CiKEAS Akhlak Menyapa Orang lain
Akhlak Menyapa Orang lain By: agussyafii Dan hamba-hamba Alloh Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. QS Al Furqaan 63. 1. Berteriak memanggil orang dari jarak yang jauh di jalan-jalan, di pasar atau di tempat-tempat publik lainnya bukan satu sikap yang bijak. Adalah lebih baik untuk mendekatinya lebih dulu sebelum menyapanya. 2. Orang boleh dipanggil baik dengan namanya atau nama keluarganyanya 3. Memanggil guru atau kedua orang tua tidak boleh dengan menyebut namanya, karena itu menjadi ciri kekurangajaran. 4. Meringkas atau mengurangi sebuah nama adalah cara yang cocok untuk memanggil orang lain asalkan mereka menyukai panggilan itu. 5. Memanggil orang lain dengan titel tertentu atau nama keluarga harus disetujui sepenuhnya dari orang tersebut. 6. Jika seseorang ingin memanggil seseorang yang tidak dikenalnya, maka yang terbaik baginya adalah memakai istilah-istilah umum, yang tidak bersifat menghina seperti “teman,” atau “saudara.” Wassalam, agussyafii http://agussyafii.blogspot.com
CiKEAS Sistematika Terapi Psikologis Dalam Konseling Psikologi Islam
Sistematika Terapi Psikologis Dalam Konseling Psikologi Islam Oleh: Prof. Dr. AChmad Mubarok MA Seorang klien yang semula mengidap alienasi atau keterasingan diri sehingga ia tidak berani mengambil suatu keputusan untuk melakukan suatu tindakan dan bahkan tidak tahu lagi apa sebenarnya yang diinginkan, dapat dibantu memecahkan persoalannya dengan langkah-langkah sbb. : (a) Diajak memahami realita apa sebenarnya yang sedang dihadapi, misalnya tentang ditinggal mati keluarga, dicerai suami, kehilangan jabatan, kehilangan harta, kehilangan kekasih, sakit yang berkepanjangan, dizalimi orang yang selama ini dibantu dsb., bahwa realita itu adalah benar-benar realita yang harus dihadapi, dan harus diterima, suka atau tidak suka karena itu memang realita. (b) Diajak mengenali kembali siapa sebenarnya dia itu, apa posisinya dan apa kemampuan-kemapuan yang dimilikinya. Misalnya ia harus diingatkan bahwa ia adalah seorang ayah dari sejumlah anak-anak yang membutuhkan kehadirannya, bahwa anak-anak semuanya merindukan dan menyayanginya. Atau misalnya disadarkan bahwa kepandaian yang dimilikinya itu bisa diajarkan kepada orang lain, dan sebenarnya banyak yang membutuhkan dirinya, atau bahwa ia adalah manusia yang sebagai hamba Allah tak bisa mengelak dari kehendak Nya, dan bahwa apa yang dialaminya itu merupakan kehendak Allah yang kita belum tahu apa makna dan hikmahnya. (c) Mengajak klien memahami keadaan yang sedang berlangsung di sekitarnya, bahwa ada perubahan-perubahan yang sedang berlangsung, misalnya perubahan nilai-nilai sosial, perubahan struktur ekonomi masyarakat, perubahan zaman dsb, dan bahwa perubahan itu merupakan sunnatullah yang tidak bisa ditolak, tetapi yang penting bagaimana mensikapi dan mengantisipasinya. (d) Diajak untuk meyakini bahwa Alloh itu Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha pengasih dan Penyayang, dan bahwa semua manusia diberi peluang untuk bertaubat dan mendekat kepada Nya, bahwa ridla Allah adalah tujuan utama dari hidup manusia, bahwa Alloh selalu mendengar doa hamba-hamba Nya, bahwa sifat dengki, iri hati, putus asa adalah tercela dan hanya merugikan diri sendiri, juga bahwa ibadah shalat, puasa, tadarus al Qur'an, haji, bersede¬kah, membantu orang lain dsb, dapat membuat jiwa menjadi tenteram, dan bahwa berbuat kemudian salah itu lebih baik daripada tidak berbuat karena takut salah, dan bahwa niat baik akan mendorong orang berbuat baik. Sumber, http://Mubarok-institute.blogspot.com Wassalam, agussyafii
CiKEAS Kombinasi Wirausaha dan Inovator
= THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] Seri : Membangun Spirit, Demokrasi, Nasionalisme, Kebangsaan dan pruralisme Indonesia . = [Spiritualism, Nationalism Democration Pruralism Indonesia Quotient] MEMPERINGATI 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL, 20 Mei 1908 MERAYAKAN 80 TAHUN SUMPAH PEMUDA, 28 Oktober 1928 MERAYAKAN 60 TAHUN DEKLARASI HAK ASASI MANUSIA-PBB, 10 Desember 1948 Mengenang Iskandar Alisjahbana Kombinasi Wirausaha dan Inovator Kamis, 18 Desember 2008 | 00:56 WIB Oleh : Arifin Panigoro Deru angin, bau segar dedaunan, dan pohon seperti baru kemarin terhirup di hidung. Sesekali udara dingin serasa menembus kulit. Begitulah hari-hari ketika saya duduk di belakang kemudi mengantarkan Pak Iskandar Alisjahbana ke lokasi pembangunan stasiun relai di Tangkuban Perahu pada tahun 1963. Beliau dengan beberapa dosen elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama kalangan pengusaha lain dari Philips Ralin dan Telkom membangun fasilitas relai TV tersebut. Saat itu saya masih duduk di kelas III SMA. Beliau lebih dikenal dengan sebutan Pak Is. Sebenarnya Pak Is adalah teman orangtua saya. Kegiatan pembangunan stasiun rela di Tangkuban Perahu itulah yang mengantarkan saya untuk mengenal sosok Pak Is lebih dalam, dan turut menentukan jalan hidup saya di kemudian hari. Ketika saya lulus SMA, beliaulah yang menyuruh saya untuk memilih jurusan elektro di ITB. Pak Is dikenal luas sebagai seorang dosen, guru besar bidang elektro teknik dan ahli elek- tronika, tetapi pelajaran yang ia berikan tidak berhenti di papan tulis, diktat, dan ruang-ruang kuliah di kampus Ganesha. Di luar berbagai mata kuliah itu yang lebih kuat terekam dari sosok Pak Is adalah ikhtiarnya, yang tidak kenal lelah, untuk mencetak mahasiswa sebagai sosok berkepribadian— meminjam istilah Pak Is — dan berkecerdasan yang utuh. Pribadi yang utuh ini merujuk pada kemampuan si mahasiswa dalam menyerap ilmu pengetahuan di kampus dan menerapkannya pada kehidupan yang bersang- kutan dengan harapan memberi manfaat bagi orang banyak. Bagi Pak Is kepribadian dan kecerdasan utuh itu bisa dicapai dengan membangun semangat entrepreneurship. Contoh tero- bosan inovasi dan semangat ke- wirausahaan itu antara lain melalui gagasannya dalam pem- bangunan stasiun relai di Tang- kuban Perahu tersebut. Dalam sebuah forum sila- turahim Lebaran 1429 H di Bandung, beberapa waktu lalu, Pak Is membuka kunci mengapa ia begitu tergerak memelopori entrepreneurship. Ada penggalan komentarnya yang saya ingat: ”... dalam entrepreneurship ada values yang memberikan apresiasi kepada fairness, competitiveness, dan creativeness.” Values itulah yang Pak Is usung dalam berbagai kesempatan. Dari sisi terobosan teknologi komunikasi, misalnya, Pak Is dikenal sebagai sosok inovator dalam pengembangan teknologi satelit. Indonesia pada saat itu termasuk pionir dalam penggunaan satelit komunikasi di dunia, atas inisiatif dan upaya tak kenal lelah Pak Is, maka Indonesia kemudian menggunakan Satelit Palapa sebagai wahana komunikasi untuk menjangkau berbagai pulau yang tersebar di seantero Tanah Air. Humanis Pak Is juga saya kenal sebagai sosok yang humanis. Ada salah satu peristiwa yang saya tidak pernah lupa. Kejadiannya ber- langsung di dalam kereta api Parahyangan jurusan Jakarta-Bandung. Waktu itu saya sudah kuliah selama delapan tahun di ITB, tetapi belum lulus-lulus juga karena sibuk cari proyek untuk dapatkan uang. Begitu mendengar cerita saya ini, Pak Is lantas menghela napas dan mengatakan, ”Sudahlah Pin, hentikan kerjaankerjaan sampingan kamu seperti ini, cepat selesaikan sekolahmu dulu. Kalau kamu kurang uang nanti saya pinjamkan uang.” Dorongan-dorongan seperti itulah yang membuat saya menjadi tidak pernah lupa dengan sosok Pak Is. Sampai saat-saat beliau sudah lanjut usianya, tidak henti-hentinya Pak Is memberikan dorongan-dorongan kepada yuniornya di kampus, murid-muridnya dan orang-orang muda yang ia temui untuk selalu berusaha lebih kreatif, selalu mencari jalan, rajin mencari terobosan baru, kalau perlu terobosan itu jauh ke depan atau leap frogging untuk kemajuan bangsa dan negara. Dorongan itu kerap Pak Is berikan dalam berbagai cara dan bentuk komunikasi kepada anak-anak muda. Waktu saya sudah menjadi pengusaha yang dianggap berhasil, Pak Is selalu mendorong murid-muridnya dan kadang-kadang saya suka dipakai sebagai contoh pengusaha yang selalu mencari peluang-peluang baru. Memang, dalam berbagai kesempatan yang ada, Pak Is dan saya kerap berdiskusi mengenai energi baru mulai dari angin, tenaga surya, sampai dengan gelombang laut. Cakupan perhatian Pak Is tidak hanya bertumpu pada upaya mendidik anak-anak muda binaannya. Ia juga tidak segan-segan menegur kami, baik dengan nada sebagai guru maupun sahabat. Suatu hari saya menerima telepon, suara Pak Is terdengar marah melihat sampah di
CiKEAS PNS Depag Ditangkap Sedang Mesumi Anak Tiri
Refleksi: Tidak mengherankan, karena yang namanya Departemen Agama [Depag] adalah sarang penyamun. Dalam falsafah penamun bukan saja harta, duit, perhiasan yang disikat, tetapi semua tanpa pandang bulu apa yang senang buat mereka di sikat. Bubarkan Departemen Agama sekarang juga!! http://www.antara.co.id/arc/2008/12/12/pns-depag-ditangkap-sedang-mesumi-anak-tiri/ 12/12/08 05:46 PNS Depag Ditangkap Sedang Mesumi Anak Tiri Jambi (ANTARA News) - Syafaruddin (44), seorang Pegawai Negeri Sipil di Kantor Departemen Agama Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, ditangkap warga di Jambi saat sedang berbuat mesum bersama anak angkatnya berinisial AM (15) di rumah kontrakannya. Kedua pasangan mesum ditangkap warga pada Rabu malam (10/12), pukul 22:30 WIB, di rumah kontrakan tersangka Syafruddin di Jl Yunus RT 02, Kelurahan Handil Jaya Kecamatan Jelutung, kata Kapolsekta Jelutung AKP Zulhir Destrian, Kamis. Keterangan dari saksi warga setempat, kedua pasangan tersebut diduga sudah sering melakukan hubungan suami istri di rumah kontrakan anak tirinya AM yang bersekolah di SMP swasta di Kota Jambi. Warga yang resah dengan perbuatan kedua pasangan mesum itu, akhirnya menangkap basah pada malam hari saat mereka sedang melakukan hubungan suami istri, dan setelah diselidiki keduanya tidak ada hubungan nikah. Menurut warga setempat, AM disekolahkan di Jambi oleh tersangka Syafaruddin yang dalam beberapa bulan terakhir sudah pisah ranjang dengan istrinya dan kini Syafruddin berdinas di Curup sedang istri dan keluarganya di tinggal Jambi, sementara itu anak angkatnya tinggal di rumah kos. Dalam beberapa bulan terakhir tersangka sering pulang ke rumah kos anak angkatnya sehingga terjadinya perbuatan mesum tersebut dan hasil visum rumah sakit menyatakan selaput dara AM mengalami luka robek lama yang diperkirakan sudah sebulan lalu. Kedua tersangka yang ditahan disel Mapolsekta Jelutung guna mempertanggungjawabkan perbuatannya dan hasil pemeriksaan sementara tersangka Syafaruddin dikenakan sesuai pasal 81 ayat 2 UU N0 23 tahun 2002, tentang UU Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.(*)
CiKEAS Pernyataan Sikap DPP PAPERNAS Mengecam Aksi Pembakaran rumah petani Suluk Bongkal oleh pihak PT. AA
PERNYATAAN SIKAP 006/DPP-Papernas/B-II/September/2008 CABUT SK MENTERI KEHUTANAN Nomor 743/Kpts-II/1996 DAN BEKUKAN AKTIFITAS PERUSAHAAN PT. ARARA ABADI USUT TUNTAS, TANGKAP, DAN ADILI SEBERAT-BERATNYA PELAKU PEMBAKARAN RATUSAN RUMAH RAKYAT DI DUSUN SULUK BONGKAL Hari ini(18/12/08), kurang lebih 1000-an orang preman suruhan yang dibayar oleh pihak PT. ARARA ABADI dan dipimpin langsung oleh pihak kepolisian, yaitu direskrim Polda Riau (Alex Mandalika), melakukan penyerangan, penghancuran dan pembakaran rumah-rumah secara membabi buta terhadap masyarakat dusun Suluk Bongkal KM 42-47 desa Beringing kec. Pinggir, Kab. Bengkalis. Penyerangan ini dilakukan dengan dalih bahwa masyarakat yang ada di dusun tersebut adalah masyarakat pendatang, dan untuk itu harus di singkirkan dari daerah tersebut, selain itu masyarakat di dusun tersebut telah dituduh secara sepihak oleh PT.ARARA ABADI bahwa masyarakat tersebut telah melakukan perambahan hutan milik Negara. Berdasarkan data yang kami peroleh, secara histories, dusun Suluk Bongkal termasuk dalam Belsuit yang dipetakan sejak Belanda menjalin kerjasama dengan kerajaan Siak (sekirat tahun 1940), dan sekitar tahun 1959 dibuatlah peta yang mempunyai kekuatan pembagian wilayah memiliki hutan tanah ulayat batin (keabsahan suku Sakal) termasuk di dalamnya wilayah Suluk Bongkal. Masyarakat sulut bongkal dapat hidup berdampingan secara damai dengan penduduk maupun suku-suku di sekitarnya. Kehidupan damai masyarakat terhenti seketika, Takkala menteri kehutanan menerbitkan SK Nomor 743/Kpts-II/1996, yang memberikan hak penguasaan hutan tanam industri di atas tanah hutan seluas ±299.975 kepada pihak PT Arara Abadai (AA). Pada saat itu, dengan pendekatan kekerasan, premanisme, kekerasan senjata, pihak PT.AA mencoba mengusir paksa masyarakat keluar dari tanah dan pemukimannya. Sejak itu, konflik berkepanjangan antara pihak PT.AA dengan masyarakat berlansung tanpa jeda, dan terkadang pihak pemerintah dan kepolisian berada diketiak PT. AA untuk menindas masyarakat. Aksi penyerangan, pembakaran terhadap ratusan rumah warga, yang menyebabkan seorang warga bernama Fitri (2 Th) meninggal karena ketakutan melihat aksi kekerasan, yang dipimpin oleh direktur reskrim POLDA Riau, Alex Mandalika. Tindakan ini berada diluar batas kemanusiaan, tidak dapat ditoleransi oleh akal sehat, dan seharusnya tidak didiamkan oleh pemerintah pusat dan DPR. Beberapa hari terakhir, kita rakyat Indonesia kembali dipertontonkan dengan aksi kekerasan polisi di berbagai tempat; dimakasar mereka menyerbu mahasiswa yang menolak komersialisasi, dan di Riau mereka menyokong pembakaran rumah warga dan menangkap sejumlah aktifis yang membelah rakyat. Bagaimana mungkin KAPOLRI baru berkampanye melawan premanisme, jikalau watak premanisme begitu kental di dalam institusinya? OMONG KOSONG semuanya. Kejadian di Riau ini, semakin menegaskan kepada kita, kepada seluruh rakyat Indonesia, bahwa pemerintahan yang mengabdi kepada pemodal, kepada imperialisme/neoliberalisme, hanya akan menyengsarakan rakyatnya. Pemerintahan seperti SBY-JK tidak akan mau menyinsingkan lengan bajunya untuk melayani rakyat, tapi mau melakukan apa saja untuk melayani kepentingan pemodal, imperialisme-neoliberal. Bagaimana mungkin mereka dapat menciptakan kesejahteraan, menjamin lapangan kerja, memberikan upah layak, jaminan social, dan sebagainya, jika mempertahankan hak-hak hidup rakyat, seperti hak hidup masyarakat sulut Bongkal, mereka tidak sanggup lakukan. Di China, tokoh besar Zhou Enlai, mantan pemau menyerahkan tanah kuburan leluhurnya untuk dijadikan pertanian kepada rakyat, bahkan ia sendiri tak dikubur agar rakyat dapat menjadikan tanah tersebut untuk berproduksi, tapi pemerintahan SBY-JK dan jajarannya di Riau, justru mengusir rakyat dari tanah leluhurnya untuk memberi tempat kepada pemodal untuk memperbuncit perutnya! Berdasarkan Kejadian diatas, DPP Papernas menyatakan sikap sebagai berikut; Pecat, Tangkap, dan adili seberat-beratnya Direktur Reskrim Polda Riau, Alex Mandalika, karena telah dengan sengaja mengarahkan aksi pembakaran terhadap ratusan rumah rakyat, dan menyebabkan kematian seorang warga. Seluruh jajaran Polda riau yang terlibat dalam kejadian ini juga harus dipecat dari kepolisian;Cabut SK Menteri Kehutanan nomor 743/Kpts-II/1996 dan Bekukan sekarang juga aktifitas perusahaan PT.AA karena telah melakukan subversif ekonomi.Kembalikan seluruh tanah rakyat yang telah dirampas PT AA; serta program pembangunan rumah kembali warga yang telah dibakar secara gratis;Bebaskan kawan Fitra, Pengurus KPP-STR Riau dan 30-an warga suluk bongkal yang ditangkap, tanpa syarat.Bangun Politik Persatuan Nasional untuk menegaskan Kemandirian Bangsa saat ini. Demikia Pernyataan sikap ini kami buat. Atas kerjasamanya, kami mengucapkan banyak terima kasih. Jakarta, 18 Desember 2008 Cukup Sudah jadi Bangsa Kuli,
CiKEAS The best and worst tech products of 2008
http://tech.yahoo.com/blogs/null/111749/the-best-and-worst-tech-products-of-2008/ The best and worst tech products of 2008 Mon Dec 15, 2008 3:42PM EST See Comments (20) Lists like this are awfully subjective, but always fun to work on. As Christmas approaches, it's time to reminesce about the products that really floated my boat in 2008... and a few of the ones that made me run away screaming. Without further ado, here are my -- completely personal -- picks for some of the best products to come from the world of technology from 2008. The Best Gateway MC7803u laptop - It has modest specs and average-to-good performance, but $1,000 flat gets you a gorgeous, 16-inch screen and a distinctive, classy chassis, complete with leather trim. It's altogether an excellent value and has all the features that virtually every user needs in a portable. Rock Band 2 - Arguably the best game of the year -- I find it humbling that I listen to more music while playing Rock Band than I do on my iPod. The ongoing addition of new -- and good -- music to the game makes it an ongoing favorite at Null HQ. Lenovo IdeaPad S10 - If you must buy a netbook, try Lenovo's outstanding mini, which is exceptionally powerful for its feature set and size and priced to move. Intel Core i7 CPU - This new CPU is the fastest and most capable microchip on the block, hands down, and it won't melt your computer along the way. Can't wait for the mobile version to arrive in 2009. Hulu - This web TV service really came into its own in 2008 after a slow and rocky start. YouTube gets all the press (and about 100 times the traffic), but Hulu has the full-length, high-quality commercial shows and snippets that people actually want to watch. And the player is snappier in response than anything else on the market. Fabrik [re]drive - Environmentalism in the tech world doesn't have to mean just a good take-back program. The [re]drive is made of bamboo and recyclable aluminum, making it not just more eco-conscious than any other hard drive on the market, but better looking too. Sony Xperia X1 - If it weren't for the $800 price tag, you'd see X1 handsets in the hands of all the digerati instead of the iPhone. (Yeah, I like the iPhone 3G, too, but the atrocious battery life is cause enough to keep it off this year's best list.) Herman-Miller Embody - Can a man fall in love with a chair? Yes, yes he can. The Worst Blu-ray - I'm happy to see that Blu-ray players have come down in price... but the media has not, and there's no way I'm paying $25 to watch Step Brothers. Plus the technology is still, bafflingly, dog-slow. Mint.com - Lots of writers hail Mint.com's finance tracking system as the best thing since Coca-Cola Classic, but after weeks with the service I've never gotten it to work right. It still can't grab all my account information from one of the biggest banks in the world... and every month I am (wrongly) chastised for spending over $5,000 on groceries, the category into which all my spending is invariably dumped. DRM in All Its Forms - Why does DRM still exist? It's so aggravating and generates so many lawsuits that promising products like RealDVD get sued off the planet within days of launching. Three months after launch, RealDVD is still temporarily off the market as the company deals with a Hollywood lawsuit null-237507318-1229384460_thumb.jpg?ymN8HfAD.zjD9wpy Description: Binary data
CiKEAS Taufiq Kiemas: PDI-P Partai Modern
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=Newsid=2689 2008-12-18 Taufiq Kiemas: PDI-P Partai Modern Didit Majalolo Jajaran Redaksi Suara Pembaruan diwakili Pemimpin Umum Wim Tangkilisan (kedua dari kiri) menyerahkan karikatur kepada Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Taufiq Kiemas di Kantor Suara Pembaruan, Jakarta, Rabu, (17/12). [JAKARTA] Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) adalah partai modern pertama di Indonesia. PDI-P memiliki infrastruktur yang memadai, mulai dari tingkat Dewan Pimpinan Pusat hingga ke pengurus di tingkat anak ranting. Hal itu ditunjang pula oleh data base, riset politik, dan badan penelitian dan pengembangan. Saya merasa PDI-P merupakan partai yang modern di Indonesia. Buktinya seluruh kader sebanyak 11 juta memiliki kartu tanda anggota dengan data base yang kuat, ujar Ketua Deperpu PDI-P Taufiq Kiemas saat berdialog dengan jajaran redaksi SP di Jakarta, Rabu (17/12). Dalam kunjungan itu, Taufiq didampingi beberapa kader PDI-P, yakni Effendy Simbolon, Andreas Pareira, Yoseph Umarhadi, Cyprianus Aoer, Rieke Diah Pitaloka, Sonny Tulung, Helmy Fauzi, dan Hamid Basyaib. Menurutnya, dalam kaitan berpolitik secara modern di Indonesia, pihaknya tidak melupakan beberapa hal, di antaranya kekuatan Amerika Serikat (AS) dalam pembangunan demokrasi. Selain itu, PDI-P tak bisa melupakan orang Jawa, Islam, dan kelompok militer. PDI-P melakukan berbagai upaya untuk menjadi partai modern melalui peningkatan kualitas kader, sekaligus memberikan pendidikan politik bagi wong cilik, ujarnya. Pada kesempatan itu, Taufiq menyatakan PDI-P senantiasa memperjuangkan ideologi Pancasila 1 Juni dan pluralisme. Menurut PDI-P, demokrasi tanpa pluralisme, bukanlah demokrasi. Pancasila tanpa pluralisme, bukan Pancasila. Itu merupakan hal prinsip bagi PDI-P. Masalah pluralisme bagi PDI-P, adalah masalah hidup-mati, tegasnya. Ketika ditanya tentang generasi muda yang kurang peduli pada ideologi Pancasila dan pluralisme, Taufiq menyatakan hal itu merupakan tantangan bagi PDI-P untuk kembali menyadarkan mereka. Negara sebesar AS pun tetap memegang akar sejarah dan itu adalah kekuatan bangsanya. Demikian pula Indonesia ke depan, tandasnya. Kalangan Muda Sementara itu, Effendy Simbolon menambahkan, dalam upaya pengembangan partai ke depan, PDI-P juga merekrut generasi muda. Buktinya, lebih dari 70 persen caleg PDI-P berasal dari kalangan muda. Tapi yang kita utamakan generasi muda berkualitas, berkolaborasi dengan pemimpin senior yang arif dan bijaksana. Perpaduan kepemimpinan seperti ini yang sedang dibutuhkan Indonesia sekarang, katanya. Senada dengannya, Cyprianus Aoer menyatakan PDI-P memiliki strategi mengikat massa mengambang, yaitu melalui program pembuatan kartu tanda anggota (KTA). Saat ini tercatat 11 juta orang memiliki KTA PDI-P. Partai ini telah memiliki basis massa tetap yang sangat berpeluang memenangi Pemilu 2009, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden, katanya. [W-8/J-11]
Bls: CiKEAS Wartawan Pelempar Sepatu Terlihat Sehat
moga aja gak diapa apain, paling juga disebut terorist oleh Bush!!! SALAM KARMAN Dari: Sunny am...@tele2.se Kepada: undisclosed-recipi...@yahoo.com Terkirim: Jumat, 19 Desember, 2008 04:52:18 Topik: CiKEAS Wartawan Pelempar Sepatu Terlihat Sehat http://www.tempoint eraktif.com/ hg/asia/2008/ 12/18/brk, 20081218- 151582,id. html Wartawan Pelempar Sepatu Terlihat Sehat Kamis, 18 Desember 2008 | 04:10 WIB
CiKEAS NCR seeks to suspend visas for Indonesia
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=117307d=18m=12y=2008pix=kingdom.jpgcategory=Kingdom Thursday 18 December 2008 (20 Dhul Hijjah 1429) NCR seeks to suspend visas for Indonesia Arab News RIYADH: Saudi Arabia's National Committee for Recruitment (NCR) has called on the government to stop issuing visas to Indonesian workers after the Indonesian Labor Federation called on recruitment agencies in that country to ignore labor regulations implemented recently in the Kingdom. The government should suspend recruitment of Indonesian workers until differences between the two sides over the new regulations are settled, said Saad Al-Baddah, chairman of the NCR, an affiliate of the Council of Saudi Chambers of Commerce and Industry. The new regulations - entitled The Unified Labor Contract - seek to unify rules for bringing domestic workers to the Kingdom and protect the rights of Saudi employers and expatriate workers. The regulations were issued with the approval of the Ministry of Interior. The contract stipulates that labor recruitment agencies sign with the NCR contracts that define the rights of both employers and employees, such as salaries, working hours and vacations. While most labor-supplying countries agreed to implement the new regulations early this year, the NCR had been negotiating the issue with the Indonesian authorities, Baddah said. The conduct of the Indonesian Labor Federation will, obviously, trigger a new crisis in recruiting workers from that country. The Indonesian authorities are supposed to implement the contract beginning 2009, he added. It seems that the silence of the Saudi authorities on unilateral decisions taken by the Indonesians on issues, such as raising workers' salaries and recruitment fees, over the past couple of years has encouraged Indonesia to reject the Unified Labor Contract with scant regard for Saudi interests, Baddah said. All countries that supply domestic labor to Saudi Arabia have approved the new contract and are abiding by it. On the other hand, the Indonesians have not approved it. Labor recruitment agencies in Indonesia want to dictate their terms and do not care for our interests. This is not right, he added. Baddah called on the authorities to find out why Indonesia is refusing to sign the contract. He also called on recruitment agencies in the Kingdom not to accept visas for Indonesian workers from next month unless there is a positive response from the Indonesian authorities
CiKEAS Iraq arrests 50 over coup plot: security official
http://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5gVRF_NY7Q3oU89ZgElcvOR-at4_g Iraq arrests 50 over coup plot: security official 12 hours ago BAGHDAD (AFP) - Iraq has arrested about 50 interior ministry officials for plotting a coup against the Shiite-led government, a senior Iraqi security official said on Thursday. Fifty interior ministry civil servants, including senior officials, were arrested over the past three days for trying to topple the government of Prime Minister Nuri al-Maliki, the official told AFP on condition of anonymity. Among those seized was General Ahmad Abul Rif, the ministry's security chief, he said. They were linked to the Al-Awda (The Return), a clandestine group that was working to bring the Baath Party back into power, he said. Iraqi dictator Saddam Hussein and his Baath Party were ousted in the US-led invasion of March 2003. The New York Times reported that a top interior ministry official said those arrested with Al-Awda links had paid bribes to be recruited and arresting officers had found substantial amounts of money in raids. Maliki's critics have accused the prime minister of arresting political enemies to consolidate his power ahead of next month's provincial elections, the newspaper said. Maliki himself was persecuted by Saddam's Sunni-led regime, but five years after the invasion hundreds of members of the executed dictator's former Baath party have returned to public life in Iraq. Earlier this year Iraq's presidential council approved a bill allowing former Baath Party members to return to government jobs as part of the current Shiite-led administration. The initiative was seen as a way to unite Iraqi factions, and a means to reverse what is widely seen as one of the huge blunders committed by US post-Saddam. The initial US decision to disband the Iraqi army and sack all Baathists from the government to eradicate Saddam's influence led to the rise of a deadly anti-American insurgency in the aftermath of the invasion.
