CiKEAS Gus Dur Puji Prabowo, Cela Capres yang Lain
Gus Dur Puji Prabowo, Cela Capres yang Lain Dukungan Gus Dur pada Megawati hanya basa-basi. Sementara Yudhoyono? Sabtu, 25 April 2009, 12:40 WIB Arfi Bambani Amri, Anda Nurlaila VIVAnews - Di antara calon presiden yang muncul, mantan Presiden Abdurrahman Wahid memuji Prabowo Subianto. Sementara yang lainnya, tak ada bagusnya bagi pendiri Partai Kebangkitan Bangsa itu. Gus Dur menilai laju SBY kembali ke Istana akan terhalang. Tidak usah didukung juga akan terhambat, katanya dalam Kongkow Bareng Gusdur di Green Radio 68H Utan Kayu, Sabtu 25 April 2009. Di matanya, Megawati setali tiga uang dengan saingannya dari partai Demokrat. Gusdur menuturkan pada saat ia menyambangi kediaman Megawati beberapa waktu lalu, Mega meminta dukungan Gus Dur. Ini contoh orang yang tidak tahu diri, kata Gus Dur yang lengser jadi presiden dan digantikan Megawati tahun 2001 lalu itu. Kedatangan kepada Megawati bukan berarti memberi dukungan kepada Megawati. Itu hanya unggah-ungguh (basa-basi) saja. Calon presiden lainnya, Wiranto, dinilai Gus Dur setali tiga uang. Dari dulu saya takut sama tentara, katanya mengomentari mantan Panglima Angkatan Bersenjata itu. Satu-satunya penilaian positif Gus Dur ditujukan kepada calon presiden partai Gerindra, Prabowo Subianto. Dalam pengamatannya, Prabowo dianggap betul-betul perhatian ke rakyat. Prabowo sungguh-sungguh mengenal masalah rakyat seperti pertanian, katanya. Namun, meski memuji Prabowo, Gus Dur tetap punya keinginan kembali menjadi presiden. Saat ada audiens yang menanyakan pilihan calon presidennya, Gus Dur malah menjawab Kata siapa saya tidak akan mencalonkan diri lagi.• VIVAnews
CiKEAS Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu
Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu By: agussyafii Suara Dani terdengar lantang membacakan hadis Nabi, 'al-jannatu tahta a'damil umahat' artinya surga dibawah telapak kaki ibu. malam itu anak-anak Amalia mendengarkan ceramah Dani, salahsatu anak Amalia dalam lomba 'DACILA = Dai Cilik Amalia' 'Teman-teman siapa yang sudah tau bahwa surga ditelapak kaki ibu? Makanya ini saya jelaskan. Surga ditelapak kaki ibu maksudnya adalah ridho Alloh terletak pada ridho orang tua, terutama ibu. karena kalau kita berani sama ibu sama saja berani sama Alloh SWT, sebab ibu yang melahirkan kita dan membesarkan kita.' 'Jadi kita harus patuh kepada kedua orang tua terutama ibu.' kata Dani dalam ceramahnya. 'Teman-Teman saya ingin memberikan puisi yang berjudul ibu, boleh tidak?' tanya dani. 'Boleh' jawab anak-anak Amalia secara serentak. Ibu.. Ibu, pengorbananmu begitu besar.. Engkau sudah melahirkan dan membesarkan kita.. Ibu, engkau mencari nafkah untuk keutuhan anak-anakmu.. Ibu, bagaimana aku bisa membalas jasamu, ibu...? Tanpa terasa puisi dari membuat kami terharu. Puisi untuk ibu dibaca Dani begitu menusuk kalbu kami sebagai anak yang suka melupakan betapa besar jasa seorang ibu pada anak-anaknya. Wassalam, agussyafii -- Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431
CiKEAS Fw: [mediacare] Siaran pers: Pemerintah harus lindungi peternak susu
--- On Tue, 5/5/09, Cecep Risnandar crisnan...@gmail.com wrote: From: Cecep Risnandar crisnan...@gmail.com Subject: [mediacare] Siaran pers: Pemerintah harus lindungi peternak susu To: pantau-komuni...@yahoogroups.com, jurnali...@yahoogroups.com, wartawanindone...@yahoogroups.com, mediac...@yahoogroups.com, penulisle...@yahoogroups.com, petanionl...@googlegroups.com Date: Tuesday, May 5, 2009, 7:23 AM SIARAN PERS SERIKAT PETANI INDONESIA (SPI) Jakata, 5 Mei 2009 Pemerintah harus lindungi peternak susu Langkah PT. Nestle menurunkan harga pembelian susu di tingkat peternak diikuti sejumlah Industri Pengolahan Susu (IPS) lainnya. Hal ini sangat merugikan petani peternak susu, dimana harga asupan produksi seperti pakan, suplemen dan obat-obatan terus merangkak naik. Pada tingkat harga saat ini yang berkisar antara Rp. 3700 hingga Rp. 3900 pun masih terasa berat bagi peternak. Apalagi kalau harus diturunkan. Hal tersebut dikemukakan Ketua Departemen Kajian Strategis Serikat Petani Indonesia (SPI) Achmad Ya'kub, di Jakarta (5/5). Penurunan harga susu terjadi karena adanya penurunan harga susu di pasar global, dimana 70 persen kebutuhan susu Indonesia diimpor terutama dari Australia dan New Zaeland. Karena ketergantungan yang sangat tinggi terhadap susu impor, maka harga di tingkat peternak akan ikut tergoncang oleh penurunan harga global tersebut. Ya'kub mengingatkan, pada awal tahun 2007 harga susu di tingkat konsumen pernah melejit naik hingga dua kali lipat. Karena, Australia sebagai penghasil susu dunia mengalami kekeringan yang berkepanjangan sehingga terjadi kelangkaan susu di pasar global. Namun, para peternak susu di Indonesia tidak ikut menikmati kenaikan harga tersebut secara proposional. Ironisnya, ketika harga susu di pasar global turun, para peternak yang pertamakali harus menanggung kerugiannya. Lebih jauh lagi, menurut Ya'kub ketergantungan Indonesia terhadap susu semakin parah ketika pemerintah atas tekanan IMF melalui Letter of Intent (LoI) meliberalkan pasar dalam negeri termasuk susu. Kemudian terbit Inpres No.4 tahun 1998 yang berdampak pada kebijakan perususuan dalam negeri. Sebelumnya, Indonesia mempunyai kebijakan untuk melindungi peternak susu dalam negeri lewat Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri yaitu Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan dan Koperasi pada tahun 1983. Saat itu, IPS diwajibkan untuk membeli susu dari peternak lokal disamping susu impor sebagai bahan baku Industrinya. Liberalisasi susu tersebut semakin menggila ketika pada tahun 2003 pemerintah menerapkan bea masuk sebesar 0% alias menghapuskan bea masuk impor susu pada tahun 2003. Sebelumnya bea masuk impor untuk susu sebesar 5%. Liberalisasi ini terus berlanjut hingga pada bulan Agustus 2008 ketika pemerintah menandatangani kesepakatan perjanjian perdagangan bebas ASEAN- Australia dan New Zealand (AANZ FTA). Dalam perjanjian perdagangan bebas ini, Indonesia dikatakan mendapatkan keuntungan bebas tarif masuk barang ke Australia dan New Zealand, namun tentunya Indonesia pun harus membuka pintu masuk terhadap barang-barang dari Australia dan New Zealand, seperti susu. Menyusul penandatangan AANZ-FTA ini pada tanggal 13 Februari 2009 dikeluarkanlah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 19/PMK.011/2009 tentang penetapan tarif bea masuk atas barang impor produk-produk tertentu. Di mana dalam peraturan tersebut ditetapkan bahwa tarif bea masuk untuk skim milk powder, full cream milk, yoghurt, buttermilk dan produk susu lainnya adalah 0%. Bagi Australia dan New Zealand yang merupakan Negara eksportir bagi lebih dari 80 persen produk susu dan olahan susu dunia, bersama dengan Uni Eropa, perjanjian ini tentu sangat menguntungkan. Karena sistem peternakan susu mereka memang dirancang untuk pasar ekspor, dimana 90 persen dari produknya ditujukan untuk ekspor dan hanya 10 persen yang digunakan bagi kebutuhan domestik. Untuk menjawab keresahan peternak susu ini, Ya'kub mendesak pemerintah untuk memberlakukan kembali bea masuk susu impor demi melindungi peternak dalam negeri. Disamping itu, pemerintah harus memberlakukan kembali peraturan yang mewajibkan IPS untuk menyerap produksi susu dari peternak lokal secara proposional. di sisi lain juga pemerintah harus memastikan agarpemilikan sapi peternak pada tingkat yang efisien dalam skala rumah tangga setidaknya 8 ekor sapi perah laktasi. Terakhir, Ya'kub juga menekankan agar liberaliasasi susu segera dihentikan karena secara jangka panjang sangat merugikan peternak lokal. Sudah seharusnya dimulai dari sekarang peternakan dan pertanian dikembangkan secara berkesinambungan yang akan dapat mendorong pembangunan pedesaan dan pertanian ke depannya, demi kesejahteraan petani peternak,tandasnya. Narasumber: Achmad Ya'kub (Ketua Departemen Kajian Strategis SPI) 0817712347 SERIKAT PETANI INDONESIA (SPI) Jl. Mampang Prapatan XIV No.5, Jakarta Selatan 12790 telp. 021
CiKEAS Ahli Jebak-Menjebak pun Terjebak!
