Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo....
6 bulan lagi sudah 'gorontalo visit year 2009' , sudah saatnya gorontalo memiliki museum seni dan budaya gorontalo atau museum negeri gorontalo . jika gorontalo maju bisa menjadi 'pressure group' dan kita bisa memajukan usulan kepada bapak gubernur gorontalo via sdri. vanny halalutu datunsolang' yang membuatkan copy dari email kita kepada beliau , saya mengusulkan agar lewat gubernur yang memiliki koneksi yang demikian luas untuk meminjam koleksi semua benda seni dan budaya yang berada di museum pusat atau gedung gajah jakarta untuk dipinjam dan dipamerkan mungkin selama sebulan di rumah adat dulohupa yang berada di gorontalo . yang harus diadakan oleh dinas pariwisata propinsi hanyalah lemari kaca untuk meletakan benda-benda pameran yang dapat diminta dari para sponsor dan warga gorontalo yang sukses dan menjadi pengusaha-pengusaha sukses (dan panitya akan menuliskan nama dari para sponsor yang menyumbangkan lemari pameran tersebut dalam bentuk plakat dengan tulisan yang indah dimasing-masing lemari pajang tersebut ) bukan apa-apa , dalam literatur yang pernah saya baca , selain kain krawang yang merupakan salah satu produk warga gorontalo , dulu kita memiliki 'kain patola' . berapa dari kita yang sempat menyaksikan kain patola ? pameran mungkin bisa diadakan sebelum kasak kusuk pemilu 2009 sehingga bisa dijamin keamanan dari koleksi yang dipinjam dari museum nasional atau museum pusat . selama pameran bisa digelar seni dan budaya gorontalo , sehingga perhelatan ini bisa mem'boosting' kunjungan wisatawan pada saat 'gorontalo visit year 2009' . pemanfaatan dari dulohupa akan terasa selama pameran berlangsung dan ke depannya dulohupa bisa disewakan untuk perhelatan khusus perhelatan adat , sehingga memiliki income sendiri yang tidak mengganggu anggaran daerah baik propinsi maupun kotamadya . mari kita mulai dari tindak nyata , menyumbang buat pariwisata gorontalo dengan pameran yang dapat merangsang warga gorontalo perantauan , wisman nusantara dan wisatawan asing untuk datang dan berkunjung ke gorontalo . dengan sedikit inisiatif 'kita bisa; menjadikan 'tahun kunjungan wisata gorontalo' berhasil dan sukses dan membuka lapangan pekerjaan bagi banyak warga gorontalo . (venue sudah ada : dulohupa , waktu sebelum pemilu 2009 ) terima kasih untuk teman-teman yang telah memberikan tanggapan atas postingan saya yang lalu , saya belum sempat mengirimkan terima kasih ke alamat pribadi masing-masing disebabkan koneksi internet yang sangat lamban yang telah sama kita maklumi . salam , toti mobile phones : 0852 1082 6038 atau 0813 1731 0289
Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo....
Saya pernah dengar dari walikota dulu (Medi Botutihe), tanah kosong di sebelah rumah adat Dulohupa diperuntukkan pembangunan musem. =t= --- On Tue, 6/24/08, toti lamusu [EMAIL PROTECTED] wrote: From: toti lamusu [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com, henry dju'una [EMAIL PROTECTED], rusovanny halalutu [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, June 24, 2008, 3:47 PM 6 bulan lagi sudah 'gorontalo visit year 2009' , sudah saatnya gorontalo memiliki museum seni dan budaya gorontalo atau museum negeri gorontalo . jika gorontalo maju bisa menjadi 'pressure group' dan kita bisa memajukan usulan kepada bapak gubernur gorontalo via sdri. vanny halalutu datunsolang' yang membuatkan copy dari email kita kepada beliau , saya mengusulkan agar lewat gubernur yang memiliki koneksi yang demikian luas untuk meminjam koleksi semua benda seni dan budaya yang berada di museum pusat atau gedung gajah jakarta untuk dipinjam dan dipamerkan mungkin selama sebulan di rumah adat dulohupa yang berada di gorontalo . yang harus diadakan oleh dinas pariwisata propinsi hanyalah lemari kaca untuk meletakan benda-benda pameran yang dapat diminta dari para sponsor dan warga gorontalo yang sukses dan menjadi pengusaha-pengusaha sukses (dan panitya akan menuliskan nama dari para sponsor yang menyumbangkan lemari pameran tersebut dalam bentuk plakat dengan tulisan yang indah dimasing-masing lemari pajang tersebut ) bukan apa-apa , dalam literatur yang pernah saya baca , selain kain krawang yang merupakan salah satu produk warga gorontalo , dulu kita memiliki 'kain patola' . berapa dari kita yang sempat menyaksikan kain patola ? pameran mungkin bisa diadakan sebelum kasak kusuk pemilu 2009 sehingga bisa dijamin keamanan dari koleksi yang dipinjam dari museum nasional atau museum pusat . selama pameran bisa digelar seni dan budaya gorontalo , sehingga perhelatan ini bisa mem'boosting' kunjungan wisatawan pada saat 'gorontalo visit year 2009' . pemanfaatan dari dulohupa akan terasa selama pameran berlangsung dan ke depannya dulohupa bisa disewakan untuk perhelatan khusus perhelatan adat , sehingga memiliki income sendiri yang tidak mengganggu anggaran daerah baik propinsi maupun kotamadya . mari kita mulai dari tindak nyata , menyumbang buat pariwisata gorontalo dengan pameran yang dapat merangsang warga gorontalo perantauan , wisman nusantara dan wisatawan asing untuk datang dan berkunjung ke gorontalo . dengan sedikit inisiatif 'kita bisa; menjadikan 'tahun kunjungan wisata gorontalo' berhasil dan sukses dan membuka lapangan pekerjaan bagi banyak warga gorontalo . (venue sudah ada : dulohupa , waktu sebelum pemilu 2009 ) terima kasih untuk teman-teman yang telah memberikan tanggapan atas postingan saya yang lalu , saya belum sempat mengirimkan terima kasih ke alamat pribadi masing-masing disebabkan koneksi internet yang sangat lamban yang telah sama kita maklumi . salam , toti mobile phones : 0852 1082 6038 atau 0813 1731 0289
Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo....
