[iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai “Demak”. Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit” – Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian baru rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun – Raden Patah adalah anak raja Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut Putri Cina) memilih tinggal di daerah kosong dan berawa di sebelah timur Semarang, di kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat subur dan strategis untuk menguasai pelayaran di pantai utara. Jin Bun berkedudukan di Demak. Di Demak, Jin Bun menjadi ulama sesuai pesan gurunya, Sunan Ampel. Ia mengumpulkan para pengikutnya baik dari masyarakat Jawa maupun Cina. Saat sebelum memberontak kepada Majapahit, Jin Bun atau Raden Patah adalah bupati yang ditempatkan di Demak atau Bintara. Bahwa Demak dulu berlokasi di tepi laut, tetapi sekarang jaraknya dari laut sampai 30 km, dapat diinterpretasikan dari peta genangan air yang diterbitkan Pemda Semarang (Daldjoeni, 1992,
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
pak awang, sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober 2009 nanti? salam, syaiful 2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com: Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai “Demak”. Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit” – Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian baru rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun – Raden Patah adalah anak raja Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut Putri Cina) memilih tinggal di daerah kosong dan berawa di sebelah timur Semarang, di kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat subur dan strategis untuk menguasai pelayaran di pantai utara. Jin Bun berkedudukan di Demak. Di Demak, Jin Bun menjadi ulama sesuai
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Salut pak Awang ... Geology dan sejarah peradaban manusia pastilah saling berhubungan. Peradaban sebagian besar ditentukan oleh keadaan alam, disamping manusianya sendiri tentunya. Keadaan alam ditentukan oleh kondisi geologi. Jadi kesimpulanya, geologi mempunyai peranan sangat penting dalam sejarah peradaban manusia. Dengan demikian wilayah yang bisa dimasuki ilmu geology menjadi sangatlah luas, mungkin nanti perllu dibuat cabang geologi yang berhubungan dengan peradaban dan sejarah. Sunan Ampel entah dengan cara apa, telah mampu membaca kondisi geologi saat itu, bahwa mengingat posisi topography nDemak pada saat itu, sangat cocok untuk berdirinya sebuah kuta raja, namun sepertinya beliau belum atau lupa mempertimbangkan tingkat sedimentasi yang begitu tinggi yang membuat pada akhirnya nDemak akan berada didaratan seperti sekarang ini. Dari artikle pak Awang tadi, satu saja pertanyaan saya pak, Nama Bukit Prawoto itu berasal dari mana? Apakah bukitnya dulu bernama Prawoto, kemudian Mukmin yang sering berkunjung ke situ disebut Sunan Prawoto atau karena Sunan Prawoto sering berkunjung ke bukit itu lantas bukitnya dinamakan Bukit Prawoto ? Salam --- On Thu, 7/9/09, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote: From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Thursday, July 9, 2009, 12:03 PM Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang
RE: [iagi-net-l] tes...
Kang Syaiful, Email juga diterima di tengah kabut asap Duri Riau. -ido- -Original Message- From: Billy G. Adhiperdana [mailto:b...@unpad.ac.id] Sent: Tuesday, July 07, 2009 5:41 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] tes... Mas Syaiful, mail diterima dengan baik di pojokan Jatinangor salam Billy - Original Message - From: mohammad syaiful To: IAGI Pusat Sent: Tue, 7 Jul 2009 17:30:51 +0700 (WIT) Subject: [iagi-net-l] tes... beberapa teman ngontak saya, khawatir apakah milis iagi-net lagi ngadat, soalnya nggak terima info dari milis ini beberapa lama. nah, ini tes saja. siapa tahu, ternyata semua anggota sedang sibuk merenung utk pilpres besok. silakan dikonfirmasi saja imil ini, terus langsung dihapuskan (kalaulah bisa diterima). terimakasih dan salam, syaiful -- Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist Mobile: 62-812-9372808 Emails: msyai...@etti.co.id (business) mohammadsyai...@gmail.com Technical Manager of Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Wah menarik kalau ada ekskursinya, menarik juga kalau ditulis di National Geography dengan foto2 Geosejarah nya. -Original Message- From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] Sent: Friday, 10 July, 2009 7:36 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria pak awang, sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober 2009 nanti? salam, syaiful 2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com: Sebuah buku baru, Ensiklopedi Kelirumologi (Jaya Suprana, 2009 - Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul Demak di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil-sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah -sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara - Bhratara - LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah -cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara -Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai Demak. Menurut Slamet Muljana (1983), Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit - Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian baru rnama Bintara. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa Raden Patah (nama Tionghoanya Jin
Re: [iagi-net-l] tes...
ok, kang ido, itu 3 hari lalu. tapi enggak opo2. dongeng pak awang 'kan juga sudah mengisi milis kita ini. salam, syaiful 2009/7/10 Turidho (TURIDHO) turi...@chevron.com: Kang Syaiful, Email juga diterima di tengah kabut asap Duri Riau. -ido- -Original Message- From: Billy G. Adhiperdana [mailto:b...@unpad.ac.id] Sent: Tuesday, July 07, 2009 5:41 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] tes... Mas Syaiful, mail diterima dengan baik di pojokan Jatinangor salam Billy - Original Message - From: mohammad syaiful To: IAGI Pusat Sent: Tue, 7 Jul 2009 17:30:51 +0700 (WIT) Subject: [iagi-net-l] tes... beberapa teman ngontak saya, khawatir apakah milis iagi-net lagi ngadat, soalnya nggak terima info dari milis ini beberapa lama. nah, ini tes saja. siapa tahu, ternyata semua anggota sedang sibuk merenung utk pilpres besok. silakan dikonfirmasi saja imil ini, terus langsung dihapuskan (kalaulah bisa diterima). terimakasih dan salam, syaiful -- Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist Mobile: 62-812-9372808 Emails: msyai...@etti.co.id (business) mohammadsyai...