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009050506413616 Selasa, 5 Mei 2009 BURAS Ahli Jebak-Menjebak pun Terjebak! H. Bambang Eka Wijaya USAI diperiksa sebagai saksi, pemeriksaan atas seorang pejabat tinggi negara dilanjutkan sebagai tersangka! ujar Umar. Pejabat tinggi yang ahli sadap-menyadap dan jebak-menjebak itu diduga terjebak kasus pembunuhan berencana atas seorang pengusaha berlatar cinta segitiga di lapangan golf! Apakah itu pejabat bidang sidik-menyidik itu salah bicara atau terjebak pertanyaan juru periksa saat sebagai saksi sehingga statusnya ditingkatkan jadi tersangka? tanya Amir. Kayaknya polisi tak membuat jebakan buat ahli jebak-menjebak itu! jawab Umar. Dari tuturan kepala polisi diketahui, ia ditetapkan sebagai tersangka berdasar pada keterangan tersangka lain! Pembunuhan itu melibatkan sembilan tersangka! Bisa saja ada saksi yang bicara menjeratnya! Bisa dibayangkan ketika seorang ahli hukum diperiksa terkait hukum atas dirinya, dalam pemeriksaan itu didampingi sejumlah pengacara terkenal pula, juru periksanya pasti andal, pintar mengolah kasus dalam bentuk tanya-jawab yang secara hukum tak menyimpang dari ketentuan dengan materi tepat sasaran! timpal Amir. Betapa, itu bisa menjadi pekerjaan paling mengesankan sepanjang karier juru periksa! Apalagi saat pemeriksaan sebagai saksi selesai langsung ditingkatkan status pemeriksaannya sebagai tersangka, yang berjalan mulus karena tak ada protes dari para pengacara pihak pesakitan, alangkah tangkasnya si juru periksa menangani proses hukum! Memang, orang awam membayangkan bakal seru dan bertele-tele debat juru periksa dengan tersangka yang ahli hukum dan para pengacara terkenal pendampingnya! tegas Umar. Ternyata bisa mulus hingga tak terhambat peningkatan statusnya menjadi tersangka! Dengan demikian, jalannya proses kasus ini bisa menjadi pembelajaran hukum kepada warga masyarakat, jika proses hukum mau dijalankan, tak mengenal pengecualian atas pejabat tinggi yang tugasnya tindak-menindak! Pelajaran kedua dan terpenting, jangan sekali-sekali berkenalan dengan orang-orang yang pekerjaannya menyeret risiko hukum amat berat, sebab ketika tertekan ia akan menyebut nama-nama yang sebagai pembuktian lewat kesaksian di muka hukum! Maka itu, harapan kepada polisi agar kasus ini diproses transparan layak dihargai, terutama terkait pengujian kebenaran kesaksian atau keterangan para tersangka lain yang memberatkan seorang pejabat tinggi itu! tegas Umar. Kalau pejabat tinggi saja bisa ditelikung lewat pembuktian seperti itu, betapa lebih empuk lagi seandai suatu rekayasa menjerat orang awam! * bening.gifburas.jpg
CiKEAS KPU Jawa Timur Korupsi Rp. 27 M
Dari milist tetangga tentang korupsi Komisi Pemilihan Umum (KPU) semoga manfaat utk renungan _ Topik: [Media_Nusantara] KPU Jatim korupsi Rp. 27 M Kepada: media_nusant...@yahoogroups.com, persindone...@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 5 Mei, 2009, 6:20 PM ini sebuah berita korupsi yang sampai sekarang sama sekali belum disentuh oleh hukum, meskipun bukti2 tertulis sudah ada dimeja para penyidik baik jaksa maupun polisi. Mungkin korupsi ini dibiarkan saja, karena: 1. KPU (Komisi Pemilihan Umum) dianggap sudah menjalankan tugas dengan baik dan sukses untuk memenangkan calon tertentu. Juga dalam pemilu legislatif sudah sukses menjalankan misi dari yang memberi order, sehingga mereka cuek saja (bahkan berani menantang masyarakat) jika ada yang mempersoalkan kecurangan pemilu, seperti banyaknya warga yang tidak masuk DPT ataupun banyaknya orang yang terdaftar sebagai pemilih dibeberpa tempat dan bisa menggunakan hak pilih dibeberpa tempat, ataupun banyak pemilih siluman untuk memenangkan partai tertentu. 2. Aparat hukum takut memeriksa korupsi ini karena khawatir bernasib seperti Antasari ketua KPK, yang mencoba mengungkap korupsi KPU dalam pengadaan Teknologi Informasi (TI) KPU yang menghabiskan uang negara ratusan milyar, tapi ternyata alatnya sama sekali tidak berfungsi dengan baik, sehingga sampai ditutup pusat tabulasi di hotel borobudur ternyata program yang menghabiskan ratusan milyar itu tidak berfungsi. Karena KPU Pusat sudah menjalankan tugas pemebri order dengan baik dan sukses, siapapun yang akan mengutak-atik. . akan dibabat habis. Ya salahnya antasari sih... korupsi harus diberantas, pelaku harus dihukum dengan tegas... kecuali kerabat pemberi order... Tapi kerabat pemberi order boleh seolah2 diperiksa.. untuk menaikkan citra pemberi order.. padahal ya tidak diperiksa serius.. dan seolah2 ditahan... tapi dapat fasilitas hotel bintang lima. 3. apalagi korupsi dan konspirasi ini melibatkan sebuah group media massa yang besar... yang memang bertugas membuat opini untuk kepentingan si pemberi order.. LENGKAP SUDAH PENDERTITAAN BANGSA INDONESIA.. KARENA HANYA AKAN MENDAPAT INFO BOHONG _ _ _ _ ___ Dari: Al Faqir Ilmi alfaqirilmi@ yahoo.com Topik: [kkn-watch] Fw: [antikorupsi] KPU Jatim Bocor Rp. 27 M Kepada: Yudi Hardiyanto mmc...@yahoo. co.id, kkn-wa...@yahoogrou ps.com, nasionalist nasional-list@ yahoogroups. com, presid...@alumnigmn i.org, r...@kontan-online. com, redaksi_beritakota@ yahoo.com, reda...@beritasore. com, reda...@surabayapos t.info, ri5...@yahoo. com, rikolennon_24@ yahoo.com, salehmukadar@ gmail.com, set_komisi10@ dpr.go.id, set_komisi11@ dpr.go.id, set_komisi3@ dpr.go.id, sirmadj...@yahoo. com, y tiarso ytiarso...@yahoo. com, toha.fo...@gmail. com, t...@koransuroboyo. com, ulysee_...@yahoo. com, unisos...@unisosdem .org, xtm...@yahoo. com Tanggal: Senin, 4 Mei, 2009, 11:33 AM _ _ _ _ __ From: adinan...@ymail. com adinan...@ymail. com Subject: [antikorupsi] KPU Jatim Bocor Rp. 27 M To: antikorupsi@ yahoogroups. com Date: Friday, May 1, 2009, 4:41 AM Harian Surabaya Pagi JUMAT, 2009 FEBRUARI 20 KPU Jatim Bocor Rp 27 M Terungkap Dari Pengadaan Dua Pos Logistik 14 January 2009 Semingu jelang pelaksanaan pemilihan gubernur (pilgub) ekstra di Bangkalan dan Sampang, Madura, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Timur diguncang masalah. Lembaga penyelenggara pilgub ini ditengarai melakukan konspirasi dengan beberapa perusahaan pemenang tender hingga diduga merugikan negara Rp 27 miliar. Menguapnya uang negara yang cukup besar itu hanya bersumber dari Pilgub putaran I saja. Dari total anggaran yang dikelola untuk pilgub putaran I senilai Rp 625 miliar, diduga kuat Rp 27 miliar lebih menguap alias bocor. Ini hanya terjadi dari pengadaan kertas surat suara dan kartu pemilih. Diperkirakan kebocoran juga terjadi pada pengadaan logistik lainnya. Hanya saja yang terungkap saat ini baru pada pos pengadaan kartu surat suara dan kartu pemilih. Terungkapnya dugaan mark up besar-besaran tersebut diketahui setelah Surabaya Pagi mendapatkan data pembanding harga pembelian kertas suara dan kartu pemilih antara Pilgub Jatim dengan Pilgub Jawa Barat dan Jawa Tengah. Informasi yang berhasil dihimpun Surabaya Pagi, rincian dana menguap tersebut diketahui berasal dari pengadaan kertas surat suara yang saat itu dimenangkan PT Temprina Media Grafika senilai Rp16.871.155. 851 dan pengadaan Kartu Pemilih yang dimenangkan PT Jasuindo Tiga Perkasa dengan nilai tawar Rp18.827.903. 438. Harga tersebut dinilai terlalu mahal jika dibanding harga pada umumnya alias diduga kuat digelembungkan. Sekedar diketahui, dengan jumlah kartu pemilih 29,1 juta pada Pilgub putaran I (23 Juli 2008), KPU
CiKEAS Renumerasi TNI dan keutuhan NKRI
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_contenttask=viewid=85190Itemid=44 Renumerasi TNI dan keutuhan NKRI Tuesday, 05 May 2009 06:15 WIB H IRHAM TAUFIK UMRI,SH,MA Di tengah menghangatnya suhu politik di tanah air menyongsong pemilihan Presiden/Wakil Presiden, kita dikejutkan dengan peristiwa mengamuknya 100 orang prajurit Tentera Nasional Indonesia (TNI) di Sentani Jayapura Provinsi Papua. Mereka melepaskan tembakan berulangulang ke udara, mengejar perwira yang berada di markas dengan tembakan membabi buta serta memblokade jalan umum di depan markas dengan melintangkan balok kayu dan batu di tengah jalan sehingga masyarakat dicekam ketakutan (WASPADA, 30/04-09). Prajurit TNI yang mengamuk berasal dari Batalyon Infantri 751/Berdiri Sendiri Sentani Jayapura. Kejadian langka itu dipicu oleh kekecewaan mereka terhadap kepemimpinan Komandan Yonif 751 yang dinilai banyak merugikan anggota korpsnya sendiri serta tidak responsif atas aspirasi bawahan. Klimaks dari kekecewaan mereka menyangkut penanganan Prajurit Satu Joko yang meninggal dunia karena sakit kanker di Rumah Sakit TNI Marten Indey Jayapura. Dalam wasiatnya (Alm) Joko ingin dimakamkan di Nabire. Berhubung biaya pesawat terbang ke Nabire cukup mahal, Komandan Yonif tidak mampu meresponnya, dan menyarankan almarhum dimakamkan saja di Papua. Sedangkan rekan-rekan Alm Joko tetap konsisten menginginkan jenazah Joko tetap dimakamkan di Nabire sesuai dengan wasiatnya. Untuk merealisasikan wasiat almarhum, mereka urunan mengumpulkan dana dibantu masyarakat sekitarnya sehingga jenazah tersebut dapat diberangkatkan ke Nabire. Melampiaskan kedongkolan itu terjadilah peristiwa yang sama sekali tak diharapkan itu. Masih mujur tidak ada yang tewas dalam insiden itu, hanya Wadan Yon mengalami luka bocor di kepalanya terkena lemparan benda keras, ditambah mencekamnya suasana di kawasan Sentani. Amuk prajurit di Sentani Jayapura itu bukanlah yang pertama kali, akan tetapi sudah berulangkali insiden semacam itu terjadi. Kita masih ingat tanggal 5 September 1996 peristiwa penembakan secara serampangan yang dilakukan Letda (Inf) Sanurip di Hanggar Freeport Timika yang menewaskan 10 tentera, 4 warga sipil, serta 13 tentera luka serius. Menyusul kejadian tahun 2001 Praka Sunarto anggota Armed 8 Jember Jawa Timur menembak temantemannya dengan senapan SSI di Markas Jon Linud 733 BS Masaribu Ambon Maluku. Dua tentera tewas dan 2 orang luka berat. Berikutnya tanggal 6 September 2004, Letnan Satu (Marinir) Frederick Simorangkir memuntahkan peluru membabi buta di Kompleks TNI AD Neusu Jaya Baiturrahman Nanggroe Aceh Darussalam mengakibatkan 4 orang rekannya tewas mengenaskan. . Something wrong Peristiwa demi peristiwa amuk prajurit terjadi berulangkali di negeri ini cukup memprihatinkan. Selain menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat yang dicekam kekhawatiran terkena muntahan peluru tajam dengan implikasi kematian, insiden itu dapat menjadi preseden buruk bagi prajurit di kesatuan lainnya untuk berbuat hal yang sama jika pimpinan TNI terutama pemerintah tidak mengambil langkah yang fundamental dalam mencari solusi atas problematika yang dihadapi prajurit. Mencermati amuk prajurit menimbulkan pertanyaan pada kita mengapa hal itu bisa terjadi. Tentu ada sesuatu yang salah (something wrong). Padahal kita ketahui di lingkungan institusi TNI, menurut tradisi jiwa korsa sangat kuat diwarnai kepatuhan serta ketaatan pada perintah komandan (pimpinan). Kemudian mereka dibekali pula dengan disiplin yang tinggi. Namun timbul pertanyaan kenapa prajurit mempunyai keberanian secara terbuka melakukan protes langsung kepada komandannya sendiri, bahkan dalam skala yang signifikan melibatkan 100 orang prajurit. Dalam konteks protes kepada kebijakan pimpinan, apakah dipengaruhi era transparansi yang melanda kehidupan, sehingga mampu menimbulkan fenomena yang tidak lazim terjadi terutama dalam kehidupan militer. Semua pertanyaan yang timbul itu setidaknya telah terjawab, ketika Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal (TNI) Agustiadi Sasongko Purnomo bertindak cepat langsung mengunjungi Markas Batalyon Infantri Berdiri Sendiri Sentani Jayapura untuk bertemu dengan prajurit yang membuat insiden. Dari forum dialogis yang digelar Kasad, sebenarnya akar masalah yang dihadapi segenap prajurit TNI adalah kesejahteraan (welfare) yang diterima mereka selama ini. Stress Kita mengetahui bahwa kehidupan prajurit dewasa ini amat memprihatinkan, terutama setelah terjadinya perubahan fundamental akibat reformasi yang melanda negeri ini. TNI juga terkena dampak reformasi sehingga terjadi perubahan paradigma dulunya dikenal dengan Dwi Fungsi ABRI (sekarang TNI), yang bermakna di samping sebagai alat kekuatan pertahanan keamanan ABRI juga berfungsi sebagai kekuatan sosial politik. Pasca reformasi, TNI 'back to basic' hanya berfungsi sebagai
CiKEAS Who Get What
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_contenttask=viewid=85192Itemid=44 Who Get What Tuesday, 05 May 2009 06:30 WIB Riak gelombang menjelang Pilpres Dinamika keparpolan di Indonesia memang masih berpusar pada masalah who get what. Siapa mendapat apa. Rasanya, hanya dengan dasar inilah kita bisa memahami mengapa Golkar kembali sesumbar untuk enceng dari Demokrat. Padahal beberapa hari lalu, JK menyampaikan bahwa Golkar tidak mengajukan capres karena kurangnya perolehan suara. Pernyataan JK ini ditanggapi sebagai keinginannya untuk kembali ke samping SBY. PKS yang membaca sikap ini langsung bereaksi keras menentang. Keadaan mulai berubah ketika Megawati secara mengejutkan mengundurkan diri dari bursa capres. Boleh jadi, Mega menyadari popularitasnya kalah mencorong, atau karena didekati HB dan merasa lebih pas jika HB diusung sebagai capresnya PDIP. Atau kemungkinan lainnya yang bisa memunculkan isu catung (calon tunggal). Jelasnya, popularitas PD dan SBY memang tak terkejar oleh capres mana pun yang ada sekarang ini. Megawati yang selama ini diperhitungkan sebagai variabel tetap, kini berubah menjadi variabel perubah yang menyebabkan perubahan keseimbangan ekopolitik berubah drastis. Wacana kursi kosong Wacana ini muncul karena jauh-jauh hari, PDIP seperti bulat tekad mengusung Mega sebagai capres. Bahkan sampai detik kemarin, tak ada tanda Mega akan mundur. Karenanya, kemunduran Mega ini bisa menimbulkan bermacam dugaan. Apakah Mega akan memberikan keluangan kepada HB untuk maju sebagai capres, atau Mega sedang menguji publik, seberapa populernya dia. Terlepas dari segala kemungkinan, harus disadari bahwa politik itu bulat. Diputar sedrastis apa pun tetap bulat bentuknya. Dalam permainan, bola tidak pernah diam, selalu bergerak ke segala arah dan mengubah emosi penonton terus menerus. Kadang bersorak kegirangan tak tertahankan (ketika menciptakan gol), kadang tegang sebelum bola bersarang, kadang kecewa karena gagal gol dan yang paling lazim adalah membuat penonton marah sampai membuat kerusuhan. Begitulah, sekarang ini Mega membuat manuver yang membuat penontonnya akar rumput PDIP dan seluruh rakyat Indonesia Ð bertanya-tanya. Mau ke mana bola politik ini dimainkan Mega. Yang jelas, yang pertama mengambil reaksi adalah Golkar, di mana sebelum ini, JK menyatakan bahwa Golkar tak mungkin mengajukan capres. Tetapi di arena Rapimnassus Golkar, JK dan jajaran DPP Golkar justru memanfaatkan kekosongan semu yang ditinggalkan Mega, dengan bermanuver memisahkan diri dari PD dan SBY secara sepihak. Diduga kuat, Golkar akan mengajukan capres untuk mencoba keberuntungan mengadu nasib melawan SBY. Siapa tahu, ada banyak parpol yang mengikut arus dan berkoalisi dengan Golkar. Sebelum ini memang sudah pernah ada silaturahmi politik antara keduanya, tetapi terganjal karena PDIP hanya mengenal satu capres, Megawati. Dan ketika Mega menyatakan mundur dari bursa, Golkar mengambil angin dengan mengumumkan perpisahannya dengan PD dan berharap PDIP (dan parpol lainnya) bisa merapatkan barisan melawan hagemoni PD. Toh selama ini, PPP sudah mengikat diri dengan Golkar dan PDIP dalam ikatan emosional Golden Triangle (GT). Golkar sangat berharap agar arus yang diciptakannya akan memusatkan semua kekuatan parpol Ð kecuali PD Ð dalam satu ikatan semacam oposisi untuk menghadapi PD. Apa pun namanya itu, Golkar (dan parpol lain) lupa atau sengaja melupakan diri, bahwa pilpres Juli mendatang sama sekali tidak tergantung dari seberapa besar perolehan parpol. Presiden dipilih langsung oleh rakyat, bukan ditentukan oleh koalisi. Dalam iklim reformasi sekarang ini sudah terbukti bahwa rakyat bukanlah konstituen partai. Sedangkan konstituen saja bisa menunjukkan sikap tidak bisa disetir oleh parpol. Jadi, koalisi Ð sebesar apa pun itu Ð tidak akan mempengaruhi rakyat untuk menentukan pilihannya sendiri. Koalisi itu hanya bisa mempersatukan visi sementara dari parpol komponennya. Dalam hal pilpres, maksimal yang dapat diperbuat oleh koalisi hanyalah menentukan capresnya. Hanya sebatas itu, titik. Sehebat apa pun koalisi, tidak akan bisa menentukan presiden terpilih, karena yang memilih adalah rakyat, secara langsung. Di luar itu, koalisi hanya bisa menggiring, membuat opini, atau malahan merusuhi kinerja presiden terpilih. Para parpol bergerak di sebuah domain di mana rakyat tidak ikut di dalamnya. Kekecewaan rakyat terhadap parpol sudah terlalu berat. Jadi, rakyat hanya akan memilih menurut seleranya sendiri. Dan 20 persen selera rakyat itu ada di SBY. Boleh saja koalisi GT menumpukkan suaranya menjadi satu (seandainya Golkar, PDIP, PPP, Gerindra, Hanura, bahkan jika PKS dan PAN terikut rendong mereka, plus seluruh parpol gurem, akan terkumpul 80 persen suara) itu sama sekali tidak berarti 80 persen rakyat akan memilih capres dari GT. Tuh, lihat. Betapa banyak caleg
CiKEAS 5 Years of Cuban Aid to Timor Leste
http://www.invasor.cu/sistema/paginas/default.asp?lang=enid=03052009_5%20Years%20of%20Cuban%20Aid%20to%20Timor%20Leste 5 Years of Cuban Aid to Timor Leste (Updated May 3, 2009, 8:30 am) A photographic exhibition is being presented in Dili to mark the fifth anniversary of Cuban collaboration in East Timor, hosted by the Director of the National University Dr Benjamin Cortereal. Cortereal thanked the Cuban government and people for the collaboration which he described as truly humanitarian and supportive, during his inaugural words. He stressed likewise the contribution of Cuban experts in the training and formation of national human resources in the area of Medical Sciences. East Timor Health and Education top officials, friends of Cuba, as the Friendship Association presidency of that south-eastern Asian nation, Diplomats and collaborators of that country and students of higher education attended the inaugural ceremony of the exhibition. Those attending were presented with the screening of several documentary films over the work of the Cuban brigade in the formation of human resources, like Los medicos del mañana, by Australian Tim Anderson, and Un malai diferente, by journalist Irma Shelton. (PLmedico.jpg
CiKEAS Keluarga Korban HAM mendesak Komnas HAM Mengumumkan Para Pelaku
Refleksi : Apa saja yang bisa dikerjakan oleh Komnas HAM selain menimbun berkas? Hemat saya Komnas HAM adalah badan hipnotis penguasa untuk mengelabui masyarakat bahwa ada instransi negara yang bisa bekerja untuk perlindungan HAM bagi penduduk. - Jawa Pos [ Selasa, 05 Mei 2009 ] Keluarga Korban HAM mendesak Komnas HAM Mengumumkan Para Pelaku JAKARTA - Sejumlah keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia mendesak Komnas HAM mengumumkan para pelaku dugaan pelanggaran tersebut. Itu terkait dengan makin dekatnya suksesi kepemimpinan di negeri ini. Seharusnya Komnas (HAM) berani memublikasikan kalau ada calon yang sebenarnya tidak layak maju memimpin negeri ini, ujar Sumiarsih, ibu Bernadus R.N. Irmawan, korban Tragedi Semanggi I, saat melakukan audiensi dengan komisioner Komnas HAM di kantornya, Jakarta, kemarin (4/5). Menurut dia, publikasi Komnas HAM penting untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa ada calon yang sebenarnya tidak layak. Secara terbuka, dia menyebut nama Wiranto dan Prabowo Subianto. Mata masyarakat biar terbuka, komnas harus proaktif, tambahnya. Dalam kesempatan itu, para keluarga korban tersebut juga menyerahkan secara simbolis buku berjudul Akhirnya Korban Bicara. Keluarga korban pelanggaran HAM lainnya yang ikut serta saat itu, antara lain, Nurhasanah (kasus penculikan dan penghilangan paksa), Ruminah (kasus TSS), Amang dan Ruyati Darwin (kasus Mei 1998), Benny Biki (kasus Tanjung Priok), serta Bedjo Untung dan Effendy Saleh (korban Tragedi 1965/1966). Publikasi ini sangat penting, publik harus tahu kita mendukung pemerintahan yang demokratis. Masyarakat tentu juga disentuh hatinya. Jika memilih pelanggar HAM sebagai presiden, itu merupakan hal yang menyakiti hati korban pelanggaran HAM, tambah Suciwati, istri almarhum Munir. (dyn) 67482large.jpg
CiKEAS Bunuh Nasrudin Direncanakan di Mabes Polri?
Refleksi : Beginilah yang disebut NKRI berharga mati. http://www.gatra.com/artikel.php?id=125693 Kasus Pembunuhan Direktur PT PRB Bunuh Nasrudin Direncanakan di Mabes Polri? Jakarta, 5 Mei 2009 07:22 Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Wahyono membantah pertemuan tentang perencanaan pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen dilakukan di Mabes Polri. Adanya desas-desus jika rencana pembunuhan Nasruddin, pertemuannya dilakukan di Mabes Polri, itu tidak benar! tegas Wahyono, di Jakarta, Senin (4/5). Namun, Wahyono mengakui adanya oknum Polri berpangkat Kombes (Pol) yang berinisial WW alias Wiliardi Wizar, yang terlibat dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Nasruddin. Saat ditanya soal pengunduruan diri oknum Polri tersebut, Wahyono mengatakan, hingga saat ini belum ada surat pengunduran diri WW. Wiliardi kini berstatus tersangka karena diduga sebagai mediator pelaksanaan eksekusi Nasrudin, yang diduga atas perintah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi non-aktif, Antasari Azhar. Jadi tidak ada surat pengunduran diri WW hingga saat ini, namun tetap akan dilihat dari etika profesi. Artinya, nanti dilihat apakah pantas berbuat seperti itu atau tidak, papar Wahyono. Sedangkan barang bukti berupa senjata api yang digunakan mengeksekusi Nasrudin, Wahyono mengatakan, masih terus diselidiki dari mana asalnya, termasuk motif kasus pembunuhan itu yang disinyalir karena korban melakukan pemerasan terhadap Antasari. Itu masih diselidiki lebih lanjut, karena keterangan dari sejumlah saksi atau tersangka terkait satu dengan yang lain, katanya. Kesembilan tersangka dalam kasus pembunuhan yang terjadi pada 14 Maret 2009, di kawasan Modernland, Tangerang, dinyatakan telah melanggar pasal 340 KUHP Tentang Pembunuhan Berencana. [EL, Ant] 29.jpg
CiKEAS Arrest of Antasari Azhar won't hit Susilo Bambang Yudhoyono's chances
http://www.theaustralian.news.com.au/story/0,25197,25434902-2703,00.html Arrest of Antasari Azhar won't hit Susilo Bambang Yudhoyono's chances Stephen Fitzpatrick, Jakarta correspondent | May 06, 2009 Article from: The Australian THE arrest of Indonesia's anti-corruption tsar over a murder will have little impact on President Susilo Bambang Yudhoyono's re-election campaign, analysts say. This is despite crime fighter Antasari Azhar having been a poster boy for the President. Corruption is important but, really, the things that are most important are the costs of basic needs, things in relation to poverty, commentator Sunny Tanuwidjaja, from the Centre for Strategic and International Studies, said yesterday. And members of an Indonesian elite class who might see Mr Azhar's arrest as reflecting poorly on the President's anti-corruption drive were unlikely to have a big influence on the election result, he added. Maybe intellectuals will make the connection, but the ordinary people, they will look to (the success of) programs such as the BLT and BOS (cash handouts for the poor and a school funding program), he said. Mr Azhar will face as-yet-unspecified charges relating to the shooting of businessman Nasrudin Zulkarnaen as he left a Jakarta golf course in March. Mr Azhar was arrested on Monday night. Indonesian media has speculated over a love triangle involving Mr Azhar, Nasrudin and his third wife, golf caddie Rani Juliani. It has been suggested that Mr Azhar was set up over the murder, with evidence reportedly including the secret filming of a sex tape involving him and Ms Juliani in a south Jakarta hotel. Police are expected to allege that Mr Azhar organised Nasrudin's murder to stop the businessman revealing the affair. Mr Azhar has denied any wrongdoing, and Mr Tanuwidjaja said the affair could, ironically, end up strengthening the Corruption Eradication Commission, of which, until last Friday, Mr Azhar was head. There is positive and negative in this, Mr Tanuwidjaja said. Questions could be asked about the institution's credibility, but the way it handles this, the fact it has asked him to step down, could show that it is quite credible and transparent. Political scientist Syamsuddin Haris predicted little electoral impact from the scandal, saying the Corruption Eradication Commission was an independent institution. The presidential poll, slated for July 8, looks like being a showdown between Mr Yudhoyono, his deputy, Jusuf Kalla, and either former president Megawati Sukarnoputri or her new ally, retired military strongman Prabowo Subianto. Ms Megawati and Mr Prabowo have done a deal to run a joint ticket but have yet to announce which of them will get top billing on it. Ms Megawati's Indonesian Democratic Party for Struggle, which won up to 15 per cent of the vote in last month's parliamentary poll, has a solid enough constituency but Mr Prabowo has a family fortune worth billions of dollars to call on. Mr Yudhoyono confirmed that he had already decided on a running mate but says he will not make his selection known until after results in the parliamentary poll are declared on Saturday. Having made a clear break with Mr Kalla's Golkar party, Mr Yudhoyono now has the option of selecting a political professional or technocrat for his ticket rather than relying on party affiliation. And despite predictions that the recent rearranging of Indonesian politics will push him into the arms of Islamist parties to regain office, Mr Yudhoyono looks likely to win with an even bigger mandate.
CiKEAS Anti-Fascists at Our Gates
http://www.themoscowtimes.com/article/1029/42/376866.htm Anti-Fascists at Our Gates 06 May 2009 By Yulia Latynina On April 21, a judge made an unprecedented ruling when he sentenced a man to one year in prison for fighting fascism. Your first thought is that this case happened in Latvia, where former Waffen SS members march freely on their favorite holidays commemorating Latvian veterans who fought alongside the Nazis in World War II. But the sentence was actually handed down in Moscow's Tagansky District Court, where anti-fascist Alexei Olesinov was convicted. When I write that he was sentenced for fighting fascism, I do not mean this metaphorically. Officially, he was sentenced to prison for causing a fistfight with a security guard outside a Moscow nightclub -- although the guard and the club owners withdrew their complaints against Olesinov in court. But, in reality, Olesinov was convicted for his anti-fascism. The prosecutor's intention in this case was clear. His indictment stressed that Olesinov's biggest offense was leading the Antifa (an abbreviation for anti-fascism) movement, the goal of which was to oppose the interests of individuals promoting fascism. As we all know, Russia is surrounded by enemies. Why so many enemies? The bourgeois from all Western nations are burning with envy because Russia is building the most advanced society in the world. This is something that the Kremlin propagandists particularly like to pound into the heads of the members of Nashi, the Kremlin-supported youth movement. Fascism asserts that a given people or race are superior to others and that enemies surround the state. If the ideology taught to Nashi is not fascism, then what is it? We tend to associate the word fascism with a fighting a war with an external enemy. But fascism involves fighting a war against internal enemies as well. That is why Russia's state ideology has a distinct warlike component. In domestic affairs, this manifests itself in the war against business. This is not simply a matter of confiscating the private property of others. Expropriation is an important part of a larger ideological-based campaign, and it is considered a legitimate way of strengthening the siloviki and their hold on power. Moreover, since Russia's elite keep their assets in the West, they understand very well that it is better to battle their own businessmen than try to fight Western armies. What's more, such conquests fill them with a feeling of importance and strength. Fascism is by no means the ideology of heroes. It is an ideology that allows any scumbag to consider himself a hero. Take, for example, the March 31 attack on 68-year-old human rights leader Lev Ponomaryov, who was beaten up outside his Moscow home by a group of young thugs. Driven by a fascist ideology, I am sure they felt like true national heroes. There is a simple, unwritten agreement between Russia's ruling elite and the siloviki who protect them: The authorities closest to the Kremlin have a free reign to rob the wealthiest Russians, while other law enforcements agencies get to plunder the rest. The problem is that this agreement collapsed when the crisis hit. If the economic situation deteriorates and the people start staging massive uprisings, the police, who have acted like an occupying force toward the people, will no longer risk their necks to protect the authorities from the angry hordes. They will join the mob and start marauding for themselves. Yulia Latynina hosts a political talk show on Ekho Moskvy radio.
CiKEAS Fw: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Waspada. pilpres 2009 bisa curang
--- On Wed, 5/6/09, bungaran no_re...@yahoogroups.com wrote: From: bungaran no_re...@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Waspada. pilpres 2009 bisa curang To: forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com Date: Wednesday, May 6, 2009, 12:37 AM Kita harus mewaspadai terjadinya kasus manipulasi suara pada Pemilihan Presiden 2009. Penggunaan sistem berbasis Scanner Intelligent Character Recognition memungkinkan munculnya manipulasi suara dengan cara mengganti isian formulir C-1.Data bisa dimanipulasi dan bisa diedit untuk memenangkan calon presiden dari partai tertentu. Berkas C-1 memungkinkan satu pihak yang berkepentingan mengganti isiannya. Formulir C-1(yang bisa diperbanyak) memungkinkan manipulasi suara untuk diubah dan kemudian hasil data yang telah diubah diproses untuk diteruskan ke KPUD dan discan ke KPU. DISTRIBUSI DARI TPS KE KPUD DAN KE KPU: Manipulasi suara melalui distribusi formulir C1 IT dari TPS ke KPUD kabupaten/kota, karena perjalanan dari TPS ke kabupaten jauh, memungkinkan data yang ada pada formulir C1 diubah. Para kandidat calon presiden harus mengawal distribusi dari TPS ke KPUD. Karena disinilah sumber utama terjadinya manipulasi data(penggelembunga n suara) untuk memenangkan calon presiden dari partai tertentu. Hati jika Data C1 diubah pada saat distribusi dari TPS ke KPUD. ( Formulir C1, yakni hasil rekap perolehan suara di TPS yang dibuat khusus dan ditulis tangan, dikirim ke kelurahan dan diteruskan ke KPUD Kabupaten/Kota untuk discan. Hasil scanning yang berbentuk image ini kemudian dikonversi ke dalam bentuk angka dan huruf lewat ICR ). Data perolehan suara disetiap TPS dalam formulir Cl discan dengan sistem ICR. Setelah itu formulir Cl-IT diotorisasi dan dimasukkan dalam tabel data kemudian di-kompresi, di-inkripsi dan dikirim ke pusat teknologi informasi dengan jalur Multiprotocol Label Switching (MPLS), Penerima berkas kemudian mendekompresi data dan memasukkan ke tabel data, secara paralel,memverifika si data untuk setiap kabupaten. RESIKO PENGGUNAAN ICR Resiko penggunaan ICR, apabila terjadi kesalahan algoritma. Karena ini menyangkut tentang realitas keakuratan data, pembacaan atau extraksi data dari gambar hasil scanning sebuah dokumen. Jika hasil rekap perolehan suara di TPS di scanning yang berbentuk gambar kemudian dikonversikan ke dalam bentuk angka dan huruf lewat ICR tetapi jika pada rekap formulir C1 diketemukan banyak tulisan tangan maka bisa mengakibatkan terjadinya kesalahan data. Kelemahan dari sistem Intelligent Character Recognition, adalah validasi hasil proses scanning membutuhkan waktu yang lama. Kisruh DPT ke MK JAKARTA�Kisruh daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu Legislatif 9 April akhirnya dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sebanyak 19 parpol mengajukan sengketa DPT ke MK karena kasus ini dinilai menghasilkan Pemilu Legislatif 2009 yang cacat hukum. Mereka mengajukan permohonan sengketa kewenangan lembaga negara antara presiden RI cq Mendagri dan KPU terkait DPT dalam Pemilu Legislatif 2009. Partai yang mengajukan gugatan antara lain Partai Buruh, Patriot, Partai Pengusaha Peduli Indonesia, Partai Serikat Indonesia, Partai Merdeka, PKNU, Pakar Pangan, PDS, PPRN, Barisan Nasional, PPD, PPI, PNI Marhaenisme, PDP, PBR, PKDI, PIS, PDK, dan PPNU Indonesia. Permohonan itu diserahkan kuasa hukum 19 parpol yang dikomandani Mochtar Pakpahan kepada Kepala Biro Administrasi Perkara dan Persidangan, Kasianuk Sidahuruk, di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (5/5). Hadir dalam kesempatan itu puluhan partisan parpol sambil membawa bendera partai masing-masing. �DPT Pileg menghasilkan pemilu cacat hukum dan cacat konstitusional, oleh karena itu kami ke MK. Pemerintah melakukan pelanggaran sehingga DPT amburadul,� kata Mochtar. Menurut dia, parpol sudah aktif mengajukan perbaikan DPT. Namun, kata dia, tidak direspons oleh KPU. �Kalau dibiarkan akan membuat Pilpres akan kandas juga,� ujarnya. Menanggapi hal itu, Kepala Biro Administrasi Perkara dan Persidangan Kasianuk Sidahuruk menjelaskan MK baru dapat menerima permohonan sengketa pemilu setelah KPU mengumumkan secara nasional perhitungan hasil suara pemilu pada 9 Mei 2009. �Jadi sejak itu terhitung 3 x 24 jam baru kasus sengketa pemilu diterima oleh MK,� kata Kasianuk. Namun demikian, kata dia, permohonan ini akan dibawa ke rapat permusyawaratan hakim di mana nanti dapat ditentukan apakah layak menjadi perkara atau tidak. �Mereka baru menyerahkan berupa permohonan dan surat kuasa dan masih ada kekurangan syarat administratif di mana baru ada 10 rangkap bukti-bukti padahal yang diminta UU rangkap 12,� papar dia. (amh/ful) Kisruh DPT ke MK JAKARTA�Kisruh daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu Legislatif 9 April akhirnya dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sebanyak 19 parpol mengajukan sengketa DPT ke MK karena kasus ini dinilai menghasilkan Pemilu Legislatif 2009 yang cacat hukum. Mereka mengajukan permohonan
CiKEAS Bekerja Bukan semata Karena Duit, tapi Do IT
Merenung dan Berfikir pada gelap malam, apa yang saya cari ketika saya bekerja...? apakah saya melakukan semua pengorbanan untuk bekerja hanya karena mencari uang, atau ada faktor lain yang saya tuju. mungkin pertanyaan yang pernah saya alami waktu lalu masih juga terdapat pada diri beberapa sahabat. Memang tidak bisa dipungkiri jutaan orang bekerja karena berorientasi uang, karena uang yang bisa menjadi dan meyokong kehidupan kita bukan. Beberapa rekan HRD yang pernah berdiskusi dengan saya mengatakan bahwa Pekerja yang berorientasi bekerja hanya karena uang memiliki perbedaan motivasi kerja dan kreativitas dibanding pekerja yang berorientasi pada prestasi, tapi terkadang banyak pekerja yang mengeluh bahwa Perusahaan tidak memperhatikan prestasi yang dibuat oleh karyawanya, sehingga membuat jatuh mental pekerja atau karyawan untuk berprestasi. Berfikir nakal sedikit, mungkih kah saya bekerja tanpa niat mendapat uang atau gaji, kebanyak kita pasti menjawab tidak bisa, karena bekerja tanpa mengharapkan gaji/uang itu adalah irasional, mungkin kita semua menyadari bahwa Gaji atau mendapat uang adalah suatu hal yang sangat penting, manusia sangat manusiawi ketika bekerja menginginkan imbalan Gaji atau uang. tapi apakah kita bekerja hanya mengejar gaji? Banyak juga sahabat saya yang memilih keluar dari kantor yang menawarkan gaji atau uang yang besar dan mereka bergabung disuatu tempat yang memberi kenyawaman, atau kesempatan karyawannya untuk berprestasi. jadi hal ini juga membuat pertanyaan di dalam diri saya, apakah benar bahwa bekerja hanya karena uang? ternyata Pekerja memiliki Sedikitnya ada dua sikap yang biasa kita gunakan dalam menyikapi pekerjaan kita. Pertama, sikap menjadikan uang sebagai sasaran tunggal (Hanya Uang) dan kedua, sikap menempatkan uang sebagai salah satu dari sasaran aktivitas (Selain Uang). Hal yang harus kita sadari bersama bahwa perbedaan pilihan, akan membawa dampak mental yang berbeda. Jika uang dikatakan sebagai sasaran, berarti posisi uang adalah Akibat dari sebuah Sebab. Uang dengan kata lain adalah hasil pencapaian usaha tertentu yang kita niatkan untuk mendapatkan uang. Kalau posisinya untuk menduduki posisi atau jabatan atau mencari prestasi Akibat, berarti uang tidak punya kekuasan sebagai faktor penentu. Usahalah yang menjadi penentunya.Jika usaha yang menjadi penentu maka semua usaha itu punya konsekuensi yang tidak bisa kita pilih, yaitu antara meleset dan tepat sasaran. Berdasarkan tabiat hukum alam, meskipun semua usaha itu sudah dijamin pasti mendapatkan balasan tetapi balasan itu variatif: ada yang langsung, diundur, diberikan sebagian, dan diberikan keseluruhan. Balasan yang variatif inilah yang memiliki hubungan korelatif dengan pola penyikapan yang kita pilih. Ketika kita tidak memilih uang, maka secara langsung kita melatih diri kita untuk berfikir dan berusaha, beberpa teori ilmiah menyatakan ternyata alam fikiran manusia itu memiliki kemampuan yang lebih dahsyat dari yang paling optimal sanggup kita bayangkan.Menurut yang sebenarnya pikiran ini malah lebih senang kalau diberi tugas mencapai sasaran yang banyak. Pikiran ini menurut penjelasan pakar pendidikan - kalau dinyalakan tidak berarti bahan bakarnya akan habis tetapi malah makin bertambah, atau ada istilah pikiran itu seperti pisau makin diasah makin tajam bukan. tapi kita seringkali tidak meberi makan yang cukup kepada fikiran kita, karena tanpa disadari ketika kita memilih orientasi bekerja hanya karena uang, Pikiran tidak kita beri tugas untuk memikirkan sasaran hidup atau kita beri makanan berupa tantangan dan pelajaran hidup yang sedikit sekali, terbatas, dan hanya terpusat pada uang. Adapun persoalan imbalan dalam konteks hubungan kita dengan manusia, tentu tergantung kesepakatan yang telah kita buat. Namun, kita tetap bisa mengajarkan diri kita untuk ikhlas baik dengan imbalan atau tanpa imbalan. Sebab, pokok utamanya adalah sikap mental dalam menjalankan tanggung jawab hidup. Karena keikhlasan ini merupakan elemen hidup, maka semua orang sebetulnya punya kapasitas untuk belajar mempraktekkan ajaran keikhlasan ke tingkat yang lebih tinggi untuk membangun sikap positif terhadap kerja, selain uang semata. keihklasan, adalah melakukan sesuatu dengan sasaran tak terbatas pada satu objek sasaran saja. Pakar pengetahuan seperti Abraham Maslow dan lain-lain, menamakan sasaran tak terbatas itu dengan prestasi, aktualisasi-diri, atau optimalisasi potensi yang tak mengenal batas. Pertanyaannya, bagaimana supaya motivasi kerja kita tetap tinggi dan kreativitas kita tetap hidup, pada saat gaji di rasa kurang memadai, jarak ke kantor jauh dan macet, fasilitas kurang memadai, dsb. Di sinilah kita perlu mencari kebahagiaan yang dapat ditemukan, melalui keikhlasan diri dalam berkarya dan berkreasi. Dengan cara itu, setiap pekerjaan dan kreasi akan menjadi sebuah oase yang memberikan kesegaran, dan pertumbuhan bagi setiap orang dalam karya dan usahanya. Jadi, jika kita memusatkan pikiran pada bagaimana
CiKEAS Standard Dollar Diubah Jadi Standard Emas Ekonomi Ambruk !!!
Standard Dollar Diubah Jadi Standard Emas Ekonomi Ambruk !!! Baru2 ini beberapa parpol2 Islam mengajukan usul kepada SBY untuk nantinya mengadopsi ekonomi Syariah untuk membendung crisis global ekonomi. Meskipun pada kenyataannya semua negara yang menggunakan Syariah Islam sangat tergantung ekonominya kepada ekonomi Amerika dimana dimasa crisis global sekarang ini justru paling hancur. Memang berita2 tentang ekonomi Syariah atau negara2 Syariah itu berhasil mengatasi crisis ekonomi disebarkan ke-mana2 tapi kenyataannya bohong. Mana mungkin negara yang tidak mampu memproduksi teknologi bisa survive ekonominya tanpa dibantu negara2 maju termasuk Amerika??? Negara Islam itu sekarang yang paling terbawah, yang paling rentan, yang paling tinggi penganggurannya. Kalo di Indonesia masih ada pabrik sandal, maka di negara2 syariah Islam jangankan pabrik sandal, bahkan odol, sikat gigi, tusuk gigi, sampai kertas cebok sekalipun diimport-nya. Demikianlah, ahli2 ekonomi Syariah dari masing2 parpol Islam yang kesemuanya merupakan parpol gurem termasuk Muhammadian, PPP, PKS, PAN dan PKB berusaha menekan SBY untuk menerapkan standard emas untuk menggantikan standard dollar. Ternyata yang namanya ahli ekonomi Syariah itu betul2 dungu, dalam acara temu muka dengan SBY, usul2 itu cuma disambut senyum dan anggukan2 saja, tak ada kata2 yang menyetujui dari SBY ataupun kata2 yang menolaknya. Setelah semua unek2 tolol dari partai2 gurem Islam ini sudah habis dimuntahkan, SBY kemudian bilang, mungkin ajudan saya bisa sekejab menjelaskannya kenapa tidak masuk akal untuk menggantikan standard dollar dengan standard emas !!! Kemudian seorang ajudannya yang dipanggil masuk, entah siapa namanya karena tidak terkenal dan juga bukan orang penting. Kemudian SBY minta diri dan keluar dari ruangan karena katanya sibuk ada pertemuan ditempat lain. Oleh si ajudan kemudian memperkenalkan diri sebagai salah satu supir bapak presiden. Ternyata supir ini cuma lulusan SMA saja, tapi dia bisa menjelaskan kepada para professor doktor ekonomi Syariah tentang kenapa tidak mungkin standard dollar diganti dengan standard emas. Sang supir menjelaskan dengan sangat sederhana, dia bilang, jumlah cadangan emas RI tidak mencukupi untuk menggantikan mata uang dollar. Artinya, kalo devisa kita dihitung dengan standard emas, maka jumlahnya jadi defisit karena harga emas juga bisa turun naik. Dan yang harus diwaspadai adalah bahwa cadangan emas terbesar didunia hanya dimiliki oleh Amerika. Amerika Serikat memiliki jumlah emas terbesar didunia. Sang supir lebih jauh menjelaskan tentang kualitas2 emas yang ber-beda2 didunia ini. Kualitas emas Indonesia bukanlah yang terbaik meskipun bukan yang terburuk. Kualitas emas ditentukan oleh cara pengolahannya. Hanya ada tiga negara yang paling top dalam pengolahan emas didunia ini. Nomor satu adalah Amerika Serikat, nomor dua adalah Kanada, dan yang ketiga adalah Swiss. Artinya, kalo kita menggunakan standard emas dalam perekonomian kita, karena cadangan emasnya tidak mencukupi akan berakibat harga emas membumbung kelangit yang artinya nilai rupiah anjlok ancur2an. Rumusannya selalu sama, bila nilai rupiah menguat maka harga emas akan menurun, sebaliknya bila emas harganya naik akibat kosongnya stock emas pemerintah, maka nilai rupiah akan hancur. Lebih parah lagi, dipasaran dunia kualitas nilai emas RI tidak laku sehingga tidak bisa dijadikan standard tukar untuk perdagangan dan kita harus menggunakan kualitas nilai emas dari Amerika, kanada dan Swiss sehingga emas cadangan yang kita miliki harus diobral dulu untuk bisa membeli emas yang berkualitas lebih baik, dan hal ini akan menghancurkan ekonomi kita lebih parah katimbang kita nyantol saja kepada dollar. Ternyata bukan cuma Indonesia, semua negara Syariah termasuk Arab Saudia tidak pernah menggunakan standard emas. Kalo ada diantara para ulama yang menganggap bahwa Arab Saudia itu menggunakan standard emas itu salah kaprah karena diracuni waham kebesaran Islam yang se-olah2 menggunakan standard emas. Bahkan untuk mengolah memurnikan emas sekalipun negara2 Syariah itu tidak ada yang mampu dan Indonesia termasuk yang terbaik dalam pengolahan emas diantara semua negara2 Syariah lainnya. Untuk menjadi petunjuk, sang sopir menceritakan bahwa kualitas emas buatan PT Aneka Tambang milik pemerintah RI ternyata diakui terbaik dari semua negara2 Islam didunia ini. Tetapi tetap saja, meskipun kita memiliki kualitas terbaik diantara negara2 Islam, ternyata tidak ada satupun negara2 Islam yang membeli emas dari Indonesia, mereka lebih suka membelinya dari Amerika, Kanada ataupun dari Swiss. Setelah panjang lebar sang sopir menjelaskan kepada ahli2 ekonomi Syariah yang diutus dari masing2 parpol gurem partai2 Islam, akhirnya sang sopir mengakhirinya dengan tanya jawab. Dan dalam tanya jawab itu, tak satupun ahli2 ekonomi Syariah yang
CiKEAS Re: Bekerja Bukan semata Karena Duit, tapi Do IT
Ada benarnya juga, bahwa bekerja itu bukan karena se-mata2 untuk dapat duit. Yang paling afdol itu adalah bekerja hanya untuk Allah, karena kalo kita tawakal bekerja hanya untuk Allah, maka Allah juga akan membukakan kepada kita sumber2 yang bisa menjadi duit. Contohnya, ada teman2 saya yang rajin shalat 5 waktu dan tahajut setiap hari, padahal dia pengangguran, tidak bekerja bukan karena malas melainkan yakin kalo Allah akan membukakan jalan. Dan sungguh ajaib, beberapa minggu kemudian datang teman2nya dari MUI yang memberi lahan yaitu menjarah harta benda umat sesama Islam dari Islam aliran Ahmadiah. Dia diberi tahu bahwa MUI sudah mengeluarkan fatwanya yaitu halal menjarahi harta benda umat Ahmadiah. Tidak tanggung2, sehari sehabis penjarahan teman saya itu sudah punya mobil, punya kulkas, bahkan sudah punya rumah beserta tanahnya yang ditinggalkan pemiliknya umat Ahmadiah karena mereka dilarang menginjakkan tanah milik milik Allah. Meskipun tanahnya masih nama pemilik lama, namun kawan2 dari MUI sudah bersedia membantu untuk memutihkannya untuk balik nama karena kantor agraria yang membuat surat2 tanah itu semuanya merupakan anggauta2 MUI juga. Allahu akbar. disinilah letaknya kebesaran Allah, tak perlu bekerja, tak perlu cari kerja, tapi cukup tawakal semua tindakan kita hanya untuk Allah dan barulah terserah Allah berapa mau dibagikan kepada kita. Ny. Muslim binti Muskitawati. --- In CIKEAS@yahoogroups.com, Erwin Arianto erwinaria...@... wrote: Merenung dan Berfikir pada gelap malam, apa yang saya cari ketika saya bekerja...? apakah saya melakukan semua pengorbanan untuk bekerja hanya karena mencari uang, atau ada faktor lain yang saya tuju. mungkin pertanyaan yang pernah saya alami waktu lalu masih juga terdapat pada diri beberapa sahabat. Memang tidak bisa dipungkiri jutaan orang bekerja karena berorientasi uang, karena uang yang bisa menjadi dan meyokong kehidupan kita bukan. Beberapa rekan HRD yang pernah berdiskusi dengan saya mengatakan bahwa Pekerja yang berorientasi bekerja hanya karena uang memiliki perbedaan motivasi kerja dan kreativitas dibanding pekerja yang berorientasi pada prestasi, tapi terkadang banyak pekerja yang mengeluh bahwa Perusahaan tidak memperhatikan prestasi yang dibuat oleh karyawanya, sehingga membuat jatuh mental pekerja atau karyawan untuk berprestasi. Berfikir nakal sedikit, mungkih kah saya bekerja tanpa niat mendapat uang atau gaji, kebanyak kita pasti menjawab tidak bisa, karena bekerja tanpa mengharapkan gaji/uang itu adalah irasional, mungkin kita semua menyadari bahwa Gaji atau mendapat uang adalah suatu hal yang sangat penting, manusia sangat manusiawi ketika bekerja menginginkan imbalan Gaji atau uang. tapi apakah kita bekerja hanya mengejar gaji? Banyak juga sahabat saya yang memilih keluar dari kantor yang menawarkan gaji atau uang yang besar dan mereka bergabung disuatu tempat yang memberi kenyawaman, atau kesempatan karyawannya untuk berprestasi. jadi hal ini juga membuat pertanyaan di dalam diri saya, apakah benar bahwa bekerja hanya karena uang? ternyata Pekerja memiliki Sedikitnya ada dua sikap yang biasa kita gunakan dalam menyikapi pekerjaan kita. Pertama, sikap menjadikan uang sebagai sasaran tunggal (Hanya Uang) dan kedua, sikap