RE: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)
Mat Jumpa lagi pak Yoga, Oh ya mungkin kekeliruan istilahnya disaya, isocore yang saya maksud adalah peta isothick itu sendiri, klo istilah itu salah mohon maaf n terima kasih atas koreksinya,- Untuk Pak Adhi gimana modelnya dah jadi kah? Azk,- -Original Message- From: Suryanegara, Yoga [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 26, 2007 2:40 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) Mang Okim, Bener apa yang Mas Andi katakan ini, mungkin karena dibatubara kita nggk begitu familiar dengan beberapa istilah stratum maka banyak rekan2 yang akhirnya kadang salah dalam penerapan istilah. Mungkin yang bener dan biasa kita pakai adalah (mungkin lho): - peta strukutur (roof/floor structure contour map) - peta sebaran kualitas (iso-quality ie. Iso-sulfur, iso-Ash, iso-CV, iso-sodium dan lain-lain, iso ora iso kudu jadi peta) - peta isothickness - peta topo dan sebaran lokasi bor (biasanya lengkap dengan interpretasi sub-cropline seam dan delineation of fault - kalo ada) - Penampang melintang (geological section) Tapi sama juga dengan Mang Okim, saya pun agak bingung mengenai isocore ? Kira2 maksud-nya Mas Andi peta yang ini berisi informasi apa ? Yoga Suryanegara, Coal Geology Consultant -Original Message- From: Andi Zulkarnain ( G D ) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, 26 July 2007 4:24 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) Ok, maaf klo saya ngga familiar dengan istilah itu, Kami hanya sering gunakan istilah kontur strukur dan iso-thick. Thanks Azk,- -Original Message- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 26, 2007 2:20 PM To: IAGI Subject: Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) Pak Andi, Maaf, mang Okim kok jadi bingung ya, kok peta struktur disebut isopach. Setahu mang Okim, yang menggambarkan struktur adalah isobath, sedangkan isopach berkaitan dengan iso-ketebalan ( isocore ? ). Maaf deeh kalau mang Okim salah , soalnya selama 15 tahunan terakhir yang dikelonin batumuli melulu ( tentunya selain neng Ai ). Salam, mang Okim - Original Message - From: Andi Zulkarnain ( G D ) [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, July 25, 2007 8:50 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) Saya berkecimpung didunia mdeling Batubara, Rawa data dari lapangan adalah titik : - titik koordinat titik bor - polygon unmineble area berikut kedalamannya seperti area klinker (Batubara yang sudah terbakar, rawa, wash out, pinch out) - Data kualitas batubara yang disampling dengan metode ply by ply. - peta dasar dengan skala minimal 1 : 1000 untuk pemodelan detail kea rah penambangan. Data tersebut diolah selanjutnya menghasilkan : - peta strukutur (isopach) - peta sebaran kualitas (sulfur, Ash, CV, sodium dan lain-lain) - peta isothickness (isocore) - Penampang melintang. Model geologi ini selanjutnya akan diupdate sesuai dengan surface terbaru. Data hasil olah geologi ini selanjutnya dioptimasi oleh teman2 dari tambang untuk mengtehaui batas optimal zona ekonomis. Apa yang dikatakan Pak DJuharian memang benar bahwa geomodeling akan berbasis pada geostatistik. Tools yang digunakan dengan berbagai macam option yang bisa kita pilih sesuai dengan konndisi actual yang ada. Ini sedikit cerita dari dunia Batubara, klo ada yang kurang maaf yaa n klo ada yang mau nambah silahkan Azk,- Pt.bc -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 25, 2007 9:35 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) On 7/25/07, mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote: pak andi, kalo tidak berkeberatan, diskusinya silakan via jalum di milis ini saja. tentu banyak yg dapat menuai manfaatnya. bagi yg merasa nggak perlu, ya tinggal dihapus saja. Stuju Pak Syaiful, saya kemarin wektu ngasi short talk di ITM-Medan sempet menyinggung soal Geomodelling. Wektu itu saya memberitahu bahwa geomodeling itu ada dimana saja, termasuk pertambangan dan berkembang jauh sangat detil dan menjadi idola di MIGAS disana sering disebut Reservoir modeling.. Namun sayangnya pengetahuan saya tentang Geomodeling di mining sangat terbatas. Mungkin Mas Andi bisa berdiskusi detil saja disini, saya ikutan belajar :) Sumpih aku juga pingin tahu geomodelingnya utk Geotehnik dan Geohidrologi. Pertanyaan tambahan untuk geomodeling di mining adalah - Apa saja hard datanya, dan apa saja soft datanya. Kalau di Migas yang dimodelkan terutama distribusi porositas, permeabilitas, saturasi ... lah kalau di mining (ore mining/metal) yang dimodelkan apa saja ?. Suwun RDP kan lumayan buat bahan mendongeng :) -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Selamat siang, Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya. Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil gas untuk mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update). Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery, tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak dan gas tersebut. Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut saya, mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus demikian kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya kesempatan penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang lebih baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air. Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di negara ini untuk menghentikan mekanisme cost recovery dan mengganti dengan mekanisme lainnya, yang saya yakin ada banyak pilihan mekanisme tersebut, asal kita semua mau bersusah payah untuk berpikir jernih dan obyektif. Tentunya butuh waktu untuk perubahan, tapi jangan terlalu lama... Salam hangat, Firman Fauzi -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 26, 2007 9:26 AM To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; migas indonesia Subject: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Kamis, 26/07/2007 08:44 WIB BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Alih Istik Wahyuni - detikfinance Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan siap menjawab tantangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk memberi penjelasan dan mekanisme cost recovery yang dibayarkan pemerintah ke kontraktor migas seperti yang diminta BPK kemarin. Sangat bersedia, kata Kepala BP Migas Kardaya Warnika kepada detikFinance, Kamis (26/7/2007). Kepala BPK Anwar Nasution sebelumnya meminta BP Migas memperjelas cost recovery dalam setiap perjanjian migas. Menurutnya hal ini perlu dilakukan agar negara tidak melulu hanya mendapat sisa-sisa keuntungan dari kontraktor migas. Ini supaya jelas bagi semua pihak, jelas bagi kontraktor, jelas bagi kita, jangan lupa negara kita itu bangkrut...bangkrut...bangkrut...migas kan merupakan sumber penerimaan yang besar, ujar Anwar, Rabu (25/7/2007). Pernyataan BPK itu terkait perhitungan cost recovery migas 2007, dimana pemerintah harus mengembalikan US$ 10,4 miliar kepada kontraktor migas. Cost Recovery merupakan biaya yang diganti pemerintah jika kontraktor migas terbukti menemukan dan bisa memproduksi minyak dan gas di Indonesia. Perhitungannya dilakukan sebelum hasil produksi dibagi antara pemerintah dan kontraktor, sehingga besaran cost recovery akan mempengaruhi bagian yang diterima pemerintah dan kontraktor. Menurut situs resmi Departemen ESDM, yang termasuk dalam cost recovery antara lain, biaya non kapital tahun berjalan, penyusutan biaya kapital tahun berjalan, biaya operasional yang belum didapat penggantian yang sudah diijinkan untuk diperoleh pada tahun berjalan dan pencadangan biaya pada tahun berjalan untuk biaya-biaya penutupan sumur yang ditinggalkan serta biaya restorasi lahan yang ditinggalkan. (lih/qom) Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007
[iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi
IAGI netter yang budiman, Akhir-akhir ini di masmedia hingga jejaring IAGI memang marak dibahas mengenai eksplorasi bahan galian migas hingga mineral di tanah air ini. Saking eforianya terhadap bijih mangan, bahkan pialang bisnis sarang burung walet di Lampung rogoh kocek untuk beli KP ribuan hektar untuk nggolek mangan di mangan! Ribuan sarang burung waletnya di barter dengan KP! Di Kalbar ada pialang hotmix dan konstruksi mulai melebarkan sayap bisnisnya untuk tambang bijih besi, juga barter dari aspal hotmix dengan ribuan Ha KP! Modal eksplorasi mereka ini hanya semangat dan beberapa ekskavator untuk gali sana-gali sini! Tidak ada ahli geologi! Akibatnya bebatuan yang berwana hitam kusam digasak semua dengan buldoser! Disangkanya mangan! Eh..tibake nduduk mangan! (ternyata bukan mangan)! Dipinggir jalan pedalaman Pringsewu Tanggamus tengonggok bongkah-bongkah besar hasul garukan buldoser yang tadinya disangka mangan! Setelah saya coba konfirmasi pada tokenya, tenyata bongkah-bongkah ini di reject, karena memang batu tapi berselimut mangan nan tipis! Konon pembelinya dari negri Cina! Di Kalbar masih lebih beruntung, sejak 2 tahun yang lalu investor penambang dari Pontianak telah mengekspor ribuan ton bijih besi kadar tinggi! Kini penambangan ini megap-megap kehabisan zat besi! Lagi-lagi tidak ada geologist! Dari Babel, Kalbar, Halmehera, Sultra, Obi juga Pulau-pulau di utara Papua sudah jutaan ton bijih timah, aluminium, besi, nikel dsb telah dikapalkan, terutama ke Cina! Dari Sumbawa dan sekitar Cartenz juga jutaan ton konsentrat tembaga dikirim ke Jepang dan mancanegara! Uniknya ada berita di koran, pemotong dan pencuri kabel telepon ditangkap polisi. Usut-usut punya usut sangpencuri adalah penyalur logam tembaga untuk pengrajin dandang kuali dan ukiran wayang tembaga! Paradox! Salah satu penghasil tembaga terbesar didunia, tapi masih banyak yang tidak kebagian tembaga! Kemanakah tembaga kita ? Selain itu Sendok garpu stainless steel semuanya import! Padahal basisnya besi-nikel-krom yang saat ini jutaan ton mengalir dari tanah air ke negara industri! Coba tanya Pak Polisi dan Tentara kita! Timah panas dan kuningan pelurunya dari mana pak! Pasti import! Bijih nikel misalnya, cukup digali dari laterit yang tidak lain berupa tanah yang masih mengandung air. Kemudian Tanah Air ini diangkut dan masuk tongkang! Negara Industri seperti Jerman, Jepang, Amrik dsb. ternyata pada awalnya maju karena industri berbasis pengolahan material, terutama baja, keramik, dan logam dasar! Info dari majalah material industry, ternyata raw material atau bahan baku hanya 10 hingga 20% bila dibandingkan diberi sentuhan industri dan teknologi! Selain lapangan pekerjaan 80% belong to upstream industry! dan juga akan bertambah selaras dengan rantai industri material! Pernahkah terbayang bila ada pabrik stainless steel di tanah air yang bahan besi dan nikel dari Kalbar, Soroako, Pulau Obi, Waigeo ? Sampai kapan Tanah Air menjual Tanah Air ? Jeruk makan Jeruk kan sudah verboten! Kita tunggu political will dari pemerintah! Masih mau mempertahankan konsep Ada BULOG, Ada SAWAH tapi Ada BERAS...di Vietnam!..he he Salam Tanah Air Andri Subandrio
RE: [iagi-net-l] Petrophysics - Perhitungan NOB
Yang paling aman menggunakan data RFT, karena datanya benar-benar asli dari subsurface, lalu dibuat profilnya (10 titik). Sedangkan RHOB akan bagus pada formasi yang kompak yang tidak ada washed out, kalau formasinya unconsolidated sand, harus super hati-hati, RHOB sangat sensitive terhadap lubang bor, dan memerlukan environmental correction. Saya belum pernah menggunakan rumus OBP = 0.433 x sigma (Rhob * thickness) ini. Apa yang dimaksud dengan sigma disini ? Gantok From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 26, 2007 2:35 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Petrophysics - Perhitungan NOB Rekans, Barangkali ada yang mau sharing bagaimana cara yang benar untuk menghitung Net Overburden yang kita aplikasikan untuk analisa core. Yang saya tahu, ada beberapa pendekatan: 1. Menggunakan data Formation Pressure yang didapatkan dari RFT dan sejenisnya. 2. Menggunakan sederhana rumus Lithostatic pressure gradient (yg umumnya 1 psi/ft) dikurangi dengan water gradient (besarnya 0.433 psi/ft) kemudiaan dikalikan terhadap kedalamannya 3. Menggunakan rumus : OBP = 0.433 x sigma (Rhob * thickness) Diman Rhob adalah ((1-POR)xRhoma) + (POR * Rhofl) Rumus ini banyak dipake untuk praktisi pengeboran / pressure engineer untuk pore pressure prediction. 4. Nelson Spreadsheet sering digunakan Corelab untuk menghitung NOB. Perhitungan seperti nomor 3 tapi ada faktor koreksi yang mereka namakan sebagai faktor koreksi dari hydrostatik ke pressure satu arah berdasarkan poisson ratio 0.3. Angka korekasi ini besarnya 0.6. nah kira kira yang mendekati kondisi reservoar yang mana? senang kalau ada yang memberi saya reference biar lebih mantaf. Nuhun sebelumnya Shofi
