RE: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia dalam Hubungannya dengan Tiongkok

2008-06-12 Terurut Topik Ulysee
Ini seperti yang diulas oleh David Kwa, bahasa Sunda itu ada tingkatan
akrabnya. 
Si Robby sama gue khan termasuk setingkat, jadi pakenya bahasa akrab
walaupun agak kasar juga nggak masalah. 
tapi kalau gue ngomong sama Mang Jt misalnya,  sebisa mungkin gue pake
bahasa yang agak halus lah, 
begetoooh. 
 
Dada belegug! No doubt. Heheheheheheheh...
 
E, pake si lagi, ntar ada yang ngomel lagi deh. 
Kkekekekekeke.. 
 
Ehhh kemaren waktu dipamerin heritages of Jakarta ada gambar rumahnya Si
Pitung lhhhh, heheheheh. 
sayang enggak ada gambar rumahnya Si Doel anak Betawi. 
 

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dada
Sent: Thursday, June 12, 2008 5:21 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia
dalam Hubungannya dengan Tiongkok



sudah saya bilang khan

di kota besar kek bandung , dari kelas tukang becak sampai kaum terdidik

(mahasiswa) menggunakan bahasa sunda yang kasar sehari2. Bahasa kasar
itu 
bisa digunakan untuk memaki orang atau malah digunakan untuk ngobrol
dengan 
teman2 yang sudah kenal

misalkan saya ngobrol sama si uly.
uly : kamana wae sia belegug
gw :  ah kumaha aing weh

hehehe

sementara di pedalaman , bahasa sunda nya semakin murni dan halus.
tetapi 
banyak yang gak ngerti bahasa indonesia dengan lancar.

robby wirdja

- Original Message - 
From: gsuryana
To: HYPERLINK
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED]
com
Sent: Saturday, June 07, 2008 1:23 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia 
dalam Hubungannya dengan Tiongkok

Bahasa daerah itu sebenarnya unik, ada bahasa sehari hari dimana
terdengar
kasar dan ada bahasa daerah resmi dimana terdengar merdu dan halus.
Untuk Bahasa Sunda bisa dibilang terbagi dalam beberapa dialeg, dengan
kosa
kata lebih banyak kasar, dan sayangnya
Bahasa Sunda yang kasar ini lebih banyak di pakai, terutama oleh para
Tenglang yang datang belakangan ( generasi tahun 40-an ) sehingga bila
ngobrol dengan mereka akan terdengar seperti sedang marah, dan dengan
kondisi seperti ini, putra/i nya akan menjadi bingung di sekolah, karena
bahasa yang dipelajari menjadi berbeda jauh.

Uniknya untuk beberapa daerah dan berlokasi di pedalam an pemakaian
bahasanya lebih banyak yang halus, dan semakin ke kota besar semakin
kasar.

Pernah sekali waktu aku membawa tukang bangunan dari Bogor kerumah
mertua,
dan teman mertua datang sambil bicara bahasa Sunda kasar banget, sampai
sampai hampir kena pukul, setelah dijelaskan bahwa itu tidak kasr dan
biasa
dia hanya bengong heran.

Melanggengkan Bahasa Daerah bagi ku bukan sesuatu yang utama, melainkan
mencerdaskan masyarakat adalah yang paling utama, dan untuk mencapai itu
Bahasa Indonesia jauh lebih optimal, biarpun dalam kenyataannya Bahasa
Indonesia pun tidak semudah seperti menulis dan mengarang, karena Bahasa
Indonesia sendiri didalam bentuk tulisan bisa menjadi bias dan sangat
mudah
terjadi mispersepsi.

sur.
- Original Message - 
From: ChanCT

Eeeehh, rupanya bhs. Sunda yang digunakan sehari-hari dengan yang
aajarkan
disekolah itu berbeda? Npa bisa begitu? Itulah yang saya katakan
tantangan
berat bagi Pemerintah untuk menemukan jalan dan cara gimana
mempertahankan
dan mengembangkan budaya suku-suku yang ada, khususnya suku yang sangat
kecil dan sedikit itu didaerah pedalaman. Jangan dibiarkan musnah-hilang
begitu saja.