Pak Rosyid, Maksudnya Mesium or Mesum pak ?? Maaf yach --- On Tue, 6/24/08, Tuturuga [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Tuturuga [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Tuesday, June 24, 2008, 2:15 AM Saya pernah dengar dari walikota dulu (Medi Botutihe), tanah kosong di sebelah rumah adat Dulohupa diperuntukkan pembangunan musem. =t= --- On Tue, 6/24/08, toti lamusu toti_lamusu@ yahoo.com wrote: From: toti lamusu toti_lamusu@ yahoo.com Subject: Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo... . To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, henry dju'una henryfdjuuna@ yahoo.co. id, rusovanny halalutu vanny_halalutu@ yahoo.com Date: Tuesday, June 24, 2008, 3:47 PM 6 bulan lagi sudah 'gorontalo visit year 2009' , sudah saatnya gorontalo memiliki museum seni dan budaya gorontalo atau museum negeri gorontalo . jika gorontalo maju bisa menjadi 'pressure group' dan kita bisa memajukan usulan kepada bapak gubernur gorontalo via sdri. vanny halalutu datunsolang' yang membuatkan copy dari email kita kepada beliau , saya mengusulkan agar lewat gubernur yang memiliki koneksi yang demikian luas untuk meminjam koleksi semua benda seni dan budaya yang berada di museum pusat atau gedung gajah jakarta untuk dipinjam dan dipamerkan mungkin selama sebulan di rumah adat dulohupa yang berada di gorontalo . yang harus diadakan oleh dinas pariwisata propinsi hanyalah lemari kaca untuk meletakan benda-benda pameran yang dapat diminta dari para sponsor dan warga gorontalo yang sukses dan menjadi pengusaha-pengusaha sukses (dan panitya akan menuliskan nama dari para sponsor yang menyumbangkan lemari pameran tersebut dalam bentuk plakat dengan tulisan yang indah dimasing-masing lemari pajang tersebut ) bukan apa-apa , dalam literatur yang pernah saya baca , selain kain krawang yang merupakan salah satu produk warga gorontalo , dulu kita memiliki 'kain patola' . berapa dari kita yang sempat menyaksikan kain patola ? pameran mungkin bisa diadakan sebelum kasak kusuk pemilu 2009 sehingga bisa dijamin keamanan dari koleksi yang dipinjam dari museum nasional atau museum pusat . selama pameran bisa digelar seni dan budaya gorontalo , sehingga perhelatan ini bisa mem'boosting' kunjungan wisatawan pada saat 'gorontalo visit year 2009' . pemanfaatan dari dulohupa akan terasa selama pameran berlangsung dan ke depannya dulohupa bisa disewakan untuk perhelatan khusus perhelatan adat , sehingga memiliki income sendiri yang tidak mengganggu anggaran daerah baik propinsi maupun kotamadya . mari kita mulai dari tindak nyata , menyumbang buat pariwisata gorontalo dengan pameran yang dapat merangsang warga gorontalo perantauan , wisman nusantara dan wisatawan asing untuk datang dan berkunjung ke gorontalo . dengan sedikit inisiatif 'kita bisa; menjadikan 'tahun kunjungan wisata gorontalo' berhasil dan sukses dan membuka lapangan pekerjaan bagi banyak warga gorontalo . (venue sudah ada : dulohupa , waktu sebelum pemilu 2009 ) terima kasih untuk teman-teman yang telah memberikan tanggapan atas postingan saya yang lalu , saya belum sempat mengirimkan terima kasih ke alamat pribadi masing-masing disebabkan koneksi internet yang sangat lamban yang telah sama kita maklumi . salam , toti mobile phones : 0852 1082 6038 atau 0813 1731 0289
Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo....
