CiKEAS Para Astronot Santap Hidangan Malaysia untuk Sambut Idul Fitri

2007-10-17 Terurut Topik Sunny
Reflekis: Pada umumnya  sekarang semua orang bisa menjadi kosmonaut atau 
austronaut,  asal berbadan sehat, punya pengetahuan untuk mengerjakankan 
sesuatu di statusiun angkasa agar tidak nongkrong seperti kerbau menengok 
payung atau mahluk penganggur yang melayang di ruang bergravitasi nol, dan yang 
paling penting bayar US$ 25 juta kepada Rusia. Kemudian ikut latihan di 
kosmodron, lulus dan terbanglah bila kesempatannya tiba. Perbedaan signifikan 
antara kosmonaut dan austronaut tidak ada, karena kosmonaut adalah istilah 
dalam bahasa Rusia, sedangkan  austronaut Inggris etc. 

http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=310410kat_id=248


  Rabu, 17 Oktober 2007  11:01:00

  Para Astronot Santap Hidangan Malaysia untuk Sambut Idul Fitri

  Korolyov, Rusia-RoL-- Para astronot di Stasiun Angkasa 
Internasional (ISS), Selasa, menceritakan kembali pengalaman mencicipi masakan 
rumahan Malaysia untuk menandai Idul Fitri pada akhir pekan lalu.

  Saya berbagi makanan Malaysia dengan awak lainnya. Saya 
bahagia dan senang karena mereka menyukai makanan saya dan saya merasa sedang 
di rumah, kata Syekh Muszaphar Shukor, warga Malaysia pertama di angkasa, 
lewat hubungan video dengan pengendali misi tersebut, yang berada di sekitar 
Moskow.

  Peggy Whitson, perempuan pertama yang menjadi komandan ISS 
sejak Jumat, mengatakan sajian eksotik tersebut disambut baik di stasiun yang 
selalu berawak tersebut.

  Kami benar-benar suka makanan Malaysia. Favorit saya adalah 
kripik mangga, katanya. Whitson mengatakan tidak berharap dirinya terpaksa 
membutuhkan cemeti berbentuk menyeramkan, yang diberikan kepadanya sebagai 
hadiah, beberapa saat sebelum tinggal landas pada 10 Oktober dari pangkalan 
Baikonur di Kazakhstan.

  Saya belum pernah terpaksa menggunakannya. Orang-orang ini 
luar biasa. Adalah sesuatu yang luar biasa bisa bekerja bersama mereka, mereka 
adalah para profesional sejati, katanya lalu tertawa. ant/afp/fif  


   
  
   
 
  BERITA LAIN  
.  Peneliti dari Tujuh Negara Bahas Perlindungan Bahaya Nuklir


.  Tiket KA Ekstra Lebaran Kelas Eksekutif Habis Dipesan


.  Polisi Terima Sebanyak 35 Senjata Rakitan dari Warga


.  H+3, Arus Balik di Terminal Pulogadung Naik 40 Persen


.  Massa Berdatangan ke Monas, Hadiri Hari Anti Pemiskinan Dunia


.  Lima Buron Pengikut RMS Ditangkap di Ambon


.  Si Jago Merah Mengamuk di Pangkalan Asem, Jakarta Pusat


.  Airbus A380 Superjumbo Perdana Berangkat ke Singapura


.  Lima Anggota Baru Terpilih di Dewan Keamanan PBB


.  Al-Maliki Ingin Blackwater Keluar dari Irak


 
 
 
 




CiKEAS Think-Act-Change

2007-10-17 Terurut Topik Trishanty Rondonuwu
| The Body Shop Documentary Film Competition 2007

| Because we fight against Aids/HIV. Global Warming 

| and Domestic Violence

 

Stand a chance to win

Free Tickets to Awarding Night

and Vote for your Favourite Film

 



For more info http://www.thebodyshop-film.com
http://www.thebodyshop-film.com/  

Designed by http://www.sevence.de http://www.sevence.de/ 

 

 

 

image002.jpgattachment: thinkactchange_low.jpg

CiKEAS Alquran Suci Sulit Diungkap

2007-10-17 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Untuk menjadi suci saja sulit, apalagi mau diungkap, terkecuali yang 
berlagak suci dengan lidah bersepuhan emas air kata-kata.

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/102007/17/0204.htm


Pola Pengajarannya Tertutup
Alquran Suci Sulit Diungkap  


BANDUNG, (PR).-
Meski sudah mewawancarai empat korban aliran Alquran Suci, Tim Investigasi 
Aliran Sesat (TIAS) Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) masih kesulitan 
menyelidiki gerakan dari aliran itu. Alquran Suci menggunakan pola tertutup 
dan selalu berpindah-pindah tempat sehingga susah diungkap.

TIAS FUUI sudah mendapatkan empat orang yang pernah diajak gerakan 'Alquran 
Suci', tapi belum cukup untuk mengungkap gerakan itu, kata Koordinator TIAS 
FUUI, Hedi Muhammad, di Bandung, Selasa (16/10).

Diberitakan PR (7/10), Achriani Yulvie, mahasiswi semester III Politeknik 
Pajajaran Bandung warga Jln. Atlas Tengah Kiaracondong No. 2 Bandung, sampai 
kini belum kembali ke rumahnya. Diduga Yulvie mengikuti kelompok yang 
mengatasnamakan Alquran Suci. 

Ada keganjilan dalam kelompok pengajian Alquran Suci itu, di antaranya tidak 
percaya hadis nabi dan membaca Alquran tidak boleh dilagukan (qiroah). Selain 
itu, wanita haid boleh pegang Alquran dan diperbolehkan salat tanpa wudu. 
Ajaran itu juga menekankan bahwa harta dan raga harus dikorbankan untuk 
ajarannya tersebut.

