Re: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG

2006-12-07 Terurut Topik Paulus Tangke Allo

giok skala Mohs 7,8?
itu giok apa quartzite?
atau memang ada giok yang kekerasannya sampai 7,8 skala Mohs?

maaf kalau kebanyakan nanya.

--pta


On 07/12/06, miko [EMAIL PROTECTED] wrote:

Sertifikat analisa dari Laboratorium ada, skala Mohls 7,8 (?) , tebal 5,2 cm, 
harga Rp 500 juta / kg. Transaksi di tempat barang, Kudus, Jawa Tengah. Terima 
kasih ( H), 27 November 2006, 20.24


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] tanya % geologists

2006-12-07 Terurut Topik KARTIKO . SAMODRO
Saya pribadi juga berpendapat pelajaran stat -mafiki (bukan roviki lho )
justru harus diperkuat di tahun pertama dan kedua , karena ternyata logika
- logika stat mafiki itu banyak terpakai
dan dibutuhkan  untuk mempelajari hal yang baru di industri (geostatistic,
geofisik,petrophysic,geochemical,geoteknik dsb ).
dan sepertinya trend ke depan,  segala hal yang berhubungan denggan geologi
harus bisa dikuantifikasi  (jadi akan  banyak  butuh pengetahuan matematik
untuk bisa mengkuantifikasi geologi).

Saya pribadi juga merasa  kesulitan juga dalam mempelajari hal yang baru
karena basic stat -mafiki saya kurang kuat , tpbnya males, kirain geologi
enggak banyak stat- mafikinya  :- (

Regards

Kartiko SAMODRO

Telp : (0 )147443540





   
 Arifin Sodli
 [EMAIL PROTECTED] 
 o.co.idA
   iagi-net@iagi.or.id   
 07/12/2006 02:33   cc
   [EMAIL PROTECTED],
   [EMAIL PROTECTED]
 Veuillez répondre   Objet
 à RE: [iagi-net-l] tanya % geologists
 [EMAIL PROTECTED] 
   .id
   
   
   
   




Pak Bambang, dkk,

Kalau jaman saya baheula waktu saya masih di sma (awal 70'an), mhsw itb
itu sering datang ke sma asalnya menjelaskan apa2 yang ada dikampus
temasuk jurusan yang ada, pelajarannya apa saja, bidang  kesempatan
kerja, dll. Walau mungkin awalnya sih mungkin bangga2an dengan jaket
birunya, apalagi didepan adik2 kelas yang cewe. Tapi, banyak sekali
manfaatnya bagi siswa/i sma pada saat itu, kalau sekarang lewat web nya
masing2 kampus sudah cukup jelas dan lebih praktis kali ya (bagi yang
punya akses ke internet).



Saya setuju dengan mas Rovicky, mungkin bekal pengetahuan dasat
scientific masih perlu sampai tahun kedua,  baru di 2 tahun berikutnya
(bukan hanya di itb/ipb) kemudian lebih banyak pelajaran disiplin/bidang
masing2. Keuntungannya, paling tidak yang bisa saya lihat, adalah:

oPertama, mhsw dapat pengetahuan scientific yang cukup untuk
pengembangan selanjutnya, baik untuk jenjang pendidikan berikut ataupun
sebagai professional,

oKedua, mhsw juga dapat kesempatan milih bidang yang lebih
leluasa setelah lebih banyak tahu. Dengan konsep recruitment tingkat
fakultas seperti sekarang mungkin lebih baik (lebih focus) dari pada
tingkat institute/uni.



Kenapa saya berpendapat seperti itu, karena dilapangan (baik diprofesi
maupun pendidikan lanjutan) banyak orang yang terkendala untuk
mempelajari sesuatu terkendala karena keterbatasan kemampuan pengetahuan
dasarnya, sebagai contoh yang mungkin terjadi adalah pelajaran matematik
bagi geologist yang ingin belajar tentang reservoir engineering ataupun
geofisika. Paling tidak yang saya alami sendiri, entah kalau pelajaran
matematika di jurusan geologi sekarang sudah lebih tinggi.



Itu saja urun renbug saya, semoga bermanfaat.



Wassalam,

ars



-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, December 07, 2006 8:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] tanya % geologists



Masih pak, seperti yang saya sampaikan di awal email dgn topik ini.

Memilih sih bebas pak, tetapi karena ada batasan kapasitas vs peminat,
ya

teknisnya ada semacam sistem kompetisi antar peminat.



Nuwun

Bpriadi





 Kalau melihat grafik yang aku tampilkan di IAGI Lucheon talk di

 Pekanbaru bulan lalu, terlihat di Amrik itu selang waktu antara peak

 oil price dengan peak geologist graduate hanya berselang 2 tahun

 saja. Artinya mahasiswa menentukan dirinya ingin lulus sebagai

 geologist ditentukan pada dua tahun terakhir.



 Ini berbeda dengan rata-rata di Indonesia yang memilki jeda paling

 enggak 5 tahun !

 Karena menentukan jurusan 5 tahun sebelum lulus, atau penjurusan

 dilakukan terlalu dini. Saya kira ITB dengan tahun pertama bersama

 semestinya akan lebih adaptif terhadap kebutuhan ketenagakerjaan,

 dibanding uni atau institutusi pendidikan lainnya. Bahkan akan lebih

 bagus kalau bukan TPB, tetapi dua atau tiga tahun pertama bersama.

 Sebenernya bekal pendidikan atau mata pelajaran khusus paling banyak

 dilakukan pada tahun-tahun terakhir.



 Apakah ITB masih melakukan 

Re: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG

2006-12-07 Terurut Topik Agus Hendratno
Apa memang ada GIOK berwarna merah? (Ato saya yang salah dan kurang tahu?) 
Kelompok batuan yang disebut GIOK adalah (jika salah, mohon diluruskan) 
kelompok batuan metamorf high grade dari Jadeite; Jadeite-Nepreite. Nah kalo 
merah, kira-kira apa ya? Pak Miko, apa itu bener-bener GIOK. 
  Terus terang, saya sering didatangi oleh orang-orang yang mau nawarin GIOK, 
jika saya punya teman dan kolega. Orang-orang yang datang itu biasanya buka 
pemiliknya, tapi biasanya makelar-makelar yang derivatif ke sekian. Sepertinya, 
saya agak kenal dengan pemilik-nya atau malah broker-nya. Saya juga orang 
Kudus, dan kebetulan mengajar Mk. Petrologi di Geologi UGM, dan pernah datang 
ada teman dari Kudus ke Geologi UGM mendiskusikan cincin batumulia-nya kepada 
saya, juga crita-crita dia punya saudara di Kudus juga yang akan melelang GIOK 
tersebut.
   
