menjawab tulisan Saumiman Saud misalnya maka tulisan tentang budaya tionghua dan latar belakangnya-lah yang perlu lookay pelajari dan alangkah baiknya bila tulisan itu berada di blog dan juga menjadi pelajaran bagi khalayak. Selama ini yang terjadi adalah bahwa pertengkaran sudah menjurus ke golongan bahkan ke pribadi (lookay sendiri mengaku terlalu cepat dan terlalu mudah tersinggung dan sering merasa benar sendiri ) dan untuk itu Lookay mohon maaf yang sebesar-besarnya. Alangkah indahnya jika di dalam blog terdapat kolom-kolom untuk tulisan seperti tatacara budaya tionghua dari kelahiran sampai meninggal, termasuk tradisi Tjeng Beng dls. Masalah yang utama adalah mencari blogger yang mau membantu, bahkan blogger yang professional (biaya bisa urunan) dan kerajinan mengumpulkan dan membuat tulisan, tetapi Lookay rasa masalah ini dapat kita hadapi bersama-sama bila kita memang ingin melestarikan budaya tionghua seperti yang terpampang dalam motto milis ini. Masalah pelestarian budaya tionghua dan menyebarluaskan-nya kepada anak cucu tidak bisa di selesaikan dengan hanya adu tulisan sepotong-sepotong di milis ini dan pertengkaran "klasik" antara sdr Agoeng Set, sdr Als, dengan saya dan beberapa orang lain dengan bahasa yang dimaksudkan untuk menang sendiri, marilah kita nge-blog dan menulis dengan baik, dan kita dapat undang juga tulisan bermutu dari luar seperti sdr Didi Kwartanada, dan ada lagi seorang yang kuliah di Beijing dan yang lain lagi (maaf sudah lupa karena pdip = penurunan daya ingat dan penglihatan). Kalau moderator serius ayo kita bicarakan dan cari solusinya kalau biaya bisa urunan, jangan kalah dengan Masyarakat Tjersil yang hanya kumpulan manusia iseng (termasuk lookay sendiri). Nah kapan kita rapat ?. Zhou heng apakah kita bisa mengesampingkan perbedaan pendapat kita untuk mewujudkan hal ini ?. Kapan bertemu (asal jangan Minggu), Lookay sangat serius karena sudah saatnya kita benar-benar berbuat sesuatu yang positif dan tidak menurutkan kehendak hati saja. Bagi yang ingin tahu url blog ini adalah http://joomla.budaya-tionghoa.net/index.php?option=com_content&task=blogsection&id=0&Itemid=9&limit=10&limitstart=40dan ada tulisan antara lain tentang Sun Go Kong, bahasa han dls. Sudah selayaknya blog ini diperkuat, dipromosikan dan dimanfaatkan. Sojah, Tan Lookay
Re: Maaf (Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!)
> Maaf ,ternyata "a.l.s." adalah "Andy". > Sekali lagi maaf, jadi ada identitasnya. > Salah satu sifat yang mengagumkan dalam diri ABS-xiong adalah tanpa ragu-ragu meminta maaf bila merasa dirinya bersalah. Meskipun saya tidak bermaksud bersembunyi dengan nama "als", identitas/nama lengkap (apalagi nomor KTP :-)) saya kira tidak perlu ditonjolkan dalam berkomunikasi di dunia maya karena toh saya tidak akan melakukan kejahatan apapun jadi tidak ada alasan apapun bagi untuk bersembunyi dari siapapun. Dan saya tidak pernah "melempar batu sembunyi tangan" seperti yang beberapa kali dituduhkan oleh ABS-xiong. Kita toh sering lempar-lemparan batu sampai distop oleh Moderator. :-) > Cuma saja, tetap saja pahala puasa saya tidak dinilai oleh Andy-heng, jadi > tetap saja tidak ada gunanya menjawab posting provokasi perang agama Jika Anda tidak bersikap 'defensif', Anda tentu akan merasa bahwa saya sama sekali tidak menilai ibadah puasa Anda, apalagi memrovokasi perang agama! :-) Kalau tulisan saya terasa agak "nakal" ya anggap saja saya sedang bersemangat ala Sun Go Kong, yang terkadang memanaskan telinga bahkan Raja Langit sekalipun. Lagipula, berpendapat secara bebas di milis khan belum dilarang khan? :-) > Barangkali kalau masih penasaran mau perang agama, bisa kita cari forum > lain, jangan di milis budaya ini. > Ngapain juga saya ngajak perang agama dengan Anda? Jika Anda ingin berperang pendapat, lawanlah Muslim garis keras kayak Ustadz Baasyiir itu. Dan saya berani menjamin bahwa Anda akan KEOK karena dia memegang prinsip secara teguh dan konsisten serta konsekuen, sedangkan Anda, sebagaimana kaum muslim moderat pada umumnya sering memakai "standar ganda". ABS-xiong dan teman-teman lain di sini tentu mengerti yang saya maksud dengan "standar ganda" ini khan? :-) als (yang tidak "narsis" :-))
[budaya_tionghua] Selamat Melaksanakan Ibadah Puasa
Untuk Abs looheng dan rekan-rekan Muslim yang ada di milis ini Lookay ingin mengucapkan Selamat Melaksanakan Ibadah Puasa, mohon maaf bila terlambat. Sojah, Tan Lookay.
PERHATIAN MODERATOR Re: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua
Perhatian Moderator, Dengan mengaktifkan blog ini pula banyak masalah "klasik" seperti masalah Cina-Tionghua, masalah penindasan Budaya Tionghua oleh oknum agama Kristen, masalah Tuhan dan anti Tuhan, masalah ideologi RRC dan sebagainya dapat di tulis secara baik dengan argumentasi tanpa mengarah kepada pribadi. Sdr Agoeng Set dapat mengasuh kolom "menjawab pelecehan terhadap budaya-tionghua" dengan terus mempostingkan artikel serupa di kolomnya, dan saudara Ardian dapat menjawabnya, demikian pula sdr Als (Andy) dapat menulis tesis anti Tuhan yang super jitu tanpa orang lain merasa tersinggung dan kalau merasa tersinggung yang bersangkuran dipersilahkan menulis kembali untuk menjawabnya. Bilamana orang seperti lookay ingin menjawab tulisan Saumiman Saud misalnya maka tulisan tentang budaya tionghua dan latar belakangnya-lah yang perlu lookay pelajari dan alangkah baiknya bila tulisan itu berada di blog dan juga menjadi pelajaran bagi khalayak. Selama ini yang terjadi adalah bahwa pertengkaran sudah menjurus ke golongan bahkan ke pribadi (lookay sendiri mengaku terlalu cepat dan terlalu mudah tersinggung dan sering merasa benar sendiri ) dan untuk itu Lookay mohon maaf yang sebesar-besarnya. Alangkah indahnya jika di dalam blog terdapat kolom-kolom untuk tulisan seperti tatacara budaya tionghua dari kelahiran sampai meninggal, termasuk tradisi Tjeng Beng dls. Masalah yang utama adalah mencari blogger yang mau membantu, bahkan blogger yang professional (biaya bisa urunan) dan kerajinan mengumpulkan dan membuat tulisan, tetapi Lookay rasa masalah ini dapat kita hadapi bersama-sama bila kita memang ingin melestarikan budaya tionghua seperti yang terpampang dalam motto milis ini. Masalah pelestarian budaya tionghua dan menyebarluaskan-nya kepada anak cucu tidak bisa di selesaikan dengan hanya adu tulisan sepotong-sepotong di milis ini dan pertengkaran "klasik" antara sdr Agoeng Set, sdr Als, dengan saya dan beberapa orang lain dengan bahasa yang dimaksudkan untuk menang sendiri, marilah kita nge-blog dan menulis dengan baik, dan kita dapat undang juga tulisan bermutu dari luar seperti sdr Didi Kwartanada, dan ada lagi seorang yang kuliah di Beijing dan yang lain lagi (maaf sudah lupa karena pdip = penurunan daya ingat dan penglihatan). Kalau moderator serius ayo kita bicarakan dan cari solusinya kalau biaya bisa urunan, jangan kalah dengan Masyarakat Tjersil yang hanya kumpulan manusia iseng (termasuk lookay sendiri). Nah kapan kita rapat ?. Zhou heng apakah kita bisa mengesampingkan perbedaan pendapat kita untuk mewujudkan hal ini ?. Kapan bertemu (asal jangan Minggu), Lookay sangat serius karena sudah saatnya kita benar-benar berbuat sesuatu yang positif dan tidak menurutkan kehendak hati saja. Bagi yang ingin tahu url blog ini adalah http://joomla.budaya-tionghoa.net/index.php?option=com_content&task=blogsection&id=0&Itemid=9&limit=10&limitstart=40dan ada tulisan antara lain tentang Sun Go Kong, bahasa han dls. Sudah selayaknya blog ini diperkuat, dipromosikan dan dimanfaatkan. Sojah, Tan Lookay
Maaf (Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!)
