[ekonomi-nasional] Re: [indonesia] The fruit of hypocrisy (Joseph Stiglitz): Ilmu Jalan ke Neraka...

2008-09-24 Thread Harlizon MBAu
Mau dibolak balik seperti apa...  atau sekalipun sejuta S!, S2, S3 atau S7
jungkir balik dikerahkan untuk mikir untuk menyelesaikan masalah ekonomi...
Selagi masih ada unsur-unsur FIKTIF seperti UANG (tanpa reserve/back up
"yang benar") dan RIBA/bunga/interest serta instrument-instrument DERIVATIVE
lainnya yang dicampurkan kedalam sistem kehidupan NYATA, EKONOMI NGA BAKAL
BERES sampe kiamat...
"Negative Sum Game" akan selalu terjadi jika terus begitu...
Kadang-kadang bingung juga dengan cara berfikir barat...
Meski sudah begitu banyak pakar mereka sendiri menganalisa bagaimana "SELF
DESTRUCTIVE"nya sistem ekonomi LIBERALISM -> CAPITALISM -> FEUDALISM ->
COLONIALISM yang mereka bikin sendiri, tapi tidak juga jera-jera...
Disinipun ikut-ikutan dan membeo pula...

Suatu waktu saya pernah bertanya pada beberapa ekonom nasional,
"Bagaimana mungkin kita bisa keluar dari hutang jika uang sendiri konsepnya
adalah 'surat hutang', Prof?"
Saya memimpikan adanya "angin syorga" dari jawaban mereka...
Sayang, hampir semua memilih diam atau agak kebingungan dengan pertanyaan
sangat sederhana itu...
Terpaksa juga diam sambil mikir-mikir sendiri, "apa barangkali sayanya yang
goblok ya?" atau
"merekanya malah yang belajarnya cuma ilmu jalan ke neraka saja"...
Wallahu alam... (Hanya Allah yang Tahu...)


On Tue, Sep 23, 2008 at 7:53 PM, sidqy suyitno <[EMAIL PROTECTED]>wrote:

> *The fruit of hypocrisy*
>
> *Dishonesty in the finance sector dragged us here, and **Washington**looks 
> ill-equipped to guide us out
> *
>
> *Joseph Stiglitz *
>
>
>
> The Guardian
> http://www.guardian.co.uk/commentisfree/2008/sep/16/economics.wallstreet?gusrc=rss&feed=commentisfree
>
> Houses of cards, chickens coming home to roost - pick your cliche. The new
> low in the financial crisis, which has prompted comparisons with the 1929
> Wall Street crash, is the fruit of a pattern of dishonesty on the part of
> financial institutions, and incompetence on the part of policymakers.
>
> We had become accustomed to the hypocrisy. The banks reject any suggestion
> they should face regulation, rebuff any move towards anti-trust measures -
> yet when trouble strikes, all of a sudden they demand state intervention:
> they must be bailed out; they are too big, too important to be allowed to
> fail.
>
> Eventually, however, we were always going to learn how big the safety net
> was. And a sign of the limits of the US Federal Reserve and treasury's
> willingness to rescue comes with the collapse of the investment bank Lehman
> Brothers, one of the most famous Wall Street names.
>
> The big question always centres on systemic risk: to what extent does the
> collapse of an institution imperil the financial system as a whole? Wall
> Street has always been quick to overstate systemic risk - take, for example,
> the 1994 Mexican financial crisis - but loth to allow examination of their
> own dealings. Last week the US treasury secretary, Henry Paulson, judged
> there was sufficient systemic risk to warrant a government rescue of
> mortgage giants Fannie Mae and Freddie Mac; but there was not sufficient
> systemic risk seen in Lehman.
>
> The present financial crisis springs from a catastrophic collapse in
> confidence. The banks were laying huge bets with each other over loans and
> assets. Complex transactions were designed to move risk and disguise the
> sliding value of assets. In this game there are winners and losers. And it's
> not a zero-sum game, it's a negative-sum game: as people wake up to the
> smoke and mirrors in the financial system, as people grow averse to risk,
> losses occur; the market as a whole plummets and everyone loses.
>
> Financial markets hinge on trust, and that trust has eroded. Lehman's
> collapse marks at the very least a powerful symbol of a new low in
> confidence, and the reverberations will continue.
>
> The crisis in trust extends beyond banks. In the global context, there is
> dwindling confidence in US policymakers. At July's G8 meeting in Hokkaido
> the US delivered assurances that things were turning around at last. The
> weeks since have done nothing but confirm any global mistrust of government
> experts.
>
> How seriously, then, should we take comparisons with the crash of 1929?
> Most economists believe we have the monetary and fiscal instruments and
> understanding to avoid collapse on that scale. And yet the IMF and the US
> treasury, together with central banks and finance ministers from many other
> countries, are capable of supporting the sort of "rescue" policies that led
> Indonesia to economic disaster in 1998. Moreover, it is difficult to have
> faith in the policy wherewithal of a government that oversaw the utter
> mismanagement of the war in Iraq and the response to Hurricane Katrina. If
> any administration can turn this crisis into another depression, it is the
> Bush administration.
>
> America's financial system failed in its two crucial responsibilities:
> managing risk and allocating capital. The ind

[ekonomi-nasional] Amerika Serikat sudah bangkrut ?.

2008-09-24 Thread Taufik Dwidjowinarto
Amerika Serikat sudah bangkrut ?. 
   
  Belum, ini belum akhir dari peristiwa yang disebut sebagai kebangkrutan 
Amerika Serikat.
   
  Belum, mereka belum bangkrut, selama mereka masih bisa mem-bailout semua 
kerugian yang diderita oleh sektor industri finansial salah satu pilar penting 
dalam ekonominya. Otoritas keuangan negara mereka masih dapat mencetak uang 
sebanyak-banyaknya sejumlah berapapun yang mereka perlukan.
   
  Belum, mereka belum bangkrut, selama mereka masih bisa ‘memaksa’ perdagangan 
dunia untuk menopang nilai tukar uang kertas mereka. Mereka masih bisa 
‘memaksa’ negara-negara ‘satelit’-nya untuk memborong uang kertas meraka 
didalam cadangan devisa negaranya.
   
  Belum, mereka belum bangkrut, selama armada perang meraka masih bisa 
melanglang buana. Mereka masih bisa merekayasa siapa-siapa yang pantas berkuasa 
di negara-negara ‘satelit-nya sehingga penguasa cilik binaan mereka itu masih 
bisa menguntungkan kepentingan mereka.
   
  Belum, mereka belum bangkrut, ini belum akhir dari bencana di sektor industri 
finansial mereka.
   
  Mereka akan bangkrut ketika bencana susulan yang mereka takutkan tiba, ketika 
tiba saatnya uang-uang kertas mereka yang bagaikan lembaran ‘cek kosong’ itu 
dicairkan para pemegangnya, ditukarkan kedalam uang-uang kertas negara lainnya. 
Bagaikan sebuah bank yang di-rush nasabahnya, padahal ‘dana’ mereka tak 
sebanding dengan lembaran cek yang mereka keluarkan. Itulah saat mereka tak 
lagi dapat mengelak bahwa hakikatnya uang kertas mereka tak lebih berharga dari 
potongan kertas koran.
   
  Mereka akan bangkrut ketika komoditas penting perdagangan dunia berjasil 
melepaskan diri dari belenggu keharusan transaksi dengan memakai mata uang 
kertas mereka, ketika bursa-bursa minyak dunia tak lagi harus bertransaksi 
dengan denominasi uang kertas mereka yang bernama Dollar. Itulah saat mereka 
tak lagi dapat mengelak dari keruntuhan nilai mata uang mereka.
   
  Mereka akan bangkrut, ketika Allah SWT tiba saatnya mengirimkan pamungkasnya 
berupa bala bencana alam yang berlipat kali dahsyatnya dari badai-badai yang 
pernah menerpa negara mereka.
   
  Saat itulah kita semua akan melihat, apa yang disebut sebagai kebangkrutan 
sejati Amerika Serikat, kebangkrutan yang maha dahsyat dimana rakyat mereka 
untuk mendapatkan sejumput makanan pun sampai terpaksa harus menjual anak 
mereka. 
   
