Re: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS

2006-05-23 Terurut Topik Andang Bachtiar

Vick,...
tentu saja orang BPMIGAS enggan disebut pegawai Departemen ESDM Ditjen 
Migas, karena memang lembaganya beda. Masing2 bosnya (Pak Kardaya dan Pak 
Purnomo) sama-sama langsung lapor ke Presiden. Kepala BPMIGAS tidak melapor 
ke Menteri ESDM (apalagi ke DitJen Migas).


Satu lagi Vick,.. kesanku: sampeyan mengidentik-kan reformasi dengan 
penyatuan kelembagaan BPMIGAS dengan Ditjen MIGAS.

Fakta yang aku lihat justru: reformasi (baca: tuntutan IMF) mengharuskan:
1. Pertamina dipisahkan dari fungsi MPS-nya
2. Pertamina diperlakukan sama dengan KPS-KPS lain
3. Fungsi MPS dilakukan oleh badan baru namanya BPMigas
4. Fungsi regulasi masih dilakukan oleh Ditjen Migas

salam

adb


From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, May 23, 2006 12:56 PM
Subject: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS


Problem penyatuan kelembagaan.

Saya kok masih sering merasa (moga-moga perasaan saya saja) mengapa orang
BPMIGAS selalu enggan disebut sebagai pegawai Dept. MIGAS ?
Apakah karena BPMIGAS dahulunya kebanyakan ex-pegawai Pertamina, sedangkan
Ditjen Migas hanyalah pegawai negeri. ?
Sehingga kesan saya adanya proses tarik-ulur dan saling tolak dalam hal
wewenang dan tanggung jawab. Penyatuan lembaga ini sangat penting tentunya.
Saya yang merasa di pihak luar kadangkala heran dan kebingungan dengan hal
yang seperti ini.

Saya sendiri menyadari. Reformasi (reform-perubahan) memang memerlukan waktu
tidak bisa instant, dan saya rasa proses penyatuan ini juga akan memakan
waktu. Tentunya diperlukan keterbukaan semua pihak yg terkait baik BPMIGAS,
Ditjen Migas serta kita-kita juga ketika berhubungan dengan pengusahaan
migas.

Saya rasa nantipun kalau sudah ada Badan Geologi Nasional juga akan memiliki
problem senada antara P3G, LIPI, Bakosurtanal, BMG dll kalau dilebur dalam
satu organisasi tunggal kebumian. Saya inget kang ADB dulu ketika ditawari
membidani BGN sangat ragu-ragu. Tetapi kalau melihat perkembangannya
sebenernya arah perubahan dan peleburan ini sudah menunjukkan kemajuan
bagus. Dan saya rasa sudah dalam track penyatuan yg tepat. Semoga

Saya hanya ingin belajar dari perubahan-perubahan seperti ini. Mungkin
rekan-rekan yang berkecimpung angsung bisa share
informations/knowledges/experiences dengan timbulnya penyatuan kelembagaan
di Indonesia ...

Mohon maaf bila tidak berkenan,
Salam,

RDP

On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:




-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai

2006-05-23 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Biodiesel tak punya komposisi seperti diesel/solar. Biodiesel nabati bukan 
diesel minyak bumi. Biodiesel tidak secara spontan meletup atau menyala dalam 
keadaan normal karena mempunyai titik bakar yang tinggi (150 deg C). Kalau 
bahan bakar diesel minyak bumi ('solar') titik bakarnya hanya 52 deg C. Memang 
energi dalam biodiesel 12 % lebih rendah dari diesel minyak bumi (petrodiesel), 
tetapi efisiensi pembakaran biodiesel lebih tinggi 7 %. Maka, menggunakan 
biodiesel akan menurunkan gerak torsi sampai 5 %, jelas ini berpengaruh ke 
keawetan mesin. Kalau petramax campur petrodiesel jelas merusak mesin akhirnya. 
Tapi petramax campur biodiesel lain hal. 

Kembali, hanya volumetrik yang terbatas adalah hambatan penggunaan biodiesel. 
Dari segi lain-lainnya biodiesel bisa lebih unggul dari fossil fuel. Rakyat pun 
bisa buat instalasi transesterifikasi sederhana untuk menghasilkan biodiesel 
dari kelapa sawit atau jarak pagar. Kalau buat bensin/solar kan butuh refinery 
besar.

Maka, tepatlah apa kata insinyur Jerman Rudolf Christian Karl Diesel hampir 100 
tahun lalu ketika ia memamerkan mesin bertenaga biodiesel pertama di dunia yang 
dijalankan dengan minyak kacang dan minyak perasan biji hemps (sejenis ganja). 
Ia meramalkan bahwa pemakaian minyak nabati sebagai bahan bakar akan semakin 
penting (der Gebrauch von Pflanzenol als Kraftstoff konnen im Laufe der 
Zeit). Dan, rasanya kita tengah menyaksikan ramalannya dipenuhi. 

Salam,
awang

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, May 23, 2006 12:41 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai

Apakah mencampur pertamax dengan diesel tidak merusak mesin ?
Sistem pembakaran diesel dengan premium jelas tidak sama kan ?

rdp

On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Abah,

 Biodisel tak mengenal angka oktan sebab tak ada makromolekul petroleum di
 dalamnya. Malah, yang dikenal angka setana (cetane number ISO 5165) untuk
 kandungan metil/etil ester-nya yang bisa berkisar dari 40 - 60 dari hasil
 proses pembuatan biodisel via transesterifikasi.

 Kalau dicampur, ya bergantung ke pencampurnya punya angka oktan berapa,
 pertamax berapa, super TT berapa, angka oktannya tetap seperti semula, tak
 berubah saat dicampur biodisel. Di Amerika, B20 adalah biodisel yang paling
 banyak dipakai. Saya pikir pertamax juga bisa dicampur biodisel.

 Salam,
 awang

 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, May 23, 2006 9:30 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai

 

   Sdrk Awang

   Berapa ya oktan-nya B10 dan B20 ?
   Untuk mobil mobil yang harus pakai pertamax biosa dipakai ndak ya?
   Maaf , saya tanya wong ndak tahu kok.

   Si-Abah

 
   Mas Anto,
 
  Mungkin sebaiknya disebut biodiesel, jangan biosolar nanti kesannya ada
  hubungannya dengan energi matahari (solar cell) walaupun kita tahu baik
  fossil fuel maupun bio fuel (seperti biodiesel) semuanya ya konversi
 dari
  energi Matahari.
 
  Biodisel dapat dicampur dengan fossil fuel sampai tingkat berapa pun.
  Seluruhnya biodiesel pun bisa (B100 namanya, tanpa campuran petroleum).
  Tetapi, karena volumetriknya yang masih sedikit (seperti kata Pak
  Koesoema), saat ini biasanya banyak digunakan B20 (20 % biodisel, 80 %
  petroleum).
 
  Soal proses sintesis kimiawi di antara mereka, blending tak masalah.
  Walaupun biodisel tak mengandung petroleum, free of sulfur dan aromatik,
  blending tetap berjalan makanya ada B10 atau B20.  Transesterifikasi
  vegetable oil (minyak sawit misalnya) + alkohol (etanol/metanol) +
 katalis
  hidroksida (NaOH atau KOH) untuk menghasilkan biodisel tak membuat
 proses
  blending dengan petroleum bermasalah, mungkin karena gliserol (gliserin)
  pada proses transesterifikasi tersebut telah terendapkan.
 
  Secara volumetrik memang pemakaiannya masih kecil. Di Amerika, tahun
 2005
  pemakaian biodisel hanya 75 juta galon (1,78 juta barrel) - jelas hampir
  tak ada artinya dengan pemakaian petroleum. Tetapi, biodisel sangat
  menjanjikan, terutama ia unggul di masalah kebersihan lingkungan.
 Blending
  dengan petroleum, paling tidak akan mengurangi emisi gas karbon dan
  greenhouse gas lainnya ke atmosfer. Itu dulu infonya.
 
  Salam,
  awang
 
  -Original Message-
  From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Sunday, May 21, 2006 1:49 AM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil
 
  Masalahnya dengan biodiesel adalah quantity, sampai berapa ribu barrel
  dapat
  diproduksikan per hektar/hari?
 
  - Original Message -
  From: Adriantos [EMAIL PROTECTED]
  To: IAGI Mailing iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Monday, May 22, 2006 3:15 AM
  Subject: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari 

Re: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS

2006-05-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Wah ... thanks Kang ADB.
Saya baru sedikit ngeh sekarang 
Jadi BPMIGAS dan Ditjen MIGAS itu ndak ada hubungan langsung ya ?

rdp

On 5/23/06, Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] wrote:


Vick,...
tentu saja orang BPMIGAS enggan disebut pegawai Departemen ESDM Ditjen
Migas, karena memang lembaganya beda. Masing2 bosnya (Pak Kardaya dan Pak
Purnomo) sama-sama langsung lapor ke Presiden. Kepala BPMIGAS tidak
melapor
ke Menteri ESDM (apalagi ke DitJen Migas).

Satu lagi Vick,.. kesanku: sampeyan mengidentik-kan reformasi dengan
penyatuan kelembagaan BPMIGAS dengan Ditjen MIGAS.
Fakta yang aku lihat justru: reformasi (baca: tuntutan IMF)
mengharuskan:
1. Pertamina dipisahkan dari fungsi MPS-nya
2. Pertamina diperlakukan sama dengan KPS-KPS lain
3. Fungsi MPS dilakukan oleh badan baru namanya BPMigas
4. Fungsi regulasi masih dilakukan oleh Ditjen Migas

salam

adb


From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, May 23, 2006 12:56 PM
Subject: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS


Problem penyatuan kelembagaan.

Saya kok masih sering merasa (moga-moga perasaan saya saja) mengapa orang
BPMIGAS selalu enggan disebut sebagai pegawai Dept. MIGAS ?
Apakah karena BPMIGAS dahulunya kebanyakan ex-pegawai Pertamina, sedangkan
Ditjen Migas hanyalah pegawai negeri. ?
Sehingga kesan saya adanya proses tarik-ulur dan saling tolak dalam hal
wewenang dan tanggung jawab. Penyatuan lembaga ini sangat penting
tentunya.
Saya yang merasa di pihak luar kadangkala heran dan kebingungan dengan
hal
yang seperti ini.

Saya sendiri menyadari. Reformasi (reform-perubahan) memang memerlukan
waktu
tidak bisa instant, dan saya rasa proses penyatuan ini juga akan memakan
waktu. Tentunya diperlukan keterbukaan semua pihak yg terkait baik
BPMIGAS,
Ditjen Migas serta kita-kita juga ketika berhubungan dengan pengusahaan
migas.

Saya rasa nantipun kalau sudah ada Badan Geologi Nasional juga akan
memiliki
problem senada antara P3G, LIPI, Bakosurtanal, BMG dll kalau dilebur dalam
satu organisasi tunggal kebumian. Saya inget kang ADB dulu ketika ditawari
membidani BGN sangat ragu-ragu. Tetapi kalau melihat perkembangannya
sebenernya arah perubahan dan peleburan ini sudah menunjukkan kemajuan
bagus. Dan saya rasa sudah dalam track penyatuan yg tepat. Semoga

Saya hanya ingin belajar dari perubahan-perubahan seperti ini. Mungkin
rekan-rekan yang berkecimpung angsung bisa share
informations/knowledges/experiences dengan timbulnya penyatuan
kelembagaan
di Indonesia ...

Mohon maaf bila tidak berkenan,
Salam,



How to win the game without breaking the rule -- make the new one !


RE: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS

2006-05-23 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Andang sudah menerangkan dengan benar. Memang, orang luar, apalagi yang 
baru berinvestasi di Indonesia suka bingung antara BPMIGAS dan MIGAS. Tetapi 
kedua badan ini sudah saling bagi-bagi tugas dengan baik. Hanya, memang masih 
suka ada yang keluar dari wewenangnya, tetapi itu bukan secaralembaga. Baik 
MIGAS maupun BPMIGAS melaksanaan fungsi pengawasan. Pengawasan oleh MIGAS untuk 
tujuan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pengawasan oleh BPMIGAS 
untuk tujuan ketaatan terhadap ketentuan Kontrak Kerja Sama. 

Salam,
Awang

-Original Message-
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, May 23, 2006 1:06 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS

Vick,...
tentu saja orang BPMIGAS enggan disebut pegawai Departemen ESDM Ditjen 
Migas, karena memang lembaganya beda. Masing2 bosnya (Pak Kardaya dan Pak 
Purnomo) sama-sama langsung lapor ke Presiden. Kepala BPMIGAS tidak melapor 
ke Menteri ESDM (apalagi ke DitJen Migas).

Satu lagi Vick,.. kesanku: sampeyan mengidentik-kan reformasi dengan 
penyatuan kelembagaan BPMIGAS dengan Ditjen MIGAS.
Fakta yang aku lihat justru: reformasi (baca: tuntutan IMF) mengharuskan:
1. Pertamina dipisahkan dari fungsi MPS-nya
2. Pertamina diperlakukan sama dengan KPS-KPS lain
3. Fungsi MPS dilakukan oleh badan baru namanya BPMigas
4. Fungsi regulasi masih dilakukan oleh Ditjen Migas

salam

adb


From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, May 23, 2006 12:56 PM
Subject: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS


Problem penyatuan kelembagaan.

Saya kok masih sering merasa (moga-moga perasaan saya saja) mengapa orang
BPMIGAS selalu enggan disebut sebagai pegawai Dept. MIGAS ?
Apakah karena BPMIGAS dahulunya kebanyakan ex-pegawai Pertamina, sedangkan
Ditjen Migas hanyalah pegawai negeri. ?
Sehingga kesan saya adanya proses tarik-ulur dan saling tolak dalam hal
wewenang dan tanggung jawab. Penyatuan lembaga ini sangat penting tentunya.
Saya yang merasa di pihak luar kadangkala heran dan kebingungan dengan hal
yang seperti ini.

Saya sendiri menyadari. Reformasi (reform-perubahan) memang memerlukan waktu
tidak bisa instant, dan saya rasa proses penyatuan ini juga akan memakan
waktu. Tentunya diperlukan keterbukaan semua pihak yg terkait baik BPMIGAS,
Ditjen Migas serta kita-kita juga ketika berhubungan dengan pengusahaan
migas.