Salam,
ChanCT



 


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.3.0/1498 - Release Date:
6/11/2008 7:13 PM



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.3.0/1500 - Release Date:
6/12/2008 4:58 PM
 


Re: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia dalam Hubungannya dengan Tiongkok

2008-06-11 Terurut Topik Dada
sudah saya bilang khan

di kota besar kek bandung , dari kelas tukang becak sampai kaum terdidik 
(mahasiswa) menggunakan bahasa sunda yang kasar sehari2. Bahasa kasar itu 
bisa digunakan untuk memaki orang atau malah digunakan untuk ngobrol dengan 
teman2 yang sudah kenal

misalkan saya ngobrol sama si uly.
uly : kamana wae sia belegug
gw :  ah kumaha aing weh

hehehe

sementara di pedalaman , bahasa sunda nya semakin murni dan halus. tetapi 
banyak yang gak ngerti bahasa indonesia dengan lancar.

robby wirdja

- Original Message - 
From: gsuryana
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, June 07, 2008 1:23 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia 
dalam Hubungannya dengan Tiongkok


Bahasa daerah itu sebenarnya unik, ada bahasa sehari hari dimana terdengar
kasar dan ada bahasa daerah resmi dimana terdengar merdu dan halus.
Untuk Bahasa Sunda bisa dibilang terbagi dalam beberapa dialeg, dengan kosa
kata lebih banyak kasar, dan sayangnya
Bahasa Sunda yang kasar ini lebih banyak di pakai, terutama oleh para
Tenglang yang datang belakangan ( generasi tahun 40-an ) sehingga bila
ngobrol dengan mereka akan terdengar seperti sedang marah, dan dengan
kondisi seperti ini, putra/i nya akan menjadi bingung di sekolah, karena
bahasa yang dipelajari menjadi berbeda jauh.

Uniknya untuk beberapa daerah dan berlokasi di pedalam an pemakaian
bahasanya lebih banyak yang halus, dan semakin ke kota besar semakin kasar.

Pernah sekali waktu aku membawa tukang bangunan dari Bogor kerumah mertua,
dan teman mertua datang sambil bicara bahasa Sunda kasar banget, sampai
sampai hampir kena pukul, setelah dijelaskan bahwa itu tidak kasr dan biasa
dia hanya bengong heran.

Melanggengkan Bahasa Daerah bagi ku bukan sesuatu yang utama, melainkan
mencerdaskan masyarakat adalah yang paling utama, dan untuk mencapai itu
Bahasa Indonesia jauh lebih optimal, biarpun dalam kenyataannya Bahasa
Indonesia pun tidak semudah seperti menulis dan mengarang, karena Bahasa
Indonesia sendiri didalam bentuk tulisan bisa menjadi bias dan sangat mudah
terjadi mispersepsi.

sur.
- Original Message - 
From: ChanCT

Eeeehh, rupanya bhs. Sunda yang digunakan sehari-hari dengan yang aajarkan
disekolah itu berbeda? Npa bisa begitu? Itulah yang saya katakan tantangan
berat bagi Pemerintah untuk menemukan jalan dan cara gimana mempertahankan
dan mengembangkan budaya suku-suku yang ada, khususnya suku yang sangat
kecil dan sedikit itu didaerah pedalaman. Jangan dibiarkan musnah-hilang
begitu saja.

Salam,
ChanCT


 



Re: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia dalam Hubungannya dengan Tiongkok

2008-06-06 Terurut Topik ChanCT
Eeeehh, rupanya bhs. Sunda yang digunakan sehari-hari dengan yang aajarkan 
disekolah itu berbeda? Npa bisa begitu? Itulah yang saya katakan tantangan 
berat bagi Pemerintah untuk menemukan jalan dan cara gimana mempertahankan dan 
mengembangkan budaya suku-suku yang ada, khususnya suku yang sangat kecil dan 
sedikit itu didaerah pedalaman. Jangan dibiarkan musnah-hilang begitu saja.