  Keadaan saat itu sangat buruk, namun tak lebih buruk jika dibandingkan dari 
apa yang mereka telah lakukan dengan memporak-porandakan Irak, Afghanistan, 
Palestina, serta krisis-krisis yang mereka pernah timpakan di negara-negara 
ketiga serupa dengan krisis moneter yang pernah menimpa Indonesia. 
   
  Jikapun keadaan saat itu sangatlah buruk, namun itu tak lebih buruk jika 
dibandingkan dengan anggapan keadaan itu adalah sesuatu hal yang berlaku 
sebagai pembayaran ‘hutang’ mereka beserta dengan bunganya.
   
  Jadi, Amerika Serikat sudah diambang kebangkrutan ?. Belum, mungkin masih 
relatif cukup lama, mungkin masih sekitar 4-5 tahun lagi baru akan sampai di 
suatu keadaan yang pantas disebut sebagai gerbang awal dari kebangkrutan sejati 
Amerika Serikat.
   
  Wallahu’alambishshawab.
   
   
  *
   
   
   
  Amerika telah bangkrut. Tidak ada lagi mitos sebagai superioritas. Sebagai 
adidaya. Negeri Paman Sam ini menuju kehidupan pariah. Kesombongan yang 
dipertontonkan Presiden George Walker Bush telah berakhir. Menjelang akhir 
kekuasaannya George W.Bush hanya menyisakan cemoohan oleh bangsanya sendiri.
   
  Di Iraq Presiden Bush telah gagal. Menteri Pertahanan Robert Gate dan Jendral 
David Petraeus, Panglima Komandan Pasukan AS di Iraq, menyatakan: “Amerika 
telah kalah di Iraq”, tegasnya. 

Amerika tidak lagi seperti ketika menyerbu Iraq. Di mana Presiden Bush dengan 
gagahnya mengumumkan perang terhadap rejim Saddam Husien. Sesudah hampir lima 
tahun, tak berhasil menciptakan stabilitas. Kekacauan terus berkecamuk. Tentara 
Amerika banyak yang mati di negeri 1001 malam itu. Presiden Bush dengan malu 
mengumumkan menarik 8.000, dan akan dipindahkan ke Afghanistan.

Di Afghanistan Amerika dan sekutunya terseok-seok. Menghadapi Taliban. Tak 
berdaya. Armada daratnya tak ampuh. Untuk menghadapi Taliban menggunakan 
serangan udara. Justru banyak salah sasaran. Warga sipil banyak yang mati. 
Bukan Taliban. Di sebuah buku yang ditulis seorang peniliti Pakistan, yang 
berjudul: Afghanistan: “Taliban Return and Future Scenario”, menjelaskan bahwa 
tentara Amerika dan Nato, tidak bakal memenangkan perang. Afghanistan mempunyai 
pengalaman panjang dalam perang. Pernah menaklukan pasukan Inggris, dan 
terakhir imperium Soviet. Jadi di dalam buku digambarkan, Taliban akan kembali 
mengambil alih kekuasasan.

Amerika menghadapi serangan alam. Lebih dahsyat. Badai tropis telah 
memporak-porandakan pantai Mexico, dan beberapa negara bagian, terutama 
Lousiana. Negara bagian ini luluh lantak. Melebihi serangan militer yang 
menggunakan senjata atom, seperti yang pernah 

[ekonomi-nasional] ( OOT ) Surat dari Bekas "Artis Porno"

2008-09-24 Thread Ahmadi Agung
Surat dari Bekas "Artis Porno"
Oleh : Redaksi   24 Sep 2008 - 5:30 pm  
 

 Shelley Luben mantan aktris porno
mengaku bisa keluar dari dunia gelap bernama 'industri pornografi' dan
memilih menjadi aktivis melawan ekploitasi seksual terhadap gadis-gadis
muda Amerika.

Gadis cantik, bertubuh seksi dan mata yang membangkitkan gairah
seakan-akan berkata "i want You". Itu kesan yang terlihat di setiap
sampul film porno. Tapi, bisa jadi itulah tipuan terbesar sepanjang
masa.

Inilah kisah dan pengakuan Shelley Luben tentang masa buruk dan seluk
beluk industri maksiat itu. Tulisan ini diturunkan sebagai pelajaran
bagi kita semua. Terutama para aktivis yang "menurut mata" terhadap
dampak industri pornografi. 

Percayalah, Aku tahu !!   

"Aku dulu pernah melakukannya sepanjang waktu dan aku melakukannnya
karena Nafsuku akan kekuasaan dan kecintaanku kepada uang. Aku tidak
pernah menyukai seks. Bahkan Aku tidak menginginkannya dan faktanya aku
lebih banyak minum Jack Daniels (jenis minuman alkohol import original.
Sejenis Jhonny Walker yang juga masuk Indonesia, red) daripada bersama
para pria yang dibayar seperti aku untuk "berpura-pura" di film.

Ya Benar tidak ada diantara kami -gadis-gadis blonde yang menyukai being
in porn movie. Kami benci disentuh oleh orang asing yang sama sekali
tidak peduli dengan kami. Kami benci dianggap rendah oleh mereka,
laki-laki dengan keringat dan bau busuknya. Beberapa diantara kami
sering sampai muntah di kamar mandi saat break syuting. Sedangkan yang
lainnya berusaha menenangkan diri dengan merokok Marlboro tanpa henti.

Tapi porn industry (industri pornografi) ingin agar kamu selalu berpikir
kalau kami artis porno sangat menyukai seks. Mereka ingin kamu percaya
bahwa kami senang dilecehkan seperti binatang dalam berbagai jenis
adegan di film.

Kenyataannya, artis porno sering tidak tahu apa saja adegan yang akan
mereka lakukan saat pertama kali datang ke lokasi syuting dan kami hanya
diberi dua pilihan oleh produser: "Lakukan atau Pulang Tanpa Bayaran.
Kerja atau tidak akan bisa kerja lagi." 

Iya memang benar kami punya pilihan. 

 Beberapa diantara kami memang sangat memerlukan uang. Tapi kami
dimanipulasi, dipaksa bahkan diancam.

Beberapa diantara kami terjangkit AIDS karena profesi ini. Atau tertular
herpes dan berbagai macam penyakit kelamin lain yang sukar disembuhkan.
Salah seorang artis film porno setelah syuting dengan menahan sakit
sepanjang hari setelah sampai dirumah menembak kepalanya dengan pistol. 

Kebanyakan dari artis porno mungkin berasal dari keluarga yang
berantakan dan pernah mengalami pelecehan seksual dan perkosaan dari
keluarga atau tetangganya sendiri. Saat kami kecil kami hanya ingin
bermain dengan boneka, bukan mendapatkan trauma saat seorang laki-laki
dewasa berada diatas tubuh kami. 

Jadi sejak kecil kami belajar bahwa seks bisa membuat kami berharga. Dan
dengan semua pengalaman mengerikan itu kami menipu kalian di depan
kamera padahal sebenarnya kami membenci di setiap menitnya.

Karena trauma itu kebanyakan artis porno hidupnya tergantung kepada
alkohol dan narkotika. Dan hidup kami juga selalu diliputi ketakutan
akan terjangkit HIV atau penyakit kelamin lainnya seperti; Herpes,
gonorrhea, syphilis, chlamydia, dll. setiap hari menghantui kami. 

Menurut catatan Shelley dalam situs web nya. Sebelas bintang pornografi
mati akibat HIV, bunuh diri, pembunuhan dan obat pada tahun 2007. Antara
2003 dan 2005, 976 orang pemain dilaporkan dengan 1.153 hasil positif
STD. 66% dari pemain pornografi terkena Herpes, penyakit yang tak dapat
disembuhkan.

Memang setiap bulan kami diperiksa tapi kamu tahu, kalau hal tersebut
tidak akan bisa mencegah kami tertular penyakit-penyakit mematikan itu.
Selain penyakit, adegan syuting tidak kalah mengerikannya, banyak dari
kami mengalami luka sobek atau luka pada organ tubuh bagian dalam kami.

Diluar syuting kami sering berharap bisa menjalani hidup yang normal.
Tapi sangat sulit menjalin hubungan yang normal dengan laki-laki
'biasa', maka dari itu kebanyakan dari kami menikah dengan sutradara
film porno atau menjalani hidup sebagai lesbian. 

