CiKEAS Akhlak Menyapa Orang lain

2008-12-18 Terurut Topik muhamad agus syafii
Akhlak Menyapa Orang lain

By: agussyafii


Dan hamba-hamba Alloh Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang 
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa 
mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. QS Al Furqaan 63.

1. Berteriak memanggil orang dari jarak yang jauh di jalan-jalan, di pasar atau 
di tempat-tempat publik lainnya bukan satu sikap yang bijak. Adalah lebih baik 
untuk mendekatinya lebih dulu sebelum menyapanya.

2. Orang boleh dipanggil baik dengan namanya atau nama keluarganyanya

3. Memanggil guru atau kedua orang tua tidak boleh dengan menyebut namanya, 
karena itu menjadi ciri kekurangajaran.

4. Meringkas atau mengurangi sebuah nama adalah cara yang cocok untuk memanggil 
orang lain asalkan mereka menyukai panggilan itu.

5. Memanggil orang lain dengan titel tertentu atau nama keluarga harus 
disetujui sepenuhnya dari orang tersebut.

6. Jika seseorang ingin memanggil seseorang yang tidak dikenalnya, maka yang 
terbaik baginya adalah memakai istilah-istilah umum, yang tidak bersifat 
menghina seperti “teman,” atau “saudara.”

Wassalam,
agussyafii

http://agussyafii.blogspot.com


  

CiKEAS Sistematika Terapi Psikologis Dalam Konseling Psikologi Islam

2008-12-18 Terurut Topik muhamad agus syafii





Sistematika
Terapi Psikologis  Dalam Konseling Psikologi Islam

 

Oleh: Prof. Dr.
AChmad Mubarok MA

 

Seorang klien
yang semula mengidap alienasi atau keterasingan diri sehingga ia tidak berani
mengambil suatu keputusan untuk melakukan suatu tindakan dan bahkan tidak tahu
lagi apa sebenarnya yang diinginkan, dapat dibantu memecahkan persoalannya
dengan langkah-langkah sbb. :

 

(a)   Diajak memahami realita apa sebenarnya
yang sedang dihadapi, misalnya tentang ditinggal mati keluarga, dicerai suami,
kehilangan jabatan, kehilangan harta, kehilangan kekasih, sakit yang
berkepanjangan, dizalimi orang yang selama ini dibantu dsb., bahwa realita itu
adalah benar-benar realita yang harus dihadapi, dan harus diterima, suka atau
tidak suka karena itu memang realita.

 

(b)    Diajak mengenali kembali siapa
sebenarnya  dia itu, apa posisinya dan
apa kemampuan-kemapuan yang dimilikinya. Misalnya ia harus diingatkan
bahwa ia adalah seorang ayah dari sejumlah anak-anak yang membutuhkan
kehadirannya, bahwa anak-anak semuanya merindukan dan menyayanginya. Atau
misalnya disadarkan bahwa kepandaian yang dimilikinya itu bisa diajarkan kepada
orang lain, dan sebenarnya banyak yang membutuhkan dirinya, atau bahwa ia
adalah manusia yang sebagai hamba Allah tak bisa mengelak dari kehendak Nya,
dan bahwa apa yang dialaminya itu merupakan kehendak Allah yang kita belum tahu
apa makna dan hikmahnya.

 

(c)    Mengajak
klien memahami keadaan yang sedang berlangsung di sekitarnya, bahwa ada
perubahan-perubahan yang sedang berlangsung, misalnya perubahan nilai-nilai
sosial, perubahan struktur ekonomi masyarakat, perubahan zaman dsb, dan bahwa
perubahan itu merupakan sunnatullah yang tidak bisa ditolak, tetapi yang
penting bagaimana mensikapi dan mengantisipasinya.

 

(d)    Diajak untuk
meyakini bahwa Alloh itu Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha pengasih
dan Penyayang, dan bahwa semua manusia diberi peluang untuk bertaubat dan
mendekat kepada Nya, bahwa ridla Allah adalah tujuan utama dari hidup manusia,
bahwa Alloh selalu mendengar doa hamba-hamba Nya, bahwa sifat dengki, iri hati,
putus asa adalah tercela dan hanya merugikan diri sendiri, juga bahwa ibadah
shalat, puasa, tadarus al Qur'an, haji, bersede¬kah, membantu orang lain dsb,
dapat membuat jiwa menjadi tenteram, dan bahwa berbuat kemudian salah itu lebih
baik daripada tidak berbuat karena takut salah, dan bahwa niat baik akan
mendorong orang berbuat baik.

 

Sumber, http://Mubarok-institute.blogspot.com

 

Wassalam,

agussyafii

 





  

CiKEAS Kombinasi Wirausaha dan Inovator

2008-12-18 Terurut Topik Retno Kintoko

=  
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun Spirit, Demokrasi, 
   Nasionalisme, Kebangsaan dan pruralisme  Indonesia .  
= 
[Spiritualism, Nationalism Democration  Pruralism Indonesia Quotient] 
MEMPERINGATI 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL, 20 Mei 1908 
MERAYAKAN 80 TAHUN SUMPAH PEMUDA, 28 Oktober 1928 
MERAYAKAN 60 TAHUN DEKLARASI HAK ASASI MANUSIA-PBB, 10 Desember 1948 
  
Mengenang Iskandar Alisjahbana 
Kombinasi Wirausaha dan Inovator 
Kamis, 18 Desember 2008 | 00:56 WIB 
Oleh : Arifin Panigoro 
Deru angin, bau segar dedaunan, dan pohon seperti baru kemarin terhirup di 
hidung. Sesekali udara dingin serasa menembus kulit. Begitulah hari-hari ketika 
saya duduk di belakang kemudi mengantarkan Pak Iskandar Alisjahbana ke lokasi 
pembangunan stasiun relai di Tangkuban Perahu pada tahun 1963. 
Beliau dengan beberapa dosen elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama 
kalangan pengusaha lain dari Philips Ralin dan Telkom membangun fasilitas relai 
TV tersebut. Saat itu saya masih duduk di kelas III SMA. Beliau lebih dikenal 
dengan sebutan Pak Is. Sebenarnya Pak Is adalah teman orangtua saya. Kegiatan 
pembangunan stasiun rela di Tangkuban Perahu itulah yang mengantarkan saya 
untuk mengenal sosok Pak Is lebih dalam, dan turut menentukan jalan hidup saya 
di kemudian hari. Ketika saya lulus SMA, beliaulah yang menyuruh saya untuk 
memilih jurusan elektro di ITB. 
Pak Is dikenal luas sebagai seorang dosen, guru besar bidang elektro teknik dan 
ahli elek- tronika, tetapi pelajaran yang ia berikan tidak berhenti di papan 
tulis, diktat, dan ruang-ruang kuliah di kampus Ganesha. 
Di luar berbagai mata kuliah itu yang lebih kuat terekam dari sosok Pak Is 
adalah ikhtiarnya, yang tidak kenal lelah, untuk mencetak mahasiswa sebagai 
sosok berkepribadian— meminjam istilah Pak Is — dan berkecerdasan yang utuh. 
Pribadi yang utuh ini merujuk pada kemampuan si mahasiswa dalam menyerap ilmu 
pengetahuan di kampus dan menerapkannya pada kehidupan yang bersang- kutan 
dengan harapan memberi manfaat bagi orang banyak. 
Bagi Pak Is kepribadian dan kecerdasan utuh itu bisa dicapai dengan membangun 
semangat entrepreneurship. Contoh tero- bosan inovasi dan semangat ke- 
wirausahaan itu antara lain melalui gagasannya dalam pem- bangunan stasiun 
relai di Tang- kuban Perahu tersebut. 
Dalam sebuah forum sila- turahim Lebaran 1429 H di Bandung, beberapa waktu 
lalu, Pak Is membuka kunci mengapa ia begitu tergerak memelopori 
entrepreneurship. Ada penggalan komentarnya yang saya ingat: ”... dalam 
entrepreneurship ada values yang memberikan apresiasi kepada fairness, 
competitiveness, dan creativeness.” 
Values itulah yang Pak Is usung dalam berbagai kesempatan. Dari sisi terobosan 
teknologi komunikasi, misalnya, Pak Is dikenal sebagai sosok inovator dalam 
pengembangan teknologi satelit. Indonesia pada saat itu termasuk pionir dalam 
penggunaan satelit komunikasi di dunia, atas inisiatif dan upaya tak kenal 
lelah Pak Is, maka Indonesia kemudian menggunakan Satelit Palapa sebagai wahana 
komunikasi untuk menjangkau berbagai pulau yang tersebar di seantero Tanah Air. 
Humanis 
Pak Is juga saya kenal sebagai sosok yang humanis. Ada salah satu peristiwa 
yang saya tidak pernah lupa. Kejadiannya ber- langsung di dalam kereta api 
Parahyangan jurusan Jakarta-Bandung. Waktu itu saya sudah kuliah selama delapan 
tahun di ITB, tetapi belum lulus-lulus juga karena sibuk cari proyek untuk 
dapatkan uang. Begitu mendengar cerita saya ini, Pak Is lantas menghela napas 
dan mengatakan, ”Sudahlah Pin, hentikan kerjaankerjaan sampingan kamu seperti 
ini, cepat selesaikan sekolahmu dulu. Kalau kamu kurang uang nanti saya 
pinjamkan uang.” 
Dorongan-dorongan seperti itulah yang membuat saya menjadi tidak pernah lupa 
dengan sosok Pak Is. 
Sampai saat-saat beliau sudah lanjut usianya, tidak henti-hentinya Pak Is 
memberikan dorongan-dorongan kepada yuniornya di kampus, murid-muridnya dan 
orang-orang muda yang ia temui untuk selalu berusaha lebih kreatif, selalu 
mencari jalan, rajin mencari terobosan baru, kalau perlu terobosan itu jauh ke 
depan atau leap frogging untuk kemajuan bangsa dan negara. 
Dorongan itu kerap Pak Is berikan dalam berbagai cara dan bentuk komunikasi 
kepada anak-anak muda. Waktu saya sudah menjadi pengusaha yang dianggap 
berhasil, Pak Is selalu mendorong murid-muridnya dan kadang-kadang saya suka 
dipakai sebagai contoh pengusaha yang selalu mencari peluang-peluang baru. 
Memang, dalam berbagai kesempatan yang ada, Pak Is dan saya kerap berdiskusi 
mengenai energi baru mulai dari angin, tenaga surya, sampai dengan gelombang 
laut. 
Cakupan perhatian Pak Is tidak hanya bertumpu pada upaya mendidik anak-anak 
muda binaannya. Ia juga tidak segan-segan menegur kami, baik dengan nada 
sebagai guru maupun sahabat. Suatu hari saya menerima telepon, suara Pak Is 
terdengar marah melihat sampah di 

CiKEAS PNS Depag Ditangkap Sedang Mesumi Anak Tiri

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Tidak mengherankan, karena  yang namanya Departemen Agama [Depag] 
adalah sarang penyamun.  Dalam falsafah penamun bukan saja harta, duit, 
perhiasan yang disikat, tetapi semua tanpa pandang bulu apa yang senang buat 
mereka di sikat.  Bubarkan Departemen Agama sekarang juga!! 

http://www.antara.co.id/arc/2008/12/12/pns-depag-ditangkap-sedang-mesumi-anak-tiri/

12/12/08 05:46

PNS Depag Ditangkap Sedang Mesumi Anak Tiri


Jambi (ANTARA News) - Syafaruddin (44), seorang Pegawai Negeri Sipil di Kantor 
Departemen Agama Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, ditangkap 
warga di Jambi saat sedang berbuat mesum bersama anak angkatnya berinisial AM 
(15) di rumah kontrakannya.

Kedua pasangan mesum ditangkap warga pada Rabu malam (10/12), pukul 22:30 WIB, 
di rumah kontrakan tersangka Syafruddin di Jl Yunus RT 02, Kelurahan Handil 
Jaya Kecamatan Jelutung, kata Kapolsekta Jelutung AKP Zulhir Destrian, Kamis.

Keterangan dari saksi warga setempat, kedua pasangan tersebut diduga sudah 
sering melakukan hubungan suami istri di rumah kontrakan anak tirinya AM yang 
bersekolah di SMP swasta di Kota Jambi.

Warga yang resah dengan perbuatan kedua pasangan mesum itu, akhirnya menangkap 
basah pada malam hari saat mereka sedang melakukan hubungan suami istri, dan 
setelah diselidiki keduanya tidak ada hubungan nikah.

Menurut warga setempat, AM disekolahkan di Jambi oleh tersangka Syafaruddin 
yang dalam beberapa bulan terakhir sudah pisah ranjang dengan istrinya dan kini 
Syafruddin berdinas di Curup sedang istri dan keluarganya di tinggal Jambi, 
sementara itu anak angkatnya tinggal di rumah kos.

Dalam beberapa bulan terakhir tersangka sering pulang ke rumah kos anak 
angkatnya sehingga terjadinya perbuatan mesum tersebut dan hasil visum rumah 
sakit menyatakan selaput dara AM mengalami luka robek lama yang diperkirakan 
sudah sebulan lalu.

Kedua tersangka yang ditahan disel Mapolsekta Jelutung guna 
mempertanggungjawabkan perbuatannya dan hasil pemeriksaan sementara tersangka 
Syafaruddin dikenakan sesuai pasal 81 ayat 2 UU N0 23 tahun 2002, tentang UU 
Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.(*)


CiKEAS Pernyataan Sikap DPP PAPERNAS Mengecam Aksi Pembakaran rumah petani Suluk Bongkal oleh pihak PT. AA

2008-12-18 Terurut Topik Rudi Hartono




PERNYATAAN SIKAP

006/DPP-Papernas/B-II/September/2008

 

CABUT SK MENTERI KEHUTANAN Nomor 743/Kpts-II/1996 DAN BEKUKAN AKTIFITAS 
PERUSAHAAN PT. ARARA ABADI

USUT TUNTAS, TANGKAP, DAN ADILI
SEBERAT-BERATNYA PELAKU PEMBAKARAN RATUSAN  RUMAH RAKYAT DI DUSUN SULUK BONGKAL

 

Hari ini(18/12/08), kurang lebih 1000-an orang preman
suruhan yang dibayar oleh pihak PT. ARARA ABADI dan dipimpin langsung oleh pihak
kepolisian, yaitu direskrim Polda Riau (Alex Mandalika), melakukan penyerangan,
penghancuran dan pembakaran rumah-rumah secara membabi buta terhadap masyarakat
dusun Suluk Bongkal KM 42-47 desa Beringing kec. Pinggir, Kab. Bengkalis. 
Penyerangan
ini dilakukan dengan dalih bahwa masyarakat yang ada di dusun tersebut adalah
masyarakat pendatang, dan untuk itu harus di singkirkan dari daerah tersebut,
selain itu masyarakat di dusun tersebut telah dituduh secara sepihak oleh 
PT.ARARA
ABADI bahwa masyarakat tersebut telah melakukan perambahan hutan milik Negara.

 

Berdasarkan data
yang kami peroleh, secara histories, dusun Suluk Bongkal termasuk dalam Belsuit
yang dipetakan sejak Belanda menjalin kerjasama dengan kerajaan Siak (sekirat
tahun 1940), dan sekitar tahun 1959 dibuatlah peta yang mempunyai kekuatan
pembagian wilayah memiliki hutan tanah ulayat batin (keabsahan suku Sakal)
termasuk di dalamnya wilayah Suluk Bongkal. Masyarakat sulut bongkal dapat
hidup berdampingan secara damai dengan penduduk maupun suku-suku di sekitarnya.


 

Kehidupan damai
masyarakat terhenti seketika, Takkala menteri kehutanan menerbitkan SK Nomor
743/Kpts-II/1996, yang memberikan hak penguasaan hutan tanam industri di atas
tanah hutan seluas ±299.975 kepada pihak PT Arara Abadai (AA). Pada saat itu,
dengan pendekatan kekerasan, premanisme, kekerasan senjata, pihak PT.AA mencoba
mengusir paksa masyarakat keluar dari tanah dan pemukimannya. Sejak itu,
konflik berkepanjangan antara pihak PT.AA dengan masyarakat berlansung tanpa
jeda, dan terkadang pihak pemerintah dan kepolisian berada diketiak PT. AA
untuk menindas masyarakat. 

 

Aksi penyerangan,
pembakaran terhadap ratusan rumah warga, yang menyebabkan seorang warga bernama
Fitri (2 Th) meninggal karena ketakutan melihat aksi kekerasan, yang dipimpin
oleh direktur reskrim POLDA Riau, Alex Mandalika. Tindakan ini berada diluar
batas kemanusiaan, tidak dapat ditoleransi oleh akal sehat, dan seharusnya
tidak didiamkan oleh pemerintah pusat dan DPR.

 

Beberapa hari
terakhir, kita rakyat Indonesia kembali dipertontonkan dengan aksi kekerasan
polisi di berbagai tempat; dimakasar mereka menyerbu mahasiswa yang menolak
komersialisasi, dan di Riau mereka menyokong pembakaran rumah warga dan
menangkap sejumlah aktifis yang membelah rakyat. Bagaimana mungkin KAPOLRI baru
berkampanye melawan premanisme, jikalau watak premanisme begitu kental di dalam
institusinya? OMONG KOSONG semuanya.

 

Kejadian di Riau
ini, semakin menegaskan kepada kita, kepada seluruh rakyat Indonesia, bahwa 
pemerintahan yang mengabdi kepada
pemodal, kepada imperialisme/neoliberalisme, hanya akan menyengsarakan
rakyatnya. Pemerintahan seperti SBY-JK tidak akan mau menyinsingkan lengan
bajunya untuk melayani rakyat, tapi mau melakukan apa saja untuk melayani
kepentingan pemodal, imperialisme-neoliberal. Bagaimana mungkin mereka dapat
menciptakan kesejahteraan, menjamin lapangan kerja, memberikan upah layak,
jaminan social, dan sebagainya, jika mempertahankan hak-hak hidup rakyat,
seperti hak hidup masyarakat sulut Bongkal, mereka tidak sanggup lakukan.

 

Di China, tokoh
besar Zhou Enlai, mantan pemau menyerahkan tanah kuburan leluhurnya untuk 
dijadikan
pertanian kepada rakyat, bahkan ia sendiri tak dikubur agar rakyat dapat 
menjadikan
tanah tersebut untuk berproduksi, tapi pemerintahan SBY-JK dan jajarannya di
Riau, justru mengusir rakyat dari tanah leluhurnya untuk memberi tempat kepada
pemodal untuk memperbuncit perutnya!

 

Berdasarkan Kejadian diatas, DPP Papernas menyatakan sikap sebagai
berikut;

 

Pecat,
 Tangkap, dan adili seberat-beratnya Direktur Reskrim Polda Riau, Alex 
Mandalika,
 karena telah dengan sengaja mengarahkan aksi pembakaran terhadap ratusan
 rumah rakyat, dan menyebabkan kematian seorang warga. Seluruh jajaran
 Polda riau yang terlibat dalam kejadian ini juga harus dipecat dari
 kepolisian;Cabut SK
 Menteri Kehutanan nomor 743/Kpts-II/1996 dan Bekukan sekarang juga
 aktifitas perusahaan PT.AA karena telah melakukan subversif 
ekonomi.Kembalikan
 seluruh tanah rakyat yang telah dirampas PT AA; serta program pembangunan
 rumah kembali warga yang telah dibakar secara gratis;Bebaskan kawan
 Fitra, Pengurus KPP-STR Riau dan 30-an warga suluk bongkal yang ditangkap,
 tanpa syarat.Bangun
 Politik Persatuan Nasional untuk menegaskan Kemandirian Bangsa saat ini. 

 

Demikia Pernyataan sikap ini kami buat. Atas kerjasamanya, kami
mengucapkan banyak terima kasih.

 

Jakarta, 18 Desember 2008

 

Cukup Sudah jadi Bangsa Kuli,

CiKEAS The best and worst tech products of 2008

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
http://tech.yahoo.com/blogs/null/111749/the-best-and-worst-tech-products-of-2008/

The best and worst tech products of 2008
Mon Dec 15, 2008 3:42PM EST 

See Comments (20) 

Lists like this are awfully subjective, but always fun to work on. As Christmas 
approaches, it's time to reminesce about the products that really floated my 
boat in 2008... and a few of the ones that made me run away screaming.

Without further ado, here are my -- completely personal -- picks for some of 
the best products to come from the world of technology from 2008.

The Best 

Gateway MC7803u laptop - It has modest specs and average-to-good performance, 
but $1,000 flat gets you a gorgeous, 16-inch screen and a distinctive, classy 
chassis, complete with leather trim. It's altogether an excellent value and has 
all the features that virtually every user needs in a portable. 

Rock Band 2 - Arguably the best game of the year -- I find it humbling that I 
listen to more music while playing Rock Band than I do on my iPod. The ongoing 
addition of new -- and good -- music to the game makes it an ongoing favorite 
at Null HQ. 

Lenovo IdeaPad S10 - If you must buy a netbook, try Lenovo's outstanding mini, 
which is exceptionally powerful for its feature set and size and priced to move.

Intel Core i7 CPU - This new CPU is the fastest and most capable microchip on 
the block, hands down, and it won't melt your computer along the way. Can't 
wait for the mobile version to arrive in 2009.

Hulu - This web TV service really came into its own in 2008 after a slow and 
rocky start. YouTube gets all the press (and about 100 times the traffic), but 
Hulu has the full-length, high-quality commercial shows and snippets that 
people actually want to watch. And the player is snappier in response than 
anything else on the market. 

Fabrik [re]drive - Environmentalism in the tech world doesn't have to mean just 
a good take-back program. The [re]drive is made of bamboo and recyclable 
aluminum, making it not just more eco-conscious than any other hard drive on 
the market, but better looking too. 

Sony Xperia X1 - If it weren't for the $800 price tag, you'd see X1 handsets in 
the hands of all the digerati instead of the iPhone. (Yeah, I like the iPhone 
3G, too, but the atrocious battery life is cause enough to keep it off this 
year's best list.)

Herman-Miller Embody - Can a man fall in love with a chair? Yes, yes he can.

The Worst

Blu-ray - I'm happy to see that Blu-ray players have come down in price... but 
the media has not, and there's no way I'm paying $25 to watch Step Brothers. 
Plus the technology is still, bafflingly, dog-slow. 

Mint.com - Lots of writers hail Mint.com's finance tracking system as the best 
thing since Coca-Cola Classic, but after weeks with the service I've never 
gotten it to work right. It still can't grab all my account information from 
one of the biggest banks in the world... and every month I am (wrongly) 
chastised for spending over $5,000 on groceries, the category into which all my 
spending is invariably dumped. 

DRM in All Its Forms - Why does DRM still exist? It's so aggravating and 
generates so many lawsuits that promising products like RealDVD get sued off 
the planet within days of launching. Three months after launch, RealDVD is 
still temporarily off the market as the company deals with a Hollywood lawsuit


null-237507318-1229384460_thumb.jpg?ymN8HfAD.zjD9wpy
Description: Binary data


CiKEAS Taufiq Kiemas: PDI-P Partai Modern

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=Newsid=2689

2008-12-18 
Taufiq Kiemas: PDI-P Partai Modern


Didit Majalolo



Jajaran Redaksi Suara Pembaruan diwakili Pemimpin Umum Wim Tangkilisan (kedua 
dari kiri) menyerahkan karikatur kepada Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai 
Demokrasi Indonesia Perjuangan Taufiq Kiemas di Kantor Suara Pembaruan, 
Jakarta, Rabu, (17/12).

[JAKARTA] Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) adalah partai modern 
pertama di Indonesia. PDI-P memiliki infrastruktur yang memadai, mulai dari 
tingkat Dewan Pimpinan Pusat hingga ke pengurus di tingkat anak ranting. Hal 
itu ditunjang pula oleh data base, riset politik, dan badan penelitian dan 
pengembangan. 

Saya merasa PDI-P merupakan partai yang modern di Indonesia. Buktinya seluruh 
kader sebanyak 11 juta memiliki kartu tanda anggota dengan data base yang 
kuat, ujar Ketua Deperpu PDI-P Taufiq Kiemas saat berdialog dengan jajaran 
redaksi SP di Jakarta, Rabu (17/12). Dalam kunjungan itu, Taufiq didampingi 
beberapa kader PDI-P, yakni Effendy Simbolon, Andreas Pareira, Yoseph Umarhadi, 
Cyprianus Aoer, Rieke Diah Pitaloka, Sonny Tulung, Helmy Fauzi, dan Hamid 
Basyaib. 

Menurutnya, dalam kaitan berpolitik secara modern di Indonesia, pihaknya tidak 
melupakan beberapa hal, di antaranya kekuatan Amerika Serikat (AS) dalam 
pembangunan demokrasi. Selain itu, PDI-P tak bisa melupakan orang Jawa, Islam, 
dan kelompok militer.

PDI-P melakukan berbagai upaya untuk menjadi partai modern melalui peningkatan 
kualitas kader, sekaligus memberikan pendidikan politik bagi wong cilik, 
ujarnya.

Pada kesempatan itu, Taufiq menyatakan PDI-P senantiasa memperjuangkan ideologi 
Pancasila 1 Juni dan pluralisme. Menurut PDI-P, demokrasi tanpa pluralisme, 
bukanlah demokrasi. Pancasila tanpa pluralisme, bukan Pancasila. Itu merupakan 
hal prinsip bagi PDI-P.

Masalah pluralisme bagi PDI-P, adalah masalah hidup-mati, tegasnya.

Ketika ditanya tentang generasi muda yang kurang peduli pada ideologi Pancasila 
dan pluralisme, Taufiq menyatakan hal itu merupakan tantangan bagi PDI-P untuk 
kembali menyadarkan mereka. 

Negara sebesar AS pun tetap memegang akar sejarah dan itu adalah kekuatan 
bangsanya. Demikian pula Indonesia ke depan, tandasnya.


Kalangan Muda

Sementara itu, Effendy Simbolon menambahkan, dalam upaya pengembangan partai ke 
depan, PDI-P juga merekrut generasi muda. 

Buktinya, lebih dari 70 persen caleg PDI-P berasal dari kalangan muda. 

Tapi yang kita utamakan generasi muda berkualitas, berkolaborasi dengan 
pemimpin senior yang arif dan bijaksana. Perpaduan kepemimpinan seperti ini 
yang sedang dibutuhkan Indonesia sekarang, katanya. 

Senada dengannya, Cyprianus Aoer menyatakan PDI-P memiliki strategi mengikat 
massa mengambang, yaitu melalui program pembuatan kartu tanda anggota (KTA). 
Saat ini tercatat 11 juta orang memiliki KTA PDI-P. 

Partai ini telah memiliki basis massa tetap yang sangat berpeluang memenangi 
Pemilu 2009, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden, katanya.

[W-8/J-11]


Bls: CiKEAS Wartawan Pelempar Sepatu Terlihat Sehat

2008-12-18 Terurut Topik Karman
moga aja gak diapa apain, paling juga disebut terorist oleh Bush!!!
SALAM
KARMAN






Dari: Sunny am...@tele2.se
Kepada: undisclosed-recipi...@yahoo.com
Terkirim: Jumat, 19 Desember, 2008 04:52:18
Topik: CiKEAS Wartawan Pelempar Sepatu Terlihat Sehat


http://www.tempoint eraktif.com/ hg/asia/2008/ 12/18/brk, 20081218- 151582,id. 
html
 
Wartawan Pelempar Sepatu Terlihat Sehat
Kamis, 18 Desember 2008 | 04:10 WIB




CiKEAS NCR seeks to suspend visas for Indonesia

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
 
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=117307d=18m=12y=2008pix=kingdom.jpgcategory=Kingdom

Thursday 18 December 2008 (20 Dhul Hijjah 1429)


  NCR seeks to suspend visas for Indonesia
  Arab News 

  RIYADH: Saudi Arabia's National Committee for Recruitment (NCR) has 
called on the government to stop issuing visas to Indonesian workers after the 
Indonesian Labor Federation called on recruitment agencies in that country to 
ignore labor regulations implemented recently in the Kingdom.

  The government should suspend recruitment of Indonesian workers until 
differences between the two sides over the new regulations are settled, said 
Saad Al-Baddah, chairman of the NCR, an affiliate of the Council of Saudi 
Chambers of Commerce and Industry.

  The new regulations - entitled The Unified Labor Contract - seek to 
unify rules for bringing domestic workers to the Kingdom and protect the rights 
of Saudi employers and expatriate workers. The regulations were issued with the 
approval of the Ministry of Interior.

  The contract stipulates that labor recruitment agencies sign with the NCR 
contracts that define the rights of both employers and employees, such as 
salaries, working hours and vacations.

  While most labor-supplying countries agreed to implement the new 
regulations early this year, the NCR had been negotiating the issue with the 
Indonesian authorities, Baddah said.

  The conduct of the Indonesian Labor Federation will, obviously, trigger 
a new crisis in recruiting workers from that country. The Indonesian 
authorities are supposed to implement the contract beginning 2009, he added.

  It seems that the silence of the Saudi authorities on unilateral 
decisions taken by the Indonesians on issues, such as raising workers' salaries 
and recruitment fees, over the past couple of years has encouraged Indonesia to 
reject the Unified Labor Contract with scant regard for Saudi interests, 
Baddah said.

  All countries that supply domestic labor to Saudi Arabia have approved 
the new contract and are abiding by it. On the other hand, the Indonesians have 
not approved it. Labor recruitment agencies in Indonesia want to dictate their 
terms and do not care for our interests. This is not right, he added.

  Baddah called on the authorities to find out why Indonesia is refusing to 
sign the contract. He also called on recruitment agencies in the Kingdom not to 
accept visas for Indonesian workers from next month unless there is a positive 
response from the Indonesian authorities
 


CiKEAS Iraq arrests 50 over coup plot: security official

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
http://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5gVRF_NY7Q3oU89ZgElcvOR-at4_g

Iraq arrests 50 over coup plot: security official
12 hours ago

BAGHDAD (AFP) - Iraq has arrested about 50 interior ministry officials for 
plotting a coup against the Shiite-led government, a senior Iraqi security 
official said on Thursday.

Fifty interior ministry civil servants, including senior officials, were 
arrested over the past three days for trying to topple the government of Prime 
Minister Nuri al-Maliki, the official told AFP on condition of anonymity.

Among those seized was General Ahmad Abul Rif, the ministry's security chief, 
he said.

They were linked to the Al-Awda (The Return), a clandestine group that was 
working to bring the Baath Party back into power, he said.

Iraqi dictator Saddam Hussein and his Baath Party were ousted in the US-led 
invasion of March 2003.

The New York Times reported that a top interior ministry official said those 
arrested with Al-Awda links had paid bribes to be recruited and arresting 
officers had found substantial amounts of money in raids.

Maliki's critics have accused the prime minister of arresting political enemies 
to consolidate his power ahead of next month's provincial elections, the 
newspaper said.

Maliki himself was persecuted by Saddam's Sunni-led regime, but five years 
after the invasion hundreds of members of the executed dictator's former Baath 
party have returned to public life in Iraq.

Earlier this year Iraq's presidential council approved a bill allowing former 
Baath Party members to return to government jobs as part of the current 
Shiite-led administration.

The initiative was seen as a way to unite Iraqi factions, and a means to 
reverse what is widely seen as one of the huge blunders committed by US 
post-Saddam.

The initial US decision to disband the Iraqi army and sack all Baathists from 
the government to eradicate Saddam's influence led to the rise of a deadly 
anti-American insurgency in the aftermath of the invasion. 


CiKEAS Fools' gold in Indonesia

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/JL19Ae01.html

Dec 19, 2008 


AN ATol INVESTIGATION
Fools' gold in Indonesia
By Melody Kemp 


NUSA TENGGARA, Indonesia - In eastern Indonesia's litter of islands, the remote 
Lembata seems an unlikely site to for a public battle over mining, replete with 
paid assassins, black magic rituals and allegations of official bribery. 

The bizarre confrontation is emblematic of Indonesia's ongoing mismatch between 
the desire to attract foreign investment, national regulations and the rights 
of people seemingly sentenced to environmental degradation in the name of 
economic development. It also indicates the enduring provincial influence of 
former president Suharto's close allies, despite the enactment of various 
decentralization reforms since his downfall in 1998. 

When weighing the bullish claims against the independent geological evidence 
being made about Lembata's gold mining potential, there is reasonable cause to 
suspect that Indonesia's well-connected and colorful mining magnate, Jusuf 
Merukh, is bidding to attract foreign investment based on tenuous claims. 

Critics and officials say his recent assertions that there are major gold 
deposits in the area are akin to those made during the 1997 Bre-X scandal, 
where a gold mine in Kalimantan in which Merukh had a stake was touted as 
potentially the world's largest, but after luring foreign investment from US 
mining giant Freeport McMoran, which was coaxed into taking an 85% stake in the 
venture, it came up dry. 

The 70 million ounces reportedly found by geologists at the time is the same 
figure Merukh is now telling local journalists could be found in Lembata. 
Merukh's wholly owned companies, PT Pukuafu Indah and PT Merukh Copper, aim to 
mine lodes of gold from Lembata's rocks and sand in Indonesia's poor and dry 
eastern region. But the mining magnate's intention to start construction of 
processing plants in 2009 has raised a mounting outcry on the island. 

In 2007, more than 400 people demonstrated against the mining project outside 
the area's provincial offices. Regular protests have also been staged this year 
and more are planned for 2009. The bupati [or regent, the senior 
sub-provincial local government official] refused to meet with us. He doesn't 
want to hear our voices, but we will die before we allow Merukh to mine our 
island, said Hendrikus Hala, an elderly but still spry farmer. 

We have built a camp on the mountain and someone is there all the time with a 
mobile phone. If they come we will stop them. No one gets in without our 
agreement, Ahmad Nuturamun, a farmer from the area said, an overly large black 
Stetson shading his eyes. 

Merukh has so far remained undaunted by the local resistance. In November, he 
reportedly sent a letter to the local regent and the head of the local 
Legislative Council requesting that 75,300 hectares be set aside for mines in a 
joint venture partnership between himself and 10 Chinese mining groups led by 
state-owned Yunnan Copper Group Ltd. A memorandum of understanding for the deal 
is scheduled to be signed with China's ambassador to Indonesia. 

Yunnan Copper is at present embroiled in a major corruption scandal, whereby 
the company's former chief executive officer, Zou Shaolu, and two of his aides 
were arrested by the Yunnan Communist Party's disciplinary agency and will soon 
face a public trial for allegedly accepting 35 million yuan (US$5 million) in 
bribes related to various dealings. There is no evidence that any of these 
allegations relate to the Lembata deal, but the scandal has raised questions 
about the Chinese company's viability. 

If Merukh presses ahead and the local government refuses to acknowledge the 
protesters' demands, some fear the situation could escalate towards violence. 
Villages are already invoking their deceased ancestors to protect them from the 
mine, reviving traditional rituals and ceremonies - where chickens' throats 
have been cut and old weapons stripped of rust - not performed for years. 
Island communities are seemingly unified in their opposition, even if they are 
not directly threatened. We cannot eat gold, many villagers said in Lembata. 

The local government, meanwhile, is doggedly in favor of the mine. Lembata is a 
parched island, and like many of its neighbors has little opportunity for more 
than subsistence livelihoods. Its major sources of income are copra, candle 
nut, cashews, seaweed and clams. So the promise of a windfall from mining has 
been hard for local officials to resist. Strangely, though, the local 
government has dismissed alternative development plans put forward by the 
communities, which include tourism and agricultural projects. 

Indonesia is top heavy with a burdensome bureaucracy: each district replicates 
all national departments. Many are starved of operational funds, so a large 
mine offers hope of much-needed income. However, that impulse is checked by 
national 

CiKEAS Iraq ministry confirms arrests of 23 of its officials

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
http://www.iht.com/articles/2008/12/18/mideast/iraq.php

 

Iraq ministry confirms arrests of 23 of its officials 
By Campbell Robertson and Tareq Maher

Thursday, December 18, 2008 
BAGHDAD: A senior spokesman at the Iraqi Ministry of the Interior confirmed 
publicly on Thursday that 23 of its officials had been arrested in recent days 
under suspicion of being affiliated with a banned political party related to 
Saddam Hussein's Baath Party. The ministry, in a statement, also said the scope 
of the investigation was wider than originally reported, with officials in 
other security ministries also arrested.

But while the spokesman for the Interior Ministry, Major General Abdul-Karim 
Khalaf, confirmed the arrests at a news conference, he denied those arrested 
were involved in planning a coup.

According to senior security officials in Baghdad who revealed the arrests 
earlier this week, up to 35 officials in the Iraqi Ministry of the Interior 
ranking as high as general have been detained this week.

The arrests, according to those officials, who spoke on condition of anonymity, 
included at least three generals. The officials also said that the arrests had 
come at the hand of an elite counterterrorism force that reports directly to 
the office of Prime Minister Nuri Kamal al-Maliki.

The possible involvement of the counterterrorism unit would speak to the 
seriousness of the accusations, and several officials from the Ministries of 
the Interior and National Security said that some of those arrested were in the 
early stages of planning a coup.

None of the officials provided details about that allegation.

But the arrests reflect a new set of political challenges for Iraq. Maliki, who 
has gained popularity as a strong leader but has few reliable political allies, 
has scrambled to protect himself from domestic rivals as the domineering 
influence of the United States, his leading backer, begins to fade.

Initial accounts provided by Iraqi security officials said that General Ahmed 
Abu Raqeef, the director of internal affairs for the Ministry of the Interior, 
was among those arrested. But that account was wrong; Raqeef is, in fact, part 
of a committee overseeing the investigation of government officials' possible 
links to the Baath Party.

The details of the investigation, including who was leading it, were known to 
few members of the government until Thursday.

Rumors of coups, conspiracies and new alliances abound in the Iraqi capital a 
month before provincial elections. Critics of Maliki say he has been using 
arrests to consolidate power.

But senior security officials have said there was significant evidence tying 
those arrested to a wide array of political corruption charges, including 
affiliation with Al Awda, or the Return, a descendant of the Baath Party, which 
ruled the country as a dictatorship for 35 years, mostly under Saddam. Tens of 
thousands of Iraqis died or were persecuted, including Maliki, a Shiite Muslim, 
by the Baath Party. It was outlawed after the American invasion in 2003.

While most members of the Baath Party were Sunni Muslims, as Saddam was, those 
arrested were a mix of Sunnis and Shiites, several officials said.

A high-ranking Interior Ministry official said that those affiliated with Al 
Awda had paid bribes to other officers to recruit them and that huge amounts of 
money had been found in raids.

He said there could be more arrests. Some of those under arrest belonged to the 
now-illegal party under Saddam's government. Maliki's office declined to 
comment. But one of his advisers, insisting that he not be named because he was 
not authorized to speak, said the detainees were involved in a conspiracy.

The Ministry of the Interior is dedicated to Iraq's internal security, and 
includes the police forces. The ministry has a history of being heavily 
infiltrated with Shiite militias, though it has improved considerably over the 
past two years.

A police officer, who knows several of the detainees but spoke on condition of 
anonymity for fear of retribution, said they were innocent, longstanding civil 
servants and had little in common with one another. Those who once belonged to 
the Baath Party were lower-level members, he said, insisting that the arrests 
were politically motivated.

Interior Minister Jawad Kadem al-Bolani, who has not been implicated and is out 
of the country, has his own political ambitions and has been expanding his 
secular Iraqi Constitutional Party. Iraq is a nation where leadership has often 
changed by coup, and as next month's provincial elections approach, worry about 
violence is increasing. So are accusations about politically charged detentions.

The counterterrorism unit said to be involved in these arrests is alleged to 
have conducted a raid this summer on the Diyala provincial governor's office, 
during which an employee was killed and a provincial council member, one of the 
few Sunnis Arabs on the council, was 

CiKEAS How an airplane toilet can ruin your life

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
http://www.iht.com/articles/2008/12/18/opinion/edkeillor.php


How an airplane toilet can ruin your life

By Garrison Keillor Published: December 18, 2008



It is rather haunting, the notice above the Flush button in the toilet on the 
airliner, Do Not Flush While Seated On Toilet.

One imagines the engineers of the toilet running tests with flush dummies with 
big flat butts and the suction ripping the stuffing right out of them, and the 
engineers thinking, Oh criminy, you mean we wasted three years on this sucker?

So lawyers were brought in to write the warning, which had to be short enough 
to be printed in large type so that old geezers would see it, who are the ones 
most likely to flush while seated.

So they limited themselves to those seven words and eliminated Flushing While 
Seated May Suck Your Colon Out Of You And Cut You A New Orifice While Changing 
Your Gender In Ways You Don't Even Want To Think About.

I sat down on the closed toilet seat to ponder this and saw that, from the 
angle of the sitter, the warning notice is not all that prominent. A person 
could sit there and not notice those seven words, or mistake them for something 
innocuous such as Do Not Flush Wallet Down Toilet or Use Only As Much Toilet 
Paper As You Need, the sort of signage that's written by morons for idiots, 
and so - distracted perhaps by sudden turbulence or feeling rushed because 
others are waiting - he presses the Flush button and suddenly feels the toilet 
grip his hinder like a python seizing a rat. He tries to pry himself loose. No 
go.

Now the flight attendant is tap-tap-tapping on the door. Are you all right? 
she asks.

The man on the toilet, Mr. Murphy, doesn't know how to answer that question. He 
is, basically, all right in that he is an economist with a shining resumé, is 
married to a noble and resourceful woman, has three excellent children who are 
drug-free and on the upward path, and he is flying to Washington to interview 
for a high-level position in the Department of the Treasury.

On the other hand, he is trapped in the toilet.

She persuades Mr. Murphy to unlock the door. She tries to yank him off the 
toilet by his wrists and then she lifts up his shirttails and tries to break 
the seal by inserting her elegant fingers between the toilet seat and his 
posterior. But he is well and truly stuck.

One last yank and she accidentally pushes the Flush button again and it makes a 
great flubbery sound that shakes the aircraft, and now poor Murphy feels his 
innards being pulled downward. He faints. And when he awakens, the plane has 
made an emergency landing in Schenectady and six men in yellow phosphorescent 
coats are cutting the toilet with an acetylene torch. They lift him out, the 
seat still stuck to him, and right here, as he's being carried to a gurney, his 
luck runs out.

A passenger shoots a video with a cellphone and that is the image that makes 
its way around the world via the Internet. Everybody and his cousin sees it, 
what appears to be a Parker House roll on a plate with arms and legs.

An economist should not get stuck in a toilet seat. That is a basic unspoken 
rule of life. And so ECONOMIST IN TOILET is the headline in the Enquirer, and 
so a promising career is cut short and poor Murphy must go into exile and teach 
accounting courses at a secretarial school in Costa Rica.

People do what they are told not to do. It happens time and time again. Here on 
the frozen tundra, it is known as the Tongue On The Frozen Pump Handle 
principle. If you put your tongue on a pump handle on a bitter cold winter day, 
the tongue will freeze to the handle and you will stand there, helpless, unable 
to cry out for help.

Not that it would do much good - most pump handles these days are in remote 
rural areas. We've all been warned against doing this and yet we all know that 
eventually we will do it someday. Somewhere there is a pump handle waiting for 
me.

I've always expected tragedy to strike around Christmas. A joyful season and 
all ye faithful have come and then, yikes! You flushed the toilet while sitting 
on it and your life will never be the same.

Garrison Keillor's latest Lake Wobegon novel is Liberty. Distributed by 
Tribune Media Services.
dot_h.gifdots_at_narrow.gifdot_h.gif

CiKEAS Latin America and the Caribbean reinforce regional integration

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
http://www.granma.cu/ingles/2008/diciembre/juev18/Latin-America-and-the-Caribbean.html

  Havana.  December 18, 2008
 

 
  Latin America and the Caribbean reinforce regional integration



  COSTA DE SAUIPE, Brazil, December 17.- The first Latin American and 
Caribbean Summit has concluded in this coastal resort with the conviction that 
the political, economic, social and cultural integration of the region 
constitutes a necessary factor on the road to sustainable development and the 
social wellbeing of its citizens.

  According to PL, in the extensive final declaration, heads of state and 
government reaffirmed their commitment to the defense of sovereignty and the 
right of every state to construct its own political system, free from threats, 
aggression and coercive unilateral measures. 

  The document reiterates the disposition to establish a more just and 
equitable international order. Likewise, it champions the strengthening of 
multilateralism and confirms the urgent need to launch a genuine reform of the 
United Nations that will guarantee representation and democratization in its 
principal bodies, particularly the Security Council.

  The leaders emphasized the urgent need for efforts in regional 
cooperation, complementation and integration with respect to the energy sector, 
given the severe imbalances between supply and demand throughout the world. 

  The dignitaries also defended the need for wide-ranging international 
dialogue with the active participation of developing countries in the context 
of constructing of a new financial architecture. 

  Likewise, they emphasized the importance of and urgent need to strengthen 
regional and sub-regional mechanisms in order to promote integration and 
development in the context of the global financial crisis. 

  During the sessions of this historic event, Venezuelan President Hugo 
Chávez urged the continent to create an Organization of Latin American and 
Caribbean States, a fundamental strategy for integration in the face of the 
current capitalist world order. 

  For his part, Bolivian President Evo Morales affirmed that impositions 
from above and outside have not been solutions, nor have the formulas drawn up 
by organizations such as the International Monetary Fund or the World Bank. 

  During his contribution to the Summit, Jamaican Prime Minister Bruce 
Golding also called on those present to strengthen regional strategies in the 
face of this situation, such as the Rio Group which, he said, must become the 
driving organizational and institutional framework for development in the 
region. 

  In a communiqué, Honduran President José Manuel Zelaya underlined that 
this is a meeting to dignify the positions of Latin America.

  Included as part of the event at the coastal resort of Costa de Sauípe 
were the summits of the Union of South American Nations (UNASUR), the Rio Group 
- which officially welcomed Cuba as a full member of this forum - and the 
Common Market of the South (MERCOSUR). 

  Translated by Granma International 

  - Special Declaration on the Necessity of Ending the Economic, Commercial 
and Financial Blockade Imposed on Cuba by the Government of the United States 
of America, Including the Application of the So-Called Helms-Burton Act
  - Brazilian parliamentarians send document to Obama calling for an end to 
the blockade Ambassador Clifford Sobel
   
 
gruporio.jpg

CiKEAS Akbar Tandjung Tolak Tawaran Capres Selain Golkar

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
SUARA MERDEKA CYBERNEWS 

 print

18/12/2008 23:16 wib - Nasional Aktual


Akbar Tandjung Tolak Tawaran Capres Selain Golkar



Purwakarta, CyberNews. Mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Akbar 
Tandjung, belum mau menerima tawaran sejumlah partai politik (parpol) selain 
Partai Golkar, meski beberapa parpol sudah menawarkan dirinya menjadi calon 
presiden (Capres).

Sejumlah parpol memang telah melamar agar saya masuk dalam 
konvensi Capres yang diusung partai bersangkutan, kata Akbar, usai menghadiri 
pelantikan pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Purwakarta periode 
2008-2009 di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis.

Di antara parpol yang sudah melamar Akbar itu ialah PBR (Partai 
Bintang Reformasi) dan Dewan Integritas Bangsa. Namun lamaran tersebut tidak 
diterima, karena dirinya masih fokus terhadap Partai Golkar.

Mengenai pencalonannya di Partai Golkar, Akbar mengatakan, hingga 
kini Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar belum mau mengumumkan rekruitmen 
Capres, karena harus menunggu pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009 terlebih 
dahulu.

Kalau saya harus mencalonkan Capres dari Partai Golkar, akan 
dilihat dulu sejauh mana peluang atau keseriusan Golkar memajukan figur dari 
internal, kata Akbar yang juga Mantan ketua DPR itu.

Ia menyarankan, agar penjaringan Capres yang diusung Partai Golkar 
dilakukan sejak sekarang, karena jika hasil penjaringannya diputuskan usai 
Pemilu Legislatif nanti, waktunya terlalu singkat untuk mengenalkan Capres dari 
Partai Golkar. 

(Ant /CN09)

   
 


printButton.png

CiKEAS DPR Diminta Umumkan Anggota Sering Bolos

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
Refleksi:  Apakah  diperlukan untuk hadir? Bukankah hadir atau tidak hadir pun 
gaji tetap dibayar. Jadi apa gunanya diumumkan menjelang akhir masa jabatan? 

http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=49008ik=6


DPR Diminta Umumkan Anggota Sering Bolos 


Kamis 18 Desember 2008, Jam: 20:42:00 
JAKARTA ( Pos Kota) - Bazar berbagai kebutuhan hidup 16 - 19 Desember yang 
digelar Kaukus Perempuan Parlemen di Plasa Gedung DPR, terasa bisa munutupi 
sepinya gedung dewan dari hiruk pikuk aktivitas anggota DPR. 

Sejak masa persidangan dibuka sebulan lalu, gairah kerja anggota DPR mulai 
drop. Rapat kerja dengan mitra komisi selalu saja diawali dengan tertundanya 
jadwal karena saat dibuka selalu tidak kuorum. 

Menurut Tata Tertib DPR, untuk kuorumnya sebuah rapat kerja komisi maupun rapat 
paripurna DPR selama ini memang tidak menghitung jumlah fisik anggota, tetapi 
berdasarkan jumlah absen anggota. 

Untuk kuorum tanda tangan pun sangat jarang rapat-rapat di DPR dilaksanakan 
tepat waktu, apalagi kuorum berdasarkan kehadiran fisik. Tak sedikit pula 
anggota DPR yang memang seperti lupa ruang kerjanya, mereka hanya sekali-kali 
datang ke DPR, itupun di rapat paripurna atau pidato kenegaraan yang dihadiri 
presiden. 

Ketua Pansus Susunan dan Kedudukan DPR, MPR, DPD dan DPRD Gandjar Pranowo 
mengatakan pembahasan Susduk tersendat-sendat karena sulitnya mengumpulkan 
anggotanya. 

Semakin senyapnya anggota DPR akhir-akhir ini sejumlah fraksi menginginkan 
adanya aturan baku yang bersifat sanksi moral. 

Seperti yang dikemukakan Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) Syarif Hasan untuk 
membuat aturan baku yang memberi hukuman moral kepada anggota malas. Anggota 
yang malas itu perlu diumumkan ke publik. 

IDE BAGUS 
Ketua Fraksi FPPP Lukman Hakim Saefudin juga setuju rencana itu. Dengan 
pengumuman ini akan memberikan dampak, berupa sanksi sosial dari masyarakat 
terhadap anggota dewan yang kerap mangkir. FPPP sendiri akan melakukan evaluasi 
terhadap kinerja anggota fraksinya pada akhir 2008 ini. 

Ide ini bagus, kami mendukung agar anggota-anggota instropeksi. Saya kira cara 
ini efektif untuk memberikan sanksi sosial dan moral kepada anggota yang kerap 
mangkir dari tugasnya. Masak sudah diumumkan, nggak malu-malu juga,ujar Lukman 

Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB), Effendi Choirie juga setuju ide itu 
sekaligus merekapitulasi nama-nama anggota yang sering bolos agar diumumkan ke 
masyarakat. 

Kita usul Sekretariat Jenderal DPR menjumlah keaktifan anggota dalam setahun 
ke belakang terutama dalam rapat-rapat pembahasan RUU, katanya. 

Setelah dihitung pimpinan DPR mengumumkan, semua itu diharapkan dapat 
memberikan sanksi moral terhadap anggota DPR tersebut, ujarnya. 

Sejauh ini semua kalangan di DPR telah mengetahui bahwa FPDIP dalam hal ini 
memikul beban berat. Suami Ketua Umum PDIP, Taufik Kiemas dan adik Ketua Umum 
PDIP Guruh Soekarnoputra merupakan anggota DPR yang paling sering mbolos. 

CiKEAS French Muslim leaders in Israel to promote undersanding

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
http://www.jpost.com/servlet/Satellite?cid=1228728239389pagename=JPost%2FJPArticle%2FShowFull

Dec 17, 2008 23:11 | Updated Dec 18, 2008 9:28  
 

French Muslim leaders in Israel to promote undersanding

Dec. 17, 2008
Brenda Gazzar , THE JERUSALEM POST 
Combating anti-Semitic acts is a top priority among police officers in France, 
where anti-Semitic incidents in Paris have declined in the last couple of 
years, a senior Muslim police official in the French capital told The Jerusalem 
Post Wednesday. 

I don't think French people are anti-Semitic, but when there are tensions in 
Israel and in Palestine and in all the Middle East, we see [a rise in] 
anti-Semitism, especially with young people [who] are French but of Arab 
origin, said Muhammad Douhane, a police commander in the Paris District and a 
French Muslim of Algerian descent. 

Douhane was one of 15 French Muslim leaders visiting Israel this week on a 
five-day tour organized by the Washington-based Project Interchange, an 
institute of the American Jewish Committee. The tour is designed to provide 
participants with a better understanding of Israel's political, historical and 
religious context. 

Anti-Semitic sentiment increased in France - home to some 5 million Muslims, 
many of whom are North African immigrants - during the last intifada, but has 
since calmed down considerably, Douhane said. 

The situation was very difficult during the intifada, said Douhane, who is 
also a member of the national police syndicate, Synergie Officiers. Now it's 
relatively quiet. I am not saying there is no longer anti-Semitism; I'm saying 
it has stabilized. 

According to Douhane, anti-Semitism is more prevalent in the suburbs of Paris - 
where social problems such as crime, unemployment and Islamic radicalism are 
more severe - than in the city. 

It was often youths between the ages of 12 and 18 who engaged in anti-Semitic 
acts, he said, because they identified with Palestinian youth during the 
intifada. These youths, he said, were motivated by images such as 
rock-throwing, which they saw on satellite television without seeing the 
complexity of the Israeli-Arab conflict. They sometimes expressed their anger 
with violence, he said. 

Tensions are particularly evident in schools, where Jewish students are 
sometimes verbally or physically attacked. For example, it is sometimes 
difficult for teachers to discuss the Holocaust in class because it angers some 
Muslim students who argue that the tragedy, in which six million Jews died, is 
discussed at length while issues closer to their hearts, such as African 
slavery, are ignored. 

They say, 'We are of French African origin and French Arab origin, so why 
don't we speak about colonialism? Why is it always the Shoah?' Douhane said. 

However, he noted that teachers were making a great effort to explain that all 
the students were French, and regardless of religion, all were equal under 
French law. 

Students are also encouraged by the authorities to report any acts of 
discrimination, racism or anti-Semitism to the police, who are trained to 
handle such issues. 

After completing their training, all police officers in the district are 
required to visit the Shoah Museum in Paris to see and understand what is 
anti-Semitism, he said. The visits have been a requirement for about five 
years. 

As a police commander, my job is to explain to police officers that 
anti-Semitism is a felony, it's an infraction and it must be treated as an 
infraction because for our children who suffer from racism, it's a great 
trauma, he said. 

Douhane added that bringing French Muslims to Israel to see how Israelis live 
was an important initiative, so that we can explain. in France what we see and 
the complex reality in the country - something many people did not understand, 
he said. 

We see that security is a real preoccupation for Israel, he said. 

Regarding the security barrier, we can say a lot of things about it, but if it 
reduces terrorist acts, it's a good thing. 

On the other hand, he said he could understand the Palestinians, who argue that 
the wall should be built on the pre-1967 borders. 

He added, however, that it was important to understand that this is a 
political problem, and we can defend our rights with political negotiations - 
not with terrorism or war. 

Discrimination is also a challenge for France's Muslim and Arab populations, 
who often have difficulty finding jobs or housing, he said. 

Some youth who live in city projects in Paris associate the Israeli-Palestinian 
conflict with their own difficult conditions because they connect more with 
their Muslim identity than with their French one, said a non-elected government 
official who participated on the tour. 

They do not feel recognized by the republic, she said through a translator. 
They have not found their place in the republic. 

In recent years, the government has launched campaigns and programs to promote 

CiKEAS PHK dan Kemiskinan

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
://www.poskota.co.id/redaksi_baca.asp?id=905ik=31 


PHK dan Kemiskinan 

Kamis 18 Desember 2008, Jam: 8:55:00 
Perlahan tapi pasti. Ancaman gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai 
terasa di negeri kita sebagai akibat dari krisis global yang dipicu ambruknya 
sektor keuangan AS. Di sektor manufaktur, sampai pekan lalu sejumlah perusahaan 
di seluruh Indonesia terdata telah mengajukan permintaan kepada pemerintah, 
untuk mem-PHK sebanyak 12.600 orang dan akan merumahkan 1.200 karyawan. 

Terhadap permintaan itu, tim ketenagakerjaan depnaker telah diterjunkan untuk 
melakukan verifikasi seputar kondisi dan alasan pengajuan PHK. Lebih lanjut tim 
akan bertindak sebagai mediator antara pihak perusahaan dan perwakilan pekerja 
guna mendapatkan solusi terbaik. Harapannya, tidak sampai pada PHK. 

Situasi semacam ini tak hanya terjadi di Indonesia. Bahkan 
perusahaan-perusahaan multinasional raksasa sekelas General Motors di AS, 
Philips di Belanda, Boeing di Perancis, sudah berancang-ancang melakukan PHK 
ribuan pekerjanya. Banyak yang mengkhawatirkan krisis global kali ini akan 
lebih buruk dibanding krisis ekonomi 1997-1998 yang saat itu dipicu oleh krisis 
kawasan Asia. Saat ini, krisis dipicu oleh runtuhnya lembaga keuangan di AS 
yang notabene adalah pusat ekonomi kapitalis dunia. 

Dampak paling nyata bagi sektor industri kita adalah berkurang atau bahkan 
berhentinya permintaan pasar AS dan Eropa. Padahal selama ini sektor industri 
kita menyerap tenaga kerja paling banyak pada lapisan menengah ke bawah. Dampak 
lain yang terasa akibat merosotnya nilai rupiah dibanding dolar AS, Yen Jepang, 
dan Euro Eropa adalah membengkaknya utang luar negeri pemerintah maupun swasta 
karena harus dikonversi ke dalam salah satu dari tiga mata uang tersebut. 
Perusahaan yang menggunakan komponen produksi impor juga dipastikan bakal 
kelabakan. 

Ujung dari segala ujung persoalan itu adalah perusahaan dengan sangat terpaksa 
stop beroperasi. Bagi pekerja, itu berarti kehilangan pekerjaan. Di Jakarta 
Utara, misalnya, tujuh pabrik garmen yang selama ini berorientasi ekspor ke AS 
dan Eropa, bakal berhenti berproduksi dan mem-PHK belasan ribu pekerja. Dari 
kompleks industri Kawasan Berikat Nusantara di Cakung, Marunda, dan Priok, 
dikabarkan 50 perusahaan berancang-ancang tutup. 

Dalam situasi sangat sulit seperti ini, sungguh kita mengharapkan PHK menjadi 
pilihan paling akhir. Pemerintah harus berusaha keras mengarahkan mediasi pada 
penyelamatan pekerja agar terhindar dari PHK. Sekalipun barangkali pekerja 
harus merelakan untuk tidak 100 persen menerima hak-hak mereka. Apalagi terus 
mengajukan tuntutan yang tidak realistis. 

Kepada sektor padat karya yang beritikad mempertahankan pekerjanya, pemerintah 
bisa memberi insentif pajak atau subsidi komponen produksi. Dalam pandangan 
positif, kita berharap krisis global menjadi momentum kebersamaan pemerintah, 
pengusaha, dan pekerja untuk bertanggungjawab dan menyikapinya secara baik. 

Tak perlu kecil hati, angka kemiskinan sangat mungkin akan meningkat pada tahun 
mendatang, tetapi yang penting pemerintah sungguh-sungguh membantu dengan cara 
bermartabat. Misalnya, mengganti model pembagian BLT dengan pengadaan proyek 
padat karya.**

CiKEAS Indonesia: Crackdown on freedom of expression in Maluku

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
http://www.amnesty.org/en/library/asset/ASA21/021/2008/en/2f92e6c0-cc27-11dd-92df-9f9650cfe2c1/asa210212008en.html

AMNESTY INTERNATIONAL
PUBLIC STATEMENT




17 December 2008

AI Index No. ASA 21/021/2008




Indonesia: Crackdown on freedom of expression in Maluku




At least 70 people have been arrested or imprisoned for peaceful 
pro-independence activities in the province of Maluku, Indonesia over the last 
two years, Amnesty International revealed today. The Indonesian government 
should immediately and unconditionally release all those detained for the 
peaceful exercise of their right to freedom of expression, belief and 
association.




New research indicates that at least 22 of them were severely tortured in 
detention. The 22 activists, led by Johan Teterissa, were arrested on the 29 
June 2007 after performing a traditional war dance in front of President Susilo 
Bambang Yudhoyono in the city of Ambon, the capital. The dance culminated with 
the activists unfurling the Benang Raja flag, a symbol of the Maluku 
independence movement.




After their performance the police, particularly the anti-terrorist unit 
Detachment-88, detained all 22 of them. They were not granted access to legal 
representation and held incommunicado.




They were beaten, forced to crawl on their stomachs over hot asphalt, whipped 
with an electric cable and had billiard balls forced into their mouths. The 
police also beat them on the side of the head with rifle butts until their ears 
bled and fired shots close to their ears. The police threatened them 
continually with further torture, sometimes at gunpoint, to force them to 
confess.




Twenty one of them, including Johan have since received sentences of between 
seven and 20 years' imprisonment for 'rebellion' under Articles 106 and 110 of 
the Indonesia Criminal Code, while one is still awaiting trial.




In the past two years another 48 people have been arrested and imprisoned on 
charges of subversion, some for up to 17 years, for activities such as owning, 
sewing or transporting the 'Benang Raja' flag. The most recent arrest took 
place on 18 July 2008.




One of those imprisoned for subversion is Simon Saiya, who was also forced to 
confess his involvement in terrorist activities after torture and other 
ill-treatment by the police. Amnesty International has received information 
that he is being detained in a police cell at the police mobile brigade 
(Brimob) detention centre in Tantui, Ambon awaiting trial and is concerned 
about his safety.




The Indonesian authorities should conduct an effective and independent 
investigation into the allegations of human rights violations by members of the 
security forces in Ambon, Maluku, including the torture and other ill-treatment 
of detainees; and prosecute those found to be responsible.




END/




Public Document



For more information please call Amnesty International's press office in 
London, UK, on +44 20 7413 5566 or email: pr...@amnesty.org

International Secretariat, Amnesty International, 1 Easton St., London WC1X 
0DW, UK

www.amnesty.org


CiKEAS Pressure on Khatami to run again

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
http://www.ft.com/cms/s/0/67d6cb46-cd26-11dd-9905-77b07658.html?nclick_check=1

Pressure on Khatami to run again
Published: December 18 2008 17:28 | Last updated: December 18 2008 17:28

Mohammad Khatami, the former reformist president of Iran, receives dozens of 
visitors who travel to Tehran to pay their respects.

Sitting on carpets in a spacious living room, the visitors, who come from all 
walks of life, are united in their demand: they want Mr Khatami to run for 
president in next June's election and end the era of Mahmoud Ahmadi-Nejad.


The pressure on the 65-year-old cleric, who served as president for two terms 
before Mr Ahmadi-Nejad, has intensified in recent weeks.

People from dozens of provinces across Iran have been streaming to his office, 
arguing that he is the only politician with sufficient popular support to beat 
Mr Ahmadi-Nejad - who is expected to run, though he has not yet declared his 
candidacy. Those clamouring for Mr Khatami's return include many reformists but 
also some prominent conservative politicians.

In a meeting attended by the Financial Times this month, one student 
representative told Mr Khatami that if he decides not to run, he will be 
ignoring the wishes of students, women and workers.

A woman activist joins in, saying that a political leader should not stand back 
and expect to be invited to Iran's power circles - he must fight for his place. 
If we stand up and move forward, then we will not be ashamed before God, the 
country and history, she says.

The emotional pleas, some laced with poetic verses, move the cleric to tears. 
Mr Khatami tells his visitors that if he is hesitating, it is not because he is 
afraid of the challenge. The former president says he is not looking for a 
comfortable, non-controversial life. He simply wants to make sure that his 
candidacy would help, rather than exacerbate the country's problems.

But, should he become president again, Mr Khatami vows, he would not compromise 
on his call for a more democratic government. The former president tells his 
guests that economic development cannot be achieved without democracy. In this 
country democracy must rule . . . freedom must be defended, he says.

Next year's poll comes at a crucial time in Iran's nuclear dispute with the 
west, which has escalated since Mr Ahmadi-Nejad was elected in 2005. Although 
Ayatollah Ali Khamenei, Iran's supreme leader, has the final say on nuclear 
policy the president has significant influence. Iran's presidential election 
comes as the US looks for a possible shift in policy towards Tehran, with the 
new administration of Barack Obama expected to try to launch a dialogue. 

Officially, Mr Khatami has until April to register as a candidate but he is 
expected to make up his mind much sooner than that.

Although some of those close to him say that the pressure to run is becoming 
intolerable, Mr Khatami's reluctance is born out of his troubled experience 
during the two terms he served from 1997 to 2005.

He used to say that he faced a crisis every nine days as he tried to advance 
reforms that were opposed by unelected institutions in Iran. His push to 
provide greater freedom to political and human rights activists was not always 
successful while many ordinary people felt his presidency ignored their daily 
economic struggles. The surprising 2005 victory of Mr Ahmadi-Nejad, a radical 
conservative, was a harsh blow to reformists. Iran's hardliners have continued 
to undermine the reformists since, hoping to prevent them making a comeback.

Mr Khatami's supporters say they have more realistic expectations of what he 
can deliver if he were to become president again.

We don't want you to resolve problems overnight. We want at least to have the 
minimum standard of life, says one visitor who complains about economic 
hardship and spiralling prices.

People do not have any specific expectations . . . even for [political] 
reforms, another visitor tells Mr Khatami, expressing concern about the impact 
of international sanctions imposed because of Iran's nuclear programme.

Regime insiders say it is doubtful that the supreme leader would be pleased to 
see Mr Khatami back in power. Many reformists worry that the regime might 
mobilise its financial and logistical muscle against the former president.

Ayatollah Khamenei praises Mr Ahmadi-Nejad as revolutionary, committed, 
efficient, active and brave, in what analysts and diplomats say was a veiled 
warning to Mr Khatami to stay away from the poll.

Mr Khatami may be the strongest but is also not the only reformist candidate. 
Some reformists are supporting Mehdi Karroubi, a mid-ranking cleric who has a 
record of speaking out and defending political prisoners. He has already 
announced his candidacy but would be expected to withdraw if Mr Khatami joins 
the race.

Many of those who attended the meeting leave unsure whether Mr Khatami will 
heed their calls. 

His final remarks to the gathering are 

CiKEAS Independent Appeal: Women find their voice on a quest for justice

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
http://www.independent.co.uk/news/appeals/indy-appeal/independent-appeal-women-find-their-voice-on-a-quest-for-justice-1202332.html

Independent Appeal: Women find their voice on a quest for justice

They are among the most vulnerable of Bangladesh's marginalised people. Andrew 
Buncombe meets disabled rape victims seeking protection in the law

Thursday, 18 December 2008 

 

Womens Association in Badda, a womens group project set up by ADD charity

  a..  enlarge 

'Independent Appeal'
  a.. CLICK HERE TO DONATE NOW 
  b.. Independent Appeal: Weaving their way out of deprivation 
  c.. The Independent charity auction of the year 
  d.. Independent Appeal: Volunteers go to work in a ravaged country 
  e.. Independent Appeal: Poverty on an island paradise 
  f.. Independent Appeal: A woman's passion to put the disabled first 
  g.. Independent Appeal: 'Without them, I would have died and never seen the 
sun' 
  h.. Independent Appeal: Killing spree leaves albinos living in fear 
  i.. Independent Appeal: Change, not charity, is this year's message 
  j.. Independent Appeal: Trading places and changing the world 
  k.. Leading article: Not just charity, but justice too 
  l.. Christmas auction terms and conditions 
  a..  Print 
  b..  Email 

Change font size: A | A | A

If you could see their faces you would weep. If you could see how young and 
frightened they look as they recount in whispers what happened to them you 
would be horrified. And yet you would also be amazed by their bravery. Amazed 
that these two teenage girls - both disabled and both having been raped by 
people they knew - can muster the courage to speak out. They have chosen not to 
be silent.


Diljahan is 16 and has a learning disability. Her mother and father are dead 
and she lives in a village near the northern Bangladeshi town of Rangpur with 
her grandfather, a wiry, good-natured man with creased, tobacco-brown skin. 
Four years ago she was sexually assaulted by an uncle when her grandfather had 
gone to the market and she was left alone in the house.

I asked him, 'Why are you doing this, uncle?' says Diljahan. He told me that 
if I told anyone about what had happened he would kill me. Five times he 
assaulted me in the house. I did not tell anyone because I was too scared.

Several months later, a female relative of Diljahan discovered the child was 
pregnant and demanded an explanation. The grandfather and other family members 
confronted the uncle, who fled from the authorities. Meanwhile, 13 weeks into 
her pregnancy, Diljahan miscarried. 

Of all the marginalised and oppressed groups in Bangladesh, few are more 
vulnerable than disabled people. A combination of discrimination and a woeful 
lack of organised help from the authorities means that mentally and physically 
disabled people have only their families to care for them. 

And yet the disability rights movements in Bangladesh is growing. In recent 
years there has been a gradual shift. Organisations have started to establish 
self-help groups to which disabled people can look for help. And they have 
started to use the law to defend the rights of the most vulnerable people.

At the moment we have 70 cases where we are providing legal aid. Most of them 
are rape cases, says Shakil Ahmed Khan, a Dhaka-based law officer with the 
organisation Action on Disability and Development, one of the charities being 
supported by The Independent's Christmas appeal. 

Mr Khan said disabled people were often the victims of sexual assault. The 
attackers think that disabled people cannot defend themselves, that they will 
not testify. They think they will not disclose what happened to them and that 
they will not be able to afford to go to court, he adds.

Hosna is also 16. She is bright but suffers from a physical disability that has 
left the right side of her body - her upper body in particular - hugely 
weakened. She has three sisters and two brothers and she sits with her mother 
as she tells how she was attacked three-and-a-half years ago. She remembers the 
month, the day and the precise time when she was attacked by her 26-year-old 
cousin.

I was cutting grass for a goat, using a scythe. The cousin tried to persuade 
me to go elsewhere to cut grass. I told him I did not want to. I said I had 
enough grass where I was, she says. He then took my scythe and threw it into 
the jungle and told me to go and collect it. When I went to go and get it he 
came up behind and forcefully raped me. I could not resist. My right side does 
not work. He just held me down on one side. There was a witness and he chased 
the man away.

Given the cultural pressures, the sense of shame, their fear and the slow, 
bullock-cart pace of justice in this country, it would have perhaps been easier 
for the two girls to have done nothing. But with the support of their families 
and the backing of the National Disabled Women's Council they decided to 
confront the authorities with what happened to then 

CiKEAS Pengalaman Religi Dr Ir Muhammad Taufik, Uji Keimanan di Negara Mode

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
Jawa Pos

 Jum'at, 19 Desember 2008 ] 

Pengalaman Religi Dr Ir Muhammad Taufik, Uji Keimanan di Negara Mode 

 

Pernah menimba ilmu di luar negeri memberikan pengalaman spiritual tersendiri 
bagi Dr Ir Muhammad Taufik. Pada 1987-1994, pengajar program studi teknik 
Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS itu berkesempatan menempuh 
pendidikan S2 sekaligus S3 di Universit? de Nice Sophia Antipolis, Prancis. 

Banyak godaan yang dirasakan Taufik saat itu. Mulai berangkat, di dalam pesawat 
dia dengan mudah melihat banyaknya pasangan berciuman. Saya sampai sempat ragu 
tetap melanjutkan pendidikan ini atau tidak ya, tutur ayah lima anak tersebut 
mengenang. 

Taufik mengaku belum siap menghadapi perbedaan budaya yang begitu terasa. 
Terlebih, begitu sampai di negeri mode, pemandangan serupa itu malah berada di 
mana-mana. Seorang teman sempat bertanya, apakah dia sudah berkeluarga atau 
belum. Begitu tahu saya sudah menikah, teman itu malah bilang, sayang sudah 
nikah. Kalau belum, kan lebih enak, kata Taufik menirukan ucapan temannya. 
Taufik tahu ke mana arah pembicaraan tersebut. Kegundahannya untuk terus 
melanjutkan studi lagi atau tidak tumbuh lagi. 

Namun, taufik, mengaku banyak mendapatkan pertolongan. Di tengah perasaan 
bingung, seorang profesor pembimbingnya mengenalkan dia dengan salah seorang 
mahasiswa muslim. Profesor saya bilang, itu dia lakukan supaya saya betah di 
sini, kenang pria kelahiran Bangkalan, 19 September 1955 tersebut. 

Dari situlah awal mula Taufik mulai mengenal mahasiswa muslim di Prancis. 
Lambat laun, Taufik mulai bergabung dengan perkumpulan mahasiswa muslim. Mulai 
jadwal salat hingga tempat-tempat makan yang bisa didatangi dia dapatkan dari 
teman-temannya di sana. 

Ada pengalaman yang tidak bisa Taufik lupakan mengenai beribadah di Prancis. Di 
negara romantis itu, amat jarang terdapat masjid. Kalaupun ada, jaraknya agak 
jauh dari kampus. Bersama temannya, Taufik salat di dalam kelas atau 
laboratorium. Ya dengan agak sembunyi-sembunyi, ujarnya. 

Suatu saat, profesor pembimbing Taufik melihatnya salat. Karena tidak tahu itu 
gerakan apa, dia memanggil-manggil dan mencolek Taufik. Waktu saya sujud, dia 
kira saya nangis dan sedang home sick, tutur wakil ketua Majelis Pendidikan 
Dasar Menengah Muhammadiyah 2 wilayah Jawa Timur itu. 

Taufik tidak menghiraukan panggilan profesor tersebut. Dia sempat tersinggung. 
Tetapi, setelah saya jelaskan bahwa tadi sedang beribadah, profesor saya 
mengerti dan justru meminta maaf, tuturnya. 

Di lain acara, karena tahu Taufik muslim, profesor tersebut khusus menyediakan 
jus jeruk dan minuman bersoda. Bahkan, saat istri Taufik menjenguknya ke Paris 
dan bertamu ke rumah pembimbingnya, sudah tersedia jus jeruk. Istri pembimbing 
itu sampai bilang, Anda tamu istimewa karena suami saya sampai khusus 
menyediakan ini untuk Anda, tirunya. 

Istri Taufik berkunjung untuk meyakinkan diri bahwa suaminya tidak berbuat 
macam-macam di sana. Setelah beberapa lama istri saya tinggal dan mengetahui 
kegiatan saya di Prancis, dia semakin percaya dan tidak takut lagi suaminya 
sendirian di sini, ujarnya lantas tertawa kecil. 

Pengalaman yang juga teringat adalah saat dia menunaikan ibadah puasa di Nice. 
Kalau tiba musim panas, jarak waktu imsak dengan buka sangat lama. Bukanya 
bisa jam sebelas malam, Mbak, kenangnya. Sebaliknya, saat musim dingin justru 
waktu puasanya sebentar. Imsak jam delapan pagi, buka jam lima sore, 
imbuhnya. 

Semua pengalaman selama di Nice sangat melekat di ingatannya. Taufik mengakui 
bahwa pengalaman religiusnya di negara dengan luas terluas di Eropa tersebut 
merupakan ujian keimanan untuknya. Karena itu, dia mensyukuri bahwa perjalanan 
studi tersebut. Dia mengganggap, perjalanan itu merupakan salah satu hal yang 
sudah diatur oleh Tuhan. Saat saya pulang, seperti ada yang hilang, ucapnya. 
(war/ayi)
41702large.jpg

CiKEAS Didik Anak Beribadah, Tak Kenal Kata Demokratis

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
Jawa Pos

[ Jum'at, 19 Desember 2008 ] 

Didik Anak Beribadah, Tak Kenal Kata Demokratis 

Muhammad Taufik menyebut dirinya sebagai orang tua yang demokratis. Bagi dia, 
kelima buah hatinya boleh mempertanyakan, boleh tak setuju, maupun mendebat 
balik mengenai semua hal. Kecuali satu, ibadah. Soal ibadah, saya akui saya 
tak demokratis. Sebab, memang ibadah merupakan harga mati, katanya. 

Salah satu contoh, anak-anaknya boleh bermain. Tapi, menjelang magrib, mereka 
sudah harus berada di rumah dan siap melaksanakan salat berjamaah. Begitu pula 
saat anak-anaknya berada di luar rumah. Ketika menelepon mereka, pertanyaan 
pertama yang dilontarkan oleh Taufik adalah Sudah salat belum?. Itu penting 
supaya mereka (anak-anaknya, Red) tidak lupa ibadah, terangnya. 

Taufik mengakui bahwa keluarganya memang religius dan mengenalkan agama sejak 
anak-anaknya masih berada dalam kandungan. Sering diperdengarkan azan dan 
bacaan Alquran. Itu kebiasaan keluarga sejak lama, tutur dosen ITS tersebut. 

Sejak kecil, anak-anak Taufik digembleng ajaran agama dengan cara menarik. 
Misalnya, saat dia dan istrinya salat, anaknya yang masih kecil didudukkan di 
dekat mereka. Sehingga, anak-anak melihat orang salat. Itu pengenalan pertama 
salat, tegasnya.

Upaya Taufik tersebut berhasil. Karena terbiasa melihat orang salat, kemudian 
sering berjamaah, anak-anaknya mempunyai kebiasaan positif. Yakni, selalu 
menangis bila tidak dibangunkan untuk salat berjamaah ketika azan subuh. Selain 
itu, Taufik membiasakan diri untuk salat berjamaah di rumah. Kalau saya masih 
dalam perjalanan, istri pasti menunggu, ungkap kepala Laboratorium Geodesi dan 
Surveying Teknik Geomatika ITS tersebut. 

Bukan apa-apa, selain pahala 27 kali lipat, kebiasaan itu menambah kerukunan 
keluarga. Selesai salat, pasti dilanjut dengan ngobrol. Baik yang ringan 
maupun curhat, tambahnya.

Selain bekal di akhirat kelak, manfaat rajin beribadah pun dirasakan oleh 
Taufik. Secara batin, saya lebih siap saja untuk orang-orang yang berniat 
jahat atau mencelakai lewat hal gaib, seperti santet, paparnya. 

Kendati tergolong religius, bukan berarti Taufik kaku dan tak mempunyai 
toleransi beragama yang baik. Buktinya, lingkungan tempat tinggalnya didominasi 
warga nonmuslim. Secara sosial, bergaul itu penting. Saya tak membatasi diri 
maupun anak-anak untuk membatasi pergaulan, urainya. (war/ayi)

CiKEAS WNI Dibakar di AS

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=22735

19 Desember 2008 10:33:15



WNI Dibakar di AS



Korban Asal Malang, Pelaku Asal Madiun


JAKARTA - Beragam cara dilakukan oleh pelaku pembunuhan untuk melenyapkan 
barang bukti mayat korban. Kalau Ryan, jagal jombang memilih metode mutilasi, 
Eddy Setiadi, WNI yang tinggal di Amerika Serikat memilih membakar mayat 
korbannya. Eddy didakwa membunuh Ferry Purwanto (28), arek Malang yang sudah 
tinggal di negara Paman Sam tersebut selama 9 tahun.


Juru Bicara Deplu Teuku Faizasyah mengemukakan bahwa peristiwa pembunuhan 
tersebut terjadi di Tennessee, Amerika Serikat. 
Kami mendapat informasi pada 15 Desember 2008 lalu seorang WNI berinisial ES 
tinggal di Nashville, Tennessee, pada 14 Desember lalu ditahan polisi karena 
tuduhan membunuh temannya sendiri, ujarnya di Jakarta kemarin (16/12).


Faiz mengemukakan bahwa pihak KJRI di Houston sudah mengontak pihak kepolisian 
Tennessee. 
elaku ditangkap oleh FBI di Nashville, salah satu kota yang masih berada di 
dalam wilayah negara bagian tersebut. Dalam interogasi dengan aparat ditemukan 
informasi bahwa mayat korban dibakar disebuah rest area State Alabama, yakni 
kawasan hutan di perbatasan antara negara bagian North Carolina dan Tennessee, 
AS. 
Faiz mengemukakan bahwa pemerintah tetap akan memberikan pendampingan kepada 
pelaku. Setelah bisa berhubungan dengan pelaku maka paling lambat, Senin 
(22/12) kami akan memberikan pendampingan, ungkapnya. Pelaku sendiri 
diperkirakan berasal dari daerah Jawa Timur juga yakni Madiun. Bekerja di 
restoran yang sama, serta berasal dari daerah yang sama membuat korban dengan 
mudah percaya kepada pelaku.



Sementara Direktur Perlindungan TKI dan BHI Teguh Wardoyo menambahkan bahwa 
dari pemeriksaan FBI juga terungkap bahwa motif yang mengemuka dalam kejahatan 
tersebut adalah motif ekonomi. Ferry telah 9 tahun tinggal di AS dan diketahui 
mempunyai tabungan dalam jumlah besar, jelasnya.
Selama bekerja 9 tahun di restoran tersebut, diperkirakan tabungan korban 
mencapai angka USD 200 ribu (sekitar Rp 2 miliar) dengan perolehan gaji sekitar 
USD 2.500 (sekitar Rp 25 juta) per bulan. (iw)


CiKEAS Highlights of President Hu's speech at reform eulogy meeting

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
http://english.peopledaily.com.cn/90001/90776/90785/6557160.html



Highlights of President Hu's speech at reform eulogy meeting 
+-19:32, December 18, 2008


Chinese President Hu Jintao delivers a speech during the conference to mark the 
30th anniversary of the convening of the 3rd Plenary Session of the 11th 
Communist Party of China (CPC) Central Committee, at the Great Hall of the 
People in Beijing, capital of China, Dec. 18, 2008.(Xinhua Photo)


Some highlights of President Hu Jintao's speech at a meeting celebrating the 
30th anniversary of China's reform and opening-up are as follows: 



Chinese President Hu Jintao delivers a speech during the conference to mark the 
30th anniversary of the convening of the 3rd Plenary Session of the 11th 
Communist Party of China (CPC) Central Committee, at the Great Hall of the 
People in Beijing, capital of China, Dec. 18, 2008.(Xinhua Photo)

-- The 3rd plenary session of the 11th Central Committee of the Communist Party 
of China established again the ideological, political and organizational lines 
of Marxism, symbolizing the great wakening of the Chinese Communists. 

-- We calmly dealt with a series of international emergencies which concerned 
our country's sovereignty and security, overcoming political and economic 
difficulties as well as natural risks. 

-- This particular moment is inspiring our deep memory of Comrade Mao Zedong, 
Comrade Deng Xiaoping and the rest of the older generation of revolutionists. 

-- Without democracy, neither socialism nor socialist modernization could be 
realized. 

-- We need to learn all creams of political civilization of the human society, 
but will never copy the mode of the Western political institutions. 

-- We have to wisely handle the case of participating in the economic 
globalization while keeping independence, comprehensively arrange both domestic 
and international tasks, and make contributions to the lofty cause of peace and 
development in the world. 

-- China has no chance to develop itself without the world while the world 
needs China to go ahead with development. 

-- We firmly uphold the idea that Chinese affairs must be handled by Chinese 
people in a Chinese way, and oppose any foreign forces to interfere in Chinese 
domestic affairs. 

-- The country that develops asserts itself, and to keep stability is an 
overriding task. We will achieve nothing without stability. 

-- The progressiveness of a political party and its ruling status are not 
things that are obtained once and for all. That it was progressive doesn't 
necessarily mean it is progressive and will still be progressive. The power it 
had doesn't ensure that it's only right and proper to have the power now, let 
alone have it forever. 

-- Don't sway back and forth, relax our efforts or get sidetracked, but firmly 
push forward the reform and opening-up as well as adhere to socialism with 
Chinese characteristics. In that way, we will definitely achieve our grand 
blueprint and ambitious objectives (on realizing modernization in the middle of 
the 21st century). 

-- The reform and opening-up policies are in accord with both the Party 
consensus and the public will, and in compliance with the trend of the times. 
The direction and the path are completely correct, the results and achievements 
cannot be denied, and any halt or retreat is unacceptable.

Source: XinhuaP200812181934043084915963.jpg

CiKEAS Masalah Buruh Migran, Kuncinya Koordinasi Antar Instansi

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Korordiansi antara instansi akan mudah  dijalankan, jika terdapat 
kemauan politik pro kaum buruh dari pemerintah NKRI!

http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/19/07252240/masalah.buruh.migran.kuncinya.koordinasi.antar.instansi


Masalah Buruh Migran, Kuncinya Koordinasi Antar Instansi

 
DOK IMWU
Sedikitnya 50 orang buruh migran Indonesia di Hong Kong berunjuk rasa 
memperingati hari buruh migran internasional 2008 di depan Konsulat Jenderal 
Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong., Kamis (18/12). Mereka menuntut pemerintah 
lebih serius melindungi buruh migran Indonesia yang mengirim remitansi 
sedikitnya Rp 85 triliun tahun 2008 dari berbagai negara ke Indonesia.
/
Artikel Terkait: 
  a.. Pemerintah Masih Belum Optimal Bela TKI 
  b.. Tinjau Ulang Seluruh Perjanjian Bilateral di Bidang Perburuhan 
  c.. Presiden Dinilai Abaikan Nasib Buruh Migran 
  d.. Peringati Hari Migran Internasional, SBMI Ajukan 10 Tuntutan 
  e.. Franky Serukan 10 Tuntutan Buruh Migran 
Jumat, 19 Desember 2008 | 07:25 WIB

JAKARTA, KAMIS - Masalah pekerja migran memang penuh kompleksitas, tetapi kata 
kunci yang bisa diterapkan yakni koordinasi anatar instansi yang saat ini 
memang belum berjalan. 

Hal itu diungkapkan Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat dalam peringatan Hari Buruh 
Migran di Gedung YTKI, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (18/12). 

Berkali-kali saya tekankan, semua stakeholder seperti agen, pekerja, PJTKI, 
LSM dan pemerintah dalam hal ini Deplu dan Depnaker termasuk BNP2TKI perlu 
bersama-sama mengatasi ini. Ratifikasi konvensi internasional tentang hak 
pekerja migran itu menajdi agenda urgen, mari kita bersama-sama menggolkan, 
uajrnya.

Selain itu dikatakan Jumhur, pekerja migran adalah aset karena dari mereka, 
perputaran uang dalam jumlah besar masuk ke desa-desa. Apa yang terjadi bila 
seandainya mereka semua pulang ke tanah air. Seandainya mereka pulang ke 
kampung dan tidak bekerja maka berjuta orang akan menjadi miskin, kata Jumhur.

Ditambahkannya, yang menjadi keprihatinan justru banyak pekerja migran yang 
belum mendapatkan perlindungan dan hak-haknya.

Misalkan para pengusaha tidak memberikan pelatihan yang memadai terhadap para 
TKI, karena mereka hanya dilatih selama 2 jam saja lalu mereka diberangkatkan. 
Setelah diberangkatkan para TKI terbengkalai, jelasnya.

Sebagai contoh saja, tiap bulannya ada 500 orang TKI dipulangkan dari berbagai 
negara dan salah satu alasannya karena faktor kesehatan.

Kaena dari pihak PJTKI tes kesehatan hanya alakadarnya. Ketika mereka pulang 
kembali, para TKI wanita malu untuk pulang ke daerah asal, sehingga rawan untuk 
terjadinya woman trafficking, tegasnya.
223112p.jpg

CiKEAS Pemerintah Tidak Bisa Jamin SPP di PTN Tak Naik

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/18/16394377/pemerintah.tidak.bisa.jamin.spp.di.ptn.tak.naik


Pemerintah Tidak Bisa Jamin SPP di PTN Tak Naik

 
Dhoni Setiawan 
Mahasiswi Universitas Indonesia menangis saat mencoba merangsek kembali 
barikade aparat Kepolisian usai pengusiran paksa oleh Petugas Keamanan Dalam 
(Pamdal) waktu menyuarakan penolakan disahkan RUU Badan Hukum Pendidikan (BHP) 
dalam sidang Paripurna DPR di Gedung Nusantara 2 DPR/MPR, Jakarta Pusat, Rabu 
(17/12). Mereka menganggap disahkan RUU tersebut sama saja melegalkan 
komersialisasi pendidikan yang saat ini biayanya sudah semakin tinggi. 

DEMO; BHP = Monster Pendidikan /KompasTV
Artikel Terkait: 
  a.. BERITA FOTO: Mahasiswa Tolak UU BHP 
  b.. Mahasiswa Khawatir UU BHP Bikin Pendidikan Semakin Mahal 
  c.. Diajak Dialog, Mahasiswa Ceramahi Anggota Dewan 
  d.. Meski Diprotes, RUU BHP Tetap Disahkan 
  e.. Mahasiswa Menangis Tolak RUU BHP 

  a.. DEMO; BHP = Monster Pendidikan 
  b.. Aliansi Rakyat Tolak BHP Blokir Gedung DPR 
  c.. Menangis 
  d.. Tembus Barikade 
Kamis, 18 Desember 2008 | 16:39 WIB
JAKARTA, KAMIS - Pemerintah belum bisa menjamin uang sumbangan pembinaan 
pendidikan (SPP) atau uang kuliah di perguruan tinggi negeri tak naik 
pascadisahkannya UU Badan Hukum Pendidikan (BHP) oleh anggota DPR RI kemarin.

Pada waktu anggaran Dikti Rp 23 triliun, kita kan sepakat tak ada kenaikan 
SPP. Tapi sekarang karena krisis dikurangi Rp 5 triliun jadi Rp 18 triliun. 
Kita belum tahu seperti apa, kata Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Depdiknas 
Fasli Djalal seusai keterangan pers di Gedung Depdiknas Jakarta, Kamis (18/12).

Menurut Fasli, tetap ada kemungkinan uang SPP mahasiswa PTN dapat turun jika 
biaya operasional tidak berubah. Justru jika komponen setiap PTN tidak lebih 
dari 35 persen, hukum mengharuskan PTN menurunkan jumlah SPP-nya.

Kemarin, di sela-sela agenda pengesahan RUU BHP di gedung Dewan, sejumlah 
mahasiswa UI mendesak DPR membatalkan pengesahan RUU ini sebab dikhawatirkan 
tidak akan bersahabat dengan kesempatan masyarakat kalangan bawah untuk 
mengakses pendidikan tinggi.

Mereka mengkhawatirkan akibat perubahan status perguruan tinggi menjadi BHP 
membuat pihak perguruan tinggi dapat semena-mena menetapkan jumlah SPP yang 
harus dibayarkan.
182230p.jpg

CiKEAS Illiteracy, mortality rates stay high

2008-12-18 Terurut Topik Sunny
Refleksi:  Sebelum krisis ekonomi global angka kematian dan buta askara  telah 
tinggi berarti dengan adanya krisis akan lebih bertambah tinggi sama hal dengan 
angka kemiskinan disebabkan banyak orang menganggur. Langkah apa yang akan 
diambil untuk memberantas kemiskinan yang adalah akar dari problem?

http://www.thejakartapost.com/news/2008/12/18/illiteracy-mortality-rates-stay-high.html

Illiteracy, mortality rates stay high

Panca Nugraha ,  The Jakarta Post ,  Mataram   |  Thu, 12/18/2008 11:18 AM  |  
The Archipelago 

West Nusa Tenggara was ranked 32nd among 33 provinces in the Indonesian Human 
Development Index (HDI), since its illiteracy and maternal and infant mortality 
rates remain high. 

During a ceremony commemorating the province's 50th anniversary on Wednesday at 
the gubernatorial office in Mataram, West Nusa Tenggara Governor Zainul Majdi 
said his administration was committed to improving its HDI rank by making a 
concerted effort to improve the province's illiteracy, maternal mortality and 
school drop-out rates over the next five years. 

We will take this opportunity, at the golden jubilee event for West Nusa 
Tenggara, to focus our energy toward improving public services. God willing, 
the administration will improve its HDI rank in the next five years by carrying 
out a number of development programs that we have already designed, Zainal 
said in his speech. 

Among those attending the event were Health Minister Siti Fadilah Supari, East 
Nusa Tenggara Governor Frans Lebu Raya and regents and mayors from across West 
Nusa Tenggara. 

Based on data from West Nusa Tenggara Education, Youth and Sports Office, the 
number of illiterate people over 15 years of age in the province stood at 
316,200 this year, nearly five times the number in Bali (79,000). 

The provincial school participation rate was also low, especially at a senior 
high school level. 

According to data from West Nusa Tenggara Health Agency, in 2007 the provincial 
maternal mortality rate was 390 deaths per 100,000 live births, which was very 
high compared to the Healthy Indonesia 2010 target that aims at no more than 
150 maternal deaths per 100,000 live births. 

In 2007, the provincial infant mortality rate was 61 infant deaths per 1,000 
live births, compared to the national target of 40 deaths per 1,000 live 
births. 

To improve the its HDI ranking, Majdi said his administration aimed to achieve 
zero illiteracy, maternal mortality and school drop-out rates. 

To support these programs, West Nusa Tenggara provincial administration has 
initiated free education and health care programs to commence in the 2009 
fiscal year. 

Provincial, regency and municipal administrations would jointly fund the free 
education program and provide health care subsidies for those not yet covered 
by health insurance, so as to increase school participation and reduce mother 
and infant mortality rates in the province, Majdi said. 

The provincial administration has set aside more than Rp 124 billion (about 
US$11.2 million) in its 2009 budget, toward free education. 

The education funding would be channeled through scholarship programs for needy 
students of elementary to senior high school levels, targeting 260,202 
students. 

Elementary, junior high and high schools would receive grants of Rp 30,000, Rp 
48,000 and Rp 65,000, respectively, per eligible student. 

To fund its Rp 250 billion scholarship program, the provincial administration 
will cover half the amount, while the rest will be jointly funded by regency 
and municipal administrations. 

The provincial administration will earmark Rp 8.5 billion for a health care 
program in its 2009 budget. This program includes health insurance for 
low-income families that are not yet covered by the Jamkesmas community health 
insurance scheme provided by the central government. 

Recent figures show West Nusa Tenggara has a population of 4,292,491 and 2,038 
of these people are categorized as living in poverty. 


CiKEAS Banyak Tahanan Guantanamo Tak Mau Dipindah ke Negara Asalnya !!!

2008-12-18 Terurut Topik Hafsah Salim
Banyak Tahanan Guantanamo Tak Mau Dipindah ke Negara Asalnya !!!
   
Obama telah berkeputusan bahwa penjara Guantanamo harus ditutup dan
semua tahanan dipindahkan ke-masing2 negara asalnya.

Seluruh tahanan di Guantanamo kebanyakan menolak untuk dipindahkan
balik ke negara masing2 karena dinegara mereka akan mengalami siksaan
yang lebih2 diluar perikemanusiaan.

Hampir semua tahanan yang pernah ditahan di Guantanamo ternyata
setelah dilepas dinegara masing2 ditemukan terbunuh oleh rekan2nya
sendiri karena dituduh telah mengkhianati perjuangan syariah.

Memang serba salah, rekan2 mereka diluar penjara mendesak agar penjara
Guantanamo ini ditutup, sebaliknya para tahanan penjara sebaliknya
meminta agar mereka jangan dipindahkan tetap boleh dipenjara disana.

Tapi apa mau dikata, biaya operasional penjara ini terlalu mahal, akan
lebih murah apabila para tahanan ini dipenjara di-masing2 negerinya
ditempat dimana mereka melakukan pelanggaran2.  Biarlah pengadilan
negara masing2 itu sendiri yang mengadili dan menjatuhkan hukumannya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.






CiKEAS Memelihara Cinta Di Hati

2008-12-18 Terurut Topik muhamad agus syafii




Memelihara Cinta Di Hati

 

Oleh: Prof.
  Dr. Achmad Mubarok MA

 

Setiap Manusia memiliki potensi; fisik, intelektual,
emosionil dan spiritual yang berbeda-beda kapasitasnya. Ada orang yang sangat 
intelek, tetapi
emosinya tidak stabil. Yang lain emosinya sangat terkendali tetapi 
intelektualitasnya
kurang. Ada
juga orang yang menonjol justeru potensi spiritualitasnya . 

 

Perilaku
manusia dalam keseharian mencerminkan aktualitas dari potensi itu. Ada orang 
yang berwajah
garang tetapi hatinya lembut, ada orang yang fisiknya kecil dan nampak lemah
tetapi hatinya bergejolak penuh dengan kebencian dan dendam. Demikian juga
halnya dengan corak cinta, ada seorang lelaki yang jika jatuh cinta kepada
seorang wanita, ia merasa harus menguasai dan memonopoli secara total lahir
batin, tidak boleh sedikitpun si wanita memiliki perhatian kepada selain
dirinya.

 

Ia sangat pecemburu, dan jika ia gagal “memiliki” wanita
yang dicintainya itu maka ia memilih “menghancurkan” sang kekasih daripada
harus melihat ia dimiliki oleh orang lain. Di sisi lain, ada seorang lelaki
pecinta yang sangat penuh pengertian, ia sangat memaklumi dan sangat memaafkan
atas kekurangan sang kekasih. Ia bukan saja tidak bermaksud “menguasai” tetapi
justeru selalu ingin memberi kepada kekasihnya apa yang menjadi keinginannya,. 

 

Ia sangat berbahagia jika bisa memberikan kesenangan
kepada kekasihnya, meski untuk itu ia menderita.  Nah cinta itu ada di dalam 
hati.  Hadis Nabi menyebutkan bahwa di dalam tubuh
setiap manusia ada qalbu (hati) yang menjadi penentu kualitas manusia, jika
qalbu nya baik maka seluruh ekpressinya baik, sebaliknya jika qalbu nya buruk
maka buruk pula ekpressi orang itu. 
Orang suka berkata; dalamnya laut dapat di duga, dalamnya hati siapa
yang tahu ?. Isi hati manusia sungguh sangat sangat banyak dan beragam,  
diantaranaya adalah  cinta. Dapat dipastikan bahwa tidak ada  satupun 
keterangan yang obyektip tentang hati
manusia yang berasal dari manusia, karena semua manusia bersifat subyektip,
oleh karena itu keterangan yang paling obyektip tentang hati manusia hanya yang
berasal dari sang Pencipta hati itu sendiri, yaitu Alloh.

 

Sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com

 

Wassalam,

agussyafii

 




  

CiKEAS Ketika Aku Rindu Papa

2008-12-18 Terurut Topik muhamad agus syafii
Ketika Aku Rindu Papa

By: Meidy

Pagi ini seorang teman datang padaku dan bertanya, apa sebenarnya motivasi aku 
berada di Ananda ini??? karena aku selalu saja terlihat bersemangat apabila 
berbicara soal Ananda.

Jawabku,  karena aku sama dengan mereka, aku bisa merasakan apa yang mereka 
rasakan…

Kehilangan seorang Papa yang sangattt menyayangi,  amatlah sangat 
menyakitkan…sampai detik ini pun aku belum mampu melepaskan bayang-bayang papa 
dari hidupku…betapa waktu berlalu begitu cepat...rasanya baru kemarin aku 
bercanda ria dengan Papa…...senyum Papa  yg selalu meneduhkan hatiku…tidak lagi 
bisa kutemui…belaian tangannya dikepalaku tidak lagi kudapatkan…airmata ini 
selalu saja bergulir bila mengingat papa…. Kerinduan itu selalu 
menyiksaku.bahkan teramat sangat menyiksaku

bayangkan rasa hati anak-anak itu…??? Mereka yg masih belia harus rela 
kehilangan seorang Papa….mereka harus rela menukar waktu bermain mereka demi 
sesuap nasi…betapa kerinduan atas kasih sayang dan perlindungan yang mereka 
rasakan amatlah sangat menyiksa batin merekasangat menyiksa!

tidak jugakah iba hati kita melihat semua itu???  Rasanya ingin kuteriakan…biar 
hanya aku saja yg merasakan derita hati ituagar senyum manis itu selalu 
berkembang diwajah-wajah cantik mereka.

Itulah kawan mengapa aku berada di Ananda, aku tidaklah bisa menggantikan 
kerinduan mereka walau dengan apapun juga, namun aku ingin berbuat sesuatu utk 
mereka…..minimal aku menyediakan bahuku untuk mereka menangis.



“Dan Kami perintahkan kepada manusia kepada dua orang ibu-bapanya, ibunya telah 
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam 
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya 
kepada-Ku lah kembalimu.” (QS. Lukman: 14). Lihat pula QS. al-Isra 23-24, 
an-Nisa 36, al-An’am 151, al-Ankabut 08.

Wassalam,
 M e i d y
 
www.simpaykeramat.blogspot.com
www.babynyameidi.multiply.com



  

CiKEAS Tafakur Alam With Ananda

2008-12-18 Terurut Topik muhamad agus syafii
Tafakur Alam With Ananda

By: agussyafii

Hari rasanya begitu cepat, jumat sore nanti kami bersama anak yatim dalam 
program ananda sudah harus berangkat. dan semalam saya ke rumah Yuni agar 
menyiapkan peralatan apa saja yang harus dibawa untuk hari ini dan sampai hari 
ahad besok. saya juga bertemu ibunya yuni, kelihatan wajahnya yang gembira 
mendengar kegiatan tafakur alam ananda cinta Alloh.

Setelah itu saya mendapatkan telp dari mbak meidy yang bertanya tentang Fani 
kenapa tidak ikut. Begitu saya ke rumah kontrakannya Fani ternyata neneknya 
sedang sakit yang memang harus dijaga oleh Fani. Neneknya bertutur jika Fani 
ikut Tafakur Alam dirumah sang nenek bersama adiknya yang masih belum sekolah. 
itulah kenapa Fani tidak ikut Tafakur Alam yang akan berangkat nanti sore.

Waktu berjalan dengan cepat, banyak hal yang harus kami persiapkan. Kebahagiaan 
hampir selalu menghiasi anak-anak yang hendak ikut Tafakur Alam With Ananda. 
Kakak-kakaknya sudah nampak sibuk mempersiapkan untuk kegiatan Tafakur Alam. 
Mohon doa teman2 semua agar kegiatan  Tafakur Alam With Ananda. berjalan 
dengan baik. untuk sementara ITB (Ikutan Tadarus Bareng) nanti sore di Masjid 
Agung Al-Azhar libur dulu ya..terima kasih buat teman2 semua..atas perhatian 
dan dukungannya untuk anak-anak yatim dalam program Ananda. Semoga Alloh SWT 
melimpahkan Rahmat  hidayahNya buat kita semua..amin ya robbal alamin

Wassalam,
agussyafii

---

Tulisan ini dibuat dalam rangka sosialisasi Tafakur Alam Ananda Cinta Alloh 
Terima kasih atas berkenannya berpartisipasi maupun memberikan dukungannya, 
silahkan kunjungi kami di http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12 
431.




  

CiKEAS Fwd: [1001Buku] - [Motivasi Islami] Peduli Pendidikan - Apresiasi Seni Akhir Tahun

2008-12-18 Terurut Topik abe setiawan
 
-- Pesan terusan --
Dari: aprilia nurul karina april_kun...@yahoo.com
Tanggal: 16 Desember 2008 21:39
Subjek: [1001Buku] Peduli Pendidikan
Ke: pita2_lisi...@yahoo.co.id, belajardes...@yahoogroups.com, 1001 buku 
1001b...@yahoogroups.com


 - Forwarded Message 
 From: aprilia nurul karina april_kun...@yahoo.com
 To: b...@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, December 16, 2008 6:39:42 PM

 Subject: [Motivasi Islami] Peduli Pendidikan




Pendidikan di Indonesia menjadi sesuatu yang mahal, kualitas sekolah
dapat diukur dari besarnya biaya sekolah, fasilitas di sekolah-sekolah
'murah' sangatlah kurang...Terutama sekolah-sekolah yang berada jauh
dari perkotaan. Para siswa harus berjalan kaki berkilo-kilo. Hal itulah
yang saya lihat di sebuah pegunugan di daerah Bogor. Kehidupan mereka
sangat sederhana, saat kami datang (dengan 4 mobil dan puluhan motor),
kami bagaikan tontonan, mereka melambai-lambaikan tangan sembari
tersenyum. Rupanya jarang ada mobil yang melintas di daerah yang terjal
berbatu tersebut. 

 Ya itulah lokasi Kandank Jurank Doank 2
yang terletak di pegunungan di daerah Bogor. Kami akan membangun
sekolah GRATIS disana...sama seperti Kandank Jurank Doank yang berada
di daerah Ciputat. 

 Kami akan menghampiri mereka, janganlah
mereka berangan-angan dengan kemewahan kota Jakarta, hingga malah
menjadi budak Kota Jakarta, mengemis dan merendahkan diri demi sesuap
nasi, lebih baik merea tetap di Tanah kelahirannya, bersama masyarakat
lainnya. Kita lah yang akan menghampiri, memberikan perubahan, terutama
dalam pendidikan, baik untuk anak-anak maupun pendidikan untuk
orangtuanya (melalui perbincangan2 dengan ahli).

 Samsung Hope
Indonesia memiliki Program Sosial untuk membantu anak kurang mampu
meraih masa depan. Samsung akan memberikan donasi pada Kandank Jurank
Doank dan dua lembaga sosial independen lainnya. Jumlah donasi akan
diberikan sesuai dengan banyaknya jumlah suara kepedulian yang
diperoleh.

 Untuk berpartisipasi dengan menyumbangkan suara kepedulian, dapat dilakukan 
secara online, caranya : 
 klik : www.samsunghopeid.org 

Teman-teman dapat memilih, lembaga sosial mana yang akan didukung,
kemudian dapat menerbangkan balon udara dengan harapan yang telah
teman-teman tulis. 

 Terima Kasih

 April, 
 www.kandankjurank.com


http://ariefbudi.wordpress.com   http://jalanku.multiply.com  
http://teknofood.blogspot.com  
...Bila engkau penat menempuh jalan panjang, menanjak dan berliku.. dengan 
perlahan ataupun berlari, berhenti dan duduklah diam.. pandanglah ke atas.. 
'Dia' sedang melukis pelangi untukmu..


  
___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

CiKEAS Fitrah Kejiwaan manusia

2008-12-18 Terurut Topik muhamad agus syafii
Fitrah Kejiwaan manusia

By: Prof. Dr. AChmad Mubarok MA

Sebagai makhluk psikologis, manusia memiliki sifat bawaan universal. Dalam al 
Qur’an manusia disebut sebagai basyar dan sebagai insan. Basyar lebih 
menunjukkan sifat lahiriah serta persamaannya dengan manusia lain sebagai satu 
keseluruhan sehingga Nabi juga disebut sebagai basyar (Q/18:110) yang memiliki 
sifat basyariah seperti manusia yang lain.  Sedangkan nama insan menunjuk 
manusia sebagai makhluk psikologis. 

Kata insan dalam bahasa Arab mempunyai asal kata yang mengandung arti 
sifat-sifat psikologis. Pertama  dari kata  ‘uns yang berarti jinak, mesra, 
harmoni dan tampak, kedua dari kata nasiya yansa yang berarti lupa, dan ketiga 
dari kata nasa yanusu yang berarti berguncang. Jadi dalam kata insan terkandung 
makna bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kejinakan, kemesraan, suka 
lupa dan suka bergejolak. Fitrah manusia dibahas lebih menunjuk kepada 
keinsanan manusia dibanding kebasyariahannnya. 

Dalam bahasa Arab, fithrah mempunyai arti belahan, muncul, kejadian dan 
penciptaan. Jika fitrah dihubungkan dengan manusia maka yang dimaksud dengan 
fitrah manusia  adalah apa yang menjadi kejadian atau atau bawaannya sejak 
lahir, atau apa yang oleh  bahasa Melayu disebut, keadaan semula jadi.  Fitrah 
manusia bisa dicari rumusan karakteristiknya melalui penelitian empirik, tetapi 
bisa juga difahami dari teks al Qur’an. 

Teks al Qur’an tentang fitrah manusia (dan tentang manusia secara umum) ibarat 
brosur tentang suatu benda yang dikeluarkan oleh pabriknya. Manusia adalah 
ciptaan Tuhan, sementara al Qur’an adalah firman Tuhan yang antara lain 
berbicara tentang karakteristik manusia yang diciptakan Nya.. Menggali konsep 
kejiwaan manusia dari teks-teks al Qur’an –apalagi bagi orang mukmin- merupakan 
keharusan, tetapi menyempurnakannya dengan penelitian empirik akan lebih 
membuktikan kebenaran wahyu al Qur’an itu. 

Dalam al Qur’an kata fitrah dengan berbagai kata bentukannya disebut 28 kali, 
14 kali disebut dalam konteks uraian tentang bumi atau langit, sisanya disebut 
dalam konteks pembicaraan tentang manusia, baik yang berhubungan dengan fitrah 
penciptaanya maupun fitrah keagamaan yang dimilikinya. Jadi fitrah manusia 
adalah potensi psikologis dan rohaniah yang sudah ada dalam desain awal 
penciptaanya, baik potensi yang mendorong kepada hal-hal yang positip maupun 
yang mendorong kepada hal-hal yang negatip. 

sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com

Wassalam,
agussyafii


  

CiKEAS Kesetiakawanan di Tengah Krisis Global

2008-12-18 Terurut Topik Retno Kintoko

=  
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun Spirit, Demokrasi, 
   Nasionalisme, Kebangsaan dan pruralisme  Indonesia .  
= 
[Spiritualism, Nationalism Democration  Pruralism Indonesia Quotient] 
MEMPERINGATI 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL, 20 Mei 1908 
MERAYAKAN 80 TAHUN SUMPAH PEMUDA, 28 Oktober 1928 
MERAYAKAN 60 TAHUN DEKLARASI HAK ASASI MANUSIA-PBB, 10 Desember 1948 

Kesetiakawanan di Tengah Krisis Global 
Jumat, 19 Desember 2008 | 00:25 WIB 
Oleh : Bambang W Soeharto 
Setelah mengampanyekan jargon ”There is No Day Without Solidarity” (2007), 
tahun ini peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional bertema ”Bersama dan 
Peduli”. 
Tema itu dimaksudkan untuk membangkitkan nilai-nilai solidaritas dalam 
kehidupan berbangsa-bernegara. Sebab, kebersamaan sebagai jati diri bangsa amat 
diperlukan guna menghadapi tiap tantangan kebangsaan. 
Perwujudan kesejahteraan rakyat di tengah krisis global saat ini, merupakan 
tantangan yang harus dihadapi bersama. Dalam situasi yang tidak menguntungkan 
itu, tak ada pekerjaan yang lebih mulia selain menggerakkan program-program 
pembangunan yang dijiwai semangat kesetiakawanan sosial nasional. 
Terkikis zaman 
Gagasan kesetiakawanan berawal dari solidaritas kerakyatan dan kebangsaan yang 
dimiliki bangsa Indonesia . Solidaritas muncul karena kesamaan nasib (sejarah), 
kesamaan wilayah (teritorial), kesamaan kultural, dan bahasa. Menurut Ernest 
Renan [1823-1892], semua itu merupakan modal untuk membentuk nation. Kesadaran 
kebangsaan memuncak seiring deklarasi Sumpah Pemuda 1928. Sebuah semangat 
mengubah ”keakuan” menjadi ”kekamian” menuju ”kekitaan”. 
Selanjutnya, kesetiakawanan sosial nasional tumbuh kuat karena faktor 
penjajahan. Dalam hal ini, kesetiakawanan mengejawantah dalam perjuangan 
mengusir penjajahan, baik masa prakemerdekaan maupun pascakemerdekaan. HKSN 
sendiri bermula dari semangat solidaritas nasional antara TNI dan rakyat dalam 
mengusir Belanda yang kembali pada 19 Desember 1948. Akhirnya kebersamaan yang 
dilandasi semangat rela berkorban dan mengutamakan kepentingan bangsa menjadi 
senjata ampuh untuk memerdekakan bangsa. 
Namun, fakta lain menunjukkan, nilai-nilai kesetiakawanan kian terkikis. Saat 
ini solidaritas itu hanya muncul di ruang politik dengan semangat membela 
kepentingan masing-masing golongan. Menguat pula solidaritas kedaerahan yang 
mewujud dalam komunalisme dan tribalisme. Di bidang ekonomi, nilai solidaritas 
belum menjadi kesadaran nasional, baik di level struktural, institusional, 
maupun personal. 
Menguatnya kesenjangan di berbagai ruang publik merupakan indikator melemahnya 
kesetiakawanan sosial. Basis-basis perekonomian dikuasai segelintir orang yang 
memiliki berbagai akses. Juga terjadi kesenjangan antarwilayah, antara pusat 
dan daerah, antarpulau, antaretnik, dan antargolongan. 
Menurut Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah (2006), ada tiga hal yang menggerus 
nilai kesetiakawanan sosial. Pertama, menguatnya semangat individualis karena 
globalisasi. Gelombang globalisasi dengan paradigma kebebasan, langsung atau 
tidak, berdampak pada lunturnya nilai-nilai kultural masyarakat. 
Kedua, menguatnya identitas komunal dan kedaerahan. Akibatnya, semangat 
kedaerahan dan komunal lebih dominan daripada nasionalisme. 
Ketiga, lemahnya otoritas kepemimpinan. Hal ini terkait keteladanan para 
kepemimpinan yang kian memudar. Terkikisnya nilai kesetiakawanan menimbulkan 
ketidakpercayaan sosial, baik antara masyarakat dan pemerintah maupun antara 
masyarakat dan masyarakat, karena terpecah dalam aneka golongan. 
Menemukan kembali 
Dalam perjalanan sejarah, kita memerlukan momentum untuk membangkitkan semangat 
dan daya implementasi baru. Di tengah krisis finansial global, mungkin sudah 
saatnya menemukan kembali nilai-nilai kesetiakawanan sosial guna menjawab aneka 
masalah kebangsaan. 
Saatnya kita menumbuhkan apa yang disebut Komaruddin Hidayat (2008) grand 
solidarity untuk kemudian diaplikasi ke dalam grand reality. Grand solidarity 
adalah rasa kebersamaan untuk membangun bangsa, yang didasarkan atas spirit, 
tekad, dan visi yang diajarkan founding father’s. Adapun grand reality adalah 
upaya untuk mengaplikasi masa lalu ke konteks masa kini. Pada level praksis, 
program-program pembangunan harus dilandasi semangat kesetiakawanan yang 
diwujudkan dalam bentuk pemberdayaan. Pemerintah wajib memberi umpan (akses 
permodalan), memandu bagaimana cara memancing (akses SDM), menunjukkan di mana 
memancingnya (akses teknologi dan informasi), serta menunjukkan di mana menjual 
ikannya (akses market). 
Di tingkat masyarakat, dapat ditradisikan satu orang kaya yang tinggal di 
permukiman miskin membantu satu orang miskin. Inilah yang disebut kepedulian 
sosial. Jika hal ini dilakukan secara simultan, akan tercipta keharmonisan di 
tingkat negara maupun kehidupan masyarakat. 
Maka, inilah saatnya kita