[iagi-net-l] RE: [eksplorasi_BPMIGAS] Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia

2011-03-29 Terurut Topik Nugrahani

Nah... ini dia yang pengen aku omongin. Thanks ya Awang.
Terima kasih juga atas komentarnya mas Sugeng Hartono (apa kabar mas Sugeng,  
masih mengawasi/mengawal pengeboran sumur di  Jabung ?).
Silakan dibaca juga e-mail-nya Ujay (Sunjaya) beberapa hari yang lalu, yang 
juga sudah berusaha menerangkan hal yang sama.
Bukannya kami pengen ngeles atau bikin alasan, ini hanya sekedar menyajikan 
fakta, bahwa dalam sepuluh tahun terakhir justru jumlah Wilayah Kerja itu 
bertambah secara signifikan !
Rinciannya, penambahan jumlah WK dari tahun 2000-2010 adalah 147 WK Migas yang 
masih tahap Eksplorasi (beberapa di antaranya saat ini sudah mencapai tahap 
pengembangan, beberapa sudah diakhiri / diterminasi), 3 WK Produksi dan 23 Wk 
GMB. Tahun 2011, di bulan Maret 2011 ini, ada penambahan lagi : 4 WK 
Eksplorasi, 1 WK Lapangan/Produksi (Sembilang), dan 6 WK GMB/CBM.
Saat ini jumlah Wilayah Kerja yang dikelola BPMIGAS adalah 256 WK (dalam tahap 
Eksplorasi, Ekspoitasi/Produksi, dan CBM).

Hanya sayangnya (juga), faktanya, peningkatan jumlah WK yang signifikan itu 
masih belum seirama dengan peningkatan investasi (kegiatan eksplorasi) yang 
signifikan.
Ada berbagai sebab (kurangnya pemenuhan komitmen eskplorasi) antara lain : 
karena alasan teknis/kurangnya data GG (32%), masalah internal KKKS, termasuk 
masalah finansial (19 %), masalah pengadaaan rig dan kapal survey (23 %), 
masalah perizinan (13 %), masalah tumpang tindih dengan kehutanan (9 %) dan 
masalah lain2 (sosial masyarakat, perbatasan negara, dll, 4 %).
Dari sisi temuan migas (pengeboran eksplorasi yang berhasil menemukan 
hidrokarbon) sebetulnya juga mengalami peningkatan namun bila dilihat dari 
temuan yang ekonomis (yang dapat dikembangkan/diproduksikan) memang masih agak 
kurang. Sebabnya (dari sisi petroleum system) juga berbagai-bagai.

Sebetulnya, hasil survey Fraser institut itu inline saja dengan 
sebab2/permasalah tidak terlaksananya pekerjaan (komitmen) eksplorasi di 
Indonesia, karena (seperti sudah dijelaskan dalam e-mail-nya Ujay kemarin),  
surveynya itu mencakup pertanyaan2 seputar hal-hal seperti : licensing fees, 
tax, permit, regulations, dll.
Sebetulnya (juga) Pemerintah kita (khususnya DitJen Migas) sudah melakukan 
berbagai perbaikan dalam hal penawaran lahan (jadi bukannya tidak melakukan 
apa2). Hampir selalu ada perbaikan dalam setiap periode Kontrak2 PSC kita.  
Tentu, ada banyak hal lagi yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan (antara lain 
kordinasi antar Departemen).

Nanti deh ya saya dan Ujay saat ini sedang mengolah data mengenai (semacam) 
sejarah PSC, yang akan kami sajikan di pertemuan  tahunan HAGI-IAGI di 
Makassar nanti (dengan catatan makalah kami itu diterima oleh panitia 
HAGI-IAGI).

Hal lain, kita sebaiknya bersikap bijaksana dengan pendapat2 dari luar (negeri) 
atau pun dari dalam negeri, karena sangat boleh jadi dibalik itu ada berbagai 
kepentingan.
Sangat kita sadari bahwa masih banyak  hal yang perlu diperbaiki untuk 
meningkatkan investasi migas, namun rasanya sih tidak dengan mengganti UU Migas 
no. 22 itu. Memang UU tersebut perlu direvisi namun enggak perlu lah kembali ke 
masa lalu.  Hidup kan enggak surut ke belakang, kita maju terus aja dengan 
perbaikan2 yang bisa kita lakukan.



Salam,
Nuning





From: eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com 
[mailto:eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com] On Behalf Of Awang Satyana
Sent: 29 Maret 2011 11:31
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: [eksplorasi_BPMIGAS] Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas 
RI Termasuk Terburuk di Dunia


 Akibatnya industri migas di Indonesia semakin memburuk, hampir tidak ada 
 investasi baru di beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke belakang.

Pak Kurtubi jelas bicara tanpa data. Dalam sepuluh tahun terakhir telah 
ditandatangani 165 investasi baru di blok-blok/WK  migas (tidak termasuk 
CBM/GMB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam periode itu, Pemerintah 
menawarkan 307 WK secara regular tender dan direct offer; laku terjual 54 % 
(165 WK) saya pikir menunjukkan iklim investasi yang baik.

Mekanisme penawaran WK2 tersebut dengan cara regular tender dan direct offer. 
Permintaan direct offer, yang miulai dibuka pada tahun 2003, menunjukkan minat 
yang tinggi, mengindikasikan bahwa investor agresif berusaha di bidang migas 
Indonesia. Keterlibatan investor lokal (DN) dalam investasi migas semakin 
tinggi yang meliputi banyak ragam core business mereka (misalnya, perusahaan 
'event organizer' di bidang migas pun ada yang mengajukan direct offer WK 
bermitra dengan perusahaan2 lainnya).

Memang beberapa perusahaan lokal belum mampu memenuhi komitmen kontraknya 
secara tepat waktu karena berbagai persoalan; perusahaan2 besar yang 
internasional pun sama saja soal pemenuhan komitmen yang tepat waktu ini. 
Ditjen Migas sebagai penyelenggara penawaran WK terus menyeleksi calon 
inverstor ini agar mereka merupakan investor yang benar2 bisa melaksanakan 
komitmennya, dan 

[iagi-net-l] RE: [eksplorasi_BPMIGAS] Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia

2011-03-29 Terurut Topik Yudie ISKANDAR
Pemerintah saya kira paham bahwa media massa lebih senang berita orang gigit 
anjing. Kalaupun nanti ternyata berita itu salah, maka mereka akan meralatnya 
dengan judul orang ternyata tidak gigit anjing, bukan anjing gigit orang.
Dalam hal ini, humas pemerintah, BPMIGAS seperti pak Elan memang harus bekerja 
lebih keras untuk memberikan informasi yang akurat kepada public, termasuk para 
pengamat ini. Walaupun kita tahu lah ada beberapa media/pengamat yang 
mengembangkan beritanya secara insinuative, jadi dikasih data atau tidak , 
beritanya yaa.. begitu saja.

Salam

YI

From: Nugrahani [mailto:nugrah...@bpmigas.go.id]
Sent: Tuesday, March 29, 2011 1:39 PM
To: eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI
Subject: [iagi-net-l] RE: [eksplorasi_BPMIGAS] Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi 
Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia


Nah... ini dia yang pengen aku omongin. Thanks ya Awang.
Terima kasih juga atas komentarnya mas Sugeng Hartono (apa kabar mas Sugeng,  
masih mengawasi/mengawal pengeboran sumur di  Jabung ?).
Silakan dibaca juga e-mail-nya Ujay (Sunjaya) beberapa hari yang lalu, yang 
juga sudah berusaha menerangkan hal yang sama.
Bukannya kami pengen ngeles atau bikin alasan, ini hanya sekedar menyajikan 
fakta, bahwa dalam sepuluh tahun terakhir justru jumlah Wilayah Kerja itu 
bertambah secara signifikan !
Rinciannya, penambahan jumlah WK dari tahun 2000-2010 adalah 147 WK Migas yang 
masih tahap Eksplorasi (beberapa di antaranya saat ini sudah mencapai tahap 
pengembangan, beberapa sudah diakhiri / diterminasi), 3 WK Produksi dan 23 Wk 
GMB. Tahun 2011, di bulan Maret 2011 ini, ada penambahan lagi : 4 WK 
Eksplorasi, 1 WK Lapangan/Produksi (Sembilang), dan 6 WK GMB/CBM.
Saat ini jumlah Wilayah Kerja yang dikelola BPMIGAS adalah 256 WK (dalam tahap 
Eksplorasi, Ekspoitasi/Produksi, dan CBM).

Hanya sayangnya (juga), faktanya, peningkatan jumlah WK yang signifikan itu 
masih belum seirama dengan peningkatan investasi (kegiatan eksplorasi) yang 
signifikan.
Ada berbagai sebab (kurangnya pemenuhan komitmen eskplorasi) antara lain : 
karena alasan teknis/kurangnya data GG (32%), masalah internal KKKS, termasuk 
masalah finansial (19 %), masalah pengadaaan rig dan kapal survey (23 %), 
masalah perizinan (13 %), masalah tumpang tindih dengan kehutanan (9 %) dan 
masalah lain2 (sosial masyarakat, perbatasan negara, dll, 4 %).
Dari sisi temuan migas (pengeboran eksplorasi yang berhasil menemukan 
hidrokarbon) sebetulnya juga mengalami peningkatan namun bila dilihat dari 
temuan yang ekonomis (yang dapat dikembangkan/diproduksikan) memang masih agak 
kurang. Sebabnya (dari sisi petroleum system) juga berbagai-bagai.

Sebetulnya, hasil survey Fraser institut itu inline saja dengan 
sebab2/permasalah tidak terlaksananya pekerjaan (komitmen) eksplorasi di 
Indonesia, karena (seperti sudah dijelaskan dalam e-mail-nya Ujay kemarin),  
surveynya itu mencakup pertanyaan2 seputar hal-hal seperti : licensing fees, 
tax, permit, regulations, dll.
Sebetulnya (juga) Pemerintah kita (khususnya DitJen Migas) sudah melakukan 
berbagai perbaikan dalam hal penawaran lahan (jadi bukannya tidak melakukan 
apa2). Hampir selalu ada perbaikan dalam setiap periode Kontrak2 PSC kita.  
Tentu, ada banyak hal lagi yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan (antara lain 
kordinasi antar Departemen).

Nanti deh ya saya dan Ujay saat ini sedang mengolah data mengenai (semacam) 
sejarah PSC, yang akan kami sajikan di pertemuan  tahunan HAGI-IAGI di 
Makassar nanti (dengan catatan makalah kami itu diterima oleh panitia 
HAGI-IAGI).

Hal lain, kita sebaiknya bersikap bijaksana dengan pendapat2 dari luar (negeri) 
atau pun dari dalam negeri, karena sangat boleh jadi dibalik itu ada berbagai 
kepentingan.
Sangat kita sadari bahwa masih banyak  hal yang perlu diperbaiki untuk 
meningkatkan investasi migas, namun rasanya sih tidak dengan mengganti UU Migas 
no. 22 itu. Memang UU tersebut perlu direvisi namun enggak perlu lah kembali ke 
masa lalu.  Hidup kan enggak surut ke belakang, kita maju terus aja dengan 
perbaikan2 yang bisa kita lakukan.



Salam,
Nuning





From: eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com 
[mailto:eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com] On Behalf Of Awang Satyana
Sent: 29 Maret 2011 11:31
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: [eksplorasi_BPMIGAS] Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas 
RI Termasuk Terburuk di Dunia


 Akibatnya industri migas di Indonesia semakin memburuk, hampir tidak ada 
 investasi baru di beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke belakang.

Pak Kurtubi jelas bicara tanpa data. Dalam sepuluh tahun terakhir telah 
ditandatangani 165 investasi baru di blok-blok/WK  migas (tidak termasuk 
CBM/GMB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam periode itu, Pemerintah 
menawarkan 307 WK secara regular tender dan direct offer; laku terjual 54 % 
(165 WK) saya pikir menunjukkan iklim investasi yang baik.

Mekanisme penawaran WK2 

Re: [iagi-net-l] RE: [eksplorasi_BPMIGAS] Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia

2011-03-29 Terurut Topik Sugeng Hartono
Trimakasih Mbak Nuning dan Pak Awang, juga teman-2 lainnya atas komentar dan 
penjelasannya.
Dengan membaca penjelasan-2 ini ilmu saya akan bertambah. 
Setelah bertanya teman dan melihat grafik-2 yang panjang dari Fraser Institute, 
ternyata banyak parameter yang dipakai. Kalau menurut Composite Index di 
tingkat Oceania, memang kita berada di atas Timor Leste, tetapi kalau secara 
Global ternyata kita tidak begitu jelek-2 amat, ada di nomor 111 (sementara 
Malaysia 63), sedangkan Venezuela dan Bolivia menjadi juru kunci di nomor 132 
dan 133. Dan data ini rupanya tidak pernah di-expose!
Saya percaya bahwa Indonesia masih tetap menarik untuk investor, apalagi kalau 
regulasi dll selalu dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan tuntutan jaman. 
Yang namanya bisnis kan kedua belah pihak harus sama-2 untung.

Salam,
sugeng

nb. Mbak Nuning, minggu lalu kami ke lapangan bersama teman-2 dari BPMIGAS (Pak 
Djoko dan Pak Drianto); dapat satu sumur sampai selesai logging. Seharian kami 
di rig, pengenalan komponen drilling rig dan peralatan pemboran, sampai 
mudlogging, drilling fluid, directional, e-logging, analisa cutting sample dan 
sidewall cores, juga running casing dan cementing job. Malam hari pun sempat 
datang untuk melihat oil show di batu pasir Lower Talang Akar.
Kapan akan melihat kegiatan di sana? Kami tunggu:)





  - Original Message - 
  From: Nugrahani 
  To: eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com ; iagi-net@iagi.or.id 
  Cc: Forum HAGI 
  Sent: Tuesday, March 29, 2011 1:39 PM
  Subject: [iagi-net-l] RE: [eksplorasi_BPMIGAS] Bls: [iagi-net-l] Parah! 
Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia


   

  Nah... ini dia yang pengen aku omongin. Thanks ya Awang. 

  Terima kasih juga atas komentarnya mas Sugeng Hartono (apa kabar mas Sugeng,  
masih mengawasi/mengawal pengeboran sumur di  Jabung ?). 

  Silakan dibaca juga e-mail-nya Ujay (Sunjaya) beberapa hari yang lalu, yang 
juga sudah berusaha menerangkan hal yang sama.

  Bukannya kami pengen ngeles atau bikin alasan, ini hanya sekedar menyajikan 
fakta, bahwa dalam sepuluh tahun terakhir justru jumlah Wilayah Kerja itu 
bertambah secara signifikan ! 

  Rinciannya, penambahan jumlah WK dari tahun 2000-2010 adalah 147 WK Migas 
yang masih tahap Eksplorasi (beberapa di antaranya saat ini sudah mencapai 
tahap pengembangan, beberapa sudah diakhiri / diterminasi), 3 WK Produksi dan 
23 Wk GMB. Tahun 2011, di bulan Maret 2011 ini, ada penambahan lagi : 4 WK 
Eksplorasi, 1 WK Lapangan/Produksi (Sembilang), dan 6 WK GMB/CBM.

  Saat ini jumlah Wilayah Kerja yang dikelola BPMIGAS adalah 256 WK (dalam 
tahap Eksplorasi, Ekspoitasi/Produksi, dan CBM).

   

  Hanya sayangnya (juga), faktanya, peningkatan jumlah WK yang signifikan itu 
masih belum seirama dengan peningkatan investasi (kegiatan eksplorasi) yang 
signifikan.

  Ada berbagai sebab (kurangnya pemenuhan komitmen eskplorasi) antara lain : 
karena alasan teknis/kurangnya data GG (32%), masalah internal KKKS, termasuk 
masalah finansial (19 %), masalah pengadaaan rig dan kapal survey (23 %), 
masalah perizinan (13 %), masalah tumpang tindih dengan kehutanan (9 %) dan 
masalah lain2 (sosial masyarakat, perbatasan negara, dll, 4 %). 

  Dari sisi temuan migas (pengeboran eksplorasi yang berhasil menemukan 
hidrokarbon) sebetulnya juga mengalami peningkatan namun bila dilihat dari 
temuan yang ekonomis (yang dapat dikembangkan/diproduksikan) memang masih agak 
kurang. Sebabnya (dari sisi petroleum system) juga berbagai-bagai. 

   

  Sebetulnya, hasil survey Fraser institut itu inline saja dengan 
sebab2/permasalah tidak terlaksananya pekerjaan (komitmen) eksplorasi di 
Indonesia, karena (seperti sudah dijelaskan dalam e-mail-nya Ujay kemarin),  
surveynya itu mencakup pertanyaan2 seputar hal-hal seperti : licensing fees, 
tax, permit, regulations, dll. 

  Sebetulnya (juga) Pemerintah kita (khususnya DitJen Migas) sudah melakukan 
berbagai perbaikan dalam hal penawaran lahan (jadi bukannya tidak melakukan 
apa2). Hampir selalu ada perbaikan dalam setiap periode Kontrak2 PSC kita.  
Tentu, ada banyak hal lagi yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan (antara lain 
kordinasi antar Departemen). 

   

  Nanti deh ya saya dan Ujay saat ini sedang mengolah data mengenai 
(semacam) sejarah PSC, yang akan kami sajikan di pertemuan  tahunan HAGI-IAGI 
di Makassar nanti (dengan catatan makalah kami itu diterima oleh panitia 
HAGI-IAGI).

   

  Hal lain, kita sebaiknya bersikap bijaksana dengan pendapat2 dari luar 
(negeri) atau pun dari dalam negeri, karena sangat boleh jadi dibalik itu ada 
berbagai kepentingan.

  Sangat kita sadari bahwa masih banyak  hal yang perlu diperbaiki untuk 
meningkatkan investasi migas, namun rasanya sih tidak dengan mengganti UU Migas 
no. 22 itu. Memang UU tersebut perlu direvisi namun enggak perlu lah kembali ke 
masa lalu.  Hidup kan enggak surut ke belakang, kita maju terus aja dengan 
perbaikan2 yang bisa kita lakukan. 

   

   

   

  Salam,

  

Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia

2011-03-29 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Saya kira Pak Kurtubi bicara dengan data juga, tetapi data dari sumber yang 
salah atau tidak resmi. Data itu hasil wawancara suatu Lembaga swasta Fraser 
Institute (kalau tidak salah?). Tentu data hasil wawancara itu data yang bias, 
karena didasarkan pada kesan saja (impression) dari yang diwawancarai  yang 
cenderung negatif, tanpa memperhatikan data yang sebenarnya sebagaimana 
diuraikan Pak Awang. 
Jadi masalahnya adalah masalah image Walaupun kita sudah merasa berbuat 
sebaik-baiknya dengan data yang positif, tetap buat orang2 yang diwawancari itu 
belum image yang baik.
Jadi BPMigas harus melakukan image building. Sayang sekali dengan prestasi 
yang baik dilakukan industri migas di Indonesia, tetapi memberikan image yang 
negatif.
Wassalam
RPK
  - Original Message - 
  From: Awang Satyana 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS 
  Sent: Tuesday, March 29, 2011 11:30 AM
  Subject: Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk 
Terburuk di Dunia


 Akibatnya industri migas di Indonesia semakin memburuk, hampir tidak 
ada investasi baru di beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke belakang.

Pak Kurtubi jelas bicara tanpa data. Dalam sepuluh tahun terakhir telah 
ditandatangani 165 investasi baru di blok-blok/WK  migas (tidak termasuk 
CBM/GMB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam periode itu, Pemerintah 
menawarkan 307 WK secara regular tender dan direct offer; laku terjual 54 % 
(165 WK) saya pikir menunjukkan iklim investasi yang baik.

Mekanisme penawaran WK2 tersebut dengan cara regular tender dan direct 
offer. Permintaan direct offer, yang miulai dibuka pada tahun 2003, menunjukkan 
minat yang tinggi, mengindikasikan bahwa investor agresif berusaha di bidang 
migas Indonesia. Keterlibatan investor lokal (DN) dalam investasi migas semakin 
tinggi yang meliputi banyak ragam core business mereka (misalnya, perusahaan 
'event organizer' di bidang migas pun ada yang mengajukan direct offer WK 
bermitra dengan perusahaan2 lainnya). 

Memang beberapa perusahaan lokal belum mampu memenuhi komitmen 
kontraknya secara tepat waktu karena berbagai persoalan; perusahaan2 besar yang 
internasional pun sama saja soal pemenuhan komitmen yang tepat waktu ini. 
Ditjen Migas sebagai penyelenggara penawaran WK terus menyeleksi calon 
inverstor ini agar mereka merupakan investor yang benar2 bisa melaksanakan 
komitmennya, dan BPMIGAS sebagai pengawas pelaksanaan komitmen terus mengejar 
pelaksanaan komitmen ini termasuk menerapkan berbagai sanksi.

Dengan tingginya minat investasi migas ini, banyak yang telah merasakan 
manfaatnya; salah satunya saja yang menyakut SDM (sumberdaya manusia) 
perguruan2 tinggi pelaksana joint studies dalam rangka direct offer, juga para 
geologist/geophysicist yang telah purnabakti masih bisa berkarya membantu 
investor2 lokal yang baru terjun di bidang migas ini. Itu yang saya amati.  Itu 
adalah pemberdayaan kapasitas nasional, yang juga merupakan salah satu agenda 
migas nasional.

 Kurtubi menambahkan, kondisi investasi migas itu bertambah aneh 
dengan adanya kebijakan dimana investor migas harus membayar bermacam jenis 
pajak selama masa eksplorasi.

Semula memang begitu, tetapi beberapa pajak telah dihapuskan karena 
Pemerintah (c.q. Departemen Keuangan) telah menyadari masalah pentingnya 
eksplorasi sebagai ujung tombak keberlanjutan produksi migas nasional.

Harus diwaspadai bahwa jajak pendapat yang dilakukan lembaga-lembaga 
itu (nasional/internasional) tidak sepenuhnya murni sekedar survei, tetapi juga 
bisa memuat agenda-agenda tertentu dalam politik atau misi-misi korporasi besar 
yang akibatnya bisa merugikan posisi Indonesia. Kritislah melihatnya.

salam,
Awang 

(Tim Penilai Penawaran WK Migas  CBM/GMB) 

--- Pada Sab, 26/3/11, apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com 
menulis:


  Dari: apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com
  Judul: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk 
Terburuk di Dunia
  Kepada: iagi-net@iagi.or.id
  Tanggal: Sabtu, 26 Maret, 2011, 6:30 AM


  
http://www.detikfinance.com/read/2011/03/25/122411/1601186/1034/parah-kondisi-investasi-migas-ri-termasuk-terburuk-di-dunia?f9911033

  Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia  Akhmad 
Nurismarsyah -detikFinance

  Jakarta - Kondisi investasi di bidang minyak dan gas Indonesia 
dinilai masih sangat buruk. Indonesia berada di rangking 111 dari 113 negara 
dalam survei kondisi investasi migas versi Global Petroleum Survey 
2010.Demikian disampaikan oleh Direktur Center for Petroleum and Energy 
Economic Studies, Kurtubi pada diskusi energi yang dilaksanakan di ruang Fraksi 
PPP DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (25/3/2011).Kondisi investasi migas di 
Indonesia sangat buruk. Kita berada di rangking 111 dari 113 negara di dunia, 

Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia

2011-03-29 Terurut Topik apwidodo
Mungkin ada baiknya fakta-fakta ‎​♈ªʼnĝ ada (tulisan pa awang dll)  ini di 
publis ke media ‎​♈ªʼnĝ sama detik.com sebagai information balance???. Wassalam
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
Date: Tue, 29 Mar 2011 15:31:35 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk 
di Dunia
Saya kira Pak Kurtubi bicara dengan data juga, tetapi data dari sumber yang 
salah atau tidak resmi. Data itu hasil wawancara suatu Lembaga swasta Fraser 
Institute (kalau tidak salah?). Tentu data hasil wawancara itu data yang bias, 
karena didasarkan pada kesan saja (impression) dari yang diwawancarai  yang 
cenderung negatif, tanpa memperhatikan data yang sebenarnya sebagaimana 
diuraikan Pak Awang. 
Jadi masalahnya adalah masalah image Walaupun kita sudah merasa berbuat 
sebaik-baiknya dengan data yang positif, tetap buat orang2 yang diwawancari itu 
belum image yang baik.
Jadi BPMigas harus melakukan image building. Sayang sekali dengan prestasi 
yang baik dilakukan industri migas di Indonesia, tetapi memberikan image yang 
negatif.
Wassalam
RPK
  - Original Message - 
  From: Awang Satyana 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS 
  Sent: Tuesday, March 29, 2011 11:30 AM
  Subject: Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk 
Terburuk di Dunia


 Akibatnya industri migas di Indonesia semakin memburuk, hampir tidak 
ada investasi baru di beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke belakang.

Pak Kurtubi jelas bicara tanpa data. Dalam sepuluh tahun terakhir telah 
ditandatangani 165 investasi baru di blok-blok/WK  migas (tidak termasuk 
CBM/GMB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam periode itu, Pemerintah 
menawarkan 307 WK secara regular tender dan direct offer; laku terjual 54 % 
(165 WK) saya pikir menunjukkan iklim investasi yang baik.

Mekanisme penawaran WK2 tersebut dengan cara regular tender dan direct 
offer. Permintaan direct offer, yang miulai dibuka pada tahun 2003, menunjukkan 
minat yang tinggi, mengindikasikan bahwa investor agresif berusaha di bidang 
migas Indonesia. Keterlibatan investor lokal (DN) dalam investasi migas semakin 
tinggi yang meliputi banyak ragam core business mereka (misalnya, perusahaan 
'event organizer' di bidang migas pun ada yang mengajukan direct offer WK 
bermitra dengan perusahaan2 lainnya). 

Memang beberapa perusahaan lokal belum mampu memenuhi komitmen 
kontraknya secara tepat waktu karena berbagai persoalan; perusahaan2 besar yang 
internasional pun sama saja soal pemenuhan komitmen yang tepat waktu ini. 
Ditjen Migas sebagai penyelenggara penawaran WK terus menyeleksi calon 
inverstor ini agar mereka merupakan investor yang benar2 bisa melaksanakan 
komitmennya, dan BPMIGAS sebagai pengawas pelaksanaan komitmen terus mengejar 
pelaksanaan komitmen ini termasuk menerapkan berbagai sanksi.

Dengan tingginya minat investasi migas ini, banyak yang telah merasakan 
manfaatnya; salah satunya saja yang menyakut SDM (sumberdaya manusia) 
perguruan2 tinggi pelaksana joint studies dalam rangka direct offer, juga para 
geologist/geophysicist yang telah purnabakti masih bisa berkarya membantu 
investor2 lokal yang baru terjun di bidang migas ini. Itu yang saya amati.  Itu 
adalah pemberdayaan kapasitas nasional, yang juga merupakan salah satu agenda 
migas nasional.

 Kurtubi menambahkan, kondisi investasi migas itu bertambah aneh 
dengan adanya kebijakan dimana investor migas harus membayar bermacam jenis 
pajak selama masa eksplorasi.

Semula memang begitu, tetapi beberapa pajak telah dihapuskan karena 
Pemerintah (c.q. Departemen Keuangan) telah menyadari masalah pentingnya 
eksplorasi sebagai ujung tombak keberlanjutan produksi migas nasional.

Harus diwaspadai bahwa jajak pendapat yang dilakukan lembaga-lembaga 
itu (nasional/internasional) tidak sepenuhnya murni sekedar survei, tetapi juga 
bisa memuat agenda-agenda tertentu dalam politik atau misi-misi korporasi besar 
yang akibatnya bisa merugikan posisi Indonesia. Kritislah melihatnya.

salam,
Awang 

(Tim Penilai Penawaran WK Migas  CBM/GMB) 

--- Pada Sab, 26/3/11, apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com 
menulis:


  Dari: apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com
  Judul: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk 
Terburuk di Dunia
  Kepada: iagi-net@iagi.or.id
  Tanggal: Sabtu, 26 Maret, 2011, 6:30 AM


  
http://www.detikfinance.com/read/2011/03/25/122411/1601186/1034/parah-kondisi-investasi-migas-ri-termasuk-terburuk-di-dunia?f9911033

  Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia  Akhmad 
Nurismarsyah -detikFinance

  Jakarta - Kondisi investasi di bidang minyak dan gas Indonesia 
dinilai masih sangat 

Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia

2011-03-29 Terurut Topik yantosal
Introspeksi akan membuat image positif.

Data yang dikumpulkan tentunya berdasarkan kaidah kaidah yang benar dan 
standard.

Walaupun wawancara yang menghasilkan impression/ kesan tetap saja data yang 
bisa dipakai.

Kalau kesan yang bagus kan biasanya kita terima dengan bangga. 

Nah kalau jelek tentunya kita harus terima untuk introspeksi diri.