@gmail.com Technical Manager of Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - -- Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist Mobile: 62-812-9372808 Emails: msyai...@etti.co.id (business) mohammadsyai...@gmail.com Technical Manager of Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang, IMHO dan sekedar 'sharing' saja karena saya juga tidak tahu pasti yang mana yang benar. Dari beberapa sumber yang saya baca (internet, Babad tanah Jawi, dll), Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah (yang kemudian bergelar Senapati Jimbun Ngabdur Rahman Panembahan Palembang Sajidin Panatagama atau dikenal juga sebagai Sultan Bintoro/Sultan Trenggono) pada tahun 1513 M. Dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi bagaimana R.Patah merebut kekuasaan dengan menyerbu Prabu Brawijaya (yang juga mengakui R.Patah sebagai anaknya). Prabu Brawijaya kemudian kalah dan lari. Jadi bisa jadi dalam 2 tahun setelahnya kekuasaanya sudah menyebar sampai ke Cirebon (seperti yang Pak Awang sebutkan). Tetapi, pada tahun 1546 M, justru kerajaan Demak itu 'runtuh' karena intrik kekuasaan antara Hadiwijawa (Joko Tingkir) melawan Arya Panangsang (dari Jipang) yang di dukung oleh Sunan Kudus. Walaupun begitu, Kerajaan Pajang sendiri baru berdiri pada tahun 1568 M, di Surakarta dengan Joko Tingkir (Sultan Hadiwijaya) sebagai rajanya. Pada tahun 1868 M, Pajang runtuh karena terbunuhnya keluarga Pangeran Benowo oleh Panembahan Senopati (saudara tirinya sendiri), dan Mataram Islam pun lahir. Salam, /hendri -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Friday, July 10, 2009 12:04 AM To: IAGI; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam
[iagi-net-l] Recall: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Hendri Harsian would like to recall the message, [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria. PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang dan Rekans, Saya pernah menulis artikel di Koran Pikiran Rakyat - Bandung sekitar sepuluh tahun lalu, dan seingat saya, saya pernah mengirimkan fotokopi artikel tersebut ke Pak Awang. Dalam artikel tersebut (saya sudah lupa judul dan waktu terbitnya)saya mengungkapkan perlunya data geologi dalam penelitian arkeologi (yang saya sebut sebagai Geoarkeologi) untuk mengungkap bukti2 sejarah masa lampau, tidak sekedar atas data temuan arkeologis, tapi lebih dari itu, untuk memahami konteks lingkungannya, termasuk aspek geologi, antara lain perkembangan geomorfologi/paleogeografi. Saya utarakan, antara lain Daerah Demak yang masih berupa laut (Selat), Kerajaan Majapahit yang mundur juga karena pendangkalan Sungai Brantas akibat letusan Gunung Kelud yang mengakibatkan melemahnya jalur transportasi kapal2 yang berdampak pada lemahnya perdagangan/ekonomi, keamanan dan sosial, juga Kerajaan Tosara di Teluk Bone yang pada abad ke 16 kalau mau berlayar ke Selat Makasar tidak perlu memutar lewat Makassar, tetapi dapat langsung melalui Danau Tempe (yang saat itu masih berupa laut/selat, dengan bukti adanya endapan pasir pantai resen disekitar Danau Tempe).Mundurnya Kerajaan Tosara juga karena pendangkalan jalur tersebut yang kemudian berubah menjadi Danau Tempe, yang berakibat pada jauhnya/panjangnya jalur transportasi karena harus memutar melewati Makassar, yang menyebabkan mundurnya perdagangan, keamanan dan perkembangan sosial.Semua hal tersebut diperlukan oleh rekan2 ahli arkeologi untuk bisa memahami konteks perkembangan suatu wilayah, bukan hanya sekedar atas dasar temuan arkeologis semata. Wasslam, Yahdi Zaim Dosen Geoarkeologi Prodi Teknik Geologi FITB Sebuah buku baru, âEnsiklopedi Kelirumologiâ (Jaya Suprana, 2009 â Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul âDemakâ di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggilâsebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah âsang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) âRuntuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantaraâ â Bhratara â LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah âcerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), âPeranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggaraâ âBhratara, menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang YTH., Menarik sekali ulasan pak Awang tentang sejarah berhubungan dengan geologi ini,, seperti dijelaskan sebelum nya bahwa hubungan Demak dengan pedalaman Jawa dengan memakai kapal2, adalah melalui Kali Serang, yang bermata air di Gunung Merbabu dan Pegunungan Kendeng, dekat Pengging (diantara Pajang dan Boyolali)...s/d hampir akhir abad ke-18... Ketika Demak surut, kemudian digantikan oleh Pajang (Sultan Hadiwijaya), dan Mataram (Panembahan Senopati) -- semakin ke selatan, apakah juga ada kemungkinan sebab2 Geologi yang menyertai nya pak...?, seperti kalo tidak salah, dulu pak Awang pernah menjelaskan tentang pemindahan pusat pemerintahan (Wangsya Sanjaya ?) oleh Mpu Sindok ke wilayah Jawa yang lebih ke arah Timur... Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Friday, July 10, 2009 12:03:45 AM Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak awang, Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai sumatra, bisa di jelaskan Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, 2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai “Demak”. Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit” – Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian baru rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun – Raden Patah adalah anak raja Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut Putri Cina) memilih tinggal di daerah kosong dan berawa di sebelah timur Semarang, di kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat subur dan strategis untuk menguasai pelayaran di pantai utara. Jin Bun berkedudukan di Demak. Di Demak, Jin Bun menjadi ulama sesuai pesan gurunya, Sunan Ampel. Ia mengumpulkan para pengikutnya baik dari masyarakat Jawa maupun Cina. Saat sebelum memberontak kepada Majapahit, Jin Bun atau Raden Patah adalah bupati
