Re: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG
giok skala Mohs 7,8? itu giok apa quartzite? atau memang ada giok yang kekerasannya sampai 7,8 skala Mohs? maaf kalau kebanyakan nanya. --pta On 07/12/06, miko [EMAIL PROTECTED] wrote: Sertifikat analisa dari Laboratorium ada, skala Mohls 7,8 (?) , tebal 5,2 cm, harga Rp 500 juta / kg. Transaksi di tempat barang, Kudus, Jawa Tengah. Terima kasih ( H), 27 November 2006, 20.24 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] tanya % geologists
Saya pribadi juga berpendapat pelajaran stat -mafiki (bukan roviki lho ) justru harus diperkuat di tahun pertama dan kedua , karena ternyata logika - logika stat mafiki itu banyak terpakai dan dibutuhkan untuk mempelajari hal yang baru di industri (geostatistic, geofisik,petrophysic,geochemical,geoteknik dsb ). dan sepertinya trend ke depan, segala hal yang berhubungan denggan geologi harus bisa dikuantifikasi (jadi akan banyak butuh pengetahuan matematik untuk bisa mengkuantifikasi geologi). Saya pribadi juga merasa kesulitan juga dalam mempelajari hal yang baru karena basic stat -mafiki saya kurang kuat , tpbnya males, kirain geologi enggak banyak stat- mafikinya :- ( Regards Kartiko SAMODRO Telp : (0 )147443540 Arifin Sodli [EMAIL PROTECTED] o.co.idA iagi-net@iagi.or.id 07/12/2006 02:33 cc [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Veuillez répondre Objet à RE: [iagi-net-l] tanya % geologists [EMAIL PROTECTED] .id Pak Bambang, dkk, Kalau jaman saya baheula waktu saya masih di sma (awal 70'an), mhsw itb itu sering datang ke sma asalnya menjelaskan apa2 yang ada dikampus temasuk jurusan yang ada, pelajarannya apa saja, bidang kesempatan kerja, dll. Walau mungkin awalnya sih mungkin bangga2an dengan jaket birunya, apalagi didepan adik2 kelas yang cewe. Tapi, banyak sekali manfaatnya bagi siswa/i sma pada saat itu, kalau sekarang lewat web nya masing2 kampus sudah cukup jelas dan lebih praktis kali ya (bagi yang punya akses ke internet). Saya setuju dengan mas Rovicky, mungkin bekal pengetahuan dasat scientific masih perlu sampai tahun kedua, baru di 2 tahun berikutnya (bukan hanya di itb/ipb) kemudian lebih banyak pelajaran disiplin/bidang masing2. Keuntungannya, paling tidak yang bisa saya lihat, adalah: oPertama, mhsw dapat pengetahuan scientific yang cukup untuk pengembangan selanjutnya, baik untuk jenjang pendidikan berikut ataupun sebagai professional, oKedua, mhsw juga dapat kesempatan milih bidang yang lebih leluasa setelah lebih banyak tahu. Dengan konsep recruitment tingkat fakultas seperti sekarang mungkin lebih baik (lebih focus) dari pada tingkat institute/uni. Kenapa saya berpendapat seperti itu, karena dilapangan (baik diprofesi maupun pendidikan lanjutan) banyak orang yang terkendala untuk mempelajari sesuatu terkendala karena keterbatasan kemampuan pengetahuan dasarnya, sebagai contoh yang mungkin terjadi adalah pelajaran matematik bagi geologist yang ingin belajar tentang reservoir engineering ataupun geofisika. Paling tidak yang saya alami sendiri, entah kalau pelajaran matematika di jurusan geologi sekarang sudah lebih tinggi. Itu saja urun renbug saya, semoga bermanfaat. Wassalam, ars -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 07, 2006 8:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tanya % geologists Masih pak, seperti yang saya sampaikan di awal email dgn topik ini. Memilih sih bebas pak, tetapi karena ada batasan kapasitas vs peminat, ya teknisnya ada semacam sistem kompetisi antar peminat. Nuwun Bpriadi Kalau melihat grafik yang aku tampilkan di IAGI Lucheon talk di Pekanbaru bulan lalu, terlihat di Amrik itu selang waktu antara peak oil price dengan peak geologist graduate hanya berselang 2 tahun saja. Artinya mahasiswa menentukan dirinya ingin lulus sebagai geologist ditentukan pada dua tahun terakhir. Ini berbeda dengan rata-rata di Indonesia yang memilki jeda paling enggak 5 tahun ! Karena menentukan jurusan 5 tahun sebelum lulus, atau penjurusan dilakukan terlalu dini. Saya kira ITB dengan tahun pertama bersama semestinya akan lebih adaptif terhadap kebutuhan ketenagakerjaan, dibanding uni atau institutusi pendidikan lainnya. Bahkan akan lebih bagus kalau bukan TPB, tetapi dua atau tiga tahun pertama bersama. Sebenernya bekal pendidikan atau mata pelajaran khusus paling banyak dilakukan pada tahun-tahun terakhir. Apakah ITB masih melakukan
Re: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG
Apa memang ada GIOK berwarna merah? (Ato saya yang salah dan kurang tahu?) Kelompok batuan yang disebut GIOK adalah (jika salah, mohon diluruskan) kelompok batuan metamorf high grade dari Jadeite; Jadeite-Nepreite. Nah kalo merah, kira-kira apa ya? Pak Miko, apa itu bener-bener GIOK. Terus terang, saya sering didatangi oleh orang-orang yang mau nawarin GIOK, jika saya punya teman dan kolega. Orang-orang yang datang itu biasanya buka pemiliknya, tapi biasanya makelar-makelar yang derivatif ke sekian. Sepertinya, saya agak kenal dengan pemilik-nya atau malah broker-nya. Saya juga orang Kudus, dan kebetulan mengajar Mk. Petrologi di Geologi UGM, dan pernah datang ada teman dari Kudus ke Geologi UGM mendiskusikan cincin batumulia-nya kepada saya, juga crita-crita dia punya saudara di Kudus juga yang akan melelang GIOK tersebut. Yach..pengalaman saja dan perlu hati-hati terhadap benda-benda batumulia.. Salam Agus Hendratno Paulus Tangke Allo [EMAIL PROTECTED] wrote: giok skala Mohs 7,8? itu giok apa quartzite? atau memang ada giok yang kekerasannya sampai 7,8 skala Mohs? maaf kalau kebanyakan nanya. --pta On 07/12/06, miko wrote: Sertifikat analisa dari Laboratorium ada, skala Mohls 7,8 (?) , tebal 5,2 cm, harga Rp 500 juta / kg. Transaksi di tempat barang, Kudus, Jawa Tengah. Terima kasih ( H), 27 November 2006, 20.24 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited.