  Yach..pengalaman saja dan perlu hati-hati terhadap benda-benda batumulia..
   
  Salam
  Agus Hendratno 

Paulus Tangke Allo [EMAIL PROTECTED] wrote:
  giok skala Mohs 7,8?
itu giok apa quartzite?
atau memang ada giok yang kekerasannya sampai 7,8 skala Mohs?

maaf kalau kebanyakan nanya.

--pta


On 07/12/06, miko wrote:
 Sertifikat analisa dari Laboratorium ada, skala Mohls 7,8 (?) , tebal 5,2 cm, 
 harga Rp 500 juta / kg. Transaksi di tempat barang, Kudus, Jawa Tengah. 
 Terima kasih ( H), 27 November 2006, 20.24

-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
- detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



 
-
Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited.

RE: [iagi-net-l] tanya % geologists; stat-mafiki cukup baik

2006-12-07 Terurut Topik Agus Hendratno
Sebetulnya, pemahaman stat-mafiki dalam pendidikan tinggi ilmu geologi di 
Indonesia mempunyai porsi yang cukup baik. Sebagian besar, pendidikan geologi 
di Indonesia masuk dalam Kelompok Ilmu Keteknikan, seperti di UGM, ITB, Unhas, 
Trisaksi, UPN Veteran, STTNAS, IST Akrprind, Undip, Unpak, ITM Medan, kecuali 
di Unpad yang bergabung di MIPA. Nah, dalam kurikulum pendidikan geologi di 
Indonesia saat ini ada porsi sekitar 15-22 % (berbagai kampus ada perbedaan 
prosentase) dalam pengembangan pembelajaran berbasis kompetensi ilmu keteknikan 
yang dipenuhi pemahaman stat-mafiki.
   
  Dalam suatu kesempatan, saya mendiskusikan dengan Prof. Joko Santosa (Pak 
Rektor ITB, yang berlatar belakang geofisika) tentang kompetensi ilmu kebumian 
di masa yang akan datang, yang harus dipetakan adalah adanya : kompetensi utama 
dan kompetensi pendukung (karena itu yang dikehendaki dalam penyusunan 
kurikulum pendidikan tinggi bidang (teknik) geologi, kurikulum 2006), dimana 
pemahaman stat-mafiki merupakan elemen penting sebagai salah satu kompetensi 
pendukung lulusan geologi di Indonesia. Dan itu sudah operasional dalam proses 
pembelajaran sekarang di semua prodi (teknik) geologi. 
   
  Salam,
  yang diamanahi sebagai penjaga gawang kurikulum teknik geologi di FT UGM
  Agus Hendratno

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Saya pribadi juga berpendapat pelajaran stat -mafiki (bukan roviki lho )
justru harus diperkuat di tahun pertama dan kedua , karena ternyata logika
- logika stat mafiki itu banyak terpakai
dan dibutuhkan untuk mempelajari hal yang baru di industri (geostatistic,
geofisik,petrophysic,geochemical,geoteknik dsb ).
dan sepertinya trend ke depan, segala hal yang berhubungan denggan geologi
harus bisa dikuantifikasi (jadi akan banyak butuh pengetahuan matematik
untuk bisa mengkuantifikasi geologi).

Saya pribadi juga merasa kesulitan juga dalam mempelajari hal yang baru
karena basic stat -mafiki saya kurang kuat , tpbnya males, kirain geologi
enggak banyak stat- mafikinya :- (

Regards

Kartiko SAMODRO

Telp : (0 )147443540






Arifin Sodli 
o.co.id A

07/12/2006 02:33 cc
, 

Veuillez répondre Objet
à RE: [iagi-net-l] tanya % geologists
.id 








Pak Bambang, dkk,

Kalau jaman saya baheula waktu saya masih di sma (awal 70'an), mhsw itb
itu sering datang ke sma asalnya menjelaskan apa2 yang ada dikampus
temasuk jurusan yang ada, pelajarannya apa saja, bidang  kesempatan
kerja, dll. Walau mungkin awalnya sih mungkin bangga2an dengan jaket
birunya, apalagi didepan adik2 kelas yang cewe. Tapi, banyak sekali
manfaatnya bagi siswa/i sma pada saat itu, kalau sekarang lewat web nya
masing2 kampus sudah cukup jelas dan lebih praktis kali ya (bagi yang
punya akses ke internet).



Saya setuju dengan mas Rovicky, mungkin bekal pengetahuan dasat
scientific masih perlu sampai tahun kedua, baru di 2 tahun berikutnya
(bukan hanya di itb/ipb) kemudian lebih banyak pelajaran disiplin/bidang
masing2. Keuntungannya, paling tidak yang bisa saya lihat, adalah:

o Pertama, mhsw dapat pengetahuan scientific yang cukup untuk
pengembangan selanjutnya, baik untuk jenjang pendidikan berikut ataupun
sebagai professional,

o Kedua, mhsw juga dapat kesempatan milih bidang yang lebih
leluasa setelah lebih banyak tahu. Dengan konsep recruitment tingkat
fakultas seperti sekarang mungkin lebih baik (lebih focus) dari pada
tingkat institute/uni.



Kenapa saya berpendapat seperti itu, karena dilapangan (baik diprofesi
maupun pendidikan lanjutan) banyak orang yang terkendala untuk
mempelajari sesuatu terkendala karena keterbatasan kemampuan pengetahuan
dasarnya, sebagai contoh yang mungkin terjadi adalah pelajaran matematik
bagi geologist yang ingin belajar tentang reservoir engineering ataupun
geofisika. Paling tidak yang saya alami sendiri, entah kalau pelajaran
matematika di jurusan geologi sekarang sudah lebih tinggi.



Itu saja urun renbug saya, semoga bermanfaat.



Wassalam,

ars



-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, December 07, 2006 8:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] tanya % geologists



Masih pak, seperti yang saya sampaikan di awal email dgn topik ini.

Memilih sih bebas pak, tetapi karena ada batasan kapasitas vs peminat,
ya

teknisnya ada semacam sistem kompetisi antar peminat.



Nuwun

Bpriadi





 Kalau melihat grafik yang aku tampilkan di IAGI Lucheon talk di

 Pekanbaru bulan lalu, terlihat di Amrik itu selang waktu antara peak

 oil price dengan peak geologist graduate hanya berselang 2 tahun

 saja. Artinya mahasiswa menentukan dirinya ingin lulus sebagai

 geologist ditentukan pada dua tahun terakhir.



