CiKEAS Gus Dur Puji Prabowo, Cela Capres yang Lain

2009-05-05 Terurut Topik Al Faqir Ilmi
Gus Dur Puji Prabowo, Cela Capres yang Lain
Dukungan Gus Dur pada Megawati hanya basa-basi. Sementara Yudhoyono?
Sabtu, 25 April 2009, 12:40 WIB
Arfi Bambani Amri, Anda Nurlaila








  
VIVAnews - Di antara calon presiden yang muncul, mantan Presiden Abdurrahman 
Wahid memuji Prabowo Subianto. Sementara yang lainnya, tak ada bagusnya bagi 
pendiri Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Gus Dur menilai laju SBY kembali ke Istana akan terhalang. Tidak usah didukung 
juga akan terhambat, katanya dalam Kongkow Bareng Gusdur di Green Radio 68H 
Utan Kayu, Sabtu 25 April 2009. 

Di matanya, Megawati setali tiga uang dengan saingannya dari partai Demokrat. 
Gusdur menuturkan pada saat ia menyambangi kediaman Megawati beberapa waktu 
lalu, Mega meminta dukungan Gus Dur. Ini contoh orang yang tidak tahu diri, 
kata Gus Dur yang lengser jadi presiden dan digantikan Megawati tahun 2001 lalu 
itu. Kedatangan kepada Megawati bukan berarti memberi dukungan kepada Megawati. 
Itu hanya unggah-ungguh  (basa-basi) saja.

Calon presiden lainnya, Wiranto, dinilai Gus Dur setali tiga uang. Dari dulu 
saya takut sama tentara, katanya mengomentari mantan Panglima Angkatan 
Bersenjata itu.

Satu-satunya penilaian positif Gus Dur ditujukan kepada calon presiden partai 
Gerindra, Prabowo Subianto. Dalam pengamatannya, Prabowo dianggap betul-betul 
perhatian ke rakyat. Prabowo sungguh-sungguh mengenal masalah rakyat seperti 
pertanian, katanya.

Namun, meski memuji Prabowo, Gus Dur tetap punya keinginan kembali menjadi 
presiden. Saat ada audiens yang menanyakan pilihan calon presidennya, Gus Dur 
malah menjawab Kata siapa saya tidak akan mencalonkan diri lagi.• VIVAnews 


  

CiKEAS Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

2009-05-05 Terurut Topik muhamad agus syafii
Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

By: agussyafii

Suara Dani terdengar lantang membacakan hadis Nabi, 'al-jannatu tahta a'damil 
umahat' artinya surga dibawah telapak kaki ibu. malam itu anak-anak Amalia 
mendengarkan ceramah Dani, salahsatu anak Amalia dalam lomba 'DACILA = Dai 
Cilik Amalia'

'Teman-teman siapa yang sudah tau bahwa surga ditelapak kaki ibu? Makanya ini 
saya jelaskan. Surga ditelapak kaki ibu maksudnya adalah ridho Alloh terletak 
pada ridho orang tua, terutama ibu. karena kalau kita berani sama ibu sama saja 
berani sama Alloh SWT, sebab ibu yang melahirkan kita dan membesarkan kita.'

'Jadi  kita harus patuh kepada kedua orang tua terutama ibu.' kata Dani dalam 
ceramahnya.

'Teman-Teman saya ingin memberikan puisi yang berjudul ibu, boleh tidak?' tanya 
dani. 'Boleh' jawab anak-anak Amalia secara serentak.

Ibu..

Ibu, pengorbananmu begitu besar..

Engkau sudah melahirkan dan membesarkan kita..

Ibu, engkau mencari nafkah untuk keutuhan anak-anakmu..

Ibu, bagaimana aku bisa membalas jasamu, ibu...?

Tanpa terasa puisi dari membuat kami terharu. Puisi untuk ibu dibaca Dani 
begitu menusuk kalbu kami sebagai anak yang suka melupakan betapa besar jasa 
seorang ibu pada anak-anaknya.

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, 
tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek 
Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi 
(ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, 
bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik 
sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- 
Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan 
dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui 
http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431




  

CiKEAS Fw: [mediacare] Siaran pers: Pemerintah harus lindungi peternak susu

2009-05-05 Terurut Topik Al Faqir Ilmi
--- On Tue, 5/5/09, Cecep Risnandar crisnan...@gmail.com wrote:
From: Cecep Risnandar crisnan...@gmail.com
Subject: [mediacare] Siaran pers: Pemerintah harus lindungi peternak susu
To: pantau-komuni...@yahoogroups.com, jurnali...@yahoogroups.com, 
wartawanindone...@yahoogroups.com, mediac...@yahoogroups.com, 
penulisle...@yahoogroups.com, petanionl...@googlegroups.com
Date: Tuesday, May 5, 2009, 7:23 AM







SIARAN PERS
SERIKAT PETANI INDONESIA (SPI)
Jakata, 5 Mei 2009

Pemerintah harus lindungi peternak susu

Langkah PT. Nestle menurunkan harga pembelian susu di tingkat peternak diikuti 
sejumlah Industri Pengolahan Susu (IPS) lainnya. Hal ini sangat merugikan 
petani peternak susu, dimana harga asupan produksi seperti pakan, suplemen dan 
obat-obatan terus merangkak naik. Pada tingkat harga saat ini yang berkisar 
antara Rp. 3700 hingga Rp. 3900 pun masih terasa berat bagi peternak. Apalagi 
kalau harus diturunkan. Hal tersebut dikemukakan Ketua Departemen Kajian 
Strategis Serikat Petani Indonesia (SPI) Achmad Ya'kub, di Jakarta (5/5).

Penurunan harga susu terjadi karena adanya penurunan harga susu di pasar 
global, dimana 70 persen kebutuhan susu Indonesia diimpor terutama dari 
Australia dan New Zaeland. Karena ketergantungan yang sangat tinggi terhadap 
susu impor, maka harga di tingkat peternak akan ikut tergoncang oleh penurunan 
harga global tersebut. Ya'kub mengingatkan, pada awal tahun 2007 harga susu di 
tingkat konsumen pernah melejit naik hingga dua kali lipat. Karena, Australia 
sebagai penghasil susu dunia mengalami kekeringan yang berkepanjangan sehingga 
terjadi kelangkaan susu di pasar global. Namun, para peternak susu di Indonesia 
tidak ikut menikmati kenaikan harga tersebut secara proposional. Ironisnya, 
ketika harga susu di pasar global turun, para peternak yang pertamakali harus 
menanggung kerugiannya. 

Lebih jauh lagi, menurut Ya'kub ketergantungan Indonesia terhadap susu semakin 
parah ketika pemerintah atas tekanan IMF melalui Letter of Intent (LoI) 
meliberalkan pasar dalam negeri termasuk susu. Kemudian terbit Inpres No.4 
tahun 1998 yang berdampak pada kebijakan perususuan dalam negeri. Sebelumnya, 
Indonesia mempunyai kebijakan untuk melindungi peternak susu dalam negeri lewat 
Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri yaitu Menteri Pertanian, Menteri 
Perindustrian, dan Menteri Perdagangan dan Koperasi pada tahun 1983. Saat itu, 
IPS diwajibkan untuk membeli susu dari peternak lokal disamping susu impor 
sebagai bahan baku Industrinya. Liberalisasi susu tersebut semakin menggila 
ketika pada tahun 2003 pemerintah menerapkan bea masuk sebesar 0% alias 
menghapuskan bea masuk impor susu pada tahun 2003. Sebelumnya bea masuk impor 
untuk susu sebesar 5%.

Liberalisasi ini terus berlanjut hingga pada bulan Agustus 2008 ketika 
pemerintah menandatangani kesepakatan perjanjian perdagangan bebas ASEAN- 
Australia dan New Zealand (AANZ FTA). Dalam perjanjian perdagangan bebas ini, 
Indonesia dikatakan mendapatkan keuntungan bebas tarif masuk barang ke 
Australia dan New Zealand, namun tentunya Indonesia pun harus membuka pintu 
masuk terhadap barang-barang dari Australia dan New Zealand, seperti susu. 
Menyusul penandatangan AANZ-FTA ini pada tanggal 13 Februari 2009 
dikeluarkanlah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 19/PMK.011/2009 tentang 
penetapan tarif bea masuk atas barang impor produk-produk tertentu. Di mana 
dalam peraturan tersebut ditetapkan bahwa tarif bea masuk untuk skim milk 
powder, full cream milk, yoghurt, buttermilk dan produk susu lainnya adalah 0%. 

Bagi Australia dan New Zealand yang merupakan Negara eksportir bagi lebih dari 
80 persen produk susu dan olahan susu dunia, bersama dengan Uni Eropa, 
perjanjian ini tentu sangat menguntungkan. Karena sistem peternakan susu mereka 
memang dirancang untuk pasar ekspor, dimana 90 persen dari produknya ditujukan 
untuk ekspor dan hanya 10 persen yang digunakan bagi kebutuhan domestik.

Untuk menjawab keresahan peternak susu ini, Ya'kub mendesak pemerintah untuk 
memberlakukan kembali bea masuk susu impor demi melindungi peternak dalam 
negeri. Disamping itu, pemerintah harus memberlakukan kembali peraturan yang 
mewajibkan IPS untuk menyerap produksi susu dari peternak lokal secara 
proposional. di sisi lain juga pemerintah harus memastikan agarpemilikan sapi 
peternak pada tingkat yang efisien dalam skala rumah tangga setidaknya  8 ekor 
sapi perah laktasi.

Terakhir, Ya'kub juga menekankan agar liberaliasasi susu segera dihentikan 
karena secara jangka panjang sangat merugikan peternak lokal.  Sudah 
seharusnya dimulai dari sekarang peternakan dan pertanian dikembangkan secara 
berkesinambungan yang akan dapat mendorong pembangunan pedesaan dan pertanian 
ke depannya, demi kesejahteraan petani peternak,tandasnya. 


Narasumber:
Achmad Ya'kub (Ketua Departemen Kajian Strategis SPI) 0817712347
 
SERIKAT PETANI INDONESIA (SPI)
Jl. Mampang Prapatan XIV No.5, Jakarta Selatan 12790
telp. 021 

CiKEAS Ahli Jebak-Menjebak pun Terjebak!

2009-05-05 Terurut Topik sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009050506413616

  Selasa, 5 Mei 2009 
 
  BURAS 
 
 
 
Ahli Jebak-Menjebak pun Terjebak! 

   
  H. Bambang Eka Wijaya



  USAI diperiksa sebagai saksi, pemeriksaan atas seorang pejabat tinggi 
negara dilanjutkan sebagai tersangka! ujar Umar. Pejabat tinggi yang ahli 
sadap-menyadap dan jebak-menjebak itu diduga terjebak kasus pembunuhan 
berencana atas seorang pengusaha berlatar cinta segitiga di lapangan golf!

  Apakah itu pejabat bidang sidik-menyidik itu salah bicara atau terjebak 
pertanyaan juru periksa saat sebagai saksi sehingga statusnya ditingkatkan jadi 
tersangka? tanya Amir.