Saya rasa nantipun kalau sudah ada Badan Geologi Nasional juga akan memiliki
problem senada antara P3G, LIPI, Bakosurtanal, BMG dll kalau dilebur dalam
satu organisasi tunggal kebumian. Saya inget kang ADB dulu ketika ditawari
membidani BGN sangat ragu-ragu. Tetapi kalau melihat perkembangannya
sebenernya arah perubahan dan peleburan ini sudah menunjukkan kemajuan
bagus. Dan saya rasa sudah dalam track penyatuan yg tepat. Semoga

Saya hanya ingin belajar dari perubahan-perubahan seperti ini. Mungkin
rekan-rekan yang berkecimpung angsung bisa share
informations/knowledges/experiences dengan timbulnya penyatuan kelembagaan
di Indonesia ...

Mohon maaf bila tidak berkenan,
Salam,

RDP

On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


-- 
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006
 

-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006
 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: 

Re: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS

2006-05-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Pak Awang,
Kalau kantor perwakilan BPMIGAS yang ada di Sumatra Utara, Sumatra Selatan,
Kalimantan/Sulawesi dan Maluku ini juga dibawah BPMIGAS ?
Apakah ada padanannya dengan yg sebelumnya (jaman BPPKA) ?

rdp

On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:


Pak Andang sudah menerangkan dengan benar. Memang, orang luar, apalagi
yang baru berinvestasi di Indonesia suka bingung antara BPMIGAS dan MIGAS.
Tetapi kedua badan ini sudah saling bagi-bagi tugas dengan baik. Hanya,
memang masih suka ada yang keluar dari wewenangnya, tetapi itu bukan
secaralembaga. Baik MIGAS maupun BPMIGAS melaksanaan fungsi pengawasan.
Pengawasan oleh MIGAS untuk tujuan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan. Pengawasan oleh BPMIGAS untuk tujuan ketaatan terhadap
ketentuan Kontrak Kerja Sama.

Salam,
Awang


[iagi-net-l] Pemerintah stop briket Batubara

2006-05-23 Terurut Topik Widoyo Sadi Atmanto
Belum lama pemerintah mencanangkan penggunaan briket batubara untuk energi 
alternatif pengganti minyak tanah, hal tsb mengingat tingginya harga minyak 
dunia waktu itu  60$ perbarrel, bahkan dengan mantap pemerintah mencanangkan 
program pembuatan 1 juta kompor briket batubara untuk rumah tangga, setelah 
harga minyak dunia turun gaung tsb HILANG. Sekarang setelah harga minyak 
kembali naik tajam  70$ perbarrel. pemerintah berniat mengurangi konsumsi 
minyak tanah dengan elpiji dgn program mengganti kompor minyak tanah dgn kompor 
elpiji (terutama di jakarta) dan menstop program briket batubara dengan alasan 
kesehatan (Koran Tribun Samarinda 17 mei 2006) Tentu saja hal itu sangat 
mengagetkan pengrajin kompor briket batubara. Pada waktu pameran briket 
batubara yg dibuka RI 1 di kemayoran bulan Oktober tahun kemarin yang diwarnai 
dengan demo memasak menggunakan briket batubara, bahu belerang dan abu yg 
menyesakkan sudah dirasakan pengunjung pameran. Sepertinya sebelum pencanangan 
program tsb  tdk ada studi sebelumnya atau pura-pura tidak tahu??? akankah 
program kompor elpiji di jakarta akan bernasib sama


With kind regards,

Widoyo
Geologist
PT Carsurin
Tel (62-21) 654 0425
Fax (62-21) 654 0418


RE: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS

2006-05-23 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Rovicky,

Kantor Perwakilan BPMIGAS di daerah (Pekanbaru, Palembang, Balikpapan, Sorong) 
untuk wilayah2 yang diwakili (Sumbagut-Natuna-Sumbagteng, Sumbagsel, 
Kalimantan-Sulawesi, Papua-Maluku; urusan Jawa cukup dari kantor pusat) adalah 
jelas di bawah BPMIGAS. Kepala Perwakilan melapor ke Ka. Divisi Eksternal 
BPMIGAS.

Pada zaman sebelumnya (Pertamina BKKA, Pertamina BPPKA, Pertamina MPS) tidak 
ada padanannya. Dibentuk karena semakin banyak urusan2 di daerah yang 
berhubungan dengan otonomi daerah. Chevron di Sumatra Tengah dalam pembebasan 
lahan bisa minta bantuan BPMIGAS di Pekanbaru. Medco di Sumbagsel bisa minta 
bantuan BPMIGAS di Palembang. Vico di Kaltim bisa minta bantuan BPMIGAS di 
Balikpapan. Kufpec atau Kalrez di Seram bisa minta bantuan BPMIGAS di Sorong. 
Pemda setempat dan DPRD pun sering berhubungan dengan perwakilan2 BPMIGAS ini.

Sudah berjalan sekitar 3-4 tahun ini, saya pikir cukup efektif pembentukan 
perwakilan2 ini.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, May 23, 2006 1:44 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS

Pak Awang,
Kalau kantor perwakilan BPMIGAS yang ada di Sumatra Utara, Sumatra Selatan,
Kalimantan/Sulawesi dan Maluku ini juga dibawah BPMIGAS ?
Apakah ada padanannya dengan yg sebelumnya (jaman BPPKA) ?

rdp

On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Andang sudah menerangkan dengan benar. Memang, orang luar, apalagi
 yang baru berinvestasi di Indonesia suka bingung antara BPMIGAS dan MIGAS.
 Tetapi kedua badan ini sudah saling bagi-bagi tugas dengan baik. Hanya,
 memang masih suka ada yang keluar dari wewenangnya, tetapi itu bukan
 secaralembaga. Baik MIGAS maupun BPMIGAS melaksanaan fungsi pengawasan.
 Pengawasan oleh MIGAS untuk tujuan ketaatan terhadap peraturan
 perundang-undangan. Pengawasan oleh BPMIGAS untuk tujuan ketaatan terhadap
 ketentuan Kontrak Kerja Sama.

 Salam,
 Awang

-- 
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006
 

-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006
 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM

2006-05-23 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata

Pak Luthfi:
Sebetulnya prinsip undivided interest yang diberlakukan Pertamina itu apakah 
berbentuk UU, Keputusan Menteri atau dalam bentuk apa?
SEbetulnya prinsip ini merugikan daerah yang seluruh arealnya hanya ada 
lapangan2 minyak Pertamina, seperti contohnya Jabar. BUMD tidak bisa ikut 
participating interest 10% yang tercantum dalam UU Migas.
Masalah keuangan saya kira bisa diatur untuk bagian yang difarm-outkan itu. 
Aturan itu kan dibikin manusia.

Wassalam


- Original Message - 
From: [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, May 23, 2006 9:56 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM



Pak Koesoema


 Gini lho , pan PSC itu diilhami oleh sistim paro-nya pengelolaan sawah,
 jadi tergantung sawahnya milik siapa , juga kalau panen-nya gagal ya
 yang punya sawah ndak dapat apa apa.
 Dalam case OTODA peilik sawah ada dua yaitu NKRI dan Pem Kab.
 Jadi 10 % participating interest itu kan hanya berlaku pada tahapan
 produksi, untuk PemKab.
 Jadi tergantung dikabupaten mana lapangan minyak itu berada , kalau adai
 nya di kabupaten A , ya yang berhak 10 % adalah Kabupaten A.
 Nah memang menghitung-nya menjadi sangat sulit , karena yang dibagikan
 net revenue.
 Untuk KPS yang daerah-nya relatif kecil saja tetapi dengan lapangan
 yang berada dibeberapa kabupaten sudah sulit.
 Dapat dibayangkan bagaimana sulit-nya PTM yang blok-nya berada
 dibeberapa   propinsi , dan laporan keuangan-nya
 harus dikonsolidasikan dulu di - PTM - EP -JKT, baru kemudian dibebankan
 ke-masing2 Unit Bisnis.
 Padahal PemKab tentunya ingin cepat cepat mendapatkan uangnya agar dapat
 dipakai membangun Daerah.

 Saya bukan orang KEU , tetapi kebayang lieur-nya ya ?

 Si-Abah.

_



 Pak Luthfi:

Jika prinsip undivided interest berlaku untuk Pertamina, bagaimana
apakah
Pertamina berkewajiban untuk menawarkan 10% interest-nya pada BUMD
(daerah)
sebagaimana dalam UU Migas pasal 22 yang berlaku untuk PSC? Karena tentu
Wilayah Kerja Pertamina meliputi banyak propinsi dan kabupaten!.
RPK
- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, May 22, 2006 9:50 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM




 Pak Koesoema

 Memang kalau kita lihat dari kacamata pwerusahaan minyak / PSC yang
 normal , adalah aneh bahwa PTM tidak boleh farm -out.

 Hal ini terjadi sebagai akibat sifat PTM (berdasarkan PP - nya
berangkali)
 yang dianggap samadengan PSC kecuali split-nya.
 Sampai sini dulu saya bertanya : Apakah memang harus disamakan ?
 Apakah akan ada yang protes kalau diberikan sedikit dispensasi (lha
wong
 PTM punya negara , artinya mau untung seberapa banyak ya untung-nya
buat
 negara dan dimanfaatkan untuk rakyat.

 Karena disamakan maka WKP-nya akan dan hanya SATU.
 Akibat-nya  ?
 Ya , seperti kata Pak Lufthi itu , kalau fatm - out ya harus seluruh
WKP.
 Praktek-nya bagaimana ya ? Wong daerah-nya begitu besar , dibeberapa
 cekungan , dengan berbagai tingkat risiko, tingkat operasi (ada
lapangan
 yang baru diketemukan , ada yang sudah jadi brown - field).
 Jadi kalau mau farm - in / farm -out , bagaimana menghitung perjanjian
 bisnis-nya ya ?

 Jadi akhirnya PTM milih saja sitim KSO, tentunya akan sedikit sulit
bagi
 para calon mitra , karena seperti kata Pak Kusuma  namanya ya tetap
sajal
 PTM. Padahal untuk public company nama-nya tercantum merupakan hal yang
 penting.

 Menurut saya Pemerintah pake saja saerian A mild yaitu  Kalau bisa
 dibikin mudah mengapa dibukin susah and`Tanya kenapa ?.

 Jadi Pemerintah harus berani memberikan perlakuan khusus kpd PTM
 al. boleh memisahkan sebagian daerah-nya untuk melakukan deal-bisnis,
 apapun bentuknya , sepanjang itu akan memberikan kontribusi positip
bagi
 PTM.

 Dalam hal sudah terjadi kerja-sama dengan fihak ketiga , maka daerah
 diperlakukan sebagai satu blok tersendiri , dan melaporkan
aktifitas-nya
 sebagai KKKS`kepada BP-Migas .TETAPI MASIH TETAP MENJADI DAERAH WKP
PERTA-
 MINA.

 Perlakuan/aturan akuntansi migas-nya tentu harus dseselaraskan , akan
 tetapi menurut pendapat saya Pemerintah akan  dapat bagian sesuai
 dengan aturan yg berlaku saat ini.

 Pendapatan Pertamina dari kerja sama , dimasukan kembali ke PTM tetapi
 harus suda bebas pajak.

 Jadi pada dasar-nya kak boleh memecah interest-nya , maka akan sulit
 bagi - PTM untuk mengembangkan diri.
 Dus , yang jadi kunci adalah mau apa tidak Pemerintah memberikan
 hak kepada PTM untuk memecah-mecah porto folio berdasarkan kepentingan
 bisnis-nya ?

 Si - Abah

___












 Ini sekedar wacana (provokasi) saja mengenai KSO. Saya harap tulisan
ini

dapat menuai diskusi



Jika Pemerintah ingin membesarkan Pertamina dan tidak meng-anak-tirikan
 anak
kandungnya sendiri walaupun pernah nakal, maka Pertamina harus
diperlakukan
sebagai PSC lainnya sehingga dapat bersaing dengan sehat.

Pertama-tama prinsip 'undivided interest tidak 

Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil

2006-05-23 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata

Liter Per hektar per hari atau liter per hektar per tahun?
RPK

- Original Message - 
From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, May 23, 2006 11:52 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil


Dari sekitar 25 jenis tanaman yang diketahui mengandung minyak, apa daya 
kelapa sawitlah yang paling besar kandungan minyaknya. Kandungan minyaknya 
per hektar adalah 8950 liter (setara dengan 635 US gallon/acre). Jarak ? 
Ia hanya 892 liter/ha. Kelapa ? - 2689 liter/ha. Alpokat ? - 2638 
liter/ha.


Maka terpaksalah kelapa sawit yang paling potensial untuk jadi biodisel. 
Semua tanaman berminyak itu bisa jadi biodisel dengan proses 
transesterifikasi.


Hanya, tetap saja jauh lebih kecil dibandingkan bahan bakar fosil. Atau 
kita mau tanami pulau2 kosong di Indonesia dengan kelapa sawit...Ayo ah 
kita seriusi dulu eksplorasi minyak kita, itu tantangan kita bersama.


Salam,
awang

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, May 23, 2006 8:49 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil

On 5/23/06, [EMAIL PROTECTED] 
[EMAIL PROTECTED] wrote:


apa enggak didiskusikan dulu dengan para pakar di IPB?
sehingga pemilihan tanaman yang tepat bisa lebih bermanfaat bagi semua..



Jangan kawatir Ferdi,
SBY juga alumni IPB kok  :p

RDP

--
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006


--
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil

2006-05-23 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Koesoema,

Tak ada fungsi waktu Pak, itu kandungan saat tiap panen, jadi bisa berbeda-beda 
untuk tiap tanaman. Misalnya pohon jarak pagar, ia butuh waktu lima bulan 
sampai buahnya bisa dipetik dan minyak bisa diekstraksi dari bijinya. Maka 
untuk pohon jarak katakanlah 892 liter/ha/5 bulan. Tetapi periode per panen ini 
bisa berbeda-beda bergantung kepada kapan saat produktivitas puncak dicapai. 
Pohon jarak sangat produktif ketika tanaman berumur 5 tahun. Panen bisa setiap 
 5 bulan. Dan, pohon jarak masih bisa produktif sampai umurnya 50 tahun.