Hahahha maksudnya itu lho tempat yang untuk nyimpen barang2 kuno peninggalan masa lampau. Tapi jika dibuat nyimpen barang2 yang harusnya disimpan dalam celana/baju saya tidak tahu Hahahhaa Salam hormat dari Dungingi =t= --- On Tue, 6/24/08, Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Tuesday, June 24, 2008, 4:35 PM Pak Rosyid, Maksudnya Mesium or Mesum pak ?? Maaf yach --- On Tue, 6/24/08, Tuturuga [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Tuturuga [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Tuesday, June 24, 2008, 2:15 AM Saya pernah dengar dari walikota dulu (Medi Botutihe), tanah kosong di sebelah rumah adat Dulohupa diperuntukkan pembangunan musem. =t= --- On Tue, 6/24/08, toti lamusu toti_lamusu@ yahoo.com wrote: From: toti lamusu toti_lamusu@ yahoo.com Subject: Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo... . To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, henry dju'una henryfdjuuna@ yahoo.co. id, rusovanny halalutu vanny_halalutu@ yahoo.com Date: Tuesday, June 24, 2008, 3:47 PM 6 bulan lagi sudah 'gorontalo visit year 2009' , sudah saatnya gorontalo memiliki museum seni dan budaya gorontalo atau museum negeri gorontalo . jika gorontalo maju bisa menjadi 'pressure group' dan kita bisa memajukan usulan kepada bapak gubernur gorontalo via sdri. vanny halalutu datunsolang' yang membuatkan copy dari email kita kepada beliau , saya mengusulkan agar lewat gubernur yang memiliki koneksi yang demikian luas untuk meminjam koleksi semua benda seni dan budaya yang berada di museum pusat atau gedung gajah jakarta untuk dipinjam dan dipamerkan mungkin selama sebulan di rumah adat dulohupa yang berada di gorontalo . yang harus diadakan oleh dinas pariwisata propinsi hanyalah lemari kaca untuk meletakan benda-benda pameran yang dapat diminta dari para sponsor dan warga gorontalo yang sukses dan menjadi pengusaha-pengusaha sukses (dan panitya akan menuliskan nama dari para sponsor yang menyumbangkan lemari pameran tersebut dalam bentuk plakat dengan tulisan yang indah dimasing-masing lemari pajang tersebut ) bukan apa-apa , dalam literatur yang pernah saya baca , selain kain krawang yang merupakan salah satu produk warga gorontalo , dulu kita memiliki 'kain patola' . berapa dari kita yang sempat menyaksikan kain patola ? pameran mungkin bisa diadakan sebelum kasak kusuk pemilu 2009 sehingga bisa dijamin keamanan dari koleksi yang dipinjam dari museum nasional atau museum pusat . selama pameran bisa digelar seni dan budaya gorontalo , sehingga perhelatan ini bisa mem'boosting' kunjungan wisatawan pada saat 'gorontalo visit year 2009' . pemanfaatan dari dulohupa akan terasa selama pameran berlangsung dan ke depannya dulohupa bisa disewakan untuk perhelatan khusus perhelatan adat , sehingga memiliki income sendiri yang tidak mengganggu anggaran daerah baik propinsi maupun kotamadya . mari kita mulai dari tindak nyata , menyumbang buat pariwisata gorontalo dengan pameran yang dapat merangsang warga gorontalo perantauan , wisman nusantara dan wisatawan asing untuk datang dan berkunjung ke gorontalo . dengan sedikit inisiatif 'kita bisa; menjadikan 'tahun kunjungan wisata gorontalo' berhasil dan sukses dan membuka lapangan pekerjaan bagi banyak warga gorontalo . (venue sudah ada : dulohupa , waktu sebelum pemilu 2009 ) terima kasih untuk teman-teman yang telah memberikan tanggapan atas postingan saya yang lalu , saya belum sempat mengirimkan terima kasih ke alamat pribadi masing-masing disebabkan koneksi internet yang sangat lamban yang telah sama kita maklumi . salam , toti mobile phones : 0852 1082 6038 atau 0813 1731 0289
Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo....
HIDUP GM2020!!! HIDUP MUSEUM GORONTALO!!! he..he..he :-) saya mendukung dan setuju pak Toti Lamusu!!? toti lamusu wrote: 6 bulan lagi sudah 'gorontalo visit year 2009' , sudah saatnya gorontalo memiliki museum seni dan budaya gorontalo atau museum negeri gorontalo . jika gorontalo maju bisa menjadi 'pressure group' dan kita bisa memajukan usulan kepada bapak gubernur gorontalo via sdri. vanny halalutu datunsolang' yang membuatkan copy dari email kita kepada beliau , saya mengusulkan agar lewat gubernur yang memiliki koneksi yang demikian luas untuk meminjam koleksi semua benda seni dan budaya yang berada di museum pusat atau gedung gajah jakarta untuk dipinjam dan dipamerkan mungkin selama sebulan di rumah adat dulohupa yang berada di gorontalo . yang harus diadakan oleh dinas pariwisata propinsi hanyalah lemari kaca untuk meletakan benda-benda pameran yang dapat diminta dari para sponsor dan warga gorontalo yang sukses dan menjadi pengusaha-pengusaha sukses (dan panitya akan menuliskan nama dari para sponsor yang menyumbangkan lemari pameran tersebut dalam bentuk plakat dengan tulisan yang indah dimasing-masing lemari pajang tersebut ) bukan apa-apa , dalam literatur yang pernah saya baca , selain kain krawang yang merupakan salah satu produk warga gorontalo , dulu kita memiliki 'kain patola' . berapa dari kita yang sempat menyaksikan kain patola ? pameran mungkin bisa diadakan sebelum kasak kusuk pemilu 2009 sehingga bisa dijamin keamanan dari koleksi yang dipinjam dari museum nasional atau museum pusat . selama pameran bisa digelar seni dan budaya gorontalo , sehingga perhelatan ini bisa mem'boosting' kunjungan wisatawan pada saat 'gorontalo visit year 2009' . pemanfaatan dari dulohupa akan terasa selama pameran berlangsung dan ke depannya dulohupa bisa disewakan untuk perhelatan khusus perhelatan adat , sehingga memiliki income sendiri yang tidak mengganggu anggaran daerah baik propinsi maupun kotamadya . mari kita mulai dari tindak nyata , menyumbang buat pariwisata gorontalo dengan pameran yang dapat merangsang warga gorontalo perantauan , wisman nusantara dan wisatawan asing untuk datang dan berkunjung ke gorontalo . dengan sedikit inisiatif 'kita bisa; menjadikan 'tahun kunjungan wisata gorontalo' berhasil dan sukses dan membuka lapangan pekerjaan bagi banyak warga gorontalo . (venue sudah ada : dulohupa , waktu sebelum pemilu 2009 ) terima kasih untuk teman-teman yang telah memberikan tanggapan atas postingan saya yang lalu , saya belum sempat mengirimkan terima kasih ke alamat pribadi masing-masing disebabkan koneksi internet yang sangat lamban yang telah sama kita maklumi . salam , toti mobile phones : 0852 1082 6038 atau 0813 1731 0289
Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo....