RE: [iagi-net-l] tanya % geologists; stat-mafiki cukup baik
Sebetulnya, pemahaman stat-mafiki dalam pendidikan tinggi ilmu geologi di Indonesia mempunyai porsi yang cukup baik. Sebagian besar, pendidikan geologi di Indonesia masuk dalam Kelompok Ilmu Keteknikan, seperti di UGM, ITB, Unhas, Trisaksi, UPN Veteran, STTNAS, IST Akrprind, Undip, Unpak, ITM Medan, kecuali di Unpad yang bergabung di MIPA. Nah, dalam kurikulum pendidikan geologi di Indonesia saat ini ada porsi sekitar 15-22 % (berbagai kampus ada perbedaan prosentase) dalam pengembangan pembelajaran berbasis kompetensi ilmu keteknikan yang dipenuhi pemahaman stat-mafiki. Dalam suatu kesempatan, saya mendiskusikan dengan Prof. Joko Santosa (Pak Rektor ITB, yang berlatar belakang geofisika) tentang kompetensi ilmu kebumian di masa yang akan datang, yang harus dipetakan adalah adanya : kompetensi utama dan kompetensi pendukung (karena itu yang dikehendaki dalam penyusunan kurikulum pendidikan tinggi bidang (teknik) geologi, kurikulum 2006), dimana pemahaman stat-mafiki merupakan elemen penting sebagai salah satu kompetensi pendukung lulusan geologi di Indonesia. Dan itu sudah operasional dalam proses pembelajaran sekarang di semua prodi (teknik) geologi. Salam, yang diamanahi sebagai penjaga gawang kurikulum teknik geologi di FT UGM Agus Hendratno [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya pribadi juga berpendapat pelajaran stat -mafiki (bukan roviki lho ) justru harus diperkuat di tahun pertama dan kedua , karena ternyata logika - logika stat mafiki itu banyak terpakai dan dibutuhkan untuk mempelajari hal yang baru di industri (geostatistic, geofisik,petrophysic,geochemical,geoteknik dsb ). dan sepertinya trend ke depan, segala hal yang berhubungan denggan geologi harus bisa dikuantifikasi (jadi akan banyak butuh pengetahuan matematik untuk bisa mengkuantifikasi geologi). Saya pribadi juga merasa kesulitan juga dalam mempelajari hal yang baru karena basic stat -mafiki saya kurang kuat , tpbnya males, kirain geologi enggak banyak stat- mafikinya :- ( Regards Kartiko SAMODRO Telp : (0 )147443540 Arifin Sodli o.co.id A 07/12/2006 02:33 cc , Veuillez répondre Objet à RE: [iagi-net-l] tanya % geologists .id Pak Bambang, dkk, Kalau jaman saya baheula waktu saya masih di sma (awal 70'an), mhsw itb itu sering datang ke sma asalnya menjelaskan apa2 yang ada dikampus temasuk jurusan yang ada, pelajarannya apa saja, bidang kesempatan kerja, dll. Walau mungkin awalnya sih mungkin bangga2an dengan jaket birunya, apalagi didepan adik2 kelas yang cewe. Tapi, banyak sekali manfaatnya bagi siswa/i sma pada saat itu, kalau sekarang lewat web nya masing2 kampus sudah cukup jelas dan lebih praktis kali ya (bagi yang punya akses ke internet). Saya setuju dengan mas Rovicky, mungkin bekal pengetahuan dasat scientific masih perlu sampai tahun kedua, baru di 2 tahun berikutnya (bukan hanya di itb/ipb) kemudian lebih banyak pelajaran disiplin/bidang masing2. Keuntungannya, paling tidak yang bisa saya lihat, adalah: o Pertama, mhsw dapat pengetahuan scientific yang cukup untuk pengembangan selanjutnya, baik untuk jenjang pendidikan berikut ataupun sebagai professional, o Kedua, mhsw juga dapat kesempatan milih bidang yang lebih leluasa setelah lebih banyak tahu. Dengan konsep recruitment tingkat fakultas seperti sekarang mungkin lebih baik (lebih focus) dari pada tingkat institute/uni. Kenapa saya berpendapat seperti itu, karena dilapangan (baik diprofesi maupun pendidikan lanjutan) banyak orang yang terkendala untuk mempelajari sesuatu terkendala karena keterbatasan kemampuan pengetahuan dasarnya, sebagai contoh yang mungkin terjadi adalah pelajaran matematik bagi geologist yang ingin belajar tentang reservoir engineering ataupun geofisika. Paling tidak yang saya alami sendiri, entah kalau pelajaran matematika di jurusan geologi sekarang sudah lebih tinggi. Itu saja urun renbug saya, semoga bermanfaat. Wassalam, ars -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 07, 2006 8:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] tanya % geologists Masih pak, seperti yang saya sampaikan di awal email dgn topik ini. Memilih sih bebas pak, tetapi karena ada batasan kapasitas vs peminat, ya teknisnya ada semacam sistem kompetisi antar peminat. Nuwun Bpriadi Kalau melihat grafik yang aku tampilkan di IAGI Lucheon talk di Pekanbaru bulan lalu, terlihat di Amrik itu selang waktu antara peak oil price dengan peak geologist graduate hanya berselang 2 tahun saja. Artinya mahasiswa menentukan dirinya ingin lulus sebagai geologist ditentukan pada dua tahun terakhir. Ini berbeda dengan rata-rata di Indonesia yang memilki jeda paling enggak 5 tahun ! Karena menentukan jurusan 5 tahun sebelum lulus, atau penjurusan dilakukan terlalu dini. Saya kira ITB dengan tahun pertama bersama semestinya akan lebih adaptif terhadap kebutuhan ketenagakerjaan,
[iagi-net-l] Semburan di Barito gejala apa ?