CiKEAS Fools' gold in Indonesia
http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/JL19Ae01.html Dec 19, 2008 AN ATol INVESTIGATION Fools' gold in Indonesia By Melody Kemp NUSA TENGGARA, Indonesia - In eastern Indonesia's litter of islands, the remote Lembata seems an unlikely site to for a public battle over mining, replete with paid assassins, black magic rituals and allegations of official bribery. The bizarre confrontation is emblematic of Indonesia's ongoing mismatch between the desire to attract foreign investment, national regulations and the rights of people seemingly sentenced to environmental degradation in the name of economic development. It also indicates the enduring provincial influence of former president Suharto's close allies, despite the enactment of various decentralization reforms since his downfall in 1998. When weighing the bullish claims against the independent geological evidence being made about Lembata's gold mining potential, there is reasonable cause to suspect that Indonesia's well-connected and colorful mining magnate, Jusuf Merukh, is bidding to attract foreign investment based on tenuous claims. Critics and officials say his recent assertions that there are major gold deposits in the area are akin to those made during the 1997 Bre-X scandal, where a gold mine in Kalimantan in which Merukh had a stake was touted as potentially the world's largest, but after luring foreign investment from US mining giant Freeport McMoran, which was coaxed into taking an 85% stake in the venture, it came up dry. The 70 million ounces reportedly found by geologists at the time is the same figure Merukh is now telling local journalists could be found in Lembata. Merukh's wholly owned companies, PT Pukuafu Indah and PT Merukh Copper, aim to mine lodes of gold from Lembata's rocks and sand in Indonesia's poor and dry eastern region. But the mining magnate's intention to start construction of processing plants in 2009 has raised a mounting outcry on the island. In 2007, more than 400 people demonstrated against the mining project outside the area's provincial offices. Regular protests have also been staged this year and more are planned for 2009. The bupati [or regent, the senior sub-provincial local government official] refused to meet with us. He doesn't want to hear our voices, but we will die before we allow Merukh to mine our island, said Hendrikus Hala, an elderly but still spry farmer. We have built a camp on the mountain and someone is there all the time with a mobile phone. If they come we will stop them. No one gets in without our agreement, Ahmad Nuturamun, a farmer from the area said, an overly large black Stetson shading his eyes. Merukh has so far remained undaunted by the local resistance. In November, he reportedly sent a letter to the local regent and the head of the local Legislative Council requesting that 75,300 hectares be set aside for mines in a joint venture partnership between himself and 10 Chinese mining groups led by state-owned Yunnan Copper Group Ltd. A memorandum of understanding for the deal is scheduled to be signed with China's ambassador to Indonesia. Yunnan Copper is at present embroiled in a major corruption scandal, whereby the company's former chief executive officer, Zou Shaolu, and two of his aides were arrested by the Yunnan Communist Party's disciplinary agency and will soon face a public trial for allegedly accepting 35 million yuan (US$5 million) in bribes related to various dealings. There is no evidence that any of these allegations relate to the Lembata deal, but the scandal has raised questions about the Chinese company's viability. If Merukh presses ahead and the local government refuses to acknowledge the protesters' demands, some fear the situation could escalate towards violence. Villages are already invoking their deceased ancestors to protect them from the mine, reviving traditional rituals and ceremonies - where chickens' throats have been cut and old weapons stripped of rust - not performed for years. Island communities are seemingly unified in their opposition, even if they are not directly threatened. We cannot eat gold, many villagers said in Lembata. The local government, meanwhile, is doggedly in favor of the mine. Lembata is a parched island, and like many of its neighbors has little opportunity for more than subsistence livelihoods. Its major sources of income are copra, candle nut, cashews, seaweed and clams. So the promise of a windfall from mining has been hard for local officials to resist. Strangely, though, the local government has dismissed alternative development plans put forward by the communities, which include tourism and agricultural projects. Indonesia is top heavy with a burdensome bureaucracy: each district replicates all national departments. Many are starved of operational funds, so a large mine offers hope of much-needed income. However, that impulse is checked by national
CiKEAS Iraq ministry confirms arrests of 23 of its officials
http://www.iht.com/articles/2008/12/18/mideast/iraq.php Iraq ministry confirms arrests of 23 of its officials By Campbell Robertson and Tareq Maher Thursday, December 18, 2008 BAGHDAD: A senior spokesman at the Iraqi Ministry of the Interior confirmed publicly on Thursday that 23 of its officials had been arrested in recent days under suspicion of being affiliated with a banned political party related to Saddam Hussein's Baath Party. The ministry, in a statement, also said the scope of the investigation was wider than originally reported, with officials in other security ministries also arrested. But while the spokesman for the Interior Ministry, Major General Abdul-Karim Khalaf, confirmed the arrests at a news conference, he denied those arrested were involved in planning a coup. According to senior security officials in Baghdad who revealed the arrests earlier this week, up to 35 officials in the Iraqi Ministry of the Interior ranking as high as general have been detained this week. The arrests, according to those officials, who spoke on condition of anonymity, included at least three generals. The officials also said that the arrests had come at the hand of an elite counterterrorism force that reports directly to the office of Prime Minister Nuri Kamal al-Maliki. The possible involvement of the counterterrorism unit would speak to the seriousness of the accusations, and several officials from the Ministries of the Interior and National Security said that some of those arrested were in the early stages of planning a coup. None of the officials provided details about that allegation. But the arrests reflect a new set of political challenges for Iraq. Maliki, who has gained popularity as a strong leader but has few reliable political allies, has scrambled to protect himself from domestic rivals as the domineering influence of the United States, his leading backer, begins to fade. Initial accounts provided by Iraqi security officials said that General Ahmed Abu Raqeef, the director of internal affairs for the Ministry of the Interior, was among those arrested. But that account was wrong; Raqeef is, in fact, part of a committee overseeing the investigation of government officials' possible links to the Baath Party. The details of the investigation, including who was leading it, were known to few members of the government until Thursday. Rumors of coups, conspiracies and new alliances abound in the Iraqi capital a month before provincial elections. Critics of Maliki say he has been using arrests to consolidate power. But senior security officials have said there was significant evidence tying those arrested to a wide array of political corruption charges, including affiliation with Al Awda, or the Return, a descendant of the Baath Party, which ruled the country as a dictatorship for 35 years, mostly under Saddam. Tens of thousands of Iraqis died or were persecuted, including Maliki, a Shiite Muslim, by the Baath Party. It was outlawed after the American invasion in 2003. While most members of the Baath Party were Sunni Muslims, as Saddam was, those arrested were a mix of Sunnis and Shiites, several officials said. A high-ranking Interior Ministry official said that those affiliated with Al Awda had paid bribes to other officers to recruit them and that huge amounts of money had been found in raids. He said there could be more arrests. Some of those under arrest belonged to the now-illegal party under Saddam's government. Maliki's office declined to comment. But one of his advisers, insisting that he not be named because he was not authorized to speak, said the detainees were involved in a conspiracy. The Ministry of the Interior is dedicated to Iraq's internal security, and includes the police forces. The ministry has a history of being heavily infiltrated with Shiite militias, though it has improved considerably over the past two years. A police officer, who knows several of the detainees but spoke on condition of anonymity for fear of retribution, said they were innocent, longstanding civil servants and had little in common with one another. Those who once belonged to the Baath Party were lower-level members, he said, insisting that the arrests were politically motivated. Interior Minister Jawad Kadem al-Bolani, who has not been implicated and is out of the country, has his own political ambitions and has been expanding his secular Iraqi Constitutional Party. Iraq is a nation where leadership has often changed by coup, and as next month's provincial elections approach, worry about violence is increasing. So are accusations about politically charged detentions. The counterterrorism unit said to be involved in these arrests is alleged to have conducted a raid this summer on the Diyala provincial governor's office, during which an employee was killed and a provincial council member, one of the few Sunnis Arabs on the council, was
CiKEAS How an airplane toilet can ruin your life
http://www.iht.com/articles/2008/12/18/opinion/edkeillor.php How an airplane toilet can ruin your life By Garrison Keillor Published: December 18, 2008 It is rather haunting, the notice above the Flush button in the toilet on the airliner, Do Not Flush While Seated On Toilet. One imagines the engineers of the toilet running tests with flush dummies with big flat butts and the suction ripping the stuffing right out of them, and the engineers thinking, Oh criminy, you mean we wasted three years on this sucker? So lawyers were brought in to write the warning, which had to be short enough to be printed in large type so that old geezers would see it, who are the ones most likely to flush while seated. So they limited themselves to those seven words and eliminated Flushing While Seated May Suck Your Colon Out Of You And Cut You A New Orifice While Changing Your Gender In Ways You Don't Even Want To Think About. I sat down on the closed toilet seat to ponder this and saw that, from the angle of the sitter, the warning notice is not all that prominent. A person could sit there and not notice those seven words, or mistake them for something innocuous such as Do Not Flush Wallet Down Toilet or Use Only As Much Toilet Paper As You Need, the sort of signage that's written by morons for idiots, and so - distracted perhaps by sudden turbulence or feeling rushed because others are waiting - he presses the Flush button and suddenly feels the toilet grip his hinder like a python seizing a rat. He tries to pry himself loose. No go. Now the flight attendant is tap-tap-tapping on the door. Are you all right? she asks. The man on the toilet, Mr. Murphy, doesn't know how to answer that question. He is, basically, all right in that he is an economist with a shining resumé, is married to a noble and resourceful woman, has three excellent children who are drug-free and on the upward path, and he is flying to Washington to interview for a high-level position in the Department of the Treasury. On the other hand, he is trapped in the toilet. She persuades Mr. Murphy to unlock the door. She tries to yank him off the toilet by his wrists and then she lifts up his shirttails and tries to break the seal by inserting her elegant fingers between the toilet seat and his posterior. But he is well and truly stuck. One last yank and she accidentally pushes the Flush button again and it makes a great flubbery sound that shakes the aircraft, and now poor Murphy feels his innards being pulled downward. He faints. And when he awakens, the plane has made an emergency landing in Schenectady and six men in yellow phosphorescent coats are cutting the toilet with an acetylene torch. They lift him out, the seat still stuck to him, and right here, as he's being carried to a gurney, his luck runs out. A passenger shoots a video with a cellphone and that is the image that makes its way around the world via the Internet. Everybody and his cousin sees it, what appears to be a Parker House roll on a plate with arms and legs. An economist should not get stuck in a toilet seat. That is a basic unspoken rule of life. And so ECONOMIST IN TOILET is the headline in the Enquirer, and so a promising career is cut short and poor Murphy must go into exile and teach accounting courses at a secretarial school in Costa Rica. People do what they are told not to do. It happens time and time again. Here on the frozen tundra, it is known as the Tongue On The Frozen Pump Handle principle. If you put your tongue on a pump handle on a bitter cold winter day, the tongue will freeze to the handle and you will stand there, helpless, unable to cry out for help. Not that it would do much good - most pump handles these days are in remote rural areas. We've all been warned against doing this and yet we all know that eventually we will do it someday. Somewhere there is a pump handle waiting for me. I've always expected tragedy to strike around Christmas. A joyful season and all ye faithful have come and then, yikes! You flushed the toilet while sitting on it and your life will never be the same. Garrison Keillor's latest Lake Wobegon novel is Liberty. Distributed by Tribune Media Services. dot_h.gifdots_at_narrow.gifdot_h.gif