 Ini berbeda dengan rata-rata di Indonesia yang memilki jeda paling

 enggak 5 tahun !

 Karena menentukan jurusan 5 tahun sebelum lulus, atau penjurusan

 dilakukan terlalu dini. Saya kira ITB dengan tahun pertama bersama

 semestinya akan lebih adaptif terhadap kebutuhan ketenagakerjaan,

 

[iagi-net-l] Semburan di Barito gejala apa ?

2006-12-07 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Adakah yang bisa menjelaskan fenomena semburan di Barito ?
Atau ada yang tahu lokasi dalam peta ?

Salam
RDP
--
http://rovicky.wordpress.com/

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] sumur barambai RE: [iagi-net-l] Semburan di Barito gejala apa ?

2006-12-07 Terurut Topik Pangestu, Sonny T
kami dan masyarakat kalsel, khususnya masyarakat banjarmasin,  sementara
ini menyebutnya sebagai sumur barambai.
barambai adalah nama desa di dekat kota marabahan sebelah utara
banjarmasin.
sampai bbrp puluh meter bisa dicapi naik mobil.
dari treking pake gps ini, naik mobil tsb, kira-kira 42 km sebelah utara
banjarmasin.
sumur barambai kira-kira 5 km sebelah barat sungai barito, dgn naik
mobil tsb kita menyeberang naik ponton.
koordinat sumur barambai kami ukur tgl 29-NOV-06 pk 17:09:50 sbb : S
2der 59men 14.9det  E 114der 42men 21.4det, ketinggian 6 m dpl (alat
ukur garmin gpsmap76csx).
keadaan yang kami amati:
sesuai cerita yg berhasil kami himpun, sumur barambai ini tadinya
diniatkan untuk cari air tanah yg rada bersih utk masyarakat desa
barambai yang penghuni di sekitar sumur itu merupakan transmigran asal
bali(?), beragama hindu.
dilaporkan bahwa semburan terjadi ketika pemboran mencapai kedalaman
sekitar 135 m.
kami tidak mengetahui sebab-sebab mereka ingin mencapai kedalaman segitu
utk cari air tanah.
tukang bor tidak berhasil kami temui dan sulit mencari info jati diri
tukang bor air.
sumur barambai terletak di tengah-tengah lingkungan alam rawa gambut
yang luas sekali dari sistem sungai barito , delta sungai
kapuas-petak-murung (kalsel) dan sungai kahayan.
dari hasil pengamatan 2 hari sebelum pengukuran koordinat di atas,
langsung di sumur barambai adalah murni semburan gas yang menyebabkan
olakan air setempat ( tidak seperti di sidoarjo yang diikuti oleh
material baik material padat dan halus). 
pengukuran menggunaka detektor gas (yang biasa kami pakai utk memantau
keadaan gas metana di tambang batubara bawah tanah yang sedang kami
kerjakan) dilakukan 3 kali tepat pada pusat lubang bor yaitu:
1. Jam 11.00 Wita : CH4: 26.6%; O2: 19.1; CO: 9 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2:
0 ppm
2. Jam 11.30 Wita : CH4: 26.6%; O2: 18.2; CO: 3 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2:
0 ppm
4. Jam 12.30 Wita : CH4: 26.6%; O2: 18.4; CO: 5 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2:
0 ppm

di sekitar bibir sumur dengan radius 3 metrer dari lubang bor didapat
hasil rerata: CH4: 0.54 - 2 %; O2: 20.1% ; CO: 1 - 4 ppm; H2S: 0 ppm dan
CO2: 0 ppm sedangkan sekitar daerah tanggul radius 50 meter dari lubang
bor didapat hasil rerata: CH4: 0.26 %; O2: 20.1% ; CO: 0 ppm; H2S: 0 ppm
dan CO2: 0 ppm

sensor detektor gas yang kami miliki hanya untuk CH4, untuk gas-gas lain
dalam kelompok mudah terbakar tetap akan terbaca sebagai CH4.

yang kita lihat seperti semburan di warta berita televisi tentang sumur
barambai sesungguhnya merupakan fenomena dari air yang ada di dekat
mulut sumur yang mau turun kembali ke dalam lobang sumur namun dilawan
oleh semburan gas dari dalam sumur sehingga terlihat seperi semburan
lumpur.
tidak ada penambahan air atau lumpur yang ke luar dari dlm sumur tsb
selain gas
makin lama air / lumpur itu surut, dan yang lebih banyak semburan gas.
sekitar 4-5 meter dari sumur sudah kering atau becek karena sifat
rawa-rawa.
pengukuarn di atas dilaksanakan oleh pegawai kami, seorang geologiwan
indonesia, untuk tambang bawah tanah, atas permintaan gubernur kalsel. 
atas saran kami, pemprop kalsel tidak perlu memaklumatkan keadaan
berbahaya untuk radius lebih dari 50 m dari lubang sumur barambai.
setelah pengukuran di atas pemprop kalsel belum meminta lagi pengukuran
selanjutnya.
dan tidak ada laporan dari barambai tentang adanya peningkatan aktivitas
semburan gas di sumur barambai.
(melalui japri ke email RDP akan saya coba kirim bbrp foto agar bisa
berbagi kisah bila dopasang di websitenya RDP)

wassalam
stp
(wadahnya cukup gede kan? utk menampung kiriman foto dari saya?)

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 07 Desember 2006 21:07
To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net
Subject: [iagi-net-l] Semburan di Barito gejala apa ?

Adakah yang bisa menjelaskan fenomena semburan di Barito ?
Atau ada yang tahu lokasi dalam peta ?

Salam
RDP
--
http://rovicky.wordpress.com/

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id

[iagi-net-l] 'Negara Rugi Rp 18,5 T dari Kontrak Migas'

2006-12-07 Terurut Topik OK Taufik

'Negara Rugi Rp 18,5 T dari Kontrak Migas'




JAKARTA -- Kontrak bagi hasil migas (production sharing contract) yang
telah diteken pemerintah dengan para kontraktor migas di masa lalu
dinilai banyak merugikan negara. Dalam kurun waktu empat tahun
terakhir, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menemukan
kerugian negara dari kontrak bagi hasil itu hingga Rp 18,5 triliun.
''Konkretnya Rp 18,567 triliun atau kurang lebih 2 miliar dolar AS,''
kata Kepala BPKP, Didi Widayadi, di Kantor Wapres di Jakarta, Rabu
(6/12).

Kerugian itu berasal dari 14,7 persen biaya operasi dan biaya
investasi (cost recovery) yang diklaim kontraktor. ''Ada yang bersifat
koreksi atas cost recovery yang diklaim kontraktor, ada juga karena
penyimpangan (fraud),'' kata Didi yang baru tiga pekan lalu
menggantikan Arie Soelendro, kepala BPKP sebelumnya.

Hasil audit atas kontrak bagi hasil migas ini telah diserahkan ke
pemerintah. Namun, Didi tak menyebutkan detail hasil audit tersebut.
Pemerintah, kata Didi, hanya berhasil mendapatkan kembali Rp 1,266
triliun atau sekitar tujuh persen dari total kerugian.

''Ini bisa terjadi karena kita melakukan kajian audit operasional di
lapangan,'' jelasnya. Menurut Didi, kontrak bagi hasil yang sudah
diteken dalam kurun waktu 5-10 tahun, memang banyak mengandung
kelemahan, sehingga pemerintah menjadi pihak yang dirugikan.

Salah satu contoh yang terkait cost recovery, sebut Didi, adalah kasus
pajak ekspor migas. Pajak yang semestinya langsung dibayarkan ke
negara, justru dimasukkan ke kantong perusahaan milik kontraktor
dengan alasan untuk menutupi cost recovery.

Modus lain yang dilakukan kontraktor, ungkap Didi, adalah membuat
station atau home office di luar negeri, seperti di California, AS.
Meski bagi hasil yang ditetapkan untuk pemerintah sangat besar, yakni
85 persen berbanding 15 persen untuk kontraktor, tapi faktanya BPKP
menemukan bagian yang diterima pemerintah jauh lebih kecil.

Ini terjadi karena bagi hasil yang diterima pemerintah itu disetor
setelah dipotong cost recovery untuk kontraktor yang nilainya sangat
besar. ''Jangan sampai kekayaan negara habis di cost recovery,''
tambahnya. Sebagai masukan, Didi meminta pembuat kebijakan, Dirjen
Migas Departemen ESDM, membuat aturan yang lebih baik. ''Kami akan
kumpul bersama BP Migas dan Dirjen Migas. Kita akan informasikan pada
seluruh PSC (kontraktor) agar kalau perlu ke depan tidak dilakukan
seperti itu lagi,'' katanya.

Dalam pertemuan dengan Wapres, kata Didi, Jusuf Kalla meminta agar
BPKP fokus memeriksa kasus-kasus yang berdampak besar bagi kerugian
negara. Sementara pengawasan penggunaan keuangan yang bersifat rutin
dan berskala kecil, akan ditangani Irjen atau Bawasda.

(djo )

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG

2006-12-07 Terurut Topik noor syarifuddin
Menarik sekali pembelajaran yang disajikan pak Miko ini... setelah beberapa 
kali beliau posting tentang gemstone (salah satunya ttg giok), kita diajak 
untuk mempelajari satu kasus nyata yang mungkin pada suatu ketika akan dihadapi 
oleh seorang geologist.

Hal yang di luar jangkauan saya adalah harganya yang luar biasa fantastis 
(astronomik !). Transaksi sebesar 76.5M ditawarkan hanya via SMS. Bayangkan 
harga jaguar terbaru saja mungkin sekitar 5-10M, jadi angka itu sangat 
fantastis. Saya tidak tahu apakah ada orang Indonesia yang sekaya itu sehingga 
mampu membeli daun meja tsb.


salam,


- Original Message 
From: miko [EMAIL PROTECTED]
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, December 7, 2006 3:57:35 PM
Subject: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG


Rekan-rekan Gems Lovers IAGI,

Sudah lama rasanya mang Okim tidak nongol-nongol  di milis IAGI. Kebetulan 
sekali ada sms menarik yang masuk ke HP mang Okim, mudah-mudahan dapat jadi 
selingan bagi rekan-rekan yang saat ini lagi puyeng mikirin Lusi atau lagi 
merenungkan isi lagu Jagalah Hati yang diplesetin jadi Jagalah Nafsu.

SMS yang masuk ke HP mang Okim berbunyi demikian :

Pak Miko , slamat sore, saya H. , akan menawarkan GIOK DAUN MEJA 153 KG 
, warna merah, tahan panas 25 menit  tahan gores. Apakah Bapak masih punya 
pembeli serius ? Terima kasih ( 27 November 2006, 18.21 ).

Mang Okim kemudian nanya :  Bapak, apakah daun meja tersebut ada sertifikatnya, 
dan berapakah harganya ?

Pak H.. kemudian  membalas : 

Sertifikat analisa dari Laboratorium ada, skala Mohls 7,8 (?) , tebal 5,2 cm, 
harga Rp 500 juta / kg. Transaksi di tempat barang, Kudus, Jawa Tengah. Terima 
kasih ( H), 27 November 2006, 20.24

Rekan-rekan Gems Lovers IAGI,

Dialog sms di atas real, bukan rekayasa. Kalau harganya Rp 500 juta / kg,  maka 
daun meja tersebut memiliki harga penawaran Rp 76,5 milyar.. benar-benar 
luar biasa.

Sesuai dengan pesan pemilik, mang Okim coba menawarkan ke rekan-rekan Gems 
Lovers IAGI, siapa tahu ada yang mau investasi di giok daun meja sehingga mang 
Okim dapat uang komisi gede... tak iye...( kalau percaya dan punya uang 
panas-dingin !!! ). Mang Okim siaap jadi konsultannya.

Mang Okim tutup di sini dulu ya.  Ada yang tertarik atau mau ngasi komentar ??? 
Nanti mang Okim sambung lagi ceritanya.

Salam batumulia, mang Okim.


 

Cheap talk?
Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.
http://voice.yahoo.com

Re: [iagi-net-l] sumur barambai RE: [iagi-net-l] Semburan di Barito gejala apa ?

2006-12-07 Terurut Topik noor syarifuddin
Sewaktu survey 3D di kal-tim, beberapa puluh sumur yang dibor untuk tanam 
dinamit dengan kedalaman maksimum sekitar 40 meter ternyata juga bisa blow 
out. Semburannya sampai ada yang setinggi pohon kelapa. Komposisi umum memang 
dominan methan (C1) dan biasanya semburan akan mati dengan sendirinya setelah 
beberapa hari (=volumenya terbatas). Dari karakteristik ini kemungkinan besar 
itu adalah akumulasi gas dangkal yang banyak dijumpai di lingkungan rawa-rawa.

Kalau melihat kenampakan semburannya yang tidak lebih dari 0.5m kemungkinan 
tekanannya sudah tidak terlalu besar lagi dan mudah-mudahan dalam beberapa hari 
ke depan akan berhenti dengan sendirinya. Ini mungkin perlu dijelaskan kepada 
pejabat setempat dan atau penduduk supaya mereka tidak berharap banyak. 
Karena di TV ada komentar supaya gas tsb segera dieksploitasi dan supaya 
investor yang masuk memperkerjakan penduduk setempat.

Yang perlu dijaga adalah di sekitar semburan tidak ada sumber api atau sumber 
lainnya yang bisa menimbulkan percikan api.

salam,

*untung dulu belum ada LUSI, jadi nggak heboh.:-)



- Original Message 
From: Pangestu, Sonny T [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, December 8, 2006 1:00:54 AM
Subject: [iagi-net-l] sumur barambai RE: [iagi-net-l] Semburan di Barito gejala 
apa ?


kami dan masyarakat kalsel, khususnya masyarakat banjarmasin,  sementara
ini menyebutnya sebagai sumur barambai.
barambai adalah nama desa di dekat kota marabahan sebelah utara
banjarmasin.
sampai bbrp puluh meter bisa dicapi naik mobil.
dari treking pake gps ini, naik mobil tsb, kira-kira 42 km sebelah utara
banjarmasin.
sumur barambai kira-kira 5 km sebelah barat sungai barito, dgn naik
mobil tsb kita menyeberang naik ponton.
koordinat sumur barambai kami ukur tgl 29-NOV-06 pk 17:09:50 sbb : S
2der 59men 14.9det  E 114der 42men 21.4det, ketinggian 6 m dpl (alat
ukur garmin gpsmap76csx).
keadaan yang kami amati:
sesuai cerita yg berhasil kami himpun, sumur barambai ini tadinya
diniatkan untuk cari air tanah yg rada bersih utk masyarakat desa
barambai yang penghuni di sekitar sumur itu merupakan transmigran asal
bali(?), beragama hindu.
dilaporkan bahwa semburan terjadi ketika pemboran mencapai kedalaman
sekitar 135 m.
kami tidak mengetahui sebab-sebab mereka ingin mencapai kedalaman segitu
utk cari air tanah.
tukang bor tidak berhasil kami temui dan sulit mencari info jati diri
tukang bor air.
sumur barambai terletak di tengah-tengah lingkungan alam rawa gambut
yang luas sekali dari sistem sungai barito , delta sungai
kapuas-petak-murung (kalsel) dan sungai kahayan.
dari hasil pengamatan 2 hari sebelum pengukuran koordinat di atas,
langsung di sumur barambai adalah murni semburan gas yang menyebabkan
olakan air setempat ( tidak seperti di sidoarjo yang diikuti oleh
material baik material padat dan halus). 
pengukuran menggunaka detektor gas (yang biasa kami pakai utk memantau
keadaan gas metana di tambang batubara bawah tanah yang sedang kami
kerjakan) dilakukan 3 kali tepat pada pusat lubang bor yaitu:
1. Jam 11.00 Wita : CH4: 26.6%; O2: 19.1; CO: 9 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2:
0 ppm
2. Jam 11.30 Wita : CH4: 26.6%; O2: 18.2; CO: 3 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2:
0 ppm
4. Jam 12.30 Wita : CH4: 26.6%; O2: 18.4; CO: 5 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2:
0 ppm

di sekitar bibir sumur dengan radius 3 metrer dari lubang bor didapat
hasil rerata: CH4: 0.54 - 2 %; O2: 20.1% ; CO: 1 - 4 ppm; H2S: 0 ppm dan
CO2: 0 ppm sedangkan sekitar daerah tanggul radius 50 meter dari lubang
bor didapat hasil rerata: CH4: 0.26 %; O2: 20.1% ; CO: 0 ppm; H2S: 0 ppm
dan CO2: 0 ppm

sensor detektor gas yang kami miliki hanya untuk CH4, untuk gas-gas lain
dalam kelompok mudah terbakar tetap akan terbaca sebagai CH4.

yang kita lihat seperti semburan di warta berita televisi tentang sumur
barambai sesungguhnya merupakan fenomena dari air yang ada di dekat
mulut sumur yang mau turun kembali ke dalam lobang sumur namun dilawan
oleh semburan gas dari dalam sumur sehingga terlihat seperi semburan
lumpur.
tidak ada penambahan air atau lumpur yang ke luar dari dlm sumur tsb
selain gas
makin lama air / lumpur itu surut, dan yang lebih banyak semburan gas.
sekitar 4-5 meter dari sumur sudah kering atau becek karena sifat
rawa-rawa.
pengukuarn di atas dilaksanakan oleh pegawai kami, seorang geologiwan
indonesia, untuk tambang bawah tanah, atas permintaan gubernur kalsel. 
atas saran kami, pemprop kalsel tidak perlu memaklumatkan keadaan
berbahaya untuk radius lebih dari 50 m dari lubang sumur barambai.
setelah pengukuran di atas pemprop kalsel belum meminta lagi pengukuran
selanjutnya.
dan tidak ada laporan dari barambai tentang adanya peningkatan aktivitas
semburan gas di sumur barambai.
(melalui japri ke email RDP akan saya coba kirim bbrp foto agar bisa
berbagi kisah bila dopasang di websitenya RDP)

wassalam
stp
(wadahnya cukup gede kan? utk menampung kiriman foto dari saya?)

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 

RE: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG

2006-12-07 Terurut Topik Iwan Hainim
Sekitar 12-13 tahun lalu saya pernah menemukan outcrop (yang besar) dgn
batuan yang mirip jade di kaltim, ada yang berwarna hijau (dominant) dan ada
juga yang mix menjadi kemerahan dan yang betul2 merah. Contoh batuan diambil
dan sempat dibawa ke tempat Mang Okim untuk dipoles. Waktu itu rasanya Mang
Okim juga sepakat bahwa itu jenis jade.

Ditempatnya, jade tersebut berasosiasi dgn: serpentinite-peridotite, chert
alternating w/ highly compacted sand dan basalt? Lokasinya kira-kira
disekitar 1 deg 24'N dan 116 deg 52'E, di utara Muara Wahau, sudah termasuk
kompleks basement. Kali-kali aja ada yang mau jalan2 kesana, pulangnya bisa
bawa satu bukit.

Apakah mungkin ada jade di daerah tersebut? Dan apakah asosiasi batuannya
mendukung.

Salam,
Iwan Hainim



-Original Message-
From: Agus Hendratno [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, December 07, 2006 4:30 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG

Apa memang ada GIOK berwarna merah? (Ato saya yang salah dan kurang tahu?)
Kelompok batuan yang disebut GIOK adalah (jika salah, mohon diluruskan)
kelompok batuan metamorf high grade dari Jadeite; Jadeite-Nepreite. Nah kalo
merah, kira-kira apa ya? Pak Miko, apa itu bener-bener GIOK. 
  Terus terang, saya sering didatangi oleh orang-orang yang mau nawarin
GIOK, jika saya punya teman dan kolega. Orang-orang yang datang itu biasanya
buka pemiliknya, tapi biasanya makelar-makelar yang derivatif ke sekian.
Sepertinya, saya agak kenal dengan pemilik-nya atau malah broker-nya. Saya
juga orang Kudus, dan kebetulan mengajar Mk. Petrologi di Geologi UGM, dan
pernah datang ada teman dari Kudus ke Geologi UGM mendiskusikan cincin
batumulia-nya kepada saya, juga crita-crita dia punya saudara di Kudus juga
yang akan melelang GIOK tersebut.
   
  Yach..pengalaman saja dan perlu hati-hati terhadap benda-benda batumulia..
   
  Salam
  Agus Hendratno 

Paulus Tangke Allo [EMAIL PROTECTED] wrote:
  giok skala Mohs 7,8?
itu giok apa quartzite?
atau memang ada giok yang kekerasannya sampai 7,8 skala Mohs?

maaf kalau kebanyakan nanya.

--pta


On 07/12/06, miko wrote:
 Sertifikat analisa dari Laboratorium ada, skala Mohls 7,8 (?) , tebal 5,2
cm, harga Rp 500 juta / kg. Transaksi di tempat barang, Kudus, Jawa Tengah.
Terima kasih ( H), 27 November 2006, 20.24

-
- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
- detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



 
-
Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited.

-- 
Internal Virus Database is out-of-date.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.430 / Virus Database: 268.13.28/518 - Release Date: 11/4/2006
5:30 PM
 

-- 
Internal Virus Database is out-of-date.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.430 / Virus Database: 268.13.28/518 - Release Date: 11/4/2006
5:30 PM
 


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG ( LANJUTAN )

2006-12-07 Terurut Topik miko
Rekan-rekan Gems Lovers IAGI

Kemaren siang seusai mosting tulisan tentang giok daun meja 153 kg, mang
Okim mendapat panggilan telpon dari seorang teman akrab di POLDA Jabar (
AKBP S.). Beliau minta bertemu dengan mang Okim jam 17.00 sore dan akan
membawa rekan beliau dari Purwakarta untuk memeriksakan  batu giok .
Beberapa hari sebelumnya , AKBP S. memang datang ke mang Okim di Serambi
Batumulia bersama dengan rekannya  tersebut untuk berkonsultasi tentang batu
giok yang asli dan yang tidak asli.

Pertemuan yang direncanakan kemaren sebetulnya merupakan follow up dari
pertemuan sebelumnya  dimana batu gioknya akan dibawa langsung dari
Purwakarta untuk diperiksa ( mungkin milik orang lain ). Hanya sayang sekali
pada pukul 16.22 rekan AKBP S.. mengirim pesan SMS berikut :  Pak
Sujatmiko, mohon maaf, setelah dites di Purwakarta ternyata gioknya palsu
sehingga tidak jadi dibawa ke Bandung. Salam hormat, terima kasih .

Iseng-iseng mang Okim membalas SMS di atas :  Bagaimana tahunya bahwa
gioknya palsu ? 

Jawaban yang mang Okim dapat cukup bikin shock :  PAK, GIOKNYA DIBAKAR DAN
DIKOREK DENGAN PISAU TERNYATA CACAT BESAR DAN KELIHATAN BERLAPIS  !!!

Rekan-rekan Gems Lovers IAGI

Tak berapa lama kemudian, sebelum jam rendez-vous, AKBP S. nelpon mang
Okim menceritakan tentang hal-hal di atas. Beliau ternyata mempunyai relasi
yang benar-benar mencari  giok asli  dan berani membeli sampai Rp 400 juta
per kilogram. Hanya sayang sekali bahwa yang disebut asli ternyata bukan
asli secara gemmologi/ scientific, tetapi asli menurut definisi mereka
seperti tidak panas kalau dibakar, tidak tergores pisau, bisa mendinginkan
ruangan, dll. Mang Okim masih punya cadangan yaitu daun meja 153 kg, siapa
tahu memenuhi kriteria dimaksud ( he, hee ).

OK deeh, nanti ceritanya disambung lagi ya.

Salam batumulia, mang Okim

NOTE : Thanks untuk masukan rekan-rekan, nanti kita bahas di kesempatan
mendatang. Salam !




- Original Message -
From: noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, December 08, 2006 7:09 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG


Menarik sekali pembelajaran yang disajikan pak Miko ini... setelah beberapa
kali beliau posting tentang gemstone (salah satunya ttg giok), kita diajak
untuk mempelajari satu kasus nyata yang mungkin pada suatu ketika akan
dihadapi oleh seorang geologist.

Hal yang di luar jangkauan saya adalah harganya yang luar biasa fantastis
(astronomik !). Transaksi sebesar 76.5M ditawarkan hanya via SMS. Bayangkan
harga jaguar terbaru saja mungkin sekitar 5-10M, jadi angka itu sangat
fantastis. Saya tidak tahu apakah ada orang Indonesia yang sekaya itu
sehingga mampu membeli daun meja tsb.


salam,


- Original Message 
From: miko [EMAIL PROTECTED]
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, December 7, 2006 3:57:35 PM
Subject: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG


Rekan-rekan Gems Lovers IAGI,

Sudah lama rasanya mang Okim tidak nongol-nongol  di milis IAGI. Kebetulan
sekali ada sms menarik yang masuk ke HP mang Okim, mudah-mudahan dapat jadi
selingan bagi rekan-rekan yang saat ini lagi puyeng mikirin Lusi atau lagi
merenungkan isi lagu Jagalah Hati yang diplesetin jadi Jagalah Nafsu.

SMS yang masuk ke HP mang Okim berbunyi demikian :

Pak Miko , slamat sore, saya H. , akan menawarkan GIOK DAUN MEJA 153
KG , warna merah, tahan panas 25 menit  tahan gores. Apakah Bapak masih
punya pembeli serius ? Terima kasih ( 27 November 2006, 18.21 ).

Mang Okim kemudian nanya :  Bapak, apakah daun meja tersebut ada
sertifikatnya, dan berapakah harganya ?

Pak H.. kemudian  membalas :

Sertifikat analisa dari Laboratorium ada, skala Mohls 7,8 (?) , tebal 5,2
cm, harga Rp 500 juta / kg. Transaksi di tempat barang, Kudus, Jawa Tengah.
Terima kasih ( H), 27 November 2006, 20.24

Rekan-rekan Gems Lovers IAGI,

Dialog sms di atas real, bukan rekayasa. Kalau harganya Rp 500 juta / kg,
maka daun meja tersebut memiliki harga penawaran Rp 76,5 milyar..
benar-benar luar biasa.

Sesuai dengan pesan pemilik, mang Okim coba menawarkan ke rekan-rekan Gems
Lovers IAGI, siapa tahu ada yang mau investasi di giok daun meja sehingga
mang Okim dapat uang komisi gede... tak iye...( kalau percaya dan punya uang
panas-dingin !!! ). Mang Okim siaap jadi konsultannya.

Mang Okim tutup di sini dulu ya.  Ada yang tertarik atau mau ngasi komentar
??? Nanti mang Okim sambung lagi ceritanya.

Salam batumulia, mang Okim.





Cheap talk?
Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.
http://voice.yahoo.com


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: 

[iagi-net-l] Coring @ Directional Well

2006-12-07 Terurut Topik Barkah, Raden (rbarkah)
Dear Iagi-netter yth,
Mohon sharing pengalaman dari rekans semua.
Kita ada rencana untuk melakukan pengambilan core (coring) pada sumur
direksional (kemungkinan slanted/J type tapi bisa juga S type), 
dgn kemiringan sudut +/- 15-20 deg. Kira-kira apa saja yang perlu
diperhatikan agar recovery core tsb sesuai harapan ( 80%)?
Dan meminimalisasi kendala yg mungkin terjadi saat operasionalnya?
Berapa ya sukses rasio-nya dibanding vertical well.

Terima kasih

kind regards,

Rai Barkah
yglagibelajarcoring



Re: [iagi-net-l] Kemana “lari”nya minyak bumi ini ?

2006-12-07 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Memang banyak penggunaan energi tidak produktif, a.l. penggunaan untuk iklan 
secara besar2an.
Waktu ada kampanye hemat energi penggunaan listrik untuk iklan tidak 
disinggung (atau barangkali dianggap produktif?)
Di satu pihak PLN mengkampanyekan hemat energi a.l dengan menawarkan lampu 
PL yang hemat kepada pemakai Ro yang katanya disubsidi (kalau pengguna R-1, 
R-2 dsb tidak boleh ikut beli)
Di pihak lain PLN selalu menawarkan sambungan baru dan peningkatan daya catu 
(menjadi R-2, R-3 dsb).
Kesimpulannya adalah kampanye ini adalah kampanye penghematan subsidi/ 
Anggara Pemerintah, seperti di kantor2 pemerintah dan pengguna R-0.
Kalau penggunaan listrik tanpa subsidi sih, seperti penggunaan untuk iklan, 
boleh seberapa pun, kan PLN bisa beli energi dari pasaran dengan harga 
international, bahkan mendapatkan keuntungan. Coba jika penerangan untuk 
iklan dilarang, PLN bakal rugi, kehilangan penghasilan dan laba.


RPK
- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Sunday, December 03, 2006 7:57 PM
Subject: [iagi-net-l] Kemana “lari”nya minyak bumi ini ?



Kemana larinya minyak bumi ini ?
http://rovicky.wordpress.com/2006/12/03/kemana-larinya-minyak-bumi-ini/
Ditulis oleh Rovicky on Desember 3rd, 2006

Bosen ah ngomong LuSi terus … anak genit yang susah diatur …
Gantian menengok peta energi dunia tentang minyak yang selalu saja
menarik perhatian. Lah iya wong pakdhe kerjone ngurusin minyak terus.
Tapi mestinya juga disadari semua bahwa minyak dan gas serta batubara
dan sumber energi ini bukan hanya sekedar komoditi, tetapi haris
difikirkan bahwa This is energy not just comodity. Energi ini
diperlukan untuk bekerja, diperlukan untuk hidup. Energi juga
diperlukan buat blogging :) . Sayangnya di Indonesia lebih banyak yang
lebih ngeh bahwa minyak itu lebih baik dijual ketimbang dipakai
sendiri. Ya akhirnya kita kekurangan energi, listrik byar-pet, minyak
tanah ngantri ….

   - Lah iya, Dhe, memang minyakbumi ini energi, tapi belum-belum
kok nggrundel. Lantas gimana critanya perjalanan minyakbumi ini, Pak
Dhe ?

oilprice_bp2005.jpgStatistik yang dikeluarkan oleh BP tahun 2006 yang
merupakan gambaran akhir 2005 dan juga statistiknya OPEC cukup menarik
untuk dilihat. Sepertinya melihat peta dalam ruang global ini akan
menunjukkan seberapa deras aliran minyak ini.

Seperti biasa setiap ngomongin statistik minyak selalu memberikan
grafik fluktuasi harga minyak. Mengapa ? Karena secara intuitif usaha
mencari minyak akan meningkat pada saat harga tinggi. Ya mesti saja
mengharapkan keuntungan yang besar bukan ? Tetapi nanti kita tengok
apakah bener eksplorasi migas yang sedang naik harganya memang akan
sangat menguntungkan ? Terutama para BIG Player ini, apakah mereka
untung besar atau untung sedikit seperti yang mereka gemborkan.

Cadangan minyak saat ini tersebar di bumi ini secara tidak merata.
Coba tengok gambar disebelah kiri ini. Kira-kira 60% ada di Middle
East (Timur Tengah). Sedangkan dari kepemilikannya hampir 80% dimiliki
oleh negara-negara anggota OPEC yang terlihat disebelah kanan. Wah ,
kalau dibandingin negara-negara OPEC maka cadangan minyak di Indonesia
mah cuiliiik nemen cuman seperti garis doank ! :( . Tapi jangan
kuwatir ini hanya mencatat minyak bumi saja, kan kita juga punya gas
bumi, juga punya sumber energi geothermal, belum lagi batubara.
Ditambah lagi beberapa bulan lalu (june 2006) di Pertemuan pengembang
Gas dunia, CEO Chevron menyatakan bawah saat ini saatnya menengok gas
alam (natural gas).