Salam,
ChanCT

  - Original Message - 
  From: gsuryana 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, June 05, 2008 8:23 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia dalam 
Hubungannya dengan Tiongkok


  From: ChanCT
  Cut
  Bahkan saya pernah baca berita, bahasa Sunda, suku yang cukup besar di 
  Indonesia kalau tidak diperhatikan juga terancam akan hilang. Anak-anak 
  sekolah sudah tidak lagi suka mempelajari dan gunakan bhs. Sunda. Sampai 
  dimana kebenerannya, ya?
  cut

  Sampai saat ini pelajaran Bhs Sunda masih diajarkan di sekolah sekolah 
  negeri dan swasta, dan yang menjadi permasalahan dalam pelajaran Bhs Sunda, 
  banyaknya dialeg antar daerah yang berbeda sehingga menyulitkan murid² untuk 
  menerapkan dan mengingatnya.

  Dulu sewaktu aku masih sekolah, salah satu mata pelajaran yang paling 
  aku sebel in yah pelajaran Bhs Sunda, maklum beda banget dengan bahasa Sunda 
  sehari hari, dan ternyata bukan aku saja, di akhir tahun pelajaran semua 
  siswa mendapat tambahan 2 point agar pelajaran bahasa tidak menjadi merah di 
  raport.

  sur. 


  

  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

  .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

  .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

  Yahoo! Groups Links





--



  Internal Virus Database is out of date.
  Checked by AVG. 
  Version: 8.0.100 / Virus Database: 269.24.4/1475 - Release Date: 2008/5/30 
_U__ 02:53


Re: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia dalam Hubungannya dengan Tiongkok

2008-06-06 Terurut Topik gsuryana
Bahasa daerah itu sebenarnya unik, ada bahasa sehari hari dimana terdengar 
kasar dan ada bahasa daerah resmi dimana terdengar merdu dan halus.
Untuk Bahasa Sunda bisa dibilang terbagi dalam beberapa dialeg, dengan kosa 
kata lebih banyak kasar, dan sayangnya
Bahasa Sunda yang kasar ini lebih banyak di pakai, terutama oleh para 
Tenglang yang datang belakangan ( generasi tahun 40-an ) sehingga bila 
ngobrol dengan mereka akan terdengar seperti sedang marah, dan dengan 
kondisi seperti ini, putra/i nya akan menjadi bingung di sekolah, karena 
bahasa yang dipelajari menjadi berbeda jauh.

Uniknya untuk beberapa daerah dan berlokasi di pedalam an pemakaian 
bahasanya lebih banyak yang halus, dan semakin ke kota besar semakin kasar.

Pernah sekali waktu aku membawa tukang bangunan dari Bogor kerumah mertua, 
dan teman mertua datang sambil bicara bahasa Sunda kasar banget, sampai 
sampai hampir kena pukul, setelah dijelaskan bahwa itu tidak kasr dan biasa 
dia hanya bengong heran.

Melanggengkan Bahasa Daerah bagi ku bukan sesuatu yang utama, melainkan 
mencerdaskan masyarakat adalah yang paling utama, dan untuk mencapai itu 
Bahasa Indonesia jauh lebih optimal, biarpun dalam kenyataannya Bahasa 
Indonesia pun tidak semudah seperti menulis dan mengarang, karena Bahasa 
Indonesia sendiri didalam bentuk tulisan bisa menjadi bias dan sangat mudah 
terjadi mispersepsi.

sur.
- Original Message - 
From: ChanCT

Eeeehh, rupanya bhs. Sunda yang digunakan sehari-hari dengan yang aajarkan 
disekolah itu berbeda? Npa bisa begitu? Itulah yang saya katakan tantangan 
berat bagi Pemerintah untuk menemukan jalan dan cara gimana mempertahankan 
dan mengembangkan budaya suku-suku yang ada, khususnya suku yang sangat 
kecil dan sedikit itu didaerah pedalaman. Jangan dibiarkan musnah-hilang 
begitu saja.

Salam,
ChanCT




Re: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia dalam Hubungannya dengan Tiongkok

2008-06-06 Terurut Topik liang u
Ikut nimbrung sedikit,

Bahasa Sunda adalah bahasa yang ada
tingkat-tingkatnya. Dari yang paling halus, halus,
sedang, kasar dan paling kasar. Kalau berbicara harus
melihat siapa lawan bicara, dan siapa anda sendiri.
Orang Sunda sekarang bahkan banyak yang tak mampu lagi
berbicara demikian, meskipun masih mengerti, karena
sehari-hari mereka menggunakan bahasa kasar. 

Memang benar, orang Sunda sering tersinggung bahkan
ingin memukul kalau ia diperintah dengan bahasa kasar,
saya dulu sering meredakan kemarahan mereka dengan
menjelaskan bahwa orang Tionghoa itu tidak mengerti
bahasa Sunda, tahunya yang kasarnya saja.
Tapi kunaon eneng mah henteu kitu? tanyanya. Yang
berarti Mengapa anda tidak demikian? Saya jawab saya
lahir di tanah Sunda, sekolah berbahasa Sunda, dan
teman saya kebanyakan orang Sunda. 
Salah satu contoh yang menyebabkan orang Sunda marah,
karena oleh bossnya ditanya: Geura makan heula sia.
Itu kasar sekali karena ada sianya, seharusnya bahasa
kasar saja, Maneh dahar heula atuh. Bahkan ada yang
mengatakan Kalau tidak butuh kerjaan, sudah saya
tampar dia. Kalau bahasa halus, Mangga tuang heula.
Contoh kata makan ini jelas ada tingkatan:
1. Bahasa halus  tuang
2. Bahasa halus untuk sendiri neda
3. Bahasa kasar dahar
4. Bahasa sangat kasar gagares, ngalebok

Nada bicara makin lambat makin sopan, misalkan
permisi adalah punten, bila anda katakan punten
itu biasa saja, tapi kalau anda katakan
pu...nten, berarti anda menghormati lawan
bicara.

Jadi dari penggunaan tingkat yang dipakai, anda
menunjukkan penghargaan anda kepada orang lain. 
Ketika saya memimpin sebuah proyek di luar Jawa,
pengawas kepala PU setempat orang Sunda, komandan
teritorial Kodim setempat orang Sunda juga, semua
pekerjaan berjalan lancar, karena saya menggunakan
bahasa halus dengan mereka, tak ada yang berani minta
macam=macam, karena kalau bicara dengan bahasa halus,
orang tak dapat marah apalagi menggertak minta uang,
sampai boss pemilik perusahaan heran, mengapa biaya
yang saya keluarkan demikian kecil untuk menghadapi
para pejabat setempat. Bukan itu saja, bahkan ada dua
orang pejabat mengantar saya ke lapang udara ketika
saya mau pulang karena proyek selesai,tanpa minta
apa=apa. Mereka bilang, jarang orang Tionghoa bisa
bergaul dengan mereka seperti saya.

Sayang ketika saya usul jangan menggunakan kata kasar
si dalam milis ini, saya bahkan dikeroyok oleh
beberapa orang, saya tidak mendebat, biar saja, toh
yang berkepentingan ybs, faedahnya adalah untuk kalian
juga, mau integrasi dalam masyarakat atau tidak? Saya
sudah berada di luar negeri. Pada saat dalam kota
Bandung ada kerusuhan, rumah saya satu-satunya orang
Tionghoa di kampung tidak ada yang mengganggu, bahkan
ada tetangga yang keluar menjaga, ia bilang: Takut
ada orang luar yang datang mengganggu

Bahasa nasional penting dan wajib, tapi melestarikan
budaya juga tak kalah penting, tiap suku di Indonesia
mempunyai budaya masing-masing yang luar biasa. Tak
kenal maka tak sayang, begitulah kiranya. Orang tak
kenal budaya Tionghoa juga tak akan sayang, orang tak
kenal budaya Sunda juga tak sayang.

Kalau di Tiongkok saya sekarang sedang dibentuk
wilayah budaya Minnan (Hokkian kata orang Tionghoa di
Asia Tenggara), budaya Hakka akan menyusul di daerah
perbatasan Hongkong - Shenzhen. Mengapa budaya daerah
Indonesia tidak dilestarikan?

Salam untuk direnungkan.

