CiKEAS Para Astronot Santap Hidangan Malaysia untuk Sambut Idul Fitri
Reflekis: Pada umumnya sekarang semua orang bisa menjadi kosmonaut atau austronaut, asal berbadan sehat, punya pengetahuan untuk mengerjakankan sesuatu di statusiun angkasa agar tidak nongkrong seperti kerbau menengok payung atau mahluk penganggur yang melayang di ruang bergravitasi nol, dan yang paling penting bayar US$ 25 juta kepada Rusia. Kemudian ikut latihan di kosmodron, lulus dan terbanglah bila kesempatannya tiba. Perbedaan signifikan antara kosmonaut dan austronaut tidak ada, karena kosmonaut adalah istilah dalam bahasa Rusia, sedangkan austronaut Inggris etc. http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=310410kat_id=248 Rabu, 17 Oktober 2007 11:01:00 Para Astronot Santap Hidangan Malaysia untuk Sambut Idul Fitri Korolyov, Rusia-RoL-- Para astronot di Stasiun Angkasa Internasional (ISS), Selasa, menceritakan kembali pengalaman mencicipi masakan rumahan Malaysia untuk menandai Idul Fitri pada akhir pekan lalu. Saya berbagi makanan Malaysia dengan awak lainnya. Saya bahagia dan senang karena mereka menyukai makanan saya dan saya merasa sedang di rumah, kata Syekh Muszaphar Shukor, warga Malaysia pertama di angkasa, lewat hubungan video dengan pengendali misi tersebut, yang berada di sekitar Moskow. Peggy Whitson, perempuan pertama yang menjadi komandan ISS sejak Jumat, mengatakan sajian eksotik tersebut disambut baik di stasiun yang selalu berawak tersebut. Kami benar-benar suka makanan Malaysia. Favorit saya adalah kripik mangga, katanya. Whitson mengatakan tidak berharap dirinya terpaksa membutuhkan cemeti berbentuk menyeramkan, yang diberikan kepadanya sebagai hadiah, beberapa saat sebelum tinggal landas pada 10 Oktober dari pangkalan Baikonur di Kazakhstan. Saya belum pernah terpaksa menggunakannya. Orang-orang ini luar biasa. Adalah sesuatu yang luar biasa bisa bekerja bersama mereka, mereka adalah para profesional sejati, katanya lalu tertawa. ant/afp/fif BERITA LAIN . Peneliti dari Tujuh Negara Bahas Perlindungan Bahaya Nuklir . Tiket KA Ekstra Lebaran Kelas Eksekutif Habis Dipesan . Polisi Terima Sebanyak 35 Senjata Rakitan dari Warga . H+3, Arus Balik di Terminal Pulogadung Naik 40 Persen . Massa Berdatangan ke Monas, Hadiri Hari Anti Pemiskinan Dunia . Lima Buron Pengikut RMS Ditangkap di Ambon . Si Jago Merah Mengamuk di Pangkalan Asem, Jakarta Pusat . Airbus A380 Superjumbo Perdana Berangkat ke Singapura . Lima Anggota Baru Terpilih di Dewan Keamanan PBB . Al-Maliki Ingin Blackwater Keluar dari Irak
CiKEAS Think-Act-Change
| The Body Shop Documentary Film Competition 2007 | Because we fight against Aids/HIV. Global Warming | and Domestic Violence Stand a chance to win Free Tickets to Awarding Night and Vote for your Favourite Film For more info http://www.thebodyshop-film.com http://www.thebodyshop-film.com/ Designed by http://www.sevence.de http://www.sevence.de/ image002.jpgattachment: thinkactchange_low.jpg
CiKEAS Alquran Suci Sulit Diungkap
Refleksi: Untuk menjadi suci saja sulit, apalagi mau diungkap, terkecuali yang berlagak suci dengan lidah bersepuhan emas air kata-kata. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/102007/17/0204.htm Pola Pengajarannya Tertutup Alquran Suci Sulit Diungkap BANDUNG, (PR).- Meski sudah mewawancarai empat korban aliran Alquran Suci, Tim Investigasi Aliran Sesat (TIAS) Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) masih kesulitan menyelidiki gerakan dari aliran itu. Alquran Suci menggunakan pola tertutup dan selalu berpindah-pindah tempat sehingga susah diungkap. TIAS FUUI sudah mendapatkan empat orang yang pernah diajak gerakan 'Alquran Suci', tapi belum cukup untuk mengungkap gerakan itu, kata Koordinator TIAS FUUI, Hedi Muhammad, di Bandung, Selasa (16/10). Diberitakan PR (7/10), Achriani Yulvie, mahasiswi semester III Politeknik Pajajaran Bandung warga Jln. Atlas Tengah Kiaracondong No. 2 Bandung, sampai kini belum kembali ke rumahnya. Diduga Yulvie mengikuti kelompok yang mengatasnamakan Alquran Suci. Ada keganjilan dalam kelompok pengajian Alquran Suci itu, di antaranya tidak percaya hadis nabi dan membaca Alquran tidak boleh dilagukan (qiroah). Selain itu, wanita haid boleh pegang Alquran dan diperbolehkan salat tanpa wudu. Ajaran itu juga menekankan bahwa harta dan raga harus dikorbankan untuk ajarannya tersebut. Lebih jauh, Hedi mengatakan, empat saksi yang pernah didekati dan diajak Achriani Yulvie untuk masuk dalam kelompok Alquran Suci, tiga orang langsung menolak karena Yulvie tidak memberitahu siapa imam atau pemimpin kelompok tersebut. Mereka enggan bergabung dengan kelompok yang dianggap belum jelas, katanya. Sedangkan seorang lagi sempat mengikuti Yulvie, namun kemudian keluar