   - Nanti crita lain juga tentang kondisi gas alam ya, Pakdhe ?
   + Sik ta, ini tak selesei-in dulu

Disebelah kiri ini terlihat bagaimana aliran minyak mentah dari
negara-negara anggota OPEC. Walaupun tidak menggambarkan secara total
di dunia (karena ada non OPEC 20%) tetapi mungkin lebih baik daripada
kita buta total tentang pergerakan minyak bumi. Lah yang disebelah
kanan ini versinya BP-Statistics tahun 2005 tentang aliran crude oil.
Tapi dalam Tonnes …. emangnya minyaknya ditimbang ? Ya. Seperti kita
tahu bahwa minyak ini kualitasnya salah satunya dilihat dari derajat
API, dimana angka API ini berasosiasi dengan berat jenis. Nah untuk
menormalisasi (menyeragamkan) makanya diukur dan dibandingkan
berdasarkan beratnya :D .

Yang perlu diketahui disini adalah bahwa aliran itu adalah aliran
CRUDE atau minyak mentah, bukan aliran energi, karena minyak mentah
inipun harus dproses di refinery (kilang) sebelum menjadi FUEL (bahan
bakar atau BBM).

Siapa saja yang untung dalam bisnis energi minyak ?

Bisnis migas ini bisa dibagi dua yaitu upstream/hulu (EP -
exploration and production) dan downstream/hilir (R  M refinery and
marketing). Upstream/Hulu ini tugasnya mencari dan memproduksi
minyak mentah. Usaha eksplorasi dan produksi ini yang di Indonesia
dikenal dengan sistem PSC (production sharing contract). Lah, Pakdhe
ini urusannya di hulu karena tugasnya mencari dan memproduksi minyak
dan gas. Downstrem/Hilir ini tugas-nya memproses 

[iagi-net-l] Need info: Oil Wet Reservoir

2006-12-07 Terurut Topik Shofiyuddin

Adakah netter yang tahu atau punya data (published) tentang reservoir yang
oil wet di indonesia?


Trims sebelumnya.

Shofi


Re: [iagi-net-l] Coring @ Directional Well

2006-12-07 Terurut Topik romdoni


Wah menarik nich, karena saya juga belum pernah melakukan directional 
coring.

Apakah adahal teknis tertentu, sehingga harus coring dengan directional 
well type? kecuali memang disengaja agar coring BHA tegak lurus dengan 
kemiringan formasinya.  Karena dengan directional, pasti akan mengurangi 
true thickness dari reservoir yang akan di coring.
Mungkin menurut saya, secara operational tidak akan ada bedanya antara 
vertical dan directional coring, hanya drilling parameter saja yang harus 
lebih diperhatikan.
Hal2 yang harus diperhatikan;
- jenis mud (WBM or OBM), 
- core head (conventional or low invasion) 
- inner core barel (allumunium atau fiberglass)
- handling on surface (resin or gypsum) 
Semua akan sangat tergantung pada BHT dan jenis formasi yang akan di 
coring (apakah temasuk consolidated atau unconsolidated), dan yang 
terpenting juga, analisis apa saja yang akan dilakukan di laboratorium.

Rasio? nanti sharing yach hasilnya.


Best Regards,
ROMDONI
Operation Geologist
Eni Indonesia

Phone: 021-52997254
HP: 081381877717
Email: [EMAIL PROTECTED]
 





Barkah, Raden (rbarkah) [EMAIL PROTECTED]
12/08/2006 11:00 AM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:[iagi-net-l] Coring @ Directional Well






Dear Iagi-netter yth,
Mohon sharing pengalaman dari rekans semua.
Kita ada rencana untuk melakukan pengambilan core (coring) pada sumur
direksional (kemungkinan slanted/J type tapi bisa juga S type), 
dgn kemiringan sudut +/- 15-20 deg. Kira-kira apa saja yang perlu
diperhatikan agar recovery core tsb sesuai harapan ( 80%)?
Dan meminimalisasi kendala yg mungkin terjadi saat operasionalnya?
Berapa ya sukses rasio-nya dibanding vertical well.

Terima kasih

kind regards,

Rai Barkah
yglagibelajarcoring





RE: [iagi-net-l] Coring @ Directional Well

2006-12-07 Terurut Topik Barkah, Raden (rbarkah)
Menarik dan sedikit menantang tentunya mas Romdoni :)
Tadinya kita berharap bisa dengan vertikal well, selain relatif lebih
mudah operasionalnya juga tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Tetapi
kita terkendala dengan masalah pembebasan lahan (LI) disamping itu kita
mencoba untuk menghindari fault.
Berdasarkan praktek sebelumnya, untuk drilling parameter kita biasa pake
WBM (berat lumpur 8-9 ppg), 
conventional core head, ICB-nya pakai alumunium dan handlingnya pakai
resin.
Sebagai informasi, Formasi yang akan di coring termasuk consolidated
sand.
Dengan kondisi reservoir seperti ini kira2 apa yang mesti di improve ya?


Trims,
Rai Barkah

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, December 08, 2006 1:21 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Coring @ Directional Well



Wah menarik nich, karena saya juga belum pernah melakukan directional
coring.

Apakah adahal teknis tertentu, sehingga harus coring dengan directional
well type? kecuali memang disengaja agar coring BHA tegak lurus dengan
kemiringan formasinya.  Karena dengan directional, pasti akan mengurangi
true thickness dari reservoir yang akan di coring.
Mungkin menurut saya, secara operational tidak akan ada bedanya antara
vertical dan directional coring, hanya drilling parameter saja yang
harus lebih diperhatikan.
Hal2 yang harus diperhatikan;
- jenis mud (WBM or OBM),
- core head (conventional or low invasion)
- inner core barel (allumunium atau fiberglass)
- handling on surface (resin or gypsum) Semua akan sangat tergantung
pada BHT dan jenis formasi yang akan di coring (apakah temasuk
consolidated atau unconsolidated), dan yang terpenting juga, analisis
apa saja yang akan dilakukan di laboratorium.

Rasio? nanti sharing yach hasilnya.


Best Regards,
ROMDONI
Operation Geologist
Eni Indonesia

Phone: 021-52997254
HP: 081381877717
Email: [EMAIL PROTECTED]
 





Barkah, Raden (rbarkah) [EMAIL PROTECTED]
12/08/2006 11:00 AM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:[iagi-net-l] Coring @ Directional Well






Dear Iagi-netter yth,
Mohon sharing pengalaman dari rekans semua.
Kita ada rencana untuk melakukan pengambilan core (coring) pada sumur
direksional (kemungkinan slanted/J type tapi bisa juga S type), dgn
kemiringan sudut +/- 15-20 deg. Kira-kira apa saja yang perlu
diperhatikan agar recovery core tsb sesuai harapan ( 80%)?
Dan meminimalisasi kendala yg mungkin terjadi saat operasionalnya?
Berapa ya sukses rasio-nya dibanding vertical well.

Terima kasih

kind regards,

Rai Barkah
yglagibelajarcoring



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-