Kalo emang anggaran ga cukup, saya setuju dengan pak toti, untuk sementara mungkin rumah adat dijadikan mesium. gaga itu am --- On Tue, 6/24/08, HERU [EMAIL PROTECTED] wrote: From: HERU [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Tuesday, June 24, 2008, 6:08 AM HIDUP GM2020!!! HIDUP MUSEUM GORONTALO!!! he..he..he.. .. :-) saya mendukung dan setuju pak Toti Lamusu!!? toti lamusu wrote: 6 bulan lagi sudah 'gorontalo visit year 2009' , sudah saatnya gorontalo memiliki museum seni dan budaya gorontalo atau museum negeri gorontalo . jika gorontalo maju bisa menjadi 'pressure group' dan kita bisa memajukan usulan kepada bapak gubernur gorontalo via sdri. vanny halalutu datunsolang' yang membuatkan copy dari email kita kepada beliau , saya mengusulkan agar lewat gubernur yang memiliki koneksi yang demikian luas untuk meminjam koleksi semua benda seni dan budaya yang berada di museum pusat atau gedung gajah jakarta untuk dipinjam dan dipamerkan mungkin selama sebulan di rumah adat dulohupa yang berada di gorontalo . yang harus diadakan oleh dinas pariwisata propinsi hanyalah lemari kaca untuk meletakan benda-benda pameran yang dapat diminta dari para sponsor dan warga gorontalo yang sukses dan menjadi pengusaha-pengusaha sukses (dan panitya akan menuliskan nama dari para sponsor yang menyumbangkan lemari pameran tersebut dalam bentuk plakat dengan tulisan yang indah dimasing-masing lemari pajang tersebut ) bukan apa-apa , dalam literatur yang pernah saya baca , selain kain krawang yang merupakan salah satu produk warga gorontalo , dulu kita memiliki 'kain patola' . berapa dari kita yang sempat menyaksikan kain patola ? pameran mungkin bisa diadakan sebelum kasak kusuk pemilu 2009 sehingga bisa dijamin keamanan dari koleksi yang dipinjam dari museum nasional atau museum pusat . selama pameran bisa digelar seni dan budaya gorontalo , sehingga perhelatan ini bisa mem'boosting' kunjungan wisatawan pada saat 'gorontalo visit year 2009' . pemanfaatan dari dulohupa akan terasa selama pameran berlangsung dan ke depannya dulohupa bisa disewakan untuk perhelatan khusus perhelatan adat , sehingga memiliki income sendiri yang tidak mengganggu anggaran daerah baik propinsi maupun kotamadya . mari kita mulai dari tindak nyata , menyumbang buat pariwisata gorontalo dengan pameran yang dapat merangsang warga gorontalo perantauan , wisman nusantara dan wisatawan asing untuk datang dan berkunjung ke gorontalo . dengan sedikit inisiatif 'kita bisa; menjadikan 'tahun kunjungan wisata gorontalo' berhasil dan sukses dan membuka lapangan pekerjaan bagi banyak warga gorontalo . (venue sudah ada : dulohupa , waktu sebelum pemilu 2009 ) terima kasih untuk teman-teman yang telah memberikan tanggapan atas postingan saya yang lalu , saya belum sempat mengirimkan terima kasih ke alamat pribadi masing-masing disebabkan koneksi internet yang sangat lamban yang telah sama kita maklumi . salam , toti mobile phones : 0852 1082 6038 atau 0813 1731 0289
[GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo....