  Kayaknya polisi tak membuat jebakan buat ahli jebak-menjebak itu! jawab 
Umar. Dari tuturan kepala polisi diketahui, ia ditetapkan sebagai tersangka 
berdasar pada keterangan tersangka lain! Pembunuhan itu melibatkan sembilan 
tersangka! Bisa saja ada saksi yang bicara menjeratnya!

  Bisa dibayangkan ketika seorang ahli hukum diperiksa terkait hukum atas 
dirinya, dalam pemeriksaan itu didampingi sejumlah pengacara terkenal pula, 
juru periksanya pasti andal, pintar mengolah kasus dalam bentuk tanya-jawab 
yang secara hukum tak menyimpang dari ketentuan dengan materi tepat sasaran! 
timpal Amir.

  Betapa, itu bisa menjadi pekerjaan paling mengesankan sepanjang karier 
juru periksa! Apalagi saat pemeriksaan sebagai saksi selesai langsung 
ditingkatkan status pemeriksaannya sebagai tersangka, yang berjalan mulus 
karena tak ada protes dari para pengacara pihak pesakitan, alangkah tangkasnya 
si juru periksa menangani proses hukum!

  Memang, orang awam membayangkan bakal seru dan bertele-tele debat juru 
periksa dengan tersangka yang ahli hukum dan para pengacara terkenal 
pendampingnya! tegas Umar. Ternyata bisa mulus hingga tak terhambat 
peningkatan statusnya menjadi tersangka!

  Dengan demikian, jalannya proses kasus ini bisa menjadi pembelajaran 
hukum kepada warga masyarakat, jika proses hukum mau dijalankan, tak mengenal 
pengecualian atas pejabat tinggi yang tugasnya tindak-menindak! Pelajaran kedua 
dan terpenting, jangan sekali-sekali berkenalan dengan orang-orang yang 
pekerjaannya menyeret risiko hukum amat berat, sebab ketika tertekan ia akan 
menyebut nama-nama yang sebagai pembuktian lewat kesaksian di muka hukum!

  Maka itu, harapan kepada polisi agar kasus ini diproses transparan layak 
dihargai, terutama terkait pengujian kebenaran kesaksian atau keterangan para 
tersangka lain yang memberatkan seorang pejabat tinggi itu! tegas Umar. Kalau 
pejabat tinggi saja bisa ditelikung lewat pembuktian seperti itu, betapa lebih 
empuk lagi seandai suatu rekayasa menjerat orang awam! *
 
bening.gifburas.jpg

CiKEAS KPU Jawa Timur Korupsi Rp. 27 M

2009-05-05 Terurut Topik Robert Sianturi
Dari milist tetangga tentang korupsi Komisi Pemilihan Umum (KPU) 

semoga manfaat utk renungan

_

Topik: [Media_Nusantara] KPU Jatim korupsi  Rp. 27 M

Kepada: media_nusant...@yahoogroups.com, persindone...@yahoogroups.com

Tanggal: Selasa, 5 Mei, 2009, 6:20 PM











  
  

ini sebuah berita korupsi yang sampai sekarang sama sekali belum
disentuh oleh hukum, meskipun bukti2 tertulis sudah ada dimeja para
penyidik baik jaksa maupun polisi.





Mungkin korupsi ini dibiarkan saja, karena:


1. KPU (Komisi Pemilihan Umum)  dianggap sudah menjalankan tugas dengan
baik dan sukses untuk memenangkan calon tertentu. Juga dalam pemilu
legislatif sudah sukses menjalankan misi dari yang memberi order,
sehingga mereka cuek saja (bahkan berani menantang masyarakat) jika ada
yang mempersoalkan kecurangan pemilu, seperti banyaknya warga yang
tidak masuk DPT ataupun banyaknya orang yang terdaftar sebagai pemilih
dibeberpa tempat dan bisa menggunakan hak pilih dibeberpa tempat,
ataupun banyak pemilih siluman untuk memenangkan partai tertentu.


2. Aparat hukum takut memeriksa korupsi ini karena khawatir bernasib
seperti Antasari ketua KPK, yang mencoba mengungkap korupsi KPU dalam
pengadaan Teknologi Informasi (TI) KPU yang menghabiskan uang negara
ratusan milyar, tapi ternyata alatnya sama sekali tidak berfungsi
dengan baik, sehingga sampai ditutup pusat tabulasi di hotel borobudur
ternyata program yang menghabiskan ratusan milyar itu tidak berfungsi.


Karena KPU Pusat sudah menjalankan tugas pemebri order dengan baik dan
sukses, siapapun yang akan mengutak-atik. . akan dibabat habis.


Ya salahnya antasari sih...


korupsi harus diberantas, pelaku harus dihukum dengan tegas...


kecuali kerabat pemberi order...


Tapi kerabat pemberi order boleh seolah2 diperiksa.. untuk menaikkan citra 
pemberi order..


padahal ya tidak diperiksa serius.. dan seolah2 ditahan... tapi dapat fasilitas 
hotel bintang lima.


3. apalagi korupsi dan konspirasi ini melibatkan sebuah group media
massa yang besar... yang memang bertugas membuat opini untuk
kepentingan si pemberi order..





LENGKAP SUDAH PENDERTITAAN BANGSA INDONESIA.. KARENA HANYA AKAN MENDAPAT INFO 
BOHONG 



 _ _ _ _ ___

Dari: Al Faqir Ilmi alfaqirilmi@ yahoo.com

Topik: [kkn-watch] Fw: [antikorupsi] KPU Jatim Bocor  Rp. 27 M

Kepada:
Yudi Hardiyanto mmc...@yahoo. co.id,
kkn-wa...@yahoogrou ps.com, nasionalist
nasional-list@ yahoogroups. com, presid...@alumnigmn i.org,
r...@kontan-online. com, redaksi_beritakota@ yahoo.com,
reda...@beritasore. com, reda...@surabayapos t.info, ri5...@yahoo. com,
rikolennon_24@ yahoo.com, salehmukadar@ gmail.com,
set_komisi10@ dpr.go.id, set_komisi11@ dpr.go.id, set_komisi3@ dpr.go.id,
sirmadj...@yahoo. com, y tiarso ytiarso...@yahoo. com,
toha.fo...@gmail. com, t...@koransuroboyo. com, ulysee_...@yahoo. com,
unisos...@unisosdem .org, xtm...@yahoo. com

Tanggal: Senin, 4 Mei, 2009, 11:33 AM












 _ _ _ _ __

From: adinan...@ymail. com adinan...@ymail. com

Subject: [antikorupsi] KPU Jatim Bocor Rp. 27 M

To: antikorupsi@ yahoogroups. com

Date: Friday, May 1, 2009, 4:41 AM




Harian Surabaya Pagi





JUMAT, 2009 FEBRUARI 20

KPU Jatim Bocor Rp 27 M 



Terungkap Dari Pengadaan Dua Pos Logistik

14 January 2009



Semingu
jelang pelaksanaan pemilihan gubernur (pilgub) ekstra di Bangkalan dan
Sampang, Madura, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Timur
diguncang masalah. Lembaga penyelenggara pilgub ini ditengarai
melakukan konspirasi dengan beberapa perusahaan pemenang tender hingga
diduga merugikan negara Rp 27 miliar.



Menguapnya uang negara
yang cukup besar itu hanya bersumber dari Pilgub putaran I saja. Dari
total anggaran yang dikelola untuk pilgub putaran I senilai Rp 625
miliar, diduga kuat Rp 27 miliar lebih menguap alias bocor. Ini hanya
terjadi dari pengadaan kertas surat suara dan kartu pemilih. 



Diperkirakan
kebocoran juga terjadi pada pengadaan logistik lainnya. Hanya saja yang
terungkap saat ini baru pada pos pengadaan kartu surat suara dan kartu
pemilih. Terungkapnya dugaan mark up besar-besaran tersebut diketahui
setelah Surabaya Pagi mendapatkan data pembanding harga pembelian
kertas suara dan kartu pemilih antara Pilgub Jatim dengan Pilgub Jawa
Barat dan Jawa Tengah.



Informasi
yang berhasil dihimpun Surabaya Pagi, rincian dana menguap tersebut
diketahui berasal dari pengadaan kertas surat suara yang saat itu
dimenangkan PT Temprina Media Grafika senilai Rp16.871.155. 851 dan
pengadaan Kartu Pemilih yang dimenangkan PT Jasuindo Tiga Perkasa
dengan nilai tawar Rp18.827.903. 438.



Harga tersebut dinilai
terlalu mahal jika dibanding harga pada umumnya alias diduga kuat
digelembungkan. Sekedar diketahui, dengan jumlah kartu pemilih 29,1
juta pada Pilgub putaran I (23 Juli 2008), KPU 

CiKEAS Renumerasi TNI dan keutuhan NKRI

2009-05-05 Terurut Topik sunny
 
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_contenttask=viewid=85190Itemid=44


  Renumerasi TNI dan keutuhan NKRI  
  Tuesday, 05 May 2009 06:15 WIB  
  H IRHAM TAUFIK UMRI,SH,MA


  Di tengah menghangatnya suhu politik di tanah air menyongsong pemilihan 
Presiden/Wakil Presiden,  kita dikejutkan dengan peristiwa mengamuknya 100 
orang prajurit Tentera Nasional Indonesia (TNI) di Sentani Jayapura Provinsi 
Papua. Mereka melepaskan tembakan berulangulang ke udara, mengejar perwira yang 
berada di markas dengan tembakan membabi buta serta memblokade jalan umum di 
depan markas dengan melintangkan balok kayu dan batu di tengah jalan sehingga 
masyarakat dicekam ketakutan (WASPADA, 30/04-09).  

  Prajurit TNI yang mengamuk berasal dari Batalyon Infantri 751/Berdiri 
Sendiri Sentani Jayapura.  Kejadian langka itu dipicu oleh kekecewaan mereka  
terhadap kepemimpinan Komandan Yonif  751 yang  dinilai  banyak merugikan 
anggota korpsnya sendiri serta tidak responsif atas aspirasi bawahan. Klimaks 
dari kekecewaan mereka menyangkut penanganan  Prajurit Satu Joko yang meninggal 
dunia karena sakit kanker di Rumah Sakit TNI Marten Indey Jayapura. Dalam 
wasiatnya (Alm) Joko ingin dimakamkan di Nabire. Berhubung biaya pesawat 
terbang ke Nabire cukup mahal, Komandan Yonif tidak mampu meresponnya, dan 
menyarankan almarhum dimakamkan saja di Papua. Sedangkan rekan-rekan Alm Joko 
tetap konsisten menginginkan jenazah Joko tetap dimakamkan di Nabire sesuai 
dengan wasiatnya. Untuk merealisasikan wasiat almarhum, mereka urunan 
mengumpulkan dana dibantu masyarakat sekitarnya sehingga jenazah tersebut dapat 
diberangkatkan ke Nabire. Melampiaskan kedongkolan itu terjadilah peristiwa 
yang sama sekali tak diharapkan itu. Masih mujur tidak ada yang tewas dalam 
insiden itu, hanya Wadan Yon mengalami luka bocor di kepalanya terkena lemparan 
benda keras, ditambah mencekamnya suasana di kawasan Sentani.

  Amuk prajurit di Sentani Jayapura itu bukanlah yang pertama kali, akan 
tetapi sudah berulangkali insiden semacam itu terjadi. Kita masih ingat tanggal 
5 September 1996 peristiwa penembakan secara serampangan yang dilakukan Letda 
(Inf) Sanurip di Hanggar Freeport Timika yang menewaskan 10 tentera, 4 warga 
sipil, serta 13 tentera luka serius. Menyusul kejadian tahun 2001 Praka Sunarto 
anggota Armed 8 Jember Jawa Timur menembak temantemannya dengan senapan SSI di 
Markas Jon Linud 733 BS Masaribu Ambon Maluku. Dua tentera tewas dan 2 orang 
luka berat. Berikutnya tanggal 6 September 2004, Letnan Satu (Marinir) 
Frederick Simorangkir memuntahkan peluru membabi buta di Kompleks TNI AD Neusu 
Jaya Baiturrahman Nanggroe Aceh Darussalam mengakibatkan 4 orang rekannya  
tewas mengenaskan.  .   

  Something wrong
  Peristiwa demi peristiwa amuk prajurit  terjadi berulangkali di negeri  
ini cukup memprihatinkan. Selain menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat 
yang dicekam kekhawatiran terkena muntahan peluru tajam dengan implikasi 
kematian, insiden itu dapat menjadi preseden buruk bagi prajurit di kesatuan 
lainnya untuk berbuat hal yang sama jika pimpinan TNI terutama pemerintah tidak 
mengambil langkah yang fundamental dalam mencari solusi atas problematika yang 
dihadapi prajurit. 

  Mencermati amuk prajurit menimbulkan pertanyaan pada kita mengapa hal itu 
bisa terjadi. Tentu ada sesuatu yang salah (something wrong). Padahal kita 
ketahui di lingkungan institusi TNI, menurut tradisi jiwa korsa sangat kuat 
diwarnai kepatuhan serta ketaatan pada perintah komandan (pimpinan). Kemudian 
mereka dibekali pula dengan disiplin yang tinggi. Namun timbul pertanyaan 
kenapa prajurit mempunyai keberanian secara terbuka melakukan protes langsung 
kepada  komandannya sendiri, bahkan dalam skala yang signifikan melibatkan 100 
orang prajurit. Dalam konteks protes kepada kebijakan  pimpinan, apakah 
dipengaruhi era transparansi yang melanda kehidupan, sehingga mampu menimbulkan 
fenomena yang tidak lazim terjadi terutama dalam kehidupan militer. Semua 
pertanyaan yang timbul itu setidaknya telah terjawab, ketika Kepala Staf 
Angkatan Darat Jenderal (TNI) Agustiadi Sasongko Purnomo bertindak cepat 
langsung mengunjungi Markas Batalyon Infantri Berdiri Sendiri Sentani Jayapura 
untuk bertemu dengan prajurit yang membuat insiden. Dari forum dialogis yang 
digelar Kasad, sebenarnya akar masalah yang dihadapi segenap prajurit TNI 
adalah kesejahteraan (welfare) yang diterima mereka selama ini.

  Stress
  Kita mengetahui bahwa kehidupan prajurit dewasa ini amat memprihatinkan, 
terutama setelah terjadinya perubahan fundamental akibat reformasi yang melanda 
negeri ini. TNI juga terkena dampak reformasi sehingga terjadi perubahan 
paradigma dulunya dikenal dengan Dwi Fungsi ABRI (sekarang TNI), yang bermakna 
di samping sebagai alat kekuatan pertahanan keamanan ABRI juga berfungsi 
sebagai kekuatan sosial politik. Pasca reformasi, TNI 'back to basic' hanya 
berfungsi sebagai 

CiKEAS Who Get What

2009-05-05 Terurut Topik sunny
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_contenttask=viewid=85192Itemid=44


  Who Get What 
 
  Tuesday, 05 May 2009 06:30 WIB  
  Riak gelombang menjelang Pilpres


  Dinamika keparpolan di Indonesia memang masih berpusar pada masalah who 
get what. Siapa mendapat apa. Rasanya, hanya dengan dasar inilah kita bisa 
memahami mengapa Golkar kembali sesumbar untuk enceng dari Demokrat. Padahal 
beberapa hari lalu, JK menyampaikan bahwa Golkar tidak mengajukan capres karena 
kurangnya perolehan suara. Pernyataan JK ini ditanggapi sebagai keinginannya 
untuk kembali ke samping SBY. PKS yang membaca sikap ini langsung bereaksi 
keras menentang. 

  Keadaan mulai berubah ketika Megawati  secara mengejutkan  mengundurkan 
diri dari bursa capres. Boleh jadi, Mega menyadari popularitasnya kalah 
mencorong, atau karena didekati HB dan merasa lebih pas jika HB diusung sebagai 
capresnya PDIP. Atau kemungkinan lainnya yang bisa memunculkan isu catung 
(calon tunggal). 

  Jelasnya, popularitas PD dan SBY memang tak terkejar oleh capres mana pun 
yang ada sekarang ini. Megawati yang selama ini diperhitungkan sebagai variabel 
tetap, kini berubah menjadi variabel perubah yang menyebabkan perubahan 
keseimbangan ekopolitik berubah drastis.

  Wacana kursi kosong
  Wacana ini muncul karena jauh-jauh hari, PDIP seperti bulat tekad 
mengusung Mega sebagai capres. Bahkan sampai detik kemarin, tak ada tanda Mega 
akan mundur. Karenanya, kemunduran Mega ini bisa menimbulkan bermacam dugaan. 
Apakah Mega akan memberikan keluangan kepada HB untuk maju sebagai capres, atau 
Mega sedang menguji publik, seberapa populernya dia. Terlepas dari segala 
kemungkinan, harus disadari bahwa politik itu bulat. Diputar sedrastis apa pun 
tetap bulat bentuknya. Dalam permainan, bola tidak pernah diam, selalu bergerak 
ke segala arah dan mengubah emosi penonton terus menerus. Kadang bersorak 
kegirangan tak tertahankan (ketika menciptakan gol), kadang tegang sebelum bola 
bersarang, kadang kecewa karena gagal gol dan yang paling lazim adalah membuat 
penonton marah sampai membuat kerusuhan. Begitulah, sekarang ini Mega membuat 
manuver yang membuat penontonnya  akar rumput PDIP dan seluruh rakyat Indonesia 
Ð bertanya-tanya. Mau ke mana bola politik ini dimainkan Mega.

  Yang jelas, yang pertama mengambil reaksi adalah Golkar, di mana sebelum 
ini, JK menyatakan bahwa Golkar tak mungkin mengajukan capres. Tetapi di arena 
Rapimnassus Golkar, JK dan jajaran DPP Golkar justru memanfaatkan kekosongan 
semu yang ditinggalkan Mega, dengan bermanuver memisahkan diri dari PD dan SBY 
secara sepihak. Diduga kuat, Golkar akan mengajukan capres untuk mencoba 
keberuntungan mengadu nasib melawan SBY. Siapa tahu, ada banyak parpol yang 
mengikut arus dan berkoalisi dengan Golkar. 

  Sebelum ini memang sudah pernah ada silaturahmi politik antara keduanya, 
tetapi terganjal karena PDIP hanya mengenal satu capres, Megawati. Dan ketika 
Mega menyatakan mundur dari bursa, Golkar mengambil angin dengan mengumumkan 
perpisahannya dengan PD dan berharap PDIP (dan parpol lainnya) bisa merapatkan 
barisan melawan hagemoni PD. Toh selama ini, PPP sudah mengikat diri dengan 
Golkar dan PDIP dalam ikatan emosional Golden Triangle (GT). Golkar sangat 
berharap agar arus yang diciptakannya akan memusatkan semua kekuatan parpol Ð 
kecuali PD Ð dalam satu ikatan semacam oposisi untuk menghadapi PD.

  Apa pun namanya itu, Golkar (dan parpol lain) lupa atau sengaja melupakan 
diri, bahwa pilpres Juli mendatang sama sekali tidak tergantung dari seberapa 
besar perolehan parpol. Presiden dipilih langsung oleh rakyat, bukan ditentukan 
oleh koalisi. Dalam iklim reformasi sekarang ini sudah terbukti bahwa rakyat 
bukanlah konstituen partai. Sedangkan konstituen saja bisa menunjukkan sikap 
tidak bisa disetir oleh parpol. Jadi, koalisi Ð sebesar apa pun itu Ð tidak 
akan mempengaruhi rakyat untuk menentukan pilihannya sendiri. Koalisi itu hanya 
bisa mempersatukan visi sementara dari parpol komponennya. 

  Dalam hal pilpres, maksimal yang dapat diperbuat oleh koalisi hanyalah 
menentukan capresnya. Hanya sebatas itu, titik. Sehebat apa pun koalisi, tidak 
akan bisa menentukan presiden terpilih, karena yang memilih adalah rakyat, 
secara langsung. Di luar itu, koalisi hanya bisa menggiring, membuat opini, 
atau malahan merusuhi kinerja presiden terpilih. Para parpol bergerak di sebuah 
domain di mana rakyat tidak ikut di dalamnya. Kekecewaan rakyat terhadap parpol 
sudah terlalu berat. Jadi, rakyat hanya akan memilih menurut seleranya sendiri. 
Dan 20 persen selera rakyat itu ada di SBY.

  Boleh saja koalisi GT  menumpukkan suaranya menjadi satu (seandainya 
Golkar, PDIP, PPP, Gerindra, Hanura, bahkan jika PKS dan PAN terikut rendong 
mereka, plus seluruh parpol gurem, akan terkumpul 80 persen suara) itu sama 
sekali tidak berarti 80 persen rakyat akan memilih capres dari GT. Tuh, lihat. 
Betapa banyak caleg 

CiKEAS 5 Years of Cuban Aid to Timor Leste

2009-05-05 Terurut Topik sunny
http://www.invasor.cu/sistema/paginas/default.asp?lang=enid=03052009_5%20Years%20of%20Cuban%20Aid%20to%20Timor%20Leste



5 Years of Cuban Aid to Timor Leste

(Updated May 3, 2009, 8:30 am)



A photographic exhibition is being presented in Dili to mark the fifth 
anniversary of Cuban collaboration in East Timor, hosted by the Director of the 
National University Dr Benjamin Cortereal. Cortereal thanked the Cuban 
government and people for the collaboration which he described as truly 
humanitarian and supportive, during his inaugural words.

He stressed likewise the contribution of Cuban experts in the training and 
formation of national human resources in the area of Medical Sciences.

East Timor Health and Education top officials, friends of Cuba, as the 
Friendship Association presidency of that south-eastern Asian nation, Diplomats 
and collaborators of that country and students of higher education attended the 
inaugural ceremony of the exhibition.

Those attending were presented with the screening of several documentary films 
over the work of the Cuban brigade in the formation of human resources, like 
Los medicos del mañana, by Australian Tim Anderson, and Un malai diferente, 
by journalist Irma Shelton. (PLmedico.jpg

CiKEAS Keluarga Korban HAM mendesak Komnas HAM Mengumumkan Para Pelaku

2009-05-05 Terurut Topik sunny
Refleksi : Apa saja  yang bisa  dikerjakan oleh Komnas HAM selain menimbun 
berkas?  Hemat saya Komnas HAM adalah badan hipnotis penguasa untuk mengelabui 
masyarakat bahwa  ada instransi negara yang bisa  bekerja untuk  perlindungan 
HAM bagi penduduk. 


-
Jawa Pos

 

[ Selasa, 05 Mei 2009 ] 

Keluarga Korban HAM mendesak Komnas HAM Mengumumkan Para Pelaku 

JAKARTA - Sejumlah keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia mendesak 
Komnas HAM mengumumkan para pelaku dugaan pelanggaran tersebut. Itu terkait 
dengan makin dekatnya suksesi kepemimpinan di negeri ini.

Seharusnya Komnas (HAM) berani memublikasikan kalau ada calon yang sebenarnya 
tidak layak maju memimpin negeri ini, ujar Sumiarsih, ibu Bernadus R.N. 
Irmawan, korban Tragedi Semanggi I, saat melakukan audiensi dengan komisioner 
Komnas HAM di kantornya, Jakarta, kemarin (4/5). 

Menurut dia, publikasi Komnas HAM penting untuk memberitahukan kepada 
masyarakat bahwa ada calon yang sebenarnya tidak layak. Secara terbuka, dia 
menyebut nama Wiranto dan Prabowo Subianto. Mata masyarakat biar terbuka, 
komnas harus proaktif, tambahnya. 

Dalam kesempatan itu, para keluarga korban tersebut juga menyerahkan secara 
simbolis buku berjudul Akhirnya Korban Bicara. Keluarga korban pelanggaran HAM 
lainnya yang ikut serta saat itu, antara lain, Nurhasanah (kasus penculikan dan 
penghilangan paksa), Ruminah (kasus TSS), Amang dan Ruyati Darwin (kasus Mei 
1998), Benny Biki (kasus Tanjung Priok), serta Bedjo Untung dan Effendy Saleh 
(korban Tragedi 1965/1966). 

Publikasi ini sangat penting, publik harus tahu kita mendukung pemerintahan 
yang demokratis. Masyarakat tentu juga disentuh hatinya. Jika memilih pelanggar 
HAM sebagai presiden, itu merupakan hal yang menyakiti hati korban pelanggaran 
HAM, tambah Suciwati, istri almarhum Munir. (dyn)
67482large.jpg

CiKEAS Bunuh Nasrudin Direncanakan di Mabes Polri?

2009-05-05 Terurut Topik sunny
Refleksi : Beginilah yang disebut NKRI berharga mati. 


http://www.gatra.com/artikel.php?id=125693


Kasus Pembunuhan Direktur PT PRB
Bunuh Nasrudin Direncanakan di Mabes Polri?


Jakarta, 5 Mei 2009 07:22
Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Wahyono membantah pertemuan tentang perencanaan 
pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen dilakukan di 
Mabes Polri.

Adanya desas-desus jika rencana pembunuhan Nasruddin, pertemuannya dilakukan 
di Mabes Polri, itu tidak benar! tegas Wahyono, di Jakarta, Senin (4/5).

Namun, Wahyono mengakui adanya oknum Polri berpangkat Kombes (Pol) yang 
berinisial WW alias Wiliardi Wizar, yang terlibat dalam kasus pembunuhan 
berencana terhadap Nasruddin.

Saat ditanya soal pengunduruan diri oknum Polri tersebut, Wahyono mengatakan, 
hingga saat ini belum ada surat pengunduran diri WW.

Wiliardi kini berstatus tersangka karena diduga sebagai mediator pelaksanaan 
eksekusi Nasrudin, yang diduga atas perintah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi 
non-aktif, Antasari Azhar. Jadi tidak ada surat pengunduran diri WW hingga 
saat ini, namun tetap akan dilihat dari etika profesi. Artinya, nanti dilihat 
apakah pantas berbuat seperti itu atau tidak, papar Wahyono.

Sedangkan barang bukti berupa senjata api yang digunakan mengeksekusi Nasrudin, 
Wahyono mengatakan, masih terus diselidiki dari mana asalnya, termasuk motif 
kasus pembunuhan itu yang disinyalir karena korban melakukan pemerasan terhadap 
Antasari. Itu masih diselidiki lebih lanjut, karena keterangan dari sejumlah 
saksi atau tersangka terkait satu dengan yang lain, katanya.

Kesembilan tersangka dalam kasus pembunuhan yang terjadi pada 14 Maret 2009, di 
kawasan Modernland, Tangerang, dinyatakan telah melanggar pasal 340 KUHP 
Tentang Pembunuhan Berencana. [EL, Ant] 
29.jpg

CiKEAS Arrest of Antasari Azhar won't hit Susilo Bambang Yudhoyono's chances

2009-05-05 Terurut Topik sunny
http://www.theaustralian.news.com.au/story/0,25197,25434902-2703,00.html


Arrest of Antasari Azhar won't hit Susilo Bambang Yudhoyono's chances

Stephen Fitzpatrick, Jakarta correspondent | May 06, 2009 

Article from:  The Australian 

THE arrest of Indonesia's anti-corruption tsar over a murder will have little 
impact on President Susilo Bambang Yudhoyono's re-election campaign, analysts 
say.

This is despite crime fighter Antasari Azhar having been a poster boy for the 
President. 

Corruption is important but, really, the things that are most important are 
the costs of basic needs, things in relation to poverty, commentator Sunny 
Tanuwidjaja, from the Centre for Strategic and International Studies, said 
yesterday. 

And members of an Indonesian elite class who might see Mr Azhar's arrest as 
reflecting poorly on the President's anti-corruption drive were unlikely to 
have a big influence on the election result, he added. 

Maybe intellectuals will make the connection, but the ordinary people, they 
will look to (the success of) programs such as the BLT and BOS (cash handouts 
for the poor and a school funding program), he said. 

Mr Azhar will face as-yet-unspecified charges relating to the shooting of 
businessman Nasrudin Zulkarnaen as he left a Jakarta golf course in March. Mr 
Azhar was arrested on Monday night. 

Indonesian media has speculated over a love triangle involving Mr Azhar, 
Nasrudin and his third wife, golf caddie Rani Juliani. It has been suggested 
that Mr Azhar was set up over the murder, with evidence reportedly including 
the secret filming of a sex tape involving him and Ms Juliani in a south 
Jakarta hotel. 

Police are expected to allege that Mr Azhar organised Nasrudin's murder to stop 
the businessman revealing the affair. 

Mr Azhar has denied any wrongdoing, and Mr Tanuwidjaja said the affair could, 
ironically, end up strengthening the Corruption Eradication Commission, of 
which, until last Friday, Mr Azhar was head. 

There is positive and negative in this, Mr Tanuwidjaja said. Questions could 
be asked about the institution's credibility, but the way it handles this, the 
fact it has asked him to step down, could show that it is quite credible and 
transparent. 

Political scientist Syamsuddin Haris predicted little electoral impact from the 
scandal, saying the Corruption Eradication Commission was an independent 
institution. 

The presidential poll, slated for July 8, looks like being a showdown between 
Mr Yudhoyono, his deputy, Jusuf Kalla, and either former president Megawati 
Sukarnoputri or her new ally, retired military strongman Prabowo Subianto. 

Ms Megawati and Mr Prabowo have done a deal to run a joint ticket but have yet 
to announce which of them will get top billing on it. 

Ms Megawati's Indonesian Democratic Party for Struggle, which won up to 15 per 
cent of the vote in last month's parliamentary poll, has a solid enough 
constituency but Mr Prabowo has a family fortune worth billions of dollars to 
call on. 

Mr Yudhoyono confirmed that he had already decided on a running mate but says 
he will not make his selection known until after results in the parliamentary 
poll are declared on Saturday. 

Having made a clear break with Mr Kalla's Golkar party, Mr Yudhoyono now has 
the option of selecting a political professional or technocrat for his ticket 
rather than relying on party affiliation. 

And despite predictions that the recent rearranging of Indonesian politics will 
push him into the arms of Islamist parties to regain office, Mr Yudhoyono looks 
likely to win with an even bigger mandate.


CiKEAS Anti-Fascists at Our Gates

2009-05-05 Terurut Topik sunny
http://www.themoscowtimes.com/article/1029/42/376866.htm


  Anti-Fascists at Our Gates
  06 May 2009  By Yulia Latynina 


  On April 21, a judge made an unprecedented ruling when he sentenced a man 
to one year in prison for fighting fascism. 

  Your first thought is that this case happened in Latvia, where former 
Waffen SS members march freely on their favorite holidays commemorating Latvian 
veterans who fought alongside the Nazis in World War II. But the sentence was 
actually handed down in Moscow's Tagansky District Court, where anti-fascist 
Alexei Olesinov was convicted.

  When I write that he was sentenced for fighting fascism, I do not mean 
this metaphorically. Officially, he was sentenced to prison for causing a 
fistfight with a security guard outside a Moscow nightclub -- although the 
guard and the club owners withdrew their complaints against Olesinov in court. 

  But, in reality, Olesinov was convicted for his anti-fascism. The 
prosecutor's intention in this case was clear. His indictment stressed that 
Olesinov's biggest offense was leading the Antifa (an abbreviation for 
anti-fascism) movement, the goal of which was to oppose the interests of 
individuals promoting fascism.

  As we all know, Russia is surrounded by enemies. Why so many enemies? The 
bourgeois from all Western nations are burning with envy because Russia is 
building the most advanced society in the world. This is something that the 
Kremlin propagandists particularly like to pound into the heads of the members 
of Nashi, the Kremlin-supported youth movement.

  Fascism asserts that a given people or race are superior to others and 
that enemies surround the state. If the ideology taught to Nashi is not 
fascism, then what is it? 

  We tend to associate the word fascism with a fighting a war with an 
external enemy. But fascism involves fighting a war against internal enemies as 
well. That is why Russia's state ideology has a distinct warlike component. 

  In domestic affairs, this manifests itself in the war against business. 
This is not simply a matter of confiscating the private property of others. 
Expropriation is an important part of a larger ideological-based campaign, and 
it is considered a legitimate way of strengthening the siloviki and their hold 
on power.

  Moreover, since Russia's elite keep their assets in the West, they 
understand very well that it is better to battle their own businessmen than try 
to fight Western armies. What's more, such conquests fill them with a feeling 
of importance and strength.

  Fascism is by no means the ideology of heroes. It is an ideology that 
allows any scumbag to consider himself a hero. Take, for example, the March 31 
attack on 68-year-old human rights leader Lev Ponomaryov, who was beaten up 
outside his Moscow home by a group of young thugs. Driven by a fascist 
ideology, I am sure they felt like true national heroes.

  There is a simple, unwritten agreement between Russia's ruling elite and 
the siloviki who protect them: The authorities closest to the Kremlin have a 
free reign to rob the wealthiest Russians, while other law enforcements 
agencies get to plunder the rest. The problem is that this agreement collapsed 
when the crisis hit. 

  If the economic situation deteriorates and the people start staging 
massive uprisings, the police, who have acted like an occupying force toward 
the people, will no longer risk their necks to protect the authorities from the 
angry hordes. They will join the mob and start marauding for themselves.

  Yulia Latynina hosts a political talk show on Ekho Moskvy radio.  


CiKEAS Fw: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Waspada. pilpres 2009 bisa curang

2009-05-05 Terurut Topik Al Faqir Ilmi
--- On Wed, 5/6/09, bungaran no_re...@yahoogroups.com wrote:
From: bungaran no_re...@yahoogroups.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Waspada. pilpres 2009 bisa curang
To: forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com
Date: Wednesday, May 6, 2009, 12:37 AM
 
Kita harus mewaspadai terjadinya kasus manipulasi suara pada Pemilihan Presiden 
2009.

Penggunaan sistem berbasis Scanner Intelligent Character Recognition 
memungkinkan munculnya manipulasi suara dengan cara mengganti isian formulir 
C-1.Data bisa dimanipulasi dan bisa diedit untuk memenangkan calon presiden 
dari partai tertentu.

Berkas C-1 memungkinkan satu pihak yang berkepentingan mengganti isiannya. 
Formulir C-1(yang bisa diperbanyak) memungkinkan manipulasi suara untuk diubah 
dan kemudian hasil data yang telah diubah diproses untuk diteruskan ke KPUD dan 
discan ke KPU.

DISTRIBUSI DARI TPS KE KPUD DAN KE KPU:
Manipulasi suara melalui distribusi formulir C1 IT dari TPS ke KPUD 
kabupaten/kota, karena perjalanan dari TPS ke kabupaten jauh, memungkinkan data 
yang ada pada formulir C1 diubah.

Para kandidat calon presiden harus mengawal distribusi dari TPS ke KPUD. Karena 
disinilah sumber utama terjadinya manipulasi data(penggelembunga n suara) untuk 
memenangkan calon presiden dari partai tertentu. Hati jika Data C1 diubah pada 
saat distribusi dari TPS ke KPUD.

( Formulir C1, yakni hasil rekap perolehan suara di TPS yang dibuat khusus dan 
ditulis tangan, dikirim ke kelurahan dan diteruskan ke KPUD Kabupaten/Kota 
untuk discan. Hasil scanning yang berbentuk image ini kemudian dikonversi ke 
dalam bentuk angka dan huruf lewat ICR ). 

Data perolehan suara disetiap TPS dalam formulir Cl discan dengan sistem ICR. 
Setelah itu for­mulir Cl-IT diotorisasi dan di­masukkan dalam tabel data 
kemudian di-kompresi, di-inkripsi dan diki­rim ke pusat teknologi informasi 
dengan jalur Multiprotocol Label Switching (MPLS), Pe­nerima berkas kemudian 
mendekompresi data dan memasuk­kan ke tabel data, secara paralel,memverifika si 
data untuk setiap kabupaten. 

RESIKO PENGGUNAAN ICR
Resiko penggunaan ICR, apabila terjadi kesalahan algoritma. Karena ini 
menyangkut tentang realitas keakuratan data, pembacaan atau extraksi data dari 
gambar hasil scanning sebuah dokumen. Jika hasil rekap perolehan suara di TPS 
di scanning yang berbentuk gambar kemudian dikonversikan ke dalam bentuk angka 
dan huruf lewat ICR tetapi jika pada rekap formulir C1 diketemukan banyak 
tulisan tangan maka bisa mengakibatkan terjadinya kesalahan data. Kelemahan 
dari sistem Intelligent Character Recognition, adalah validasi hasil proses 
scanning membutuhkan waktu yang lama.

 




Kisruh DPT ke MK



JAKARTA�Kisruh daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu Legislatif 9 April akhirnya 
dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sebanyak 19 parpol mengajukan sengketa DPT 
ke MK karena kasus ini dinilai menghasilkan Pemilu Legislatif 2009 yang cacat 
hukum. Mereka mengajukan permohonan sengketa kewenangan lembaga negara antara 
presiden RI cq Mendagri dan KPU terkait DPT dalam Pemilu Legislatif 2009. 
Partai yang mengajukan gugatan antara lain Partai Buruh, Patriot, Partai 
Pengusaha Peduli Indonesia, Partai Serikat Indonesia, Partai Merdeka, PKNU, 
Pakar Pangan, PDS, PPRN, Barisan Nasional, PPD, PPI, PNI Marhaenisme, PDP, PBR, 
PKDI, PIS, PDK, dan PPNU Indonesia.

Permohonan itu diserahkan kuasa hukum 19 parpol yang dikomandani Mochtar 
Pakpahan kepada Kepala Biro Administrasi Perkara dan Persidangan, Kasianuk 
Sidahuruk, di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa 
(5/5). Hadir dalam kesempatan itu puluhan partisan parpol sambil membawa 
bendera partai masing-masing. �DPT Pileg menghasilkan pemilu cacat hukum dan 
cacat konstitusional, oleh karena itu kami ke MK. Pemerintah melakukan 
pelanggaran sehingga DPT amburadul,� kata Mochtar.

Menurut dia, parpol sudah aktif mengajukan perbaikan DPT. Namun, kata dia, 
tidak direspons oleh KPU. �Kalau dibiarkan akan membuat Pilpres akan kandas 
juga,� ujarnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Biro Administrasi Perkara dan Persidangan Kasianuk 
Sidahuruk menjelaskan MK baru dapat menerima permohonan sengketa pemilu setelah 
KPU mengumumkan secara nasional perhitungan hasil suara pemilu pada 9 Mei 2009.

�Jadi sejak itu terhitung 3 x 24 jam baru kasus sengketa pemilu diterima oleh 
MK,� kata Kasianuk.

Namun demikian, kata dia, permohonan ini akan dibawa ke rapat permusyawaratan 
hakim di mana nanti dapat ditentukan apakah layak menjadi perkara atau tidak. 
�Mereka baru menyerahkan berupa permohonan dan surat kuasa dan masih ada 
kekurangan syarat administratif di mana baru ada 10 rangkap bukti-bukti padahal 
yang diminta UU rangkap 12,� papar dia. (amh/ful)




Kisruh DPT ke MK



JAKARTA�Kisruh daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu Legislatif 9 April akhirnya 
dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sebanyak 19 parpol mengajukan sengketa DPT 
ke MK karena kasus ini dinilai menghasilkan Pemilu Legislatif 2009 yang cacat 
hukum. Mereka mengajukan permohonan 

CiKEAS Bekerja Bukan semata Karena Duit, tapi Do IT

2009-05-05 Terurut Topik Erwin Arianto
Merenung dan Berfikir pada gelap malam, apa yang saya cari ketika saya
bekerja...? apakah saya melakukan semua pengorbanan untuk bekerja hanya
karena mencari uang, atau ada faktor lain yang saya tuju. mungkin pertanyaan
yang pernah saya alami waktu lalu masih juga terdapat pada diri beberapa
sahabat. Memang tidak bisa dipungkiri jutaan orang bekerja karena
berorientasi uang, karena uang yang bisa menjadi dan meyokong kehidupan kita
bukan.

Beberapa rekan HRD yang pernah berdiskusi dengan saya mengatakan bahwa
Pekerja yang berorientasi bekerja hanya karena uang memiliki perbedaan
motivasi kerja dan kreativitas  dibanding pekerja yang berorientasi pada
prestasi, tapi terkadang banyak pekerja yang mengeluh bahwa Perusahaan tidak
memperhatikan prestasi yang dibuat oleh karyawanya, sehingga membuat jatuh
mental pekerja atau karyawan untuk berprestasi.

Berfikir nakal sedikit, mungkih kah saya bekerja tanpa niat mendapat uang
atau gaji, kebanyak kita pasti menjawab tidak bisa, karena bekerja tanpa
mengharapkan gaji/uang itu adalah irasional, mungkin kita semua menyadari
bahwa Gaji atau mendapat uang adalah suatu hal yang sangat penting, manusia
sangat manusiawi ketika bekerja menginginkan imbalan Gaji atau uang. tapi
apakah kita bekerja hanya mengejar gaji?

Banyak juga sahabat saya yang memilih keluar dari kantor yang menawarkan
gaji atau uang yang besar dan mereka bergabung disuatu tempat yang memberi
kenyawaman, atau kesempatan karyawannya untuk berprestasi. jadi hal ini juga
membuat pertanyaan di dalam diri saya, apakah benar bahwa bekerja hanya
karena uang? ternyata Pekerja memiliki Sedikitnya ada dua sikap yang biasa
kita gunakan dalam menyikapi pekerjaan kita. Pertama, sikap menjadikan uang
sebagai sasaran tunggal (Hanya Uang) dan kedua, sikap menempatkan uang
sebagai salah satu dari sasaran aktivitas (Selain Uang). Hal yang harus kita
sadari bersama bahwa perbedaan pilihan, akan membawa dampak mental yang
berbeda.

Jika uang dikatakan sebagai sasaran, berarti posisi uang adalah Akibat dari
sebuah Sebab. Uang dengan kata lain adalah hasil pencapaian usaha tertentu
yang kita niatkan untuk mendapatkan uang. Kalau posisinya untuk menduduki
posisi atau jabatan atau mencari prestasi Akibat, berarti uang tidak punya
kekuasan sebagai faktor penentu. Usahalah yang menjadi penentunya.Jika usaha
yang menjadi penentu maka semua usaha itu punya konsekuensi yang tidak bisa
kita pilih, yaitu antara meleset dan tepat sasaran. Berdasarkan tabiat hukum
alam, meskipun semua usaha itu sudah dijamin pasti mendapatkan balasan
tetapi balasan itu variatif: ada yang langsung, diundur, diberikan sebagian,
dan diberikan keseluruhan. Balasan yang variatif inilah yang memiliki
hubungan korelatif dengan pola penyikapan yang kita pilih.

Ketika kita tidak memilih uang, maka secara langsung kita melatih diri kita
untuk berfikir dan berusaha, beberpa teori ilmiah menyatakan ternyata alam
fikiran manusia itu memiliki kemampuan yang lebih dahsyat dari yang paling
optimal sanggup kita bayangkan.Menurut yang sebenarnya pikiran ini malah
lebih senang kalau diberi tugas mencapai sasaran yang banyak. Pikiran ini
menurut penjelasan pakar pendidikan - kalau dinyalakan tidak berarti bahan
bakarnya akan habis tetapi malah makin bertambah, atau ada istilah pikiran
itu seperti pisau makin diasah makin tajam bukan. tapi kita seringkali tidak
meberi makan yang cukup kepada fikiran kita, karena tanpa disadari ketika
kita memilih orientasi bekerja hanya karena uang, Pikiran tidak kita beri
tugas untuk memikirkan sasaran hidup atau kita beri makanan berupa
tantangan dan pelajaran hidup yang sedikit sekali, terbatas, dan hanya
terpusat pada uang.

Adapun persoalan imbalan dalam konteks hubungan kita dengan manusia, tentu
tergantung kesepakatan yang telah kita buat. Namun, kita tetap bisa
mengajarkan diri kita untuk ikhlas baik dengan imbalan atau tanpa imbalan.
Sebab, pokok utamanya adalah sikap mental dalam menjalankan tanggung jawab
hidup. Karena keikhlasan ini merupakan elemen hidup, maka semua orang
sebetulnya punya kapasitas untuk belajar mempraktekkan ajaran keikhlasan ke
tingkat yang lebih tinggi untuk membangun sikap positif terhadap kerja,
selain uang semata. keihklasan, adalah melakukan sesuatu dengan sasaran tak
terbatas pada satu objek sasaran saja. Pakar pengetahuan seperti Abraham
Maslow dan lain-lain, menamakan sasaran tak terbatas itu dengan prestasi,
aktualisasi-diri, atau optimalisasi potensi yang tak mengenal batas.

Pertanyaannya, bagaimana supaya motivasi kerja kita tetap tinggi dan
kreativitas kita tetap hidup, pada saat gaji di rasa kurang memadai, jarak
ke kantor jauh dan macet, fasilitas kurang memadai, dsb. Di sinilah kita
perlu mencari kebahagiaan yang dapat ditemukan, melalui keikhlasan diri
dalam berkarya dan berkreasi. Dengan cara itu, setiap pekerjaan dan kreasi
akan menjadi sebuah oase yang memberikan kesegaran, dan pertumbuhan bagi
setiap orang dalam karya dan usahanya. Jadi, jika kita memusatkan pikiran
pada bagaimana 

CiKEAS Standard Dollar Diubah Jadi Standard Emas Ekonomi Ambruk !!!

2009-05-05 Terurut Topik Hafsah Salim
Standard Dollar Diubah Jadi Standard Emas Ekonomi Ambruk !!!
 
Baru2 ini beberapa parpol2 Islam mengajukan usul kepada SBY untuk nantinya 
mengadopsi ekonomi Syariah untuk membendung crisis global ekonomi.  Meskipun 
pada kenyataannya semua negara yang menggunakan Syariah Islam sangat tergantung 
ekonominya kepada ekonomi Amerika dimana dimasa crisis global sekarang ini 
justru paling hancur.

Memang berita2 tentang ekonomi Syariah atau negara2 Syariah itu berhasil 
mengatasi crisis ekonomi disebarkan ke-mana2 tapi kenyataannya bohong.  Mana 
mungkin negara yang tidak mampu memproduksi teknologi bisa survive ekonominya 
tanpa dibantu negara2 maju termasuk Amerika???

Negara Islam itu sekarang yang paling terbawah, yang paling rentan, yang paling 
tinggi penganggurannya.  Kalo di Indonesia masih ada pabrik sandal, maka di 
negara2 syariah Islam jangankan pabrik sandal, bahkan odol, sikat gigi, tusuk 
gigi, sampai kertas cebok sekalipun diimport-nya.

Demikianlah, ahli2 ekonomi Syariah dari masing2 parpol Islam yang kesemuanya 
merupakan parpol gurem termasuk Muhammadian, PPP, PKS, PAN dan PKB berusaha 
menekan SBY untuk menerapkan standard emas untuk menggantikan standard dollar.

Ternyata yang namanya ahli ekonomi Syariah itu betul2 dungu, dalam acara temu 
muka dengan SBY, usul2 itu cuma disambut senyum dan anggukan2 saja, tak ada 
kata2 yang menyetujui dari SBY ataupun kata2 yang menolaknya.  Setelah semua 
unek2 tolol dari partai2 gurem Islam ini sudah habis dimuntahkan, SBY kemudian 
bilang, mungkin ajudan saya bisa sekejab menjelaskannya kenapa tidak masuk akal 
untuk menggantikan standard dollar dengan standard emas !!!

Kemudian seorang ajudannya yang dipanggil masuk, entah siapa namanya karena 
tidak terkenal dan juga bukan orang penting.  Kemudian SBY minta diri dan 
keluar dari ruangan karena katanya sibuk ada pertemuan ditempat lain.  Oleh si 
ajudan kemudian memperkenalkan diri sebagai salah satu supir bapak presiden.

Ternyata supir ini cuma lulusan SMA saja, tapi dia bisa menjelaskan kepada para 
professor doktor ekonomi Syariah tentang kenapa tidak mungkin standard dollar 
diganti dengan standard emas.

Sang supir menjelaskan dengan sangat sederhana, dia bilang, jumlah cadangan 
emas RI tidak mencukupi untuk menggantikan mata uang dollar.  Artinya, kalo 
devisa kita dihitung dengan standard emas, maka jumlahnya jadi defisit karena 
harga emas juga bisa turun naik.  Dan yang harus diwaspadai adalah bahwa 
cadangan emas terbesar didunia hanya dimiliki oleh Amerika.  Amerika Serikat 
memiliki jumlah emas terbesar didunia.

Sang supir lebih jauh menjelaskan tentang kualitas2 emas yang ber-beda2 didunia 
ini.  Kualitas emas Indonesia bukanlah yang terbaik meskipun bukan yang 
terburuk.  Kualitas emas ditentukan oleh cara pengolahannya.  Hanya ada tiga 
negara yang paling top dalam pengolahan emas didunia ini.  Nomor satu adalah 
Amerika Serikat, nomor dua adalah Kanada, dan yang ketiga adalah Swiss.

Artinya, kalo kita menggunakan standard emas dalam perekonomian kita, karena 
cadangan emasnya tidak mencukupi akan berakibat harga emas membumbung kelangit 
yang artinya nilai rupiah anjlok ancur2an.  Rumusannya selalu sama, bila nilai 
rupiah menguat maka harga emas akan menurun, sebaliknya bila emas harganya naik 
akibat kosongnya stock emas pemerintah, maka nilai rupiah akan hancur.

Lebih parah lagi, dipasaran dunia kualitas nilai emas RI tidak laku sehingga 
tidak bisa dijadikan standard tukar untuk perdagangan dan kita harus 
menggunakan kualitas nilai emas dari Amerika, kanada dan Swiss sehingga emas 
cadangan yang kita miliki harus diobral dulu untuk bisa membeli emas yang 
berkualitas lebih baik, dan hal ini akan menghancurkan ekonomi kita lebih parah 
katimbang kita nyantol saja kepada dollar.

Ternyata bukan cuma Indonesia, semua negara Syariah termasuk Arab Saudia tidak 
pernah menggunakan standard emas.  Kalo ada diantara para ulama yang menganggap 
bahwa Arab Saudia itu menggunakan standard emas itu salah kaprah karena 
diracuni waham kebesaran Islam yang se-olah2 menggunakan standard emas.  Bahkan 
untuk mengolah memurnikan emas sekalipun negara2 Syariah itu tidak ada yang 
mampu dan Indonesia termasuk yang terbaik dalam pengolahan emas diantara semua 
negara2 Syariah lainnya.

Untuk menjadi petunjuk, sang sopir menceritakan bahwa kualitas emas buatan PT 
Aneka Tambang milik pemerintah RI ternyata diakui terbaik dari semua negara2 
Islam didunia ini.  Tetapi tetap saja, meskipun kita memiliki kualitas terbaik 
diantara negara2 Islam, ternyata tidak ada satupun negara2 Islam yang membeli 
emas dari Indonesia, mereka lebih suka membelinya dari Amerika, Kanada ataupun 
dari Swiss.

Setelah panjang lebar sang sopir menjelaskan kepada ahli2 ekonomi Syariah yang 
diutus dari masing2 parpol gurem partai2 Islam, akhirnya sang sopir 
mengakhirinya dengan tanya jawab.  Dan dalam tanya jawab itu, tak satupun ahli2 
ekonomi Syariah yang 

CiKEAS Re: Bekerja Bukan semata Karena Duit, tapi Do IT

2009-05-05 Terurut Topik Hafsah Salim
Ada benarnya juga, bahwa bekerja itu bukan karena se-mata2 untuk dapat duit.  
Yang paling afdol itu adalah bekerja hanya untuk Allah, karena kalo kita 
tawakal bekerja hanya untuk Allah, maka Allah juga akan membukakan kepada kita 
sumber2 yang bisa menjadi duit.

Contohnya, ada teman2 saya yang rajin shalat 5 waktu dan tahajut setiap hari, 
padahal dia pengangguran, tidak bekerja bukan karena malas melainkan yakin kalo 
Allah akan membukakan jalan.

Dan sungguh ajaib, beberapa minggu kemudian datang teman2nya dari MUI yang 
memberi lahan yaitu menjarah harta benda umat sesama Islam dari Islam aliran 
Ahmadiah.  Dia diberi tahu bahwa MUI sudah mengeluarkan fatwanya yaitu halal 
menjarahi harta benda umat Ahmadiah.

Tidak tanggung2, sehari sehabis penjarahan teman saya itu sudah punya mobil, 
punya kulkas, bahkan sudah punya rumah beserta tanahnya yang ditinggalkan 
pemiliknya umat Ahmadiah karena mereka dilarang menginjakkan tanah milik milik 
Allah.  Meskipun tanahnya masih nama pemilik lama, namun kawan2 dari MUI sudah 
bersedia membantu untuk memutihkannya untuk balik nama karena kantor agraria 
yang membuat surat2 tanah itu semuanya merupakan anggauta2 MUI juga.

Allahu akbar. disinilah letaknya kebesaran Allah, tak perlu bekerja, tak 
perlu cari kerja, tapi cukup tawakal semua tindakan kita hanya untuk Allah dan 
barulah terserah Allah berapa mau dibagikan kepada kita.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







--- In CIKEAS@yahoogroups.com, Erwin Arianto erwinaria...@... wrote:

 Merenung dan Berfikir pada gelap malam, apa yang saya cari ketika saya
 bekerja...? apakah saya melakukan semua pengorbanan untuk bekerja hanya
 karena mencari uang, atau ada faktor lain yang saya tuju. mungkin pertanyaan
 yang pernah saya alami waktu lalu masih juga terdapat pada diri beberapa
 sahabat. Memang tidak bisa dipungkiri jutaan orang bekerja karena
 berorientasi uang, karena uang yang bisa menjadi dan meyokong kehidupan kita
 bukan.
 
 Beberapa rekan HRD yang pernah berdiskusi dengan saya mengatakan bahwa
 Pekerja yang berorientasi bekerja hanya karena uang memiliki perbedaan
 motivasi kerja dan kreativitas  dibanding pekerja yang berorientasi pada
 prestasi, tapi terkadang banyak pekerja yang mengeluh bahwa Perusahaan tidak
 memperhatikan prestasi yang dibuat oleh karyawanya, sehingga membuat jatuh
 mental pekerja atau karyawan untuk berprestasi.
 
 Berfikir nakal sedikit, mungkih kah saya bekerja tanpa niat mendapat uang
 atau gaji, kebanyak kita pasti menjawab tidak bisa, karena bekerja tanpa
 mengharapkan gaji/uang itu adalah irasional, mungkin kita semua menyadari
 bahwa Gaji atau mendapat uang adalah suatu hal yang sangat penting, manusia
 sangat manusiawi ketika bekerja menginginkan imbalan Gaji atau uang. tapi
 apakah kita bekerja hanya mengejar gaji?
 
 Banyak juga sahabat saya yang memilih keluar dari kantor yang menawarkan
 gaji atau uang yang besar dan mereka bergabung disuatu tempat yang memberi
 kenyawaman, atau kesempatan karyawannya untuk berprestasi. jadi hal ini juga
 membuat pertanyaan di dalam diri saya, apakah benar bahwa bekerja hanya
 karena uang? ternyata Pekerja memiliki Sedikitnya ada dua sikap yang biasa
 kita gunakan dalam menyikapi pekerjaan kita. Pertama, sikap menjadikan uang
 sebagai sasaran tunggal (Hanya Uang) dan kedua, sikap menempatkan uang
 sebagai salah satu dari sasaran aktivitas (Selain Uang). Hal yang harus kita
 sadari bersama bahwa perbedaan pilihan, akan membawa dampak mental yang
 berbeda.
 
 Jika uang dikatakan sebagai sasaran, berarti posisi uang adalah Akibat dari
 sebuah Sebab. Uang dengan kata lain adalah hasil pencapaian usaha tertentu
 yang kita niatkan untuk mendapatkan uang. Kalau posisinya untuk menduduki
 posisi atau jabatan atau mencari prestasi Akibat, berarti uang tidak punya
 kekuasan sebagai faktor penentu. Usahalah yang menjadi penentunya.Jika usaha
 yang menjadi penentu maka semua usaha itu punya konsekuensi yang tidak bisa
 kita pilih, yaitu antara meleset dan tepat sasaran. Berdasarkan tabiat hukum
 alam, meskipun semua usaha itu sudah dijamin pasti mendapatkan balasan
 tetapi balasan itu variatif: ada yang langsung, diundur, diberikan sebagian,
 dan diberikan keseluruhan. Balasan yang variatif inilah yang memiliki
 hubungan korelatif dengan pola penyikapan yang kita pilih.
 
 Ketika kita tidak memilih uang, maka secara langsung kita melatih diri kita
 untuk berfikir dan berusaha, beberpa teori ilmiah menyatakan ternyata alam
 fikiran manusia itu memiliki kemampuan yang lebih dahsyat dari yang paling
 optimal sanggup kita bayangkan.Menurut yang sebenarnya pikiran ini malah
 lebih senang kalau diberi tugas mencapai sasaran yang banyak. Pikiran ini
 menurut penjelasan pakar pendidikan - kalau dinyalakan tidak berarti bahan
 bakarnya akan habis tetapi malah makin bertambah, atau ada istilah pikiran
 itu seperti pisau makin diasah makin tajam bukan. tapi kita seringkali tidak
 meberi makan yang cukup kepada fikiran kita, karena tanpa disadari ketika
 

CiKEAS Re: Bekerja Bukan semata Karena Duit, tapi Do IT

2009-05-05 Terurut Topik Hafsah Salim
Ada benarnya juga, bahwa bekerja itu bukan karena se-mata2 untuk dapat duit.  
Yang paling afdol itu adalah bekerja hanya untuk Allah, karena kalo kita 
tawakal bekerja hanya untuk Allah, maka Allah juga akan membukakan kepada kita 
sumber2 yang bisa menjadi duit.

Contohnya, ada teman2 saya yang rajin shalat 5 waktu dan tahajut setiap hari, 
padahal dia pengangguran, tidak bekerja bukan karena malas melainkan yakin kalo 
Allah akan membukakan jalan.

Dan sungguh ajaib, beberapa minggu kemudian datang teman2nya dari MUI yang 
memberi lahan yaitu menjarah harta benda umat sesama Islam dari Islam aliran 
Ahmadiah.  Dia diberi tahu bahwa MUI sudah mengeluarkan fatwanya yaitu halal 
menjarahi harta benda umat Ahmadiah.

Tidak tanggung2, sehari sehabis penjarahan teman saya itu sudah punya mobil, 
punya kulkas, bahkan sudah punya rumah beserta tanahnya yang ditinggalkan 
pemiliknya umat Ahmadiah karena mereka dilarang menginjakkan tanah milik milik 
Allah.  Meskipun tanahnya masih nama pemilik lama, namun kawan2 dari MUI sudah 
bersedia membantu untuk memutihkannya untuk balik nama karena kantor agraria 
yang membuat surat2 tanah itu semuanya merupakan anggauta2 MUI juga.

Allahu akbar. disinilah letaknya kebesaran Allah, tak perlu bekerja, tak 
perlu cari kerja, tapi cukup tawakal semua tindakan kita hanya untuk Allah dan 
barulah terserah Allah berapa mau dibagikan kepada kita.   Bukan karena duit, 
tapi DO IT !!!

Ny. Muslim binti Muskitawati.







--- In CIKEAS@yahoogroups.com, Erwin Arianto erwinaria...@... wrote:

 Merenung dan Berfikir pada gelap malam, apa yang saya cari ketika saya
 bekerja...? apakah saya melakukan semua pengorbanan untuk bekerja hanya
 karena mencari uang, atau ada faktor lain yang saya tuju. mungkin pertanyaan
 yang pernah saya alami waktu lalu masih juga terdapat pada diri beberapa
 sahabat. Memang tidak bisa dipungkiri jutaan orang bekerja karena
 berorientasi uang, karena uang yang bisa menjadi dan meyokong kehidupan kita
 bukan.
 
 Beberapa rekan HRD yang pernah berdiskusi dengan saya mengatakan bahwa
 Pekerja yang berorientasi bekerja hanya karena uang memiliki perbedaan
 motivasi kerja dan kreativitas  dibanding pekerja yang berorientasi pada
 prestasi, tapi terkadang banyak pekerja yang mengeluh bahwa Perusahaan tidak
 memperhatikan prestasi yang dibuat oleh karyawanya, sehingga membuat jatuh
 mental pekerja atau karyawan untuk berprestasi.
 
 Berfikir nakal sedikit, mungkih kah saya bekerja tanpa niat mendapat uang
 atau gaji, kebanyak kita pasti menjawab tidak bisa, karena bekerja tanpa
 mengharapkan gaji/uang itu adalah irasional, mungkin kita semua menyadari
 bahwa Gaji atau mendapat uang adalah suatu hal yang sangat penting, manusia
 sangat manusiawi ketika bekerja menginginkan imbalan Gaji atau uang. tapi
 apakah kita bekerja hanya mengejar gaji?
 
 Banyak juga sahabat saya yang memilih keluar dari kantor yang menawarkan
 gaji atau uang yang besar dan mereka bergabung disuatu tempat yang memberi
 kenyawaman, atau kesempatan karyawannya untuk berprestasi. jadi hal ini juga
 membuat pertanyaan di dalam diri saya, apakah benar bahwa bekerja hanya
 karena uang? ternyata Pekerja memiliki Sedikitnya ada dua sikap yang biasa
 kita gunakan dalam menyikapi pekerjaan kita. Pertama, sikap menjadikan uang
 sebagai sasaran tunggal (Hanya Uang) dan kedua, sikap menempatkan uang
 sebagai salah satu dari sasaran aktivitas (Selain Uang). Hal yang harus kita
 sadari bersama bahwa perbedaan pilihan, akan membawa dampak mental yang
 berbeda.
 
 Jika uang dikatakan sebagai sasaran, berarti posisi uang adalah Akibat dari
 sebuah Sebab. Uang dengan kata lain adalah hasil pencapaian usaha tertentu
 yang kita niatkan untuk mendapatkan uang. Kalau posisinya untuk menduduki
 posisi atau jabatan atau mencari prestasi Akibat, berarti uang tidak punya
 kekuasan sebagai faktor penentu. Usahalah yang menjadi penentunya.Jika usaha
 yang menjadi penentu maka semua usaha itu punya konsekuensi yang tidak bisa
 kita pilih, yaitu antara meleset dan tepat sasaran. Berdasarkan tabiat hukum
 alam, meskipun semua usaha itu sudah dijamin pasti mendapatkan balasan
 tetapi balasan itu variatif: ada yang langsung, diundur, diberikan sebagian,
 dan diberikan keseluruhan. Balasan yang variatif inilah yang memiliki
 hubungan korelatif dengan pola penyikapan yang kita pilih.
 
 Ketika kita tidak memilih uang, maka secara langsung kita melatih diri kita
 untuk berfikir dan berusaha, beberpa teori ilmiah menyatakan ternyata alam
 fikiran manusia itu memiliki kemampuan yang lebih dahsyat dari yang paling
 optimal sanggup kita bayangkan.Menurut yang sebenarnya pikiran ini malah
 lebih senang kalau diberi tugas mencapai sasaran yang banyak. Pikiran ini
 menurut penjelasan pakar pendidikan - kalau dinyalakan tidak berarti bahan
 bakarnya akan habis tetapi malah makin bertambah, atau ada istilah pikiran
 itu seperti pisau makin diasah makin tajam bukan. tapi kita seringkali tidak
 meberi makan yang cukup kepada fikiran 

CiKEAS Bekerja Untuk Allah Menjarah Ahmadiah, DO IT !!!

2009-05-05 Terurut Topik Hafsah Salim
Bekerja Untuk Allah Menjarah Ahmadiah, DO IT !!!
  
Ada benarnya juga, bahwa bekerja itu bukan karena se-mata2 untuk dapat duit.  
Yang paling afdol itu adalah bekerja hanya untuk Allah, karena kalo kita 
tawakal bekerja hanya untuk Allah, maka Allah juga akan membukakan kepada kita 
sumber2 yang bisa menjadi duit.

Contohnya, ada teman2 saya yang rajin shalat 5 waktu dan tahajut setiap hari, 
padahal dia pengangguran, tidak bekerja bukan karena malas melainkan yakin kalo 
Allah akan membukakan jalan.

Dan sungguh ajaib, beberapa minggu kemudian datang teman2nya dari MUI yang 
memberi lahan yaitu menjarah harta benda umat sesama Islam dari Islam aliran 
Ahmadiah.  Dia diberi tahu bahwa MUI sudah mengeluarkan fatwanya yaitu halal 
menjarahi harta benda umat Ahmadiah.

Tidak tanggung2, sehari sehabis penjarahan teman saya itu sudah punya mobil, 
punya kulkas, bahkan sudah punya rumah beserta tanahnya yang ditinggalkan 
pemiliknya umat Ahmadiah karena mereka dilarang menginjakkan tanah milik milik 
Allah.  Meskipun tanahnya masih nama pemilik lama, namun kawan2 dari MUI sudah 
bersedia membantu untuk memutihkannya untuk balik nama karena kantor agraria 
yang membuat surat2 tanah itu semuanya merupakan anggauta2 MUI juga.

Allahu akbar. disinilah letaknya kebesaran Allah, tak perlu bekerja, tak 
perlu cari kerja, tapi cukup tawakal semua tindakan kita hanya untuk Allah dan 
barulah terserah Allah berapa mau dibagikan kepada kita.   Bukan karena duit, 
tapi DO IT !!!

Ny. Muslim binti Muskitawati.






CiKEAS Kemungkinannya 98% AA Divonis Bebas Meskipun Bersalah

2009-05-05 Terurut Topik Hafsah Salim
Kemungkinannya 98% AA Divonis Bebas Meskipun Bersalah
   
Banyak masyarakat di Indonesia buta hukum, bahkan para pejabatnya sekalipun 
tidak mengerti hukum  Bahkan lebih parah lagi, para ahli hukum, para pakar 
hukum di Indonesia tidak paham arti hukum bagi menegakkan keadilan.

Masalah berkaitan dengan suasana ruang pengadilan memang banyak orang2 di 
Indonesia tahu dan bisa membayangkan, antara lain adalah adu argumentasi, adu 
bukti, adu alibi, adu saksi, bahkan adu saksi ahli.  Katakanlah, setalah diadu 
segalanya, akhirnya terdakwanya kalah tidak bisa lagi mungkir, pembelanya juga 
sudah ngaco tidak punya argumentasi lagi pada akhirnya dan cuma bisa teriak dan 
bentak2 diruang pengadilan.

Akhirnya, setelah semua hadirin yang menyaksikan proses pengadilan ini merasa 
yakin bahwa sang terdakwa akan divonis bersalah dan akan dihukum oleh hakimnya. 
 Maka pada hari pembacaan vonisnya, sang hakim berpidato dulu sebagai pengantar 
panjang lebar, dan akhirnya para hadirin melongo, bingung dan heran, sang hakim 
ketuk palunya, tidak terbukti terdakwa bersalah, terdakwa bebas.

Begitulah kejadian yang terjadi dengan Muchdi.  Para hadirin teriak2 bilang 
enggak adil, hakim disogok, sumpah serapah, keluarga korban menangis merasa hak 
azasinya didholimi hakim dll.

Maki maki dan sumpah serapah tidak bisa mengubah vonis, yang salah itu bukan 
hakimnya, bukan terdakwanya, juga bukan korbannya, YANG SALAH ITU SYSTEM 
PENGADILANNYA ITU SENDIRI.

System pengadilan RI itu sebenarnya bukan pengadilan, karena untuk menetapkan 
siapa yang salah bukan seharusnya sang hakim melainkan Jury.  Naaah  
disinilah letaknya akal2an itu, karena hakim itu manusia yang bisa disogok, 
bisa tidak adil, bisa macem2.  Hakim itu punya interest, dalam memberi 
keputusan dia bisa mempertimbangkan untung ruginya bagi diri sendiri, bagi masa 
depannya, bagi keselamatannya seperti hakim Syarifudin yang mati ditembak 
karena memberi vonis bersalah kepada si Tommy.

Seharusnya, yang menentukan bersalah atau tidaknya bukanlah hakim melainkan 
para jury sedangkan hakim hanyalah membacakan besarnya hukuman apabila jury 
sudah menyatakan bersalah, dengan cara inilah sang hakim tidak akan mampu 
mengatur keadilan.

Jury2 itu dipilih secara random dari masyarakat warga dari kota dimana 
pengadilan itu berlokasi.  Setiap jury diperiksa latar belakangnya yang harus 
betul2 netral, apabila ada jury yang tidak memenuhi persyaratan maka jury-nya 
diganti.  Dalam setiap peradilan, jumlah jury itu ada 12 orang dan juga ada 
cadangan.  Nama2 dan alamat para jury dirahasiakan, bahkan para jury itu tidak 
diberi tahukan nama terdakwa dan kasus apa yang akan disidangkan.  Jury hanya 
tahu nantinya diruang pengadilan.  Keputusan jury harus absolut, apabila ada 
satu saja jury yang ragu2 terhadap kesalahan terdakwa, maka jury dibubarkan dan 
diganti jury lainnya.  Semua jury itu tidak ada yang dibayar tetapi dijamin 
antar jemput atau diberi ongkos jalan tergantung lokasinya.  Berdasarkan UU 
negara, tugas Jury itu harus bolos kerja dan perusahaan wajib membayar penuh 
gajinya.

Dengan system jury begini, si Tommy tidak mungkin bisa menyalahkan hakimnya, 
apalagi menembaknya seperti nasib hakim Syarifudin yang ditembak mati gara2 
memvonis Tommy bersalah.  Melayanglah nyawa hakim Syarifudin, padahal kalo dia 
beri vonis bebas malah dibayar banyak sekali oleh si Tommy.  Jadi nasib hakim 
Syarifudin itu cuma dua, mati ditembak Tommy, atau kaya raya disogok si Tommy.  
Rupa2nya si hakim Syarifudin yakin bahwa Allah melindungi yang jujur, dan 
kejujurannya itulah akhirnya Syarifudin harus menghadap ilahi.

Naaah  kalo si Muchdi yang cuma tentara geblek aja bisa bebas, apalagi si 
Antasari yang justru jaksa paling top di Indonesia yang berpengaruh disemua 
kejaksaan diseluruh Indonesia, berpengaruh disemua pengadilan diseluruh 
Indonesia.

Rani isteri Nasrudin sekarang menjadi saksi kunci, dia dilindungi oleh polisi 
karena kalo sampai dia mati ketembak atau hilang diculik, maka pengacara 
Antasari bilang bahwa si Rani itu pembual makanya dia lari ketakutan, takut 
karena bohongnya akan dibongkar dan bisa dipenjara.

Strategi para pengacara top Antasari adalah melepaskan si Rani dari kontrol 
perlindungan polisi.  Caranya gampang, teman2 kolega Antasari mendadak 
mendirikan lembaga perlindungan saksi dan korban.  Lalu para pengacara2 top ini 
menuntut kepada polisi agar saksi Rani ini dilindungi dibawah lembaga milik 
para pengacara ini yang mereka namakan lembaga perlindungan saksi dan korban. 
 Alasan para pengacara ini katanya dalam kasus ini kepolisian itu juga jadi 
tersangka, apalagi pembunuhan itu melibatkan Kombes yang masih aktif.  Padahal 
Kombes Pol WW yang memerintahkan pembunuhan inipun tidak dinon-aktifkan.  
Naah..  posisi kepolisian disini sudah hancur sehingga tak mungkin bisa 
bertahan lagi.  Mau enggak mau, si Rani harus dilepaskan, tapi kalo dilepaskan 
bebas tentunya bisa diculik orang2 

CiKEAS Bangsa Pembajak Hak Cipta

2009-05-05 Terurut Topik rkintoko

=  
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia.  
= 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration  Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Menyambut Pesta Demokrasi 5 Tahunan - PEMILU 2009.   
Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. 
Bangsa Pembajak Hak Cipta 
Rabu, 6 Mei 2009 | 03:31 WIB 
Oleh : Kusmayanto Kadiman 
Berita Indonesia kembali masuk daftar hitam pelanggar hak cipta, sesuai dengan 
laporan United State Trade Representatives-Priority Watch List (Kompas, 1/5), 
sungguh merupakan tamparan. 
Berita itu merupakan tamparan mengingat berbagai ide, konsep, inisiatif, hingga 
pembuatan undang-undang telah dilakukan. Pada tahun 2006 United State Trade 
Representatives memasukkan Indonesia ke daftar abu-abu, yaitu Watch List, 
sebagai apresiasi kesungguhan Indonesia memberantas pembajakan. Bahkan, tahun 
2009 dicanangkan sebagai Tahun Indonesia Kreatif dengan semangat Aku 100 Persen 
Cinta Produk Indonesia. Pasti ada kesalahan mendasar yang kita lakukan. Apa 
itu? 
Berita yang memalukan ini bak berita biasa dan nyaris tidak mendapat perhatian, 
mengingat seluruh masyarakat sedang demam, terpana, bahkan terhipnotis, 
hiruk-pikuk dagang sapi dan hawa panas konstelasi Pemilu Presiden 2009. 
Ditambah berita heboh seputar skandal pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. 
Belum lagi geliat alam yang senantiasa melakukan penyeimbangan atas kecerobohan 
dan kerakusan manusia melakukan eksploitasi berlebihan pada kekayaan alam. 
Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia silih berganti mengancam dan 
menerpa kita. Longsor, banjir, kebakaran bangunan dan lahan, sampai kecelakaan 
transportasi berkoalisi menjadi ancaman keseharian kita. Sumber penyakit pun 
seperti tak mau kalah. Demam berdarah, flu burung, dan kini flu babi bak 
berkoalisi menjadi ancaman massal ketenteraman kita. 
Masalah ”software” 
Hak cipta atau sering disebut hak atas kekayaan intelektual (HaKI) adalah 
produk hukum yang memberikan perlindungan atas karya inovatif dari sang 
pencipta. HaKI dapat diajukan dalam berbagai wujud, seperti merek dan logo 
dagang, resep, formula, komposisi, lirik, sampai artefak teknologi. 
Upaya Indonesia melindungi HaKI atas karya komposer Gesang dengan lagu 
”Bengawan Solo” adalah contoh nyata perjuangan menegakkan HaKI yang hasilnya 
bukan hanya memberikan manfaat positif pada sosioekonomi sang komposer, tetapi 
juga pada peningkatan citra bangsa. 
Mari kita fokus pada HaKI yang terkait perlindungan dan penegakan hukum pada 
karya inovatif bidang peranti lunak dan aplikasi komputer yang lebih populer 
dengan istilah software. 
Gempuran ”software” 
Kesadaran akan peluang sekaligus ancaman globalisasi sudah kita pahami betul. 
Ide, konsep, strategi, sampai realisasi fortifikasi (”Fortifikasi dalam 
Globalisasi”, Kompas, 4/3) yang menjadi kiat mitigasi dari tsunami globalisasi 
juga sudah kita gulirkan. 
Fortifikasi atas gempuran software impor telah membangunkan ABG (academicians, 
businessmen, government) untuk kemudian menggelorakan semangat Indonesia Go 
Open Source! (IGOS) pada awal 2004, yaitu semangat membangun peranti lunak yang 
memenuhi kebutuhan mendasar bagi pengguna komputer tanpa kekhawatiran melanggar 
HaKI dan tanpa pemborosan uang untuk membayar lisensi yang harus dibayarkan 
kepada pemilik yang notabene menjadi dampak negatif atau ancaman globalisasi. 
Jika copyrights adalah senjata pamungkas kapitalis, juga telah ada perlawanan 
berupa gerakan copyleft yang digagas para pejuang yang juga berasal dari negara 
kapitalis, yaitu Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat. 
Semangat dan perjuangan IGOS ini serupa dengan copyleft movement. Ada juga 
gerakan dari Eropa yang melawan, yaitu perjuangan yang diinisiasi dan dimotori 
penuh determinasi oleh Linus Torvalds dari Finlandia, dengan membangun berbagai 
peranti lunak untuk mengoperasikan dan memanfaatkan komputer dengan semangat 
dari kita untuk kita. 
Free Open Source Software (FOSS) telah menjadi ikon baru sebagai penyeimbang 
gempuran Proprietary Softwares; meski kata free tidak selamanya berkonotasi 
gratis. Jargon Linux kini dipandang bukan hanya sebagai sebuah artefak 
teknologi, tetapi sudah naik ke tataran semangat perjuangan copyleft. 
Kapitalisme ”software” 
Kesadaran akan peluang sekaligus ancaman kapitalisme software juga telah 
menarik perhatian pimpinan negara-negara, bukan hanya yang masuk daftar negara 
berkembang. Presiden AS Barack Obama dalam gebrakan 100 harinya juga menjadikan 
Gedung Putih sebagai pilot pengembangan dan penggunaan FOSS. Hal serupa 
dilakukan Presiden India yang pada 4 Juni 2007 menginstruksikan penerapan FOSS 
dalam sistem pertahanan demi menciptakan sistem pertahanan nasional yang lebih 
aman. 
Ini dilakukan sang presiden yang juga ilmuwan dan ahli