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Hendri, Raden Patah bukanlah Sultan Trenggana, julukan Sultan Bintoro memang betul untuk Raden Patah sebab hutan gelagah wangi di tepi Selat Muria yang dibukanya dinamakannya sebagai Bintoro dan belakangan dinamakan Demak. Sedangkan Raden Trenggana adalah putera Raden Patah yang ketika menjadi raja ketiga di Demak sesudah Raden Patah dan Pati Unus, bergelar Sultan Trenggana (1521-1546/1550). Tahun 1546 bukanlah akhir Kerajaan Demak, memang Demak pada tahun itu menderita kekalahan yang sangat besar akibat serangannya ke bekas pelarian Majapahit di Panarukan dan Blambangan. Sejak tahun itu pula tak ada kemajuan lagi yang dicapai Demak, bahkan kemunduran terjadi sejak itu. Sultan Trenggana yang dibantu Fatahillah (Sunan Gunung Jati) tak berdaya melawan Blambangan, bahkan Sultan Trenggana gugur dalam peperangan itu. Seperti juga Majapahit yang disengkalakan berakhir pada 1400 Caka (sirna ilang kertaning bhumi) atau 1478 M, pada kenyataannya kerajaan ini berakhir benar pada 1527 M. Sepeninggal Sultan Trenggana memang Kerajaan Demak mundur secara drastis sebab terjadi perselisihan di dalam keluarga tentang siapa yang lebih berhak menjadi pemegang kekuasaan Kesultanan Demak. Terjadi perselisihan antara putera Trenggana yaitu Prawata dengan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah putera Pangeran Sekar Seda Lepen, kakak Trenggana. Pangeran Sekar Seda Lepen dibunuh oleh Prawata agar Trenggana -ayahnya naik tahta menggantikan Pati Unus. Lalu, atas bantuan Sunan Kudus, Arya Penangsang akhirnya membunuh Prawata. Sebelum sempat menjadi raja di Demak, Arya Penangsang dibunuh oleh Adiwijaya alias Joko Tingkir, seorang panglima perang kesayangan Sultan Trenggana, raja dari Pajang. Tentang transisi dari Demak ke Pajang ke Mataram Islam, saya pernah menuliskannya dalam milis ini (terlampir di bawah), tentu saja dengan bumbu-bumbu geologi. salam, Awang [iagi-net-l] Dari Pengging ke Pajang (Boyolali-Klaten) : Hegemoni Bengawan Solo Awang Satyana Thu, 24 Jul 2008 09:06:00 -0700 Dalam banyak hal, alam sering menjadi perintang atau pendukung kemajuan atau kemunduran kerajaan-kerajaan di Indonesia. Peta politik kekuasaan kerajaan sedikit banyak ditentukan oleh aspek-aspek geomorfologi. Hal ini juga sedikit banyak, langsung atau tak langsung diuraikan dalam buku-buku lama tentang sejarah Jawa (de Haan, 1912 : ”Priangan”; Fruin-Mees, 1919 : ”Geschiedenis van Java”; Olthof, 1944 : ”Babad Tanah Djawi”; Soeroto, 1954 : ”Indonesia di Tengah-Tengah Dunia dari Abad ke Abad”, de Graaf dan Pigeaud, 1974 : ”De Eerste Moslimse Vorstendoommen op Java”; Slametmuljana , 1979 : ”Negara Krtagama”, dan Daldjoeni, 1984; 1992 : ”Geografi Kesejarahan Indonesia”). Banyak orang ingat cerita tentang Jaka Tingkir, tokoh sakti penakluk para buaya (bajul) (Jaka Tingkir adalah cucu Bajul Sangara – raja Pengging, wilayah Boyolali sekarang, yang diyakini punya pasukan buaya, maka tak mengherankan bila sang cucu ditakuti para buaya). Jaka Tingkir adalah Adiwijaya, raja Pajang (1546-1586). Pajang tak hanya menarik karena Jaka Tingkir. Pengging (pendahulu Pajang) dan Pajang juga menarik dalam hal bahwa sesungguhnya dua kerajaan ini sebenarnya berpeluang sesukses Majapahit. Kuncinya adalah penguasaan hulu-hilir Bengawan Solo – hegemoni Bengawan Solo. Sayang gagal. De Graaf dan Pigeaud (1974) menulis bahwa Lembah Bengawan Solo yang diapit Merapi dan Lawu tak penting secara ekonomi dan politik sebelum tahun 1000. Saat itu dataran tinggi Kedu dan Mataram yang diapit sungai Progo dan Opak lebih penting. Orang2 Mataram kalau mau ke Jawa Timur, saat itu tak lewat Bengawan Solo, tetapi melipir melalui lereng-lereng selatan Lawu, Wilis, dan Semeru. Setelah tahun 1000, baru Lembah Bengawan Solo menjadi penting. ”Negara Krtagama” menyebut sebuah kerajaan di bagian barat wilayah Majapahit bernama Pajang pada abad ke-14 dikunjungi Hayam Wuruk. Pajang adalah sahabat Majapahit sekaligus bawahannya. Sebelum ke Pajang mari kita ke Pengging dulu sebab Pajang berkembang dari Pengging. Pengging adalah kerajaan kecil di lereng tenggara Merapi, wilayahnya meliputi Boyolali-Klaten sekarang. Dalam Babad Tanah Jawi, diceritakan bahwa raja Pengging bergelar ”Bajul Sangara” sebab dimitoskan dalam babad tersebut bahwa ia raja bangsa buaya di Bengawan Solo. Bajul Sangara dikenal juga sebagai Jaka Bodo karena nama lain Pengging adalah Bobodo (de Haan,1912) (jelas tokoh paranormal Ki Joko Bodo memanfaatkan nama raja buaya ini). Bajul Sangara ini pernah membantu Gajah Mada mahapatih Majapahit saat penaklukan Blambangan dan Bali. Bajul Sangara punya dua anak : Kebo Kenanga dan Kebo Kanigara. Kebo Kenanga menggantikan ayahnya memimpin Pengging. Kebo Kenanga punya anak bernama Jaka Tingkir. Saat Demak menghancurkan Pengging dan Kebo Kenanga dibunuh lewat adu kesaktian dengan Sunan Kudus, Jaka Tingkir ditawan ke Demak. Tetapi di Demak Jaka Tingkir menjadi orang kepercayaan raja Demak. Saat Demak mundur karena
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Dwi, Sebuah toponimi (asal muasal nama geografi) yang pernah dikemukakan oleh De Graaf dan Pigeaud (1974) tentang Prawata atau Prawoto adalah bukit gamping/napal itu semula bernama batara atau betoro. Dalam zaman pra-Demak atau masih dalam hegemoni Majapahit yang Hindu, bukit itu merupakan tempat yang disucikan tempat orang menaikkan doa-doa. Kemudian, dalam zaman Demak, bukit itu sering menjadi tempat beristirahatnya Pangeran Mukmin, putera sulung Sultan Trenggana. Hasrat Pangeran Mukmin kepada agama Islam kuat, dan menjadikan bukit bernama asal batara itu sebagai pesanggrahan untuk menunaikan kewajiban2nya dalam agama Islam. Karena lebih sering berada di bukit itu, maka kemudian ia lebih terkenal sebagai Sunan Prawata. Maka, Prawata/Prawoto punya toponim dari batara /betoro. Begitu ditulis De Graaf dan Pigeaud (1974) dalam “De Eerste Moslimse Voorstendommen op Java” –Martinus Nijhoff. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, rumlan dwiyatno dwisant...@yahoo.com wrote: From: rumlan dwiyatno dwisant...@yahoo.com Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, July 10, 2009, 6:52 AM Salut pak Awang ... Geology dan sejarah peradaban manusia pastilah saling berhubungan. Peradaban sebagian besar ditentukan oleh keadaan alam, disamping manusianya sendiri tentunya. Keadaan alam ditentukan oleh kondisi geologi. Jadi kesimpulanya, geologi mempunyai peranan sangat penting dalam sejarah peradaban manusia. Dengan demikian wilayah yang bisa dimasuki ilmu geology menjadi sangatlah luas, mungkin nanti perllu dibuat cabang geologi yang berhubungan dengan peradaban dan sejarah. Sunan Ampel entah dengan cara apa, telah mampu membaca kondisi geologi saat itu, bahwa mengingat posisi topography nDemak pada saat itu, sangat cocok untuk berdirinya sebuah kuta raja, namun sepertinya beliau belum atau lupa mempertimbangkan tingkat sedimentasi yang begitu tinggi yang membuat pada akhirnya nDemak akan berada didaratan seperti sekarang ini. Dari artikle pak Awang tadi, satu saja pertanyaan saya pak, Nama Bukit Prawoto itu berasal dari mana? Apakah bukitnya dulu bernama Prawoto, kemudian Mukmin yang sering berkunjung ke situ disebut Sunan Prawoto atau karena Sunan Prawoto sering berkunjung ke bukit itu lantas bukitnya dinamakan Bukit Prawoto ? Salam PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Zaim, Iya, pengetahuan tentang kondisi geologi dan geomorfologi (Geologi Kuarter khususnya) suatu wilayah bisa berperan dalam membantu kawan-kawan ahli sejarah dalam mengungkap suatu problema dalam sejarah. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, z...@gc.itb.ac.id z...@gc.itb.ac.id wrote: From: z...@gc.itb.ac.id z...@gc.itb.ac.id Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: iagi-net@iagi.or.id Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Friday, July 10, 2009, 3:35 PM Pak Awang dan Rekans, Saya pernah menulis artikel di Koran Pikiran Rakyat - Bandung sekitar sepuluh tahun lalu, dan seingat saya, saya pernah mengirimkan fotokopi artikel tersebut ke Pak Awang. Dalam artikel tersebut (saya sudah lupa judul dan waktu terbitnya)saya mengungkapkan perlunya data geologi dalam penelitian arkeologi (yang saya sebut sebagai Geoarkeologi) untuk mengungkap bukti2 sejarah masa lampau, tidak sekedar atas data temuan arkeologis, tapi lebih dari itu, untuk memahami konteks lingkungannya, termasuk aspek geologi, antara lain perkembangan geomorfologi/paleogeografi. Saya utarakan, antara lain Daerah Demak yang masih berupa laut (Selat), Kerajaan Majapahit yang mundur juga karena pendangkalan Sungai Brantas akibat letusan Gunung Kelud yang mengakibatkan melemahnya jalur transportasi kapal2 yang berdampak pada lemahnya perdagangan/ekonomi, keamanan dan sosial, juga Kerajaan Tosara di Teluk Bone yang pada abad ke 16 kalau mau berlayar ke Selat Makasar tidak perlu memutar lewat Makassar, tetapi dapat langsung melalui Danau Tempe (yang saat itu masih berupa laut/selat, dengan bukti adanya endapan pasir pantai resen disekitar Danau Tempe).Mundurnya Kerajaan Tosara juga karena pendangkalan jalur tersebut yang kemudian berubah menjadi Danau Tempe, yang berakibat pada jauhnya/panjangnya jalur transportasi karena harus memutar melewati Makassar, yang menyebabkan mundurnya perdagangan, keamanan dan perkembangan sosial.Semua hal tersebut diperlukan oleh rekan2 ahli arkeologi untuk bisa memahami konteks perkembangan suatu wilayah, bukan hanya sekedar atas dasar temuan arkeologis semata. Wasslam, Yahdi Zaim Dosen Geoarkeologi Prodi Teknik Geologi FITB PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Syaiful, Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada. Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com wrote: From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM pak awang, sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober 2009 nanti? salam, syaiful PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Sigit, Jawaban yang berhubungan dengan pertanyaan Sigit barangkali bisa ditemukan di ulasan di bawah ini. salam, Awang [iagi-net-l] Dari Pengging ke Pajang (Boyolali-Klaten) : Hegemoni Bengawan Solo Awang Satyana Thu, 24 Jul 2008 09:06:00 -0700 Dalam banyak hal, alam sering menjadi perintang atau pendukung kemajuan atau kemunduran kerajaan-kerajaan di Indonesia. Peta politik kekuasaan kerajaan sedikit banyak ditentukan oleh aspek-aspek geomorfologi. Hal ini juga sedikit banyak, langsung atau tak langsung diuraikan dalam buku-buku lama tentang sejarah Jawa (de Haan, 1912 : ”Priangan”; Fruin-Mees, 1919 : ”Geschiedenis van Java”; Olthof, 1944 : ”Babad Tanah Djawi”; Soeroto, 1954 : ”Indonesia di Tengah-Tengah Dunia dari Abad ke Abad”, de Graaf dan Pigeaud, 1974 : ”De Eerste Moslimse Vorstendoommen op Java”; Slametmuljana , 1979 : ”Negara Krtagama”, dan Daldjoeni, 1984; 1992 : ”Geografi Kesejarahan Indonesia”). Banyak orang ingat cerita tentang Jaka Tingkir, tokoh sakti penakluk para buaya (bajul) (Jaka Tingkir adalah cucu Bajul Sangara – raja Pengging, wilayah Boyolali sekarang, yang diyakini punya pasukan buaya, maka tak mengherankan bila sang cucu ditakuti para buaya). Jaka Tingkir adalah Adiwijaya, raja Pajang (1546-1586). Pajang tak hanya menarik karena Jaka Tingkir. Pengging (pendahulu Pajang) dan Pajang juga menarik dalam hal bahwa sesungguhnya dua kerajaan ini sebenarnya berpeluang sesukses Majapahit. Kuncinya adalah penguasaan hulu-hilir Bengawan Solo – hegemoni Bengawan Solo. Sayang gagal. De Graaf dan Pigeaud (1974) menulis bahwa Lembah Bengawan Solo yang diapit Merapi dan Lawu tak penting secara ekonomi dan politik sebelum tahun 1000. Saat itu dataran tinggi Kedu dan Mataram yang diapit sungai Progo dan Opak lebih penting. Orang2 Mataram kalau mau ke Jawa Timur, saat itu tak lewat Bengawan Solo, tetapi melipir melalui lereng-lereng selatan Lawu, Wilis, dan Semeru. Setelah tahun 1000, baru Lembah Bengawan Solo menjadi penting. ”Negara Krtagama” menyebut sebuah kerajaan di bagian barat wilayah Majapahit bernama Pajang pada abad ke-14 dikunjungi Hayam Wuruk. Pajang adalah sahabat Majapahit sekaligus bawahannya. Sebelum ke Pajang mari kita ke Pengging dulu sebab Pajang berkembang dari Pengging. Pengging adalah kerajaan kecil di lereng tenggara Merapi, wilayahnya meliputi Boyolali-Klaten sekarang. Dalam Babad Tanah Jawi, diceritakan bahwa raja Pengging bergelar ”Bajul Sangara” sebab dimitoskan dalam babad tersebut bahwa ia raja bangsa buaya di Bengawan Solo. Bajul Sangara dikenal juga sebagai Jaka Bodo karena nama lain Pengging adalah Bobodo (de Haan,1912) (jelas tokoh paranormal Ki Joko Bodo memanfaatkan nama raja buaya ini). Bajul Sangara ini pernah membantu Gajah Mada mahapatih Majapahit saat penaklukan Blambangan dan Bali. Bajul Sangara punya dua anak : Kebo Kenanga dan Kebo Kanigara. Kebo Kenanga menggantikan ayahnya memimpin Pengging. Kebo Kenanga punya anak bernama Jaka Tingkir. Saat Demak menghancurkan Pengging dan Kebo Kenanga dibunuh lewat adu kesaktian dengan Sunan Kudus, Jaka Tingkir ditawan ke Demak. Tetapi di Demak Jaka Tingkir menjadi orang kepercayaan raja Demak. Saat Demak mundur karena Sultan Trenggana gugur dalam peperangan, Jaka Tingkir kembali ke kawasan dari mana ia berasal yaitu Pengging. Di situ ia mendirikan Kerajaan Pajang dan Jaka Tingkir menjadi rajanya dengan gelar Adiwijaya. Kerajaannya tumbuh pesat, Demak dan Mataram dua pesaingnya mewaspadainya. Pajang memiliki peluang untuk dapat tumbuh sebagai negeri agraris-maritim. Kerajaan yang sukses di Jawa adalah kerajaan yang menguasai seluruh aliran sungai dari hulu ke hilir –kesatuan agraris dan maritim (sebagai contoh Erlangga di Kahuripan, Kertanegara di Singhasari, dan Hayam Wuruk di Majapahit). Kekuasaan Pajang diakui oleh raja-raja kecil di pesisir Jawa Timur (Tuban-Surabaya). Maka, dengan pusat kerajaan di pedalaman yang agraris di sekitar Boyolali-Kartasura-Surakarta-Klaten dekat hulu Bengawan Solo sementara kekuatan maritim ada di muara Bengawan Solo di sekitar Tuban-Surabaya, idealah kondisi seperti itu. Pusat bentang alam Pajang yang asli adalah desa Pengging, yang sekarang letaknya di sekitar Boyolali. Wilayah pusat Pajang luasnya sekitar 300 km2 dan merupakan triple junction antara kali Pepe, kali Dengkeng, dan Bengawan Solo. Kali Pepe dan Kali Dengkeng datang dari Merapi, Bengawan Solo datang dari Gunung Lawu. Bisa dibayangkan, ini adalah wilayah yang sangat subur. Tak mengherankan kalau Boyolali dan Klaten sebelum Perang Dunia II pernah menjadi gudang beras bagi kesunanan Surakarta. Kesuburan tanahnya juga memungkinkan hadirnya 22 pabrik gula dan 10 pusat pertanian tembakau. Andaikata Pajang dapat menjadi suatu kerajaan besar dengan urat nadi Bengawan Solo, maka kondisi-kondisi geomorfologinya akan mempengaruhi politiknya : Kerajaan Pajang yang agraris-maritim akan memiliki front yang menghadap ke wilayah Indonesia Timur via
[iagi-net-l] Undangan Diskusi Ilmiah Pengda IAGI JABAR Banten
Just ...Reminder Terimakasih, Fajar (2448) Divisi Airtanah IAGI == Dalam rangka menanggapi permasalahan kejadian semburan gas dan air pada kegiatan pemboran air tanah yang terjadi di Kabupaten Serang, Provisi Banten, IAGI Pengda Jawa Barat-Banten akan menyelenggarakan Diskusi mengenai Cebakan Gas dan Airtanah yang akan diselenggarakan pada : Hari : Jumat Tanggal : 10 Juli 2009 Jam : 14.00 - 16.30 WIB Tempat : Auditorium Museum Geologi Jl. Diponegoro No. 57, Bandung Nara sumber : 1. Budi Priyatna (Distamb Banten) - Kondisi Geologi dan Kronologis Kejadian 2. Rum Budi/Zaenudin/ Indra Badri (Badan Geologi); - Hasil Peninjauan 3. Hendarmawan (UNPAD); Lambok Hutasoit (ITB) - Kajian Akademis Biaya : Tidak ada pungutan biaya. Sehubungan dengan hal diatas, dimohon kehadirannya untuk mengikuti kegiatan tersebut, tepat pada waktunya. Atas perhatian dan kehadirannya, kami ucapkan terimakasih. --
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Taufik, Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) Geografi Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang menyeberang ke utara. Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com wrote: From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM Pak awang, Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai sumatra, bisa di jelaskan Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
salam, Pak Awang, sekedar usul Mungkin lebih baik jika fieldtripnya jg melibatkan ARKEOLOG sebagai nara sumber bz Pada 10 Juli 2009 09:06, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com menulis: Pak Syaiful, Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada. Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com wrote: From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM pak awang, sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober 2009 nanti? salam, syaiful PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-netArchive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang, Correct, memang Sultan Trenggana bukan Raden Patah, dia adalah salah satu anak dari Raden Patah. Saya salah tulis soal itu baru sadar setelah 'send' ke pencet (sempat me-recall email saya itu juga). Masalah tahun (waktu) memang sering jadi perbedaan karena tidak ada sumber yang benar2 pasti yang bisa dipakai, kadang si penulis sejarah menginterpretasikan secara logika berdasarkan 'event time frame'. Misalnya lagi soal akhir Majapahit, sumber2 yang saya baca (lagi2 dari berbagai sumber di internet dan BTJ), menyebut tahun 1520 M sebagai akhir Majapahit. Tapi...disinilah salah satu yang menarik dari sejarah bagi saya. Salam, Hendri -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Friday, July 10, 2009 8:38 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Pak Hendri, Raden Patah bukanlah Sultan Trenggana, julukan Sultan Bintoro memang betul untuk Raden Patah sebab hutan gelagah wangi di tepi Selat Muria yang dibukanya dinamakannya sebagai Bintoro dan belakangan dinamakan Demak. Sedangkan Raden Trenggana adalah putera Raden Patah yang ketika menjadi raja ketiga di Demak sesudah Raden Patah dan Pati Unus, bergelar Sultan Trenggana (1521-1546/1550). Tahun 1546 bukanlah akhir Kerajaan Demak, memang Demak pada tahun itu menderita kekalahan yang sangat besar akibat serangannya ke bekas pelarian Majapahit di Panarukan dan Blambangan. Sejak tahun itu pula tak ada kemajuan lagi yang dicapai Demak, bahkan kemunduran terjadi sejak itu. Sultan Trenggana yang dibantu Fatahillah (Sunan Gunung Jati) tak berdaya melawan Blambangan, bahkan Sultan Trenggana gugur dalam peperangan itu. Seperti juga Majapahit yang disengkalakan berakhir pada 1400 Caka (sirna ilang kertaning bhumi) atau 1478 M, pada kenyataannya kerajaan ini berakhir benar pada 1527 M. Sepeninggal Sultan Trenggana memang Kerajaan Demak mundur secara drastis sebab terjadi perselisihan di dalam keluarga tentang siapa yang lebih berhak menjadi pemegang kekuasaan Kesultanan Demak. Terjadi perselisihan antara putera Trenggana yaitu Prawata dengan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah putera Pangeran Sekar Seda Lepen, kakak Trenggana. Pangeran Sekar Seda Lepen dibunuh oleh Prawata agar Trenggana -ayahnya naik tahta menggantikan Pati Unus. Lalu, atas bantuan Sunan Kudus, Arya Penangsang akhirnya membunuh Prawata. Sebelum sempat menjadi raja di Demak, Arya Penangsang dibunuh oleh Adiwijaya alias Joko Tingkir, seorang panglima perang kesayangan Sultan Trenggana, raja dari Pajang. Tentang transisi dari Demak ke Pajang ke Mataram Islam, saya pernah menuliskannya dalam milis ini (terlampir di bawah), tentu saja dengan bumbu-bumbu geologi. salam, Awang [iagi-net-l] Dari Pengging ke Pajang (Boyolali-Klaten) : Hegemoni Bengawan Solo Awang Satyana Thu, 24 Jul 2008 09:06:00 -0700 Dalam banyak hal, alam sering menjadi perintang atau pendukung kemajuan atau kemunduran kerajaan-kerajaan di Indonesia. Peta politik kekuasaan kerajaan sedikit banyak ditentukan oleh aspek-aspek geomorfologi. Hal ini juga sedikit banyak, langsung atau tak langsung diuraikan dalam buku-buku lama tentang sejarah Jawa (de Haan, 1912 : ”Priangan”; Fruin-Mees, 1919 : ”Geschiedenis van Java”; Olthof, 1944 : ”Babad Tanah Djawi”; Soeroto, 1954 : ”Indonesia di Tengah-Tengah Dunia dari Abad ke Abad”, de Graaf dan Pigeaud, 1974 : ”De Eerste Moslimse Vorstendoommen op Java”; Slametmuljana , 1979 : ”Negara Krtagama”, dan Daldjoeni, 1984; 1992 : ”Geografi Kesejarahan Indonesia”). Banyak orang ingat cerita tentang Jaka Tingkir, tokoh sakti penakluk para buaya (bajul) (Jaka Tingkir adalah cucu Bajul Sangara – raja Pengging, wilayah Boyolali