Untuk Pak Mochtar Uno, BSc! Jika berkenan, saya mohon diberikan copyan materi sejarah Gorontalo yang ada pada Bapak. Terima Kasih! Untuk Dody Komendangi! Kerajaan Suwawa adalah merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan-kerajaan di wilayah U Duluwo Limo Lo Pohalaa dengan terbaginya dua kelompok rakyat kerajaan Suwawa, yakni yang MENETAP di Suwawa selanjutnya menjadi rakyat kerajaan Suwawa dan PENGEMBARA yang selanjutnya menjadi cikal bakal rakyat kerajaan Gorontalo, Limboto, Bulango, dan Atinggola. Untuk Bulango dan Atinggola, pada awalnya mereka adalah kelompok masyarakat yang selalu mengembara dan berpindah-pindah, nanti pada masa Sultan Eyato mereka diminta untuk menetap dan membetuk kerajaan sendiri yang dinamakan kerajaan Bulango dan kerajaan Atinggola. Untuk Bung Heru (Mimoza)! Saya mendukung pendapat anda, karena saat ini kita sangat memerlukan adanya Museum sebagai wadah menghimpun segala hasil karya dan cipta orang Gorontalo baik yang bernilai sejarah, budaya, dan seni. Museum dengan segala isinya nanti dapat kita jadikan sebagai wadah untuk mempelajari dan mengetahui tentang identitas etnik Gorontalo itu seperti apa, karena menurut saya, saat sekarang ini kita telah kehilangan IDENTITAS ETNIK sebagai ORANG GORONTALO yang selalu mengedepankan perilaku demokratis dalam bermasyarakat dan berkehidupan religius yang termanifestasikan dalam Adat Bersendi Sarra, Sarra Bersendi Kitabullah Bolo Maafu Juuu Wonu Woluwo U Tala-tala! Terima Kasih! Ridwan Ibrahim --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, dody komendangi [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum, Bisa didapat dimana buku itu?.. Kalau SUWAWA masih dianggap bagian dari Gorontalo, kerajaannya sudah berdiri pada tahun 700 masehi (abad ke 8). Bukti2nya mungkin masih bisa dilihat tentu saja bila tidak dirusak oleh tambang emas. Berita ini saya baca dari buku hasil konferensi Gorontalo ke 2 tahun 1968 (CMIIW), sedangkan konferensi yang pertama diadakan pada abad ke 15 setelah daratan Gorontalo dikuasai oleh seorang raja saja yang merintis pembangunan jalan yang menghubungkan seluruh daratan Gorontalo. Penyatuan ini terjadi setelah perang puluhan tahun lamanya (itulah mungkin sebabnya bahasa Suwawa atau Dumoga sangat jauh berbeda dengan bhs Gorontalo). Yang terakhir ini pendapat pribadi ... Wassalam, Dok - Original Message From: lutfi Kobisi [EMAIL PROTECTED] To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Sent: Friday, June 20, 2008 16:31:42 Subject: Re: [GM2020] Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo mohon tanya pak assacks apakah dalam buku itu ada peninggalan sejarah yang masih bisa kita saksikan sekarang ?? maksud saya buatan raja2 gorontalo dahulu Wass. Lutfi - Original Message From: assacks [EMAIL PROTECTED] com To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Sent: Thursday, June 19, 2008 11:04:08 PM Subject: Re: [GM2020] Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo... . --- Silahkan anda baca buku yang bejudul Abad Besar Gorontalo. Disitu dijelaskan kalo dulu Gorontalo sebelum Islam, terdiri atas kerajaan-kerajaan kecil yang kemudian disatukan oleh raja yang bernama motoloduladaa.. Padazaman motoloduladaa ini segala sesuatunya berlangsung secara Top-Down (Huidu ade Datahu) In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, lutfi Kobisi ludien_kobisi@ ... wrote: saya sih aneh saja, orang pada ngomong kerajaan di gorontalo tapi gak ada peninggalan yang bersejarah. adapun bangunan tua seperti benteng otanaha setahu saya buatan belanda Wass. Lutfi - Original Message From: HERU heru.aw@ To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Sent: Thursday, June 19, 2008 5:37:29 AM Subject: Re: [GM2020] Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo... . Hmm.. Seharusnya kita semua segera membangun wacana dan mendorong atau mendukung pemerintah segera melakukan program konservasi sejarah dan budaya. misalkan dengan cara mendirikan dan mengelola sebuah Musium negeri di Gorontalo... ?? Gimana menurut pak Taufik? Saya belum pernah lihat ada musium di Gorontalo... atau sudah ada? Jika sudah ada, bisakah rekan-rekan menunjukan dimana? Terimakasih. Heru Taufik Polapa wrote: Dear All GM2020. Berikut adalah Surat dari Pemerhati Sejarah Gorontalo yang berada di Kota Makassar, dimana Pak MUhtar Uno ini merupakan Pensiunan dari BUMN PT.Semen Tonasa Makassar, akan tetapi beliau sangat Peduli dan Fokus memperhatikan Perkembangan sejarah Gorontalo, Kebetulan Beliau memiliki Banyak Literatur tentang Sejarah Gorontalo pada masa Lampau. Jika rekan2 Wartawan tertarik Silahkan di Muat Isi Surat di bawah ini agar sampai kepada yang di Tuju. Semoga bermanfaat dan Menambah Khasanah tentang Sejarah Kerajaan Gorontalo. Wassalam Taufik Polapa Kepada Yth. Hj. Farha Daulima Penyusun Buku Terbentuknya Kerajaan Limboto Gorontalo di Jl. Rajawali 300
Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo....
Untuk menumbuhkan rasa kebanggaan dan cinta tanah air, Gorontalo Friendster Community http://profiles.friendster.com/gorontaloclub sudah mengambil bagian dalam pengumpulkan data foto Gorontalo tempo doeloe dibawah tahun 1970an dari semua aspek, baik dari foto keluarga, gedung, jalan, dan properti2 lainnya yang sempat diambil sebagai latar belakang foto pada waktu itu. mohon dukungan dari teman2 semua. wassalam
Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo (MUSEUM)
Pak Rolins ... Pertanyaan saya KAPAN diadakan Pamerannya? he..he... biar semua orang tau seperti apa Gorontalo tempoe doeloe. Hmm... bisa jadi ini embrio berdirinya MUSIUM GORONTALO!!! Ayo rekan-rekan!!??? kita dukung pak rolins!! adakah disini anggota klub fotografi amatir misalnya? bisa nggak bantu pak rolins bikin pameran foto? Ngomong-ngomong pak Kibor Civika TV dan pak Rosyid Gorontalo Post pasti suka bantu soal yang beginian .. he..he..., oke kan pak Kibor, pak Rosyid?? Soal publikasi di Mimoza akan saya bantu deh .;-) Pak Rolins... bisa jadi jikalau ini di konkritkan... tidak mustahil nanti ada keluarga-keluarga bangsawan Gorontalo atau masyarakat yang mau menyumbangkan pusaka-pusaka atau peninggalan leluhur mereka untuk dijadikan koleksi Museum Gorontalo Heru rolins kurniawan wrote: Untuk menumbuhkan rasa kebanggaan dan cinta tanah air, Gorontalo Friendster Community http://profiles.friendster.com/gorontaloclub sudah mengambil bagian dalam pengumpulkan data foto Gorontalo tempo doeloe dibawah tahun 1970an dari semua aspek, baik dari foto keluarga, gedung, jalan, dan properti2 lainnya yang sempat diambil sebagai latar belakang foto pada waktu itu. mohon dukungan dari teman2 semua. wassalam
Re: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo....