CiKEAS Latin America and the Caribbean reinforce regional integration
http://www.granma.cu/ingles/2008/diciembre/juev18/Latin-America-and-the-Caribbean.html Havana. December 18, 2008 Latin America and the Caribbean reinforce regional integration COSTA DE SAUIPE, Brazil, December 17.- The first Latin American and Caribbean Summit has concluded in this coastal resort with the conviction that the political, economic, social and cultural integration of the region constitutes a necessary factor on the road to sustainable development and the social wellbeing of its citizens. According to PL, in the extensive final declaration, heads of state and government reaffirmed their commitment to the defense of sovereignty and the right of every state to construct its own political system, free from threats, aggression and coercive unilateral measures. The document reiterates the disposition to establish a more just and equitable international order. Likewise, it champions the strengthening of multilateralism and confirms the urgent need to launch a genuine reform of the United Nations that will guarantee representation and democratization in its principal bodies, particularly the Security Council. The leaders emphasized the urgent need for efforts in regional cooperation, complementation and integration with respect to the energy sector, given the severe imbalances between supply and demand throughout the world. The dignitaries also defended the need for wide-ranging international dialogue with the active participation of developing countries in the context of constructing of a new financial architecture. Likewise, they emphasized the importance of and urgent need to strengthen regional and sub-regional mechanisms in order to promote integration and development in the context of the global financial crisis. During the sessions of this historic event, Venezuelan President Hugo Chávez urged the continent to create an Organization of Latin American and Caribbean States, a fundamental strategy for integration in the face of the current capitalist world order. For his part, Bolivian President Evo Morales affirmed that impositions from above and outside have not been solutions, nor have the formulas drawn up by organizations such as the International Monetary Fund or the World Bank. During his contribution to the Summit, Jamaican Prime Minister Bruce Golding also called on those present to strengthen regional strategies in the face of this situation, such as the Rio Group which, he said, must become the driving organizational and institutional framework for development in the region. In a communiqué, Honduran President José Manuel Zelaya underlined that this is a meeting to dignify the positions of Latin America. Included as part of the event at the coastal resort of Costa de Sauípe were the summits of the Union of South American Nations (UNASUR), the Rio Group - which officially welcomed Cuba as a full member of this forum - and the Common Market of the South (MERCOSUR). Translated by Granma International - Special Declaration on the Necessity of Ending the Economic, Commercial and Financial Blockade Imposed on Cuba by the Government of the United States of America, Including the Application of the So-Called Helms-Burton Act - Brazilian parliamentarians send document to Obama calling for an end to the blockade Ambassador Clifford Sobel gruporio.jpg
CiKEAS Akbar Tandjung Tolak Tawaran Capres Selain Golkar
SUARA MERDEKA CYBERNEWS print 18/12/2008 23:16 wib - Nasional Aktual Akbar Tandjung Tolak Tawaran Capres Selain Golkar Purwakarta, CyberNews. Mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Akbar Tandjung, belum mau menerima tawaran sejumlah partai politik (parpol) selain Partai Golkar, meski beberapa parpol sudah menawarkan dirinya menjadi calon presiden (Capres). Sejumlah parpol memang telah melamar agar saya masuk dalam konvensi Capres yang diusung partai bersangkutan, kata Akbar, usai menghadiri pelantikan pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Purwakarta periode 2008-2009 di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis. Di antara parpol yang sudah melamar Akbar itu ialah PBR (Partai Bintang Reformasi) dan Dewan Integritas Bangsa. Namun lamaran tersebut tidak diterima, karena dirinya masih fokus terhadap Partai Golkar. Mengenai pencalonannya di Partai Golkar, Akbar mengatakan, hingga kini Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar belum mau mengumumkan rekruitmen Capres, karena harus menunggu pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009 terlebih dahulu. Kalau saya harus mencalonkan Capres dari Partai Golkar, akan dilihat dulu sejauh mana peluang atau keseriusan Golkar memajukan figur dari internal, kata Akbar yang juga Mantan ketua DPR itu. Ia menyarankan, agar penjaringan Capres yang diusung Partai Golkar dilakukan sejak sekarang, karena jika hasil penjaringannya diputuskan usai Pemilu Legislatif nanti, waktunya terlalu singkat untuk mengenalkan Capres dari Partai Golkar. (Ant /CN09) printButton.png
CiKEAS DPR Diminta Umumkan Anggota Sering Bolos
Refleksi: Apakah diperlukan untuk hadir? Bukankah hadir atau tidak hadir pun gaji tetap dibayar. Jadi apa gunanya diumumkan menjelang akhir masa jabatan? http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=49008ik=6 DPR Diminta Umumkan Anggota Sering Bolos Kamis 18 Desember 2008, Jam: 20:42:00 JAKARTA ( Pos Kota) - Bazar berbagai kebutuhan hidup 16 - 19 Desember yang digelar Kaukus Perempuan Parlemen di Plasa Gedung DPR, terasa bisa munutupi sepinya gedung dewan dari hiruk pikuk aktivitas anggota DPR. Sejak masa persidangan dibuka sebulan lalu, gairah kerja anggota DPR mulai drop. Rapat kerja dengan mitra komisi selalu saja diawali dengan tertundanya jadwal karena saat dibuka selalu tidak kuorum. Menurut Tata Tertib DPR, untuk kuorumnya sebuah rapat kerja komisi maupun rapat paripurna DPR selama ini memang tidak menghitung jumlah fisik anggota, tetapi berdasarkan jumlah absen anggota. Untuk kuorum tanda tangan pun sangat jarang rapat-rapat di DPR dilaksanakan tepat waktu, apalagi kuorum berdasarkan kehadiran fisik. Tak sedikit pula anggota DPR yang memang seperti lupa ruang kerjanya, mereka hanya sekali-kali datang ke DPR, itupun di rapat paripurna atau pidato kenegaraan yang dihadiri presiden. Ketua Pansus Susunan dan Kedudukan DPR, MPR, DPD dan DPRD Gandjar Pranowo mengatakan pembahasan Susduk tersendat-sendat karena sulitnya mengumpulkan anggotanya. Semakin senyapnya anggota DPR akhir-akhir ini sejumlah fraksi menginginkan adanya aturan baku yang bersifat sanksi moral. Seperti yang dikemukakan Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) Syarif Hasan untuk membuat aturan baku yang memberi hukuman moral kepada anggota malas. Anggota yang malas itu perlu diumumkan ke publik. IDE BAGUS Ketua Fraksi FPPP Lukman Hakim Saefudin juga setuju rencana itu. Dengan pengumuman ini akan memberikan dampak, berupa sanksi sosial dari masyarakat terhadap anggota dewan yang kerap mangkir. FPPP sendiri akan melakukan evaluasi terhadap kinerja anggota fraksinya pada akhir 2008 ini. Ide ini bagus, kami mendukung agar anggota-anggota instropeksi. Saya kira cara ini efektif untuk memberikan sanksi sosial dan moral kepada anggota yang kerap mangkir dari tugasnya. Masak sudah diumumkan, nggak malu-malu juga,ujar Lukman Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB), Effendi Choirie juga setuju ide itu sekaligus merekapitulasi nama-nama anggota yang sering bolos agar diumumkan ke masyarakat. Kita usul Sekretariat Jenderal DPR menjumlah keaktifan anggota dalam setahun ke belakang terutama dalam rapat-rapat pembahasan RUU, katanya. Setelah dihitung pimpinan DPR mengumumkan, semua itu diharapkan dapat memberikan sanksi moral terhadap anggota DPR tersebut, ujarnya. Sejauh ini semua kalangan di DPR telah mengetahui bahwa FPDIP dalam hal ini memikul beban berat. Suami Ketua Umum PDIP, Taufik Kiemas dan adik Ketua Umum PDIP Guruh Soekarnoputra merupakan anggota DPR yang paling sering mbolos.
CiKEAS French Muslim leaders in Israel to promote undersanding
http://www.jpost.com/servlet/Satellite?cid=1228728239389pagename=JPost%2FJPArticle%2FShowFull Dec 17, 2008 23:11 | Updated Dec 18, 2008 9:28 French Muslim leaders in Israel to promote undersanding Dec. 17, 2008 Brenda Gazzar , THE JERUSALEM POST Combating anti-Semitic acts is a top priority among police officers in France, where anti-Semitic incidents in Paris have declined in the last couple of years, a senior Muslim police official in the French capital told The Jerusalem Post Wednesday. I don't think French people are anti-Semitic, but when there are tensions in Israel and in Palestine and in all the Middle East, we see [a rise in] anti-Semitism, especially with young people [who] are French but of Arab origin, said Muhammad Douhane, a police commander in the Paris District and a French Muslim of Algerian descent. Douhane was one of 15 French Muslim leaders visiting Israel this week on a five-day tour organized by the Washington-based Project Interchange, an institute of the American Jewish Committee. The tour is designed to provide participants with a better understanding of Israel's political, historical and religious context. Anti-Semitic sentiment increased in France - home to some 5 million Muslims, many of whom are North African immigrants - during the last intifada, but has since calmed down considerably, Douhane said. The situation was very difficult during the intifada, said Douhane, who is also a member of the national police syndicate, Synergie Officiers. Now it's relatively quiet. I am not saying there is no longer anti-Semitism; I'm saying it has stabilized. According to Douhane, anti-Semitism is more prevalent in the suburbs of Paris - where social problems such as crime, unemployment and Islamic radicalism are more severe - than in the city. It was often youths between the ages of 12 and 18 who engaged in anti-Semitic acts, he said, because they identified with Palestinian youth during the intifada. These youths, he said, were motivated by images such as rock-throwing, which they saw on satellite television without seeing the complexity of the Israeli-Arab conflict. They sometimes expressed their anger with violence, he said. Tensions are particularly evident in schools, where Jewish students are sometimes verbally or physically attacked. For example, it is sometimes difficult for teachers to discuss the Holocaust in class because it angers some Muslim students who argue that the tragedy, in which six million Jews died, is discussed at length while issues closer to their hearts, such as African slavery, are ignored. They say, 'We are of French African origin and French Arab origin, so why don't we speak about colonialism? Why is it always the Shoah?' Douhane said. However, he noted that teachers were making a great effort to explain that all the students were French, and regardless of religion, all were equal under French law. Students are also encouraged by the authorities to report any acts of discrimination, racism or anti-Semitism to the police, who are trained to handle such issues. After completing their training, all police officers in the district are required to visit the Shoah Museum in Paris to see and understand what is anti-Semitism, he said. The visits have been a requirement for about five years. As a police commander, my job is to explain to police officers that anti-Semitism is a felony, it's an infraction and it must be treated as an infraction because for our children who suffer from racism, it's a great trauma, he said. Douhane added that bringing French Muslims to Israel to see how Israelis live was an important initiative, so that we can explain. in France what we see and the complex reality in the country - something many people did not understand, he said. We see that security is a real preoccupation for Israel, he said. Regarding the security barrier, we can say a lot of things about it, but if it reduces terrorist acts, it's a good thing. On the other hand, he said he could understand the Palestinians, who argue that the wall should be built on the pre-1967 borders. He added, however, that it was important to understand that this is a political problem, and we can defend our rights with political negotiations - not with terrorism or war. Discrimination is also a challenge for France's Muslim and Arab populations, who often have difficulty finding jobs or housing, he said. Some youth who live in city projects in Paris associate the Israeli-Palestinian conflict with their own difficult conditions because they connect more with their Muslim identity than with their French one, said a non-elected government official who participated on the tour. They do not feel recognized by the republic, she said through a translator. They have not found their place in the republic. In recent years, the government has launched campaigns and programs to promote
CiKEAS PHK dan Kemiskinan
://www.poskota.co.id/redaksi_baca.asp?id=905ik=31 PHK dan Kemiskinan Kamis 18 Desember 2008, Jam: 8:55:00 Perlahan tapi pasti. Ancaman gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai terasa di negeri kita sebagai akibat dari krisis global yang dipicu ambruknya sektor keuangan AS. Di sektor manufaktur, sampai pekan lalu sejumlah perusahaan di seluruh Indonesia terdata telah mengajukan permintaan kepada pemerintah, untuk mem-PHK sebanyak 12.600 orang dan akan merumahkan 1.200 karyawan. Terhadap permintaan itu, tim ketenagakerjaan depnaker telah diterjunkan untuk melakukan verifikasi seputar kondisi dan alasan pengajuan PHK. Lebih lanjut tim akan bertindak sebagai mediator antara pihak perusahaan dan perwakilan pekerja guna mendapatkan solusi terbaik. Harapannya, tidak sampai pada PHK. Situasi semacam ini tak hanya terjadi di Indonesia. Bahkan perusahaan-perusahaan multinasional raksasa sekelas General Motors di AS, Philips di Belanda, Boeing di Perancis, sudah berancang-ancang melakukan PHK ribuan pekerjanya. Banyak yang mengkhawatirkan krisis global kali ini akan lebih buruk dibanding krisis ekonomi 1997-1998 yang saat itu dipicu oleh krisis kawasan Asia. Saat ini, krisis dipicu oleh runtuhnya lembaga keuangan di AS yang notabene adalah pusat ekonomi kapitalis dunia. Dampak paling nyata bagi sektor industri kita adalah berkurang atau bahkan berhentinya permintaan pasar AS dan Eropa. Padahal selama ini sektor industri kita menyerap tenaga kerja paling banyak pada lapisan menengah ke bawah. Dampak lain yang terasa akibat merosotnya nilai rupiah dibanding dolar AS, Yen Jepang, dan Euro Eropa adalah membengkaknya utang luar negeri pemerintah maupun swasta karena harus dikonversi ke dalam salah satu dari tiga mata uang tersebut. Perusahaan yang menggunakan komponen produksi impor juga dipastikan bakal kelabakan. Ujung dari segala ujung persoalan itu adalah perusahaan dengan sangat terpaksa stop beroperasi. Bagi pekerja, itu berarti kehilangan pekerjaan. Di Jakarta Utara, misalnya, tujuh pabrik garmen yang selama ini berorientasi ekspor ke AS dan Eropa, bakal berhenti berproduksi dan mem-PHK belasan ribu pekerja. Dari kompleks industri Kawasan Berikat Nusantara di Cakung, Marunda, dan Priok, dikabarkan 50 perusahaan berancang-ancang tutup. Dalam situasi sangat sulit seperti ini, sungguh kita mengharapkan PHK menjadi pilihan paling akhir. Pemerintah harus berusaha keras mengarahkan mediasi pada penyelamatan pekerja agar terhindar dari PHK. Sekalipun barangkali pekerja harus merelakan untuk tidak 100 persen menerima hak-hak mereka. Apalagi terus mengajukan tuntutan yang tidak realistis. Kepada sektor padat karya yang beritikad mempertahankan pekerjanya, pemerintah bisa memberi insentif pajak atau subsidi komponen produksi. Dalam pandangan positif, kita berharap krisis global menjadi momentum kebersamaan pemerintah, pengusaha, dan pekerja untuk bertanggungjawab dan menyikapinya secara baik. Tak perlu kecil hati, angka kemiskinan sangat mungkin akan meningkat pada tahun mendatang, tetapi yang penting pemerintah sungguh-sungguh membantu dengan cara bermartabat. Misalnya, mengganti model pembagian BLT dengan pengadaan proyek padat karya.**
CiKEAS Indonesia: Crackdown on freedom of expression in Maluku
http://www.amnesty.org/en/library/asset/ASA21/021/2008/en/2f92e6c0-cc27-11dd-92df-9f9650cfe2c1/asa210212008en.html AMNESTY INTERNATIONAL PUBLIC STATEMENT 17 December 2008 AI Index No. ASA 21/021/2008 Indonesia: Crackdown on freedom of expression in Maluku At least 70 people have been arrested or imprisoned for peaceful pro-independence activities in the province of Maluku, Indonesia over the last two years, Amnesty International revealed today. The Indonesian government should immediately and unconditionally release all those detained for the peaceful exercise of their right to freedom of expression, belief and association. New research indicates that at least 22 of them were severely tortured in detention. The 22 activists, led by Johan Teterissa, were arrested on the 29 June 2007 after performing a traditional war dance in front of President Susilo Bambang Yudhoyono in the city of Ambon, the capital. The dance culminated with the activists unfurling the Benang Raja flag, a symbol of the Maluku independence movement. After their performance the police, particularly the anti-terrorist unit Detachment-88, detained all 22 of them. They were not granted access to legal representation and held incommunicado. They were beaten, forced to crawl on their stomachs over hot asphalt, whipped with an electric cable and had billiard balls forced into their mouths. The police also beat them on the side of the head with rifle butts until their ears bled and fired shots close to their ears. The police threatened them continually with further torture, sometimes at gunpoint, to force them to confess. Twenty one of them, including Johan have since received sentences of between seven and 20 years' imprisonment for 'rebellion' under Articles 106 and 110 of the Indonesia Criminal Code, while one is still awaiting trial. In the past two years another 48 people have been arrested and imprisoned on charges of subversion, some for up to 17 years, for activities such as owning, sewing or transporting the 'Benang Raja' flag. The most recent arrest took place on 18 July 2008. One of those imprisoned for subversion is Simon Saiya, who was also forced to confess his involvement in terrorist activities after torture and other ill-treatment by the police. Amnesty International has received information that he is being detained in a police cell at the police mobile brigade (Brimob) detention centre in Tantui, Ambon awaiting trial and is concerned about his safety. The Indonesian authorities should conduct an effective and independent investigation into the allegations of human rights violations by members of the security forces in Ambon, Maluku, including the torture and other ill-treatment of detainees; and prosecute those found to be responsible. END/ Public Document For more information please call Amnesty International's press office in London, UK, on +44 20 7413 5566 or email: pr...@amnesty.org International Secretariat, Amnesty International, 1 Easton St., London WC1X 0DW, UK www.amnesty.org
CiKEAS Pressure on Khatami to run again
http://www.ft.com/cms/s/0/67d6cb46-cd26-11dd-9905-77b07658.html?nclick_check=1 Pressure on Khatami to run again Published: December 18 2008 17:28 | Last updated: December 18 2008 17:28 Mohammad Khatami, the former reformist president of Iran, receives dozens of visitors who travel to Tehran to pay their respects. Sitting on carpets in a spacious living room, the visitors, who come from all walks of life, are united in their demand: they want Mr Khatami to run for president in next June's election and end the era of Mahmoud Ahmadi-Nejad. The pressure on the 65-year-old cleric, who served as president for two terms before Mr Ahmadi-Nejad, has intensified in recent weeks. People from dozens of provinces across Iran have been streaming to his office, arguing that he is the only politician with sufficient popular support to beat Mr Ahmadi-Nejad - who is expected to run, though he has not yet declared his candidacy. Those clamouring for Mr Khatami's return include many reformists but also some prominent conservative politicians. In a meeting attended by the Financial Times this month, one student representative told Mr Khatami that if he decides not to run, he will be ignoring the wishes of students, women and workers. A woman activist joins in, saying that a political leader should not stand back and expect to be invited to Iran's power circles - he must fight for his place. If we stand up and move forward, then we will not be ashamed before God, the country and history, she says. The emotional pleas, some laced with poetic verses, move the cleric to tears. Mr Khatami tells his visitors that if he is hesitating, it is not because he is afraid of the challenge. The former president says he is not looking for a comfortable, non-controversial life. He simply wants to make sure that his candidacy would help, rather than exacerbate the country's problems. But, should he become president again, Mr Khatami vows, he would not compromise on his call for a more democratic government. The former president tells his guests that economic development cannot be achieved without democracy. In this country democracy must rule . . . freedom must be defended, he says. Next year's poll comes at a crucial time in Iran's nuclear dispute with the west, which has escalated since Mr Ahmadi-Nejad was elected in 2005. Although Ayatollah Ali Khamenei, Iran's supreme leader, has the final say on nuclear policy the president has significant influence. Iran's presidential election comes as the US looks for a possible shift in policy towards Tehran, with the new administration of Barack Obama expected to try to launch a dialogue. Officially, Mr Khatami has until April to register as a candidate but he is expected to make up his mind much sooner than that. Although some of those close to him say that the pressure to run is becoming intolerable, Mr Khatami's reluctance is born out of his troubled experience during the two terms he served from 1997 to 2005. He used to say that he faced a crisis every nine days as he tried to advance reforms that were opposed by unelected institutions in Iran. His push to provide greater freedom to political and human rights activists was not always successful while many ordinary people felt his presidency ignored their daily economic struggles. The surprising 2005 victory of Mr Ahmadi-Nejad, a radical conservative, was a harsh blow to reformists. Iran's hardliners have continued to undermine the reformists since, hoping to prevent them making a comeback. Mr Khatami's supporters say they have more realistic expectations of what he can deliver if he were to become president again. We don't want you to resolve problems overnight. We want at least to have the minimum standard of life, says one visitor who complains about economic hardship and spiralling prices. People do not have any specific expectations . . . even for [political] reforms, another visitor tells Mr Khatami, expressing concern about the impact of international sanctions imposed because of Iran's nuclear programme. Regime insiders say it is doubtful that the supreme leader would be pleased to see Mr Khatami back in power. Many reformists worry that the regime might mobilise its financial and logistical muscle against the former president. Ayatollah Khamenei praises Mr Ahmadi-Nejad as revolutionary, committed, efficient, active and brave, in what analysts and diplomats say was a veiled warning to Mr Khatami to stay away from the poll. Mr Khatami may be the strongest but is also not the only reformist candidate. Some reformists are supporting Mehdi Karroubi, a mid-ranking cleric who has a record of speaking out and defending political prisoners. He has already announced his candidacy but would be expected to withdraw if Mr Khatami joins the race. Many of those who attended the meeting leave unsure whether Mr Khatami will heed their calls. His final remarks to the gathering are
CiKEAS Independent Appeal: Women find their voice on a quest for justice
http://www.independent.co.uk/news/appeals/indy-appeal/independent-appeal-women-find-their-voice-on-a-quest-for-justice-1202332.html Independent Appeal: Women find their voice on a quest for justice They are among the most vulnerable of Bangladesh's marginalised people. Andrew Buncombe meets disabled rape victims seeking protection in the law Thursday, 18 December 2008 Womens Association in Badda, a womens group project set up by ADD charity a.. enlarge 'Independent Appeal' a.. CLICK HERE TO DONATE NOW b.. Independent Appeal: Weaving their way out of deprivation c.. The Independent charity auction of the year d.. Independent Appeal: Volunteers go to work in a ravaged country e.. Independent Appeal: Poverty on an island paradise f.. Independent Appeal: A woman's passion to put the disabled first g.. Independent Appeal: 'Without them, I would have died and never seen the sun' h.. Independent Appeal: Killing spree leaves albinos living in fear i.. Independent Appeal: Change, not charity, is this year's message j.. Independent Appeal: Trading places and changing the world k.. Leading article: Not just charity, but justice too l.. Christmas auction terms and conditions a.. Print b.. Email Change font size: A | A | A If you could see their faces you would weep. If you could see how young and frightened they look as they recount in whispers what happened to them you would be horrified. And yet you would also be amazed by their bravery. Amazed that these two teenage girls - both disabled and both having been raped by people they knew - can muster the courage to speak out. They have chosen not to be silent. Diljahan is 16 and has a learning disability. Her mother and father are dead and she lives in a village near the northern Bangladeshi town of Rangpur with her grandfather, a wiry, good-natured man with creased, tobacco-brown skin. Four years ago she was sexually assaulted by an uncle when her grandfather had gone to the market and she was left alone in the house. I asked him, 'Why are you doing this, uncle?' says Diljahan. He told me that if I told anyone about what had happened he would kill me. Five times he assaulted me in the house. I did not tell anyone because I was too scared. Several months later, a female relative of Diljahan discovered the child was pregnant and demanded an explanation. The grandfather and other family members confronted the uncle, who fled from the authorities. Meanwhile, 13 weeks into her pregnancy, Diljahan miscarried. Of all the marginalised and oppressed groups in Bangladesh, few are more vulnerable than disabled people. A combination of discrimination and a woeful lack of organised help from the authorities means that mentally and physically disabled people have only their families to care for them. And yet the disability rights movements in Bangladesh is growing. In recent years there has been a gradual shift. Organisations have started to establish self-help groups to which disabled people can look for help. And they have started to use the law to defend the rights of the most vulnerable people. At the moment we have 70 cases where we are providing legal aid. Most of them are rape cases, says Shakil Ahmed Khan, a Dhaka-based law officer with the organisation Action on Disability and Development, one of the charities being supported by The Independent's Christmas appeal. Mr Khan said disabled people were often the victims of sexual assault. The attackers think that disabled people cannot defend themselves, that they will not testify. They think they will not disclose what happened to them and that they will not be able to afford to go to court, he adds. Hosna is also 16. She is bright but suffers from a physical disability that has left the right side of her body - her upper body in particular - hugely weakened. She has three sisters and two brothers and she sits with her mother as she tells how she was attacked three-and-a-half years ago. She remembers the month, the day and the precise time when she was attacked by her 26-year-old cousin. I was cutting grass for a goat, using a scythe. The cousin tried to persuade me to go elsewhere to cut grass. I told him I did not want to. I said I had enough grass where I was, she says. He then took my scythe and threw it into the jungle and told me to go and collect it. When I went to go and get it he came up behind and forcefully raped me. I could not resist. My right side does not work. He just held me down on one side. There was a witness and he chased the man away. Given the cultural pressures, the sense of shame, their fear and the slow, bullock-cart pace of justice in this country, it would have perhaps been easier for the two girls to have done nothing. But with the support of their families and the backing of the National Disabled Women's Council they decided to confront the authorities with what happened to then