sekarang, yang diyakini punya pasukan buaya, maka tak mengherankan bila sang cucu ditakuti para buaya). Jaka Tingkir adalah Adiwijaya, raja Pajang (1546-1586). Pajang tak hanya menarik karena Jaka Tingkir. Pengging (pendahulu Pajang) dan Pajang juga menarik dalam hal bahwa sesungguhnya dua kerajaan ini sebenarnya berpeluang sesukses Majapahit. Kuncinya adalah penguasaan hulu-hilir Bengawan Solo – hegemoni Bengawan Solo. Sayang gagal. De Graaf dan Pigeaud (1974) menulis bahwa Lembah Bengawan Solo yang diapit Merapi dan Lawu tak penting secara ekonomi dan politik sebelum tahun 1000. Saat itu dataran tinggi Kedu dan Mataram yang diapit sungai Progo dan Opak lebih penting. Orang2 Mataram kalau mau ke Jawa Timur, saat itu tak lewat Bengawan Solo, tetapi melipir melalui lereng-lereng selatan Lawu, Wilis, dan Semeru. Setelah tahun 1000, baru Lembah Bengawan Solo menjadi penting. ”Negara Krtagama” menyebut sebuah kerajaan di bagian barat wilayah Majapahit bernama Pajang pada abad ke-14 dikunjungi Hayam Wuruk. Pajang adalah sahabat Majapahit sekaligus bawahannya. Sebelum ke Pajang mari kita ke Pengging dulu sebab Pajang berkembang dari Pengging. Pengging adalah kerajaan kecil di
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang secara kelirumologi tukang-tukang bor air selalu mengatakan kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor di wilayah Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan kalau nasib baik pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang tidak pernah dapat asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang bor air lho (Salam Untung Sudarsono) Sebuah buku baru, âEnsiklopedi Kelirumologiâ (Jaya Suprana, 2009 â Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul âDemakâ di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggilâsebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah âsang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) âRuntuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantaraâ â Bhratara â LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah âcerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), âPeranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggaraâ âBhratara, menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai âDemakâ. Menurut Slamet Muljana (1983), âPemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahitâ â Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian baru rnama âBintaraâ. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun â Raden Patah adalah anak raja Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut Putri Cina) memilih tinggal di daerah kosong dan berawa di sebelah timur Semarang, di kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat subur dan strategis untuk menguasai pelayaran di pantai utara. Jin Bun berkedudukan di Demak. Di Demak, Jin Bun
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Ulasan yang sangat menarik. Dulu saya pernah baca buku sejarah, dimana disebutkan Sultan Agung mengalahkan Raden/Pangeran Perak dari Surabaya di dekat Surabaya. Disitu digambarkan Sultan Agung naik Gajah. Sekarang pak Awang bilang kekalahan Surabaya di dekat Pajang. kayaknya memang masih banyak versi sejarah yang berbeda. Apakah Pak Awang juga bisa mengulas tentang Ken Arok? saya kira itu juga cerita yang menarik, bagaimana Ken Arok menyiapkan daerah pegunungan Batu untuk menghancurkan tentara Kediri. Terima kasih banyak Pak. - Original Message From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Friday, July 10, 2009 9:38:08 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Pak Hendri, Raden Patah bukanlah Sultan Trenggana, julukan Sultan Bintoro memang betul untuk Raden Patah sebab hutan gelagah wangi di tepi Selat Muria yang dibukanya dinamakannya sebagai Bintoro dan belakangan dinamakan Demak. Sedangkan Raden Trenggana adalah putera Raden Patah yang ketika menjadi raja ketiga di Demak sesudah Raden Patah dan Pati Unus, bergelar Sultan Trenggana (1521-1546/1550). Tahun 1546 bukanlah akhir Kerajaan Demak, memang Demak pada tahun itu menderita kekalahan yang sangat besar akibat serangannya ke bekas pelarian Majapahit di Panarukan dan Blambangan. Sejak tahun itu pula tak ada kemajuan lagi yang dicapai Demak, bahkan kemunduran terjadi sejak itu. Sultan Trenggana yang dibantu Fatahillah (Sunan Gunung Jati) tak berdaya melawan Blambangan, bahkan Sultan Trenggana gugur dalam peperangan itu. Seperti juga Majapahit yang disengkalakan berakhir pada 1400 Caka (sirna ilang kertaning bhumi) atau 1478 M, pada kenyataannya kerajaan ini berakhir benar pada 1527 M. Sepeninggal Sultan Trenggana memang Kerajaan Demak mundur secara drastis sebab terjadi perselisihan di dalam keluarga tentang siapa yang lebih berhak menjadi pemegang kekuasaan Kesultanan Demak. Terjadi perselisihan antara putera Trenggana yaitu Prawata dengan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah putera Pangeran Sekar Seda Lepen, kakak Trenggana. Pangeran Sekar Seda Lepen dibunuh oleh Prawata agar Trenggana -ayahnya naik tahta menggantikan Pati Unus. Lalu, atas bantuan Sunan Kudus, Arya Penangsang akhirnya membunuh Prawata. Sebelum sempat menjadi raja di Demak, Arya Penangsang dibunuh oleh Adiwijaya alias Joko Tingkir, seorang panglima perang kesayangan Sultan Trenggana, raja dari Pajang. Tentang transisi dari Demak ke Pajang ke Mataram Islam, saya pernah menuliskannya dalam milis ini (terlampir di bawah), tentu saja dengan bumbu-bumbu geologi. salam, Awang [iagi-net-l] Dari Pengging ke Pajang (Boyolali-Klaten) : Hegemoni Bengawan Solo Awang Satyana Thu, 24 Jul 2008 09:06:00 -0700 Dalam banyak hal, alam sering menjadi perintang atau pendukung kemajuan atau kemunduran kerajaan-kerajaan di Indonesia. Peta politik kekuasaan kerajaan sedikit banyak ditentukan oleh aspek-aspek geomorfologi. Hal ini juga sedikit banyak, langsung atau tak langsung diuraikan dalam buku-buku lama tentang sejarah Jawa (de Haan, 1912 : ”Priangan”; Fruin-Mees, 1919 : ”Geschiedenis van Java”; Olthof, 1944 : ”Babad Tanah Djawi”; Soeroto, 1954 : ”Indonesia di Tengah-Tengah Dunia dari Abad ke Abad”, de Graaf dan Pigeaud, 1974 : ”De Eerste Moslimse Vorstendoommen op Java”; Slametmuljana , 1979 : ”Negara Krtagama”, dan Daldjoeni, 1984; 1992 : ”Geografi Kesejarahan Indonesia”). Banyak orang ingat cerita tentang Jaka Tingkir, tokoh sakti penakluk para buaya (bajul) (Jaka Tingkir adalah cucu Bajul Sangara – raja Pengging, wilayah Boyolali sekarang, yang diyakini punya pasukan buaya, maka tak mengherankan bila sang cucu ditakuti para buaya). Jaka Tingkir adalah Adiwijaya, raja Pajang (1546-1586). Pajang tak hanya menarik karena Jaka