Re: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS
Vick,... tentu saja orang BPMIGAS enggan disebut pegawai Departemen ESDM Ditjen Migas, karena memang lembaganya beda. Masing2 bosnya (Pak Kardaya dan Pak Purnomo) sama-sama langsung lapor ke Presiden. Kepala BPMIGAS tidak melapor ke Menteri ESDM (apalagi ke DitJen Migas). Satu lagi Vick,.. kesanku: sampeyan mengidentik-kan reformasi dengan penyatuan kelembagaan BPMIGAS dengan Ditjen MIGAS. Fakta yang aku lihat justru: reformasi (baca: tuntutan IMF) mengharuskan: 1. Pertamina dipisahkan dari fungsi MPS-nya 2. Pertamina diperlakukan sama dengan KPS-KPS lain 3. Fungsi MPS dilakukan oleh badan baru namanya BPMigas 4. Fungsi regulasi masih dilakukan oleh Ditjen Migas salam adb From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, May 23, 2006 12:56 PM Subject: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS Problem penyatuan kelembagaan. Saya kok masih sering merasa (moga-moga perasaan saya saja) mengapa orang BPMIGAS selalu enggan disebut sebagai pegawai Dept. MIGAS ? Apakah karena BPMIGAS dahulunya kebanyakan ex-pegawai Pertamina, sedangkan Ditjen Migas hanyalah pegawai negeri. ? Sehingga kesan saya adanya proses tarik-ulur dan saling tolak dalam hal wewenang dan tanggung jawab. Penyatuan lembaga ini sangat penting tentunya. Saya yang merasa di pihak luar kadangkala heran dan kebingungan dengan hal yang seperti ini. Saya sendiri menyadari. Reformasi (reform-perubahan) memang memerlukan waktu tidak bisa instant, dan saya rasa proses penyatuan ini juga akan memakan waktu. Tentunya diperlukan keterbukaan semua pihak yg terkait baik BPMIGAS, Ditjen Migas serta kita-kita juga ketika berhubungan dengan pengusahaan migas. Saya rasa nantipun kalau sudah ada Badan Geologi Nasional juga akan memiliki problem senada antara P3G, LIPI, Bakosurtanal, BMG dll kalau dilebur dalam satu organisasi tunggal kebumian. Saya inget kang ADB dulu ketika ditawari membidani BGN sangat ragu-ragu. Tetapi kalau melihat perkembangannya sebenernya arah perubahan dan peleburan ini sudah menunjukkan kemajuan bagus. Dan saya rasa sudah dalam track penyatuan yg tepat. Semoga Saya hanya ingin belajar dari perubahan-perubahan seperti ini. Mungkin rekan-rekan yang berkecimpung angsung bisa share informations/knowledges/experiences dengan timbulnya penyatuan kelembagaan di Indonesia ... Mohon maaf bila tidak berkenan, Salam, RDP On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai
Biodiesel tak punya komposisi seperti diesel/solar. Biodiesel nabati bukan diesel minyak bumi. Biodiesel tidak secara spontan meletup atau menyala dalam keadaan normal karena mempunyai titik bakar yang tinggi (150 deg C). Kalau bahan bakar diesel minyak bumi ('solar') titik bakarnya hanya 52 deg C. Memang energi dalam biodiesel 12 % lebih rendah dari diesel minyak bumi (petrodiesel), tetapi efisiensi pembakaran biodiesel lebih tinggi 7 %. Maka, menggunakan biodiesel akan menurunkan gerak torsi sampai 5 %, jelas ini berpengaruh ke keawetan mesin. Kalau petramax campur petrodiesel jelas merusak mesin akhirnya. Tapi petramax campur biodiesel lain hal. Kembali, hanya volumetrik yang terbatas adalah hambatan penggunaan biodiesel. Dari segi lain-lainnya biodiesel bisa lebih unggul dari fossil fuel. Rakyat pun bisa buat instalasi transesterifikasi sederhana untuk menghasilkan biodiesel dari kelapa sawit atau jarak pagar. Kalau buat bensin/solar kan butuh refinery besar. Maka, tepatlah apa kata insinyur Jerman Rudolf Christian Karl Diesel hampir 100 tahun lalu ketika ia memamerkan mesin bertenaga biodiesel pertama di dunia yang dijalankan dengan minyak kacang dan minyak perasan biji hemps (sejenis ganja). Ia meramalkan bahwa pemakaian minyak nabati sebagai bahan bakar akan semakin penting (der Gebrauch von Pflanzenol als Kraftstoff konnen im Laufe der Zeit). Dan, rasanya kita tengah menyaksikan ramalannya dipenuhi. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 23, 2006 12:41 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai Apakah mencampur pertamax dengan diesel tidak merusak mesin ? Sistem pembakaran diesel dengan premium jelas tidak sama kan ? rdp On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah, Biodisel tak mengenal angka oktan sebab tak ada makromolekul petroleum di dalamnya. Malah, yang dikenal angka setana (cetane number ISO 5165) untuk kandungan metil/etil ester-nya yang bisa berkisar dari 40 - 60 dari hasil proses pembuatan biodisel via transesterifikasi. Kalau dicampur, ya bergantung ke pencampurnya punya angka oktan berapa, pertamax berapa, super TT berapa, angka oktannya tetap seperti semula, tak berubah saat dicampur biodisel. Di Amerika, B20 adalah biodisel yang paling banyak dipakai. Saya pikir pertamax juga bisa dicampur biodisel. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 23, 2006 9:30 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai Sdrk Awang Berapa ya oktan-nya B10 dan B20 ? Untuk mobil mobil yang harus pakai pertamax biosa dipakai ndak ya? Maaf , saya tanya wong ndak tahu kok. Si-Abah Mas Anto, Mungkin sebaiknya disebut biodiesel, jangan biosolar nanti kesannya ada hubungannya dengan energi matahari (solar cell) walaupun kita tahu baik fossil fuel maupun bio fuel (seperti biodiesel) semuanya ya konversi dari energi Matahari. Biodisel dapat dicampur dengan fossil fuel sampai tingkat berapa pun. Seluruhnya biodiesel pun bisa (B100 namanya, tanpa campuran petroleum). Tetapi, karena volumetriknya yang masih sedikit (seperti kata Pak Koesoema), saat ini biasanya banyak digunakan B20 (20 % biodisel, 80 % petroleum). Soal proses sintesis kimiawi di antara mereka, blending tak masalah. Walaupun biodisel tak mengandung petroleum, free of sulfur dan aromatik, blending tetap berjalan makanya ada B10 atau B20. Transesterifikasi vegetable oil (minyak sawit misalnya) + alkohol (etanol/metanol) + katalis hidroksida (NaOH atau KOH) untuk menghasilkan biodisel tak membuat proses blending dengan petroleum bermasalah, mungkin karena gliserol (gliserin) pada proses transesterifikasi tersebut telah terendapkan. Secara volumetrik memang pemakaiannya masih kecil. Di Amerika, tahun 2005 pemakaian biodisel hanya 75 juta galon (1,78 juta barrel) - jelas hampir tak ada artinya dengan pemakaian petroleum. Tetapi, biodisel sangat menjanjikan, terutama ia unggul di masalah kebersihan lingkungan. Blending dengan petroleum, paling tidak akan mengurangi emisi gas karbon dan greenhouse gas lainnya ke atmosfer. Itu dulu infonya. Salam, awang -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, May 21, 2006 1:49 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil Masalahnya dengan biodiesel adalah quantity, sampai berapa ribu barrel dapat diproduksikan per hektar/hari? - Original Message - From: Adriantos [EMAIL PROTECTED] To: IAGI Mailing iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, May 22, 2006 3:15 AM Subject: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari
Re: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS
Wah ... thanks Kang ADB. Saya baru sedikit ngeh sekarang Jadi BPMIGAS dan Ditjen MIGAS itu ndak ada hubungan langsung ya ? rdp On 5/23/06, Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] wrote: Vick,... tentu saja orang BPMIGAS enggan disebut pegawai Departemen ESDM Ditjen Migas, karena memang lembaganya beda. Masing2 bosnya (Pak Kardaya dan Pak Purnomo) sama-sama langsung lapor ke Presiden. Kepala BPMIGAS tidak melapor ke Menteri ESDM (apalagi ke DitJen Migas). Satu lagi Vick,.. kesanku: sampeyan mengidentik-kan reformasi dengan penyatuan kelembagaan BPMIGAS dengan Ditjen MIGAS. Fakta yang aku lihat justru: reformasi (baca: tuntutan IMF) mengharuskan: 1. Pertamina dipisahkan dari fungsi MPS-nya 2. Pertamina diperlakukan sama dengan KPS-KPS lain 3. Fungsi MPS dilakukan oleh badan baru namanya BPMigas 4. Fungsi regulasi masih dilakukan oleh Ditjen Migas salam adb From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, May 23, 2006 12:56 PM Subject: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS Problem penyatuan kelembagaan. Saya kok masih sering merasa (moga-moga perasaan saya saja) mengapa orang BPMIGAS selalu enggan disebut sebagai pegawai Dept. MIGAS ? Apakah karena BPMIGAS dahulunya kebanyakan ex-pegawai Pertamina, sedangkan Ditjen Migas hanyalah pegawai negeri. ? Sehingga kesan saya adanya proses tarik-ulur dan saling tolak dalam hal wewenang dan tanggung jawab. Penyatuan lembaga ini sangat penting tentunya. Saya yang merasa di pihak luar kadangkala heran dan kebingungan dengan hal yang seperti ini. Saya sendiri menyadari. Reformasi (reform-perubahan) memang memerlukan waktu tidak bisa instant, dan saya rasa proses penyatuan ini juga akan memakan waktu. Tentunya diperlukan keterbukaan semua pihak yg terkait baik BPMIGAS, Ditjen Migas serta kita-kita juga ketika berhubungan dengan pengusahaan migas. Saya rasa nantipun kalau sudah ada Badan Geologi Nasional juga akan memiliki problem senada antara P3G, LIPI, Bakosurtanal, BMG dll kalau dilebur dalam satu organisasi tunggal kebumian. Saya inget kang ADB dulu ketika ditawari membidani BGN sangat ragu-ragu. Tetapi kalau melihat perkembangannya sebenernya arah perubahan dan peleburan ini sudah menunjukkan kemajuan bagus. Dan saya rasa sudah dalam track penyatuan yg tepat. Semoga Saya hanya ingin belajar dari perubahan-perubahan seperti ini. Mungkin rekan-rekan yang berkecimpung angsung bisa share informations/knowledges/experiences dengan timbulnya penyatuan kelembagaan di Indonesia ... Mohon maaf bila tidak berkenan, Salam, How to win the game without breaking the rule -- make the new one !
RE: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS
Pak Andang sudah menerangkan dengan benar. Memang, orang luar, apalagi yang baru berinvestasi di Indonesia suka bingung antara BPMIGAS dan MIGAS. Tetapi kedua badan ini sudah saling bagi-bagi tugas dengan baik. Hanya, memang masih suka ada yang keluar dari wewenangnya, tetapi itu bukan secaralembaga. Baik MIGAS maupun BPMIGAS melaksanaan fungsi pengawasan. Pengawasan oleh MIGAS untuk tujuan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pengawasan oleh BPMIGAS untuk tujuan ketaatan terhadap ketentuan Kontrak Kerja Sama. Salam, Awang -Original Message- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 23, 2006 1:06 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS Vick,... tentu saja orang BPMIGAS enggan disebut pegawai Departemen ESDM Ditjen Migas, karena memang lembaganya beda. Masing2 bosnya (Pak Kardaya dan Pak Purnomo) sama-sama langsung lapor ke Presiden. Kepala BPMIGAS tidak melapor ke Menteri ESDM (apalagi ke DitJen Migas). Satu lagi Vick,.. kesanku: sampeyan mengidentik-kan reformasi dengan penyatuan kelembagaan BPMIGAS dengan Ditjen MIGAS. Fakta yang aku lihat justru: reformasi (baca: tuntutan IMF) mengharuskan: 1. Pertamina dipisahkan dari fungsi MPS-nya 2. Pertamina diperlakukan sama dengan KPS-KPS lain 3. Fungsi MPS dilakukan oleh badan baru namanya BPMigas 4. Fungsi regulasi masih dilakukan oleh Ditjen Migas salam adb From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, May 23, 2006 12:56 PM Subject: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS Problem penyatuan kelembagaan. Saya kok masih sering merasa (moga-moga perasaan saya saja) mengapa orang BPMIGAS selalu enggan disebut sebagai pegawai Dept. MIGAS ? Apakah karena BPMIGAS dahulunya kebanyakan ex-pegawai Pertamina, sedangkan Ditjen Migas hanyalah pegawai negeri. ? Sehingga kesan saya adanya proses tarik-ulur dan saling tolak dalam hal wewenang dan tanggung jawab. Penyatuan lembaga ini sangat penting tentunya. Saya yang merasa di pihak luar kadangkala heran dan kebingungan dengan hal yang seperti ini. Saya sendiri menyadari. Reformasi (reform-perubahan) memang memerlukan waktu tidak bisa instant, dan saya rasa proses penyatuan ini juga akan memakan waktu. Tentunya diperlukan keterbukaan semua pihak yg terkait baik BPMIGAS, Ditjen Migas serta kita-kita juga ketika berhubungan dengan pengusahaan migas. Saya rasa nantipun kalau sudah ada Badan Geologi Nasional juga akan memiliki problem senada antara P3G, LIPI, Bakosurtanal, BMG dll kalau dilebur dalam satu organisasi tunggal kebumian. Saya inget kang ADB dulu ketika ditawari membidani BGN sangat ragu-ragu. Tetapi kalau melihat perkembangannya sebenernya arah perubahan dan peleburan ini sudah menunjukkan kemajuan bagus. Dan saya rasa sudah dalam track penyatuan yg tepat. Semoga Saya hanya ingin belajar dari perubahan-perubahan seperti ini. Mungkin rekan-rekan yang berkecimpung angsung bisa share informations/knowledges/experiences dengan timbulnya penyatuan kelembagaan di Indonesia ... Mohon maaf bila tidak berkenan, Salam, RDP On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1:
Re: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS
Pak Awang, Kalau kantor perwakilan BPMIGAS yang ada di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan/Sulawesi dan Maluku ini juga dibawah BPMIGAS ? Apakah ada padanannya dengan yg sebelumnya (jaman BPPKA) ? rdp On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Andang sudah menerangkan dengan benar. Memang, orang luar, apalagi yang baru berinvestasi di Indonesia suka bingung antara BPMIGAS dan MIGAS. Tetapi kedua badan ini sudah saling bagi-bagi tugas dengan baik. Hanya, memang masih suka ada yang keluar dari wewenangnya, tetapi itu bukan secaralembaga. Baik MIGAS maupun BPMIGAS melaksanaan fungsi pengawasan. Pengawasan oleh MIGAS untuk tujuan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pengawasan oleh BPMIGAS untuk tujuan ketaatan terhadap ketentuan Kontrak Kerja Sama. Salam, Awang
[iagi-net-l] Pemerintah stop briket Batubara
Belum lama pemerintah mencanangkan penggunaan briket batubara untuk energi alternatif pengganti minyak tanah, hal tsb mengingat tingginya harga minyak dunia waktu itu 60$ perbarrel, bahkan dengan mantap pemerintah mencanangkan program pembuatan 1 juta kompor briket batubara untuk rumah tangga, setelah harga minyak dunia turun gaung tsb HILANG. Sekarang setelah harga minyak kembali naik tajam 70$ perbarrel. pemerintah berniat mengurangi konsumsi minyak tanah dengan elpiji dgn program mengganti kompor minyak tanah dgn kompor elpiji (terutama di jakarta) dan menstop program briket batubara dengan alasan kesehatan (Koran Tribun Samarinda 17 mei 2006) Tentu saja hal itu sangat mengagetkan pengrajin kompor briket batubara. Pada waktu pameran briket batubara yg dibuka RI 1 di kemayoran bulan Oktober tahun kemarin yang diwarnai dengan demo memasak menggunakan briket batubara, bahu belerang dan abu yg menyesakkan sudah dirasakan pengunjung pameran. Sepertinya sebelum pencanangan program tsb tdk ada studi sebelumnya atau pura-pura tidak tahu??? akankah program kompor elpiji di jakarta akan bernasib sama With kind regards, Widoyo Geologist PT Carsurin Tel (62-21) 654 0425 Fax (62-21) 654 0418
RE: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS
Pak Rovicky, Kantor Perwakilan BPMIGAS di daerah (Pekanbaru, Palembang, Balikpapan, Sorong) untuk wilayah2 yang diwakili (Sumbagut-Natuna-Sumbagteng, Sumbagsel, Kalimantan-Sulawesi, Papua-Maluku; urusan Jawa cukup dari kantor pusat) adalah jelas di bawah BPMIGAS. Kepala Perwakilan melapor ke Ka. Divisi Eksternal BPMIGAS. Pada zaman sebelumnya (Pertamina BKKA, Pertamina BPPKA, Pertamina MPS) tidak ada padanannya. Dibentuk karena semakin banyak urusan2 di daerah yang berhubungan dengan otonomi daerah. Chevron di Sumatra Tengah dalam pembebasan lahan bisa minta bantuan BPMIGAS di Pekanbaru. Medco di Sumbagsel bisa minta bantuan BPMIGAS di Palembang. Vico di Kaltim bisa minta bantuan BPMIGAS di Balikpapan. Kufpec atau Kalrez di Seram bisa minta bantuan BPMIGAS di Sorong. Pemda setempat dan DPRD pun sering berhubungan dengan perwakilan2 BPMIGAS ini. Sudah berjalan sekitar 3-4 tahun ini, saya pikir cukup efektif pembentukan perwakilan2 ini. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 23, 2006 1:44 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS Pak Awang, Kalau kantor perwakilan BPMIGAS yang ada di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan/Sulawesi dan Maluku ini juga dibawah BPMIGAS ? Apakah ada padanannya dengan yg sebelumnya (jaman BPPKA) ? rdp On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Andang sudah menerangkan dengan benar. Memang, orang luar, apalagi yang baru berinvestasi di Indonesia suka bingung antara BPMIGAS dan MIGAS. Tetapi kedua badan ini sudah saling bagi-bagi tugas dengan baik. Hanya, memang masih suka ada yang keluar dari wewenangnya, tetapi itu bukan secaralembaga. Baik MIGAS maupun BPMIGAS melaksanaan fungsi pengawasan. Pengawasan oleh MIGAS untuk tujuan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pengawasan oleh BPMIGAS untuk tujuan ketaatan terhadap ketentuan Kontrak Kerja Sama. Salam, Awang -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM
Pak Luthfi: Sebetulnya prinsip undivided interest yang diberlakukan Pertamina itu apakah berbentuk UU, Keputusan Menteri atau dalam bentuk apa? SEbetulnya prinsip ini merugikan daerah yang seluruh arealnya hanya ada lapangan2 minyak Pertamina, seperti contohnya Jabar. BUMD tidak bisa ikut participating interest 10% yang tercantum dalam UU Migas. Masalah keuangan saya kira bisa diatur untuk bagian yang difarm-outkan itu. Aturan itu kan dibikin manusia. Wassalam - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, May 23, 2006 9:56 AM Subject: Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM Pak Koesoema Gini lho , pan PSC itu diilhami oleh sistim paro-nya pengelolaan sawah, jadi tergantung sawahnya milik siapa , juga kalau panen-nya gagal ya yang punya sawah ndak dapat apa apa. Dalam case OTODA peilik sawah ada dua yaitu NKRI dan Pem Kab. Jadi 10 % participating interest itu kan hanya berlaku pada tahapan produksi, untuk PemKab. Jadi tergantung dikabupaten mana lapangan minyak itu berada , kalau adai nya di kabupaten A , ya yang berhak 10 % adalah Kabupaten A. Nah memang menghitung-nya menjadi sangat sulit , karena yang dibagikan net revenue. Untuk KPS yang daerah-nya relatif kecil saja tetapi dengan lapangan yang berada dibeberapa kabupaten sudah sulit. Dapat dibayangkan bagaimana sulit-nya PTM yang blok-nya berada dibeberapa propinsi , dan laporan keuangan-nya harus dikonsolidasikan dulu di - PTM - EP -JKT, baru kemudian dibebankan ke-masing2 Unit Bisnis. Padahal PemKab tentunya ingin cepat cepat mendapatkan uangnya agar dapat dipakai membangun Daerah. Saya bukan orang KEU , tetapi kebayang lieur-nya ya ? Si-Abah. _ Pak Luthfi: Jika prinsip undivided interest berlaku untuk Pertamina, bagaimana apakah Pertamina berkewajiban untuk menawarkan 10% interest-nya pada BUMD (daerah) sebagaimana dalam UU Migas pasal 22 yang berlaku untuk PSC? Karena tentu Wilayah Kerja Pertamina meliputi banyak propinsi dan kabupaten!. RPK - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, May 22, 2006 9:50 AM Subject: Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM Pak Koesoema Memang kalau kita lihat dari kacamata pwerusahaan minyak / PSC yang normal , adalah aneh bahwa PTM tidak boleh farm -out. Hal ini terjadi sebagai akibat sifat PTM (berdasarkan PP - nya berangkali) yang dianggap samadengan PSC kecuali split-nya. Sampai sini dulu saya bertanya : Apakah memang harus disamakan ? Apakah akan ada yang protes kalau diberikan sedikit dispensasi (lha wong PTM punya negara , artinya mau untung seberapa banyak ya untung-nya buat negara dan dimanfaatkan untuk rakyat. Karena disamakan maka WKP-nya akan dan hanya SATU. Akibat-nya ? Ya , seperti kata Pak Lufthi itu , kalau fatm - out ya harus seluruh WKP. Praktek-nya bagaimana ya ? Wong daerah-nya begitu besar , dibeberapa cekungan , dengan berbagai tingkat risiko, tingkat operasi (ada lapangan yang baru diketemukan , ada yang sudah jadi brown - field). Jadi kalau mau farm - in / farm -out , bagaimana menghitung perjanjian bisnis-nya ya ? Jadi akhirnya PTM milih saja sitim KSO, tentunya akan sedikit sulit bagi para calon mitra , karena seperti kata Pak Kusuma namanya ya tetap sajal PTM. Padahal untuk public company nama-nya tercantum merupakan hal yang penting. Menurut saya Pemerintah pake saja saerian A mild yaitu Kalau bisa dibikin mudah mengapa dibukin susah and`Tanya kenapa ?. Jadi Pemerintah harus berani memberikan perlakuan khusus kpd PTM al. boleh memisahkan sebagian daerah-nya untuk melakukan deal-bisnis, apapun bentuknya , sepanjang itu akan memberikan kontribusi positip bagi PTM. Dalam hal sudah terjadi kerja-sama dengan fihak ketiga , maka daerah diperlakukan sebagai satu blok tersendiri , dan melaporkan aktifitas-nya sebagai KKKS`kepada BP-Migas .TETAPI MASIH TETAP MENJADI DAERAH WKP PERTA- MINA. Perlakuan/aturan akuntansi migas-nya tentu harus dseselaraskan , akan tetapi menurut pendapat saya Pemerintah akan dapat bagian sesuai dengan aturan yg berlaku saat ini. Pendapatan Pertamina dari kerja sama , dimasukan kembali ke PTM tetapi harus suda bebas pajak. Jadi pada dasar-nya kak boleh memecah interest-nya , maka akan sulit bagi - PTM untuk mengembangkan diri. Dus , yang jadi kunci adalah mau apa tidak Pemerintah memberikan hak kepada PTM untuk memecah-mecah porto folio berdasarkan kepentingan bisnis-nya ? Si - Abah ___ Ini sekedar wacana (provokasi) saja mengenai KSO. Saya harap tulisan ini dapat menuai diskusi Jika Pemerintah ingin membesarkan Pertamina dan tidak meng-anak-tirikan anak kandungnya sendiri walaupun pernah nakal, maka Pertamina harus diperlakukan sebagai PSC lainnya sehingga dapat bersaing dengan sehat. Pertama-tama prinsip 'undivided interest tidak
Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil
Liter Per hektar per hari atau liter per hektar per tahun? RPK - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, May 23, 2006 11:52 AM Subject: RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil Dari sekitar 25 jenis tanaman yang diketahui mengandung minyak, apa daya kelapa sawitlah yang paling besar kandungan minyaknya. Kandungan minyaknya per hektar adalah 8950 liter (setara dengan 635 US gallon/acre). Jarak ? Ia hanya 892 liter/ha. Kelapa ? - 2689 liter/ha. Alpokat ? - 2638 liter/ha. Maka terpaksalah kelapa sawit yang paling potensial untuk jadi biodisel. Semua tanaman berminyak itu bisa jadi biodisel dengan proses transesterifikasi. Hanya, tetap saja jauh lebih kecil dibandingkan bahan bakar fosil. Atau kita mau tanami pulau2 kosong di Indonesia dengan kelapa sawit...Ayo ah kita seriusi dulu eksplorasi minyak kita, itu tantangan kita bersama. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 23, 2006 8:49 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil On 5/23/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: apa enggak didiskusikan dulu dengan para pakar di IPB? sehingga pemilihan tanaman yang tepat bisa lebih bermanfaat bagi semua.. Jangan kawatir Ferdi, SBY juga alumni IPB kok :p RDP -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil
Pak Koesoema, Tak ada fungsi waktu Pak, itu kandungan saat tiap panen, jadi bisa berbeda-beda untuk tiap tanaman. Misalnya pohon jarak pagar, ia butuh waktu lima bulan sampai buahnya bisa dipetik dan minyak bisa diekstraksi dari bijinya. Maka untuk pohon jarak katakanlah 892 liter/ha/5 bulan. Tetapi periode per panen ini bisa berbeda-beda bergantung kepada kapan saat produktivitas puncak dicapai. Pohon jarak sangat produktif ketika tanaman berumur 5 tahun. Panen bisa setiap 5 bulan. Dan, pohon jarak masih bisa produktif sampai umurnya 50 tahun. Salam, awang -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 22, 2006 1:59 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil Liter Per hektar per hari atau liter per hektar per tahun? RPK - Original Message - From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, May 23, 2006 11:52 AM Subject: RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil Dari sekitar 25 jenis tanaman yang diketahui mengandung minyak, apa daya kelapa sawitlah yang paling besar kandungan minyaknya. Kandungan minyaknya per hektar adalah 8950 liter (setara dengan 635 US gallon/acre). Jarak ? Ia hanya 892 liter/ha. Kelapa ? - 2689 liter/ha. Alpokat ? - 2638 liter/ha. Maka terpaksalah kelapa sawit yang paling potensial untuk jadi biodisel. Semua tanaman berminyak itu bisa jadi biodisel dengan proses transesterifikasi. Hanya, tetap saja jauh lebih kecil dibandingkan bahan bakar fosil. Atau kita mau tanami pulau2 kosong di Indonesia dengan kelapa sawit...Ayo ah kita seriusi dulu eksplorasi minyak kita, itu tantangan kita bersama. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 23, 2006 8:49 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil On 5/23/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: apa enggak didiskusikan dulu dengan para pakar di IPB? sehingga pemilihan tanaman yang tepat bisa lebih bermanfaat bagi semua.. Jangan kawatir Ferdi, SBY juga alumni IPB kok :p RDP -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota
Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai
Dicampur sih bisa, tapi tidak untuk dijadikan bahan bakar mesin. Untuk mesin bahan bakar gasolin, umumnya pakai angka oktan kisaran 88-95. Mesin diesel umumnya angka setan 40-55. Biodisel B100 yang bisa dijadikan bahan bakar mesin disyaratkan punya angka setan 47 (USA). Semakin kecil angka setan semakin susah meledak, sebaliknya semakin kecil angka oktan semakin mudah meledak kalau dikenai kompresi. Dengan kata lain angka oktan dan angka setan berbanding terbalik. Semakin tinggi angka setan, maka semakin rendah angka oktan. Setan 100 = normal alkane= Oktan 0, sedangkan octane 100=iso alkane=setan 15. Mesin bahan bakar bensin memerlukan bahan bakar yang sulit meledak biar kompresinya bisa lebih tinggi, kalau meledak sebelum busi menyala akan terjadi ngelitik. Sebaliknya, mesin disel tidak pakai busi, mengandalkan kompresi untuk membakar bahan bakar, sehingga perlu bahan bakar yang mudah meledak pada kompresi yang rendah. Nah kalau gasoline dicampur biodisel angka octane akan turun. Pencampur gasolin biasanya jenis etanol/alkohal, namanya menjadi gasohol. Salam Pujas Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah mencampur pertamax dengan diesel tidak merusak mesin ? Sistem pembakaran diesel dengan premium jelas tidak sama kan ? rdp On 5/23/06, Awang Harun Satyana wrote: Abah, Biodisel tak mengenal angka oktan sebab tak ada makromolekul petroleum di dalamnya. Malah, yang dikenal angka setana (cetane number ISO 5165) untuk kandungan metil/etil ester-nya yang bisa berkisar dari 40 - 60 dari hasil proses pembuatan biodisel via transesterifikasi. Kalau dicampur, ya bergantung ke pencampurnya punya angka oktan berapa, pertamax berapa, super TT berapa, angka oktannya tetap seperti semula, tak berubah saat dicampur biodisel. Di Amerika, B20 adalah biodisel yang paling banyak dipakai. Saya pikir pertamax juga bisa dicampur biodisel. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 23, 2006 9:30 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai Sdrk Awang Berapa ya oktan-nya B10 dan B20 ? Untuk mobil mobil yang harus pakai pertamax biosa dipakai ndak ya? Maaf , saya tanya wong ndak tahu kok. Si-Abah Mas Anto, Mungkin sebaiknya disebut biodiesel, jangan biosolar nanti kesannya ada hubungannya dengan energi matahari (solar cell) walaupun kita tahu baik fossil fuel maupun bio fuel (seperti biodiesel) semuanya ya konversi dari energi Matahari. Biodisel dapat dicampur dengan fossil fuel sampai tingkat berapa pun. Seluruhnya biodiesel pun bisa (B100 namanya, tanpa campuran petroleum). Tetapi, karena volumetriknya yang masih sedikit (seperti kata Pak Koesoema), saat ini biasanya banyak digunakan B20 (20 % biodisel, 80 % petroleum). Soal proses sintesis kimiawi di antara mereka, blending tak masalah. Walaupun biodisel tak mengandung petroleum, free of sulfur dan aromatik, blending tetap berjalan makanya ada B10 atau B20. Transesterifikasi vegetable oil (minyak sawit misalnya) + alkohol (etanol/metanol) + katalis hidroksida (NaOH atau KOH) untuk menghasilkan biodisel tak membuat proses blending dengan petroleum bermasalah, mungkin karena gliserol (gliserin) pada proses transesterifikasi tersebut telah terendapkan. Secara volumetrik memang pemakaiannya masih kecil. Di Amerika, tahun 2005 pemakaian biodisel hanya 75 juta galon (1,78 juta barrel) - jelas hampir tak ada artinya dengan pemakaian petroleum. Tetapi, biodisel sangat menjanjikan, terutama ia unggul di masalah kebersihan lingkungan. Blending dengan petroleum, paling tidak akan mengurangi emisi gas karbon dan greenhouse gas lainnya ke atmosfer. Itu dulu infonya. Salam, awang -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, May 21, 2006 1:49 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil Masalahnya dengan biodiesel adalah quantity, sampai berapa ribu barrel dapat diproduksikan per hektar/hari? - Original Message - From: Adriantos To: IAGI Mailing Sent: Monday, May 22, 2006 3:15 AM Subject: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil Dear IAGI, Saya lihat di TV tentang biosolar yang sudah diperkenalkan di Jakarta (sudah ada 4 stasiun BBM yang menyediakan biosolar) Hal itu sangat menarik, terutama dikaitkan dengan penghematan pemakaian minyak fossil. Adakah diantara rekan-rekan yang bisa memberikan penerangan lebih jauh tentang itu : bagaimana perbandingannya campurannya antara biodisel (dari palmoil) dengan petroleum dieselnya (menurut BPPT bisa dicampur sampai 10% ??) dan apakah ada yang tahu mengenai synthesis reactionnya? Mas Awang, mas Rovicky, dan pakar
Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai
Mas Awang, terimakasih banyak atas pencerahannya. anto Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah mencampur pertamax dengan diesel tidak merusak mesin ? Sistem pembakaran diesel dengan premium jelas tidak sama kan ? rdp On 5/23/06, Awang Harun Satyana wrote: Abah, Biodisel tak mengenal angka oktan sebab tak ada makromolekul petroleum di dalamnya. Malah, yang dikenal angka setana (cetane number ISO 5165) untuk kandungan metil/etil ester-nya yang bisa berkisar dari 40 - 60 dari hasil proses pembuatan biodisel via transesterifikasi. Kalau dicampur, ya bergantung ke pencampurnya punya angka oktan berapa, pertamax berapa, super TT berapa, angka oktannya tetap seperti semula, tak berubah saat dicampur biodisel. Di Amerika, B20 adalah biodisel yang paling banyak dipakai. Saya pikir pertamax juga bisa dicampur biodisel. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 23, 2006 9:30 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil pakai Sdrk Awang Berapa ya oktan-nya B10 dan B20 ? Untuk mobil mobil yang harus pakai pertamax biosa dipakai ndak ya? Maaf , saya tanya wong ndak tahu kok. Si-Abah Mas Anto, Mungkin sebaiknya disebut biodiesel, jangan biosolar nanti kesannya ada hubungannya dengan energi matahari (solar cell) walaupun kita tahu baik fossil fuel maupun bio fuel (seperti biodiesel) semuanya ya konversi dari energi Matahari. Biodisel dapat dicampur dengan fossil fuel sampai tingkat berapa pun. Seluruhnya biodiesel pun bisa (B100 namanya, tanpa campuran petroleum). Tetapi, karena volumetriknya yang masih sedikit (seperti kata Pak Koesoema), saat ini biasanya banyak digunakan B20 (20 % biodisel, 80 % petroleum). Soal proses sintesis kimiawi di antara mereka, blending tak masalah. Walaupun biodisel tak mengandung petroleum, free of sulfur dan aromatik, blending tetap berjalan makanya ada B10 atau B20. Transesterifikasi vegetable oil (minyak sawit misalnya) + alkohol (etanol/metanol) + katalis hidroksida (NaOH atau KOH) untuk menghasilkan biodisel tak membuat proses blending dengan petroleum bermasalah, mungkin karena gliserol (gliserin) pada proses transesterifikasi tersebut telah terendapkan. Secara volumetrik memang pemakaiannya masih kecil. Di Amerika, tahun 2005 pemakaian biodisel hanya 75 juta galon (1,78 juta barrel) - jelas hampir tak ada artinya dengan pemakaian petroleum. Tetapi, biodisel sangat menjanjikan, terutama ia unggul di masalah kebersihan lingkungan. Blending dengan petroleum, paling tidak akan mengurangi emisi gas karbon dan greenhouse gas lainnya ke atmosfer. Itu dulu infonya. Salam, awang -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, May 21, 2006 1:49 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil Masalahnya dengan biodiesel adalah quantity, sampai berapa ribu barrel dapat diproduksikan per hektar/hari? - Original Message - From: Adriantos To: IAGI Mailing Sent: Monday, May 22, 2006 3:15 AM Subject: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil Dear IAGI, Saya lihat di TV tentang biosolar yang sudah diperkenalkan di Jakarta (sudah ada 4 stasiun BBM yang menyediakan biosolar) Hal itu sangat menarik, terutama dikaitkan dengan penghematan pemakaian minyak fossil. Adakah diantara rekan-rekan yang bisa memberikan penerangan lebih jauh tentang itu : bagaimana perbandingannya campurannya antara biodisel (dari palmoil) dengan petroleum dieselnya (menurut BPPT bisa dicampur sampai 10% ??) dan apakah ada yang tahu mengenai synthesis reactionnya? Mas Awang, mas Rovicky, dan pakar lainnya, mungkin bisa memberikan pencerahan? Thanks and regard, S. Adrianto - Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low rates. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
[iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna
Pak Awang juga temen yg lain. . Adakah publikasi tentang dua sumur ini Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna East Natuna hanya ada satu lapangan gas raksasa D-Alpha. Namun ada sumur terdekatnya yg ada minyaknya (Bursa-1X). Apakah memang di EAST Natuna ada indikasi juga generate minyak selain gas ? Thanks for sharing info RDP
RE: [iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna
Pak Rovicky, Rasanya kita dulu pernah diskusi Bursa-1X ya di IAGI-net, entah sudah terarsip atau belum. Data saya yang siap hanya menunjukkan Bursa-1X dibor Agip SPA tahun 1978 dengan TD 12,548 ft dan menemukan minyak dan gas yang sub-ekonomik. Sumur Cyprea-1X (di data saya Cybraca-1X ?) dibor oleh Agip juga pada tahun yang sama dengan TD 6816 ft dan kering. Data tambahan yang lebih lengkap bisa digali lagi, hanya harus dicari dulu. Temuan minyak dan gas di Bursa-1X harus kita lihat dulu apa minyaknya, kalau ia light oil atau condensate tentu tak akan terlalu mengherankan sebab dua jenis minyak ringan ini sering berasosiasi dengan thermogenic gas. Sebab, temuan lain di East Natuna (D-Alpha, AP, AV, Banteng, Sokang semuanya gas). Peluang untuk menghasilkan minyak di East Natuna saya pikir masih ada. Top oil window dan gas window dari selatan ke utara semakin naik, mungkin karena semakin mendekati tinggian West Luconia. Formasi Arang di wilayah Bursa saat ini ada di top of oil window. Sedangkan, gas di Natuna D-Alpha berasal dari suatu kitchen sedalam 5000 meter di tenggaranya yang diisi oleh pre-Gabus source yang terrestrial (gas prone by source facies, juga karena thermal history-nya). Menuju ke utara ke dekat Bursa, di kedalaman 2000 meter saja sudah di tengah oil window. Marine deposits Lower Arang atau bagian atas Gabus dan Barat shales saya pikir bisa punya kerogen type-II yang oil-prone, dan juga thermal history-nya mendukung. Publikasi East Natuna Basin termasuk langka, tidak seperti West Natuna. Mungkin bisa dimulai dengan Dunn et al. (Proceedings IPA, 1996) : Application of Geoscience Technology in a Geologic Study of the Natuna Gas Field Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 23, 2006 3:04 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna Pak Awang juga temen yg lain. . Adakah publikasi tentang dua sumur ini Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna East Natuna hanya ada satu lapangan gas raksasa D-Alpha. Namun ada sumur terdekatnya yg ada minyaknya (Bursa-1X). Apakah memang di EAST Natuna ada indikasi juga generate minyak selain gas ? Thanks for sharing info RDP -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM
Ndang Benar , koreksi anda mengenai Net revenue , terima kasih. Apa bedanya menawarkan PI kepada BUMD pasal 34 dengan Indonesia PI yang tertulis dalam PSC yang lama ? Dalam hal Kontrak PSC-nya menyebutkan demikian apakah penawaran kpd BUMD juga tetap berlaku ? Memang ada bedanya ,yaitu pada sistim IPI , keikutsertaan , harus dinyatakan pada first expl well yang sukses.Jadi resiko masih besar. Si-Abah __ Kang Abah,... sedikit koreksi: - Yang dituliskan dalam bagian argumen Kang Yanto ttg pembagian dg daerah berdasarkan net-revenue itu adalah prinsip-prinsip dalam PKPD (Pembagian Keuangan Pusat-Daerah) yang diatur dalam UU25/1999 dan UU33/2004. Hal tsb berbeda dengan esensi-mekanisme 10% Participating Interest dalam kontrak PSC yang diatur dalam UU22/2001 dan dijelaskan dalam PP35/2004 dan PP34/2005. - Kalau aturan yang pertama berhubungan dengan urusan keuangan pemerintahan (pusat-daerah), aturan yang kedua berkaitan dengan aturan bisnis-to-bisnis antara PSC dengan BUMD -- yaitu aturan yang memungkinkan BUMD/Perusda/Koperasi di daerah farm-in/share-in didalam suatu blok PSC apabila blok tersebut dinyatakan komersial. - Dengan (masih) adanya konsolidasi (keuangan) seluruh Blok Pertamina, memang akan menjadi sedikit tricky untuk menghitung-hitung harga 10% PI tersebut, baik untuk membayar exploration cost yang sudah dikeluarkan, maupun nantinya untuk membayar cash-call-nya block tersebut. - Mudah-mudahan Bapak-bapak kita di BPMigas Ditjen Migas dalam waktu dekat mampu untuk membuat terobosan-terobosan sedemikian rupa sehingga masalah konsolidasi dan 10%PI tsb bisa segera dipecahkan, dan Perusahaan2 Daerah yang bergerak di bidang Migas akan makin banyak dan semakin professional. Selamat berjuang Salam Andang Bachtiar FKDPM - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, May 23, 2006 9:56 AM Subject: Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM Pak Koesoema Gini lho , pan PSC itu diilhami oleh sistim paro-nya pengelolaan sawah, jadi tergantung sawahnya milik siapa , juga kalau panen-nya gagal ya yang punya sawah ndak dapat apa apa. Dalam case OTODA peilik sawah ada dua yaitu NKRI dan Pem Kab. Jadi 10 % participating interest itu kan hanya berlaku pada tahapan produksi, untuk PemKab. Jadi tergantung dikabupaten mana lapangan minyak itu berada , kalau adai nya di kabupaten A , ya yang berhak 10 % adalah Kabupaten A. Nah memang menghitung-nya menjadi sangat sulit , karena yang dibagikan net revenue. Untuk KPS yang daerah-nya relatif kecil saja tetapi dengan lapangan yang berada dibeberapa kabupaten sudah sulit. Dapat dibayangkan bagaimana sulit-nya PTM yang blok-nya berada dibeberapa propinsi , dan laporan keuangan-nya harus dikonsolidasikan dulu di - PTM - EP -JKT, baru kemudian dibebankan ke-masing2 Unit Bisnis. Padahal PemKab tentunya ingin cepat cepat mendapatkan uangnya agar dapat dipakai membangun Daerah. Saya bukan orang KEU , tetapi kebayang lieur-nya ya ? Si-Abah. _ Pak Luthfi: Jika prinsip undivided interest berlaku untuk Pertamina, bagaimana apakah Pertamina berkewajiban untuk menawarkan 10% interest-nya pada BUMD (daerah) sebagaimana dalam UU Migas pasal 22 yang berlaku untuk PSC? Karena tentu Wilayah Kerja Pertamina meliputi banyak propinsi dan kabupaten!. RPK - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, May 22, 2006 9:50 AM Subject: Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM Pak Koesoema Memang kalau kita lihat dari kacamata pwerusahaan minyak / PSC yang normal , adalah aneh bahwa PTM tidak boleh farm -out. Hal ini terjadi sebagai akibat sifat PTM (berdasarkan PP - nya berangkali) yang dianggap samadengan PSC kecuali split-nya. Sampai sini dulu saya bertanya : Apakah memang harus disamakan ? Apakah akan ada yang protes kalau diberikan sedikit dispensasi (lha wong PTM punya negara , artinya mau untung seberapa banyak ya untung-nya buat negara dan dimanfaatkan untuk rakyat. Karena disamakan maka WKP-nya akan dan hanya SATU. Akibat-nya ? Ya , seperti kata Pak Lufthi itu , kalau fatm - out ya harus seluruh WKP. Praktek-nya bagaimana ya ? Wong daerah-nya begitu besar , dibeberapa cekungan , dengan berbagai tingkat risiko, tingkat operasi (ada lapangan yang baru diketemukan , ada yang sudah jadi brown - field). Jadi kalau mau farm - in / farm -out , bagaimana menghitung perjanjian bisnis-nya ya ? Jadi akhirnya PTM milih saja sitim KSO, tentunya akan sedikit sulit bagi para calon mitra , karena seperti kata Pak Kusuma namanya ya tetap sajal PTM. Padahal untuk public company nama-nya tercantum merupakan hal yang penting. Menurut saya Pemerintah pake saja saerian A mild yaitu Kalau bisa dibikin mudah mengapa
Re: [iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna
Wah betul Pak Awang, aku salah memasukkan Bursa-IX mestinya tanpa huruf X :( Wektu itu kita diksusi dulu soal CO2-nya. Nah sekarang aku lagi mencari kemungkinan oilnya (liquid Hydrocarbon). Dari catatan yg ada oil di Bursa-1X ini diperoleh dari DST yg flowing hingga 3000 bopd. Memang light oil (sg = 0.8305) dengan medium sulphur content (0.19%) intermediate parafinic (characterization factor (KUOP) = 12.2 (baru denger istilah KUOP :); wax content 14.5%. Gasnya mostly C1 dengan CO2 hanya 6.28%. Nah apakah aku boleh memperkirakan adanya kemungkinan oil source (liquid hydrocarbon) yg berbeda dengan sourcenya Natuna D-Alpha ? Yg paling mungkin utk spekulasi oil source dari formasi mana ya ? Maturity saya ngga punya data tetapi gradien geothermal tercatat di Bursa-1X yang 2.77F/100ft saya ragu menggunakannya karena pengaruh Carbonate (reef) yg cenderung sebagai thermal conductive dibanding rock type lainnya, ini sih pengalaman kalau di East Jawa. RDP On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rovicky, Rasanya kita dulu pernah diskusi Bursa-1X ya di IAGI-net, entah sudah terarsip atau belum. Data saya yang siap hanya menunjukkan Bursa-1X dibor Agip SPA tahun 1978 dengan TD 12,548 ft dan menemukan minyak dan gas yang sub-ekonomik. Sumur Cyprea-1X (di data saya Cybraca-1X ?) dibor oleh Agip juga pada tahun yang sama dengan TD 6816 ft dan kering. Data tambahan yang lebih lengkap bisa digali lagi, hanya harus dicari dulu. Temuan minyak dan gas di Bursa-1X harus kita lihat dulu apa minyaknya, kalau ia light oil atau condensate tentu tak akan terlalu mengherankan sebab dua jenis minyak ringan ini sering berasosiasi dengan thermogenic gas. Sebab, temuan lain di East Natuna (D-Alpha, AP, AV, Banteng, Sokang semuanya gas). Peluang untuk menghasilkan minyak di East Natuna saya pikir masih ada. Top oil window dan gas window dari selatan ke utara semakin naik, mungkin karena semakin mendekati tinggian West Luconia. Formasi Arang di wilayah Bursa saat ini ada di top of oil window. Sedangkan, gas di Natuna D-Alpha berasal dari suatu kitchen sedalam 5000 meter di tenggaranya yang diisi oleh pre-Gabus source yang terrestrial (gas prone by source facies, juga karena thermal history-nya). Menuju ke utara ke dekat Bursa, di kedalaman 2000 meter saja sudah di tengah oil window. Marine deposits Lower Arang atau bagian atas Gabus dan Barat shales saya pikir bisa punya kerogen type-II yang oil-prone, dan juga thermal history-nya mendukung. Publikasi East Natuna Basin termasuk langka, tidak seperti West Natuna. Mungkin bisa dimulai dengan Dunn et al. (Proceedings IPA, 1996) : Application of Geoscience Technology in a Geologic Study of the Natuna Gas Field Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 23, 2006 3:04 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna Pak Awang juga temen yg lain. . Adakah publikasi tentang dua sumur ini Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna East Natuna hanya ada satu lapangan gas raksasa D-Alpha. Namun ada sumur terdekatnya yg ada minyaknya (Bursa-1X). Apakah memang di EAST Natuna ada indikasi juga generate minyak selain gas ? Thanks for sharing info RDP -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- How to win the game without breaking the rule -- make the new one ! - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas
[iagi-net-l] Maaf lewat jalum, call for young geoscientists
Friends, Aku baru dihubungi kawan dari sebuah perusahaan minyak terbesar di KL, mereka mencari buanyak young geologist, geophysicist, dan petroleum engineer; pengalaman sekitar 3 tahunan (kurang-kurang dikit gak apa apa la yaouw..), bersedia ditempatkan diberbagai lokasi diseluruh dunia. Mereka berencana untuk mengadakan interview akhir bulan May ini. Kalau tertarik, please send CV by email ke kawanku dikantor yg urus soal ini: [EMAIL PROTECTED] . Mohon jangan balas ke emailku ini, silahkan email ke [EMAIL PROTECTED], jangan lewat hari Jumat 26 May 06, jam 12:00 siang. Fax juga boleh ke (021) 782 9424. Trims. bat.
[iagi-net-l] Tiori relatipitas
Tiori relatipitas Einstein Waktu Bromo tiba-tiba meletus dan membunuh dua wisatawan, orang orang local selamat karena lari ke sisi yang BENAR waktu suara gemuruh mulai terdengar, saya Tanya kepada rekan yang belajar sampai jauuuh soal gunung api berapa harga alat pantau gunungapi yang handal , dijawab harganya mahal, setelah saya ngotot keluar estimasi harganya 350 jutaan, karena habis nonton Nicholas Cage (Gone in 60) saya kepikiran untuk minta si Cage ke lapangan parker gedung DPR agar dapat 6 alat pantau gunung api. Dengan sekali jalan ambil acak aja. Barusan saya dengar di Dunia dalam berita tvRI pakar gunungapi ITB (maaf lupa namanya), berpendapat bahwa untuk analisa potensi arah Nues ardantes (saya ikut mbah Maridjan) untuk tidak pakai nama satunya (he he he) berupa image real time/fotogrametri terrestrial harganya mahal, (seandainya Falcon / Sukhoi , Boeing 737 sky patrol punya AURI bisa terbang dan gunakan FLIR / terrestrial radar nya gratis kali? Kan bisa dimasukkan kurikulum fighter pilot yang ada nggak ada musuh ya harus practice2), saya Tanya kiri kanan , bung Ben yg cute jawab harganya bisa puluhan ribu dollars , slot iklan waktu tanyangan kenapa harus Inul mencapai 600-800 jutaan, kata adik saya yg kerja di pabrik rokok, anggaran ulang tahun perusahaan biasanya 1 milyard rupiah.} Dengan beberapa fenomena kecil soal mahal-cukup-murah?ini saya punya dugaan kuat Einstein terilhami teori relativitas setelah pernah dengar sesuatu tentang negeri tercinta ini. Ada yang punya versi lain? Ha ha ha ha ha ha ahak , sorry sampai keselek Soffian 2794 Surabaya 23 Mei __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] free rider was:Re: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006
From: [EMAIL PROTECTED] Kalau menurut saya sih keharusan ijin dari dari Ditjen Migas seharusnya diserahkan saja kepada BPMIGAS , karena ini bukan suatu kebijakan yang prinsipil. Cukup Ditjen Migas memberikan arahan saja kepada BPMIGAS. Abah, Ilang dong kesempatan jalan-jalannya...:-) Tahun lalu sempat kita diskusikan soal ini. Waktu itu ditanyakan karena saya melihat kontras yang sangat mencolok mata. Ada rekan yang bersusah payah menulis makalah dan karena beliau tidak ada sponsor akhirnya harus berangkat dengan biaya sendiri (!). Sementara di sisi lain ada yang mendompleng makalah rekan lain atas nama negara dan ternyata di sini malah jalan-jalan thok kerjanya. Jadi rasanya kalau melihat latar belakang ini sih wewenang itu nggak mungkin dilimpahkan deh..:-). salam, - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006
Pak Awang dan Bu Yuriza, Untuk Pak Awang : apakah komentarnya dibawah ini sesuatu yg baru, karena ketika masih sempat menulis dan publikasi tidak pernah mendengar dan terpaksa mencantumkan coauthor dadakan. Untuk Ibu Yuriza, Jangan putus asa, trust is not given, it is earned, jadi coba rencanakan penulisan itu jauh jauh hari, karena seyogyanya tulisan itu adalah semacam report dari apa yang sudah kita lakukan. Presentasikan secara internal bukan semata mata karena akan dipublikasikan tetapi lebih ke reporting system. Membuat semua orang internally familiar dengan apa yg anda kerjakan dan anda pikirkan akan memudahkan langkah selanjutnya. Salam, Sena --- Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Bu Yuriza, Ada beberapa default yang selalu tercantum di surat izin publikasi dari Migas, a.l. kewajiban mengikutsertakan Staf Ditjen Migas pada pertemuan/forum tersebut untuk validasi bahan makalah yang dipresentasikan dan transfer ilmu pengetahuan. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 23, 2006 7:53 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006 Saya punya dua abstrak yang harus berantem dulu untuk ngirimnya . dua duanya sih bukan hal hebat untuk mewakili oilco tempat saya bekerjatapi cukup menarik untuk bagi bagi ilmu sesama compatriot (dan kebetulan punya contoh dari data yang ada) mestinya kan itu sah sah aja ..dan tidak perlu saya pun yang present (bisa compatriot lain). ya itulah kesulitan di oilco asing pak Awang . Akan saya usahakan lagi deh (dengan berantem) mudah mudahan boleh .. salam yuriza |-+ | | Awang Harun | | | Satyana | | | [EMAIL PROTECTED]| | | om | | || | | 22/05/2006 11:20 | | | AM | | | Please respond to| | | iagi-net | | || |-+ --| | | | To: iagi-net@iagi.or.id | | cc: | | Subject: RE: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006 | --| Total abstrak yang telah diterima ada 34 abstrak setelah empat (?) bulan call-for paper beredar termasuk perpanjangan lima minggu dead line dari 21 April 2006 ke 26 Mei 2006. Mungkinkah dalam lima hari ke depan abstrak yang diterima 100 buah ? Mungkin, suatu hari kita perlu punya data statistik kecenderungan orang mengirimkan abstrak pada periode call-for paper. Bagaimana distribusinya, berapa persen yang menyerahkan di bulan pertama, bulan kedua, dst, dan berapa persen yang menyerahkan setelah deadline diperpanjang, atau berapa persen yang menyerahkan di detik-detik terakhir. Statistik bisa dibangun berdasarkan data PIT lima tahun terakhir misalnya. Saya pikir banyaknya abstrak dikirim dipengaruhi juga di kota mana PIT diselenggarakan (walaupun sejatinya penulis yang baik tak melihat kota dulu, artinya PIT di Jakarta pun-katakanlah domisilinya di Jakarta-ia tetap kontribusi, mau nulis apa mau jalan2 sih ?). Juga ada pengaruh dari PIT-PIT lain. Tahun ini di sekitar pelaksanaan PIT IAGI ada Jakarta2006 tempat pertemuan gabungan SEG, HAGI, IAGI, IATMI berlangsung. PIT AAPG Internasional pun tak jauh dari Indonesia, di Perth. Dua PIT di luar PIT IAGI itu cukup banyak menyedot abstrak2. Tentu Panitia PIT IAGI Pekanbaru punya batas minimal jumlah abstrak yang masuk mesti berapa agar PIT bisa berlangsung. Semoga cut off itu bisa dilampaui sebab katanya dominasi abstrak masuk di menit2 terakhir. Salam, awang -Original Message- From: mohammad syaiful [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 22, 2006 3:56 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006 status sementara saat ini: 29 abstrak telah dikirimkan oleh para ahli geologi; 5 abstrak telah dikirimkan oleh para calon ahli geologi (mahasiswa). ayo, segera kirimkan abstrak karya rekan2 sekalian, hanya ke: [EMAIL
RE: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS
Vicky Sekedar menambahkan apa yang dikatakan Awang, jaman BPPKA biasanya urusan urusan dengan PemDa dan urusan keluar dengan bantuan Unit Pertamina terdekat. Umpamanya Total , Vico di Balikpapan dibantu oleh Pertamina EP- Blkppn, Kondur , dsb dibantu oleh Pertamina Pengolahan Dumai Cities Services dan PSC yang beroperasi di Jawa Timur dibantu oleh PTM - Unit PDN Surabaya atau bahkan Humas dari Pabrik Aspal Wonokromo. Karena itu hubungan dengan PemDa saat itu sangat lancar. Si-Abah. _ Pak Rovicky, Kantor Perwakilan BPMIGAS di daerah (Pekanbaru, Palembang, Balikpapan, Sorong) untuk wilayah2 yang diwakili (Sumbagut-Natuna-Sumbagteng, Sumbagsel, Kalimantan-Sulawesi, Papua-Maluku; urusan Jawa cukup dari kantor pusat) adalah jelas di bawah BPMIGAS. Kepala Perwakilan melapor ke Ka. Divisi Eksternal BPMIGAS. Pada zaman sebelumnya (Pertamina BKKA, Pertamina BPPKA, Pertamina MPS) tidak ada padanannya. Dibentuk karena semakin banyak urusan2 di daerah yang berhubungan dengan otonomi daerah. Chevron di Sumatra Tengah dalam pembebasan lahan bisa minta bantuan BPMIGAS di Pekanbaru. Medco di Sumbagsel bisa minta bantuan BPMIGAS di Palembang. Vico di Kaltim bisa minta bantuan BPMIGAS di Balikpapan. Kufpec atau Kalrez di Seram bisa minta bantuan BPMIGAS di Sorong. Pemda setempat dan DPRD pun sering berhubungan dengan perwakilan2 BPMIGAS ini. Sudah berjalan sekitar 3-4 tahun ini, saya pikir cukup efektif pembentukan perwakilan2 ini. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 23, 2006 1:44 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] BPMIGAS dan Ditjen MIGAS Pak Awang, Kalau kantor perwakilan BPMIGAS yang ada di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan/Sulawesi dan Maluku ini juga dibawah BPMIGAS ? Apakah ada padanannya dengan yg sebelumnya (jaman BPPKA) ? rdp On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Andang sudah menerangkan dengan benar. Memang, orang luar, apalagi yang baru berinvestasi di Indonesia suka bingung antara BPMIGAS dan MIGAS. Tetapi kedua badan ini sudah saling bagi-bagi tugas dengan baik. Hanya, memang masih suka ada yang keluar dari wewenangnya, tetapi itu bukan secaralembaga. Baik MIGAS maupun BPMIGAS melaksanaan fungsi pengawasan. Pengawasan oleh MIGAS untuk tujuan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pengawasan oleh BPMIGAS untuk tujuan ketaatan terhadap ketentuan Kontrak Kerja Sama. Salam, Awang -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006
Pak Sena, Soal permintaan mencantumkan 'co-author' dari instansi Pemerintah (BPMIGAS/MIGAS) tak ada aturan/keharusan. Saya juga baru mendengar dari Bu Yuriza. Tetapi kewajiban menyertakan staf MIGAS pada saat presentasi (nasional-internasional) (bukan sebagai co-author) itu selalu tertuang di surat izin publikasi yang diterbitkan MIGAS. Soal permintaan menjadi co-author saya pikir sangat personal. Setahu saya, permintaan justru lebih sering datang dari Oilco. ke BPMIGAS, mungkin sebagai bentuk apresiasi, bisa juga agar perizinan lancar? Namanya personal, alasannya juga personal pastinya. Salam, awang -Original Message- From: Sena Reksalegora [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 24, 2006 3:36 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006 Pak Awang dan Bu Yuriza, Untuk Pak Awang : apakah komentarnya dibawah ini sesuatu yg baru, karena ketika masih sempat menulis dan publikasi tidak pernah mendengar dan terpaksa mencantumkan coauthor dadakan. Untuk Ibu Yuriza, Jangan putus asa, trust is not given, it is earned, jadi coba rencanakan penulisan itu jauh jauh hari, karena seyogyanya tulisan itu adalah semacam report dari apa yang sudah kita lakukan. Presentasikan secara internal bukan semata mata karena akan dipublikasikan tetapi lebih ke reporting system. Membuat semua orang internally familiar dengan apa yg anda kerjakan dan anda pikirkan akan memudahkan langkah selanjutnya. Salam, Sena --- Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Bu Yuriza, Ada beberapa default yang selalu tercantum di surat izin publikasi dari Migas, a.l. kewajiban mengikutsertakan Staf Ditjen Migas pada pertemuan/forum tersebut untuk validasi bahan makalah yang dipresentasikan dan transfer ilmu pengetahuan. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 23, 2006 7:53 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006 Saya punya dua abstrak yang harus berantem dulu untuk ngirimnya . dua duanya sih bukan hal hebat untuk mewakili oilco tempat saya bekerjatapi cukup menarik untuk bagi bagi ilmu sesama compatriot (dan kebetulan punya contoh dari data yang ada) mestinya kan itu sah sah aja ..dan tidak perlu saya pun yang present (bisa compatriot lain). ya itulah kesulitan di oilco asing pak Awang . Akan saya usahakan lagi deh (dengan berantem) mudah mudahan boleh .. salam yuriza |-+ | | Awang Harun | | | Satyana | | | [EMAIL PROTECTED]| | | om | | || | | 22/05/2006 11:20 | | | AM | | | Please respond to| | | iagi-net | | || |-+ --| | | | To: iagi-net@iagi.or.id | | cc: | | Subject: RE: [iagi-net-l] masih ada 5 hari lagi utk mengumpulkan ABSTRAK PIT IAGI 2006 | --| Total abstrak yang telah diterima ada 34 abstrak setelah empat (?) bulan call-for paper beredar termasuk perpanjangan lima minggu dead line dari 21 April 2006 ke 26 Mei 2006. Mungkinkah dalam lima hari ke depan abstrak yang diterima 100 buah ? Mungkin, suatu hari kita perlu punya data statistik kecenderungan orang mengirimkan abstrak pada periode call-for paper. Bagaimana distribusinya, berapa persen yang menyerahkan di bulan pertama, bulan kedua, dst, dan berapa persen yang menyerahkan setelah deadline diperpanjang, atau berapa persen yang menyerahkan di detik-detik terakhir. Statistik bisa dibangun berdasarkan data PIT lima tahun terakhir misalnya. Saya pikir banyaknya abstrak dikirim dipengaruhi juga di kota mana PIT diselenggarakan (walaupun sejatinya penulis yang baik tak melihat kota dulu, artinya PIT di Jakarta pun-katakanlah domisilinya di Jakarta-ia tetap kontribusi, mau nulis apa mau jalan2 sih ?). Juga ada pengaruh dari PIT-PIT lain. Tahun ini di sekitar pelaksanaan PIT IAGI ada Jakarta2006 tempat pertemuan gabungan SEG, HAGI,
RE: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil
Dari sekitar 25 jenis tanaman yang diketahui mengandung minyak, apa daya kelapa sawitlah yang paling besar kandungan minyaknya. Kandungan minyaknya per hektar adalah 8950 liter (setara dengan 635 US gallon/acre). Jarak ? Ia hanya 892 liter/ha. Kelapa ? - 2689 liter/ha. Alpokat ? - 2638 liter/ha. Maka terpaksalah kelapa sawit yang paling potensial untuk jadi biodisel. Semua tanaman berminyak itu bisa jadi biodisel dengan proses transesterifikasi. Hanya, tetap saja jauh lebih kecil dibandingkan bahan bakar fosil. Atau kita mau tanami pulau2 kosong di Indonesia dengan kelapa sawit...Ayo ah kita seriusi dulu eksplorasi minyak kita, itu tantangan kita bersama. Salam, awang __ Awang . Ayo ah kita SERIUSI.. , bahs melayu naon eta teh Kang Awang ? Tapi saya setuju , kita tetap mengusahakan dengan benar agar ,kalaupun energi fosil itu punah di Indonesia , benar benar sudah punah, jangan terjadi laaah , kalau orang lain yang mengerjakan -- ekh masih ada Si - Abah - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna
Pak Rovicky, SG 0.8305 berarti API-nya 38.9 deg, hampir ke light oil. Melihat kandungan sulfur, intermediate parafinic, dan wax content-nya, kelihatannya itu digenerasi dari batuan induk dengan source facies transisi (fluviodeltaik-paralik). Melihat API-nya mungkin source-nya baru masuk ke middle maturity. Kalau melihat stratigrafi East Natuna Basin dan sifat gas Natuna D-Alpha serta minyak di Bursa-1X kelihatannya : minyak Bursa datang dari Gabus Fm. (tipe II/III), sedangkan gas D-Alpha datang dari pre-Gabus. Pre-Gabus lebih terestrial daripada Gabus karena itu sangat gas-prone dengan source yang kaya akan higher land plant (tipe III). Juga ada perbedaan level of maturity antara kitchen Bursa dengan kitchen D-Alpha. Pre-Gabus di kitchen D-Alpha saat ini sudah lebih dalam dari 5000 meter, sebagian masuk ke overmature window (CO2 tinggi bisa berhubungan dengan ini). Sedangkan kitchen Bursa tak terpendam sedalam itu. Ke border dekat Sarawak antara 3-6 north latitude saya pikir bisa berpeluang untuk liquid HC. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 23, 2006 4:40 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna Wah betul Pak Awang, aku salah memasukkan Bursa-IX mestinya tanpa huruf X :( Wektu itu kita diksusi dulu soal CO2-nya. Nah sekarang aku lagi mencari kemungkinan oilnya (liquid Hydrocarbon). Dari catatan yg ada oil di Bursa-1X ini diperoleh dari DST yg flowing hingga 3000 bopd. Memang light oil (sg = 0.8305) dengan medium sulphur content (0.19%) intermediate parafinic (characterization factor (KUOP) = 12.2 (baru denger istilah KUOP :); wax content 14.5%. Gasnya mostly C1 dengan CO2 hanya 6.28%. Nah apakah aku boleh memperkirakan adanya kemungkinan oil source (liquid hydrocarbon) yg berbeda dengan sourcenya Natuna D-Alpha ? Yg paling mungkin utk spekulasi oil source dari formasi mana ya ? Maturity saya ngga punya data tetapi gradien geothermal tercatat di Bursa-1X yang 2.77F/100ft saya ragu menggunakannya karena pengaruh Carbonate (reef) yg cenderung sebagai thermal conductive dibanding rock type lainnya, ini sih pengalaman kalau di East Jawa. RDP On 5/23/06, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rovicky, Rasanya kita dulu pernah diskusi Bursa-1X ya di IAGI-net, entah sudah terarsip atau belum. Data saya yang siap hanya menunjukkan Bursa-1X dibor Agip SPA tahun 1978 dengan TD 12,548 ft dan menemukan minyak dan gas yang sub-ekonomik. Sumur Cyprea-1X (di data saya Cybraca-1X ?) dibor oleh Agip juga pada tahun yang sama dengan TD 6816 ft dan kering. Data tambahan yang lebih lengkap bisa digali lagi, hanya harus dicari dulu. Temuan minyak dan gas di Bursa-1X harus kita lihat dulu apa minyaknya, kalau ia light oil atau condensate tentu tak akan terlalu mengherankan sebab dua jenis minyak ringan ini sering berasosiasi dengan thermogenic gas. Sebab, temuan lain di East Natuna (D-Alpha, AP, AV, Banteng, Sokang semuanya gas). Peluang untuk menghasilkan minyak di East Natuna saya pikir masih ada. Top oil window dan gas window dari selatan ke utara semakin naik, mungkin karena semakin mendekati tinggian West Luconia. Formasi Arang di wilayah Bursa saat ini ada di top of oil window. Sedangkan, gas di Natuna D-Alpha berasal dari suatu kitchen sedalam 5000 meter di tenggaranya yang diisi oleh pre-Gabus source yang terrestrial (gas prone by source facies, juga karena thermal history-nya). Menuju ke utara ke dekat Bursa, di kedalaman 2000 meter saja sudah di tengah oil window. Marine deposits Lower Arang atau bagian atas Gabus dan Barat shales saya pikir bisa punya kerogen type-II yang oil-prone, dan juga thermal history-nya mendukung. Publikasi East Natuna Basin termasuk langka, tidak seperti West Natuna. Mungkin bisa dimulai dengan Dunn et al. (Proceedings IPA, 1996) : Application of Geoscience Technology in a Geologic Study of the Natuna Gas Field Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 23, 2006 3:04 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna Pak Awang juga temen yg lain. . Adakah publikasi tentang dua sumur ini Cyprea-1X dan Bursa-1X, EAST Natuna East Natuna hanya ada satu lapangan gas raksasa D-Alpha. Namun ada sumur terdekatnya yg ada minyaknya (Bursa-1X). Apakah memang di EAST Natuna ada indikasi juga generate minyak selain gas ? Thanks for sharing info RDP -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.7.0/345 - Release Date: 5/22/2006 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For
[iagi-net-l] Listrik Maning
hari hari ini menurut media listrik di Jawa ini tekor gara gara terhentinya pasokan gas ke 2 pembangkit besar ( muara tawar dan priuk) sehingga si empunya setrum rugi lebih 8 milyar per hari ( kalau 1 SD dibangun dg 1 milyar , berarti satu hari dari kerugian tsb bisa untuk bangun 8 SD) dan krisis ini akan memakan waktu 2 mingguan , demikian media , dari Trijaya FM juga memberitakan kabarnya krisis ini cuma gara gara jangkar yang nyangkut pipa gas ( mbuh endi sing bener). Beberapa waktu lalu dicanangkan untuk mengoptimalkan pemakaian gas untuk mengurangi BBM , ternyata la kok malah sering kekurangan suplai, saking bingung nya mungkin terus ada pembangunan cash program ( diluar dari rencana) untuk membangun dari batubara gede gedean ( 10. MW) , lha kalau beberapa tahun kemudian terjadi kelangkaan yang sama dg gas tadi ya, opo ora rugi maning...Kayaknya semuanya itu problemnya di sisi hulunya ( suplai ) yang menyangkut management energi primernya, sampai kapan kejadian ini akan berlanjut ? ( setiap saat deg degan terus kawatir ada penggelapan , dan sudah berulang ulang dg frekfensi yang semakin tinggi kayaknya ) Kalau ada yang berminat dg perbatubaraan , Masyarakat Kelistrikan Indonesia akan menyelenggaraan seminar ttg segala permasalahan perbatubaraan dalam rangka cash program 10.000 MW tgl. 30 Mei ( hub sekretraiat MKI Telp: 5253787) Liamsi - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Listrik Maning
Pak Liamsi, Berapa tahun konstruksi pembangkit batubara, gas, serta geothermal dan PLTN ? Memang kalau pikirannya survival (terpaksa) selalu yg paling mudah dan mahal yg dilakukan. Aku khawatir nantinya juga akan muncul terpaksa tidak dapat menggunakan geothemal karena keterpaksaan terus :( RDP -Original Message- From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 24, 2006 9:28 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Listrik Maning hari hari ini menurut media listrik di Jawa ini tekor gara gara terhentinya pasokan gas ke 2 pembangkit besar ( muara tawar dan priuk) sehingga si empunya setrum rugi lebih 8 milyar per hari ( kalau 1 SD dibangun dg 1 milyar , berarti satu hari dari kerugian tsb bisa untuk bangun 8 SD) dan krisis ini akan memakan waktu 2 mingguan , demikian media , dari Trijaya FM juga memberitakan kabarnya krisis ini cuma gara gara jangkar yang nyangkut pipa gas ( mbuh endi sing bener). Beberapa waktu lalu dicanangkan untuk mengoptimalkan pemakaian gas untuk mengurangi BBM , ternyata la kok malah sering kekurangan suplai, saking bingung nya mungkin terus ada pembangunan cash program ( diluar dari rencana) untuk membangun dari batubara gede gedean ( 10. MW) , lha kalau beberapa tahun kemudian terjadi kelangkaan yang sama dg gas tadi ya, opo ora rugi maning...Kayaknya semuanya itu problemnya di sisi hulunya ( suplai ) yang menyangkut management energi primernya, sampai kapan kejadian ini akan berlanjut ? ( setiap saat deg degan terus kawatir ada penggelapan , dan sudah berulang ulang dg frekfensi yang semakin tinggi kayaknya ) Kalau ada yang berminat dg perbatubaraan , Masyarakat Kelistrikan Indonesia akan menyelenggaraan seminar ttg segala permasalahan perbatubaraan dalam rangka cash program 10.000 MW tgl. 30 Mei ( hub sekretraiat MKI Telp: 5253787) Liamsi - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] IAGI 2006: CALL FOR PAPER (dead line of abstracts submission: 26 May 2006)
memang masih ada 3 hari lagi, termasuk hari ini. status sementara pendapatan abstrak: 33 abstrak dari para ahli geologi; 5 abstrak dari para mahasiswa. direncanakan, judul abstrak dan nama para penulis akan dipublikasikan, agar publik geosains juga mempunyai kesempatan untuk memberikan masukan kepada panitia apabila diperlukan (misalnya: karya jiplakan, sudah pernah dipresentasikan di tempat lain sebelumnya dan tidak boleh lagi dipresentasikan, dsb). marilah kita tingkatkan kualitas karya-karya penulisan kita. imil ini sangat boleh dan dipersilakan untuk disebarkan ke imil2 pribadi maupun ke milis2 lainnya (hagi, ipa, dll). terimakasih dan salam, syaiful *sc pit-iagi -- Mohammad Syaiful - Explorationist Mobile: 62-812-9372808 Email: [EMAIL PROTECTED]
RE: [iagi-net-l] Listrik Maning
kalau minat sih pasti banyak. namun kalau mau bersungguh-sungguh sebaiknya pikir2 dulu. salah 1 masalahnya adalah landasan peraturan per-uu-annya belum jelas. peraturan / per-uu-an yang ada sekarang pun belum bisa memberikan kepastian hukum. sehingga tidak menarik iklimnya untuk menanamkan modal bagi kegiatan explorasi mencari sumberdaya batubara dan mengembangkannya. MKI mungkin bisa menghubungi berbicara asosiasi pertambangan batubara indonesia. batubara jumlahnya banyak, produksi indonesia sudah lebih dari 130 jt ton setahun. kalo merasa berkekurangan mestinya kita melihat peta permasalahnya. listrik di jepang hongkong taiwan dll sudah lama pada pake batubara dari kita. dilakukan secara bisnis profesional dan berkepastian hukum. hal ini yg langka di indonesia. kalo kita jajak untuk jual batubara ke pln atau ip. pasti kita geleng2 kepala melihat prosedur yg gak karuan dan meng-ada2. betul2 khas hanya ada di indonesia sangat kontras dgn pasar di jepang dan manca negara lainnya. yang bikin indonesia berkekurangan batubara sebetulnya kita sendiri padahal barangnya banyak. kami di lapangan hanya bisa senyum2 nontonin orang pada bicara sana sini tapi kopong tidak tahu di mana bumi dipijak. stp -Original Message- From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 24 Mei 2006 8:28 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Listrik Maning hari hari ini menurut media listrik di Jawa ini tekor gara gara terhentinya pasokan gas ke 2 pembangkit besar ( muara tawar dan priuk) sehingga si empunya setrum rugi lebih 8 milyar per hari ( kalau 1 SD dibangun dg 1 milyar , berarti satu hari dari kerugian tsb bisa untuk bangun 8 SD) dan krisis ini akan memakan waktu 2 mingguan , demikian media , dari Trijaya FM juga memberitakan kabarnya krisis ini cuma gara gara jangkar yang nyangkut pipa gas ( mbuh endi sing bener). Beberapa waktu lalu dicanangkan untuk mengoptimalkan pemakaian gas untuk mengurangi BBM , ternyata la kok malah sering kekurangan suplai, saking bingung nya mungkin terus ada pembangunan cash program ( diluar dari rencana) untuk membangun dari batubara gede gedean ( 10. MW) , lha kalau beberapa tahun kemudian terjadi kelangkaan yang sama dg gas tadi ya, opo ora rugi maning...Kayaknya semuanya itu problemnya di sisi hulunya ( suplai ) yang menyangkut management energi primernya, sampai kapan kejadian ini akan berlanjut ? ( setiap saat deg degan terus kawatir ada penggelapan , dan sudah berulang ulang dg frekfensi yang semakin tinggi kayaknya ) Kalau ada yang berminat dg perbatubaraan , Masyarakat Kelistrikan Indonesia akan menyelenggaraan seminar ttg segala permasalahan perbatubaraan dalam rangka cash program 10.000 MW tgl. 30 Mei ( hub sekretraiat MKI Telp: 5253787) Liamsi - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Course and Field Workshop : Sedimentology of Talang Akar and Bayah Formation
Dear Explorationist Following our successful ' Sedimentology of Talang Akar and Bayah Formation' and responding to inquiries from several oil and gas companies, GDA Consultant will conduct the similar theme which is now to be combined with one day rafting along Cimandiri River to examine superb outcrops along the river edges. The courses will be held on 12-15 June, 2006 in Augusta Hotel Pelabuhan Ratu with best instructor and course materials. Please find enclosed attachment for complete information. GDA Consultant would be glad if you could participate in these course. We thank you for your attention and cooperation. Best regards, GDA Consultant COURSE COMMITTEE -- COURSE TITLE Sedimentology of Talang Akar and Bayah Formation [ with full 1 (one) day rafting at Cimandiri river] OBJECTIVE COURSE ¨ To have concepts of sedimentology of fluvial-deltaic deposits ¨ To have Sedimentology characteristic on Talang Akar Fm. Equivalent by directly observing the rocks in analogue outcrops which are represented by the Bayah and Walat Formation in Sukabumi Area. ¨ To get general perspective of the stratigraphy and sedimentology of SW Java Basin THE INSTRUCTOR IS Dr. Ir Andang Bachtiar,MSc. 23-year working experience in oil gas exploration in Indonesia Basins (Kutai, South Sumatra, Central Sumatra, and East Java basins) has documented many examples of the said sedimentology and application in exploration, which he will intensively share with you. DATE June 12-15, 2006 [start at 8 : 00 am Monday, finish at 4 : 00 pm Thursday] (check in Hotel on Sunday, June 11th, 2006 after 3 : 00 pm) WHO SHOULD ATTEND? exploration geologists, development/production geologist, geophysicist, reservoir engineers, log analyst, petrophysicist coal geologist, and all geoscientist that long routine deal with Talang Akar Formation and its equivalent. COURSE VENUE HOTEL ACCOMODATION Augusta Hotel - Pelabuhan Ratu Jl. Pantai Citepus Tel: (0266) 43.2273 Fax: (0266) 43.2274 REGISTRATION FEE - Rp. 8.775.000/person - Registration Deadline: June 5th, 2006 - Discount 10% for registration 2 (two) weeks before June 11th, 2006. Fee includes the following: - Acommodation with one room for one individual - Convenient meeting room facilities - Course material: guidebook, stationary and note book - Package rafting, traverse outcrop Cimandiri river (13.7Km) - Field gadget: t-shirt, hat, bag and coat - Logistic: breakfast, lunch and dinner - Barbeque Party on day 3 (three) - Meals: snack, beverage and fruit - Certificate of completion. COURSE GENERAL INFORMATION - Language : Bahasa Indonesia or English - Text Guidebook : English - Duration : 4 (Four) days - Quota participants are : 10-15 persons - The amount of fee participants must be pay 4 (Four) days before implementation. DRESS CODE INDIVIDUAL EQUIPMENT - Casual Clothing is recommended. The Course atmosphere is informal - Participants prepare the individual equipments such as personal field equipments, sun block, sun glasses, mosquito protection, short-pants for rafting, etc. - For registration please reply this email, phone or fax more information please contact : GDA COURSE COMMITTEE Jl. Tebet Timur Dalam IV No.24 Jakarta 12820 Indonesia Phone : 021. 829 2539, 0815.864.34394, 0812.188.3138, 0817.843.733 Fax : 021. 829 2539 E-mail : [EMAIL PROTECTED] / [EMAIL PROTECTED] Home Page : www.gda.co.id Contact Person : Johnson, Budi, Endra - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] RE: REDI Merapi
BPPTK sebut minggu lalu keaktifan menurun, tenaga tersimpan masih besar, bisa potensi naik lagi. Masih status awas, dan amankan radius 7 km (kok suka juga 7 ya dia). Lubang kawah makin besar, makin gampang di ketahui arah aliran lava, selatan dan baratdaya. Bahasa yang ku dapat, minggu lalu adalah minggu low tide, kini mulai high tide newmoon, seminggu. Korelasi keaktifan Merapi dengan siklus tide ini masih bagus generalisanya. Kalau saja masih begitu, maka ada kesempatan melihat wedhus gembel lagi yang kuat ada di liburan panjang ini. Radius awan panas terpanjang adalah sekitar 4.5 km selama ini. Data gempa dunia USGS yang sama dan lebih besar dari 6 M, sejak 1890 hingga 2000, (data USGS, 2002) naik turun dengan siklus 70 th, dan kini sekitar 10 per tahun. Ini termasuk tertinggi di sepanjang 70 th terakhir. Grafik sejarah gempa itu juga saya sebut grafik breaking plate orchestra atau LINDU Large Intensity Natural Desaster Underground. Sudah berapa seismometer di pasang di seluruh Indonesia ? Idenya adalah, pantau sejarah kegempaan, analisa kemungkinan gempa ke depan termasuk tsunami, dan meletusnya gunung, dengan pasang seismometer di setiap mikrolempeng. Dari sekian lokasi, maka hanya 10 terkuat di dunia di suatu tahun, yang terjadi gempa. Lainnya antri, nunggu. Gempa Indonesia sekitar 30 % nya dunia semasa itu. Jumlah gunung 140 (eh 2 x 70, info pak Chalid), suka aktif 128 (ini gag kelipatan 7). Yang penting ide di atas, termasuk soft file, sudah ku kasihkan juga ke BMG. Tenaga panas bumi Indonesia adalah 40 % cadangan dunia ? Orchestra lincah, di ganti kata rain menjadi quake pada lirik lagunya CCR: Have you ever seen the rain, mengasyikkan sekali. Banyak sekali kegembiraan, pengetahuan, hikmah, rejeki dari keaktifan Merapi, gempa-gempa. Mungkin ada yang bisa kasih tahu nama ahli gunung api (lempeng tektonik) tertua ? Sementara ini di sebutkan ya China. Mestinya ada lebih tua lagi, hidup pada 1.5 x 700 th SM, atau wafat sekitar 1058 SM. Mas Awang biasanya tau aja ginian. Salam, Maryanto. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Listrik Maning
Kendala utama yg terlihat saat ini adalah belum terintegrasinya antara kebijakan energi dan pelaksanaanya. Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2005 sebenarnya sudah mengatur hal itu semua. KEN mengatur hingga target kondisi energi di Indonesia hingga 2025. Keterpaksaan masih sering menjadi alasan utama ketika kebijakan diambil. Problem lain ini bisa dipilah menjadi beberapa item dibawah ini yg juga sudah diketahui sejak dari tahun 2003, al : * belum terselesaikannya secara keseluruhan peraturan-peraturan pelaksanaan sebagai implementasi dari ketiga UU tersebut; Ada peraturan yg agak rumit antara perturan daerah dan pusat, peraturan/peruuan masalah energi dan bahkan dengan undang-undang air tanah dll * subsidi BBM dan TDL yang belum sepenuhnya dihapuskan; Daya beli masyarakat menjadi kendala untuk menyelaraskan harga energi ini. * belum efisiennya sistim ketenagalistrikan; Efisiensi disini ada dua hal antara efisiensi karena memang masalah fisika (karena transmisi) dan pencurian serta tunggakan beberapa pengguna listrik PLN. * tarif dasar listrik yang berlaku saat ini belum pada posisi yang memberikan keuntungan yang layak, baik bagi PLN sendiri maupun investor listrik swasta; TDL ditentukan berdasarkan harga energi dan daya beli, ini akhirnya seperti telur dan ayam, mana yg didahulukan ? * belum terpadunya peraturan perundang-undangan lintas sektor yang mendukung kebijakan investasi di sektor energi termasuk peraturan daerah yang sering tidak sinkron dengan kebijakan pusat; * masih lemahnya kemampuan para perencana energi daerah untuk menganalisis kebutuhan dan penyediaan energi daerahnya. Selain itu, ketidakseragaman data serta terbatasnya fasilitas yang tersedia menjadi kendala bagi perencanaan energi daerah; Kebutuhan tenaga-tenaga energi di pemerintah daerah mestinya diantisipasi baik oleh dunia pendidikan dan maupun PEMDA sendiri. * peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan dunia usaha sektor energi; Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti sudah mulai berproduksi * peraturan perundang-undangan yang ada diasumsikan belum dapat menjamin kelangsungan investasi dalam jangka panjang; Stabilitas politis menjadi kunci. SBY telah menunjukkan stabiitas lebih bagus ketimbang sebelumnya, semestinya investasi sudah tidak lagi konsen dengan politic stability ini. * minat berinvestasi di daerah masih kurang, investor yang ada saat ini maupun yang ingin masuk bukanlah investor yang sesungguhnya melainkan hanya sebagai broker. Selain itu di dunia ini penggemar energi geothermal tidaknlah banyak. SUdah seharusnya Indonesia yg memilki potensi yang 40% dari cadangan dunia leading dalam pemanfaatannya serta riset-risetnya. Kalau dirangkum uraian diatas, kendala utamanya masih masalah keekonomian saat ini serta keberanian pemerintah untuk memberikan prioritas pada energi geothermal bukan pada dasar keterpaksaan. source : http://rovicky.blogspot.com/2006/05/geothermal-dan-kebijakan-listrik.html -- How to win the game without breaking the rule ? -- make the new one ! - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Listrik Maning
Pak Rovicky Tulisan di bawah ini membuat saya kaget, khususnya yang menyangkut masalah pajak, karena berbeda dengan pemahaman saya. Kutip on: * peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan dunia usaha sektor energi; Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti sudah mulai berproduksi Kutip off . Sementara kalau kita perhatikan peraturan perpajakan, pengenaan pajak penghasilan dikenakan secara berjenjang. Pasal 17 UU Pajak Penghasilan menyatakan bahwa : * Untuk WP Badan Dalam Negeri dan Badan Usaha Tetap : ** Penghasilan Kena Pajak s.d Rp 50.000.000 tarif pajak yang berlaku adalah sebesar 10% ** Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000 s.d. Rp 100.000.000 tarif pajak yang berlaku adalah sebesar 15% ** dst .. Sehingga bila ada perusahaan yang belum memiliki income, atau Penghasilan Kena Pajak = Rp. 0, dengan tarif pajak 10%, maka Pajak Penghasilan yang harus dibayar adalah sebesar Rp.0 Kesimpulannya ... Pajak Penghasilan hanya dikenakan terhadap Wajib Pajak yang memiliki penghasilan, kalau Wajib Pajak tersebut belum atau tidak memiliki penghasilan maka tidak ada pajak penghasilan terutang. regards, Ardhie - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, May 24, 2006 10:35 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Listrik Maning Kendala utama yg terlihat saat ini adalah belum terintegrasinya antara kebijakan energi dan pelaksanaanya. Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2005 sebenarnya sudah mengatur hal itu semua. KEN mengatur hingga target kondisi energi di Indonesia hingga 2025. Keterpaksaan masih sering menjadi alasan utama ketika kebijakan diambil. Problem lain ini bisa dipilah menjadi beberapa item dibawah ini yg juga sudah diketahui sejak dari tahun 2003, al : * belum terselesaikannya secara keseluruhan peraturan-peraturan pelaksanaan sebagai implementasi dari ketiga UU tersebut; Ada peraturan yg agak rumit antara perturan daerah dan pusat, peraturan/peruuan masalah energi dan bahkan dengan undang-undang air tanah dll * subsidi BBM dan TDL yang belum sepenuhnya dihapuskan; Daya beli masyarakat menjadi kendala untuk menyelaraskan harga energi ini. * belum efisiennya sistim ketenagalistrikan; Efisiensi disini ada dua hal antara efisiensi karena memang masalah fisika (karena transmisi) dan pencurian serta tunggakan beberapa pengguna listrik PLN. * tarif dasar listrik yang berlaku saat ini belum pada posisi yang memberikan keuntungan yang layak, baik bagi PLN sendiri maupun investor listrik swasta; TDL ditentukan berdasarkan harga energi dan daya beli, ini akhirnya seperti telur dan ayam, mana yg didahulukan ? * belum terpadunya peraturan perundang-undangan lintas sektor yang mendukung kebijakan investasi di sektor energi termasuk peraturan daerah yang sering tidak sinkron dengan kebijakan pusat; * masih lemahnya kemampuan para perencana energi daerah untuk menganalisis kebutuhan dan penyediaan energi daerahnya. Selain itu, ketidakseragaman data serta terbatasnya fasilitas yang tersedia menjadi kendala bagi perencanaan energi daerah; Kebutuhan tenaga-tenaga energi di pemerintah daerah mestinya diantisipasi baik oleh dunia pendidikan dan maupun PEMDA sendiri. * peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan dunia usaha sektor energi; Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti sudah mulai berproduksi * peraturan perundang-undangan yang ada diasumsikan belum dapat menjamin kelangsungan investasi dalam jangka panjang; Stabilitas politis menjadi kunci. SBY telah menunjukkan stabiitas lebih bagus ketimbang sebelumnya, semestinya investasi sudah tidak lagi konsen dengan politic stability ini. * minat berinvestasi di daerah masih kurang, investor yang ada saat ini maupun yang ingin masuk bukanlah investor yang sesungguhnya melainkan hanya sebagai broker. Selain itu di dunia ini penggemar energi geothermal tidaknlah banyak. SUdah seharusnya Indonesia yg memilki potensi yang 40% dari cadangan dunia leading dalam pemanfaatannya serta riset-risetnya. Kalau dirangkum uraian diatas, kendala utamanya masih masalah keekonomian saat ini serta keberanian pemerintah untuk memberikan prioritas pada energi geothermal bukan pada dasar keterpaksaan. source : http://rovicky.blogspot.com/2006/05/geothermal-dan-kebijakan-listrik.html -- How to win the game without breaking the rule ? -- make the new one ! - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To
Re: [iagi-net-l] Listrik Maning
Yang pernah saya dengar ttg pajak yg sering dimaksudkan dalam hal ini adalah misalnya pajak memasukkan barang-barang atau lat-alat untuk kebutuhan kontsruksi. Memang bukan pajak penghasilan secara langsung. Misalkan oil company akan melakukan survey seismic pada masa explorasi 4 tahun diawal . Memang bukan pajak pendapatan sih. Kalau tidak salah keluhan ttg perpajakan ini masih bergema tahun 2005 sewaktu konvensi IPA di Jakarta. RDP On 5/24/06, Ardhie Permadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rovicky Tulisan di bawah ini membuat saya kaget, khususnya yang menyangkut masalah pajak, karena berbeda dengan pemahaman saya. Kutip on: * peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan dunia usaha sektor energi; Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti sudah mulai berproduksi Kutip off . Sementara kalau kita perhatikan peraturan perpajakan, pengenaan pajak penghasilan dikenakan secara berjenjang. Pasal 17 UU Pajak Penghasilan menyatakan bahwa : * Untuk WP Badan Dalam Negeri dan Badan Usaha Tetap : ** Penghasilan Kena Pajak s.d Rp 50.000.000 tarif pajak yang berlaku adalah sebesar 10% ** Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000 s.d. Rp 100.000.000 tarif pajak yang berlaku adalah sebesar 15% ** dst .. Sehingga bila ada perusahaan yang belum memiliki income, atau Penghasilan Kena Pajak = Rp. 0, dengan tarif pajak 10%, maka Pajak Penghasilan yang harus dibayar adalah sebesar Rp.0 Kesimpulannya ... Pajak Penghasilan hanya dikenakan terhadap Wajib Pajak yang memiliki penghasilan, kalau Wajib Pajak tersebut belum atau tidak memiliki penghasilan maka tidak ada pajak penghasilan terutang. regards, Ardhie - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, May 24, 2006 10:35 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Listrik Maning Kendala utama yg terlihat saat ini adalah belum terintegrasinya antara kebijakan energi dan pelaksanaanya. Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2005 sebenarnya sudah mengatur hal itu semua. KEN mengatur hingga target kondisi energi di Indonesia hingga 2025. Keterpaksaan masih sering menjadi alasan utama ketika kebijakan diambil. Problem lain ini bisa dipilah menjadi beberapa item dibawah ini yg juga sudah diketahui sejak dari tahun 2003, al : * belum terselesaikannya secara keseluruhan peraturan-peraturan pelaksanaan sebagai implementasi dari ketiga UU tersebut; Ada peraturan yg agak rumit antara perturan daerah dan pusat, peraturan/peruuan masalah energi dan bahkan dengan undang-undang air tanah dll * subsidi BBM dan TDL yang belum sepenuhnya dihapuskan; Daya beli masyarakat menjadi kendala untuk menyelaraskan harga energi ini. * belum efisiennya sistim ketenagalistrikan; Efisiensi disini ada dua hal antara efisiensi karena memang masalah fisika (karena transmisi) dan pencurian serta tunggakan beberapa pengguna listrik PLN. * tarif dasar listrik yang berlaku saat ini belum pada posisi yang memberikan keuntungan yang layak, baik bagi PLN sendiri maupun investor listrik swasta; TDL ditentukan berdasarkan harga energi dan daya beli, ini akhirnya seperti telur dan ayam, mana yg didahulukan ? * belum terpadunya peraturan perundang-undangan lintas sektor yang mendukung kebijakan investasi di sektor energi termasuk peraturan daerah yang sering tidak sinkron dengan kebijakan pusat; * masih lemahnya kemampuan para perencana energi daerah untuk menganalisis kebutuhan dan penyediaan energi daerahnya. Selain itu, ketidakseragaman data serta terbatasnya fasilitas yang tersedia menjadi kendala bagi perencanaan energi daerah; Kebutuhan tenaga-tenaga energi di pemerintah daerah mestinya diantisipasi baik oleh dunia pendidikan dan maupun PEMDA sendiri. * peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan dunia usaha sektor energi; Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti sudah mulai berproduksi * peraturan perundang-undangan yang ada diasumsikan belum dapat menjamin kelangsungan investasi dalam jangka panjang; Stabilitas politis menjadi kunci. SBY telah menunjukkan stabiitas lebih bagus ketimbang sebelumnya, semestinya investasi sudah tidak lagi konsen dengan politic stability ini. * minat berinvestasi di daerah masih kurang, investor yang ada saat ini maupun yang ingin masuk bukanlah investor yang sesungguhnya melainkan hanya sebagai broker. Selain itu di dunia ini penggemar energi geothermal tidaknlah banyak. SUdah seharusnya Indonesia yg memilki potensi yang 40% dari cadangan dunia leading dalam pemanfaatannya serta riset-risetnya. Kalau dirangkum uraian diatas, kendala utamanya masih masalah keekonomian saat ini serta keberanian pemerintah untuk memberikan prioritas pada energi geothermal bukan pada dasar keterpaksaan.
[iagi-net-l] Fwd: Tolong ...Fw: Discovery Channel Canada - Merapi
-- Forwarded message -- From: H.Z Abidin [EMAIL PROTECTED] Date: May 24, 2006 12:49 PM Subject: Tolong ...Fw: Discovery Channel Canada - Merapi To: [EMAIL PROTECTED] Mungkin ada rekan-rekan yang bisa bantu (lihat permintaan tolong di e-mail berikut). salam, Hasan == Dr. Hasanuddin Z Abidin Associate Prof. in Satellite Geodesy Dept. of Geodetic Engineering Institute of Technology Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung 40132 INDONESIA Telp. : 62-22-2534286, 62-22-2530701 Fax. : 62-22-2530702 Mobile phone : 0811-24-7265 E-mail : [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Website : http://geodesy.gd.itb.ac.id/ == - Original Message - From: Kristi Diller [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, May 20, 2006 9:49 PM Subject: Discovery Channel Canada - Merapi * Discovery Channel Canada - Merapi * From: Carolyn Jacob [EMAIL PROTECTED] Discovery Channel Canada urgently needs to contact any English-speaking volcanologists currently working in Yogyakarta, Indonesia, who might be available next week (May 22 - 28) for an interview on Merapi's current activity. Please contact Carolyn Jacob [EMAIL PROTECTED] if you can help. thanks! -- https://www.lists.uni-karlsruhe.de/warc/hagi.html -- -- How to win the game without breaking the rule -- make the new one ! - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] iklim investasi explorasi mineral batubara - RE: [iagi-net-l] Listrik Maning
wah brur... banyak sekali keajaiban di indonesia... jauh lebih dari yg anda kira... hampir dari segala sektor ikut ngurusin mineral batubara yang nyata2 bukan urusannya dan bukan bidangnya. misalnya: sektor keuangan, sektor perpajakan, sektor angkutan, sektor pungutan , sektor lingkungan, otonomi daerah, pelecehan hukum, dll. sampe-sampe ngurusinnya jauh lebih lama dari ngexplorasi-nambang-hingga nutup kembali liang tambangnya. kita bisa buka sesi khusus untuk bahas ini. tapi ya untuk apa juga...toh setelah mulut ini berbusa ngomongin ini bertaun-taun hingga kini malah makin runyem. karena si penentu di atas langit senayan dan istana sana keukeuh we begitu. hasilnya bisa diliat sekarang. tambang-tambang yg ada sekarang cuma itu-itu aja, yang dulu-dulu juga. yang cuma bisa berusaha memertahankan KK PKP2B nya hingga habis masanya tidak ada penemuan baru dan tidak ada pengembangan baru. ndak ada yg berani memertaruhkan duitnya dlm keadaan begini. mending tanam di vietnam, burma, afrika, amerika latin atau di mana aja asal gak di ina. yg bermain sekarang hanya pedagang pencari untung. mineral batubaranya kedodoran jauh tetinggal dari impian ketika kita masih di sekolah dasar tentang cita2 pendiri bangsa ini. -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 24 Mei 2006 11:51 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Listrik Maning Yang pernah saya dengar ttg pajak yg sering dimaksudkan dalam hal ini adalah misalnya pajak memasukkan barang-barang atau lat-alat untuk kebutuhan kontsruksi. Memang bukan pajak penghasilan secara langsung. Misalkan oil company akan melakukan survey seismic pada masa explorasi 4 tahun diawal . Memang bukan pajak pendapatan sih. Kalau tidak salah keluhan ttg perpajakan ini masih bergema tahun 2005 sewaktu konvensi IPA di Jakarta. RDP On 5/24/06, Ardhie Permadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rovicky Tulisan di bawah ini membuat saya kaget, khususnya yang menyangkut masalah pajak, karena berbeda dengan pemahaman saya. Kutip on: * peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan dunia usaha sektor energi; Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti sudah mulai berproduksi Kutip off . Sementara kalau kita perhatikan peraturan perpajakan, pengenaan pajak penghasilan dikenakan secara berjenjang. Pasal 17 UU Pajak Penghasilan menyatakan bahwa : * Untuk WP Badan Dalam Negeri dan Badan Usaha Tetap : ** Penghasilan Kena Pajak s.d Rp 50.000.000 tarif pajak yang berlaku adalah sebesar 10% ** Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000 s.d. Rp 100.000.000 tarif pajak yang berlaku adalah sebesar 15% ** dst .. Sehingga bila ada perusahaan yang belum memiliki income, atau Penghasilan Kena Pajak = Rp. 0, dengan tarif pajak 10%, maka Pajak Penghasilan yang harus dibayar adalah sebesar Rp.0 Kesimpulannya ... Pajak Penghasilan hanya dikenakan terhadap Wajib Pajak yang memiliki penghasilan, kalau Wajib Pajak tersebut belum atau tidak memiliki penghasilan maka tidak ada pajak penghasilan terutang. regards, Ardhie - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, May 24, 2006 10:35 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Listrik Maning Kendala utama yg terlihat saat ini adalah belum terintegrasinya antara kebijakan energi dan pelaksanaanya. Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2005 sebenarnya sudah mengatur hal itu semua. KEN mengatur hingga target kondisi energi di Indonesia hingga 2025. Keterpaksaan masih sering menjadi alasan utama ketika kebijakan diambil. Problem lain ini bisa dipilah menjadi beberapa item dibawah ini yg juga sudah diketahui sejak dari tahun 2003, al : * belum terselesaikannya secara keseluruhan peraturan-peraturan pelaksanaan sebagai implementasi dari ketiga UU tersebut; Ada peraturan yg agak rumit antara perturan daerah dan pusat, peraturan/peruuan masalah energi dan bahkan dengan undang-undang air tanah dll * subsidi BBM dan TDL yang belum sepenuhnya dihapuskan; Daya beli masyarakat menjadi kendala untuk menyelaraskan harga energi ini. * belum efisiennya sistim ketenagalistrikan; Efisiensi disini ada dua hal antara efisiensi karena memang masalah fisika (karena transmisi) dan pencurian serta tunggakan beberapa pengguna listrik PLN. * tarif dasar listrik yang berlaku saat ini belum pada posisi yang memberikan keuntungan yang layak, baik bagi PLN sendiri maupun investor listrik swasta; TDL ditentukan berdasarkan harga energi dan daya beli, ini akhirnya seperti telur dan ayam, mana yg didahulukan ? * belum terpadunya peraturan perundang-undangan lintas sektor yang mendukung kebijakan investasi di sektor energi termasuk peraturan daerah yang sering tidak sinkron dengan kebijakan pusat; * masih lemahnya