CiKEAS Pengalaman Religi Dr Ir Muhammad Taufik, Uji Keimanan di Negara Mode
Jawa Pos Jum'at, 19 Desember 2008 ] Pengalaman Religi Dr Ir Muhammad Taufik, Uji Keimanan di Negara Mode Pernah menimba ilmu di luar negeri memberikan pengalaman spiritual tersendiri bagi Dr Ir Muhammad Taufik. Pada 1987-1994, pengajar program studi teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS itu berkesempatan menempuh pendidikan S2 sekaligus S3 di Universit? de Nice Sophia Antipolis, Prancis. Banyak godaan yang dirasakan Taufik saat itu. Mulai berangkat, di dalam pesawat dia dengan mudah melihat banyaknya pasangan berciuman. Saya sampai sempat ragu tetap melanjutkan pendidikan ini atau tidak ya, tutur ayah lima anak tersebut mengenang. Taufik mengaku belum siap menghadapi perbedaan budaya yang begitu terasa. Terlebih, begitu sampai di negeri mode, pemandangan serupa itu malah berada di mana-mana. Seorang teman sempat bertanya, apakah dia sudah berkeluarga atau belum. Begitu tahu saya sudah menikah, teman itu malah bilang, sayang sudah nikah. Kalau belum, kan lebih enak, kata Taufik menirukan ucapan temannya. Taufik tahu ke mana arah pembicaraan tersebut. Kegundahannya untuk terus melanjutkan studi lagi atau tidak tumbuh lagi. Namun, taufik, mengaku banyak mendapatkan pertolongan. Di tengah perasaan bingung, seorang profesor pembimbingnya mengenalkan dia dengan salah seorang mahasiswa muslim. Profesor saya bilang, itu dia lakukan supaya saya betah di sini, kenang pria kelahiran Bangkalan, 19 September 1955 tersebut. Dari situlah awal mula Taufik mulai mengenal mahasiswa muslim di Prancis. Lambat laun, Taufik mulai bergabung dengan perkumpulan mahasiswa muslim. Mulai jadwal salat hingga tempat-tempat makan yang bisa didatangi dia dapatkan dari teman-temannya di sana. Ada pengalaman yang tidak bisa Taufik lupakan mengenai beribadah di Prancis. Di negara romantis itu, amat jarang terdapat masjid. Kalaupun ada, jaraknya agak jauh dari kampus. Bersama temannya, Taufik salat di dalam kelas atau laboratorium. Ya dengan agak sembunyi-sembunyi, ujarnya. Suatu saat, profesor pembimbing Taufik melihatnya salat. Karena tidak tahu itu gerakan apa, dia memanggil-manggil dan mencolek Taufik. Waktu saya sujud, dia kira saya nangis dan sedang home sick, tutur wakil ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah Muhammadiyah 2 wilayah Jawa Timur itu. Taufik tidak menghiraukan panggilan profesor tersebut. Dia sempat tersinggung. Tetapi, setelah saya jelaskan bahwa tadi sedang beribadah, profesor saya mengerti dan justru meminta maaf, tuturnya. Di lain acara, karena tahu Taufik muslim, profesor tersebut khusus menyediakan jus jeruk dan minuman bersoda. Bahkan, saat istri Taufik menjenguknya ke Paris dan bertamu ke rumah pembimbingnya, sudah tersedia jus jeruk. Istri pembimbing itu sampai bilang, Anda tamu istimewa karena suami saya sampai khusus menyediakan ini untuk Anda, tirunya. Istri Taufik berkunjung untuk meyakinkan diri bahwa suaminya tidak berbuat macam-macam di sana. Setelah beberapa lama istri saya tinggal dan mengetahui kegiatan saya di Prancis, dia semakin percaya dan tidak takut lagi suaminya sendirian di sini, ujarnya lantas tertawa kecil. Pengalaman yang juga teringat adalah saat dia menunaikan ibadah puasa di Nice. Kalau tiba musim panas, jarak waktu imsak dengan buka sangat lama. Bukanya bisa jam sebelas malam, Mbak, kenangnya. Sebaliknya, saat musim dingin justru waktu puasanya sebentar. Imsak jam delapan pagi, buka jam lima sore, imbuhnya. Semua pengalaman selama di Nice sangat melekat di ingatannya. Taufik mengakui bahwa pengalaman religiusnya di negara dengan luas terluas di Eropa tersebut merupakan ujian keimanan untuknya. Karena itu, dia mensyukuri bahwa perjalanan studi tersebut. Dia mengganggap, perjalanan itu merupakan salah satu hal yang sudah diatur oleh Tuhan. Saat saya pulang, seperti ada yang hilang, ucapnya. (war/ayi) 41702large.jpg
CiKEAS Didik Anak Beribadah, Tak Kenal Kata Demokratis
Jawa Pos [ Jum'at, 19 Desember 2008 ] Didik Anak Beribadah, Tak Kenal Kata Demokratis Muhammad Taufik menyebut dirinya sebagai orang tua yang demokratis. Bagi dia, kelima buah hatinya boleh mempertanyakan, boleh tak setuju, maupun mendebat balik mengenai semua hal. Kecuali satu, ibadah. Soal ibadah, saya akui saya tak demokratis. Sebab, memang ibadah merupakan harga mati, katanya. Salah satu contoh, anak-anaknya boleh bermain. Tapi, menjelang magrib, mereka sudah harus berada di rumah dan siap melaksanakan salat berjamaah. Begitu pula saat anak-anaknya berada di luar rumah. Ketika menelepon mereka, pertanyaan pertama yang dilontarkan oleh Taufik adalah Sudah salat belum?. Itu penting supaya mereka (anak-anaknya, Red) tidak lupa ibadah, terangnya. Taufik mengakui bahwa keluarganya memang religius dan mengenalkan agama sejak anak-anaknya masih berada dalam kandungan. Sering diperdengarkan azan dan bacaan Alquran. Itu kebiasaan keluarga sejak lama, tutur dosen ITS tersebut. Sejak kecil, anak-anak Taufik digembleng ajaran agama dengan cara menarik. Misalnya, saat dia dan istrinya salat, anaknya yang masih kecil didudukkan di dekat mereka. Sehingga, anak-anak melihat orang salat. Itu pengenalan pertama salat, tegasnya. Upaya Taufik tersebut berhasil. Karena terbiasa melihat orang salat, kemudian sering berjamaah, anak-anaknya mempunyai kebiasaan positif. Yakni, selalu menangis bila tidak dibangunkan untuk salat berjamaah ketika azan subuh. Selain itu, Taufik membiasakan diri untuk salat berjamaah di rumah. Kalau saya masih dalam perjalanan, istri pasti menunggu, ungkap kepala Laboratorium Geodesi dan Surveying Teknik Geomatika ITS tersebut. Bukan apa-apa, selain pahala 27 kali lipat, kebiasaan itu menambah kerukunan keluarga. Selesai salat, pasti dilanjut dengan ngobrol. Baik yang ringan maupun curhat, tambahnya. Selain bekal di akhirat kelak, manfaat rajin beribadah pun dirasakan oleh Taufik. Secara batin, saya lebih siap saja untuk orang-orang yang berniat jahat atau mencelakai lewat hal gaib, seperti santet, paparnya. Kendati tergolong religius, bukan berarti Taufik kaku dan tak mempunyai toleransi beragama yang baik. Buktinya, lingkungan tempat tinggalnya didominasi warga nonmuslim. Secara sosial, bergaul itu penting. Saya tak membatasi diri maupun anak-anak untuk membatasi pergaulan, urainya. (war/ayi)
CiKEAS WNI Dibakar di AS
http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=22735 19 Desember 2008 10:33:15 WNI Dibakar di AS Korban Asal Malang, Pelaku Asal Madiun JAKARTA - Beragam cara dilakukan oleh pelaku pembunuhan untuk melenyapkan barang bukti mayat korban. Kalau Ryan, jagal jombang memilih metode mutilasi, Eddy Setiadi, WNI yang tinggal di Amerika Serikat memilih membakar mayat korbannya. Eddy didakwa membunuh Ferry Purwanto (28), arek Malang yang sudah tinggal di negara Paman Sam tersebut selama 9 tahun. Juru Bicara Deplu Teuku Faizasyah mengemukakan bahwa peristiwa pembunuhan tersebut terjadi di Tennessee, Amerika Serikat. Kami mendapat informasi pada 15 Desember 2008 lalu seorang WNI berinisial ES tinggal di Nashville, Tennessee, pada 14 Desember lalu ditahan polisi karena tuduhan membunuh temannya sendiri, ujarnya di Jakarta kemarin (16/12). Faiz mengemukakan bahwa pihak KJRI di Houston sudah mengontak pihak kepolisian Tennessee. elaku ditangkap oleh FBI di Nashville, salah satu kota yang masih berada di dalam wilayah negara bagian tersebut. Dalam interogasi dengan aparat ditemukan informasi bahwa mayat korban dibakar disebuah rest area State Alabama, yakni kawasan hutan di perbatasan antara negara bagian North Carolina dan Tennessee, AS. Faiz mengemukakan bahwa pemerintah tetap akan memberikan pendampingan kepada pelaku. Setelah bisa berhubungan dengan pelaku maka paling lambat, Senin (22/12) kami akan memberikan pendampingan, ungkapnya. Pelaku sendiri diperkirakan berasal dari daerah Jawa Timur juga yakni Madiun. Bekerja di restoran yang sama, serta berasal dari daerah yang sama membuat korban dengan mudah percaya kepada pelaku. Sementara Direktur Perlindungan TKI dan BHI Teguh Wardoyo menambahkan bahwa dari pemeriksaan FBI juga terungkap bahwa motif yang mengemuka dalam kejahatan tersebut adalah motif ekonomi. Ferry telah 9 tahun tinggal di AS dan diketahui mempunyai tabungan dalam jumlah besar, jelasnya. Selama bekerja 9 tahun di restoran tersebut, diperkirakan tabungan korban mencapai angka USD 200 ribu (sekitar Rp 2 miliar) dengan perolehan gaji sekitar USD 2.500 (sekitar Rp 25 juta) per bulan. (iw)
CiKEAS Highlights of President Hu's speech at reform eulogy meeting
http://english.peopledaily.com.cn/90001/90776/90785/6557160.html Highlights of President Hu's speech at reform eulogy meeting +-19:32, December 18, 2008 Chinese President Hu Jintao delivers a speech during the conference to mark the 30th anniversary of the convening of the 3rd Plenary Session of the 11th Communist Party of China (CPC) Central Committee, at the Great Hall of the People in Beijing, capital of China, Dec. 18, 2008.(Xinhua Photo) Some highlights of President Hu Jintao's speech at a meeting celebrating the 30th anniversary of China's reform and opening-up are as follows: Chinese President Hu Jintao delivers a speech during the conference to mark the 30th anniversary of the convening of the 3rd Plenary Session of the 11th Communist Party of China (CPC) Central Committee, at the Great Hall of the People in Beijing, capital of China, Dec. 18, 2008.(Xinhua Photo) -- The 3rd plenary session of the 11th Central Committee of the Communist Party of China established again the ideological, political and organizational lines of Marxism, symbolizing the great wakening of the Chinese Communists. -- We calmly dealt with a series of international emergencies which concerned our country's sovereignty and security, overcoming political and economic difficulties as well as natural risks. -- This particular moment is inspiring our deep memory of Comrade Mao Zedong, Comrade Deng Xiaoping and the rest of the older generation of revolutionists. -- Without democracy, neither socialism nor socialist modernization could be realized. -- We need to learn all creams of political civilization of the human society, but will never copy the mode of the Western political institutions. -- We have to wisely handle the case of participating in the economic globalization while keeping independence, comprehensively arrange both domestic and international tasks, and make contributions to the lofty cause of peace and development in the world. -- China has no chance to develop itself without the world while the world needs China to go ahead with development. -- We firmly uphold the idea that Chinese affairs must be handled by Chinese people in a Chinese way, and oppose any foreign forces to interfere in Chinese domestic affairs. -- The country that develops asserts itself, and to keep stability is an overriding task. We will achieve nothing without stability. -- The progressiveness of a political party and its ruling status are not things that are obtained once and for all. That it was progressive doesn't necessarily mean it is progressive and will still be progressive. The power it had doesn't ensure that it's only right and proper to have the power now, let alone have it forever. -- Don't sway back and forth, relax our efforts or get sidetracked, but firmly push forward the reform and opening-up as well as adhere to socialism with Chinese characteristics. In that way, we will definitely achieve our grand blueprint and ambitious objectives (on realizing modernization in the middle of the 21st century). -- The reform and opening-up policies are in accord with both the Party consensus and the public will, and in compliance with the trend of the times. The direction and the path are completely correct, the results and achievements cannot be denied, and any halt or retreat is unacceptable. Source: XinhuaP200812181934043084915963.jpg
CiKEAS Masalah Buruh Migran, Kuncinya Koordinasi Antar Instansi
Refleksi: Korordiansi antara instansi akan mudah dijalankan, jika terdapat kemauan politik pro kaum buruh dari pemerintah NKRI! http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/19/07252240/masalah.buruh.migran.kuncinya.koordinasi.antar.instansi Masalah Buruh Migran, Kuncinya Koordinasi Antar Instansi DOK IMWU Sedikitnya 50 orang buruh migran Indonesia di Hong Kong berunjuk rasa memperingati hari buruh migran internasional 2008 di depan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong., Kamis (18/12). Mereka menuntut pemerintah lebih serius melindungi buruh migran Indonesia yang mengirim remitansi sedikitnya Rp 85 triliun tahun 2008 dari berbagai negara ke Indonesia. / Artikel Terkait: a.. Pemerintah Masih Belum Optimal Bela TKI b.. Tinjau Ulang Seluruh Perjanjian Bilateral di Bidang Perburuhan c.. Presiden Dinilai Abaikan Nasib Buruh Migran d.. Peringati Hari Migran Internasional, SBMI Ajukan 10 Tuntutan e.. Franky Serukan 10 Tuntutan Buruh Migran Jumat, 19 Desember 2008 | 07:25 WIB JAKARTA, KAMIS - Masalah pekerja migran memang penuh kompleksitas, tetapi kata kunci yang bisa diterapkan yakni koordinasi anatar instansi yang saat ini memang belum berjalan. Hal itu diungkapkan Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat dalam peringatan Hari Buruh Migran di Gedung YTKI, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (18/12). Berkali-kali saya tekankan, semua stakeholder seperti agen, pekerja, PJTKI, LSM dan pemerintah dalam hal ini Deplu dan Depnaker termasuk BNP2TKI perlu bersama-sama mengatasi ini. Ratifikasi konvensi internasional tentang hak pekerja migran itu menajdi agenda urgen, mari kita bersama-sama menggolkan, uajrnya. Selain itu dikatakan Jumhur, pekerja migran adalah aset karena dari mereka, perputaran uang dalam jumlah besar masuk ke desa-desa. Apa yang terjadi bila seandainya mereka semua pulang ke tanah air. Seandainya mereka pulang ke kampung dan tidak bekerja maka berjuta orang akan menjadi miskin, kata Jumhur. Ditambahkannya, yang menjadi keprihatinan justru banyak pekerja migran yang belum mendapatkan perlindungan dan hak-haknya. Misalkan para pengusaha tidak memberikan pelatihan yang memadai terhadap para TKI, karena mereka hanya dilatih selama 2 jam saja lalu mereka diberangkatkan. Setelah diberangkatkan para TKI terbengkalai, jelasnya. Sebagai contoh saja, tiap bulannya ada 500 orang TKI dipulangkan dari berbagai negara dan salah satu alasannya karena faktor kesehatan. Kaena dari pihak PJTKI tes kesehatan hanya alakadarnya. Ketika mereka pulang kembali, para TKI wanita malu untuk pulang ke daerah asal, sehingga rawan untuk terjadinya woman trafficking, tegasnya. 223112p.jpg