Tingkir. Pengging (pendahulu Pajang) dan Pajang juga menarik dalam hal bahwa sesungguhnya dua kerajaan ini sebenarnya berpeluang sesukses Majapahit. Kuncinya adalah penguasaan hulu-hilir Bengawan Solo – hegemoni Bengawan Solo. Sayang gagal. De Graaf dan Pigeaud (1974) menulis bahwa Lembah Bengawan Solo yang diapit Merapi dan Lawu tak penting secara ekonomi dan politik sebelum tahun 1000. Saat itu dataran tinggi Kedu dan Mataram yang diapit sungai Progo dan Opak lebih penting. Orang2 Mataram kalau mau ke Jawa Timur, saat itu tak lewat Bengawan Solo, tetapi melipir melalui lereng-lereng selatan Lawu, Wilis, dan Semeru. Setelah tahun 1000, baru Lembah Bengawan Solo menjadi penting. ”Negara Krtagama” menyebut sebuah kerajaan di bagian barat wilayah Majapahit bernama Pajang pada abad ke-14 dikunjungi Hayam Wuruk. Pajang adalah sahabat Majapahit sekaligus bawahannya. Sebelum ke Pajang mari kita ke Pengging dulu sebab Pajang berkembang dari Pengging. Pengging adalah kerajaan kecil di lereng tenggara Merapi, wilayahnya meliputi
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan, he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti. dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri, memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2. atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja, panitia akan membantu sebaik mungkin. salam, syaiful 2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com: Pak Syaiful, Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada. Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com wrote: From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM pak awang, sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober 2009 nanti? salam, syaiful PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - -- Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist Mobile: 62-812-9372808 Emails: msyai...@etti.co.id (business) mohammadsyai...@gmail.com Technical Manager of Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria (Pati Unus)
Pak Awang, Menarik lagi nih.. Diemail dibawah disebutkan 'Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka'. Tapi, ada juga yang menyebutkan bahwa Pati Unus itu sebanarnya adalah menantunya bukan putranya Raden Patah. Disebutkan bahwa nama aslinya adalah Raden Abdul Qadir putra dari Raden Muhammad Yunus (seorang mubaligh Persia) dari Jepara. Raden Muhammad Yunus ini adalah saudara tiri dari Raden Rahmat (Sunan Ampel). Diketahui bahwa dari istri pertama Raden Patah (putri Sunan Ampel) beliau punya dua putra: Raden Surya dan Raden Trenggana. Apakah Raden Surya ini adalah Pati Unus yang juga dikenal sebagi Pangeran Sabrang Lor? Dan, semua refrensi setuju bahwa Pati Unus adalah raja kedua di Demak. Mohon di share sekiranya Pak Awang punya penjelasan lebih jauh. Terimakasih dan maaf kalau jadi keterusan memabahas sejarah bukan geologinya. :) salam, /hendri -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Friday, July 10, 2009 9:19 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Pak Taufik, Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) Geografi Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang menyeberang ke utara. Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com wrote: From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM Pak awang, Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai sumatra, bisa di jelaskan Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Sebagai masukkan saja, mungkin bisa kerjasama dengan teman-teman yang dari Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM terutama Sdr. Agus H yang kebetulan dekat dengan kampung halamannya. Salam, Nana - Original Message - From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, July 10, 2009 9:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan, he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti. dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri, memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2. atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja, panitia akan membantu sebaik mungkin. salam, syaiful 2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com: Pak Syaiful, Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada. Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com wrote: From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM pak awang, sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober 2009 nanti? salam, syaiful PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - -- Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist Mobile: 62-812-9372808 Emails: msyai...@etti.co.id (business) mohammadsyai...@gmail.com Technical Manager of Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang YTH., Saya pernah membaca, kalo saat armada Pati Unus bertemu dengan armada Alfonso D' Alburquerque, kemudian ternyata Pati Unus kalah, dan armada nya pulang kembali ke Demak..., rupa nya di jaman penerus nya, yaitu sultan Trenggono, juga dikirimkan armada berikut nya ke Malaka, hanya memang hasil nya juga tetap kalah, dan kali ini armada Demak yang kalah perang tadi menetap di daerah Malaka dan sekitar nya, dan kemudian untuk mengingat daerah asal nya di Jawa dan Sultan Trenggono yang memerintah kan mereka ke Malaka, mereka menamakan daerah tersebut dengan 'Trengganu', dan dibuktikan juga dengan adanya peninggalan keris2 jaman Demak di wilayah tersebut, dengan warangka Wulan Tumanggal...? Best Regards Sigit From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Friday, July 10, 2009 9:18:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Pak Taufik, Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) Geografi Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang menyeberang ke utara. Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com wrote: From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM Pak awang, Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai sumatra, bisa di jelaskan Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or..id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
