Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB

2012-02-01 Terurut Topik bosman batubara
hahaha... asyik juga pemaparannya Pakdhe... sebuah pendekatan yang toleran, :), 
iya dehhh... selamat bersarasehan...

 
tabik
bosman batubara 




 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, February 1, 2012 8:36 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK 
PURBA - SKP BSB
 

2012/1/31 koeso...@melsa.net.id

Bukankah katastrofi Toba itu 70.000 th yg lalu (atau lebih tepat 65.000). 
Kekurangan satu 0 kalau 7000 th SM. Saya masih tetap tdk mengerti kalau 
'piramid' Sadahurip dihubungkan dg katastrofi purba, apakah ada katastrofi apa 
yg terjadi sehubungan dg Sadahurip itu? RPK

Yang saya dengar dari kawan-kawan peneliti kebencanaan adalah hubungan yg 
mungkin tidak punya relevansi langsung, atau malah tidak sama sekali.

Penelitian katastropik purba salah satunya mencari kejadian-kejadian geologi 
katastropik, misal gempa, longsor dan lainnya yang terjadi pada satu tempat 
tertentu. Termasuk melakukan trenching dengan melihat adanya paleo tsunami 
sediment. Seperti tulisan Pak ADB, awalnya riset ilmiah, sebuah usaha mencari 
informasi apakah (bagaimanakah) terjadi perulangan kejadian bencana. Endapan 
longsoran tentunya bisa dibedakan dengan endapan traksi (end sungai). 

Singkat cerita menurut salah satu anggota team ini menemukan ada gejala 
kebencanaan disekitar daerah ini (mungkin gempa atau longsoran terpicu gempa 
dsb). diantaranya ada gejala katastropik disekitar Sadahurip dan G Padang (saya 
kurang jelas mana dulu yg ditemukan).

Lah kok ndilalah ada seseorang yang memotret gunung dengan morfologi seperti 
piramida (G Sadahurip). Dan ini mengundang polemik berkelanjutan apalagi ada 
kelompok lain yang konon mengeklaim menemukan hal sama (morfologi piramida) di 
Gunung-gunung di Jawa Barat. Kelompok ini memang berbeda dengan team 
katastropik purba.

Entah apa sebabnya kemudian piramida ini yang mencuat lebih ramai ketimbang 
riset kebencanaan purba.

Dan akhirnya malah ada spekulasi menghubungkan bencana purba dengan piramid 
ini mencuat juga. Spekulasi tentang kebudayaan juga bermunculan termasuk 
spekulasi adanya kebudayaan tinggi pada jaman dahulu di Indonesia. Spekulasi 
bahwa Indonesia ini kebudayaannya sangat maju di jaman dahulu. Tambahan pula 
dengan adanya issue Atlantis ! di Sunda lagi !

Salah satu spekulasi yang saya dengar adalah, piramida ini sengaja ditutup 
oleh manusia Indonesia (manusia Sunda ultra moderen) karena manusianya 
berpindah setelah adanya bencana. Sampai disini sepertinya makse sense, tapi 
buat saya masih ruwet. Karena sependek pengetahuan saya, pada jaman batu belum 
ada budaya tinggi. Mirip cerita tentang spekulasi INCA berhubungan dengan UFO 
juga di klaim sama juga disini. Absurd kalau menurut saya, tapi banyak yang 
mempercayainya. 
Tehnik yang dilakukan pembuktian ini ya diantaranya dengan IFSAR, dengan 
penggalian, bahkan katanya dengan karbon dating utk melihat kapan dikuburnya 
budaya ini, karena takut dicuri dsb. Adanya lokasi bekas quary (penggalian) 
yg diinterpretasikan untuk mengubur piramid dsb juga diklaim diketemukan 
didekatnya.

Namun kita (terutama saya), tidak dapat memungkiri bila memang ada sebuah 
kejadian katastropik dimasa lalu. MIsal bila sedimen-sedimen disitu memang 
menunjukkan adanya sebuah longsoran besar, atau sedimen tsunamigenic yg tebal 
dan berulang dsb. Lah wong hampir semua endapan lereng Gunung Merapi kan 
endapan katastopik kan ? Salah satu mekanisme denudasi ya longsor, yang mungkin 
saja dipicu oleh gempa atau gunung meletus.

Salah satu latar belakang dari (kasus piramida) ini menurut saya adalah 
kerinduan rakyat Indonesia pada sebuah kejayaan bangsa ini ! Kemudian 
dicari-cari kisah kejayaan masa lampau untuk meningkatkan rasa percaya diri. 
Memang tujuannya mulia sekali demi bangsa yg sedang minder dan anti pemerintah 
yg korup dsb. Namun kalau dihubungkan dengan sains kegeologian ya saya akan 
mengatakannya secara terpisah antara cerita kebencanaan dan cerita kejayaan 
bangsa. Juga tidak dipungkiri adanya polemik justru menumbuhkan pariwisata dsb, 
memang bukan hal aneh. Karena ada yg dapat mengambil manfaat ekonomis disitu.

Science, myth, and hope were mixed here !
Saya tertarik sekali dengan acara pemaparan ini, tapi sayangnya saya tidak 
dapat hadir karena harus ke IPTC.

Salam

RDP
Kalau mau iseng bisa saja membuat circle crop didekat situ, untuk menambah 
kisah seru dan supaya menjadi objek wisata

2012/2/1 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

Oo, itukan berita asbun dari Viva News Pak.  Sudah diklarifikasi oleh email ADB 
kemarin  ke Viva News dgn cc ke iagi-net.  
Saresehan itu judulnya ““MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA 
DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL”, jadi memang 
tidak melulu membahas bencana-nya.
 
Wass
DHN
 
 
From:koeso...@melsa.net.id [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Wednesday, February 01, 2012 12:43 PM

To: 

Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)

2012-02-01 Terurut Topik hsemim
Menarik sekali ternyata Gn. Sadahurip ini. Dari foto terlampir, nampak sempurna 
bentuk piramidnya.  Kalau dari peta topografi yang dikirim Mang Okim bbrp hari 
lalu, memang bentuk kerucut Sadahurip dari udara nampak asimetri dengan sisi 
Barat Daya dan Tenggara lebih terjal dari sisi Barat Laut/Timur laut. Dari peta 
topografi memang Gn. Sadahurip tidak beralas segiempat. Dari ekspresi morfologi 
disekitar Gn. Sadahurip tampak morfologi sekitarnya itu dibangun oleh endapan 
material dari arah relatif tenggara yang arahnya berbelok ke barat dan utara 
dengan titik pemisahnya adalah sudut tenggara dari piramid Sadahurip.
Seandainya tubuh sadahurip dibangun oleh endapan volkanik apakah itu endapan 
laharik, lava, atau piroklastik, dari ekspresi morfologinya kemungkinan 
mempunyai kemiringan relatif ke utara-barat laut (sisi landai dari piramid) 
seperti ekspresi sebuah hogback mungkin? (Saya hanya mencoba menerapkan 
interpretasi morfologi dari peta topografi seperti yang diajarkan Pak Sampurno 
lebih 30 tahun yang lalu). 
Jadi, kalau Gn. Sadahurip itu ternyata bukan piramid spt yang diduga, 
kemungkinan Gn. Sadahurip itu merupakan remnant dari sebagian kecil dari 
older volcanic body terutama apabila tidak ada sisa conduit disitu. Bisa 
saja merupakan remnant dari suatu flank of older volcanic (Galunggung 
tua??). Karena sangat tipikal sekali gunungapi2 di Indonesia itu tidak 
membentuk kerucut sempurna karena pusat erupsi-nya yang berpindah-pindah 
mengikuti arah tertentu.  Seperti Gn Merapi di Jawa Tengah lavanya sering 
menyumbat di kepundan membentuk lava dome. Karena sumbatan itu, padahal gas 
magma atau magmanya itu sendiri terus mendesak dari bawah, bisa menyebabkan 
terbentuknya radial fracture di tubuh/kerucut gn. api tsb. yang akhirnya bisa 
menyebabkan magma mencari jalan lain melalui fracture paling lemah untuk 
mengalirkan lavanya membentuk pusat erupsi baru.
Dalam kaitannya dgn. Gn. Sadahurip, kalau dia itu memang remnant dari older 
volcanic , tinggal dilihat arah kemiringannya, kalau miringnya relatif menuju 
pusat Gn. Galunggung ya dia remnant dari Galunggung tua yang mungkin pusat 
erupsinya juga berpindah-pindah seperti Gn. Merapi.

Wah, bisa semakin ngaco atau menambah alternatif interpretasi  ya? 
Wallahualam!
Salam,
Habash
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Ferry Bastaman Hakim ferry.ha...@tately.co.id
Date: Wed, 1 Feb 2012 09:35:57 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara 
Sarasehan BKP
 BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)

PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)

2012-02-01 Terurut Topik Ipong
Teman-teman,

Saya tidak melihat bahwa polemik G. Sadahurip harus disimpulkan sesegera 
mungkin dgn satu jawaban saja. Justru kata saya iini menarik sekali apalagi 
sampai terkesan di mass media telah ada perbedaan analisa antara sesama 
geologiawan maupun antar ilmuwan dari bbrpa bidang spt arkeologi bahkan hingga 
istana negara, masyarakat biasa dan wartawan oportunis.

Jangan hanya panggung politik praktis yg masuk berita karena kisruh terus, mari 
kita jadikan polemik ini agar bisa dijual utk tujuan geowisata, wisata budaya, 
atau sekedar menjadi tujuan jalan-jalan / hiking orang awam yg penasaran, 
tetapi dikemas dalam bahasa populer yg mendidik anak bangsa di dalam 
memperkenalkan keragaman cara menganalisa sesuatu fenomena menarik.

Coba kita renungkan bgmana cara keumuman orang ketika diminta utk menjelaskan 
sebuah gambar Mickey Mouse?  umumnya mayoritas langsung loncat kepada 
kesimpulan akhir melalui analisa seadanya sbb: kupingnya lucu kayak tikus, tuh 
kan ada ekornya, mulutnya juga, ahh pasti ini tokoh kartun Mickey Mouse.

Sebagian lagi lbh memilih memulai dari analisa dan deskripsi bagian gambar satu 
persatu: telinganya agak bulat-oval, berwarna putih di bgn dalam dan hotam di 
luarnya, tidak ada rambut di antara dua telinga ini, moncongnya pun agak bulat 
lbh maju bibir bgn atas ketimbang yg bawah, shg gigi atasnya selalu kelihatan 
ada kumis beberapa helai, sepertinya ini bukan manusia tetap hewan mengerat, 
dst dst...hingga dia menyimpulkan ini adalah Mickey Mouse.

Nah karena banyak dibicarakan maka akan mengundang keingintahuan yg lbh besar 
lagi dari bnyk pihak shg diskusi menjadi hidup karena semakin bnyak unsur detil 
yg tanpa disadari bisa muncul.

Selamat bereksplorasi dgn cara masing2. Jangan terlalu cepat berkesimpulan, toh 
tidak dikejar deadline. Diskusikan dgn pihak2 di luar Indonesia jika perlu shg 
mereka datang utk berinvestasi dlm research, tp jgn sampai kecolongan yg 
publish Sadahurip di National Geographic nanti akhirnya orang2 barat di AAPG, 
Discovery Channel, National Gegraphic Ulah atuh euyyy leubar ah :)

Salam

Sent from my iPhone

On 1 Feb 2012, at 15:58, hse...@gmail.com wrote:

 Menarik sekali ternyata Gn. Sadahurip ini. Dari foto terlampir, nampak 
 sempurna bentuk piramidnya.  Kalau dari peta topografi yang dikirim Mang Okim 
 bbrp hari lalu, memang bentuk kerucut Sadahurip dari udara nampak asimetri 
 dengan sisi Barat Daya dan Tenggara lebih terjal dari sisi Barat Laut/Timur 
 laut. Dari peta topografi memang Gn. Sadahurip tidak beralas segiempat. Dari 
 ekspresi morfologi disekitar Gn. Sadahurip tampak morfologi sekitarnya itu 
 dibangun oleh endapan material dari arah relatif tenggara yang arahnya 
 berbelok ke barat dan utara dengan titik pemisahnya adalah sudut tenggara 
 dari piramid Sadahurip.
 Seandainya tubuh sadahurip dibangun oleh endapan volkanik apakah itu endapan 
 laharik, lava, atau piroklastik, dari ekspresi morfologinya kemungkinan 
 mempunyai kemiringan relatif ke utara-barat laut (sisi landai dari piramid) 
 seperti ekspresi sebuah hogback mungkin? (Saya hanya mencoba menerapkan 
 interpretasi morfologi dari peta topografi seperti yang diajarkan Pak 
 Sampurno lebih 30 tahun yang lalu). 
 Jadi, kalau Gn. Sadahurip itu ternyata bukan piramid spt yang diduga, 
 kemungkinan Gn. Sadahurip itu merupakan remnant dari sebagian kecil dari 
 older volcanic body terutama apabila tidak ada sisa conduit disitu. Bisa 
 saja merupakan remnant dari suatu flank of older volcanic (Galunggung 
 tua??). Karena sangat tipikal sekali gunungapi2 di Indonesia itu tidak 
 membentuk kerucut sempurna karena pusat erupsi-nya yang berpindah-pindah 
 mengikuti arah tertentu.  Seperti Gn Merapi di Jawa Tengah lavanya sering 
 menyumbat di kepundan membentuk lava dome. Karena sumbatan itu, padahal gas 
 magma atau magmanya itu sendiri terus mendesak dari bawah, bisa menyebabkan 
 terbentuknya radial fracture di tubuh/kerucut gn. api tsb. yang akhirnya 
 bisa menyebabkan magma mencari jalan lain melalui fracture paling lemah untuk 
 mengalirkan lavanya membentuk pusat erupsi baru.
 Dalam kaitannya dgn. Gn. Sadahurip, kalau dia itu memang remnant dari 
 older volcanic , tinggal dilihat arah kemiringannya, kalau miringnya 
 relatif menuju pusat Gn. Galunggung ya dia remnant dari Galunggung tua yang 
 mungkin pusat erupsinya juga berpindah-pindah seperti Gn. Merapi.
 
 Wah, bisa semakin ngaco atau menambah alternatif interpretasi  ya? 
 Wallahualam!
 Salam,
 Habash
 Sent via BlackBerry from Maxis
 
 -Original Message-
 From: Ferry Bastaman Hakim ferry.ha...@tately.co.id
 Date: Wed, 1 Feb 2012 09:35:57 
 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara 
 Sarasehan BKP
 BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)
 
 PP-IAGI 2011-2014:
 Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, 

[iagi-net-l] Gan-top juga: Seismic or Drill?

2012-02-01 Terurut Topik Ipong
Selamat pagi Mas Sigit,

Sepakat mas, kita harus melihat kasus per kasus, dimana maksud utama saya. - 
sbgmna diskusi iaginet sy dgn bu Nuning di topik berbeda - Adalah utk merubah 
paradigma proses eksplorasi di 3 thn pertama (terutama blok offshore) yg selama 
ini kita jumpai adalah akuisisi 2D infill, lalu bor 1-2 sumur.  Saya melihat 
hal ini tidak bisa memberikan gambaran GG yg menyeluruh apalagi tantangan 
mencari cebakan 4 arah yg besar sdh semakin sulit bahkan bisa dibilang habis. 
Tantangan eksplorasi RI sdh berbeda jauh semakin sulit.

Komunitas geosains tentunya sadar betul dgn sgala keterbatasan data seismik 2D 
atau daya 3D thn 80-90 an dlm menganalisa pola patahan, attribute seismik, 
imaging 3 dimensi suatu fitur geologi dll.

Saya bukan ingin memuliakan data 3D tp kenyataanya data dasar yg didapat jauh 
lbh baik drpd 2D, asalkan di desain dgn sebaik2nya dan dgn coverage yg memadai 
krn bnyk juga ygarea nya pas pasan shg karena kemiringan struktur yg 
lumayan maka tdk bs dipakai utk analisa AVO.

Satu lagi nilai tanbahnya adalah mempercepat phase POD bbrp thn krn tdk perlu 
akuisisi data 3D lagi setelah sumur penemuan pertama.

Utk yg onshore atau eksplorasi daerah mature dan sensitif dr sisi non teknis 
(wisata, lingkungan, dll) maka saya sepakat dgn Mas Sigit utk do the best dgn 
data yg sdh ada.  Maturnuwun Mas Sigit!!

Salam...

Sent from my iPhone

On 1 Feb 2012, at 01:20, Sigit si...@epintl.com wrote:

 Pagi Mas Ipong,
 
 Pada saat anda mendiskripsi bahwa data seismic tersebut tidak bagus, 
 seharusnya menjadi tantangan untuk melihat lebih dekat lagi permasalahannya. 
 Ini permasalahan akuisisi atau permasalahan processing. Seperti kita ketahui, 
 hampir setiap 4-5 tahun teknologi processing ini berkembang. Karena yang saya 
 diskusikan adalah di domain interpretation, yang saya usulkan bahwa ada 
 geological related events yang mungkin masih bisa di-enhance (enhance tidak 
 sama dengan meng-create) oleh seorang interpreter (sebagai orang yang punya 
 geological best knowledge dari area tsb)  yang mana mungkin telah diabaikan 
 (miss) pada saat melakukan seismic processing karena suatu alasan. Ini yang 
 saya maksud dengan pushing the limit, yaitu dengan technologi baru atau 
 dengan meng-enhance yang belum jelas imagingnya dilandasi dengan model 
 geology kita. Bukan merekayasa..maaf...kata-kata ini hanya ada di DPR kita 
 kali ya...
 
 Untuk menjawab kasus yang anda berikan, setiap company akan mempunyai 
 strategy yang berbeda. Setelah bekerja dengan puluhan major oil companies, 
 yang saya liat tidak semua oil company mencari 100-90% solution (confidence) 
 untuk memutuskan mengebor disuatu daerah. Ada beberapa oil company yang cukup 
 berani untuk ngebor disuatu daerah cukup dengan 60% of solution, sudah barang 
 tentu tergantung nilai strategis dan economic-nya, dan mereka banyak yang 
 sukses, seperti Murphy Oil di Malaysia back in 2001-2005. Contoh yang paling 
 update, sebuah company mau nge-test sebuah play concept baru di Thailand 
 berdasarkan analisa data seismic lama yang telah diproses lagi baru2 ini dan 
 di enhance. Untuk menambah confidence, mereka akuisisi seismic baru. Tapi 
 ternyata, karena masalah environmental, tourism dan fisherman, akuisisinya 
 gagal. Tapi karena mereka percaya bahwa play concept mereka prospective dan 
 mengandung nilai strategis, tetap saja mereka mau drill 2 exploration wells  
 tahun ini, walaupun memakai data lama. Sekali lagi setiap company tentu akan 
 mempunyai pertimbangan yang berbeda...kalau anda tanya saya...saya akan drill 
 juga.
 
 Salam dan selamat beraktivitas...
 
 Zg
 
 
 
 From: Ipong [mailto:ipongkun...@gmail.com]
 Sent: Wed 2/1/2012 8:02 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tanya jawab GG Fracture Reservoir
 
 
 
 Mas Sigit, matur nuwun respond nya.
 
 Terus terang terminologi pushing the technical limit inilah yg harus 
 dideskripsi dengan seksama dimana ketika kita sdhvtahu bhw data seisim yg ada 
 tidak bagus bukankah dengan melakukan processing dan komputasi rumit apa pun 
 malah bisa memberikan penafsiran yg - mhn maaf - agak mengada adakan walaupun 
 terkadang itu bisa cocok dgn fenomena geologi yg diyakini benar.
 
 Kalau misalnya dlm kasus tertentu Mas dkk mendapatkan daerah yg data 
 seismiknya tidak bagus, dan ada opsi utk mengusulkan akuisisi ulang dgn biaya 
 yg cukup ekonomis, apakah Mas  memilih utk walk out menunggu data baru, atau 
 merekayasa data lama dgn segala keterbatasan?  He he ini pertanyaan sersan 
 (serius santai) loh Mas, artinya kami para user client Mas dkk ini sebaiknya 
 didepan diingatkan juga supaya sadar bhwa dgn data seismic yg terbatas 
 kualitas dan kuantitas tentunya tidak bisa berharap banyak darinya.
 
 Sekian saja kok Mas, selamat berdiskusi ilmiah di Bali.
 
 Salam
 
 Sent from my iPhone
 
 On 20 Jan 2012, at 01:39, Sigit si...@epintl.com wrote:
 
 Mas Arie dan Kang Oki,
 Share sedikit yang saya tahu..
 Bicara fracture 

Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)

2012-02-01 Terurut Topik hsemim
Setuju atuh Akang kalau polemik ini tidak  harus disimpulkan cepat2. Semua 
alternatif interpretasi itu harus dikumpulkan dan dipilah-pilah mana yang bisa 
dijadikan fakta dan mana yang bisa dijadikan data. 
Apalagi interpretasi yang hanya dari peta topografi dan gambar tanpa pernah 
menyentuh bendanya, itu mah masih jauhh! Kita lihat saja perkembangan 
selanjutnya dari para pakar yang sudah terjun ke lokasi yang tentunya lebih 
afdol interpretasinya.  Selamat meneliti!

Habash
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Ipong ipongkun...@gmail.com
Date: Wed, 1 Feb 2012 21:14:31 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara 
Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)
Teman-teman,

Saya tidak melihat bahwa polemik G. Sadahurip harus disimpulkan sesegera 
mungkin dgn satu jawaban saja. Justru kata saya iini menarik sekali apalagi 
sampai terkesan di mass media telah ada perbedaan analisa antara sesama 
geologiawan maupun antar ilmuwan dari bbrpa bidang spt arkeologi bahkan hingga 
istana negara, masyarakat biasa dan wartawan oportunis.

Jangan hanya panggung politik praktis yg masuk berita karena kisruh terus, mari 
kita jadikan polemik ini agar bisa dijual utk tujuan geowisata, wisata budaya, 
atau sekedar menjadi tujuan jalan-jalan / hiking orang awam yg penasaran, 
tetapi dikemas dalam bahasa populer yg mendidik anak bangsa di dalam 
memperkenalkan keragaman cara menganalisa sesuatu fenomena menarik.

Coba kita renungkan bgmana cara keumuman orang ketika diminta utk menjelaskan 
sebuah gambar Mickey Mouse?  umumnya mayoritas langsung loncat kepada 
kesimpulan akhir melalui analisa seadanya sbb: kupingnya lucu kayak tikus, tuh 
kan ada ekornya, mulutnya juga, ahh pasti ini tokoh kartun Mickey Mouse.

Sebagian lagi lbh memilih memulai dari analisa dan deskripsi bagian gambar satu 
persatu: telinganya agak bulat-oval, berwarna putih di bgn dalam dan hotam di 
luarnya, tidak ada rambut di antara dua telinga ini, moncongnya pun agak bulat 
lbh maju bibir bgn atas ketimbang yg bawah, shg gigi atasnya selalu kelihatan 
ada kumis beberapa helai, sepertinya ini bukan manusia tetap hewan mengerat, 
dst dst...hingga dia menyimpulkan ini adalah Mickey Mouse.

Nah karena banyak dibicarakan maka akan mengundang keingintahuan yg lbh besar 
lagi dari bnyk pihak shg diskusi menjadi hidup karena semakin bnyak unsur detil 
yg tanpa disadari bisa muncul.

Selamat bereksplorasi dgn cara masing2. Jangan terlalu cepat berkesimpulan, toh 
tidak dikejar deadline. Diskusikan dgn pihak2 di luar Indonesia jika perlu shg 
mereka datang utk berinvestasi dlm research, tp jgn sampai kecolongan yg 
publish Sadahurip di National Geographic nanti akhirnya orang2 barat di AAPG, 
Discovery Channel, National Gegraphic Ulah atuh euyyy leubar ah :)

Salam

Sent from my iPhone

On 1 Feb 2012, at 15:58, hse...@gmail.com wrote:

 Menarik sekali ternyata Gn. Sadahurip ini. Dari foto terlampir, nampak 
 sempurna bentuk piramidnya.  Kalau dari peta topografi yang dikirim Mang Okim 
 bbrp hari lalu, memang bentuk kerucut Sadahurip dari udara nampak asimetri 
 dengan sisi Barat Daya dan Tenggara lebih terjal dari sisi Barat Laut/Timur 
 laut. Dari peta topografi memang Gn. Sadahurip tidak beralas segiempat. Dari 
 ekspresi morfologi disekitar Gn. Sadahurip tampak morfologi sekitarnya itu 
 dibangun oleh endapan material dari arah relatif tenggara yang arahnya 
 berbelok ke barat dan utara dengan titik pemisahnya adalah sudut tenggara 
 dari piramid Sadahurip.
 Seandainya tubuh sadahurip dibangun oleh endapan volkanik apakah itu endapan 
 laharik, lava, atau piroklastik, dari ekspresi morfologinya kemungkinan 
 mempunyai kemiringan relatif ke utara-barat laut (sisi landai dari piramid) 
 seperti ekspresi sebuah hogback mungkin? (Saya hanya mencoba menerapkan 
 interpretasi morfologi dari peta topografi seperti yang diajarkan Pak 
 Sampurno lebih 30 tahun yang lalu). 
 Jadi, kalau Gn. Sadahurip itu ternyata bukan piramid spt yang diduga, 
 kemungkinan Gn. Sadahurip itu merupakan remnant dari sebagian kecil dari 
 older volcanic body terutama apabila tidak ada sisa conduit disitu. Bisa 
 saja merupakan remnant dari suatu flank of older volcanic (Galunggung 
 tua??). Karena sangat tipikal sekali gunungapi2 di Indonesia itu tidak 
 membentuk kerucut sempurna karena pusat erupsi-nya yang berpindah-pindah 
 mengikuti arah tertentu.  Seperti Gn Merapi di Jawa Tengah lavanya sering 
 menyumbat di kepundan membentuk lava dome. Karena sumbatan itu, padahal gas 
 magma atau magmanya itu sendiri terus mendesak dari bawah, bisa menyebabkan 
 terbentuknya radial fracture di tubuh/kerucut gn. api tsb. yang akhirnya 
 bisa menyebabkan magma mencari jalan lain melalui fracture paling lemah untuk 
 mengalirkan lavanya membentuk pusat erupsi baru.
 Dalam kaitannya dgn. Gn. Sadahurip, kalau dia itu memang remnant dari 
 

Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software

2012-02-01 Terurut Topik noor syarifuddin
Yusak,
 
Good to know itbut are you sure on it?
 
Di bawah ada yang menjelskan agak beda:
- tidak ada klausul exemption
- berlaku untuk onshore dan offshore
- berlaku untuk tanah dan/atau bangunan
 
 
salam,
 
===
PBB for Oil and Gas
 
Please note, subject to provisions of GR 79 and PSC post 2010, only PBB 
payment(s) is cost recoverable.
 
Refer to GR 79, PBB is categorized as an indirect tax. As for regional tax, up 
to date, PBB for Oil and Gas is not fall under such criteria. Pursuant to Law 
28/2009, PBB for mining area (including oil and gas) is still under and 
therefore collect by the central government. 
 
The Object of PBB for Oil and Gas 
 
Pursuant to PER-71/2010 jo. SE-155/2010, PSC contractors are obliged to submit 
a document of SPOP (Notification Letter of PBB for Oil and Gas-Surat 
Pemberitahuan Objek Pajak PBB Pertambangan Minyak dan Gas Bumi) to the Pratama 
Tax Office, through BPMIGAS.
 
PER-71/2010 jo. SE-155/2010 divides oil and gas area into several types of 
area.: Productive and  Non Productive Area. However there is no different 
treatment between Non Productive Area and other areas, in terms of area to be 
reported, all of their size/acreage must be reported under the SPOP.
 
The taxable object of PBB for Oil and Gas are:
 
(i)    the land (bumi) area, which covers both onshore and offshore; and
(ii)   the building (bangunan), which covers all buildings that located, also, 
both onshore and offshore.
 
Imposition/Calculation of PBB for Oil and Gas
 
Based on the SPOP submitted by PSC contractors, the Pratama Tax Office shall 
issue SPPT (Notification Letter of Payable Tax-Surat Pemberitahuan Pajak 
Terutang). The SPPT is a letter used by tax authority to notify the taxpayer on 
the payable value or nominal (nilai yang terutang) of PBB for Oil and Gas.
 
The basis for imposing the PBB for Oil and Gas is the Sale Value of the Tax 
Object (Nilai Jual Objek Pajak – “NJOP”). For reference, in general PER-71/2010 
jo. SE-155/2010 provides how the NJOP is determined, i.e.:  either for onshore 
or offshore, by comparing with the land price of surrounding area with 
necessary adjustment.

=
 
 
salam,

--- On Tue, 1/31/12, batu gamping bgamp...@yahoo.com wrote:


From: batu gamping bgamp...@yahoo.com
Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: 
[iagi-net-l] FW: Tanya Software
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tuesday, January 31, 2012, 9:26 PM







All
 
PSC is exempted (tidak harus bayar) from paying PBB, tapi setiap tahun kita 
harus menyerahkan surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) PBB dengan menggunakan 
form  standar yang di minta oleh BPMIGAS pada waktu yang di tentaukan oleh 
BPMIGAS. kalau deadline itu terlweati, maka kita harus menyerahkan langsung 
SPOP tersebut ke kantor pajak pusat
 
salam
Yusak

--- On Wed, 2/1/12, Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id wrote:


From: Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id
Subject: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] 
FW: Tanya Software
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, February 1, 2012, 8:10 AM



--Original Message--
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] 
FW: Tanya Software
Sent: Jan 31, 2012 07:37



Pak Awang belum menjawab, mungkin karena gak begitu faham soal PBB ini, sama 
seperti saya (dan temen2 BPMIGAS yg ikutan milis iagi ini). 
Akan saya coba tanyakan ke temen di BPMIGAS yg mengurusi soal ini. 
Sependek pengetahuan saya sih, yg kena PBB adalah area yg ada bangunan dan 
fasilitas  aja, misalnya yg di atasnya ada sumur, ada pipa, ada kantor, ada 
fasilitas produksi lainnya, dan itu termasuk fasilitas produksi yg terapung (di 
darat dan di air kena PBB juga). Jadi umumnya WK Eksplorasi itu membayar PBB 
jauh lebih rendah ketimbang yg WK Produksi. 
Katanya sih, industri Migas kita itu adalah penyumbang pajak PBB terbesar dan 
pajak tersebut dinikmati langsung oleh daerah penghasil. 



Salam,
Nuning






--Original Message--
From: Amir Al Amin
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] 
FW: Tanya Software
Sent: Jan 31, 2012 07:03

Lucu juga kalau dihitung dari area WK nya. Kalau well pad dan fasilitas 
permukaan, cukup wajar. Pokoknya daerah yang tidak boleh dilewati/digunakan 
umum/orang lain, mestinya PBB menjadi tanggung jawab pengguna (perusahaan 
minyak/emas/batubara)  . Yang enak, yang wilayah eksplorasi dan produksinya di 
laut. Adakah PLB? (pajak laut dan bangunan ? ) 2012/1/30 noor syarifuddin 
noorsyarifud...@yahoo.com Dear Pak Awang dan rekan-rekan lain,   Ingin 
konfirmasi: apa betul untuk PSC yang ditandatangani setelah tahun 2010 
dihwajibkan membayar PBB untuk seluas area WKnya ?   Kalau rata-rata area WK 
eskplorasi sekitar 8000 km2 dan dengan harga tanah diasumsikan sangat murah Rp 
1000/m2 dan asumsi nilai tukar dollar sekitar Rp 8,500, maka PBB per tahunnya 

Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software

2012-02-01 Terurut Topik noor syarifuddin
Mbak Nuning,

terima kasih sebelumnya dan ditunggu penjelasannya...:-)


salam,

--- On Tue, 1/31/12, Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id wrote:

 From: Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id
 Subject: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] 
 FW: Tanya Software
 To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 Date: Tuesday, January 31, 2012, 8:10 PM
 
 --Original Message--
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was:
 RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software
 Sent: Jan 31, 2012 07:37
 
 
 
 Pak Awang belum menjawab, mungkin karena gak begitu faham
 soal PBB ini, sama seperti saya (dan temen2 BPMIGAS yg
 ikutan milis iagi ini). 
 Akan saya coba tanyakan ke temen di BPMIGAS yg mengurusi
 soal ini. 
 Sependek pengetahuan saya sih, yg kena PBB adalah area yg
 ada bangunan dan fasilitas  aja, misalnya yg di atasnya
 ada sumur, ada pipa, ada kantor, ada fasilitas produksi
 lainnya, dan itu termasuk fasilitas produksi yg terapung (di
 darat dan di air kena PBB juga). Jadi umumnya WK Eksplorasi
 itu membayar PBB jauh lebih rendah ketimbang yg WK Produksi.
 
 Katanya sih, industri Migas kita itu adalah penyumbang pajak
 PBB terbesar dan pajak tersebut dinikmati langsung oleh
 daerah penghasil. 
 
 
 
 Salam,
 Nuning
 
  
 
 
 
 
 --Original Message--
 From: Amir Al Amin
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was:
 RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software
 Sent: Jan 31, 2012 07:03
 
 Lucu juga kalau dihitung dari area WK nya. Kalau well pad
 dan fasilitas permukaan, cukup wajar. Pokoknya daerah yang
 tidak boleh dilewati/digunakan umum/orang lain, mestinya PBB
 menjadi tanggung jawab pengguna (perusahaan
 minyak/emas/batubara)  . Yang enak, yang wilayah eksplorasi
 dan produksinya di laut. Adakah PLB? (pajak laut dan
 bangunan ? ) 2012/1/30 noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com
 Dear Pak Awang dan rekan-rekan lain,   Ingin konfirmasi:
 apa betul untuk PSC yang ditandatangani setelah tahun 2010
 dihwajibkan membayar PBB untuk seluas area WKnya ?   Kalau
 rata-rata area WK eskplorasi sekitar 8000 km2 dan dengan
 harga tanah diasumsikan sangat murah Rp 1000/m2 dan asumsi
 nilai tukar dollar sekitar Rp 8,500, maka PBB per tahunnya
 hampir 1.9MUS$ !!! Suatu jumlah yang sangat besar karena
 kalau saya hitung rata-rata komitmen pasti 3 tahun pertama
 untuk kontrak-kontrak di tahun 2011 itu sekitar 11 MUS$.
 Nah kalau PBBnya 1.9MUS$/tahun khan untuk 3 tahun menjadi
 5.7 MUS$ atau separo lebih dari komitmen kerjanya
 sendiriApalagi kalau ini diberlakukan ke blok CBM
 yang rata-rata komitmen pastinya jauh lebih kecil,
 jangan-jangan malah lebih banyak bayar PBBnya yah...     
   salam,   NSy       --- On Wed, 1/25/12, Awang Harun
 Satyana aha...@bpmigas.go.id
 wrote: From: Awang Harun Satyana aha...@bpmigas.go.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software To: 'iagi-net@iagi.or.id'
 iagi-net@iagi.or.id
 Date: Wednesday, January 25, 2012, 11:30 PM Pak Fariman,
  
 Pertanyaan ini berhubungan dengan fungsi  tugas
 BPMIGAS, jadi saya jawab ya. Jawaban ini berlaku untuk semua
 Oil Co baik nasional maupun multinasional.
  
 Pembelian dan/sewa untuk pertama kali software2 tersebut
 masuk ke alokasi anggaran G  G dan menggunakan AFE (ini
 kelihatannya menjadi kasus yang Pak Fariman tanyakan).
  
 Maintenance rutin software tersebut termasuk penambahan
 modul yang berhubungan menggunakan alokasi anggaran
 Exploration Admin, tanpa AFE.
  
 Baik termasuk anggaran GG maupun Explor Admin harus
 melalui prosedur pengajuan yang b
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 
 PP-IAGI 2011-2014:
 Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
 Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
 
 Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20
 September 2012.
 Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas
 akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012.
 
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 For topics not directly related to Geology, users are
 advised to post the email to: o...@iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
 information posted on its mailing lists, whether 

Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)

2012-02-01 Terurut Topik koesoema
Saya kira ini bukan polemik, tetapi wacana atau diskusi, silahkan tambah data, 
pendapat, bahkan guyonan. Saya menikmatinya. RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: hse...@gmail.com
Date: Wed, 1 Feb 2012 23:40:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara 
Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)

Setuju atuh Akang kalau polemik ini tidak  harus disimpulkan cepat2. Semua 
alternatif interpretasi itu harus dikumpulkan dan dipilah-pilah mana yang bisa 
dijadikan fakta dan mana yang bisa dijadikan data. 
Apalagi interpretasi yang hanya dari peta topografi dan gambar tanpa pernah 
menyentuh bendanya, itu mah masih jauhh! Kita lihat saja perkembangan 
selanjutnya dari para pakar yang sudah terjun ke lokasi yang tentunya lebih 
afdol interpretasinya.  Selamat meneliti!

Habash
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Ipong ipongkun...@gmail.com
Date: Wed, 1 Feb 2012 21:14:31 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara 
Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)
Teman-teman,

Saya tidak melihat bahwa polemik G. Sadahurip harus disimpulkan sesegera 
mungkin dgn satu jawaban saja. Justru kata saya iini menarik sekali apalagi 
sampai terkesan di mass media telah ada perbedaan analisa antara sesama 
geologiawan maupun antar ilmuwan dari bbrpa bidang spt arkeologi bahkan hingga 
istana negara, masyarakat biasa dan wartawan oportunis.

Jangan hanya panggung politik praktis yg masuk berita karena kisruh terus, mari 
kita jadikan polemik ini agar bisa dijual utk tujuan geowisata, wisata budaya, 
atau sekedar menjadi tujuan jalan-jalan / hiking orang awam yg penasaran, 
tetapi dikemas dalam bahasa populer yg mendidik anak bangsa di dalam 
memperkenalkan keragaman cara menganalisa sesuatu fenomena menarik.

Coba kita renungkan bgmana cara keumuman orang ketika diminta utk menjelaskan 
sebuah gambar Mickey Mouse?  umumnya mayoritas langsung loncat kepada 
kesimpulan akhir melalui analisa seadanya sbb: kupingnya lucu kayak tikus, tuh 
kan ada ekornya, mulutnya juga, ahh pasti ini tokoh kartun Mickey Mouse.

Sebagian lagi lbh memilih memulai dari analisa dan deskripsi bagian gambar satu 
persatu: telinganya agak bulat-oval, berwarna putih di bgn dalam dan hotam di 
luarnya, tidak ada rambut di antara dua telinga ini, moncongnya pun agak bulat 
lbh maju bibir bgn atas ketimbang yg bawah, shg gigi atasnya selalu kelihatan 
ada kumis beberapa helai, sepertinya ini bukan manusia tetap hewan mengerat, 
dst dst...hingga dia menyimpulkan ini adalah Mickey Mouse.

Nah karena banyak dibicarakan maka akan mengundang keingintahuan yg lbh besar 
lagi dari bnyk pihak shg diskusi menjadi hidup karena semakin bnyak unsur detil 
yg tanpa disadari bisa muncul.

Selamat bereksplorasi dgn cara masing2. Jangan terlalu cepat berkesimpulan, toh 
tidak dikejar deadline. Diskusikan dgn pihak2 di luar Indonesia jika perlu shg 
mereka datang utk berinvestasi dlm research, tp jgn sampai kecolongan yg 
publish Sadahurip di National Geographic nanti akhirnya orang2 barat di AAPG, 
Discovery Channel, National Gegraphic Ulah atuh euyyy leubar ah :)

Salam

Sent from my iPhone

On 1 Feb 2012, at 15:58, hse...@gmail.com wrote:

 Menarik sekali ternyata Gn. Sadahurip ini. Dari foto terlampir, nampak 
 sempurna bentuk piramidnya.  Kalau dari peta topografi yang dikirim Mang Okim 
 bbrp hari lalu, memang bentuk kerucut Sadahurip dari udara nampak asimetri 
 dengan sisi Barat Daya dan Tenggara lebih terjal dari sisi Barat Laut/Timur 
 laut. Dari peta topografi memang Gn. Sadahurip tidak beralas segiempat. Dari 
 ekspresi morfologi disekitar Gn. Sadahurip tampak morfologi sekitarnya itu 
 dibangun oleh endapan material dari arah relatif tenggara yang arahnya 
 berbelok ke barat dan utara dengan titik pemisahnya adalah sudut tenggara 
 dari piramid Sadahurip.
 Seandainya tubuh sadahurip dibangun oleh endapan volkanik apakah itu endapan 
 laharik, lava, atau piroklastik, dari ekspresi morfologinya kemungkinan 
 mempunyai kemiringan relatif ke utara-barat laut (sisi landai dari piramid) 
 seperti ekspresi sebuah hogback mungkin? (Saya hanya mencoba menerapkan 
 interpretasi morfologi dari peta topografi seperti yang diajarkan Pak 
 Sampurno lebih 30 tahun yang lalu). 
 Jadi, kalau Gn. Sadahurip itu ternyata bukan piramid spt yang diduga, 
 kemungkinan Gn. Sadahurip itu merupakan remnant dari sebagian kecil dari 
 older volcanic body terutama apabila tidak ada sisa conduit disitu. Bisa 
 saja merupakan remnant dari suatu flank of older volcanic (Galunggung 
 tua??). Karena sangat tipikal sekali gunungapi2 di Indonesia itu tidak 
 membentuk kerucut sempurna karena pusat erupsi-nya yang berpindah-pindah 
 mengikuti arah tertentu.  Seperti Gn Merapi di Jawa Tengah lavanya sering 
 

Re: [iagi-net-l] Pemodelan Air Tanah

2012-02-01 Terurut Topik Fajar Lubis
HaloBang Bosman yang sedang belajar pemodelan airtanah...

Saat ini perkembangan piranti lunak (software) pemodelan airtanah sudah 
berkembang sangat pesat, tidak hanya di dunia juga di tanah air kita..
Mulai dari Surfer dan Rockware sebagai software perintis saat ini Modflow, 
Fe-Flow, GWRM dll juga sudah menjadi piranti lunak standard yang digunakan 
para hidrogeologis.

Untuk detailnya, mungkin bisa mengontak para dosen atau mahasiswa di Program 
Magister Teknik Air Tanah-ITB. Mereka saat ini sedang terus mengembangkan 
aplikasi dari piranti-piranti lunak ini supaya cocok dengan Indonesia yang 
beriklim tropis dan didominasi oleh endapan kuarter ini.

Bicara soal model airtanah, konsep GIGO (Garbage In Garbage Out) sepertinya 
masih berlaku. Saat ini sumur pantau di negara kita masih sangat terbatas dan 
cenderung berkurang karena faktor usia sumur. Penambahan terus dilakukan, tapi 
ini harus bersaing dengan sumur produksi yang sering kali lebih prioritas. 
Tahun ini saja ada permintaan 400 sumur bantuan di seluruh negeri yang sedang 
diusahakan oleh DESDM.


Salam,
Fajar (2441)


From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com



Hallo... saya baru saja selesai mengerjakan tugas, :). mungkin bisa menstimulus 
diskusi soal air tanah kali ya???, model saya tentu saja kualitasnya masih 
cetek.
***

Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)

2012-02-01 Terurut Topik hsemim
Hatur nuhun Pak Koesoema koreksinya atas wacana ini. Semoga bisa menambah 
alternatif bahasan paling tidak untuk tahap reconnaisance mungkin?
Salam,
Habash
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id
Date: Thu, 2 Feb 2012 02:10:42 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara 
Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)
Saya kira ini bukan polemik, tetapi wacana atau diskusi, silahkan tambah data, 
pendapat, bahkan guyonan. Saya menikmatinya. RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: hse...@gmail.com
Date: Wed, 1 Feb 2012 23:40:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara 
Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)

Setuju atuh Akang kalau polemik ini tidak  harus disimpulkan cepat2. Semua 
alternatif interpretasi itu harus dikumpulkan dan dipilah-pilah mana yang bisa 
dijadikan fakta dan mana yang bisa dijadikan data. 
Apalagi interpretasi yang hanya dari peta topografi dan gambar tanpa pernah 
menyentuh bendanya, itu mah masih jauhh! Kita lihat saja perkembangan 
selanjutnya dari para pakar yang sudah terjun ke lokasi yang tentunya lebih 
afdol interpretasinya.  Selamat meneliti!

Habash
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Ipong ipongkun...@gmail.com
Date: Wed, 1 Feb 2012 21:14:31 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara 
Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)
Teman-teman,

Saya tidak melihat bahwa polemik G. Sadahurip harus disimpulkan sesegera 
mungkin dgn satu jawaban saja. Justru kata saya iini menarik sekali apalagi 
sampai terkesan di mass media telah ada perbedaan analisa antara sesama 
geologiawan maupun antar ilmuwan dari bbrpa bidang spt arkeologi bahkan hingga 
istana negara, masyarakat biasa dan wartawan oportunis.

Jangan hanya panggung politik praktis yg masuk berita karena kisruh terus, mari 
kita jadikan polemik ini agar bisa dijual utk tujuan geowisata, wisata budaya, 
atau sekedar menjadi tujuan jalan-jalan / hiking orang awam yg penasaran, 
tetapi dikemas dalam bahasa populer yg mendidik anak bangsa di dalam 
memperkenalkan keragaman cara menganalisa sesuatu fenomena menarik.

Coba kita renungkan bgmana cara keumuman orang ketika diminta utk menjelaskan 
sebuah gambar Mickey Mouse?  umumnya mayoritas langsung loncat kepada 
kesimpulan akhir melalui analisa seadanya sbb: kupingnya lucu kayak tikus, tuh 
kan ada ekornya, mulutnya juga, ahh pasti ini tokoh kartun Mickey Mouse.

Sebagian lagi lbh memilih memulai dari analisa dan deskripsi bagian gambar satu 
persatu: telinganya agak bulat-oval, berwarna putih di bgn dalam dan hotam di 
luarnya, tidak ada rambut di antara dua telinga ini, moncongnya pun agak bulat 
lbh maju bibir bgn atas ketimbang yg bawah, shg gigi atasnya selalu kelihatan 
ada kumis beberapa helai, sepertinya ini bukan manusia tetap hewan mengerat, 
dst dst...hingga dia menyimpulkan ini adalah Mickey Mouse.

Nah karena banyak dibicarakan maka akan mengundang keingintahuan yg lbh besar 
lagi dari bnyk pihak shg diskusi menjadi hidup karena semakin bnyak unsur detil 
yg tanpa disadari bisa muncul.

Selamat bereksplorasi dgn cara masing2. Jangan terlalu cepat berkesimpulan, toh 
tidak dikejar deadline. Diskusikan dgn pihak2 di luar Indonesia jika perlu shg 
mereka datang utk berinvestasi dlm research, tp jgn sampai kecolongan yg 
publish Sadahurip di National Geographic nanti akhirnya orang2 barat di AAPG, 
Discovery Channel, National Gegraphic Ulah atuh euyyy leubar ah :)

Salam

Sent from my iPhone

On 1 Feb 2012, at 15:58, hse...@gmail.com wrote:

 Menarik sekali ternyata Gn. Sadahurip ini. Dari foto terlampir, nampak 
 sempurna bentuk piramidnya.  Kalau dari peta topografi yang dikirim Mang Okim 
 bbrp hari lalu, memang bentuk kerucut Sadahurip dari udara nampak asimetri 
 dengan sisi Barat Daya dan Tenggara lebih terjal dari sisi Barat Laut/Timur 
 laut. Dari peta topografi memang Gn. Sadahurip tidak beralas segiempat. Dari 
 ekspresi morfologi disekitar Gn. Sadahurip tampak morfologi sekitarnya itu 
 dibangun oleh endapan material dari arah relatif tenggara yang arahnya 
 berbelok ke barat dan utara dengan titik pemisahnya adalah sudut tenggara 
 dari piramid Sadahurip.
 Seandainya tubuh sadahurip dibangun oleh endapan volkanik apakah itu endapan 
 laharik, lava, atau piroklastik, dari ekspresi morfologinya kemungkinan 
 mempunyai kemiringan relatif ke utara-barat laut (sisi landai dari piramid) 
 seperti ekspresi sebuah hogback mungkin? (Saya hanya mencoba menerapkan 
 interpretasi morfologi dari peta topografi seperti yang diajarkan Pak 
 Sampurno lebih 30 tahun yang lalu). 
 Jadi, kalau Gn. Sadahurip itu ternyata bukan piramid spt yang 

Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software

2012-02-01 Terurut Topik leonardus tjahjadi
Memang praktek terdahulu adalah K3S hanya menyerahkan data luas daerah saja 
seperti yang pa Yusak jelaskan tapi setelah GR 79 pembayaran PBB ini diserahkan 
ke kontraktornya.. 
 
Masalahnya sekarang tidak ada yg tahu bagaimana menghitungnya dan berapa 
harganya.. terutama kalau di  tengah laut
 
Salam,
Leo

From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, February 2, 2012 8:25 AM
Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: 
[iagi-net-l] FW: Tanya Software

Yusak,

Good to know itbut are you sure on it?

Di bawah ada yang menjelskan agak beda:
- tidak ada klausul exemption
- berlaku untuk onshore dan offshore
- berlaku untuk tanah dan/atau bangunan


salam,

===
PBB for Oil and Gas 
  
Please note, subject to provisions of GR 79 and PSC post 2010, only PBB 
payment(s) is cost recoverable. 
  
Refer to GR 79, PBB is categorized as an indirect tax. As for regional tax, up 
to date, PBB for Oil and Gas is not fall under such criteria. Pursuant to Law 
28/2009, PBB for mining area (including oil and gas) is still under and 
therefore collect by the central government. 
  
The Object of PBB for Oil and Gas 
  
Pursuant to PER-71/2010 jo. SE-155/2010, PSC contractors are obliged to submit 
a document of SPOP (Notification Letter of PBB for Oil and Gas-Surat 
Pemberitahuan Objek Pajak PBB Pertambangan Minyak dan Gas Bumi) to the Pratama 
Tax Office, through BPMIGAS. 
  
PER-71/2010 jo. SE-155/2010 divides oil and gas area into several types of 
area.: Productive and  Non Productive Area. However there is no different 
treatment between Non Productive Area and other areas, in terms of area to be 
reported, all of their size/acreage must be reported under the SPOP. 
  
The taxable object of PBB for Oil and Gas are: 
  
(i)    the land (bumi) area, which coversboth onshore and offshore; and 
(ii)   the building (bangunan), which covers all buildings that located, also, 
both onshore and offshore. 
  
Imposition/Calculation of PBB for Oil and Gas 
  
Based on the SPOP submitted by PSC contractors, the Pratama Tax Office shall 
issue SPPT (Notification Letter of Payable Tax-Surat Pemberitahuan Pajak 
Terutang). The SPPT is a letter used by tax authority to notify the taxpayer on 
the payable value or nominal (nilai yang terutang) of PBB for Oil and Gas. 
  
The basis for imposing the PBB for Oil and Gas is the Sale Value of the Tax 
Object (Nilai Jual Objek Pajak – “NJOP”). For reference, in general PER-71/2010 
jo. SE-155/2010 provides how the NJOP is determined, i.e.:  either for onshore 
or offshore, by comparing with the land price of surrounding area with 
necessary adjustment. 
=


salam,--- On Tue, 1/31/12, batu gamping bgamp...@yahoo.com wrote:

From: batu gamping bgamp...@yahoo.com
Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: 
[iagi-net-l] FW: Tanya Software
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tuesday, January 31, 2012, 9:26 PM


All

PSC is exempted (tidak harus bayar) from paying PBB, tapi setiap tahun kita 
harus menyerahkan surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) PBB dengan 
menggunakan form  standar yang di minta oleh BPMIGAS pada waktu yang di 
tentaukan oleh BPMIGAS. kalau deadline itu terlweati, maka kita harus 
menyerahkan langsung SPOP tersebut ke kantor pajak pusat

salam
Yusak--- On Wed, 2/1/12, Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id wrote:

From: Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id
Subject: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] 
FW: Tanya Software
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, February 1, 2012, 8:10 AM


--Original Message--To: iagi-...@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net-l] 
PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya SoftwareSent: 
Jan 31, 2012 07:37Pak Awang belum menjawab, mungkin karena gak begitu faham 
soal PBB ini, sama seperti saya (dan temen2 BPMIGAS yg ikutan milis iagi 
ini). Akan saya coba tanyakan ke temen di BPMIGAS yg mengurusi soal ini. 
Sependek pengetahuan saya sih, yg kena PBB adalah area yg ada bangunan dan 
fasilitas  aja, misalnya yg di atasnya ada sumur, ada pipa, ada kantor, ada 
fasilitas produksi lainnya, dan itu termasuk fasilitas produksi yg terapung 
(di darat dan di air kena PBB juga). Jadi umumnya WK Eksplorasi itu membayar 
PBB jauh lebih rendah ketimbang yg WK Produksi. Katanya sih, industri Migas 
kita itu adalah penyumbang pajak PBB terbesar dan pajak tersebut dinikmati 
langsung oleh daerah penghasil. Salam,Nuning--Original Message--From: 
Amir Al AminTo: iagi-...@iagi.or.idReplyTo:
 iagi-...@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: 
RE: [iagi-net-l] FW: Tanya SoftwareSent: Jan 31, 2012 07:03Lucu juga kalau 
dihitung dari area WK nya. Kalau well pad dan fasilitas permukaan, cukup wajar. 
Pokoknya daerah yang tidak boleh dilewati/digunakan umum/orang lain, mestinya 
PBB menjadi tanggung jawab pengguna (perusahaan minyak/emas/batubara)  . Yang 

Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software

2012-02-01 Terurut Topik Nugrahani


Saya sudah mengirim e-mail ke divisi/dinas di BPMIGAS, yg mengurus soal PBB 
ini, namun sampai hari ini belum ada jawaban/penjelasan. Sabar dulu y... 
(Sangat boleh jadi, hal PBB ini memang masih didiskusikan antara BPMIGAS dan 
Dept. Keuangan/DitJen Pajak). Agak repot ya... Nanti klo cost recovery naik 
sekian persen (gara2 pajak) kan BPMIGAS yg kena hajar.


Salam,
Nuning



Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: leonardus tjahjadi lstjahj...@yahoo.com
Date: Wed, 1 Feb 2012 21:40:02 -0800
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: 
[iagi-net-l] FW: Tanya Software

Memang praktek terdahulu adalah K3S hanya menyerahkan data luas daerah saja 
seperti yang pa Yusak jelaskan tapi setelah GR 79 pembayaran PBB ini diserahkan 
ke kontraktornya..

Masalahnya sekarang tidak ada yg tahu bagaimana menghitungnya dan berapa 
harganya.. terutama kalau di  tengah laut

Salam,
Leo

From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, February 2, 2012 8:25 AM
Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: 
[iagi-net-l] FW: Tanya Software
Yusak,

Good to know itbut are you sure on it?

Di bawah ada yang menjelskan agak beda:
- tidak ada klausul exemption
- berlaku untuk onshore dan offshore
- berlaku untuk tanah dan/atau bangunan


salam,

===
PBB for Oil and Gas

Please note, subject to provisions of GR 79 and PSC post 2010, only PBB 
payment(s) is cost recoverable.

Refer to GR 79, PBB is categorized as an indirect tax. As for regional tax, up 
to date, PBB for Oil and Gas is not fall under such criteria. Pursuant to Law 
28/2009, PBB for mining area (including oil and gas) is still under and 
therefore collect by the central government.

The Object of PBB for Oil and Gas

Pursuant to PER-71/2010 jo. SE-155/2010, PSC contractors are obliged to submit 
a document of SPOP (Notification Letter of PBB for Oil and Gas-Surat 
Pemberitahuan Objek Pajak PBB Pertambangan Minyak dan Gas Bumi) to the Pratama 
Tax Office, through BPMIGAS.

PER-71/2010 jo. SE-155/2010 divides oil and gas area into several types of 
area.: Productive and  Non Productive Area. However there is no different 
treatment between Non Productive Area and other areas, in terms of area to be 
reported, all of their size/acreage must be reported under the SPOP.

The taxable object of PBB for Oil and Gas are:

(i)the land (bumi) area, which coversboth onshore and offshore; and
(ii)   the building (bangunan), which covers all buildings that located, also, 
both onshore and offshore.

Imposition/Calculation of PBB for Oil and Gas

Based on the SPOP submitted by PSC contractors, the Pratama Tax Office shall 
issue SPPT (Notification Letter of Payable Tax-Surat Pemberitahuan Pajak 
Terutang). The SPPT is a letter used by tax authority to notify the taxpayer on 
the payable value or nominal (nilai yang terutang) of PBB for Oil and Gas.

The basis for imposing the PBB for Oil and Gas is the Sale Value of the Tax 
Object (Nilai Jual Objek Pajak – “NJOP”). For reference, in general PER-71/2010 
jo. SE-155/2010 provides how the NJOP is determined, i.e.:  either for onshore 
or offshore, by comparing with the land price of surrounding area with 
necessary adjustment.
=


salam,--- On Tue, 1/31/12, batu gamping bgamp...@yahoo.com wrote:

From: batu gamping bgamp...@yahoo.com
Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: 
[iagi-net-l] FW: Tanya Software
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tuesday, January 31, 2012, 9:26 PM

All

PSC is exempted (tidak harus bayar) from paying PBB, tapi setiap tahun kita 
harus menyerahkan surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) PBB dengan menggunakan 
form  standar yang di minta oleh BPMIGAS pada waktu yang di tentaukan oleh 
BPMIGAS. kalau deadline itu terlweati, maka kita harus menyerahkan langsung 
SPOP tersebut ke kantor pajak pusat

salam
Yusak--- On Wed, 2/1/12, Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id wrote:

From: Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id
Subject: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] 
FW: Tanya Software
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, February 1, 2012, 8:10 AM

--Original Message--To: 
iagi-net@iagi.or.idhttp://us.mc1904.mail.yahoo.com/mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.idSubject:
 Re: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya 
SoftwareSent: Jan 31, 2012 07:37Pak Awang belum menjawab, mungkin karena gak 
begitu faham soal PBB ini, sama seperti saya (dan temen2 BPMIGAS yg ikutan 
milis iagi ini). Akan saya coba tanyakan ke temen di BPMIGAS yg mengurusi soal 
ini. Sependek pengetahuan saya sih, yg kena PBB adalah area yg ada bangunan dan 
fasilitas  aja, misalnya yg di atasnya ada sumur, ada pipa, ada kantor, ada 
fasilitas produksi lainnya, dan itu termasuk fasilitas produksi yg terapung (di 
darat 

[iagi-net-l] Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp 11,16 tri

2012-02-01 Terurut Topik ok.taufik

Wahyu Daniel : detikFinance

detikcom - Jakarta, Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan gas 
(migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp 11,16 
triliun. Akibat kegiatan pengeboran sumur minyak yang ternyata tak menghasilkan 
apa-apa atau diistilahkan dry hole.

Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan, hal tersebut menandakan tingginya risiko 
investasi di sektor hulu migas di Indonesia. Dikatakan Priyono, semua investasi 
tersebut ditanggung sepenuhnya oleh investor karena cost recovery hanya akan 
dibayarkan pemerintah apabila lapangan migas sudah berproduksi.

Dry hole merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi yang tidak 
berhasil menemukan cadangan migas yang cukup ekonomis untuk dikembangkan. 

Tingginya resiko saat eksplorasi membuat banyak investor tidak berani, karena 
apabila tidak berhasil, mereka bisa kehilangan seluruh investasi. Disinilah 
kita melihat kita masih sangat membutuhkan investasi asing, ujar Priyono 
dikutip dari situs BP Migas, Kamis (2/2/2012). 

BP Migas mencatat, di 2010 terdapat kejadian dry hole di 30 sumur dengan 
kehilangan investasi mencapai US$ 776 juta. Sedangkan di 2011, jumlah sumur dry 
hole mencapai 12 sumuur dengan total investasi yang hilang mencapai US$ 461 
juta.

Dicontohkan Priyono, kejadian dry hole di Blok Semai 2 di Papua. Pertamina 
sempat memprotes saat kontraktor swasta terpilih sebagai operator blok tersebut 
beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, sekarang terbukti eksplorasi di sana 
tidak menemukan cadangan yang komersial.

Bisa dibayangkan apabila Pertamina masuk ke Semai 2, Pertamina bisa kehilangan 
US$ 200 juta dalam waktu 6 bulan. Dengan hanya memiliki sebagian partisipasi 
(participating interest) di blok tersebut, Pertamina tidak harus menanggung 
kerugian sebesar itu, ujar Priyono.
Wahyu Daniel : detikFinance

detikcom - Jakarta, Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan gas 
(migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp 11,16 
triliun. Akibat kegiatan pengeboran sumur minyak yang ternyata tak menghasilkan 
apa-apa atau diistilahkan dry hole.

Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan, hal tersebut menandakan tingginya risiko 
investasi di sektor hulu migas di Indonesia. Dikatakan Priyono, semua investasi 
tersebut ditanggung sepenuhnya oleh investor karena cost recovery hanya akan 
dibayarkan pemerintah apabila lapangan migas sudah berproduksi.

Dry hole merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi yang tidak 
berhasil menemukan cadangan migas yang cukup ekonomis untuk dikembangkan. 

Tingginya resiko saat eksplorasi membuat banyak investor tidak berani, karena 
apabila tidak berhasil, mereka bisa kehilangan seluruh investasi. Disinilah 
kita melihat kita masih sangat membutuhkan investasi asing, ujar Priyono 
dikutip dari situs BP Migas, Kamis (2/2/2012). 

BP Migas mencatat, di 2010 terdapat kejadian dry hole di 30 sumur dengan 
kehilangan investasi mencapai US$ 776 juta. Sedangkan di 2011, jumlah sumur dry 
hole mencapai 12 sumuur dengan total investasi yang hilang mencapai US$ 461 
juta.

Dicontohkan Priyono, kejadian dry hole di Blok Semai 2 di Papua. Pertamina 
sempat memprotes saat kontraktor swasta terpilih sebagai operator blok tersebut 
beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, sekarang terbukti eksplorasi di sana 
tidak menemukan cadangan yang komersial.

Bisa dibayangkan apabila Pertamina masuk ke Semai 2, Pertamina bisa kehilangan 
US$ 200 juta dalam waktu 6 bulan. Dengan hanya memiliki sebagian partisipasi 
(participating interest) di blok tersebut, Pertamina tidak harus menanggung 
kerugian sebesar itu, ujar Priyono.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net-l] Ganti topik: Komitmen Seismik Tok

2012-02-01 Terurut Topik Nugrahani

Iya betul Setuju dengan penjelasan tambahan dari mas Avi ini.
Intinya, aku hanya menjelaskan aja bahwa sebaiknya yang namanya Komitmen Pasti 
adalah sesuatu yg firm, yg harus dikerjakan dalam 3 tahun pertama, 
berdasarkan data subsurface awal (saat blok diambil). Klo dalam perjalanan 
selanjutnya ada sesuatu yg ternyata beda dgn konsep awalnya, ya tentu ada 
konsekuensinya. Sebaiknya baca/pelajari isi kontrak KKS-nya deh, supaya faham 
soal Komitmen Pasti dan penaltinya/konsekuensinya.

Perlu diingat juga bahwa pelaksanaan Komitmen Pasti dalam 3 thn pertama itu, 
kurang dari 30 % (artinya lebih dari 70% Komitmen Pasti TIDAK dilaksanakan oleh 
KKKS dalam 3 tahun pertama kontrak, dgn berbagai sebab). Itu lah kenyataannya, 
setidaknya sampai dengan pertengahan tahun 2011. Gimana mau menemukan 
hidrokarbon klo pengeborannya hanya sedikit dibandingkan rencananya ; 
penambahan WK Baru tidak diikuti oleh penambahan kegiatan eksplorasi yg 
signifikan. Mudah2an sih sekarang dan yang akan datang, akan lebih baik lagi 
keadaannya.

Ayo lah... Kita eksplorasi saja, gak usah diskusi lagi panjang lebar.



Salam,
Nuning



Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Thu, 2 Feb 2012 14:12:16 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ganti topik: Komitmen Seismik Tok

mbak Nuning kan jumlah sumur komitmen ngga harus sama dg jumlah lead quick and 
dirty, bisa saja ada 3 prospects dan 1 lead tapi kalau discovery, appraisal 
well bisa di jadikan komitmen juga toh, ini sebagai misal. Nah kalau setelah di 
kuasai PSC kemudian di run seismic 2D or 3D bisa jadi ada tambahan Prospects 
dan leads, meskipun ukurannya kecil

Sebenernya setiap daerah yg telah di award ke pelaksana yg tinggal BPMigas aja 
nagih ke kontraktor untuk melaksankan as is, kecuali ada pertimbangan logis 
yg secara ilmiah bisa di terima, misal propose 3D, tapi setelah di pelajari 
lebih lanjut mau 2D dulu ya monggo tapi mestinya ya equivalenbt dg komitment 3D 
yg di janjikan.

kalau semua di bikin HITAM / PUTIH maka dunia ini sudah tidak cantik lagi

Salam
Avi NPA 0666

2012/2/1 Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.idmailto:nugrah...@bpmigas.go.id

Nah Klo pendapat ini aku setuju banget, mas Ipong !
Aku rasa ada temen dari Migas juga yang ikutan iagi-net, dan mudah2an bisa 
sedikit banyak dapat menerima saran ini, yaitu  evaluasi utk memenangkan suatu 
KKKS atas blok yg diinginkan, lebih pada program kerja komitmennya yang sesuai 
dgn  kondisi subsurface-nya.
Ada loh Suatu KKKS yg punya program Komitmen Pasti 10 sumur sementara 
prospeknya (dgn data seismik yg ada saat itu) cuman ada 3-4 prospek/lead saja.  
Ada juga yg punya program seismik 3D di tahun pertama trus langsung mengajukan 
pengalihan komitmen karena katanya pengen seismik 2D (darat) aja, mau ngebor 
dulu, dan setelah berhasil baru seismik 3D (masih bagus bila gak maksa supaya 
BPMIGAS menyetujui seismik 2D-nya itu sebagai Komitmen Pasti).

Btw, Dit.Jen Migas sudah melakukan banyaaakk sekali perbaikan dari tahun ke 
tahun, dalam hal penawaran lahan. Dan saya harapkan temen2 yg kerja di 
perusahaan konsultan yg kebetulan mengerjakan evaluasi penawaran WK baru, dapat 
memberikan rekomendasi yang paling oke, utk membantu temen2 DitJen Migas dlm 
mengevaluasi WK Baru.



Salam,
Nuning



Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Ipong ipongkun...@gmail.commailto:ipongkun...@gmail.com
Date: Tue, 31 Jan 2012 23:43:38
To: 
iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Ganti topik: Komitmen Seismik Tok

Ibu Nuning,

Mohon maaf sekaligus terima kasih atas respon positif nya. Tulisan saya memang 
kurang bgtu jelas setelah dibaca ulang. Maksud sebenarnya akankah pemerintah 
(bukan BPMIGAS, tetapi MIGAS) mempertimbangkan utk memenangkan bid suatu Blok 
dmna suatu perusahaan hanya mengajukan seismik 3D berbiaya tinggi jika 
dihadapkan kpd perusahaan lain yg mengajukan komitmen pemboran 2 sumur dengan 
seismik 2D seadanya dlm masa 3 thn pertama masa eksplorasi.

Taruhlah kesulitan Blok yg sdg ditender ini telah diketahui bersama adalah 
cukup tinggi dimana berdasar data seismik terdahulu tidak dijumpai cebakan 4 
arah (monoclinal structure) tetapi diduga memiliki potensi perangkap 
stratigrafi dan / atau fractured reservoir.

Kumpeni A hanya mengajukan program seismik 3D offshore long cable seluas 3000 
km2 dgn opsi penambahan data akuisisi seluas 1000km2 bila hasil raw field data 
processingnya menjanjikan di dalam mengindikasi fenomena anomali seismik 
tertentu. Saya tidak paham dgn harga seismik 3D canggih di offshore sekarang 
tetapi mari diasumsikan total biaya US$ 6-8juta.

Sementara kumpeni lain mengajukan 2 sumur eksplorasi plus infill 2D seismik di 
sela sela data seismik lama thn 1980an utk memetakan fenomena pinch out karena