Buat aku, momen yang tidak akan terlupakan adalah ketika tanpa sengaja
anak perempuanku melihat ibunya yang telanjang sedang berciuman dengan
gadis lain. Anakku pasti akan terus mengingatnya juga.

Pada hari yang lain kami bisa berubah seperti zombie dengan botol bir di
tangan kanan dan gelas wisky di tangan kiri. Kami tidak suka
bersih-bersih jadi sering kali kami harus menyewa pembantu untuk
membersihkan kotoran kami. Selain itu artis porno benci memasak sendiri.
Biasanya kami memesan makanan yang kemudian kami muntahkan lagi karena
kebanyakan dari kami menderita bulimia, semacam gejala lapar yang tidak
pernah terpuaskan. 

Bagi artis porno yang memiliki anak, kami adalah ibu yang paling buruk.
Kami menjerit dan bahkan memukul anak kami tanpa alasan. Seringkali s

[ekonomi-nasional] Kesadaran dan Berperilaku Memberantas Penindasan sangat mendesak.

2008-09-24 Thread jiwa_indonesia
Kejahatan itu juga penindasan.
BUMN, setahu banyak orang awam adalah badan yang ditugasi negara untuk
melaksanakan sebuah misi. Hanya sekarang teriaknnya banyak yang rugi,
tidak effisien, pelayanannya buruk, vested intrest pihak ketiga sangat
kuat termasuk partai politik begitu juga dalam mengambil keputusan
juga sering diintervensi pihak yang punya keterkaitan dengan penguasa.
Pantas saja akibat milik negara yang orangnya dianggap tidak ada maka
menjadi kurang optimal manfaatnya bahkan seringkali tidak sesuai harapan.
Bagaimana kalau dijual?. Ternyata jika tidak hati hati bukan hanya
semakin merugikan negara dan rakyat saja karena malahan oleh pihak
yang membelinya bisa dijadikan pisau yang ditusukan kepada pemilik
kedaulatan negeri ini. Hanya itu semoga saja persepsi yang terjadi
pada fase sebelumnya. Sekarang kelihatannya BUMN, diberi kesempatan
agar karyawannya punya saham tinggal bagaimana nanti karyawan yang
pensiun dan meninggal apa menjadi milik keluarganya atau bagaimana?.
Bagaimana dengan karyawan baru juga setelah beberapa tahun berhak
punya saham?. Lalu bagaimana jika rugi apakah mereka harus nyetor
modal atau kalau mau berinvestasi sehingga jangan sampai juga nilai
sahamnya semakin kecil dan bisa dinafikan walau juga jangan akibat
punya saham sehingga bisa seperti supir bis ugal ugalan. Kalau BUMD,
Koperasi, Swasta dan asing sebagai pihak yang terakhir ditawari semoga
saja membuat prinsip kehatihatian semakin berjalan dan juga jangan
hanya digoreng para Investor jangka pendek yang habis itu BUMNnya
ambruk dan malahan harus menyediakan dana Buy Back yang lebih besar
dari jumlah dana yang diraih ke Bursa saham. Ujungnya BUMN/D tetap
menjadi sapi perahan.
Kesungguhan pemerintah dan pak Sofian Djalilnya pantas didukung dalam
rangka menggerakan asset yang Rp.1500 Triliun ini, anda bayangkan saja
akibat BUMN/D ada diberbagai tempat di berbagai penjuru negeri dan
rata rata secara asset jauh lebih kuat dan besar dari UKM sehingga
ketika BUMN/D semakin solid maka bukan hanya akan membawa keuntungan
untuk keuangan negara saja tetapi juga sangat dimungkinkan menjadi
generator perekonomian didaerah daerah yang menjadi lokomotive
kemajuan daerahnya. Dan kedepan sangat mungkin diperlukan BUMN yang
diberi tugas spesifik pemasaran dan promosi. Apakah itu didalam negeri
atau keluar negeri. Bisa saja latihannya didalam negeri untuk beberapa
kota tetapi yang paling penting adalah ke luar negeri. Saat ini
Departemen luar negeri sudah punya wakil menluarnegeri. Sudah saatnya
seluruh aparatur jajaran Deplu itu bukan hanya menjadi amtenar yang
seakan akan mewakili pemerintah Indonesia tetapi hanya kerja mewakili
saja, tanpa kontribusi yang nyata terhadap kemajuan bangsa. Beberapa
duta besar termasuk salim siad, patut dipuji dalam rangka meningkatkan
perdagangan dan memperkenalkan Indonesia begitu juga duta besar
Indonesia untuk Polandia. BUMN, Departemen Tenaga kerja, Perdagangan
dan perindustrian harus sering ngopi bareng dan jalan bareng. Kalaulah
anggaran belanja Indonesia sekarang sudah Rp.1000. Trliun coba tengok
berapa dari hasil devisa luar negeri?. Kalau Cuma dari pajak ini
namanya tidak ada bedanya dengan VOC. Jika hanya Pajak, Migas dan
Hutang luar negeri dan dalam negeri juga tidak ada bedanya dengan
Rezim orde baru. Apalagi jika cukup banyak dari TKI dan TKW low skill
ini mah sama dengan zaman Jepang yaitu romusha Cuma sekarang dapat
gaji sedikit dan kalau diperkosa masih bisa punya kesempatan mengadu
walaupun yang pulang bawa bayi bayi itu dari luar negeri banyak juga
kita bisanya Cuma prihatin dan berjanji mengusahakan lebih baik.
Artinya anggota masyarakat belum bener bener terlindungi. Belum lagi
yang digorok lehernya. Dan ini tantangan kita semua bahwa negara harus
mampu melindungi warganegaranya..
Jika pejabat negara malahan menikmati fasilitas negara apalagi pejabat
yang diluar negeri pake susah menerima keluhan masyarakat Indonesia
yang merantau lebih baik pesona non gratakan atau dipulangkan saja.
Jadi pejabat Deplu pengen dilayani dan mempunyai previllage lebih dan
nikmati hidup diluar negeri Bukan hanya tidak ada gunanya tetapi
selain tidak peka mereka ini tidak punya rasa malu sudah dibayari
negera tetapi berperilaku seperti neneknya saja yang membayari
hidupnya diluar negeri. Pejabat Departemen luar negeri harus mampu
menjadi Diplomat, saudagar  dan pelindung warga Indonesia di
wilayahnya ini termasuk penugasan sampai konjen dan atase atasenya.
Kelewatan benar jika dalam tugasnya malahan mengutip atau pura pura
menjadi sultan sehingga malahan berperilaku seperti bangsawan yang
asalnya dari udik.
Keluar dari kemelut Penindasan.
Pelajaran kemal nath seorang menteri di India bahkan Perdana
menterinya dalam mendukung Mittal untuk menjadi raja baja di dunia
perlu dicontoh oleh seluruh pejabat Indonesia. Jika lebih hebat lagi
seperti pejabat USA yang berani mengobrak abrik berbagai belahan dunia
apakah di Amerika latin, jajirah arab dan Asia termasuk pecahan Uni
Soviet dalam rangka melindungi kepe

[ekonomi-nasional] Seperti tikus mati di lumbung beras, www.bisnis.com 24 Sep 2008

2008-09-24 Thread kusumawati

http://web.bisnis.com/artikel/2id1555.html



Sebuah bangsa yang memiliki fondasi pembangunan yang kokoh, selalu
memiliki syarat mutlak berupa kedaulatan atas pangan bagi rakyatnya dan
mampu mengakomodasi setiap bentuk kapasitas rakyat dalam pembangunan
untuk menciptakan sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

Itulah yang dikatakan Direktur Eksekutif Centre for Agricultural Policy
Studies, H.S Dillon soal pangan. Oleh karena itu, swasembada beras bila
digunakan sebagai indikator pembangunan yang sukses sebenarnya persoalan
mudah untuk mewujudkannya.

Pasalnya, Indonesia memiliki luas lahan pertanian pangan 22 juta
hektare. Jika pemerintah mampu mengawal dengan baik pertanaman padi,
hasil 32 juta hingga 40 juta ton beras, bukan hal rumit. Cukup mengawal
dalam pengertian yang luas.