Lebih jauh, Hedi mengatakan, empat saksi yang pernah didekati dan diajak 
Achriani Yulvie untuk masuk dalam kelompok Alquran Suci, tiga orang langsung 
menolak karena Yulvie tidak memberitahu siapa imam atau pemimpin kelompok 
tersebut. Mereka enggan bergabung dengan kelompok yang dianggap belum jelas, 
katanya.

Sedangkan seorang lagi sempat mengikuti Yulvie, namun kemudian keluar karena 
diminta uang Rp 500.000,00 sebagai mahar masuk kelompok tersebut. Kelompok 
'Alquran Suci' baru akan memberitahu imamnya kalau anggota sudah dibaiat 
sehingga sudah terikat dengan aturan-aturannya, kata Hedi. 

Kesulitan

TIAS FUUI, kata Hedi, masih kesulitan menemukan orang yang pernah masuk dan 
sudah dibaiat kelompok Alquran Suci. Kalau sudah ada korban yang sudah 
dibaiat, pola gerakannya bisa kita ketahui. Kami akan terus mencari 
korban-korban 'Alquran Suci', ujarnya.

Kesimpulan sementara TIAS FUUI, kelompok Alquran Suci dibentuk oleh 
orang-orang yang membenci Islam dengan memasukkan pemahaman sesat dan merekrut 
generasi muda Islam. 

Dalihnya memurnikan kembali Alquran dengan tidak memercayai hadis Nabi 
Muhammad saw. Pola gerakan seperti ini dilakukan pada zaman sebelum reformasi, 
kata Hedi. (A-71


CiKEAS Cisumdawu, Apa Kabarmu Kini?

2007-10-17 Terurut Topik Sunny
Refleksi:  Makin tua makin lambat, biar lambat asal selamat, itulah pedoman 
utama  sistem transportasi NKRI untuk abad 21.


http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/102007/17/0902.htm

Cisumdawu, Apa Kabarmu Kini?
Oleh Prof. Dr. Ir. SUTARMAN, M.Sc. 

JALAN raya antara Bandung dan Sumedang sepanjang 45 km, merupakan segmen jalan 
arteri antara Anyer (Banten)-Panarukan (Jawa Timur) berjarak total 1.000 km. 
Dibangun pada awal abad ke-19 saat pemerintahan Hindia Belanda, dengan Gubernur 
Jenderal Daendels. Sejarah mencatat bahwa terdapat kejadian monumental terjadi 
pada projek poros antara Bandung dan Sumedang, karena terdapat segmen jalan 
(hanya 2 km) yang disebut Cadaspangeran. Pada segmen tersebut jika diukur dari 
kemampuan teknologi saat itu memiliki tingkat kesulitan tinggi sehingga durasi 
projek menjadi lama walaupun sudah menerapkan sistem kerja paksa, sehingga 
korban jiwa masyarakat Sumedang tidak bisa terhindarkan. 

Kini sudah 200 tahun umur jalan raya sepanjang 1.000 km tersebut berfungsi 
melayani masyarakat Indonesia. Jalan tersebut telah berperan sebagai urat nadi 
dalam menggerakkan arus barang dan orang sehingga jalan arteri ini diposisikan 
sebagai jalan yang memiliki fungsi kritis. Dengan kata lain jika terjadi 
sesuatu pada poros ini akan berakibat sensitif terhadap sektor ekonomi rakyat. 

Ruas jalan sepanjang 45 km antara Bandung-Sumedang kini bukan lagi ruas yang 
nyaman untuk dilalui. Waktu tempuh rata-rata sampai dengan dekade '80-an adalah 
1 jam, dekade '90-an 1,5 jam, dan kini memasuki awal abad 21 sudah mencapai 2 
hingga 2,5 jam pada kondisi peak hour, sebuah fenomena perjalanan yang sudah 
tidak lagi dinyatakan nyaman.

Dengan kata lain,bahwa tingkat pelayanan sistem transportasi jalan raya ruas 
Bandung-Sumedang sudah terdegradasi, adapun penyebabnya antara lain.

Pertama, hingga pertengahan dekade '90-an titik yang mengalami penyempitan 
terletak pada segmen Cadaspangeran, tetapi sekarang titik itu sudah mengalami 
pelebaran yang sangat baik sehingga arus lalu lintas menjadi lancar. Namun, 
kemacetan lalu lintas saat ini lebih disebabkan oleh tata guna lahan (land use) 
di kawasan Jatinangor yang kurang terencana sehingga banyak sistem aktivitas 
yang muncul di sepanjang ruas ini. 

Kawasan Jatinangor yang terletak 25 km ke arah Timur Bandung merupakan kawasan 
pendidikan yang memiliki jumlah mahasiswa terbanyak di Jawa Barat (bahkan 
mungkin di Indonesia) di kawasan ini terdapat 4 buah perguruan tinggi yaitu 
IPDN, Ikopin, Unwim, dan Unpad, dengan puluhan ribu mahasiswa sebagai penghuni 
siang, dan sebagian penghuni tetap (kos). Akan halnya sebuah sistem aktivitas, 
kawasan Jatinangor telah menjelma sebagai pembangkit perjalanan (trip 
generation) dari dan ke kawasan tersebut, dan serta-merta menciptakan 
kebutuhan turunannya (derived demand), seperti kios, rumah makan, terminal, 
mal, bank, SPBU, toko buku, wartel, warnet, dan tempat hiburan, dengan demikian 
kawasan ini sudah berperan ganda karena selain sebagai trip generation juga 
sekaligus berperan sebagai penarik perjalanan (trip attraction), maka jalan 
raya pada segmen ini telah mengalami beban sangat berat.

Mengingat tidak seimbangnya kapasitas sistem transportasi dengan sistem 
aktivitas di kawasan ini, fenomena alamiah yang pasti muncul adalah kemacetan 
lalu lintas (traffic jam).

Kedua, kawasan Bandung metropolitan sebuah kawasan yang menjadi tujuan berbagai 
kepentingan karena selain statusnya sebagai pusat pemerintahan Provinsi Jawa 
Barat, juga sebagai pusat industri, jasa, niaga, wisata, dan pendidikan, maka 
derasnya arus barang dan orang dari dan ke arah Timur Bandung menjadi tak 
terbendung, baik yang commuter trip maupun temporary trip. 

Ditambah pada saat ini industri-industri di kawasan Bandung telah melakukan 
konversi energi dari bahan bakar minyak ke batu bara, sedangkan batu bara yang 
berasal dari Kalimantan tersebut diangkut menuju Bandung dari Pelabuhan 
Cirebon, dengan menggunakan ratusan tronton yang memiliki daya angkut hingga 30 
ton, maka kelambatan bahkan kemacetan lalu lintas pada jalur ini sudah menjadi 
pengalaman buruk berkendara yang selalu dirasakan para pengguna jalan.

Ketiga, jalan tol Purbaleunyi sudah berperan penting dalam melancarkan arus 
lalu lintas dari Jakarta dan sekitarnya yang akan menuju Timur lewat jalur 
tengah, dan derasnya arus kendaraan tersebut dipastikan membebani poros jalan 
Bandung-Sumedang. Sehingga kinerja pelayanan jalur arteri pada segmen jalan ini 
sudah mencapai pada titik nadir.

Upaya menyelesaikan masalah lalu lintas pada segmen Bandung-Sumedang terdapat 
dua pendekatan, yaitu melalui (1) perbaikan traffic management yang menjadi 
tanggung jawab Departemen Perhubungan, dan (2) pembangunan infrastruktur, 
menjadi tanggung jawab Departemen Pekerjaan Umum. 

Perbaikan pelayanan transportasi melalui pendekatan traffic management adalah 
mengoptimalkan fasilitas yang ada dan bisa dilakukan jika masalah lalu lintas 
yang dihadapi masih dalam 

CiKEAS Semester I Rp40 Triliun!

2007-10-17 Terurut Topik Sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2007101702281116

  Rabu, 17 Oktober 2007 
 
  BURAS 
 
 
 
Semester I Rp40 Triliun! 


   
  H.Bambang Eka Wijaya:

  GANASNYA penyimpangan tampak dari hasil pemeriksaan BPK--Badan Pemeriksa 
Keuangan--atas 362 laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) semester I 2007, 
dana Rp40,41 triliun digunakan tak sesuai peruntukannya hingga jadi pemborosan 
dan merugikan keuangan negara! tegas Umar. Menurut Kepala BPK, penggunaan 
dana itu tidak mengikuti aturan dan tidak memberikan manfaat! (Kompas, 11-10) 
Itu baru satu semester dan belum semua 450-an kabupaten-kota diperiksa! 
sambut Amir. Jika semua LKPD diperiksa genap satu tahun anggaran, bisa lebih 
spektakuler lagi!

  Bisa ditebak, daerah-daerah yang bandel tak mengirim LKPD ke pusat meski 
diancam stop DAU-nya, kinerjanya lebih buruk! ujar Umar. Aneh, dari waktu ke 
waktu pengelolaan keuangan daerah kian memburuk terus! Itu pertanda semakin 
lemahnya kontrol baik internal maupun eksternal! sambut Amir.

  Di internal, kelemahannya malah sistemik! Bawasda, bawahan kepala 
daerah! Tugasnya pun cuma jadi penjaga kepentingan eksklusif kepala daerah! 
Jika kepentingan itu berjalan mulus di suatu dinas, apa pun yang terjadi di 
instansi itu dinilai wajar! DPRD juga, yang oleh UU dijadikan bagian dari 
Pemda, hingga kontrolnya internal, malah memanfaatkan fungsi kontrolnya sejak 
perencanaan APBD untuk berbagi porsi dengan eksekutif untuk tak saling 
mengganggu ancak mereka!

  Dengan begitu kontrol internal lokal bukan hanya lemah, tapi malah 
lumpuh! tegas Umar. Sedang kontrol internal lain, BPKP sebagai kepanjangan 
tangan pemerintah pusat, dalam prakteknya juga relatif tolerable, temuan dan 
follow up-nya kurang menggigit!

  Dari situ tumpuan tinggal pada kontrol eksternal, khususnya BPK! timpal 
Amir.

  Selama ini temuan BPK lumayan, cuma kurang efektif karena BPK bukan 
eksekutor, tapi cuma kepanjangan tangan dari fungsi kontrol DPR! Sementara DPR 
juga bukan eksekutor, cuma meneruskan materi temuan BPK kepada eksekutif untuk 
perbaikan!

  Dengan begitu secara formal hasil kerja BPK juga kurang bergigi! tukas 
Umar.

  Memang, masih ada polisi, jaksa dan KPK yang bisa menyidik temuan BPK 
Tapi, karena kepala polisi dan kepala jaksa di daerah anggota 
Muspida--sekandang dengan kepala daerah--sedikit sekali kepala polisi dan jaksa 
yang tega menyingkap kasus kepala daerah dan jajarannya! Sedang KPK, akibat 
keterbatasan tenaga, selektif sekali memilih kasus daerah--tak sebanding dengan 
sebaran krisisnya!

  Masih ada kekuatan kontrol eksternal, pers dan LSM! lanjut Amir. Pers, 
selain secara umum di daerah lemah dalam investigative reporting, juga kandas 
oleh ketertutupan instansi pemerintah--meski reformasi zaman keterbukaan! Pers 
hanya bisa menyiarkan temuan BPK, tak lebih! Tak beda LSM, hanya bisa bertindak 
sebagai pressure group!

  Demikianlah, hari demi hari rakyat semakin imun pada penyimpangan yang 
kumulasinya terus menggunung! tegas Umar. Semua itu akan berlanjut jika 
sistemnya tak diperbaiki dengan sanksi tegas dari atas--seperti penghentian 
DAU--serta keterbukaan tetap sebatas retorika! Sedih, BPK menemukan penyakit, 
kita tak bisa berbuat apa-apa! **
 
bening.gifburas.jpg

CiKEAS Jenderal TNI (Purn.) Wiranto: Jabatan adalah Alat Melakukan Kebajikan

2007-10-17 Terurut Topik kabarindonesia
Jenderal TNI (Purn.) Wiranto: Jabatan adalah Alat Melakukan Kebajikan


Oleh : Irwan Sutjipto 

17-Okt-2007, 14:49:58 WIB - [www.kabarindonesia.com]
KabarIndonesia - Joseph W. Prueher, Panglima Komando Pasukan AS di 
Pasifik, pada 1998 menuliskan Untuk Jenderal ketahui, kekaguman 
saya kepada Jenderal begitu besar karena Jenderal telah berhasil 
menciptakan suatu kondisi dan melaksanakan peralihan kepemimpinan 
dengan tertib di Indonesia dan dengan cara yang selalu berpijak 
kepada konstitusi. Padahal, sebulan yang lalu hanya beberapa orang 
saja yang berpikiran bahwa Jenderal akan mampu melaksanakannya. 
(Dari catatan Jenderal Purnawirawan Wiranto, Bersaksi di Tengah 
Badai, 2004). Ini adalah satu kutipan untuk menunjukan bahwa lelaki 
bersuara emas ini tidak hanya populer di dalam negeri, tapi juga 
dikenal baik oleh berbagai kalangan di luar negeri. Tokoh yang satu 
ini memang sudah tidak diragukan lagi kepopulerannya.

Terlahir sebagai anak keenam dari sembilan bersaudara dengan nama 
Wiranto di Yogyakarta pada 4 April 1947. Ayahnya, RS Wirowijoto, 
adalah seorang guru sekolah dasar, dan ibunya bernama Suwarsijah. 
Pada usia sebulan, bayi Wiranto dibawa pindah oleh orang tuanya ke 
Surakarta akibat agresi Belanda yang menyerang kota Yogyakarta. Di 
Surakarta inilah ia kemudian bersekolah hingga menamatkan Sekolah 
Menengah Pertama.

Di usia sekolah, suami dari Hj. Rugaiya Usman, SH ini menekuni ilmu 
arsitektur agar kelak menjadi seorang arsitek. Namun, akibat 
kekurangan biaya pendidikan untuk meneruskan belajar arsitektur ke 
tingkat yang lebih tinggi, maka ia akhirnya memutuskan untuk masuk 
Akademi Militer Nasional di Magelang dan menamatkan program 
pendidikan militernya pada tahun 1968. Selepas pendidikan AMN, ia 
kemudian ditugaskan di Sulawesi Utara. Wiranto memulai karirnya dari 
menjabat sebagai Komandan Peleton hingga nantinya menjadi Komandan 
Bataliyon Infantri di propinsi ini pada tahun 1982.

Perjalanan karir purnawirawan TNI yang hobi bermain bulu tangkis itu 
semakin bersinar ketika ia dipindahkan ke Markas Besar TNI selama 
dua tahun, sebelum akhirnya bergabung di Kostrad sebagai Kepala Staf 
Brigade Infantri IX Jawa Timur. Dua tahun di sana, pada 1987 ia 
dialihtugaskan kembali ke Jakarta sebagai Deputi Asisten Operasi 
Kepala Staf Kostrad. Setelah menjadi Ajudan Presiden pada 1989-1993, 
berturut-turut kemudian mantan Perwira Tinggi yang telah menelurkan 
beberapa album solo lagu-lagu perjuangan Indonesia, ini menjabat 
sebagai Kepala Staf Kodam Jaya, 1993-1994, Panglima Kodam Jaya, 1994-
1996, Panglima Kostrad, 1996-1997, Kepala Staf TNI-AD, 1997-1998, 
dan akhirnya mencapai karir militer tertinggi sebagai Panglima TNI 
pada Februari 1998 yang dijabat sampai 1999.

Menilik posisi-posisi penting yang diemban tersebut pada tahun-tahun 
genting perpolitikan di negara ini, maka tidak heran jika ia adalah 
salah satu tokoh paling penting dan menentukan arah perjalanan 
negara Indonesia kala itu. Banyak orang berspekulasi tentangnya, 
tapi sejarah telah membuktikan bahwa Wiranto hadir di saat yang 
tepat bagi suatu pergeseran dramatis bangsanya. Bagaimana tidak, 
kehadirannya mengawal pergolakan hebat di panggung politik Indonesia 
yang sedang dilanda krisis ekonomi yang tentu membawa implikasi dan 
biaya sosial yang tinggi, telah memberikan warna tersendiri bagi 
peralihan sebuah rezim kepada pemerintahan baru yang secara umum 
dapat dikatakan berjalan baik, lancar, terhindar dari keadaan chaos 
yang amat dikuatirkan semua kalangan. Wiranto juga berhasil meredam 
kepentingan dan ambisi pribadi dan kelompoknya dalam situasi sulit 
bagi Soeharto di masa keruntuhan pemerintahannya. Padahal, jika ia 
mau, Wiranto sangat mungkin menjadi rezim diktator berikutnya dengan 
memanfaatkan instruksi presiden tentang KOPKKN (Komando Operasi 
Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Nasional) yang oleh banyak pihak 
dapat disamakan dengan Supersemar, surat sakti yang telah digunakan 
Soeharto menumbangkan Soekarno di tahun 1966. Pada titik-titik itu, 
sesungguhnya Wiranto telah mengukir karyanya di lembaran sejarah 
negeri ini. Ia telah melakukan pilihan yang sulit secara tepat, 
sehingga Indonesia terhindar dari model pemerintahan otoritarian 
militer seperti yang terjadi di Myanmar baru-baru ini.

Peran aktifnya di lingkungan pemerintahan nasional yang kemudian 
masih berlanjut hingga ke kepemimpinan pasca orde baru, yakni 
Kepreseidenan BJ. Habibi, Abdurrahman Wahid, dan Megawati 
Soekarnoputri, menunjukan betapa komitmen dan kecintaan Wiranto amat 
besar untuk keselamatan dan keutuhan negara Indonesia. Dari 
perjalanan hidup sebagai seorang militer sejati, dengan berbagai 
lika-liku persoalan negara yang dihadapi Wiranto, yang saat ini 
menjabat sebagai Ketua Umum Partai Hanura (Partai Hati Nurani 
Rakyat), teramat banyak hal yang dapat didengar dan dipelajari untuk 
menjadi sebuah refleksi hidup setiap anak bangsa ke masa depan. 
Berikut ini adalah penuturannya kepada Redaksi KabarIndonesia 
tentang 

CiKEAS DPR Tak Ingin Bangun Sistem Politik yang Sehat

2007-10-17 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Ada ucapan yang mengatakan: Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa 
yang sehat .  Jiwa sehat adalah landasan kapabelitas guna membuat hal-hal yang 
sehat, tetapi kalau tidak sehat jiwanya,  tentu sekali apa yang diciptakan pun 
tidak sehat, jadi tak aneh apabila DPR itu disebut Dewan Penipu Rakyat.

http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/17/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Pertahankan Syamsul Bahri 

DPR Tak Ingin Bangun Sistem Politik yang Sehat
[JAKARTA] Sikap DPR dan Partai Golkar khususnya mempertahankan Syamsul Bahri 
yang sudah ditetapkan sebagai tersangka menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum 
(KPU) menunjukkan tidak adanya kemauan politik di kalangan anggota dewan untuk 
membangun sistem politik yang sehat dan baik di Indonesia. 

Buktinya mereka mengutamakan pertimbangan politik dalam memilih anggota komisi. 
Padahal, seharusnya dalam memilih anggota komisi, yang diutamakan adalah 
pertimbangan etis dan moral. 

Pendapat itu dikemukakan Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre 
for Strategic and International Studies (CSIS), Tommy A Legowo kepada SP di 
Jakarta, Rabu (17/10). Dia ditanya seputar polemik terpilihnya Syamsul Bahri 
sebagai anggota KPU, padahal sudah ditetapkan sebagai tersangka. Menurut saya, 
memang mencurigakan pembelaan atau dukungan Golkar terhadap Pak Syamsul ini. 
Sebab begini, memang tidak bisa dilepaskan kepentingan-kepentingan politik 
partai terhadap anggota KPU. Tetapi kalau itu menjadi dasar bagi keputusan 
menentukan calon anggota KPU terpilih, itu akan berbahya. Sebab taruhannya 
adalah KPU yang nanti menyelenggarakan pemilu secara netral itu bisa sangat 
terpengaruh oleh kepentingan partai ini, papar Tommy. 

Menurut dia, kalau pertimbangan seperti itu yang menjadi faktor penentu 
terpilihnya anggota KPU maka akan terjadi semacam timbal balik yang harus 
dilakukan anggota KPU terpilih kepada partai politik yang mendukungnya. Timbal 
balik seperti ini bisa mengganggu proses penyelenggaraan pemilu yang fair. 
Prinsipnya memilih anggota komisioner harus mengacu pada pertimbangan moral 
dan etik daripada pertimbangan politik, imbuhnya 

Mengutamakan pertimbangan politik hanya akan membuat negeri ini semakin hancur. 
Dengan mempertahankan Syamsul Bahri, misalnya, semakin jelas DPR tidak 
mempunyai komitmen yang kuat untuk membangun politik Indonesia yang sehat. 
Sebab pada dasarnya komisi-komisi itu dibentuk untuk mengimbangi 
lembaga-lembaga negara konvensional yang sudah tidak dipercaya publik. Jadi, 
seharusnya anggota-anggota komisi, termasuk KPU, tidak boleh diisi oleh orang 
yang bermasalah, sekecil apa pun kesalahannya. Orang-orang seperti ini tidak 
boleh duduk sebagai anggota komisi. 

Kelihatannya DPR tidak lagi menggunakan pertimbangan moral dan etik dalam 
memilih anggota komisioner. Ini sangat berbahaya. Seharusnya calon anggota 
komisi yang punya cacat sedikitpun harus dicoret. Jadi kalau ada anggota komisi 
bermasalah, itu berarti mendelegitimasi komisi itu sendiri, ujar Tommy. 

Menurut dia, kunci penyelesaian masalah ini ada di DPR sendiri. DPR harus 
berani mengoreksi keputusan mereka sendiri atau tidak. Sebab, keputusan mereka 
meloloskan Syamsul Bahri sebagai anggota KPU ternyata salah. Keberanian 
tersebut akan mengubah wajah politik Indonesia di masa mendatang. 

Sementara itu, Juru Bicara yang juga Kepala Pusat Penerangan Departemen Dalam 
Negeri (Depdagri) Saut Situmorang secara terpisah di Jakarta, Rabu (17/10) 
menjelaskan, pemerintah tidak mempersoalkan keputusan DPR soal anggota KPU 
terpilih. Yang dilakukan pemerintah adalah menanyakan proses uji kepatutan dan 
kelayakan (fit and proper test) terhadap 21 calon anggota KPU di DPR beberapa 
waktu lalu. 

Komunikasi dengan DPR yang dibangun pemerintah itu bermaksud menanyakan 
pernyataan atau dialog calon terpilih, terutama Syamsul Bahri, dengan Komisi II 
DPR saat uji kepatutan dan kelayakan tersebut. Apa yang dilakukan pemerintah 
itu sama persis dengan apa yang dilakukan DPR saat 21 nama calon anggota KPU 
diserahkan ke DPR. Saat itu, Theofilus Waimuri dipersoalkan karena pernah 
menjadi calon anggota DPR Partai Demokrat dari daerah pemilihan Papua. Mendagri 
Mardiyanto dimintai menjelaskan proses seleksi yang dilakukan tim seleksi di 
Komisi II DPR. 

Klarifikasi yang dilakukan pemerintah pascapemilihan tujuh nama anggota KPU 
oleh DPR penting agar Presiden tidak salah mengambil keputusan. Dengan proses 
klarifikasi seperti itu diharapkan Presiden akan mengambil keputusan yang baik. 
Satu hal yang pasti, apa yang dilakukan pemerintah ini tetap dalam kerangka 
waktu yang diamanatkan UU No 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu, yakni 
lima hari kerja. Ingat, tidak terhitung libur Idul Fitri ya. Jatuh tempo lima 
hari kerja yang diamanatkan undang-undang itu adalah hari Rabu pekan depan, 
kata Saut. [A-21] 




Last modified: 17/10/07

Re: CiKEAS David Copperfield Siap Menyihir

2007-10-17 Terurut Topik Sunny
Apanya yang menggangu? Apakah David Coperfield bukan ilisionist?

  - Original Message - 
  From: BisnisCenter 
  To: CIKEAS@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, October 18, 2007 12:25 AM
  Subject: RE: CiKEAS David Copperfield Siap Menyihir




  koq.. mengganggu sih mas?
  malah mereka ingin belajar dari david gimana caranya menghilangkan 'syirik, 
'perzinahan dan kekafiran dari bumi tercinta
  namun apa daya, karena tiket masuknya rada mahal, nga sesusai dengan honer yg 
mereka terima



--
  From: CIKEAS@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Sunny

  Subject: CiKEAS David Copperfield Siap Menyihir



  Refleksi: David Copperfield adalah  seorang ilioninist, yang kalau diartikan 
dalam istilah surgawi, dia adalah ahli ilmu sihir Mensyihir melanggar hukum 
Illahi. Sebagai ahli nujum atau  ilmu sihir tentu banyak  yang menentang ilmu 
demikian. Semoga para penonton dapat menikmati pertunjukannya tanpa digangu 
oleh barisan garis depan surgawi  FPI. Selamat menikmati!  

  http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/17/Hiburan/hib01.htm

  SUARA PEMBARUAN DAILY 
  David Copperfield Siap Menyihir Indonesia 


  .
   






  Internal Virus Database is out-of-date.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.5.476 / Virus Database: 269.13.28/1023 - Release Date: 9/22/2007 
1:27 PM



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.14.13/1074 - Release Date: 10/16/2007 
2:14 PM


CiKEAS Mr. and Mrs. Bin Laden Back Together!

2007-10-17 Terurut Topik Sunny
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=102545d=18m=10y=2007pix=kingdom.jpgcategory=Kingdom



  The Middle East's Leading English Language Daily 
   
   

  Thursday 18 October 2007 (07 Shawwal 1428) 

 
  Mr. and Mrs. Bin Laden Back Together! 
  Siraj Wahab, Arab News -
 

  JEDDAH, 18 October 2007 - Omar Bin Laden, the 27-year-old son 
of Osama Bin Laden, is said to be back with his 51-year-old British wife, Jane 
Felix-Browne, who now uses the Muslim name Zaina Muhammad. They are currently 
living together in Europe, most likely in the south of France, said a report in 
Asharq Al-Awsat, a sister publication of Arab News.

  In a phone interview with the newspaper's Muhammad Shafey on 
Tuesday, Omar said he had just completed shooting a documentary with Zaina for 
the BBC which is to be aired in December this year. In the documentary, the 
fourth son of Bin Laden recounts the story of his involvement with the British 
grandmother after they met horseback riding at Egypt's Pyramids last September.

  Omar, a Jeddah-based scrap metal dealer who last met his 
father in Afghanistan in 2000, said he had a message to relay to the world 
about his religion. Islam is not a personal matter; neither is it a national 
goal; it is universal, comprehensive and eternal. All the prophets and 
messengers have strived toward peace and built its foundation, but it could not 
have been complete without Prophet Muhammad's message.

  Zaina did confirm to Asharq Al-Awsat that Omar had filed for 
divorce while she was performing Umrah recently. But it was invalid from a 
legitimate standpoint because he was forced to do so by his family.

  Zaina acknowledged that she was presently living under 
special circumstances with the man she had chosen. Omar did not divorce me 
because I am faithful and he understands me. We are living a life of joy, 
virtue and dignity, Asharq Al-Awsat quoted her as saying.

  However, she refused to disclose the location of the European 
city in which they are living. I do not want to be hounded by the media and 
photographers who will transform our tranquil life into a living hell, she 
said. The newspaper ran a recent picture of the two sitting at a large table in 
an unidentified location.

  Zaina revealed that she was applying the final touches to the 
import-export company that she was starting with her husband in an unnamed 
European capital. She stated that they were in the process of looking for a 
commercial partner from the Gulf region.

  Omar described his marriage as good and strong despite the 
considerable age gap between the two.

  Zaina described her husband as her closest friend and said 
they had many things in common. Omar is incredibly kind and wonderful and 
represents all the noble characteristics of a true Arab, she said. His heart 
is pure and he is a forthright, calm and noble man in every sense of the word.

  Omar was already married with a two-year-old child when he 
met Zaina. In an earlier interview with Asharq Al-Awsat, Zaina said she had 
asked for a divorce after spending two weeks with her son at Bin Laden's guest 
house in Jeddah. She cited pressures from her husband's family as the reason. 
She performed Umrah with Omar and said that it had made their relationship much 
stronger.

  I love Omar enough to know that I will never leave him. I 
cannot live without him; his love runs in my veins, Zaina added. 
 
   
 
  
 
pixel.gif

CiKEAS Flirting Husbands and Their Wives

2007-10-17 Terurut Topik Sunny
http://www.arabnews.com/?page=13section=0article=102557d=18m=10y=2007

The Middle East's Leading English Language Daily

 


Thursday 18 October 2007 (07 Shawwal 1428) 

   
Flirting Husbands and Their Wives 
Haya Al-Manie, Al-Riyadh -
   
  
One of my readers agreed to talk about her problem which is common 
to many other women. She said her husband has more than one telephone and that 
he is open about some while remaining secret about others. His secret phones 
are, of course, used to assist him in his hidden agenda of flirting and 
infidelity.

It seems that many married men in their late 40s and 50s - many of 
whom have teenaged children - are living teenage dreams of romance and 
promiscuity. You would be surprised to learn how many women complain about this 
behavior on the part of their husbands. Some of the women know exactly what is 
going on and they spy on their husbands to keep abreast of their latest love 
adventures. They know the details and all about the dual lives their husbands 
are leading.

One woman told me that her husband married another woman in a 
misyar relationship. He never told her but she knows he is having a terrible 
time since he learned that his misyar wife is pregnant. The wife eavesdrops 
on his conversations with his mistress when he uses his secret telephone. She 
used to hear him sweet-talking the other woman but now she hears him 
threatening divorce if the misyar woman doesn't abort her pregnancy.

Another woman said that her husband had made up a completely false 
story in order to gain the sympathy of his new love. He told the new woman that 
his wife was severely ill and that she had urged him to find a new wife. He 
expressed how sorry he felt for his wife and said that even after he married 
the other woman, he would still honor his first wife by allowing her to remain 
in the house with her children.

This woman told me that she is pretending to know nothing but that 
she plans to throw him out when he marries the other woman since all the 
property is in her name, even his car.

A third woman said her husband was very well known for his multiple 
mobiles. He told her that one phone was only to return his mother's phone calls 
so it is around his neck 24/7. At one point, the wife grabbed the phone from 
her husband, saying she wanted to speak to her mother-in-law. To her surprise, 
the mother-in-law had grown younger and sounded very alluring and tempting!

What a strange world. At first, I didn't want to believe what these 
women told me and I thought they were exaggerating. I do know that some women 
enjoy painting bad pictures of their husbands and exposing them in front of 
strangers if the men don't fulfill all their needs even if the need is only for 
buying some nail polish.

I don't think that a man would have affairs behind his wife's back 
unless he was ashamed and he knew that it was wrong. However, this is 
unacceptable, unjustified and immoral behavior.

On the other hand, others believe that getting married secretly is 
harmless as long as there is a legal marriage contract. I say that a man keeps 
something secret only because he knows that his family would disapprove, and 
knows deep down inside that his behavior was wrong.

But what disgusts me is that some men stay married in order to 
enjoy their wives' incomes even if they are miserable and unhappy and are 
always looking for different partners. They keep their secret phones handy so 
that they can get the best of the two worlds. Once a person loses respect for 
oneself, he may do anything and by doing so, he is no different from an animal. 
   
 
pixel.gif

CiKEAS [EMAIL PROTECTED] has invited you to have a 3D avatar chat

2007-10-17 Terurut Topik angel

From: angel  
Avatar: Guest_angelmichael69  To: Cikeas


Hey Cikeas,angel has added you as a friend on IMVU.  Is angel your 
friend? nbsp; Please 
respond or angel may think you said no :)   
   IMVU is the world's greatest 3D chat!
Dress up your Avatar with 3D clothes.   
   Chat with your friends amp; meet new ones.  
Decorate your own 3D Room with furniture.  FREE to download 
amp; use!http://www.imvu.com   


   Copyright copy; 2006-2007 IMVU, Inc. 411 High Street, 
Palo Alto, CA 94301.  This 
email was sent via IMVU by angel ([EMAIL PROTECTED]) to [EMAIL PROTECTED]  
If you want to prevent any future emails from IMVU, you can remove yourself by 
pointing your web browser to 
http://www.imvu.com/catalog/web_nonregisteredoptout.php?code=1c5887[EMAIL 
PROTECTED]  Your unsubscribe confirmation code is 1c5887

CiKEAS Judi Pembawa Cum Laude

2007-10-17 Terurut Topik Sunny
 

http://www.gatra.com/artikel.php?id=108767


Judi Pembawa Cum Laude


Ulama menentang judi, pendeta dan pastur pun menolaknya. Perjudian dilihat 
sebagai penyakit sosial yang terlarang menurut kaidah agama samawi. Hukum 
Indonesia tegas pula menyatakan judi sebagai tindak pidana. Namun, karena 
telanjur jadi bagian dari pranata sosial, ia sulit diberantas. Perjudian 
berlangsung sembunyi-sembunyi (ilegal), dan sering diselenggarakan atas 
persetujuan dan sepengetahuan fihak berwenang.