CiKEAS Pemerintah Tidak Bisa Jamin SPP di PTN Tak Naik
http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/18/16394377/pemerintah.tidak.bisa.jamin.spp.di.ptn.tak.naik Pemerintah Tidak Bisa Jamin SPP di PTN Tak Naik Dhoni Setiawan Mahasiswi Universitas Indonesia menangis saat mencoba merangsek kembali barikade aparat Kepolisian usai pengusiran paksa oleh Petugas Keamanan Dalam (Pamdal) waktu menyuarakan penolakan disahkan RUU Badan Hukum Pendidikan (BHP) dalam sidang Paripurna DPR di Gedung Nusantara 2 DPR/MPR, Jakarta Pusat, Rabu (17/12). Mereka menganggap disahkan RUU tersebut sama saja melegalkan komersialisasi pendidikan yang saat ini biayanya sudah semakin tinggi. DEMO; BHP = Monster Pendidikan /KompasTV Artikel Terkait: a.. BERITA FOTO: Mahasiswa Tolak UU BHP b.. Mahasiswa Khawatir UU BHP Bikin Pendidikan Semakin Mahal c.. Diajak Dialog, Mahasiswa Ceramahi Anggota Dewan d.. Meski Diprotes, RUU BHP Tetap Disahkan e.. Mahasiswa Menangis Tolak RUU BHP a.. DEMO; BHP = Monster Pendidikan b.. Aliansi Rakyat Tolak BHP Blokir Gedung DPR c.. Menangis d.. Tembus Barikade Kamis, 18 Desember 2008 | 16:39 WIB JAKARTA, KAMIS - Pemerintah belum bisa menjamin uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) atau uang kuliah di perguruan tinggi negeri tak naik pascadisahkannya UU Badan Hukum Pendidikan (BHP) oleh anggota DPR RI kemarin. Pada waktu anggaran Dikti Rp 23 triliun, kita kan sepakat tak ada kenaikan SPP. Tapi sekarang karena krisis dikurangi Rp 5 triliun jadi Rp 18 triliun. Kita belum tahu seperti apa, kata Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Depdiknas Fasli Djalal seusai keterangan pers di Gedung Depdiknas Jakarta, Kamis (18/12). Menurut Fasli, tetap ada kemungkinan uang SPP mahasiswa PTN dapat turun jika biaya operasional tidak berubah. Justru jika komponen setiap PTN tidak lebih dari 35 persen, hukum mengharuskan PTN menurunkan jumlah SPP-nya. Kemarin, di sela-sela agenda pengesahan RUU BHP di gedung Dewan, sejumlah mahasiswa UI mendesak DPR membatalkan pengesahan RUU ini sebab dikhawatirkan tidak akan bersahabat dengan kesempatan masyarakat kalangan bawah untuk mengakses pendidikan tinggi. Mereka mengkhawatirkan akibat perubahan status perguruan tinggi menjadi BHP membuat pihak perguruan tinggi dapat semena-mena menetapkan jumlah SPP yang harus dibayarkan. 182230p.jpg
CiKEAS Illiteracy, mortality rates stay high
Refleksi: Sebelum krisis ekonomi global angka kematian dan buta askara telah tinggi berarti dengan adanya krisis akan lebih bertambah tinggi sama hal dengan angka kemiskinan disebabkan banyak orang menganggur. Langkah apa yang akan diambil untuk memberantas kemiskinan yang adalah akar dari problem? http://www.thejakartapost.com/news/2008/12/18/illiteracy-mortality-rates-stay-high.html Illiteracy, mortality rates stay high Panca Nugraha , The Jakarta Post , Mataram | Thu, 12/18/2008 11:18 AM | The Archipelago West Nusa Tenggara was ranked 32nd among 33 provinces in the Indonesian Human Development Index (HDI), since its illiteracy and maternal and infant mortality rates remain high. During a ceremony commemorating the province's 50th anniversary on Wednesday at the gubernatorial office in Mataram, West Nusa Tenggara Governor Zainul Majdi said his administration was committed to improving its HDI rank by making a concerted effort to improve the province's illiteracy, maternal mortality and school drop-out rates over the next five years. We will take this opportunity, at the golden jubilee event for West Nusa Tenggara, to focus our energy toward improving public services. God willing, the administration will improve its HDI rank in the next five years by carrying out a number of development programs that we have already designed, Zainal said in his speech. Among those attending the event were Health Minister Siti Fadilah Supari, East Nusa Tenggara Governor Frans Lebu Raya and regents and mayors from across West Nusa Tenggara. Based on data from West Nusa Tenggara Education, Youth and Sports Office, the number of illiterate people over 15 years of age in the province stood at 316,200 this year, nearly five times the number in Bali (79,000). The provincial school participation rate was also low, especially at a senior high school level. According to data from West Nusa Tenggara Health Agency, in 2007 the provincial maternal mortality rate was 390 deaths per 100,000 live births, which was very high compared to the Healthy Indonesia 2010 target that aims at no more than 150 maternal deaths per 100,000 live births. In 2007, the provincial infant mortality rate was 61 infant deaths per 1,000 live births, compared to the national target of 40 deaths per 1,000 live births. To improve the its HDI ranking, Majdi said his administration aimed to achieve zero illiteracy, maternal mortality and school drop-out rates. To support these programs, West Nusa Tenggara provincial administration has initiated free education and health care programs to commence in the 2009 fiscal year. Provincial, regency and municipal administrations would jointly fund the free education program and provide health care subsidies for those not yet covered by health insurance, so as to increase school participation and reduce mother and infant mortality rates in the province, Majdi said. The provincial administration has set aside more than Rp 124 billion (about US$11.2 million) in its 2009 budget, toward free education. The education funding would be channeled through scholarship programs for needy students of elementary to senior high school levels, targeting 260,202 students. Elementary, junior high and high schools would receive grants of Rp 30,000, Rp 48,000 and Rp 65,000, respectively, per eligible student. To fund its Rp 250 billion scholarship program, the provincial administration will cover half the amount, while the rest will be jointly funded by regency and municipal administrations. The provincial administration will earmark Rp 8.5 billion for a health care program in its 2009 budget. This program includes health insurance for low-income families that are not yet covered by the Jamkesmas community health insurance scheme provided by the central government. Recent figures show West Nusa Tenggara has a population of 4,292,491 and 2,038 of these people are categorized as living in poverty.
CiKEAS Banyak Tahanan Guantanamo Tak Mau Dipindah ke Negara Asalnya !!!
Banyak Tahanan Guantanamo Tak Mau Dipindah ke Negara Asalnya !!! Obama telah berkeputusan bahwa penjara Guantanamo harus ditutup dan semua tahanan dipindahkan ke-masing2 negara asalnya. Seluruh tahanan di Guantanamo kebanyakan menolak untuk dipindahkan balik ke negara masing2 karena dinegara mereka akan mengalami siksaan yang lebih2 diluar perikemanusiaan. Hampir semua tahanan yang pernah ditahan di Guantanamo ternyata setelah dilepas dinegara masing2 ditemukan terbunuh oleh rekan2nya sendiri karena dituduh telah mengkhianati perjuangan syariah. Memang serba salah, rekan2 mereka diluar penjara mendesak agar penjara Guantanamo ini ditutup, sebaliknya para tahanan penjara sebaliknya meminta agar mereka jangan dipindahkan tetap boleh dipenjara disana. Tapi apa mau dikata, biaya operasional penjara ini terlalu mahal, akan lebih murah apabila para tahanan ini dipenjara di-masing2 negerinya ditempat dimana mereka melakukan pelanggaran2. Biarlah pengadilan negara masing2 itu sendiri yang mengadili dan menjatuhkan hukumannya. Ny. Muslim binti Muskitawati.
CiKEAS Memelihara Cinta Di Hati
Memelihara Cinta Di Hati Oleh: Prof. Dr. Achmad Mubarok MA Setiap Manusia memiliki potensi; fisik, intelektual, emosionil dan spiritual yang berbeda-beda kapasitasnya. Ada orang yang sangat intelek, tetapi emosinya tidak stabil. Yang lain emosinya sangat terkendali tetapi intelektualitasnya kurang. Ada juga orang yang menonjol justeru potensi spiritualitasnya . Perilaku manusia dalam keseharian mencerminkan aktualitas dari potensi itu. Ada orang yang berwajah garang tetapi hatinya lembut, ada orang yang fisiknya kecil dan nampak lemah tetapi hatinya bergejolak penuh dengan kebencian dan dendam. Demikian juga halnya dengan corak cinta, ada seorang lelaki yang jika jatuh cinta kepada seorang wanita, ia merasa harus menguasai dan memonopoli secara total lahir batin, tidak boleh sedikitpun si wanita memiliki perhatian kepada selain dirinya. Ia sangat pecemburu, dan jika ia gagal “memiliki” wanita yang dicintainya itu maka ia memilih “menghancurkan” sang kekasih daripada harus melihat ia dimiliki oleh orang lain. Di sisi lain, ada seorang lelaki pecinta yang sangat penuh pengertian, ia sangat memaklumi dan sangat memaafkan atas kekurangan sang kekasih. Ia bukan saja tidak bermaksud “menguasai” tetapi justeru selalu ingin memberi kepada kekasihnya apa yang menjadi keinginannya,. Ia sangat berbahagia jika bisa memberikan kesenangan kepada kekasihnya, meski untuk itu ia menderita. Nah cinta itu ada di dalam hati. Hadis Nabi menyebutkan bahwa di dalam tubuh setiap manusia ada qalbu (hati) yang menjadi penentu kualitas manusia, jika qalbu nya baik maka seluruh ekpressinya baik, sebaliknya jika qalbu nya buruk maka buruk pula ekpressi orang itu. Orang suka berkata; dalamnya laut dapat di duga, dalamnya hati siapa yang tahu ?. Isi hati manusia sungguh sangat sangat banyak dan beragam, diantaranaya adalah cinta. Dapat dipastikan bahwa tidak ada satupun keterangan yang obyektip tentang hati manusia yang berasal dari manusia, karena semua manusia bersifat subyektip, oleh karena itu keterangan yang paling obyektip tentang hati manusia hanya yang berasal dari sang Pencipta hati itu sendiri, yaitu Alloh. Sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com Wassalam, agussyafii
CiKEAS Ketika Aku Rindu Papa
Ketika Aku Rindu Papa By: Meidy Pagi ini seorang teman datang padaku dan bertanya, apa sebenarnya motivasi aku berada di Ananda ini??? karena aku selalu saja terlihat bersemangat apabila berbicara soal Ananda. Jawabku, karena aku sama dengan mereka, aku bisa merasakan apa yang mereka rasakan… Kehilangan seorang Papa yang sangattt menyayangi, amatlah sangat menyakitkan…sampai detik ini pun aku belum mampu melepaskan bayang-bayang papa dari hidupku…betapa waktu berlalu begitu cepat...rasanya baru kemarin aku bercanda ria dengan Papa…...senyum Papa yg selalu meneduhkan hatiku…tidak lagi bisa kutemui…belaian tangannya dikepalaku tidak lagi kudapatkan…airmata ini selalu saja bergulir bila mengingat papa…. Kerinduan itu selalu menyiksaku.bahkan teramat sangat menyiksaku bayangkan rasa hati anak-anak itu…??? Mereka yg masih belia harus rela kehilangan seorang Papa….mereka harus rela menukar waktu bermain mereka demi sesuap nasi…betapa kerinduan atas kasih sayang dan perlindungan yang mereka rasakan amatlah sangat menyiksa batin merekasangat menyiksa! tidak jugakah iba hati kita melihat semua itu??? Rasanya ingin kuteriakan…biar hanya aku saja yg merasakan derita hati ituagar senyum manis itu selalu berkembang diwajah-wajah cantik mereka. Itulah kawan mengapa aku berada di Ananda, aku tidaklah bisa menggantikan kerinduan mereka walau dengan apapun juga, namun aku ingin berbuat sesuatu utk mereka…..minimal aku menyediakan bahuku untuk mereka menangis. “Dan Kami perintahkan kepada manusia kepada dua orang ibu-bapanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (QS. Lukman: 14). Lihat pula QS. al-Isra 23-24, an-Nisa 36, al-An’am 151, al-Ankabut 08. Wassalam, M e i d y www.simpaykeramat.blogspot.com www.babynyameidi.multiply.com
CiKEAS Tafakur Alam With Ananda
Tafakur Alam With Ananda By: agussyafii Hari rasanya begitu cepat, jumat sore nanti kami bersama anak yatim dalam program ananda sudah harus berangkat. dan semalam saya ke rumah Yuni agar menyiapkan peralatan apa saja yang harus dibawa untuk hari ini dan sampai hari ahad besok. saya juga bertemu ibunya yuni, kelihatan wajahnya yang gembira mendengar kegiatan tafakur alam ananda cinta Alloh. Setelah itu saya mendapatkan telp dari mbak meidy yang bertanya tentang Fani kenapa tidak ikut. Begitu saya ke rumah kontrakannya Fani ternyata neneknya sedang sakit yang memang harus dijaga oleh Fani. Neneknya bertutur jika Fani ikut Tafakur Alam dirumah sang nenek bersama adiknya yang masih belum sekolah. itulah kenapa Fani tidak ikut Tafakur Alam yang akan berangkat nanti sore. Waktu berjalan dengan cepat, banyak hal yang harus kami persiapkan. Kebahagiaan hampir selalu menghiasi anak-anak yang hendak ikut Tafakur Alam With Ananda. Kakak-kakaknya sudah nampak sibuk mempersiapkan untuk kegiatan Tafakur Alam. Mohon doa teman2 semua agar kegiatan Tafakur Alam With Ananda. berjalan dengan baik. untuk sementara ITB (Ikutan Tadarus Bareng) nanti sore di Masjid Agung Al-Azhar libur dulu ya..terima kasih buat teman2 semua..atas perhatian dan dukungannya untuk anak-anak yatim dalam program Ananda. Semoga Alloh SWT melimpahkan Rahmat hidayahNya buat kita semua..amin ya robbal alamin Wassalam, agussyafii --- Tulisan ini dibuat dalam rangka sosialisasi Tafakur Alam Ananda Cinta Alloh Terima kasih atas berkenannya berpartisipasi maupun memberikan dukungannya, silahkan kunjungi kami di http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12 431.
CiKEAS Fwd: [1001Buku] - [Motivasi Islami] Peduli Pendidikan - Apresiasi Seni Akhir Tahun
-- Pesan terusan -- Dari: aprilia nurul karina april_kun...@yahoo.com Tanggal: 16 Desember 2008 21:39 Subjek: [1001Buku] Peduli Pendidikan Ke: pita2_lisi...@yahoo.co.id, belajardes...@yahoogroups.com, 1001 buku 1001b...@yahoogroups.com - Forwarded Message From: aprilia nurul karina april_kun...@yahoo.com To: b...@yahoogroups.com Sent: Tuesday, December 16, 2008 6:39:42 PM Subject: [Motivasi Islami] Peduli Pendidikan Pendidikan di Indonesia menjadi sesuatu yang mahal, kualitas sekolah dapat diukur dari besarnya biaya sekolah, fasilitas di sekolah-sekolah 'murah' sangatlah kurang...Terutama sekolah-sekolah yang berada jauh dari perkotaan. Para siswa harus berjalan kaki berkilo-kilo. Hal itulah yang saya lihat di sebuah pegunugan di daerah Bogor. Kehidupan mereka sangat sederhana, saat kami datang (dengan 4 mobil dan puluhan motor), kami bagaikan tontonan, mereka melambai-lambaikan tangan sembari tersenyum. Rupanya jarang ada mobil yang melintas di daerah yang terjal berbatu tersebut. Ya itulah lokasi Kandank Jurank Doank 2 yang terletak di pegunungan di daerah Bogor. Kami akan membangun sekolah GRATIS disana...sama seperti Kandank Jurank Doank yang berada di daerah Ciputat. Kami akan menghampiri mereka, janganlah mereka berangan-angan dengan kemewahan kota Jakarta, hingga malah menjadi budak Kota Jakarta, mengemis dan merendahkan diri demi sesuap nasi, lebih baik merea tetap di Tanah kelahirannya, bersama masyarakat lainnya. Kita lah yang akan menghampiri, memberikan perubahan, terutama dalam pendidikan, baik untuk anak-anak maupun pendidikan untuk orangtuanya (melalui perbincangan2 dengan ahli). Samsung Hope Indonesia memiliki Program Sosial untuk membantu anak kurang mampu meraih masa depan. Samsung akan memberikan donasi pada Kandank Jurank Doank dan dua lembaga sosial independen lainnya. Jumlah donasi akan diberikan sesuai dengan banyaknya jumlah suara kepedulian yang diperoleh. Untuk berpartisipasi dengan menyumbangkan suara kepedulian, dapat dilakukan secara online, caranya : klik : www.samsunghopeid.org Teman-teman dapat memilih, lembaga sosial mana yang akan didukung, kemudian dapat menerbangkan balon udara dengan harapan yang telah teman-teman tulis. Terima Kasih April, www.kandankjurank.com http://ariefbudi.wordpress.com http://jalanku.multiply.com http://teknofood.blogspot.com ...Bila engkau penat menempuh jalan panjang, menanjak dan berliku.. dengan perlahan ataupun berlari, berhenti dan duduklah diam.. pandanglah ke atas.. 'Dia' sedang melukis pelangi untukmu.. ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
CiKEAS Fitrah Kejiwaan manusia
Fitrah Kejiwaan manusia By: Prof. Dr. AChmad Mubarok MA Sebagai makhluk psikologis, manusia memiliki sifat bawaan universal. Dalam al Qur’an manusia disebut sebagai basyar dan sebagai insan. Basyar lebih menunjukkan sifat lahiriah serta persamaannya dengan manusia lain sebagai satu keseluruhan sehingga Nabi juga disebut sebagai basyar (Q/18:110) yang memiliki sifat basyariah seperti manusia yang lain. Sedangkan nama insan menunjuk manusia sebagai makhluk psikologis. Kata insan dalam bahasa Arab mempunyai asal kata yang mengandung arti sifat-sifat psikologis. Pertama dari kata ‘uns yang berarti jinak, mesra, harmoni dan tampak, kedua dari kata nasiya yansa yang berarti lupa, dan ketiga dari kata nasa yanusu yang berarti berguncang. Jadi dalam kata insan terkandung makna bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kejinakan, kemesraan, suka lupa dan suka bergejolak. Fitrah manusia dibahas lebih menunjuk kepada keinsanan manusia dibanding kebasyariahannnya. Dalam bahasa Arab, fithrah mempunyai arti belahan, muncul, kejadian dan penciptaan. Jika fitrah dihubungkan dengan manusia maka yang dimaksud dengan fitrah manusia adalah apa yang menjadi kejadian atau atau bawaannya sejak lahir, atau apa yang oleh bahasa Melayu disebut, keadaan semula jadi. Fitrah manusia bisa dicari rumusan karakteristiknya melalui penelitian empirik, tetapi bisa juga difahami dari teks al Qur’an. Teks al Qur’an tentang fitrah manusia (dan tentang manusia secara umum) ibarat brosur tentang suatu benda yang dikeluarkan oleh pabriknya. Manusia adalah ciptaan Tuhan, sementara al Qur’an adalah firman Tuhan yang antara lain berbicara tentang karakteristik manusia yang diciptakan Nya.. Menggali konsep kejiwaan manusia dari teks-teks al Qur’an –apalagi bagi orang mukmin- merupakan keharusan, tetapi menyempurnakannya dengan penelitian empirik akan lebih membuktikan kebenaran wahyu al Qur’an itu. Dalam al Qur’an kata fitrah dengan berbagai kata bentukannya disebut 28 kali, 14 kali disebut dalam konteks uraian tentang bumi atau langit, sisanya disebut dalam konteks pembicaraan tentang manusia, baik yang berhubungan dengan fitrah penciptaanya maupun fitrah keagamaan yang dimilikinya. Jadi fitrah manusia adalah potensi psikologis dan rohaniah yang sudah ada dalam desain awal penciptaanya, baik potensi yang mendorong kepada hal-hal yang positip maupun yang mendorong kepada hal-hal yang negatip. sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com Wassalam, agussyafii
CiKEAS Kesetiakawanan di Tengah Krisis Global
= THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] Seri : Membangun Spirit, Demokrasi, Nasionalisme, Kebangsaan dan pruralisme Indonesia . = [Spiritualism, Nationalism Democration Pruralism Indonesia Quotient] MEMPERINGATI 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL, 20 Mei 1908 MERAYAKAN 80 TAHUN SUMPAH PEMUDA, 28 Oktober 1928 MERAYAKAN 60 TAHUN DEKLARASI HAK ASASI MANUSIA-PBB, 10 Desember 1948 Kesetiakawanan di Tengah Krisis Global Jumat, 19 Desember 2008 | 00:25 WIB Oleh : Bambang W Soeharto Setelah mengampanyekan jargon ”There is No Day Without Solidarity” (2007), tahun ini peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional bertema ”Bersama dan Peduli”. Tema itu dimaksudkan untuk membangkitkan nilai-nilai solidaritas dalam kehidupan berbangsa-bernegara. Sebab, kebersamaan sebagai jati diri bangsa amat diperlukan guna menghadapi tiap tantangan kebangsaan. Perwujudan kesejahteraan rakyat di tengah krisis global saat ini, merupakan tantangan yang harus dihadapi bersama. Dalam situasi yang tidak menguntungkan itu, tak ada pekerjaan yang lebih mulia selain menggerakkan program-program pembangunan yang dijiwai semangat kesetiakawanan sosial nasional. Terkikis zaman Gagasan kesetiakawanan berawal dari solidaritas kerakyatan dan kebangsaan yang dimiliki bangsa Indonesia . Solidaritas muncul karena kesamaan nasib (sejarah), kesamaan wilayah (teritorial), kesamaan kultural, dan bahasa. Menurut Ernest Renan [1823-1892], semua itu merupakan modal untuk membentuk nation. Kesadaran kebangsaan memuncak seiring deklarasi Sumpah Pemuda 1928. Sebuah semangat mengubah ”keakuan” menjadi ”kekamian” menuju ”kekitaan”. Selanjutnya, kesetiakawanan sosial nasional tumbuh kuat karena faktor penjajahan. Dalam hal ini, kesetiakawanan mengejawantah dalam perjuangan mengusir penjajahan, baik masa prakemerdekaan maupun pascakemerdekaan. HKSN sendiri bermula dari semangat solidaritas nasional antara TNI dan rakyat dalam mengusir Belanda yang kembali pada 19 Desember 1948. Akhirnya kebersamaan yang dilandasi semangat rela berkorban dan mengutamakan kepentingan bangsa menjadi senjata ampuh untuk memerdekakan bangsa. Namun, fakta lain menunjukkan, nilai-nilai kesetiakawanan kian terkikis. Saat ini solidaritas itu hanya muncul di ruang politik dengan semangat membela kepentingan masing-masing golongan. Menguat pula solidaritas kedaerahan yang mewujud dalam komunalisme dan tribalisme. Di bidang ekonomi, nilai solidaritas belum menjadi kesadaran nasional, baik di level struktural, institusional, maupun personal. Menguatnya kesenjangan di berbagai ruang publik merupakan indikator melemahnya kesetiakawanan sosial. Basis-basis perekonomian dikuasai segelintir orang yang memiliki berbagai akses. Juga terjadi kesenjangan antarwilayah, antara pusat dan daerah, antarpulau, antaretnik, dan antargolongan. Menurut Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah (2006), ada tiga hal yang menggerus nilai kesetiakawanan sosial. Pertama, menguatnya semangat individualis karena globalisasi. Gelombang globalisasi dengan paradigma kebebasan, langsung atau tidak, berdampak pada lunturnya nilai-nilai kultural masyarakat. Kedua, menguatnya identitas komunal dan kedaerahan. Akibatnya, semangat kedaerahan dan komunal lebih dominan daripada nasionalisme. Ketiga, lemahnya otoritas kepemimpinan. Hal ini terkait keteladanan para kepemimpinan yang kian memudar. Terkikisnya nilai kesetiakawanan menimbulkan ketidakpercayaan sosial, baik antara masyarakat dan pemerintah maupun antara masyarakat dan masyarakat, karena terpecah dalam aneka golongan. Menemukan kembali Dalam perjalanan sejarah, kita memerlukan momentum untuk membangkitkan semangat dan daya implementasi baru. Di tengah krisis finansial global, mungkin sudah saatnya menemukan kembali nilai-nilai kesetiakawanan sosial guna menjawab aneka masalah kebangsaan. Saatnya kita menumbuhkan apa yang disebut Komaruddin Hidayat (2008) grand solidarity untuk kemudian diaplikasi ke dalam grand reality. Grand solidarity adalah rasa kebersamaan untuk membangun bangsa, yang didasarkan atas spirit, tekad, dan visi yang diajarkan founding father’s. Adapun grand reality adalah upaya untuk mengaplikasi masa lalu ke konteks masa kini. Pada level praksis, program-program pembangunan harus dilandasi semangat kesetiakawanan yang diwujudkan dalam bentuk pemberdayaan. Pemerintah wajib memberi umpan (akses permodalan), memandu bagaimana cara memancing (akses SDM), menunjukkan di mana memancingnya (akses teknologi dan informasi), serta menunjukkan di mana menjual ikannya (akses market). Di tingkat masyarakat, dapat ditradisikan satu orang kaya yang tinggal di permukiman miskin membantu satu orang miskin. Inilah yang disebut kepedulian sosial. Jika hal ini dilakukan secara simultan, akan tercipta keharmonisan di tingkat negara maupun kehidupan masyarakat. Maka, inilah saatnya kita