Re: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Wah peluang untuk belajar maen golep lewat ajang golepnya para eksplorasionis bisa hilang nih. Rugi dong ane:) Min EnggakBisaMaenGolep On 7/26/07, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Mai golfpun harus hati-hati kalo disorot oleh DPR :( http://www.detikfinance.com/index.php?url=http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/26/time/111052/idnews/809674/idkanal/4 Jakarta - Angka cost recovery yang diajukan ke APBN banyak yang janggal. Transparansi International Indonesia (TII) bahkan menemukan adanya biaya untuk bersenang-senang tapi justru dilaporkan ke cost recovery. --- selanjutnya di http://www.detikfinance.com/ rdp Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi
Kang Mas Andrikayanya negeri kita perlu REVOLUSI NIH... salam Hilman Sobir --- Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: IAGI netter yang budiman, Akhir-akhir ini di masmedia hingga jejaring IAGI memang marak dibahas mengenai eksplorasi bahan galian migas hingga mineral di tanah air ini. Saking eforianya terhadap bijih mangan, bahkan pialang bisnis sarang burung walet di Lampung rogoh kocek untuk beli KP ribuan hektar untuk nggolek mangan di mangan! Ribuan sarang burung waletnya di barter dengan KP! Di Kalbar ada pialang hotmix dan konstruksi mulai melebarkan sayap bisnisnya untuk tambang bijih besi, juga barter dari aspal hotmix dengan ribuan Ha KP! Modal eksplorasi mereka ini hanya semangat dan beberapa ekskavator untuk gali sana-gali sini! Tidak ada ahli geologi! Akibatnya bebatuan yang berwana hitam kusam digasak semua dengan buldoser! Disangkanya mangan! Eh..tibake nduduk mangan! (ternyata bukan mangan)! Dipinggir jalan pedalaman Pringsewu Tanggamus tengonggok bongkah-bongkah besar hasul garukan buldoser yang tadinya disangka mangan! Setelah saya coba konfirmasi pada tokenya, tenyata bongkah-bongkah ini di reject, karena memang batu tapi berselimut mangan nan tipis! Konon pembelinya dari negri Cina! Di Kalbar masih lebih beruntung, sejak 2 tahun yang lalu investor penambang dari Pontianak telah mengekspor ribuan ton bijih besi kadar tinggi! Kini penambangan ini megap-megap kehabisan zat besi! Lagi-lagi tidak ada geologist! Dari Babel, Kalbar, Halmehera, Sultra, Obi juga Pulau-pulau di utara Papua sudah jutaan ton bijih timah, aluminium, besi, nikel dsb telah dikapalkan, terutama ke Cina! Dari Sumbawa dan sekitar Cartenz juga jutaan ton konsentrat tembaga dikirim ke Jepang dan mancanegara! Uniknya ada berita di koran, pemotong dan pencuri kabel telepon ditangkap polisi. Usut-usut punya usut sangpencuri adalah penyalur logam tembaga untuk pengrajin dandang kuali dan ukiran wayang tembaga! Paradox! Salah satu penghasil tembaga terbesar didunia, tapi masih banyak yang tidak kebagian tembaga! Kemanakah tembaga kita ? Selain itu Sendok garpu stainless steel semuanya import! Padahal basisnya besi-nikel-krom yang saat ini jutaan ton mengalir dari tanah air ke negara industri! Coba tanya Pak Polisi dan Tentara kita! Timah panas dan kuningan pelurunya dari mana pak! Pasti import! Bijih nikel misalnya, cukup digali dari laterit yang tidak lain berupa tanah yang masih mengandung air. Kemudian Tanah Air ini diangkut dan masuk tongkang! Negara Industri seperti Jerman, Jepang, Amrik dsb. ternyata pada awalnya maju karena industri berbasis pengolahan material, terutama baja, keramik, dan logam dasar! Info dari majalah material industry, ternyata raw material atau bahan baku hanya 10 hingga 20% bila dibandingkan diberi sentuhan industri dan teknologi! Selain lapangan pekerjaan 80% belong to upstream industry! dan juga akan bertambah selaras dengan rantai industri material! Pernahkah terbayang bila ada pabrik stainless steel di tanah air yang bahan besi dan nikel dari Kalbar, Soroako, Pulau Obi, Waigeo ? Sampai kapan Tanah Air menjual Tanah Air ? Jeruk makan Jeruk kan sudah verboten! Kita tunggu political will dari pemerintah! Masih mau mempertahankan konsep Ada BULOG, Ada SAWAH tapi Ada BERAS...di Vietnam!..he he Salam Tanah Air Andri Subandrio Yahoo!7 Mail has just got even bigger and better with unlimited storage on all webmail accounts. http://au.docs.yahoo.com/mail/unlimitedstorage.html Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Re: BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Ini komentar apa mo promosi? sori, guyon aja On 7/27/07, Leo Anis [EMAIL PROTECTED] wrote: Untuk masalah2 pengeboran yg. dikemukakan Pak Nataniel, kuncinya adalah di perencanaan yg. matang sebelum pengeboran. Teknologi yg. ada sekarang spt. geomekanik bisa dipakai untuk membantu mengurangi masalah spt. losses, kick, forced side strack dll. Cuman masalah awareness thd. teknologi ini yg. belum terlalu kuat. Dan benar spt. Pak Nataniel bilang, budget bisa over sampai USD 10jt atau lebih, apalagi kalau offshore deep water?? Leo Anis At 07:45 AM 7/27/2007, you wrote: Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan' dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost Time due to Human Error?). Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development, deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi. Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama? Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti itu. Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya?? NM
RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Selamat Pagi, Kurangnya kontrol pada persetujuan anggaran (AFE Approval) suatu kegiatan exp/dev menyebabkan terbukanya kesempatan bagi perusahaan oil gas untuk menggelembungkan anggaran tersebut. Dan penggelembungan anggaran itulah side incomenya Pak, karena anggaran yang telah disetujui tersebut merupakan salah satu komponen cost recovery. Jika AFE yang disetujui nilainya sudah terlalu tinggi, tentunya cost yang harus di-recovery oleh pemerintah juga terlalu tinggi. BP MIGAS dan PERTAMINA seharusnya memiliki daftar harga capital dan operasi yang berlaku dan selalu update. Untuk itu perlu suatu databasing yang menyeluruh terhadap semua komponen material dan operasional dari seluruh service company yang representative, dan harus selalu di-update tentunya, karena harga2 selalu berubah. Yang kedua adalah, menutup kemungkinan adanya revisi anggaran (AFE) di tengah-tengah saat operasi sedang berlangsung. Karena ini adalah kesempatan kedua kalinya yang terbuka lebar. Saya yakin, jika mekanisme revisi ini ditiadakan, ini malah akan memberikan dorongan yang sangat sakti kepada perusahaan oil gas untuk menyusun anggaran yang sangat efisien dan tepat guna, serta memiliki derajat kepastian yang tinggi, untuk menghindari kerugian besar yang akan dialami oleh perusahaan tersebut. Dengan demikian, anggaran hanya disusun satu kali, dengan kontrol yang sangat tinggi hingga kemungkinan penggelembungan tadi boleh dibilang nyaris tertutup sama sekali. Namun demikian, revisi anggaran dapat dilakukan, tentunya dengan kontrol yang tinggi, bila terjadi sesuatu yang luar biasa. Penambahan development well itu adalah salah satu item operasi, dan untuk itu disusun AFE tersendiri, tidak termasuk komponen revisi budget. Atau, sekalian tiadakan mekanisme cost recovery, ganti dengan sesuatu yang lebih baik bagi rakyat. Salam, Firman Fauzi From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 7:09 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan oil and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang yang mana dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya selain dari biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini? Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara operasi memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya tambahan development well. Mohon pencerahan, Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57 Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Selamat siang, Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya. Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil gas untuk mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update). Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery, tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak dan gas tersebut. Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut saya, mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus demikian kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya kesempatan penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang lebih baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air. Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di negara ini untuk
Re: [iagi-net-l] Re: BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Bukan promosi, cuman mencoba memberi awareness saja he...he...he... gak pa pa toh guyon juga, khan Jumat Leo Anis At 09:15 AM 7/27/2007, you wrote: Ini komentar apa mo promosi? sori, guyon aja On 7/27/07, Leo Anis mailto:[EMAIL PROTECTED][EMAIL PROTECTED] wrote: Untuk masalah2 pengeboran yg. dikemukakan Pak Nataniel, kuncinya adalah di perencanaan yg. matang sebelum pengeboran. Teknologi yg. ada sekarang spt. geomekanik bisa dipakai untuk membantu mengurangi masalah spt. losses, kick, forced side strack dll. Cuman masalah awareness thd. teknologi ini yg. belum terlalu kuat. Dan benar spt. Pak Nataniel bilang, budget bisa over sampai USD 10jt atau lebih, apalagi kalau offshore deep water?? Leo Anis At 07:45 AM 7/27/2007, you wrote: Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan' dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost Time due to Human Error?). Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development, deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi. Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama? Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti itu. Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya?? NM
Hal: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Menarik sekali analisa ini, walaupun belum jelas bagian yang mana menguntungkan atau side income bagi company. Nah mengenai lost time adalah sesuatu yang kita harus hati- hati melihatnya, apakah kejadian yang diluar dugaan misalnya dari segi BHA stuck, side track atau dalam segi eksplorasi memperdalam well karena prognosis dari GG meleset, apakah human error? Wah kalau begitu kasihan Driller, GG dan operation yang juga majority adalah pegawai nasional, apakah mereka juga ikut dapat side income atau mereka kemudian jadi korban 'human error?. Kenapa ? karena perusahaan akan mengurangi aktivitas drilling didaerah yang potential bermasalah, akibatnya kurang tuh aktivitas, salah salah staff yang terlibat dipecat. Dari sisi ini belum kelihatan yang mana side income Company yang besar. Kalau kita bicara biaya membengkak itu benar. Tapi rasanya bukan karena controll yang kurang ketat dari BPMIGAS. Kira kira kalau BPMIGAS setiap kali ada request memperdalam well atau ada problem stuck BHA, mengambil keputusan stop drilling karena biaya sudah mendekati Approved AFE, atau tidak usah side track; PA saja well supaya tetap dalam budget, kita akan mengalami kerugian atau merupakan untung?. Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Jumat, 27 Juli, 2007 8:18:59 Topik: RE: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Totally agree. -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 7:45 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan' dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost Time due to Human Error?). Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development, deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi. Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama? Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti itu. Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya?? NM On 7/27/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan oil and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang yang mana dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya selain dari biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini? Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara operasi memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya tambahan development well. Mohon pencerahan, Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57 Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Selamat siang, Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya. Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil gas untuk mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update). Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery, tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak dan gas tersebut. Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme ini tidak
[iagi-net-l] Re: BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Untuk masalah2 pengeboran yg. dikemukakan Pak Nataniel, kuncinya adalah di perencanaan yg. matang sebelum pengeboran. Teknologi yg. ada sekarang spt. geomekanik bisa dipakai untuk membantu mengurangi masalah spt. losses, kick, forced side strack dll. Cuman masalah awareness thd. teknologi ini yg. belum terlalu kuat. Dan benar spt. Pak Nataniel bilang, budget bisa over sampai USD 10jt atau lebih, apalagi kalau offshore deep water?? Leo Anis At 07:45 AM 7/27/2007, you wrote: Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan' dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost Time due to Human Error?). Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development, deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi. Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama? Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti itu. Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya?? NM On 7/27/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan oil and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang yang mana dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya selain dari biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini? Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara operasi memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya tambahan development well. Mohon pencerahan, Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57 Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Selamat siang, Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya. Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil gas untuk mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update). Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery, tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak dan gas tersebut. Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut saya, mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus demikian kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya kesempatan penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang lebih baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air. Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di negara ini untuk menghentikan mekanisme cost recovery dan mengganti dengan mekanisme lainnya, yang saya yakin ada banyak pilihan mekanisme tersebut, asal kita semua mau bersusah payah untuk berpikir jernih dan obyektif. Tentunya butuh waktu untuk perubahan, tapi jangan terlalu lama... Salam hangat, Firman Fauzi -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 26, 2007 9:26 AM To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; migas indonesia Subject: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Kamis, 26/07/2007 08:44 WIB BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Alih Istik Wahyuni - detikfinance Jakarta -
Re: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Selamat pagi, Saya kok tidak paham bagaimana AFE dapat digelembungkan dan menjadi side income suatu perusahaan. Kegiatan besar di perusahaan minyak yang umum adalah proses pengembangan lapangan. Di sini komponen biaya utama adalah untuk fasilitas permukaan, pengeboran dan biaya operasi. Pembangungan suatu anjungan atau pengeboran suatu sumur tentunya ada patokan harga pasarnya, jadi saya rasa BPMIGAS punya database yang bisa dipakai untuk menilai suatu usulan AFE itu layak atau tidak. Proses revisi anggaran (tentunya ini maksudnya WP B ya, bukan AFE) tentu saja diperlukan dan ini bukan berarti membuka celah untuk perolehan side income. Jangka waktu proyek pengembangan lapangan biasanya bisa 3-5 tahun bahkan sampai 10 tahun (tergantung ukuran lapangannya). Asumsi proyek tentu bisa berubah sesuai dengan kondisi external (harga rig di pasar misalnya) maupun internal (perubahan model karena ada data baru dll). Kalau revisi anggaran tidak dimungkinkan, maka kemungkinan besar yang akan terjadi adalah justru penggelembungan anggaran untuk jaga-jaga kalau sampai kurang. Ini bisa terjadi dengan menyebutkan sebagai contingency budget atau yang lainnya. Yang mungkin juga harus dipahami adalah, jumlah cost recovery akhir nantinya ditentukan berdasar proses AFE closing. Nah di sini proses audit akhir dari suatu pekerjaan. Tapi dengan semua itu memang penyimpangan masih bisa terjadi. Apa sih yang tidak bisa dilakukan kalau memang sudah ada niat. Aturan akan tinggal menjadi aturan karenanya. salam, - Original Message From: Firman Gea [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, July 27, 2007 9:18:06 AM Subject: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Selamat Pagi, Kurangnya kontrol pada persetujuan anggaran (AFE Approval) suatu kegiatan exp/dev menyebabkan terbukanya kesempatan bagi perusahaan oil gas untuk menggelembungkan anggaran tersebut. Dan penggelembungan anggaran itulah side incomenya Pak, karena anggaran yang telah disetujui tersebut merupakan salah satu komponen cost recovery. Jika AFE yang disetujui nilainya sudah terlalu tinggi, tentunya cost yang harus di-recovery oleh pemerintah juga terlalu tinggi. BP MIGAS dan PERTAMINA seharusnya memiliki daftar harga capital dan operasi yang berlaku dan selalu update. Untuk itu perlu suatu databasing yang menyeluruh terhadap semua komponen material dan operasional dari seluruh service company yang representative, dan harus selalu di-update tentunya, karena harga2 selalu berubah. Yang kedua adalah, menutup kemungkinan adanya revisi anggaran (AFE) di tengah-tengah saat operasi sedang berlangsung. Karena ini adalah kesempatan kedua kalinya yang terbuka lebar. Saya yakin, jika mekanisme revisi ini ditiadakan, ini malah akan memberikan dorongan yang sangat sakti kepada perusahaan oil gas untuk menyusun anggaran yang sangat efisien dan tepat guna, serta memiliki derajat kepastian yang tinggi, untuk menghindari kerugian besar yang akan dialami oleh perusahaan tersebut. Dengan demikian, anggaran hanya disusun satu kali, dengan kontrol yang sangat tinggi hingga kemungkinan penggelembungan tadi boleh dibilang nyaris tertutup sama sekali. Namun demikian, revisi anggaran dapat dilakukan, tentunya dengan kontrol yang tinggi, bila terjadi sesuatu yang luar biasa. Penambahan development well itu adalah salah satu item operasi, dan untuk itu disusun AFE tersendiri, tidak termasuk komponen revisi budget. Atau, sekalian tiadakan mekanisme cost recovery, ganti dengan sesuatu yang lebih baik bagi rakyat. Salam, Firman Fauzi From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 7:09 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan oil and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang yang mana dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya selain dari biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini? Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara operasi memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya tambahan development well. Mohon pencerahan, Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57 Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Selamat siang, Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya. Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil gas untuk mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan
RE: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Totally agree. -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 7:45 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan' dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost Time due to Human Error?). Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development, deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi. Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama? Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti itu. Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya?? NM On 7/27/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan oil and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang yang mana dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya selain dari biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini? Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara operasi memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya tambahan development well. Mohon pencerahan, Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57 Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Selamat siang, Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya. Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil gas untuk mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update). Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery, tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak dan gas tersebut. Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut saya, mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus demikian kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya kesempatan penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang lebih baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air. Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di negara ini untuk menghentikan mekanisme cost recovery dan mengganti dengan mekanisme lainnya, yang saya yakin ada banyak pilihan mekanisme tersebut, asal kita semua mau bersusah payah untuk berpikir jernih dan obyektif. Tentunya butuh waktu untuk perubahan, tapi jangan terlalu lama... Salam hangat, Firman Fauzi -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 26, 2007 9:26 AM To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; migas indonesia Subject: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Kamis, 26/07/2007 08:44 WIB BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Alih Istik Wahyuni - detikfinance Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan siap menjawab tantangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk memberi penjelasan dan
Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi
He..he REVOLUSI..bisa mungkin dibaca Re Evolusi,...janten sami Kang..Ti handap deui...atawa Ti Handap Pisan! - Original Message - From: hilman sobir [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, July 26, 2007 7:54 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi Kang Mas Andrikayanya negeri kita perlu REVOLUSI NIH... salam Hilman Sobir --- Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: IAGI netter yang budiman, Akhir-akhir ini di masmedia hingga jejaring IAGI memang marak dibahas mengenai eksplorasi bahan galian migas hingga mineral di tanah air ini. Saking eforianya terhadap bijih mangan, bahkan pialang bisnis sarang burung walet di Lampung rogoh kocek untuk beli KP ribuan hektar untuk nggolek mangan di mangan! Ribuan sarang burung waletnya di barter dengan KP! Di Kalbar ada pialang hotmix dan konstruksi mulai melebarkan sayap bisnisnya untuk tambang bijih besi, juga barter dari aspal hotmix dengan ribuan Ha KP! Modal eksplorasi mereka ini hanya semangat dan beberapa ekskavator untuk gali sana-gali sini! Tidak ada ahli geologi! Akibatnya bebatuan yang berwana hitam kusam digasak semua dengan buldoser! Disangkanya mangan! Eh..tibake nduduk mangan! (ternyata bukan mangan)! Dipinggir jalan pedalaman Pringsewu Tanggamus tengonggok bongkah-bongkah besar hasul garukan buldoser yang tadinya disangka mangan! Setelah saya coba konfirmasi pada tokenya, tenyata bongkah-bongkah ini di reject, karena memang batu tapi berselimut mangan nan tipis! Konon pembelinya dari negri Cina! Di Kalbar masih lebih beruntung, sejak 2 tahun yang lalu investor penambang dari Pontianak telah mengekspor ribuan ton bijih besi kadar tinggi! Kini penambangan ini megap-megap kehabisan zat besi! Lagi-lagi tidak ada geologist! Dari Babel, Kalbar, Halmehera, Sultra, Obi juga Pulau-pulau di utara Papua sudah jutaan ton bijih timah, aluminium, besi, nikel dsb telah dikapalkan, terutama ke Cina! Dari Sumbawa dan sekitar Cartenz juga jutaan ton konsentrat tembaga dikirim ke Jepang dan mancanegara! Uniknya ada berita di koran, pemotong dan pencuri kabel telepon ditangkap polisi. Usut-usut punya usut sangpencuri adalah penyalur logam tembaga untuk pengrajin dandang kuali dan ukiran wayang tembaga! Paradox! Salah satu penghasil tembaga terbesar didunia, tapi masih banyak yang tidak kebagian tembaga! Kemanakah tembaga kita ? Selain itu Sendok garpu stainless steel semuanya import! Padahal basisnya besi-nikel-krom yang saat ini jutaan ton mengalir dari tanah air ke negara industri! Coba tanya Pak Polisi dan Tentara kita! Timah panas dan kuningan pelurunya dari mana pak! Pasti import! Bijih nikel misalnya, cukup digali dari laterit yang tidak lain berupa tanah yang masih mengandung air. Kemudian Tanah Air ini diangkut dan masuk tongkang! Negara Industri seperti Jerman, Jepang, Amrik dsb. ternyata pada awalnya maju karena industri berbasis pengolahan material, terutama baja, keramik, dan logam dasar! Info dari majalah material industry, ternyata raw material atau bahan baku hanya 10 hingga 20% bila dibandingkan diberi sentuhan industri dan teknologi! Selain lapangan pekerjaan 80% belong to upstream industry! dan juga akan bertambah selaras dengan rantai industri material! Pernahkah terbayang bila ada pabrik stainless steel di tanah air yang bahan besi dan nikel dari Kalbar, Soroako, Pulau Obi, Waigeo ? Sampai kapan Tanah Air menjual Tanah Air ? Jeruk makan Jeruk kan sudah verboten! Kita tunggu political will dari pemerintah! Masih mau mempertahankan konsep Ada BULOG, Ada SAWAH tapi Ada BERAS...di Vietnam!..he he Salam Tanah Air Andri Subandrio Yahoo!7 Mail has just got even bigger and better with unlimited storage on all webmail accounts. http://au.docs.yahoo.com/mail/unlimitedstorage.html Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Petrophysics - Perhitungan NOB
Rekans, Barangkali ada yang mau sharing bagaimana cara yang benar untuk menghitung Net Overburden yang kita aplikasikan untuk analisa core. Yang saya tahu, ada beberapa pendekatan: 1. Menggunakan data Formation Pressure yang didapatkan dari RFT dan sejenisnya. 2. Menggunakan sederhana rumus Lithostatic pressure gradient (yg umumnya 1 psi/ft) dikurangi dengan water gradient (besarnya 0.433 psi/ft) kemudiaan dikalikan terhadap kedalamannya 3. Menggunakan rumus : OBP = 0.433 x sigma (Rhob * thickness) Diman Rhob adalah ((1-POR)xRhoma) + (POR * Rhofl) Rumus ini banyak dipake untuk praktisi pengeboran / pressure engineer untuk pore pressure prediction. 4. Nelson Spreadsheet sering digunakan Corelab untuk menghitung NOB. Perhitungan seperti nomor 3 tapi ada faktor koreksi yang mereka namakan sebagai faktor koreksi dari hydrostatik ke pressure satu arah berdasarkan poisson ratio 0.3. Angka korekasi ini besarnya 0.6. nah kira kira yang mendekati kondisi reservoar yang mana? senang kalau ada yang memberi saya reference biar lebih mantaf. Nuhun sebelumnya Shofi
RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)
Mang Okim, Bener apa yang Mas Andi katakan ini, mungkin karena dibatubara kita nggk begitu familiar dengan beberapa istilah stratum maka banyak rekan2 yang akhirnya kadang salah dalam penerapan istilah. Mungkin yang bener dan biasa kita pakai adalah (mungkin lho): - peta strukutur (roof/floor structure contour map) - peta sebaran kualitas (iso-quality ie. Iso-sulfur, iso-Ash, iso-CV, iso-sodium dan lain-lain, iso ora iso kudu jadi peta) - peta isothickness - peta topo dan sebaran lokasi bor (biasanya lengkap dengan interpretasi sub-cropline seam dan delineation of fault - kalo ada) - Penampang melintang (geological section) Tapi sama juga dengan Mang Okim, saya pun agak bingung mengenai isocore ? Kira2 maksud-nya Mas Andi peta yang ini berisi informasi apa ? Yoga Suryanegara, Coal Geology Consultant -Original Message- From: Andi Zulkarnain ( G D ) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, 26 July 2007 4:24 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) Ok, maaf klo saya ngga familiar dengan istilah itu, Kami hanya sering gunakan istilah kontur strukur dan iso-thick. Thanks Azk,- -Original Message- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 26, 2007 2:20 PM To: IAGI Subject: Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) Pak Andi, Maaf, mang Okim kok jadi bingung ya, kok peta struktur disebut isopach. Setahu mang Okim, yang menggambarkan struktur adalah isobath, sedangkan isopach berkaitan dengan iso-ketebalan ( isocore ? ). Maaf deeh kalau mang Okim salah , soalnya selama 15 tahunan terakhir yang dikelonin batumuli melulu ( tentunya selain neng Ai ). Salam, mang Okim - Original Message - From: Andi Zulkarnain ( G D ) [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, July 25, 2007 8:50 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) Saya berkecimpung didunia mdeling Batubara, Rawa data dari lapangan adalah titik : - titik koordinat titik bor - polygon unmineble area berikut kedalamannya seperti area klinker (Batubara yang sudah terbakar, rawa, wash out, pinch out) - Data kualitas batubara yang disampling dengan metode ply by ply. - peta dasar dengan skala minimal 1 : 1000 untuk pemodelan detail kea rah penambangan. Data tersebut diolah selanjutnya menghasilkan : - peta strukutur (isopach) - peta sebaran kualitas (sulfur, Ash, CV, sodium dan lain-lain) - peta isothickness (isocore) - Penampang melintang. Model geologi ini selanjutnya akan diupdate sesuai dengan surface terbaru. Data hasil olah geologi ini selanjutnya dioptimasi oleh teman2 dari tambang untuk mengtehaui batas optimal zona ekonomis. Apa yang dikatakan Pak DJuharian memang benar bahwa geomodeling akan berbasis pada geostatistik. Tools yang digunakan dengan berbagai macam option yang bisa kita pilih sesuai dengan konndisi actual yang ada. Ini sedikit cerita dari dunia Batubara, klo ada yang kurang maaf yaa n klo ada yang mau nambah silahkan Azk,- Pt.bc -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 25, 2007 9:35 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) On 7/25/07, mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote: pak andi, kalo tidak berkeberatan, diskusinya silakan via jalum di milis ini saja. tentu banyak yg dapat menuai manfaatnya. bagi yg merasa nggak perlu, ya tinggal dihapus saja. Stuju Pak Syaiful, saya kemarin wektu ngasi short talk di ITM-Medan sempet menyinggung soal Geomodelling. Wektu itu saya memberitahu bahwa geomodeling itu ada dimana saja, termasuk pertambangan dan berkembang jauh sangat detil dan menjadi idola di MIGAS disana sering disebut Reservoir modeling.. Namun sayangnya pengetahuan saya tentang Geomodeling di mining sangat terbatas. Mungkin Mas Andi bisa berdiskusi detil saja disini, saya ikutan belajar :) Sumpih aku juga pingin tahu geomodelingnya utk Geotehnik dan Geohidrologi. Pertanyaan tambahan untuk geomodeling di mining adalah - Apa saja hard datanya, dan apa saja soft datanya. Kalau di Migas yang dimodelkan terutama distribusi porositas, permeabilitas, saturasi ... lah kalau di mining (ore mining/metal) yang dimodelkan apa saja ?. Suwun RDP kan lumayan buat bahan mendongeng :) -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank
Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)
Pak Andi, Maaf, mang Okim kok jadi bingung ya, kok peta struktur disebut isopach. Setahu mang Okim, yang menggambarkan struktur adalah isobath, sedangkan isopach berkaitan dengan iso-ketebalan ( isocore ? ). Maaf deeh kalau mang Okim salah , soalnya selama 15 tahunan terakhir yang dikelonin batumuli melulu ( tentunya selain neng Ai ). Salam, mang Okim - Original Message - From: Andi Zulkarnain ( G D ) [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, July 25, 2007 8:50 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) Saya berkecimpung didunia mdeling Batubara, Rawa data dari lapangan adalah titik : - titik koordinat titik bor - polygon unmineble area berikut kedalamannya seperti area klinker (Batubara yang sudah terbakar, rawa, wash out, pinch out) - Data kualitas batubara yang disampling dengan metode ply by ply. - peta dasar dengan skala minimal 1 : 1000 untuk pemodelan detail kea rah penambangan. Data tersebut diolah selanjutnya menghasilkan : - peta strukutur (isopach) - peta sebaran kualitas (sulfur, Ash, CV, sodium dan lain-lain) - peta isothickness (isocore) - Penampang melintang. Model geologi ini selanjutnya akan diupdate sesuai dengan surface terbaru. Data hasil olah geologi ini selanjutnya dioptimasi oleh teman2 dari tambang untuk mengtehaui batas optimal zona ekonomis. Apa yang dikatakan Pak DJuharian memang benar bahwa geomodeling akan berbasis pada geostatistik. Tools yang digunakan dengan berbagai macam option yang bisa kita pilih sesuai dengan konndisi actual yang ada. Ini sedikit cerita dari dunia Batubara, klo ada yang kurang maaf yaa n klo ada yang mau nambah silahkan Azk,- Pt.bc -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 25, 2007 9:35 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) On 7/25/07, mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote: pak andi, kalo tidak berkeberatan, diskusinya silakan via jalum di milis ini saja. tentu banyak yg dapat menuai manfaatnya. bagi yg merasa nggak perlu, ya tinggal dihapus saja. Stuju Pak Syaiful, saya kemarin wektu ngasi short talk di ITM-Medan sempet menyinggung soal Geomodelling. Wektu itu saya memberitahu bahwa geomodeling itu ada dimana saja, termasuk pertambangan dan berkembang jauh sangat detil dan menjadi idola di MIGAS disana sering disebut Reservoir modeling.. Namun sayangnya pengetahuan saya tentang Geomodeling di mining sangat terbatas. Mungkin Mas Andi bisa berdiskusi detil saja disini, saya ikutan belajar :) Sumpih aku juga pingin tahu geomodelingnya utk Geotehnik dan Geohidrologi. Pertanyaan tambahan untuk geomodeling di mining adalah - Apa saja hard datanya, dan apa saja soft datanya. Kalau di Migas yang dimodelkan terutama distribusi porositas, permeabilitas, saturasi ... lah kalau di mining (ore mining/metal) yang dimodelkan apa saja ?. Suwun RDP kan lumayan buat bahan mendongeng :) -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1:
Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi
Saking eforianya untuk mengobral pemberian KP/WKP ini jangan jangan setelah semua KP/WKP sijumlah dan diplotkan lagi ke Peta , wilayahnya sudah melebihi luas wilayah Indonesia itu sendiri... ISM --- Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: IAGI netter yang budiman, Akhir-akhir ini di masmedia hingga jejaring IAGI memang marak dibahas mengenai eksplorasi bahan galian migas hingga mineral di tanah air ini. Saking eforianya terhadap bijih mangan, bahkan pialang bisnis sarang burung walet di Lampung rogoh kocek untuk beli KP ribuan hektar untuk nggolek mangan di mangan! Ribuan sarang burung waletnya di barter dengan KP! Di Kalbar ada pialang hotmix dan konstruksi mulai melebarkan sayap bisnisnya untuk tambang bijih besi, juga barter dari aspal hotmix dengan ribuan Ha KP! Modal eksplorasi mereka ini hanya semangat dan beberapa ekskavator untuk gali sana-gali sini! Tidak ada ahli geologi! Akibatnya bebatuan yang berwana hitam kusam digasak semua dengan buldoser! Disangkanya mangan! Eh..tibake nduduk mangan! (ternyata bukan mangan)! Dipinggir jalan pedalaman Pringsewu Tanggamus tengonggok bongkah-bongkah besar hasul garukan buldoser yang tadinya disangka mangan! Setelah saya coba konfirmasi pada tokenya, tenyata bongkah-bongkah ini di reject, karena memang batu tapi berselimut mangan nan tipis! Konon pembelinya dari negri Cina! Di Kalbar masih lebih beruntung, sejak 2 tahun yang lalu investor penambang dari Pontianak telah mengekspor ribuan ton bijih besi kadar tinggi! Kini penambangan ini megap-megap kehabisan zat besi! Lagi-lagi tidak ada geologist! Dari Babel, Kalbar, Halmehera, Sultra, Obi juga Pulau-pulau di utara Papua sudah jutaan ton bijih timah, aluminium, besi, nikel dsb telah dikapalkan, terutama ke Cina! Dari Sumbawa dan sekitar Cartenz juga jutaan ton konsentrat tembaga dikirim ke Jepang dan mancanegara! Uniknya ada berita di koran, pemotong dan pencuri kabel telepon ditangkap polisi. Usut-usut punya usut sangpencuri adalah penyalur logam tembaga untuk pengrajin dandang kuali dan ukiran wayang tembaga! Paradox! Salah satu penghasil tembaga terbesar didunia, tapi masih banyak yang tidak kebagian tembaga! Kemanakah tembaga kita ? Selain itu Sendok garpu stainless steel semuanya import! Padahal basisnya besi-nikel-krom yang saat ini jutaan ton mengalir dari tanah air ke negara industri! Coba tanya Pak Polisi dan Tentara kita! Timah panas dan kuningan pelurunya dari mana pak! Pasti import! Bijih nikel misalnya, cukup digali dari laterit yang tidak lain berupa tanah yang masih mengandung air. Kemudian Tanah Air ini diangkut dan masuk tongkang! Negara Industri seperti Jerman, Jepang, Amrik dsb. ternyata pada awalnya maju karena industri berbasis pengolahan material, terutama baja, keramik, dan logam dasar! Info dari majalah material industry, ternyata raw material atau bahan baku hanya 10 hingga 20% bila dibandingkan diberi sentuhan industri dan teknologi! Selain lapangan pekerjaan 80% belong to upstream industry! dan juga akan bertambah selaras dengan rantai industri material! Pernahkah terbayang bila ada pabrik stainless steel di tanah air yang bahan besi dan nikel dari Kalbar, Soroako, Pulau Obi, Waigeo ? Sampai kapan Tanah Air menjual Tanah Air ? Jeruk makan Jeruk kan sudah verboten! Kita tunggu political will dari pemerintah! Masih mau mempertahankan konsep Ada BULOG, Ada SAWAH tapi Ada BERAS...di Vietnam!..he he Salam Tanah Air Andri Subandrio Yahoo!7 Mail has just got even bigger and better with unlimited storage on all webmail accounts. http://au.docs.yahoo.com/mail/unlimitedstorage.html Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007
RE: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Itu yang juga saya kuatirkan pak. Sebelumnya maaf kalo selama ini sepertinya kita terlalu menyorot BPMIGAS dan dari kita sendiri kadang kita kurang menganalisa lebih jauh. It's definitely not fair. Masalah sirkulasi berhari2, terjadinya loss dan kick sebenarnya bisa dimitigasi dgn perencanaan yang matang terutama pressure prediction yang selalu dilakukan oleh semua kumpeni hanya berbeda pendekatannya. Khusus masalah sirkulasi berhari-hari, jadi inget waktu diskusi dgn temen yg bekerja di suatu oil kumpeni di balikpapan (tetanggaan dgn kumpeni saya dulu). Dia bilang kalo sirkulasi bisa berhari2 karena harus nunggu keputusan dari pusat. Pusat disini ternyata tidak hanya di Indonesia tapi juga pusat yang diluar indonesia dan ini tidak mudah dilakukan katanya. Kalo dicermati, disinilah peran kita membantu BPMIGAS mengawasi operasi yang berlangsung. Itung2 kita dibayar perusahaan asing tapi ikut bantu negara. Wellsite diharapkan memberikan informasi yang akurat, tajam, dan terpercaya karena dia yang ada di lapangan dan tahu detailnya sehingga keputusan dapat dilakukan dgn cepat dan efisien. Mengenai sidetrack, sebenarnya tidak mudah mendapatkan persetujuan dari BPMIGAS. Kecuali di proposal disebutkan akan dilakukan ST kalo sumur tidak memberikan hasil yg diinginkan dan proposal ini telah dipresentasikan dan disetujui oleh BPMIGAS. Kalo tidak tertulis dalam proposal, kita harus melakukan technical justification kenapa ST dilakukan, apa penyebabnya, apa yang akan diharapkan dari sumur ST dsb dsb. Nah disinilah BPMIGAS akan benar2 berperan dalam melakukan pengawasan. Kalo boleh jujur, sependek pengalaman saya, pihak dari oil kumpeni juga tidak suka dgn adanya problem spt ini karena mereka tahu betapa susahnya mendapatkan persetujuan dari BPMIGAS dan juga mengurangi nilai ekonomi dari sumur yang ada (in case kalo sumur ST malah jelek). Semoga saja kita bisa lebih membantu BPMIGAS menjalankan fungsinya. -ds- From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 9:10 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Hal: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Menarik sekali analisa ini, walaupun belum jelas bagian yang mana menguntungkan atau side income bagi company. Nah mengenai lost time adalah sesuatu yang kita harus hati- hati melihatnya, apakah kejadian yang diluar dugaan misalnya dari segi BHA stuck, side track atau dalam segi eksplorasi memperdalam well karena prognosis dari GG meleset, apakah human error? Wah kalau begitu kasihan Driller, GG dan operation yang juga majority adalah pegawai nasional, apakah mereka juga ikut dapat side income atau mereka kemudian jadi korban 'human error?. Kenapa ? karena perusahaan akan mengurangi aktivitas drilling didaerah yang potential bermasalah, akibatnya kurang tuh aktivitas, salah salah staff yang terlibat dipecat. Dari sisi ini belum kelihatan yang mana side income Company yang besar. Kalau kita bicara biaya membengkak itu benar. Tapi rasanya bukan karena controll yang kurang ketat dari BPMIGAS. Kira kira kalau BPMIGAS setiap kali ada request memperdalam well atau ada problem stuck BHA, mengambil keputusan stop drilling karena biaya sudah mendekati Approved AFE, atau tidak usah side track; PA saja well supaya tetap dalam budget, kita akan mengalami kerugian atau merupakan untung?. Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Jumat, 27 Juli, 2007 8:18:59 Topik: RE: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Totally agree. -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 7:45 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan' dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost Time due to Human Error?). Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development, deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi. Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama? Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti itu. Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya?? NM On 7/27/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan oil and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam
Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan oil and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang yang mana dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya selain dari biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini? Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara operasi memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya tambahan development well. Mohon pencerahan, Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57 Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Selamat siang, Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya. Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil gas untuk mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update). Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery, tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak dan gas tersebut. Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut saya, mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus demikian kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya kesempatan penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang lebih baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air. Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di negara ini untuk menghentikan mekanisme cost recovery dan mengganti dengan mekanisme lainnya, yang saya yakin ada banyak pilihan mekanisme tersebut, asal kita semua mau bersusah payah untuk berpikir jernih dan obyektif. Tentunya butuh waktu untuk perubahan, tapi jangan terlalu lama... Salam hangat, Firman Fauzi -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 26, 2007 9:26 AM To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; migas indonesia Subject: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Kamis, 26/07/2007 08:44 WIB BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Alih Istik Wahyuni - detikfinance Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan siap menjawab tantangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk memberi penjelasan dan mekanisme cost recovery yang dibayarkan pemerintah ke kontraktor migas seperti yang diminta BPK kemarin. Sangat bersedia, kata Kepala BP Migas Kardaya Warnika kepada detikFinance, Kamis (26/7/2007). Kepala BPK Anwar Nasution sebelumnya meminta BP Migas memperjelas cost recovery dalam setiap perjanjian migas. Menurutnya hal ini perlu dilakukan agar negara tidak melulu hanya mendapat sisa-sisa keuntungan dari kontraktor migas. Ini supaya jelas bagi semua pihak, jelas bagi kontraktor, jelas bagi kita, jangan lupa negara kita itu bangkrut...bangkrut...bangkrut...migas kan merupakan sumber penerimaan yang besar, ujar Anwar, Rabu (25/7/2007). Pernyataan BPK itu terkait perhitungan cost recovery migas 2007, dimana pemerintah harus mengembalikan US$ 10,4 miliar kepada kontraktor migas. Cost Recovery merupakan biaya yang diganti pemerintah jika kontraktor migas terbukti menemukan dan bisa memproduksi minyak dan gas di Indonesia. Perhitungannya dilakukan sebelum hasil produksi dibagi antara pemerintah dan kontraktor, sehingga besaran cost recovery akan mempengaruhi bagian yang diterima pemerintah dan kontraktor. Menurut situs resmi Departemen ESDM, yang termasuk dalam cost recovery antara lain, biaya non kapital tahun berjalan, penyusutan
RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-)
Kami menggunakan kata isopach untuk ketebalan overburden. Sesudah didapatkan isopach-nya (dari MineSight), terus kami proses menjadi vector direction menggunakan Surfer, sehingga kita bisa melihat penyebaran overburden load, sangat berguna untuk menyajikan sebagai bagian dari kestabilan overburden, tapi kami mengasumsikan semua overburden adalah homogen untuk menghitung tebalnya kami pakai gamma x height, kalau distribusi penyebarannya dengan gamma yang berbeda beda bisa dihitung lebih teliti lagi pressure load-nya. Apakah di coal juga untuk overburden load digunakan gamma x H ?, aku nggak begitu familiar. Benar juga, untuk di Coal mungkin untuk mengetahui penyebaran ketebalan seam digunakan iso thickness, aku sendiri baru denger nikh... karena di dalam metal mine biasa meng-kontur-kan menjadi peta berdasarkan ore grade-nya (iso grade kali...?) Regards/Salam, Md. Johaness Djuharlan - 003185 PT Freeport Indonesia Tembagapura 99930 Keep Smile, makes your life easier Mangan ora mangan kumpul, kumpul karo mangan-mangan. Disclaimer: This email (including any attachments to it) is confidential, used for internal PTFI only. -Original Message- From: Suryanegara, Yoga [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 26, 2007 3:40 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) Mang Okim, Bener apa yang Mas Andi katakan ini, mungkin karena dibatubara kita nggk begitu familiar dengan beberapa istilah stratum maka banyak rekan2 yang akhirnya kadang salah dalam penerapan istilah. Mungkin yang bener dan biasa kita pakai adalah (mungkin lho): - peta strukutur (roof/floor structure contour map) - peta sebaran kualitas (iso-quality ie. Iso-sulfur, iso-Ash, iso-CV, iso-sodium dan lain-lain, iso ora iso kudu jadi peta) - peta isothickness - peta topo dan sebaran lokasi bor (biasanya lengkap dengan interpretasi sub-cropline seam dan delineation of fault - kalo ada) - Penampang melintang (geological section) Tapi sama juga dengan Mang Okim, saya pun agak bingung mengenai isocore ? Kira2 maksud-nya Mas Andi peta yang ini berisi informasi apa ? Yoga Suryanegara, Coal Geology Consultant -Original Message- From: Andi Zulkarnain ( G D ) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, 26 July 2007 4:24 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) Ok, maaf klo saya ngga familiar dengan istilah itu, Kami hanya sering gunakan istilah kontur strukur dan iso-thick. Thanks Azk,- -Original Message- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 26, 2007 2:20 PM To: IAGI Subject: Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) Pak Andi, Maaf, mang Okim kok jadi bingung ya, kok peta struktur disebut isopach. Setahu mang Okim, yang menggambarkan struktur adalah isobath, sedangkan isopach berkaitan dengan iso-ketebalan ( isocore ? ). Maaf deeh kalau mang Okim salah , soalnya selama 15 tahunan terakhir yang dikelonin batumuli melulu ( tentunya selain neng Ai ). Salam, mang Okim - Original Message - From: Andi Zulkarnain ( G D ) [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, July 25, 2007 8:50 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) Saya berkecimpung didunia mdeling Batubara, Rawa data dari lapangan adalah titik : - titik koordinat titik bor - polygon unmineble area berikut kedalamannya seperti area klinker (Batubara yang sudah terbakar, rawa, wash out, pinch out) - Data kualitas batubara yang disampling dengan metode ply by ply. - peta dasar dengan skala minimal 1 : 1000 untuk pemodelan detail kea rah penambangan. Data tersebut diolah selanjutnya menghasilkan : - peta strukutur (isopach) - peta sebaran kualitas (sulfur, Ash, CV, sodium dan lain-lain) - peta isothickness (isocore) - Penampang melintang. Model geologi ini selanjutnya akan diupdate sesuai dengan surface terbaru. Data hasil olah geologi ini selanjutnya dioptimasi oleh teman2 dari tambang untuk mengtehaui batas optimal zona ekonomis. Apa yang dikatakan Pak DJuharian memang benar bahwa geomodeling akan berbasis pada geostatistik. Tools yang digunakan dengan berbagai macam option yang bisa kita pilih sesuai dengan konndisi actual yang ada. Ini sedikit cerita dari dunia Batubara, klo ada yang kurang maaf yaa n klo ada yang mau nambah silahkan Azk,- Pt.bc -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 25, 2007 9:35 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tentang Minscape... :-) On 7/25/07, mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote: pak andi, kalo tidak berkeberatan, diskusinya silakan via jalum di milis ini saja. tentu banyak yg dapat menuai manfaatnya. bagi yg merasa nggak perlu, ya tinggal dihapus saja. Stuju Pak Syaiful, saya kemarin wektu ngasi short talk di ITM-Medan sempet menyinggung soal Geomodelling. Wektu itu saya memberitahu bahwa geomodeling itu ada dimana saja, termasuk pertambangan dan berkembang jauh sangat detil dan menjadi idola di
Re: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Mai golfpun harus hati-hati kalo disorot oleh DPR :( http://www.detikfinance.com/index.php?url=http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/26/time/111052/idnews/809674/idkanal/4 Kamis, 26/07/2007 11:10 WIB Buat Main Golf Kok Dilaporkan Cost Recovery Nurul Qomariyah - detikfinance Jakarta - Angka cost recovery yang diajukan ke APBN banyak yang janggal. Transparansi International Indonesia (TII) bahkan menemukan adanya biaya untuk bersenang-senang tapi justru dilaporkan ke cost recovery. --- selanjutnya di http://www.detikfinance.com/ rdp On 7/26/07, Firman Gea [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat siang, Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya. Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil gas untuk mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update). Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery, tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak dan gas tersebut. Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut saya, mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus demikian kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya kesempatan penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang lebih baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air. Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di negara ini untuk menghentikan mekanisme cost recovery dan mengganti dengan mekanisme lainnya, yang saya yakin ada banyak pilihan mekanisme tersebut, asal kita semua mau bersusah payah untuk berpikir jernih dan obyektif. Tentunya butuh waktu untuk perubahan, tapi jangan terlalu lama... Salam hangat, Firman Fauzi -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 26, 2007 9:26 AM To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; migas indonesia Subject: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Kamis, 26/07/2007 08:44 WIB BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Alih Istik Wahyuni - detikfinance Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan siap menjawab tantangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk memberi penjelasan dan mekanisme cost recovery yang dibayarkan pemerintah ke kontraktor migas seperti yang diminta BPK kemarin. Sangat bersedia, kata Kepala BP Migas Kardaya Warnika kepada detikFinance, Kamis (26/7/2007). Kepala BPK Anwar Nasution sebelumnya meminta BP Migas memperjelas cost recovery dalam setiap perjanjian migas. Menurutnya hal ini perlu dilakukan agar negara tidak melulu hanya mendapat sisa-sisa keuntungan dari kontraktor migas. Ini supaya jelas bagi semua pihak, jelas bagi kontraktor, jelas bagi kita, jangan lupa negara kita itu bangkrut...bangkrut...bangkrut...migas kan merupakan sumber penerimaan yang besar, ujar Anwar, Rabu (25/7/2007). Pernyataan BPK itu terkait perhitungan cost recovery migas 2007, dimana pemerintah harus mengembalikan US$ 10,4 miliar kepada kontraktor migas. Cost Recovery merupakan biaya yang diganti pemerintah jika kontraktor migas terbukti menemukan dan bisa memproduksi minyak dan gas di Indonesia. Perhitungannya dilakukan sebelum hasil produksi dibagi antara pemerintah dan kontraktor, sehingga besaran cost recovery akan mempengaruhi bagian yang diterima pemerintah dan kontraktor. Menurut situs resmi Departemen ESDM, yang termasuk dalam cost recovery antara lain, biaya non kapital tahun berjalan, penyusutan biaya kapital tahun berjalan, biaya operasional yang belum didapat penggantian yang sudah diijinkan
Re: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia
Abah ..sebetulnya itu merupakan potongan salah satu ceramah ustad di Pesantren Nurul Arifin pada saat ceramah di Mesjid Aldiron Plaza...lengkapnya begini.. Agama di pegang napsu dipake ..hayam dikelek.. maksudnya orang yang beragama tapi napsunya diumbar termasuk nyabung ayam...lagian katanya Korupsi itu susah mau diberantas kalau sudah dilakukan secara berjamaah pada saat uang halal sudah habis uang haram tinggal sedikit... Salam Hilman Sobir --- [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan Wah ini baru istilah yang sangat TEPAT dan KENA ya. AGAMA DIPEGANG NAPSU DIPAKE , yach memenag sebenarnya sudah menjadi sifat manusia yang universal.Tinggal make-nya saja , apa yang ditangan kiri (NAPSU) apa yang ditangan kanan (AGAMA) yang kaa dipake lebih banyak. Inget lho NAPSU itu tidak selalu negatip , umpaman napsu makan , lha kalau tidak ada itu kan kita tidak akan makan , napsumaaf saya tidak berani mengatakan tidak ada , wah kan berabe juga . Si-Abah _ Om OK.Taufik, Kebanyakan dari kita..AGAMA DIPEGANG NAPSU DIPAKE jadi ...korupsi jalan terus walaupun Departemenya..agama Salam Yahoo!7 Mail has just got even bigger and better with unlimited storage on all webmail accounts. http://au.docs.yahoo.com/mail/unlimitedstorage.html Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan' dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost Time due to Human Error?). Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development, deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi. Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama? Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti itu. Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya?? NM On 7/27/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan oil and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang yang mana dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya selain dari biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini? Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara operasi memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya tambahan development well. Mohon pencerahan, Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57 Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Selamat siang, Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya. Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil gas untuk mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update). Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery, tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak dan gas tersebut. Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut saya, mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus demikian kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya kesempatan penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang lebih baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air. Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di negara ini untuk menghentikan mekanisme cost recovery dan mengganti dengan mekanisme lainnya, yang saya yakin ada banyak pilihan mekanisme tersebut, asal kita semua mau bersusah payah untuk berpikir jernih dan obyektif. Tentunya butuh waktu untuk perubahan, tapi jangan terlalu lama... Salam hangat, Firman Fauzi -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 26, 2007 9:26 AM To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; migas indonesia Subject: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Kamis, 26/07/2007 08:44 WIB BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Alih Istik Wahyuni - detikfinance Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan siap menjawab tantangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk memberi penjelasan dan mekanisme cost recovery yang dibayarkan pemerintah ke kontraktor migas seperti yang diminta BPK kemarin. Sangat bersedia, kata Kepala BP Migas Kardaya Warnika kepada detikFinance, Kamis (26/7/2007). Kepala BPK Anwar Nasution sebelumnya meminta BP Migas memperjelas cost recovery dalam setiap perjanjian migas. Menurutnya hal
Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi
Pak Andri, mungkin negeri kita bisa meniru India karena demografinya agak-agak mirip (kebanyakan penduduk). Di India tidak sebuah perusahaan pun diizinkan melakukan eksploitasi bahan galian dan menjual komoditi ini mentah-mentah ke luar negeri. Tengok saja industri besi baja, smelter tembaga dan alumunium, pembangkit tenaga listrik, dsbg tumbuh dengan pesat dan utamanya menumbuhkan banyak industri manufaktur dan menyerap tenaga kerja -- multiplier effect yg luar biasa. Ada kisah beberapa tahun yang lalu ttg keinginan POSCO (MNC asal Korsel yg bergerak di bidang besi baja) utk berinvestasi dgn menambang bijih besi dan membangun industri baja namun sebagian kecil bijih besinya ingin diekspor mentah-mentah ke negeri asalnya. Jelas saja kehadiran mereka ditolak pemerintah India akhirnya. Mudah dipahami, pemerintahnya dari dulu yakin bahwa bahan galian itu bukan sekedar komoditi yg laku dijual, tapi lebih sbg fuel utk menggerakan sirkuit produksi yang lain. Sedikit bedanya kita dgn India cuma krn mereka punya deposit bijih besi yang cukup besar shg industri besi baja, yg katanya adl backbone of heavy industry, bisa tumbuh tanpa tergantung impor bijih besi dari tempat lain spt Pilbara atau Hamersley atau Brazil. Baru sekarang-sekarang ini saja pemerintah India mempertimbangkan modifikasi aturan pertambangan yang membolehkan ekspor beberapa bahan galian mentah, itupun setelah industri hilirnya sdh mapan. Dengar punya dengar RUU Minerba yang barupun akan mensyaratkan pembangunan smelter/processing plant bagi perusahaan pertambangan yg ingin berinvestasi di Indonesia. Mudah-mudahan berjalan baik dan merubah sedikit demi sedikit paparan awal Pak Andri. Salam, Noel On 26/07/07, Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: He..he REVOLUSI..bisa mungkin dibaca Re Evolusi,...janten sami Kang..Ti handap deui...atawa Ti Handap Pisan! - Original Message - From: hilman sobir [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, July 26, 2007 7:54 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi Kang Mas Andrikayanya negeri kita perlu REVOLUSI NIH... salam Hilman Sobir --- Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: IAGI netter yang budiman, Akhir-akhir ini di masmedia hingga jejaring IAGI memang marak dibahas mengenai eksplorasi bahan galian migas hingga mineral di tanah air ini. Saking eforianya terhadap bijih mangan, bahkan pialang bisnis sarang burung walet di Lampung rogoh kocek untuk beli KP ribuan hektar untuk nggolek mangan di mangan! Ribuan sarang burung waletnya di barter dengan KP! Di Kalbar ada pialang hotmix dan konstruksi mulai melebarkan sayap bisnisnya untuk tambang bijih besi, juga barter dari aspal hotmix dengan ribuan Ha KP! Modal eksplorasi mereka ini hanya semangat dan beberapa ekskavator untuk gali sana-gali sini! Tidak ada ahli geologi! Akibatnya bebatuan yang berwana hitam kusam digasak semua dengan buldoser! Disangkanya mangan! Eh..tibake nduduk mangan! (ternyata bukan mangan)! Dipinggir jalan pedalaman Pringsewu Tanggamus tengonggok bongkah-bongkah besar hasul garukan buldoser yang tadinya disangka mangan! Setelah saya coba konfirmasi pada tokenya, tenyata bongkah-bongkah ini di reject, karena memang batu tapi berselimut mangan nan tipis! Konon pembelinya dari negri Cina! Di Kalbar masih lebih beruntung, sejak 2 tahun yang lalu investor penambang dari Pontianak telah mengekspor ribuan ton bijih besi kadar tinggi! Kini penambangan ini megap-megap kehabisan zat besi! Lagi-lagi tidak ada geologist! Dari Babel, Kalbar, Halmehera, Sultra, Obi juga Pulau-pulau di utara Papua sudah jutaan ton bijih timah, aluminium, besi, nikel dsb telah dikapalkan, terutama ke Cina! Dari Sumbawa dan sekitar Cartenz juga jutaan ton konsentrat tembaga dikirim ke Jepang dan mancanegara! Uniknya ada berita di koran, pemotong dan pencuri kabel telepon ditangkap polisi. Usut-usut punya usut sangpencuri adalah penyalur logam tembaga untuk pengrajin dandang kuali dan ukiran wayang tembaga! Paradox! Salah satu penghasil tembaga terbesar didunia, tapi masih banyak yang tidak kebagian tembaga! Kemanakah tembaga kita ? Selain itu Sendok garpu stainless steel semuanya import! Padahal basisnya besi-nikel-krom yang saat ini jutaan ton mengalir dari tanah air ke negara industri! Coba tanya Pak Polisi dan Tentara kita! Timah panas dan kuningan pelurunya dari mana pak! Pasti import! Bijih nikel misalnya, cukup digali dari laterit yang tidak lain berupa tanah yang masih mengandung air. Kemudian Tanah Air ini diangkut dan masuk tongkang! Negara Industri seperti Jerman, Jepang, Amrik dsb. ternyata pada awalnya maju karena industri berbasis pengolahan material, terutama baja, keramik, dan logam dasar! Info dari majalah material industry, ternyata raw material atau bahan baku hanya 10 hingga 20% bila dibandingkan diberi sentuhan industri dan teknologi! Selain lapangan pekerjaan 80% belong to upstream industry! dan juga akan
Re: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Kalo sirkulasi beberapa hari, saya pikir wajar kalo lagi nunggu casing (karena belum datang), apakah ini human error .. bisa jadi oil coy menyalahkan supplier nya / vendornya . sirkulasi nunggu order dari pusat ? ... boleh boleh saja untuk pertimbangan keselamatan Kalo sumur stuck? .. bagaimana cara menghitungnya mana bagian yang masuk CR mana yang tidak? . hm njlimet Kalo loss ... apa company disalahin? . oil coy nanti nyalahin formasinya kalo kick? . hm geologist sering berharap ini karena tahu formation / pore pressure berapa kalo ada apa apa tangkap geologistnya ... Hubungan semuanya sama cost recovery? hm .. gelap .. On 7/27/07, Doddy Suryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Itu yang juga saya kuatirkan pak. Sebelumnya maaf kalo selama ini sepertinya kita terlalu menyorot BPMIGAS dan dari kita sendiri kadang kita kurang menganalisa lebih jauh. It's definitely not fair. Masalah sirkulasi berhari2, terjadinya loss dan kick sebenarnya bisa dimitigasi dgn perencanaan yang matang terutama pressure prediction yang selalu dilakukan oleh semua kumpeni hanya berbeda pendekatannya. Khusus masalah sirkulasi berhari-hari, jadi inget waktu diskusi dgn temen yg bekerja di suatu oil kumpeni di balikpapan (tetanggaan dgn kumpeni saya dulu). Dia bilang kalo sirkulasi bisa berhari2 karena harus nunggu keputusan dari pusat. Pusat disini ternyata tidak hanya di Indonesia tapi juga pusat yang diluar indonesia dan ini tidak mudah dilakukan katanya. Kalo dicermati, disinilah peran kita membantu BPMIGAS mengawasi operasi yang berlangsung. Itung2 kita dibayar perusahaan asing tapi ikut bantu negara. Wellsite diharapkan memberikan informasi yang akurat, tajam, dan terpercaya karena dia yang ada di lapangan dan tahu detailnya sehingga keputusan dapat dilakukan dgn cepat dan efisien. Mengenai sidetrack, sebenarnya tidak mudah mendapatkan persetujuan dari BPMIGAS. Kecuali di proposal disebutkan akan dilakukan ST kalo sumur tidak memberikan hasil yg diinginkan dan proposal ini telah dipresentasikan dan disetujui oleh BPMIGAS. Kalo tidak tertulis dalam proposal, kita harus melakukan technical justification kenapa ST dilakukan, apa penyebabnya, apa yang akan diharapkan dari sumur ST dsb dsb. Nah disinilah BPMIGAS akan benar2 berperan dalam melakukan pengawasan. Kalo boleh jujur, sependek pengalaman saya, pihak dari oil kumpeni juga tidak suka dgn adanya problem spt ini karena mereka tahu betapa susahnya mendapatkan persetujuan dari BPMIGAS dan juga mengurangi nilai ekonomi dari sumur yang ada (in case kalo sumur ST malah jelek). Semoga saja kita bisa lebih membantu BPMIGAS menjalankan fungsinya. -ds- -- *From:* yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED] *Sent:* Friday, July 27, 2007 9:10 AM *To:* iagi-net@iagi.or.id *Subject:* Hal: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Menarik sekali analisa ini, walaupun belum jelas bagian yang mana menguntungkan atau side income bagi company. Nah mengenai lost time adalah sesuatu yang kita harus hati- hati melihatnya, apakah kejadian yang diluar dugaan misalnya dari segi BHA stuck, side track atau dalam segi eksplorasi memperdalam well karena prognosis dari GG meleset, apakah human error? Wah kalau begitu kasihan Driller, GG dan operation yang juga majority adalah pegawai nasional, apakah mereka juga ikut dapat side income atau mereka kemudian jadi korban 'human error?. Kenapa ? karena perusahaan akan mengurangi aktivitas drilling didaerah yang potential bermasalah, akibatnya kurang tuh aktivitas, salah salah staff yang terlibat dipecat. Dari sisi ini belum kelihatan yang mana side income Company yang besar. Kalau kita bicara biaya membengkak itu benar. Tapi rasanya bukan karena controll yang kurang ketat dari BPMIGAS. Kira kira kalau BPMIGAS setiap kali ada request memperdalam well atau ada problem stuck BHA, mengambil keputusan stop drilling karena biaya sudah mendekati Approved AFE, atau tidak usah side track; PA saja well supaya tetap dalam budget, kita akan mengalami kerugian atau merupakan untung?. Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Jumat, 27 Juli, 2007 8:18:59 Topik: RE: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Totally agree. -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 7:45 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan' dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost Time due to Human Error?). Banyak kejadian di rig waktu
Re: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia
Rekan Wah ini baru istilah yang sangat TEPAT dan KENA ya. AGAMA DIPEGANG NAPSU DIPAKE , yach memenag sebenarnya sudah menjadi sifat manusia yang universal.Tinggal make-nya saja , apa yang ditangan kiri (NAPSU) apa yang ditangan kanan (AGAMA) yang kaa dipake lebih banyak. Inget lho NAPSU itu tidak selalu negatip , umpaman napsu makan , lha kalau tidak ada itu kan kita tidak akan makan , napsumaaf saya tidak berani mengatakan tidak ada , wah kan berabe juga . Si-Abah _ Om OK.Taufik, Kebanyakan dari kita..AGAMA DIPEGANG NAPSU DIPAKE jadi ...korupsi jalan terus walaupun Departemenya..agama Salam
Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi
Apiikkk tenan..., memang pemain bisnis yang menjual tanah air' lagi genjar-genjarnya. Kemarin, ada PT Telo Pendhem, PT Minyak-Minyakan, PT Mangan-manganan, dst; yang semula core bisnis-nya memang bukan bidang migas atau mining, tapi masuk ke wilayah migas dan mining, yang high risk, hightech, tapi potong kompas saja, sedikit kerja.., untung besar. Karena regulasi memungkinkan; Yaa..sah-sah saja, karena punya uang. Tetapi yang kita keluhkan dan juga dikeluhkan pemerintah, lewat PERHAPI dan dirjend.Minerba Pabum, yang kemarin saya mendengar bahwa, mestinya ada nilai tambah dari bahan tambang logam yang ditambang di indonesia, dengan mengembangkan industri pertambangan hilir (pengolahan endapan logam menjadi barang jadi, besi, baja, yang pabriknya ada di indonesia). Selama ini yang terjadi pemain-pemain kecil bidang mining endapan logam, itu benar-benar menjual tanah air' ke buyer-buyer di China. Tapi di Pemda juga demikian senangnya, karena dapat jatah dari pengusaha, endapan logam dimuat di tongkang berlayar ke China dan di olah jadi barang jadi. lalu indonesia import barang tersebut. blaiiikk; Pemdanya dapat royalti yang tidak tercatat dalam kas Daerah..; hik...hik Modus kayak menjual pasir darat dan pasir laut dari kep.Riau. Selain dijadikan bahan baku reklamasi di Singapura, ternyata titanium dan zirkonia-nya jadikan barang jadi yang bermutu tinggi untuk infrastruktur teknologi informasi. Lagi-lagi...kita import IT dari Singapura. Apa yang diceritakan mas Andri.., itu memang riil di lapangan. Ada regulasi bidang perindustrian dan perdagangan yang tidak macth dengan regulasi bidang pertambangan, juga urusan moneter yang tidak pernah pas. Apalagi diminta transparansi. Menteri-nya ok-ok juga..., tapi eselon dibawahnya nanti-nanti dulu...njuk opo rek... Kalau demikian tunggulah kedatangan perlawanan dari ibu pertiwi yang sudah kehabisan air mata...maka hadirlahgeohazard yang kemudian menjadi bencana alam kebumian...sudah ada di sekitar kita...; pontang panting salam tanah air juga .. agus hend Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote: Saking eforianya untuk mengobral pemberian KP/WKP ini jangan jangan setelah semua KP/WKP sijumlah dan diplotkan lagi ke Peta , wilayahnya sudah melebihi luas wilayah Indonesia itu sendiri... ISM --- Andri Subandrio wrote: IAGI netter yang budiman, Akhir-akhir ini di masmedia hingga jejaring IAGI memang marak dibahas mengenai eksplorasi bahan galian migas hingga mineral di tanah air ini. Saking eforianya terhadap bijih mangan, bahkan pialang bisnis sarang burung walet di Lampung rogoh kocek untuk beli KP ribuan hektar untuk nggolek mangan di mangan! Ribuan sarang burung waletnya di barter dengan KP! Di Kalbar ada pialang hotmix dan konstruksi mulai melebarkan sayap bisnisnya untuk tambang bijih besi, juga barter dari aspal hotmix dengan ribuan Ha KP! Modal eksplorasi mereka ini hanya semangat dan beberapa ekskavator untuk gali sana-gali sini! Tidak ada ahli geologi! Akibatnya bebatuan yang berwana hitam kusam digasak semua dengan buldoser! Disangkanya mangan! Eh..tibake nduduk mangan! (ternyata bukan mangan)! Dipinggir jalan pedalaman Pringsewu Tanggamus tengonggok bongkah-bongkah besar hasul garukan buldoser yang tadinya disangka mangan! Setelah saya coba konfirmasi pada tokenya, tenyata bongkah-bongkah ini di reject, karena memang batu tapi berselimut mangan nan tipis! Konon pembelinya dari negri Cina! Di Kalbar masih lebih beruntung, sejak 2 tahun yang lalu investor penambang dari Pontianak telah mengekspor ribuan ton bijih besi kadar tinggi! Kini penambangan ini megap-megap kehabisan zat besi! Lagi-lagi tidak ada geologist! Dari Babel, Kalbar, Halmehera, Sultra, Obi juga Pulau-pulau di utara Papua sudah jutaan ton bijih timah, aluminium, besi, nikel dsb telah dikapalkan, terutama ke Cina! Dari Sumbawa dan sekitar Cartenz juga jutaan ton konsentrat tembaga dikirim ke Jepang dan mancanegara! Uniknya ada berita di koran, pemotong dan pencuri kabel telepon ditangkap polisi. Usut-usut punya usut sangpencuri adalah penyalur logam tembaga untuk pengrajin dandang kuali dan ukiran wayang tembaga! Paradox! Salah satu penghasil tembaga terbesar didunia, tapi masih banyak yang tidak kebagian tembaga! Kemanakah tembaga kita ? Selain itu Sendok garpu stainless steel semuanya import! Padahal basisnya besi-nikel-krom yang saat ini jutaan ton mengalir dari tanah air ke negara industri! Coba tanya Pak Polisi dan Tentara kita! Timah panas dan kuningan pelurunya dari mana pak! Pasti import! Bijih nikel misalnya, cukup digali dari laterit yang tidak lain berupa tanah yang masih mengandung air. Kemudian Tanah Air ini diangkut dan masuk tongkang! Negara Industri seperti Jerman, Jepang, Amrik dsb. ternyata pada awalnya maju karena industri berbasis pengolahan material, terutama baja, keramik, dan logam dasar! Info dari majalah material industry, ternyata raw
Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi
Sebenarnya yang mirip eksport Tanah Air bukan hanya di komoditi mineral saja. Misalnya Rotan, Coklat dan Kopi hingga kini di kapalkan mentah-mentah ke Manca Negara! Semua komoditi ini adalah khas tropis, tidak ada di belahan Eropa sana! Produsen panganan berbasis coklat terbesar di dunia adalah Jerman, Swiss dan Belanda yang sudah pasti tanamannya tidak akan tumbuh disana! Tapi coba, apakah masyarakat petani coklat yang punya hektaran pohon coklat di pedalaman Sulawesi mampu membeli Tolberone (maaf kalau tid tepat) atau Milka atau Van Houten ? Info terkini dari Jerman, bahwa bahan coklat Indonesia terbaik didunia! Rotan lebih parah lagi, produk mebel rotan bukan lagi made in Indonesia! Tapi Taiwan! Tempe dan produk turunannya sudah dipatenkan oleh orang Inggris! So is that Indonesia! Tanah Airku Nan Jaya! Tanah Air For Sale! Semoga kita sadar, tambang masa depan adalah Sumber Daya Manusia! Jepang yang miskin sumber daya alam toh jadi world leading in economic and industry! Salam AnssM - Original Message - From: Noel Pranoto [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, July 27, 2007 5:28 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi Pak Andri, mungkin negeri kita bisa meniru India karena demografinya agak-agak mirip (kebanyakan penduduk). Di India tidak sebuah perusahaan pun diizinkan melakukan eksploitasi bahan galian dan menjual komoditi ini mentah-mentah ke luar negeri. Tengok saja industri besi baja, smelter tembaga dan alumunium, pembangkit tenaga listrik, dsbg tumbuh dengan pesat dan utamanya menumbuhkan banyak industri manufaktur dan menyerap tenaga kerja -- multiplier effect yg luar biasa. Ada kisah beberapa tahun yang lalu ttg keinginan POSCO (MNC asal Korsel yg bergerak di bidang besi baja) utk berinvestasi dgn menambang bijih besi dan membangun industri baja namun sebagian kecil bijih besinya ingin diekspor mentah-mentah ke negeri asalnya. Jelas saja kehadiran mereka ditolak pemerintah India akhirnya. Mudah dipahami, pemerintahnya dari dulu yakin bahwa bahan galian itu bukan sekedar komoditi yg laku dijual, tapi lebih sbg fuel utk menggerakan sirkuit produksi yang lain. Sedikit bedanya kita dgn India cuma krn mereka punya deposit bijih besi yang cukup besar shg industri besi baja, yg katanya adl backbone of heavy industry, bisa tumbuh tanpa tergantung impor bijih besi dari tempat lain spt Pilbara atau Hamersley atau Brazil. Baru sekarang-sekarang ini saja pemerintah India mempertimbangkan modifikasi aturan pertambangan yang membolehkan ekspor beberapa bahan galian mentah, itupun setelah industri hilirnya sdh mapan. Dengar punya dengar RUU Minerba yang barupun akan mensyaratkan pembangunan smelter/processing plant bagi perusahaan pertambangan yg ingin berinvestasi di Indonesia. Mudah-mudahan berjalan baik dan merubah sedikit demi sedikit paparan awal Pak Andri. Salam, Noel On 26/07/07, Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: He..he REVOLUSI..bisa mungkin dibaca Re Evolusi,...janten sami Kang..Ti handap deui...atawa Ti Handap Pisan! - Original Message - From: hilman sobir [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, July 26, 2007 7:54 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tanah Air for sale vs Eforia Eksplorasi Kang Mas Andrikayanya negeri kita perlu REVOLUSI NIH... salam Hilman Sobir --- Andri Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: IAGI netter yang budiman, Akhir-akhir ini di masmedia hingga jejaring IAGI memang marak dibahas mengenai eksplorasi bahan galian migas hingga mineral di tanah air ini. Saking eforianya terhadap bijih mangan, bahkan pialang bisnis sarang burung walet di Lampung rogoh kocek untuk beli KP ribuan hektar untuk nggolek mangan di mangan! Ribuan sarang burung waletnya di barter dengan KP! Di Kalbar ada pialang hotmix dan konstruksi mulai melebarkan sayap bisnisnya untuk tambang bijih besi, juga barter dari aspal hotmix dengan ribuan Ha KP! Modal eksplorasi mereka ini hanya semangat dan beberapa ekskavator untuk gali sana-gali sini! Tidak ada ahli geologi! Akibatnya bebatuan yang berwana hitam kusam digasak semua dengan buldoser! Disangkanya mangan! Eh..tibake nduduk mangan! (ternyata bukan mangan)! Dipinggir jalan pedalaman Pringsewu Tanggamus tengonggok bongkah-bongkah besar hasul garukan buldoser yang tadinya disangka mangan! Setelah saya coba konfirmasi pada tokenya, tenyata bongkah-bongkah ini di reject, karena memang batu tapi berselimut mangan nan tipis! Konon pembelinya dari negri Cina! Di Kalbar masih lebih beruntung, sejak 2 tahun yang lalu investor penambang dari Pontianak telah mengekspor ribuan ton bijih besi kadar tinggi! Kini penambangan ini megap-megap kehabisan zat besi! Lagi-lagi tidak ada geologist! Dari Babel, Kalbar, Halmehera, Sultra, Obi juga Pulau-pulau di utara Papua sudah jutaan ton bijih timah, aluminium, besi, nikel dsb telah dikapalkan, terutama ke Cina! Dari Sumbawa dan sekitar Cartenz juga jutaan ton konsentrat
[iagi-net-l] Course Field Workshop : Applied Fluvial Deltaic Sedimentology and Basic Petroleum Geology for Exploration
Course Field Workshop Applied Fluvial Deltaic Sedimentology and Basic Petroleum Geology for Exploration Date: August 6-9, 2007, Sukabumi - Gunung Walat - Cimandiri River (4 days and 3 nights) Begin at 08.00 am at Monday and end at 1.30 pm Thursday. All the activity will be begin and end in Sukabumi Venue: Agusta Hotel, Sukabumi Instructor: Dr.Ir. Andang Bachtiar, MSc. Cost: Rp. 7.000.000,- Including : -Breakfast, lunch and dinner for 4 days and 3 nights -Room at Augusta Hotel (2 persons in 1 room) -Course and Field work Kit -Rafting at Cimandiri river -Certificate Discount 10 % for the first 3 participant Minimum Participant : 10 persons Maximum Participant : 20 persons Over the course the following topics will be covered in detail : Introduction The philosophy of sedimentology, practical laws of sedimentology, oil and gas exploration failure due to misunderstanding of sedimentology and template thinking. Hydrodynamics Principles of hydrodynamic which ruled the deposition of grains such as Hjulstorm Diagram and Flow regimes, and also how the sediments accumulated (lateral and vertical) Sedimentary and Biogenic Structures Recognition of sedimentary and biogenic structures forming, their shape, and the practical knowledges to interpret their process in outcrops. Facies Depositional Environment of Fluvial Deltaic Definition of Fluvial Deltaic environment, comparing modern environment with ancient, and its key information to identify. Log Characteristic Understand the basic principle of log analysis for Hydrocarbon Exploration, Log Characterized in fluvial and Deltaic environment, Introduction of Log such as GR/SP-Resistivity, D/N, Dipmeter/FMI, Sonic, Composite Log, Vertical profiles, Lateral variations, Anomalies. Seismic Characteristic Basic principle of seismic for hydrocarbon exploration, Introduction of seismic profile in fluvial deltaic environment. Reservoir Characterization Porosity, permeability, heterogeneity, homogeneity, dimension, lateral/vertical continuity, width/thickness ratio. Sequence Stratigraphy Sequence boundaries, Flooding surfaces, Paleosol, Coals, Lowstand System Tract, Highstand System Tract, Transgressive System Tract, Hard grounds, TSE, Exercises Petroleum System To know and to understand the basic principle of the component of petroleum system and how their work, including the practical knowledges Outcrop/Core Description Guidelines Different way to see outcrop and core such as description-processes-facies(response)-depositional environment; Units, Geometry-dimension, Lithofacies (vertical profile), Contacts, Sedimentary structures, Biogenic structures, Fossils. Course Overview This course is aimed to refresh the knowledge of basic sedimentology and its relationship with petroleum system by special feature of fluvial-deltaic setting; the environment of which are associated with most of the Indonesian hydrocarbons and coals (located in the superb outcrops of Gn. Walat and Cimandiri River). Understanding sedimentology gained from this course will hopefully recharge the explorationist battery to keep on generating prospects (or at least new ideas) in dealing with the materials (cuttings, core, logs, seismic) and the tools (software's, etc).For new recruits, this course will certainly equip them with necessary focus on selected sedimentology knowledge to be used in the future works; while for experience explorationists, this will refresh lots of their understanding about sedimentology, which probably already built-in intuitively (sometimes becomes absolute) in their mind. The course will be a combination between classroom lecturing and exercises, and field-outcrop description (including rafting). Let's join now, the first 3 participant will get 10 % discount. Limited seat for 20 people only and The event will be held if minimum participant are 10 people It's Easy, you only fill the registration form, fax it to +62-21-83792687, or e-mail it to [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] For contact person Rimbawan (081510121464) or Benyamin (08151612082) GDA Office +62-21-83792688 And then transfer your registration fee into Geosain Delta Andalan, Niaga Bank no 025.01.00464000