Kibor, Thks nt so teruskan itu Surat kepada yang di Tuju, apa nt antar langsung itu surat ? ok bro dapat salam dari Dharma kapan bs ketemuan ? thkss waa.. salam Taufik --- On Fri, 6/20/08, kibor2000id [EMAIL PROTECTED] wrote: From: kibor2000id [EMAIL PROTECTED] Subject: [GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Friday, June 20, 2008, 6:22 AM Email ini sudah diteruskan kepada penulisnya (Hj. Farha Daulima) thx. KiBoR --- In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All GM2020. Berikut adalah Surat dari Pemerhati Sejarah Gorontalo yang berada di Kota Makassar, dimana Pak MUhtar Uno ini merupakan Pensiunan dari BUMN PT.Semen Tonasa Makassar, akan tetapi beliau sangat Peduli dan Fokus memperhatikan Perkembangan sejarah Gorontalo, Kebetulan Beliau memiliki Banyak Literatur tentang Sejarah Gorontalo pada masa Lampau. Jika rekan2 Wartawan tertarik Silahkan di Muat Isi Surat di bawah ini agar sampai kepada yang di Tuju. Semoga bermanfaat dan Menambah Khasanah tentang Sejarah Kerajaan Gorontalo. Wassalam Taufik Polapa Kepada Yth. Hj. Farha Daulima Penyusun Buku Terbentuknya Kerajaan Limboto Gorontalo di Jl. Rajawali 300 Limboto, Provinsi Gorontalo Dengan Hormat, Lebih dahulu saya mengucapkan terima kasih banyak atas terbitnya Buku Terbentuknya Kerajaan Limboto-Gorontalo; bahan pembelajaran muatan lokal, tentu untuk sekolah-sekolah di Provinsi Gorontalo yang diterbitkan oleh LSM Mbu¢i Bungale Forum Suara Perempuan, Jl. Rajawali No. 300 Limboto, Provinsi Gorontalo. Setelah membaca buku tersebut diatas pada halaman 80-81 Item 22 tertulis sebagai berikut: Raja Bumulo diganti oleh Raja Bia sebagai Raja dibawah. Untuk mendapat kekuasaan sepenuhnya Raja bia pergi ke Ternate dan menjalin persahabatan serta kerja sama dengan Belanda yaitu dengan Gubernur dan Direktur Padtbrudgge, bahkan ia memintakan seorang pemuka agama Kristen untuk menyebarkan agama ini di Kerajaan Hulontalo, Raja Bia sendiri dibabtis di Ternate, pemeluk agama Kristen. Perlakuan Raja Bia ini mendapat tantangan dari rakyat dan Raja Lepe sebagai Raja diatas (diutara, penulis). Ketika Raja Bia kembali ke Kerajaan Hulontalo bersama pegawai-pegawai Belanda, beliau diusir oleh Rakyat Hulontalo. Hal ini diadukannya kepada Gubernur Padtbrudgge, sehingga diadakan penyerangan kembali ke Kerajaan Gorontalo. Raja Bia lari ke Tutuo Tapi tertangkap diperjalanan oleh pasukan Kerajaan Hulontalo. Beliau dibuang ke Tanjung Pengharapan. Yth. Hj. Farha Daulima dari penerbit LSm Mbu¢i Bungale di limboto, Provinsi Gorontalo. Nampaknya ada kesalahan penulisan serta persepsi tentang Raja Bia seperti tulisan anda diatas yaitu: Raja Bia memerintah Kerajaan Gorontalo sejak tahun 1677 sampai tahun 1690 dan beliau mengganti Ratu Tiduhula (1647-1677), sedangkan Raja Bumulo I memerintah dari tahun 1632-1647. Jadi keliru menurut Hj. Farha Daulima bahwa Raja Bia mengganti Raja Bumulo Menurut Buku Perjuangan Rakyat di Daerah Gorontalo menentang Kolonialisme dan mempertahankan negara proklamasi oleh Yayasan 23 Januari 1942, Penerbit PT. Gobel Dharma Nusantara, bahwa perjuangan Raja Bia yang memerintah Kerajaan Gorontalo tahun 1677 sampai tahun 1690 adalah sebagai berikut: Bahwa Raja Bia masih sempat bersama Raja Eyato (1673-1679), memerintah Kerajaan Gorontalo. Agar Raja Bia tidak akan mengikuti sikap Raja Eyato maka pada tahun 1678, dipanggil oleh kompeni di Ternate. Dalam pertemuan dengan Gubernur R. Padtbrudgge diajukan empat hal yang harus diterima oleh Raja Bia:Raja Bia harus mengikuti kekuasaan Kompeni di Gorontalo.Rakyat bersama Kompeni akan mengusir Spanyol yang masih bercokol di Sangir Talaud.Rakyat harus tunduk kepada agama yang ditawarkan oleh kompeni.Raja Bia harus mengikuti dan menganut agama bangsa penjajah. Sebagai siasat perjuangan, Raja Bia menerima apa yang diajukan oleh Gubernur Belanda itu. Namun setelah kembali ke Gorontalo, Bia berusaha memperkuat kerajaannya dengan suatu kubu pertahanan pada jalan yang dilalui oleh kompeni menuju Dumoge. Kubu tersebut dikenal dengan nama Kubu Padang (Padengo) dipinggir Sungai Bone, desa Podengo, Kec. Kabila sekarang yang berjarak + 10 km dari pusat Kerajaan.nbsp; Tindakan Raja Bia ini berarti melawan amanat Gubernur Belanda, maka pada tahun 1681 Gubernur datang sendiri beserta puluhan serdadu kompeni lengkap dengan persenjataannya. Mereka berlabuh di muara sungai Bone.Gubernur mengirim utusan kedarat menuju Kubu Pertahanan Padengo. Mereka bertemu dengan pasukan rakyat yang dipimpin oleh Kapitan Laut (Apitalau) yang menamakan dirinya sebagai Raja Laut yang sedang mengawasi kubu pertahanan itu. Para utusan tersebut menyampaikan amanat Gubernur bahwa Gubernur mengirim hormat untuk kedua Raja Limboto dan Gorontalo, agar kedua Raja tersebut berkunjung
[GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo....
Email ini sudah diteruskan kepada penulisnya (Hj. Farha Daulima) thx. KiBoR --- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All GM2020. Berikut adalah Surat dari Pemerhati Sejarah Gorontalo yang berada di Kota Makassar, dimana Pak MUhtar Uno ini merupakan Pensiunan dari BUMN PT.Semen Tonasa Makassar, akan tetapi beliau sangat Peduli dan Fokus memperhatikan Perkembangan sejarah Gorontalo, Kebetulan Beliau memiliki Banyak Literatur tentang Sejarah Gorontalo pada masa Lampau. Jika rekan2 Wartawan tertarik Silahkan di Muat Isi Surat di bawah ini agar sampai kepada yang di Tuju. Semoga bermanfaat dan Menambah Khasanah tentang Sejarah Kerajaan Gorontalo. Wassalam Taufik Polapa Kepada Yth. Hj. Farha Daulima Penyusun Buku Terbentuknya Kerajaan Limboto Gorontalo di Jl. Rajawali 300 Limboto, Provinsi Gorontalo Dengan Hormat, Lebih dahulu saya mengucapkan terima kasih banyak atas terbitnya Buku Terbentuknya Kerajaan Limboto-Gorontalo; bahan pembelajaran muatan lokal, tentu untuk sekolah-sekolah di Provinsi Gorontalo yang diterbitkan oleh LSM Mbu¢i Bungale Forum Suara Perempuan, Jl. Rajawali No. 300 Limboto, Provinsi Gorontalo. Setelah membaca buku tersebut diatas pada halaman 80-81 Item 22 tertulis sebagai berikut: Raja Bumulo diganti oleh Raja Bia sebagai Raja dibawah. Untuk mendapat kekuasaan sepenuhnya Raja bia pergi ke Ternate dan menjalin persahabatan serta kerja sama dengan Belanda yaitu dengan Gubernur dan Direktur Padtbrudgge, bahkan ia memintakan seorang pemuka agama Kristen untuk menyebarkan agama ini di Kerajaan Hulontalo, Raja Bia sendiri dibabtis di Ternate, pemeluk agama Kristen. Perlakuan Raja Bia ini mendapat tantangan dari rakyat dan Raja Lepe sebagai Raja diatas (diutara, penulis). Ketika Raja Bia kembali ke Kerajaan Hulontalo bersama pegawai-pegawai Belanda, beliau diusir oleh Rakyat Hulontalo. Hal ini diadukannya kepada Gubernur Padtbrudgge, sehingga diadakan penyerangan kembali ke Kerajaan Gorontalo. Raja Bia lari ke Tutuo Tapi tertangkap diperjalanan oleh pasukan Kerajaan Hulontalo. Beliau dibuang ke Tanjung Pengharapan. Yth. Hj. Farha Daulima dari penerbit LSm Mbu¢i Bungale di limboto, Provinsi Gorontalo. Nampaknya ada kesalahan penulisan serta persepsi tentang Raja Bia seperti tulisan anda diatas yaitu: Raja Bia memerintah Kerajaan Gorontalo sejak tahun 1677 sampai tahun 1690 dan beliau mengganti Ratu Tiduhula (1647-1677), sedangkan Raja Bumulo I memerintah dari tahun 1632-1647. Jadi keliru menurut Hj. Farha Daulima bahwa Raja Bia mengganti Raja Bumulo Menurut Buku Perjuangan Rakyat di Daerah Gorontalo menentang Kolonialisme dan mempertahankan negara proklamasi oleh Yayasan 23 Januari 1942, Penerbit PT. Gobel Dharma Nusantara, bahwa perjuangan Raja Bia yang memerintah Kerajaan Gorontalo tahun 1677 sampai tahun 1690 adalah sebagai berikut: Bahwa Raja Bia masih sempat bersama Raja Eyato (1673-1679), memerintah Kerajaan Gorontalo. Agar Raja Bia tidak akan mengikuti sikap Raja Eyato maka pada tahun 1678, dipanggil oleh kompeni di Ternate. Dalam pertemuan dengan Gubernur R. Padtbrudgge diajukan empat hal yang harus diterima oleh Raja Bia:Raja Bia harus mengikuti kekuasaan Kompeni di Gorontalo.Rakyat bersama Kompeni akan mengusir Spanyol yang masih bercokol di Sangir Talaud.Rakyat harus tunduk kepada agama yang ditawarkan oleh kompeni.Raja Bia harus mengikuti dan menganut agama bangsa penjajah. Sebagai siasat perjuangan, Raja Bia menerima apa yang diajukan oleh Gubernur Belanda itu. Namun setelah kembali ke Gorontalo, Bia berusaha memperkuat kerajaannya dengan suatu kubu pertahanan pada jalan yang dilalui oleh kompeni menuju Dumoge. Kubu tersebut dikenal dengan nama Kubu Padang (Padengo) dipinggir Sungai Bone, desa Podengo, Kec. Kabila sekarang yang berjarak + 10 km dari pusat Kerajaan.nbsp; Tindakan Raja Bia ini berarti melawan amanat Gubernur Belanda, maka pada tahun 1681 Gubernur datang sendiri beserta puluhan serdadu kompeni lengkap dengan persenjataannya. Mereka berlabuh di muara sungai Bone.Gubernur mengirim utusan kedarat menuju Kubu Pertahanan Padengo. Mereka bertemu dengan pasukan rakyat yang dipimpin oleh Kapitan Laut (Apitalau) yang menamakan dirinya sebagai Raja Laut yang sedang mengawasi kubu pertahanan itu. Para utusan tersebut menyampaikan amanat Gubernur bahwa Gubernur mengirim hormat untuk kedua Raja Limboto dan Gorontalo, agar kedua Raja tersebut berkunjung ke kubu untuk bertemu dengan Gubernur, kubu tersebut harus dikosongkan untuk dijadikan tempat perundingan, selama perundingan berjalan penduduk tidak diperkenankan berada diantar kubu Padengo dan Dumoga, bila Pemerintah Kerajaan Gorontalo bersedia damai dengan kompeni maka tidak akan timbul perang, bila tidak ada kesediaan untuk berdamai, maka kompeni beserta seluruh sekutunya akan menghancurkan kubu pertahanan dengan kekuatan senjata. Namun Kapitan Laut bersama pasukannya tidak menerima semua tawaran yang disampaikan oleh para utusan
[GM2020] Re: Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo....
Assalamu Alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah masih banyak yang peduli terhadap Asal Muasal daerah kita tercinta Gorontalo dengan diangkatnya topik 'Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan-Kerajaan di Daerah Gorontalo'. Saya sebagai pemerhati dan pernah juga meneliti tentang kerajaan-kerajaan di daerah Gorontalo sangat bersyukur dengan adanya teman-teman yang masih mau peduli akan sejarahnya sendiri. Untuk hal yang dibahas mengenai pelurusan sejarah kerajaan-kerajaan di daerah Gorontalo saya selaku pemerhati tidak akan menyatakan siapa yang benar dan siapa yang salah. Hal ini berdasarkan hasil penelusuran kami bahwa sumber-sumber informasi tentang kerajaan-kerajaan di daerah Gorontalo sangat minim dan banyak yang berasal dari dokumen-dokumen yang ditulis oleh ORANG YANG PEDULI TERHADAP SEJARAH DAERAHNYA. Banyak dokumen yang kami temukan berbeda pendapat tentang satu masalah yang dibahas, bahkan dokumen yang berasal dari Belanda pun terdapat beberapa perbedaan antara satu penulis dengan penulis lainnya. Sebenarnya ada beberapa syarat ilmiah yang harus dipenuhi dalam menulis dan meneliti suatu sejarah secara ilmiah dan dapat dipertangungjawabkan. Dari syarat-syarat tersebut yang paling sulit untuk dipenuhi dari sumber-sumber sejarah kerajaan-kerajaan di daerah Gorontalo adalah syarat KRITIK baik secara Internal maupun Eksternal. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya sumber sejarah yang hanya ditulis oleh orang-orang yang peduli terhadap sejarahnya sendiri baik oleh keluarga maupun kerabatnya dalam rangka melestarikan sejarah asal muasal keluarga besarnya (dan ini tidak salah karena dapat pula dijadikan sebagai sumber penelitian sejarah dan bukan sumber sejarah). Namun ada pula sejarah yang ditulis secara ilmiah berdasarkan kepedulian mereka terhadap kelestarian sejarah gorontalo. Olehnya kepada teman-teman yang masih peduli terhadap sejarah kerajaan-kerajaan di daerah Gorontalo, marilah sama-sama kita mengumpulkan sumber-sumber sejarah baik sumber lisan, tulisan, maupun dokumen-dokumen lain yang sangat bermanfaat dalam rangka penelusuran dan penulisan sejarah gorontalo ke depan yang dapat dipertangungjawabkan. Saya juga berharap untuk mendapatkan copy sumber-sumber sejarah gorontalo dari Pak Mochtar Uno, BSc, karena saat ini saya sedang meneliti tentang Bantayo Poboide Lo Uduluwo Limo Lo Pohalaa di Gorontalo, Suatu Studi tentang Perubahan Identitas Etnik. Sebelumnya diucapkan terima kasih kepada teman-teman yang masih peduli terhadap sejarahnya sendiri teristimewa untuk Pak Mochtar Uno dan Ibu Farha Daulima! Wassalam! Bolo Maafu Wonu Woluwo Utala-tala! Ridwan Ibrahim Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/