[iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media 
Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 
98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan 
Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan 
bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan 
alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak 
ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang 
biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang 
pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan 
Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah 
mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat 
Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. 
Pendapat ini didukung oleh
 temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau 
melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit 
proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini 
dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung 
Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan 
sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh 
proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini 
berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar 
menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan 
ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan 
raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat 
penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail 
diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan 
Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. 
Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. 
Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, 
Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 
1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu 
kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan 
Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas
 Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan 
yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan 
makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari 
sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan 
Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. 
Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu 
peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, 
agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh 
tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah 
rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di 
tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang 
menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan 
daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian 
tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai “Demak”.  

Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit” – 
Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian baru 
rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal sebagai 
Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa Raden Patah 
(nama Tionghoanya Jin Bun – Raden Patah adalah anak raja Majapahit Prabu 
Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut Putri Cina) memilih tinggal 
di daerah kosong dan berawa di sebelah timur Semarang, di kaki Gunung Muria. 
Daerah itu sangat subur dan strategis untuk menguasai pelayaran di pantai 
utara. Jin Bun berkedudukan di Demak. Di Demak, Jin Bun menjadi ulama sesuai 
pesan gurunya, Sunan Ampel. Ia mengumpulkan para pengikutnya baik dari 
masyarakat Jawa maupun Cina. Saat sebelum memberontak kepada Majapahit, Jin Bun 
atau Raden Patah adalah bupati yang ditempatkan di Demak atau Bintara.

Bahwa Demak dulu berlokasi di tepi laut, tetapi sekarang jaraknya dari laut 
sampai 30 km, dapat diinterpretasikan dari peta genangan air yang diterbitkan 
Pemda Semarang (Daldjoeni, 1992, 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik mohammad syaiful
pak awang,

sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi
sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan
kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa
dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober
2009 nanti?

salam,
syaiful

2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com:

 Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media 
 Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 
 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton 
 Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli 
 mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan 
 selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan 
 selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah 
 nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain 
 menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak 
 ada, kawasan Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau 
 Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut 
 kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu 
 Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh
  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
 pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
 ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

 Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak 
 mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat 
 sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, 
 wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu 
 kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia 
 merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan 
 Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat 
 ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

 Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar 
 menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan 
 ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan 
 raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. 
 Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara 
 sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya 
 Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – 
 Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak 
 sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya 
 termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di 
 Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang 
 merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. 
 Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas
  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan 
 yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan 
 makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari 
 sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

 Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan 
 Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. 
 Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada 
 suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari 
 Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang 
 terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu 
 hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah 
 sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu 
 kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang 
 memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan 
 gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai 
 “Demak”.

 Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit” 
 – Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian 
 baru rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal 
 sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa 
 Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun – Raden Patah adalah anak raja 
 Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut Putri Cina) 
 memilih tinggal di daerah kosong dan berawa di sebelah timur Semarang, di 
 kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat subur dan strategis untuk menguasai 
 pelayaran di pantai utara. Jin Bun berkedudukan di Demak. Di Demak, Jin Bun 
 menjadi ulama sesuai 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik rumlan dwiyatno

Salut pak Awang ...
Geology dan sejarah peradaban manusia pastilah saling berhubungan. Peradaban 
sebagian besar ditentukan oleh keadaan alam, disamping manusianya sendiri 
tentunya. Keadaan alam ditentukan oleh kondisi geologi. Jadi kesimpulanya, 
geologi mempunyai peranan sangat penting dalam sejarah peradaban manusia. 

Dengan demikian wilayah yang bisa dimasuki ilmu geology menjadi sangatlah luas, 
mungkin nanti perllu dibuat cabang geologi yang berhubungan dengan peradaban 
dan sejarah.

Sunan Ampel entah dengan cara apa, telah mampu membaca kondisi geologi saat 
itu, bahwa mengingat posisi topography nDemak pada saat itu, sangat cocok untuk 
berdirinya sebuah kuta raja, namun sepertinya beliau belum atau lupa 
mempertimbangkan tingkat sedimentasi yang begitu tinggi yang membuat pada 
akhirnya nDemak akan berada didaratan seperti sekarang ini.

Dari artikle pak Awang tadi, satu saja pertanyaan saya pak, Nama Bukit Prawoto 
itu berasal dari mana? Apakah bukitnya dulu bernama Prawoto, kemudian Mukmin 
yang sering berkunjung ke situ disebut Sunan Prawoto atau karena Sunan Prawoto 
sering berkunjung ke bukit itu lantas bukitnya dinamakan Bukit Prawoto ?

Salam

--- On Thu, 7/9/09, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:

 From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
 Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS 
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Thursday, July 9, 2009, 12:03 PM
 
 Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya
 Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia),
 memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di
 dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas
 Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara
 para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi
 keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan
 alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di
 kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama
 Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya
 berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain
 menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat
 Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa 
 rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah
 mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut
 kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar
 Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini
 didukung oleh
  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah
 satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa
 juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak
 dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.
 
 Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab
 keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi
 bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses
 sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya,
 wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada
 pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara
 Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah
 pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan
 Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita
 periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama
 sejarah.
 
 Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi
 untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah
 kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan
 Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja
 Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan
 Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah
 tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku
 Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa
 dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” –
 Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah
 berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546,
 Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi,
 Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di
 Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti
 ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di
 Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak
 tak berbeda dengan penaklukannya atas
  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat
 menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari
 dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan
 akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari
 sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan
 dan persatuan.
 
 Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad
 Ali (1963), “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia
 Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam
 menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis
 bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh
 gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat
 dan bermukim di sebuah tempat yang 

RE: [iagi-net-l] tes...

2009-07-09 Terurut Topik Turidho (TURIDHO)
Kang Syaiful,
Email juga diterima di tengah kabut asap Duri Riau.
-ido-


-Original Message-
From: Billy G. Adhiperdana [mailto:b...@unpad.ac.id] 
Sent: Tuesday, July 07, 2009 5:41 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] tes...

Mas Syaiful, mail diterima dengan baik di pojokan Jatinangor

salam
Billy

- Original Message -

From: mohammad syaiful 

To: IAGI Pusat 

Sent: Tue, 7 Jul 2009 17:30:51 +0700 (WIT)

Subject: [iagi-net-l] tes...



beberapa teman ngontak saya, khawatir apakah milis iagi-net lagi

ngadat, soalnya nggak terima info dari milis ini beberapa lama.



nah, ini tes saja. siapa tahu, ternyata semua anggota sedang sibuk

merenung utk pilpres besok. silakan dikonfirmasi saja imil ini, terus

langsung dihapuskan (kalaulah bisa diterima).



terimakasih dan salam,

syaiful



-- 

Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist

Mobile: 62-812-9372808

Emails:

msyai...@etti.co.id (business)

mohammadsyai...@gmail.com



Technical Manager of

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)





PP-IAGI 2008-2011:

ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id

sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com

* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...



ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!

yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang

13-14 Oktober 2009

-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id

To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

-

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.

-






RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Simon Christian Kurniawan (PE/PCSB)
Wah menarik kalau ada ekskursinya, menarik juga kalau ditulis di National 
Geography dengan foto2 Geosejarah nya.
 

-Original Message-
From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] 
Sent: Friday, 10 July, 2009 7:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

pak awang,

sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah 
perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang 
sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg 
akan dilaksanakan 13-14 oktober
2009 nanti?

salam,
syaiful

2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com:

 Sebuah buku baru, Ensiklopedi Kelirumologi (Jaya Suprana, 2009 - 
 Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul 
 Demak di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang 
 lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara 
 para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton 
 tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak 
 sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat 
 suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil-sebuah nama yang biasanya 
 berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang 
 pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, 
 kawasan Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau 
 Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, 
 menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar 
 Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh
  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
 pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
 ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

 Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak 
 mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat 
 sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, 
 wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu 
 kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia 
 merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan 
 Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat 
 ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

 Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk 
 sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam 
 pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja 
 Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah -sang 
 pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada 
 kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku 
 Slamet Muljana (1968, 2005) Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan 
 Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara - Bhratara - LKiS. Pada 
 tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. 
 Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk 
 Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa 
 Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang 
 merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta 
 sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya 
 atas
  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan 
 yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan 
 makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari 
 sejarah -cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

 Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), Peranan 
 Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara -Bhratara, menarik untuk diacu. 
 Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada 
 suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari 
 Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang 
 terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu 
 hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah 
 sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu 
 kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang 
 memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan 
 gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai 
 Demak.

 Menurut Slamet Muljana (1983), Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit 
 - Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian 
 baru rnama Bintara. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal 
 sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa 
 Raden Patah (nama Tionghoanya Jin 

Re: [iagi-net-l] tes...

2009-07-09 Terurut Topik mohammad syaiful
ok, kang ido, itu 3 hari lalu. tapi enggak opo2. dongeng pak awang
'kan juga sudah mengisi milis kita ini.

salam,
syaiful

2009/7/10 Turidho (TURIDHO) turi...@chevron.com:
 Kang Syaiful,
 Email juga diterima di tengah kabut asap Duri Riau.
 -ido-


 -Original Message-
 From: Billy G. Adhiperdana [mailto:b...@unpad.ac.id]
 Sent: Tuesday, July 07, 2009 5:41 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] tes...

 Mas Syaiful, mail diterima dengan baik di pojokan Jatinangor

 salam
 Billy

 - Original Message -

 From: mohammad syaiful

 To: IAGI Pusat

 Sent: Tue, 7 Jul 2009 17:30:51 +0700 (WIT)

 Subject: [iagi-net-l] tes...



 beberapa teman ngontak saya, khawatir apakah milis iagi-net lagi

 ngadat, soalnya nggak terima info dari milis ini beberapa lama.



 nah, ini tes saja. siapa tahu, ternyata semua anggota sedang sibuk

 merenung utk pilpres besok. silakan dikonfirmasi saja imil ini, terus

 langsung dihapuskan (kalaulah bisa diterima).



 terimakasih dan salam,

 syaiful



 --

 Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist

 Mobile: 62-812-9372808

 Emails:

 msyai...@etti.co.id (business)

 mohammadsyai...@gmail.com



 Technical Manager of

 Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)



 

 PP-IAGI 2008-2011:

 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id

 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com

 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 

 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!

 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang

 13-14 Oktober 2009

 -

 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id

 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

 No. Rek: 123 0085005314

 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

 Bank BCA KCP. Manara Mulia

 No. Rekening: 255-1088580

 A/n: Shinta Damayanti

 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

 -

 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
 IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct 
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss 
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any 
 information posted on IAGI mailing list.

 -








-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Hendri Harsian
Pak Awang,

IMHO dan sekedar 'sharing' saja karena saya juga tidak tahu pasti yang mana 
yang benar.
Dari beberapa sumber yang saya baca (internet, Babad tanah Jawi, dll), Kerajaan 
Demak didirikan oleh Raden Patah (yang kemudian bergelar Senapati Jimbun  
Ngabdur Rahman Panembahan Palembang Sajidin Panatagama atau dikenal juga 
sebagai Sultan Bintoro/Sultan Trenggono) pada tahun 1513 M. 
Dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi bagaimana R.Patah merebut kekuasaan dengan 
menyerbu Prabu Brawijaya (yang juga mengakui R.Patah sebagai anaknya). Prabu 
Brawijaya kemudian kalah dan lari. 
Jadi bisa jadi dalam 2 tahun setelahnya kekuasaanya sudah menyebar sampai ke 
Cirebon (seperti yang Pak Awang sebutkan). 
Tetapi, pada tahun 1546 M, justru kerajaan Demak itu 'runtuh' karena intrik 
kekuasaan antara Hadiwijawa (Joko Tingkir) melawan Arya Panangsang (dari 
Jipang) yang di dukung oleh Sunan Kudus.
Walaupun begitu, Kerajaan Pajang sendiri baru berdiri pada tahun 1568 M, di 
Surakarta dengan Joko Tingkir (Sultan Hadiwijaya) sebagai rajanya. Pada tahun 
1868 M, Pajang runtuh karena terbunuhnya keluarga Pangeran Benowo oleh 
Panembahan Senopati (saudara tirinya sendiri), dan Mataram Islam pun lahir.

Salam,
/hendri


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Friday, July 10, 2009 12:04 AM
To: IAGI; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media 
Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 
98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan 
Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan 
bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan 
alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak 
ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang 
biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang 
pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan 
Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah 
mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat 
Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. 
Pendapat ini didukung oleh  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, 
salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya 
keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau 
melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit 
proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini 
dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung 
Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan 
sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh 
proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini 
berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar 
menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan 
ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan 
raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat 
penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail 
diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan 
Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. 
Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. 
Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, 
Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 
1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu 
kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan 
Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas  Majapahit. Peristiwa gugurnya 
tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan 
rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya 
runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam 
akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan 
Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. 
Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu 
peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, 
agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh 
tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah 
rawa-rawa. Dalam 

[iagi-net-l] Recall: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Hendri Harsian
Hendri Harsian would like to recall the message, [iagi-net-l] Kerajaan Demak 
dan Geologi Selat Muria.


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik zaim
Pak Awang dan Rekans,
Saya pernah menulis artikel di Koran Pikiran Rakyat - Bandung sekitar
sepuluh tahun lalu, dan seingat saya, saya pernah mengirimkan fotokopi
artikel tersebut ke Pak Awang. Dalam artikel tersebut (saya sudah lupa
judul dan waktu terbitnya)saya mengungkapkan perlunya data geologi dalam
penelitian arkeologi (yang saya sebut sebagai Geoarkeologi) untuk
mengungkap bukti2 sejarah masa lampau, tidak sekedar atas data temuan
arkeologis, tapi lebih dari itu, untuk memahami konteks lingkungannya,
termasuk aspek geologi, antara lain perkembangan
geomorfologi/paleogeografi. Saya utarakan, antara lain Daerah Demak yang
masih berupa laut (Selat), Kerajaan Majapahit yang mundur juga karena
pendangkalan Sungai Brantas akibat letusan Gunung Kelud yang mengakibatkan
melemahnya jalur transportasi kapal2 yang berdampak pada lemahnya
perdagangan/ekonomi, keamanan dan sosial, juga Kerajaan Tosara di Teluk
Bone yang pada abad ke 16 kalau mau berlayar ke Selat Makasar tidak perlu
memutar lewat Makassar, tetapi dapat langsung melalui Danau Tempe (yang
saat itu masih berupa laut/selat, dengan bukti adanya endapan pasir pantai
resen disekitar Danau Tempe).Mundurnya Kerajaan Tosara juga karena
pendangkalan jalur tersebut yang kemudian berubah menjadi Danau Tempe,
yang berakibat pada jauhnya/panjangnya jalur transportasi karena harus
memutar melewati Makassar, yang menyebabkan mundurnya perdagangan,
keamanan dan perkembangan sosial.Semua hal tersebut diperlukan oleh rekan2
ahli arkeologi untuk bisa memahami konteks perkembangan suatu wilayah,
bukan hanya sekedar atas dasar temuan arkeologis semata.

Wasslam,

Yahdi Zaim
Dosen Geoarkeologi
Prodi Teknik Geologi
FITB



 Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 –
 Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul
 “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang
 lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara
 para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut
 paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan
 menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat
 bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi
 dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut
 sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih
 berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan
 kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat
 Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan
 Genuk. Pendapat ini didukung oleh
  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua
 pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!).
 Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

 Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak
 mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat
 sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya,
 wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa
 dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah
 Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu
 dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita
 periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

 Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar
 menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa
 dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan
 raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak.
 Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara
 sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005)
 “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di
 Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah
 berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak
 sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten,
 Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan
 penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan
 di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda
 dengan penaklukannya atas
  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang
 Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri
 membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya.
 Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan
 kesatuan dan persatuan.

 Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963),
 “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara,
 menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali
 menulis 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,

Menarik sekali ulasan pak Awang tentang sejarah berhubungan dengan geologi 
ini,, seperti dijelaskan sebelum nya bahwa hubungan Demak dengan pedalaman 
Jawa dengan memakai kapal2, adalah melalui Kali Serang, yang bermata air di 
Gunung Merbabu dan Pegunungan Kendeng, dekat Pengging (diantara Pajang dan 
Boyolali)...s/d hampir akhir abad ke-18...

Ketika Demak surut, kemudian digantikan oleh Pajang (Sultan Hadiwijaya), dan 
Mataram (Panembahan Senopati) -- semakin ke selatan, apakah juga ada 
kemungkinan sebab2 Geologi yang menyertai nya pak...?, seperti kalo tidak 
salah, dulu pak Awang pernah menjelaskan tentang pemindahan pusat pemerintahan 
(Wangsya Sanjaya ?) oleh Mpu Sindok ke wilayah Jawa yang lebih ke arah Timur...

Mohon pencerahan nya pak...


Terimakasih

Best Regards
Sigit




From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Forum 
HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Friday, July 10, 2009 12:03:45 AM
Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media 
Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 
98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan 
Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan 
bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan 
alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak 
ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang 
biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang 
pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan 
Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah 
mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat 
Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. 
Pendapat ini didukung oleh
temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau 
melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit 
proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini 
dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung 
Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan 
sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh 
proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini 
berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar 
menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan 
ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan 
raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat 
penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail 
diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan 
Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. 
Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. 
Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, 
Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 
1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu 
kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan 
Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas
Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan 
yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan 
makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari 
sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan 
Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. 
Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu 
peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, 
agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh 
tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah 
rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di 
tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang 
menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan 
daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian 
tempat tersebut dinamai 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik OK Taufik
Pak awang,

Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai sumatra, bisa di
jelaskan

Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang,
Bangka,





2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com


 Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex
 Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di
 halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas
 Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli.
 Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling
 mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap
 ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama
 Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton.
 Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad
 XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa  rawa-rawa
 liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ.
 Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di
 wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini
 didukung oleh
  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua
 pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!).
 Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

 Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak
 mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat
 sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya,
 wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa
 dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah
 Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu
 dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita
 periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

 Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar
 menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa
 dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan
 raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak.
 Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara
 sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya
 Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” –
 Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak
 sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas
 wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan
 Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke
 Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan
 Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan
 penaklukannya atas
  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang
 Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri
 membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah
 pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan
 dan persatuan.

 Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963),
 “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik
 untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis
 bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan
 Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat
 yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun
 tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah
 sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu
 kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang
 memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan
 gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai
 “Demak”.

 Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur
 Majapahit” – Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan
 tempat hunian baru rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru itulah Raden
 Patah terkenal sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga
 menulis bahwa Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun – Raden Patah adalah
 anak raja Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut
 Putri Cina) memilih tinggal di daerah kosong dan berawa di sebelah timur
 Semarang, di kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat subur dan strategis untuk
 menguasai pelayaran di pantai utara. Jin Bun berkedudukan di Demak. Di
 Demak, Jin Bun menjadi ulama sesuai pesan gurunya, Sunan Ampel. Ia
 mengumpulkan para pengikutnya baik dari masyarakat Jawa maupun Cina. Saat
 sebelum memberontak kepada Majapahit, Jin Bun atau Raden Patah adalah bupati

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Hendri,

Raden Patah bukanlah Sultan Trenggana, julukan Sultan Bintoro memang betul 
untuk Raden Patah sebab hutan gelagah wangi di tepi Selat Muria yang dibukanya 
dinamakannya sebagai Bintoro dan belakangan dinamakan Demak. Sedangkan Raden 
Trenggana adalah putera Raden Patah yang ketika menjadi raja ketiga di Demak 
sesudah Raden Patah dan Pati Unus, bergelar Sultan Trenggana (1521-1546/1550).

Tahun 1546 bukanlah akhir Kerajaan Demak, memang Demak pada tahun itu menderita 
kekalahan yang sangat besar akibat serangannya ke bekas pelarian Majapahit di 
Panarukan dan Blambangan. Sejak tahun itu pula tak ada kemajuan lagi yang 
dicapai Demak, bahkan kemunduran terjadi sejak itu. Sultan Trenggana yang 
dibantu Fatahillah (Sunan Gunung Jati) tak berdaya melawan Blambangan, bahkan 
Sultan Trenggana gugur dalam peperangan itu. Seperti juga Majapahit yang 
disengkalakan berakhir pada 1400 Caka (sirna ilang kertaning bhumi) atau 1478 
M, pada kenyataannya kerajaan ini berakhir benar pada 1527 M. 

Sepeninggal Sultan Trenggana memang Kerajaan Demak mundur secara drastis sebab 
terjadi perselisihan di dalam keluarga tentang siapa yang lebih berhak menjadi 
pemegang kekuasaan Kesultanan Demak. Terjadi perselisihan antara putera 
Trenggana yaitu Prawata dengan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah putera 
Pangeran Sekar Seda Lepen, kakak Trenggana. Pangeran Sekar Seda Lepen dibunuh 
oleh Prawata agar Trenggana -ayahnya naik tahta menggantikan Pati Unus. Lalu, 
atas bantuan Sunan Kudus, Arya Penangsang akhirnya membunuh Prawata. Sebelum 
sempat menjadi raja di Demak, Arya Penangsang dibunuh oleh Adiwijaya alias Joko 
Tingkir, seorang panglima perang kesayangan Sultan Trenggana, raja dari Pajang. 

Tentang transisi dari Demak ke Pajang ke Mataram Islam, saya pernah 
menuliskannya dalam milis ini (terlampir di bawah), tentu saja dengan 
bumbu-bumbu geologi.

salam,
Awang

[iagi-net-l] Dari Pengging ke Pajang (Boyolali-Klaten) : Hegemoni Bengawan Solo
Awang Satyana
Thu, 24 Jul 2008 09:06:00 -0700

Dalam banyak hal, alam sering menjadi perintang atau pendukung kemajuan atau 
kemunduran kerajaan-kerajaan di Indonesia. Peta politik kekuasaan kerajaan 
sedikit banyak ditentukan oleh aspek-aspek geomorfologi.
 
Hal ini juga sedikit banyak, langsung atau tak langsung diuraikan dalam 
buku-buku lama tentang sejarah Jawa (de Haan, 1912 : ”Priangan”; Fruin-Mees, 
1919 : ”Geschiedenis van Java”; Olthof, 1944 : ”Babad Tanah Djawi”; Soeroto, 
1954 : ”Indonesia di Tengah-Tengah Dunia dari Abad ke Abad”, de Graaf dan 
Pigeaud, 1974 : ”De Eerste Moslimse Vorstendoommen op Java”; Slametmuljana , 
1979 : ”Negara Krtagama”, dan Daldjoeni, 1984; 1992 : ”Geografi Kesejarahan 
Indonesia”).
 
Banyak orang ingat cerita tentang Jaka Tingkir, tokoh sakti penakluk para buaya 
(bajul) (Jaka Tingkir adalah cucu Bajul Sangara – raja Pengging, wilayah 
Boyolali sekarang, yang diyakini punya pasukan buaya, maka tak mengherankan 
bila sang cucu ditakuti para buaya).  Jaka Tingkir adalah Adiwijaya, raja 
Pajang (1546-1586). Pajang tak hanya menarik karena Jaka Tingkir. Pengging 
(pendahulu Pajang) dan Pajang juga menarik dalam hal bahwa sesungguhnya dua 
kerajaan ini sebenarnya berpeluang sesukses Majapahit. Kuncinya adalah 
penguasaan hulu-hilir Bengawan Solo – hegemoni Bengawan Solo. Sayang gagal.
 
De Graaf dan Pigeaud (1974) menulis bahwa Lembah Bengawan Solo yang diapit 
Merapi dan Lawu tak penting secara ekonomi dan politik sebelum tahun 1000. Saat 
itu dataran tinggi Kedu dan Mataram yang diapit sungai Progo dan Opak lebih 
penting. Orang2 Mataram kalau mau ke Jawa Timur, saat itu tak lewat Bengawan 
Solo, tetapi melipir melalui lereng-lereng selatan Lawu, Wilis, dan Semeru.
 
Setelah tahun 1000, baru Lembah Bengawan Solo menjadi penting. ”Negara 
Krtagama” menyebut sebuah kerajaan di bagian barat wilayah Majapahit bernama 
Pajang pada abad ke-14 dikunjungi Hayam Wuruk.  Pajang adalah sahabat Majapahit 
sekaligus bawahannya.
 
Sebelum ke Pajang mari kita ke Pengging dulu sebab Pajang berkembang dari 
Pengging. Pengging adalah kerajaan kecil di lereng tenggara Merapi, wilayahnya 
meliputi Boyolali-Klaten sekarang. Dalam Babad Tanah Jawi, diceritakan bahwa 
raja Pengging bergelar ”Bajul Sangara” sebab dimitoskan dalam babad tersebut 
bahwa ia raja bangsa buaya di Bengawan Solo. Bajul Sangara dikenal juga sebagai 
Jaka Bodo karena nama lain Pengging adalah Bobodo (de Haan,1912)  (jelas tokoh 
paranormal Ki Joko Bodo memanfaatkan nama raja buaya ini). Bajul Sangara ini 
pernah membantu Gajah Mada mahapatih Majapahit saat penaklukan Blambangan dan 
Bali.
 
Bajul Sangara punya dua anak : Kebo Kenanga dan Kebo Kanigara. Kebo Kenanga 
menggantikan ayahnya memimpin Pengging. Kebo Kenanga punya anak bernama Jaka 
Tingkir. Saat Demak menghancurkan Pengging dan Kebo Kenanga dibunuh lewat adu 
kesaktian dengan Sunan Kudus, Jaka Tingkir ditawan ke Demak. Tetapi di Demak 
Jaka Tingkir menjadi orang kepercayaan raja Demak.
 
Saat Demak mundur karena 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Dwi,

Sebuah toponimi (asal muasal nama geografi) yang pernah dikemukakan oleh De 
Graaf dan Pigeaud (1974) tentang Prawata atau Prawoto adalah bukit 
gamping/napal itu semula bernama batara atau betoro. Dalam zaman pra-Demak 
atau masih dalam hegemoni Majapahit yang Hindu, bukit itu merupakan tempat yang 
disucikan tempat orang menaikkan doa-doa. Kemudian, dalam zaman Demak, bukit 
itu sering menjadi tempat beristirahatnya Pangeran Mukmin, putera sulung Sultan 
Trenggana. Hasrat Pangeran Mukmin kepada agama Islam kuat, dan menjadikan bukit 
bernama asal batara itu sebagai pesanggrahan untuk menunaikan kewajiban2nya 
dalam agama Islam. Karena lebih sering berada di bukit itu, maka kemudian ia 
lebih terkenal sebagai Sunan Prawata. Maka, Prawata/Prawoto punya toponim dari 
batara /betoro. Begitu ditulis De Graaf dan Pigeaud (1974) dalam “De 
Eerste Moslimse Voorstendommen op Java” –Martinus Nijhoff.

salam,
Awang 

--- On Fri, 7/10/09, rumlan dwiyatno dwisant...@yahoo.com wrote:

 From: rumlan dwiyatno dwisant...@yahoo.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 6:52 AM
 
 Salut pak Awang ...
 Geology dan sejarah peradaban manusia pastilah saling
 berhubungan. Peradaban sebagian besar ditentukan oleh
 keadaan alam, disamping manusianya sendiri tentunya. Keadaan
 alam ditentukan oleh kondisi geologi. Jadi kesimpulanya,
 geologi mempunyai peranan sangat penting dalam sejarah
 peradaban manusia. 
 
 Dengan demikian wilayah yang bisa dimasuki ilmu geology
 menjadi sangatlah luas, mungkin nanti perllu dibuat cabang
 geologi yang berhubungan dengan peradaban dan sejarah.
 
 Sunan Ampel entah dengan cara apa, telah mampu membaca
 kondisi geologi saat itu, bahwa mengingat posisi topography
 nDemak pada saat itu, sangat cocok untuk berdirinya sebuah
 kuta raja, namun sepertinya beliau belum atau lupa
 mempertimbangkan tingkat sedimentasi yang begitu tinggi yang
 membuat pada akhirnya nDemak akan berada didaratan seperti
 sekarang ini.
 
 Dari artikle pak Awang tadi, satu saja pertanyaan saya pak,
 Nama Bukit Prawoto itu berasal dari mana? Apakah bukitnya
 dulu bernama Prawoto, kemudian Mukmin yang sering berkunjung
 ke situ disebut Sunan Prawoto atau karena Sunan Prawoto
 sering berkunjung ke bukit itu lantas bukitnya dinamakan
 Bukit Prawoto ?
 
 Salam
 






PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Zaim,

Iya, pengetahuan tentang kondisi geologi dan geomorfologi (Geologi Kuarter 
khususnya) suatu wilayah bisa berperan dalam membantu kawan-kawan ahli sejarah 
dalam mengungkap suatu problema dalam sejarah.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, z...@gc.itb.ac.id z...@gc.itb.ac.id wrote:

 From: z...@gc.itb.ac.id z...@gc.itb.ac.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, 
 Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS 
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Friday, July 10, 2009, 3:35 PM
 Pak Awang dan Rekans,
 Saya pernah menulis artikel di Koran Pikiran Rakyat -
 Bandung sekitar
 sepuluh tahun lalu, dan seingat saya, saya pernah
 mengirimkan fotokopi
 artikel tersebut ke Pak Awang. Dalam artikel tersebut (saya
 sudah lupa
 judul dan waktu terbitnya)saya mengungkapkan perlunya data
 geologi dalam
 penelitian arkeologi (yang saya sebut sebagai Geoarkeologi)
 untuk
 mengungkap bukti2 sejarah masa lampau, tidak sekedar atas
 data temuan
 arkeologis, tapi lebih dari itu, untuk memahami konteks
 lingkungannya,
 termasuk aspek geologi, antara lain perkembangan
 geomorfologi/paleogeografi. Saya utarakan, antara lain
 Daerah Demak yang
 masih berupa laut (Selat), Kerajaan Majapahit yang mundur
 juga karena
 pendangkalan Sungai Brantas akibat letusan Gunung Kelud
 yang mengakibatkan
 melemahnya jalur transportasi kapal2 yang berdampak pada
 lemahnya
 perdagangan/ekonomi, keamanan dan sosial, juga Kerajaan
 Tosara di Teluk
 Bone yang pada abad ke 16 kalau mau berlayar ke Selat
 Makasar tidak perlu
 memutar lewat Makassar, tetapi dapat langsung melalui Danau
 Tempe (yang
 saat itu masih berupa laut/selat, dengan bukti adanya
 endapan pasir pantai
 resen disekitar Danau Tempe).Mundurnya Kerajaan Tosara juga
 karena
 pendangkalan jalur tersebut yang kemudian berubah menjadi
 Danau Tempe,
 yang berakibat pada jauhnya/panjangnya jalur transportasi
 karena harus
 memutar melewati Makassar, yang menyebabkan mundurnya
 perdagangan,
 keamanan dan perkembangan sosial.Semua hal tersebut
 diperlukan oleh rekan2
 ahli arkeologi untuk bisa memahami konteks perkembangan
 suatu wilayah,
 bukan hanya sekedar atas dasar temuan arkeologis semata.
 
 Wasslam,
 
 Yahdi Zaim
 Dosen Geoarkeologi
 Prodi Teknik Geologi
 FITB



  


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Syaiful,

Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek dulu 
tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa dijadikan stop 
sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir saya pikir telah 
banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.

Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah fieldtrip 
ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area Bledug Kuwu, 
Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com wrote:

 From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, 
 Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
 pak awang,
 
 sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
 dikemas menjadi
 sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
 dan
 kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
 bisa
 dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
 13-14 oktober
 2009 nanti?
 
 salam,
 syaiful
 



  


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Sigit,

Jawaban yang berhubungan dengan pertanyaan Sigit barangkali bisa ditemukan di 
ulasan di bawah ini.

salam,
Awang

[iagi-net-l] Dari Pengging ke Pajang (Boyolali-Klaten) : Hegemoni Bengawan Solo
Awang Satyana
Thu, 24 Jul 2008 09:06:00 -0700

Dalam banyak hal, alam sering menjadi perintang atau pendukung kemajuan atau 
kemunduran kerajaan-kerajaan di Indonesia. Peta politik kekuasaan kerajaan 
sedikit banyak ditentukan oleh aspek-aspek geomorfologi.
 
Hal ini juga sedikit banyak, langsung atau tak langsung diuraikan dalam 
buku-buku lama tentang sejarah Jawa (de Haan, 1912 : ”Priangan”; Fruin-Mees, 
1919 : ”Geschiedenis van Java”; Olthof, 1944 : ”Babad Tanah Djawi”; Soeroto, 
1954 : ”Indonesia di Tengah-Tengah Dunia dari Abad ke Abad”, de Graaf dan 
Pigeaud, 1974 : ”De Eerste Moslimse Vorstendoommen op Java”; Slametmuljana , 
1979 : ”Negara Krtagama”, dan Daldjoeni, 1984; 1992 : ”Geografi Kesejarahan 
Indonesia”).
 
Banyak orang ingat cerita tentang Jaka Tingkir, tokoh sakti penakluk para buaya 
(bajul) (Jaka Tingkir adalah cucu Bajul Sangara – raja Pengging, wilayah 
Boyolali sekarang, yang diyakini punya pasukan buaya, maka tak mengherankan 
bila sang cucu ditakuti para buaya).  Jaka Tingkir adalah Adiwijaya, raja 
Pajang (1546-1586). Pajang tak hanya menarik karena Jaka Tingkir. Pengging 
(pendahulu Pajang) dan Pajang juga menarik dalam hal bahwa sesungguhnya dua 
kerajaan ini sebenarnya berpeluang sesukses Majapahit. Kuncinya adalah 
penguasaan hulu-hilir Bengawan Solo – hegemoni Bengawan Solo. Sayang gagal.
 
De Graaf dan Pigeaud (1974) menulis bahwa Lembah Bengawan Solo yang diapit 
Merapi dan Lawu tak penting secara ekonomi dan politik sebelum tahun 1000. Saat 
itu dataran tinggi Kedu dan Mataram yang diapit sungai Progo dan Opak lebih 
penting. Orang2 Mataram kalau mau ke Jawa Timur, saat itu tak lewat Bengawan 
Solo, tetapi melipir melalui lereng-lereng selatan Lawu, Wilis, dan Semeru.
 
Setelah tahun 1000, baru Lembah Bengawan Solo menjadi penting. ”Negara 
Krtagama” menyebut sebuah kerajaan di bagian barat wilayah Majapahit bernama 
Pajang pada abad ke-14 dikunjungi Hayam Wuruk.  Pajang adalah sahabat Majapahit 
sekaligus bawahannya.
 
Sebelum ke Pajang mari kita ke Pengging dulu sebab Pajang berkembang dari 
Pengging. Pengging adalah kerajaan kecil di lereng tenggara Merapi, wilayahnya 
meliputi Boyolali-Klaten sekarang. Dalam Babad Tanah Jawi, diceritakan bahwa 
raja Pengging bergelar ”Bajul Sangara” sebab dimitoskan dalam babad tersebut 
bahwa ia raja bangsa buaya di Bengawan Solo. Bajul Sangara dikenal juga sebagai 
Jaka Bodo karena nama lain Pengging adalah Bobodo (de Haan,1912)  (jelas tokoh 
paranormal Ki Joko Bodo memanfaatkan nama raja buaya ini). Bajul Sangara ini 
pernah membantu Gajah Mada mahapatih Majapahit saat penaklukan Blambangan dan 
Bali.
 
Bajul Sangara punya dua anak : Kebo Kenanga dan Kebo Kanigara. Kebo Kenanga 
menggantikan ayahnya memimpin Pengging. Kebo Kenanga punya anak bernama Jaka 
Tingkir. Saat Demak menghancurkan Pengging dan Kebo Kenanga dibunuh lewat adu 
kesaktian dengan Sunan Kudus, Jaka Tingkir ditawan ke Demak. Tetapi di Demak 
Jaka Tingkir menjadi orang kepercayaan raja Demak.
 
Saat Demak mundur karena Sultan Trenggana gugur dalam peperangan, Jaka Tingkir 
kembali ke kawasan dari mana ia berasal yaitu Pengging. Di situ ia mendirikan 
Kerajaan Pajang dan Jaka Tingkir menjadi rajanya dengan gelar Adiwijaya. 
Kerajaannya tumbuh pesat, Demak dan Mataram dua pesaingnya mewaspadainya.
 
Pajang memiliki peluang untuk dapat tumbuh sebagai negeri agraris-maritim. 
Kerajaan yang sukses di Jawa adalah kerajaan yang menguasai seluruh aliran 
sungai dari hulu ke hilir –kesatuan agraris dan maritim (sebagai contoh 
Erlangga di Kahuripan, Kertanegara di Singhasari, dan Hayam Wuruk di 
Majapahit). Kekuasaan Pajang diakui oleh raja-raja kecil di pesisir Jawa Timur 
(Tuban-Surabaya). Maka, dengan pusat kerajaan di pedalaman yang agraris di 
sekitar Boyolali-Kartasura-Surakarta-Klaten dekat hulu Bengawan Solo sementara 
kekuatan maritim ada di muara Bengawan Solo di sekitar Tuban-Surabaya, idealah 
kondisi seperti itu. 
 
Pusat bentang alam Pajang yang asli adalah desa Pengging, yang sekarang 
letaknya di sekitar Boyolali. Wilayah pusat Pajang luasnya sekitar 300 km2 dan 
merupakan triple junction antara kali Pepe, kali Dengkeng, dan Bengawan Solo. 
Kali Pepe dan Kali Dengkeng datang dari Merapi, Bengawan Solo datang dari 
Gunung Lawu. Bisa dibayangkan, ini adalah wilayah yang sangat subur. Tak 
mengherankan kalau Boyolali dan Klaten sebelum Perang Dunia II pernah menjadi 
gudang beras bagi kesunanan Surakarta. Kesuburan tanahnya juga memungkinkan 
hadirnya 22 pabrik gula dan 10 pusat pertanian tembakau.
 
Andaikata Pajang dapat menjadi suatu kerajaan besar dengan urat nadi Bengawan 
Solo, maka kondisi-kondisi geomorfologinya akan mempengaruhi politiknya :
 

Kerajaan Pajang yang agraris-maritim akan memiliki front yang menghadap ke 
wilayah Indonesia Timur via 

[iagi-net-l] Undangan Diskusi Ilmiah Pengda IAGI JABAR Banten

2009-07-09 Terurut Topik Fajar Lubis
Just ...Reminder


Terimakasih,
Fajar (2448)
Divisi Airtanah IAGI

==

Dalam rangka menanggapi permasalahan kejadian semburan gas dan air pada kegiatan


pemboran air tanah yang terjadi di Kabupaten Serang, Provisi Banten, IAGI Pengda


Jawa Barat-Banten akan menyelenggarakan Diskusi mengenai Cebakan Gas dan


Airtanah yang akan diselenggarakan pada :





Hari    : Jumat


Tanggal   : 10 Juli 2009


Jam        : 14.00 - 16.30 WIB


Tempat   : Auditorium Museum Geologi


            Jl. Diponegoro No. 57, Bandung





Nara sumber :


1. Budi Priyatna (Distamb Banten) - Kondisi Geologi dan Kronologis Kejadian


2. Rum Budi/Zaenudin/ Indra Badri (Badan Geologi);  - Hasil Peninjauan


3. Hendarmawan (UNPAD); Lambok Hutasoit (ITB) - Kajian Akademis





Biaya    : Tidak ada pungutan biaya.





Sehubungan dengan hal diatas, dimohon kehadirannya untuk mengikuti kegiatan


tersebut, tepat pada waktunya.








Atas perhatian dan kehadirannya, kami ucapkan terimakasih.










--



  

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Taufik,

Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) Geografi Kesejarahan 
jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui tulisan-tulisan 
bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal yang aneh bila Demak 
menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri dilahirkan dan besar di 
Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang 
(Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan 
politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor 
-pangeran yang menyeberang ke utara.

Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini tak 
menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa 
Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal dengan 
12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal berjalan di 
sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang angkatan perang 
Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya 
-meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com wrote:

 From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
 Pak awang,
 
 Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai
 sumatra, bisa di
 jelaskan
 
 Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk
 Jambi, Palembang,
 Bangka,
 



  


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik benyamin sembiring
salam,

Pak Awang, sekedar usul
Mungkin lebih baik jika fieldtripnya jg melibatkan ARKEOLOG sebagai nara
sumber


bz

Pada 10 Juli 2009 09:06, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com menulis:


 Pak Syaiful,

 Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek
 dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa
 dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir
 saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.

 Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah
 fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area
 Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.

 salam,
 Awang

 --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com wrote:

  From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
  Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI 
 fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS 
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
  Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
  pak awang,
 
  sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
  dikemas menjadi
  sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
  dan
  kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
  bisa
  dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
  13-14 oktober
  2009 nanti?
 
  salam,
  syaiful
 






 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net 
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-netArchive 2:
 http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
 IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
 information posted on IAGI mailing list.
 -




RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Hendri Harsian
Pak Awang,
Correct, memang Sultan Trenggana bukan Raden Patah, dia adalah salah satu anak 
dari Raden Patah. Saya salah tulis soal itu baru sadar setelah 'send' ke pencet 
(sempat me-recall email saya itu juga).

Masalah tahun (waktu) memang sering jadi perbedaan karena tidak ada sumber yang 
benar2 pasti yang bisa dipakai, kadang si penulis sejarah menginterpretasikan 
secara logika berdasarkan 'event time frame'. 

Misalnya lagi soal akhir Majapahit, sumber2 yang saya baca (lagi2 dari berbagai 
sumber di internet dan BTJ), menyebut tahun 1520 M sebagai akhir Majapahit.
Tapi...disinilah salah satu yang menarik dari sejarah bagi saya.
Salam,
Hendri


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Friday, July 10, 2009 8:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Pak Hendri,

Raden Patah bukanlah Sultan Trenggana, julukan Sultan Bintoro memang betul 
untuk Raden Patah sebab hutan gelagah wangi di tepi Selat Muria yang dibukanya 
dinamakannya sebagai Bintoro dan belakangan dinamakan Demak. Sedangkan Raden 
Trenggana adalah putera Raden Patah yang ketika menjadi raja ketiga di Demak 
sesudah Raden Patah dan Pati Unus, bergelar Sultan Trenggana (1521-1546/1550).

Tahun 1546 bukanlah akhir Kerajaan Demak, memang Demak pada tahun itu menderita 
kekalahan yang sangat besar akibat serangannya ke bekas pelarian Majapahit di 
Panarukan dan Blambangan. Sejak tahun itu pula tak ada kemajuan lagi yang 
dicapai Demak, bahkan kemunduran terjadi sejak itu. Sultan Trenggana yang 
dibantu Fatahillah (Sunan Gunung Jati) tak berdaya melawan Blambangan, bahkan 
Sultan Trenggana gugur dalam peperangan itu. Seperti juga Majapahit yang 
disengkalakan berakhir pada 1400 Caka (sirna ilang kertaning bhumi) atau 1478 
M, pada kenyataannya kerajaan ini berakhir benar pada 1527 M. 

Sepeninggal Sultan Trenggana memang Kerajaan Demak mundur secara drastis sebab 
terjadi perselisihan di dalam keluarga tentang siapa yang lebih berhak menjadi 
pemegang kekuasaan Kesultanan Demak. Terjadi perselisihan antara putera 
Trenggana yaitu Prawata dengan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah putera 
Pangeran Sekar Seda Lepen, kakak Trenggana. Pangeran Sekar Seda Lepen dibunuh 
oleh Prawata agar Trenggana -ayahnya naik tahta menggantikan Pati Unus. Lalu, 
atas bantuan Sunan Kudus, Arya Penangsang akhirnya membunuh Prawata. Sebelum 
sempat menjadi raja di Demak, Arya Penangsang dibunuh oleh Adiwijaya alias Joko 
Tingkir, seorang panglima perang kesayangan Sultan Trenggana, raja dari Pajang. 

Tentang transisi dari Demak ke Pajang ke Mataram Islam, saya pernah 
menuliskannya dalam milis ini (terlampir di bawah), tentu saja dengan 
bumbu-bumbu geologi.

salam,
Awang

[iagi-net-l] Dari Pengging ke Pajang (Boyolali-Klaten) : Hegemoni Bengawan Solo 
Awang Satyana Thu, 24 Jul 2008 09:06:00 -0700

Dalam banyak hal, alam sering menjadi perintang atau pendukung kemajuan atau 
kemunduran kerajaan-kerajaan di Indonesia. Peta politik kekuasaan kerajaan 
sedikit banyak ditentukan oleh aspek-aspek geomorfologi.
 
Hal ini juga sedikit banyak, langsung atau tak langsung diuraikan dalam 
buku-buku lama tentang sejarah Jawa (de Haan, 1912 : ”Priangan”; Fruin-Mees, 
1919 : ”Geschiedenis van Java”; Olthof, 1944 : ”Babad Tanah Djawi”; Soeroto, 
1954 : ”Indonesia di Tengah-Tengah Dunia dari Abad ke Abad”, de Graaf dan 
Pigeaud, 1974 : ”De Eerste Moslimse Vorstendoommen op Java”; Slametmuljana , 
1979 : ”Negara Krtagama”, dan Daldjoeni, 1984; 1992 : ”Geografi Kesejarahan 
Indonesia”).
 
Banyak orang ingat cerita tentang Jaka Tingkir, tokoh sakti penakluk para buaya 
(bajul) (Jaka Tingkir adalah cucu Bajul Sangara – raja Pengging, wilayah 
Boyolali sekarang, yang diyakini punya pasukan buaya, maka tak mengherankan 
bila sang cucu ditakuti para buaya).  Jaka Tingkir adalah Adiwijaya, raja 
Pajang (1546-1586). Pajang tak hanya menarik karena Jaka Tingkir. Pengging 
(pendahulu Pajang) dan Pajang juga menarik dalam hal bahwa sesungguhnya dua 
kerajaan ini sebenarnya berpeluang sesukses Majapahit. Kuncinya adalah 
penguasaan hulu-hilir Bengawan Solo – hegemoni Bengawan Solo. Sayang gagal.
 
De Graaf dan Pigeaud (1974) menulis bahwa Lembah Bengawan Solo yang diapit 
Merapi dan Lawu tak penting secara ekonomi dan politik sebelum tahun 1000. Saat 
itu dataran tinggi Kedu dan Mataram yang diapit sungai Progo dan Opak lebih 
penting. Orang2 Mataram kalau mau ke Jawa Timur, saat itu tak lewat Bengawan 
Solo, tetapi melipir melalui lereng-lereng selatan Lawu, Wilis, dan Semeru.
 
Setelah tahun 1000, baru Lembah Bengawan Solo menjadi penting. ”Negara 
Krtagama” menyebut sebuah kerajaan di bagian barat wilayah Majapahit bernama 
Pajang pada abad ke-14 dikunjungi Hayam Wuruk.  Pajang adalah sahabat Majapahit 
sekaligus bawahannya.
 
Sebelum ke Pajang mari kita ke Pengging dulu sebab Pajang berkembang dari 
Pengging. Pengging adalah kerajaan kecil di 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik untung
Pak Awang secara kelirumologi tukang-tukang bor air selalu mengatakan
kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor di wilayah
Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan kalau nasib baik
pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang tidak pernah dapat
asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang bor air lho
(Salam Untung Sudarsono)

 Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 –
 Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul
 “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang
 lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara
 para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut
 paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan
 menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat
 bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi
 dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut
 sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih
 berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan
 kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat
 Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan
 Genuk. Pendapat ini didukung oleh
  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua
 pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!).
 Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

 Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak
 mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat
 sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya,
 wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa
 dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah
 Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu
 dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita
 periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

 Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar
 menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa
 dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan
 raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak.
 Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara
 sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005)
 “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di
 Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah
 berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak
 sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten,
 Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan
 penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan
 di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda
 dengan penaklukannya atas
  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang
 Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri
 membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya.
 Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan
 kesatuan dan persatuan.

 Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963),
 “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara,
 menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali
 menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya,
 Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah
 tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang
 rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu,
 Raden Patah sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria),
 yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat
 sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di
 situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai
 Raden Patah sebagai “Demak”.

 Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur
 Majapahit” – Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan
 dijadikan tempat hunian baru rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru
 itulah Raden Patah terkenal sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana
 (1968, 2005) juga menulis bahwa Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun –
 Raden Patah adalah anak raja Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang
 istrinya yang disebut Putri Cina) memilih tinggal di daerah kosong dan
 berawa di sebelah timur Semarang, di kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat
 subur dan strategis untuk menguasai pelayaran di pantai utara. Jin Bun
 berkedudukan di Demak. Di Demak, Jin Bun 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Junrial Hairul Huzaen

Ulasan yang sangat menarik. 

Dulu saya pernah baca buku sejarah, dimana disebutkan Sultan Agung mengalahkan 
Raden/Pangeran Perak dari Surabaya di dekat Surabaya. Disitu digambarkan Sultan 
Agung naik Gajah. Sekarang pak Awang bilang kekalahan Surabaya di dekat Pajang. 
kayaknya memang masih banyak versi sejarah yang berbeda. 

Apakah Pak Awang juga bisa mengulas tentang Ken Arok? saya kira itu juga cerita 
yang menarik, bagaimana Ken Arok menyiapkan daerah pegunungan Batu untuk 
menghancurkan tentara Kediri. 


Terima kasih banyak Pak.


- Original Message 
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Friday, July 10, 2009 9:38:08 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Pak Hendri,

Raden Patah bukanlah Sultan Trenggana, julukan Sultan Bintoro memang betul 
untuk Raden Patah sebab hutan gelagah wangi di tepi Selat Muria yang dibukanya 
dinamakannya sebagai Bintoro dan belakangan dinamakan Demak. Sedangkan Raden 
Trenggana adalah putera Raden Patah yang ketika menjadi raja ketiga di Demak 
sesudah Raden Patah dan Pati Unus, bergelar Sultan Trenggana (1521-1546/1550).

Tahun 1546 bukanlah akhir Kerajaan Demak, memang Demak pada tahun itu menderita 
kekalahan yang sangat besar akibat serangannya ke bekas pelarian Majapahit di 
Panarukan dan Blambangan. Sejak tahun itu pula tak ada kemajuan lagi yang 
dicapai Demak, bahkan kemunduran terjadi sejak itu. Sultan Trenggana yang 
dibantu Fatahillah (Sunan Gunung Jati) tak berdaya melawan Blambangan, bahkan 
Sultan Trenggana gugur dalam peperangan itu. Seperti juga Majapahit yang 
disengkalakan berakhir pada 1400 Caka (sirna ilang kertaning bhumi) atau 1478 
M, pada kenyataannya kerajaan ini berakhir benar pada 1527 M. 

Sepeninggal Sultan Trenggana memang Kerajaan Demak mundur secara drastis sebab 
terjadi perselisihan di dalam keluarga tentang siapa yang lebih berhak menjadi 
pemegang kekuasaan Kesultanan Demak. Terjadi perselisihan antara putera 
Trenggana yaitu Prawata dengan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah putera 
Pangeran Sekar Seda Lepen, kakak Trenggana. Pangeran Sekar Seda Lepen dibunuh 
oleh Prawata agar Trenggana -ayahnya naik tahta menggantikan Pati Unus. Lalu, 
atas bantuan Sunan Kudus, Arya Penangsang akhirnya membunuh Prawata. Sebelum 
sempat menjadi raja di Demak, Arya Penangsang dibunuh oleh Adiwijaya alias Joko 
Tingkir, seorang panglima perang kesayangan Sultan Trenggana, raja dari Pajang. 

Tentang transisi dari Demak ke Pajang ke Mataram Islam, saya pernah 
menuliskannya dalam milis ini (terlampir di bawah), tentu saja dengan 
bumbu-bumbu geologi.

salam,
Awang

[iagi-net-l] Dari Pengging ke Pajang (Boyolali-Klaten) : Hegemoni Bengawan Solo
Awang Satyana
Thu, 24 Jul 2008 09:06:00 -0700

Dalam banyak hal, alam sering menjadi perintang atau pendukung kemajuan atau 
kemunduran kerajaan-kerajaan di Indonesia. Peta politik kekuasaan kerajaan 
sedikit banyak ditentukan oleh aspek-aspek geomorfologi.

Hal ini juga sedikit banyak, langsung atau tak langsung diuraikan dalam 
buku-buku lama tentang sejarah Jawa (de Haan, 1912 : ”Priangan”; Fruin-Mees, 
1919 : ”Geschiedenis van Java”; Olthof, 1944 : ”Babad Tanah Djawi”; Soeroto, 
1954 : ”Indonesia di Tengah-Tengah Dunia dari Abad ke Abad”, de Graaf dan 
Pigeaud, 1974 : ”De Eerste Moslimse Vorstendoommen op Java”; Slametmuljana , 
1979 : ”Negara Krtagama”, dan Daldjoeni, 1984; 1992 : ”Geografi Kesejarahan 
Indonesia”).

Banyak orang ingat cerita tentang Jaka Tingkir, tokoh sakti penakluk para buaya 
(bajul) (Jaka Tingkir adalah cucu Bajul Sangara – raja Pengging, wilayah 
Boyolali sekarang, yang diyakini punya pasukan buaya, maka tak mengherankan 
bila sang cucu ditakuti para buaya).  Jaka Tingkir adalah Adiwijaya, raja 
Pajang (1546-1586). Pajang tak hanya menarik karena Jaka Tingkir. Pengging 
(pendahulu Pajang) dan Pajang juga menarik dalam hal bahwa sesungguhnya dua 
kerajaan ini sebenarnya berpeluang sesukses Majapahit. Kuncinya adalah 
penguasaan hulu-hilir Bengawan Solo – hegemoni Bengawan Solo. Sayang gagal.

De Graaf dan Pigeaud (1974) menulis bahwa Lembah Bengawan Solo yang diapit 
Merapi dan Lawu tak penting secara ekonomi dan politik sebelum tahun 1000. Saat 
itu dataran tinggi Kedu dan Mataram yang diapit sungai Progo dan Opak lebih 
penting. Orang2 Mataram kalau mau ke Jawa Timur, saat itu tak lewat Bengawan 
Solo, tetapi melipir melalui lereng-lereng selatan Lawu, Wilis, dan Semeru.

Setelah tahun 1000, baru Lembah Bengawan Solo menjadi penting. ”Negara 
Krtagama” menyebut sebuah kerajaan di bagian barat wilayah Majapahit bernama 
Pajang pada abad ke-14 dikunjungi Hayam Wuruk.  Pajang adalah sahabat Majapahit 
sekaligus bawahannya.

Sebelum ke Pajang mari kita ke Pengging dulu sebab Pajang berkembang dari 
Pengging. Pengging adalah kerajaan kecil di lereng tenggara Merapi, wilayahnya 
meliputi 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik mohammad syaiful
baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan,
he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu
dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu
utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti.

dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau
fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi
satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada
ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik
bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri,
memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2.

atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan
kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja,
panitia akan membantu sebaik mungkin.

salam,
syaiful

2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com:

 Pak Syaiful,

 Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek dulu 
 tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa dijadikan stop 
 sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir saya pikir 
 telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.

 Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah 
 fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area 
 Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.

 salam,
 Awang

 --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com wrote:

 From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI 
 fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
 pak awang,

 sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
 dikemas menjadi
 sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
 dan
 kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
 bisa
 dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
 13-14 oktober
 2009 nanti?

 salam,
 syaiful






 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
 IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct 
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss 
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any 
 information posted on IAGI mailing list.
 -





-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria (Pati Unus)

2009-07-09 Terurut Topik Hendri Harsian
Pak Awang,

Menarik lagi nih..
Diemail dibawah disebutkan  'Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus,
terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka'.
Tapi, ada juga yang menyebutkan bahwa Pati Unus itu sebanarnya adalah
menantunya bukan putranya Raden Patah.
Disebutkan bahwa nama aslinya adalah Raden Abdul Qadir putra dari Raden
Muhammad Yunus (seorang mubaligh Persia) dari Jepara. Raden Muhammad
Yunus ini adalah saudara tiri dari Raden Rahmat (Sunan Ampel). 

Diketahui bahwa dari istri pertama Raden Patah (putri Sunan Ampel)
beliau punya dua putra: Raden Surya dan Raden Trenggana. 
Apakah Raden Surya ini adalah Pati Unus yang juga dikenal sebagi
Pangeran Sabrang Lor?
Dan, semua refrensi setuju bahwa Pati Unus adalah raja kedua di Demak.

Mohon di share sekiranya Pak Awang punya penjelasan lebih jauh.
Terimakasih dan maaf kalau jadi keterusan memabahas sejarah bukan
geologinya. :)

salam,
/hendri
 


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Friday, July 10, 2009 9:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Pak Taufik,

Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) Geografi
Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga
melalui tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.).
Bukan hal yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden
Patah sendiri dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai
srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan,
putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya
sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang
menyeberang ke utara.

Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque.
Ini tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti
juga bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia
menyiapkan 90 kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai
meriam. Iringan kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba
muncul di Malaka menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya.
Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus
gagal menegakkan supremasinya di Malaka.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com wrote:

 From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
 Pak awang,
 
 Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai sumatra, bisa di

 jelaskan
 
 Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, 
 Palembang, Bangka,
 



  



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...


ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
event shall IAGI and its members be liable for any, including but not
limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of
or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
list.
-



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Nana Djumhana
Sebagai masukkan saja, mungkin bisa kerjasama dengan teman-teman yang dari 
Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM  terutama Sdr. Agus H yang kebetulan 
dekat dengan kampung halamannya.


Salam,
Nana

- Original Message - 
From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, July 10, 2009 9:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan,
he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu
dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu
utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti.

dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau
fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi
satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada
ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik
bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri,
memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2.

atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan
kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja,
panitia akan membantu sebaik mungkin.

salam,
syaiful

2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com:


Pak Syaiful,

Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek 
dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa 
dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun 
terakhir saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.


Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah 
fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area 
Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.


salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com wrote:


From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI 
fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com

Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
pak awang,

sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
dikemas menjadi
sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
dan
kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
bisa
dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
13-14 oktober
2009 nanti?

salam,
syaiful








PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event 
shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to 
direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with 
the use of any information posted on IAGI mailing list.

-






--
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,

Saya pernah membaca, kalo saat armada Pati Unus bertemu dengan armada Alfonso 
D' Alburquerque, kemudian ternyata Pati Unus kalah, dan armada nya pulang 
kembali ke Demak..., rupa nya di jaman penerus nya, yaitu sultan Trenggono, 
juga dikirimkan armada berikut nya ke Malaka, hanya memang hasil nya juga tetap 
kalah, dan kali ini armada Demak yang kalah perang tadi menetap di daerah 
Malaka dan sekitar nya, dan kemudian untuk mengingat daerah asal nya di Jawa 
dan Sultan Trenggono yang memerintah kan mereka ke Malaka, mereka menamakan 
daerah tersebut dengan 'Trengganu', dan dibuktikan juga dengan adanya 
peninggalan keris2 jaman Demak di wilayah tersebut, dengan warangka Wulan 
Tumanggal...?


Best Regards
Sigit





From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Friday, July 10, 2009 9:18:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Pak Taufik,

Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) Geografi Kesejarahan 
jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui tulisan-tulisan 
bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal yang aneh bila Demak 
menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri dilahirkan dan besar di 
Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang 
(Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan 
politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor 
-pangeran yang menyeberang ke utara.

Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini tak 
menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa 
Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal dengan 
12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal berjalan di 
sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang angkatan perang 
Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya 
-meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com wrote:

 From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
 Pak awang,
 
 Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai
 sumatra, bisa di
 jelaskan
 
 Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk
 Jambi, Palembang,
 Bangka,
 



      


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or..id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


  

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik mohammad syaiful
terimakasih masukannya, pak nana. mereka, termasuk pak agus dari ugm,
adalah panitianya.

salam,
syaiful

2009/7/10 Nana Djumhana n.djumh...@petrochina.co.id:
 Sebagai masukkan saja, mungkin bisa kerjasama dengan teman-teman yang dari
 Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM  terutama Sdr. Agus H yang kebetulan
 dekat dengan kampung halamannya.

 Salam,
 Nana

 - Original Message - From: mohammad syaiful
 mohammadsyai...@gmail.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Friday, July 10, 2009 9:49 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


 baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan,
 he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu
 dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu
 utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti.

 dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau
 fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi
 satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada
 ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik
 bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri,
 memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2.

 atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan
 kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja,
 panitia akan membantu sebaik mungkin.

 salam,
 syaiful

 2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com:

 Pak Syaiful,

 Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek
 dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa
 dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir
 saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.

 Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah
 fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area
 Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.

 salam,
 Awang

 --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com wrote:

 From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI
 fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
 pak awang,

 sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
 dikemas menjadi
 sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
 dan
 kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
 bisa
 dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
 13-14 oktober
 2009 nanti?

 salam,
 syaiful







 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
 shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
 direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
 use of any information posted on IAGI mailing list.
 -





 --
 Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
 Mobile: 62-812-9372808
 Emails:
 msyai...@etti.co.id (business)
 mohammadsyai...@gmail.com

 Technical Manager of
 Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)

 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009
 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik OK Taufik
*Pak Awang,*


**

*ada kesulitan pengelompokan masa  di kerajaan Islam di Sumatera,
kelihatannya tak ada persentuhan kerajaan demak di sumatera.. kalau kutipan
dari wikipedia lebih kacau!.*


**
[image: Isi]
 *Artikel ini tidak memiliki referensi
sumberhttp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisansehingga
isinya tidak bisa diverifikasi.
*
Bantulah memperbaiki artikel
inihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Invasi_Kesultanan_Demak_ke_Malakaaction=editdengan
menambahkan referensi yang layak.
Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh
Pengurus http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pengurus.

Sejak tahun 1509, Pati Unus sudah merancang rencana untuk menguasai
Malakahttp://id.wikipedia.org/wiki/Malaka.
Saat itu Malaka berada di bawah kekuasaan Kesultanan
Malakahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Malaka.
Dengan kata lain, perlu dicatat bahwa serangan Demak ke Malaka jelas
bukanlah sebuah serangan anti-kekuasaan asing, tetapi sebuah invasi
imperialis. Tahun 1511, Alfonso
D'Alburquerquehttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alfonso_D%27Alburquerqueaction=editredlink=1,
Laksamana armada Portugis, mendahului Pati Unus dengan menaklukkan Malaka.
Sultan Malaka Mahmud
Syahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mahmud_Syahaction=editredlink=1melarikan
diri ke
Bintan http://id.wikipedia.org/wiki/Bintan.

Pati Unus sangat mengerti bahwa kekuatan utama Portugis adalah pada armada
lautnya. Portugis memiliki kapal yang kuat, bahkan lebih kuat dibandingkan
dengan kapal Majapahit. Selain itu, Portugis sudah menggunakan meriam yang
dipasang di masing - masing kapal di mana pada waktu itu meriam adalah
senjata pamungkas yang tidak bisa ditandingi oleh senjata apapun.

Oleh karena itu, langkah pertama Pati Unus adalah menghidupkan kembali
kekuatan armada Majapahit yang tertidur lama pada saat masa - masa perebutan
kekuasaan. Kapal - kapal baru tersebut juga dilengkapi dengan Cetbang, yaitu
meriam api, di mana kapal dan cetbang juga merupakan kekuatan andalan Armada
Majapahit. Pusat produksi kapal-kapal ini adalah Semarang, gerbang masuk
Demak, dengan bantuan orang-orang Tionghoa lokal.

Selanjutnya Pati Unus menghimpun kekuatan - kekuatan nusantara untuk
membentuk armada gabungan dengan satu tujuan, mengusir Portugis dari Malaka.
Ia juga meminta bantuan orang-orang Jawa yang ada di Malaya untuk jadi agen
dalam di Malaka. Tetapi ternyata, ketika Pati Unus terlanjur berangkat ke
Malaka,orang-orang Jawa ini terlanjur dipergoki Portugis dan melarikan diri
ke Cirebon http://id.wikipedia.org/wiki/Cirebon. Pati Unus pun bertempur
tanpa bantuan mata-mata dan agen dalam - kapal-kapalnya dengan mudah diremuk
meriam-meriam yang ditodongkan ke laut di Benteng Portugis di Malaka.

===

*
*

*Sumatera *mengawali jejak perjalanan Islam di nusantara. Di bagian utara
pulau ini pernah berdiri *Kerajaan Samudera Pasai* yang merupakan kerajaan
Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh *Meurah Silu* pada
tahun 1267 M. Kerajaan yang berdiri di tanah Aceh itu bahkan pernah
dikunjungi *Ibnu Batutah*, pengembara muslim paling ternama sepanjang
sejarah.

Daftar sejarah itu bila dirunut ke belakang bisa lebih panjang, karena
menurut data sejarah di Aceh Timur, pada abad ke-9 pernah berdiri *kerajaan
Perlak* yang kemudian menggabungkan diri dengan Pasai.

Kekayaan khazanah Islam Sumatera lalu dilanjutkan dengan berdirinya *kerajaan
Malaka* (1402 – 1511) yang didirikan oleh *Parameswara*, seorang
putera *Sriwijaya
*yang menyelamatkan diri dari perebutan Palembang oleh Majapahit. Nama
Malaka kemudian masyhur sebagai salah satu pelabuhan penting di dunia.
Portugis, Belanda dan Inggris pun merapat di sana.

Masih di bagian Utara Sumatera berdiri *Kesultanan Aceh Darussalam* pada
tahun 1360 dengan ibu kota *Kutaraja (Banda Aceh)*. *Sultan Ali Mughayat
Syah* dinobatan sebagai Sultan pertama pada *Ahad, 1 Jumadil Awwal 913
H *bertepatan
pada 8 September 1507. Selain masyhur dengan sistem pendidikan militer yang
baik, komitmennya dalam menentang *imperialisme *Eropa, sistem pemerintahan
teratur dan sistematik, kesultanan Aceh merupakan pusat-pusat pengkajian
ilmu pengetahuan terutama Islam.

Kesultanan Aceh melahirkan beberapa ulama ternama. Karya-karya mereka
menjadi rujukan utama dalam bidang masing-masing. Tersebutlah *Hamzah
Fansuri* dengan karyanya Tabyan fi Ma’rifati al-Udyan. *Syamsuddin
al-Sumatrani *dengan Miraj al-Muhakikin al Iman. *Nuruddin ar-Raniry* dengan
Sirat al-Mmustaqim. *Syekh Abdul Rauf Singkili* dengan Mi’raj al Tulabb fi
Fashil.

Beranjak ke Selatan ada lagi *kerajaan Dharmasraya* atau *Kerajaan Melayu
Jambi* yang berdiri sekitar abad ke-11 Masehi. Lokasinya terletak di selatan
Sawahlunto, Sumatera Barat sekarang dan di utara Jambi. Terdapat juga *kerajaan
Lingga-Riau* yang merupakan perpecahan dari *Kesultanan Johor*. Pada masa
kesultanan ini *bahasa Melayu* menjadi bahasa standar yang sejajar 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Untung,

Terima kasih atas ceritanya, sangat berguna untuk merekonstruksi geologi 
wilayah Demak dan sekitarnya. Para tukang bor sumur berarti telah keliru 
mengebor sumur dalam di wilayah Demak...

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id wrote:

 From: unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 9:50 AM
 Pak Awang secara kelirumologi
 tukang-tukang bor air selalu mengatakan
 kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor
 di wilayah
 Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan
 kalau nasib baik
 pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang
 tidak pernah dapat
 asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang
 bor air lho
 (Salam Untung Sudarsono)



  


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-