Adakah yang bisa menjelaskan fenomena semburan di Barito ? Atau ada yang tahu lokasi dalam peta ? Salam RDP -- http://rovicky.wordpress.com/ - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] sumur barambai RE: [iagi-net-l] Semburan di Barito gejala apa ?
kami dan masyarakat kalsel, khususnya masyarakat banjarmasin, sementara ini menyebutnya sebagai sumur barambai. barambai adalah nama desa di dekat kota marabahan sebelah utara banjarmasin. sampai bbrp puluh meter bisa dicapi naik mobil. dari treking pake gps ini, naik mobil tsb, kira-kira 42 km sebelah utara banjarmasin. sumur barambai kira-kira 5 km sebelah barat sungai barito, dgn naik mobil tsb kita menyeberang naik ponton. koordinat sumur barambai kami ukur tgl 29-NOV-06 pk 17:09:50 sbb : S 2der 59men 14.9det E 114der 42men 21.4det, ketinggian 6 m dpl (alat ukur garmin gpsmap76csx). keadaan yang kami amati: sesuai cerita yg berhasil kami himpun, sumur barambai ini tadinya diniatkan untuk cari air tanah yg rada bersih utk masyarakat desa barambai yang penghuni di sekitar sumur itu merupakan transmigran asal bali(?), beragama hindu. dilaporkan bahwa semburan terjadi ketika pemboran mencapai kedalaman sekitar 135 m. kami tidak mengetahui sebab-sebab mereka ingin mencapai kedalaman segitu utk cari air tanah. tukang bor tidak berhasil kami temui dan sulit mencari info jati diri tukang bor air. sumur barambai terletak di tengah-tengah lingkungan alam rawa gambut yang luas sekali dari sistem sungai barito , delta sungai kapuas-petak-murung (kalsel) dan sungai kahayan. dari hasil pengamatan 2 hari sebelum pengukuran koordinat di atas, langsung di sumur barambai adalah murni semburan gas yang menyebabkan olakan air setempat ( tidak seperti di sidoarjo yang diikuti oleh material baik material padat dan halus). pengukuran menggunaka detektor gas (yang biasa kami pakai utk memantau keadaan gas metana di tambang batubara bawah tanah yang sedang kami kerjakan) dilakukan 3 kali tepat pada pusat lubang bor yaitu: 1. Jam 11.00 Wita : CH4: 26.6%; O2: 19.1; CO: 9 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2: 0 ppm 2. Jam 11.30 Wita : CH4: 26.6%; O2: 18.2; CO: 3 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2: 0 ppm 4. Jam 12.30 Wita : CH4: 26.6%; O2: 18.4; CO: 5 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2: 0 ppm di sekitar bibir sumur dengan radius 3 metrer dari lubang bor didapat hasil rerata: CH4: 0.54 - 2 %; O2: 20.1% ; CO: 1 - 4 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2: 0 ppm sedangkan sekitar daerah tanggul radius 50 meter dari lubang bor didapat hasil rerata: CH4: 0.26 %; O2: 20.1% ; CO: 0 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2: 0 ppm sensor detektor gas yang kami miliki hanya untuk CH4, untuk gas-gas lain dalam kelompok mudah terbakar tetap akan terbaca sebagai CH4. yang kita lihat seperti semburan di warta berita televisi tentang sumur barambai sesungguhnya merupakan fenomena dari air yang ada di dekat mulut sumur yang mau turun kembali ke dalam lobang sumur namun dilawan oleh semburan gas dari dalam sumur sehingga terlihat seperi semburan lumpur. tidak ada penambahan air atau lumpur yang ke luar dari dlm sumur tsb selain gas makin lama air / lumpur itu surut, dan yang lebih banyak semburan gas. sekitar 4-5 meter dari sumur sudah kering atau becek karena sifat rawa-rawa. pengukuarn di atas dilaksanakan oleh pegawai kami, seorang geologiwan indonesia, untuk tambang bawah tanah, atas permintaan gubernur kalsel. atas saran kami, pemprop kalsel tidak perlu memaklumatkan keadaan berbahaya untuk radius lebih dari 50 m dari lubang sumur barambai. setelah pengukuran di atas pemprop kalsel belum meminta lagi pengukuran selanjutnya. dan tidak ada laporan dari barambai tentang adanya peningkatan aktivitas semburan gas di sumur barambai. (melalui japri ke email RDP akan saya coba kirim bbrp foto agar bisa berbagi kisah bila dopasang di websitenya RDP) wassalam stp (wadahnya cukup gede kan? utk menampung kiriman foto dari saya?) -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 07 Desember 2006 21:07 To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net Subject: [iagi-net-l] Semburan di Barito gejala apa ? Adakah yang bisa menjelaskan fenomena semburan di Barito ? Atau ada yang tahu lokasi dalam peta ? Salam RDP -- http://rovicky.wordpress.com/ - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
[iagi-net-l] 'Negara Rugi Rp 18,5 T dari Kontrak Migas'