Liang U




--- gsuryana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bahasa daerah itu sebenarnya unik, ada bahasa sehari
 hari dimana terdengar 
 kasar dan ada bahasa daerah resmi dimana terdengar
 merdu dan halus.
 Untuk Bahasa Sunda bisa dibilang terbagi dalam
 beberapa dialeg, dengan kosa 
 kata lebih banyak kasar, dan sayangnya
 Bahasa Sunda yang kasar ini lebih banyak di pakai,
 terutama oleh para 
 Tenglang yang datang belakangan ( generasi tahun
 40-an ) sehingga bila 
 ngobrol dengan mereka akan terdengar seperti sedang
 marah, dan dengan 
 kondisi seperti ini, putra/i nya akan menjadi
 bingung di sekolah, karena 
 bahasa yang dipelajari menjadi berbeda jauh.
 
 Uniknya untuk beberapa daerah dan berlokasi di
 pedalam an pemakaian 
 bahasanya lebih banyak yang halus, dan semakin ke
 kota besar semakin kasar.
 
 Pernah sekali waktu aku membawa tukang bangunan dari
 Bogor kerumah mertua, 
 dan teman mertua datang sambil bicara bahasa Sunda
 kasar banget, sampai 
 sampai hampir kena pukul, setelah dijelaskan bahwa
 itu tidak kasr dan biasa 
 dia hanya bengong heran.
 
 Melanggengkan Bahasa Daerah bagi ku bukan sesuatu
 yang utama, melainkan 
 mencerdaskan masyarakat adalah yang paling utama,
 dan untuk mencapai itu 
 Bahasa Indonesia jauh lebih optimal, biarpun dalam
 kenyataannya Bahasa 
 Indonesia pun tidak semudah seperti menulis dan
 mengarang, karena Bahasa 
 Indonesia sendiri didalam bentuk tulisan bisa
 menjadi bias dan sangat mudah 
 terjadi mispersepsi.
 
 sur.
 - Original Message - 
 From: ChanCT
 
 Eeeehh, rupanya bhs. Sunda yang digunakan
 sehari-hari dengan yang aajarkan 
 disekolah itu berbeda? 

RE: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia dalam Hubungannya dengan Tiongkok

2008-06-06 Terurut Topik Ulysee
Pemerintah...pemerintah..pemerintah
Jaman sekarang sih kayaknya udah nggak kanggo nungguin pemerintah. 
Swadaya Masyarakat aja, lebih jalan.
 
Siapa punya minat untuk mempertahankan dan mengembangkan budaya suku
setempat, 
boleh kumpul di satu wadah,  tarik minat masyarakat luas, bikin
kegiatan,
lebih jalan daripada nungguin pemerintah 
Ntar udah jalan, baru approach pemerintah setempat/terkait untuk
mendukung kegiatan. 
 
Pemerintah mau bikin ini bikin itu, 
kesandung-sandung sama prosedur birokrasi, 
Suharto aje dulu sampe pusing, 
akhirnya dia bikin yayasan, untuk by pass birokrasi itu lah. 
 
 

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of ChanCT
Sent: Friday, June 06, 2008 2:02 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia
dalam Hubungannya dengan Tiongkok





Eeeehh, rupanya bhs. Sunda yang digunakan sehari-hari dengan yang
aajarkan disekolah itu berbeda? Npa bisa begitu? Itulah yang saya
katakan tantangan berat bagi Pemerintah untuk menemukan jalan dan cara
gimana mempertahankan dan mengembangkan budaya suku-suku yang ada,
khususnya suku yang sangat kecil dan sedikit itu didaerah pedalaman.
Jangan dibiarkan musnah-hilang begitu saja.
 
Salam,
ChanCT
 

- Original Message - 
From: HYPERLINK mailto:[EMAIL PROTECTED]gsuryana 
To: HYPERLINK
mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED]
m 
Sent: Thursday, June 05, 2008 8:23 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia
dalam Hubungannya dengan Tiongkok

From: ChanCT
Cut
Bahkan saya pernah baca berita, bahasa Sunda, suku yang cukup besar di 
Indonesia kalau tidak diperhatikan juga terancam akan hilang. Anak-anak 
sekolah sudah tidak lagi suka mempelajari dan gunakan bhs. Sunda. Sampai

dimana kebenerannya, ya?
cut

Sampai saat ini pelajaran Bhs Sunda masih diajarkan di sekolah sekolah 
negeri dan swasta, dan yang menjadi permasalahan dalam pelajaran Bhs
Sunda, 
banyaknya dialeg antar daerah yang berbeda sehingga menyulitkan murid²
untuk 
menerapkan dan mengingatnya.

Dulu sewaktu aku masih sekolah, salah satu mata pelajaran yang
paling 
aku sebel in yah pelajaran Bhs Sunda, maklum beda banget dengan bahasa
Sunda 
sehari hari, dan ternyata bukan aku saja, di akhir tahun pelajaran semua

siswa mendapat tambahan 2 point agar pelajaran bahasa tidak menjadi
merah di 
raport.

sur. 


---

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global HYPERLINK
http://www.budaya-tionghoa.orghttp://www.budaya--tionghoa.-org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di HYPERLINK
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghuahttp://groups.-yahoo.com/
-group/budaya_-tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua HYPERLINK
http://iccsg.wordpress.comhttp://iccsg.-wordpress.-com :.

Yahoo! Groups Links

/-group/budaya_-tionghua/

.com/-group/budaya_-tionghua/-join
(Yahoo! ID required)

[EMAIL PROTECTED] 
HYPERLINK
mailto:[EMAIL PROTECTED]mailto:budaya_-tion
[EMAIL PROTECTED]

[EMAIL PROTECTED]





   _  





Internal Virus Database is out of date.
Checked by AVG. 
Version: 8.0.100 / Virus Database: 269.24.4/1475 - Release Date:
2008/5/30 _U__ 02:53




 


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.24.6/1486 - Release Date:
6/5/2008 6:29 PM



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.24.6/1488 - Release Date:
6/6/2008 5:48 PM
 


RE: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia dalam Hubungannya dengan Tiongkok

2008-06-06 Terurut Topik Ulysee
 
Makanya di Tiongkok juga dibikin biar semua bisa berbahasa Mandarin, 
sebab kalau enggak, ya gitu tuh, mabok sama dialek masing masing daerah,

huehuehehuehue 
 
* biar nyambung sama judulnya, dari Tiongkok belok ke Sunda, belok lagi
ke Tiongkok, krrrkkkekekekekek.
 
 
 -Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of gsuryana
Sent: Saturday, June 07, 2008 1:24 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia
dalam Hubungannya dengan Tiongkok



Bahasa daerah itu sebenarnya unik, ada bahasa sehari hari dimana
terdengar 
kasar dan ada bahasa daerah resmi dimana terdengar merdu dan halus.
Untuk Bahasa Sunda bisa dibilang terbagi dalam beberapa dialeg, dengan
kosa 
kata lebih banyak kasar, dan sayangnya
Bahasa Sunda yang kasar ini lebih banyak di pakai, terutama oleh para 
Tenglang yang datang belakangan ( generasi tahun 40-an ) sehingga bila 
ngobrol dengan mereka akan terdengar seperti sedang marah, dan dengan 
kondisi seperti ini, putra/i nya akan menjadi bingung di sekolah, karena

bahasa yang dipelajari menjadi berbeda jauh.

Uniknya untuk beberapa daerah dan berlokasi di pedalam an pemakaian 
bahasanya lebih banyak yang halus, dan semakin ke kota besar semakin
kasar.

Pernah sekali waktu aku membawa tukang bangunan dari Bogor kerumah
mertua, 
dan teman mertua datang sambil bicara bahasa Sunda kasar banget, sampai 
sampai hampir kena pukul, setelah dijelaskan bahwa itu tidak kasr dan
biasa 
dia hanya bengong heran.

Melanggengkan Bahasa Daerah bagi ku bukan sesuatu yang utama, melainkan 
mencerdaskan masyarakat adalah yang paling utama, dan untuk mencapai itu

Bahasa Indonesia jauh lebih optimal, biarpun dalam kenyataannya Bahasa 
Indonesia pun tidak semudah seperti menulis dan mengarang, karena Bahasa

Indonesia sendiri didalam bentuk tulisan bisa menjadi bias dan sangat
mudah 
terjadi mispersepsi.

sur.
- Original Message - 
From: ChanCT

Eeeehh, rupanya bhs. Sunda yang digunakan sehari-hari dengan yang
aajarkan 
disekolah itu berbeda? Npa bisa begitu? Itulah yang saya katakan
tantangan 
berat bagi Pemerintah untuk menemukan jalan dan cara gimana
mempertahankan 
dan mengembangkan budaya suku-suku yang ada, khususnya suku yang sangat 
kecil dan sedikit itu didaerah pedalaman. Jangan dibiarkan musnah-hilang

begitu saja.

Salam,
ChanCT



 


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.24.6/1486 - Release Date:
6/5/2008 6:29 PM



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.24.6/1488 - Release Date:
6/6/2008 5:48 PM
 


Re: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia dalam Hubungannya dengan Tiongkok

2008-06-05 Terurut Topik gsuryana
From: ChanCT
Cut
Bahkan saya pernah baca berita, bahasa Sunda, suku yang cukup besar di 
Indonesia kalau tidak diperhatikan juga terancam akan hilang. Anak-anak 
sekolah sudah tidak lagi suka mempelajari dan gunakan bhs. Sunda. Sampai 
dimana kebenerannya, ya?
cut

Sampai saat ini pelajaran Bhs Sunda masih diajarkan di sekolah sekolah 
negeri dan swasta, dan yang menjadi permasalahan dalam pelajaran Bhs Sunda, 
banyaknya dialeg antar daerah yang berbeda sehingga menyulitkan murid² untuk 
menerapkan dan mengingatnya.

Dulu sewaktu aku masih sekolah, salah satu mata pelajaran yang paling 
aku sebel in yah pelajaran Bhs Sunda, maklum beda banget dengan bahasa Sunda 
sehari hari, dan ternyata bukan aku saja, di akhir tahun pelajaran semua 
siswa mendapat tambahan 2 point agar pelajaran bahasa tidak menjadi merah di 
raport.

sur. 



Re: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia dalam Hubungannya dengan Tiongkok

2008-06-05 Terurut Topik gsuryana
From: ChanCT
Cut
Bahkan saya pernah baca berita, bahasa Sunda, suku yang cukup besar di
Indonesia kalau tidak diperhatikan juga terancam akan hilang. Anak-anak
sekolah sudah tidak lagi suka mempelajari dan gunakan bhs. Sunda. Sampai
dimana kebenerannya, ya?
cut

Sampai saat ini pelajaran Bhs Sunda masih diajarkan di sekolah sekolah
negeri dan swasta, dan yang menjadi permasalahan dalam pelajaran Bhs Sunda,
banyaknya dialeg antar daerah yang berbeda sehingga menyulitkan murid² untuk
menerapkan dan mengingatnya.

Dulu sewaktu aku masih sekolah, salah satu mata pelajaran yang paling
aku sebel in yah pelajaran Bhs Sunda, maklum beda banget dengan bahasa Sunda
sehari hari, dan ternyata bukan aku saja, di akhir tahun pelajaran semua
siswa mendapat tambahan 2 point agar pelajaran bahasa tidak menjadi merah di
raport.

sur.



RE: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia dalam Hubungannya dengan Tiongkok

2008-05-31 Terurut Topik Prometheus
Tulisan Thung Ju Lan tampaknya adalah analisa sosio-politik. 

Dalam kutipan yang dikomentari dibawah, ada kemungkinan Thung Ju Lan hanya
bermaksud membedakan antara kebudayaan yang berasal dari RRC (yang dia
definisikan ke dalam istilah 'kebudayaan cina') , dan kebudayaan yang
berasal dari RRC yang sudah mengalami akulturasi (yang dia definisikan ke
dalam istilah 'kebudayaan tionghoa'). 

Pembedaan ini wajar saja, dan  harus tetap dilihat dalam konteks pembedaan
jenis kebudayaan. Pembedaan ini bukanlah karena (atau diartikan sebagai)
semata-mata mencampurkan politik dengan budaya, tapi tentunya memang karena
alasan historis, antropologis dan geografis, kebudayaan yang berakar dari
suatu tempat dapat mengalami perubahaan atau menjadi berbeda satu sama lain,
dalam perkembangannya.  

Usulan atau pendapat sdr. Yongde untuk tidak mengaitkan antara berkebudayaan
cina (atau tionghoa) dengan berpolitik pro RRC adalah sangat baik. Tentu
saja, semakin banyak yang berpandangan seperti yang dikatakan Yongde,
prejudice dan tudingan yang mengait-ngaitkan haluan politik dan pilihan
seseorang dalam mengadopsi kebudayaan (baik itu budaya RRC, Tionghoa, Barat,
Melayu, Jepang, dll, atau campurannya) dapat berkurang. Walaupun, memang ini
bukanlah hal yang mudah, karena dalam seni berpolitik, kebudayaan juga
merupakan salah satu alat yang digunakan :)

Seperti yang pernah dilontarkan oleh Lee Kuan Yew pada masa awal berdirinya
Singapore, bahwa Singapore boleh saja chinese-based tapi bukan
China-based. Sebuah demarkasi yang tegas memang harus ditarik. 


Prometheus


-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hendri Irawan
Sent: Saturday, 31 May, 2008 11:00 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia dalam
Hubungannya dengan Tiongkok

Mengutip dari yang di bawah:

[3] `Kebudayaan Cina' yang dimaksud di sini juga lebih mengacu kepada
kebudayaan asal yang dibawa oleh berbagai suku bangsa yang datang ke
Nusantara, seperti suku Hokkian, suku Khe atau Hakka, Hokcia, Hokciu
dan Teociu. Dalam hal ini tidak bisa disebut sebagai `kebudayaan
Tionghoa', karena secara historis dan antropologis yang bisa disebut
sebagai kebudayaan Tionghoa adalah hasil akulturasi kebudayaan  yang
dibawa dari negeri Cina dengan kebudayaan setempat.

Komentar saya:

Pertama apakah ini pembahasan dalam lingkup politik atau lingkup
budaya ? Karena banyak yang tidak bisa membedakan dan mencampuradukkan
keduanya. Setelah saya baca, salah satu kesan saya adalah adanya
ketakutan akan diidentifikasikan sama dengan negara Cina terutama
dalam bidang politik. Apakah sang penulis tidak melihat satu
alternatif lain bahwa budaya dan politik bukanlah suatu hal yang harus
dipertentangkan ?

Satu saran saya buat yang menyetujui pola pikir seperti diatas. Buang
suku kata TIONG dalam Tionghoa. Karena Tiong itu mengacu ke Tiongkok
yang sangat ditakuti. Sebaiknya pakai saja orang Hua Indonesia atau
kalau mau lebih keren pakai inhoa (minnan) / yinhua (pinyin). 

Kalau pendapat kebudayaan Tionghoa dibilang mengacu khusus ke
Indonesia, maka ini benar-benar mencoba membatasi budaya dengan garis
politik. Atau sekalian saja langsung bilang ke orang-orang di Cina
sono, hoi anda-anda tidak berhak pakai Zhonghua Wenhua, karena
Zhonghua / Tionghoa itu khusus buat kami-kami di Indonesia. 

Dewasa ini saya melihat banyak sekali ahli-ahli bidang lain yang
mencoba masuk ke khazanah budaya Tionghoa tetapi tidak pernah berusaha
mencari lebih lanjut mengenai kebenaran teorinya. Hipotesis saya
adalah karena mereka dibatasi oleh bahasa. Kalau saja yang menulis
tahu arti kata Tionghoa, barangkali pendapat seperti di atas tidak
akan pernah keluar.

Memang kebudayaan kita di sini sudah pasti berbeda dengan di Cina
sana. Bahkan di Cina sana sendiri, setiap daerah juga budayanya
berbeda. Akan tetapi bagaimana pun berbedanya, konsep inti pemikiran
dan filosofinya tetap bisa ditelusuri ke hulu yang sama. Karena itulah
yang kemudian mendasari bentuk-bentuk konkrit budaya yang timbul.
Kecuali seseorang itu sudah sama sekali tidak tahu akan pemikiran dan
filosofi Tionghoa.

Jadi bisakah kita semua membedakan antara berbudaya Tionghoa dengan
haluan politik pro Cina ?

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Paper untuk Seminar Sehari Universitas Petra, Positioning Etnis
Tionghoa-Indonesia dalam Hubungannya dengan Tiongkok, Surabaya, 16
Mei 2008. 
 
  
 
 Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia 
 
 dalam Hubungannya dengan Tiongkok
 
  
 
 Thung Ju Lan
 
  
-- dipotong -




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links



No virus found in this