Salam,
awang

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, May 22, 2006 1:59 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil

Liter Per hektar per hari atau liter per hektar per tahun?
RPK

- Original Message - 
From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, May 23, 2006 11:52 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil


 Dari sekitar 25 jenis tanaman yang diketahui mengandung minyak, apa daya 
 kelapa sawitlah yang paling besar kandungan minyaknya. Kandungan minyaknya 
 per hektar adalah 8950 liter (setara dengan 635 US gallon/acre). Jarak ? 
 Ia hanya 892 liter/ha. Kelapa ? - 2689 liter/ha. Alpokat ? - 2638 
 liter/ha.

 Maka terpaksalah kelapa sawit yang paling potensial untuk jadi biodisel. 
 Semua tanaman berminyak itu bisa jadi biodisel dengan proses 
 transesterifikasi.

 Hanya, tetap saja jauh lebih kecil dibandingkan bahan bakar fosil. Atau 
 kita mau tanami pulau2 kosong di Indonesia dengan kelapa sawit...Ayo ah 
 kita seriusi dulu eksplorasi minyak kita, itu tantangan kita bersama.

 Salam,
 awang

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, May 23, 2006 8:49 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil

 On 5/23/06, [EMAIL PROTECTED] 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 apa enggak didiskusikan dulu dengan para pakar di IPB?
 sehingga pemilihan tanaman yang tepat bisa lebih bermanfaat bagi semua..


 Jangan kawatir Ferdi,
 SBY juga alumni IPB kok  :p

 RDP

 -- 
 No virus found in this incoming message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006


 -- 
 No virus found in this outgoing message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006


 -
 -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 -  Call For Papers until 26 May 2006
 -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -

 


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


-- 
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006
 

-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006
 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota 

Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai

2006-05-23 Terurut Topik B. Pujasmadi
Dicampur sih bisa, tapi tidak untuk dijadikan bahan bakar mesin.
  Untuk mesin bahan bakar gasolin, umumnya pakai angka oktan kisaran 88-95. 
Mesin diesel umumnya angka setan 40-55. Biodisel B100 yang bisa dijadikan bahan 
bakar mesin disyaratkan punya angka setan 47 (USA). Semakin kecil angka setan 
semakin susah meledak, sebaliknya semakin kecil angka oktan semakin mudah 
meledak kalau dikenai kompresi.
   
  Dengan kata lain angka oktan dan angka setan berbanding terbalik. Semakin 
tinggi angka setan, maka semakin rendah angka oktan. Setan 100 = normal alkane= 
Oktan 0, sedangkan octane 100=iso alkane=setan 15.
   
  Mesin bahan bakar bensin memerlukan bahan bakar yang sulit meledak biar 
kompresinya bisa lebih tinggi, kalau meledak sebelum busi menyala akan terjadi 
ngelitik. Sebaliknya, mesin disel tidak pakai busi, mengandalkan kompresi untuk 
membakar bahan bakar, sehingga perlu bahan bakar yang mudah meledak pada 
kompresi yang rendah.
   
  Nah kalau gasoline dicampur biodisel angka octane akan turun. Pencampur 
gasolin biasanya jenis etanol/alkohal, namanya menjadi gasohol.
   
  Salam
  Pujas
   
  
Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Apakah mencampur pertamax dengan diesel tidak merusak mesin ?
Sistem pembakaran diesel dengan premium jelas tidak sama kan ?

rdp

On 5/23/06, Awang Harun Satyana wrote:

 Abah,

 Biodisel tak mengenal angka oktan sebab tak ada makromolekul petroleum di
 dalamnya. Malah, yang dikenal angka setana (cetane number ISO 5165) untuk
 kandungan metil/etil ester-nya yang bisa berkisar dari 40 - 60 dari hasil
 proses pembuatan biodisel via transesterifikasi.

 Kalau dicampur, ya bergantung ke pencampurnya punya angka oktan berapa,
 pertamax berapa, super TT berapa, angka oktannya tetap seperti semula, tak
 berubah saat dicampur biodisel. Di Amerika, B20 adalah biodisel yang paling
 banyak dipakai. Saya pikir pertamax juga bisa dicampur biodisel.

 Salam,
 awang

 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, May 23, 2006 9:30 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai

 

 Sdrk Awang

 Berapa ya oktan-nya B10 dan B20 ?
 Untuk mobil mobil yang harus pakai pertamax biosa dipakai ndak ya?
 Maaf , saya tanya wong ndak tahu kok.

 Si-Abah

 
 Mas Anto,
 
  Mungkin sebaiknya disebut biodiesel, jangan biosolar nanti kesannya ada
  hubungannya dengan energi matahari (solar cell) walaupun kita tahu baik
  fossil fuel maupun bio fuel (seperti biodiesel) semuanya ya konversi
 dari
  energi Matahari.
 
  Biodisel dapat dicampur dengan fossil fuel sampai tingkat berapa pun.
  Seluruhnya biodiesel pun bisa (B100 namanya, tanpa campuran petroleum).
  Tetapi, karena volumetriknya yang masih sedikit (seperti kata Pak
  Koesoema), saat ini biasanya banyak digunakan B20 (20 % biodisel, 80 %
  petroleum).
 
  Soal proses sintesis kimiawi di antara mereka, blending tak masalah.
  Walaupun biodisel tak mengandung petroleum, free of sulfur dan aromatik,
  blending tetap berjalan makanya ada B10 atau B20. Transesterifikasi
  vegetable oil (minyak sawit misalnya) + alkohol (etanol/metanol) +
 katalis
  hidroksida (NaOH atau KOH) untuk menghasilkan biodisel tak membuat
 proses
  blending dengan petroleum bermasalah, mungkin karena gliserol (gliserin)
  pada proses transesterifikasi tersebut telah terendapkan.
 
  Secara volumetrik memang pemakaiannya masih kecil. Di Amerika, tahun
 2005
  pemakaian biodisel hanya 75 juta galon (1,78 juta barrel) - jelas hampir
  tak ada artinya dengan pemakaian petroleum. Tetapi, biodisel sangat
  menjanjikan, terutama ia unggul di masalah kebersihan lingkungan.
 Blending
  dengan petroleum, paling tidak akan mengurangi emisi gas karbon dan
  greenhouse gas lainnya ke atmosfer. Itu dulu infonya.
 
  Salam,
  awang
 
  -Original Message-
  From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Sunday, May 21, 2006 1:49 AM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil
 
  Masalahnya dengan biodiesel adalah quantity, sampai berapa ribu barrel
  dapat
  diproduksikan per hektar/hari?
 
  - Original Message -
  From: Adriantos 
  To: IAGI Mailing 
  Sent: Monday, May 22, 2006 3:15 AM
  Subject: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil
 
 
  Dear IAGI,
 
  Saya lihat di TV tentang biosolar yang sudah diperkenalkan di Jakarta
  (sudah ada 4 stasiun BBM yang menyediakan biosolar) Hal itu sangat
  menarik, terutama dikaitkan dengan penghematan pemakaian minyak fossil.
 
  Adakah diantara rekan-rekan yang bisa memberikan penerangan lebih jauh
  tentang itu : bagaimana perbandingannya campurannya antara biodisel
  (dari
  palmoil) dengan petroleum dieselnya (menurut BPPT bisa dicampur sampai
  10%
  ??) dan apakah ada yang tahu mengenai synthesis reactionnya?
 
  Mas Awang, mas Rovicky, dan pakar 

Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai

2006-05-23 Terurut Topik Adriantos
Mas Awang, terimakasih banyak atas pencerahannya.
  anto

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Apakah mencampur pertamax dengan diesel tidak merusak mesin ?
Sistem pembakaran diesel dengan premium jelas tidak sama kan ?

rdp

On 5/23/06, Awang Harun Satyana wrote:

 Abah,

 Biodisel tak mengenal angka oktan sebab tak ada makromolekul petroleum di
 dalamnya. Malah, yang dikenal angka setana (cetane number ISO 5165) untuk
 kandungan metil/etil ester-nya yang bisa berkisar dari 40 - 60 dari hasil
 proses pembuatan biodisel via transesterifikasi.

 Kalau dicampur, ya bergantung ke pencampurnya punya angka oktan berapa,
 pertamax berapa, super TT berapa, angka oktannya tetap seperti semula, tak
 berubah saat dicampur biodisel. Di Amerika, B20 adalah biodisel yang paling
 banyak dipakai. Saya pikir pertamax juga bisa dicampur biodisel.

 Salam,
 awang

 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, May 23, 2006 9:30 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai

 

 Sdrk Awang

 Berapa ya oktan-nya B10 dan B20 ?
 Untuk mobil mobil yang harus pakai pertamax biosa dipakai ndak ya?
 Maaf , saya tanya wong ndak tahu kok.

 Si-Abah

 
 Mas Anto,
 
  Mungkin sebaiknya disebut biodiesel, jangan biosolar nanti kesannya ada
  hubungannya dengan energi matahari (solar cell) walaupun kita tahu baik
  fossil fuel maupun bio fuel (seperti biodiesel) semuanya ya konversi
 dari
  energi Matahari.
 
  Biodisel dapat dicampur dengan fossil fuel sampai tingkat berapa pun.
  Seluruhnya biodiesel pun bisa (B100 namanya, tanpa campuran petroleum).
  Tetapi, karena volumetriknya yang masih sedikit (seperti kata Pak
  Koesoema), saat ini biasanya banyak digunakan B20 (20 % biodisel, 80 %
  petroleum).
 
  Soal proses sintesis kimiawi di antara mereka, blending tak masalah.
  Walaupun biodisel tak mengandung petroleum, free of sulfur dan aromatik,
  blending tetap berjalan makanya ada B10 atau B20. Transesterifikasi
  vegetable oil (minyak sawit misalnya) + alkohol (etanol/metanol) +
 katalis
  hidroksida (NaOH atau KOH) untuk menghasilkan biodisel tak membuat
 proses
  blending dengan petroleum bermasalah, mungkin karena gliserol (gliserin)
  pada proses transesterifikasi tersebut telah terendapkan.
 
  Secara volumetrik memang pemakaiannya masih kecil. Di Amerika, tahun
 2005
  pemakaian biodisel hanya 75 juta galon (1,78 juta barrel) - jelas hampir
  tak ada artinya dengan pemakaian petroleum. Tetapi, biodisel sangat
  menjanjikan, terutama ia unggul di masalah kebersihan lingkungan.
 Blending
  dengan petroleum, paling tidak akan mengurangi emisi gas karbon dan
  greenhouse gas lainnya ke atmosfer. Itu dulu infonya.
 
  Salam,
  awang
 
  -Original Message-
  From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Sunday, May 21, 2006 1:49 AM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil
 
  Masalahnya dengan biodiesel adalah quantity, sampai berapa ribu barrel
  dapat
  diproduksikan per hektar/hari?
 
  - Original Message -
  From: Adriantos 
  To: IAGI Mailing 
  Sent: Monday, May 22, 2006 3:15 AM
  Subject: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil
 
 
  Dear IAGI,
 
  Saya lihat di TV tentang biosolar yang sudah diperkenalkan di Jakarta
  (sudah ada 4 stasiun BBM yang menyediakan biosolar) Hal itu sangat
  menarik, terutama dikaitkan dengan penghematan pemakaian minyak fossil.
 
  Adakah diantara rekan-rekan yang bisa memberikan penerangan lebih jauh
  tentang itu : bagaimana perbandingannya campurannya antara biodisel
  (dari
  palmoil) dengan petroleum dieselnya (menurut BPPT bisa dicampur sampai
  10%
  ??) dan apakah ada yang tahu mengenai synthesis reactionnya?
 
  Mas Awang, mas Rovicky, dan pakar lainnya, mungkin bisa memberikan
  pencerahan?
 
  Thanks and regard,
  S. Adrianto
 
 
 
  -
  Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low
  rates.
 
 
  -
  - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
  - Call For Papers until 26 May 2006
  - Submit to: [EMAIL PROTECTED]
  -
  To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
  To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
  Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
  Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
  Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
  No. Rek: 123 0085005314
  Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
  Bank BCA KCP. Manara Mulia
  No. Rekening: 255-1088580
  A/n: Shinta Damayanti
  IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
  IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
  

[iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna

2006-05-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Pak Awang juga temen yg lain.
.
Adakah publikasi tentang dua sumur ini Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna
East Natuna hanya ada satu lapangan gas raksasa D-Alpha. Namun ada sumur
terdekatnya yg ada minyaknya (Bursa-1X). Apakah memang di EAST Natuna ada
indikasi juga generate minyak selain gas ?

Thanks for sharing info

RDP


RE: [iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna

2006-05-23 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Rovicky,

Rasanya kita dulu pernah diskusi Bursa-1X ya di IAGI-net, entah sudah terarsip 
atau belum. Data saya yang siap hanya menunjukkan Bursa-1X dibor Agip SPA tahun 
1978 dengan TD 12,548 ft dan menemukan minyak dan gas yang sub-ekonomik. Sumur 
Cyprea-1X (di data saya Cybraca-1X ?) dibor oleh Agip juga pada tahun yang sama 
dengan TD 6816 ft dan kering. Data tambahan yang lebih lengkap bisa digali 
lagi, hanya harus dicari dulu.

Temuan minyak dan gas di Bursa-1X harus kita lihat dulu apa minyaknya, kalau ia 
light oil atau condensate tentu tak akan terlalu mengherankan sebab dua jenis 
minyak ringan ini sering berasosiasi dengan thermogenic gas. Sebab, temuan lain 
di East Natuna (D-Alpha, AP, AV, Banteng, Sokang semuanya gas). 

