RE: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

2007-07-26 Terurut Topik Andi Zulkarnain ( G D )
Mat Jumpa lagi pak Yoga,
Oh ya mungkin kekeliruan istilahnya disaya, isocore yang saya maksud adalah 
peta isothick itu sendiri, klo istilah itu salah mohon maaf n terima kasih atas 
koreksinya,-

Untuk Pak Adhi gimana modelnya dah jadi kah?

Azk,-

-Original Message-
From: Suryanegara, Yoga [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 26, 2007 2:40 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

Mang Okim,

Bener apa yang Mas Andi katakan ini, mungkin karena dibatubara kita nggk
begitu familiar dengan beberapa istilah stratum maka banyak rekan2 yang
akhirnya kadang salah dalam penerapan istilah.

Mungkin yang bener dan biasa kita pakai adalah (mungkin lho):
- peta strukutur (roof/floor structure contour map)
- peta sebaran kualitas (iso-quality ie. Iso-sulfur, iso-Ash, iso-CV,
iso-sodium dan lain-lain, iso ora iso kudu jadi peta)
- peta isothickness
- peta topo dan sebaran lokasi bor (biasanya lengkap dengan interpretasi
sub-cropline seam dan delineation of fault - kalo ada)
- Penampang melintang (geological section)

Tapi sama juga dengan Mang Okim, saya pun agak bingung mengenai isocore
? Kira2 maksud-nya Mas Andi peta yang ini berisi informasi apa ?

Yoga Suryanegara,
Coal Geology Consultant

-Original Message-
From: Andi Zulkarnain ( G  D ) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, 26 July 2007 4:24 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

Ok, maaf klo saya ngga familiar dengan istilah itu,
Kami hanya sering gunakan istilah kontur strukur dan iso-thick.

Thanks

Azk,-

-Original Message-
From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 26, 2007 2:20 PM
To: IAGI
Subject: Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

Pak Andi,

Maaf, mang Okim kok jadi bingung ya, kok  peta struktur disebut isopach.
Setahu mang Okim, yang menggambarkan struktur adalah isobath, sedangkan
isopach berkaitan dengan iso-ketebalan  ( isocore ? ).

Maaf deeh kalau mang Okim salah , soalnya selama 15 tahunan terakhir
yang
dikelonin batumuli melulu ( tentunya selain neng Ai  ).

Salam, mang Okim

- Original Message -
From: Andi Zulkarnain ( G  D ) [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, July 25, 2007 8:50 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)


Saya berkecimpung didunia mdeling Batubara,
Rawa data dari lapangan adalah titik :
- titik koordinat titik bor
- polygon unmineble area berikut kedalamannya seperti area klinker
(Batubara
yang sudah terbakar, rawa, wash out, pinch out)
- Data kualitas batubara yang disampling dengan metode ply by ply.
- peta dasar dengan skala minimal 1 : 1000 untuk pemodelan detail kea
rah
penambangan.

Data tersebut diolah selanjutnya menghasilkan :
- peta strukutur (isopach)
- peta sebaran kualitas (sulfur, Ash, CV, sodium dan lain-lain)
- peta isothickness (isocore)
- Penampang melintang.

Model geologi ini selanjutnya akan diupdate sesuai dengan surface
terbaru.

Data hasil olah geologi ini selanjutnya dioptimasi oleh teman2 dari
tambang
untuk mengtehaui batas optimal zona ekonomis.

Apa yang dikatakan Pak DJuharian memang benar bahwa geomodeling akan
berbasis pada geostatistik. Tools yang digunakan dengan berbagai macam
option yang bisa kita pilih sesuai dengan konndisi actual yang ada.

Ini sedikit cerita dari dunia Batubara, klo ada yang kurang maaf yaa n
klo
ada yang mau nambah silahkan

Azk,-
Pt.bc

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 25, 2007 9:35 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

On 7/25/07, mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote:
 pak andi,

 kalo tidak berkeberatan, diskusinya silakan via jalum di milis ini
 saja. tentu banyak yg dapat menuai manfaatnya. bagi yg merasa nggak
 perlu, ya tinggal dihapus saja.

Stuju Pak Syaiful,
saya kemarin wektu ngasi short talk di ITM-Medan sempet menyinggung
soal Geomodelling. Wektu itu saya memberitahu bahwa geomodeling itu
ada dimana saja, termasuk pertambangan dan berkembang jauh sangat
detil dan menjadi idola di MIGAS disana sering disebut Reservoir
modeling..
Namun sayangnya pengetahuan saya tentang Geomodeling di mining sangat
terbatas. Mungkin Mas Andi bisa berdiskusi detil saja disini, saya
ikutan belajar :)

Sumpih aku juga pingin tahu geomodelingnya utk Geotehnik dan
Geohidrologi.

Pertanyaan tambahan untuk geomodeling di mining adalah
- Apa saja hard datanya, dan apa saja soft datanya.

Kalau di Migas yang dimodelkan terutama distribusi porositas,
permeabilitas, saturasi ... lah kalau di mining (ore mining/metal)
yang dimodelkan apa saja ?.
Suwun

RDP
kan lumayan buat bahan mendongeng :)
--
http://rovicky.wordpress.com/



Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]

RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik Firman Gea
Selamat siang,

Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya.
Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita
ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme
tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi
bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil  gas untuk
mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka
dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya
akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan
yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort
pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem
kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah
dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi
dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang
seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga
yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update).
Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui
dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan
penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery,
tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak
dan gas tersebut.

Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya
buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi
minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme
ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan
dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut saya,
mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus demikian
kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya kesempatan
penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang lebih
baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi
untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air.
Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di
negara ini untuk menghentikan mekanisme cost recovery dan mengganti
dengan mekanisme lainnya, yang saya yakin ada banyak pilihan mekanisme
tersebut, asal kita semua mau bersusah payah untuk berpikir jernih dan
obyektif. Tentunya butuh waktu untuk perubahan, tapi jangan terlalu
lama...

Salam hangat,
Firman Fauzi 


-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, July 26, 2007 9:26 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; migas indonesia
Subject: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal
Cost Recovery kepada BPK

Kamis, 26/07/2007 08:44 WIB
BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Alih Istik Wahyuni - detikfinance

Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP
Migas) menyatakan siap menjawab tantangan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) untuk memberi penjelasan dan mekanisme cost recovery yang
dibayarkan pemerintah ke kontraktor migas seperti yang diminta BPK
kemarin.

Sangat bersedia, kata Kepala BP Migas Kardaya Warnika kepada
detikFinance, Kamis (26/7/2007).

Kepala BPK Anwar Nasution sebelumnya meminta BP Migas memperjelas cost
recovery dalam setiap perjanjian migas. Menurutnya hal ini perlu
dilakukan agar negara tidak melulu hanya mendapat sisa-sisa keuntungan
dari kontraktor migas.

Ini supaya jelas bagi semua pihak, jelas bagi kontraktor, jelas bagi
kita, jangan lupa negara kita itu
bangkrut...bangkrut...bangkrut...migas kan merupakan sumber penerimaan
yang besar, ujar Anwar, Rabu (25/7/2007).

Pernyataan BPK itu terkait perhitungan cost recovery migas 2007,
dimana pemerintah harus mengembalikan US$ 10,4 miliar kepada
kontraktor migas.

Cost Recovery merupakan biaya yang diganti pemerintah jika kontraktor
migas terbukti menemukan dan bisa memproduksi minyak dan gas di
Indonesia.

Perhitungannya dilakukan sebelum hasil produksi dibagi antara
pemerintah dan kontraktor, sehingga besaran cost recovery akan
mempengaruhi bagian yang diterima pemerintah dan kontraktor.

Menurut situs resmi Departemen ESDM, yang termasuk dalam cost recovery
antara lain, biaya non kapital tahun berjalan, penyusutan biaya
kapital tahun berjalan, biaya operasional yang belum didapat
penggantian yang sudah diijinkan untuk diperoleh pada tahun berjalan
dan pencadangan biaya pada tahun berjalan untuk biaya-biaya penutupan
sumur yang ditinggalkan serta biaya restorasi lahan yang ditinggalkan.
(lih/qom)



Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

[iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi

2007-07-26 Terurut Topik Andri Subandrio
IAGI netter yang budiman,

Akhir-akhir ini di masmedia hingga jejaring IAGI memang marak dibahas mengenai 
eksplorasi bahan galian migas hingga mineral di tanah air ini. Saking eforianya 
terhadap bijih mangan, bahkan pialang bisnis sarang burung walet di Lampung 
rogoh kocek untuk beli KP ribuan hektar untuk nggolek mangan di mangan! 
Ribuan sarang burung waletnya di barter dengan KP! Di Kalbar ada pialang hotmix 
dan konstruksi mulai melebarkan sayap bisnisnya untuk tambang bijih besi, juga 
barter dari aspal hotmix dengan ribuan Ha KP! Modal eksplorasi mereka ini hanya 
semangat dan beberapa ekskavator untuk gali sana-gali sini! Tidak ada ahli 
geologi! Akibatnya bebatuan yang berwana hitam kusam digasak semua dengan 
buldoser! Disangkanya mangan! Eh..tibake nduduk mangan! (ternyata bukan 
mangan)! Dipinggir jalan pedalaman Pringsewu Tanggamus tengonggok 
bongkah-bongkah besar hasul garukan buldoser yang tadinya disangka mangan! 
Setelah saya coba konfirmasi pada tokenya, tenyata bongkah-bongkah ini di 
reject, karena memang batu tapi berselimut mangan nan tipis! Konon pembelinya 
dari negri Cina! Di Kalbar masih lebih beruntung, sejak 2 tahun yang lalu 
investor penambang dari Pontianak telah mengekspor ribuan ton bijih besi kadar  
tinggi! Kini penambangan ini megap-megap kehabisan zat besi! Lagi-lagi tidak 
ada geologist! 

Dari Babel, Kalbar, Halmehera, Sultra, Obi juga Pulau-pulau di utara Papua 
sudah jutaan ton bijih timah, aluminium, besi, nikel dsb telah dikapalkan, 
terutama ke Cina! Dari Sumbawa dan sekitar Cartenz juga jutaan ton konsentrat 
tembaga dikirim ke Jepang dan mancanegara! Uniknya ada berita di koran, 
pemotong dan pencuri kabel telepon ditangkap polisi. Usut-usut punya usut 
sangpencuri adalah penyalur logam tembaga untuk pengrajin dandang kuali dan 
ukiran wayang tembaga! Paradox! Salah satu penghasil tembaga terbesar didunia, 
tapi masih banyak yang tidak kebagian tembaga! Kemanakah tembaga kita ? Selain 
itu Sendok garpu stainless steel semuanya import! Padahal basisnya 
besi-nikel-krom yang saat ini jutaan ton mengalir dari tanah air ke negara 
industri! Coba tanya Pak Polisi dan Tentara kita! Timah panas dan kuningan 
pelurunya dari mana pak! Pasti import! Bijih nikel misalnya, cukup digali dari 
laterit yang tidak lain berupa tanah yang masih mengandung air. Kemudian Tanah 
Air ini diangkut dan masuk tongkang!

Negara Industri seperti Jerman, Jepang, Amrik dsb. ternyata pada awalnya maju 
karena industri berbasis pengolahan material, terutama baja, keramik, dan logam 
dasar! Info dari majalah material industry, ternyata raw material atau bahan 
baku hanya 10 hingga 20% bila dibandingkan diberi sentuhan industri dan 
teknologi! Selain lapangan pekerjaan 80%  belong to upstream industry! dan juga 
akan bertambah selaras dengan rantai industri material! Pernahkah  terbayang 
bila ada pabrik stainless steel di tanah air yang bahan besi dan nikel  dari 
Kalbar, Soroako, Pulau Obi, Waigeo ? Sampai kapan Tanah Air menjual Tanah Air ? 
Jeruk makan Jeruk kan sudah verboten! Kita tunggu political will dari 
pemerintah! Masih mau mempertahankan konsep Ada BULOG, Ada SAWAH tapi Ada 
BERAS...di Vietnam!..he he

Salam Tanah Air
Andri Subandrio

RE: [iagi-net-l] Petrophysics - Perhitungan NOB

2007-07-26 Terurut Topik Subiyantoro, Gantok (gantoks)
Yang paling aman menggunakan data RFT, karena datanya benar-benar asli
dari subsurface, lalu dibuat profilnya (10 titik). Sedangkan RHOB akan
bagus pada formasi yang kompak yang tidak ada washed out, kalau
formasinya unconsolidated sand, harus super hati-hati, RHOB sangat
sensitive terhadap lubang bor, dan memerlukan environmental correction. 
 
Saya belum pernah menggunakan rumus OBP = 0.433 x sigma (Rhob *
thickness) ini. Apa yang dimaksud dengan sigma disini ?
 