menempatkan uang sebagai salah satu dari sasaran aktivitas (Selain Uang). Hal yang harus kita sadari bersama bahwa perbedaan pilihan, akan membawa dampak mental yang berbeda. Jika uang dikatakan sebagai sasaran, berarti posisi uang adalah Akibat dari sebuah Sebab. Uang dengan kata lain adalah hasil pencapaian usaha tertentu yang kita niatkan untuk mendapatkan uang. Kalau posisinya untuk menduduki posisi atau jabatan atau mencari prestasi Akibat, berarti uang tidak punya kekuasan sebagai faktor penentu. Usahalah yang menjadi penentunya.Jika usaha yang menjadi penentu maka semua usaha itu punya konsekuensi yang tidak bisa kita pilih, yaitu antara meleset dan tepat sasaran. Berdasarkan tabiat hukum alam, meskipun semua usaha itu sudah dijamin pasti mendapatkan balasan tetapi balasan itu variatif: ada yang langsung, diundur, diberikan sebagian, dan diberikan keseluruhan. Balasan yang variatif inilah yang memiliki hubungan korelatif dengan pola penyikapan yang kita pilih. Ketika kita tidak memilih uang, maka secara langsung kita melatih diri kita untuk berfikir dan berusaha, beberpa teori ilmiah menyatakan ternyata alam fikiran manusia itu memiliki kemampuan yang lebih dahsyat dari yang paling optimal sanggup kita bayangkan.Menurut yang sebenarnya pikiran ini malah lebih senang kalau diberi tugas mencapai sasaran yang banyak. Pikiran ini menurut penjelasan pakar pendidikan - kalau dinyalakan tidak berarti bahan bakarnya akan habis tetapi malah makin bertambah, atau ada istilah pikiran itu seperti pisau makin diasah makin tajam bukan. tapi kita seringkali tidak meberi makan yang cukup kepada fikiran kita, karena tanpa disadari ketika
CiKEAS Re: Bekerja Bukan semata Karena Duit, tapi Do IT
Ada benarnya juga, bahwa bekerja itu bukan karena se-mata2 untuk dapat duit. Yang paling afdol itu adalah bekerja hanya untuk Allah, karena kalo kita tawakal bekerja hanya untuk Allah, maka Allah juga akan membukakan kepada kita sumber2 yang bisa menjadi duit. Contohnya, ada teman2 saya yang rajin shalat 5 waktu dan tahajut setiap hari, padahal dia pengangguran, tidak bekerja bukan karena malas melainkan yakin kalo Allah akan membukakan jalan. Dan sungguh ajaib, beberapa minggu kemudian datang teman2nya dari MUI yang memberi lahan yaitu menjarah harta benda umat sesama Islam dari Islam aliran Ahmadiah. Dia diberi tahu bahwa MUI sudah mengeluarkan fatwanya yaitu halal menjarahi harta benda umat Ahmadiah. Tidak tanggung2, sehari sehabis penjarahan teman saya itu sudah punya mobil, punya kulkas, bahkan sudah punya rumah beserta tanahnya yang ditinggalkan pemiliknya umat Ahmadiah karena mereka dilarang menginjakkan tanah milik milik Allah. Meskipun tanahnya masih nama pemilik lama, namun kawan2 dari MUI sudah bersedia membantu untuk memutihkannya untuk balik nama karena kantor agraria yang membuat surat2 tanah itu semuanya merupakan anggauta2 MUI juga. Allahu akbar. disinilah letaknya kebesaran Allah, tak perlu bekerja, tak perlu cari kerja, tapi cukup tawakal semua tindakan kita hanya untuk Allah dan barulah terserah Allah berapa mau dibagikan kepada kita. Bukan karena duit, tapi DO IT !!! Ny. Muslim binti Muskitawati. --- In CIKEAS@yahoogroups.com, Erwin Arianto erwinaria...@... wrote: Merenung dan Berfikir pada gelap malam, apa yang saya cari ketika saya bekerja...? apakah saya melakukan semua pengorbanan untuk bekerja hanya karena mencari uang, atau ada faktor lain yang saya tuju. mungkin pertanyaan yang pernah saya alami waktu lalu masih juga terdapat pada diri beberapa sahabat. Memang tidak bisa dipungkiri jutaan orang bekerja karena berorientasi uang, karena uang yang bisa menjadi dan meyokong kehidupan kita bukan. Beberapa rekan HRD yang pernah berdiskusi dengan saya mengatakan bahwa Pekerja yang berorientasi bekerja hanya karena uang memiliki perbedaan motivasi kerja dan kreativitas dibanding pekerja yang berorientasi pada prestasi, tapi terkadang banyak pekerja yang mengeluh bahwa Perusahaan tidak memperhatikan prestasi yang dibuat oleh karyawanya, sehingga membuat jatuh mental pekerja atau karyawan untuk berprestasi. Berfikir nakal sedikit, mungkih kah saya bekerja tanpa niat mendapat uang atau gaji, kebanyak kita pasti menjawab tidak bisa, karena bekerja tanpa mengharapkan gaji/uang itu adalah irasional, mungkin kita semua menyadari bahwa Gaji atau mendapat uang adalah suatu hal yang sangat penting, manusia sangat manusiawi ketika bekerja menginginkan imbalan Gaji atau uang. tapi apakah kita bekerja hanya mengejar gaji? Banyak juga sahabat saya yang memilih keluar dari kantor yang menawarkan gaji atau uang yang besar dan mereka bergabung disuatu tempat yang memberi kenyawaman, atau kesempatan karyawannya untuk berprestasi. jadi hal ini juga membuat pertanyaan di dalam diri saya, apakah benar bahwa bekerja hanya karena uang? ternyata Pekerja memiliki Sedikitnya ada dua sikap yang biasa kita gunakan dalam menyikapi pekerjaan kita. Pertama, sikap menjadikan uang sebagai sasaran tunggal (Hanya Uang) dan kedua, sikap menempatkan uang sebagai salah satu dari sasaran aktivitas (Selain Uang). Hal yang harus kita sadari bersama bahwa perbedaan pilihan, akan membawa dampak mental yang berbeda. Jika uang dikatakan sebagai sasaran, berarti posisi uang adalah Akibat dari sebuah Sebab. Uang dengan kata lain adalah hasil pencapaian usaha tertentu yang kita niatkan untuk mendapatkan uang. Kalau posisinya untuk menduduki posisi atau jabatan atau mencari prestasi Akibat, berarti uang tidak punya kekuasan sebagai faktor penentu. Usahalah yang menjadi penentunya.Jika usaha yang menjadi penentu maka semua usaha itu punya konsekuensi yang tidak bisa kita pilih, yaitu antara meleset dan tepat sasaran. Berdasarkan tabiat hukum alam, meskipun semua usaha itu sudah dijamin pasti mendapatkan balasan tetapi balasan itu variatif: ada yang langsung, diundur, diberikan sebagian, dan diberikan keseluruhan. Balasan yang variatif inilah yang memiliki hubungan korelatif dengan pola penyikapan yang kita pilih. Ketika kita tidak memilih uang, maka secara langsung kita melatih diri kita untuk berfikir dan berusaha, beberpa teori ilmiah menyatakan ternyata alam fikiran manusia itu memiliki kemampuan yang lebih dahsyat dari yang paling optimal sanggup kita bayangkan.Menurut yang sebenarnya pikiran ini malah lebih senang kalau diberi tugas mencapai sasaran yang banyak. Pikiran ini menurut penjelasan pakar pendidikan - kalau dinyalakan tidak berarti bahan bakarnya akan habis tetapi malah makin bertambah, atau ada istilah pikiran itu seperti pisau makin diasah makin tajam bukan. tapi kita seringkali tidak meberi makan yang cukup kepada fikiran
CiKEAS Bekerja Untuk Allah Menjarah Ahmadiah, DO IT !!!
Bekerja Untuk Allah Menjarah Ahmadiah, DO IT !!! Ada benarnya juga, bahwa bekerja itu bukan karena se-mata2 untuk dapat duit. Yang paling afdol itu adalah bekerja hanya untuk Allah, karena kalo kita tawakal bekerja hanya untuk Allah, maka Allah juga akan membukakan kepada kita sumber2 yang bisa menjadi duit. Contohnya, ada teman2 saya yang rajin shalat 5 waktu dan tahajut setiap hari, padahal dia pengangguran, tidak bekerja bukan karena malas melainkan yakin kalo Allah akan membukakan jalan. Dan sungguh ajaib, beberapa minggu kemudian datang teman2nya dari MUI yang memberi lahan yaitu menjarah harta benda umat sesama Islam dari Islam aliran Ahmadiah. Dia diberi tahu bahwa MUI sudah mengeluarkan fatwanya yaitu halal menjarahi harta benda umat Ahmadiah. Tidak tanggung2, sehari sehabis penjarahan teman saya itu sudah punya mobil, punya kulkas, bahkan sudah punya rumah beserta tanahnya yang ditinggalkan pemiliknya umat Ahmadiah karena mereka dilarang menginjakkan tanah milik milik Allah. Meskipun tanahnya masih nama pemilik lama, namun kawan2 dari MUI sudah bersedia membantu untuk memutihkannya untuk balik nama karena kantor agraria yang membuat surat2 tanah itu semuanya merupakan anggauta2 MUI juga. Allahu akbar. disinilah letaknya kebesaran Allah, tak perlu bekerja, tak perlu cari kerja, tapi cukup tawakal semua tindakan kita hanya untuk Allah dan barulah terserah Allah berapa mau dibagikan kepada kita. Bukan karena duit, tapi DO IT !!! Ny. Muslim binti Muskitawati.
CiKEAS Kemungkinannya 98% AA Divonis Bebas Meskipun Bersalah
Kemungkinannya 98% AA Divonis Bebas Meskipun Bersalah Banyak masyarakat di Indonesia buta hukum, bahkan para pejabatnya sekalipun tidak mengerti hukum Bahkan lebih parah lagi, para ahli hukum, para pakar hukum di Indonesia tidak paham arti hukum bagi menegakkan keadilan. Masalah berkaitan dengan suasana ruang pengadilan memang banyak orang2 di Indonesia tahu dan bisa membayangkan, antara lain adalah adu argumentasi, adu bukti, adu alibi, adu saksi, bahkan adu saksi ahli. Katakanlah, setalah diadu segalanya, akhirnya terdakwanya kalah tidak bisa lagi mungkir, pembelanya juga sudah ngaco tidak punya argumentasi lagi pada akhirnya dan cuma bisa teriak dan bentak2 diruang pengadilan. Akhirnya, setelah semua hadirin yang menyaksikan proses pengadilan ini merasa yakin bahwa sang terdakwa akan divonis bersalah dan akan dihukum oleh hakimnya. Maka pada hari pembacaan vonisnya, sang hakim berpidato dulu sebagai pengantar panjang lebar, dan akhirnya para hadirin melongo, bingung dan heran, sang hakim ketuk palunya, tidak terbukti terdakwa bersalah, terdakwa bebas. Begitulah kejadian yang terjadi dengan Muchdi. Para hadirin teriak2 bilang enggak adil, hakim disogok, sumpah serapah, keluarga korban menangis merasa hak azasinya didholimi hakim dll. Maki maki dan sumpah serapah tidak bisa mengubah vonis, yang salah itu bukan hakimnya, bukan terdakwanya, juga bukan korbannya, YANG SALAH ITU SYSTEM PENGADILANNYA ITU SENDIRI. System pengadilan RI itu sebenarnya bukan pengadilan, karena untuk menetapkan siapa yang salah bukan seharusnya sang hakim melainkan Jury. Naaah disinilah letaknya akal2an itu, karena hakim itu manusia yang bisa disogok, bisa tidak adil, bisa macem2. Hakim itu punya interest, dalam memberi keputusan dia bisa mempertimbangkan untung ruginya bagi diri sendiri, bagi masa depannya, bagi keselamatannya seperti hakim Syarifudin yang mati ditembak karena memberi vonis bersalah kepada si Tommy. Seharusnya, yang menentukan bersalah atau tidaknya bukanlah hakim melainkan para jury sedangkan hakim hanyalah membacakan besarnya hukuman apabila jury sudah menyatakan bersalah, dengan cara inilah sang hakim tidak akan mampu mengatur keadilan. Jury2 itu dipilih secara random dari masyarakat warga dari kota dimana pengadilan itu berlokasi. Setiap jury diperiksa latar belakangnya yang harus betul2 netral, apabila ada jury yang tidak memenuhi persyaratan maka jury-nya diganti. Dalam setiap peradilan, jumlah jury itu ada 12 orang dan juga ada cadangan. Nama2 dan alamat para jury dirahasiakan, bahkan para jury itu tidak diberi tahukan nama terdakwa dan kasus apa yang akan disidangkan. Jury hanya tahu nantinya diruang pengadilan. Keputusan jury harus absolut, apabila ada satu saja jury yang ragu2 terhadap kesalahan terdakwa, maka jury dibubarkan dan diganti jury lainnya. Semua jury itu tidak ada yang dibayar tetapi dijamin antar jemput atau diberi ongkos jalan tergantung lokasinya. Berdasarkan UU negara, tugas Jury itu harus bolos kerja dan perusahaan wajib membayar penuh gajinya. Dengan system jury begini, si Tommy tidak mungkin bisa menyalahkan hakimnya, apalagi menembaknya seperti nasib hakim Syarifudin yang ditembak mati gara2 memvonis Tommy bersalah. Melayanglah nyawa hakim Syarifudin, padahal kalo dia beri vonis bebas malah dibayar banyak sekali oleh si Tommy. Jadi nasib hakim Syarifudin itu cuma dua, mati ditembak Tommy, atau kaya raya disogok si Tommy. Rupa2nya si hakim Syarifudin yakin bahwa Allah melindungi yang jujur, dan kejujurannya itulah akhirnya Syarifudin harus menghadap ilahi. Naaah kalo si Muchdi yang cuma tentara geblek aja bisa bebas, apalagi si Antasari yang justru jaksa paling top di Indonesia yang berpengaruh disemua kejaksaan diseluruh Indonesia, berpengaruh disemua pengadilan diseluruh Indonesia. Rani isteri Nasrudin sekarang menjadi saksi kunci, dia dilindungi oleh polisi karena kalo sampai dia mati ketembak atau hilang diculik, maka pengacara Antasari bilang bahwa si Rani itu pembual makanya dia lari ketakutan, takut karena bohongnya akan dibongkar dan bisa dipenjara. Strategi para pengacara top Antasari adalah melepaskan si Rani dari kontrol perlindungan polisi. Caranya gampang, teman2 kolega Antasari mendadak mendirikan lembaga perlindungan saksi dan korban. Lalu para pengacara2 top ini menuntut kepada polisi agar saksi Rani ini dilindungi dibawah lembaga milik para pengacara ini yang mereka namakan lembaga perlindungan saksi dan korban. Alasan para pengacara ini katanya dalam kasus ini kepolisian itu juga jadi tersangka, apalagi pembunuhan itu melibatkan Kombes yang masih aktif. Padahal Kombes Pol WW yang memerintahkan pembunuhan inipun tidak dinon-aktifkan. Naah.. posisi kepolisian disini sudah hancur sehingga tak mungkin bisa bertahan lagi. Mau enggak mau, si Rani harus dilepaskan, tapi kalo dilepaskan bebas tentunya bisa diculik orang2
CiKEAS Bangsa Pembajak Hak Cipta
= THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia. = [Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration Pruralism Indonesia Quotient] Menyambut Pesta Demokrasi 5 Tahunan - PEMILU 2009. Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. Bangsa Pembajak Hak Cipta Rabu, 6 Mei 2009 | 03:31 WIB Oleh : Kusmayanto Kadiman Berita Indonesia kembali masuk daftar hitam pelanggar hak cipta, sesuai dengan laporan United State Trade Representatives-Priority Watch List (Kompas, 1/5), sungguh merupakan tamparan. Berita itu merupakan tamparan mengingat berbagai ide, konsep, inisiatif, hingga pembuatan undang-undang telah dilakukan. Pada tahun 2006 United State Trade Representatives memasukkan Indonesia ke daftar abu-abu, yaitu Watch List, sebagai apresiasi kesungguhan Indonesia memberantas pembajakan. Bahkan, tahun 2009 dicanangkan sebagai Tahun Indonesia Kreatif dengan semangat Aku 100 Persen Cinta Produk Indonesia. Pasti ada kesalahan mendasar yang kita lakukan. Apa itu? Berita yang memalukan ini bak berita biasa dan nyaris tidak mendapat perhatian, mengingat seluruh masyarakat sedang demam, terpana, bahkan terhipnotis, hiruk-pikuk dagang sapi dan hawa panas konstelasi Pemilu Presiden 2009. Ditambah berita heboh seputar skandal pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Belum lagi geliat alam yang senantiasa melakukan penyeimbangan atas kecerobohan dan kerakusan manusia melakukan eksploitasi berlebihan pada kekayaan alam. Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia silih berganti mengancam dan menerpa kita. Longsor, banjir, kebakaran bangunan dan lahan, sampai kecelakaan transportasi berkoalisi menjadi ancaman keseharian kita. Sumber penyakit pun seperti tak mau kalah. Demam berdarah, flu burung, dan kini flu babi bak berkoalisi menjadi ancaman massal ketenteraman kita. Masalah ”software” Hak cipta atau sering disebut hak atas kekayaan intelektual (HaKI) adalah produk hukum yang memberikan perlindungan atas karya inovatif dari sang pencipta. HaKI dapat diajukan dalam berbagai wujud, seperti merek dan logo dagang, resep, formula, komposisi, lirik, sampai artefak teknologi. Upaya Indonesia melindungi HaKI atas karya komposer Gesang dengan lagu ”Bengawan Solo” adalah contoh nyata perjuangan menegakkan HaKI yang hasilnya bukan hanya memberikan manfaat positif pada sosioekonomi sang komposer, tetapi juga pada peningkatan citra bangsa. Mari kita fokus pada HaKI yang terkait perlindungan dan penegakan hukum pada karya inovatif bidang peranti lunak dan aplikasi komputer yang lebih populer dengan istilah software. Gempuran ”software” Kesadaran akan peluang sekaligus ancaman globalisasi sudah kita pahami betul. Ide, konsep, strategi, sampai realisasi fortifikasi (”Fortifikasi dalam Globalisasi”, Kompas, 4/3) yang menjadi kiat mitigasi dari tsunami globalisasi juga sudah kita gulirkan. Fortifikasi atas gempuran software impor telah membangunkan ABG (academicians, businessmen, government) untuk kemudian menggelorakan semangat Indonesia Go Open Source! (IGOS) pada awal 2004, yaitu semangat membangun peranti lunak yang memenuhi kebutuhan mendasar bagi pengguna komputer tanpa kekhawatiran melanggar HaKI dan tanpa pemborosan uang untuk membayar lisensi yang harus dibayarkan kepada pemilik yang notabene menjadi dampak negatif atau ancaman globalisasi. Jika copyrights adalah senjata pamungkas kapitalis, juga telah ada perlawanan berupa gerakan copyleft yang digagas para pejuang yang juga berasal dari negara kapitalis, yaitu Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat. Semangat dan perjuangan IGOS ini serupa dengan copyleft movement. Ada juga gerakan dari Eropa yang melawan, yaitu perjuangan yang diinisiasi dan dimotori penuh determinasi oleh Linus Torvalds dari Finlandia, dengan membangun berbagai peranti lunak untuk mengoperasikan dan memanfaatkan komputer dengan semangat dari kita untuk kita. Free Open Source Software (FOSS) telah menjadi ikon baru sebagai penyeimbang gempuran Proprietary Softwares; meski kata free tidak selamanya berkonotasi gratis. Jargon Linux kini dipandang bukan hanya sebagai sebuah artefak teknologi, tetapi sudah naik ke tataran semangat perjuangan copyleft. Kapitalisme ”software” Kesadaran akan peluang sekaligus ancaman kapitalisme software juga telah menarik perhatian pimpinan negara-negara, bukan hanya yang masuk daftar negara berkembang. Presiden AS Barack Obama dalam gebrakan 100 harinya juga menjadikan Gedung Putih sebagai pilot pengembangan dan penggunaan FOSS. Hal serupa dilakukan Presiden India yang pada 4 Juni 2007 menginstruksikan penerapan FOSS dalam sistem pertahanan demi menciptakan sistem pertahanan nasional yang lebih aman. Ini dilakukan sang presiden yang juga ilmuwan dan ahli