Peluang untuk menghasilkan minyak di East Natuna saya pikir masih ada. Top oil 
window dan gas window dari selatan ke utara semakin naik, mungkin karena 
semakin mendekati tinggian West Luconia. Formasi Arang di wilayah Bursa saat 
ini ada di top of oil window. Sedangkan, gas di Natuna D-Alpha berasal dari 
suatu kitchen sedalam 5000 meter di tenggaranya yang diisi oleh pre-Gabus 
source yang terrestrial (gas prone by source facies, juga karena thermal 
history-nya). Menuju ke utara ke dekat Bursa, di kedalaman 2000 meter saja 
sudah di tengah oil window. Marine deposits Lower Arang atau bagian atas Gabus 
dan Barat shales saya pikir bisa punya kerogen type-II yang oil-prone, dan juga 
thermal history-nya mendukung.

Publikasi East Natuna Basin termasuk langka, tidak seperti West Natuna. Mungkin 
bisa dimulai dengan Dunn et al. (Proceedings IPA, 1996) : Application of 
Geoscience Technology in a Geologic Study of the Natuna Gas Field

Salam,
awang

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, May 23, 2006 3:04 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna

Pak Awang juga temen yg lain.
.
Adakah publikasi tentang dua sumur ini Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna
East Natuna hanya ada satu lapangan gas raksasa D-Alpha. Namun ada sumur
terdekatnya yg ada minyaknya (Bursa-1X). Apakah memang di EAST Natuna ada
indikasi juga generate minyak selain gas ?

Thanks for sharing info

RDP

-- 
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006
 

-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006
 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM

2006-05-23 Terurut Topik yrsnki


  Ndang

  Benar , koreksi anda mengenai Net revenue , terima kasih.
  Apa bedanya menawarkan PI kepada BUMD pasal 34 dengan Indonesia PI
  yang tertulis dalam PSC yang lama ?
  Dalam hal Kontrak PSC-nya menyebutkan demikian apakah penawaran kpd
  BUMD juga tetap berlaku ?
  Memang ada bedanya ,yaitu pada sistim IPI , keikutsertaan , harus
  dinyatakan pada first expl well yang sukses.Jadi resiko masih besar.

  Si-Abah

__



  Kang Abah,... sedikit koreksi:
 - Yang dituliskan dalam bagian argumen Kang Yanto ttg pembagian dg daerah
 berdasarkan net-revenue itu adalah prinsip-prinsip dalam PKPD (Pembagian
 Keuangan Pusat-Daerah) yang diatur dalam UU25/1999 dan UU33/2004. Hal tsb
 berbeda dengan esensi-mekanisme 10% Participating Interest dalam kontrak
 PSC
 yang diatur dalam UU22/2001 dan dijelaskan dalam PP35/2004 dan PP34/2005.
 - Kalau aturan yang pertama berhubungan dengan urusan keuangan
 pemerintahan
 (pusat-daerah), aturan yang kedua berkaitan dengan aturan bisnis-to-bisnis
 antara PSC dengan BUMD -- yaitu aturan yang memungkinkan
 BUMD/Perusda/Koperasi di daerah farm-in/share-in didalam suatu blok PSC
 apabila blok tersebut dinyatakan komersial.
 - Dengan (masih) adanya konsolidasi (keuangan) seluruh Blok Pertamina,
 memang akan menjadi sedikit tricky untuk menghitung-hitung harga 10% PI
 tersebut, baik untuk membayar exploration cost yang sudah dikeluarkan,
 maupun nantinya untuk membayar cash-call-nya block tersebut.
 - Mudah-mudahan Bapak-bapak kita di BPMigas  Ditjen Migas dalam waktu
 dekat
 mampu untuk membuat terobosan-terobosan sedemikian rupa sehingga masalah
 konsolidasi dan 10%PI tsb bisa segera dipecahkan, dan Perusahaan2 Daerah
 yang bergerak di bidang Migas akan makin banyak dan semakin professional.

 Selamat berjuang

 Salam

 Andang Bachtiar
 FKDPM


 - Original Message -
 From: [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tuesday, May 23, 2006 9:56 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM


 Pak Koesoema

  Gini lho , pan PSC itu diilhami oleh sistim paro-nya pengelolaan sawah,
  jadi tergantung sawahnya milik siapa , juga kalau panen-nya gagal ya
  yang punya sawah ndak dapat apa apa.
  Dalam case OTODA peilik sawah ada dua yaitu NKRI dan Pem Kab.
  Jadi 10 % participating interest itu kan hanya berlaku pada tahapan
  produksi, untuk PemKab.
  Jadi tergantung dikabupaten mana lapangan minyak itu berada , kalau
 adai
  nya di kabupaten A , ya yang berhak 10 % adalah Kabupaten A.
  Nah memang menghitung-nya menjadi sangat sulit , karena yang dibagikan
  net revenue.
  Untuk KPS yang daerah-nya relatif kecil saja tetapi dengan lapangan
  yang berada dibeberapa kabupaten sudah sulit.
  Dapat dibayangkan bagaimana sulit-nya PTM yang blok-nya berada
  dibeberapa   propinsi , dan laporan keuangan-nya
  harus dikonsolidasikan dulu di - PTM - EP -JKT, baru kemudian
 dibebankan
  ke-masing2 Unit Bisnis.
  Padahal PemKab tentunya ingin cepat cepat mendapatkan uangnya agar
 dapat
  dipakai membangun Daerah.

  Saya bukan orang KEU , tetapi kebayang lieur-nya ya ?

  Si-Abah.

 _



  Pak Luthfi:
 Jika prinsip undivided interest berlaku untuk Pertamina, bagaimana
 apakah
 Pertamina berkewajiban untuk menawarkan 10% interest-nya pada BUMD
 (daerah)
 sebagaimana dalam UU Migas pasal 22 yang berlaku untuk PSC? Karena
 tentu
 Wilayah Kerja Pertamina meliputi banyak propinsi dan kabupaten!.
 RPK
 - Original Message -
 From: [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Monday, May 22, 2006 9:50 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM


 
  Pak Koesoema

  Memang kalau kita lihat dari kacamata pwerusahaan minyak / PSC yang
  normal , adalah aneh bahwa PTM tidak boleh farm -out.

  Hal ini terjadi sebagai akibat sifat PTM (berdasarkan PP - nya
 berangkali)
  yang dianggap samadengan PSC kecuali split-nya.
  Sampai sini dulu saya bertanya : Apakah memang harus disamakan ?
  Apakah akan ada yang protes kalau diberikan sedikit dispensasi (lha
 wong
  PTM punya negara , artinya mau untung seberapa banyak ya untung-nya
 buat
  negara dan dimanfaatkan untuk rakyat.

  Karena disamakan maka WKP-nya akan dan hanya SATU.
  Akibat-nya  ?
  Ya , seperti kata Pak Lufthi itu , kalau fatm - out ya harus seluruh
 WKP.
  Praktek-nya bagaimana ya ? Wong daerah-nya begitu besar , dibeberapa
  cekungan , dengan berbagai tingkat risiko, tingkat operasi (ada
 lapangan
  yang baru diketemukan , ada yang sudah jadi brown - field).
  Jadi kalau mau farm - in / farm -out , bagaimana menghitung
 perjanjian
  bisnis-nya ya ?

  Jadi akhirnya PTM milih saja sitim KSO, tentunya akan sedikit sulit
 bagi
  para calon mitra , karena seperti kata Pak Kusuma  namanya ya tetap
 sajal
  PTM. Padahal untuk public company nama-nya tercantum merupakan hal
 yang
  penting.

  Menurut saya Pemerintah pake saja saerian A mild yaitu  Kalau bisa
  dibikin mudah mengapa 

Re: [iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna

2006-05-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Wah betul Pak Awang, aku salah memasukkan Bursa-IX mestinya tanpa huruf X :(

Wektu itu kita diksusi dulu soal CO2-nya. Nah sekarang aku lagi
mencari kemungkinan oilnya (liquid Hydrocarbon).
Dari catatan yg ada oil di Bursa-1X ini diperoleh dari DST yg flowing
hingga 3000 bopd. Memang light oil (sg = 0.8305) dengan medium sulphur
content (0.19%) intermediate parafinic (characterization factor (KUOP)
= 12.2 (baru denger istilah KUOP :); wax content 14.5%. Gasnya mostly
C1 dengan CO2 hanya 6.28%.
Nah apakah aku boleh memperkirakan adanya kemungkinan oil source
(liquid hydrocarbon) yg berbeda dengan sourcenya Natuna D-Alpha ? Yg
paling mungkin utk spekulasi oil source dari formasi mana ya ?

Maturity saya ngga punya data tetapi gradien geothermal tercatat di
Bursa-1X yang 2.77F/100ft saya ragu menggunakannya karena pengaruh
Carbonate (reef) yg cenderung sebagai thermal conductive dibanding
rock type lainnya, ini sih pengalaman kalau di East Jawa.

RDP

On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

Pak Rovicky,

Rasanya kita dulu pernah diskusi Bursa-1X ya di IAGI-net, entah sudah terarsip 
atau belum. Data saya yang siap hanya menunjukkan Bursa-1X dibor Agip SPA tahun 
1978 dengan TD 12,548 ft dan menemukan minyak dan gas yang sub-ekonomik. Sumur 
Cyprea-1X (di data saya Cybraca-1X ?) dibor oleh Agip juga pada tahun yang sama 
dengan TD 6816 ft dan kering. Data tambahan yang lebih lengkap bisa digali 
lagi, hanya harus dicari dulu.

Temuan minyak dan gas di Bursa-1X harus kita lihat dulu apa minyaknya, kalau ia 
light oil atau condensate tentu tak akan terlalu mengherankan sebab dua jenis 
minyak ringan ini sering berasosiasi dengan thermogenic gas. Sebab, temuan lain 
di East Natuna (D-Alpha, AP, AV, Banteng, Sokang semuanya gas).

Peluang untuk menghasilkan minyak di East Natuna saya pikir masih ada. Top oil 
window dan gas window dari selatan ke utara semakin naik, mungkin karena 
semakin mendekati tinggian West Luconia. Formasi Arang di wilayah Bursa saat 
ini ada di top of oil window. Sedangkan, gas di Natuna D-Alpha berasal dari 
suatu kitchen sedalam 5000 meter di tenggaranya yang diisi oleh pre-Gabus 
source yang terrestrial (gas prone by source facies, juga karena thermal 
history-nya). Menuju ke utara ke dekat Bursa, di kedalaman 2000 meter saja 
sudah di tengah oil window. Marine deposits Lower Arang atau bagian atas Gabus 
dan Barat shales saya pikir bisa punya kerogen type-II yang oil-prone, dan juga 
thermal history-nya mendukung.

Publikasi East Natuna Basin termasuk langka, tidak seperti West Natuna. Mungkin bisa 
dimulai dengan Dunn et al. (Proceedings IPA, 1996) : Application of Geoscience 
Technology in a Geologic Study of the Natuna Gas Field

Salam,
awang

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, May 23, 2006 3:04 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna

Pak Awang juga temen yg lain.
.
Adakah publikasi tentang dua sumur ini Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna
East Natuna hanya ada satu lapangan gas raksasa D-Alpha. Namun ada sumur
terdekatnya yg ada minyaknya (Bursa-1X). Apakah memang di EAST Natuna ada
indikasi juga generate minyak selain gas ?

Thanks for sharing info

RDP

--
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006


--
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





--
How to win the game without breaking the rule -- make the new one !

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas 

[iagi-net-l] Maaf lewat jalum, call for young geoscientists

2006-05-23 Terurut Topik Batara Sakti Simanjuntak

Friends,
 
Aku baru dihubungi kawan dari sebuah perusahaan minyak terbesar di KL, 
mereka mencari buanyak young geologist, geophysicist, dan petroleum 
engineer; pengalaman sekitar 3 tahunan (kurang-kurang dikit gak apa apa la 
yaouw..), bersedia ditempatkan diberbagai lokasi diseluruh dunia.

Mereka berencana untuk mengadakan interview akhir bulan May ini. Kalau 
tertarik, please send CV by email ke kawanku dikantor yg urus soal ini:  
[EMAIL PROTECTED] . Mohon jangan balas ke emailku ini, silahkan email ke 
[EMAIL PROTECTED], jangan lewat hari Jumat 26 May 06, jam 12:00 siang. Fax 
juga boleh ke (021) 782 9424. Trims.
 
 
bat.


[iagi-net-l] Tiori relatipitas

2006-05-23 Terurut Topik Posko Longsor
Tiori relatipitas Einstein

Waktu Bromo “tiba-tiba” meletus dan membunuh dua
wisatawan, orang orang local selamat karena lari ke
sisi yang BENAR waktu suara gemuruh mulai terdengar,
saya Tanya kepada rekan yang belajar sampai jauuuh
soal gunung api berapa harga alat pantau gunungapi
yang handal , dijawab harganya mahal, setelah saya
ngotot keluar estimasi harganya 350 jutaan, karena
habis nonton Nicholas Cage (Gone in 60”) saya
kepikiran untuk minta si Cage ke lapangan parker
gedung DPR agar dapat 6 alat pantau gunung api. Dengan
sekali jalan ambil acak aja.
Barusan saya dengar di Dunia dalam berita tvRI pakar
gunungapi ITB (maaf lupa namanya), berpendapat bahwa
untuk analisa potensi arah Nues ardantes (saya ikut
mbah Maridjan) untuk tidak pakai nama satunya (he he
he) berupa image real time/fotogrametri terrestrial
harganya mahal, (seandainya Falcon / Sukhoi  , Boeing
737 sky  patrol punya AURI bisa terbang dan gunakan
FLIR / terrestrial radar nya gratis kali? Kan bisa
dimasukkan kurikulum fighter pilot yang ada nggak ada
musuh ya harus practice2), saya Tanya kiri kanan ,
bung Ben yg cute jawab harganya bisa puluhan ribu
dollars , slot iklan waktu tanyangan kenapa harus Inul
mencapai 600-800 jutaan, kata adik saya yg kerja di
pabrik rokok, anggaran ulang tahun perusahaan biasanya
1 milyard rupiah.}
Dengan beberapa fenomena kecil  soal
mahal-cukup-murah?ini saya punya dugaan kuat Einstein
terilhami teori relativitas setelah pernah dengar
sesuatu tentang negeri tercinta ini.
Ada yang punya versi lain? Ha ha ha ha ha ha ahak ,
sorry sampai keselek
Soffian 2794
Surabaya 23 Mei 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] free rider was:Re: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006

2006-05-23 Terurut Topik Noor Syarifuddin
From: [EMAIL PROTECTED]
   Kalau menurut saya sih keharusan ijin dari dari Ditjen Migas seharusnya
   diserahkan saja kepada BPMIGAS , karena ini bukan suatu kebijakan yang
   prinsipil. Cukup Ditjen Migas memberikan arahan saja kepada BPMIGAS.