Gantok



From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, July 26, 2007 2:35 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Petrophysics - Perhitungan NOB


 Rekans,
Barangkali ada yang mau sharing bagaimana cara yang benar untuk
menghitung Net Overburden yang kita aplikasikan untuk analisa core. Yang
saya tahu, ada beberapa pendekatan:
 
1. Menggunakan data Formation Pressure yang didapatkan dari RFT dan
sejenisnya.
2. Menggunakan sederhana rumus Lithostatic pressure gradient (yg umumnya
1 psi/ft) dikurangi dengan water gradient (besarnya 0.433 psi/ft)
kemudiaan dikalikan terhadap kedalamannya
3. Menggunakan rumus :
 
OBP = 0.433 x sigma (Rhob * thickness)
Diman Rhob adalah ((1-POR)xRhoma) + (POR * Rhofl)
 
Rumus ini banyak dipake untuk praktisi pengeboran / pressure engineer
untuk pore pressure prediction. 
 
4. Nelson Spreadsheet sering digunakan Corelab untuk menghitung NOB.
Perhitungan seperti nomor 3 tapi ada faktor koreksi yang mereka namakan
sebagai faktor koreksi dari hydrostatik ke pressure satu arah
berdasarkan poisson ratio 0.3. Angka korekasi ini besarnya 0.6.
 
nah kira kira yang mendekati kondisi reservoar yang mana? senang kalau
ada yang memberi saya reference biar lebih mantaf.
 
 
Nuhun sebelumnya
 
 
Shofi
 
 
 
 
 


Re: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik Minarwan (Min)

Wah peluang untuk belajar maen golep lewat ajang golepnya para
eksplorasionis bisa hilang nih. Rugi dong ane:)

Min
EnggakBisaMaenGolep

On 7/26/07, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:

Mai golfpun harus hati-hati kalo disorot oleh DPR :(

http://www.detikfinance.com/index.php?url=http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/26/time/111052/idnews/809674/idkanal/4

Jakarta - Angka cost recovery yang diajukan ke APBN
banyak yang janggal. Transparansi International
Indonesia (TII) bahkan menemukan adanya biaya untuk
bersenang-senang tapi justru dilaporkan ke cost
recovery.
--- selanjutnya di http://www.detikfinance.com/

rdp



Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi

2007-07-26 Terurut Topik hilman sobir
Kang Mas Andrikayanya negeri kita perlu REVOLUSI
NIH...
salam

Hilman Sobir

--- Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:

 IAGI netter yang budiman,
 
 Akhir-akhir ini di masmedia hingga jejaring IAGI
 memang marak dibahas mengenai eksplorasi bahan
 galian migas hingga mineral di tanah air ini. Saking
 eforianya terhadap bijih mangan, bahkan pialang
 bisnis sarang burung walet di Lampung rogoh kocek
 untuk beli KP ribuan hektar untuk nggolek mangan
 di mangan! Ribuan sarang burung waletnya di barter
 dengan KP! Di Kalbar ada pialang hotmix dan
 konstruksi mulai melebarkan sayap bisnisnya untuk
 tambang bijih besi, juga barter dari aspal hotmix
 dengan ribuan Ha KP! Modal eksplorasi mereka ini
 hanya semangat dan beberapa ekskavator untuk gali
 sana-gali sini! Tidak ada ahli geologi! Akibatnya
 bebatuan yang berwana hitam kusam digasak semua
 dengan buldoser! Disangkanya mangan! Eh..tibake
 nduduk mangan! (ternyata bukan mangan)! Dipinggir
 jalan pedalaman Pringsewu Tanggamus tengonggok
 bongkah-bongkah besar hasul garukan buldoser yang
 tadinya disangka mangan! Setelah saya coba
 konfirmasi pada tokenya, tenyata bongkah-bongkah
 ini di reject, karena memang batu tapi berselimut
 mangan nan tipis! Konon pembelinya dari negri Cina!
 Di Kalbar masih lebih beruntung, sejak 2 tahun yang
 lalu investor penambang dari Pontianak telah
 mengekspor ribuan ton bijih besi kadar  tinggi! Kini
 penambangan ini megap-megap kehabisan zat besi!
 Lagi-lagi tidak ada geologist! 
 
 Dari Babel, Kalbar, Halmehera, Sultra, Obi juga
 Pulau-pulau di utara Papua sudah jutaan ton bijih
 timah, aluminium, besi, nikel dsb telah dikapalkan,
 terutama ke Cina! Dari Sumbawa dan sekitar Cartenz
 juga jutaan ton konsentrat tembaga dikirim ke Jepang
 dan mancanegara! Uniknya ada berita di koran,
 pemotong dan pencuri kabel telepon ditangkap
 polisi. Usut-usut punya usut sangpencuri adalah
 penyalur logam tembaga untuk pengrajin dandang
 kuali dan ukiran wayang tembaga! Paradox! Salah satu
 penghasil tembaga terbesar didunia, tapi masih
 banyak yang tidak kebagian tembaga! Kemanakah
 tembaga kita ? Selain itu Sendok garpu stainless
 steel semuanya import! Padahal basisnya
 besi-nikel-krom yang saat ini jutaan ton mengalir
 dari tanah air ke negara industri! Coba tanya Pak
 Polisi dan Tentara kita! Timah panas dan kuningan
 pelurunya dari mana pak! Pasti import! Bijih nikel
 misalnya, cukup digali dari laterit yang tidak lain
 berupa tanah yang masih mengandung air. Kemudian
 Tanah Air ini diangkut dan masuk tongkang!
 
 Negara Industri seperti Jerman, Jepang, Amrik dsb.
 ternyata pada awalnya maju karena industri berbasis
 pengolahan material, terutama baja, keramik, dan
 logam dasar! Info dari majalah material industry,
 ternyata raw material atau bahan baku hanya 10
 hingga 20% bila dibandingkan diberi sentuhan
 industri dan teknologi! Selain lapangan pekerjaan
 80%  belong to upstream industry! dan juga akan
 bertambah selaras dengan rantai industri material!
 Pernahkah  terbayang bila ada pabrik stainless steel
 di tanah air yang bahan besi dan nikel  dari Kalbar,
 Soroako, Pulau Obi, Waigeo ? Sampai kapan Tanah Air
 menjual Tanah Air ? Jeruk makan Jeruk kan sudah
 verboten! Kita tunggu political will dari
 pemerintah! Masih mau mempertahankan konsep Ada
 BULOG, Ada SAWAH tapi Ada BERAS...di Vietnam!..he
 he
 
 Salam Tanah Air
 Andri Subandrio



  

Yahoo!7 Mail has just got even bigger and better with unlimited storage on all 
webmail accounts. 
http://au.docs.yahoo.com/mail/unlimitedstorage.html


Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Re: BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik Shofiyuddin
Ini komentar apa mo promosi? 
sori, guyon aja 


On 7/27/07, Leo Anis [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Untuk masalah2 pengeboran yg. dikemukakan Pak Nataniel,  kuncinya adalah
 di
 perencanaan yg. matang sebelum pengeboran. Teknologi yg. ada sekarang spt.
 geomekanik bisa dipakai untuk membantu mengurangi masalah spt. losses,
 kick, forced side strack dll.
 Cuman masalah awareness thd. teknologi ini yg. belum terlalu kuat. Dan
 benar spt. Pak Nataniel bilang, budget bisa over sampai USD 10jt atau
 lebih, apalagi kalau offshore deep water??

 Leo Anis

 At 07:45 AM 7/27/2007, you wrote:
 Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan'
 dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg
 memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost
 Time due to Human Error?).
 
 Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development,
 deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi.
 Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar
 saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama?
 Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti
 itu.
 
 Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan
 kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack
 well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari
 pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and
 actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya??
 
 NM


RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik Firman Gea
Selamat Pagi,

 

Kurangnya kontrol pada persetujuan anggaran (AFE Approval) suatu
kegiatan exp/dev menyebabkan terbukanya kesempatan bagi perusahaan oil 
gas untuk menggelembungkan anggaran tersebut. Dan penggelembungan
anggaran itulah side incomenya Pak, karena anggaran yang telah disetujui
tersebut merupakan salah satu komponen cost recovery. Jika AFE yang
disetujui nilainya sudah terlalu tinggi, tentunya cost yang harus
di-recovery oleh pemerintah juga terlalu tinggi. BP MIGAS dan PERTAMINA
seharusnya memiliki daftar harga capital dan operasi yang berlaku dan
selalu update. Untuk itu perlu suatu databasing yang menyeluruh terhadap
semua komponen material dan operasional dari seluruh service company
yang representative, dan harus selalu di-update tentunya, karena harga2
selalu berubah.

 

Yang kedua adalah, menutup kemungkinan adanya revisi anggaran (AFE) di
tengah-tengah saat operasi sedang berlangsung. Karena ini adalah
kesempatan kedua kalinya yang terbuka lebar. Saya yakin, jika mekanisme
revisi ini ditiadakan, ini malah akan memberikan dorongan yang sangat
sakti kepada perusahaan oil  gas untuk menyusun anggaran yang sangat
efisien dan tepat guna, serta memiliki derajat kepastian yang tinggi,
untuk menghindari kerugian besar yang akan dialami oleh perusahaan
tersebut. Dengan demikian, anggaran hanya disusun satu kali, dengan
kontrol yang sangat tinggi hingga kemungkinan penggelembungan tadi boleh
dibilang nyaris tertutup sama sekali. Namun demikian, revisi anggaran
dapat dilakukan, tentunya dengan kontrol yang tinggi, bila terjadi
sesuatu yang luar biasa.

 

Penambahan development well itu adalah salah satu item operasi, dan
untuk itu disusun AFE tersendiri, tidak termasuk komponen revisi budget.


 

Atau, sekalian tiadakan mekanisme cost recovery, ganti dengan sesuatu
yang lebih baik bagi rakyat.

 

Salam,

Firman Fauzi

 



From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 27, 2007 7:09 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi
Soal Cost Recovery kepada BPK

 

Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan
oil and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control,
bidang yang mana dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari?
Tentunya biaya selain dari biaya expat yang sudah terlalu sering di
bahas disini?

 

Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara
operasi memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya
tambahan development well.

 

Mohon pencerahan,

 

Salam 

Yanto Salim

- Pesan Asli 
Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57
Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal
Cost Recovery kepada BPK

Selamat siang,

Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya.
Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita
ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme
tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi
bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil  gas untuk
mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka
dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya
akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan
yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort
pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem
kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah
dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi
dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang
seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga
yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update).
Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui
dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan
penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery,
tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak
dan gas tersebut.

Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya
buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi
minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme
ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan
dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut saya,
mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus demikian
kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya kesempatan
penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang lebih
baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi
untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air.
Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di
negara ini untuk 

Re: [iagi-net-l] Re: BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik Leo Anis
Bukan promosi, cuman mencoba memberi awareness saja he...he...he... gak pa 
pa toh guyon juga, khan Jumat


Leo Anis

At 09:15 AM 7/27/2007, you wrote:

Ini komentar apa mo promosi? 
sori, guyon aja 


On 7/27/07, Leo Anis 
mailto:[EMAIL PROTECTED][EMAIL PROTECTED] wrote:

Untuk masalah2 pengeboran yg. dikemukakan Pak Nataniel,  kuncinya adalah di
perencanaan yg. matang sebelum pengeboran. Teknologi yg. ada sekarang spt.
geomekanik bisa dipakai untuk membantu mengurangi masalah spt. losses,
kick, forced side strack dll.
Cuman masalah awareness thd. teknologi ini yg. belum terlalu kuat. Dan
benar spt. Pak Nataniel bilang, budget bisa over sampai USD 10jt atau
lebih, apalagi kalau offshore deep water??

Leo Anis

At 07:45 AM 7/27/2007, you wrote:
Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan'
dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg
memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost
Time due to Human Error?).

Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development,
deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi.
Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar
saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama?
Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti
itu.

Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan
kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack
well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari
pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and
actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya??

NM


Hal: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik yanto salim
Menarik sekali analisa ini, walaupun belum jelas bagian yang mana menguntungkan 
atau side income bagi company. Nah mengenai lost time adalah sesuatu yang 
kita harus hati- hati melihatnya, apakah kejadian yang diluar dugaan misalnya 
dari segi BHA stuck, side track atau dalam segi eksplorasi memperdalam well 
karena prognosis dari GG meleset, apakah human error? Wah kalau begitu kasihan 
Driller, GG dan operation yang juga majority adalah pegawai nasional, apakah 
mereka juga ikut dapat side income atau mereka kemudian jadi korban 'human 
error?. Kenapa ? karena perusahaan akan mengurangi aktivitas drilling didaerah 
yang potential bermasalah, akibatnya kurang tuh aktivitas, salah salah staff 
yang terlibat dipecat.

Dari sisi ini belum kelihatan yang mana side income Company yang besar. Kalau 
kita bicara biaya membengkak itu benar. Tapi rasanya bukan karena  controll 
yang kurang ketat dari BPMIGAS. 

Kira kira kalau BPMIGAS setiap kali ada request memperdalam well atau ada 
problem stuck BHA, mengambil keputusan stop drilling karena biaya sudah 
mendekati Approved AFE, atau tidak usah side track;  PA saja well supaya tetap 
dalam budget, kita akan mengalami kerugian atau merupakan untung?. 

Salam 

Yanto Salim

- Pesan Asli 
Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Jumat, 27 Juli, 2007 8:18:59
Topik: RE: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal 
Cost Recovery kepada BPK


Totally agree.

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 27, 2007 7:45 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi
Soal Cost Recovery kepada BPK

Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan'
dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg
memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost
Time due to Human Error?).

Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development,
deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi.
Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar
saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama?
Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti
itu.

Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan
kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack
well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari
pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and
actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya??

NM
On 7/27/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan
oil
 and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang
yang
 mana dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya
selain
 dari biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini?

 Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara
 operasi memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya
 tambahan development well.

 Mohon pencerahan,

 Salam
 Yanto Salim

 - Pesan Asli 
 Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED]
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57
 Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal
Cost
 Recovery kepada BPK

 Selamat siang,

 Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya.
 Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita
 ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme
 tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi
 bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil  gas
untuk
 mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang
mereka
 dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang
jumlahnya
 akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan
 yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort
 pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem
 kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat
lemah
 dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi
 dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang
 seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar
harga
 yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update).
 Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah
disetujui
 dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan
 penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery,
 tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2
minyak
 dan gas tersebut.

 Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery
bukannya
 buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi
 minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme
 ini tidak 

[iagi-net-l] Re: BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik Leo Anis
Untuk masalah2 pengeboran yg. dikemukakan Pak Nataniel,  kuncinya adalah di 
perencanaan yg. matang sebelum pengeboran. Teknologi yg. ada sekarang spt. 
geomekanik bisa dipakai untuk membantu mengurangi masalah spt. losses, 
kick, forced side strack dll.
Cuman masalah awareness thd. teknologi ini yg. belum terlalu kuat. Dan 
benar spt. Pak Nataniel bilang, budget bisa over sampai USD 10jt atau 
lebih, apalagi kalau offshore deep water??


Leo Anis

At 07:45 AM 7/27/2007, you wrote:

Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan'
dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg
memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost
Time due to Human Error?).

Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development,
deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi.
Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar
saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama?
Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti
itu.

Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan
kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack
well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari
pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and
actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya??

NM
On 7/27/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote:


Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan oil
and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang yang
mana dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya selain
dari biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini?

Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara
operasi memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya
tambahan development well.

Mohon pencerahan,

Salam
Yanto Salim

- Pesan Asli 
Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57
Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost
Recovery kepada BPK

Selamat siang,

Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya.
Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita
ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme
tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi
bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil  gas untuk
mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka
dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya
akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan
yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort
pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem
kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah
dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi
dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang
seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga
yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update).
Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui
dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan
penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery,
tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak
dan gas tersebut.

Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya
buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi
minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme
ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan
dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut saya,
mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus demikian
kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya kesempatan
penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang lebih
baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi
untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air.
Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di
negara ini untuk menghentikan mekanisme cost recovery dan mengganti
dengan mekanisme lainnya, yang saya yakin ada banyak pilihan mekanisme
tersebut, asal kita semua mau bersusah payah untuk berpikir jernih dan
obyektif. Tentunya butuh waktu untuk perubahan, tapi jangan terlalu
lama...

Salam hangat,
Firman Fauzi


-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 26, 2007 9:26 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; migas indonesia
Subject: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal
Cost Recovery kepada BPK

Kamis, 26/07/2007 08:44 WIB
BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Alih Istik Wahyuni - detikfinance

Jakarta - 

Re: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik noor syarifuddin
Selamat pagi,

Saya kok tidak paham bagaimana AFE dapat digelembungkan dan menjadi side 
income suatu perusahaan. Kegiatan besar di perusahaan minyak yang umum adalah 
proses pengembangan lapangan. Di sini komponen biaya utama adalah untuk 
fasilitas permukaan, pengeboran dan biaya operasi. Pembangungan suatu anjungan 
atau pengeboran suatu sumur tentunya ada patokan harga pasarnya, jadi saya 
rasa BPMIGAS punya database yang bisa dipakai untuk menilai suatu usulan AFE 
itu layak atau tidak. 

Proses revisi anggaran (tentunya ini maksudnya WP B ya, bukan AFE) tentu saja 
diperlukan dan ini bukan berarti membuka celah untuk perolehan side income. 
Jangka waktu proyek pengembangan lapangan biasanya bisa 3-5 tahun bahkan sampai 
10 tahun (tergantung ukuran lapangannya). Asumsi proyek tentu bisa berubah 
sesuai dengan kondisi external (harga rig di pasar misalnya) maupun internal 
(perubahan model karena ada data baru dll). Kalau revisi anggaran tidak 
dimungkinkan, maka kemungkinan besar yang akan terjadi adalah justru 
penggelembungan anggaran untuk jaga-jaga kalau sampai kurang. Ini bisa 
terjadi dengan menyebutkan sebagai contingency budget atau yang lainnya.

Yang mungkin juga harus dipahami adalah, jumlah cost recovery akhir nantinya 
ditentukan berdasar proses AFE closing. Nah di sini proses audit akhir dari 
suatu pekerjaan.

Tapi dengan semua itu memang penyimpangan masih bisa terjadi. Apa sih yang 
tidak bisa dilakukan kalau memang sudah ada niat. Aturan akan tinggal menjadi 
aturan karenanya.


salam,


- Original Message 
From: Firman Gea [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, July 27, 2007 9:18:06 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost 
Recovery kepada BPK


Selamat Pagi,
 
Kurangnya kontrol pada persetujuan anggaran (AFE Approval) suatu kegiatan 
exp/dev menyebabkan terbukanya kesempatan bagi perusahaan oil  gas untuk 
menggelembungkan anggaran tersebut. Dan penggelembungan anggaran itulah side 
incomenya Pak, karena anggaran yang telah disetujui tersebut merupakan salah 
satu komponen cost recovery. Jika AFE yang disetujui nilainya sudah terlalu 
tinggi, tentunya cost yang harus di-recovery oleh pemerintah juga terlalu 
tinggi. BP MIGAS dan PERTAMINA seharusnya memiliki daftar harga capital dan 
operasi yang berlaku dan selalu update. Untuk itu perlu suatu databasing yang 
menyeluruh terhadap semua komponen material dan operasional dari seluruh 
service company yang representative, dan harus selalu di-update tentunya, 
karena harga2 selalu berubah.
 
Yang kedua adalah, menutup kemungkinan adanya revisi anggaran (AFE) di 
tengah-tengah saat operasi sedang berlangsung. Karena ini adalah kesempatan 
kedua kalinya yang terbuka lebar. Saya yakin, jika mekanisme revisi ini 
ditiadakan, ini malah akan memberikan dorongan yang sangat sakti kepada 
perusahaan oil  gas untuk menyusun anggaran yang sangat efisien dan tepat 
guna, serta memiliki derajat kepastian yang tinggi, untuk menghindari kerugian 
besar yang akan dialami oleh perusahaan tersebut. Dengan demikian, anggaran 
hanya disusun satu kali, dengan kontrol yang sangat tinggi hingga kemungkinan 
penggelembungan tadi boleh dibilang nyaris tertutup sama sekali. Namun 
demikian, revisi anggaran dapat dilakukan, tentunya dengan kontrol yang tinggi, 
bila terjadi sesuatu yang luar biasa.
 
Penambahan development well itu adalah salah satu item operasi, dan untuk itu 
disusun AFE tersendiri, tidak termasuk komponen revisi budget. 
 
Atau, sekalian tiadakan mekanisme cost recovery, ganti dengan sesuatu yang 
lebih baik bagi rakyat.
 
Salam,
Firman Fauzi
 



From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 27, 2007 7:09 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost 
Recovery kepada BPK
 
Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan oil and 
gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang yang mana 
dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya selain dari 
biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini?
 
Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara operasi 
memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya tambahan 
development well.
 
Mohon pencerahan,
 
Salam 
Yanto Salim
- Pesan Asli 
Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57
Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost 
Recovery kepada BPK
Selamat siang,

Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya.
Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita
ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme
tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi
bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil  gas untuk
mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan 

RE: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik Firman Gea
Totally agree.

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 27, 2007 7:45 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi
Soal Cost Recovery kepada BPK

Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan'
dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg
memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost
Time due to Human Error?).

Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development,
deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi.
Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar
saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama?
Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti
itu.

Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan
kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack
well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari
pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and
actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya??

NM
On 7/27/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan
oil
 and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang
yang
 mana dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya
selain
 dari biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini?

 Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara
 operasi memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya
 tambahan development well.

 Mohon pencerahan,

 Salam
 Yanto Salim

 - Pesan Asli 
 Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED]
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57
 Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal
Cost
 Recovery kepada BPK

 Selamat siang,

 Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya.
 Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita
 ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme
 tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi
 bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil  gas
untuk
 mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang
mereka
 dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang
jumlahnya
 akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan
 yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort
 pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem
 kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat
lemah
 dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi
 dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang
 seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar
harga
 yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update).
 Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah
disetujui
 dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan
 penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery,
 tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2
minyak
 dan gas tersebut.

 Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery
bukannya
 buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi
 minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme
 ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan
 dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut
saya,
 mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus
demikian
 kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya
kesempatan
 penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang
lebih
 baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi
 untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air.
 Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di
 negara ini untuk menghentikan mekanisme cost recovery dan mengganti
 dengan mekanisme lainnya, yang saya yakin ada banyak pilihan mekanisme
 tersebut, asal kita semua mau bersusah payah untuk berpikir jernih dan
 obyektif. Tentunya butuh waktu untuk perubahan, tapi jangan terlalu
 lama...

 Salam hangat,
 Firman Fauzi


 -Original Message-
 From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, July 26, 2007 9:26 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; migas indonesia
 Subject: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal
 Cost Recovery kepada BPK

 Kamis, 26/07/2007 08:44 WIB
 BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
 Alih Istik Wahyuni - detikfinance

 Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP
 Migas) menyatakan siap menjawab tantangan Badan Pemeriksa Keuangan
 (BPK) untuk memberi penjelasan dan 

Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi

2007-07-26 Terurut Topik Andri Subandrio
He..he REVOLUSI..bisa mungkin dibaca Re Evolusi,...janten sami Kang..Ti 
handap deui...atawa Ti Handap Pisan!



- Original Message - 
From: hilman sobir [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, July 26, 2007 7:54 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi



Kang Mas Andrikayanya negeri kita perlu REVOLUSI
NIH...
salam

Hilman Sobir

--- Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:


IAGI netter yang budiman,

Akhir-akhir ini di masmedia hingga jejaring IAGI
memang marak dibahas mengenai eksplorasi bahan
galian migas hingga mineral di tanah air ini. Saking
eforianya terhadap bijih mangan, bahkan pialang
bisnis sarang burung walet di Lampung rogoh kocek
untuk beli KP ribuan hektar untuk nggolek mangan
di mangan! Ribuan sarang burung waletnya di barter
dengan KP! Di Kalbar ada pialang hotmix dan
konstruksi mulai melebarkan sayap bisnisnya untuk
tambang bijih besi, juga barter dari aspal hotmix
dengan ribuan Ha KP! Modal eksplorasi mereka ini
hanya semangat dan beberapa ekskavator untuk gali
sana-gali sini! Tidak ada ahli geologi! Akibatnya
bebatuan yang berwana hitam kusam digasak semua
dengan buldoser! Disangkanya mangan! Eh..tibake
nduduk mangan! (ternyata bukan mangan)! Dipinggir
jalan pedalaman Pringsewu Tanggamus tengonggok
bongkah-bongkah besar hasul garukan buldoser yang
tadinya disangka mangan! Setelah saya coba
konfirmasi pada tokenya, tenyata bongkah-bongkah
ini di reject, karena memang batu tapi berselimut
mangan nan tipis! Konon pembelinya dari negri Cina!
Di Kalbar masih lebih beruntung, sejak 2 tahun yang
lalu investor penambang dari Pontianak telah
mengekspor ribuan ton bijih besi kadar  tinggi! Kini
penambangan ini megap-megap kehabisan zat besi!
Lagi-lagi tidak ada geologist!

Dari Babel, Kalbar, Halmehera, Sultra, Obi juga
Pulau-pulau di utara Papua sudah jutaan ton bijih
timah, aluminium, besi, nikel dsb telah dikapalkan,
terutama ke Cina! Dari Sumbawa dan sekitar Cartenz
juga jutaan ton konsentrat tembaga dikirim ke Jepang
dan mancanegara! Uniknya ada berita di koran,
pemotong dan pencuri kabel telepon ditangkap
polisi. Usut-usut punya usut sangpencuri adalah
penyalur logam tembaga untuk pengrajin dandang
kuali dan ukiran wayang tembaga! Paradox! Salah satu
penghasil tembaga terbesar didunia, tapi masih
banyak yang tidak kebagian tembaga! Kemanakah
tembaga kita ? Selain itu Sendok garpu stainless
steel semuanya import! Padahal basisnya
besi-nikel-krom yang saat ini jutaan ton mengalir
dari tanah air ke negara industri! Coba tanya Pak
Polisi dan Tentara kita! Timah panas dan kuningan
pelurunya dari mana pak! Pasti import! Bijih nikel
misalnya, cukup digali dari laterit yang tidak lain
berupa tanah yang masih mengandung air. Kemudian
Tanah Air ini diangkut dan masuk tongkang!

Negara Industri seperti Jerman, Jepang, Amrik dsb.
ternyata pada awalnya maju karena industri berbasis
pengolahan material, terutama baja, keramik, dan
logam dasar! Info dari majalah material industry,
ternyata raw material atau bahan baku hanya 10
hingga 20% bila dibandingkan diberi sentuhan
industri dan teknologi! Selain lapangan pekerjaan
80%  belong to upstream industry! dan juga akan
bertambah selaras dengan rantai industri material!
Pernahkah  terbayang bila ada pabrik stainless steel
di tanah air yang bahan besi dan nikel  dari Kalbar,
Soroako, Pulau Obi, Waigeo ? Sampai kapan Tanah Air
menjual Tanah Air ? Jeruk makan Jeruk kan sudah
verboten! Kita tunggu political will dari
pemerintah! Masih mau mempertahankan konsep Ada
BULOG, Ada SAWAH tapi Ada BERAS...di Vietnam!..he
he

Salam Tanah Air
Andri Subandrio






Yahoo!7 Mail has just got even bigger and better with unlimited storage on 
all webmail accounts.

http://au.docs.yahoo.com/mail/unlimitedstorage.html


Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,

Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





[iagi-net-l] Petrophysics - Perhitungan NOB

2007-07-26 Terurut Topik Shofiyuddin

Rekans,
Barangkali ada yang mau sharing bagaimana cara yang benar untuk menghitung
Net Overburden yang kita aplikasikan untuk analisa core. Yang saya tahu, ada
beberapa pendekatan:

1. Menggunakan data Formation Pressure yang didapatkan dari RFT dan
sejenisnya.
2. Menggunakan sederhana rumus Lithostatic pressure gradient (yg umumnya 1
psi/ft) dikurangi dengan water gradient (besarnya 0.433 psi/ft) kemudiaan
dikalikan terhadap kedalamannya
3. Menggunakan rumus :

OBP = 0.433 x sigma (Rhob * thickness)
Diman Rhob adalah ((1-POR)xRhoma) + (POR * Rhofl)

Rumus ini banyak dipake untuk praktisi pengeboran / pressure engineer untuk
pore pressure prediction.

4. Nelson Spreadsheet sering digunakan Corelab untuk menghitung NOB.
Perhitungan seperti nomor 3 tapi ada faktor koreksi yang mereka namakan
sebagai faktor koreksi dari hydrostatik ke pressure satu arah berdasarkan
poisson ratio 0.3. Angka korekasi ini besarnya 0.6.

nah kira kira yang mendekati kondisi reservoar yang mana? senang kalau ada
yang memberi saya reference biar lebih mantaf.


Nuhun sebelumnya


Shofi


RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

2007-07-26 Terurut Topik Suryanegara, Yoga
Mang Okim,

Bener apa yang Mas Andi katakan ini, mungkin karena dibatubara kita nggk
begitu familiar dengan beberapa istilah stratum maka banyak rekan2 yang
akhirnya kadang salah dalam penerapan istilah.

Mungkin yang bener dan biasa kita pakai adalah (mungkin lho):
- peta strukutur (roof/floor structure contour map)
- peta sebaran kualitas (iso-quality ie. Iso-sulfur, iso-Ash, iso-CV,
iso-sodium dan lain-lain, iso ora iso kudu jadi peta)
- peta isothickness
- peta topo dan sebaran lokasi bor (biasanya lengkap dengan interpretasi
sub-cropline seam dan delineation of fault - kalo ada)
- Penampang melintang (geological section)

Tapi sama juga dengan Mang Okim, saya pun agak bingung mengenai isocore
? Kira2 maksud-nya Mas Andi peta yang ini berisi informasi apa ?

Yoga Suryanegara,
Coal Geology Consultant

-Original Message-
From: Andi Zulkarnain ( G  D ) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, 26 July 2007 4:24 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

Ok, maaf klo saya ngga familiar dengan istilah itu,
Kami hanya sering gunakan istilah kontur strukur dan iso-thick.

Thanks

Azk,-

-Original Message-
From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 26, 2007 2:20 PM
To: IAGI
Subject: Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

Pak Andi,

Maaf, mang Okim kok jadi bingung ya, kok  peta struktur disebut isopach.
Setahu mang Okim, yang menggambarkan struktur adalah isobath, sedangkan
isopach berkaitan dengan iso-ketebalan  ( isocore ? ).

Maaf deeh kalau mang Okim salah , soalnya selama 15 tahunan terakhir
yang
dikelonin batumuli melulu ( tentunya selain neng Ai  ).

Salam, mang Okim

- Original Message -
From: Andi Zulkarnain ( G  D ) [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, July 25, 2007 8:50 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)


Saya berkecimpung didunia mdeling Batubara,
Rawa data dari lapangan adalah titik :
- titik koordinat titik bor
- polygon unmineble area berikut kedalamannya seperti area klinker
(Batubara
yang sudah terbakar, rawa, wash out, pinch out)
- Data kualitas batubara yang disampling dengan metode ply by ply.
- peta dasar dengan skala minimal 1 : 1000 untuk pemodelan detail kea
rah
penambangan.

Data tersebut diolah selanjutnya menghasilkan :
- peta strukutur (isopach)
- peta sebaran kualitas (sulfur, Ash, CV, sodium dan lain-lain)
- peta isothickness (isocore)
- Penampang melintang.

Model geologi ini selanjutnya akan diupdate sesuai dengan surface
terbaru.

Data hasil olah geologi ini selanjutnya dioptimasi oleh teman2 dari
tambang
untuk mengtehaui batas optimal zona ekonomis.

Apa yang dikatakan Pak DJuharian memang benar bahwa geomodeling akan
berbasis pada geostatistik. Tools yang digunakan dengan berbagai macam
option yang bisa kita pilih sesuai dengan konndisi actual yang ada.

Ini sedikit cerita dari dunia Batubara, klo ada yang kurang maaf yaa n
klo
ada yang mau nambah silahkan

Azk,-
Pt.bc

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 25, 2007 9:35 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

On 7/25/07, mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote:
 pak andi,

 kalo tidak berkeberatan, diskusinya silakan via jalum di milis ini
 saja. tentu banyak yg dapat menuai manfaatnya. bagi yg merasa nggak
 perlu, ya tinggal dihapus saja.

Stuju Pak Syaiful,
saya kemarin wektu ngasi short talk di ITM-Medan sempet menyinggung
soal Geomodelling. Wektu itu saya memberitahu bahwa geomodeling itu
ada dimana saja, termasuk pertambangan dan berkembang jauh sangat
detil dan menjadi idola di MIGAS disana sering disebut Reservoir
modeling..
Namun sayangnya pengetahuan saya tentang Geomodeling di mining sangat
terbatas. Mungkin Mas Andi bisa berdiskusi detil saja disini, saya
ikutan belajar :)

Sumpih aku juga pingin tahu geomodelingnya utk Geotehnik dan
Geohidrologi.

Pertanyaan tambahan untuk geomodeling di mining adalah
- Apa saja hard datanya, dan apa saja soft datanya.

Kalau di Migas yang dimodelkan terutama distribusi porositas,
permeabilitas, saturasi ... lah kalau di mining (ore mining/metal)
yang dimodelkan apa saja ?.
Suwun

RDP
kan lumayan buat bahan mendongeng :)
--
http://rovicky.wordpress.com/



Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank 

Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

2007-07-26 Terurut Topik miko
Pak Andi,

Maaf, mang Okim kok jadi bingung ya, kok  peta struktur disebut isopach.
Setahu mang Okim, yang menggambarkan struktur adalah isobath, sedangkan
isopach berkaitan dengan iso-ketebalan  ( isocore ? ).

Maaf deeh kalau mang Okim salah , soalnya selama 15 tahunan terakhir yang
dikelonin batumuli melulu ( tentunya selain neng Ai  ).

Salam, mang Okim

- Original Message -
From: Andi Zulkarnain ( G  D ) [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, July 25, 2007 8:50 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)


Saya berkecimpung didunia mdeling Batubara,
Rawa data dari lapangan adalah titik :
- titik koordinat titik bor
- polygon unmineble area berikut kedalamannya seperti area klinker (Batubara
yang sudah terbakar, rawa, wash out, pinch out)
- Data kualitas batubara yang disampling dengan metode ply by ply.
- peta dasar dengan skala minimal 1 : 1000 untuk pemodelan detail kea rah
penambangan.

Data tersebut diolah selanjutnya menghasilkan :
- peta strukutur (isopach)
- peta sebaran kualitas (sulfur, Ash, CV, sodium dan lain-lain)
- peta isothickness (isocore)
- Penampang melintang.

Model geologi ini selanjutnya akan diupdate sesuai dengan surface terbaru.

Data hasil olah geologi ini selanjutnya dioptimasi oleh teman2 dari tambang
untuk mengtehaui batas optimal zona ekonomis.

Apa yang dikatakan Pak DJuharian memang benar bahwa geomodeling akan
berbasis pada geostatistik. Tools yang digunakan dengan berbagai macam
option yang bisa kita pilih sesuai dengan konndisi actual yang ada.

Ini sedikit cerita dari dunia Batubara, klo ada yang kurang maaf yaa n klo
ada yang mau nambah silahkan

Azk,-
Pt.bc

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 25, 2007 9:35 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

On 7/25/07, mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote:
 pak andi,

 kalo tidak berkeberatan, diskusinya silakan via jalum di milis ini
 saja. tentu banyak yg dapat menuai manfaatnya. bagi yg merasa nggak
 perlu, ya tinggal dihapus saja.

Stuju Pak Syaiful,
saya kemarin wektu ngasi short talk di ITM-Medan sempet menyinggung
soal Geomodelling. Wektu itu saya memberitahu bahwa geomodeling itu
ada dimana saja, termasuk pertambangan dan berkembang jauh sangat
detil dan menjadi idola di MIGAS disana sering disebut Reservoir
modeling..
Namun sayangnya pengetahuan saya tentang Geomodeling di mining sangat
terbatas. Mungkin Mas Andi bisa berdiskusi detil saja disini, saya
ikutan belajar :)

Sumpih aku juga pingin tahu geomodelingnya utk Geotehnik dan Geohidrologi.

Pertanyaan tambahan untuk geomodeling di mining adalah
- Apa saja hard datanya, dan apa saja soft datanya.

Kalau di Migas yang dimodelkan terutama distribusi porositas,
permeabilitas, saturasi ... lah kalau di mining (ore mining/metal)
yang dimodelkan apa saja ?.
Suwun

RDP
kan lumayan buat bahan mendongeng :)
--
http://rovicky.wordpress.com/


Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: 

Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi

2007-07-26 Terurut Topik Ismail Zaini


Saking eforianya untuk mengobral pemberian  KP/WKP ini jangan jangan setelah 
semua KP/WKP sijumlah dan diplotkan lagi ke Peta , wilayahnya sudah melebihi 
luas wilayah Indonesia  itu sendiri...



ISM



--- Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:


IAGI netter yang budiman,

Akhir-akhir ini di masmedia hingga jejaring IAGI
memang marak dibahas mengenai eksplorasi bahan
galian migas hingga mineral di tanah air ini. Saking
eforianya terhadap bijih mangan, bahkan pialang
bisnis sarang burung walet di Lampung rogoh kocek
untuk beli KP ribuan hektar untuk nggolek mangan
di mangan! Ribuan sarang burung waletnya di barter
dengan KP! Di Kalbar ada pialang hotmix dan
konstruksi mulai melebarkan sayap bisnisnya untuk
tambang bijih besi, juga barter dari aspal hotmix
dengan ribuan Ha KP! Modal eksplorasi mereka ini
hanya semangat dan beberapa ekskavator untuk gali
sana-gali sini! Tidak ada ahli geologi! Akibatnya
bebatuan yang berwana hitam kusam digasak semua
dengan buldoser! Disangkanya mangan! Eh..tibake
nduduk mangan! (ternyata bukan mangan)! Dipinggir
jalan pedalaman Pringsewu Tanggamus tengonggok
bongkah-bongkah besar hasul garukan buldoser yang
tadinya disangka mangan! Setelah saya coba
konfirmasi pada tokenya, tenyata bongkah-bongkah
ini di reject, karena memang batu tapi berselimut
mangan nan tipis! Konon pembelinya dari negri Cina!
Di Kalbar masih lebih beruntung, sejak 2 tahun yang
lalu investor penambang dari Pontianak telah
mengekspor ribuan ton bijih besi kadar  tinggi! Kini
penambangan ini megap-megap kehabisan zat besi!
Lagi-lagi tidak ada geologist!

Dari Babel, Kalbar, Halmehera, Sultra, Obi juga
Pulau-pulau di utara Papua sudah jutaan ton bijih
timah, aluminium, besi, nikel dsb telah dikapalkan,
terutama ke Cina! Dari Sumbawa dan sekitar Cartenz
juga jutaan ton konsentrat tembaga dikirim ke Jepang
dan mancanegara! Uniknya ada berita di koran,
pemotong dan pencuri kabel telepon ditangkap
polisi. Usut-usut punya usut sangpencuri adalah
penyalur logam tembaga untuk pengrajin dandang
kuali dan ukiran wayang tembaga! Paradox! Salah satu
penghasil tembaga terbesar didunia, tapi masih
banyak yang tidak kebagian tembaga! Kemanakah
tembaga kita ? Selain itu Sendok garpu stainless
steel semuanya import! Padahal basisnya
besi-nikel-krom yang saat ini jutaan ton mengalir
dari tanah air ke negara industri! Coba tanya Pak
Polisi dan Tentara kita! Timah panas dan kuningan
pelurunya dari mana pak! Pasti import! Bijih nikel
misalnya, cukup digali dari laterit yang tidak lain
berupa tanah yang masih mengandung air. Kemudian
Tanah Air ini diangkut dan masuk tongkang!

Negara Industri seperti Jerman, Jepang, Amrik dsb.
ternyata pada awalnya maju karena industri berbasis
pengolahan material, terutama baja, keramik, dan
logam dasar! Info dari majalah material industry,
ternyata raw material atau bahan baku hanya 10
hingga 20% bila dibandingkan diberi sentuhan
industri dan teknologi! Selain lapangan pekerjaan
80%  belong to upstream industry! dan juga akan
bertambah selaras dengan rantai industri material!
Pernahkah  terbayang bila ada pabrik stainless steel
di tanah air yang bahan besi dan nikel  dari Kalbar,
Soroako, Pulau Obi, Waigeo ? Sampai kapan Tanah Air
menjual Tanah Air ? Jeruk makan Jeruk kan sudah
verboten! Kita tunggu political will dari
pemerintah! Masih mau mempertahankan konsep Ada
BULOG, Ada SAWAH tapi Ada BERAS...di Vietnam!..he
he

Salam Tanah Air
Andri Subandrio






Yahoo!7 Mail has just got even bigger and better with unlimited storage 
on all webmail accounts.

http://au.docs.yahoo.com/mail/unlimitedstorage.html


Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,

Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 

RE: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik Doddy Suryanto
Itu yang juga saya kuatirkan pak.

Sebelumnya maaf kalo selama ini sepertinya kita terlalu menyorot BPMIGAS
dan dari kita sendiri kadang kita kurang menganalisa lebih jauh. It's
definitely not fair.

Masalah sirkulasi berhari2, terjadinya loss dan kick sebenarnya bisa
dimitigasi dgn perencanaan yang matang terutama pressure prediction yang
selalu dilakukan oleh semua kumpeni hanya berbeda pendekatannya.

Khusus masalah sirkulasi berhari-hari, jadi inget waktu diskusi dgn
temen yg bekerja di suatu oil kumpeni di balikpapan (tetanggaan dgn
kumpeni saya dulu). 

Dia bilang kalo sirkulasi bisa berhari2 karena harus nunggu keputusan
dari pusat. Pusat disini ternyata tidak hanya di Indonesia tapi juga
pusat yang diluar indonesia dan ini tidak mudah dilakukan katanya.

Kalo dicermati, disinilah peran kita membantu BPMIGAS mengawasi operasi
yang berlangsung. Itung2 kita dibayar perusahaan asing tapi ikut bantu
negara.

Wellsite diharapkan memberikan informasi yang akurat, tajam, dan
terpercaya karena dia yang ada di lapangan dan tahu detailnya sehingga
keputusan dapat dilakukan dgn cepat dan efisien.

Mengenai sidetrack, sebenarnya tidak mudah mendapatkan persetujuan dari
BPMIGAS. Kecuali di proposal disebutkan akan dilakukan ST kalo sumur
tidak memberikan hasil yg diinginkan dan proposal ini telah
dipresentasikan dan disetujui oleh BPMIGAS. 

Kalo tidak tertulis dalam proposal, kita harus melakukan technical
justification kenapa ST dilakukan, apa penyebabnya, apa yang akan
diharapkan dari sumur ST dsb dsb.

Nah disinilah BPMIGAS akan benar2 berperan dalam melakukan pengawasan. 

Kalo boleh jujur, sependek pengalaman saya, pihak dari oil kumpeni juga
tidak suka dgn adanya problem spt ini karena mereka tahu betapa susahnya
mendapatkan persetujuan dari BPMIGAS dan juga mengurangi nilai ekonomi
dari sumur yang ada (in case kalo sumur ST malah jelek).

Semoga saja kita bisa lebih membantu BPMIGAS menjalankan fungsinya. 

 

-ds-

 

 



From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 27, 2007 9:10 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Hal: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap
Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

 

Menarik sekali analisa ini, walaupun belum jelas bagian yang mana
menguntungkan atau side income bagi company. Nah mengenai lost time
adalah sesuatu yang kita harus hati- hati melihatnya, apakah kejadian
yang diluar dugaan misalnya dari segi BHA stuck, side track atau dalam
segi eksplorasi memperdalam well karena prognosis dari GG meleset,
apakah human error? Wah kalau begitu kasihan Driller, GG dan operation
yang juga majority adalah pegawai nasional, apakah mereka juga ikut
dapat side income atau mereka kemudian jadi korban 'human error?.
Kenapa ? karena perusahaan akan mengurangi aktivitas drilling didaerah
yang potential bermasalah, akibatnya kurang tuh aktivitas, salah salah
staff yang terlibat dipecat.

 

Dari sisi ini belum kelihatan yang mana side income Company yang
besar. Kalau kita bicara biaya membengkak itu benar. Tapi rasanya bukan
karena  controll yang kurang ketat dari BPMIGAS. 

 

Kira kira kalau BPMIGAS setiap kali ada request memperdalam well atau
ada problem stuck BHA, mengambil keputusan stop drilling karena biaya
sudah mendekati Approved AFE, atau tidak usah side track;  PA saja well
supaya tetap dalam budget, kita akan mengalami kerugian atau merupakan
untung?. 

 

Salam 

 

Yanto Salim

- Pesan Asli 
Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Jumat, 27 Juli, 2007 8:18:59
Topik: RE: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi
Soal Cost Recovery kepada BPK

Totally agree.

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 27, 2007 7:45 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi
Soal Cost Recovery kepada BPK

Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan'
dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg
memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost
Time due to Human Error?).

Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development,
deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi.
Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar
saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama?
Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti
itu.

Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan
kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack
well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari
pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and
actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya??

NM
On 7/27/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan
oil
 and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam 

Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik yanto salim
Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan oil and 
gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang yang mana 
dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya selain dari 
biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini?

Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara operasi 
memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya tambahan 
development well.

Mohon pencerahan,

Salam 
Yanto Salim


- Pesan Asli 
Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57
Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost 
Recovery kepada BPK


Selamat siang,

Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya.
Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita
ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme
tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi
bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil  gas untuk
mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka
dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya
akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan
yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort
pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem
kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah
dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi
dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang
seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga
yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update).
Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui
dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan
penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery,
tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak
dan gas tersebut.

Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya
buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi
minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme
ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan
dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut saya,
mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus demikian
kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya kesempatan
penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang lebih
baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi
untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air.
Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di
negara ini untuk menghentikan mekanisme cost recovery dan mengganti
dengan mekanisme lainnya, yang saya yakin ada banyak pilihan mekanisme
tersebut, asal kita semua mau bersusah payah untuk berpikir jernih dan
obyektif. Tentunya butuh waktu untuk perubahan, tapi jangan terlalu
lama...

Salam hangat,
Firman Fauzi 


-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, July 26, 2007 9:26 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; migas indonesia
Subject: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal
Cost Recovery kepada BPK

Kamis, 26/07/2007 08:44 WIB
BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Alih Istik Wahyuni - detikfinance

Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP
Migas) menyatakan siap menjawab tantangan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) untuk memberi penjelasan dan mekanisme cost recovery yang
dibayarkan pemerintah ke kontraktor migas seperti yang diminta BPK
kemarin.

Sangat bersedia, kata Kepala BP Migas Kardaya Warnika kepada
detikFinance, Kamis (26/7/2007).

Kepala BPK Anwar Nasution sebelumnya meminta BP Migas memperjelas cost
recovery dalam setiap perjanjian migas. Menurutnya hal ini perlu
dilakukan agar negara tidak melulu hanya mendapat sisa-sisa keuntungan
dari kontraktor migas.

Ini supaya jelas bagi semua pihak, jelas bagi kontraktor, jelas bagi
kita, jangan lupa negara kita itu
bangkrut...bangkrut...bangkrut...migas kan merupakan sumber penerimaan
yang besar, ujar Anwar, Rabu (25/7/2007).

Pernyataan BPK itu terkait perhitungan cost recovery migas 2007,
dimana pemerintah harus mengembalikan US$ 10,4 miliar kepada
kontraktor migas.

Cost Recovery merupakan biaya yang diganti pemerintah jika kontraktor
migas terbukti menemukan dan bisa memproduksi minyak dan gas di
Indonesia.

Perhitungannya dilakukan sebelum hasil produksi dibagi antara
pemerintah dan kontraktor, sehingga besaran cost recovery akan
mempengaruhi bagian yang diterima pemerintah dan kontraktor.

Menurut situs resmi Departemen ESDM, yang termasuk dalam cost recovery
antara lain, biaya non kapital tahun berjalan, penyusutan 

RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

2007-07-26 Terurut Topik Djuharlan
Kami menggunakan kata isopach untuk ketebalan overburden.
Sesudah didapatkan isopach-nya (dari MineSight), terus kami proses
menjadi vector direction menggunakan Surfer, sehingga kita bisa
melihat penyebaran overburden load, sangat berguna untuk menyajikan
sebagai bagian dari kestabilan overburden, tapi kami mengasumsikan
semua overburden adalah homogen untuk menghitung tebalnya kami pakai
gamma x height, kalau distribusi penyebarannya dengan gamma yang berbeda
beda bisa dihitung lebih teliti lagi pressure load-nya. Apakah di coal
juga untuk overburden load digunakan gamma x H ?, aku nggak begitu
familiar.
Benar juga, untuk di Coal mungkin untuk mengetahui penyebaran ketebalan
seam digunakan iso thickness, aku sendiri baru denger nikh... karena
di dalam metal mine biasa meng-kontur-kan menjadi peta berdasarkan ore
grade-nya (iso grade kali...?)

Regards/Salam,

Md. Johaness Djuharlan - 003185
PT Freeport Indonesia
Tembagapura 99930


Keep Smile, makes your life easier
Mangan ora mangan kumpul, kumpul karo mangan-mangan.
Disclaimer:  This email (including any attachments to it) is
confidential, used for internal PTFI only.

-Original Message-
From: Suryanegara, Yoga [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, July 26, 2007 3:40 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

Mang Okim,

Bener apa yang Mas Andi katakan ini, mungkin karena dibatubara kita nggk
begitu familiar dengan beberapa istilah stratum maka banyak rekan2 yang
akhirnya kadang salah dalam penerapan istilah.

Mungkin yang bener dan biasa kita pakai adalah (mungkin lho):
- peta strukutur (roof/floor structure contour map)
- peta sebaran kualitas (iso-quality ie. Iso-sulfur, iso-Ash, iso-CV,
iso-sodium dan lain-lain, iso ora iso kudu jadi peta)
- peta isothickness
- peta topo dan sebaran lokasi bor (biasanya lengkap dengan interpretasi
sub-cropline seam dan delineation of fault - kalo ada)
- Penampang melintang (geological section)

Tapi sama juga dengan Mang Okim, saya pun agak bingung mengenai isocore
? Kira2 maksud-nya Mas Andi peta yang ini berisi informasi apa ?

Yoga Suryanegara,
Coal Geology Consultant

-Original Message-
From: Andi Zulkarnain ( G  D ) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, 26 July 2007 4:24 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

Ok, maaf klo saya ngga familiar dengan istilah itu,
Kami hanya sering gunakan istilah kontur strukur dan iso-thick.

Thanks

Azk,-

-Original Message-
From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 26, 2007 2:20 PM
To: IAGI
Subject: Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

Pak Andi,

Maaf, mang Okim kok jadi bingung ya, kok  peta struktur disebut isopach.
Setahu mang Okim, yang menggambarkan struktur adalah isobath, sedangkan
isopach berkaitan dengan iso-ketebalan  ( isocore ? ).

Maaf deeh kalau mang Okim salah , soalnya selama 15 tahunan terakhir
yang
dikelonin batumuli melulu ( tentunya selain neng Ai  ).

Salam, mang Okim

- Original Message -
From: Andi Zulkarnain ( G  D ) [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, July 25, 2007 8:50 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)


Saya berkecimpung didunia mdeling Batubara,
Rawa data dari lapangan adalah titik :
- titik koordinat titik bor
- polygon unmineble area berikut kedalamannya seperti area klinker
(Batubara
yang sudah terbakar, rawa, wash out, pinch out)
- Data kualitas batubara yang disampling dengan metode ply by ply.
- peta dasar dengan skala minimal 1 : 1000 untuk pemodelan detail kea
rah
penambangan.

Data tersebut diolah selanjutnya menghasilkan :
- peta strukutur (isopach)
- peta sebaran kualitas (sulfur, Ash, CV, sodium dan lain-lain)
- peta isothickness (isocore)
- Penampang melintang.

Model geologi ini selanjutnya akan diupdate sesuai dengan surface
terbaru.

Data hasil olah geologi ini selanjutnya dioptimasi oleh teman2 dari
tambang
untuk mengtehaui batas optimal zona ekonomis.

Apa yang dikatakan Pak DJuharian memang benar bahwa geomodeling akan
berbasis pada geostatistik. Tools yang digunakan dengan berbagai macam
option yang bisa kita pilih sesuai dengan konndisi actual yang ada.

Ini sedikit cerita dari dunia Batubara, klo ada yang kurang maaf yaa n
klo
ada yang mau nambah silahkan

Azk,-
Pt.bc

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 25, 2007 9:35 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)

On 7/25/07, mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote:
 pak andi,

 kalo tidak berkeberatan, diskusinya silakan via jalum di milis ini
 saja. tentu banyak yg dapat menuai manfaatnya. bagi yg merasa nggak
 perlu, ya tinggal dihapus saja.

Stuju Pak Syaiful,
saya kemarin wektu ngasi short talk di ITM-Medan sempet menyinggung
soal Geomodelling. Wektu itu saya memberitahu bahwa geomodeling itu
ada dimana saja, termasuk pertambangan dan berkembang jauh sangat
detil dan menjadi idola di 

Re: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Mai golfpun harus hati-hati kalo disorot oleh DPR :(

http://www.detikfinance.com/index.php?url=http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/26/time/111052/idnews/809674/idkanal/4
Kamis, 26/07/2007 11:10 WIB
Buat Main Golf Kok Dilaporkan Cost Recovery
Nurul Qomariyah - detikfinance

Jakarta - Angka cost recovery yang diajukan ke APBN
banyak yang janggal. Transparansi International
Indonesia (TII) bahkan menemukan adanya biaya untuk
bersenang-senang tapi justru dilaporkan ke cost
recovery.
--- selanjutnya di http://www.detikfinance.com/

rdp

On 7/26/07, Firman Gea [EMAIL PROTECTED] wrote:

Selamat siang,

Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya.
Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita
ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme
tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi
bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil  gas untuk
mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka
dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya
akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan
yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort
pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem
kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah
dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi
dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang
seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga
yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update).
Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui
dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan
penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery,
tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak
dan gas tersebut.

Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya
buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi
minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme
ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan
dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut saya,
mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus demikian
kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya kesempatan
penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang lebih
baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi
untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air.
Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di
negara ini untuk menghentikan mekanisme cost recovery dan mengganti
dengan mekanisme lainnya, yang saya yakin ada banyak pilihan mekanisme
tersebut, asal kita semua mau bersusah payah untuk berpikir jernih dan
obyektif. Tentunya butuh waktu untuk perubahan, tapi jangan terlalu
lama...

Salam hangat,
Firman Fauzi


-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 26, 2007 9:26 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; migas indonesia
Subject: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal
Cost Recovery kepada BPK

Kamis, 26/07/2007 08:44 WIB
BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Alih Istik Wahyuni - detikfinance

Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP
Migas) menyatakan siap menjawab tantangan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) untuk memberi penjelasan dan mekanisme cost recovery yang
dibayarkan pemerintah ke kontraktor migas seperti yang diminta BPK
kemarin.

Sangat bersedia, kata Kepala BP Migas Kardaya Warnika kepada
detikFinance, Kamis (26/7/2007).

Kepala BPK Anwar Nasution sebelumnya meminta BP Migas memperjelas cost
recovery dalam setiap perjanjian migas. Menurutnya hal ini perlu
dilakukan agar negara tidak melulu hanya mendapat sisa-sisa keuntungan
dari kontraktor migas.

Ini supaya jelas bagi semua pihak, jelas bagi kontraktor, jelas bagi
kita, jangan lupa negara kita itu
bangkrut...bangkrut...bangkrut...migas kan merupakan sumber penerimaan
yang besar, ujar Anwar, Rabu (25/7/2007).

Pernyataan BPK itu terkait perhitungan cost recovery migas 2007,
dimana pemerintah harus mengembalikan US$ 10,4 miliar kepada
kontraktor migas.

Cost Recovery merupakan biaya yang diganti pemerintah jika kontraktor
migas terbukti menemukan dan bisa memproduksi minyak dan gas di
Indonesia.

Perhitungannya dilakukan sebelum hasil produksi dibagi antara
pemerintah dan kontraktor, sehingga besaran cost recovery akan
mempengaruhi bagian yang diterima pemerintah dan kontraktor.

Menurut situs resmi Departemen ESDM, yang termasuk dalam cost recovery
antara lain, biaya non kapital tahun berjalan, penyusutan biaya
kapital tahun berjalan, biaya operasional yang belum didapat
penggantian yang sudah diijinkan 

Re: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia

2007-07-26 Terurut Topik hilman sobir
Abah ..sebetulnya itu merupakan potongan salah
satu ceramah ustad di Pesantren Nurul Arifin pada saat
ceramah di Mesjid Aldiron Plaza...lengkapnya begini..
Agama di pegang napsu dipake ..hayam dikelek..
maksudnya orang yang beragama tapi napsunya diumbar
termasuk nyabung ayam...lagian katanya Korupsi itu
susah mau diberantas kalau sudah dilakukan secara
berjamaah pada saat uang halal sudah habis uang haram
tinggal sedikit...

Salam
Hilman Sobir
--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
  
 
   Rekan 
 
 Wah ini baru istilah yang sangat TEPAT dan KENA ya.
  AGAMA
 DIPEGANG NAPSU DIPAKE , yach memenag sebenarnya
 sudah menjadi sifat
 manusia yang universal.Tinggal make-nya saja , apa
 yang ditangan kiri
 (NAPSU) apa yang ditangan kanan (AGAMA) yang kaa
 dipake lebih banyak.
 Inget lho NAPSU itu tidak selalu negatip , umpaman
 napsu makan , lha
 kalau tidak ada itu kan kita tidak akan makan ,
 napsumaaf saya
 tidak berani mengatakan tidak ada , wah kan  berabe
 juga .
  
 Si-Abah
 

_
  
  Om OK.Taufik, 
  
 
 Kebanyakan dari kita..AGAMA DIPEGANG NAPSU 
 
 DIPAKE jadi ...korupsi jalan terus walaupun 
 
 Departemenya..agama 
  
  Salam 
  
 
 



  

Yahoo!7 Mail has just got even bigger and better with unlimited storage on all 
webmail accounts. 
http://au.docs.yahoo.com/mail/unlimitedstorage.html


Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik Nataniel Mangiwa

Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan'
dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg
memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost
Time due to Human Error?).

Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development,
deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi.
Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar
saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama?
Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti
itu.

Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan
kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack
well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari
pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and
actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya??

NM
On 7/27/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote:


Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan oil
and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang yang
mana dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya selain
dari biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini?

Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara
operasi memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya
tambahan development well.

Mohon pencerahan,

Salam
Yanto Salim

- Pesan Asli 
Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57
Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost
Recovery kepada BPK

Selamat siang,

Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya.
Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita
ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme
tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi
bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil  gas untuk
mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka
dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya
akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan
yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort
pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem
kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah
dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi
dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang
seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga
yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update).
Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui
dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan
penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery,
tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak
dan gas tersebut.

Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya
buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi
minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme
ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan
dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut saya,
mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus demikian
kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya kesempatan
penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang lebih
baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi
untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air.
Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di
negara ini untuk menghentikan mekanisme cost recovery dan mengganti
dengan mekanisme lainnya, yang saya yakin ada banyak pilihan mekanisme
tersebut, asal kita semua mau bersusah payah untuk berpikir jernih dan
obyektif. Tentunya butuh waktu untuk perubahan, tapi jangan terlalu
lama...

Salam hangat,
Firman Fauzi


-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, July 26, 2007 9:26 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; migas indonesia
Subject: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal
Cost Recovery kepada BPK

Kamis, 26/07/2007 08:44 WIB
BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Alih Istik Wahyuni - detikfinance

Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP
Migas) menyatakan siap menjawab tantangan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) untuk memberi penjelasan dan mekanisme cost recovery yang
dibayarkan pemerintah ke kontraktor migas seperti yang diminta BPK
kemarin.

Sangat bersedia, kata Kepala BP Migas Kardaya Warnika kepada
detikFinance, Kamis (26/7/2007).

Kepala BPK Anwar Nasution sebelumnya meminta BP Migas memperjelas cost
recovery dalam setiap perjanjian migas. Menurutnya hal 

Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi

2007-07-26 Terurut Topik Noel Pranoto

Pak Andri, mungkin negeri kita bisa meniru India karena demografinya
agak-agak mirip (kebanyakan penduduk).

Di India tidak sebuah perusahaan pun diizinkan melakukan eksploitasi
bahan galian dan menjual komoditi ini mentah-mentah ke luar negeri.
Tengok saja industri besi baja, smelter tembaga dan alumunium,
pembangkit tenaga listrik, dsbg tumbuh dengan pesat dan utamanya
menumbuhkan banyak industri manufaktur dan menyerap tenaga kerja --
multiplier effect yg luar biasa. Ada kisah beberapa tahun yang lalu
ttg keinginan POSCO (MNC asal Korsel yg bergerak di bidang besi baja)
utk berinvestasi dgn menambang bijih besi dan membangun industri baja
namun sebagian kecil bijih besinya ingin diekspor mentah-mentah ke
negeri asalnya. Jelas saja kehadiran mereka ditolak pemerintah India
akhirnya.
Mudah dipahami, pemerintahnya dari dulu yakin bahwa bahan galian itu
bukan sekedar komoditi yg laku dijual, tapi lebih sbg fuel utk
menggerakan sirkuit produksi yang lain. Sedikit bedanya kita dgn India
cuma krn mereka punya deposit bijih besi yang cukup besar shg industri
besi baja, yg katanya adl backbone of heavy industry, bisa tumbuh
tanpa tergantung impor bijih besi dari tempat lain spt Pilbara atau
Hamersley atau Brazil.

Baru sekarang-sekarang ini saja pemerintah India mempertimbangkan
modifikasi aturan pertambangan yang membolehkan ekspor beberapa bahan
galian mentah, itupun setelah industri hilirnya sdh mapan.

Dengar punya dengar RUU Minerba yang barupun akan mensyaratkan
pembangunan smelter/processing plant bagi perusahaan pertambangan yg
ingin berinvestasi di Indonesia. Mudah-mudahan berjalan baik dan
merubah sedikit demi sedikit paparan awal Pak Andri.

Salam,
Noel



On 26/07/07, Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:

He..he REVOLUSI..bisa mungkin dibaca Re Evolusi,...janten sami Kang..Ti
handap deui...atawa Ti Handap Pisan!


- Original Message -
From: hilman sobir [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, July 26, 2007 7:54 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi


 Kang Mas Andrikayanya negeri kita perlu REVOLUSI
 NIH...
 salam

 Hilman Sobir

 --- Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:

 IAGI netter yang budiman,

 Akhir-akhir ini di masmedia hingga jejaring IAGI
 memang marak dibahas mengenai eksplorasi bahan
 galian migas hingga mineral di tanah air ini. Saking
 eforianya terhadap bijih mangan, bahkan pialang
 bisnis sarang burung walet di Lampung rogoh kocek
 untuk beli KP ribuan hektar untuk nggolek mangan
 di mangan! Ribuan sarang burung waletnya di barter
 dengan KP! Di Kalbar ada pialang hotmix dan
 konstruksi mulai melebarkan sayap bisnisnya untuk
 tambang bijih besi, juga barter dari aspal hotmix
 dengan ribuan Ha KP! Modal eksplorasi mereka ini
 hanya semangat dan beberapa ekskavator untuk gali
 sana-gali sini! Tidak ada ahli geologi! Akibatnya
 bebatuan yang berwana hitam kusam digasak semua
 dengan buldoser! Disangkanya mangan! Eh..tibake
 nduduk mangan! (ternyata bukan mangan)! Dipinggir
 jalan pedalaman Pringsewu Tanggamus tengonggok
 bongkah-bongkah besar hasul garukan buldoser yang
 tadinya disangka mangan! Setelah saya coba
 konfirmasi pada tokenya, tenyata bongkah-bongkah
 ini di reject, karena memang batu tapi berselimut
 mangan nan tipis! Konon pembelinya dari negri Cina!
 Di Kalbar masih lebih beruntung, sejak 2 tahun yang
 lalu investor penambang dari Pontianak telah
 mengekspor ribuan ton bijih besi kadar  tinggi! Kini
 penambangan ini megap-megap kehabisan zat besi!
 Lagi-lagi tidak ada geologist!

 Dari Babel, Kalbar, Halmehera, Sultra, Obi juga
 Pulau-pulau di utara Papua sudah jutaan ton bijih
 timah, aluminium, besi, nikel dsb telah dikapalkan,
 terutama ke Cina! Dari Sumbawa dan sekitar Cartenz
 juga jutaan ton konsentrat tembaga dikirim ke Jepang
 dan mancanegara! Uniknya ada berita di koran,
 pemotong dan pencuri kabel telepon ditangkap
 polisi. Usut-usut punya usut sangpencuri adalah
 penyalur logam tembaga untuk pengrajin dandang
 kuali dan ukiran wayang tembaga! Paradox! Salah satu
 penghasil tembaga terbesar didunia, tapi masih
 banyak yang tidak kebagian tembaga! Kemanakah
 tembaga kita ? Selain itu Sendok garpu stainless
 steel semuanya import! Padahal basisnya
 besi-nikel-krom yang saat ini jutaan ton mengalir
 dari tanah air ke negara industri! Coba tanya Pak
 Polisi dan Tentara kita! Timah panas dan kuningan
 pelurunya dari mana pak! Pasti import! Bijih nikel
 misalnya, cukup digali dari laterit yang tidak lain
 berupa tanah yang masih mengandung air. Kemudian
 Tanah Air ini diangkut dan masuk tongkang!

 Negara Industri seperti Jerman, Jepang, Amrik dsb.
 ternyata pada awalnya maju karena industri berbasis
 pengolahan material, terutama baja, keramik, dan
 logam dasar! Info dari majalah material industry,
 ternyata raw material atau bahan baku hanya 10
 hingga 20% bila dibandingkan diberi sentuhan
 industri dan teknologi! Selain lapangan pekerjaan
 80%  belong to upstream industry! dan juga akan
 

Re: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik Shofiyuddin
Kalo sirkulasi beberapa hari, saya pikir wajar kalo lagi nunggu casing
(karena belum datang), apakah ini human error .. bisa jadi oil coy
menyalahkan supplier nya / vendornya .
sirkulasi nunggu order dari pusat ? ... boleh boleh saja untuk
pertimbangan keselamatan 

Kalo sumur stuck? .. bagaimana cara menghitungnya mana bagian yang masuk
CR mana yang tidak? . hm njlimet 
Kalo loss ... apa company disalahin? . oil coy nanti nyalahin formasinya
kalo kick? . hm  geologist sering berharap ini karena tahu formation
/ pore pressure berapa  kalo ada apa apa tangkap geologistnya ...

Hubungan semuanya sama cost recovery?  hm .. gelap ..



On 7/27/07, Doddy Suryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Itu yang juga saya kuatirkan pak.

 Sebelumnya maaf kalo selama ini sepertinya kita terlalu menyorot BPMIGAS
 dan dari kita sendiri kadang kita kurang menganalisa lebih jauh. It's
 definitely not fair.

 Masalah sirkulasi berhari2, terjadinya loss dan kick sebenarnya bisa
 dimitigasi dgn perencanaan yang matang terutama pressure prediction yang
 selalu dilakukan oleh semua kumpeni hanya berbeda pendekatannya.

 Khusus masalah sirkulasi berhari-hari, jadi inget waktu diskusi dgn temen
 yg bekerja di suatu oil kumpeni di balikpapan (tetanggaan dgn kumpeni saya
 dulu).

 Dia bilang kalo sirkulasi bisa berhari2 karena harus nunggu keputusan dari
 pusat. Pusat disini ternyata tidak hanya di Indonesia tapi juga pusat yang
 diluar indonesia dan ini tidak mudah dilakukan katanya.

 Kalo dicermati, disinilah peran kita membantu BPMIGAS mengawasi operasi
 yang berlangsung. Itung2 kita dibayar perusahaan asing tapi ikut bantu
 negara.

 Wellsite diharapkan memberikan informasi yang akurat, tajam, dan
 terpercaya karena dia yang ada di lapangan dan tahu detailnya sehingga
 keputusan dapat dilakukan dgn cepat dan efisien.

 Mengenai sidetrack, sebenarnya tidak mudah mendapatkan persetujuan dari
 BPMIGAS. Kecuali di proposal disebutkan akan dilakukan ST kalo sumur tidak
 memberikan hasil yg diinginkan dan proposal ini telah dipresentasikan dan
 disetujui oleh BPMIGAS.

 Kalo tidak tertulis dalam proposal, kita harus melakukan technical
 justification kenapa ST dilakukan, apa penyebabnya, apa yang akan diharapkan
 dari sumur ST dsb dsb.

 Nah disinilah BPMIGAS akan benar2 berperan dalam melakukan pengawasan.

 Kalo boleh jujur, sependek pengalaman saya, pihak dari oil kumpeni juga
 tidak suka dgn adanya problem spt ini karena mereka tahu betapa susahnya
 mendapatkan persetujuan dari BPMIGAS dan juga mengurangi nilai ekonomi dari
 sumur yang ada (in case kalo sumur ST malah jelek).

 Semoga saja kita bisa lebih membantu BPMIGAS menjalankan fungsinya.



 -ds-




  --

 *From:* yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 *Sent:* Friday, July 27, 2007 9:10 AM
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Hal: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap
 Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK



 Menarik sekali analisa ini, walaupun belum jelas bagian yang mana
 menguntungkan atau side income bagi company. Nah mengenai lost time
 adalah sesuatu yang kita harus hati- hati melihatnya, apakah kejadian yang
 diluar dugaan misalnya dari segi BHA stuck, side track atau dalam segi
 eksplorasi memperdalam well karena prognosis dari GG meleset, apakah human
 error? Wah kalau begitu kasihan Driller, GG dan operation yang juga
 majority adalah pegawai nasional, apakah mereka juga ikut dapat side
 income atau mereka kemudian jadi korban 'human error?. Kenapa ? karena
 perusahaan akan mengurangi aktivitas drilling didaerah yang potential
 bermasalah, akibatnya kurang tuh aktivitas, salah salah staff yang terlibat
 dipecat.



 Dari sisi ini belum kelihatan yang mana side income Company yang besar.
 Kalau kita bicara biaya membengkak itu benar. Tapi rasanya bukan karena
  controll yang kurang ketat dari BPMIGAS.



 Kira kira kalau BPMIGAS setiap kali ada request memperdalam well atau ada
 problem stuck BHA, mengambil keputusan stop drilling karena biaya sudah
 mendekati Approved AFE, atau tidak usah side track;  PA saja well supaya
 tetap dalam budget, kita akan mengalami kerugian atau merupakan untung?.



 Salam



 Yanto Salim

 - Pesan Asli 
 Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED]
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Terkirim: Jumat, 27 Juli, 2007 8:18:59
 Topik: RE: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi
 Soal Cost Recovery kepada BPK

 Totally agree.

 -Original Message-
 From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, July 27, 2007 7:45 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi
 Soal Cost Recovery kepada BPK

 Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan'
 dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg
 memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost
 Time due to Human Error?).

 Banyak kejadian di rig waktu 

Re: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia

2007-07-26 Terurut Topik yrsnki


 

  Rekan 

Wah ini baru istilah yang sangat TEPAT dan KENA ya.
 AGAMA
DIPEGANG NAPSU DIPAKE , yach memenag sebenarnya sudah menjadi sifat
manusia yang universal.Tinggal make-nya saja , apa yang ditangan kiri
(NAPSU) apa yang ditangan kanan (AGAMA) yang kaa dipake lebih banyak.
Inget lho NAPSU itu tidak selalu negatip , umpaman napsu makan , lha
kalau tidak ada itu kan kita tidak akan makan , napsumaaf saya
tidak berani mengatakan tidak ada , wah kan  berabe juga .
 
Si-Abah

_
 
 Om OK.Taufik, 
 

Kebanyakan dari kita..AGAMA DIPEGANG NAPSU 

DIPAKE jadi ...korupsi jalan terus walaupun 

Departemenya..agama 
 
 Salam 
 



Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi

2007-07-26 Terurut Topik Agus Hendratno
Apiikkk tenan..., memang pemain bisnis yang menjual tanah air' lagi 
genjar-genjarnya. Kemarin, ada PT Telo Pendhem, PT Minyak-Minyakan, PT 
Mangan-manganan, dst; yang semula core bisnis-nya memang bukan bidang migas 
atau mining, tapi masuk ke wilayah migas dan mining, yang high risk, hightech, 
tapi potong kompas saja, sedikit kerja.., untung besar. Karena regulasi 
memungkinkan;
Yaa..sah-sah saja, karena punya uang. Tetapi yang kita keluhkan dan juga 
dikeluhkan pemerintah, lewat PERHAPI dan dirjend.Minerba Pabum, yang kemarin 
saya mendengar bahwa, mestinya ada nilai tambah dari bahan tambang logam yang 
ditambang di indonesia, dengan mengembangkan industri pertambangan hilir 
(pengolahan endapan logam menjadi barang jadi, besi, baja, yang pabriknya ada 
di indonesia). Selama ini yang terjadi pemain-pemain kecil bidang mining 
endapan logam, itu benar-benar menjual tanah air' ke buyer-buyer di China. 
Tapi di Pemda juga demikian senangnya, karena dapat jatah dari pengusaha, 
endapan logam dimuat di tongkang berlayar ke China dan di olah jadi barang 
jadi. lalu indonesia import barang tersebut. blaiiikk; Pemdanya dapat 
royalti yang tidak tercatat dalam kas Daerah..; hik...hik
Modus kayak menjual pasir darat dan pasir laut dari kep.Riau. Selain dijadikan 
bahan baku reklamasi di Singapura, ternyata titanium dan zirkonia-nya jadikan 
barang jadi yang bermutu tinggi untuk infrastruktur teknologi informasi. 
Lagi-lagi...kita import IT dari Singapura.
Apa yang diceritakan mas Andri.., itu memang riil di lapangan.

Ada regulasi bidang perindustrian dan perdagangan yang tidak macth dengan 
regulasi bidang pertambangan, juga urusan moneter yang tidak pernah pas. 
Apalagi diminta transparansi. Menteri-nya ok-ok juga..., tapi eselon dibawahnya 
nanti-nanti dulu...njuk opo rek...
Kalau demikian tunggulah kedatangan perlawanan dari ibu pertiwi yang sudah 
kehabisan air mata...maka hadirlahgeohazard yang kemudian menjadi bencana 
alam kebumian...sudah ada di sekitar kita...; pontang panting

salam tanah air juga ..
agus hend

Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote: 
Saking eforianya untuk mengobral pemberian  KP/WKP ini jangan jangan setelah 
semua KP/WKP sijumlah dan diplotkan lagi ke Peta , wilayahnya sudah melebihi 
luas wilayah Indonesia  itu sendiri...


ISM


 --- Andri Subandrio  wrote:

 IAGI netter yang budiman,

 Akhir-akhir ini di masmedia hingga jejaring IAGI
 memang marak dibahas mengenai eksplorasi bahan
 galian migas hingga mineral di tanah air ini. Saking
 eforianya terhadap bijih mangan, bahkan pialang
 bisnis sarang burung walet di Lampung rogoh kocek
 untuk beli KP ribuan hektar untuk nggolek mangan
 di mangan! Ribuan sarang burung waletnya di barter
 dengan KP! Di Kalbar ada pialang hotmix dan
 konstruksi mulai melebarkan sayap bisnisnya untuk
 tambang bijih besi, juga barter dari aspal hotmix
 dengan ribuan Ha KP! Modal eksplorasi mereka ini
 hanya semangat dan beberapa ekskavator untuk gali
 sana-gali sini! Tidak ada ahli geologi! Akibatnya
 bebatuan yang berwana hitam kusam digasak semua
 dengan buldoser! Disangkanya mangan! Eh..tibake
 nduduk mangan! (ternyata bukan mangan)! Dipinggir
 jalan pedalaman Pringsewu Tanggamus tengonggok
 bongkah-bongkah besar hasul garukan buldoser yang
 tadinya disangka mangan! Setelah saya coba
 konfirmasi pada tokenya, tenyata bongkah-bongkah
 ini di reject, karena memang batu tapi berselimut
 mangan nan tipis! Konon pembelinya dari negri Cina!
 Di Kalbar masih lebih beruntung, sejak 2 tahun yang
 lalu investor penambang dari Pontianak telah
 mengekspor ribuan ton bijih besi kadar  tinggi! Kini
 penambangan ini megap-megap kehabisan zat besi!
 Lagi-lagi tidak ada geologist!

 Dari Babel, Kalbar, Halmehera, Sultra, Obi juga
 Pulau-pulau di utara Papua sudah jutaan ton bijih
 timah, aluminium, besi, nikel dsb telah dikapalkan,
 terutama ke Cina! Dari Sumbawa dan sekitar Cartenz
 juga jutaan ton konsentrat tembaga dikirim ke Jepang
 dan mancanegara! Uniknya ada berita di koran,
 pemotong dan pencuri kabel telepon ditangkap
 polisi. Usut-usut punya usut sangpencuri adalah
 penyalur logam tembaga untuk pengrajin dandang
 kuali dan ukiran wayang tembaga! Paradox! Salah satu
 penghasil tembaga terbesar didunia, tapi masih
 banyak yang tidak kebagian tembaga! Kemanakah
 tembaga kita ? Selain itu Sendok garpu stainless
 steel semuanya import! Padahal basisnya
 besi-nikel-krom yang saat ini jutaan ton mengalir
 dari tanah air ke negara industri! Coba tanya Pak
 Polisi dan Tentara kita! Timah panas dan kuningan
 pelurunya dari mana pak! Pasti import! Bijih nikel
 misalnya, cukup digali dari laterit yang tidak lain
 berupa tanah yang masih mengandung air. Kemudian
 Tanah Air ini diangkut dan masuk tongkang!

 Negara Industri seperti Jerman, Jepang, Amrik dsb.
 ternyata pada awalnya maju karena industri berbasis
 pengolahan material, terutama baja, keramik, dan
 logam dasar! Info dari majalah material industry,
 ternyata raw 

Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi

2007-07-26 Terurut Topik Andri Subandrio
Sebenarnya yang mirip eksport Tanah Air bukan hanya di komoditi mineral 
saja. Misalnya Rotan, Coklat dan Kopi hingga kini di kapalkan mentah-mentah 
ke Manca Negara! Semua komoditi ini adalah khas tropis, tidak ada di belahan 
Eropa sana! Produsen panganan berbasis coklat terbesar di dunia adalah 
Jerman, Swiss dan Belanda yang sudah pasti tanamannya tidak akan tumbuh 
disana! Tapi coba, apakah masyarakat petani coklat yang punya hektaran pohon 
coklat di pedalaman Sulawesi mampu membeli Tolberone (maaf kalau tid tepat) 
atau Milka atau Van Houten ? Info terkini dari Jerman, bahwa bahan coklat 
Indonesia terbaik didunia! Rotan lebih parah lagi, produk mebel rotan bukan 
lagi made in Indonesia! Tapi Taiwan! Tempe dan produk turunannya sudah 
dipatenkan oleh orang Inggris! So is that Indonesia! Tanah Airku Nan Jaya! 
Tanah Air For Sale! Semoga kita sadar, tambang masa depan adalah Sumber 
Daya Manusia! Jepang yang miskin sumber daya alam toh jadi world leading in 
economic and industry!


Salam
AnssM

- Original Message - 
From: Noel Pranoto [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, July 27, 2007 5:28 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi



Pak Andri, mungkin negeri kita bisa meniru India karena demografinya
agak-agak mirip (kebanyakan penduduk).

Di India tidak sebuah perusahaan pun diizinkan melakukan eksploitasi
bahan galian dan menjual komoditi ini mentah-mentah ke luar negeri.
Tengok saja industri besi baja, smelter tembaga dan alumunium,
pembangkit tenaga listrik, dsbg tumbuh dengan pesat dan utamanya
menumbuhkan banyak industri manufaktur dan menyerap tenaga kerja --
multiplier effect yg luar biasa. Ada kisah beberapa tahun yang lalu
ttg keinginan POSCO (MNC asal Korsel yg bergerak di bidang besi baja)
utk berinvestasi dgn menambang bijih besi dan membangun industri baja
namun sebagian kecil bijih besinya ingin diekspor mentah-mentah ke
negeri asalnya. Jelas saja kehadiran mereka ditolak pemerintah India
akhirnya.
Mudah dipahami, pemerintahnya dari dulu yakin bahwa bahan galian itu
bukan sekedar komoditi yg laku dijual, tapi lebih sbg fuel utk
menggerakan sirkuit produksi yang lain. Sedikit bedanya kita dgn India
cuma krn mereka punya deposit bijih besi yang cukup besar shg industri
besi baja, yg katanya adl backbone of heavy industry, bisa tumbuh
tanpa tergantung impor bijih besi dari tempat lain spt Pilbara atau
Hamersley atau Brazil.

Baru sekarang-sekarang ini saja pemerintah India mempertimbangkan
modifikasi aturan pertambangan yang membolehkan ekspor beberapa bahan
galian mentah, itupun setelah industri hilirnya sdh mapan.

Dengar punya dengar RUU Minerba yang barupun akan mensyaratkan
pembangunan smelter/processing plant bagi perusahaan pertambangan yg
ingin berinvestasi di Indonesia. Mudah-mudahan berjalan baik dan
merubah sedikit demi sedikit paparan awal Pak Andri.

Salam,
Noel



On 26/07/07, Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:

He..he REVOLUSI..bisa mungkin dibaca Re Evolusi,...janten sami Kang..Ti
handap deui...atawa Ti Handap Pisan!


- Original Message -
From: hilman sobir [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, July 26, 2007 7:54 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi


 Kang Mas Andrikayanya negeri kita perlu REVOLUSI
 NIH...
 salam

 Hilman Sobir

 --- Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:

 IAGI netter yang budiman,

 Akhir-akhir ini di masmedia hingga jejaring IAGI
 memang marak dibahas mengenai eksplorasi bahan
 galian migas hingga mineral di tanah air ini. Saking
 eforianya terhadap bijih mangan, bahkan pialang
 bisnis sarang burung walet di Lampung rogoh kocek
 untuk beli KP ribuan hektar untuk nggolek mangan
 di mangan! Ribuan sarang burung waletnya di barter
 dengan KP! Di Kalbar ada pialang hotmix dan
 konstruksi mulai melebarkan sayap bisnisnya untuk
 tambang bijih besi, juga barter dari aspal hotmix
 dengan ribuan Ha KP! Modal eksplorasi mereka ini
 hanya semangat dan beberapa ekskavator untuk gali
 sana-gali sini! Tidak ada ahli geologi! Akibatnya
 bebatuan yang berwana hitam kusam digasak semua
 dengan buldoser! Disangkanya mangan! Eh..tibake
 nduduk mangan! (ternyata bukan mangan)! Dipinggir
 jalan pedalaman Pringsewu Tanggamus tengonggok
 bongkah-bongkah besar hasul garukan buldoser yang
 tadinya disangka mangan! Setelah saya coba
 konfirmasi pada tokenya, tenyata bongkah-bongkah
 ini di reject, karena memang batu tapi berselimut
 mangan nan tipis! Konon pembelinya dari negri Cina!
 Di Kalbar masih lebih beruntung, sejak 2 tahun yang
 lalu investor penambang dari Pontianak telah
 mengekspor ribuan ton bijih besi kadar  tinggi! Kini
 penambangan ini megap-megap kehabisan zat besi!
 Lagi-lagi tidak ada geologist!

 Dari Babel, Kalbar, Halmehera, Sultra, Obi juga
 Pulau-pulau di utara Papua sudah jutaan ton bijih
 timah, aluminium, besi, nikel dsb telah dikapalkan,
 terutama ke Cina! Dari Sumbawa dan sekitar Cartenz
 juga jutaan ton konsentrat 

[iagi-net-l] Course Field Workshop : Applied Fluvial Deltaic Sedimentology and Basic Petroleum Geology for Exploration

2007-07-26 Terurut Topik benyamin sembiring
Course  Field Workshop
Applied Fluvial Deltaic Sedimentology  and Basic Petroleum Geology for
Exploration

Date:
August 6-9, 2007, Sukabumi - Gunung Walat - Cimandiri River
(4 days and 3 nights)
Begin at 08.00 am at Monday and end at 1.30 pm Thursday.
All the activity will be begin and end in Sukabumi

Venue:
Agusta Hotel, Sukabumi

Instructor:
Dr.Ir. Andang Bachtiar, MSc.

Cost:
Rp.  7.000.000,-

Including :
-Breakfast, lunch and dinner for 4 days and 3 nights
-Room at Augusta Hotel (2 persons in 1 room)
-Course and Field work Kit
-Rafting at Cimandiri river
-Certificate

Discount 10 % for the first 3 participant
Minimum Participant  : 10 persons
Maximum Participant : 20 persons

Over the course the following topics will be covered in detail :

Introduction
The philosophy of sedimentology, practical laws of sedimentology, oil and
gas exploration failure due to misunderstanding of sedimentology and
template thinking.

Hydrodynamics
Principles of hydrodynamic which ruled the deposition of grains such as
Hjulstorm Diagram and Flow regimes, and also how the sediments accumulated
(lateral and vertical)

Sedimentary and Biogenic Structures
Recognition of sedimentary and biogenic structures forming, their shape, and
the practical knowledges to interpret their process in outcrops.

Facies  Depositional Environment of Fluvial Deltaic
Definition of Fluvial Deltaic environment, comparing modern environment with
ancient, and its key information to identify.

Log Characteristic
Understand the basic principle of log analysis for Hydrocarbon Exploration,
Log Characterized in fluvial and Deltaic environment, Introduction of Log
such as GR/SP-Resistivity, D/N, Dipmeter/FMI, Sonic, Composite Log, Vertical
profiles, Lateral variations, Anomalies.

Seismic Characteristic
Basic principle of seismic for hydrocarbon exploration, Introduction of
seismic profile in fluvial deltaic environment.

Reservoir Characterization
Porosity, permeability, heterogeneity, homogeneity, dimension,
lateral/vertical continuity, width/thickness ratio.

Sequence Stratigraphy
Sequence boundaries, Flooding surfaces, Paleosol, Coals, Lowstand System
Tract, Highstand System Tract, Transgressive System Tract, Hard grounds,
TSE,  Exercises

Petroleum System
To know and to understand the basic principle of the component of petroleum
system and how their work, including the practical knowledges

Outcrop/Core Description Guidelines
Different way to see outcrop and core  such as
description-processes-facies(response)-depositional environment; Units,
Geometry-dimension, Lithofacies (vertical profile), Contacts, Sedimentary
structures, Biogenic structures, Fossils.

Course Overview

This course is aimed to refresh the knowledge of basic sedimentology and its
relationship with petroleum system by special feature of fluvial-deltaic
setting; the environment of which are associated with most of the Indonesian
hydrocarbons and coals (located in the superb outcrops of Gn. Walat and
Cimandiri River).

Understanding sedimentology gained from this course will hopefully recharge
the explorationist battery to keep on generating prospects (or at least new
ideas) in dealing with the materials (cuttings, core, logs, seismic) and the
tools (software's, etc).For new recruits, this course will certainly equip
them with necessary focus on selected sedimentology knowledge to be used in
the future works; while for experience explorationists, this will refresh
lots of their understanding about sedimentology, which probably already
built-in intuitively (sometimes becomes absolute) in their mind.

The course will be a combination between classroom lecturing and exercises,
and field-outcrop description (including rafting).

Let's join now, the first 3 participant will get 10 % discount.
Limited seat for 20 people only and The event will be held if minimum
participant are 10 people
It's Easy, you only fill the registration form,
fax it to +62-21-83792687, or
e-mail it to [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
For contact person Rimbawan (081510121464) or Benyamin (08151612082)
GDA Office +62-21-83792688
And then transfer your registration fee into

Geosain Delta Andalan, Niaga Bank no 025.01.00464000