karena diminta uang Rp 500.000,00 sebagai mahar masuk kelompok tersebut. Kelompok 'Alquran Suci' baru akan memberitahu imamnya kalau anggota sudah dibaiat sehingga sudah terikat dengan aturan-aturannya, kata Hedi. Kesulitan TIAS FUUI, kata Hedi, masih kesulitan menemukan orang yang pernah masuk dan sudah dibaiat kelompok Alquran Suci. Kalau sudah ada korban yang sudah dibaiat, pola gerakannya bisa kita ketahui. Kami akan terus mencari korban-korban 'Alquran Suci', ujarnya. Kesimpulan sementara TIAS FUUI, kelompok Alquran Suci dibentuk oleh orang-orang yang membenci Islam dengan memasukkan pemahaman sesat dan merekrut generasi muda Islam. Dalihnya memurnikan kembali Alquran dengan tidak memercayai hadis Nabi Muhammad saw. Pola gerakan seperti ini dilakukan pada zaman sebelum reformasi, kata Hedi. (A-71
CiKEAS Cisumdawu, Apa Kabarmu Kini?
Refleksi: Makin tua makin lambat, biar lambat asal selamat, itulah pedoman utama sistem transportasi NKRI untuk abad 21. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/102007/17/0902.htm Cisumdawu, Apa Kabarmu Kini? Oleh Prof. Dr. Ir. SUTARMAN, M.Sc. JALAN raya antara Bandung dan Sumedang sepanjang 45 km, merupakan segmen jalan arteri antara Anyer (Banten)-Panarukan (Jawa Timur) berjarak total 1.000 km. Dibangun pada awal abad ke-19 saat pemerintahan Hindia Belanda, dengan Gubernur Jenderal Daendels. Sejarah mencatat bahwa terdapat kejadian monumental terjadi pada projek poros antara Bandung dan Sumedang, karena terdapat segmen jalan (hanya 2 km) yang disebut Cadaspangeran. Pada segmen tersebut jika diukur dari kemampuan teknologi saat itu memiliki tingkat kesulitan tinggi sehingga durasi projek menjadi lama walaupun sudah menerapkan sistem kerja paksa, sehingga korban jiwa masyarakat Sumedang tidak bisa terhindarkan. Kini sudah 200 tahun umur jalan raya sepanjang 1.000 km tersebut berfungsi melayani masyarakat Indonesia. Jalan tersebut telah berperan sebagai urat nadi dalam menggerakkan arus barang dan orang sehingga jalan arteri ini diposisikan sebagai jalan yang memiliki fungsi kritis. Dengan kata lain jika terjadi sesuatu pada poros ini akan berakibat sensitif terhadap sektor ekonomi rakyat. Ruas jalan sepanjang 45 km antara Bandung-Sumedang kini bukan lagi ruas yang nyaman untuk dilalui. Waktu tempuh rata-rata sampai dengan dekade '80-an adalah 1 jam, dekade '90-an 1,5 jam, dan kini memasuki awal abad 21 sudah mencapai 2 hingga 2,5 jam pada kondisi peak hour, sebuah fenomena perjalanan yang sudah tidak lagi dinyatakan nyaman. Dengan kata lain,bahwa tingkat pelayanan sistem transportasi jalan raya ruas Bandung-Sumedang sudah terdegradasi, adapun penyebabnya antara lain. Pertama, hingga pertengahan dekade '90-an titik yang mengalami penyempitan terletak pada segmen Cadaspangeran, tetapi sekarang titik itu sudah mengalami pelebaran yang sangat baik sehingga arus lalu lintas menjadi lancar. Namun, kemacetan lalu lintas saat ini lebih disebabkan oleh tata guna lahan (land use) di kawasan Jatinangor yang kurang terencana sehingga banyak sistem aktivitas yang muncul di sepanjang ruas ini. Kawasan Jatinangor yang terletak 25 km ke arah Timur Bandung merupakan kawasan pendidikan yang memiliki jumlah mahasiswa terbanyak di Jawa Barat (bahkan mungkin di Indonesia) di kawasan ini terdapat 4 buah perguruan tinggi yaitu IPDN, Ikopin, Unwim, dan Unpad, dengan puluhan ribu mahasiswa sebagai penghuni siang, dan sebagian penghuni tetap (kos). Akan halnya sebuah sistem aktivitas, kawasan Jatinangor telah menjelma sebagai pembangkit perjalanan (trip generation) dari dan ke kawasan tersebut, dan serta-merta menciptakan kebutuhan turunannya (derived demand), seperti kios, rumah makan, terminal, mal, bank, SPBU, toko buku, wartel, warnet, dan tempat hiburan, dengan demikian kawasan ini sudah berperan ganda karena selain sebagai trip generation juga sekaligus berperan sebagai penarik perjalanan (trip attraction), maka jalan raya pada segmen ini telah mengalami beban sangat berat. Mengingat tidak seimbangnya kapasitas sistem transportasi dengan sistem aktivitas di kawasan ini, fenomena alamiah yang pasti muncul adalah kemacetan lalu lintas (traffic jam). Kedua, kawasan Bandung metropolitan sebuah kawasan yang menjadi tujuan berbagai kepentingan karena selain statusnya sebagai pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat, juga sebagai pusat industri, jasa, niaga, wisata, dan pendidikan, maka derasnya arus barang dan orang dari dan ke arah Timur Bandung menjadi tak terbendung, baik yang commuter trip maupun temporary trip. Ditambah pada saat ini industri-industri di kawasan Bandung telah melakukan konversi energi dari bahan bakar minyak ke batu bara, sedangkan batu bara yang berasal dari Kalimantan tersebut diangkut menuju Bandung dari Pelabuhan Cirebon, dengan menggunakan ratusan tronton yang memiliki daya angkut hingga 30 ton, maka kelambatan bahkan kemacetan lalu lintas pada jalur ini sudah menjadi pengalaman buruk berkendara yang selalu dirasakan para pengguna jalan. Ketiga, jalan tol Purbaleunyi sudah berperan penting dalam melancarkan arus lalu lintas dari Jakarta dan sekitarnya yang akan menuju Timur lewat jalur tengah, dan derasnya arus kendaraan tersebut dipastikan membebani poros jalan Bandung-Sumedang. Sehingga kinerja pelayanan jalur arteri pada segmen jalan ini sudah mencapai pada titik nadir. Upaya menyelesaikan masalah lalu lintas pada segmen Bandung-Sumedang terdapat dua pendekatan, yaitu melalui (1) perbaikan traffic management yang menjadi tanggung jawab Departemen Perhubungan, dan (2) pembangunan infrastruktur, menjadi tanggung jawab Departemen Pekerjaan Umum. Perbaikan pelayanan transportasi melalui pendekatan traffic management adalah mengoptimalkan fasilitas yang ada dan bisa dilakukan jika masalah lalu lintas yang dihadapi masih dalam
CiKEAS Semester I Rp40 Triliun!
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2007101702281116 Rabu, 17 Oktober 2007 BURAS Semester I Rp40 Triliun! H.Bambang Eka Wijaya: GANASNYA penyimpangan tampak dari hasil pemeriksaan BPK--Badan Pemeriksa Keuangan--atas 362 laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) semester I 2007, dana Rp40,41 triliun digunakan tak sesuai peruntukannya hingga jadi pemborosan dan merugikan keuangan negara! tegas Umar. Menurut Kepala BPK, penggunaan dana itu tidak mengikuti aturan dan tidak memberikan manfaat! (Kompas, 11-10) Itu baru satu semester dan belum semua 450-an kabupaten-kota diperiksa! sambut Amir. Jika semua LKPD diperiksa genap satu tahun anggaran, bisa lebih spektakuler lagi! Bisa ditebak, daerah-daerah yang bandel tak mengirim LKPD ke pusat meski diancam stop DAU-nya, kinerjanya lebih buruk! ujar Umar. Aneh, dari waktu ke waktu pengelolaan keuangan daerah kian memburuk terus! Itu pertanda semakin lemahnya kontrol baik internal maupun eksternal! sambut Amir. Di internal, kelemahannya malah sistemik! Bawasda, bawahan kepala daerah! Tugasnya pun cuma jadi penjaga kepentingan eksklusif kepala daerah! Jika kepentingan itu berjalan mulus di suatu dinas, apa pun yang terjadi di instansi itu dinilai wajar! DPRD juga, yang oleh UU dijadikan bagian dari Pemda, hingga kontrolnya internal, malah memanfaatkan fungsi kontrolnya sejak perencanaan APBD untuk berbagi porsi dengan eksekutif untuk tak saling mengganggu ancak mereka! Dengan begitu kontrol internal lokal bukan hanya lemah, tapi malah lumpuh! tegas Umar. Sedang kontrol internal lain, BPKP sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat, dalam prakteknya juga relatif tolerable, temuan dan follow up-nya kurang menggigit! Dari situ tumpuan tinggal pada kontrol eksternal, khususnya BPK! timpal Amir. Selama ini temuan BPK lumayan, cuma kurang efektif karena BPK bukan eksekutor, tapi cuma kepanjangan tangan dari fungsi kontrol DPR! Sementara DPR juga bukan eksekutor, cuma meneruskan materi temuan BPK kepada eksekutif untuk perbaikan! Dengan begitu secara formal hasil kerja BPK juga kurang bergigi! tukas Umar. Memang, masih ada polisi, jaksa dan KPK yang bisa menyidik temuan BPK Tapi, karena kepala polisi dan kepala jaksa di daerah anggota Muspida--sekandang dengan kepala daerah--sedikit sekali kepala polisi dan jaksa yang tega menyingkap kasus kepala daerah dan jajarannya! Sedang KPK, akibat keterbatasan tenaga, selektif sekali memilih kasus daerah--tak sebanding dengan sebaran krisisnya! Masih ada kekuatan kontrol eksternal, pers dan LSM! lanjut Amir. Pers, selain secara umum di daerah lemah dalam investigative reporting, juga kandas oleh ketertutupan instansi pemerintah--meski reformasi zaman keterbukaan! Pers hanya bisa menyiarkan temuan BPK, tak lebih! Tak beda LSM, hanya bisa bertindak sebagai pressure group! Demikianlah, hari demi hari rakyat semakin imun pada penyimpangan yang kumulasinya terus menggunung! tegas Umar. Semua itu akan berlanjut jika sistemnya tak diperbaiki dengan sanksi tegas dari atas--seperti penghentian DAU--serta keterbukaan tetap sebatas retorika! Sedih, BPK menemukan penyakit, kita tak bisa berbuat apa-apa! ** bening.gifburas.jpg
CiKEAS Jenderal TNI (Purn.) Wiranto: Jabatan adalah Alat Melakukan Kebajikan
Jenderal TNI (Purn.) Wiranto: Jabatan adalah Alat Melakukan Kebajikan Oleh : Irwan Sutjipto 17-Okt-2007, 14:49:58 WIB - [www.kabarindonesia.com] KabarIndonesia - Joseph W. Prueher, Panglima Komando Pasukan AS di Pasifik, pada 1998 menuliskan Untuk Jenderal ketahui, kekaguman saya kepada Jenderal begitu besar karena Jenderal telah berhasil menciptakan suatu kondisi dan melaksanakan peralihan kepemimpinan dengan tertib di Indonesia dan dengan cara yang selalu berpijak kepada konstitusi. Padahal, sebulan yang lalu hanya beberapa orang saja yang berpikiran bahwa Jenderal akan mampu melaksanakannya. (Dari catatan Jenderal Purnawirawan Wiranto, Bersaksi di Tengah Badai, 2004). Ini adalah satu kutipan untuk menunjukan bahwa lelaki bersuara emas ini tidak hanya populer di dalam negeri, tapi juga dikenal baik oleh berbagai kalangan di luar negeri. Tokoh yang satu ini memang sudah tidak diragukan lagi kepopulerannya. Terlahir sebagai anak keenam dari sembilan bersaudara dengan nama Wiranto di Yogyakarta pada 4 April 1947. Ayahnya, RS Wirowijoto, adalah seorang guru sekolah dasar, dan ibunya bernama Suwarsijah. Pada usia sebulan, bayi Wiranto dibawa pindah oleh orang tuanya ke Surakarta akibat agresi Belanda yang menyerang kota Yogyakarta. Di Surakarta inilah ia kemudian bersekolah hingga menamatkan Sekolah Menengah Pertama. Di usia sekolah, suami dari Hj. Rugaiya Usman, SH ini menekuni ilmu arsitektur agar kelak menjadi seorang arsitek. Namun, akibat kekurangan biaya pendidikan untuk meneruskan belajar arsitektur ke tingkat yang lebih tinggi, maka ia akhirnya memutuskan untuk masuk Akademi Militer Nasional di Magelang dan menamatkan program pendidikan militernya pada tahun 1968. Selepas pendidikan AMN, ia kemudian ditugaskan di Sulawesi Utara. Wiranto memulai karirnya dari menjabat sebagai Komandan Peleton hingga nantinya menjadi Komandan Bataliyon Infantri di propinsi ini pada tahun 1982. Perjalanan karir purnawirawan TNI yang hobi bermain bulu tangkis itu semakin bersinar ketika ia dipindahkan ke Markas Besar TNI selama dua tahun, sebelum akhirnya bergabung di Kostrad sebagai Kepala Staf Brigade Infantri IX Jawa Timur. Dua tahun di sana, pada 1987 ia dialihtugaskan kembali ke Jakarta sebagai Deputi Asisten Operasi Kepala Staf Kostrad. Setelah menjadi Ajudan Presiden pada 1989-1993, berturut-turut kemudian mantan Perwira Tinggi yang telah menelurkan beberapa album solo lagu-lagu perjuangan Indonesia, ini menjabat sebagai Kepala Staf Kodam Jaya, 1993-1994, Panglima Kodam Jaya, 1994- 1996, Panglima Kostrad, 1996-1997, Kepala Staf TNI-AD, 1997-1998, dan akhirnya mencapai karir militer tertinggi sebagai Panglima TNI pada Februari 1998 yang dijabat sampai 1999. Menilik posisi-posisi penting yang diemban tersebut pada tahun-tahun genting perpolitikan di negara ini, maka tidak heran jika ia adalah salah satu tokoh paling penting dan menentukan arah perjalanan negara Indonesia kala itu. Banyak orang berspekulasi tentangnya, tapi sejarah telah membuktikan bahwa Wiranto hadir di saat yang tepat bagi suatu pergeseran dramatis bangsanya. Bagaimana tidak, kehadirannya mengawal pergolakan hebat di panggung politik Indonesia yang sedang dilanda krisis ekonomi yang tentu membawa implikasi dan biaya sosial yang tinggi, telah memberikan warna tersendiri bagi peralihan sebuah rezim kepada pemerintahan baru yang secara umum dapat dikatakan berjalan baik, lancar, terhindar dari keadaan chaos yang amat dikuatirkan semua kalangan. Wiranto juga berhasil meredam kepentingan dan ambisi pribadi dan kelompoknya dalam situasi sulit bagi Soeharto di masa keruntuhan pemerintahannya. Padahal, jika ia mau, Wiranto sangat mungkin menjadi rezim diktator berikutnya dengan memanfaatkan instruksi presiden tentang KOPKKN (Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Nasional) yang oleh banyak pihak dapat disamakan dengan Supersemar, surat sakti yang telah digunakan Soeharto menumbangkan Soekarno di tahun 1966. Pada titik-titik itu, sesungguhnya Wiranto telah mengukir karyanya di lembaran sejarah negeri ini. Ia telah melakukan pilihan yang sulit secara tepat, sehingga Indonesia terhindar dari model pemerintahan otoritarian militer seperti yang terjadi di Myanmar baru-baru ini. Peran aktifnya di lingkungan pemerintahan nasional yang kemudian masih berlanjut hingga ke kepemimpinan pasca orde baru, yakni Kepreseidenan BJ. Habibi, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarnoputri, menunjukan betapa komitmen dan kecintaan Wiranto amat besar untuk keselamatan dan keutuhan negara Indonesia. Dari perjalanan hidup sebagai seorang militer sejati, dengan berbagai lika-liku persoalan negara yang dihadapi Wiranto, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Hanura (Partai Hati Nurani Rakyat), teramat banyak hal yang dapat didengar dan dipelajari untuk menjadi sebuah refleksi hidup setiap anak bangsa ke masa depan. Berikut ini adalah penuturannya kepada Redaksi KabarIndonesia tentang
CiKEAS DPR Tak Ingin Bangun Sistem Politik yang Sehat
Refleksi: Ada ucapan yang mengatakan: Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat . Jiwa sehat adalah landasan kapabelitas guna membuat hal-hal yang sehat, tetapi kalau tidak sehat jiwanya, tentu sekali apa yang diciptakan pun tidak sehat, jadi tak aneh apabila DPR itu disebut Dewan Penipu Rakyat. http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/17/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Pertahankan Syamsul Bahri DPR Tak Ingin Bangun Sistem Politik yang Sehat [JAKARTA] Sikap DPR dan Partai Golkar khususnya mempertahankan Syamsul Bahri yang sudah ditetapkan sebagai tersangka menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan tidak adanya kemauan politik di kalangan anggota dewan untuk membangun sistem politik yang sehat dan baik di Indonesia. Buktinya mereka mengutamakan pertimbangan politik dalam memilih anggota komisi. Padahal, seharusnya dalam memilih anggota komisi, yang diutamakan adalah pertimbangan etis dan moral. Pendapat itu dikemukakan Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Tommy A Legowo kepada SP di Jakarta, Rabu (17/10). Dia ditanya seputar polemik terpilihnya Syamsul Bahri sebagai anggota KPU, padahal sudah ditetapkan sebagai tersangka. Menurut saya, memang mencurigakan pembelaan atau dukungan Golkar terhadap Pak Syamsul ini. Sebab begini, memang tidak bisa dilepaskan kepentingan-kepentingan politik partai terhadap anggota KPU. Tetapi kalau itu menjadi dasar bagi keputusan menentukan calon anggota KPU terpilih, itu akan berbahya. Sebab taruhannya adalah KPU yang nanti menyelenggarakan pemilu secara netral itu bisa sangat terpengaruh oleh kepentingan partai ini, papar Tommy. Menurut dia, kalau pertimbangan seperti itu yang menjadi faktor penentu terpilihnya anggota KPU maka akan terjadi semacam timbal balik yang harus dilakukan anggota KPU terpilih kepada partai politik yang mendukungnya. Timbal balik seperti ini bisa mengganggu proses penyelenggaraan pemilu yang fair. Prinsipnya memilih anggota komisioner harus mengacu pada pertimbangan moral dan etik daripada pertimbangan politik, imbuhnya Mengutamakan pertimbangan politik hanya akan membuat negeri ini semakin hancur. Dengan mempertahankan Syamsul Bahri, misalnya, semakin jelas DPR tidak mempunyai komitmen yang kuat untuk membangun politik Indonesia yang sehat. Sebab pada dasarnya komisi-komisi itu dibentuk untuk mengimbangi lembaga-lembaga negara konvensional yang sudah tidak dipercaya publik. Jadi, seharusnya anggota-anggota komisi, termasuk KPU, tidak boleh diisi oleh orang yang bermasalah, sekecil apa pun kesalahannya. Orang-orang seperti ini tidak boleh duduk sebagai anggota komisi. Kelihatannya DPR tidak lagi menggunakan pertimbangan moral dan etik dalam memilih anggota komisioner. Ini sangat berbahaya. Seharusnya calon anggota komisi yang punya cacat sedikitpun harus dicoret. Jadi kalau ada anggota komisi bermasalah, itu berarti mendelegitimasi komisi itu sendiri, ujar Tommy. Menurut dia, kunci penyelesaian masalah ini ada di DPR sendiri. DPR harus berani mengoreksi keputusan mereka sendiri atau tidak. Sebab, keputusan mereka meloloskan Syamsul Bahri sebagai anggota KPU ternyata salah. Keberanian tersebut akan mengubah wajah politik Indonesia di masa mendatang. Sementara itu, Juru Bicara yang juga Kepala Pusat Penerangan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) Saut Situmorang secara terpisah di Jakarta, Rabu (17/10) menjelaskan, pemerintah tidak mempersoalkan keputusan DPR soal anggota KPU terpilih. Yang dilakukan pemerintah adalah menanyakan proses uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap 21 calon anggota KPU di DPR beberapa waktu lalu. Komunikasi dengan DPR yang dibangun pemerintah itu bermaksud menanyakan pernyataan atau dialog calon terpilih, terutama Syamsul Bahri, dengan Komisi II DPR saat uji kepatutan dan kelayakan tersebut. Apa yang dilakukan pemerintah itu sama persis dengan apa yang dilakukan DPR saat 21 nama calon anggota KPU diserahkan ke DPR. Saat itu, Theofilus Waimuri dipersoalkan karena pernah menjadi calon anggota DPR Partai Demokrat dari daerah pemilihan Papua. Mendagri Mardiyanto dimintai menjelaskan proses seleksi yang dilakukan tim seleksi di Komisi II DPR. Klarifikasi yang dilakukan pemerintah pascapemilihan tujuh nama anggota KPU oleh DPR penting agar Presiden tidak salah mengambil keputusan. Dengan proses klarifikasi seperti itu diharapkan Presiden akan mengambil keputusan yang baik. Satu hal yang pasti, apa yang dilakukan pemerintah ini tetap dalam kerangka waktu yang diamanatkan UU No 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu, yakni lima hari kerja. Ingat, tidak terhitung libur Idul Fitri ya. Jatuh tempo lima hari kerja yang diamanatkan undang-undang itu adalah hari Rabu pekan depan, kata Saut. [A-21] Last modified: 17/10/07
Re: CiKEAS David Copperfield Siap Menyihir
Apanya yang menggangu? Apakah David Coperfield bukan ilisionist? - Original Message - From: BisnisCenter To: CIKEAS@yahoogroups.com Sent: Thursday, October 18, 2007 12:25 AM Subject: RE: CiKEAS David Copperfield Siap Menyihir koq.. mengganggu sih mas? malah mereka ingin belajar dari david gimana caranya menghilangkan 'syirik, 'perzinahan dan kekafiran dari bumi tercinta namun apa daya, karena tiket masuknya rada mahal, nga sesusai dengan honer yg mereka terima -- From: CIKEAS@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Sunny Subject: CiKEAS David Copperfield Siap Menyihir Refleksi: David Copperfield adalah seorang ilioninist, yang kalau diartikan dalam istilah surgawi, dia adalah ahli ilmu sihir Mensyihir melanggar hukum Illahi. Sebagai ahli nujum atau ilmu sihir tentu banyak yang menentang ilmu demikian. Semoga para penonton dapat menikmati pertunjukannya tanpa digangu oleh barisan garis depan surgawi FPI. Selamat menikmati! http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/17/Hiburan/hib01.htm SUARA PEMBARUAN DAILY David Copperfield Siap Menyihir Indonesia . Internal Virus Database is out-of-date. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.476 / Virus Database: 269.13.28/1023 - Release Date: 9/22/2007 1:27 PM -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.14.13/1074 - Release Date: 10/16/2007 2:14 PM
CiKEAS Mr. and Mrs. Bin Laden Back Together!
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=102545d=18m=10y=2007pix=kingdom.jpgcategory=Kingdom The Middle East's Leading English Language Daily Thursday 18 October 2007 (07 Shawwal 1428) Mr. and Mrs. Bin Laden Back Together! Siraj Wahab, Arab News - JEDDAH, 18 October 2007 - Omar Bin Laden, the 27-year-old son of Osama Bin Laden, is said to be back with his 51-year-old British wife, Jane Felix-Browne, who now uses the Muslim name Zaina Muhammad. They are currently living together in Europe, most likely in the south of France, said a report in Asharq Al-Awsat, a sister publication of Arab News. In a phone interview with the newspaper's Muhammad Shafey on Tuesday, Omar said he had just completed shooting a documentary with Zaina for the BBC which is to be aired in December this year. In the documentary, the fourth son of Bin Laden recounts the story of his involvement with the British grandmother after they met horseback riding at Egypt's Pyramids last September. Omar, a Jeddah-based scrap metal dealer who last met his father in Afghanistan in 2000, said he had a message to relay to the world about his religion. Islam is not a personal matter; neither is it a national goal; it is universal, comprehensive and eternal. All the prophets and messengers have strived toward peace and built its foundation, but it could not have been complete without Prophet Muhammad's message. Zaina did confirm to Asharq Al-Awsat that Omar had filed for divorce while she was performing Umrah recently. But it was invalid from a legitimate standpoint because he was forced to do so by his family. Zaina acknowledged that she was presently living under special circumstances with the man she had chosen. Omar did not divorce me because I am faithful and he understands me. We are living a life of joy, virtue and dignity, Asharq Al-Awsat quoted her as saying. However, she refused to disclose the location of the European city in which they are living. I do not want to be hounded by the media and photographers who will transform our tranquil life into a living hell, she said. The newspaper ran a recent picture of the two sitting at a large table in an unidentified location. Zaina revealed that she was applying the final touches to the import-export company that she was starting with her husband in an unnamed European capital. She stated that they were in the process of looking for a commercial partner from the Gulf region. Omar described his marriage as good and strong despite the considerable age gap between the two. Zaina described her husband as her closest friend and said they had many things in common. Omar is incredibly kind and wonderful and represents all the noble characteristics of a true Arab, she said. His heart is pure and he is a forthright, calm and noble man in every sense of the word. Omar was already married with a two-year-old child when he met Zaina. In an earlier interview with Asharq Al-Awsat, Zaina said she had asked for a divorce after spending two weeks with her son at Bin Laden's guest house in Jeddah. She cited pressures from her husband's family as the reason. She performed Umrah with Omar and said that it had made their relationship much stronger. I love Omar enough to know that I will never leave him. I cannot live without him; his love runs in my veins, Zaina added. pixel.gif
CiKEAS Flirting Husbands and Their Wives
http://www.arabnews.com/?page=13section=0article=102557d=18m=10y=2007 The Middle East's Leading English Language Daily Thursday 18 October 2007 (07 Shawwal 1428) Flirting Husbands and Their Wives Haya Al-Manie, Al-Riyadh - One of my readers agreed to talk about her problem which is common to many other women. She said her husband has more than one telephone and that he is open about some while remaining secret about others. His secret phones are, of course, used to assist him in his hidden agenda of flirting and infidelity. It seems that many married men in their late 40s and 50s - many of whom have teenaged children - are living teenage dreams of romance and promiscuity. You would be surprised to learn how many women complain about this behavior on the part of their husbands. Some of the women know exactly what is going on and they spy on their husbands to keep abreast of their latest love adventures. They know the details and all about the dual lives their husbands are leading. One woman told me that her husband married another woman in a misyar relationship. He never told her but she knows he is having a terrible time since he learned that his misyar wife is pregnant. The wife eavesdrops on his conversations with his mistress when he uses his secret telephone. She used to hear him sweet-talking the other woman but now she hears him threatening divorce if the misyar woman doesn't abort her pregnancy. Another woman said that her husband had made up a completely false story in order to gain the sympathy of his new love. He told the new woman that his wife was severely ill and that she had urged him to find a new wife. He expressed how sorry he felt for his wife and said that even after he married the other woman, he would still honor his first wife by allowing her to remain in the house with her children. This woman told me that she is pretending to know nothing but that she plans to throw him out when he marries the other woman since all the property is in her name, even his car. A third woman said her husband was very well known for his multiple mobiles. He told her that one phone was only to return his mother's phone calls so it is around his neck 24/7. At one point, the wife grabbed the phone from her husband, saying she wanted to speak to her mother-in-law. To her surprise, the mother-in-law had grown younger and sounded very alluring and tempting! What a strange world. At first, I didn't want to believe what these women told me and I thought they were exaggerating. I do know that some women enjoy painting bad pictures of their husbands and exposing them in front of strangers if the men don't fulfill all their needs even if the need is only for buying some nail polish. I don't think that a man would have affairs behind his wife's back unless he was ashamed and he knew that it was wrong. However, this is unacceptable, unjustified and immoral behavior. On the other hand, others believe that getting married secretly is harmless as long as there is a legal marriage contract. I say that a man keeps something secret only because he knows that his family would disapprove, and knows deep down inside that his behavior was wrong. But what disgusts me is that some men stay married in order to enjoy their wives' incomes even if they are miserable and unhappy and are always looking for different partners. They keep their secret phones handy so that they can get the best of the two worlds. Once a person loses respect for oneself, he may do anything and by doing so, he is no different from an animal. pixel.gif
CiKEAS [EMAIL PROTECTED] has invited you to have a 3D avatar chat
From: angel Avatar: Guest_angelmichael69 To: Cikeas Hey Cikeas,angel has added you as a friend on IMVU. Is angel your friend? nbsp; Please respond or angel may think you said no :) IMVU is the world's greatest 3D chat! Dress up your Avatar with 3D clothes. Chat with your friends amp; meet new ones. Decorate your own 3D Room with furniture. FREE to download amp; use!http://www.imvu.com Copyright copy; 2006-2007 IMVU, Inc. 411 High Street, Palo Alto, CA 94301. This email was sent via IMVU by angel ([EMAIL PROTECTED]) to [EMAIL PROTECTED] If you want to prevent any future emails from IMVU, you can remove yourself by pointing your web browser to http://www.imvu.com/catalog/web_nonregisteredoptout.php?code=1c5887[EMAIL PROTECTED] Your unsubscribe confirmation code is 1c5887
CiKEAS Judi Pembawa Cum Laude
http://www.gatra.com/artikel.php?id=108767 Judi Pembawa Cum Laude Ulama menentang judi, pendeta dan pastur pun menolaknya. Perjudian dilihat sebagai penyakit sosial yang terlarang menurut kaidah agama samawi. Hukum Indonesia tegas pula menyatakan judi sebagai tindak pidana. Namun, karena telanjur jadi bagian dari pranata sosial, ia sulit diberantas. Perjudian berlangsung sembunyi-sembunyi (ilegal), dan sering diselenggarakan atas persetujuan dan sepengetahuan fihak berwenang. Perjudian tidak cuma dipandang sebagai penyakit sosial. Ia pun tergolong tindak pidana menurut lima undang-undang (UU), termasuk di antaranya KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana). Ia dianggap pembawa penyakit ekonomi pula. Judi diyakini sebagai sumber penyebab (predicate offence) maraknya tindak pidana pencucian uang, seperti disebut dalam UU Nomor 25 Tahun 2003. Lantas, apa pula implikasi hukum penetapan perjudian sebagai predicate offence tadi terhadap pencegahan pidana pencucian uang di Indonesia? Dan apa pula implikasinya kepada pendapatan negara? Kajian masalah itu, termasuk di dalamnya kebijakan hukum pidana dalam menghadapi perjudian, menjadi materi pokok disertasi M. Aziz Syamsuddin di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung. Dalam sidang terbuka 14 September lalu di Bandung, M. Aziz, 37 tahun, mantan Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta, yang kini menjabat sebagai anggota DPR-RI dari Fraksi Golkar, dinyatakan lulus. Ia meraih predikat cum laude. Desertasinya sendiri berjudul Kegiatan Perjudian Sebagai Predicate Offence Tindak Pidana Pencucian Uang Dalam Sistem Hukum Pidana di Indonesia. Dalam meneropong kasus pasal judi ini, anggota Komisi III DPR itu menggunakan prinsip hukum utilitarianisme, yang antara lain menyebutkan usaha legislasi itu ditujukan bagi emansipasi individu dari kekangan konstitusional serta ketidakadilan, dan kekuasaan harus mengabdi pada kepentingan khalayak. Adanya negara dan hukum hanya demi manfaat sejati, yakni kebahagiaan rakyat. Berangkat dari azas utilitarianisme itu, Azis mempertanyakan manfaat UU Perjudian yang disebutkan tak lagi sejalan dengan semangat pluralisme, transparansi, supremasi hukum, dan demokratisasi yang saat ini sedang berkembang dalam masyarakat Indonesia. Pada hemat kader partai beringin itu, ada ketertinggalan pandangan (paradigma) atas masalah perjudian. Pasalnya, dalam kenyataannya, tak semua masyarakat punya pandangan yang seragam. Pada realaitasnya, kata Azis, pelarangan judi tidak efektif. Omzetnya terus menggunung. Karena itu, ia menyatakan bahwa urusan judi tak perlu dilihat sebagai hal baik atau buruk, melainkan cukup diatur agar memberi manfaat besar bagi masyarakat luas melalui pajak yang ditarik sebagai pendapatan negara. Pada saat yang sama, di negera lain, judi tidak dipandang sebagai perbuatan pidana, dan hal itu berpengaruh terhadap perkembangan sosial di Indonesia. Belum lagi adanya potensi pemasukan dari perjudian ke kas negara yang bisa digunakan untuk kepentingan publik. Maka, yang diperlukan adalah paradigma bahwa perjudian itu perlu diatur agar benar-benar memberi manfaat bagi publik. Bertitik tolak dari pandangan tersebut, Azis mengatakan diperlukan perubahan cara pandang baru pada perjudian, dari pendekatan represif menjadi preventif. Dalam konteks ini, Azis merujuk teori hukum pembangunan, dengan mengutip pendapat Prof. Mochtar Kusumaatmadja, yang menyatakan bahwa hukum harus dipandang sebagai sarana pembaruan masyarakat. Meski hukum dibangun untuk menciptakan ketertiban, ia harus memberi ruang gerak untuk perubahan, bukan malah menghambat pembaruan demi mempertahankan nilai-nilai lama yang sudah ditinggalkan. Dengan mengusung tema diskriminalisai (pelagalan) judi itu, jelas Azis memasuki ruang kajian yang sentitif. Peraih master bidang pasar modal dari University of Western Sydney, Australia (1998) itu tertarik mengambil tema judi itu, karena ia melihat potensinya sebagai sumber pemasukan negara. Sementara itu, sebagai orang politik, dia tahu bahwa anggaran negara selalu keteteran untuk mengongkosi kebutuhan rakyat. Saya prihatin melihat kesulitan rakyat kecil di daerah-daerah terpencil, ujar Azis. Banyak rakyat yang tak berani berobat ke rumah sakit karena lebih cemas pada biaya yang harus ditanggung katimbang penyakitnya sendiri. Melalui pajak yang dari judi, pemerintah bisa memberi kesejahteraan lebih besar bagi rakyat, ujarnya pula. Tapi, ia tahu bahwa hukum di Indonesia seperti mengunci mati ruang judi, meski secara ilegal ia terus bertahan. Bagi etnis tertentu, seperti Tionghoa, Bali, serta sebagian Manado dan Batak, judi itu tradisi. Meski dilarang mereka tetap akan melakukannya, kata ayah dua orang anak itu kepada Sujud Dwi Pratisto dari Gatra. Toh, larangan itu ditabrak juga. Tahun 2005 lalu, misalnya, Kejaksaan Agung melaporkan sedang menangani 6.682 kasus judi. Bagi yang tak mau terbelit perkara, ya berjudi ke luar negeri. Pada tahun 2002, sekitar