Abah,
Ilang dong kesempatan jalan-jalannya...:-)
Tahun lalu sempat kita diskusikan soal ini. Waktu itu ditanyakan karena saya
melihat kontras yang sangat mencolok mata. Ada rekan yang bersusah payah
menulis makalah dan karena beliau tidak ada sponsor akhirnya harus berangkat
dengan biaya sendiri (!). Sementara di sisi lain ada yang mendompleng
makalah rekan lain atas nama negara dan ternyata di sini malah jalan-jalan
thok kerjanya.

Jadi rasanya kalau melihat latar belakang ini sih wewenang itu nggak mungkin
dilimpahkan deh..:-).

salam,



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006

2006-05-23 Terurut Topik Sena Reksalegora
Pak Awang dan Bu Yuriza,
Untuk Pak Awang : apakah komentarnya dibawah ini
sesuatu yg baru, karena ketika masih sempat menulis
dan publikasi tidak pernah mendengar dan terpaksa
mencantumkan coauthor dadakan.

Untuk Ibu Yuriza,
Jangan putus asa, trust is not given, it is earned,
jadi coba rencanakan penulisan itu jauh jauh hari,
karena seyogyanya tulisan itu adalah semacam report
dari apa yang sudah kita lakukan. Presentasikan secara
internal bukan semata mata karena akan dipublikasikan
tetapi lebih ke reporting system. Membuat semua orang
internally familiar dengan apa yg anda kerjakan dan
anda pikirkan akan memudahkan langkah selanjutnya.

Salam,
Sena 



--- Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bu Yuriza,
 
 
 Ada beberapa default yang selalu tercantum di
 surat izin publikasi dari Migas, a.l. kewajiban
 mengikutsertakan Staf Ditjen Migas pada
 pertemuan/forum tersebut untuk validasi bahan
 makalah yang dipresentasikan dan transfer ilmu
 pengetahuan. 
 
 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED]
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Tuesday, May 23, 2006 7:53 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk
 mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006
 
 Saya punya dua abstrak yang harus berantem dulu
 untuk ngirimnya . dua
 duanya sih bukan hal hebat untuk mewakili oilco
 tempat saya bekerjatapi
 cukup menarik untuk bagi bagi ilmu sesama compatriot
 (dan kebetulan  punya
 contoh dari data yang ada) mestinya kan itu sah
 sah aja ..dan tidak
 perlu saya pun yang present (bisa compatriot
 lain). ya itulah kesulitan
 di oilco asing pak Awang .
 Akan saya usahakan lagi deh (dengan berantem) mudah
 mudahan boleh ..
 
 salam
 yuriza
 
 
 
 
 |-+
 | |   Awang Harun |
 | |   Satyana |
 | |   [EMAIL PROTECTED]|
 | |   om  |
 | ||
 | |   22/05/2006 11:20 |
 | |   AM   |
 | |   Please respond to|
 | |   iagi-net |
 | ||
 |-+
  

--|
   | 
 
|
   |   To:   iagi-net@iagi.or.id   
 
|
   |   cc:   
 
|
   |   Subject:  RE: [iagi-net-l] masih ada 5
 hari lagi utk mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006
|
  

--|
 
 
 
 
 Total abstrak yang telah diterima ada 34 abstrak
 setelah empat (?) bulan
 call-for paper beredar termasuk perpanjangan lima
 minggu dead line dari 21
 April 2006 ke 26 Mei 2006. Mungkinkah dalam lima
 hari ke depan abstrak yang
 diterima  100 buah ?
 
 Mungkin, suatu hari kita perlu punya data statistik
 kecenderungan orang
 mengirimkan abstrak pada periode call-for paper.
 Bagaimana distribusinya,
 berapa persen yang menyerahkan di bulan pertama,
 bulan kedua, dst, dan
 berapa persen yang menyerahkan setelah deadline
 diperpanjang, atau berapa
 persen yang menyerahkan di detik-detik terakhir.
 Statistik bisa dibangun
 berdasarkan data PIT lima tahun terakhir misalnya.
 
 Saya pikir banyaknya abstrak dikirim dipengaruhi
 juga di kota mana PIT
 diselenggarakan (walaupun sejatinya penulis yang
 baik tak melihat kota
 dulu, artinya PIT di Jakarta pun-katakanlah
 domisilinya di Jakarta-ia tetap
 kontribusi, mau nulis apa mau jalan2 sih ?). Juga
 ada pengaruh dari
 PIT-PIT lain. Tahun ini di sekitar pelaksanaan PIT
 IAGI ada Jakarta2006
 tempat pertemuan gabungan SEG, HAGI, IAGI, IATMI
 berlangsung. PIT AAPG
 Internasional pun tak jauh dari Indonesia, di Perth.
 Dua PIT di luar PIT
 IAGI itu cukup banyak menyedot abstrak2.
 
 Tentu Panitia PIT IAGI Pekanbaru punya batas minimal
 jumlah abstrak yang
 masuk mesti berapa agar PIT bisa berlangsung. Semoga
 cut off itu bisa
 dilampaui sebab katanya dominasi abstrak masuk di
 menit2 terakhir.
 
 Salam,
 awang
 
 -Original Message-
 From: mohammad syaiful
 [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, May 22, 2006 3:56 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk
 mengumpulkan ABSTRAK PIT
 IAGI 2006
 
 status sementara saat ini:
 29 abstrak telah dikirimkan oleh para ahli geologi;
 5 abstrak telah dikirimkan oleh para calon ahli
 geologi (mahasiswa).
 
 ayo, segera kirimkan abstrak karya rekan2 sekalian,
 hanya ke:
 [EMAIL 

RE: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS

2006-05-23 Terurut Topik yrsnki


  Vicky

  Sekedar menambahkan apa yang dikatakan Awang, jaman BPPKA biasanya
  urusan urusan dengan PemDa dan urusan keluar dengan bantuan
  Unit Pertamina terdekat.
  Umpamanya Total , Vico di Balikpapan dibantu oleh Pertamina EP- Blkppn,
  Kondur , dsb dibantu oleh Pertamina Pengolahan Dumai
  Cities Services dan PSC yang beroperasi di Jawa Timur dibantu oleh PTM -
  Unit PDN Surabaya atau bahkan Humas dari Pabrik Aspal Wonokromo.
  Karena itu hubungan dengan PemDa saat itu sangat lancar.


  Si-Abah.

_

  Pak Rovicky,

 Kantor Perwakilan BPMIGAS di daerah (Pekanbaru, Palembang, Balikpapan,
 Sorong) untuk wilayah2 yang diwakili (Sumbagut-Natuna-Sumbagteng,
 Sumbagsel, Kalimantan-Sulawesi, Papua-Maluku; urusan Jawa cukup dari
 kantor pusat) adalah jelas di bawah BPMIGAS. Kepala Perwakilan melapor ke
 Ka. Divisi Eksternal BPMIGAS.

 Pada zaman sebelumnya (Pertamina BKKA, Pertamina BPPKA, Pertamina MPS)
 tidak ada padanannya. Dibentuk karena semakin banyak urusan2 di daerah
 yang berhubungan dengan otonomi daerah. Chevron di Sumatra Tengah dalam
 pembebasan lahan bisa minta bantuan BPMIGAS di Pekanbaru. Medco di
 Sumbagsel bisa minta bantuan BPMIGAS di Palembang. Vico di Kaltim bisa
 minta bantuan BPMIGAS di Balikpapan. Kufpec atau Kalrez di Seram bisa
 minta bantuan BPMIGAS di Sorong. Pemda setempat dan DPRD pun sering
 berhubungan dengan perwakilan2 BPMIGAS ini.

 Sudah berjalan sekitar 3-4 tahun ini, saya pikir cukup efektif pembentukan
 perwakilan2 ini.

 Salam,
 awang

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, May 23, 2006 1:44 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS

 Pak Awang,
 Kalau kantor perwakilan BPMIGAS yang ada di Sumatra Utara, Sumatra
 Selatan,
 Kalimantan/Sulawesi dan Maluku ini juga dibawah BPMIGAS ?
 Apakah ada padanannya dengan yg sebelumnya (jaman BPPKA) ?

 rdp

 On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Andang sudah menerangkan dengan benar. Memang, orang luar, apalagi
 yang baru berinvestasi di Indonesia suka bingung antara BPMIGAS dan
 MIGAS.
 Tetapi kedua badan ini sudah saling bagi-bagi tugas dengan baik. Hanya,
 memang masih suka ada yang keluar dari wewenangnya, tetapi itu bukan
 secaralembaga. Baik MIGAS maupun BPMIGAS melaksanaan fungsi pengawasan.
 Pengawasan oleh MIGAS untuk tujuan ketaatan terhadap peraturan
 perundang-undangan. Pengawasan oleh BPMIGAS untuk tujuan ketaatan
 terhadap
 ketentuan Kontrak Kerja Sama.

 Salam,
 Awang

 --
 No virus found in this incoming message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006


 --
 No virus found in this outgoing message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006


 -
 -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 -  Call For Papers until 26 May 2006
 -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -





-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006

2006-05-23 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Sena,

Soal permintaan mencantumkan 'co-author' dari instansi Pemerintah 
(BPMIGAS/MIGAS) tak ada aturan/keharusan. Saya juga baru mendengar dari Bu 
Yuriza. Tetapi kewajiban menyertakan staf MIGAS pada saat presentasi 
(nasional-internasional) (bukan sebagai co-author) itu selalu tertuang di surat 
izin publikasi yang diterbitkan MIGAS.

Soal permintaan menjadi co-author saya pikir sangat personal. Setahu saya, 
permintaan justru lebih sering datang dari Oilco. ke BPMIGAS, mungkin sebagai 
bentuk apresiasi, bisa juga agar perizinan lancar? Namanya personal, alasannya 
juga personal pastinya. 

Salam,
awang

-Original Message-
From: Sena Reksalegora [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, May 24, 2006 3:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk mengumpulkan ABSTRAK PIT 
IAGI 2006

Pak Awang dan Bu Yuriza,
Untuk Pak Awang : apakah komentarnya dibawah ini
sesuatu yg baru, karena ketika masih sempat menulis
dan publikasi tidak pernah mendengar dan terpaksa
mencantumkan coauthor dadakan.

Untuk Ibu Yuriza,
Jangan putus asa, trust is not given, it is earned,
jadi coba rencanakan penulisan itu jauh jauh hari,
karena seyogyanya tulisan itu adalah semacam report
dari apa yang sudah kita lakukan. Presentasikan secara
internal bukan semata mata karena akan dipublikasikan
tetapi lebih ke reporting system. Membuat semua orang
internally familiar dengan apa yg anda kerjakan dan
anda pikirkan akan memudahkan langkah selanjutnya.

Salam,
Sena 



--- Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bu Yuriza,
 
 
 Ada beberapa default yang selalu tercantum di
 surat izin publikasi dari Migas, a.l. kewajiban
 mengikutsertakan Staf Ditjen Migas pada
 pertemuan/forum tersebut untuk validasi bahan
 makalah yang dipresentasikan dan transfer ilmu
 pengetahuan. 
 
 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED]
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Tuesday, May 23, 2006 7:53 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk
 mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006
 
 Saya punya dua abstrak yang harus berantem dulu
 untuk ngirimnya . dua
 duanya sih bukan hal hebat untuk mewakili oilco
 tempat saya bekerjatapi
 cukup menarik untuk bagi bagi ilmu sesama compatriot
 (dan kebetulan  punya
 contoh dari data yang ada) mestinya kan itu sah
 sah aja ..dan tidak
 perlu saya pun yang present (bisa compatriot
 lain). ya itulah kesulitan
 di oilco asing pak Awang .
 Akan saya usahakan lagi deh (dengan berantem) mudah
 mudahan boleh ..
 
 salam
 yuriza
 
 
 
 
 |-+
 | |   Awang Harun |
 | |   Satyana |
 | |   [EMAIL PROTECTED]|
 | |   om  |
 | ||
 | |   22/05/2006 11:20 |
 | |   AM   |
 | |   Please respond to|
 | |   iagi-net |
 | ||
 |-+
  

--|
   | 
 
|
   |   To:   iagi-net@iagi.or.id   
 
|
   |   cc:   
 
|
   |   Subject:  RE: [iagi-net-l] masih ada 5
 hari lagi utk mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006
|
  

--|
 
 
 
 
 Total abstrak yang telah diterima ada 34 abstrak
 setelah empat (?) bulan
 call-for paper beredar termasuk perpanjangan lima
 minggu dead line dari 21
 April 2006 ke 26 Mei 2006. Mungkinkah dalam lima
 hari ke depan abstrak yang
 diterima  100 buah ?
 
 Mungkin, suatu hari kita perlu punya data statistik
 kecenderungan orang
 mengirimkan abstrak pada periode call-for paper.
 Bagaimana distribusinya,
 berapa persen yang menyerahkan di bulan pertama,
 bulan kedua, dst, dan
 berapa persen yang menyerahkan setelah deadline
 diperpanjang, atau berapa
 persen yang menyerahkan di detik-detik terakhir.
 Statistik bisa dibangun
 berdasarkan data PIT lima tahun terakhir misalnya.
 
 Saya pikir banyaknya abstrak dikirim dipengaruhi
 juga di kota mana PIT
 diselenggarakan (walaupun sejatinya penulis yang
 baik tak melihat kota
 dulu, artinya PIT di Jakarta pun-katakanlah
 domisilinya di Jakarta-ia tetap
 kontribusi, mau nulis apa mau jalan2 sih ?). Juga
 ada pengaruh dari
 PIT-PIT lain. Tahun ini di sekitar pelaksanaan PIT
 IAGI ada Jakarta2006
 tempat pertemuan gabungan SEG, HAGI, 

RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil

2006-05-23 Terurut Topik yrsnki
 Dari sekitar 25 jenis tanaman yang diketahui mengandung minyak, apa daya
 kelapa sawitlah yang paling besar kandungan minyaknya. Kandungan minyaknya
 per hektar adalah 8950 liter (setara dengan 635 US gallon/acre). Jarak ?
 Ia hanya 892 liter/ha. Kelapa ? - 2689 liter/ha. Alpokat ? - 2638
 liter/ha.

 Maka terpaksalah kelapa sawit yang paling potensial untuk jadi biodisel.
 Semua tanaman berminyak itu bisa jadi biodisel dengan proses
 transesterifikasi.

 Hanya, tetap saja jauh lebih kecil dibandingkan bahan bakar fosil. Atau
 kita mau tanami pulau2 kosong di Indonesia dengan kelapa sawit...Ayo ah
 kita seriusi dulu eksplorasi minyak kita, itu tantangan kita bersama.

 Salam,
 awang
__

   Awang
.


  Ayo ah kita SERIUSI.. , bahs melayu naon eta teh Kang Awang ?
Tapi saya setuju , kita tetap mengusahakan dengan benar agar ,kalaupun
energi fosil itu punah di Indonesia , benar benar sudah punah, jangan
terjadi laaah , kalau orang lain yang mengerjakan -- ekh masih ada

Si - Abah





-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna

2006-05-23 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Rovicky,

SG 0.8305 berarti API-nya 38.9 deg, hampir ke light oil. Melihat kandungan 
sulfur, intermediate parafinic, dan wax content-nya, kelihatannya itu 
digenerasi dari batuan induk dengan source facies transisi 
(fluviodeltaik-paralik). Melihat API-nya mungkin source-nya baru masuk ke 
middle maturity. 

Kalau melihat stratigrafi East Natuna Basin dan sifat gas Natuna D-Alpha serta 
minyak di Bursa-1X kelihatannya : minyak Bursa datang dari Gabus Fm. (tipe 
II/III), sedangkan gas D-Alpha datang dari pre-Gabus. Pre-Gabus lebih 
terestrial daripada Gabus karena itu sangat gas-prone dengan source yang kaya 
akan higher land plant (tipe III). Juga ada perbedaan level of maturity antara 
kitchen Bursa dengan kitchen D-Alpha. Pre-Gabus di kitchen D-Alpha saat ini 
sudah lebih dalam dari 5000 meter, sebagian masuk ke overmature window (CO2 
tinggi bisa berhubungan dengan ini). Sedangkan kitchen Bursa tak terpendam 
sedalam itu. 

Ke border dekat Sarawak antara 3-6 north latitude saya pikir bisa berpeluang 
untuk liquid HC.

Salam,
awang 



-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, May 23, 2006 4:40 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna

Wah betul Pak Awang, aku salah memasukkan Bursa-IX mestinya tanpa huruf X :(

Wektu itu kita diksusi dulu soal CO2-nya. Nah sekarang aku lagi
mencari kemungkinan oilnya (liquid Hydrocarbon).
Dari catatan yg ada oil di Bursa-1X ini diperoleh dari DST yg flowing
hingga 3000 bopd. Memang light oil (sg = 0.8305) dengan medium sulphur
content (0.19%) intermediate parafinic (characterization factor (KUOP)
= 12.2 (baru denger istilah KUOP :); wax content 14.5%. Gasnya mostly
C1 dengan CO2 hanya 6.28%.
Nah apakah aku boleh memperkirakan adanya kemungkinan oil source
(liquid hydrocarbon) yg berbeda dengan sourcenya Natuna D-Alpha ? Yg
paling mungkin utk spekulasi oil source dari formasi mana ya ?

Maturity saya ngga punya data tetapi gradien geothermal tercatat di
Bursa-1X yang 2.77F/100ft saya ragu menggunakannya karena pengaruh
Carbonate (reef) yg cenderung sebagai thermal conductive dibanding
rock type lainnya, ini sih pengalaman kalau di East Jawa.

RDP

On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Rovicky,

 Rasanya kita dulu pernah diskusi Bursa-1X ya di IAGI-net, entah sudah 
 terarsip atau belum. Data saya yang siap hanya menunjukkan Bursa-1X dibor 
 Agip SPA tahun 1978 dengan TD 12,548 ft dan menemukan minyak dan gas yang 
 sub-ekonomik. Sumur Cyprea-1X (di data saya Cybraca-1X ?) dibor oleh Agip 
 juga pada tahun yang sama dengan TD 6816 ft dan kering. Data tambahan yang 
 lebih lengkap bisa digali lagi, hanya harus dicari dulu.

 Temuan minyak dan gas di Bursa-1X harus kita lihat dulu apa minyaknya, kalau 
 ia light oil atau condensate tentu tak akan terlalu mengherankan sebab dua 
 jenis minyak ringan ini sering berasosiasi dengan thermogenic gas. Sebab, 
 temuan lain di East Natuna (D-Alpha, AP, AV, Banteng, Sokang semuanya gas).

 Peluang untuk menghasilkan minyak di East Natuna saya pikir masih ada. Top 
 oil window dan gas window dari selatan ke utara semakin naik, mungkin karena 
 semakin mendekati tinggian West Luconia. Formasi Arang di wilayah Bursa saat 
 ini ada di top of oil window. Sedangkan, gas di Natuna D-Alpha berasal dari 
 suatu kitchen sedalam 5000 meter di tenggaranya yang diisi oleh pre-Gabus 
 source yang terrestrial (gas prone by source facies, juga karena thermal 
 history-nya). Menuju ke utara ke dekat Bursa, di kedalaman 2000 meter saja 
 sudah di tengah oil window. Marine deposits Lower Arang atau bagian atas 
 Gabus dan Barat shales saya pikir bisa punya kerogen type-II yang oil-prone, 
 dan juga thermal history-nya mendukung.

 Publikasi East Natuna Basin termasuk langka, tidak seperti West Natuna. 
 Mungkin bisa dimulai dengan Dunn et al. (Proceedings IPA, 1996) : 
 Application of Geoscience Technology in a Geologic Study of the Natuna Gas 
 Field

 Salam,
 awang

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, May 23, 2006 3:04 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna

 Pak Awang juga temen yg lain.
 .
 Adakah publikasi tentang dua sumur ini Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna
 East Natuna hanya ada satu lapangan gas raksasa D-Alpha. Namun ada sumur
 terdekatnya yg ada minyaknya (Bursa-1X). Apakah memang di EAST Natuna ada
 indikasi juga generate minyak selain gas ?

 Thanks for sharing info

 RDP

 --
 No virus found in this incoming message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006


 --
 No virus found in this outgoing message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006


 -
 -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 -  Call For 

[iagi-net-l] Listrik Maning

2006-05-23 Terurut Topik Ismail Zaini
hari hari ini menurut media listrik di Jawa ini tekor gara gara terhentinya 
pasokan gas ke 2 pembangkit besar ( muara tawar dan priuk) sehingga si 
empunya setrum rugi lebih 8 milyar per hari ( kalau 1 SD dibangun dg 1 
milyar , berarti  satu hari dari kerugian tsb bisa untuk bangun 8 SD) dan 
krisis ini akan memakan waktu 2 mingguan , demikian media , dari Trijaya FM 
juga memberitakan kabarnya krisis ini cuma gara gara jangkar yang nyangkut 
pipa gas ( mbuh endi sing bener).
Beberapa waktu lalu dicanangkan untuk mengoptimalkan pemakaian gas untuk 
mengurangi BBM , ternyata la kok malah sering kekurangan suplai, saking 
bingung nya mungkin terus ada pembangunan cash program ( diluar dari 
rencana) untuk membangun dari batubara gede gedean ( 10. MW) , lha kalau 
beberapa tahun kemudian terjadi kelangkaan yang sama dg gas tadi ya, opo ora 
rugi maning...Kayaknya semuanya itu problemnya di sisi hulunya ( suplai ) 
yang menyangkut management energi primernya, sampai kapan kejadian ini 
akan berlanjut  ? ( setiap saat deg degan terus kawatir ada penggelapan , 
dan sudah berulang ulang dg frekfensi yang semakin tinggi kayaknya )
Kalau ada yang berminat dg perbatubaraan , Masyarakat Kelistrikan Indonesia 
akan menyelenggaraan seminar ttg segala permasalahan perbatubaraan dalam 
rangka cash program 10.000 MW   tgl. 30 Mei  ( hub sekretraiat MKI Telp: 
5253787)


Liamsi 



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Listrik Maning

2006-05-23 Terurut Topik Putrohari, Rovicky
Pak Liamsi, 
Berapa tahun konstruksi pembangkit batubara, gas, serta geothermal dan
PLTN ? 

Memang kalau pikirannya survival (terpaksa) selalu yg paling mudah dan
mahal yg dilakukan. Aku khawatir nantinya juga akan muncul terpaksa
tidak dapat menggunakan geothemal karena keterpaksaan terus :(

RDP

-Original Message-
From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, May 24, 2006 9:28 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Listrik Maning

hari hari ini menurut media listrik di Jawa ini tekor gara gara
terhentinya pasokan gas ke 2 pembangkit besar ( muara tawar dan priuk)
sehingga si empunya setrum rugi lebih 8 milyar per hari ( kalau 1 SD
dibangun dg 1 milyar , berarti  satu hari dari kerugian tsb bisa untuk
bangun 8 SD) dan krisis ini akan memakan waktu 2 mingguan , demikian
media , dari Trijaya FM juga memberitakan kabarnya krisis ini cuma gara
gara jangkar yang nyangkut pipa gas ( mbuh endi sing bener).
Beberapa waktu lalu dicanangkan untuk mengoptimalkan pemakaian gas untuk
mengurangi BBM , ternyata la kok malah sering kekurangan suplai, saking
bingung nya mungkin terus ada pembangunan cash program ( diluar dari
rencana) untuk membangun dari batubara gede gedean ( 10. MW) , lha
kalau beberapa tahun kemudian terjadi kelangkaan yang sama dg gas tadi
ya, opo ora rugi maning...Kayaknya semuanya itu problemnya di sisi
hulunya ( suplai ) yang menyangkut management energi primernya, sampai
kapan kejadian ini akan berlanjut  ? ( setiap saat deg degan terus
kawatir ada penggelapan , dan sudah berulang ulang dg frekfensi yang
semakin tinggi kayaknya ) Kalau ada yang berminat dg perbatubaraan ,
Masyarakat Kelistrikan Indonesia akan menyelenggaraan seminar ttg segala
permasalahan perbatubaraan dalam 
rangka cash program 10.000 MW   tgl. 30 Mei  ( hub sekretraiat MKI Telp:

5253787)

Liamsi 


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] IAGI 2006: CALL FOR PAPER (dead line of abstracts submission: 26 May 2006)

2006-05-23 Terurut Topik mohammad syaiful

memang masih ada 3 hari lagi, termasuk hari ini.
status sementara pendapatan abstrak:
33 abstrak dari para ahli geologi;
5 abstrak dari para mahasiswa.

direncanakan, judul abstrak dan nama para penulis akan dipublikasikan, agar
publik geosains juga mempunyai kesempatan untuk memberikan masukan kepada
panitia apabila diperlukan (misalnya: karya jiplakan, sudah pernah
dipresentasikan di tempat lain sebelumnya dan tidak boleh lagi
dipresentasikan, dsb). marilah kita tingkatkan kualitas karya-karya
penulisan kita.

imil ini sangat boleh dan dipersilakan untuk disebarkan ke imil2 pribadi
maupun ke milis2 lainnya (hagi, ipa, dll).

terimakasih dan salam,
syaiful
*sc pit-iagi

--
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]


RE: [iagi-net-l] Listrik Maning

2006-05-23 Terurut Topik Pangestu, Sonny T
kalau minat sih pasti banyak.
namun kalau mau bersungguh-sungguh sebaiknya pikir2 dulu.
salah 1 masalahnya adalah landasan peraturan per-uu-annya belum jelas.
peraturan / per-uu-an yang ada sekarang pun belum bisa memberikan
kepastian hukum.
sehingga tidak menarik iklimnya untuk menanamkan modal bagi kegiatan
explorasi mencari sumberdaya batubara dan mengembangkannya.
MKI mungkin bisa menghubungi  berbicara asosiasi pertambangan batubara
indonesia.
batubara jumlahnya banyak, produksi indonesia sudah lebih dari 130 jt
ton setahun.
kalo merasa berkekurangan mestinya kita melihat peta permasalahnya.
listrik di jepang hongkong taiwan dll sudah lama pada pake batubara dari
kita.
dilakukan secara bisnis profesional dan berkepastian hukum.
hal ini yg langka di indonesia.

kalo kita jajak untuk jual batubara ke pln atau ip.
pasti kita geleng2 kepala melihat prosedur yg gak karuan dan meng-ada2.
betul2 khas  hanya ada di indonesia
sangat kontras dgn pasar di jepang dan manca negara lainnya.
yang bikin indonesia berkekurangan batubara sebetulnya kita sendiri
padahal barangnya banyak.
kami di lapangan hanya bisa senyum2 nontonin orang pada bicara sana sini
tapi kopong tidak tahu di mana bumi dipijak.

stp

-Original Message-
From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 24 Mei 2006 8:28
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Listrik Maning

hari hari ini menurut media listrik di Jawa ini tekor gara gara
terhentinya pasokan gas ke 2 pembangkit besar ( muara tawar dan priuk)
sehingga si empunya setrum rugi lebih 8 milyar per hari ( kalau 1 SD
dibangun dg 1 milyar , berarti  satu hari dari kerugian tsb bisa untuk
bangun 8 SD) dan krisis ini akan memakan waktu 2 mingguan , demikian
media , dari Trijaya FM juga memberitakan kabarnya krisis ini cuma gara
gara jangkar yang nyangkut pipa gas ( mbuh endi sing bener).
Beberapa waktu lalu dicanangkan untuk mengoptimalkan pemakaian gas untuk
mengurangi BBM , ternyata la kok malah sering kekurangan suplai, saking
bingung nya mungkin terus ada pembangunan cash program ( diluar dari
rencana) untuk membangun dari batubara gede gedean ( 10. MW) , lha
kalau beberapa tahun kemudian terjadi kelangkaan yang sama dg gas tadi
ya, opo ora rugi maning...Kayaknya semuanya itu problemnya di sisi
hulunya ( suplai ) yang menyangkut management energi primernya, sampai
kapan kejadian ini akan berlanjut  ? ( setiap saat deg degan terus
kawatir ada penggelapan , dan sudah berulang ulang dg frekfensi yang
semakin tinggi kayaknya ) Kalau ada yang berminat dg perbatubaraan ,
Masyarakat Kelistrikan Indonesia akan menyelenggaraan seminar ttg segala
permasalahan perbatubaraan dalam 
rangka cash program 10.000 MW   tgl. 30 Mei  ( hub sekretraiat MKI Telp:

5253787)

Liamsi 


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Course and Field Workshop : Sedimentology of Talang Akar and Bayah Formation

2006-05-23 Terurut Topik GDA cbn
Dear Explorationist


Following our successful ' Sedimentology of Talang Akar and Bayah Formation'
and responding to inquiries from several oil and gas companies, GDA
Consultant will conduct  the similar theme which is now to be combined with
one day rafting along Cimandiri River to examine superb outcrops along the
river edges.

The courses will be held on 12-15 June, 2006 in Augusta Hotel Pelabuhan Ratu
with best instructor and course materials.

Please find enclosed attachment for complete information.

GDA Consultant would be glad if you could participate in these course. We
thank you for your attention and cooperation.



Best regards,
GDA Consultant
COURSE COMMITTEE


--

COURSE TITLE
Sedimentology of Talang Akar and Bayah Formation
[ with full 1 (one) day rafting at Cimandiri river]

OBJECTIVE COURSE
¨ To have concepts of sedimentology of fluvial-deltaic deposits
¨ To have Sedimentology characteristic on Talang Akar Fm. Equivalent by
directly observing the
rocks in analogue outcrops which are represented by the Bayah and Walat
Formation in
Sukabumi Area.
¨ To get general perspective of the stratigraphy and sedimentology of SW
Java Basin

THE INSTRUCTOR IS
Dr. Ir Andang Bachtiar,MSc.
23-year working experience in oil  gas exploration in Indonesia Basins
(Kutai, South Sumatra, Central Sumatra, and East Java basins) has documented
many examples of the said sedimentology and application in exploration,
which he will intensively share with you.

DATE
June 12-15, 2006
[start at 8 : 00 am Monday, finish at 4 : 00 pm Thursday]
(check in Hotel on Sunday, June 11th, 2006 after 3 : 00 pm)

WHO SHOULD ATTEND?
exploration geologists, development/production geologist, geophysicist,
reservoir engineers, log analyst, petrophysicist  coal geologist, and all
geoscientist that long routine deal with Talang Akar Formation and its
equivalent.

COURSE VENUE  HOTEL ACCOMODATION
Augusta Hotel - Pelabuhan Ratu
Jl. Pantai Citepus
Tel: (0266) 43.2273
Fax: (0266) 43.2274

REGISTRATION FEE
- Rp. 8.775.000/person
- Registration Deadline: June 5th, 2006
- Discount 10% for registration 2 (two) weeks before June 11th, 2006.

Fee includes the following:
- Acommodation with one room for one individual
- Convenient meeting room facilities
- Course material: guidebook, stationary and note book
- Package rafting, traverse outcrop Cimandiri river (13.7Km)
- Field gadget: t-shirt, hat, bag and coat
- Logistic: breakfast, lunch and dinner
- Barbeque Party on day 3 (three)
- Meals: snack, beverage and fruit
- Certificate of completion.

COURSE GENERAL INFORMATION
- Language :  Bahasa Indonesia or English
- Text  Guidebook :  English
- Duration : 4 (Four) days
- Quota participants are : 10-15  persons
- The amount of  fee participants must be pay 4 (Four)  days before
implementation.

DRESS CODE  INDIVIDUAL EQUIPMENT
- Casual Clothing is recommended. The Course atmosphere is informal
- Participants prepare the individual equipments such as personal field
equipments, sun block, sun glasses, mosquito protection, short-pants for
rafting, etc.

-
For registration please reply this email, phone or fax
more information please contact :
GDA COURSE COMMITTEE
Jl. Tebet Timur Dalam IV No.24 Jakarta 12820 Indonesia
Phone : 021. 829 2539, 0815.864.34394, 0812.188.3138, 0817.843.733
Fax : 021. 829 2539
E-mail : [EMAIL PROTECTED] / [EMAIL PROTECTED]
Home Page : www.gda.co.id
Contact Person : Johnson, Budi, Endra

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] RE: REDI Merapi

2006-05-23 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
 
BPPTK sebut minggu lalu keaktifan menurun, tenaga tersimpan masih besar,
bisa potensi naik lagi. Masih status awas, dan amankan radius 7 km (kok
suka juga 7 ya dia). Lubang kawah makin besar, makin gampang di ketahui
arah aliran lava, selatan dan baratdaya.

Bahasa yang ku dapat, minggu lalu adalah minggu low tide, kini mulai
high tide newmoon, seminggu. Korelasi keaktifan Merapi dengan siklus
tide ini masih bagus generalisanya. Kalau saja masih begitu, maka ada
kesempatan melihat wedhus gembel lagi yang kuat ada di liburan panjang
ini. Radius awan panas terpanjang adalah sekitar 4.5 km selama ini. 

Data gempa dunia USGS yang sama dan lebih besar dari 6 M, sejak 1890
hingga 2000, (data USGS, 2002) naik turun dengan siklus 70 th, dan kini
sekitar 10 per tahun. Ini termasuk tertinggi di sepanjang 70 th
terakhir. Grafik sejarah gempa itu juga saya sebut grafik breaking
plate orchestra atau LINDU Large Intensity Natural Desaster
Underground. 

Sudah berapa seismometer di pasang di seluruh Indonesia ?
Idenya adalah, pantau sejarah kegempaan, analisa kemungkinan gempa ke
depan termasuk tsunami, dan meletusnya gunung, dengan pasang seismometer
di setiap mikrolempeng. Dari sekian lokasi, maka hanya 10 terkuat di
dunia di suatu tahun, yang terjadi gempa. Lainnya antri, nunggu.

Gempa Indonesia sekitar 30 % nya dunia semasa itu. Jumlah gunung 140 (eh
2 x 70, info pak Chalid), suka aktif 128 (ini gag kelipatan 7). Yang
penting ide di atas, termasuk soft file, sudah ku kasihkan juga ke BMG. 

Tenaga panas bumi Indonesia adalah 40 % cadangan dunia ?
Orchestra lincah, di ganti kata rain menjadi quake pada lirik
lagunya CCR: Have you ever seen the rain, mengasyikkan sekali. Banyak
sekali kegembiraan, pengetahuan, hikmah, rejeki dari keaktifan Merapi,
gempa-gempa. 

Mungkin ada yang bisa kasih tahu nama ahli gunung api (lempeng tektonik)
tertua ? 
Sementara ini di sebutkan ya China. Mestinya ada lebih tua lagi, hidup
pada 1.5 x 700 th SM, atau wafat sekitar 1058 SM. Mas Awang biasanya tau
aja ginian.

Salam,
Maryanto. 


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Listrik Maning

2006-05-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Kendala utama yg terlihat saat ini adalah belum terintegrasinya antara
kebijakan energi dan pelaksanaanya. Kebijakan Energi Nasional (KEN)
2005 sebenarnya sudah mengatur hal itu semua. KEN mengatur hingga
target kondisi energi di Indonesia hingga 2025. Keterpaksaan masih
sering menjadi alasan utama ketika kebijakan diambil. Problem lain ini
bisa dipilah menjadi beberapa item dibawah ini yg juga sudah diketahui
sejak dari tahun 2003, al :

   * belum terselesaikannya secara keseluruhan peraturan-peraturan
pelaksanaan sebagai implementasi dari ketiga UU tersebut;
 Ada peraturan yg agak rumit antara perturan daerah dan pusat,
peraturan/peruuan masalah energi dan bahkan dengan undang-undang air
tanah dll
   * subsidi BBM dan TDL yang belum sepenuhnya dihapuskan;
 Daya beli masyarakat menjadi kendala untuk menyelaraskan harga energi ini.
   * belum efisiennya sistim ketenagalistrikan;
 Efisiensi disini ada dua hal antara efisiensi karena memang
masalah fisika (karena transmisi) dan pencurian serta tunggakan
beberapa pengguna listrik PLN.
   * tarif dasar listrik yang berlaku saat ini belum pada posisi yang
memberikan keuntungan yang layak, baik bagi PLN sendiri maupun
investor listrik swasta;
 TDL ditentukan berdasarkan harga energi dan daya beli, ini
akhirnya seperti telur dan ayam, mana yg didahulukan ?
   * belum terpadunya peraturan perundang-undangan lintas sektor yang
mendukung kebijakan investasi di sektor energi termasuk peraturan
daerah yang sering tidak sinkron dengan kebijakan pusat;
   * masih lemahnya kemampuan para perencana energi daerah untuk
menganalisis kebutuhan dan penyediaan energi daerahnya. Selain itu,
ketidakseragaman data serta terbatasnya fasilitas yang tersedia
menjadi kendala bagi perencanaan energi daerah;
 Kebutuhan tenaga-tenaga energi di pemerintah daerah mestinya
diantisipasi baik oleh dunia pendidikan dan maupun PEMDA sendiri.
   * peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan
dunia usaha sektor energi;
 Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar
pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti
sudah mulai berproduksi
   * peraturan perundang-undangan yang ada diasumsikan belum dapat
menjamin kelangsungan investasi dalam jangka panjang;
 Stabilitas politis menjadi kunci. SBY telah menunjukkan
stabiitas lebih bagus ketimbang sebelumnya, semestinya investasi sudah
tidak lagi konsen dengan politic stability ini.
   * minat berinvestasi di daerah masih kurang, investor yang ada
saat ini maupun yang ingin masuk bukanlah investor yang sesungguhnya
melainkan hanya sebagai broker.
 Selain itu di dunia ini penggemar energi geothermal tidaknlah
banyak. SUdah seharusnya Indonesia yg memilki potensi yang 40% dari
cadangan dunia leading dalam pemanfaatannya serta riset-risetnya.

Kalau dirangkum uraian diatas, kendala utamanya masih masalah
keekonomian saat ini serta keberanian pemerintah untuk memberikan
prioritas pada energi geothermal bukan pada dasar keterpaksaan.

source :
http://rovicky.blogspot.com/2006/05/geothermal-dan-kebijakan-listrik.html
--
How to win the game without breaking the rule ? -- make the new one !

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Listrik Maning

2006-05-23 Terurut Topik Ardhie Permadi

Pak Rovicky 

Tulisan di bawah ini membuat saya kaget, khususnya yang menyangkut masalah 
pajak, karena berbeda dengan pemahaman saya.


Kutip on:
* peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan
dunia usaha sektor energi;
 Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar
pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti
sudah mulai berproduksi
Kutip off .

Sementara kalau kita perhatikan peraturan perpajakan, pengenaan pajak 
penghasilan dikenakan secara berjenjang. Pasal 17 UU Pajak Penghasilan 
menyatakan bahwa :

* Untuk WP Badan Dalam Negeri dan Badan Usaha Tetap :
  ** Penghasilan Kena Pajak s.d Rp 50.000.000 tarif pajak yang berlaku
   adalah sebesar 10%
  ** Penghasilan Kena Pajak  Rp 50.000.000 s.d. Rp 100.000.000 tarif
   pajak yang berlaku adalah sebesar 15%
  ** dst ..

Sehingga bila ada perusahaan yang belum memiliki income, atau Penghasilan 
Kena Pajak = Rp. 0, dengan tarif pajak 10%, maka Pajak Penghasilan yang 
harus dibayar adalah sebesar Rp.0


Kesimpulannya ... Pajak Penghasilan hanya dikenakan terhadap Wajib Pajak 
yang memiliki penghasilan, kalau Wajib Pajak tersebut belum atau tidak 
memiliki penghasilan maka tidak ada pajak penghasilan terutang.


regards,
Ardhie


- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, May 24, 2006 10:35 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Listrik Maning


Kendala utama yg terlihat saat ini adalah belum terintegrasinya antara
kebijakan energi dan pelaksanaanya. Kebijakan Energi Nasional (KEN)
2005 sebenarnya sudah mengatur hal itu semua. KEN mengatur hingga
target kondisi energi di Indonesia hingga 2025. Keterpaksaan masih
sering menjadi alasan utama ketika kebijakan diambil. Problem lain ini
bisa dipilah menjadi beberapa item dibawah ini yg juga sudah diketahui
sejak dari tahun 2003, al :

   * belum terselesaikannya secara keseluruhan peraturan-peraturan
pelaksanaan sebagai implementasi dari ketiga UU tersebut;
 Ada peraturan yg agak rumit antara perturan daerah dan pusat,
peraturan/peruuan masalah energi dan bahkan dengan undang-undang air
tanah dll
   * subsidi BBM dan TDL yang belum sepenuhnya dihapuskan;
 Daya beli masyarakat menjadi kendala untuk menyelaraskan harga energi 
ini.