Maaf ,ternyata "a.l.s." adalah "Andy". Sekali lagi maaf, jadi ada identitasnya. Cuma saja, tetap saja pahala puasa saya tidak dinilai oleh Andy-heng, jadi tetap saja tidak ada gunanya menjawab posting provokasi perang agama dari Andy-heng ini... Barangkali kalau masih penasaran mau perang agama, bisa kita cari forum lain, jangan di milis budaya ini. Wasalam. - Original Message - From: Akhmad Bukhari Saleh To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, August 22, 2009 10:56 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! Pahala puasa saya kan nggak ada hubungannya dengan budaya tionghoa, jadi nggak perlu dijawab lah posting provokasi perang agama ini. Apalagi pahala puasa saya tidak ada hubungannya sama orang yang cuma lempar batu sembunyi identitas. Jadi makin tidak ada gunanya bagi saya yang beridentitas jelas untuk menjawab posting provokasi pecundang seperti ini... Wasalam. = - Original Message - From: a...@cbn.net.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, August 22, 2009 8:13 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! > - Original Message - "Akhmad Bukhari Saleh" wrote: > Wah, mbulet nih! ... > Yang coba-coba lempar issue politik di milis ini cuma pecundang yang tidak > hebat, si pecundang itu beronani debat politik di milis budaya ini. > > Saya juga jelaskan waktu itu, saya bukan pembela Orba. Berbeda dengan > pecundang-pecundang yang cuma berani mengganyang Orba di milis budaya ini, > > Wasalam. > My Dear ABS-xiong, Anda mengeluarkan/menulis beberapa kata "mutiara" tersebut di atas mungkin bisa membatalkan puasa Anda loh! Bisa jadi juga pahala-pahala lainnya juga kena diskon loh! :-)) "Berhati-hatilah berbicara (termasuk menulis), berpikir, dan bertingkah-laku dalam bulan suci Ramadhan ini." begitulah mungkin penggalan khotbah ustadz Baasyiir di Ngruki sana kepada para santrinya. :-)) als . No virus found in this incoming message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 18:06:00 -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 18:06:00 No virus found in this outgoing message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 18:06:00
Re: [budaya_tionghua] Cin(T)a di Blitz.
Oh! Sayang akhir film seperti itu. Itu hanya memperkuat pernyataan sebagian orang islam, bahwa islam tak memusuhi orang Tionghoa, yg dimusuhi adalah agamanya. Jika orang tionghoa mau masuk islam, pasti dianggap saudara dsb dsb. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Yan Widjaja Date: Sat, 22 Aug 2009 00:37:24 To: Subject: [budaya_tionghua] Cin(T)a di Blitz. Film Cin(T)a di Blitz! Teman-teman semilis, tentu saja aku sudah menonton film Cin(T)a tersebut. Jika belum aku takkan berani berkomentar apalagi menulisnya. Nah, bagi yang belum menonton, film ini masih ditayangkan di Blitz. Di Jakarta ada empat bioskop Blitz, yakni di Grand Indonesia, Pacific Place, Mall of Indonesia (Kelapa Gading), dan di BSD. Hanya PP yang tidak menayangkannya. Mengenai akhir film ini, maaf, bisa menjadi spoiler bagi yang belum menonton, tapi kalau memang tak berminat menontonnya, boleh baca alinea di bawah ini. Memang Anisa dan Cina akhirnya memutuskan untuk menjadi sahabat sejati seperti semula. Apalagi memang Anisa mempunyai tunangan yang sangat dicintainya, kebetulan pula seorang pemuda keturunan Cina, hanya bedanya dengan si Cina (tokoh utama), sang Cina tunangan adalah seorang Muslim. “Kenapa kau mencintai seorang Cina juga?” tanya Cina. “Karena orang Cina itu menarik, unik, tau nggak sih?” jawab Anisa. Anisa menjalani upacara pernikahan secara adat Jawa termasuk mandi kembang tujuh rupa. Mungkin hatinya terbelah, antara Cina dengan tunangannya yang juga Cina, terpulang pada interprestasi masing-masing. Tapi sepanjang film dipertontonkan banyak sekali cuplikan dokumenter pasangan beda agama yang telah menikah dan bisa hidup rukun-damai selama puluhan tahun, bahkan sampai beranak banyak. Begitu pun selesai wawancara dengan Cina-Anisa, sutradara menyerukan giliran berikutnya mewawancarai Frans dan Amara, suami-istri penyanyi terkenal yang juga beda agama hingga terpaksa menikah di Hong Kong. Selain mereka, masih bisa ditambahkan ratusan nama lagi, dari yang gaek seperti Bob Tutupoli, Ruhut Sitompul, Roy Marten, sampai ke pasutri masakini, untuk menyebut beberapa nama saja; Jamal Mirdad-Lydia Kandou, Katon Bagaskoro-Ira Wibowo, Mayong Suryo Laksono-Nurul Arifin, Deddy Corbuzier-Karlina, dan masih banyak lagi lainnya… Begitu… New Email names for you! Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/
Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!
- Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, August 22, 2009 8:18 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! > diskusi istilah Cina tanpa menyinggung politik > adalah nonsen! --- Makanya jangan didiskusikan di milis ini! Titik! Gitu aja koq repot... Saya yang bukan Tionghoa, tetapi selalu memakai istilah "tionghoa", tidak pernah sekalipun memakai istilah "cina", toh melihat debat soal ini cuma pepesan kosong antara beberapa members generasi tua Tionghoa yang punya nostalgia politis dan members generasi muda Tionghoa yang pragmatis realistis. Dan karena sudah bersifat politis, sama seperti issue agama, sudah nyata terbukti debatnya di milis budaya ini tidak pernah bisa ada ujungnya dan tidak ada manfaatnya samasekali bagi pemahaman budaya tionghoa yang ingin dikembangkan oleh milis ini. Jadi ngapain juga diulang-ulang? Wasalam. == - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, August 22, 2009 8:18 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! pak Abs, Tujuan saya bukan mau sok2an berdebat politik! Tapi apa boleh buat, diskusi istilah Cina tanpa menyinggung politik. adalah nonsen! saya tidak merasa perlu cari medan baru dengan orang2 yg sama sekali baru untuk berdebat politik. Karena saya hanya berkepentingan bicara dengan orang2 yg saya kenal di lingkungan rumah saya sendiri,dlm hal ini rumah budaya tionghoa! Saya hanya berkepentingan rumah saya jauh dari pengaruh pemikiran orde baru dalam hal pengerdilan etnis dan budaya tionghoa! Cukup itu, di forum lain mau bantai membantai saya tak ambil peduli, toh saya tak merasa memiliki rumah mereka! Kalau anda menyanggah mengapa harus membawa masalah politik kedalam diskusi budaya tionghoa? Jawaban saya adalah: siapa yg memulai ngotot mempertahankan istilah Cina? Karena sekali ada yg ngotot, saya punya hak menjawab, dan karena pemakaian istilah cina adalah masalah politik, mau tak mau menyinggung politik! Apakah masalah pemakaian istilah cina benar2 masalah politik? Jawabannya adalah Ya! Mau buktinya? Anda sendiri yg mengatakan penggantian istilah tionghoa menjadi cina karena berkaitan dng peran RRT dlm G30S, apakah ini bukan sebuah sikap politik orde baru? Lantas, untuk menghukum(atau apalah istilahnya)musuh, julukan lama diganti julukan baru. Dalam keadaan bermusuhan, kiranya logis jika julukan baru yg dipilih lebih buruk dari julukan yg lama! Yg pasti lebih tidak bersahabat! Anda terus mendengungkan anda melawan orde baru, tapi anda tidak pernah mengkritik politik pemberangusan budaya tionghoa oleh orde baru! Itu saja. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- From: "Akhmad Bukhari Saleh" Date: Sat, 22 Aug 2009 17:37:54 +0700 To: Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, August 22, 2009 2:56 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! > Kata bangkai jika dipasangkan > dng manusia tidak netral lagi! Wah, mbulet nih! Kata "bangkai"-nya sendiri sih tetap bermakna netral, jika dipergunakan dalam kalimat bersama kata lain. Soal positif atau derogatifnya tergantung konteks kalimatnya. Jika kata "bangkai" dipergunakan dengan kata "manusia" dalam kalimat: "Kesulitan terbesar ketika tsunami Aceh adalah menangani banyaknya jumlah bangkai manusia yang tersangkut di hutan bakau", maka kata "bangkai" jelas memberikan sinyal yang positif. Jika kata "bangkai" dipergunakan dengan kata "manusia" dalam kalimat: "Manusia bangkai lu!", maka kata "bangkai" jelas memberikan sinyal yang derogatif. Begitu pulalah ihwalnya dengan kata "Cina" jika dipasangkan dengan kata "manusia", atau pun dengan kata apa saja! Apalagi dalam judul film yang didiskusikan ini, jelas penggunaan kata "Cina" adalah hanya sebagai rima (rhyme) terhadap kata "Cinta" dari judul film lain yang lebih dahulu populer. Maka maknanya jelas positif saja. > tak pernah menyalahkan orde baru > yg mempolitisir istilah cina! > Ada apa gerangan??? Gerangannya jelas ada!!! Sudah jelas prinsip saya tidak akan diskusi politik di milis budaya tionghoa ini. Tidak ada manfaatnya sedikit pun, mudharatnya banyak! Meskipun debat politik itu dibungkus dengan issue budaya, itu pelabi bodong saja! Yang coba-coba lempar issue politik di milis ini cuma pecundang yang tidak mampu berdebat di milis yang khusus untuk debat politik, yang sebetulnya di dunia internet ada banyak sekali. Tapi karena ingin tetap kelihatan hebat, si pecundang itu beronani debat politik di milis budaya ini. Tapi bukan berarti saya tidak beran
Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!
Pahala puasa saya kan nggak ada hubungannya dengan budaya tionghoa, jadi nggak perlu dijawab lah posting provokasi perang agama ini. Apalagi pahala puasa saya tidak ada hubungannya sama orang yang cuma lempar batu sembunyi identitas. Jadi makin tidak ada gunanya bagi saya yang beridentitas jelas untuk menjawab posting provokasi pecundang seperti ini... Wasalam. = - Original Message - From: a...@cbn.net.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, August 22, 2009 8:13 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! > - Original Message - "Akhmad Bukhari Saleh" wrote: > Wah, mbulet nih! ... > Yang coba-coba lempar issue politik di milis ini cuma pecundang yang tidak > hebat, si pecundang itu beronani debat politik di milis budaya ini. > > Saya juga jelaskan waktu itu, saya bukan pembela Orba. Berbeda dengan > pecundang-pecundang yang cuma berani mengganyang Orba di milis budaya ini, > > Wasalam. > My Dear ABS-xiong, Anda mengeluarkan/menulis beberapa kata "mutiara" tersebut di atas mungkin bisa membatalkan puasa Anda loh! Bisa jadi juga pahala-pahala lainnya juga kena diskon loh! :-)) "Berhati-hatilah berbicara (termasuk menulis), berpikir, dan bertingkah-laku dalam bulan suci Ramadhan ini." begitulah mungkin penggalan khotbah ustadz Baasyiir di Ngruki sana kepada para santrinya. :-)) als Recent Activity a.. 10New Members Visit Your Group Ads on Yahoo! Learn more now. Reach customers searching for you. Hollywood kids in the spotlight Their moms share secrets Weight Loss Group on Yahoo! Groups Get support and make friends online. . -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 18:06:00 No virus found in this outgoing message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.64/2318 - Release Date: 08/21/09 18:06:00
Re: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua
Benar, saya kira blog akan lebih efektif dari pada perpustakaan, bisa dimanfaatkan oleh kalangan yg lebih luas. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Tantono Subagyo Date: Sat, 22 Aug 2009 20:42:15 To: Subject: [budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua Rekans, Dalam forum ini banyak ahli budaya taraf tinggi, sdr Ardian yang jelas pakar budaya, sdr Zhou yang pernah menulis buku tentang budaya tionghua yang diterbitkan oleh Gramedia, sdr Ivan Taniputera yang ahli sejarah, dan banyak saudara-saudara yang lain lagi. Alangkah indahnya jika Saudara-Saudara tersebut menulis kan memasukkan tulisan ke Blog Budaya Tionghua sehingga siapapun yang ingin belajar Budaya Tionghua secara baik dan benar dapat mengunjungi blog tersebut. Terus terangnya saya merasa bahwa blog tersebut nampak kurang dimanfaatkan. Mungkin disitu juga dapat dijawab artikel Saumiman Saud atau dibuat kolom Answering Christian sehingga Budaya Tionghua dapat dipertahankan, diajarkan kepada anak cucu dan semakin berkibar. Saya lihat selama ini hanya ada beberapa tulisan sdr Purnama Sucipto tetang Sun Go Kong, Sie Djin Koei dan beberapa tentang metafisika, saya merasa meluruskan dengan tulisan yang baik akan lebih mudah dimengerti daripada sekedar menjawab sepotong-sepotong. Juga dalam milis mohon agar blog ini dipromosikan. Sojah, Tan Lookay
[budaya_tionghua] pertemuan 28 AGUSTUS 2009,Pembicara Sdr Ardian C. dan Demo Kaligrafi oleh Sdr Ryan.
Sarasehan diskusi bulanan di Bandung mengenai Budaya Tionghoa pertama ini : Jumat, Tanggal 28 Agustus 2009. Waktu : Jm 17.30 - 20.00 Lokasi :bangunan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha. Jl. Surya Sumantri , Bandung. Masuk dari pintu gerbang kampus UKM no 1. # Topik bahasan : Menghayati bangunan klenteng sebagai ekspresi budaya masyarakat Tionghoa. Pembicara: Sdr. Ardian C. dari Bogor. # demo Kaligafi Tionghoa. Oleh Sdr. Ryan Zheng Xuan yuan Biaya Gratis. Pertemuan terbuka bagi setiap peminat , mari membangun saling pengertian dan persahabatan sesama anak bangsa. Salam hormat, Sugiri.
Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!
Sebutan Cina vs Tiongkok/Tionghoa sudah lama dan berulangkali diperdebatkan, ... bahkan terkadang sampai bikin tegang karena saling ngotot pertahankan pendapat masing-masing. Padahal, masalah sebutan terhadap rakyat, bangsa dan negara sepenuhnya adalah hak rakyat, bangsa dan negara bersangkutan maunya disebut apa, kita sebagai manusia yang waras dan bangsa besar sudah seharusnya menuruti kehendaknya. Adalah satu sikap yang tidak bersahabat terhadap rakyat, bangsa dan negara tersebut, kalau kita tetap gunakan sebutan yang mereka tidak sukai. Bukankah begitu?! Sebutan TIongkok/TIonghoa jelas sudah sejak 1900 dibentuknya Tiong Hua Hwe Kwan sudah digunakan di Indonesia. Dan ingat, pejuang-pejuang kemerdekaan RI, dari Tjipto Mangunkusuno, Kihajar Dewantoro, ... sampai Soekarno-Hatta untuk menghormati kemenangan Revolusi Nasionalis TIongkok 1911 dengan membentuk Zhong Hua Min Guo, juga sudah gunakan sebutan Tiongkok/TIonghoa, tidak lagi gunakan sebutan CINA. Dengan sendirinya, ketika hubungan diplomatik secara resmi dibuka dengan RRT tahun 50, Pemerintah RI ketika itu juga gunakan sebutan Republik Rakyat TIongkok. Tidak gunakan CINA. Sebutan Tiongkok/Tionghoa dirubah menjadi CINA adalah hasil keputusan Presidium Kabinet, 25 Juli 1967, yang mensahkan keputusan Seminar Angkatan Darat. Satu keputusan yang sangata tidak bersahabat dan jelas Pemerintah RI ketika itu setelah Jenderal Soeharto berkuasa, menjalankan politik yang sejalan dengan AS, yang anti-komunis dan anti-Tiongkok. Sengaja mengganti sebutan Tiongkok/Tionghoa menjadi Cina yang berkonotasi melecehkan dan menghina rakyat Tiongkok. Saat itu, aksi anti-Tiongkok ditingkatkan dengan demo-demo yang mengobrak-abrik, merusak Kedutaan Besar RRT dan lebih lanjut bulan Agustus 1967 membekukan hubungan diplomatik kedua negara, RI-RRT. Perubahan penggunaan istilah "Tiongkok", "Tionghoa" menjadi "Cina" terjadi reaksi cukup keras, seperti yang dilakukan Mochtar Lubis, seorang wartawan dan penulis kawakan memuat tulisan di Harian "Kompas" 28 April 1967, menandaskan bahwa penggunaan istilah "Cina" setidaknya telah melukai perasaan peranakan Tionghoa di Indonesia. Juga di Surat kabar "Sinar Harapan" tertanggal 3 Mei 1967 telah memuat surat seorang pembaca, Alexsander yang menyatakan: "Kami bangsa Indonesia yang berjiwa besar, tidak seharusnya melukai perasaan suku bangsa lain, jadi sudah seharusnya menghentikan penggunaan istilah 'Cina'". Pemerintah Orba pada saat pemulihan hubungan diplomatik tahun 1990, tetap saja ngotot menggunakan istilah "Cina", sedang pemerintah RRT yang mengutamakan dan memperhatikan kepentingan persahabatan kedua rakyat dan dipulihkannya hubungan diplomatik, akhirnya terpaksa menerima untuk menggunakan "CHINA" sebagaimana sebutan dalam bahasa Inggris. Dengan ketegasan tidak bisa menerima penggunaan istilah “CINA” yang berkonotasi menghina itu. Sebutan nama bagi satu negara sepenuhnya adalah hak rakyat dan pemerintah negara bersangkutan yang harus diterima dan dihormati oleh setiap bangsa dan negara bersahabat, tapi ternyata pemerintah RI pada saat Soeharto berkuasa, menampakkan diri tidak bersabat, yang ngotot mempertahankan sebutan "Cina". Kesalahan sikap yang tidak bersahabat dan tidak menghormati negara bersahabat hendaknya bisa segera dikoreksi dengan ketegasan dan kedewasaan Pemerintah sekarang. Sementara itu bisa kita ikuti bersama, kenyataan sejak Gus Dur menjabat Presiden, kemudian pada saat Megaswati menjabat Presiden dan bahkan juga presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekarang ini, pada saat pertemuan-pertemuan resmi dengan pemerintah RRT, sudah kembali menggunakan istilah "Tiongkok" dan "Tionghoa", tidak lagi ngotot bertahan menggunakan "Cina". Sikap dari ketiga Presiden RI demikian itulah sikap yang tepat, sikap bersahabat dan berjiwa besar. Hanya saja hendaknya bisa dilanjutkan maju selangkah lagi, berani mengakui kesalahan Pemerintah sebelumnya dengan pencabutan Keputusan Presidium Kabinet 25 Juli 1967 dan kembali secara resmi menggunakan istilah "Tiongkok", "Tionghoa" sesuai dengan kehendak rakyat dan pemerintah Tiongkok. Sama halnya dengan sebutan “Inlander” pada bangsa dan Rakyat Indonesia dimasa penjajahan Belanda, pejuang-pejuang Kemerdekaan tidak suka dan merasa di-"hina" dengan sebutan itu dan ingin disebut “Indonesia”, bagaimana jadinya kalau ada Negara “sahabat” bertahan tetap saja menyebutkan “Inlander” pada Rakyat dan Bangsa Indonesia, hanya karena terbiasa sudah digunakan ratusan tahun dan sekalipun “Inlander” berarti “Pribumi” yang tidak ada konotasi menghina? Pada tanggal 13 Agustus 1939, HH. Thamrin mengajukan penggantian istilah “Inlander” dengan “Indonesier”, dan Ned. Indie dengan “Indonesia”. Mosi ini oleh pemerintah kolonial Belanda ditolak, dengan alasan penggantian istilah memerlukan perubahan UUD dan bisa menimbulkan kesan Indonesia mau lepas dari kerajaan Belanda. Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa yang besar dan beradab didunia ini, he
[budaya_tionghua] Mengaktifkan blog Budaya Tionghua
Rekans, Dalam forum ini banyak ahli budaya taraf tinggi, sdr Ardian yang jelas pakar budaya, sdr Zhou yang pernah menulis buku tentang budaya tionghua yang diterbitkan oleh Gramedia, sdr Ivan Taniputera yang ahli sejarah, dan banyak saudara-saudara yang lain lagi. Alangkah indahnya jika Saudara-Saudara tersebut menulis kan memasukkan tulisan ke Blog Budaya Tionghua sehingga siapapun yang ingin belajar Budaya Tionghua secara baik dan benar dapat mengunjungi blog tersebut. Terus terangnya saya merasa bahwa blog tersebut nampak kurang dimanfaatkan. Mungkin disitu juga dapat dijawab artikel Saumiman Saud atau dibuat kolom Answering Christian sehingga Budaya Tionghua dapat dipertahankan, diajarkan kepada anak cucu dan semakin berkibar. Saya lihat selama ini hanya ada beberapa tulisan sdr Purnama Sucipto tetang Sun Go Kong, Sie Djin Koei dan beberapa tentang metafisika, saya merasa meluruskan dengan tulisan yang baik akan lebih mudah dimengerti daripada sekedar menjawab sepotong-sepotong. Juga dalam milis mohon agar blog ini dipromosikan. Sojah, Tan Lookay
[budaya_tionghua] Komik Chinese History mohon penerangan para pakar.
Rekans, Jalan-jalan di Gramedia tadi pagi, Lookay menemukan ada komik Chinese History (Dari China Kuno hingga 1911 yang digambar oleh Fu Chunjiang, semula adalah terbitan ASIAPAC Books Singapore 2005 yang diterjemahkan oleh Elex Media Komputindo. Mohon para pakar membahas isi buku ini apakah memang bagus untuk dibaca, kalau dari segi harga dan gambar cukup menarik karena cukup murah dan bisa belajar dengan singkat. Salam, Tan Lookay
Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!
> - Original Message - "Akhmad Bukhari Saleh" wrote: > Wah, mbulet nih! ... > Yang coba-coba lempar issue politik di milis ini cuma pecundang yang tidak > hebat, si pecundang itu beronani debat politik di milis budaya ini. > > Saya juga jelaskan waktu itu, saya bukan pembela Orba. Berbeda dengan > pecundang-pecundang yang cuma berani mengganyang Orba di milis budaya ini, > > Wasalam. > My Dear ABS-xiong, Anda mengeluarkan/menulis beberapa kata "mutiara" tersebut di atas mungkin bisa membatalkan puasa Anda loh! Bisa jadi juga pahala-pahala lainnya juga kena diskon loh! :-)) "Berhati-hatilah berbicara (termasuk menulis), berpikir, dan bertingkah-laku dalam bulan suci Ramadhan ini." begitulah mungkin penggalan khotbah ustadz Baasyiir di Ngruki sana kepada para santrinya. :-)) als
Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!
- Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, August 22, 2009 2:56 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! > Kata bangkai jika dipasangkan > dng manusia tidak netral lagi! Wah, mbulet nih! Kata "bangkai"-nya sendiri sih tetap bermakna netral, jika dipergunakan dalam kalimat bersama kata lain. Soal positif atau derogatifnya tergantung konteks kalimatnya. Jika kata "bangkai" dipergunakan dengan kata "manusia" dalam kalimat: "Kesulitan terbesar ketika tsunami Aceh adalah menangani banyaknya jumlah bangkai manusia yang tersangkut di hutan bakau", maka kata "bangkai" jelas memberikan sinyal yang positif. Jika kata "bangkai" dipergunakan dengan kata "manusia" dalam kalimat: "Manusia bangkai lu!", maka kata "bangkai" jelas memberikan sinyal yang derogatif. Begitu pulalah ihwalnya dengan kata "Cina" jika dipasangkan dengan kata "manusia", atau pun dengan kata apa saja! Apalagi dalam judul film yang didiskusikan ini, jelas penggunaan kata "Cina" adalah hanya sebagai rima (rhyme) terhadap kata "Cinta" dari judul film lain yang lebih dahulu populer. Maka maknanya jelas positif saja. > tak pernah menyalahkan orde baru > yg mempolitisir istilah cina! > Ada apa gerangan??? Gerangannya jelas ada!!! Sudah jelas prinsip saya tidak akan diskusi politik di milis budaya tionghoa ini. Tidak ada manfaatnya sedikit pun, mudharatnya banyak! Meskipun debat politik itu dibungkus dengan issue budaya, itu pelabi bodong saja! Yang coba-coba lempar issue politik di milis ini cuma pecundang yang tidak mampu berdebat di milis yang khusus untuk debat politik, yang sebetulnya di dunia internet ada banyak sekali. Tapi karena ingin tetap kelihatan hebat, si pecundang itu beronani debat politik di milis budaya ini. Tapi bukan berarti saya tidak berani mempersoalkan issue politik ini. Di milis ini, beberapa tahun yang lalu saya pernah mengemukakan pendapat saya tentang issue ini. Yaitu bersangkutan dengan peranan RRT dalam pemberontakan G-30-S/PKI 45 tahun yang lalu. Para anggota lama milis ini tentunya masih ingat, Zhou-heng barangkali pura-pura tidak ingat saja. Pada waktu itu pun saya sudah katakan tidak akan berdebat soal issue politik ini di milis budaya toonghoa kita, namun kalau ada forum copy darat yang khusus untuk itu, dengan senang hati saya berbicara di situ. Dan waktu itu katanya kapan-kapan mau didiskusikan di pertemuan khusus. Kebetulan saya terlewat, tidak mengetahui apakah forum khusus itu sudah berlangsung atau belum. Saya juga jelaskan waktu itu, saya bukan pembela Orba. Berbeda dengan pecundang-pecundang yang cuma berani mengganyang Orba di milis budaya ini, itu pun sesudah Orbanya runtuh, maka saya aktif secara fisik meruntuhkan Orba. Tapi soal itu pun tidak perlu diperdebatkan di milis budaya ini. Wasalam. = - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, August 22, 2009 2:56 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! Kata bangkai jika dipasangkan dng manusia tidak netral lagi! Kata cina setelah berkembang sekian puluh tahun tak lagi netral! Kita toh tidak hidup di zaman dulu, saat kata cina pertama kali diucapkan, Kita semua adalah manusia sejarah! Anda menyalahkan orang tionghoa mempolitisir istilah cina, tapi tak pernah menyalahkan orde baru yg mempolitisir istilah cina! Ada apa gerangan??? -- From: "Akhmad Bukhari Saleh" Date: Sat, 22 Aug 2009 14:29:52 +0700 To: Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! Dengan mengatakan "bangkai asalnya netral", Zhou-heng telah melakukan kesalahan. Seolah-olah kata "bangkai" dulunya (asal-mulanya) bermakna netral, tetapi lalu sekarang berubah menjadi derogatif. Padahal yang betul itu "bangkai adalah netral". Artinya dari dulu sampai sekarang kata itu tetap bermakna netral. Kata itu menjadi postif atau derogatif, adalah tergantung konteks penggunaannya. Bahkan contoh-contoh yang dikemukakan Zhou-heng sendiri juga menunjukkan hal itu. Kata-kata "bangkai", "tahi", dan "anjing" adalah netral. Lalu tergantung konteks penggunaannya, kata-kata itu bisa menjadi positif atau bisa derogatif. Dan pada dasarnya semua kata lainnya pun demikian. Kata "Arab" misalnya, itu juga netral. Kalau dipakai dalam kalimat: "Dia orang Arab", kata itu positif-positif saja. Tetapi kalau dipakai dalam kalimat: "Dasar Arab lu!", kata itu menjadi derogatif. Kata "Cina' pun persis begitu juga... Wasalam. === - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, August 22, 2009 10:31 AM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! Bangkai asalnya netral, demikian juga tahi, anjing dll isti
Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!
Kata bangkai jika dipasangkan dng manusia tidak netral lagi! Kata cina setelah berkembang sekian puluh tahun tak lagi netral! Kita toh tidak hidup di zaman dulu, saat kata cina pertama kali diucapkan, Kita semua adalah manusia sejarah! Anda menyalahkan orang tionghoa mempolitisir istilah cina, tapi tak pernah menyalahkan orde baru yg mempolitisir istilah cina! Ada apa gerangan??? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: "Akhmad Bukhari Saleh" Date: Sat, 22 Aug 2009 14:29:52 To: Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! Dengan mengatakan "bangkai asalnya netral", Zhou-heng telah melakukan kesalahan. Seolah-olah kata "bangkai" dulunya (asal-mulanya) bermakna netral, tetapi lalu sekarang berubah menjadi derogatif. Padahal yang betul itu "bangkai adalah netral". Artinya dari dulu sampai sekarang kata itu tetap bermakna netral. Kata itu menjadi postif atau derogatif, adalah tergantung konteks penggunaannya. Bahkan contoh-contoh yang dikemukakan Zhou-heng sendiri juga menunjukkan hal itu. Kata-kata "bangkai", "tahi", dan "anjing" adalah netral. Lalu tergantung konteks penggunaannya, kata-kata itu bisa menjadi positif atau bisa derogatif. Dan pada dasarnya semua kata lainnya pun demikian. Kata "Arab" misalnya, itu juga netral. Kalau dipakai dalam kalimat: "Dia orang Arab", kata itu positif-positif saja. Tetapi kalau dipakai dalam kalimat: "Dasar Arab lu!", kata itu menjadi derogatif. Kata "Cina' pun persis begitu juga... Wasalam. === - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, August 22, 2009 10:31 AM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! Bangkai asalnya netral, demikian juga tahi, anjing dll istilah, tapi jika dipakai untuk menjuluki orang, misalnya manusia bangakai(misalnya orang itu baunya minta ampun) , si tahi, si anjing, adakah yg tahan? Pemakaian sebuah istilah selalu berlatar sejarah. Asalnya bisa saja hanya menunjuk genetik, tapi jika sudah sering dimuati penistaan, bisa berubah maknanya! Contohnya perkataan Indon di malay! Sebenarnya kan hanya singkatan dari indonesia, tapi karena sering digunakan utk merendahkan, ya menjadi istilah nista! Jangan salahkan tokoh tionghoa yg mempolitisir! Memangnya kita hidup bisa lepas dari pengaruh politik! Memangnya jepang memakai kata cina untuk memaki bukan sikap politik? Memangnya Soeharto memerintahkan mengganti semua istilah Tionghoa menjadi Cina bukan sebuah keputusan politik??? Apakah dia hanya pengangguran belaka? Jika anda tetap ingin bercina ria, jangan salahkan orang belanda yg tetap senang memakai kata inlander ketimbang indonesia!!! Istilah Indonesia juga sebuah istilah politik! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- From: "Akhmad Bukhari Saleh" Date: Sat, 22 Aug 2009 02:46:26 +0700 To: Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, August 21, 2009 11:24 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! > bangkai jelas nista, > tapi sang bunga tak protes tuh! - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Kesatu, kata "bangkai" tidaklah nista. Kalau misalnya saya bilang "Kemarin saya menguburkan bangkai kucing peliharaan anak saya yang tertubruk motor", di mana nistanya kata "bangkai" itu? Kedua, nama "bunga bangkai" mengacu pada bau dari bunga itu yang menyerupai bau bangkai. Jadi itu bukan masalah nista atau tidak nista, melainkan masalah identitas biologis, serupa halnya nama "bunga sedap malam" yang mengacu pada bau dari bunga itu yang sedap namun hanya di malam hari. Begitu pula adanya kata "cina" dalam nama "petai cina", atau "kenanga cina", dsb., dst., juga masalah identitas asal-usul genetis tanaman ybs. Jadi persoalan nista atau tidak, bukan pada tanamannya, melainkan pada asal-usul genetisnya. Sehingga dari sini terlihat bahwa sebagai kata penanda identitas asal-usul, kata 'cina" dalam bah. Indonesia (atau lebih tepatnya bah. Melayu) bukanlah suatu kata yang nista ataupun mengandung muatan kenistaan, sebagaimana yang diteorikan sementara 'politisi' ketionghoaan. Wasalam. - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, August 21, 2009 11:24 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! lho, wong namanya tanaman, mau nista ya tak masalah! Memangnya takut tanamannya tersinggung? Di bogor ada tuh tanaman yg bernama bunga bangkai, bangkai jelas nista, tapi sang bunga tak protes tuh! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
[budaya_tionghua] Cin(T)a di Blitz.
Film Cin(T)a di Blitz! Teman-teman semilis, tentu saja aku sudah menonton film Cin(T)a tersebut. Jika belum aku takkan berani berkomentar apalagi menulisnya. Nah, bagi yang belum menonton, film ini masih ditayangkan di Blitz. Di Jakarta ada empat bioskop Blitz, yakni di Grand Indonesia, Pacific Place, Mall of Indonesia (Kelapa Gading), dan di BSD. Hanya PP yang tidak menayangkannya. Mengenai akhir film ini, maaf, bisa menjadi spoiler bagi yang belum menonton, tapi kalau memang tak berminat menontonnya, boleh baca alinea di bawah ini. Memang Anisa dan Cina akhirnya memutuskan untuk menjadi sahabat sejati seperti semula. Apalagi memang Anisa mempunyai tunangan yang sangat dicintainya, kebetulan pula seorang pemuda keturunan Cina, hanya bedanya dengan si Cina (tokoh utama), sang Cina tunangan adalah seorang Muslim. “Kenapa kau mencintai seorang Cina juga?” tanya Cina. “Karena orang Cina itu menarik, unik, tau nggak sih?” jawab Anisa. Anisa menjalani upacara pernikahan secara adat Jawa termasuk mandi kembang tujuh rupa. Mungkin hatinya terbelah, antara Cina dengan tunangannya yang juga Cina, terpulang pada interprestasi masing-masing. Tapi sepanjang film dipertontonkan banyak sekali cuplikan dokumenter pasangan beda agama yang telah menikah dan bisa hidup rukun-damai selama puluhan tahun, bahkan sampai beranak banyak. Begitu pun selesai wawancara dengan Cina-Anisa, sutradara menyerukan giliran berikutnya mewawancarai Frans dan Amara, suami-istri penyanyi terkenal yang juga beda agama hingga terpaksa menikah di Hong Kong. Selain mereka, masih bisa ditambahkan ratusan nama lagi, dari yang gaek seperti Bob Tutupoli, Ruhut Sitompul, Roy Marten, sampai ke pasutri masakini, untuk menyebut beberapa nama saja; Jamal Mirdad-Lydia Kandou, Katon Bagaskoro-Ira Wibowo, Mayong Suryo Laksono-Nurul Arifin, Deddy Corbuzier-Karlina, dan masih banyak lagi lainnya… Begitu… New Email names for you! Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/
[budaya_tionghua] CINA itu Indah, Halus, dan Lembut!
CINA itu Indah, Halus, dan Lembut! Heran, seperti tidak pernah ada habisnya masalah sebutan Cina atau Tionghoa? Padahal sebagian dari kalian rasa-rasanya (maaf kalau saya salah) tidak mengerti apa artinya kata Cina. Terus-terang saya sendiri seorang lelaki keturunan Cina, engkong saya (papa dari papa saya) adalah pendatang dari Daratan Tiongkok. Tapi saya tidak merasa terhina disebut Cina, asalkan disebut dengan santun, bukan dengan mendamprat. Apalagi disebut Tionghoa, baik sekali. Apalagi kalau diucapkan dengan perasaan sayang yang tulus... Sama seperti anak muda bilang, “jaing lu!” pada sobatnya, maksudnya ‘anjing’, yang dimaki tidak marah. Lain halnya kalau yang didamprat adalah musuh dan disebut dengan penuh rasa kebencian! Kembali pada sebutan Cina. Bukan mau menggurui, tapi dalam istilah bahasa Inggris, Chinese, artinya bukan cuma orang atau bangsa Cina, melainkan juga peralatan makan-minum seperti piring-pisin-cangkir-poci (seperti untuk minum teh) yang terbuat dari porselin yang antik, mungil indah. Bahkan juga vas, jambangan bunga bisa termasuk ke istilah ini. Dan nilai serta harganya jauh lebih mahal daripada yang biasa! Nah, dalam bahasa Indonesia pun, ada tanaman petai-cina, karena bentuknya mirip petai, namun jauh lebih halus dan lembut dibanding petai sebenarnya. Apakah lalu mesti diganti menjadi petai-tionghoa? Di Jakarta ada kawasan dan jalan yang bernama Bidaracina, karena konon di zaman dulu, di sana tinggal seorang gadis anak wan-gwe, hartawan Cina, yang luar biasa cantiknya hingga dijuluki sebagai bidadari. Apakah sekarang mesti diganti menjadi BidadariTionghoa? Bagaimana pula dengan sebutan Pecinan atau Chinatown untuk kawasan Glodok, Pasar Baru, bahkan di semua kota besar di dunia juga ada Chinatown-nya?! Salam! > Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/
Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!
Dengan mengatakan "bangkai asalnya netral", Zhou-heng telah melakukan kesalahan. Seolah-olah kata "bangkai" dulunya (asal-mulanya) bermakna netral, tetapi lalu sekarang berubah menjadi derogatif. Padahal yang betul itu "bangkai adalah netral". Artinya dari dulu sampai sekarang kata itu tetap bermakna netral. Kata itu menjadi postif atau derogatif, adalah tergantung konteks penggunaannya. Bahkan contoh-contoh yang dikemukakan Zhou-heng sendiri juga menunjukkan hal itu. Kata-kata "bangkai", "tahi", dan "anjing" adalah netral. Lalu tergantung konteks penggunaannya, kata-kata itu bisa menjadi positif atau bisa derogatif. Dan pada dasarnya semua kata lainnya pun demikian. Kata "Arab" misalnya, itu juga netral. Kalau dipakai dalam kalimat: "Dia orang Arab", kata itu positif-positif saja. Tetapi kalau dipakai dalam kalimat: "Dasar Arab lu!", kata itu menjadi derogatif. Kata "Cina' pun persis begitu juga... Wasalam. === - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, August 22, 2009 10:31 AM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! Bangkai asalnya netral, demikian juga tahi, anjing dll istilah, tapi jika dipakai untuk menjuluki orang, misalnya manusia bangakai(misalnya orang itu baunya minta ampun) , si tahi, si anjing, adakah yg tahan? Pemakaian sebuah istilah selalu berlatar sejarah. Asalnya bisa saja hanya menunjuk genetik, tapi jika sudah sering dimuati penistaan, bisa berubah maknanya! Contohnya perkataan Indon di malay! Sebenarnya kan hanya singkatan dari indonesia, tapi karena sering digunakan utk merendahkan, ya menjadi istilah nista! Jangan salahkan tokoh tionghoa yg mempolitisir! Memangnya kita hidup bisa lepas dari pengaruh politik! Memangnya jepang memakai kata cina untuk memaki bukan sikap politik? Memangnya Soeharto memerintahkan mengganti semua istilah Tionghoa menjadi Cina bukan sebuah keputusan politik??? Apakah dia hanya pengangguran belaka? Jika anda tetap ingin bercina ria, jangan salahkan orang belanda yg tetap senang memakai kata inlander ketimbang indonesia!!! Istilah Indonesia juga sebuah istilah politik! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- From: "Akhmad Bukhari Saleh" Date: Sat, 22 Aug 2009 02:46:26 +0700 To: Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, August 21, 2009 11:24 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! > bangkai jelas nista, > tapi sang bunga tak protes tuh! - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Kesatu, kata "bangkai" tidaklah nista. Kalau misalnya saya bilang "Kemarin saya menguburkan bangkai kucing peliharaan anak saya yang tertubruk motor", di mana nistanya kata "bangkai" itu? Kedua, nama "bunga bangkai" mengacu pada bau dari bunga itu yang menyerupai bau bangkai. Jadi itu bukan masalah nista atau tidak nista, melainkan masalah identitas biologis, serupa halnya nama "bunga sedap malam" yang mengacu pada bau dari bunga itu yang sedap namun hanya di malam hari. Begitu pula adanya kata "cina" dalam nama "petai cina", atau "kenanga cina", dsb., dst., juga masalah identitas asal-usul genetis tanaman ybs. Jadi persoalan nista atau tidak, bukan pada tanamannya, melainkan pada asal-usul genetisnya. Sehingga dari sini terlihat bahwa sebagai kata penanda identitas asal-usul, kata 'cina" dalam bah. Indonesia (atau lebih tepatnya bah. Melayu) bukanlah suatu kata yang nista ataupun mengandung muatan kenistaan, sebagaimana yang diteorikan sementara 'politisi' ketionghoaan. Wasalam. - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, August 21, 2009 11:24 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! lho, wong namanya tanaman, mau nista ya tak masalah! Memangnya takut tanamannya tersinggung? Di bogor ada tuh tanaman yg bernama bunga bangkai, bangkai jelas nista, tapi sang bunga tak protes tuh! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: "tanaya.geo" Date: Fri, 21 Aug 2009 14:31:32 - To: Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a! Lho lho bung Zhou, kata anda (dalam email yg lain), istilah cina itu nista. Jadi ayuk kita rubah semua entri yang mengandung kata 'cina' menjadi 'tionghoa', termasuk pacar tionghoa, kenanga tionghoa, petionghoan (dari pecinan). Sudahlah kita stop disini saja ngobrol gak ada ujungnya. Btw, ini nanya serius, kenapa ya kata cina digunakan dalam "pacar cina" maupun "kenanga cina"? sa
Re: Bls: [budaya_tionghua] Nama Cina dalam Cin(T)a!
RRS, Menurut pengamatan owe pribadi, istilah Cina (Melayu), Cina (Sunda), Cino (Jawa Ngoko) dan Cinten (Jawa Kromo) dalam bahasa Melayu, Sunda dan Jawa awalnya adalah bernada netral dan malah bermakna sesuatu yang eksotis, yang sulit didapatkan, yang aneh. Sesuatu yang baru cenderung dinamai dengan attributive cina. Buktinya, di bidang flora dan peralatan, dan pemukiman kita mengenal pacar cina, bidara cina, petai cina, kayu manis cina, kenanga cina, luku (bajak) cina, pecinan, dan sederetan cina-cina yang lain, seperti kini kita menamai apa-apa yang eksotik dengan istilah “bangkok”. Selain itu, bahkan ada pula putri cina Ong Tin Nio―salah seorang istri Sunan Gunung Jati yang makamnya masih ada di Cirebon―dan salendro cina―sebutan untuk laras salendro musik khas Peranakan dan Betawi Gambang Kromong, dan Cina Benteng (orang Cina alias Tionghoa dari Benteng alias Tangerang), semuanya bermakna “biasa-biasa saja”, tanpa ada yang merasa melakukan penghinaan atau terhina. Di Jatinegara, Jakarta Timur, Bidara Cina (nama tumbuhan) adalah nama salah satu jalan utama sebelum diganti menjadi Otto Iskandar Di Nata oleh rezim orba. Sementara nama desa Pondok Cina di jalur kereta api Jakarta-Bogor sudah ada sejak zaman Belanda. Dengan demikian, istilah cina awalnya bermakna (denotatif) netral, sebelum dilekati makna konotatif negatif, mungkin sejak abad-19 hingga mencapai puncaknya pada zaman Suharto dengan “kebijakan”-nya yang bikin heboh itu. Dalam Carey, Peter, Orang Cina, Bandar Tol, Candu dan Perang Jawa, dijelaskan tentang sikap anti Cina yang berpangkal pada penempatan orang Tionghoa oleh Belanda pada posisi pachter tol, pachter candu dan kaitannya dengan Perang Diponegoro. Istilah Cina lama-kelamaan dirasakan sebagai suatu istilah yang bergeser makna ke arah derogative, hingga Tiong Hoa Hwee Koan (berdiri 17 Maret 1900 di Batavia) memopulerkan pemakaian istilah Tionghoa untuk menggantikan istilah Cina yang sudah ada sebelumnya. Mengenai argumentasi pemakaian istilah Tionghoa oleh salah seorang penulis muda Tiong Hoa Hwee Koan, baca kutipan berikut ini, yang owe kutip sesuai aslinya dalam bahasa Melayu Tionghoa, dengan penjelasan di dalam kurung dari owe sendiri: “Dari termashoernja keradjaän Tjin (Qin 秦朝―DK) sebagai satoe pamerenta jang besar dan tegoe antara negri-negri laen, soeda timboel perkataän „Tjina” (Tjin 秦 = keradjaän Tjin, dan „a 仔” ada soeara tambahan diboentoet soeatoe omongan). Kerna orang melaenken taoe jang keradjaän Tjin ada doedoek memerenta di Tiongkok, maka pada rahajat dari binoewa itoe marika soeda gelarken „Orang Tjina”. Sabaliknja anak rahajat dari itoe binoewa poen ada soeka aken gelarken dirinja sendiri „Orang Tjina”. Gelaran „Tjina” ini sebetoelnja sekali-kali tida bermaksoed djelek, tapi lantaran keradjaän Tjin soeda lama moesna dan sekarang ini diganti dengen „Tiong Hoa Bin Kok 中華民國” (Zhonghua Minguo, Republic of China―DK) maka gelaran „Tjina” nanti mendjadi lebi satoedjoe djika diganti dengen gelaran „Tiong Hoa”. [Dikutip dari Song Chong Sin, Hikajat Ringkes dari Binoewa Tiong-Kok dari Djeman Sam Hong-Ngo Tee (San Huang Wu Di 三皇五帝, Tiga Penguasa dan Lima Kaisar―DK), ja-itoe tatkala kira-kira 5000 taon jang telah laloe hingga djatonja keradjaän Tjeng 清朝 (Qing, 1644-1911―DK) pada baroe-baroe ini (1911―DK), Batavia: Kho Tjeng Bie 高正美 & Co, 1914, hlm 75, catatan kaki 4]. Pemakaian istilah Tionghoa ini secara berangsur diikuti seluruh pers Melayu Tionghoa dan juga oleh pers Melayu non Tionghoa, sehingga istilah Tionghoa menjadi istilah yang tak asing lagi di seluruh Indonesia, bahkan hingga Indonesia merdeka selama pemerintahan Presiden Soekarno. Istilah Tionghoa hidup rukun dan damai dengan istilah Cina yang sudah ada jauh sebelumnya. Republik Rakyat Tiongkok tetap Republik Rakyat Tiongkok, orang Tionghoa ya tetap orang Tionghoa, hingga diganti secara paksa oleh rezim Suharto. Tiongkok dan Tionghoa tidak ada lagi, yang ada hanya Cina. Republik Rakyat Tiongkok menjadi Republik Rakyat Tjina (RRT, sebelum Ejaan Yang Disempurnakan, 1972) dan kemudian Republik Rakyat Cina (RRC, setelah 1972). Semua surat kabar mengganti istilah Tiongkok-Tionghoa menjadi Cina, hanya satu koran yang yang tetap keukeuh pada penggunaan istilah Tiongkok-Tionghoa (Merdeka, kalau tidak salah). Akibat “kebijakan” yang tidak bijak ini―mengapa pula harus diganti? Sengaja ingin menyakiti?―banyak orang Tionghoa merasa terzalimi. Mereka tidak boleh bebas lagi memilih istilah Tiongkok dan Tionghoa sesuai keinginan mereka, harus Cina. Bahkan yang lebih menyakitkan hati, mereka rasakan istilah Cina lebih sering dipakai untuk mengumpat dari pada untuk memuji: “Dasar Cina ga tau diri luh!”; “Cina loleng ...”; “Eh, Cina, bagi gua duit!”; “Lu kan Cina, masa ga punya duit?!” dll umpatan-umpatan lain yang sangat memerahkan telinga. Media massa tak jarang menayangkan pemberitaan negatif tentang Cina: manipulasi, penyelundupan, penimbunan, pemalsuan, penggela