Salam

YS
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
Date: Tue, 29 Mar 2011 15:31:35 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk 
di Dunia
Saya kira Pak Kurtubi bicara dengan data juga, tetapi data dari sumber yang 
salah atau tidak resmi. Data itu hasil wawancara suatu Lembaga swasta Fraser 
Institute (kalau tidak salah?). Tentu data hasil wawancara itu data yang bias, 
karena didasarkan pada kesan saja (impression) dari yang diwawancarai  yang 
cenderung negatif, tanpa memperhatikan data yang sebenarnya sebagaimana 
diuraikan Pak Awang. 
Jadi masalahnya adalah masalah image Walaupun kita sudah merasa berbuat 
sebaik-baiknya dengan data yang positif, tetap buat orang2 yang diwawancari itu 
belum image yang baik.
Jadi BPMigas harus melakukan image building. Sayang sekali dengan prestasi 
yang baik dilakukan industri migas di Indonesia, tetapi memberikan image yang 
negatif.
Wassalam
RPK
  - Original Message - 
  From: Awang Satyana 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS 
  Sent: Tuesday, March 29, 2011 11:30 AM
  Subject: Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk 
Terburuk di Dunia


 Akibatnya industri migas di Indonesia semakin memburuk, hampir tidak 
ada investasi baru di beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke belakang.

Pak Kurtubi jelas bicara tanpa data. Dalam sepuluh tahun terakhir telah 
ditandatangani 165 investasi baru di blok-blok/WK  migas (tidak termasuk 
CBM/GMB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam periode itu, Pemerintah 
menawarkan 307 WK secara regular tender dan direct offer; laku terjual 54 % 
(165 WK) saya pikir menunjukkan iklim investasi yang baik.

Mekanisme penawaran WK2 tersebut dengan cara regular tender dan direct 
offer. Permintaan direct offer, yang miulai dibuka pada tahun 2003, menunjukkan 
minat yang tinggi, mengindikasikan bahwa investor agresif berusaha di bidang 
migas Indonesia. Keterlibatan investor lokal (DN) dalam investasi migas semakin 
tinggi yang meliputi banyak ragam core business mereka (misalnya, perusahaan 
'event organizer' di bidang migas pun ada yang mengajukan direct offer WK 
bermitra dengan perusahaan2 lainnya). 

Memang beberapa perusahaan lokal belum mampu memenuhi komitmen 
kontraknya secara tepat waktu karena berbagai persoalan; perusahaan2 besar yang 
internasional pun sama saja soal pemenuhan komitmen yang tepat waktu ini. 
Ditjen Migas sebagai penyelenggara penawaran WK terus menyeleksi calon 
inverstor ini agar mereka merupakan investor yang benar2 bisa melaksanakan 
komitmennya, dan BPMIGAS sebagai pengawas pelaksanaan komitmen terus mengejar 
pelaksanaan komitmen ini termasuk menerapkan berbagai sanksi.

Dengan tingginya minat investasi migas ini, banyak yang telah merasakan 
manfaatnya; salah satunya saja yang menyakut SDM (sumberdaya manusia) 
perguruan2 tinggi pelaksana joint studies dalam rangka direct offer, juga para 
geologist/geophysicist yang telah purnabakti masih bisa berkarya membantu 
investor2 lokal yang baru terjun di bidang migas ini. Itu yang saya amati.  Itu 
adalah pemberdayaan kapasitas nasional, yang juga merupakan salah satu agenda 
migas nasional.

 Kurtubi menambahkan, kondisi investasi migas itu bertambah aneh 
dengan adanya kebijakan dimana investor migas harus membayar bermacam jenis 
pajak selama masa eksplorasi.

Semula memang begitu, tetapi beberapa pajak telah dihapuskan karena 
Pemerintah (c.q. Departemen Keuangan) telah menyadari masalah pentingnya 
eksplorasi sebagai ujung tombak keberlanjutan produksi migas nasional.

Harus diwaspadai bahwa jajak pendapat yang dilakukan lembaga-lembaga 
itu (nasional/internasional) tidak sepenuhnya murni sekedar survei, tetapi juga 
bisa memuat agenda-agenda tertentu dalam politik atau misi-misi korporasi besar 
yang akibatnya bisa merugikan posisi Indonesia. Kritislah melihatnya.

salam,
Awang 

(Tim Penilai Penawaran WK Migas  CBM/GMB) 

--- Pada Sab, 26/3/11, apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com 
menulis:


  Dari: apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com
  Judul: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk 
Terburuk di Dunia
  Kepada: iagi-net@iagi.or.id
  Tanggal: Sabtu, 26 Maret, 2011, 6:30 AM


  
http://www.detikfinance.com/read/2011/03/25/122411/1601186/1034/parah-kondisi-investasi-migas-ri-termasuk-terburuk-di-dunia?f9911033


Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia

2011-03-29 Terurut Topik liamsi
Kalau dari data Perkembangan Produksi , Perkembangan jumlah WK
dan Perkembangan besarnya CR yg dikeluarkan, serta Perkembangan
Prosentasi biaya eksplorasi,  kira kira gimana ya

ISM


 Introspeksi akan membuat image positif.

 Data yang dikumpulkan tentunya berdasarkan kaidah kaidah
 yang benar dan standard.

 Walaupun wawancara yang menghasilkan impression/ kesan tetap
 saja data yang bisa dipakai.

 Kalau kesan yang bagus kan biasanya kita terima dengan
 bangga.

 Nah kalau jelek tentunya kita harus terima untuk introspeksi
 diri.



 Salam

 YS
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
 Date: Tue, 29 Mar 2011 15:31:35
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI
 Termasuk Terburuk di Dunia
 Saya kira Pak Kurtubi bicara
 dengan data juga, tetapi data dari sumber yang salah atau
 tidak resmi. Data itu hasil wawancara suatu Lembaga swasta
 Fraser Institute (kalau tidak salah?). Tentu data hasil
 wawancara itu data yang bias, karena didasarkan pada kesan
 saja (impression) dari yang diwawancarai  yang cenderung
 negatif, tanpa memperhatikan data yang sebenarnya
 sebagaimana diuraikan Pak Awang.
 Jadi masalahnya adalah
 masalah image Walaupun kita sudah merasa berbuat
 sebaik-baiknya dengan data yang positif, tetap buat orang2
 yang diwawancari itu belum image yang baik.
 Jadi BPMigas
 harus melakukan image building. Sayang sekali dengan
 prestasi yang baik dilakukan industri migas di Indonesia,
 tetapi memberikan image yang negatif.
 Wassalam
 RPK
  - Original Message -
  From: Awang Satyana
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS
  Sent: Tuesday, March 29, 2011 11:30 AM
  Subject: Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas
  RI Termasuk Terburuk di Dunia


 Akibatnya industri migas di Indonesia semakin
 memburuk, hampir tidak ada investasi baru di
 beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke
 belakang.

Pak Kurtubi jelas bicara tanpa data. Dalam sepuluh
tahun terakhir telah ditandatangani 165 investasi
baru di blok-blok/WK  migas (tidak termasuk CBM/GMB)
yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam periode
itu, Pemerintah menawarkan 307 WK secara regular
tender dan direct offer; laku terjual 54 % (165 WK)
saya pikir menunjukkan iklim investasi yang baik.

Mekanisme penawaran WK2 tersebut dengan cara regular
tender dan direct offer. Permintaan direct offer,
yang miulai dibuka pada tahun 2003, menunjukkan minat
yang tinggi, mengindikasikan bahwa investor agresif
berusaha di bidang migas Indonesia. Keterlibatan
investor lokal (DN) dalam investasi migas semakin
tinggi yang meliputi banyak ragam core business
mereka (misalnya, perusahaan 'event organizer' di
bidang migas pun ada yang mengajukan direct offer WK
bermitra dengan perusahaan2 lainnya).

Memang beberapa perusahaan lokal belum mampu memenuhi
komitmen kontraknya secara tepat waktu karena
berbagai persoalan; perusahaan2 besar yang
internasional pun sama saja soal pemenuhan komitmen
yang tepat waktu ini. Ditjen Migas sebagai
penyelenggara penawaran WK terus menyeleksi calon
inverstor ini agar mereka merupakan investor yang
benar2 bisa melaksanakan komitmennya, dan BPMIGAS
sebagai pengawas pelaksanaan komitmen terus mengejar
pelaksanaan komitmen ini termasuk menerapkan berbagai
sanksi.

Dengan tingginya minat investasi migas ini, banyak
yang telah merasakan manfaatnya; salah satunya saja
yang menyakut SDM (sumberdaya manusia) perguruan2
tinggi pelaksana joint studies dalam rangka direct
offer, juga para geologist/geophysicist yang telah
purnabakti masih bisa berkarya membantu investor2
lokal yang baru terjun di bidang migas ini. Itu yang
saya amati.  Itu adalah pemberdayaan kapasitas
nasional, yang juga merupakan salah satu agenda migas
nasional.

 Kurtubi menambahkan, kondisi investasi migas itu
 bertambah aneh dengan adanya kebijakan dimana
 investor migas harus membayar bermacam jenis pajak
 selama masa eksplorasi.

Semula memang begitu, tetapi beberapa pajak telah
dihapuskan karena Pemerintah (c.q. Departemen
Keuangan) telah menyadari masalah pentingnya
eksplorasi sebagai ujung tombak keberlanjutan
produksi migas nasional.

Harus diwaspadai bahwa jajak pendapat yang dilakukan
lembaga-lembaga itu (nasional/internasional) tidak
sepenuhnya murni sekedar survei, tetapi juga bisa
memuat agenda-agenda tertentu dalam politik atau
misi-misi korporasi besar yang akibatnya bisa
merugikan posisi Indonesia. Kritislah melihatnya.

Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia

2011-03-29 Terurut Topik mustotomoehadi
Mas sugeng,
Dlm visi-misi bpmigas salah satunya adalah memberikan keuntungan sebesar-besar 
bagi negara, nah kalau saya ada baiknya juga untuk operatornya. Tapi ingat 
bahwa pekerja PSC itu dibayar oleh negara. Jadi seyogyanya mereka2 itu harus 
loyal pada profesional masing2, sehingga dapat dikatakan pembela yg benar. 
Kalau kompeni maksa sesuatu yang tidak sesuai aturan bpmigas ya jangan nurut, 
kewajiban kitalah yg harus meluruskan. Mudah2 saja temen2 banyak yg 
menyadarinya. Jadi nggak usah bingung lah. 
Salam,
Molimo T
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id
Date: Tue, 29 Mar 2011 09:22:43 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk  Terburuk 
di Dunia
Abah Yth,

Saya dan bbrp kawan termasuk orang yang terkejut bahwa kondisi investasi migas 
di RI termasuk terburuk di dunia.
Mungkin untuk menjelaskannya perlu dalil-2 yang rumit, sementara menurut 
pengamatan (di lapangan) saya dan banyak teman bahwa para perusahaan migas yang 
ada di RI ini happy-2 saja.
Bagaimana tidak happy, lha mereka bisa membawa orang-2 nya untuk bekerja di 
sini (mengurangi pengangguran di negaranya), membawa berbagai perusahaan jasa 
(peralatan, tehnisi dll.) dan ini tentu memajukan industrinya di sana. Selain 
mendapatkan sumber minyak dan gas, bukankah semua pengeluarannya akan 
ditanggung kita (RI) lewat CR. Apabila terjadi hambatan oleh masyarakat atau 
pemda setempat, semuanya akan dibantu oleh pemerintah, berbeda dng perusahaan 
tambang lainnya, saya kira mereka akan berjuang sendiri (tidak ada CR).

Ketika saya menulis di majalah Tempo tentang PSC (13 th yll) seorang kawan di 
Pekanbaru berkomentar: Mas, jangankan dengan split 90%-10%, mbok dng 95%-5% 
mereka pasti mau asalkan ada CR.
Sementara kawan main softball yang sedang bertugas di USA berkomentar dengan 
canda kira-2 sbb: kalau kita pegawai nasional di perusahaan PSC, sebenarnya 
harus memberikan loyalitasnya kepada siapa yha? RI atau perusahaan PSC-nya? 

Salam hangat,
sugeng

nb. Abah, semoga tetap sehat walafiaat, dan rajin menulis komentar (yang 
kritis).

  - Original Message - 
  From: Yanto R.Sumantri 
  To: iagi-net 
  Sent: Monday, March 28, 2011 11:53 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk 
di Dunia



  Yang kurang adalah  uang yang dapat diinvestasikan  UNTUK EKSPLORASI (risk 
money) , karena sejak dulu kita hanya mau menikmati seluruh usaha yang berhasil 
 dari minyak dan gas  tanpa mau menyisihkan sebagian untuk melakukan usaha 
eksplorasi.
  Salah satu sebab (bukan alasan) mengapa Pertamina sangat  terlambat go 
international adalah pola fikir Pemerintah seperti itu.

  si Abah

  On Sat, March 26, 2011 10:18 am, Udrekh wrote:
   sebenarnya seberapa susah sih negara kita mengelola migas secara mandiri?
   Untuk survey seismic, kita punya cukup kapal untuk 2D. Untuk 3D konon
   elnusa
   sedang mempersiapkan. Untuk darat sepertinya juga banyak yg mampu.
   pengolahab banyak yang ahli. Non seismik sepertibya juga bantak yg mampu.
   Eksploitasi? bukannya beberapa perusahaan dlm negeri juga sdh punya
   pengalaman? maaf jika keliru.
   Apakah kondisi ini bisa dimanfaatkan bagi kemandirian pengelolaan migas di
   Indonesia?
   
   On Mar 26, 2011 9:42 AM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
   wrote:
   
   Sejak akses dunia barat susah masuk ke negeri2 penghasil minyak minyak
   lainnya, issue ttg buruknya invest migas di Indonesia mendengung.
   Ujung2nya minta split ditambah, CR tak terbatas. Haddduh !!!
   Negeri lain ndak ada yg menawarkan blok sampai 2X setahun. Penawaran
   berkali2 ini yg nantinya scr statistik menunjukkan bahwa prosentase
   lakunya blok ini jadi kecil. Ini yg menjadi boomerang. Lebih baik
   ndak usah ditawarkan obralan. Jangan terlalu banyak yg ditawarkan tapi
   tawarkan dua-tiga blok dengan paket indah. Dijual secara cermat.
   Mungkin perlu marketing technique yg khusus dalam menawarkan blok di
   Indonesia.
   
   Rdp
   
   
   On 26/03/2011, apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com wrote:
   http://www.detikfinance.com...
   
   -Original Message-
  
  From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
   Date: Fri, 25 Ma...
   
   To: iagi-net@iagi.or.id
   
   Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
   Cc: setiawan dedidedi...@yahoo.com; sutar_iagiiagi...@cbn.net...
   --
   Sent from my mobile device
   
   *Success is a mind set, not just an achievement*
   
   

   PP-IAGI 2008-2011:
   ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
   sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
   * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...
   

   Ayo siapkan diri!
   Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 

Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia

2011-03-29 Terurut Topik yantosal
Mas Sugeng,

Data tentang Para investor MIgas happy happy saja karena bisa bawa orangnya ke 
sini apa iya ya?. 

BPMIGas punya jumlah yang Pasti tentang Expat, meningkat atau menurun.

Akan sangat menggembirakan kalau pernyataan Investor asing happy happy saja,  
ini benar, karena pasti secara umum jumlah kegiatan eksplorasi stabil atau 
malah meningkat mengingat jumlah Perusahaan Migas Taraf eksplorasi jumlahnya 
sudah banyak sekali dan jumlah PSC baru dalam kurun waktu 10 tahun sudah 147.

Kegiatan Investor asing pasti besar sekali karena splitnya jauh lebih besar 
dari 95- 5%. 

Secara statistik dengan jumlah bertambah tentunya kegiatan eksplorasi sangat 
meningkat dan penemuan yang ekonomis meningkat paling tidak saat ini sudah bisa 
menuai hasil.

Mas Sugeng kalau itu benar maka harus ada yang memberitahu pak Kurtubi, beliau 
salah besar.

Maaf kalau ada yang salah.

Salam

YS
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id
Date: Tue, 29 Mar 2011 09:22:43 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk  Terburuk 
di Dunia
Abah Yth,

Saya dan bbrp kawan termasuk orang yang terkejut bahwa kondisi investasi migas 
di RI termasuk terburuk di dunia.
Mungkin untuk menjelaskannya perlu dalil-2 yang rumit, sementara menurut 
pengamatan (di lapangan) saya dan banyak teman bahwa para perusahaan migas yang 
ada di RI ini happy-2 saja.
Bagaimana tidak happy, lha mereka bisa membawa orang-2 nya untuk bekerja di 
sini (mengurangi pengangguran di negaranya), membawa berbagai perusahaan jasa 
(peralatan, tehnisi dll.) dan ini tentu memajukan industrinya di sana. Selain 
mendapatkan sumber minyak dan gas, bukankah semua pengeluarannya akan 
ditanggung kita (RI) lewat CR. Apabila terjadi hambatan oleh masyarakat atau 
pemda setempat, semuanya akan dibantu oleh pemerintah, berbeda dng perusahaan 
tambang lainnya, saya kira mereka akan berjuang sendiri (tidak ada CR).

Ketika saya menulis di majalah Tempo tentang PSC (13 th yll) seorang kawan di 
Pekanbaru berkomentar: Mas, jangankan dengan split 90%-10%, mbok dng 95%-5% 
mereka pasti mau asalkan ada CR.
Sementara kawan main softball yang sedang bertugas di USA berkomentar dengan 
canda kira-2 sbb: kalau kita pegawai nasional di perusahaan PSC, sebenarnya 
harus memberikan loyalitasnya kepada siapa yha? RI atau perusahaan PSC-nya? 

Salam hangat,
sugeng

nb. Abah, semoga tetap sehat walafiaat, dan rajin menulis komentar (yang 
kritis).

  - Original Message - 
  From: Yanto R.Sumantri 
  To: iagi-net 
  Sent: Monday, March 28, 2011 11:53 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk 
di Dunia



  Yang kurang adalah  uang yang dapat diinvestasikan  UNTUK EKSPLORASI (risk 
money) , karena sejak dulu kita hanya mau menikmati seluruh usaha yang berhasil 
 dari minyak dan gas  tanpa mau menyisihkan sebagian untuk melakukan usaha 
eksplorasi.
  Salah satu sebab (bukan alasan) mengapa Pertamina sangat  terlambat go 
international adalah pola fikir Pemerintah seperti itu.

  si Abah

  On Sat, March 26, 2011 10:18 am, Udrekh wrote:
   sebenarnya seberapa susah sih negara kita mengelola migas secara mandiri?
   Untuk survey seismic, kita punya cukup kapal untuk 2D. Untuk 3D konon
   elnusa
   sedang mempersiapkan. Untuk darat sepertinya juga banyak yg mampu.
   pengolahab banyak yang ahli. Non seismik sepertibya juga bantak yg mampu.
   Eksploitasi? bukannya beberapa perusahaan dlm negeri juga sdh punya
   pengalaman? maaf jika keliru.
   Apakah kondisi ini bisa dimanfaatkan bagi kemandirian pengelolaan migas di
   Indonesia?
   
   On Mar 26, 2011 9:42 AM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
   wrote:
   
   Sejak akses dunia barat susah masuk ke negeri2 penghasil minyak minyak
   lainnya, issue ttg buruknya invest migas di Indonesia mendengung.
   Ujung2nya minta split ditambah, CR tak terbatas. Haddduh !!!
   Negeri lain ndak ada yg menawarkan blok sampai 2X setahun. Penawaran
   berkali2 ini yg nantinya scr statistik menunjukkan bahwa prosentase
   lakunya blok ini jadi kecil. Ini yg menjadi boomerang. Lebih baik
   ndak usah ditawarkan obralan. Jangan terlalu banyak yg ditawarkan tapi
   tawarkan dua-tiga blok dengan paket indah. Dijual secara cermat.
   Mungkin perlu marketing technique yg khusus dalam menawarkan blok di
   Indonesia.
   
   Rdp
   
   
   On 26/03/2011, apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com wrote:
   http://www.detikfinance.com...
   
   -Original Message-
  
  From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
   Date: Fri, 25 Ma...
   
   To: iagi-net@iagi.or.id
   
   Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
   Cc: setiawan dedidedi...@yahoo.com; sutar_iagiiagi...@cbn.net...
   --
   Sent from my mobile device
   
   *Success is a mind set, not just an achievement*
   
   

   

Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia

2011-03-29 Terurut Topik Awang Satyana
Introspeksi tentu hal yang baik yang bila dilakukan dengan benar akan 
menghasilkan perbaikan. Migas dalam bulan ini juga telah memanggil beberapa 
company dan IPA untuk mendengarkan pendapat2 mereka soal investasi migas di 
Indonesia. BPMIGAS juga tengah melakukan survei pendapat dari company2 tentang 
kinerja BPMIGAS. Ini semua adalah usaha introspeksi yang semoga menghasilkan 
sesuatu yang lebih baik daripada sebelumnya.
 
Tetapi survei yang dilakukan di bawah yang menghasilkan kesimpulan bahwa 
investasi migas di Indonesia termasuk terburuk di dunia sangat perlu 
dipertanyakan keabsahan metodenya. Sayangnya, kesimpulan ini langsung diamini 
oleh beberapa pakar migas Indonesia tanpa melakukan cek ulang ke sumber-sumber 
yang kompeten. Dalam hal ini, bukan introspeksi yang diperlukan, tetapi 
klarifikasi dan pelurusan berita yang diperlukan. Introspeksi harus dilakukan 
atas data dan analisis yang benar, bukan atas data dan analisis yang ngawur.
 
salam,
Awang

--- Pada Sel, 29/3/11, yanto...@yahoo.co.id yanto...@yahoo.co.id menulis:


Dari: yanto...@yahoo.co.id yanto...@yahoo.co.id
Judul: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di 
Dunia
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Selasa, 29 Maret, 2011, 5:18 PM




Introspeksi akan membuat image positif.

Data yang dikumpulkan tentunya berdasarkan kaidah kaidah yang benar dan 
standard.

Walaupun wawancara yang menghasilkan impression/ kesan tetap saja data yang 
bisa dipakai.

Kalau kesan yang bagus kan biasanya kita terima dengan bangga. 

Nah kalau jelek tentunya kita harus terima untuk introspeksi diri.



Salam

YS
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id 
Date: Tue, 29 Mar 2011 15:31:35 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk 
di Dunia


Saya kira Pak Kurtubi bicara dengan data juga, tetapi data dari sumber yang 
salah atau tidak resmi. Data itu hasil wawancara suatu Lembaga swasta Fraser 
Institute (kalau tidak salah?). Tentu data hasil wawancara itu data yang bias, 
karena didasarkan pada kesan saja (impression) dari yang diwawancarai  yang 
cenderung negatif, tanpa memperhatikan data yang sebenarnya sebagaimana 
diuraikan Pak Awang. 
Jadi masalahnya adalah masalah image Walaupun kita sudah merasa berbuat 
sebaik-baiknya dengan data yang positif, tetap buat orang2 yang diwawancari itu 
belum image yang baik.
Jadi BPMigas harus melakukan image building. Sayang sekali dengan prestasi 
yang baik dilakukan industri migas di Indonesia, tetapi memberikan image yang 
negatif.
Wassalam
RPK

- Original Message - 
From: Awang Satyana 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Tuesday, March 29, 2011 11:30 AM
Subject: Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk 
di Dunia






 Akibatnya industri migas di Indonesia semakin memburuk, hampir tidak ada 
 investasi baru di beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke belakang.
 
Pak Kurtubi jelas bicara tanpa data. Dalam sepuluh tahun terakhir telah 
ditandatangani 165 investasi baru di blok-blok/WK  migas (tidak termasuk 
CBM/GMB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam periode itu, Pemerintah 
menawarkan 307 WK secara regular tender dan direct offer; laku terjual 54 % 
(165 WK) saya pikir menunjukkan iklim investasi yang baik.
 
Mekanisme penawaran WK2 tersebut dengan cara regular tender dan direct offer. 
Permintaan direct offer, yang miulai dibuka pada tahun 2003, menunjukkan minat 
yang tinggi, mengindikasikan bahwa investor agresif berusaha di bidang migas 
Indonesia. Keterlibatan investor lokal (DN) dalam investasi migas semakin 
tinggi yang meliputi banyak ragam core business mereka (misalnya, perusahaan 
'event organizer' di bidang migas pun ada yang mengajukan direct offer WK 
bermitra dengan perusahaan2 lainnya). 
 
Memang beberapa perusahaan lokal belum mampu memenuhi komitmen kontraknya 
secara tepat waktu karena berbagai persoalan; perusahaan2 besar yang 
internasional pun sama saja soal pemenuhan komitmen yang tepat waktu ini. 
Ditjen Migas sebagai penyelenggara penawaran WK terus menyeleksi calon 
inverstor ini agar mereka merupakan investor yang benar2 bisa melaksanakan 
komitmennya, dan BPMIGAS sebagai pengawas pelaksanaan komitmen terus mengejar 
pelaksanaan komitmen ini termasuk menerapkan berbagai sanksi.
 
Dengan tingginya minat investasi migas ini, banyak yang telah merasakan 
manfaatnya; salah satunya saja yang menyakut SDM (sumberdaya manusia) 
perguruan2 tinggi pelaksana joint studies dalam rangka direct offer, juga para 
geologist/geophysicist yang telah purnabakti masih bisa berkarya membantu 
investor2 lokal yang baru terjun di bidang migas ini. Itu yang saya amati.  Itu 
adalah pemberdayaan kapasitas nasional, yang juga merupakan salah satu agenda 
migas nasional.
 
 Kurtubi menambahkan, kondisi investasi migas itu bertambah aneh dengan 
 adanya 

[iagi-net-l] Gempa Myanmar 24 Maret 2011 (7,0 Mw) dan SE Asia Extrusion/Escape Tectonics

2011-03-29 Terurut Topik Awang Satyana
Tapponier et al. (1982 – Propagating extrusion tectonics in Asia : new insights 
from simple experiments with plasticine, Geology, vol. 10, pp. 611-616.), semua 
yang pernah bekerja dengan tektonik SE Asia pasti mengenal publikasi ini, 
mengatakan bahwa akibat India membentur Eurasia di sektor Tibet pada sekitar 
50-40 Ma (Eosen) terjadilah apa yang disebutnya “extrusion tectonics”, yaitu 
gerakan keluar secara lateral suatu segmen kerak bumi relatif terhadap massa 
induknya akibat benturan. Paul Tapponier dkk kala itu melakukan pemodelan 
analog konsepnya dengan ‘plasticine box’. Melalui model itu, sesar-sesar 
mendatar regional yang keluar dari wilayah benturan diketahui sebagai media 
gerakan ekstrusi, a.l: Red River Fault dan Sumatran Fault. 

Senada dengan Tapponier, Burke dan Sengor (1986 – Tectonic escape in the 
evolution of the continental crust in Barazangi, M. and Brown, L. (eds), 
Reflection Seismology, American Geophysical Union Geodynamic Series, no. 14, 
pp. 41-53) menyebut apa yang diterangkan Tapponier et al. (1982) ini sebagai 
“escape tectonics” (karena memang segmen kerak bumi itu ‘lari’- escape- 
menjauhi massa kerak induknya). Kevin Burke dan Celal Sengor di dalam 
publikasinya itu menerangkan geometri dan ‘hukum-hukum’ yang mengatur escape 
tectonics. 

Karena Indonesia dibangun oleh beberapa benturan kontinen dan mikrokontinen, di 
samping subduksi dan akresi, maka ideal menerapkan prinsip2 escape/extrusion 
yang digagas oleh Tapponier et al. (1982) dan Burke and Sengor (1986). Aplikasi 
pertama post-collision escape tectonics untuk seluruh wilayah Indonesia telah 
saya lakukan dan dipublikasikan di pertemuan PIT IAGI 2006 di Pakanbaru 
(Satyana, 2006: Post-collisional tectonic escapes in Indonesia: fashioning the 
Cenozoic history, Proceedings IAGI Riau 2006).

Banyak yang mengatakan bahwa ekstrusi SE Asia telah berakhir dengan ditutupnya 
‘free oceanic edge’ oleh berjalannya Australia ke utara dan Papua serta Pasifik 
ke barat. ‘Free oceanic edge’ adalah istilah dari Burke dan Sengor (1986) yang 
mengatakan bahwa arah2 escape selalu menuju kerak samudera yang belum tertutup 
kontinen. Secara regional, bahwa ekstruksi SE Asia telah selesai adalah benar, 
tetapi secara lokal tidak. Sebab, indentor utama (indentor = pembentur) yaitu 
India masih terus ‘merangsek’ Tibet meskipun ditekuk Pegunungan Himalaya. 
Penelitian jaringan GPS di Pegunungan Himalaya oleh joint research dari 
University of Alaska, University of Colorado, Xi'an College of Geology, Wuhan 
Technical University of Surveying and Mapping, dan the State Seismological 
Bureau, Wuhan menyimpulkan bahwa kerak India masih berjalan di bawah Tibet 
dengan kecepatan sekitar 20 +/- 3 mm/tahun dengan vektor konvergensi N 5deg E 
(Freymueller and Bilham, 2011
 - Displacements and Strain in the India-Eurasia Plate Collision Zone: 
http://www.aeic.alaska.edu/input/jeff/Tibet/India.html.). Sementara itu, gerak 
lateral lempeng pembawa India adalah 45 mm/tahun. Dengan masih bergeraknya 
indentor utama, maka escape tectonics masih mungkin terjadi (Burke  Sengor, 
1986).

Gempa Myanmar tanggal 24 Maret 2011 yang lalu (7,0 Mw), pusat gempa dari 
kedalaman 10 km,  membuktikan bahwa extrusion/escape tectonics ini masih 
terjadi. Gempa kuat ini terjadi pada pukul 20.25 waktu setempat, membuat jatuh 
korban paling sedikit 74 tewas, 111 terluka, 413 bangunan rusak, satu jembatan 
runtuh dan tanah longsor. Gempa menggoncang kuat Myanmar, Thailand, Vietnam, 
juga dirasakan di Yunnan dan Guangxi, China. 

Myanmar dikawal di sisi baratdaya dan timurlautnya oleh sesar-sesar mendatar 
dextral Sagaing Fault dan sinistral Red River Fault (Packham, 1996: Cenozoic SE 
Asia reconstruction - Geo. Soc. Spec. Publ. 106, p. 123-152). Sagaing Fault 
masih bergerak dengan kecepatan 18 mm/tahun berdasarkan data GPS.  Lokasi 
episentrum gempa berada di tengah blok-blok yang dibatasi dua sesar mendatar 
besar ini. Blok-blok ini sesungguhnya juga berbenturan atau berpapasan dibatasi 
oleh punggungan atau sesar mendatar. Di area lokasi episentrum terjadi papasan 
antara blok Shan plateau dengan Shan-Thai block yang batasnya berupa 
sesar-sesar antitetik sinistral relatif terhadap sesar utama dekstral Sagaing 
Fault. Bahwa mekanisme penyesaran penyebab gempa Myanmar kemarin terjadi di 
salah satu sesar antitetik sinistral di atas, dibuktikan dengan focal mechanism 
gempa Myanmar, yang mengindikasi left-lateral (sinistral) slip pada sesar2 
antitetik Red River Fault dan Sagaing Fault.
 Jadi meskipun skalanya lokal, gerakan-gerakan sesar mendatar di wilayah ini, 
terutama yang master fault-nya, menunjukkan masih aktifnya gerak 
ekstrusi/escape di wilayah ini.

salam,
Awang





PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia

2011-03-29 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Report yg digunakan oleh Pak Kurtubi yg disitir oleh
http://www.detikfinance.com/read/2011/03/25/122411/1601186/1034/parah-kondisi-investasi-migas-ri-termasuk-terburuk-di-dunia?f9911033ada
disini :
http://www.fraseramerica.org/commerce.web/product_files/global-petroleum-survey-2010_US.pdf
Dalam petroleum survey 2010 ini memang terlihat Indonesia termasuk yang
buruk. rangking 111 dari 133. Walaupun kita perlu perhatikan ini adalah
sebuah survey untuk kepentingan investor. Jadi semua yg buruk-buruk akan
diungkap. Tidak perlu panas menanggapinya.

Ada beberapa komentar dalam survey ini yg perlu kita perhatikan adalah :

*Indonesia*
“*Corruption and poor data access*.”
“Profit sharing con tract terms are not always honored, but* it is
impossible to sue the government*. Terms are always being tightened
yet *prospectivity
is no better than in other countries*.”
“The country’s Oil and Gas law (Law No. 22/ year 2001) is very bad and is
not investor friendly due to the following reasons:

   1. *Investors have to meet so many government offices*. Indonesian oil
   industry is getting worse, *almost no new investment in the new block dur
   ing the last 10 years. *Under the old law (Law No.8/1971), investors just
   needed to meet and sign a profit-sharing contract with the national oil
   company (Pertamina).
   2. According to Article 31 of Law No.22/2001 on Oil and Gas, investors
   have to pay various kinds of taxes during the exploration stage. Under the
   old law, investors paid the tax after they found and produced oil and gas!
   3. Law No.22/2001 is in fact already legally ‘flawed’ and paralyzed be
   cause the Constitutional Court of the country has removed several main
   articles that conflict with artcle 33of the country’s Constitution of 1945.
   Unfortunately, both the President and the Minister of Energy and Mineral
   Resources of the country do not take any action to fix the situation.”

Jelas sekali yang saya cetak *miring *sesuatu yg tidak benar. Ntah darimana
mereka mendengarnya. Tapi perlu ada statement pemerintah (ESDM atau BPMIGAS)
menyangkal hal ini.

Namun konsen-konsen lain memang perlu kita perhatikan sebagai bahan
perbaikan.

   - *Corruption *... Doh ! Aku juga sebel ttg hal ini. Slahkan menjawab
   sesuai pemikiran diri sendiri.
   - *Poor data access* ... dalam hal ini menurut saya akibat dari Poor data
   management. UU sudah memperbolehkan akses data terbuka setelah 5-8 tahun.
   Hanya saja kualitas data yang tersedia (walaupun sudah dalam sebuah paket
   jualan) masih jauh dari memuaskan.
   - *Sue government (?)*. Kontrak yang ada adalah antara B to G. Tentusaja
   tidak mudah berbisnis dengan sebuah lembaga negara. Perlu dipikirkan
   perubahan UU yang menggunakankontrak B to B seperti UU sebelumnya
   B-Pertamina/BPPKA. Atau dengan bentuk ijin usaha (G to B) seperti yang ada
   pada pengusahaan pertambangan.
   - *Meet so many goverment offices.* Birokrasi di BPMIGAS mungkin sudah
   diperbaiki dan diperpendek. Tetapi urusan dengan Pemda semakin ribet bet !.
   - *President and minister donot take action ?* We lah kalau ini emang
   perlu diketahui juga apakah bener pemerintah ngga action. Tentusaja kalau
   melihat take action ini tidak hanya Presiden dan menteri tetapi hingga
   jajaran dibawahnya serta jajaran yang terkait. Pajak, Pemda, BPMIGAS dll.

Tugas kita (saya) sebagai ahli geologi Indonesia adalah menjawab yang ini 
*prospectivity is no better than in other countries. **Apakah iya ?**

*Yang selalu menjadi hal utama dalam pemikiran saya adalah konsen paling
atas. Ketika korupsi sudah merasuki pembuat kebijakan (termasuk pejabat
negara mapun pejabat swata) sangat mungkin akan merambah menjadi anak-pinak
masalah dibawahnya.

RDP

2011/3/29 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Introspeksi tentu hal yang baik yang bila dilakukan dengan benar akan
 menghasilkan perbaikan. Migas dalam bulan ini juga telah memanggil beberapa
 company dan IPA untuk mendengarkan pendapat2 mereka soal investasi migas di
 Indonesia. BPMIGAS juga tengah melakukan survei pendapat dari company2
 tentang kinerja BPMIGAS. Ini semua adalah usaha introspeksi yang semoga
 menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada sebelumnya.

 Tetapi survei yang dilakukan di bawah yang menghasilkan kesimpulan bahwa
 investasi migas di Indonesia termasuk terburuk di dunia sangat perlu
 dipertanyakan keabsahan metodenya. Sayangnya, kesimpulan ini langsung
 diamini oleh beberapa pakar migas Indonesia tanpa melakukan cek ulang ke
 sumber-sumber yang kompeten. Dalam hal ini, bukan introspeksi yang
 diperlukan, tetapi klarifikasi dan pelurusan berita yang diperlukan.
 Introspeksi harus dilakukan atas data dan analisis yang benar, bukan atas
 data dan analisis yang ngawur.

 salam,
 Awang

 --- Pada *Sel, 29/3/11, yanto...@yahoo.co.id yanto...@yahoo.co.id*menulis:


 Dari: yanto...@yahoo.co.id yanto...@yahoo.co.id
 Judul: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk
 di Dunia

 Kepada: 

Re: [iagi-net-l] Gempa Myanmar 24 Maret 2011 (7,0 Mw) dan SE Asia Extrusion/Escape Tectonics

2011-03-29 Terurut Topik Sugeng Hartono

Pak Awang yang baik,

Trimakasih atas artikel singkatnya yang menarik.
Bahwa sampai saat ini kerak India masih bergerak, dan gunung Himalaya masih 
terus bertambah tinggi. Walaupun gunung, tetapi Himalaya tidak mengeluarkan 
api atau lahar seperti layaknya gunung-2 di negeri kita. Apakah ini dapat 
dijelaskan bahwa Himalaya terbentuk karena gerak lempeng tektonik? Ini perlu 
saya tanyakan sebab saya sekali-2 mendongeng tentang geologi untuk non 
geologist.
Kembali ke extrusion tectonics, gerakan lateral suatu kerak bumi, tentunya 
plateu Tibet akan berpengaruh ke arah timur (pegunungan-2 Ningjing Shan, 
Hengdun Shan di China selatan) sehingga terbentuk sungai-2 yang luar biasa 
dalam tebingnya. National Geographic pernah menayangkan kehidupan warga di 
sekitar sungai yang curam ini. Mereka, para petani dan penduduk sudah biasa 
melintasi sungai (untuk ke ladang atau berkunjung ke kerabat) dengan naik 
cable car yang terbuat dari keranjang yang menggantung di tali baja. 
Barang-2 bawaan, ternak (sapi juga) masuk ke dalam keranjang, lalu ada 
seorang bapak yang bertugas sebagai pengemudi menggerakkan cable car ini 
secara manual. Sungguh pemberani mereka itu.
Tentang Stone Forest di sekitar  kota Kunming yang menjadi obyek wisata 
andalan, saya menduga ini singkapan batu gamping. Apakah Pak Awang bisa 
menjelaskan ini? Trimakasih. Kalau tidak ada perubahan, saya diajak untuk 
dolan ke Kunming, lalu ke arah barat, kota Dali (4100 m), dan terakhir ke 
arah utara ke kota Zhongdian (Shangrila). Konon tempat ini merupakan 
paradise yang indah, pernah ditulis sebagai novel Lost Horizon oleh 
penulis Inggris, James Hiltan (1933).


Salam,
sugeng


- Original Message - 
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo 
Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com

Sent: Wednesday, March 30, 2011 12:31 AM
Subject: [iagi-net-l] Gempa Myanmar 24 Maret 2011 (7,0 Mw) dan SE Asia 
Extrusion/Escape Tectonics



Tapponier et al. (1982 – Propagating extrusion tectonics in Asia : new 
insights from simple experiments with plasticine, Geology, vol. 10, pp. 
611-616.), semua yang pernah bekerja dengan tektonik SE Asia pasti mengenal 
publikasi ini, mengatakan bahwa akibat India membentur Eurasia di sektor 
Tibet pada sekitar 50-40 Ma (Eosen) terjadilah apa yang disebutnya 
“extrusion tectonics”, yaitu gerakan keluar secara lateral suatu segmen 
kerak bumi relatif terhadap massa induknya akibat benturan. Paul Tapponier 
dkk kala itu melakukan pemodelan analog konsepnya dengan ‘plasticine box’. 
Melalui model itu, sesar-sesar mendatar regional yang keluar dari wilayah 
benturan diketahui sebagai media gerakan ekstrusi, a.l: Red River Fault dan 
Sumatran Fault.


Senada dengan Tapponier, Burke dan Sengor (1986 – Tectonic escape in the 
evolution of the continental crust in Barazangi, M. and Brown, L. (eds), 
Reflection Seismology, American Geophysical Union Geodynamic Series, no. 14, 
pp. 41-53) menyebut apa yang diterangkan Tapponier et al. (1982) ini sebagai 
“escape tectonics” (karena memang segmen kerak bumi itu ‘lari’- escape- 
menjauhi massa kerak induknya). Kevin Burke dan Celal Sengor di dalam 
publikasinya itu menerangkan geometri dan ‘hukum-hukum’ yang mengatur escape 
tectonics.


Karena Indonesia dibangun oleh beberapa benturan kontinen dan mikrokontinen, 
di samping subduksi dan akresi, maka ideal menerapkan prinsip2 
escape/extrusion yang digagas oleh Tapponier et al. (1982) dan Burke and 
Sengor (1986). Aplikasi pertama post-collision escape tectonics untuk 
seluruh wilayah Indonesia telah saya lakukan dan dipublikasikan di pertemuan 
PIT IAGI 2006 di Pakanbaru (Satyana, 2006: Post-collisional tectonic escapes 
in Indonesia: fashioning the Cenozoic history, Proceedings IAGI Riau 2006).


Banyak yang mengatakan bahwa ekstrusi SE Asia telah berakhir dengan 
ditutupnya ‘free oceanic edge’ oleh berjalannya Australia ke utara dan Papua 
serta Pasifik ke barat. ‘Free oceanic edge’ adalah istilah dari Burke dan 
Sengor (1986) yang mengatakan bahwa arah2 escape selalu menuju kerak 
samudera yang belum tertutup kontinen. Secara regional, bahwa ekstruksi SE 
Asia telah selesai adalah benar, tetapi secara lokal tidak. Sebab, indentor 
utama (indentor = pembentur) yaitu India masih terus ‘merangsek’ Tibet 
meskipun ditekuk Pegunungan Himalaya. Penelitian jaringan GPS di Pegunungan 
Himalaya oleh joint research dari University of Alaska, University of 
Colorado, Xi'an College of Geology, Wuhan Technical University of Surveying 
and Mapping, dan the State Seismological Bureau, Wuhan menyimpulkan bahwa 
kerak India masih berjalan di bawah Tibet dengan kecepatan sekitar 20 +/- 3 
mm/tahun dengan vektor konvergensi N 5deg E (Freymueller and Bilham, 2011
- Displacements and Strain in the India-Eurasia Plate Collision Zone: 
http://www.aeic.alaska.edu/input/jeff/Tibet/India.html.). Sementara itu, 
gerak lateral lempeng pembawa 

[iagi-net-l] RE: [OOT] [eksplorasi_BPMIGAS] Bls:[iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI TermasukTerburuk di Dunia

2011-03-29 Terurut Topik Nugrahani

Terima kasih, Danu, Yudie, Batara,  mas Rovicky, dan juga temen2 semua.
Iya nih  sayangnya pak Kurtubi bukan anggota JSC, atau HAGI atau IAGI, kalo 
dia anggota kita  kan setidaknya dapat informasi yang  lebih berimbang.
Eh... sebetulnya sih kalo mau...  bisa aja cari data atau  info lain, enggak 
cuman ngambil dari satu sumber aja, itu bisa banget,  hanya saja kelihatannya 
pak Kurtubi itu (selalu) menggunakan data yang mendukung pendapatnya, dia bukan 
bermaksud untuk mencari informasi yang berimbang atau data yang akurat.

Kita (dalam hal ini BPMIGAS dan Ditjen Migas) memang enggak perlu panas dalam 
menanggapi survey tersebut,  pun omongannya pak Kurtubi    (wong 
kenyataannya kan tidak benar pernyataan bahwa  almost no new investment in the 
new block during the last 10 years).  Bukan kali ini aja pak Kurtubi itu 
berpendapat enggak sesuai fakta.  Ada baiknya kita gunakan hak jawab dengan 
menggunakan media juga.
Harus kita sadari juga bahwa beberapa dari hasil survey tersebut (dan hasil 
survey2 lainnya)  bisa kita jadikan masukan untuk perbaikan di masa mendatang, 
seperti kurangnya akses data GG, tumpang tindih peraturan, 
birokrasi/perijinan,  dan kurangnya kordinasi antar departemen terkait (Dept. 
ESDM, Dept. Kehutanan, Dept. Lingkungan Hidup, Dept. Dalam Negeri, Dept. 
Perhubungan, Pemda2, belum lagi Pemerintah Aceh - enggak mau disebut Pemda 
Aceh), dan lain-lain, dan tentunya ini bukan pe er-nya BPMIGAS sendirian.

Aku cuman pengen tanya nih, ama temen2 investor (yang namanya investor di 
industri migas = KKKS atau calon KKKS, kan ?), apakah memang sebegitu buruknya 
kami sehingga bila ada survey (apalagi dari luar negeri) anda selalu/sering 
memberikan point negatif ? Pengalaman saya selama 9 tahun di BPMIGAS, yang 
namanya investor itu ada 3 jenis : baik, buruk, sedang.  Ada juga loh 
investor/KKKS yang maunya enak sendiri, ibarat dikasih hati ngerogoh jantung, 
ada juga investor nakal, hanya saja kami tidak bisa memberikan data ini  
untuk konsumsi umum. Dalam hal investor ini  kayaknya yang berlaku adalah : 
jangan tanyakan apa yang dapat anda (= para investor) berikan pada negara tapi 
bertanyalah apa yang dapat negara berikan pada anda.  Yah... namanya juga 
bisnis.

Setuju dengan pernyataan pak Koesoemadinata bahwa BPMIGAS perlu membangun 
image supaya tidak selalu berkesan negatif seberapapun kerasnya usaha kami 
untuk memperbaiki diri.
Aku enggak tau gimana caranya membangun image yang baik, mungkin salah 
satunya adalah agar Humas BPMIGAS dan jajaran top manajemennya kudu lebih 
sering berinteraksi dengan media dan memberikan info2 yang positif.

Yuk... sekarang kita omongin prospectivity di Indonesia, seperti saran mas 
Rovicky.  Ini kan salah satu tugas kita.  Seperti kita ketahui sebagian besar 
WK yang ditandatangani di 10 tahun terakhir adalah WK  di Indonesia Timur.  
Sangat menarik untuk membahas prospectivity di  Indonesia Timur.  Kita masih 
menunggu keberhasilan pengeboran eksplorasi di cekungan2 Indonesia Timur, 
seperti di cekungan2 : Makassar Selatan, Lariang, Bone, Buton, Halmahera, 
Timor, Palung Aru, dll . Keberhasilan Asap-nya Genting Kasuri sungguh melegakan 
dan dapat membuka peluang eksplorasi di wilayah yang berdekatan. Mudah2an 
pengeboran2 lainnya juga berhasil menemukan hidrokarbon yang ekonomis. Amin.


Salam,
Nuning


From: Putrohari, Rovicky [mailto:rovicky.putroh...@hess.com]
Sent: 30 Maret 2011 9:42
To: jsc_id_fo...@jakartascoutcheck.org
Subject: Re: [OOT] [eksplorasi_BPMIGAS] Bls:[iagi-net-l] Parah! Kondisi 
Investasi Migas RI TermasukTerburuk di Dunia

Report yg digunakan oleh Pak Kurtubi yg disitir oleh  
http://www.detikfinance.com/read/2011/03/25/122411/1601186/1034/parah-kondisi-investasi-migas-ri-termasuk-terburuk-di-dunia?f9911033
 ada disini :
http://www.fraseramerica.org/commerce.web/product_files/global-petroleum-survey-2010_US.pdf
Dalam petroleum survey 2010 ini memang terlihat Indonesia termasuk yang buruk. 
rangking 111 dari 133. Walaupun kita perlu perhatikan ini adalah sebuah survey 
untuk kepentingan investor. Jadi semua yg buruk-buruk akan diungkap. Tidak 
perlu panas menanggapinya.

Ada beberapa komentar dalam survey ini yg perlu kita perhatikan adalah :

Indonesia
Corruption and poor data access.
Profit sharing con tract terms are not always honored, but it is impossible to 
sue the government. Terms are always being tightened yet prospectivity is no 
better than in other countries.

The country's Oil and Gas law (Law No. 22/ year 2001) is very bad and is not 
investor friendly due to the following reasons:

 1.  Investors have to meet so many government offices. Indonesian oil industry 
is getting worse, almost no new investment in the new block dur ing the last 10 
years. Under the old law (Law No.8/1971), investors just needed to meet and 
sign a profit-sharing contract with the national oil company (Pertamina).
 2.  According to Article 31 of Law No.22/2001 on Oil and Gas, investors have 
to pay various kinds of taxes