'Negara Rugi Rp 18,5 T dari Kontrak Migas' JAKARTA -- Kontrak bagi hasil migas (production sharing contract) yang telah diteken pemerintah dengan para kontraktor migas di masa lalu dinilai banyak merugikan negara. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menemukan kerugian negara dari kontrak bagi hasil itu hingga Rp 18,5 triliun. ''Konkretnya Rp 18,567 triliun atau kurang lebih 2 miliar dolar AS,'' kata Kepala BPKP, Didi Widayadi, di Kantor Wapres di Jakarta, Rabu (6/12). Kerugian itu berasal dari 14,7 persen biaya operasi dan biaya investasi (cost recovery) yang diklaim kontraktor. ''Ada yang bersifat koreksi atas cost recovery yang diklaim kontraktor, ada juga karena penyimpangan (fraud),'' kata Didi yang baru tiga pekan lalu menggantikan Arie Soelendro, kepala BPKP sebelumnya. Hasil audit atas kontrak bagi hasil migas ini telah diserahkan ke pemerintah. Namun, Didi tak menyebutkan detail hasil audit tersebut. Pemerintah, kata Didi, hanya berhasil mendapatkan kembali Rp 1,266 triliun atau sekitar tujuh persen dari total kerugian. ''Ini bisa terjadi karena kita melakukan kajian audit operasional di lapangan,'' jelasnya. Menurut Didi, kontrak bagi hasil yang sudah diteken dalam kurun waktu 5-10 tahun, memang banyak mengandung kelemahan, sehingga pemerintah menjadi pihak yang dirugikan. Salah satu contoh yang terkait cost recovery, sebut Didi, adalah kasus pajak ekspor migas. Pajak yang semestinya langsung dibayarkan ke negara, justru dimasukkan ke kantong perusahaan milik kontraktor dengan alasan untuk menutupi cost recovery. Modus lain yang dilakukan kontraktor, ungkap Didi, adalah membuat station atau home office di luar negeri, seperti di California, AS. Meski bagi hasil yang ditetapkan untuk pemerintah sangat besar, yakni 85 persen berbanding 15 persen untuk kontraktor, tapi faktanya BPKP menemukan bagian yang diterima pemerintah jauh lebih kecil. Ini terjadi karena bagi hasil yang diterima pemerintah itu disetor setelah dipotong cost recovery untuk kontraktor yang nilainya sangat besar. ''Jangan sampai kekayaan negara habis di cost recovery,'' tambahnya. Sebagai masukan, Didi meminta pembuat kebijakan, Dirjen Migas Departemen ESDM, membuat aturan yang lebih baik. ''Kami akan kumpul bersama BP Migas dan Dirjen Migas. Kita akan informasikan pada seluruh PSC (kontraktor) agar kalau perlu ke depan tidak dilakukan seperti itu lagi,'' katanya. Dalam pertemuan dengan Wapres, kata Didi, Jusuf Kalla meminta agar BPKP fokus memeriksa kasus-kasus yang berdampak besar bagi kerugian negara. Sementara pengawasan penggunaan keuangan yang bersifat rutin dan berskala kecil, akan ditangani Irjen atau Bawasda. (djo ) - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG
Menarik sekali pembelajaran yang disajikan pak Miko ini... setelah beberapa kali beliau posting tentang gemstone (salah satunya ttg giok), kita diajak untuk mempelajari satu kasus nyata yang mungkin pada suatu ketika akan dihadapi oleh seorang geologist. Hal yang di luar jangkauan saya adalah harganya yang luar biasa fantastis (astronomik !). Transaksi sebesar 76.5M ditawarkan hanya via SMS. Bayangkan harga jaguar terbaru saja mungkin sekitar 5-10M, jadi angka itu sangat fantastis. Saya tidak tahu apakah ada orang Indonesia yang sekaya itu sehingga mampu membeli daun meja tsb. salam, - Original Message From: miko [EMAIL PROTECTED] To: IAGI iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, December 7, 2006 3:57:35 PM Subject: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG Rekan-rekan Gems Lovers IAGI, Sudah lama rasanya mang Okim tidak nongol-nongol di milis IAGI. Kebetulan sekali ada sms menarik yang masuk ke HP mang Okim, mudah-mudahan dapat jadi selingan bagi rekan-rekan yang saat ini lagi puyeng mikirin Lusi atau lagi merenungkan isi lagu Jagalah Hati yang diplesetin jadi Jagalah Nafsu. SMS yang masuk ke HP mang Okim berbunyi demikian : Pak Miko , slamat sore, saya H. , akan menawarkan GIOK DAUN MEJA 153 KG , warna merah, tahan panas 25 menit tahan gores. Apakah Bapak masih punya pembeli serius ? Terima kasih ( 27 November 2006, 18.21 ). Mang Okim kemudian nanya : Bapak, apakah daun meja tersebut ada sertifikatnya, dan berapakah harganya ? Pak H.. kemudian membalas : Sertifikat analisa dari Laboratorium ada, skala Mohls 7,8 (?) , tebal 5,2 cm, harga Rp 500 juta / kg. Transaksi di tempat barang, Kudus, Jawa Tengah. Terima kasih ( H), 27 November 2006, 20.24 Rekan-rekan Gems Lovers IAGI, Dialog sms di atas real, bukan rekayasa. Kalau harganya Rp 500 juta / kg, maka daun meja tersebut memiliki harga penawaran Rp 76,5 milyar.. benar-benar luar biasa. Sesuai dengan pesan pemilik, mang Okim coba menawarkan ke rekan-rekan Gems Lovers IAGI, siapa tahu ada yang mau investasi di giok daun meja sehingga mang Okim dapat uang komisi gede... tak iye...( kalau percaya dan punya uang panas-dingin !!! ). Mang Okim siaap jadi konsultannya. Mang Okim tutup di sini dulu ya. Ada yang tertarik atau mau ngasi komentar ??? Nanti mang Okim sambung lagi ceritanya. Salam batumulia, mang Okim. Cheap talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates. http://voice.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] sumur barambai RE: [iagi-net-l] Semburan di Barito gejala apa ?
Sewaktu survey 3D di kal-tim, beberapa puluh sumur yang dibor untuk tanam dinamit dengan kedalaman maksimum sekitar 40 meter ternyata juga bisa blow out. Semburannya sampai ada yang setinggi pohon kelapa. Komposisi umum memang dominan methan (C1) dan biasanya semburan akan mati dengan sendirinya setelah beberapa hari (=volumenya terbatas). Dari karakteristik ini kemungkinan besar itu adalah akumulasi gas dangkal yang banyak dijumpai di lingkungan rawa-rawa. Kalau melihat kenampakan semburannya yang tidak lebih dari 0.5m kemungkinan tekanannya sudah tidak terlalu besar lagi dan mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan akan berhenti dengan sendirinya. Ini mungkin perlu dijelaskan kepada pejabat setempat dan atau penduduk supaya mereka tidak berharap banyak. Karena di TV ada komentar supaya gas tsb segera dieksploitasi dan supaya investor yang masuk memperkerjakan penduduk setempat. Yang perlu dijaga adalah di sekitar semburan tidak ada sumber api atau sumber lainnya yang bisa menimbulkan percikan api. salam, *untung dulu belum ada LUSI, jadi nggak heboh.:-) - Original Message From: Pangestu, Sonny T [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, December 8, 2006 1:00:54 AM Subject: [iagi-net-l] sumur barambai RE: [iagi-net-l] Semburan di Barito gejala apa ? kami dan masyarakat kalsel, khususnya masyarakat banjarmasin, sementara ini menyebutnya sebagai sumur barambai. barambai adalah nama desa di dekat kota marabahan sebelah utara banjarmasin. sampai bbrp puluh meter bisa dicapi naik mobil. dari treking pake gps ini, naik mobil tsb, kira-kira 42 km sebelah utara banjarmasin. sumur barambai kira-kira 5 km sebelah barat sungai barito, dgn naik mobil tsb kita menyeberang naik ponton. koordinat sumur barambai kami ukur tgl 29-NOV-06 pk 17:09:50 sbb : S 2der 59men 14.9det E 114der 42men 21.4det, ketinggian 6 m dpl (alat ukur garmin gpsmap76csx). keadaan yang kami amati: sesuai cerita yg berhasil kami himpun, sumur barambai ini tadinya diniatkan untuk cari air tanah yg rada bersih utk masyarakat desa barambai yang penghuni di sekitar sumur itu merupakan transmigran asal bali(?), beragama hindu. dilaporkan bahwa semburan terjadi ketika pemboran mencapai kedalaman sekitar 135 m. kami tidak mengetahui sebab-sebab mereka ingin mencapai kedalaman segitu utk cari air tanah. tukang bor tidak berhasil kami temui dan sulit mencari info jati diri tukang bor air. sumur barambai terletak di tengah-tengah lingkungan alam rawa gambut yang luas sekali dari sistem sungai barito , delta sungai kapuas-petak-murung (kalsel) dan sungai kahayan. dari hasil pengamatan 2 hari sebelum pengukuran koordinat di atas, langsung di sumur barambai adalah murni semburan gas yang menyebabkan olakan air setempat ( tidak seperti di sidoarjo yang diikuti oleh material baik material padat dan halus). pengukuran menggunaka detektor gas (yang biasa kami pakai utk memantau keadaan gas metana di tambang batubara bawah tanah yang sedang kami kerjakan) dilakukan 3 kali tepat pada pusat lubang bor yaitu: 1. Jam 11.00 Wita : CH4: 26.6%; O2: 19.1; CO: 9 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2: 0 ppm 2. Jam 11.30 Wita : CH4: 26.6%; O2: 18.2; CO: 3 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2: 0 ppm 4. Jam 12.30 Wita : CH4: 26.6%; O2: 18.4; CO: 5 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2: 0 ppm di sekitar bibir sumur dengan radius 3 metrer dari lubang bor didapat hasil rerata: CH4: 0.54 - 2 %; O2: 20.1% ; CO: 1 - 4 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2: 0 ppm sedangkan sekitar daerah tanggul radius 50 meter dari lubang bor didapat hasil rerata: CH4: 0.26 %; O2: 20.1% ; CO: 0 ppm; H2S: 0 ppm dan CO2: 0 ppm sensor detektor gas yang kami miliki hanya untuk CH4, untuk gas-gas lain dalam kelompok mudah terbakar tetap akan terbaca sebagai CH4. yang kita lihat seperti semburan di warta berita televisi tentang sumur barambai sesungguhnya merupakan fenomena dari air yang ada di dekat mulut sumur yang mau turun kembali ke dalam lobang sumur namun dilawan oleh semburan gas dari dalam sumur sehingga terlihat seperi semburan lumpur. tidak ada penambahan air atau lumpur yang ke luar dari dlm sumur tsb selain gas makin lama air / lumpur itu surut, dan yang lebih banyak semburan gas. sekitar 4-5 meter dari sumur sudah kering atau becek karena sifat rawa-rawa. pengukuarn di atas dilaksanakan oleh pegawai kami, seorang geologiwan indonesia, untuk tambang bawah tanah, atas permintaan gubernur kalsel. atas saran kami, pemprop kalsel tidak perlu memaklumatkan keadaan berbahaya untuk radius lebih dari 50 m dari lubang sumur barambai. setelah pengukuran di atas pemprop kalsel belum meminta lagi pengukuran selanjutnya. dan tidak ada laporan dari barambai tentang adanya peningkatan aktivitas semburan gas di sumur barambai. (melalui japri ke email RDP akan saya coba kirim bbrp foto agar bisa berbagi kisah bila dopasang di websitenya RDP) wassalam stp (wadahnya cukup gede kan? utk menampung kiriman foto dari saya?) -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent:
RE: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG
Sekitar 12-13 tahun lalu saya pernah menemukan outcrop (yang besar) dgn batuan yang mirip jade di kaltim, ada yang berwarna hijau (dominant) dan ada juga yang mix menjadi kemerahan dan yang betul2 merah. Contoh batuan diambil dan sempat dibawa ke tempat Mang Okim untuk dipoles. Waktu itu rasanya Mang Okim juga sepakat bahwa itu jenis jade. Ditempatnya, jade tersebut berasosiasi dgn: serpentinite-peridotite, chert alternating w/ highly compacted sand dan basalt? Lokasinya kira-kira disekitar 1 deg 24'N dan 116 deg 52'E, di utara Muara Wahau, sudah termasuk kompleks basement. Kali-kali aja ada yang mau jalan2 kesana, pulangnya bisa bawa satu bukit. Apakah mungkin ada jade di daerah tersebut? Dan apakah asosiasi batuannya mendukung. Salam, Iwan Hainim -Original Message- From: Agus Hendratno [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 07, 2006 4:30 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG Apa memang ada GIOK berwarna merah? (Ato saya yang salah dan kurang tahu?) Kelompok batuan yang disebut GIOK adalah (jika salah, mohon diluruskan) kelompok batuan metamorf high grade dari Jadeite; Jadeite-Nepreite. Nah kalo merah, kira-kira apa ya? Pak Miko, apa itu bener-bener GIOK. Terus terang, saya sering didatangi oleh orang-orang yang mau nawarin GIOK, jika saya punya teman dan kolega. Orang-orang yang datang itu biasanya buka pemiliknya, tapi biasanya makelar-makelar yang derivatif ke sekian. Sepertinya, saya agak kenal dengan pemilik-nya atau malah broker-nya. Saya juga orang Kudus, dan kebetulan mengajar Mk. Petrologi di Geologi UGM, dan pernah datang ada teman dari Kudus ke Geologi UGM mendiskusikan cincin batumulia-nya kepada saya, juga crita-crita dia punya saudara di Kudus juga yang akan melelang GIOK tersebut. Yach..pengalaman saja dan perlu hati-hati terhadap benda-benda batumulia.. Salam Agus Hendratno Paulus Tangke Allo [EMAIL PROTECTED] wrote: giok skala Mohs 7,8? itu giok apa quartzite? atau memang ada giok yang kekerasannya sampai 7,8 skala Mohs? maaf kalau kebanyakan nanya. --pta On 07/12/06, miko wrote: Sertifikat analisa dari Laboratorium ada, skala Mohls 7,8 (?) , tebal 5,2 cm, harga Rp 500 juta / kg. Transaksi di tempat barang, Kudus, Jawa Tengah. Terima kasih ( H), 27 November 2006, 20.24 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited. -- Internal Virus Database is out-of-date. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.430 / Virus Database: 268.13.28/518 - Release Date: 11/4/2006 5:30 PM -- Internal Virus Database is out-of-date. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.430 / Virus Database: 268.13.28/518 - Release Date: 11/4/2006 5:30 PM - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG ( LANJUTAN )
Rekan-rekan Gems Lovers IAGI Kemaren siang seusai mosting tulisan tentang giok daun meja 153 kg, mang Okim mendapat panggilan telpon dari seorang teman akrab di POLDA Jabar ( AKBP S.). Beliau minta bertemu dengan mang Okim jam 17.00 sore dan akan membawa rekan beliau dari Purwakarta untuk memeriksakan batu giok . Beberapa hari sebelumnya , AKBP S. memang datang ke mang Okim di Serambi Batumulia bersama dengan rekannya tersebut untuk berkonsultasi tentang batu giok yang asli dan yang tidak asli. Pertemuan yang direncanakan kemaren sebetulnya merupakan follow up dari pertemuan sebelumnya dimana batu gioknya akan dibawa langsung dari Purwakarta untuk diperiksa ( mungkin milik orang lain ). Hanya sayang sekali pada pukul 16.22 rekan AKBP S.. mengirim pesan SMS berikut : Pak Sujatmiko, mohon maaf, setelah dites di Purwakarta ternyata gioknya palsu sehingga tidak jadi dibawa ke Bandung. Salam hormat, terima kasih . Iseng-iseng mang Okim membalas SMS di atas : Bagaimana tahunya bahwa gioknya palsu ? Jawaban yang mang Okim dapat cukup bikin shock : PAK, GIOKNYA DIBAKAR DAN DIKOREK DENGAN PISAU TERNYATA CACAT BESAR DAN KELIHATAN BERLAPIS !!! Rekan-rekan Gems Lovers IAGI Tak berapa lama kemudian, sebelum jam rendez-vous, AKBP S. nelpon mang Okim menceritakan tentang hal-hal di atas. Beliau ternyata mempunyai relasi yang benar-benar mencari giok asli dan berani membeli sampai Rp 400 juta per kilogram. Hanya sayang sekali bahwa yang disebut asli ternyata bukan asli secara gemmologi/ scientific, tetapi asli menurut definisi mereka seperti tidak panas kalau dibakar, tidak tergores pisau, bisa mendinginkan ruangan, dll. Mang Okim masih punya cadangan yaitu daun meja 153 kg, siapa tahu memenuhi kriteria dimaksud ( he, hee ). OK deeh, nanti ceritanya disambung lagi ya. Salam batumulia, mang Okim NOTE : Thanks untuk masukan rekan-rekan, nanti kita bahas di kesempatan mendatang. Salam ! - Original Message - From: noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, December 08, 2006 7:09 AM Subject: Re: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG Menarik sekali pembelajaran yang disajikan pak Miko ini... setelah beberapa kali beliau posting tentang gemstone (salah satunya ttg giok), kita diajak untuk mempelajari satu kasus nyata yang mungkin pada suatu ketika akan dihadapi oleh seorang geologist. Hal yang di luar jangkauan saya adalah harganya yang luar biasa fantastis (astronomik !). Transaksi sebesar 76.5M ditawarkan hanya via SMS. Bayangkan harga jaguar terbaru saja mungkin sekitar 5-10M, jadi angka itu sangat fantastis. Saya tidak tahu apakah ada orang Indonesia yang sekaya itu sehingga mampu membeli daun meja tsb. salam, - Original Message From: miko [EMAIL PROTECTED] To: IAGI iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, December 7, 2006 3:57:35 PM Subject: [iagi-net-l] GIOK DAUN MEJA 153 KG Rekan-rekan Gems Lovers IAGI, Sudah lama rasanya mang Okim tidak nongol-nongol di milis IAGI. Kebetulan sekali ada sms menarik yang masuk ke HP mang Okim, mudah-mudahan dapat jadi selingan bagi rekan-rekan yang saat ini lagi puyeng mikirin Lusi atau lagi merenungkan isi lagu Jagalah Hati yang diplesetin jadi Jagalah Nafsu. SMS yang masuk ke HP mang Okim berbunyi demikian : Pak Miko , slamat sore, saya H. , akan menawarkan GIOK DAUN MEJA 153 KG , warna merah, tahan panas 25 menit tahan gores. Apakah Bapak masih punya pembeli serius ? Terima kasih ( 27 November 2006, 18.21 ). Mang Okim kemudian nanya : Bapak, apakah daun meja tersebut ada sertifikatnya, dan berapakah harganya ? Pak H.. kemudian membalas : Sertifikat analisa dari Laboratorium ada, skala Mohls 7,8 (?) , tebal 5,2 cm, harga Rp 500 juta / kg. Transaksi di tempat barang, Kudus, Jawa Tengah. Terima kasih ( H), 27 November 2006, 20.24 Rekan-rekan Gems Lovers IAGI, Dialog sms di atas real, bukan rekayasa. Kalau harganya Rp 500 juta / kg, maka daun meja tersebut memiliki harga penawaran Rp 76,5 milyar.. benar-benar luar biasa. Sesuai dengan pesan pemilik, mang Okim coba menawarkan ke rekan-rekan Gems Lovers IAGI, siapa tahu ada yang mau investasi di giok daun meja sehingga mang Okim dapat uang komisi gede... tak iye...( kalau percaya dan punya uang panas-dingin !!! ). Mang Okim siaap jadi konsultannya. Mang Okim tutup di sini dulu ya. Ada yang tertarik atau mau ngasi komentar ??? Nanti mang Okim sambung lagi ceritanya. Salam batumulia, mang Okim. Cheap talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates. http://voice.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to:
[iagi-net-l] Coring @ Directional Well
Dear Iagi-netter yth, Mohon sharing pengalaman dari rekans semua. Kita ada rencana untuk melakukan pengambilan core (coring) pada sumur direksional (kemungkinan slanted/J type tapi bisa juga S type), dgn kemiringan sudut +/- 15-20 deg. Kira-kira apa saja yang perlu diperhatikan agar recovery core tsb sesuai harapan ( 80%)? Dan meminimalisasi kendala yg mungkin terjadi saat operasionalnya? Berapa ya sukses rasio-nya dibanding vertical well. Terima kasih kind regards, Rai Barkah yglagibelajarcoring
Re: [iagi-net-l] Kemana “lari”nya minyak bumi ini ?
Memang banyak penggunaan energi tidak produktif, a.l. penggunaan untuk iklan secara besar2an. Waktu ada kampanye hemat energi penggunaan listrik untuk iklan tidak disinggung (atau barangkali dianggap produktif?) Di satu pihak PLN mengkampanyekan hemat energi a.l dengan menawarkan lampu PL yang hemat kepada pemakai Ro yang katanya disubsidi (kalau pengguna R-1, R-2 dsb tidak boleh ikut beli) Di pihak lain PLN selalu menawarkan sambungan baru dan peningkatan daya catu (menjadi R-2, R-3 dsb). Kesimpulannya adalah kampanye ini adalah kampanye penghematan subsidi/ Anggara Pemerintah, seperti di kantor2 pemerintah dan pengguna R-0. Kalau penggunaan listrik tanpa subsidi sih, seperti penggunaan untuk iklan, boleh seberapa pun, kan PLN bisa beli energi dari pasaran dengan harga international, bahkan mendapatkan keuntungan. Coba jika penerangan untuk iklan dilarang, PLN bakal rugi, kehilangan penghasilan dan laba. RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, December 03, 2006 7:57 PM Subject: [iagi-net-l] Kemana “lari”nya minyak bumi ini ? Kemana larinya minyak bumi ini ? http://rovicky.wordpress.com/2006/12/03/kemana-larinya-minyak-bumi-ini/ Ditulis oleh Rovicky on Desember 3rd, 2006 Bosen ah ngomong LuSi terus … anak genit yang susah diatur … Gantian menengok peta energi dunia tentang minyak yang selalu saja menarik perhatian. Lah iya wong pakdhe kerjone ngurusin minyak terus. Tapi mestinya juga disadari semua bahwa minyak dan gas serta batubara dan sumber energi ini bukan hanya sekedar komoditi, tetapi haris difikirkan bahwa This is energy not just comodity. Energi ini diperlukan untuk bekerja, diperlukan untuk hidup. Energi juga diperlukan buat blogging :) . Sayangnya di Indonesia lebih banyak yang lebih ngeh bahwa minyak itu lebih baik dijual ketimbang dipakai sendiri. Ya akhirnya kita kekurangan energi, listrik byar-pet, minyak tanah ngantri …. - Lah iya, Dhe, memang minyakbumi ini energi, tapi belum-belum kok nggrundel. Lantas gimana critanya perjalanan minyakbumi ini, Pak Dhe ? oilprice_bp2005.jpgStatistik yang dikeluarkan oleh BP tahun 2006 yang merupakan gambaran akhir 2005 dan juga statistiknya OPEC cukup menarik untuk dilihat. Sepertinya melihat peta dalam ruang global ini akan menunjukkan seberapa deras aliran minyak ini. Seperti biasa setiap ngomongin statistik minyak selalu memberikan grafik fluktuasi harga minyak. Mengapa ? Karena secara intuitif usaha mencari minyak akan meningkat pada saat harga tinggi. Ya mesti saja mengharapkan keuntungan yang besar bukan ? Tetapi nanti kita tengok apakah bener eksplorasi migas yang sedang naik harganya memang akan sangat menguntungkan ? Terutama para BIG Player ini, apakah mereka untung besar atau untung sedikit seperti yang mereka gemborkan. Cadangan minyak saat ini tersebar di bumi ini secara tidak merata. Coba tengok gambar disebelah kiri ini. Kira-kira 60% ada di Middle East (Timur Tengah). Sedangkan dari kepemilikannya hampir 80% dimiliki oleh negara-negara anggota OPEC yang terlihat disebelah kanan. Wah , kalau dibandingin negara-negara OPEC maka cadangan minyak di Indonesia mah cuiliiik nemen cuman seperti garis doank ! :( . Tapi jangan kuwatir ini hanya mencatat minyak bumi saja, kan kita juga punya gas bumi, juga punya sumber energi geothermal, belum lagi batubara. Ditambah lagi beberapa bulan lalu (june 2006) di Pertemuan pengembang Gas dunia, CEO Chevron menyatakan bawah saat ini saatnya menengok gas alam (natural gas). - Nanti crita lain juga tentang kondisi gas alam ya, Pakdhe ? + Sik ta, ini tak selesei-in dulu Disebelah kiri ini terlihat bagaimana aliran minyak mentah dari negara-negara anggota OPEC. Walaupun tidak menggambarkan secara total di dunia (karena ada non OPEC 20%) tetapi mungkin lebih baik daripada kita buta total tentang pergerakan minyak bumi. Lah yang disebelah kanan ini versinya BP-Statistics tahun 2005 tentang aliran crude oil. Tapi dalam Tonnes …. emangnya minyaknya ditimbang ? Ya. Seperti kita tahu bahwa minyak ini kualitasnya salah satunya dilihat dari derajat API, dimana angka API ini berasosiasi dengan berat jenis. Nah untuk menormalisasi (menyeragamkan) makanya diukur dan dibandingkan berdasarkan beratnya :D . Yang perlu diketahui disini adalah bahwa aliran itu adalah aliran CRUDE atau minyak mentah, bukan aliran energi, karena minyak mentah inipun harus dproses di refinery (kilang) sebelum menjadi FUEL (bahan bakar atau BBM). Siapa saja yang untung dalam bisnis energi minyak ? Bisnis migas ini bisa dibagi dua yaitu upstream/hulu (EP - exploration and production) dan downstream/hilir (R M refinery and marketing). Upstream/Hulu ini tugasnya mencari dan memproduksi minyak mentah. Usaha eksplorasi dan produksi ini yang di Indonesia dikenal dengan sistem PSC (production sharing contract). Lah, Pakdhe ini urusannya di hulu karena tugasnya mencari dan memproduksi minyak dan gas. Downstrem/Hilir ini tugas-nya memproses