Perjudian tidak cuma dipandang sebagai penyakit sosial. Ia pun tergolong tindak 
pidana menurut lima undang-undang (UU), termasuk di antaranya KUHP (Kitab 
Undang-Undang Hukum Pidana). Ia dianggap pembawa penyakit ekonomi pula. Judi 
diyakini sebagai sumber penyebab (predicate offence) maraknya tindak pidana 
pencucian uang, seperti disebut dalam UU Nomor 25 Tahun 2003.

Lantas, apa pula implikasi hukum penetapan perjudian sebagai predicate offence 
tadi terhadap pencegahan pidana pencucian uang di Indonesia? Dan apa pula 
implikasinya kepada pendapatan negara? Kajian masalah itu, termasuk di dalamnya 
kebijakan hukum pidana dalam menghadapi perjudian, menjadi materi pokok 
disertasi M. Aziz Syamsuddin di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung.

Dalam sidang terbuka 14 September lalu di Bandung, M. Aziz, 37 tahun, mantan 
Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta, yang kini menjabat sebagai 
anggota DPR-RI dari Fraksi Golkar, dinyatakan lulus. Ia meraih predikat cum 
laude. Desertasinya sendiri berjudul Kegiatan Perjudian Sebagai Predicate 
Offence Tindak Pidana Pencucian Uang Dalam Sistem Hukum Pidana di Indonesia.

Dalam meneropong kasus pasal judi ini, anggota Komisi III DPR itu menggunakan 
prinsip hukum utilitarianisme, yang antara lain menyebutkan usaha legislasi itu 
ditujukan bagi emansipasi individu dari kekangan konstitusional serta 
ketidakadilan, dan kekuasaan harus mengabdi pada kepentingan khalayak. Adanya 
negara dan hukum hanya demi manfaat sejati, yakni kebahagiaan rakyat.

Berangkat dari azas utilitarianisme itu, Azis mempertanyakan manfaat UU 
Perjudian yang disebutkan tak lagi sejalan dengan semangat pluralisme, 
transparansi, supremasi hukum, dan demokratisasi yang saat ini sedang 
berkembang dalam masyarakat Indonesia. Pada hemat kader partai beringin itu, 
ada ketertinggalan pandangan (paradigma) atas masalah perjudian. Pasalnya, 
dalam kenyataannya, tak semua masyarakat punya pandangan yang seragam.

Pada realaitasnya, kata Azis, pelarangan judi tidak efektif. Omzetnya terus 
menggunung. Karena itu, ia menyatakan bahwa urusan judi tak perlu dilihat 
sebagai hal baik atau buruk, melainkan cukup diatur agar memberi manfaat besar 
bagi masyarakat luas melalui pajak yang ditarik sebagai pendapatan negara. Pada 
saat yang sama, di negera lain, judi tidak dipandang sebagai perbuatan pidana, 
dan hal itu berpengaruh terhadap perkembangan sosial di Indonesia.

Belum lagi adanya potensi pemasukan dari perjudian ke kas negara yang bisa 
digunakan untuk kepentingan publik. Maka, yang diperlukan adalah paradigma 
bahwa perjudian itu perlu diatur agar benar-benar memberi manfaat bagi publik. 
Bertitik tolak dari pandangan tersebut, Azis mengatakan diperlukan perubahan 
cara pandang baru pada perjudian, dari pendekatan represif menjadi preventif.

Dalam konteks ini, Azis merujuk teori hukum pembangunan, dengan mengutip 
pendapat Prof. Mochtar Kusumaatmadja, yang menyatakan bahwa hukum harus 
dipandang sebagai sarana pembaruan masyarakat. Meski hukum dibangun untuk 
menciptakan ketertiban, ia harus memberi ruang gerak untuk perubahan, bukan 
malah menghambat pembaruan demi mempertahankan nilai-nilai lama yang sudah 
ditinggalkan.

Dengan mengusung tema diskriminalisai (pelagalan) judi itu, jelas Azis memasuki 
ruang kajian yang sentitif. Peraih master bidang pasar modal dari University of 
Western Sydney, Australia (1998) itu tertarik mengambil tema judi itu, karena 
ia melihat potensinya sebagai sumber pemasukan negara. Sementara itu, sebagai 
orang politik, dia tahu bahwa anggaran negara selalu keteteran untuk 
mengongkosi kebutuhan rakyat.

Saya prihatin melihat kesulitan rakyat kecil di daerah-daerah terpencil, ujar 
Azis. Banyak rakyat yang tak berani berobat ke rumah sakit karena lebih cemas 
pada biaya yang harus ditanggung katimbang penyakitnya sendiri. Melalui pajak 
yang dari judi, pemerintah bisa memberi kesejahteraan lebih besar bagi rakyat, 
ujarnya pula. Tapi, ia tahu bahwa hukum di Indonesia seperti mengunci mati 
ruang judi, meski secara ilegal ia terus bertahan.

Bagi etnis tertentu, seperti Tionghoa, Bali, serta sebagian Manado dan Batak, 
judi itu tradisi. Meski dilarang mereka tetap akan melakukannya, kata ayah dua 
orang anak itu kepada Sujud Dwi Pratisto dari Gatra. Toh, larangan itu ditabrak 
juga. Tahun 2005 lalu, misalnya, Kejaksaan Agung melaporkan sedang menangani 
6.682 kasus judi. Bagi yang tak mau terbelit perkara, ya berjudi ke luar 
negeri. Pada tahun 2002, sekitar