terimakasih masukannya, pak nana. mereka, termasuk pak agus dari ugm, adalah panitianya. salam, syaiful 2009/7/10 Nana Djumhana n.djumh...@petrochina.co.id: Sebagai masukkan saja, mungkin bisa kerjasama dengan teman-teman yang dari Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM terutama Sdr. Agus H yang kebetulan dekat dengan kampung halamannya. Salam, Nana - Original Message - From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, July 10, 2009 9:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan, he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti. dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri, memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2. atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja, panitia akan membantu sebaik mungkin. salam, syaiful 2009/7/10 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com: Pak Syaiful, Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada. Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com wrote: From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM pak awang, sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober 2009 nanti? salam, syaiful PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - -- Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist Mobile: 62-812-9372808 Emails: msyai...@etti.co.id (business) mohammadsyai...@gmail.com Technical Manager of Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
*Pak Awang,* ** *ada kesulitan pengelompokan masa di kerajaan Islam di Sumatera, kelihatannya tak ada persentuhan kerajaan demak di sumatera.. kalau kutipan dari wikipedia lebih kacau!.* ** [image: Isi] *Artikel ini tidak memiliki referensi sumberhttp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisansehingga isinya tidak bisa diverifikasi. * Bantulah memperbaiki artikel inihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Invasi_Kesultanan_Demak_ke_Malakaaction=editdengan menambahkan referensi yang layak. Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pengurus. Sejak tahun 1509, Pati Unus sudah merancang rencana untuk menguasai Malakahttp://id.wikipedia.org/wiki/Malaka. Saat itu Malaka berada di bawah kekuasaan Kesultanan Malakahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Malaka. Dengan kata lain, perlu dicatat bahwa serangan Demak ke Malaka jelas bukanlah sebuah serangan anti-kekuasaan asing, tetapi sebuah invasi imperialis. Tahun 1511, Alfonso D'Alburquerquehttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alfonso_D%27Alburquerqueaction=editredlink=1, Laksamana armada Portugis, mendahului Pati Unus dengan menaklukkan Malaka. Sultan Malaka Mahmud Syahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mahmud_Syahaction=editredlink=1melarikan diri ke Bintan http://id.wikipedia.org/wiki/Bintan. Pati Unus sangat mengerti bahwa kekuatan utama Portugis adalah pada armada lautnya. Portugis memiliki kapal yang kuat, bahkan lebih kuat dibandingkan dengan kapal Majapahit. Selain itu, Portugis sudah menggunakan meriam yang dipasang di masing - masing kapal di mana pada waktu itu meriam adalah senjata pamungkas yang tidak bisa ditandingi oleh senjata apapun. Oleh karena itu, langkah pertama Pati Unus adalah menghidupkan kembali kekuatan armada Majapahit yang tertidur lama pada saat masa - masa perebutan kekuasaan. Kapal - kapal baru tersebut juga dilengkapi dengan Cetbang, yaitu meriam api, di mana kapal dan cetbang juga merupakan kekuatan andalan Armada Majapahit. Pusat produksi kapal-kapal ini adalah Semarang, gerbang masuk Demak, dengan bantuan orang-orang Tionghoa lokal. Selanjutnya Pati Unus menghimpun kekuatan - kekuatan nusantara untuk membentuk armada gabungan dengan satu tujuan, mengusir Portugis dari Malaka. Ia juga meminta bantuan orang-orang Jawa yang ada di Malaya untuk jadi agen dalam di Malaka. Tetapi ternyata, ketika Pati Unus terlanjur berangkat ke Malaka,orang-orang Jawa ini terlanjur dipergoki Portugis dan melarikan diri ke Cirebon http://id.wikipedia.org/wiki/Cirebon. Pati Unus pun bertempur tanpa bantuan mata-mata dan agen dalam - kapal-kapalnya dengan mudah diremuk meriam-meriam yang ditodongkan ke laut di Benteng Portugis di Malaka. === * * *Sumatera *mengawali jejak perjalanan Islam di nusantara. Di bagian utara pulau ini pernah berdiri *Kerajaan Samudera Pasai* yang merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh *Meurah Silu* pada tahun 1267 M. Kerajaan yang berdiri di tanah Aceh itu bahkan pernah dikunjungi *Ibnu Batutah*, pengembara muslim paling ternama sepanjang sejarah. Daftar sejarah itu bila dirunut ke belakang bisa lebih panjang, karena menurut data sejarah di Aceh Timur, pada abad ke-9 pernah berdiri *kerajaan Perlak* yang kemudian menggabungkan diri dengan Pasai. Kekayaan khazanah Islam Sumatera lalu dilanjutkan dengan berdirinya *kerajaan Malaka* (1402 – 1511) yang didirikan oleh *Parameswara*, seorang putera *Sriwijaya *yang menyelamatkan diri dari perebutan Palembang oleh Majapahit. Nama Malaka kemudian masyhur sebagai salah satu pelabuhan penting di dunia. Portugis, Belanda dan Inggris pun merapat di sana. Masih di bagian Utara Sumatera berdiri *Kesultanan Aceh Darussalam* pada tahun 1360 dengan ibu kota *Kutaraja (Banda Aceh)*. *Sultan Ali Mughayat Syah* dinobatan sebagai Sultan pertama pada *Ahad, 1 Jumadil Awwal 913 H *bertepatan pada 8 September 1507. Selain masyhur dengan sistem pendidikan militer yang baik, komitmennya dalam menentang *imperialisme *Eropa, sistem pemerintahan teratur dan sistematik, kesultanan Aceh merupakan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan terutama Islam. Kesultanan Aceh melahirkan beberapa ulama ternama. Karya-karya mereka menjadi rujukan utama dalam bidang masing-masing. Tersebutlah *Hamzah Fansuri* dengan karyanya Tabyan fi Ma’rifati al-Udyan. *Syamsuddin al-Sumatrani *dengan Miraj al-Muhakikin al Iman. *Nuruddin ar-Raniry* dengan Sirat al-Mmustaqim. *Syekh Abdul Rauf Singkili* dengan Mi’raj al Tulabb fi Fashil. Beranjak ke Selatan ada lagi *kerajaan Dharmasraya* atau *Kerajaan Melayu Jambi* yang berdiri sekitar abad ke-11 Masehi. Lokasinya terletak di selatan Sawahlunto, Sumatera Barat sekarang dan di utara Jambi. Terdapat juga *kerajaan Lingga-Riau* yang merupakan perpecahan dari *Kesultanan Johor*. Pada masa kesultanan ini *bahasa Melayu* menjadi bahasa standar yang sejajar
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Untung, Terima kasih atas ceritanya, sangat berguna untuk merekonstruksi geologi wilayah Demak dan sekitarnya. Para tukang bor sumur berarti telah keliru mengebor sumur dalam di wilayah Demak... salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id wrote: From: unt...@dgtl.esdm.go.id unt...@dgtl.esdm.go.id Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, July 10, 2009, 9:50 AM Pak Awang secara kelirumologi tukang-tukang bor air selalu mengatakan kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor di wilayah Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan kalau nasib baik pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang tidak pernah dapat asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang bor air lho (Salam Untung Sudarsono) PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -