Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? (Pro Jackson dan Anthony)
Saya nimbrung sedikit. Pengalaman saya waktu lalu, tahunnya lupa, tapi Tiongkok baru membuka diri. Ada pengusaha Indonesia yang pergi menanam modal di sana. Seorang mahasiswa di Jakarta datang bertanya kepada dosennya yang pribumi asli. Karena kebetulan saya ada di situ, jadi ikut mendengar.. Pertnyaannya: Mengapa kita biarkan pengusaha Indonesia yang Cina (sesuai istilah yang digunakan si penanya) menanam modal di Cina, padahal kita kekurangan modal? Sang dosen menjawab: Loh, waktu lalu anda bilang, modal asing di Indonesia, hanya menyebabkan kita miskin, sebab keuntungan dibawa ke sana, ke US, ke Belanda dll. Rakyat tetap menderita. Jadi menurut anda modal asing menguntungkan negeri yang menanam modal merugikan negeri yang ditanami modal. Sekarang pengusaha kita menanam modal di Cina, harusnya kita yang untung, Cina yang rugi. Koq sekarang jadi terbalik?' Si penanya mulai agak panik, Ya, pa, tapi faktanya begitu“ 。Begini, sang dosen dengan sabar melanjutkan Kalau ditanami modal rugi, menanam modal rugi, itu artinya kta yang bodoh. Bisnis bisa terlaksana hanya kalau kedua pihak untung. Sama dengan kalau kita belanja, pembeli dan penjual harus diuntungkan, pembeli merasa kebutuhannya dipenuhi dan penjual mendapat laba. Kalau salah satu pihak merasa dirugikan, bisnis tak jalan. Kalau pembeli merasa dirugikan ia tak akan datang lagi belanja ke sana. Kalau si penjual merasa rugi, ia tidak akan menjual lagi. Setuju? Mahasiswa dengan segan mengangguk juga. Mahasiswa kita banyak yang kurang berfikir maunya emosi saja,' katanya kepada saya. Sayang peristiwa simple yang terjadi 20 tahun yang lalu, sampai saat ini masih belum dipahami oleh sebagian dari kita. Atau memang kita senang jalan di tempat? Persetujuan perdagangan bebas ditandatangani sudah lama, mengapa kita tidak menyiapkan diri? Kalau kita ke Guangzhou sudah ada puluhan ribu orang Afrika Hitam tinggal di sana. Di Yiwu, kota yang menjadi pasar consumer product terbesar di Tiongkok banyak saudagar orang Arab dari Irak. Lalu mengapa orang Indonesia tak bisa? Mungkin ada yang menjawab, ada yang bisa tapi Cina lagi. Inilah akibat kebijakan pemerintah yang cupat. Berbeda politik , mengapa bahasanya yang harus diboikot. Kalau anti komunis mengapa harus anti huruf Tionghoa? Bahasa itu tak ada salahnya, dipakai menyebar paham komunis bisa, dipakai menyebar politik anti komunis bisa. Tapi kita lugu , bahasanya dilarang. Akibatnya orang Arab bisa bisnis di sana, orang Afrika bisa bisnis di sana, orang Indonesia kebingungan. Sudahlah, yang sudah lalu tak perlu dibicarakan, percuma sudah lewat. Kita lihat sekarang saja. Apakah sikap kita sudah berubah? Yah, tapi belum menyeluruh, kalau sudah berubah total, hari ini tak akan ada yang ribut masalah ini. Sdr.Siswanto, saya tak menyerang anda, tapi mengeluhkan mengapa kita tidak mau bergerak maju? Salam Liang U From: Erik rsn...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, January 7, 2010 1:19:57 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? (Pro Jackson dan Anthony) Nampaknya diskusi ttg AFTA sudah mereda ya? Saya mohon maaf kalo posting saya ini munculnya terlambat. Belakangan ini memang agak sibuk, tapi karena sudah janji pada bung Jakcson untuk memberi pendapat (sekaligus klarifikasi ungkapan Absurd yang diprotres bung Anthony) saya sempatkan bikin oret-oretan sedikit di sini. Bung Anthony, yang mampu membungkam orang berbicara di sini adalah para moderator, bukan saya. Apa lagi hanya dengan ungkapan Absurd langsung orang bisa dibungkam, wah anda terlalu merendahkan bung Jackson kalau gitu!! Tidak ada sama sekali maksud membungkam dari saya, apa lagi merendahkan bung Jackson!! Lalu, mengapa saya katakan pendapat bung Jackson absurd? Karena bagi saya, (mohon maaf ya, Jackson) pendapat beliau itu terkesan sangat menyederhanakan permasalahan, seakan penyebab dampak negatif AFTA adalah gara-gara hadirnya pedagang eceran dari China. Padahal dampak negatif (kalau memang ada) itu tetap akan ada, bahkan seandainya pedagang eceran dari China itu diusir semua. Produk Made In China tetap akan membanjiri pasaran Indonesia lewat importir lokal, dengan potensi melemahkan dan akhirnya membangkrutkan industri lokal yang berdampak pada meningkatnya pengangguran. Dan itulah permasalahannya yang harus kita hadapi!! Dan untuk itu, pada posting lalu saya minta pencerahan rekan miliser yang ahli ekonomi makro. Saya tidak menafikan pandangan ngkoh ABS bahwa kebijakan AFTA adalah satu paket yang membebaskan keluar masuknya produk dan juga para pekerja profesional antar negara penanda-tangan AFTA. Tapi, menurut saya (secara bodoh dan subyektif) yang paling krusial di depan mata kita adalah membanjirnya produk China berharga murah yang sudah mengamcam sektor riil kita. Para ahli ekonomi (seperti Aviliani, Faisal Basri dll) pernah mensinyalir bahwa perekonomian Indonesia 70% ditopang oleh sektor informal
[budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? (Pro Jackson dan Anthony)
Apa yang diajukan bung Liang sangat jitu. Itulah namanya perdagangan, dimana ada untung baru bisa jalan. Agar orang suka dan lebih banyak pengusaha menanamkan modalnya dinegeri ini, tentu harus menciptakan syarat-syarat yang lebih baik agar pengusaha bisa dapatkan untung dan usahanya berrkembang baik. Prinsip kapitalis dimana saja tentu sama, yaitu, gunakan modal sekecil mungkin untuk dapatkan keuntungan sebesar mungkin. Dimana dia melihat bisa dapatkan keuntungan lebih besar, kesitulah dia pergi. Tidak mungkin dicegah. Juga tidak mungkin orang dituntut tunjukkan partiotisme-nya untuk pertahankan usahanya di Indonesia, dengan menanggung jatuh rugi atau kurang beruntung. Disinilah peran Pamerintah yang berkuasa untuk memperbaiki syarat-syarat penanaman modal, untuk berusaha dinegeri ini. Pertama bersihkan birokrasi Pemerintah, beresin pungutan-liar yang merajalela selama ini; kedua, benahi itu listrik yang tidak stabil, byar-pet melulu tentunya sangat mengganggu produksi; ketiga, kurangi buruh berdemo, tidak masuk kerja, aksi mogok, dst., ... peraturan-peraturan yang kurang menguntungkan lancarnya berusaha dinegeri ini. Dalam pelaksanaan AFTA, sebenarnya saja tidak mungkin kita kalah disegala bidang. Pasti ada juga keunggulan dinegeri ini dibanding dengan Tiongkok. Berdasarkan keterangan seorang kawan, pabrik tekstil di Indonesia, juga tidak semuanya akan kalah bersaing dengan produksi Made In CHina. Dibagian produksi baju-dalam berkwalitas rendah, misalnya Indonesia mungkin kalah, tapi dalam produksi tektil yang halus dan berkwalitas tinggi dengan motive-motive tersendiri, Indonesia tetap bisa bertahan melawan saingan Made In China itu. Itu yang katanya terjadi beberapa tahun terakhir ini. Tidak semua pabrik tekstil dimatikan oleh Made In China! Seperti halnya dengan Thailand, Indonesia juga bisa kembangkan dan tingkatkan perkebunan buah-buahan dan sayuran tropik, yang jelas di Tiongkok tidak ada. Menjual buah-buahan merebut pasaran di Tiongkok. Dan ambil keuntungan lebih bersar disitu, seperti yang dilakukan Thailand. Jadi, Pemerintah harus siap hadapi globalisasi yang sedang bergulir, tidak berteriak masuknya barang produksi Tiongkok akan mematikan pabrik lokal. Itulah pertanyaan bung Erik, kalau barang produksi Made In China bisa masuk pasaran Indonesia, kenapa tidak Made In Indonesia masuk pasaran Tiongkok. Dalam hal ini kita mungkin saja kalah, tapi dalam hal lain masih bisa menang, kan. Dan setiap perjanjian perdagangan 2 negara itu dasarnya saling menguntungkan. Barang Made In CHina tidak masuk, apa dikira barang Made in Viet Nam, Made In Thailand, Made In Malaysia tidak akan masuk?Tapi, kalau kita tidak mengikuti permainan globalisasi ini, mengurung diri atau menutup AFTA dengan Tiongkok apa tidak berarti negeri ini akan terus terbelakang, tidak bisa maju-maju? Atau dengan kata lain, tetap membiarkan Indonesia diperas habis-habisan sebagaimana terjadi selama lebih 60 atahun ini oleh imperialis AS dan negara Eropah, terutama dalam penyedotan kekayaan bumi alam. Salam, ChanCT - Original Message - From: liang u To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 07, 2010 6:35 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? (Pro Jackson dan Anthony) Saya nimbrung sedikit. Pengalaman saya waktu lalu, tahunnya lupa, tapi Tiongkok baru membuka diri. Ada pengusaha Indonesia yang pergi menanam modal di sana. Seorang mahasiswa di Jakarta datang bertanya kepada dosennya yang pribumi asli. Karena kebetulan saya ada di situ, jadi ikut mendengar. Pertnyaannya: Mengapa kita biarkan pengusaha Indonesia yang Cina (sesuai istilah yang digunakan si penanya) menanam modal di Cina, padahal kita kekurangan modal? Sang dosen menjawab: Loh, waktu lalu anda bilang, modal asing di Indonesia, hanya menyebabkan kita miskin, sebab keuntungan dibawa ke sana, ke US, ke Belanda dll. Rakyat tetap menderita. Jadi menurut anda modal asing menguntungkan negeri yang menanam modal merugikan negeri yang ditanami modal. Sekarang pengusaha kita menanam modal di Cina, harusnya kita yang untung, Cina yang rugi. Koq sekarang jadi terbalik?' Si penanya mulai agak panik, Ya, pa, tapi faktanya begitu“ 。Begini, sang dosen dengan sabar melanjutkan Kalau ditanami modal rugi, menanam modal rugi, itu artinya kta yang bodoh. Bisnis bisa terlaksana hanya kalau kedua pihak untung. Sama dengan kalau kita belanja, pembeli dan penjual harus diuntungkan, pembeli merasa kebutuhannya dipenuhi dan penjual mendapat laba. Kalau salah satu pihak merasa dirugikan, bisnis tak jalan. Kalau pembeli merasa dirugikan ia tak akan datang lagi belanja ke sana. Kalau si penjual merasa rugi, ia tidak akan menjual lagi. Setuju? Mahasiswa dengan segan mengangguk juga. Mahasiswa kita banyak yang kurang berfikir maunya emosi saja,' katanya kepada saya. Sayang peristiwa simple yang terjadi 20 tahun yang lalu, sampai saat ini masih belum dipahami
Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
Tenaga kerja diindonesia termasuk paling murah di ASEAN, malaysian thailand, singapore bahkan filipina n vietnam lebih mahal. Contoh serikat buruh preman banyak kok. Beberapa taon lalu di tanggerang ada serikat buruh yg suruh pekerjanya mogok jika tidak pabriknya didatengin dan di demo. Setelah di cek ternyata belon setoran dan para pekerja disana tidak gabung dengan serikat mereka. Yg paling baru yah SP PLN, pakai ancaman dan percobaan pendudukan kantor dirut jika dahlan iskan jadi dirut. Hal2 seperti ini apa bukan cara preman? Belon lagi di pelabuhan banyak serikat2 buruh angkut yg baru mau angkut jika harga sudah deal seperti yg mereka mau, trus ketika keluar dr pelabuhan ada lagi SP yg minta uang jalan. Upah buruh asli yg hanya beberapa ratus ribu menjadi mahal karena cost seperti ini yg jumlahnya tidak kecil. -Original Message- From: ayen ayen.oy...@gmail.com Date: Thu, 7 Jan 2010 10:25:34 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? untuk kawan agung, saya mau tanya kl saudara pengusaha, saudara menganggap upah di indo saat ini murah atau mahal? ada tidak upah dari negara lain yang bisa membandingkan sehingga dapat mengkategorikan upah di indo mahal atau murah? terus bagaimana ya kaitannya dengan serikat pekerja preman yang anda sebutkan? terima kasih atas pencerahannya kawan agung 2010/1/7 agoeng_...@yahoo.com Market RRC 1,2M ditambah ASEAN sekitar 200jtan. Market indo 200an jt. Market yg terbuka luas begitu kenapa ga ada yg liat sebagai peluang yah? SDA indo jauh lebih beragam dr RRC, bahan baku disini lebih gampang. Tenaga kerja murah juga banyak ( asal ga disusupi oknum serikat pekerja preman ) Susah klo semua jago kandang n serba proteksi. Mending dijadiin ekonomi perp propinsi or kabupaten aja sekalian. Setiap produk n bahan baku mau kluar bates kabupaten kena syarat n pajak A-Z biar kabupaten kaya di jawa n kalimantan duitnya ga ilang n kabupaten miskin ga jadi sapi perasan. Market yg terbuka luas dengan kemampuan yg sama sebenernya kenapa harus pada kuatir??? Satu2nya hambatan bukan dr luar kok tp dr dlm, dr pemerintah sendiri yg ga tegas n terlalu banyak aturan aneh2 apalagi di daerah yg ujung2nya berdampak ke cost. Org lokal lebih tau budaya n kebutuhan lokal punya waktu bergerak lebih dulu drpd org asing. -- *From: * brightandromeda brightandrom...@yahoo.co.id *Date: *Wed, 06 Jan 2010 17:36:32 - *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *[budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? Waahhh ramai nich. Kalau melihat prospek AFTA kedepan nanti sungguh menakutkan, untuk 1 tahun kedepan mungkin sudah bisa melihat efeknya. RRT hanya membutuhkan waktu kurang lebih 7 tahun dari sejak RRT membuka negaranya dan menggulung negri paman sam. negara sebesar amerika saja sanggup dijatuhkan dari segi ekonominya, bahkan negara kesatuan eropa juga terkena efeknya. Nah negara kita ini sangat rapuh dari segi pemerintahan dan sumber daya manusianya sendiri, ini berdasarkan pengalaman saya yg pernah bekerja di luar negri dan ini adalah fakta. kalau tingkat persaingan hidup di Indonesia sangat rendah di banding di negara maju. Bagi negara maju seperti Singapura maupun Malaysia jauh jauh hari sudah mempersiapkan diri untuk menyambut AFTA, sehingga kalaupun ada efek negatifnya tidak akan berpengaruh besar bagi perekonomiannya. Bagaimana dengan Indonesia tercinta?. Para pemilik pabrik sejak awal sudah mempertanyakan isu AFTA ini, namun jawabannya baru muncul di awal januari 2010. Yang ditakuti adalah fundamental ekonomi negara kita tidaklah kokoh, dari sisi pasar modal kelihatanya sangat solid, tapi dari sisi padat modalnya sangat rapuh. Ini ibarat pipa besi yg mengkilau dari luar tapi dari dalam sudah dimakan karat.Lihatlah negara industri dan negara maju, mereka maju karena dari segi padat modal. Efek dari AFTA ini akan bersifat kartu domino yang artinya, pertama pabrik kecil dan menengah akan menjadi korban pertama. Disusul pabrik besar bila tidak ada antisipasi, berikutnya perbankan, seterusnya pemerintah akan kehilangan pajak pendapatan dan selanjutnya.
[budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
Waahhh ramai nich. Kalau melihat prospek AFTA kedepan nanti sungguh menakutkan, untuk 1 tahun kedepan mungkin sudah bisa melihat efeknya. RRT hanya membutuhkan waktu kurang lebih 7 tahun dari sejak RRT membuka negaranya dan menggulung negri paman sam. negara sebesar amerika saja sanggup dijatuhkan dari segi ekonominya, bahkan negara kesatuan eropa juga terkena efeknya. Nah negara kita ini sangat rapuh dari segi pemerintahan dan sumber daya manusianya sendiri, ini berdasarkan pengalaman saya yg pernah bekerja di luar negri dan ini adalah fakta. kalau tingkat persaingan hidup di Indonesia sangat rendah di banding di negara maju. Bagi negara maju seperti Singapura maupun Malaysia jauh jauh hari sudah mempersiapkan diri untuk menyambut AFTA, sehingga kalaupun ada efek negatifnya tidak akan berpengaruh besar bagi perekonomiannya. Bagaimana dengan Indonesia tercinta?. Para pemilik pabrik sejak awal sudah mempertanyakan isu AFTA ini, namun jawabannya baru muncul di awal januari 2010. Yang ditakuti adalah fundamental ekonomi negara kita tidaklah kokoh, dari sisi pasar modal kelihatanya sangat solid, tapi dari sisi padat modalnya sangat rapuh. Ini ibarat pipa besi yg mengkilau dari luar tapi dari dalam sudah dimakan karat.Lihatlah negara industri dan negara maju, mereka maju karena dari segi padat modal. Efek dari AFTA ini akan bersifat kartu domino yang artinya, pertama pabrik kecil dan menengah akan menjadi korban pertama. Disusul pabrik besar bila tidak ada antisipasi, berikutnya perbankan, seterusnya pemerintah akan kehilangan pajak pendapatan dan selanjutnya.
Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
Market RRC 1,2M ditambah ASEAN sekitar 200jtan. Market indo 200an jt. Market yg terbuka luas begitu kenapa ga ada yg liat sebagai peluang yah? SDA indo jauh lebih beragam dr RRC, bahan baku disini lebih gampang. Tenaga kerja murah juga banyak ( asal ga disusupi oknum serikat pekerja preman ) Susah klo semua jago kandang n serba proteksi. Mending dijadiin ekonomi perp propinsi or kabupaten aja sekalian. Setiap produk n bahan baku mau kluar bates kabupaten kena syarat n pajak A-Z biar kabupaten kaya di jawa n kalimantan duitnya ga ilang n kabupaten miskin ga jadi sapi perasan. Market yg terbuka luas dengan kemampuan yg sama sebenernya kenapa harus pada kuatir??? Satu2nya hambatan bukan dr luar kok tp dr dlm, dr pemerintah sendiri yg ga tegas n terlalu banyak aturan aneh2 apalagi di daerah yg ujung2nya berdampak ke cost. Org lokal lebih tau budaya n kebutuhan lokal punya waktu bergerak lebih dulu drpd org asing. -Original Message- From: brightandromeda brightandrom...@yahoo.co.id Date: Wed, 06 Jan 2010 17:36:32 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? Waahhh ramai nich. Kalau melihat prospek AFTA kedepan nanti sungguh menakutkan, untuk 1 tahun kedepan mungkin sudah bisa melihat efeknya. RRT hanya membutuhkan waktu kurang lebih 7 tahun dari sejak RRT membuka negaranya dan menggulung negri paman sam. negara sebesar amerika saja sanggup dijatuhkan dari segi ekonominya, bahkan negara kesatuan eropa juga terkena efeknya. Nah negara kita ini sangat rapuh dari segi pemerintahan dan sumber daya manusianya sendiri, ini berdasarkan pengalaman saya yg pernah bekerja di luar negri dan ini adalah fakta. kalau tingkat persaingan hidup di Indonesia sangat rendah di banding di negara maju. Bagi negara maju seperti Singapura maupun Malaysia jauh jauh hari sudah mempersiapkan diri untuk menyambut AFTA, sehingga kalaupun ada efek negatifnya tidak akan berpengaruh besar bagi perekonomiannya. Bagaimana dengan Indonesia tercinta?. Para pemilik pabrik sejak awal sudah mempertanyakan isu AFTA ini, namun jawabannya baru muncul di awal januari 2010. Yang ditakuti adalah fundamental ekonomi negara kita tidaklah kokoh, dari sisi pasar modal kelihatanya sangat solid, tapi dari sisi padat modalnya sangat rapuh. Ini ibarat pipa besi yg mengkilau dari luar tapi dari dalam sudah dimakan karat.Lihatlah negara industri dan negara maju, mereka maju karena dari segi padat modal. Efek dari AFTA ini akan bersifat kartu domino yang artinya, pertama pabrik kecil dan menengah akan menjadi korban pertama. Disusul pabrik besar bila tidak ada antisipasi, berikutnya perbankan, seterusnya pemerintah akan kehilangan pajak pendapatan dan selanjutnya.
[budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? (Pro Jackson dan Anthony)
Nampaknya diskusi ttg AFTA sudah mereda ya? Saya mohon maaf kalo posting saya ini munculnya terlambat. Belakangan ini memang agak sibuk, tapi karena sudah janji pada bung Jakcson untuk memberi pendapat (sekaligus klarifikasi ungkapan Absurd yang diprotres bung Anthony) saya sempatkan bikin oret-oretan sedikit di sini. Bung Anthony, yang mampu membungkam orang berbicara di sini adalah para moderator, bukan saya. Apa lagi hanya dengan ungkapan Absurd langsung orang bisa dibungkam, wah anda terlalu merendahkan bung Jackson kalau gitu!! Tidak ada sama sekali maksud membungkam dari saya, apa lagi merendahkan bung Jackson!! Lalu, mengapa saya katakan pendapat bung Jackson absurd? Karena bagi saya, (mohon maaf ya, Jackson) pendapat beliau itu terkesan sangat menyederhanakan permasalahan, seakan penyebab dampak negatif AFTA adalah gara-gara hadirnya pedagang eceran dari China. Padahal dampak negatif (kalau memang ada) itu tetap akan ada, bahkan seandainya pedagang eceran dari China itu diusir semua. Produk Made In China tetap akan membanjiri pasaran Indonesia lewat importir lokal, dengan potensi melemahkan dan akhirnya membangkrutkan industri lokal yang berdampak pada meningkatnya pengangguran. Dan itulah permasalahannya yang harus kita hadapi!! Dan untuk itu, pada posting lalu saya minta pencerahan rekan miliser yang ahli ekonomi makro. Saya tidak menafikan pandangan ngkoh ABS bahwa kebijakan AFTA adalah satu paket yang membebaskan keluar masuknya produk dan juga para pekerja profesional antar negara penanda-tangan AFTA. Tapi, menurut saya (secara bodoh dan subyektif) yang paling krusial di depan mata kita adalah membanjirnya produk China berharga murah yang sudah mengamcam sektor riil kita. Para ahli ekonomi (seperti Aviliani, Faisal Basri dll) pernah mensinyalir bahwa perekonomian Indonesia 70% ditopang oleh sektor informal, hanya 30% dari sektor formal (termasuk di dalamnya sektor industri). Apa jadinya kalau industri kita yang cuma 30% ini bukannya meningkat tapi justru gulung tikar satu per satu akibat kalah saing dengan poduk China yang terus membanjiri pasaran Indonesia? AFTA khan sudah dicanangkan jauh sebelum ini. Mengapa negara ASEAN lain siap dan kita tidak? Padahal kita adalah yang terbesar (secara geografis dan juga demografis) di antara mereka? Apalagi ditunjang dengan Sumber daya Alam yang kaya? Apa yang salah dari kita?? Kalau produk made in China bisak masuk ke pasar Indonesia, mengapa produk kita (yang teoritis juga bebas masuk ke China) tidak berbuat hal yang sama? Kalau modal pengusaha China bisa bebas ditanamkan di pelbagai sektor riil kita, kenapa kita tidak bisa berbuat hal yang sama? Kenapa pula pengusaha Indonesia yang (dulu pernah) berinvestasi ke China dituding tidak nasionalis dan melarikan modal ke luar negeri?? Itulah sekelumit kegamangan saya (sebagai rakyat kecil) yang menghadapi AFTA, sementara pemerintah dan elite politik kita malah tenang tak bereaksi, bahkan masih terus aja asyik dalam permainan politik promodial memperebutkan kepentingan pribadi dan kelompok. Pepatah Tionghoa katakan Kalau yang di kuali sudah siap, tak perlu khuatir yang di mangkok kita masing-masing tidak kebagian. Jadi, kalau secara makro kita sudah siap, gak usah khuatir dengan hadirnya pedagang eceran dari mana pun. Salam, Erik \ - In budaya_tionghua@yahoogroups.com, anthonyrayindra anthonyrayin...@... wrote: Sorry ya... walaupun menurut pak Erik AFTA itu 'level makro', menurut saya tidak ada salahnya sdr Jackson mempertanyakan dampaknya pada 'ekonomi mikro', terutama yang mungkin sudah ia hadapi sehari-hari. Faktanya memang ada pedagang dari RRT yang langsung berjualan di sini. Tidak apa2 toh mengajukan pertanyaan, rasanya tidak perlu langsung membungkam dengan mengatakan pertanyaan itu absurd. Masak bertanya saja tidak boleh... Kalaupun pak Erik tidak setuju dengan pertanyaannya, rasanya ada kata lain untuk berpendapat, tidak perlu menggunakan kata-kata yang galak. Kalau saya pribadi, masih 'wait and see' tentang AFTA ini. Teorinya sih bagus, karena kita (harusnya) mendapat akses ke pasar yang jauh lebih luas, dan contoh penyatuan Uni Eropa juga berjalan baik\ \ ...
Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
untuk kawan agung, saya mau tanya kl saudara pengusaha, saudara menganggap upah di indo saat ini murah atau mahal? ada tidak upah dari negara lain yang bisa membandingkan sehingga dapat mengkategorikan upah di indo mahal atau murah? terus bagaimana ya kaitannya dengan serikat pekerja preman yang anda sebutkan? terima kasih atas pencerahannya kawan agung 2010/1/7 agoeng_...@yahoo.com Market RRC 1,2M ditambah ASEAN sekitar 200jtan. Market indo 200an jt. Market yg terbuka luas begitu kenapa ga ada yg liat sebagai peluang yah? SDA indo jauh lebih beragam dr RRC, bahan baku disini lebih gampang. Tenaga kerja murah juga banyak ( asal ga disusupi oknum serikat pekerja preman ) Susah klo semua jago kandang n serba proteksi. Mending dijadiin ekonomi perp propinsi or kabupaten aja sekalian. Setiap produk n bahan baku mau kluar bates kabupaten kena syarat n pajak A-Z biar kabupaten kaya di jawa n kalimantan duitnya ga ilang n kabupaten miskin ga jadi sapi perasan. Market yg terbuka luas dengan kemampuan yg sama sebenernya kenapa harus pada kuatir??? Satu2nya hambatan bukan dr luar kok tp dr dlm, dr pemerintah sendiri yg ga tegas n terlalu banyak aturan aneh2 apalagi di daerah yg ujung2nya berdampak ke cost. Org lokal lebih tau budaya n kebutuhan lokal punya waktu bergerak lebih dulu drpd org asing. -- *From: * brightandromeda brightandrom...@yahoo.co.id *Date: *Wed, 06 Jan 2010 17:36:32 - *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *[budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? Waahhh ramai nich. Kalau melihat prospek AFTA kedepan nanti sungguh menakutkan, untuk 1 tahun kedepan mungkin sudah bisa melihat efeknya. RRT hanya membutuhkan waktu kurang lebih 7 tahun dari sejak RRT membuka negaranya dan menggulung negri paman sam. negara sebesar amerika saja sanggup dijatuhkan dari segi ekonominya, bahkan negara kesatuan eropa juga terkena efeknya. Nah negara kita ini sangat rapuh dari segi pemerintahan dan sumber daya manusianya sendiri, ini berdasarkan pengalaman saya yg pernah bekerja di luar negri dan ini adalah fakta. kalau tingkat persaingan hidup di Indonesia sangat rendah di banding di negara maju. Bagi negara maju seperti Singapura maupun Malaysia jauh jauh hari sudah mempersiapkan diri untuk menyambut AFTA, sehingga kalaupun ada efek negatifnya tidak akan berpengaruh besar bagi perekonomiannya. Bagaimana dengan Indonesia tercinta?. Para pemilik pabrik sejak awal sudah mempertanyakan isu AFTA ini, namun jawabannya baru muncul di awal januari 2010. Yang ditakuti adalah fundamental ekonomi negara kita tidaklah kokoh, dari sisi pasar modal kelihatanya sangat solid, tapi dari sisi padat modalnya sangat rapuh. Ini ibarat pipa besi yg mengkilau dari luar tapi dari dalam sudah dimakan karat.Lihatlah negara industri dan negara maju, mereka maju karena dari segi padat modal. Efek dari AFTA ini akan bersifat kartu domino yang artinya, pertama pabrik kecil dan menengah akan menjadi korban pertama. Disusul pabrik besar bila tidak ada antisipasi, berikutnya perbankan, seterusnya pemerintah akan kehilangan pajak pendapatan dan selanjutnya.
Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
sedikit catatan,dalam menghadapi AFTA ini,saya belum melihat komentar mengenai produktivitas,kebanyakan hanya bicara mengenai bahwa industri dalam negeri akan kalah bersaing dengan produk luar,terutama dari china,jadi seolah olah harga hanya di tentukan oleh teknologi,padahal dua komponen lainnya yakni sumber daya alam dan manusia juga harus kita perhitungkan dalam menentukan harga suatu produk,jadi kita harus menggenjot produktivitas ini agar barang bisa lebih murah.salam.hidayat brata From: ChanCT sa...@netvigator.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tue, January 5, 2010 10:46:56 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? Sebenarnya saja, kita harus menghadapi kenyataan bahwa dunia jaman sekarang sudah memasuki jaman globalisasi. Harus berani mengikuti gerak sesuai perkembangan, kalau tidak akan tertinggal dan musnah ditelan jaman. Itulah tantangan kehidupan. Coba perhatikan pengalaman TIongkok. Dimasa awal Tiongkok lancarkan politik pintu terbuka, apa dikira juga tidak menghadapi masalah serupa dengan terjunkan diri ikut tergabung dalam WTO? Sama saja, mereka semula juga sangat kuatir, pertanian di Tiongkok yang masih gunakan tenaga kerja manusia, tentu tidak akan mampu menghadapi saingan produksi AS yang sudah industrialis, dengan gunakan traktor. Dibidang ini kalah saingan, dibidang lain bisa merebut kemenangan. Dan, ... secara keseluruhan TIongkok malah bisa dikatakan mengungguli AS yang adidaya. Sekarang Indonesia belum-belum sudah ketakutan menghadapi Tiongkok. Padahal jelas-jelas Tiongkok yang masih mengaku KOMUNIS tentu bukan negara imperialis seperti AS yang akan berusaha menelan atau mengangkangi ekonomi negara lain. Tiongkok berusaha berkembang dan maju bersama dengan adanya FTA itu.. Membantu negara-negara ASEAN untuk maju bersama. Masuknya barang-barang Tiongkok dengan kwalitas lumayan dan harga jauh lebih murah daripada produksi lokal, tentu disatu pihak merupakan pukulan bagi industri lokal, tapi dipihak lain juga harus berani melihat bahwa dengan hadirnya barang murah itu sangat membantu rakyat kecil yang miskin. Mereka jadi mampu membeli barang-barang yang dibutuhkan sehari-hari. Disinilah Pemerintah RI yang berkuasa harus berperan untuk membuat keseimbangan, disatu pihak memberikan kesempatan rakyat kecil mendapatkan barang lebih murah, dipihak lain jangan biarkan industri lokal bankrut, kalah sanginan dengan produksi negara lain. Caranya? Bersihkan birokrasi Pemerintah dari pejabat-pejabat korup yang kerjanya menarik uang pelincir. Banyak pengusaha mengatakan, itu pungli yang terjadi bisa menelan hampir 60% harga produksi. Coba, kalau dinegeri ini bisa ditiadakan pungli-pungli tentu dengan sendirinya harga produksi lokal bisa mempunyai daya berssaing yang lebih kuat dengan masuknya barang-barang Tiongkok. Dan kedua, beberapa tahun yl. itu Menteri Perdagangan, Marie Pangestu pernah menyatakan, bahwa ternyata membanjirnya barang-barang Made In China dipasar, lebih dari 60% adalah barang selundupan. Jadi, adalah tugas Pemerintah untuk mentertipkan, menyumbat jalur selundupan, yang katanya container-container itu masuk ke pabean secara remi juga. Artinya ada pejabat pabean yang berhasil disuap pengusaha-hitam untuk meloloskan masuk barang-barangnya. Itulah yang merusak ketertipan jalannya pasar. Salam, ChanCT - Original Message - From: shinmen takezo To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tuesday, January 05, 2010 10:21 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Pandangan Anda tentang AFTA ? yang musti lebih khawatir pedagang , pemilik pabrik ? 2010/1/4 jackson_yahya@ yahoo.com Wah topik bagus. Terus terang biar pun saya ke turunan tionghoa tapi saya juga khawatir melihat (takut bakul nasi dirampas) oleh orang2 china daratan yang datang berdagang di mangga 2 atau di pusat perbelanjaan lainnya di jakarta. Barang memang sama2 dari china tetapi jelas pedagang asli indonesia (tionghoa atau pribumi) pasti terkena imbasnya karena pedagang dari china daratan pasti bisa dapat barang jauh lebih murah karena faktor relasi mereka di china daratan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: east_road east_r...@yahoo. com Date: Mon, 04 Jan 2010 03:39:21 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Pandangan Anda tentang AFTA ? Dear all, saya membuka forum diskusi baru. AFTA sudah ada didepan mata. Apa yang telah menjadi pemikiran tantangan ekonomi kita terhadap AFTA ?. Tahun baru bukan tahun ini. jangan diisi sebuah suka cita. Tapi tatangan ekonomi kedepan sudah ada didepan mata. AFTA sudah dibuka pada tahun ini. Apa yang menjadi Revolusi dalam diri anda, yang anda siapkan untuk menghadapi era tatangan dari AFTA ? No virus found
[budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA with China bikin pusing atau bikin maju?
Tahun 2009 . Kita sudah lewati, tapi kita masuk 2010. tantangan baru didepan mata yaitu AFTA with China, permasalahan yang dihadapi adalah sektor Real Indonesia, selama ini memberikan pertumbuhan ekonomi Indonesia, Apa yang di maksud sektor real, sektor real adalah dimana perdagangan berbentuk pasar, yang nyata seperti pertokoan, pasar tradisonal, pertanian, dan sebagainya. Ancaman Free trade asia With china adalah Produk dari Tiongkok. Tiongkok memiliki pendapatan kapitilisasi terbesar dunia pada saat ini, bahkan mengalahkan Amerika, Pertumbuhan ekonomi mereka meroket semenjak Amerika jatuh dari posisi keuangan dunia. Ini disebabkan ketidak stabilan ekonomi amerika dan kesalahan kebijakan ekonomi dalam bidang REAL ESTATE, yang memakan dana negara melebihi 10X dari dana Bank Century, untuk memulihkan ekonomi Amerika, sehingga negara yang terkenal akan Kapitalis itu terpaksa mengubah sistem imunisasi dana Kapitalis, diubah menjadi dalam pengawasan negara. Yang ujung2nya korupsi pada tingkatan pengusaha, dan penjabat pemerintah. LOKH KOK BISA negara seperti Amerika masih aja ada yang Bisa korupsi ?. tanya kenapa?. Tapi saya mengajak anda berfikir logis, tentang AFTA ?, Bukan bicara Korupsi Bank century, bukan korupsi Real Estate Amerika yang berimbas global krisis financial. Kenapa AFTA, Karena kebiasaan Bangsa Indonesia kalau beli barang maunya MURAH. Cep merek yang penting MURAH. Mau gimana dapatnya yang penting MURAH dan bisa di GENGSI DEPAN BANYAK ORANG. Impact Culture Bangsa yang senang MURAH. Apa hubungan MURAH dengan AFTA, China memiliki potensial barang MURAH. Tidak peduli bentuk barangnya sudah dipastikan dapat memukul semua perindustrian kita dengan barang MURAHnya, dengan begitu mampu merusak potensi pasar kita sendiri, Termasuk Para pedagang dari Indonesia Tak terkecuali pedagang suku Tionghoa yang sudah menetap lama di Indonesia yang memiliki pabrik di Indonesia terkena imbasnya barang produk luar negeri yang bertuliskan MADE IN CHINA. Produk mereka masuk pangsa Indonesia tidak mengenal kesukuan atau ras. tapi hanya mengenal MURAHnya dibisa dijangkau oleh Rakyat Indonesia, karena rakyat kita memiliki Sense of crisis culture shock atas barang MURAH tak peduli MADE IN MANA AJA yang penting saya bisa beli. Dimana China bisa menyediakan barang yang berkata MURAH yang dapat mengiurkan konsumen di Indonesia. Sementara Indonesia masih bisa menjaga mutu tapi tidak secara kualitas modern, China bisa menaruh konsep modernsitas dalam industri, sementara negara kita belum mampu. Kalau ini dibiarkan terus menerus, maka yang terancam adalah Pangsa Pasar Indonesia. China negara yang patut kita Tiru, karena mereka dari negara Sosialis, dimana mengurungkan diri pada zaman Mao Zhe dung, berubah drastis menjadi Negara Naga raksasa ketika berubah zaman dari kebijakan Deng Shiao Ping, China memang Mitra yang kuat di Asia, kalau orang Indonesia tidak peduli sense of crisis culture Shock atas MURAH, habis lah semua pondasi ekonomi Indonesia. China mampu merefomis diri dari negara Sosialis yang mengucilkan diri menjadi Negara Sosialis yang modern mampu mengempur sistem Kapitalis Amerika yang carut marut akibat keserakahan Manusia,. Peranan pemerintah memang penting Tapi lebih penting lagi peranan masyarakat. Peduli terhadap pangsa Pasar Indonesia.
Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
Jangan salah. Walaupun namanya trade agreement, lazimnya suatu perjanjian free trade mencakup juga pengaturan kebebasan mobilitas tenaga kerja tertentu (biasanya para profesional). Kesepakatan free trade APEC dan ASEAN misalnya membebaskan juga perpindahan para insinyur, dokter, lawyer, dsb. antar negara. Artinya pekerja profesi dari suatu negara APEC atau ASEAN tidak boleh dilarang bekerja di negeri APEC atau ASEAN lainnya hanya berdasarkan kewarganegaraannya saja. Bahkan tidak boleh dikenai tarif pajak berbeda. Ia hanya boleh dibatasi bekerjanya misalnya berdasarkan tingkatan kompetensi profesionalnya. Para pedagang eceran mungkin tidak tergolong pada kaum profesional. Atau belum! Tetapi kalau tiba saatnya para pedagang eceran, para supir taksi, para tukang cukur, para pekerja konstruksi, misalnya, mengatur dirinya dalam asosiasi profesi, menerapkan kode etik profesinya, mensertifikasi kompetensi kerjanya, dsb., maka akan tibalah saatnya di mana Indonesia secara resmi harus menerima,misalnya, pedagang eceran yang terorganisasikan dari RRT, pekerja konstruksi yang terorganisasikan dari Bangladesh, supir taksi yang terorganisasikan dari Pakistan, dsb. Saya tegaskan, secara resmi lho!. Kalau secara gelap sih sudah banyak pekerja RRT masuk Indonesia dan bekerja di pelosok-pelosok daerah pada sektor konstruksi, kelistrikan, perkebunan, dan tentu saja perdagangan. Dan sejak 2008 sudah juga mulai menyulut benih-benih kerusuhan dengan penduduk lokal, yang di beberapa tempat justru kaum tionghoa Indonesia ... Wasalam. == - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, January 04, 2010 11:14 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? Afta itu mengaturan perdagangan barang, bukan tenaga kerja. yg bebas biaya masuk adalah barangnya, bukan manusianya. Mengenai pedagang retail dari tiongkok, itu tak ada sangkut pautnya dng Afta! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- From: anthonyrayindra anthonyrayin...@yahoo.com Date: Mon, 04 Jan 2010 09:46:47 - To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? Sorry ya... walaupun menurut pak Erik AFTA itu 'level makro', menurut saya tidak ada salahnya sdr Jackson mempertanyakan dampaknya pada 'ekonomi mikro', terutama yang mungkin sudah ia hadapi sehari-hari. Faktanya memang ada pedagang dari RRT yang langsung berjualan di sini. Tidak apa2 toh mengajukan pertanyaan, rasanya tidak perlu langsung membungkam dengan mengatakan pertanyaan itu absurd. Masak bertanya saja tidak boleh... Kalaupun pak Erik tidak setuju dengan pertanyaannya, rasanya ada kata lain untuk berpendapat, tidak perlu menggunakan kata-kata yang galak. Kalau saya pribadi, masih 'wait and see' tentang AFTA ini. Teorinya sih bagus, karena kita (harusnya) mendapat akses ke pasar yang jauh lebih luas, dan contoh penyatuan Uni Eropa juga berjalan baik. Sedangkan bahaya paling dekat ya memang semangat produksi dalam negeri mungkin turun, karena logikanya buat apa susah2 buat pabrik kalau impor barang saja lebih menguntungkan? Kalau soal 'dampak mikro' dari sdr Jackson, mungkin Anda bisa berdiskusi dengan rekan2 sesama penjual yang memiliki kekuatiran sama, atau mengadukannya ke asosiasi, agar pihak berwenang dapat menertibkannya (karena mustinya mereka tidak dapat visa usaha, kan?). Tapi apakah akan ada yang mau menangani, itu masalah lain. Di negeri ini memang banyak pelanggaran kecil yang diabaikan saja, sampai membesar dan meletus, baru rame.
Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
Dear pak erik, Apa pendapat anda? Tolong kasi pendapat jangan hanya bisa protes saja. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id Date: Tue, 5 Jan 2010 19:07:10 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? Jangan salah. Walaupun namanya trade agreement, lazimnya suatu perjanjian free trade mencakup juga pengaturan kebebasan mobilitas tenaga kerja tertentu (biasanya para profesional). Kesepakatan free trade APEC dan ASEAN misalnya membebaskan juga perpindahan para insinyur, dokter, lawyer, dsb. antar negara. Artinya pekerja profesi dari suatu negara APEC atau ASEAN tidak boleh dilarang bekerja di negeri APEC atau ASEAN lainnya hanya berdasarkan kewarganegaraannya saja. Bahkan tidak boleh dikenai tarif pajak berbeda. Ia hanya boleh dibatasi bekerjanya misalnya berdasarkan tingkatan kompetensi profesionalnya. Para pedagang eceran mungkin tidak tergolong pada kaum profesional. Atau belum! Tetapi kalau tiba saatnya para pedagang eceran, para supir taksi, para tukang cukur, para pekerja konstruksi, misalnya, mengatur dirinya dalam asosiasi profesi, menerapkan kode etik profesinya, mensertifikasi kompetensi kerjanya, dsb., maka akan tibalah saatnya di mana Indonesia secara resmi harus menerima,misalnya, pedagang eceran yang terorganisasikan dari RRT, pekerja konstruksi yang terorganisasikan dari Bangladesh, supir taksi yang terorganisasikan dari Pakistan, dsb. Saya tegaskan, secara resmi lho!. Kalau secara gelap sih sudah banyak pekerja RRT masuk Indonesia dan bekerja di pelosok-pelosok daerah pada sektor konstruksi, kelistrikan, perkebunan, dan tentu saja perdagangan. Dan sejak 2008 sudah juga mulai menyulut benih-benih kerusuhan dengan penduduk lokal, yang di beberapa tempat justru kaum tionghoa Indonesia ... Wasalam. == - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, January 04, 2010 11:14 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? Afta itu mengaturan perdagangan barang, bukan tenaga kerja. yg bebas biaya masuk adalah barangnya, bukan manusianya. Mengenai pedagang retail dari tiongkok, itu tak ada sangkut pautnya dng Afta! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- From: anthonyrayindra anthonyrayin...@yahoo.com Date: Mon, 04 Jan 2010 09:46:47 - To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? Sorry ya... walaupun menurut pak Erik AFTA itu 'level makro', menurut saya tidak ada salahnya sdr Jackson mempertanyakan dampaknya pada 'ekonomi mikro', terutama yang mungkin sudah ia hadapi sehari-hari. Faktanya memang ada pedagang dari RRT yang langsung berjualan di sini. Tidak apa2 toh mengajukan pertanyaan, rasanya tidak perlu langsung membungkam dengan mengatakan pertanyaan itu absurd. Masak bertanya saja tidak boleh... Kalaupun pak Erik tidak setuju dengan pertanyaannya, rasanya ada kata lain untuk berpendapat, tidak perlu menggunakan kata-kata yang galak. Kalau saya pribadi, masih 'wait and see' tentang AFTA ini. Teorinya sih bagus, karena kita (harusnya) mendapat akses ke pasar yang jauh lebih luas, dan contoh penyatuan Uni Eropa juga berjalan baik. Sedangkan bahaya paling dekat ya memang semangat produksi dalam negeri mungkin turun, karena logikanya buat apa susah2 buat pabrik kalau impor barang saja lebih menguntungkan? Kalau soal 'dampak mikro' dari sdr Jackson, mungkin Anda bisa berdiskusi dengan rekan2 sesama penjual yang memiliki kekuatiran sama, atau mengadukannya ke asosiasi, agar pihak berwenang dapat menertibkannya (karena mustinya mereka tidak dapat visa usaha, kan?). Tapi apakah akan ada yang mau menangani, itu masalah lain. Di negeri ini memang banyak pelanggaran kecil yang diabaikan saja, sampai membesar dan meletus, baru rame.
[budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
Aha, kok jadi nafsu begitu seh? Dr kemarin sy memang sdh siap beri pendapat sekaligus pertgjawabkan ungkapan absurd yg saya lontarkan pd anda dik jackson. Tp nanti ya, kalo ga malam ini pasti bsk, masih banyak tugas dan kesibukan soalnya. Salam Erik --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Dear pak erik, Apa pendapat anda? Tolong kasi pendapat jangan hanya bisa protes saja.
Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA with China bikin pusing atau bikin maju?
hehehhhe, emang orang indo itu mental cere semua, sekarang china dengan indonesia apa bedanya coba? people power banyak, rakyat miskin masih banyak, kenapa ga di telaah kok china bisa buat murah, kenapa kita tidak bisa begitu??? jangan hanya mengeluh terus. sekarang persaingan tinggi antar negara, kenapa vietnam bisa bangkit di saat yang sama daripada Indonesia ? kenapa banyak investor dari indonesia justru parkir duit di vietnam? di vietnam terutama ho chi min city kalo pergi ke kedai kopinya banyak di jumpai orang2 dari medan di sana. bdskan info yang saya dapat mereka yang buka pabrik di sana di berikan keringanan pajak bahkan bisa 0% pajak untuk sekian tahun, sampai berikutnya naik bertahap sampai sesuai ketentuan yang berlaku, bagi pemerintah vietnam sekarang biarkan rakyatnya dapat kerja dulu, sehingga beban negara berkurang, toh vietnam masih bisa mendapatkan tax dari penjualan barang2 tersebut. biar dapat sedikit tapi dapat menciptakan lapangan pekerjaan buat rakyatnya. selain itu pemerintah sono sangat menghargai investor, di sana pemerintah setempat yang serve investor bukan investor yang serve pemerintah sono. kalo di indonesia ??? kenapa sony bisa hengkang dari indonesia? pindahkan pabriknya justru ke malaysia yang notabene lebih maju di bandingkan indonesia? di malaysia pekerja pabrik minimum bergaji sekitar 600 RM (+/- Rp 1.800.000), di indonesia UMR sekarang baru 1 jt. moso sony ga mau pindah sih kalo emang di indo bisa begitu murah? sony juga ada pabriknya di china. hay kenapa??? kenapa pemerintah tidak memikirkan membantu memasarkan produk dalam negeri ke luar negeri dengan lebih intensive seperti yang di lakukan china dulu? dari dulu pemerintah tetap ngotot pajak harus segini, tidak ada negosiasi lagi, kalo ada pun setelah di suap dengan cewe2 n duit baru di kasi negosiasi, yang hal ini berkebalikan dengan dengan yang dilakukan pejabat dari negara tetangga. yang ujung2nya kalo ada KKN pengusaha yang disalahkan. makanya di indonesia kasus kek makelar hukum bisa mencuat, yang salah seharusnya siapa??? kalo emang aparatnya bersih mah ga bakal ada lah yang namanya makelar hukum kale. lain lagi kalo yang di malaysia, pemerintah mereka bukan swasta membantu rakyatnya melalui kursus2 pelatihan kewirausahaan tanpa di charge dengan harga yang tinggi, untuk mengetahui tata cara ekspor-impor , cara membuat sabun, cara membuat roti, cara membuat packing yang bagus khusus hanya untuk warganegaranya. bagi pemerintahnya , rakyat mereka di dorong untuk berwirausaha. kenapa pemerintah kita tidak berbuat demikian? mungkin pemerintah ada juga memberikan pelatihan lewat karang taruna dan PKK, tapi kurang sosialisasi kali yah dan lebih bersifat padat karya. kalo mau di perbaiki sih masih banyak PR pemerintah sekarang, kalo mau berubah tidak ada kata terlambat lah tapi kalo di liat mental pejabat sekarang sih , nilai sendiri aja yah From: east_road east_r...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tue, January 5, 2010 4:04:34 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA with China bikin pusing atau bikin maju? Tahun 2009 . Kita sudah lewati, tapi kita masuk 2010. tantangan baru didepan mata yaitu AFTA with China, permasalahan yang dihadapi adalah sektor Real Indonesia, selama ini memberikan pertumbuhan ekonomi Indonesia, Apa yang di maksud sektor real, sektor real adalah dimana perdagangan berbentuk pasar, yang nyata seperti pertokoan, pasar tradisonal, pertanian, dan sebagainya. Ancaman Free trade asia With china adalah Produk dari Tiongkok. Tiongkok memiliki pendapatan kapitilisasi terbesar dunia pada saat ini, bahkan mengalahkan Amerika, Pertumbuhan ekonomi mereka meroket semenjak Amerika jatuh dari posisi keuangan dunia. Ini disebabkan ketidak stabilan ekonomi amerika dan kesalahan kebijakan ekonomi dalam bidang REAL ESTATE, yang memakan dana negara melebihi 10X dari dana Bank Century, untuk memulihkan ekonomi Amerika, sehingga negara yang terkenal akan Kapitalis itu terpaksa mengubah sistem imunisasi dana Kapitalis, diubah menjadi dalam pengawasan negara. Yang ujung2nya korupsi pada tingkatan pengusaha, dan penjabat pemerintah. LOKH KOK BISA negara seperti Amerika masih aja ada yang Bisa korupsi ?. tanya kenapa?. Tapi saya mengajak anda berfikir logis, tentang AFTA ?, Bukan bicara Korupsi Bank century, bukan korupsi Real Estate Amerika yang berimbas global krisis financial. Kenapa AFTA, Karena kebiasaan Bangsa Indonesia kalau beli barang maunya MURAH. Cep merek yang penting MURAH. Mau gimana dapatnya yang penting MURAH dan bisa di GENGSI DEPAN BANYAK ORANG. Impact Culture Bangsa yang senang MURAH. Apa hubungan MURAH dengan AFTA, China memiliki potensial barang MURAH. Tidak peduli bentuk barangnya sudah dipastikan dapat memukul semua perindustrian kita dengan barang MURAHnya, dengan begitu mampu merusak potensi pasar kita sendiri, Termasuk Para
[budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
Absurd amat menyikapi AFTA cuma untuk menghadapi pedagang eceran dari China! AFTA itu kan berlaku umum (dan timbal-balik) untuk semua negara yang menanda-tanganinya. Saya kira yang dimaksud oleh pelempar thread ini adalah bagaimana dampak kebijakan AFTA itu terhadap Makro Ekonomi kita, akankah ada industri (hulu atau hilir) yang harus gulung tikar gara-garanya. Sudah siapkah industri kita untuk bersaing dengan negara industri maju (dan sedang maju seperti China) di pasaran dunia? Kalau sudah bagaimana, kalau belon harus bagaimana pula? MUdah-mudahan ada miliser yang ahli dalam makro ekonomi memberikan pencerahan pada kita semua di sini. Salam, Erik \ -- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Wah topik bagus. Terus terang biar pun saya ke turunan tionghoa tapi saya juga khawatir melihat (takut bakul nasi dirampas) oleh orang2 china daratan yang datang berdagang di mangga 2 atau di pusat perbelanjaan lainnya di jakarta. Barang memang sama2 dari china tetapi jelas pedagang asli indonesia (tionghoa atau pribumi) pasti terkena imbasnya karena pedagang dari china daratan pasti bisa dapat barang jauh lebih murah karena faktor relasi mereka di china daratan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! \ - -Original Message- From: east_road east_r...@... Date: Mon, 04 Jan 2010 03:39:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Pandangan Anda tentang AFTA ? Dear all, saya membuka forum diskusi baru. AFTA sudah ada didepan mata. Apa yang telah menjadi pemikiran tantangan ekonomi kita terhadap AFTA ?. Tahun baru bukan tahun ini. jangan diisi sebuah suka cita. Tapi tatangan ekonomi kedepan sudah ada didepan mata. AFTA sudah dibuka pada tahun ini. Apa yang menjadi Revolusi dalam diri anda, yang anda siapkan untuk menghadapi era tatangan dari AFTA ?
[budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
Sorry ya... walaupun menurut pak Erik AFTA itu 'level makro', menurut saya tidak ada salahnya sdr Jackson mempertanyakan dampaknya pada 'ekonomi mikro', terutama yang mungkin sudah ia hadapi sehari-hari. Faktanya memang ada pedagang dari RRT yang langsung berjualan di sini. Tidak apa2 toh mengajukan pertanyaan, rasanya tidak perlu langsung membungkam dengan mengatakan pertanyaan itu absurd. Masak bertanya saja tidak boleh... Kalaupun pak Erik tidak setuju dengan pertanyaannya, rasanya ada kata lain untuk berpendapat, tidak perlu menggunakan kata-kata yang galak. Kalau saya pribadi, masih 'wait and see' tentang AFTA ini. Teorinya sih bagus, karena kita (harusnya) mendapat akses ke pasar yang jauh lebih luas, dan contoh penyatuan Uni Eropa juga berjalan baik. Sedangkan bahaya paling dekat ya memang semangat produksi dalam negeri mungkin turun, karena logikanya buat apa susah2 buat pabrik kalau impor barang saja lebih menguntungkan? Kalau soal 'dampak mikro' dari sdr Jackson, mungkin Anda bisa berdiskusi dengan rekan2 sesama penjual yang memiliki kekuatiran sama, atau mengadukannya ke asosiasi, agar pihak berwenang dapat menertibkannya (karena mustinya mereka tidak dapat visa usaha, kan?). Tapi apakah akan ada yang mau menangani, itu masalah lain. Di negeri ini memang banyak pelanggaran kecil yang diabaikan saja, sampai membesar dan meletus, baru rame. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Erik rsn...@... wrote: Absurd amat menyikapi AFTA cuma untuk menghadapi pedagang eceran dari China! AFTA itu kan berlaku umum (dan timbal-balik) untuk semua negara yang menanda-tanganinya. Saya kira yang dimaksud oleh pelempar thread ini adalah bagaimana dampak kebijakan AFTA itu terhadap Makro Ekonomi kita, akankah ada industri (hulu atau hilir) yang harus gulung tikar gara-garanya. Sudah siapkah industri kita untuk bersaing dengan negara industri maju (dan sedang maju seperti China) di pasaran dunia? Kalau sudah bagaimana, kalau belon harus bagaimana pula? MUdah-mudahan ada miliser yang ahli dalam makro ekonomi memberikan pencerahan pada kita semua di sini. Salam, Erik \ -- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_yahya@ wrote: Wah topik bagus. Terus terang biar pun saya ke turunan tionghoa tapi saya juga khawatir melihat (takut bakul nasi dirampas) oleh orang2 china daratan yang datang berdagang di mangga 2 atau di pusat perbelanjaan lainnya di jakarta. Barang memang sama2 dari china tetapi jelas pedagang asli indonesia (tionghoa atau pribumi) pasti terkena imbasnya karena pedagang dari china daratan pasti bisa dapat barang jauh lebih murah karena faktor relasi mereka di china daratan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! \ - -Original Message- From: east_road east_road@ Date: Mon, 04 Jan 2010 03:39:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Pandangan Anda tentang AFTA ? Dear all, saya membuka forum diskusi baru. AFTA sudah ada didepan mata. Apa yang telah menjadi pemikiran tantangan ekonomi kita terhadap AFTA ?. Tahun baru bukan tahun ini. jangan diisi sebuah suka cita. Tapi tatangan ekonomi kedepan sudah ada didepan mata. AFTA sudah dibuka pada tahun ini. Apa yang menjadi Revolusi dalam diri anda, yang anda siapkan untuk menghadapi era tatangan dari AFTA ?
Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
Afta itu mengaturan perdagangan barang, bukan tenaga kerja. yg bebas biaya masuk adalah barangnya, bukan manusianya. Mengenai pedagang retail dari tiongkok, itu tak ada sangkut pautnya dng Afta! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: anthonyrayindra anthonyrayin...@yahoo.com Date: Mon, 04 Jan 2010 09:46:47 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? Sorry ya... walaupun menurut pak Erik AFTA itu 'level makro', menurut saya tidak ada salahnya sdr Jackson mempertanyakan dampaknya pada 'ekonomi mikro', terutama yang mungkin sudah ia hadapi sehari-hari. Faktanya memang ada pedagang dari RRT yang langsung berjualan di sini. Tidak apa2 toh mengajukan pertanyaan, rasanya tidak perlu langsung membungkam dengan mengatakan pertanyaan itu absurd. Masak bertanya saja tidak boleh... Kalaupun pak Erik tidak setuju dengan pertanyaannya, rasanya ada kata lain untuk berpendapat, tidak perlu menggunakan kata-kata yang galak. Kalau saya pribadi, masih 'wait and see' tentang AFTA ini. Teorinya sih bagus, karena kita (harusnya) mendapat akses ke pasar yang jauh lebih luas, dan contoh penyatuan Uni Eropa juga berjalan baik. Sedangkan bahaya paling dekat ya memang semangat produksi dalam negeri mungkin turun, karena logikanya buat apa susah2 buat pabrik kalau impor barang saja lebih menguntungkan? Kalau soal 'dampak mikro' dari sdr Jackson, mungkin Anda bisa berdiskusi dengan rekan2 sesama penjual yang memiliki kekuatiran sama, atau mengadukannya ke asosiasi, agar pihak berwenang dapat menertibkannya (karena mustinya mereka tidak dapat visa usaha, kan?). Tapi apakah akan ada yang mau menangani, itu masalah lain. Di negeri ini memang banyak pelanggaran kecil yang diabaikan saja, sampai membesar dan meletus, baru rame. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Erik rsn...@... wrote: Absurd amat menyikapi AFTA cuma untuk menghadapi pedagang eceran dari China! AFTA itu kan berlaku umum (dan timbal-balik) untuk semua negara yang menanda-tanganinya. Saya kira yang dimaksud oleh pelempar thread ini adalah bagaimana dampak kebijakan AFTA itu terhadap Makro Ekonomi kita, akankah ada industri (hulu atau hilir) yang harus gulung tikar gara-garanya. Sudah siapkah industri kita untuk bersaing dengan negara industri maju (dan sedang maju seperti China) di pasaran dunia? Kalau sudah bagaimana, kalau belon harus bagaimana pula? MUdah-mudahan ada miliser yang ahli dalam makro ekonomi memberikan pencerahan pada kita semua di sini. Salam, Erik \ -- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_yahya@ wrote: Wah topik bagus. Terus terang biar pun saya ke turunan tionghoa tapi saya juga khawatir melihat (takut bakul nasi dirampas) oleh orang2 china daratan yang datang berdagang di mangga 2 atau di pusat perbelanjaan lainnya di jakarta. Barang memang sama2 dari china tetapi jelas pedagang asli indonesia (tionghoa atau pribumi) pasti terkena imbasnya karena pedagang dari china daratan pasti bisa dapat barang jauh lebih murah karena faktor relasi mereka di china daratan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! \ - -Original Message- From: east_road east_road@ Date: Mon, 04 Jan 2010 03:39:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Pandangan Anda tentang AFTA ? Dear all, saya membuka forum diskusi baru. AFTA sudah ada didepan mata. Apa yang telah menjadi pemikiran tantangan ekonomi kita terhadap AFTA ?. Tahun baru bukan tahun ini. jangan diisi sebuah suka cita. Tapi tatangan ekonomi kedepan sudah ada didepan mata. AFTA sudah dibuka pada tahun ini. Apa yang menjadi Revolusi dalam diri anda, yang anda siapkan untuk menghadapi era tatangan dari AFTA ?
Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
Ga perlu terlalu kuatirlah, yg perlu dipikirin itu klo mereka bisa masuk sini kenapa kita ga bisa jualan disono? Kan sama2 bebas. Market kita 200 jt dituker ama market 1,2 milyar tentu kita jauh lebih untung donk. Btw klo ada yg bangun pabrik disono jgn sampe ada yg ngomong lariin modal lagi, wong mereka bangun pabrik disini aja kita ga larang ( kan sama aja mereka lariin modal dr sono n kita terima ). Trus pengusaha karbitan pasti banyak yg komplem terutama yg ga bisa bersaing n cuma modal KKN doank. Gak lama lagi bakal banyak pengusaha sok nasionalis yg ngungkit2 SARA bermunculan n juga pejabat2 yg cari muka dengan sentuh faktor SARA seperti jmn orba ketika indf bangun pabrik di luar dibilang lariin modal padahal demi kepentingan pasar n pasokan bahan baku. -Original Message- From: anthonyrayindra anthonyrayin...@yahoo.com Date: Mon, 04 Jan 2010 09:46:47 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? Sorry ya... walaupun menurut pak Erik AFTA itu 'level makro', menurut saya tidak ada salahnya sdr Jackson mempertanyakan dampaknya pada 'ekonomi mikro', terutama yang mungkin sudah ia hadapi sehari-hari. Faktanya memang ada pedagang dari RRT yang langsung berjualan di sini. Tidak apa2 toh mengajukan pertanyaan, rasanya tidak perlu langsung membungkam dengan mengatakan pertanyaan itu absurd. Masak bertanya saja tidak boleh... Kalaupun pak Erik tidak setuju dengan pertanyaannya, rasanya ada kata lain untuk berpendapat, tidak perlu menggunakan kata-kata yang galak. Kalau saya pribadi, masih 'wait and see' tentang AFTA ini. Teorinya sih bagus, karena kita (harusnya) mendapat akses ke pasar yang jauh lebih luas, dan contoh penyatuan Uni Eropa juga berjalan baik. Sedangkan bahaya paling dekat ya memang semangat produksi dalam negeri mungkin turun, karena logikanya buat apa susah2 buat pabrik kalau impor barang saja lebih menguntungkan? Kalau soal 'dampak mikro' dari sdr Jackson, mungkin Anda bisa berdiskusi dengan rekan2 sesama penjual yang memiliki kekuatiran sama, atau mengadukannya ke asosiasi, agar pihak berwenang dapat menertibkannya (karena mustinya mereka tidak dapat visa usaha, kan?). Tapi apakah akan ada yang mau menangani, itu masalah lain. Di negeri ini memang banyak pelanggaran kecil yang diabaikan saja, sampai membesar dan meletus, baru rame. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Erik rsn...@... wrote: Absurd amat menyikapi AFTA cuma untuk menghadapi pedagang eceran dari China! AFTA itu kan berlaku umum (dan timbal-balik) untuk semua negara yang menanda-tanganinya. Saya kira yang dimaksud oleh pelempar thread ini adalah bagaimana dampak kebijakan AFTA itu terhadap Makro Ekonomi kita, akankah ada industri (hulu atau hilir) yang harus gulung tikar gara-garanya. Sudah siapkah industri kita untuk bersaing dengan negara industri maju (dan sedang maju seperti China) di pasaran dunia? Kalau sudah bagaimana, kalau belon harus bagaimana pula? MUdah-mudahan ada miliser yang ahli dalam makro ekonomi memberikan pencerahan pada kita semua di sini. Salam, Erik \ -- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_yahya@ wrote: Wah topik bagus. Terus terang biar pun saya ke turunan tionghoa tapi saya juga khawatir melihat (takut bakul nasi dirampas) oleh orang2 china daratan yang datang berdagang di mangga 2 atau di pusat perbelanjaan lainnya di jakarta. Barang memang sama2 dari china tetapi jelas pedagang asli indonesia (tionghoa atau pribumi) pasti terkena imbasnya karena pedagang dari china daratan pasti bisa dapat barang jauh lebih murah karena faktor relasi mereka di china daratan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! \ - -Original Message- From: east_road east_road@ Date: Mon, 04 Jan 2010 03:39:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Pandangan Anda tentang AFTA ? Dear all, saya membuka forum diskusi baru. AFTA sudah ada didepan mata. Apa yang telah menjadi pemikiran tantangan ekonomi kita terhadap AFTA ?. Tahun baru bukan tahun ini. jangan diisi sebuah suka cita. Tapi tatangan ekonomi kedepan sudah ada didepan mata. AFTA sudah dibuka pada tahun ini. Apa yang menjadi Revolusi dalam diri anda, yang anda siapkan untuk menghadapi era tatangan dari AFTA ?
[budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
AFTA itu asean free trade area. negara asean membuka diri dng melakukan kerjasama bea masuk zero persen dng CHINA. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, iwan kustiawan iwanph...@... wrote: Mohon pencerahan AFTA bukannya ASEAN Free Trade Area yang ditanda tangani oleh negara ASEAN saja yah (China bukan ASEAN)? Mohon maaf jika saya salah ( saya bukan ekonom sih ) Thanks  Iwan K --- On Mon, 1/4/10, Erik rsn...@... wrote: From: Erik rsn...@... Subject: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, January 4, 2010, 3:35 PM  Absurd amat menyikapi AFTA cuma untuk menghadapi pedagang eceran dari China! AFTA itu kan berlaku umum (dan timbal-balik) untuk semua negara yang menanda-tanganinya. Saya kira yang dimaksud oleh pelempar thread ini adalah bagaimana dampak kebijakan AFTA itu terhadap Makro Ekonomi kita, akankah ada industri (hulu atau hilir) yang harus gulung tikar gara-garanya. Sudah siapkah industri kita untuk bersaing dengan negara industri maju (dan sedang maju seperti China) di pasaran dunia? Kalau sudah bagaimana, kalau belon harus bagaimana pula? MUdah-mudahan ada miliser yang ahli dalam makro ekonomi memberikan pencerahan pada kita semua di sini. Salam, Erik - - - - - - - - - - - --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ ... wrote: Wah topik bagus. Terus terang biar pun saya ke turunan tionghoa tapi saya juga khawatir melihat (takut bakul nasi dirampas) oleh orang2 china daratan yang datang berdagang di mangga 2 atau di pusat perbelanjaan lainnya di jakarta. Barang memang sama2 dari china tetapi jelas pedagang asli indonesia (tionghoa atau pribumi) pasti terkena imbasnya karena pedagang dari china daratan pasti bisa dapat barang jauh lebih murah karena faktor relasi mereka di china daratan  Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! - - - - - - - - - - - - - -Original Message- From: east_road east_road@ . Date: Mon, 04 Jan 2010 03:39:21 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Pandangan Anda tentang AFTA ? Dear all, saya membuka forum diskusi baru. AFTA sudah ada didepan mata. Apa yang telah menjadi pemikiran tantangan ekonomi kita terhadap AFTA ?. Tahun baru bukan tahun ini. jangan diisi sebuah suka cita. Tapi tatangan ekonomi kedepan sudah ada didepan mata. AFTA sudah dibuka pada tahun ini. Apa yang menjadi Revolusi dalam diri anda, yang anda siapkan untuk menghadapi era tatangan dari AFTA ?
[budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
Pedagang mah senang riang gembira dengan adanya AFTA. Bisa dapet barang lebih murah dengan harga yang sama kayak kemarin, cuan lebih gede donk. Apalagi yang di Pasar Pagi manggadua, sekarang aja yang banyak beredar disana khan rata-rata made in China. Lagian, nggak perlu terlalu paranoid sama FTA, dari kemaren dulu juga udah banyak kok pedagang yang masukin barang tanpa bea. Hanya kalau waktu kemarin karena illegal maka cuman beberapa ekor doank yang punya nyali, sekarang karena dibikin legal, maka bisa rame-rame masukin barang tanpa bea. Impor sendiri-sendiri. Hehehe. Nothing different lah. Pedagang paling kuatirnya akan persaingan diantara sesama pedagang nanti lebih gencar. Sama sama barang cina, kualitas sama, maka orang akan dengan gampang pindah karena perbedaan harga yang tipis. Beda Gopek tun aja bisa bikin langganan pindah ke tetangga. Nanti kalau banting-bantingan harga, cuan nya berkurang donk? Tapi buat yang beli, ini akan lebih menguntungkan donk. Barang tambah murah, pilihan tambah banyak. Sip deh! Belanja makin asyik jadinya. Dan selama masih ada cuan, ada untung, akan masih tetap ada yang dagang, hehehhe, biarpun margin tipis. Yang banyakan ngomel itu ya yang punya pabrik, dan yang akan kena paling parah itu industri skala kecil. Dengan banyaknya pilihan cantik-cantik murah meriah dari ZhongGuo, industri mungil akan terancam gulung tikar, kecuali kalau dia bener bener punya senjata diferensiasi produk, yang nyata beda dibanding produk made in China. Tekstil terutama nih yang mengkawatirkan. Jangan heran nanti kalau baju batik yang dipakai setiap hari Jumat itu akan ada tag Made in China nya, padahal kita pake batik tiap Jumat itu karena kebanggaan sebagai Indonesian. Jadi ironis khan. Pedagang dari China udah sejak 3 tahun yang lalu bertebaran sampai ke pasar-pasar tradisional. Yang nggak bisa ngomong, dan berkomunikasi dengan kalkulator. Kalau diributin sekarang mah telat amat dueeehhh. Yang pusing sekarang petugas imigrasi neh, ngeberesin imigran gelap dari daratan besar yang semakin banyak, gimana caranya nih, masa dengan memberlakukan SBKRI lagi? Huahahahahaha. SBKRI udah dicabut katanya, nggak bisa dipake lagi. Jadi bagaimana membedakan pedagang tionghoa Indonesia dengan pedagang imigran gelap nanti??? Siapa yang 'anak sendiri' harus dibela dan dilindungi dan mana yang 'anak orang lain' yang kewjiban RRC -lha sama-sama sipit gitu jeh? Nggak tahu deh, paling gampang ya biarin aja mereka saling berebut bakul nasi. Gitu kali, hihihihi. Ini masalah kependudukan bakalan jadi topik memusingkan lagi nanti. Cihuy! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, shinmen takezo hisashi.mits...@... wrote: yang musti lebih khawatir pedagang , pemilik pabrik ? 2010/1/4 jackson_ya...@... Wah topik bagus. Terus terang biar pun saya ke turunan tionghoa tapi saya juga khawatir melihat (takut bakul nasi dirampas) oleh orang2 china daratan yang datang berdagang di mangga 2 atau di pusat perbelanjaan lainnya di jakarta. Barang memang sama2 dari china tetapi jelas pedagang asli indonesia (tionghoa atau pribumi) pasti terkena imbasnya karena pedagang dari china daratan pasti bisa dapat barang jauh lebih murah karena faktor relasi mereka di china daratan Sent from my BlackBerry?smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -- *From: * east_road east_r...@... *Date: *Mon, 04 Jan 2010 03:39:21 - *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *[budaya_tionghua] Pandangan Anda tentang AFTA ? Dear all, saya membuka forum diskusi baru. AFTA sudah ada didepan mata. Apa yang telah menjadi pemikiran tantangan ekonomi kita terhadap AFTA ?. Tahun baru bukan tahun ini. jangan diisi sebuah suka cita. Tapi tatangan ekonomi kedepan sudah ada didepan mata. AFTA sudah dibuka pada tahun ini. Apa yang menjadi Revolusi dalam diri anda, yang anda siapkan untuk menghadapi era tatangan dari AFTA ?
[budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
Sebenarnya saja, kita harus menghadapi kenyataan bahwa dunia jaman sekarang sudah memasuki jaman globalisasi. Harus berani mengikuti gerak sesuai perkembangan, kalau tidak akan tertinggal dan musnah ditelan jaman. Itulah tantangan kehidupan. Coba perhatikan pengalaman TIongkok. Dimasa awal Tiongkok lancarkan politik pintu terbuka, apa dikira juga tidak menghadapi masalah serupa dengan terjunkan diri ikut tergabung dalam WTO? Sama saja, mereka semula juga sangat kuatir, pertanian di Tiongkok yang masih gunakan tenaga kerja manusia, tentu tidak akan mampu menghadapi saingan produksi AS yang sudah industrialis, dengan gunakan traktor. Dibidang ini kalah saingan, dibidang lain bisa merebut kemenangan. Dan, ... secara keseluruhan TIongkok malah bisa dikatakan mengungguli AS yang adidaya. Sekarang Indonesia belum-belum sudah ketakutan menghadapi Tiongkok. Padahal jelas-jelas Tiongkok yang masih mengaku KOMUNIS tentu bukan negara imperialis seperti AS yang akan berusaha menelan atau mengangkangi ekonomi negara lain. Tiongkok berusaha berkembang dan maju bersama dengan adanya FTA itu. Membantu negara-negara ASEAN untuk maju bersama. Masuknya barang-barang Tiongkok dengan kwalitas lumayan dan harga jauh lebih murah daripada produksi lokal, tentu disatu pihak merupakan pukulan bagi industri lokal, tapi dipihak lain juga harus berani melihat bahwa dengan hadirnya barang murah itu sangat membantu rakyat kecil yang miskin. Mereka jadi mampu membeli barang-barang yang dibutuhkan sehari-hari. Disinilah Pemerintah RI yang berkuasa harus berperan untuk membuat keseimbangan, disatu pihak memberikan kesempatan rakyat kecil mendapatkan barang lebih murah, dipihak lain jangan biarkan industri lokal bankrut, kalah sanginan dengan produksi negara lain. Caranya? Bersihkan birokrasi Pemerintah dari pejabat-pejabat korup yang kerjanya menarik uang pelincir. Banyak pengusaha mengatakan, itu pungli yang terjadi bisa menelan hampir 60% harga produksi. Coba, kalau dinegeri ini bisa ditiadakan pungli-pungli tentu dengan sendirinya harga produksi lokal bisa mempunyai daya berssaing yang lebih kuat dengan masuknya barang-barang Tiongkok. Dan kedua, beberapa tahun yl. itu Menteri Perdagangan, Marie Pangestu pernah menyatakan, bahwa ternyata membanjirnya barang-barang Made In China dipasar, lebih dari 60% adalah barang selundupan. Jadi, adalah tugas Pemerintah untuk mentertipkan, menyumbat jalur selundupan, yang katanya container-container itu masuk ke pabean secara remi juga. Artinya ada pejabat pabean yang berhasil disuap pengusaha-hitam untuk meloloskan masuk barang-barangnya. Itulah yang merusak ketertipan jalannya pasar. Salam, ChanCT - Original Message - From: shinmen takezo To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, January 05, 2010 10:21 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Pandangan Anda tentang AFTA ? yang musti lebih khawatir pedagang , pemilik pabrik ? 2010/1/4 jackson_ya...@yahoo.com Wah topik bagus. Terus terang biar pun saya ke turunan tionghoa tapi saya juga khawatir melihat (takut bakul nasi dirampas) oleh orang2 china daratan yang datang berdagang di mangga 2 atau di pusat perbelanjaan lainnya di jakarta. Barang memang sama2 dari china tetapi jelas pedagang asli indonesia (tionghoa atau pribumi) pasti terkena imbasnya karena pedagang dari china daratan pasti bisa dapat barang jauh lebih murah karena faktor relasi mereka di china daratan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! From: east_road east_r...@yahoo.com Date: Mon, 04 Jan 2010 03:39:21 - To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Pandangan Anda tentang AFTA ? Dear all, saya membuka forum diskusi baru. AFTA sudah ada didepan mata. Apa yang telah menjadi pemikiran tantangan ekonomi kita terhadap AFTA ?. Tahun baru bukan tahun ini. jangan diisi sebuah suka cita. Tapi tatangan ekonomi kedepan sudah ada didepan mata. AFTA sudah dibuka pada tahun ini. Apa yang menjadi Revolusi dalam diri anda, yang anda siapkan untuk menghadapi era tatangan dari AFTA ? -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 9.0.722 / Virus Database: 270.14.123/2593 - Release Date: 12/30/09 03:14:00
Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?
Justru karena proteksi kita dari dulu sering jalan di tempat. Membuka persaingan akan menggugah untuk bekerja lebih efektif, lebih efisien, lebih concern akan mutu dan produktivitas. Kemungkinan kalau memang ada, tapi justru kita harus memperbaiki diri. Tim bulutangkis misalnya, kalau ingin maju lagi harus bertanding dengan tim yang maju dan kuat, baru ada rasa bersaing dan akan ada usaha untuk memperbaiki diri, kemungkinan kalah ada, tapi jangan kalah sepanjang masa. Kalau ingin menang terus, kita undang tim negara yang lemah, kan kita juara terus. Apa itu tujuan kita? Dalam produksi Tiongkok yang sebelum reformasi tak mengerti apa-apa, mengapa melejit? Kita yang waktu mereka belum apa-apa sudah cukup tangguh, koq mundur maju jalan di tempat. Ini yang harus dipikirkan oleh pemerintah maupun oleh para pengusaha. Dulu kan ada istilah pengusaha cengeng, yaitu yang ingin diproteksi terus. Hasilnya sekarang. Ketika reformasi produk Tiongkok ditertawakan orang. Modal luar masuk dengan teknologinya segala. Mereka bersaing, sekarang banyak produk yang bisa mengalahkan produk barat, negara maju yang pontang-panting buat proteksionisme gaya baru. Mengapa kita tak mampu? Kurang dana? Kurang semangat? Kurang mau berpikir? Perlu renungan bersama, mencari alasan selalu bisa, tapi apakah kita tidak mau maju? Kiongchiu Liang U From: Erik rsn...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Mon, January 4, 2010 4:35:49 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ? Absurd amat menyikapi AFTA cuma untuk menghadapi pedagang eceran dari China! AFTA itu kan berlaku umum (dan timbal-balik) untuk semua negara yang menanda-tanganinya. Saya kira yang dimaksud oleh pelempar thread ini adalah bagaimana dampak kebijakan AFTA itu terhadap Makro Ekonomi kita, akankah ada industri (hulu atau hilir) yang harus gulung tikar gara-garanya. Sudah siapkah industri kita untuk bersaing dengan negara industri maju (dan sedang maju seperti China) di pasaran dunia? Kalau sudah bagaimana, kalau belon harus bagaimana pula? MUdah-mudahan ada miliser yang ahli dalam makro ekonomi memberikan pencerahan pada kita semua di sini. Salam, Erik - - - - - - - - - - - --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, jackson_yahya@ wrote: Wah topik bagus. Terus terang biar pun saya ke turunan tionghoa tapi saya juga khawatir melihat (takut bakul nasi dirampas) oleh orang2 china daratan yang datang berdagang di mangga 2 atau di pusat perbelanjaan lainnya di jakarta. Barang memang sama2 dari china tetapi jelas pedagang asli indonesia (tionghoa atau pribumi) pasti terkena imbasnya karena pedagang dari china daratan pasti bisa dapat barang jauh lebih murah karena faktor relasi mereka di china daratan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! - - - - - - - - - - - - - -Original Message- From: east_road east_r...@.. . Date: Mon, 04 Jan 2010 03:39:21 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Pandangan Anda tentang AFTA ? Dear all, saya membuka forum diskusi baru. AFTA sudah ada didepan mata. Apa yang telah menjadi pemikiran tantangan ekonomi kita terhadap AFTA ?. Tahun baru bukan tahun ini. jangan diisi sebuah suka cita. Tapi tatangan ekonomi kedepan sudah ada didepan mata. AFTA sudah dibuka pada tahun ini. Apa yang menjadi Revolusi dalam diri anda, yang anda siapkan untuk menghadapi era tatangan dari AFTA ?