   * belum efisiennya sistim ketenagalistrikan;
 Efisiensi disini ada dua hal antara efisiensi karena memang
masalah fisika (karena transmisi) dan pencurian serta tunggakan
beberapa pengguna listrik PLN.
   * tarif dasar listrik yang berlaku saat ini belum pada posisi yang
memberikan keuntungan yang layak, baik bagi PLN sendiri maupun
investor listrik swasta;
 TDL ditentukan berdasarkan harga energi dan daya beli, ini
akhirnya seperti telur dan ayam, mana yg didahulukan ?
   * belum terpadunya peraturan perundang-undangan lintas sektor yang
mendukung kebijakan investasi di sektor energi termasuk peraturan
daerah yang sering tidak sinkron dengan kebijakan pusat;
   * masih lemahnya kemampuan para perencana energi daerah untuk
menganalisis kebutuhan dan penyediaan energi daerahnya. Selain itu,
ketidakseragaman data serta terbatasnya fasilitas yang tersedia
menjadi kendala bagi perencanaan energi daerah;
 Kebutuhan tenaga-tenaga energi di pemerintah daerah mestinya
diantisipasi baik oleh dunia pendidikan dan maupun PEMDA sendiri.
   * peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan
dunia usaha sektor energi;
 Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar
pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti
sudah mulai berproduksi
   * peraturan perundang-undangan yang ada diasumsikan belum dapat
menjamin kelangsungan investasi dalam jangka panjang;
 Stabilitas politis menjadi kunci. SBY telah menunjukkan
stabiitas lebih bagus ketimbang sebelumnya, semestinya investasi sudah
tidak lagi konsen dengan politic stability ini.
   * minat berinvestasi di daerah masih kurang, investor yang ada
saat ini maupun yang ingin masuk bukanlah investor yang sesungguhnya
melainkan hanya sebagai broker.
 Selain itu di dunia ini penggemar energi geothermal tidaknlah
banyak. SUdah seharusnya Indonesia yg memilki potensi yang 40% dari
cadangan dunia leading dalam pemanfaatannya serta riset-risetnya.

Kalau dirangkum uraian diatas, kendala utamanya masih masalah
keekonomian saat ini serta keberanian pemerintah untuk memberikan
prioritas pada energi geothermal bukan pada dasar keterpaksaan.

source :
http://rovicky.blogspot.com/2006/05/geothermal-dan-kebijakan-listrik.html
--
How to win the game without breaking the rule ? -- make the new one !


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To 

Re: [iagi-net-l] Listrik Maning

2006-05-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Yang pernah saya dengar ttg pajak yg sering dimaksudkan dalam hal ini
adalah misalnya pajak memasukkan barang-barang atau lat-alat untuk
kebutuhan kontsruksi. Memang bukan pajak penghasilan secara langsung.
Misalkan oil company akan melakukan survey seismic pada masa explorasi
4 tahun diawal . Memang bukan pajak pendapatan sih.
Kalau tidak salah keluhan ttg perpajakan ini masih bergema tahun 2005
sewaktu konvensi IPA di Jakarta.

RDP

On 5/24/06, Ardhie Permadi [EMAIL PROTECTED] wrote:

Pak Rovicky 

Tulisan di bawah ini membuat saya kaget, khususnya yang menyangkut masalah
pajak, karena berbeda dengan pemahaman saya.

Kutip on:
* peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan
dunia usaha sektor energi;
  Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar
pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti
sudah mulai berproduksi
Kutip off .

Sementara kalau kita perhatikan peraturan perpajakan, pengenaan pajak
penghasilan dikenakan secara berjenjang. Pasal 17 UU Pajak Penghasilan
menyatakan bahwa :
* Untuk WP Badan Dalam Negeri dan Badan Usaha Tetap :
   ** Penghasilan Kena Pajak s.d Rp 50.000.000 tarif pajak yang berlaku
adalah sebesar 10%
   ** Penghasilan Kena Pajak  Rp 50.000.000 s.d. Rp 100.000.000 tarif
pajak yang berlaku adalah sebesar 15%
   ** dst ..

Sehingga bila ada perusahaan yang belum memiliki income, atau Penghasilan
Kena Pajak = Rp. 0, dengan tarif pajak 10%, maka Pajak Penghasilan yang
harus dibayar adalah sebesar Rp.0

Kesimpulannya ... Pajak Penghasilan hanya dikenakan terhadap Wajib Pajak
yang memiliki penghasilan, kalau Wajib Pajak tersebut belum atau tidak
memiliki penghasilan maka tidak ada pajak penghasilan terutang.

regards,
Ardhie


- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, May 24, 2006 10:35 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Listrik Maning


Kendala utama yg terlihat saat ini adalah belum terintegrasinya antara
kebijakan energi dan pelaksanaanya. Kebijakan Energi Nasional (KEN)
2005 sebenarnya sudah mengatur hal itu semua. KEN mengatur hingga
target kondisi energi di Indonesia hingga 2025. Keterpaksaan masih
sering menjadi alasan utama ketika kebijakan diambil. Problem lain ini
bisa dipilah menjadi beberapa item dibawah ini yg juga sudah diketahui
sejak dari tahun 2003, al :

* belum terselesaikannya secara keseluruhan peraturan-peraturan
pelaksanaan sebagai implementasi dari ketiga UU tersebut;
  Ada peraturan yg agak rumit antara perturan daerah dan pusat,
peraturan/peruuan masalah energi dan bahkan dengan undang-undang air
tanah dll
* subsidi BBM dan TDL yang belum sepenuhnya dihapuskan;
  Daya beli masyarakat menjadi kendala untuk menyelaraskan harga energi
ini.
* belum efisiennya sistim ketenagalistrikan;
  Efisiensi disini ada dua hal antara efisiensi karena memang
masalah fisika (karena transmisi) dan pencurian serta tunggakan
beberapa pengguna listrik PLN.
* tarif dasar listrik yang berlaku saat ini belum pada posisi yang
memberikan keuntungan yang layak, baik bagi PLN sendiri maupun
investor listrik swasta;
  TDL ditentukan berdasarkan harga energi dan daya beli, ini
akhirnya seperti telur dan ayam, mana yg didahulukan ?
* belum terpadunya peraturan perundang-undangan lintas sektor yang
mendukung kebijakan investasi di sektor energi termasuk peraturan
daerah yang sering tidak sinkron dengan kebijakan pusat;
* masih lemahnya kemampuan para perencana energi daerah untuk
menganalisis kebutuhan dan penyediaan energi daerahnya. Selain itu,
ketidakseragaman data serta terbatasnya fasilitas yang tersedia
menjadi kendala bagi perencanaan energi daerah;
  Kebutuhan tenaga-tenaga energi di pemerintah daerah mestinya
diantisipasi baik oleh dunia pendidikan dan maupun PEMDA sendiri.
* peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan
dunia usaha sektor energi;
  Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar
pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti
sudah mulai berproduksi
* peraturan perundang-undangan yang ada diasumsikan belum dapat
menjamin kelangsungan investasi dalam jangka panjang;
  Stabilitas politis menjadi kunci. SBY telah menunjukkan
stabiitas lebih bagus ketimbang sebelumnya, semestinya investasi sudah
tidak lagi konsen dengan politic stability ini.
* minat berinvestasi di daerah masih kurang, investor yang ada
saat ini maupun yang ingin masuk bukanlah investor yang sesungguhnya
melainkan hanya sebagai broker.
  Selain itu di dunia ini penggemar energi geothermal tidaknlah
banyak. SUdah seharusnya Indonesia yg memilki potensi yang 40% dari
cadangan dunia leading dalam pemanfaatannya serta riset-risetnya.

Kalau dirangkum uraian diatas, kendala utamanya masih masalah
keekonomian saat ini serta keberanian pemerintah untuk memberikan
prioritas pada energi geothermal bukan pada dasar keterpaksaan.


[iagi-net-l] Fwd: Tolong ...Fw: Discovery Channel Canada - Merapi

2006-05-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

-- Forwarded message --
From: H.Z Abidin [EMAIL PROTECTED]
Date: May 24, 2006 12:49 PM
Subject: Tolong ...Fw: Discovery Channel Canada - Merapi
To: [EMAIL PROTECTED]


Mungkin ada rekan-rekan yang bisa bantu
(lihat permintaan tolong di e-mail berikut).

salam,

Hasan

==
Dr. Hasanuddin Z Abidin
Associate Prof. in Satellite Geodesy
Dept. of Geodetic Engineering
Institute of Technology Bandung
Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
INDONESIA
Telp. : 62-22-2534286, 62-22-2530701
Fax. : 62-22-2530702
Mobile phone : 0811-24-7265
E-mail : [EMAIL PROTECTED]
 [EMAIL PROTECTED]
Website : http://geodesy.gd.itb.ac.id/
==

- Original Message -
From: Kristi Diller [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, May 20, 2006 9:49 PM
Subject: Discovery Channel Canada - Merapi



*
Discovery Channel Canada - Merapi
*
From: Carolyn Jacob [EMAIL PROTECTED]


Discovery Channel Canada urgently needs to contact any English-speaking
volcanologists currently working in Yogyakarta, Indonesia, who might be
available next week (May 22 - 28) for an interview on Merapi's current
activity.

Please contact Carolyn Jacob [EMAIL PROTECTED] if you can help.

thanks!


-- https://www.lists.uni-karlsruhe.de/warc/hagi.html --


--
How to win the game without breaking the rule -- make the new one !

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] iklim investasi explorasi mineral batubara - RE: [iagi-net-l] Listrik Maning

2006-05-23 Terurut Topik Pangestu, Sonny T
wah brur...
banyak sekali keajaiban di indonesia...
jauh lebih dari yg anda kira...
hampir dari segala sektor ikut ngurusin mineral  batubara yang nyata2
bukan urusannya dan bukan bidangnya.
misalnya: sektor keuangan, sektor perpajakan, sektor angkutan, sektor
pungutan , sektor lingkungan, otonomi daerah, pelecehan hukum, dll.
sampe-sampe ngurusinnya jauh lebih lama dari ngexplorasi-nambang-hingga
nutup kembali liang tambangnya.
kita bisa buka sesi khusus untuk bahas ini.
tapi ya untuk apa juga...toh setelah mulut ini berbusa ngomongin ini
bertaun-taun hingga kini malah makin runyem.
karena si penentu di atas langit senayan dan istana sana keukeuh we
begitu.

hasilnya bisa diliat sekarang.
tambang-tambang yg ada sekarang cuma itu-itu aja, yang dulu-dulu juga.
yang cuma bisa berusaha memertahankan KK  PKP2B nya hingga habis
masanya
tidak ada penemuan baru dan tidak ada pengembangan baru.
ndak ada yg berani memertaruhkan duitnya dlm keadaan begini.
mending tanam di vietnam, burma, afrika, amerika latin atau di mana aja
asal gak di ina.
yg bermain sekarang hanya pedagang pencari untung.
mineral  batubaranya kedodoran jauh tetinggal dari impian ketika kita
masih di sekolah dasar tentang cita2 pendiri bangsa ini.

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 24 Mei 2006 11:51
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Listrik Maning

Yang pernah saya dengar ttg pajak yg sering dimaksudkan dalam hal ini
adalah misalnya pajak memasukkan barang-barang atau lat-alat untuk
kebutuhan kontsruksi. Memang bukan pajak penghasilan secara langsung.
Misalkan oil company akan melakukan survey seismic pada masa explorasi
4 tahun diawal . Memang bukan pajak pendapatan sih.
Kalau tidak salah keluhan ttg perpajakan ini masih bergema tahun 2005
sewaktu konvensi IPA di Jakarta.

RDP

On 5/24/06, Ardhie Permadi [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Rovicky 

 Tulisan di bawah ini membuat saya kaget, khususnya yang menyangkut 
 masalah pajak, karena berbeda dengan pemahaman saya.

 Kutip on:
 * peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan dunia 
 usaha sektor energi;
   Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar 
 pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti 
 sudah mulai berproduksi Kutip off .

 Sementara kalau kita perhatikan peraturan perpajakan, pengenaan pajak 
 penghasilan dikenakan secara berjenjang. Pasal 17 UU Pajak Penghasilan

 menyatakan bahwa :
 * Untuk WP Badan Dalam Negeri dan Badan Usaha Tetap :
** Penghasilan Kena Pajak s.d Rp 50.000.000 tarif pajak yang
berlaku
 adalah sebesar 10%
** Penghasilan Kena Pajak  Rp 50.000.000 s.d. Rp 100.000.000 tarif
 pajak yang berlaku adalah sebesar 15%
** dst ..

 Sehingga bila ada perusahaan yang belum memiliki income, atau 
 Penghasilan Kena Pajak = Rp. 0, dengan tarif pajak 10%, maka Pajak 
 Penghasilan yang harus dibayar adalah sebesar Rp.0

 Kesimpulannya ... Pajak Penghasilan hanya dikenakan terhadap Wajib 
 Pajak yang memiliki penghasilan, kalau Wajib Pajak tersebut belum atau

 tidak memiliki penghasilan maka tidak ada pajak penghasilan terutang.

 regards,
 Ardhie


 - Original Message -
 From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Wednesday, May 24, 2006 10:35 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Listrik Maning


 Kendala utama yg terlihat saat ini adalah belum terintegrasinya antara

 kebijakan energi dan pelaksanaanya. Kebijakan Energi Nasional (KEN)
 2005 sebenarnya sudah mengatur hal itu semua. KEN mengatur hingga 
 target kondisi energi di Indonesia hingga 2025. Keterpaksaan masih 
 sering menjadi alasan utama ketika kebijakan diambil. Problem lain ini

 bisa dipilah menjadi beberapa item dibawah ini yg juga sudah diketahui

 sejak dari tahun 2003, al :

 * belum terselesaikannya secara keseluruhan peraturan-peraturan 
 pelaksanaan sebagai implementasi dari ketiga UU tersebut;
   Ada peraturan yg agak rumit antara perturan daerah dan pusat, 
 peraturan/peruuan masalah energi dan bahkan dengan undang-undang air 
 tanah dll
 * subsidi BBM dan TDL yang belum sepenuhnya dihapuskan;
   Daya beli masyarakat menjadi kendala untuk menyelaraskan harga 
 energi ini.
 * belum efisiennya sistim ketenagalistrikan;
   Efisiensi disini ada dua hal antara efisiensi karena memang 
 masalah fisika (karena transmisi) dan pencurian serta tunggakan 
 beberapa pengguna listrik PLN.
 * tarif dasar listrik yang berlaku saat ini belum pada posisi yang

 memberikan keuntungan yang layak, baik bagi PLN sendiri maupun 
 investor listrik swasta;
   TDL ditentukan berdasarkan harga energi dan daya beli, ini 
 akhirnya seperti telur dan ayam, mana yg didahulukan ?
 * belum terpadunya peraturan perundang-undangan lintas sektor yang

 mendukung kebijakan investasi di sektor energi termasuk peraturan 
 daerah yang sering tidak sinkron dengan kebijakan pusat;
 * masih lemahnya