[iagi-net-l] RE: [eksplorasi_BPMIGAS] Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia
Nah... ini dia yang pengen aku omongin. Thanks ya Awang. Terima kasih juga atas komentarnya mas Sugeng Hartono (apa kabar mas Sugeng, masih mengawasi/mengawal pengeboran sumur di Jabung ?). Silakan dibaca juga e-mail-nya Ujay (Sunjaya) beberapa hari yang lalu, yang juga sudah berusaha menerangkan hal yang sama. Bukannya kami pengen ngeles atau bikin alasan, ini hanya sekedar menyajikan fakta, bahwa dalam sepuluh tahun terakhir justru jumlah Wilayah Kerja itu bertambah secara signifikan ! Rinciannya, penambahan jumlah WK dari tahun 2000-2010 adalah 147 WK Migas yang masih tahap Eksplorasi (beberapa di antaranya saat ini sudah mencapai tahap pengembangan, beberapa sudah diakhiri / diterminasi), 3 WK Produksi dan 23 Wk GMB. Tahun 2011, di bulan Maret 2011 ini, ada penambahan lagi : 4 WK Eksplorasi, 1 WK Lapangan/Produksi (Sembilang), dan 6 WK GMB/CBM. Saat ini jumlah Wilayah Kerja yang dikelola BPMIGAS adalah 256 WK (dalam tahap Eksplorasi, Ekspoitasi/Produksi, dan CBM). Hanya sayangnya (juga), faktanya, peningkatan jumlah WK yang signifikan itu masih belum seirama dengan peningkatan investasi (kegiatan eksplorasi) yang signifikan. Ada berbagai sebab (kurangnya pemenuhan komitmen eskplorasi) antara lain : karena alasan teknis/kurangnya data GG (32%), masalah internal KKKS, termasuk masalah finansial (19 %), masalah pengadaaan rig dan kapal survey (23 %), masalah perizinan (13 %), masalah tumpang tindih dengan kehutanan (9 %) dan masalah lain2 (sosial masyarakat, perbatasan negara, dll, 4 %). Dari sisi temuan migas (pengeboran eksplorasi yang berhasil menemukan hidrokarbon) sebetulnya juga mengalami peningkatan namun bila dilihat dari temuan yang ekonomis (yang dapat dikembangkan/diproduksikan) memang masih agak kurang. Sebabnya (dari sisi petroleum system) juga berbagai-bagai. Sebetulnya, hasil survey Fraser institut itu inline saja dengan sebab2/permasalah tidak terlaksananya pekerjaan (komitmen) eksplorasi di Indonesia, karena (seperti sudah dijelaskan dalam e-mail-nya Ujay kemarin), surveynya itu mencakup pertanyaan2 seputar hal-hal seperti : licensing fees, tax, permit, regulations, dll. Sebetulnya (juga) Pemerintah kita (khususnya DitJen Migas) sudah melakukan berbagai perbaikan dalam hal penawaran lahan (jadi bukannya tidak melakukan apa2). Hampir selalu ada perbaikan dalam setiap periode Kontrak2 PSC kita. Tentu, ada banyak hal lagi yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan (antara lain kordinasi antar Departemen). Nanti deh ya saya dan Ujay saat ini sedang mengolah data mengenai (semacam) sejarah PSC, yang akan kami sajikan di pertemuan tahunan HAGI-IAGI di Makassar nanti (dengan catatan makalah kami itu diterima oleh panitia HAGI-IAGI). Hal lain, kita sebaiknya bersikap bijaksana dengan pendapat2 dari luar (negeri) atau pun dari dalam negeri, karena sangat boleh jadi dibalik itu ada berbagai kepentingan. Sangat kita sadari bahwa masih banyak hal yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan investasi migas, namun rasanya sih tidak dengan mengganti UU Migas no. 22 itu. Memang UU tersebut perlu direvisi namun enggak perlu lah kembali ke masa lalu. Hidup kan enggak surut ke belakang, kita maju terus aja dengan perbaikan2 yang bisa kita lakukan. Salam, Nuning From: eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com [mailto:eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com] On Behalf Of Awang Satyana Sent: 29 Maret 2011 11:31 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: [eksplorasi_BPMIGAS] Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Akibatnya industri migas di Indonesia semakin memburuk, hampir tidak ada investasi baru di beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke belakang. Pak Kurtubi jelas bicara tanpa data. Dalam sepuluh tahun terakhir telah ditandatangani 165 investasi baru di blok-blok/WK migas (tidak termasuk CBM/GMB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam periode itu, Pemerintah menawarkan 307 WK secara regular tender dan direct offer; laku terjual 54 % (165 WK) saya pikir menunjukkan iklim investasi yang baik. Mekanisme penawaran WK2 tersebut dengan cara regular tender dan direct offer. Permintaan direct offer, yang miulai dibuka pada tahun 2003, menunjukkan minat yang tinggi, mengindikasikan bahwa investor agresif berusaha di bidang migas Indonesia. Keterlibatan investor lokal (DN) dalam investasi migas semakin tinggi yang meliputi banyak ragam core business mereka (misalnya, perusahaan 'event organizer' di bidang migas pun ada yang mengajukan direct offer WK bermitra dengan perusahaan2 lainnya). Memang beberapa perusahaan lokal belum mampu memenuhi komitmen kontraknya secara tepat waktu karena berbagai persoalan; perusahaan2 besar yang internasional pun sama saja soal pemenuhan komitmen yang tepat waktu ini. Ditjen Migas sebagai penyelenggara penawaran WK terus menyeleksi calon inverstor ini agar mereka merupakan investor yang benar2 bisa melaksanakan komitmennya, dan
[iagi-net-l] RE: [eksplorasi_BPMIGAS] Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia
Pemerintah saya kira paham bahwa media massa lebih senang berita orang gigit anjing. Kalaupun nanti ternyata berita itu salah, maka mereka akan meralatnya dengan judul orang ternyata tidak gigit anjing, bukan anjing gigit orang. Dalam hal ini, humas pemerintah, BPMIGAS seperti pak Elan memang harus bekerja lebih keras untuk memberikan informasi yang akurat kepada public, termasuk para pengamat ini. Walaupun kita tahu lah ada beberapa media/pengamat yang mengembangkan beritanya secara insinuative, jadi dikasih data atau tidak , beritanya yaa.. begitu saja. Salam YI From: Nugrahani [mailto:nugrah...@bpmigas.go.id] Sent: Tuesday, March 29, 2011 1:39 PM To: eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com; iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI Subject: [iagi-net-l] RE: [eksplorasi_BPMIGAS] Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Nah... ini dia yang pengen aku omongin. Thanks ya Awang. Terima kasih juga atas komentarnya mas Sugeng Hartono (apa kabar mas Sugeng, masih mengawasi/mengawal pengeboran sumur di Jabung ?). Silakan dibaca juga e-mail-nya Ujay (Sunjaya) beberapa hari yang lalu, yang juga sudah berusaha menerangkan hal yang sama. Bukannya kami pengen ngeles atau bikin alasan, ini hanya sekedar menyajikan fakta, bahwa dalam sepuluh tahun terakhir justru jumlah Wilayah Kerja itu bertambah secara signifikan ! Rinciannya, penambahan jumlah WK dari tahun 2000-2010 adalah 147 WK Migas yang masih tahap Eksplorasi (beberapa di antaranya saat ini sudah mencapai tahap pengembangan, beberapa sudah diakhiri / diterminasi), 3 WK Produksi dan 23 Wk GMB. Tahun 2011, di bulan Maret 2011 ini, ada penambahan lagi : 4 WK Eksplorasi, 1 WK Lapangan/Produksi (Sembilang), dan 6 WK GMB/CBM. Saat ini jumlah Wilayah Kerja yang dikelola BPMIGAS adalah 256 WK (dalam tahap Eksplorasi, Ekspoitasi/Produksi, dan CBM). Hanya sayangnya (juga), faktanya, peningkatan jumlah WK yang signifikan itu masih belum seirama dengan peningkatan investasi (kegiatan eksplorasi) yang signifikan. Ada berbagai sebab (kurangnya pemenuhan komitmen eskplorasi) antara lain : karena alasan teknis/kurangnya data GG (32%), masalah internal KKKS, termasuk masalah finansial (19 %), masalah pengadaaan rig dan kapal survey (23 %), masalah perizinan (13 %), masalah tumpang tindih dengan kehutanan (9 %) dan masalah lain2 (sosial masyarakat, perbatasan negara, dll, 4 %). Dari sisi temuan migas (pengeboran eksplorasi yang berhasil menemukan hidrokarbon) sebetulnya juga mengalami peningkatan namun bila dilihat dari temuan yang ekonomis (yang dapat dikembangkan/diproduksikan) memang masih agak kurang. Sebabnya (dari sisi petroleum system) juga berbagai-bagai. Sebetulnya, hasil survey Fraser institut itu inline saja dengan sebab2/permasalah tidak terlaksananya pekerjaan (komitmen) eksplorasi di Indonesia, karena (seperti sudah dijelaskan dalam e-mail-nya Ujay kemarin), surveynya itu mencakup pertanyaan2 seputar hal-hal seperti : licensing fees, tax, permit, regulations, dll. Sebetulnya (juga) Pemerintah kita (khususnya DitJen Migas) sudah melakukan berbagai perbaikan dalam hal penawaran lahan (jadi bukannya tidak melakukan apa2). Hampir selalu ada perbaikan dalam setiap periode Kontrak2 PSC kita. Tentu, ada banyak hal lagi yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan (antara lain kordinasi antar Departemen). Nanti deh ya saya dan Ujay saat ini sedang mengolah data mengenai (semacam) sejarah PSC, yang akan kami sajikan di pertemuan tahunan HAGI-IAGI di Makassar nanti (dengan catatan makalah kami itu diterima oleh panitia HAGI-IAGI). Hal lain, kita sebaiknya bersikap bijaksana dengan pendapat2 dari luar (negeri) atau pun dari dalam negeri, karena sangat boleh jadi dibalik itu ada berbagai kepentingan. Sangat kita sadari bahwa masih banyak hal yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan investasi migas, namun rasanya sih tidak dengan mengganti UU Migas no. 22 itu. Memang UU tersebut perlu direvisi namun enggak perlu lah kembali ke masa lalu. Hidup kan enggak surut ke belakang, kita maju terus aja dengan perbaikan2 yang bisa kita lakukan. Salam, Nuning From: eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com [mailto:eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com] On Behalf Of Awang Satyana Sent: 29 Maret 2011 11:31 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: [eksplorasi_BPMIGAS] Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Akibatnya industri migas di Indonesia semakin memburuk, hampir tidak ada investasi baru di beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke belakang. Pak Kurtubi jelas bicara tanpa data. Dalam sepuluh tahun terakhir telah ditandatangani 165 investasi baru di blok-blok/WK migas (tidak termasuk CBM/GMB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam periode itu, Pemerintah menawarkan 307 WK secara regular tender dan direct offer; laku terjual 54 % (165 WK) saya pikir menunjukkan iklim investasi yang baik. Mekanisme penawaran WK2
Re: [iagi-net-l] RE: [eksplorasi_BPMIGAS] Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia
Trimakasih Mbak Nuning dan Pak Awang, juga teman-2 lainnya atas komentar dan penjelasannya. Dengan membaca penjelasan-2 ini ilmu saya akan bertambah. Setelah bertanya teman dan melihat grafik-2 yang panjang dari Fraser Institute, ternyata banyak parameter yang dipakai. Kalau menurut Composite Index di tingkat Oceania, memang kita berada di atas Timor Leste, tetapi kalau secara Global ternyata kita tidak begitu jelek-2 amat, ada di nomor 111 (sementara Malaysia 63), sedangkan Venezuela dan Bolivia menjadi juru kunci di nomor 132 dan 133. Dan data ini rupanya tidak pernah di-expose! Saya percaya bahwa Indonesia masih tetap menarik untuk investor, apalagi kalau regulasi dll selalu dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan tuntutan jaman. Yang namanya bisnis kan kedua belah pihak harus sama-2 untung. Salam, sugeng nb. Mbak Nuning, minggu lalu kami ke lapangan bersama teman-2 dari BPMIGAS (Pak Djoko dan Pak Drianto); dapat satu sumur sampai selesai logging. Seharian kami di rig, pengenalan komponen drilling rig dan peralatan pemboran, sampai mudlogging, drilling fluid, directional, e-logging, analisa cutting sample dan sidewall cores, juga running casing dan cementing job. Malam hari pun sempat datang untuk melihat oil show di batu pasir Lower Talang Akar. Kapan akan melihat kegiatan di sana? Kami tunggu:) - Original Message - From: Nugrahani To: eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com ; iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI Sent: Tuesday, March 29, 2011 1:39 PM Subject: [iagi-net-l] RE: [eksplorasi_BPMIGAS] Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Nah... ini dia yang pengen aku omongin. Thanks ya Awang. Terima kasih juga atas komentarnya mas Sugeng Hartono (apa kabar mas Sugeng, masih mengawasi/mengawal pengeboran sumur di Jabung ?). Silakan dibaca juga e-mail-nya Ujay (Sunjaya) beberapa hari yang lalu, yang juga sudah berusaha menerangkan hal yang sama. Bukannya kami pengen ngeles atau bikin alasan, ini hanya sekedar menyajikan fakta, bahwa dalam sepuluh tahun terakhir justru jumlah Wilayah Kerja itu bertambah secara signifikan ! Rinciannya, penambahan jumlah WK dari tahun 2000-2010 adalah 147 WK Migas yang masih tahap Eksplorasi (beberapa di antaranya saat ini sudah mencapai tahap pengembangan, beberapa sudah diakhiri / diterminasi), 3 WK Produksi dan 23 Wk GMB. Tahun 2011, di bulan Maret 2011 ini, ada penambahan lagi : 4 WK Eksplorasi, 1 WK Lapangan/Produksi (Sembilang), dan 6 WK GMB/CBM. Saat ini jumlah Wilayah Kerja yang dikelola BPMIGAS adalah 256 WK (dalam tahap Eksplorasi, Ekspoitasi/Produksi, dan CBM). Hanya sayangnya (juga), faktanya, peningkatan jumlah WK yang signifikan itu masih belum seirama dengan peningkatan investasi (kegiatan eksplorasi) yang signifikan. Ada berbagai sebab (kurangnya pemenuhan komitmen eskplorasi) antara lain : karena alasan teknis/kurangnya data GG (32%), masalah internal KKKS, termasuk masalah finansial (19 %), masalah pengadaaan rig dan kapal survey (23 %), masalah perizinan (13 %), masalah tumpang tindih dengan kehutanan (9 %) dan masalah lain2 (sosial masyarakat, perbatasan negara, dll, 4 %). Dari sisi temuan migas (pengeboran eksplorasi yang berhasil menemukan hidrokarbon) sebetulnya juga mengalami peningkatan namun bila dilihat dari temuan yang ekonomis (yang dapat dikembangkan/diproduksikan) memang masih agak kurang. Sebabnya (dari sisi petroleum system) juga berbagai-bagai. Sebetulnya, hasil survey Fraser institut itu inline saja dengan sebab2/permasalah tidak terlaksananya pekerjaan (komitmen) eksplorasi di Indonesia, karena (seperti sudah dijelaskan dalam e-mail-nya Ujay kemarin), surveynya itu mencakup pertanyaan2 seputar hal-hal seperti : licensing fees, tax, permit, regulations, dll. Sebetulnya (juga) Pemerintah kita (khususnya DitJen Migas) sudah melakukan berbagai perbaikan dalam hal penawaran lahan (jadi bukannya tidak melakukan apa2). Hampir selalu ada perbaikan dalam setiap periode Kontrak2 PSC kita. Tentu, ada banyak hal lagi yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan (antara lain kordinasi antar Departemen). Nanti deh ya saya dan Ujay saat ini sedang mengolah data mengenai (semacam) sejarah PSC, yang akan kami sajikan di pertemuan tahunan HAGI-IAGI di Makassar nanti (dengan catatan makalah kami itu diterima oleh panitia HAGI-IAGI). Hal lain, kita sebaiknya bersikap bijaksana dengan pendapat2 dari luar (negeri) atau pun dari dalam negeri, karena sangat boleh jadi dibalik itu ada berbagai kepentingan. Sangat kita sadari bahwa masih banyak hal yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan investasi migas, namun rasanya sih tidak dengan mengganti UU Migas no. 22 itu. Memang UU tersebut perlu direvisi namun enggak perlu lah kembali ke masa lalu. Hidup kan enggak surut ke belakang, kita maju terus aja dengan perbaikan2 yang bisa kita lakukan. Salam,
Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia
Saya kira Pak Kurtubi bicara dengan data juga, tetapi data dari sumber yang salah atau tidak resmi. Data itu hasil wawancara suatu Lembaga swasta Fraser Institute (kalau tidak salah?). Tentu data hasil wawancara itu data yang bias, karena didasarkan pada kesan saja (impression) dari yang diwawancarai yang cenderung negatif, tanpa memperhatikan data yang sebenarnya sebagaimana diuraikan Pak Awang. Jadi masalahnya adalah masalah image Walaupun kita sudah merasa berbuat sebaik-baiknya dengan data yang positif, tetap buat orang2 yang diwawancari itu belum image yang baik. Jadi BPMigas harus melakukan image building. Sayang sekali dengan prestasi yang baik dilakukan industri migas di Indonesia, tetapi memberikan image yang negatif. Wassalam RPK - Original Message - From: Awang Satyana To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Tuesday, March 29, 2011 11:30 AM Subject: Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Akibatnya industri migas di Indonesia semakin memburuk, hampir tidak ada investasi baru di beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke belakang. Pak Kurtubi jelas bicara tanpa data. Dalam sepuluh tahun terakhir telah ditandatangani 165 investasi baru di blok-blok/WK migas (tidak termasuk CBM/GMB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam periode itu, Pemerintah menawarkan 307 WK secara regular tender dan direct offer; laku terjual 54 % (165 WK) saya pikir menunjukkan iklim investasi yang baik. Mekanisme penawaran WK2 tersebut dengan cara regular tender dan direct offer. Permintaan direct offer, yang miulai dibuka pada tahun 2003, menunjukkan minat yang tinggi, mengindikasikan bahwa investor agresif berusaha di bidang migas Indonesia. Keterlibatan investor lokal (DN) dalam investasi migas semakin tinggi yang meliputi banyak ragam core business mereka (misalnya, perusahaan 'event organizer' di bidang migas pun ada yang mengajukan direct offer WK bermitra dengan perusahaan2 lainnya). Memang beberapa perusahaan lokal belum mampu memenuhi komitmen kontraknya secara tepat waktu karena berbagai persoalan; perusahaan2 besar yang internasional pun sama saja soal pemenuhan komitmen yang tepat waktu ini. Ditjen Migas sebagai penyelenggara penawaran WK terus menyeleksi calon inverstor ini agar mereka merupakan investor yang benar2 bisa melaksanakan komitmennya, dan BPMIGAS sebagai pengawas pelaksanaan komitmen terus mengejar pelaksanaan komitmen ini termasuk menerapkan berbagai sanksi. Dengan tingginya minat investasi migas ini, banyak yang telah merasakan manfaatnya; salah satunya saja yang menyakut SDM (sumberdaya manusia) perguruan2 tinggi pelaksana joint studies dalam rangka direct offer, juga para geologist/geophysicist yang telah purnabakti masih bisa berkarya membantu investor2 lokal yang baru terjun di bidang migas ini. Itu yang saya amati. Itu adalah pemberdayaan kapasitas nasional, yang juga merupakan salah satu agenda migas nasional. Kurtubi menambahkan, kondisi investasi migas itu bertambah aneh dengan adanya kebijakan dimana investor migas harus membayar bermacam jenis pajak selama masa eksplorasi. Semula memang begitu, tetapi beberapa pajak telah dihapuskan karena Pemerintah (c.q. Departemen Keuangan) telah menyadari masalah pentingnya eksplorasi sebagai ujung tombak keberlanjutan produksi migas nasional. Harus diwaspadai bahwa jajak pendapat yang dilakukan lembaga-lembaga itu (nasional/internasional) tidak sepenuhnya murni sekedar survei, tetapi juga bisa memuat agenda-agenda tertentu dalam politik atau misi-misi korporasi besar yang akibatnya bisa merugikan posisi Indonesia. Kritislah melihatnya. salam, Awang (Tim Penilai Penawaran WK Migas CBM/GMB) --- Pada Sab, 26/3/11, apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com menulis: Dari: apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com Judul: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Sabtu, 26 Maret, 2011, 6:30 AM http://www.detikfinance.com/read/2011/03/25/122411/1601186/1034/parah-kondisi-investasi-migas-ri-termasuk-terburuk-di-dunia?f9911033 Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Akhmad Nurismarsyah -detikFinance Jakarta - Kondisi investasi di bidang minyak dan gas Indonesia dinilai masih sangat buruk. Indonesia berada di rangking 111 dari 113 negara dalam survei kondisi investasi migas versi Global Petroleum Survey 2010.Demikian disampaikan oleh Direktur Center for Petroleum and Energy Economic Studies, Kurtubi pada diskusi energi yang dilaksanakan di ruang Fraksi PPP DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (25/3/2011).Kondisi investasi migas di Indonesia sangat buruk. Kita berada di rangking 111 dari 113 negara di dunia,
Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia
Mungkin ada baiknya fakta-fakta ♈ªʼnĝ ada (tulisan pa awang dll) ini di publis ke media ♈ªʼnĝ sama detik.com sebagai information balance???. Wassalam Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Tue, 29 Mar 2011 15:31:35 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Saya kira Pak Kurtubi bicara dengan data juga, tetapi data dari sumber yang salah atau tidak resmi. Data itu hasil wawancara suatu Lembaga swasta Fraser Institute (kalau tidak salah?). Tentu data hasil wawancara itu data yang bias, karena didasarkan pada kesan saja (impression) dari yang diwawancarai yang cenderung negatif, tanpa memperhatikan data yang sebenarnya sebagaimana diuraikan Pak Awang. Jadi masalahnya adalah masalah image Walaupun kita sudah merasa berbuat sebaik-baiknya dengan data yang positif, tetap buat orang2 yang diwawancari itu belum image yang baik. Jadi BPMigas harus melakukan image building. Sayang sekali dengan prestasi yang baik dilakukan industri migas di Indonesia, tetapi memberikan image yang negatif. Wassalam RPK - Original Message - From: Awang Satyana To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Tuesday, March 29, 2011 11:30 AM Subject: Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Akibatnya industri migas di Indonesia semakin memburuk, hampir tidak ada investasi baru di beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke belakang. Pak Kurtubi jelas bicara tanpa data. Dalam sepuluh tahun terakhir telah ditandatangani 165 investasi baru di blok-blok/WK migas (tidak termasuk CBM/GMB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam periode itu, Pemerintah menawarkan 307 WK secara regular tender dan direct offer; laku terjual 54 % (165 WK) saya pikir menunjukkan iklim investasi yang baik. Mekanisme penawaran WK2 tersebut dengan cara regular tender dan direct offer. Permintaan direct offer, yang miulai dibuka pada tahun 2003, menunjukkan minat yang tinggi, mengindikasikan bahwa investor agresif berusaha di bidang migas Indonesia. Keterlibatan investor lokal (DN) dalam investasi migas semakin tinggi yang meliputi banyak ragam core business mereka (misalnya, perusahaan 'event organizer' di bidang migas pun ada yang mengajukan direct offer WK bermitra dengan perusahaan2 lainnya). Memang beberapa perusahaan lokal belum mampu memenuhi komitmen kontraknya secara tepat waktu karena berbagai persoalan; perusahaan2 besar yang internasional pun sama saja soal pemenuhan komitmen yang tepat waktu ini. Ditjen Migas sebagai penyelenggara penawaran WK terus menyeleksi calon inverstor ini agar mereka merupakan investor yang benar2 bisa melaksanakan komitmennya, dan BPMIGAS sebagai pengawas pelaksanaan komitmen terus mengejar pelaksanaan komitmen ini termasuk menerapkan berbagai sanksi. Dengan tingginya minat investasi migas ini, banyak yang telah merasakan manfaatnya; salah satunya saja yang menyakut SDM (sumberdaya manusia) perguruan2 tinggi pelaksana joint studies dalam rangka direct offer, juga para geologist/geophysicist yang telah purnabakti masih bisa berkarya membantu investor2 lokal yang baru terjun di bidang migas ini. Itu yang saya amati. Itu adalah pemberdayaan kapasitas nasional, yang juga merupakan salah satu agenda migas nasional. Kurtubi menambahkan, kondisi investasi migas itu bertambah aneh dengan adanya kebijakan dimana investor migas harus membayar bermacam jenis pajak selama masa eksplorasi. Semula memang begitu, tetapi beberapa pajak telah dihapuskan karena Pemerintah (c.q. Departemen Keuangan) telah menyadari masalah pentingnya eksplorasi sebagai ujung tombak keberlanjutan produksi migas nasional. Harus diwaspadai bahwa jajak pendapat yang dilakukan lembaga-lembaga itu (nasional/internasional) tidak sepenuhnya murni sekedar survei, tetapi juga bisa memuat agenda-agenda tertentu dalam politik atau misi-misi korporasi besar yang akibatnya bisa merugikan posisi Indonesia. Kritislah melihatnya. salam, Awang (Tim Penilai Penawaran WK Migas CBM/GMB) --- Pada Sab, 26/3/11, apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com menulis: Dari: apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com Judul: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Sabtu, 26 Maret, 2011, 6:30 AM http://www.detikfinance.com/read/2011/03/25/122411/1601186/1034/parah-kondisi-investasi-migas-ri-termasuk-terburuk-di-dunia?f9911033 Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Akhmad Nurismarsyah -detikFinance Jakarta - Kondisi investasi di bidang minyak dan gas Indonesia dinilai masih sangat
Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia
Introspeksi akan membuat image positif. Data yang dikumpulkan tentunya berdasarkan kaidah kaidah yang benar dan standard. Walaupun wawancara yang menghasilkan impression/ kesan tetap saja data yang bisa dipakai. Kalau kesan yang bagus kan biasanya kita terima dengan bangga. Nah kalau jelek tentunya kita harus terima untuk introspeksi diri. Salam YS Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Tue, 29 Mar 2011 15:31:35 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Saya kira Pak Kurtubi bicara dengan data juga, tetapi data dari sumber yang salah atau tidak resmi. Data itu hasil wawancara suatu Lembaga swasta Fraser Institute (kalau tidak salah?). Tentu data hasil wawancara itu data yang bias, karena didasarkan pada kesan saja (impression) dari yang diwawancarai yang cenderung negatif, tanpa memperhatikan data yang sebenarnya sebagaimana diuraikan Pak Awang. Jadi masalahnya adalah masalah image Walaupun kita sudah merasa berbuat sebaik-baiknya dengan data yang positif, tetap buat orang2 yang diwawancari itu belum image yang baik. Jadi BPMigas harus melakukan image building. Sayang sekali dengan prestasi yang baik dilakukan industri migas di Indonesia, tetapi memberikan image yang negatif. Wassalam RPK - Original Message - From: Awang Satyana To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Tuesday, March 29, 2011 11:30 AM Subject: Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Akibatnya industri migas di Indonesia semakin memburuk, hampir tidak ada investasi baru di beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke belakang. Pak Kurtubi jelas bicara tanpa data. Dalam sepuluh tahun terakhir telah ditandatangani 165 investasi baru di blok-blok/WK migas (tidak termasuk CBM/GMB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam periode itu, Pemerintah menawarkan 307 WK secara regular tender dan direct offer; laku terjual 54 % (165 WK) saya pikir menunjukkan iklim investasi yang baik. Mekanisme penawaran WK2 tersebut dengan cara regular tender dan direct offer. Permintaan direct offer, yang miulai dibuka pada tahun 2003, menunjukkan minat yang tinggi, mengindikasikan bahwa investor agresif berusaha di bidang migas Indonesia. Keterlibatan investor lokal (DN) dalam investasi migas semakin tinggi yang meliputi banyak ragam core business mereka (misalnya, perusahaan 'event organizer' di bidang migas pun ada yang mengajukan direct offer WK bermitra dengan perusahaan2 lainnya). Memang beberapa perusahaan lokal belum mampu memenuhi komitmen kontraknya secara tepat waktu karena berbagai persoalan; perusahaan2 besar yang internasional pun sama saja soal pemenuhan komitmen yang tepat waktu ini. Ditjen Migas sebagai penyelenggara penawaran WK terus menyeleksi calon inverstor ini agar mereka merupakan investor yang benar2 bisa melaksanakan komitmennya, dan BPMIGAS sebagai pengawas pelaksanaan komitmen terus mengejar pelaksanaan komitmen ini termasuk menerapkan berbagai sanksi. Dengan tingginya minat investasi migas ini, banyak yang telah merasakan manfaatnya; salah satunya saja yang menyakut SDM (sumberdaya manusia) perguruan2 tinggi pelaksana joint studies dalam rangka direct offer, juga para geologist/geophysicist yang telah purnabakti masih bisa berkarya membantu investor2 lokal yang baru terjun di bidang migas ini. Itu yang saya amati. Itu adalah pemberdayaan kapasitas nasional, yang juga merupakan salah satu agenda migas nasional. Kurtubi menambahkan, kondisi investasi migas itu bertambah aneh dengan adanya kebijakan dimana investor migas harus membayar bermacam jenis pajak selama masa eksplorasi. Semula memang begitu, tetapi beberapa pajak telah dihapuskan karena Pemerintah (c.q. Departemen Keuangan) telah menyadari masalah pentingnya eksplorasi sebagai ujung tombak keberlanjutan produksi migas nasional. Harus diwaspadai bahwa jajak pendapat yang dilakukan lembaga-lembaga itu (nasional/internasional) tidak sepenuhnya murni sekedar survei, tetapi juga bisa memuat agenda-agenda tertentu dalam politik atau misi-misi korporasi besar yang akibatnya bisa merugikan posisi Indonesia. Kritislah melihatnya. salam, Awang (Tim Penilai Penawaran WK Migas CBM/GMB) --- Pada Sab, 26/3/11, apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com menulis: Dari: apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com Judul: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Sabtu, 26 Maret, 2011, 6:30 AM http://www.detikfinance.com/read/2011/03/25/122411/1601186/1034/parah-kondisi-investasi-migas-ri-termasuk-terburuk-di-dunia?f9911033
Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia
Kalau dari data Perkembangan Produksi , Perkembangan jumlah WK dan Perkembangan besarnya CR yg dikeluarkan, serta Perkembangan Prosentasi biaya eksplorasi, kira kira gimana ya ISM Introspeksi akan membuat image positif. Data yang dikumpulkan tentunya berdasarkan kaidah kaidah yang benar dan standard. Walaupun wawancara yang menghasilkan impression/ kesan tetap saja data yang bisa dipakai. Kalau kesan yang bagus kan biasanya kita terima dengan bangga. Nah kalau jelek tentunya kita harus terima untuk introspeksi diri. Salam YS Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Tue, 29 Mar 2011 15:31:35 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Saya kira Pak Kurtubi bicara dengan data juga, tetapi data dari sumber yang salah atau tidak resmi. Data itu hasil wawancara suatu Lembaga swasta Fraser Institute (kalau tidak salah?). Tentu data hasil wawancara itu data yang bias, karena didasarkan pada kesan saja (impression) dari yang diwawancarai yang cenderung negatif, tanpa memperhatikan data yang sebenarnya sebagaimana diuraikan Pak Awang. Jadi masalahnya adalah masalah image Walaupun kita sudah merasa berbuat sebaik-baiknya dengan data yang positif, tetap buat orang2 yang diwawancari itu belum image yang baik. Jadi BPMigas harus melakukan image building. Sayang sekali dengan prestasi yang baik dilakukan industri migas di Indonesia, tetapi memberikan image yang negatif. Wassalam RPK - Original Message - From: Awang Satyana To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Tuesday, March 29, 2011 11:30 AM Subject: Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Akibatnya industri migas di Indonesia semakin memburuk, hampir tidak ada investasi baru di beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke belakang. Pak Kurtubi jelas bicara tanpa data. Dalam sepuluh tahun terakhir telah ditandatangani 165 investasi baru di blok-blok/WK migas (tidak termasuk CBM/GMB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam periode itu, Pemerintah menawarkan 307 WK secara regular tender dan direct offer; laku terjual 54 % (165 WK) saya pikir menunjukkan iklim investasi yang baik. Mekanisme penawaran WK2 tersebut dengan cara regular tender dan direct offer. Permintaan direct offer, yang miulai dibuka pada tahun 2003, menunjukkan minat yang tinggi, mengindikasikan bahwa investor agresif berusaha di bidang migas Indonesia. Keterlibatan investor lokal (DN) dalam investasi migas semakin tinggi yang meliputi banyak ragam core business mereka (misalnya, perusahaan 'event organizer' di bidang migas pun ada yang mengajukan direct offer WK bermitra dengan perusahaan2 lainnya). Memang beberapa perusahaan lokal belum mampu memenuhi komitmen kontraknya secara tepat waktu karena berbagai persoalan; perusahaan2 besar yang internasional pun sama saja soal pemenuhan komitmen yang tepat waktu ini. Ditjen Migas sebagai penyelenggara penawaran WK terus menyeleksi calon inverstor ini agar mereka merupakan investor yang benar2 bisa melaksanakan komitmennya, dan BPMIGAS sebagai pengawas pelaksanaan komitmen terus mengejar pelaksanaan komitmen ini termasuk menerapkan berbagai sanksi. Dengan tingginya minat investasi migas ini, banyak yang telah merasakan manfaatnya; salah satunya saja yang menyakut SDM (sumberdaya manusia) perguruan2 tinggi pelaksana joint studies dalam rangka direct offer, juga para geologist/geophysicist yang telah purnabakti masih bisa berkarya membantu investor2 lokal yang baru terjun di bidang migas ini. Itu yang saya amati. Itu adalah pemberdayaan kapasitas nasional, yang juga merupakan salah satu agenda migas nasional. Kurtubi menambahkan, kondisi investasi migas itu bertambah aneh dengan adanya kebijakan dimana investor migas harus membayar bermacam jenis pajak selama masa eksplorasi. Semula memang begitu, tetapi beberapa pajak telah dihapuskan karena Pemerintah (c.q. Departemen Keuangan) telah menyadari masalah pentingnya eksplorasi sebagai ujung tombak keberlanjutan produksi migas nasional. Harus diwaspadai bahwa jajak pendapat yang dilakukan lembaga-lembaga itu (nasional/internasional) tidak sepenuhnya murni sekedar survei, tetapi juga bisa memuat agenda-agenda tertentu dalam politik atau misi-misi korporasi besar yang akibatnya bisa merugikan posisi Indonesia. Kritislah melihatnya.
Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia
Mas sugeng, Dlm visi-misi bpmigas salah satunya adalah memberikan keuntungan sebesar-besar bagi negara, nah kalau saya ada baiknya juga untuk operatornya. Tapi ingat bahwa pekerja PSC itu dibayar oleh negara. Jadi seyogyanya mereka2 itu harus loyal pada profesional masing2, sehingga dapat dikatakan pembela yg benar. Kalau kompeni maksa sesuatu yang tidak sesuai aturan bpmigas ya jangan nurut, kewajiban kitalah yg harus meluruskan. Mudah2 saja temen2 banyak yg menyadarinya. Jadi nggak usah bingung lah. Salam, Molimo T Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Date: Tue, 29 Mar 2011 09:22:43 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Abah Yth, Saya dan bbrp kawan termasuk orang yang terkejut bahwa kondisi investasi migas di RI termasuk terburuk di dunia. Mungkin untuk menjelaskannya perlu dalil-2 yang rumit, sementara menurut pengamatan (di lapangan) saya dan banyak teman bahwa para perusahaan migas yang ada di RI ini happy-2 saja. Bagaimana tidak happy, lha mereka bisa membawa orang-2 nya untuk bekerja di sini (mengurangi pengangguran di negaranya), membawa berbagai perusahaan jasa (peralatan, tehnisi dll.) dan ini tentu memajukan industrinya di sana. Selain mendapatkan sumber minyak dan gas, bukankah semua pengeluarannya akan ditanggung kita (RI) lewat CR. Apabila terjadi hambatan oleh masyarakat atau pemda setempat, semuanya akan dibantu oleh pemerintah, berbeda dng perusahaan tambang lainnya, saya kira mereka akan berjuang sendiri (tidak ada CR). Ketika saya menulis di majalah Tempo tentang PSC (13 th yll) seorang kawan di Pekanbaru berkomentar: Mas, jangankan dengan split 90%-10%, mbok dng 95%-5% mereka pasti mau asalkan ada CR. Sementara kawan main softball yang sedang bertugas di USA berkomentar dengan canda kira-2 sbb: kalau kita pegawai nasional di perusahaan PSC, sebenarnya harus memberikan loyalitasnya kepada siapa yha? RI atau perusahaan PSC-nya? Salam hangat, sugeng nb. Abah, semoga tetap sehat walafiaat, dan rajin menulis komentar (yang kritis). - Original Message - From: Yanto R.Sumantri To: iagi-net Sent: Monday, March 28, 2011 11:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Yang kurang adalah uang yang dapat diinvestasikan UNTUK EKSPLORASI (risk money) , karena sejak dulu kita hanya mau menikmati seluruh usaha yang berhasil dari minyak dan gas tanpa mau menyisihkan sebagian untuk melakukan usaha eksplorasi. Salah satu sebab (bukan alasan) mengapa Pertamina sangat terlambat go international adalah pola fikir Pemerintah seperti itu. si Abah On Sat, March 26, 2011 10:18 am, Udrekh wrote: sebenarnya seberapa susah sih negara kita mengelola migas secara mandiri? Untuk survey seismic, kita punya cukup kapal untuk 2D. Untuk 3D konon elnusa sedang mempersiapkan. Untuk darat sepertinya juga banyak yg mampu. pengolahab banyak yang ahli. Non seismik sepertibya juga bantak yg mampu. Eksploitasi? bukannya beberapa perusahaan dlm negeri juga sdh punya pengalaman? maaf jika keliru. Apakah kondisi ini bisa dimanfaatkan bagi kemandirian pengelolaan migas di Indonesia? On Mar 26, 2011 9:42 AM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: Sejak akses dunia barat susah masuk ke negeri2 penghasil minyak minyak lainnya, issue ttg buruknya invest migas di Indonesia mendengung. Ujung2nya minta split ditambah, CR tak terbatas. Haddduh !!! Negeri lain ndak ada yg menawarkan blok sampai 2X setahun. Penawaran berkali2 ini yg nantinya scr statistik menunjukkan bahwa prosentase lakunya blok ini jadi kecil. Ini yg menjadi boomerang. Lebih baik ndak usah ditawarkan obralan. Jangan terlalu banyak yg ditawarkan tapi tawarkan dua-tiga blok dengan paket indah. Dijual secara cermat. Mungkin perlu marketing technique yg khusus dalam menawarkan blok di Indonesia. Rdp On 26/03/2011, apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com wrote: http://www.detikfinance.com... -Original Message- From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Date: Fri, 25 Ma... To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Cc: setiawan dedidedi...@yahoo.com; sutar_iagiiagi...@cbn.net... -- Sent from my mobile device *Success is a mind set, not just an achievement* PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi,
Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia
Mas Sugeng, Data tentang Para investor MIgas happy happy saja karena bisa bawa orangnya ke sini apa iya ya?. BPMIGas punya jumlah yang Pasti tentang Expat, meningkat atau menurun. Akan sangat menggembirakan kalau pernyataan Investor asing happy happy saja, ini benar, karena pasti secara umum jumlah kegiatan eksplorasi stabil atau malah meningkat mengingat jumlah Perusahaan Migas Taraf eksplorasi jumlahnya sudah banyak sekali dan jumlah PSC baru dalam kurun waktu 10 tahun sudah 147. Kegiatan Investor asing pasti besar sekali karena splitnya jauh lebih besar dari 95- 5%. Secara statistik dengan jumlah bertambah tentunya kegiatan eksplorasi sangat meningkat dan penemuan yang ekonomis meningkat paling tidak saat ini sudah bisa menuai hasil. Mas Sugeng kalau itu benar maka harus ada yang memberitahu pak Kurtubi, beliau salah besar. Maaf kalau ada yang salah. Salam YS Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id Date: Tue, 29 Mar 2011 09:22:43 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Abah Yth, Saya dan bbrp kawan termasuk orang yang terkejut bahwa kondisi investasi migas di RI termasuk terburuk di dunia. Mungkin untuk menjelaskannya perlu dalil-2 yang rumit, sementara menurut pengamatan (di lapangan) saya dan banyak teman bahwa para perusahaan migas yang ada di RI ini happy-2 saja. Bagaimana tidak happy, lha mereka bisa membawa orang-2 nya untuk bekerja di sini (mengurangi pengangguran di negaranya), membawa berbagai perusahaan jasa (peralatan, tehnisi dll.) dan ini tentu memajukan industrinya di sana. Selain mendapatkan sumber minyak dan gas, bukankah semua pengeluarannya akan ditanggung kita (RI) lewat CR. Apabila terjadi hambatan oleh masyarakat atau pemda setempat, semuanya akan dibantu oleh pemerintah, berbeda dng perusahaan tambang lainnya, saya kira mereka akan berjuang sendiri (tidak ada CR). Ketika saya menulis di majalah Tempo tentang PSC (13 th yll) seorang kawan di Pekanbaru berkomentar: Mas, jangankan dengan split 90%-10%, mbok dng 95%-5% mereka pasti mau asalkan ada CR. Sementara kawan main softball yang sedang bertugas di USA berkomentar dengan canda kira-2 sbb: kalau kita pegawai nasional di perusahaan PSC, sebenarnya harus memberikan loyalitasnya kepada siapa yha? RI atau perusahaan PSC-nya? Salam hangat, sugeng nb. Abah, semoga tetap sehat walafiaat, dan rajin menulis komentar (yang kritis). - Original Message - From: Yanto R.Sumantri To: iagi-net Sent: Monday, March 28, 2011 11:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Yang kurang adalah uang yang dapat diinvestasikan UNTUK EKSPLORASI (risk money) , karena sejak dulu kita hanya mau menikmati seluruh usaha yang berhasil dari minyak dan gas tanpa mau menyisihkan sebagian untuk melakukan usaha eksplorasi. Salah satu sebab (bukan alasan) mengapa Pertamina sangat terlambat go international adalah pola fikir Pemerintah seperti itu. si Abah On Sat, March 26, 2011 10:18 am, Udrekh wrote: sebenarnya seberapa susah sih negara kita mengelola migas secara mandiri? Untuk survey seismic, kita punya cukup kapal untuk 2D. Untuk 3D konon elnusa sedang mempersiapkan. Untuk darat sepertinya juga banyak yg mampu. pengolahab banyak yang ahli. Non seismik sepertibya juga bantak yg mampu. Eksploitasi? bukannya beberapa perusahaan dlm negeri juga sdh punya pengalaman? maaf jika keliru. Apakah kondisi ini bisa dimanfaatkan bagi kemandirian pengelolaan migas di Indonesia? On Mar 26, 2011 9:42 AM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: Sejak akses dunia barat susah masuk ke negeri2 penghasil minyak minyak lainnya, issue ttg buruknya invest migas di Indonesia mendengung. Ujung2nya minta split ditambah, CR tak terbatas. Haddduh !!! Negeri lain ndak ada yg menawarkan blok sampai 2X setahun. Penawaran berkali2 ini yg nantinya scr statistik menunjukkan bahwa prosentase lakunya blok ini jadi kecil. Ini yg menjadi boomerang. Lebih baik ndak usah ditawarkan obralan. Jangan terlalu banyak yg ditawarkan tapi tawarkan dua-tiga blok dengan paket indah. Dijual secara cermat. Mungkin perlu marketing technique yg khusus dalam menawarkan blok di Indonesia. Rdp On 26/03/2011, apwid...@patranusa.com apwid...@patranusa.com wrote: http://www.detikfinance.com... -Original Message- From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Date: Fri, 25 Ma... To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Cc: setiawan dedidedi...@yahoo.com; sutar_iagiiagi...@cbn.net... -- Sent from my mobile device *Success is a mind set, not just an achievement*
Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia
Introspeksi tentu hal yang baik yang bila dilakukan dengan benar akan menghasilkan perbaikan. Migas dalam bulan ini juga telah memanggil beberapa company dan IPA untuk mendengarkan pendapat2 mereka soal investasi migas di Indonesia. BPMIGAS juga tengah melakukan survei pendapat dari company2 tentang kinerja BPMIGAS. Ini semua adalah usaha introspeksi yang semoga menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada sebelumnya. Tetapi survei yang dilakukan di bawah yang menghasilkan kesimpulan bahwa investasi migas di Indonesia termasuk terburuk di dunia sangat perlu dipertanyakan keabsahan metodenya. Sayangnya, kesimpulan ini langsung diamini oleh beberapa pakar migas Indonesia tanpa melakukan cek ulang ke sumber-sumber yang kompeten. Dalam hal ini, bukan introspeksi yang diperlukan, tetapi klarifikasi dan pelurusan berita yang diperlukan. Introspeksi harus dilakukan atas data dan analisis yang benar, bukan atas data dan analisis yang ngawur. salam, Awang --- Pada Sel, 29/3/11, yanto...@yahoo.co.id yanto...@yahoo.co.id menulis: Dari: yanto...@yahoo.co.id yanto...@yahoo.co.id Judul: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Selasa, 29 Maret, 2011, 5:18 PM Introspeksi akan membuat image positif. Data yang dikumpulkan tentunya berdasarkan kaidah kaidah yang benar dan standard. Walaupun wawancara yang menghasilkan impression/ kesan tetap saja data yang bisa dipakai. Kalau kesan yang bagus kan biasanya kita terima dengan bangga. Nah kalau jelek tentunya kita harus terima untuk introspeksi diri. Salam YS Powered by Telkomsel BlackBerry® From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Tue, 29 Mar 2011 15:31:35 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Saya kira Pak Kurtubi bicara dengan data juga, tetapi data dari sumber yang salah atau tidak resmi. Data itu hasil wawancara suatu Lembaga swasta Fraser Institute (kalau tidak salah?). Tentu data hasil wawancara itu data yang bias, karena didasarkan pada kesan saja (impression) dari yang diwawancarai yang cenderung negatif, tanpa memperhatikan data yang sebenarnya sebagaimana diuraikan Pak Awang. Jadi masalahnya adalah masalah image Walaupun kita sudah merasa berbuat sebaik-baiknya dengan data yang positif, tetap buat orang2 yang diwawancari itu belum image yang baik. Jadi BPMigas harus melakukan image building. Sayang sekali dengan prestasi yang baik dilakukan industri migas di Indonesia, tetapi memberikan image yang negatif. Wassalam RPK - Original Message - From: Awang Satyana To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Tuesday, March 29, 2011 11:30 AM Subject: Bls: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Akibatnya industri migas di Indonesia semakin memburuk, hampir tidak ada investasi baru di beberapa blok migas selama selama 10 tahun ke belakang. Pak Kurtubi jelas bicara tanpa data. Dalam sepuluh tahun terakhir telah ditandatangani 165 investasi baru di blok-blok/WK migas (tidak termasuk CBM/GMB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam periode itu, Pemerintah menawarkan 307 WK secara regular tender dan direct offer; laku terjual 54 % (165 WK) saya pikir menunjukkan iklim investasi yang baik. Mekanisme penawaran WK2 tersebut dengan cara regular tender dan direct offer. Permintaan direct offer, yang miulai dibuka pada tahun 2003, menunjukkan minat yang tinggi, mengindikasikan bahwa investor agresif berusaha di bidang migas Indonesia. Keterlibatan investor lokal (DN) dalam investasi migas semakin tinggi yang meliputi banyak ragam core business mereka (misalnya, perusahaan 'event organizer' di bidang migas pun ada yang mengajukan direct offer WK bermitra dengan perusahaan2 lainnya). Memang beberapa perusahaan lokal belum mampu memenuhi komitmen kontraknya secara tepat waktu karena berbagai persoalan; perusahaan2 besar yang internasional pun sama saja soal pemenuhan komitmen yang tepat waktu ini. Ditjen Migas sebagai penyelenggara penawaran WK terus menyeleksi calon inverstor ini agar mereka merupakan investor yang benar2 bisa melaksanakan komitmennya, dan BPMIGAS sebagai pengawas pelaksanaan komitmen terus mengejar pelaksanaan komitmen ini termasuk menerapkan berbagai sanksi. Dengan tingginya minat investasi migas ini, banyak yang telah merasakan manfaatnya; salah satunya saja yang menyakut SDM (sumberdaya manusia) perguruan2 tinggi pelaksana joint studies dalam rangka direct offer, juga para geologist/geophysicist yang telah purnabakti masih bisa berkarya membantu investor2 lokal yang baru terjun di bidang migas ini. Itu yang saya amati. Itu adalah pemberdayaan kapasitas nasional, yang juga merupakan salah satu agenda migas nasional. Kurtubi menambahkan, kondisi investasi migas itu bertambah aneh dengan adanya
[iagi-net-l] Gempa Myanmar 24 Maret 2011 (7,0 Mw) dan SE Asia Extrusion/Escape Tectonics
Tapponier et al. (1982 – Propagating extrusion tectonics in Asia : new insights from simple experiments with plasticine, Geology, vol. 10, pp. 611-616.), semua yang pernah bekerja dengan tektonik SE Asia pasti mengenal publikasi ini, mengatakan bahwa akibat India membentur Eurasia di sektor Tibet pada sekitar 50-40 Ma (Eosen) terjadilah apa yang disebutnya “extrusion tectonics”, yaitu gerakan keluar secara lateral suatu segmen kerak bumi relatif terhadap massa induknya akibat benturan. Paul Tapponier dkk kala itu melakukan pemodelan analog konsepnya dengan ‘plasticine box’. Melalui model itu, sesar-sesar mendatar regional yang keluar dari wilayah benturan diketahui sebagai media gerakan ekstrusi, a.l: Red River Fault dan Sumatran Fault. Senada dengan Tapponier, Burke dan Sengor (1986 – Tectonic escape in the evolution of the continental crust in Barazangi, M. and Brown, L. (eds), Reflection Seismology, American Geophysical Union Geodynamic Series, no. 14, pp. 41-53) menyebut apa yang diterangkan Tapponier et al. (1982) ini sebagai “escape tectonics” (karena memang segmen kerak bumi itu ‘lari’- escape- menjauhi massa kerak induknya). Kevin Burke dan Celal Sengor di dalam publikasinya itu menerangkan geometri dan ‘hukum-hukum’ yang mengatur escape tectonics. Karena Indonesia dibangun oleh beberapa benturan kontinen dan mikrokontinen, di samping subduksi dan akresi, maka ideal menerapkan prinsip2 escape/extrusion yang digagas oleh Tapponier et al. (1982) dan Burke and Sengor (1986). Aplikasi pertama post-collision escape tectonics untuk seluruh wilayah Indonesia telah saya lakukan dan dipublikasikan di pertemuan PIT IAGI 2006 di Pakanbaru (Satyana, 2006: Post-collisional tectonic escapes in Indonesia: fashioning the Cenozoic history, Proceedings IAGI Riau 2006). Banyak yang mengatakan bahwa ekstrusi SE Asia telah berakhir dengan ditutupnya ‘free oceanic edge’ oleh berjalannya Australia ke utara dan Papua serta Pasifik ke barat. ‘Free oceanic edge’ adalah istilah dari Burke dan Sengor (1986) yang mengatakan bahwa arah2 escape selalu menuju kerak samudera yang belum tertutup kontinen. Secara regional, bahwa ekstruksi SE Asia telah selesai adalah benar, tetapi secara lokal tidak. Sebab, indentor utama (indentor = pembentur) yaitu India masih terus ‘merangsek’ Tibet meskipun ditekuk Pegunungan Himalaya. Penelitian jaringan GPS di Pegunungan Himalaya oleh joint research dari University of Alaska, University of Colorado, Xi'an College of Geology, Wuhan Technical University of Surveying and Mapping, dan the State Seismological Bureau, Wuhan menyimpulkan bahwa kerak India masih berjalan di bawah Tibet dengan kecepatan sekitar 20 +/- 3 mm/tahun dengan vektor konvergensi N 5deg E (Freymueller and Bilham, 2011 - Displacements and Strain in the India-Eurasia Plate Collision Zone: http://www.aeic.alaska.edu/input/jeff/Tibet/India.html.). Sementara itu, gerak lateral lempeng pembawa India adalah 45 mm/tahun. Dengan masih bergeraknya indentor utama, maka escape tectonics masih mungkin terjadi (Burke Sengor, 1986). Gempa Myanmar tanggal 24 Maret 2011 yang lalu (7,0 Mw), pusat gempa dari kedalaman 10 km, membuktikan bahwa extrusion/escape tectonics ini masih terjadi. Gempa kuat ini terjadi pada pukul 20.25 waktu setempat, membuat jatuh korban paling sedikit 74 tewas, 111 terluka, 413 bangunan rusak, satu jembatan runtuh dan tanah longsor. Gempa menggoncang kuat Myanmar, Thailand, Vietnam, juga dirasakan di Yunnan dan Guangxi, China. Myanmar dikawal di sisi baratdaya dan timurlautnya oleh sesar-sesar mendatar dextral Sagaing Fault dan sinistral Red River Fault (Packham, 1996: Cenozoic SE Asia reconstruction - Geo. Soc. Spec. Publ. 106, p. 123-152). Sagaing Fault masih bergerak dengan kecepatan 18 mm/tahun berdasarkan data GPS. Lokasi episentrum gempa berada di tengah blok-blok yang dibatasi dua sesar mendatar besar ini. Blok-blok ini sesungguhnya juga berbenturan atau berpapasan dibatasi oleh punggungan atau sesar mendatar. Di area lokasi episentrum terjadi papasan antara blok Shan plateau dengan Shan-Thai block yang batasnya berupa sesar-sesar antitetik sinistral relatif terhadap sesar utama dekstral Sagaing Fault. Bahwa mekanisme penyesaran penyebab gempa Myanmar kemarin terjadi di salah satu sesar antitetik sinistral di atas, dibuktikan dengan focal mechanism gempa Myanmar, yang mengindikasi left-lateral (sinistral) slip pada sesar2 antitetik Red River Fault dan Sagaing Fault. Jadi meskipun skalanya lokal, gerakan-gerakan sesar mendatar di wilayah ini, terutama yang master fault-nya, menunjukkan masih aktifnya gerak ekstrusi/escape di wilayah ini. salam, Awang PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro...
Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia
Report yg digunakan oleh Pak Kurtubi yg disitir oleh http://www.detikfinance.com/read/2011/03/25/122411/1601186/1034/parah-kondisi-investasi-migas-ri-termasuk-terburuk-di-dunia?f9911033ada disini : http://www.fraseramerica.org/commerce.web/product_files/global-petroleum-survey-2010_US.pdf Dalam petroleum survey 2010 ini memang terlihat Indonesia termasuk yang buruk. rangking 111 dari 133. Walaupun kita perlu perhatikan ini adalah sebuah survey untuk kepentingan investor. Jadi semua yg buruk-buruk akan diungkap. Tidak perlu panas menanggapinya. Ada beberapa komentar dalam survey ini yg perlu kita perhatikan adalah : *Indonesia* “*Corruption and poor data access*.” “Profit sharing con tract terms are not always honored, but* it is impossible to sue the government*. Terms are always being tightened yet *prospectivity is no better than in other countries*.” “The country’s Oil and Gas law (Law No. 22/ year 2001) is very bad and is not investor friendly due to the following reasons: 1. *Investors have to meet so many government offices*. Indonesian oil industry is getting worse, *almost no new investment in the new block dur ing the last 10 years. *Under the old law (Law No.8/1971), investors just needed to meet and sign a profit-sharing contract with the national oil company (Pertamina). 2. According to Article 31 of Law No.22/2001 on Oil and Gas, investors have to pay various kinds of taxes during the exploration stage. Under the old law, investors paid the tax after they found and produced oil and gas! 3. Law No.22/2001 is in fact already legally ‘flawed’ and paralyzed be cause the Constitutional Court of the country has removed several main articles that conflict with artcle 33of the country’s Constitution of 1945. Unfortunately, both the President and the Minister of Energy and Mineral Resources of the country do not take any action to fix the situation.” Jelas sekali yang saya cetak *miring *sesuatu yg tidak benar. Ntah darimana mereka mendengarnya. Tapi perlu ada statement pemerintah (ESDM atau BPMIGAS) menyangkal hal ini. Namun konsen-konsen lain memang perlu kita perhatikan sebagai bahan perbaikan. - *Corruption *... Doh ! Aku juga sebel ttg hal ini. Slahkan menjawab sesuai pemikiran diri sendiri. - *Poor data access* ... dalam hal ini menurut saya akibat dari Poor data management. UU sudah memperbolehkan akses data terbuka setelah 5-8 tahun. Hanya saja kualitas data yang tersedia (walaupun sudah dalam sebuah paket jualan) masih jauh dari memuaskan. - *Sue government (?)*. Kontrak yang ada adalah antara B to G. Tentusaja tidak mudah berbisnis dengan sebuah lembaga negara. Perlu dipikirkan perubahan UU yang menggunakankontrak B to B seperti UU sebelumnya B-Pertamina/BPPKA. Atau dengan bentuk ijin usaha (G to B) seperti yang ada pada pengusahaan pertambangan. - *Meet so many goverment offices.* Birokrasi di BPMIGAS mungkin sudah diperbaiki dan diperpendek. Tetapi urusan dengan Pemda semakin ribet bet !. - *President and minister donot take action ?* We lah kalau ini emang perlu diketahui juga apakah bener pemerintah ngga action. Tentusaja kalau melihat take action ini tidak hanya Presiden dan menteri tetapi hingga jajaran dibawahnya serta jajaran yang terkait. Pajak, Pemda, BPMIGAS dll. Tugas kita (saya) sebagai ahli geologi Indonesia adalah menjawab yang ini *prospectivity is no better than in other countries. **Apakah iya ?** *Yang selalu menjadi hal utama dalam pemikiran saya adalah konsen paling atas. Ketika korupsi sudah merasuki pembuat kebijakan (termasuk pejabat negara mapun pejabat swata) sangat mungkin akan merambah menjadi anak-pinak masalah dibawahnya. RDP 2011/3/29 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Introspeksi tentu hal yang baik yang bila dilakukan dengan benar akan menghasilkan perbaikan. Migas dalam bulan ini juga telah memanggil beberapa company dan IPA untuk mendengarkan pendapat2 mereka soal investasi migas di Indonesia. BPMIGAS juga tengah melakukan survei pendapat dari company2 tentang kinerja BPMIGAS. Ini semua adalah usaha introspeksi yang semoga menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada sebelumnya. Tetapi survei yang dilakukan di bawah yang menghasilkan kesimpulan bahwa investasi migas di Indonesia termasuk terburuk di dunia sangat perlu dipertanyakan keabsahan metodenya. Sayangnya, kesimpulan ini langsung diamini oleh beberapa pakar migas Indonesia tanpa melakukan cek ulang ke sumber-sumber yang kompeten. Dalam hal ini, bukan introspeksi yang diperlukan, tetapi klarifikasi dan pelurusan berita yang diperlukan. Introspeksi harus dilakukan atas data dan analisis yang benar, bukan atas data dan analisis yang ngawur. salam, Awang --- Pada *Sel, 29/3/11, yanto...@yahoo.co.id yanto...@yahoo.co.id*menulis: Dari: yanto...@yahoo.co.id yanto...@yahoo.co.id Judul: Re: [iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI Termasuk Terburuk di Dunia Kepada:
Re: [iagi-net-l] Gempa Myanmar 24 Maret 2011 (7,0 Mw) dan SE Asia Extrusion/Escape Tectonics
Pak Awang yang baik, Trimakasih atas artikel singkatnya yang menarik. Bahwa sampai saat ini kerak India masih bergerak, dan gunung Himalaya masih terus bertambah tinggi. Walaupun gunung, tetapi Himalaya tidak mengeluarkan api atau lahar seperti layaknya gunung-2 di negeri kita. Apakah ini dapat dijelaskan bahwa Himalaya terbentuk karena gerak lempeng tektonik? Ini perlu saya tanyakan sebab saya sekali-2 mendongeng tentang geologi untuk non geologist. Kembali ke extrusion tectonics, gerakan lateral suatu kerak bumi, tentunya plateu Tibet akan berpengaruh ke arah timur (pegunungan-2 Ningjing Shan, Hengdun Shan di China selatan) sehingga terbentuk sungai-2 yang luar biasa dalam tebingnya. National Geographic pernah menayangkan kehidupan warga di sekitar sungai yang curam ini. Mereka, para petani dan penduduk sudah biasa melintasi sungai (untuk ke ladang atau berkunjung ke kerabat) dengan naik cable car yang terbuat dari keranjang yang menggantung di tali baja. Barang-2 bawaan, ternak (sapi juga) masuk ke dalam keranjang, lalu ada seorang bapak yang bertugas sebagai pengemudi menggerakkan cable car ini secara manual. Sungguh pemberani mereka itu. Tentang Stone Forest di sekitar kota Kunming yang menjadi obyek wisata andalan, saya menduga ini singkapan batu gamping. Apakah Pak Awang bisa menjelaskan ini? Trimakasih. Kalau tidak ada perubahan, saya diajak untuk dolan ke Kunming, lalu ke arah barat, kota Dali (4100 m), dan terakhir ke arah utara ke kota Zhongdian (Shangrila). Konon tempat ini merupakan paradise yang indah, pernah ditulis sebagai novel Lost Horizon oleh penulis Inggris, James Hiltan (1933). Salam, sugeng - Original Message - From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 30, 2011 12:31 AM Subject: [iagi-net-l] Gempa Myanmar 24 Maret 2011 (7,0 Mw) dan SE Asia Extrusion/Escape Tectonics Tapponier et al. (1982 – Propagating extrusion tectonics in Asia : new insights from simple experiments with plasticine, Geology, vol. 10, pp. 611-616.), semua yang pernah bekerja dengan tektonik SE Asia pasti mengenal publikasi ini, mengatakan bahwa akibat India membentur Eurasia di sektor Tibet pada sekitar 50-40 Ma (Eosen) terjadilah apa yang disebutnya “extrusion tectonics”, yaitu gerakan keluar secara lateral suatu segmen kerak bumi relatif terhadap massa induknya akibat benturan. Paul Tapponier dkk kala itu melakukan pemodelan analog konsepnya dengan ‘plasticine box’. Melalui model itu, sesar-sesar mendatar regional yang keluar dari wilayah benturan diketahui sebagai media gerakan ekstrusi, a.l: Red River Fault dan Sumatran Fault. Senada dengan Tapponier, Burke dan Sengor (1986 – Tectonic escape in the evolution of the continental crust in Barazangi, M. and Brown, L. (eds), Reflection Seismology, American Geophysical Union Geodynamic Series, no. 14, pp. 41-53) menyebut apa yang diterangkan Tapponier et al. (1982) ini sebagai “escape tectonics” (karena memang segmen kerak bumi itu ‘lari’- escape- menjauhi massa kerak induknya). Kevin Burke dan Celal Sengor di dalam publikasinya itu menerangkan geometri dan ‘hukum-hukum’ yang mengatur escape tectonics. Karena Indonesia dibangun oleh beberapa benturan kontinen dan mikrokontinen, di samping subduksi dan akresi, maka ideal menerapkan prinsip2 escape/extrusion yang digagas oleh Tapponier et al. (1982) dan Burke and Sengor (1986). Aplikasi pertama post-collision escape tectonics untuk seluruh wilayah Indonesia telah saya lakukan dan dipublikasikan di pertemuan PIT IAGI 2006 di Pakanbaru (Satyana, 2006: Post-collisional tectonic escapes in Indonesia: fashioning the Cenozoic history, Proceedings IAGI Riau 2006). Banyak yang mengatakan bahwa ekstrusi SE Asia telah berakhir dengan ditutupnya ‘free oceanic edge’ oleh berjalannya Australia ke utara dan Papua serta Pasifik ke barat. ‘Free oceanic edge’ adalah istilah dari Burke dan Sengor (1986) yang mengatakan bahwa arah2 escape selalu menuju kerak samudera yang belum tertutup kontinen. Secara regional, bahwa ekstruksi SE Asia telah selesai adalah benar, tetapi secara lokal tidak. Sebab, indentor utama (indentor = pembentur) yaitu India masih terus ‘merangsek’ Tibet meskipun ditekuk Pegunungan Himalaya. Penelitian jaringan GPS di Pegunungan Himalaya oleh joint research dari University of Alaska, University of Colorado, Xi'an College of Geology, Wuhan Technical University of Surveying and Mapping, dan the State Seismological Bureau, Wuhan menyimpulkan bahwa kerak India masih berjalan di bawah Tibet dengan kecepatan sekitar 20 +/- 3 mm/tahun dengan vektor konvergensi N 5deg E (Freymueller and Bilham, 2011 - Displacements and Strain in the India-Eurasia Plate Collision Zone: http://www.aeic.alaska.edu/input/jeff/Tibet/India.html.). Sementara itu, gerak lateral lempeng pembawa
[iagi-net-l] RE: [OOT] [eksplorasi_BPMIGAS] Bls:[iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI TermasukTerburuk di Dunia
Terima kasih, Danu, Yudie, Batara, mas Rovicky, dan juga temen2 semua. Iya nih sayangnya pak Kurtubi bukan anggota JSC, atau HAGI atau IAGI, kalo dia anggota kita kan setidaknya dapat informasi yang lebih berimbang. Eh... sebetulnya sih kalo mau... bisa aja cari data atau info lain, enggak cuman ngambil dari satu sumber aja, itu bisa banget, hanya saja kelihatannya pak Kurtubi itu (selalu) menggunakan data yang mendukung pendapatnya, dia bukan bermaksud untuk mencari informasi yang berimbang atau data yang akurat. Kita (dalam hal ini BPMIGAS dan Ditjen Migas) memang enggak perlu panas dalam menanggapi survey tersebut, pun omongannya pak Kurtubi (wong kenyataannya kan tidak benar pernyataan bahwa almost no new investment in the new block during the last 10 years). Bukan kali ini aja pak Kurtubi itu berpendapat enggak sesuai fakta. Ada baiknya kita gunakan hak jawab dengan menggunakan media juga. Harus kita sadari juga bahwa beberapa dari hasil survey tersebut (dan hasil survey2 lainnya) bisa kita jadikan masukan untuk perbaikan di masa mendatang, seperti kurangnya akses data GG, tumpang tindih peraturan, birokrasi/perijinan, dan kurangnya kordinasi antar departemen terkait (Dept. ESDM, Dept. Kehutanan, Dept. Lingkungan Hidup, Dept. Dalam Negeri, Dept. Perhubungan, Pemda2, belum lagi Pemerintah Aceh - enggak mau disebut Pemda Aceh), dan lain-lain, dan tentunya ini bukan pe er-nya BPMIGAS sendirian. Aku cuman pengen tanya nih, ama temen2 investor (yang namanya investor di industri migas = KKKS atau calon KKKS, kan ?), apakah memang sebegitu buruknya kami sehingga bila ada survey (apalagi dari luar negeri) anda selalu/sering memberikan point negatif ? Pengalaman saya selama 9 tahun di BPMIGAS, yang namanya investor itu ada 3 jenis : baik, buruk, sedang. Ada juga loh investor/KKKS yang maunya enak sendiri, ibarat dikasih hati ngerogoh jantung, ada juga investor nakal, hanya saja kami tidak bisa memberikan data ini untuk konsumsi umum. Dalam hal investor ini kayaknya yang berlaku adalah : jangan tanyakan apa yang dapat anda (= para investor) berikan pada negara tapi bertanyalah apa yang dapat negara berikan pada anda. Yah... namanya juga bisnis. Setuju dengan pernyataan pak Koesoemadinata bahwa BPMIGAS perlu membangun image supaya tidak selalu berkesan negatif seberapapun kerasnya usaha kami untuk memperbaiki diri. Aku enggak tau gimana caranya membangun image yang baik, mungkin salah satunya adalah agar Humas BPMIGAS dan jajaran top manajemennya kudu lebih sering berinteraksi dengan media dan memberikan info2 yang positif. Yuk... sekarang kita omongin prospectivity di Indonesia, seperti saran mas Rovicky. Ini kan salah satu tugas kita. Seperti kita ketahui sebagian besar WK yang ditandatangani di 10 tahun terakhir adalah WK di Indonesia Timur. Sangat menarik untuk membahas prospectivity di Indonesia Timur. Kita masih menunggu keberhasilan pengeboran eksplorasi di cekungan2 Indonesia Timur, seperti di cekungan2 : Makassar Selatan, Lariang, Bone, Buton, Halmahera, Timor, Palung Aru, dll . Keberhasilan Asap-nya Genting Kasuri sungguh melegakan dan dapat membuka peluang eksplorasi di wilayah yang berdekatan. Mudah2an pengeboran2 lainnya juga berhasil menemukan hidrokarbon yang ekonomis. Amin. Salam, Nuning From: Putrohari, Rovicky [mailto:rovicky.putroh...@hess.com] Sent: 30 Maret 2011 9:42 To: jsc_id_fo...@jakartascoutcheck.org Subject: Re: [OOT] [eksplorasi_BPMIGAS] Bls:[iagi-net-l] Parah! Kondisi Investasi Migas RI TermasukTerburuk di Dunia Report yg digunakan oleh Pak Kurtubi yg disitir oleh http://www.detikfinance.com/read/2011/03/25/122411/1601186/1034/parah-kondisi-investasi-migas-ri-termasuk-terburuk-di-dunia?f9911033 ada disini : http://www.fraseramerica.org/commerce.web/product_files/global-petroleum-survey-2010_US.pdf Dalam petroleum survey 2010 ini memang terlihat Indonesia termasuk yang buruk. rangking 111 dari 133. Walaupun kita perlu perhatikan ini adalah sebuah survey untuk kepentingan investor. Jadi semua yg buruk-buruk akan diungkap. Tidak perlu panas menanggapinya. Ada beberapa komentar dalam survey ini yg perlu kita perhatikan adalah : Indonesia Corruption and poor data access. Profit sharing con tract terms are not always honored, but it is impossible to sue the government. Terms are always being tightened yet prospectivity is no better than in other countries. The country's Oil and Gas law (Law No. 22/ year 2001) is very bad and is not investor friendly due to the following reasons: 1. Investors have to meet so many government offices. Indonesian oil industry is getting worse, almost no new investment in the new block dur ing the last 10 years. Under the old law (Law No.8/1971), investors just needed to meet and sign a profit-sharing contract with the national oil company (Pertamina). 2. According to Article 31 of Law No.22/2001 on Oil and Gas, investors have to pay various kinds of taxes