Tidak dipungkiri, pelaksanaan pembangunan pertanian kita harus diakui
belum menyentuh daerah-daerah kawasan timur di negeri ini, daerah yang
tergolong pelosok.

Daerah itu dibiarkan mengurusi dirinya sendiri untuk pangannya.
Optimalisasi potensi lahan tanaman padi di kawasan yang tergolong
tandus, seperti 'dibiarkan' diserahkan kepada pemilik lahan.

Salah satunya adalah Kabupaten Rote Ndao. Kabupaten itu memiliki potensi
pertanian yang besar dan beraneka ragam, tetapi masih sedikit atau belum
optimal pemanfaatannya.

Luas areal potensi pertanian lahan basah, misalnya, sebesar 17.515 ha,
yang dimanfaatkan hanya 9.613 ha. Luas areal lahan kering 30.157,90 ha,
yang dimanfaatkan untuk budi daya komoditas agribisnis hanya 7.795 ha.

Memang tampak ada pembangunan jaringan irigasi. Pertanyaan selanjutnya,
apa persoalan selesai? Tentu tidak. Yang jelas, peran pemerintah masih
seperti pemadam kebakaran.

Namun, jika 'api' tidak muncul, para pejabat pemerintah memilih duduk
diam di kantor ber-AC. Pemerintah, tentu saja, dalam pengertian luas.
Pusat maupun daerah dan tidak disekat oleh otonomi daerah.


Potensi pertanian Kabupaten Rote Ndao   
Komoditas  Luas areal tanam (ha) Hasil produksi
(ton)   Padi
- Sawah
- Ladang
- Gora
5.708
25
3.880
17.124
38
10.670   Jagung  5.025
12.687,5   Ubi jalar/kayu  25
5   Kacang tanah  320
361,9   Kacang hijau  125
137,9   Sorgum  1.914
2.298   Bawang Merah  290
10   Lombok  46  2
Semangka  50  20Sumber: Dinas
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Rote Ndao
Kepedulian pada mampu tidaknya produksi padi itu untuk seluruh kawasan
pelosok itu, tidak terlihat. Sepertinya, selama tidak ada keluhan,
pemerintah memilih diam, menjadi kesan yang kuat.

Bila berbicara lebih jauh lagi soal Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten ini
lahir pada 2002 hingga kini masih di posisi yang benar-benar rawan
krisis pangan.

Dengan masa produksi padi empat bulan dalam satu tahun, kabupaten yang
masuk bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur ini, mudah menghadapi
rawan pangan. Kelaparan atau rawan gizi buruk.

Sebab, kondisi alam yang berkarang dan kering, banyak lahan potensial
terbengkelai. Apalagi tidak ada alternatif untuk memproduksi pangan lain
selain beras sebagai pangan kedua, komoditas alternatif.

Diakui, jika kondisi itu terjadi, jawaban yang ada di kepala pejabat
pemerintah sudah bisa kita baca. Ya, itu bisa diantisipasi pemerintah
dengan penyaluran beras untuk orang miskin (Raskin). Begitu jawabannya.
Ah...

Namun, persoalan sebenarnya tidak semudah itu. Dengan masih banyaknya
warga yang tinggal di rumah adat, yang terbuat dari kayu pohon gewang
dan atap dari serat daun Lontar -seperti honay di Papua-dengan berlantai
tanah berkapur karena tanah didominasi karang, membuat kita sulit diajak
membayangkan bahwa mereka memiliki kemampuan daya beli. Sekalipun itu
hanya membeli Raskin.

Pekerjaan mereka sendiri, tidak jelas. Kalaupun mampu membeli, krisis
pangan di kawasan ini, masih mudah terjadi dan sangat terang-benderang.

Kasus busung lapar

Tak ayal, di kawasan ini, kerap terjadi kasus busung lapar. Bahkan pemda
setempat pernah mengumumkan keadaan luar biasa (KLB) busung lapar itu
tahun ini.

Hebatnya lagi, kasus itu, salah satunya, terjadi di keluarga yang
tinggal di belakang kantor sementara Bupati Rote Ndauo di Kecamatan
Ba'a.

Rote baru salah satu dari sekian banyak wilayah yang begitu rentan
terhadap kerawanan pangan di Indonesia, negeri yang 'mematut-matut' diri
sebagai negeri pertanian. Padahal, masih banyak pulau berpenghuni, yang
letaknya berjauhan dengan Rote, hanya dipisahkan lautan.

Pembangunan pertanian pangan di Indonesia, tidak perlu selalu
mengandalkan pada daerah tertentu. Misalnya menggantungkan pada Jabar,
Sulawesi Selatan, Sumatra yang dikenal sebagai l

[ekonomi-nasional] Prospek Bisnis Proyek Zakat [Re: Sang dermawan tersandung tragedi zakat]

2008-09-24 Thread Taufik Dwidjowinarto
…..Zakat dalam Islam adalah HAK dari 8 pihak…..Sayangnya lembaga zakat sekarang 
ini, dengan alasan beri kail jangan ikan, sering MENAHAN HAK tersebut…..Padahal 
jika itu HAK, maka jika yang berhak memang butuh ikan, ya mesti dikasihkan 
ikan…..
   
  Jeli dan bernas, memang terlihat begitulah adanya, Lembaga Zakat (terkesan 
atau terlihat) pelit membagikan ‘Ikan’, padahal mereka para dhuafa itu 
membutuhkan ‘Ikan’.
   
   
  Semoga saja, pertimbangan itu bukan karena Aparat Lembaga Zakat telah latah 
ikut terkena sindrom ‘penyakit tradisional Indonesia’ yang demikian akut 
melanda kaum birokrat, yaitu penyakit ‘Proyek Minded’. Sehingga lebih suka 
membagikan ‘Kail’ , karena terkait dengan program kail itu akan timbul adanya 
‘proyek’ ikutannya. (paling tidak proyek pengadaan ‘Mata Kail’- nya).
   
  Semoga bukan begitu adanya.
  Karena, jika memang begitu itu yang terjadi maka rasanya telah lengkaplah 
sudah syarat diturunkannya ‘azab’ & ‘kiamat’ atas negeri ini.
   
  Wallahu’alambishshawab.  
   
  *  
   
   
  "Bango Samparan" <[EMAIL PROTECTED]>.menulis :
   
  Dari sisi tinjau Islam rasanya ada masalah baik pada pihak yang memberi 
maupun penerima. Apa ya?

BTW, zakat dalam Islam adalah HAK dari 8 pihak.
  Sayangnya lembaga zakat sekarang ini, dengan alasan beri kail jangan ikan, 
sering MENAHAN HAK tersebut.
  Padahal jika itu HAK, maka jika yang berhak memang butuh ikan, ya mesti 
dikasihkan ikan, bila memang kail yang dibutuhkan ya dikasih kail.

Lembaga zakat, bahkan sering berpikir bagaimana zakat bisa dikembangkan dalam 
bentuk investasi agar dana zakat bisa tumbuh.
   
  Aneh, kadang zakat tidak diberikan kepada yang berhak, tetapi dijadikan 
hutang, mestipun bentuknya adalah qardhul hasan.
   
  Lembaga zakat lupa, zakat sebenarnya selalu tumbuh dalam tumbuhnya pendapatan 
masyarakat yang kekayaan sudah di atas batas nishab.

Soal menunda ini, sering membuat zakat disalurkan sendiri oleh mereka yang 
berzakat.
  Ada (banyak) yang tidak bermasalah, tapi ada juga yang bermasalah.

Salam hangat
B. Samparan
   
   
   
   
   
   


  
-
  
  Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah
  klik
  http://www.SyaikhAchmadSyaechudin.org

-
  

   
-
  Dapatkan alamat Email baru Anda!  
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!

[Non-text portions of this message have been removed]



[ekonomi-nasional] Re: Kesadaran dan Berperilaku Memberantas Penindasan sangat mendesak.

2008-09-24 Thread A Nizami
Dengan bangkrutnya perusahaan2 swasta macam Enron, Lehman Brothers dan
sempoyongannya AIG dan Merril Lynch hingga harus disuntik milyaran
dollar sebetulnya cukup membuka mata kita bahwa swasta belum tentu
baik. Apalagi ketika Krismon, justru bank2 swasta yang mayoritas
hancur hingga pemerintah harus mengucurkan ratusan trilyun rupiah.

Sebaliknya BUMN Singapura, Temasek justru kinerjanya sangat bagus.

BUMN2 yang dijual di Indonesia pun umumnya justru yang profit.

Jadi bukan masalah BUMN vs swasta. Tapi manajemen.

Kalau BUMN kinerjanya buruk, seluruh rakyat tinggal mengganti saja
pemerintah yang mengurusnya pada pemilu berikutnya. Tapi kalau swasta
buruk, hanya segelintir pemegang saham yang bisa mengontrol meski pada
kasus perusahaan2 di atas tetap tak berdaya.

Agar kinerja BUMN bagus, di satu bidang harusnya tidak boleh ada
Monopoli. Jadi ada sedikit persaingan. Contoh, selain Pertamina,
pemerintah minimal membentuk 2 BUMN lagi untuk jadi kompetitor
Pertamina sehingga Pertamina tidak malas dan masalah krisis energi
bisa segera dipecahkan.

--- In ekonomi-nasional@yahoogroups.com, "jiwa_indonesia"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kejahatan itu juga penindasan.
> BUMN, setahu banyak orang awam adalah badan yang ditugasi negara untuk
> melaksanakan sebuah misi. Hanya sekarang teriaknnya banyak yang rugi,
> tidak effisien, pelayanannya buruk, vested intrest pihak ketiga sangat
> kuat termasuk partai politik begitu juga dalam mengambil keputusan
> juga sering diintervensi pihak yang punya keterkaitan dengan penguasa.
> Pantas saja akibat milik negara yang orangnya dianggap tidak ada maka
> menjadi kurang optimal manfaatnya bahkan seringkali tidak sesuai
harapan.
> Bagaimana kalau dijual?. Ternyata jika tidak hati hati bukan hanya
> semakin merugikan negara dan rakyat saja karena malahan oleh pihak
> yang membelinya bisa dijadikan pisau yang ditusukan kepada pemilik
> kedaulatan negeri ini. Hanya itu semoga saja persepsi yang terjadi
> pada fase sebelumnya. Sekarang kelihatannya BUMN, diberi kesempatan
> agar karyawannya punya saham tinggal bagaimana nanti karyawan yang
> pensiun dan meninggal apa menjadi milik keluarganya atau bagaimana?.
> Bagaimana dengan karyawan baru juga setelah beberapa tahun berhak
> punya saham?. Lalu bagaimana jika rugi apakah mereka harus nyetor
> modal atau kalau mau berinvestasi sehingga jangan sampai juga nilai
> sahamnya semakin kecil dan bisa dinafikan walau juga jangan akibat
> punya saham sehingga bisa seperti supir bis ugal ugalan. Kalau BUMD,
> Koperasi, Swasta dan asing sebagai pihak yang terakhir ditawari semoga
> saja membuat prinsip kehatihatian semakin berjalan dan juga jangan
> hanya digoreng para Investor jangka pendek yang habis itu BUMNnya
> ambruk dan malahan harus menyediakan dana Buy Back yang lebih besar
> dari jumlah dana yang diraih ke Bursa saham. Ujungnya BUMN/D tetap
> menjadi sapi perahan.
> Kesungguhan pemerintah dan pak Sofian Djalilnya pantas didukung dalam
> rangka menggerakan asset yang Rp.1500 Triliun ini, anda bayangkan saja
> akibat BUMN/D ada diberbagai tempat di berbagai penjuru negeri dan
> rata rata secara asset jauh lebih kuat dan besar dari UKM sehingga
> ketika BUMN/D semakin solid maka bukan hanya akan membawa keuntungan
> untuk keuangan negara saja tetapi juga sangat dimungkinkan menjadi
> generator perekonomian didaerah daerah yang menjadi lokomotive
> kemajuan daerahnya. Dan kedepan sangat mungkin diperlukan BUMN yang
> diberi tugas spesifik pemasaran dan promosi. Apakah itu didalam negeri
> atau keluar negeri. Bisa saja latihannya didalam negeri untuk beberapa
> kota tetapi yang paling penting adalah ke luar negeri. Saat ini
> Departemen luar negeri sudah punya wakil menluarnegeri. Sudah saatnya
> seluruh aparatur jajaran Deplu itu bukan hanya menjadi amtenar yang
> seakan akan mewakili pemerintah Indonesia tetapi hanya kerja mewakili
> saja, tanpa kontribusi yang nyata terhadap kemajuan bangsa. Beberapa
> duta besar termasuk salim siad, patut dipuji dalam rangka meningkatkan
> perdagangan dan memperkenalkan Indonesia begitu juga duta besar
> Indonesia untuk Polandia. BUMN, Departemen Tenaga kerja, Perdagangan
> dan perindustrian harus sering ngopi bareng dan jalan bareng. Kalaulah
> anggaran belanja Indonesia sekarang sudah Rp.1000. Trliun coba tengok
> berapa dari hasil devisa luar negeri?. Kalau Cuma dari pajak ini
> namanya tidak ada bedanya dengan VOC. Jika hanya Pajak, Migas dan
> Hutang luar negeri dan dalam negeri juga tidak ada bedanya dengan
> Rezim orde baru. Apalagi jika cukup banyak dari TKI dan TKW low skill
> ini mah sama dengan zaman Jepang yaitu romusha Cuma sekarang dapat
> gaji sedikit dan kalau diperkosa masih bisa punya kesempatan mengadu
> walaupun yang pulang bawa bayi bayi itu dari luar negeri banyak juga
> kita bisanya Cuma prihatin dan berjanji mengusahakan lebih baik.
> Artinya anggota masyarakat belum bener bener terlindungi. Belum lagi
> yang digorok lehernya. Dan ini tantangan kita semua bahwa negara haru

[ekonomi-nasional] ( OOT ) Skull n Bones

2008-09-24 Thread Ahmadi Agung


"Bajak Laut" (Skull n Bones) di Panggung Politik Amerika

  

 

Sedikit orang tau, bahwa para penguasa Paman Sam, adalah orang-orang
aktif dalam perkumpulan rahasia. Diantaranya dari klan dengan lambang
"bajak laut" / "Skull and Bones" 

Suatu kali pada masa kompanye pemilu presiden AS 2004, pada 9 Februari,
di program NBC yang bertajuk "Meet the Press", George W. Bush dan John
F. Kerry mendadak ditanya moderatornya, Tim Russert, tentang keanggotaan
mereka di Skull and Bones. "It's so secret we can't talk about it,"
jawab presiden Bush singkat. Sementara senator dari Massachusets ini,
John Kerry, menjawab, "I wish there were something secret I could
manifest..." (DFP, 11/4/2004  
  ). 

Bush dan John Kerry hanya dua dari sekian banyak para Bones, sebutan
akrab buat anggota pria perkumpulan rahasia ini selain Knights of
Eulogia dan Boodle Boys, yang telah merambah panggung politik dan segmen
strategis masyarakat Amerika lainnya. 

Ayah Bush, mantan presiden George Herbert W. Bush, juga anggota paling
dihormati di perkumpulan rahasia ini. Mantan presiden William Howard
Taft (presiden AS Ke-27, 1909-1913) juga termasuk anggota kelompok
"bajak laut" ini. 

  Anthoni C. Sutton
(mantan profesor ekonomi di Universitas Negeri California dan dipecat
sebagai reseach fellow dari Lembaga Hoover, Universitas Stanford) dalam
bukunya, America's Secret Establisment - yang diyakini sebagai buku
pertama yang membongkar agenda klan hitam ini, menyebutkan bahwa segmen
strategis masyarakat Amerika yang telah ditembus ordo "pirate" ini
adalah Gedung Putih (Badan Eksekutif), DPR/Kongres, Partai Demokrat dan
Republik, Mahkamah Agung, yayasan-yayasan sosial dan amal, pusat-pusat
pemikiran, badan-badan perumus kebijakan, lembaga-lembaga dan sistem
pendidikan, media massa, penerbitan, perbankan (Federal Reserve System),
pusat-pusat bisnis (industri dan perdagangan), dan bahkan berbagai
gereja (Sutton, 2002: p. 25). 

Itulah sepak terjang klan 'The Order of Skull and Bones' alias klan
"bajak laut" yang kini menguasai Amerika  
 . 

Sedikit orang tahu, ternyata AS memang sebuah negara yang sejak dulunya
dan telah lama dipimpin orang-orang yang dibina dalam sebuah perkumpulan
yang lambangnya dikenal umum sebagai bendera "bajak laut" atau "tanda
bahaya". Itulah, The Order of Skull and Bones, sebuah klan hitam "amat"
rahasia milik presiden George Bush yang berbasis di Yale University, New
Haven, Connecticut. 

 William Russel Founder "Skull n
Bones" Perkumpulan Skull and Bones - yang juga dikenal dengan nama-nama
The Order of Death (Ordo Kematian), The Order, The Eulogian Club, dan
Lodge 322 - dibentuk oleh jenderal William Huntington Russell bersama
Alphonso Taft pada 1832 sekembalinya dari Jerman dan diyakini sebagai
"Senior Fraternities" dari beberapa perkumpulan rahasia lain di
Universitas Yale, seperti Phi Beta Kappa yang didirikan pada 1780,
Scroll and Key (1841), Wolf's Head (1883), Book and Snake (1903), dll. 

Bagi sebagian orang yang sudah biasa memperjuangkan dan meneriakkan
nilai-nilai modern atau demokrasi (rasionalitas, keterbukaan, kebebasan,
dsb.) yang sepenuhnya didukung dan disubsidi negara adidaya ini mungkin
tidak percaya bahwa negara yang diklaim sebagai religius (Kristen
Protestan), pemuja rasionalitas, dan konon memiliki konstitusi yang
paling modern dan demokratis di dunia ini justru dibelakangi sendiri
para penguasa dan elit-elit lainnya. 

Tentu karena berangkat dari prinsip rasionalitas dan demokrasi itu
pulalah tulisan ini berupaya untuk membongkar perkumpulan "mafia" orang
nomor satu di AS ini. 

"Si Bones" dan Konflik Dunia 
Pada periode pertama pemerintahan Bush, dilaporkan ada 11 Bones yang
menduduki Gedung Putih. Mereka adalah; Evan Griffith Galbraith, William
H. Donaldson, George Herbert Walker III, Jack Edwin McGregor, Victor
Ashe, Roy Leslie Austin, Robert McCallum, Jr., Rex Cowdry, Edward E.
McNally, David Batshaw Wiseman, dan James Emanuel Boasberg. 

Sementara, para anggota Kongres sekarang yang berasal dari dark klan ini
adalah Thomas W. L. Ashley, Jonathan Brewster Bingham, David, Frank B.
Brandegee, James Buckley, Prescott Bush, John Chaffee, LeBaron Bradford
Colt, John Sherman Cooper, Chauncey Depew, William Maxwell Evarts, Orris
S. Ferry, John Forbes Kerry, John Heinz, Thurston Ballard Morton dan
Robert A. Taft I. 

Ada ribuan kaum Bones lain, baik yang teridentifikasi ataupun yang
tidak, yang telah menduduki dan mengontrol AS yang selama ini
dipuja-puja kaum intelektual kita. Hakim tertinggi AS periode 1985-1981,
Potter Stewart, juga seorang Bones; pendiri FedEx, Frederick W. Smith;
pendiri majalah Time Henry Luce; para penulis seperti Archibald
MacLeish, John Hersey, William F. Buckley Jr. dan anaknya, Christopher
Buckley

Re: [ekonomi-nasional] Seperti tikus mati di lumbung beras, www.bisnis.com 24 Sep 2008

2008-09-24 Thread John Kennedy
arti harfiahnya seperti "tikus mati di lumbung padi" itu seakan-akan kita 
sangat kaya dan sangat kaya, sangking kayanya kita tidak bisa bernafas sehingga 
kita mati << wrote:

From: kusumawati <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [ekonomi-nasional] Seperti tikus mati di lumbung beras, www.bisnis.com 
24 Sep 2008
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 24, 2008, 1:40 PM







http://web.bisnis. com/artikel/ 2id1555.html


Sebuah bangsa yang memiliki fondasi pembangunan yang kokoh, selalu
memiliki syarat mutlak berupa kedaulatan atas pangan bagi rakyatnya dan
mampu mengakomodasi setiap bentuk kapasitas rakyat dalam pembangunan
untuk menciptakan sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

Itulah yang dikatakan Direktur Eksekutif Centre for Agricultural Policy
Studies, H.S Dillon soal pangan. Oleh karena itu, swasembada beras bila
digunakan sebagai indikator pembangunan yang sukses sebenarnya persoalan
mudah untuk mewujudkannya.

Pasalnya, Indonesia memiliki luas lahan pertanian pangan 22 juta
hektare. Jika pemerintah mampu mengawal dengan baik pertanaman padi,
hasil 32 juta hingga 40 juta ton beras, bukan hal rumit. Cukup mengawal
dalam pengertian yang luas.

Tidak dipungkiri, pelaksanaan pembangunan pertanian kita harus diakui
belum menyentuh daerah-daerah kawasan timur di negeri ini, daerah yang
tergolong pelosok.

Daerah itu dibiarkan mengurusi dirinya sendiri untuk pangannya.
Optimalisasi potensi lahan tanaman padi di kawasan yang tergolong
tandus, seperti 'dibiarkan' diserahkan kepada pemilik lahan.

Salah satunya adalah Kabupaten Rote Ndao. Kabupaten itu memiliki potensi
pertanian yang besar dan beraneka ragam, tetapi masih sedikit atau belum
optimal pemanfaatannya.

Luas areal potensi pertanian lahan basah, misalnya, sebesar 17.515 ha,
yang dimanfaatkan hanya 9.613 ha. Luas areal lahan kering 30.157,90 ha,
yang dimanfaatkan untuk budi daya komoditas agribisnis hanya 7.795 ha.

Memang tampak ada pembangunan jaringan irigasi. Pertanyaan selanjutnya,
apa persoalan selesai? Tentu tidak. Yang jelas, peran pemerintah masih
seperti pemadam kebakaran.

Namun, jika 'api' tidak muncul, para pejabat pemerintah memilih duduk
diam di kantor ber-AC. Pemerintah, tentu saja, dalam pengertian luas.
Pusat maupun daerah dan tidak disekat oleh otonomi daerah.

Potensi pertanian Kabupaten Rote Ndao 
Komoditas Luas areal tanam (ha) Hasil produksi
(ton) Padi
- Sawah
- Ladang
- Gora
5.708
25
3.880
17.124
38
10.670 Jagung 5.025
12.687,5 Ubi jalar/kayu 25
5 Kacang tanah 320
361,9 Kacang hijau 125
137,9 Sorgum 1.914
2.298 Bawang Merah 290
10 Lombok 46 2
Semangka 50 20 Sumber: Dinas
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Rote Ndao
Kepedulian pada mampu tidaknya produksi padi itu untuk seluruh kawasan
pelosok itu, tidak terlihat. Sepertinya, selama tidak ada keluhan,
pemerintah memilih diam, menjadi kesan yang kuat.

Bila berbicara lebih jauh lagi soal Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten ini
lahir pada 2002 hingga kini masih di posisi yang benar-benar rawan
krisis pangan.

Dengan masa produksi padi empat bulan dalam satu tahun, kabupaten yang
masuk bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur ini, mudah menghadapi
rawan pangan. Kelaparan atau rawan gizi buruk.

Sebab, kondisi alam yang berkarang dan kering, banyak lahan potensial
terbengkelai. Apalagi tidak ada alternatif untuk memproduksi pangan lain
selain beras sebagai pangan kedua, komoditas alternatif.

Diakui, jika kondisi itu terjadi, jawaban yang ada di kepala pejabat
pemerintah sudah bisa kita baca. Ya, itu bisa diantisipasi pemerintah
dengan penyaluran beras untuk orang miskin (Raskin). Begitu jawabannya.
Ah...

Namun, persoalan sebenarnya tidak semudah itu. Dengan masih banyaknya
warga yang tinggal di rumah adat, yang terbuat dari kayu pohon gewang
dan atap dari serat daun Lontar -seperti honay di Papua-dengan berlantai
tanah berkapur karena tanah didominasi karang, membuat kita sulit diajak
membayangkan bahwa mereka memiliki kemampuan daya beli. Sekalipun itu
hanya membeli Raskin.

Pekerjaan mereka sendiri, tidak jelas. Kalaupun mampu membeli, krisis
pangan di kawasan ini, masih mudah terjadi dan sangat terang-benderang.

Kasus busung lapar

Tak ayal, di kawasan ini, kerap terjadi kasus busung lapar. Bahkan pemda
setempat pernah mengumumkan keadaan luar biasa (KLB) busung lapar itu
tahun ini.

Hebatnya lagi, kasus itu, salah satunya, terjadi di keluarga yang
tinggal di belakang kantor sementara Bupati Rote Ndauo di Kecamatan
Ba'a.

Rote baru salah satu dari sekian banyak wilayah yang begitu rentan
terhadap kerawanan pangan di Indonesia, negeri yang 'mematut-matut' diri
sebagai negeri pertanian. Padahal, masih banyak pulau berpenghuni, yang
letaknya berjauhan dengan Rote, hanya dipisahkan lautan.

Pembangunan pertanian pangan di Indonesia, tidak perlu selalu
mengandalkan pada daerah tertentu. Misalnya menggantungkan pada Jabar,
Sulawesi Selatan, Sumatra yang dikenal sebagai lumbung pangan.

Lantaran, pola itu, akan me

RE: [ekonomi-nasional] Alamat Lembaga Amil Zakat dan Panti Asuhan Yatim Piatu

2008-09-24 Thread adi
Dari Moderator:
Harusnya pertanyaan tentang agama Islam ditanyakan di milis Syiar Islam. Untuk 
gabung kirim email ke:
[EMAIL PROTECTED]

Dan mengisi biodata.

Yatim Piatu tidak masuk dalam 8 asnaf. Kalau pun diberi, itu karena mereka 
fakir atau miskin. Bukan karena Yatim Piatunya. Sebab bisa jadi ada anak Yatim 
Piatu yang kaya seperti anaknya Onassis.

Wassalam

Mohon maaf,
Kalo menyalurkan zakat apakah boleh diberikan kepada PA Yatim Piatu ?
Bukankah Yatim Piatu tidak termasuk ke dalam 8 asnaf (QS At-taubah : 60).
Salam.

  _  

From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami
Sent: Thursday, September 18, 2008 9:44 AM
To: lisi; [EMAIL PROTECTED]; ekonomisyariah;
ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: [ekonomi-nasional] Alamat Lembaga Amil Zakat dan Panti Asuhan Yatim
Piatu



Assalamu'alaikum wr wb,
Bagi yang ingin infaq, sedekah, dan zakat bisa
mendapatkan Alamat Lembaga Amil Zakat dan Panti Asuhan
Yatim Piatu di sini. Silahkan klik:

http://alamatislam.  wordpress.com

Semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum wr wb

===
Paket Umrah Mulai Rp 15,4 juta
Informasi selengkapnya ada di:
http://www.media-  islam.or.id

Syiar Islam. Ayo belajar Islam melalui SMS

Untuk berlangganan ketik: REG SI ke 3252

Untuk berhenti ketik: UNREG SI kirim ke 3252. Sementara hanya dari Telkomsel

Informasi selengkapnya ada di http://syiarislam.
 wordpress.com

__
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.
 yahoo.com/



 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [ekonomi-nasional] Seperti tikus mati di lumbung beras, www.bisnis.com 24 Sep 2008

2008-09-24 Thread A Nizami
Masalahnya, lahan di Indonesia itu dikuasai oleh
siapa?
Oleh rakyat atau perusahaan2 besar atau MNC?

Sebagai contoh, Freeport, Exxon, Chevron menguasai
lahan tambang yang amat luas. Begitu pula perusahaan2
besar perkebunan kelapa sawit.

Sementara para petani seperti para petani "SuperToy"
saya lihat lahannya cuma 1/4 hektar atau kurang.
Bahkan ada yang tidak punya tanah dan cuma jadi buruh
tani.

di www.infoindonesia.wordpress.com saya sempat menulis
tentang hal ini.

Bagaimana bisa makmur?

--- John Kennedy <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

> arti harfiahnya seperti "tikus mati di lumbung padi"
> itu seakan-akan kita sangat kaya dan sangat kaya,
> sangking kayanya kita tidak bisa bernafas sehingga
> kita mati << musa.
>  
> Negara kita mengalami kemunduran yang sangat drastis
> karena kita sadar bahwa kita kaya raya dan membuat
> kita lupa bagaimana mempergunakan kekayaan itu
> secara baik tidak bereuforia semata, kemiskinan
> seharusnya dapat mendorong kita untuk tetap hidup
> dan berjuang untuk hidup lebih baik.
>  
> "Tongkat kayu ditanam jadi tanaman"  arti
> harfiahnya bahwa tanah kita begitu subur sehingga
> apapun yang kita tanam memperpanjang umur hidup
> kita, ini mungkin tidak akan terjadi bila kita tidak
> pernah merawat tanah dengan baik. jadi kita tidak
> akan jatuh miskin seperti sekarang atau mati
> kelaparan seperti sekarang bila kita pintar merawat
> sumber kekayaan kita. Bukan "How to earn a money but
> How to create money machines"
> 
> --- On Wed, 9/24/08, kusumawati
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> From: kusumawati <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [ekonomi-nasional] Seperti tikus mati di
> lumbung beras, www.bisnis.com 24 Sep 2008
> To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
> Date: Wednesday, September 24, 2008, 1:40 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> http://web.bisnis. com/artikel/ 2id1555.html
> 
> 
> Sebuah bangsa yang memiliki fondasi pembangunan yang
> kokoh, selalu
> memiliki syarat mutlak berupa kedaulatan atas pangan
> bagi rakyatnya dan
> mampu mengakomodasi setiap bentuk kapasitas rakyat
> dalam pembangunan
> untuk menciptakan sebesar-besarnya kesejahteraan
> rakyat.
> 
> Itulah yang dikatakan Direktur Eksekutif Centre for
> Agricultural Policy
> Studies, H.S Dillon soal pangan. Oleh karena itu,
> swasembada beras bila
> digunakan sebagai indikator pembangunan yang sukses
> sebenarnya persoalan
> mudah untuk mewujudkannya.
> 
> Pasalnya, Indonesia memiliki luas lahan pertanian
> pangan 22 juta
> hektare. Jika pemerintah mampu mengawal dengan baik
> pertanaman padi,
> hasil 32 juta hingga 40 juta ton beras, bukan hal
> rumit. Cukup mengawal
> dalam pengertian yang luas.
> 
> Tidak dipungkiri, pelaksanaan pembangunan pertanian
> kita harus diakui
> belum menyentuh daerah-daerah kawasan timur di
> negeri ini, daerah yang
> tergolong pelosok.
> 
> Daerah itu dibiarkan mengurusi dirinya sendiri untuk
> pangannya.
> Optimalisasi potensi lahan tanaman padi di kawasan
> yang tergolong
> tandus, seperti 'dibiarkan' diserahkan kepada
> pemilik lahan.
> 
> Salah satunya adalah Kabupaten Rote Ndao. Kabupaten
> itu memiliki potensi
> pertanian yang besar dan beraneka ragam, tetapi
> masih sedikit atau belum
> optimal pemanfaatannya.
> 
> Luas areal potensi pertanian lahan basah, misalnya,
> sebesar 17.515 ha,
> yang dimanfaatkan hanya 9.613 ha. Luas areal lahan
> kering 30.157,90 ha,
> yang dimanfaatkan untuk budi daya komoditas
> agribisnis hanya 7.795 ha.
> 
> Memang tampak ada pembangunan jaringan irigasi.
> Pertanyaan selanjutnya,
> apa persoalan selesai? Tentu tidak. Yang jelas,
> peran pemerintah masih
> seperti pemadam kebakaran.
> 
> Namun, jika 'api' tidak muncul, para pejabat
> pemerintah memilih duduk
> diam di kantor ber-AC. Pemerintah, tentu saja, dalam
> pengertian luas.
> Pusat maupun daerah dan tidak disekat oleh otonomi
> daerah.
> 
> Potensi pertanian Kabupaten Rote Ndao 
> Komoditas Luas areal tanam (ha) Hasil produksi
> (ton) Padi
> - Sawah
> - Ladang
> - Gora
> 5.708
> 25
> 3.880
> 17.124
> 38
> 10.670 Jagung 5.025
> 12.687,5 Ubi jalar/kayu 25
> 5 Kacang tanah 320
> 361,9 Kacang hijau 125
> 137,9 Sorgum 1.914
> 2.298 Bawang Merah 290
> 10 Lombok 46 2
> Semangka 50 20 Sumber: Dinas
> Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Rote Ndao
> Kepedulian pada mampu tidaknya produksi padi itu
> untuk seluruh kawasan
> pelosok itu, tidak terlihat. Sepertinya, selama
> tidak ada keluhan,
> pemerintah memilih diam, menjadi kesan yang kuat.
> 
> Bila berbicara lebih jauh lagi soal Kabupaten Rote
> Ndao, Kabupaten ini
> lahir pada 2002 hingga kini masih di posisi yang
> benar-benar rawan
> krisis pangan.
> 
> Dengan masa produksi padi empat bulan dalam satu
> tahun, kabupaten yang
> masuk bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur ini,
> mudah menghadapi
> rawan pangan. Kelaparan atau rawan gizi buruk.
> 
> Sebab, kondisi alam yang berkarang dan kering,
> banyak lahan potensial
> terbengkelai. Apalagi tidak ada alternatif untuk
> memproduksi pangan lain
>

[ekonomi-nasional] Selamat hari raya Idul fitri dan Kembalilah pada fitrahnya.

2008-09-24 Thread jiwa_indonesia
Selamat hari raya Idul fitri dan Kembalilah pada fitrahnya.

I.Belajar dari Situasi Perekonomian saat ini

Ketika USA diguncang krisis keuangan yang disebabkan oleh hal yang
sama dengan kejadian di Indonesia yaitu sektor Properti ternyata China
diguncang oleh skandal susu bermelamin dan guncangannya sampai di
Singapura. Sampai ada yang mengatakan bahwa jangan percaya kepada
produk susu china yang murah tetapi belilah susu dari negara besar
seperti Australia (Dr Leong lai Peng , straittimes dikutip detik.com)
, apakah benar seperti ini atau ini sudah masuk kepada pertarungan
lainya. Artinya spekulasi sedang terjadi besar besaran. Contoh terjadi
spekulasi kembali adalah dengan meroketnya kembali harga minyak dunia
sehingga mencapai 120 usd/ Barell, pada tanggal 23 september 2008 atau
naik sampai 23 an dollar dalam sehari dan sehari kemudian turun
menjadi 106 Usd padahal perekonomian dunia sedang dirundung
keprihatinan?. 

Walaupun dengan pelajaran krisis di Indonesia ketika itu pemicunya
ketakutan bank yang dirush akibat dana masyarakatnya di investasikan
pada sektor properti yang berlebihan selain untuk membiayai group
usaha perbankannya sendiri tetapi ketika pemerintah Indonesia
mengguyur BLBI sebesar Rp.650 Triliun yang terjadi adalah tindakan
sekulasi pada berbagai bidang. Sejarah terjadi nya spekulasi gila
gilaan itu bisa dan mungkin sedang berulang ketika pemerintah USA
mengguyurkan dana sebesar 700 milliard dollar atau setara dengan
Rp.6.500 Triliun (sepuluh kali BLBI) maka dengan pelajaran itu
perekonomian dunia harus segera memasuki fase kehati hatian yang tinggi.

Kesalahan kesalahan yang sedang terjadi ini bukan pula bertitiktolak
kepada soal kapabilitas yang mengelolanya tetapi lebih kepada moral
hazard. Bagaimana tidak seorang CEO Lehman Brothers dalam setahunya
menerima pendapatan termasuk bonusnya bisa mendekati 55 juta UsDollar
atau setara dengan 500 milliar Rupiah padahal gaji rata rata
profesional di Indonesia 150 juta sampai dengan 300 juta rupiah
sebulan ( 17.000 s/d 25.000 Us Dollar atau 190.000 s/d 300.000
Usdollar / pertahun)  sudah sangat tinggi karena pada beberapa
perusahaan asing juga rata rata pembayaran gaji profesionalnya antara
180 s/d 200 ribu dollar pertahun dan jika ada Konsultan kelas Dunia
rata rata dibayarnya 20.000 Usd / bulan atau 240.000 / tahun. Yang
sederhana ingin disampaikan 550 milliar setahun bagi seorang Ceo dan
belum lagi membayari fasilitasnya sangat mungkin harga yang terlalu
tinggi dan cenderung serakah, apalagi mengelola dana investasi
masarakat atau publik.. 

Sementara orang yang paling kaya didunia adalah Waren Buffett Kekayaan
Buffett ditaksir Forbes mencapai US$ 62 miliar, naik US$ 10 miliar
dibanding tahun lalu. Orang terkaya kedua, Carlos Slim memiliki
kekayaan US$ 60 miliar. Sementara harta Gates kini pundinya ditaksir
Forbes mencapai US$ 58 miliar. Yang menarik ketika orang paling kaya
didunia ini malahan tidak mengekploitasi kekayaannya. Adapun urutan
orang terkaya didunia 2008 adalah :

1.Warren Buffett (AS), 2. Carlos Slim (Meksiko), 3. Bill Gates (AS),
4. Lakshmi Mittal (India), 5. Mukesh Ambani (India),6. Anil Ambani
(India),7. Ingvar Kamprad (Swedia), 8. KP Singh (India),9. Oleg
Deripaska (Rusia),10. Karl Albrecht (Jerman), 11. Li Ka-Shing (Hong
Kong), 12. Sheldon Adelson (AS), 13. Bernard Arnault (Prancis), 14.
Lawrence Ellison (AS), 15. Roman Abramovich (Rusia), 16. Theo Albrecht
(Jerman), 17. Liliane Bettencourt (Prancis), 18. Alexei Mordashov
(Rusia), 19. Prince A. Bin Talal Alsaud (Arab Saudi)
20. Mikhail Fridman (Rusia).

Sedangkan Inilah daftar orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes
tahun 2007:

1. Aburizal Bakrie & family, 2. Sukanto Tanoto, 3. R. Budi Hartono, 4.
Michael Hartono, 5. Eka Tjipta Widjaja & family, 6. Putera Sampoerna &
family,7. Martua Sitorus, 8. Rachman Halim & family, 9. Peter Sondakh,
10. Eddy William Katuari & family, 11. Anthoni Salim & family, 12.
Mochtar Riady & family, 13. Murdaya Poo
14. Arifin Panigoro & family, 15. Hary Tanoesoedibjo, 16. Trihatma
Haliman, 
17. Sjamsul Nursalim & family, 18. Chairul Tanjung, 19. Paulus Tumewu,
20. Prajogo Pangestu, 21. Soegiharto Sosrodjojo & family, 22. Sutanto
Djuhar & family
23. Hadi Surya, 24. Aksa Mahmud, 25. Harjo Sutanto & family, 26.
Soegiarto Adikoesoemo & family, 27. Husein Djojonegoro & family, 28.
Kartini Muljadi
29. Edwin Soeryadjaya, 30. Jusuf Kalla, 31. Tan Kian, 32. Ciputra, 33.
Bambang Trihatmodjo, 34. George & Sjakon ja, 35. Kris Wiluan, 36.
Eka Tjandranegara & family, 37. Alim Markus & family, 38. Husein
Sutjiadi, 39. Jakob Oetama, 40. Boenjamin.Setiawan
(ism)

Penghasilan CEO, lehmans Brother yang 550 milliar Rupiah setahun
ternyata jika dibandingkan dengan kekayaan aksa Mahmud yang 340 juta
dollar atau 3 Triliun rupiah  atau dengan hartanya waren buffett yang
62 miliard dollar atau 560 triliun maka belum apa apa, apalagi
kenaikan kekayaan waren buffet pada tahun terakhir sebesar 10 millirad
dollar. Artinya penghaslan Ceo Lehman Brothers hanya 1