[iagi-net-l] Need info: Oil Wet Reservoir
Adakah netter yang tahu atau punya data (published) tentang reservoir yang oil wet di indonesia? Trims sebelumnya. Shofi
Re: [iagi-net-l] Coring @ Directional Well
Wah menarik nich, karena saya juga belum pernah melakukan directional coring. Apakah adahal teknis tertentu, sehingga harus coring dengan directional well type? kecuali memang disengaja agar coring BHA tegak lurus dengan kemiringan formasinya. Karena dengan directional, pasti akan mengurangi true thickness dari reservoir yang akan di coring. Mungkin menurut saya, secara operational tidak akan ada bedanya antara vertical dan directional coring, hanya drilling parameter saja yang harus lebih diperhatikan. Hal2 yang harus diperhatikan; - jenis mud (WBM or OBM), - core head (conventional or low invasion) - inner core barel (allumunium atau fiberglass) - handling on surface (resin or gypsum) Semua akan sangat tergantung pada BHT dan jenis formasi yang akan di coring (apakah temasuk consolidated atau unconsolidated), dan yang terpenting juga, analisis apa saja yang akan dilakukan di laboratorium. Rasio? nanti sharing yach hasilnya. Best Regards, ROMDONI Operation Geologist Eni Indonesia Phone: 021-52997254 HP: 081381877717 Email: [EMAIL PROTECTED] Barkah, Raden (rbarkah) [EMAIL PROTECTED] 12/08/2006 11:00 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:[iagi-net-l] Coring @ Directional Well Dear Iagi-netter yth, Mohon sharing pengalaman dari rekans semua. Kita ada rencana untuk melakukan pengambilan core (coring) pada sumur direksional (kemungkinan slanted/J type tapi bisa juga S type), dgn kemiringan sudut +/- 15-20 deg. Kira-kira apa saja yang perlu diperhatikan agar recovery core tsb sesuai harapan ( 80%)? Dan meminimalisasi kendala yg mungkin terjadi saat operasionalnya? Berapa ya sukses rasio-nya dibanding vertical well. Terima kasih kind regards, Rai Barkah yglagibelajarcoring
RE: [iagi-net-l] Coring @ Directional Well
Menarik dan sedikit menantang tentunya mas Romdoni :) Tadinya kita berharap bisa dengan vertikal well, selain relatif lebih mudah operasionalnya juga tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Tetapi kita terkendala dengan masalah pembebasan lahan (LI) disamping itu kita mencoba untuk menghindari fault. Berdasarkan praktek sebelumnya, untuk drilling parameter kita biasa pake WBM (berat lumpur 8-9 ppg), conventional core head, ICB-nya pakai alumunium dan handlingnya pakai resin. Sebagai informasi, Formasi yang akan di coring termasuk consolidated sand. Dengan kondisi reservoir seperti ini kira2 apa yang mesti di improve ya? Trims, Rai Barkah -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, December 08, 2006 1:21 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Coring @ Directional Well Wah menarik nich, karena saya juga belum pernah melakukan directional coring. Apakah adahal teknis tertentu, sehingga harus coring dengan directional well type? kecuali memang disengaja agar coring BHA tegak lurus dengan kemiringan formasinya. Karena dengan directional, pasti akan mengurangi true thickness dari reservoir yang akan di coring. Mungkin menurut saya, secara operational tidak akan ada bedanya antara vertical dan directional coring, hanya drilling parameter saja yang harus lebih diperhatikan. Hal2 yang harus diperhatikan; - jenis mud (WBM or OBM), - core head (conventional or low invasion) - inner core barel (allumunium atau fiberglass) - handling on surface (resin or gypsum) Semua akan sangat tergantung pada BHT dan jenis formasi yang akan di coring (apakah temasuk consolidated atau unconsolidated), dan yang terpenting juga, analisis apa saja yang akan dilakukan di laboratorium. Rasio? nanti sharing yach hasilnya. Best Regards, ROMDONI Operation Geologist Eni Indonesia Phone: 021-52997254 HP: 081381877717 Email: [EMAIL PROTECTED] Barkah, Raden (rbarkah) [EMAIL PROTECTED] 12/08/2006 11:00 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:[iagi-net-l] Coring @ Directional Well Dear Iagi-netter yth, Mohon sharing pengalaman dari rekans semua. Kita ada rencana untuk melakukan pengambilan core (coring) pada sumur direksional (kemungkinan slanted/J type tapi bisa juga S type), dgn kemiringan sudut +/- 15-20 deg. Kira-kira apa saja yang perlu diperhatikan agar recovery core tsb sesuai harapan ( 80%)? Dan meminimalisasi kendala yg mungkin terjadi saat operasionalnya? Berapa ya sukses rasio-nya dibanding vertical well. Terima kasih kind regards, Rai Barkah yglagibelajarcoring - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -