Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB
hahaha... asyik juga pemaparannya Pakdhe... sebuah pendekatan yang toleran, :), iya dehhh... selamat bersarasehan... tabik bosman batubara From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, February 1, 2012 8:36 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB 2012/1/31 koeso...@melsa.net.id Bukankah katastrofi Toba itu 70.000 th yg lalu (atau lebih tepat 65.000). Kekurangan satu 0 kalau 7000 th SM. Saya masih tetap tdk mengerti kalau 'piramid' Sadahurip dihubungkan dg katastrofi purba, apakah ada katastrofi apa yg terjadi sehubungan dg Sadahurip itu? RPK Yang saya dengar dari kawan-kawan peneliti kebencanaan adalah hubungan yg mungkin tidak punya relevansi langsung, atau malah tidak sama sekali. Penelitian katastropik purba salah satunya mencari kejadian-kejadian geologi katastropik, misal gempa, longsor dan lainnya yang terjadi pada satu tempat tertentu. Termasuk melakukan trenching dengan melihat adanya paleo tsunami sediment. Seperti tulisan Pak ADB, awalnya riset ilmiah, sebuah usaha mencari informasi apakah (bagaimanakah) terjadi perulangan kejadian bencana. Endapan longsoran tentunya bisa dibedakan dengan endapan traksi (end sungai). Singkat cerita menurut salah satu anggota team ini menemukan ada gejala kebencanaan disekitar daerah ini (mungkin gempa atau longsoran terpicu gempa dsb). diantaranya ada gejala katastropik disekitar Sadahurip dan G Padang (saya kurang jelas mana dulu yg ditemukan). Lah kok ndilalah ada seseorang yang memotret gunung dengan morfologi seperti piramida (G Sadahurip). Dan ini mengundang polemik berkelanjutan apalagi ada kelompok lain yang konon mengeklaim menemukan hal sama (morfologi piramida) di Gunung-gunung di Jawa Barat. Kelompok ini memang berbeda dengan team katastropik purba. Entah apa sebabnya kemudian piramida ini yang mencuat lebih ramai ketimbang riset kebencanaan purba. Dan akhirnya malah ada spekulasi menghubungkan bencana purba dengan piramid ini mencuat juga. Spekulasi tentang kebudayaan juga bermunculan termasuk spekulasi adanya kebudayaan tinggi pada jaman dahulu di Indonesia. Spekulasi bahwa Indonesia ini kebudayaannya sangat maju di jaman dahulu. Tambahan pula dengan adanya issue Atlantis ! di Sunda lagi ! Salah satu spekulasi yang saya dengar adalah, piramida ini sengaja ditutup oleh manusia Indonesia (manusia Sunda ultra moderen) karena manusianya berpindah setelah adanya bencana. Sampai disini sepertinya makse sense, tapi buat saya masih ruwet. Karena sependek pengetahuan saya, pada jaman batu belum ada budaya tinggi. Mirip cerita tentang spekulasi INCA berhubungan dengan UFO juga di klaim sama juga disini. Absurd kalau menurut saya, tapi banyak yang mempercayainya. Tehnik yang dilakukan pembuktian ini ya diantaranya dengan IFSAR, dengan penggalian, bahkan katanya dengan karbon dating utk melihat kapan dikuburnya budaya ini, karena takut dicuri dsb. Adanya lokasi bekas quary (penggalian) yg diinterpretasikan untuk mengubur piramid dsb juga diklaim diketemukan didekatnya. Namun kita (terutama saya), tidak dapat memungkiri bila memang ada sebuah kejadian katastropik dimasa lalu. MIsal bila sedimen-sedimen disitu memang menunjukkan adanya sebuah longsoran besar, atau sedimen tsunamigenic yg tebal dan berulang dsb. Lah wong hampir semua endapan lereng Gunung Merapi kan endapan katastopik kan ? Salah satu mekanisme denudasi ya longsor, yang mungkin saja dipicu oleh gempa atau gunung meletus. Salah satu latar belakang dari (kasus piramida) ini menurut saya adalah kerinduan rakyat Indonesia pada sebuah kejayaan bangsa ini ! Kemudian dicari-cari kisah kejayaan masa lampau untuk meningkatkan rasa percaya diri. Memang tujuannya mulia sekali demi bangsa yg sedang minder dan anti pemerintah yg korup dsb. Namun kalau dihubungkan dengan sains kegeologian ya saya akan mengatakannya secara terpisah antara cerita kebencanaan dan cerita kejayaan bangsa. Juga tidak dipungkiri adanya polemik justru menumbuhkan pariwisata dsb, memang bukan hal aneh. Karena ada yg dapat mengambil manfaat ekonomis disitu. Science, myth, and hope were mixed here ! Saya tertarik sekali dengan acara pemaparan ini, tapi sayangnya saya tidak dapat hadir karena harus ke IPTC. Salam RDP Kalau mau iseng bisa saja membuat circle crop didekat situ, untuk menambah kisah seru dan supaya menjadi objek wisata 2012/2/1 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Oo, itukan berita asbun dari Viva News Pak. Sudah diklarifikasi oleh email ADB kemarin ke Viva News dgn cc ke iagi-net. Saresehan itu judulnya ““MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL”, jadi memang tidak melulu membahas bencana-nya. Wass DHN From:koeso...@melsa.net.id [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Wednesday, February 01, 2012 12:43 PM To:
Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)
Menarik sekali ternyata Gn. Sadahurip ini. Dari foto terlampir, nampak sempurna bentuk piramidnya. Kalau dari peta topografi yang dikirim Mang Okim bbrp hari lalu, memang bentuk kerucut Sadahurip dari udara nampak asimetri dengan sisi Barat Daya dan Tenggara lebih terjal dari sisi Barat Laut/Timur laut. Dari peta topografi memang Gn. Sadahurip tidak beralas segiempat. Dari ekspresi morfologi disekitar Gn. Sadahurip tampak morfologi sekitarnya itu dibangun oleh endapan material dari arah relatif tenggara yang arahnya berbelok ke barat dan utara dengan titik pemisahnya adalah sudut tenggara dari piramid Sadahurip. Seandainya tubuh sadahurip dibangun oleh endapan volkanik apakah itu endapan laharik, lava, atau piroklastik, dari ekspresi morfologinya kemungkinan mempunyai kemiringan relatif ke utara-barat laut (sisi landai dari piramid) seperti ekspresi sebuah hogback mungkin? (Saya hanya mencoba menerapkan interpretasi morfologi dari peta topografi seperti yang diajarkan Pak Sampurno lebih 30 tahun yang lalu). Jadi, kalau Gn. Sadahurip itu ternyata bukan piramid spt yang diduga, kemungkinan Gn. Sadahurip itu merupakan remnant dari sebagian kecil dari older volcanic body terutama apabila tidak ada sisa conduit disitu. Bisa saja merupakan remnant dari suatu flank of older volcanic (Galunggung tua??). Karena sangat tipikal sekali gunungapi2 di Indonesia itu tidak membentuk kerucut sempurna karena pusat erupsi-nya yang berpindah-pindah mengikuti arah tertentu. Seperti Gn Merapi di Jawa Tengah lavanya sering menyumbat di kepundan membentuk lava dome. Karena sumbatan itu, padahal gas magma atau magmanya itu sendiri terus mendesak dari bawah, bisa menyebabkan terbentuknya radial fracture di tubuh/kerucut gn. api tsb. yang akhirnya bisa menyebabkan magma mencari jalan lain melalui fracture paling lemah untuk mengalirkan lavanya membentuk pusat erupsi baru. Dalam kaitannya dgn. Gn. Sadahurip, kalau dia itu memang remnant dari older volcanic , tinggal dilihat arah kemiringannya, kalau miringnya relatif menuju pusat Gn. Galunggung ya dia remnant dari Galunggung tua yang mungkin pusat erupsinya juga berpindah-pindah seperti Gn. Merapi. Wah, bisa semakin ngaco atau menambah alternatif interpretasi ya? Wallahualam! Salam, Habash Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: Ferry Bastaman Hakim ferry.ha...@tately.co.id Date: Wed, 1 Feb 2012 09:35:57 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB) PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)
Teman-teman, Saya tidak melihat bahwa polemik G. Sadahurip harus disimpulkan sesegera mungkin dgn satu jawaban saja. Justru kata saya iini menarik sekali apalagi sampai terkesan di mass media telah ada perbedaan analisa antara sesama geologiawan maupun antar ilmuwan dari bbrpa bidang spt arkeologi bahkan hingga istana negara, masyarakat biasa dan wartawan oportunis. Jangan hanya panggung politik praktis yg masuk berita karena kisruh terus, mari kita jadikan polemik ini agar bisa dijual utk tujuan geowisata, wisata budaya, atau sekedar menjadi tujuan jalan-jalan / hiking orang awam yg penasaran, tetapi dikemas dalam bahasa populer yg mendidik anak bangsa di dalam memperkenalkan keragaman cara menganalisa sesuatu fenomena menarik. Coba kita renungkan bgmana cara keumuman orang ketika diminta utk menjelaskan sebuah gambar Mickey Mouse? umumnya mayoritas langsung loncat kepada kesimpulan akhir melalui analisa seadanya sbb: kupingnya lucu kayak tikus, tuh kan ada ekornya, mulutnya juga, ahh pasti ini tokoh kartun Mickey Mouse. Sebagian lagi lbh memilih memulai dari analisa dan deskripsi bagian gambar satu persatu: telinganya agak bulat-oval, berwarna putih di bgn dalam dan hotam di luarnya, tidak ada rambut di antara dua telinga ini, moncongnya pun agak bulat lbh maju bibir bgn atas ketimbang yg bawah, shg gigi atasnya selalu kelihatan ada kumis beberapa helai, sepertinya ini bukan manusia tetap hewan mengerat, dst dst...hingga dia menyimpulkan ini adalah Mickey Mouse. Nah karena banyak dibicarakan maka akan mengundang keingintahuan yg lbh besar lagi dari bnyk pihak shg diskusi menjadi hidup karena semakin bnyak unsur detil yg tanpa disadari bisa muncul. Selamat bereksplorasi dgn cara masing2. Jangan terlalu cepat berkesimpulan, toh tidak dikejar deadline. Diskusikan dgn pihak2 di luar Indonesia jika perlu shg mereka datang utk berinvestasi dlm research, tp jgn sampai kecolongan yg publish Sadahurip di National Geographic nanti akhirnya orang2 barat di AAPG, Discovery Channel, National Gegraphic Ulah atuh euyyy leubar ah :) Salam Sent from my iPhone On 1 Feb 2012, at 15:58, hse...@gmail.com wrote: Menarik sekali ternyata Gn. Sadahurip ini. Dari foto terlampir, nampak sempurna bentuk piramidnya. Kalau dari peta topografi yang dikirim Mang Okim bbrp hari lalu, memang bentuk kerucut Sadahurip dari udara nampak asimetri dengan sisi Barat Daya dan Tenggara lebih terjal dari sisi Barat Laut/Timur laut. Dari peta topografi memang Gn. Sadahurip tidak beralas segiempat. Dari ekspresi morfologi disekitar Gn. Sadahurip tampak morfologi sekitarnya itu dibangun oleh endapan material dari arah relatif tenggara yang arahnya berbelok ke barat dan utara dengan titik pemisahnya adalah sudut tenggara dari piramid Sadahurip. Seandainya tubuh sadahurip dibangun oleh endapan volkanik apakah itu endapan laharik, lava, atau piroklastik, dari ekspresi morfologinya kemungkinan mempunyai kemiringan relatif ke utara-barat laut (sisi landai dari piramid) seperti ekspresi sebuah hogback mungkin? (Saya hanya mencoba menerapkan interpretasi morfologi dari peta topografi seperti yang diajarkan Pak Sampurno lebih 30 tahun yang lalu). Jadi, kalau Gn. Sadahurip itu ternyata bukan piramid spt yang diduga, kemungkinan Gn. Sadahurip itu merupakan remnant dari sebagian kecil dari older volcanic body terutama apabila tidak ada sisa conduit disitu. Bisa saja merupakan remnant dari suatu flank of older volcanic (Galunggung tua??). Karena sangat tipikal sekali gunungapi2 di Indonesia itu tidak membentuk kerucut sempurna karena pusat erupsi-nya yang berpindah-pindah mengikuti arah tertentu. Seperti Gn Merapi di Jawa Tengah lavanya sering menyumbat di kepundan membentuk lava dome. Karena sumbatan itu, padahal gas magma atau magmanya itu sendiri terus mendesak dari bawah, bisa menyebabkan terbentuknya radial fracture di tubuh/kerucut gn. api tsb. yang akhirnya bisa menyebabkan magma mencari jalan lain melalui fracture paling lemah untuk mengalirkan lavanya membentuk pusat erupsi baru. Dalam kaitannya dgn. Gn. Sadahurip, kalau dia itu memang remnant dari older volcanic , tinggal dilihat arah kemiringannya, kalau miringnya relatif menuju pusat Gn. Galunggung ya dia remnant dari Galunggung tua yang mungkin pusat erupsinya juga berpindah-pindah seperti Gn. Merapi. Wah, bisa semakin ngaco atau menambah alternatif interpretasi ya? Wallahualam! Salam, Habash Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: Ferry Bastaman Hakim ferry.ha...@tately.co.id Date: Wed, 1 Feb 2012 09:35:57 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB) PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari,
[iagi-net-l] Gan-top juga: Seismic or Drill?
Selamat pagi Mas Sigit, Sepakat mas, kita harus melihat kasus per kasus, dimana maksud utama saya. - sbgmna diskusi iaginet sy dgn bu Nuning di topik berbeda - Adalah utk merubah paradigma proses eksplorasi di 3 thn pertama (terutama blok offshore) yg selama ini kita jumpai adalah akuisisi 2D infill, lalu bor 1-2 sumur. Saya melihat hal ini tidak bisa memberikan gambaran GG yg menyeluruh apalagi tantangan mencari cebakan 4 arah yg besar sdh semakin sulit bahkan bisa dibilang habis. Tantangan eksplorasi RI sdh berbeda jauh semakin sulit. Komunitas geosains tentunya sadar betul dgn sgala keterbatasan data seismik 2D atau daya 3D thn 80-90 an dlm menganalisa pola patahan, attribute seismik, imaging 3 dimensi suatu fitur geologi dll. Saya bukan ingin memuliakan data 3D tp kenyataanya data dasar yg didapat jauh lbh baik drpd 2D, asalkan di desain dgn sebaik2nya dan dgn coverage yg memadai krn bnyk juga ygarea nya pas pasan shg karena kemiringan struktur yg lumayan maka tdk bs dipakai utk analisa AVO. Satu lagi nilai tanbahnya adalah mempercepat phase POD bbrp thn krn tdk perlu akuisisi data 3D lagi setelah sumur penemuan pertama. Utk yg onshore atau eksplorasi daerah mature dan sensitif dr sisi non teknis (wisata, lingkungan, dll) maka saya sepakat dgn Mas Sigit utk do the best dgn data yg sdh ada. Maturnuwun Mas Sigit!! Salam... Sent from my iPhone On 1 Feb 2012, at 01:20, Sigit si...@epintl.com wrote: Pagi Mas Ipong, Pada saat anda mendiskripsi bahwa data seismic tersebut tidak bagus, seharusnya menjadi tantangan untuk melihat lebih dekat lagi permasalahannya. Ini permasalahan akuisisi atau permasalahan processing. Seperti kita ketahui, hampir setiap 4-5 tahun teknologi processing ini berkembang. Karena yang saya diskusikan adalah di domain interpretation, yang saya usulkan bahwa ada geological related events yang mungkin masih bisa di-enhance (enhance tidak sama dengan meng-create) oleh seorang interpreter (sebagai orang yang punya geological best knowledge dari area tsb) yang mana mungkin telah diabaikan (miss) pada saat melakukan seismic processing karena suatu alasan. Ini yang saya maksud dengan pushing the limit, yaitu dengan technologi baru atau dengan meng-enhance yang belum jelas imagingnya dilandasi dengan model geology kita. Bukan merekayasa..maaf...kata-kata ini hanya ada di DPR kita kali ya... Untuk menjawab kasus yang anda berikan, setiap company akan mempunyai strategy yang berbeda. Setelah bekerja dengan puluhan major oil companies, yang saya liat tidak semua oil company mencari 100-90% solution (confidence) untuk memutuskan mengebor disuatu daerah. Ada beberapa oil company yang cukup berani untuk ngebor disuatu daerah cukup dengan 60% of solution, sudah barang tentu tergantung nilai strategis dan economic-nya, dan mereka banyak yang sukses, seperti Murphy Oil di Malaysia back in 2001-2005. Contoh yang paling update, sebuah company mau nge-test sebuah play concept baru di Thailand berdasarkan analisa data seismic lama yang telah diproses lagi baru2 ini dan di enhance. Untuk menambah confidence, mereka akuisisi seismic baru. Tapi ternyata, karena masalah environmental, tourism dan fisherman, akuisisinya gagal. Tapi karena mereka percaya bahwa play concept mereka prospective dan mengandung nilai strategis, tetap saja mereka mau drill 2 exploration wells tahun ini, walaupun memakai data lama. Sekali lagi setiap company tentu akan mempunyai pertimbangan yang berbeda...kalau anda tanya saya...saya akan drill juga. Salam dan selamat beraktivitas... Zg From: Ipong [mailto:ipongkun...@gmail.com] Sent: Wed 2/1/2012 8:02 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Tanya jawab GG Fracture Reservoir Mas Sigit, matur nuwun respond nya. Terus terang terminologi pushing the technical limit inilah yg harus dideskripsi dengan seksama dimana ketika kita sdhvtahu bhw data seisim yg ada tidak bagus bukankah dengan melakukan processing dan komputasi rumit apa pun malah bisa memberikan penafsiran yg - mhn maaf - agak mengada adakan walaupun terkadang itu bisa cocok dgn fenomena geologi yg diyakini benar. Kalau misalnya dlm kasus tertentu Mas dkk mendapatkan daerah yg data seismiknya tidak bagus, dan ada opsi utk mengusulkan akuisisi ulang dgn biaya yg cukup ekonomis, apakah Mas memilih utk walk out menunggu data baru, atau merekayasa data lama dgn segala keterbatasan? He he ini pertanyaan sersan (serius santai) loh Mas, artinya kami para user client Mas dkk ini sebaiknya didepan diingatkan juga supaya sadar bhwa dgn data seismic yg terbatas kualitas dan kuantitas tentunya tidak bisa berharap banyak darinya. Sekian saja kok Mas, selamat berdiskusi ilmiah di Bali. Salam Sent from my iPhone On 20 Jan 2012, at 01:39, Sigit si...@epintl.com wrote: Mas Arie dan Kang Oki, Share sedikit yang saya tahu.. Bicara fracture
Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)
Setuju atuh Akang kalau polemik ini tidak harus disimpulkan cepat2. Semua alternatif interpretasi itu harus dikumpulkan dan dipilah-pilah mana yang bisa dijadikan fakta dan mana yang bisa dijadikan data. Apalagi interpretasi yang hanya dari peta topografi dan gambar tanpa pernah menyentuh bendanya, itu mah masih jauhh! Kita lihat saja perkembangan selanjutnya dari para pakar yang sudah terjun ke lokasi yang tentunya lebih afdol interpretasinya. Selamat meneliti! Habash Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: Ipong ipongkun...@gmail.com Date: Wed, 1 Feb 2012 21:14:31 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB) Teman-teman, Saya tidak melihat bahwa polemik G. Sadahurip harus disimpulkan sesegera mungkin dgn satu jawaban saja. Justru kata saya iini menarik sekali apalagi sampai terkesan di mass media telah ada perbedaan analisa antara sesama geologiawan maupun antar ilmuwan dari bbrpa bidang spt arkeologi bahkan hingga istana negara, masyarakat biasa dan wartawan oportunis. Jangan hanya panggung politik praktis yg masuk berita karena kisruh terus, mari kita jadikan polemik ini agar bisa dijual utk tujuan geowisata, wisata budaya, atau sekedar menjadi tujuan jalan-jalan / hiking orang awam yg penasaran, tetapi dikemas dalam bahasa populer yg mendidik anak bangsa di dalam memperkenalkan keragaman cara menganalisa sesuatu fenomena menarik. Coba kita renungkan bgmana cara keumuman orang ketika diminta utk menjelaskan sebuah gambar Mickey Mouse? umumnya mayoritas langsung loncat kepada kesimpulan akhir melalui analisa seadanya sbb: kupingnya lucu kayak tikus, tuh kan ada ekornya, mulutnya juga, ahh pasti ini tokoh kartun Mickey Mouse. Sebagian lagi lbh memilih memulai dari analisa dan deskripsi bagian gambar satu persatu: telinganya agak bulat-oval, berwarna putih di bgn dalam dan hotam di luarnya, tidak ada rambut di antara dua telinga ini, moncongnya pun agak bulat lbh maju bibir bgn atas ketimbang yg bawah, shg gigi atasnya selalu kelihatan ada kumis beberapa helai, sepertinya ini bukan manusia tetap hewan mengerat, dst dst...hingga dia menyimpulkan ini adalah Mickey Mouse. Nah karena banyak dibicarakan maka akan mengundang keingintahuan yg lbh besar lagi dari bnyk pihak shg diskusi menjadi hidup karena semakin bnyak unsur detil yg tanpa disadari bisa muncul. Selamat bereksplorasi dgn cara masing2. Jangan terlalu cepat berkesimpulan, toh tidak dikejar deadline. Diskusikan dgn pihak2 di luar Indonesia jika perlu shg mereka datang utk berinvestasi dlm research, tp jgn sampai kecolongan yg publish Sadahurip di National Geographic nanti akhirnya orang2 barat di AAPG, Discovery Channel, National Gegraphic Ulah atuh euyyy leubar ah :) Salam Sent from my iPhone On 1 Feb 2012, at 15:58, hse...@gmail.com wrote: Menarik sekali ternyata Gn. Sadahurip ini. Dari foto terlampir, nampak sempurna bentuk piramidnya. Kalau dari peta topografi yang dikirim Mang Okim bbrp hari lalu, memang bentuk kerucut Sadahurip dari udara nampak asimetri dengan sisi Barat Daya dan Tenggara lebih terjal dari sisi Barat Laut/Timur laut. Dari peta topografi memang Gn. Sadahurip tidak beralas segiempat. Dari ekspresi morfologi disekitar Gn. Sadahurip tampak morfologi sekitarnya itu dibangun oleh endapan material dari arah relatif tenggara yang arahnya berbelok ke barat dan utara dengan titik pemisahnya adalah sudut tenggara dari piramid Sadahurip. Seandainya tubuh sadahurip dibangun oleh endapan volkanik apakah itu endapan laharik, lava, atau piroklastik, dari ekspresi morfologinya kemungkinan mempunyai kemiringan relatif ke utara-barat laut (sisi landai dari piramid) seperti ekspresi sebuah hogback mungkin? (Saya hanya mencoba menerapkan interpretasi morfologi dari peta topografi seperti yang diajarkan Pak Sampurno lebih 30 tahun yang lalu). Jadi, kalau Gn. Sadahurip itu ternyata bukan piramid spt yang diduga, kemungkinan Gn. Sadahurip itu merupakan remnant dari sebagian kecil dari older volcanic body terutama apabila tidak ada sisa conduit disitu. Bisa saja merupakan remnant dari suatu flank of older volcanic (Galunggung tua??). Karena sangat tipikal sekali gunungapi2 di Indonesia itu tidak membentuk kerucut sempurna karena pusat erupsi-nya yang berpindah-pindah mengikuti arah tertentu. Seperti Gn Merapi di Jawa Tengah lavanya sering menyumbat di kepundan membentuk lava dome. Karena sumbatan itu, padahal gas magma atau magmanya itu sendiri terus mendesak dari bawah, bisa menyebabkan terbentuknya radial fracture di tubuh/kerucut gn. api tsb. yang akhirnya bisa menyebabkan magma mencari jalan lain melalui fracture paling lemah untuk mengalirkan lavanya membentuk pusat erupsi baru. Dalam kaitannya dgn. Gn. Sadahurip, kalau dia itu memang remnant dari
Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software
Yusak, Good to know itbut are you sure on it? Di bawah ada yang menjelskan agak beda: - tidak ada klausul exemption - berlaku untuk onshore dan offshore - berlaku untuk tanah dan/atau bangunan salam, === PBB for Oil and Gas Please note, subject to provisions of GR 79 and PSC post 2010, only PBB payment(s) is cost recoverable. Refer to GR 79, PBB is categorized as an indirect tax. As for regional tax, up to date, PBB for Oil and Gas is not fall under such criteria. Pursuant to Law 28/2009, PBB for mining area (including oil and gas) is still under and therefore collect by the central government. The Object of PBB for Oil and Gas Pursuant to PER-71/2010 jo. SE-155/2010, PSC contractors are obliged to submit a document of SPOP (Notification Letter of PBB for Oil and Gas-Surat Pemberitahuan Objek Pajak PBB Pertambangan Minyak dan Gas Bumi) to the Pratama Tax Office, through BPMIGAS. PER-71/2010 jo. SE-155/2010 divides oil and gas area into several types of area.: Productive and Non Productive Area. However there is no different treatment between Non Productive Area and other areas, in terms of area to be reported, all of their size/acreage must be reported under the SPOP. The taxable object of PBB for Oil and Gas are: (i) the land (bumi) area, which covers both onshore and offshore; and (ii) the building (bangunan), which covers all buildings that located, also, both onshore and offshore. Imposition/Calculation of PBB for Oil and Gas Based on the SPOP submitted by PSC contractors, the Pratama Tax Office shall issue SPPT (Notification Letter of Payable Tax-Surat Pemberitahuan Pajak Terutang). The SPPT is a letter used by tax authority to notify the taxpayer on the payable value or nominal (nilai yang terutang) of PBB for Oil and Gas. The basis for imposing the PBB for Oil and Gas is the Sale Value of the Tax Object (Nilai Jual Objek Pajak – “NJOP”). For reference, in general PER-71/2010 jo. SE-155/2010 provides how the NJOP is determined, i.e.: either for onshore or offshore, by comparing with the land price of surrounding area with necessary adjustment. = salam, --- On Tue, 1/31/12, batu gamping bgamp...@yahoo.com wrote: From: batu gamping bgamp...@yahoo.com Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, January 31, 2012, 9:26 PM All PSC is exempted (tidak harus bayar) from paying PBB, tapi setiap tahun kita harus menyerahkan surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) PBB dengan menggunakan form standar yang di minta oleh BPMIGAS pada waktu yang di tentaukan oleh BPMIGAS. kalau deadline itu terlweati, maka kita harus menyerahkan langsung SPOP tersebut ke kantor pajak pusat salam Yusak --- On Wed, 2/1/12, Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id wrote: From: Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id Subject: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, February 1, 2012, 8:10 AM --Original Message-- To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software Sent: Jan 31, 2012 07:37 Pak Awang belum menjawab, mungkin karena gak begitu faham soal PBB ini, sama seperti saya (dan temen2 BPMIGAS yg ikutan milis iagi ini). Akan saya coba tanyakan ke temen di BPMIGAS yg mengurusi soal ini. Sependek pengetahuan saya sih, yg kena PBB adalah area yg ada bangunan dan fasilitas aja, misalnya yg di atasnya ada sumur, ada pipa, ada kantor, ada fasilitas produksi lainnya, dan itu termasuk fasilitas produksi yg terapung (di darat dan di air kena PBB juga). Jadi umumnya WK Eksplorasi itu membayar PBB jauh lebih rendah ketimbang yg WK Produksi. Katanya sih, industri Migas kita itu adalah penyumbang pajak PBB terbesar dan pajak tersebut dinikmati langsung oleh daerah penghasil. Salam, Nuning --Original Message-- From: Amir Al Amin To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software Sent: Jan 31, 2012 07:03 Lucu juga kalau dihitung dari area WK nya. Kalau well pad dan fasilitas permukaan, cukup wajar. Pokoknya daerah yang tidak boleh dilewati/digunakan umum/orang lain, mestinya PBB menjadi tanggung jawab pengguna (perusahaan minyak/emas/batubara) . Yang enak, yang wilayah eksplorasi dan produksinya di laut. Adakah PLB? (pajak laut dan bangunan ? ) 2012/1/30 noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com Dear Pak Awang dan rekan-rekan lain, Ingin konfirmasi: apa betul untuk PSC yang ditandatangani setelah tahun 2010 dihwajibkan membayar PBB untuk seluas area WKnya ? Kalau rata-rata area WK eskplorasi sekitar 8000 km2 dan dengan harga tanah diasumsikan sangat murah Rp 1000/m2 dan asumsi nilai tukar dollar sekitar Rp 8,500, maka PBB per tahunnya
Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software
Mbak Nuning, terima kasih sebelumnya dan ditunggu penjelasannya...:-) salam, --- On Tue, 1/31/12, Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id wrote: From: Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id Subject: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, January 31, 2012, 8:10 PM --Original Message-- To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software Sent: Jan 31, 2012 07:37 Pak Awang belum menjawab, mungkin karena gak begitu faham soal PBB ini, sama seperti saya (dan temen2 BPMIGAS yg ikutan milis iagi ini). Akan saya coba tanyakan ke temen di BPMIGAS yg mengurusi soal ini. Sependek pengetahuan saya sih, yg kena PBB adalah area yg ada bangunan dan fasilitas aja, misalnya yg di atasnya ada sumur, ada pipa, ada kantor, ada fasilitas produksi lainnya, dan itu termasuk fasilitas produksi yg terapung (di darat dan di air kena PBB juga). Jadi umumnya WK Eksplorasi itu membayar PBB jauh lebih rendah ketimbang yg WK Produksi. Katanya sih, industri Migas kita itu adalah penyumbang pajak PBB terbesar dan pajak tersebut dinikmati langsung oleh daerah penghasil. Salam, Nuning --Original Message-- From: Amir Al Amin To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software Sent: Jan 31, 2012 07:03 Lucu juga kalau dihitung dari area WK nya. Kalau well pad dan fasilitas permukaan, cukup wajar. Pokoknya daerah yang tidak boleh dilewati/digunakan umum/orang lain, mestinya PBB menjadi tanggung jawab pengguna (perusahaan minyak/emas/batubara) . Yang enak, yang wilayah eksplorasi dan produksinya di laut. Adakah PLB? (pajak laut dan bangunan ? ) 2012/1/30 noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com Dear Pak Awang dan rekan-rekan lain, Ingin konfirmasi: apa betul untuk PSC yang ditandatangani setelah tahun 2010 dihwajibkan membayar PBB untuk seluas area WKnya ? Kalau rata-rata area WK eskplorasi sekitar 8000 km2 dan dengan harga tanah diasumsikan sangat murah Rp 1000/m2 dan asumsi nilai tukar dollar sekitar Rp 8,500, maka PBB per tahunnya hampir 1.9MUS$ !!! Suatu jumlah yang sangat besar karena kalau saya hitung rata-rata komitmen pasti 3 tahun pertama untuk kontrak-kontrak di tahun 2011 itu sekitar 11 MUS$. Nah kalau PBBnya 1.9MUS$/tahun khan untuk 3 tahun menjadi 5.7 MUS$ atau separo lebih dari komitmen kerjanya sendiriApalagi kalau ini diberlakukan ke blok CBM yang rata-rata komitmen pastinya jauh lebih kecil, jangan-jangan malah lebih banyak bayar PBBnya yah... salam, NSy --- On Wed, 1/25/12, Awang Harun Satyana aha...@bpmigas.go.id wrote: From: Awang Harun Satyana aha...@bpmigas.go.id Subject: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software To: 'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, January 25, 2012, 11:30 PM Pak Fariman, Pertanyaan ini berhubungan dengan fungsi tugas BPMIGAS, jadi saya jawab ya. Jawaban ini berlaku untuk semua Oil Co baik nasional maupun multinasional. Pembelian dan/sewa untuk pertama kali software2 tersebut masuk ke alokasi anggaran G G dan menggunakan AFE (ini kelihatannya menjadi kasus yang Pak Fariman tanyakan). Maintenance rutin software tersebut termasuk penambahan modul yang berhubungan menggunakan alokasi anggaran Exploration Admin, tanpa AFE. Baik termasuk anggaran GG maupun Explor Admin harus melalui prosedur pengajuan yang b Powered by Telkomsel BlackBerry® PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether
Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)
Saya kira ini bukan polemik, tetapi wacana atau diskusi, silahkan tambah data, pendapat, bahkan guyonan. Saya menikmatinya. RPK Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: hse...@gmail.com Date: Wed, 1 Feb 2012 23:40:02 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB) Setuju atuh Akang kalau polemik ini tidak harus disimpulkan cepat2. Semua alternatif interpretasi itu harus dikumpulkan dan dipilah-pilah mana yang bisa dijadikan fakta dan mana yang bisa dijadikan data. Apalagi interpretasi yang hanya dari peta topografi dan gambar tanpa pernah menyentuh bendanya, itu mah masih jauhh! Kita lihat saja perkembangan selanjutnya dari para pakar yang sudah terjun ke lokasi yang tentunya lebih afdol interpretasinya. Selamat meneliti! Habash Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: Ipong ipongkun...@gmail.com Date: Wed, 1 Feb 2012 21:14:31 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB) Teman-teman, Saya tidak melihat bahwa polemik G. Sadahurip harus disimpulkan sesegera mungkin dgn satu jawaban saja. Justru kata saya iini menarik sekali apalagi sampai terkesan di mass media telah ada perbedaan analisa antara sesama geologiawan maupun antar ilmuwan dari bbrpa bidang spt arkeologi bahkan hingga istana negara, masyarakat biasa dan wartawan oportunis. Jangan hanya panggung politik praktis yg masuk berita karena kisruh terus, mari kita jadikan polemik ini agar bisa dijual utk tujuan geowisata, wisata budaya, atau sekedar menjadi tujuan jalan-jalan / hiking orang awam yg penasaran, tetapi dikemas dalam bahasa populer yg mendidik anak bangsa di dalam memperkenalkan keragaman cara menganalisa sesuatu fenomena menarik. Coba kita renungkan bgmana cara keumuman orang ketika diminta utk menjelaskan sebuah gambar Mickey Mouse? umumnya mayoritas langsung loncat kepada kesimpulan akhir melalui analisa seadanya sbb: kupingnya lucu kayak tikus, tuh kan ada ekornya, mulutnya juga, ahh pasti ini tokoh kartun Mickey Mouse. Sebagian lagi lbh memilih memulai dari analisa dan deskripsi bagian gambar satu persatu: telinganya agak bulat-oval, berwarna putih di bgn dalam dan hotam di luarnya, tidak ada rambut di antara dua telinga ini, moncongnya pun agak bulat lbh maju bibir bgn atas ketimbang yg bawah, shg gigi atasnya selalu kelihatan ada kumis beberapa helai, sepertinya ini bukan manusia tetap hewan mengerat, dst dst...hingga dia menyimpulkan ini adalah Mickey Mouse. Nah karena banyak dibicarakan maka akan mengundang keingintahuan yg lbh besar lagi dari bnyk pihak shg diskusi menjadi hidup karena semakin bnyak unsur detil yg tanpa disadari bisa muncul. Selamat bereksplorasi dgn cara masing2. Jangan terlalu cepat berkesimpulan, toh tidak dikejar deadline. Diskusikan dgn pihak2 di luar Indonesia jika perlu shg mereka datang utk berinvestasi dlm research, tp jgn sampai kecolongan yg publish Sadahurip di National Geographic nanti akhirnya orang2 barat di AAPG, Discovery Channel, National Gegraphic Ulah atuh euyyy leubar ah :) Salam Sent from my iPhone On 1 Feb 2012, at 15:58, hse...@gmail.com wrote: Menarik sekali ternyata Gn. Sadahurip ini. Dari foto terlampir, nampak sempurna bentuk piramidnya. Kalau dari peta topografi yang dikirim Mang Okim bbrp hari lalu, memang bentuk kerucut Sadahurip dari udara nampak asimetri dengan sisi Barat Daya dan Tenggara lebih terjal dari sisi Barat Laut/Timur laut. Dari peta topografi memang Gn. Sadahurip tidak beralas segiempat. Dari ekspresi morfologi disekitar Gn. Sadahurip tampak morfologi sekitarnya itu dibangun oleh endapan material dari arah relatif tenggara yang arahnya berbelok ke barat dan utara dengan titik pemisahnya adalah sudut tenggara dari piramid Sadahurip. Seandainya tubuh sadahurip dibangun oleh endapan volkanik apakah itu endapan laharik, lava, atau piroklastik, dari ekspresi morfologinya kemungkinan mempunyai kemiringan relatif ke utara-barat laut (sisi landai dari piramid) seperti ekspresi sebuah hogback mungkin? (Saya hanya mencoba menerapkan interpretasi morfologi dari peta topografi seperti yang diajarkan Pak Sampurno lebih 30 tahun yang lalu). Jadi, kalau Gn. Sadahurip itu ternyata bukan piramid spt yang diduga, kemungkinan Gn. Sadahurip itu merupakan remnant dari sebagian kecil dari older volcanic body terutama apabila tidak ada sisa conduit disitu. Bisa saja merupakan remnant dari suatu flank of older volcanic (Galunggung tua??). Karena sangat tipikal sekali gunungapi2 di Indonesia itu tidak membentuk kerucut sempurna karena pusat erupsi-nya yang berpindah-pindah mengikuti arah tertentu. Seperti Gn Merapi di Jawa Tengah lavanya sering
Re: [iagi-net-l] Pemodelan Air Tanah
HaloBang Bosman yang sedang belajar pemodelan airtanah... Saat ini perkembangan piranti lunak (software) pemodelan airtanah sudah berkembang sangat pesat, tidak hanya di dunia juga di tanah air kita.. Mulai dari Surfer dan Rockware sebagai software perintis saat ini Modflow, Fe-Flow, GWRM dll juga sudah menjadi piranti lunak standard yang digunakan para hidrogeologis. Untuk detailnya, mungkin bisa mengontak para dosen atau mahasiswa di Program Magister Teknik Air Tanah-ITB. Mereka saat ini sedang terus mengembangkan aplikasi dari piranti-piranti lunak ini supaya cocok dengan Indonesia yang beriklim tropis dan didominasi oleh endapan kuarter ini. Bicara soal model airtanah, konsep GIGO (Garbage In Garbage Out) sepertinya masih berlaku. Saat ini sumur pantau di negara kita masih sangat terbatas dan cenderung berkurang karena faktor usia sumur. Penambahan terus dilakukan, tapi ini harus bersaing dengan sumur produksi yang sering kali lebih prioritas. Tahun ini saja ada permintaan 400 sumur bantuan di seluruh negeri yang sedang diusahakan oleh DESDM. Salam, Fajar (2441) From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com Hallo... saya baru saja selesai mengerjakan tugas, :). mungkin bisa menstimulus diskusi soal air tanah kali ya???, model saya tentu saja kualitasnya masih cetek. ***
Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB)
Hatur nuhun Pak Koesoema koreksinya atas wacana ini. Semoga bisa menambah alternatif bahasan paling tidak untuk tahap reconnaisance mungkin? Salam, Habash Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: koeso...@melsa.net.id Date: Thu, 2 Feb 2012 02:10:42 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB) Saya kira ini bukan polemik, tetapi wacana atau diskusi, silahkan tambah data, pendapat, bahkan guyonan. Saya menikmatinya. RPK Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: hse...@gmail.com Date: Wed, 1 Feb 2012 23:40:02 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB) Setuju atuh Akang kalau polemik ini tidak harus disimpulkan cepat2. Semua alternatif interpretasi itu harus dikumpulkan dan dipilah-pilah mana yang bisa dijadikan fakta dan mana yang bisa dijadikan data. Apalagi interpretasi yang hanya dari peta topografi dan gambar tanpa pernah menyentuh bendanya, itu mah masih jauhh! Kita lihat saja perkembangan selanjutnya dari para pakar yang sudah terjun ke lokasi yang tentunya lebih afdol interpretasinya. Selamat meneliti! Habash Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: Ipong ipongkun...@gmail.com Date: Wed, 1 Feb 2012 21:14:31 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sadahurip Dari Atas Sepeda (was: Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB) Teman-teman, Saya tidak melihat bahwa polemik G. Sadahurip harus disimpulkan sesegera mungkin dgn satu jawaban saja. Justru kata saya iini menarik sekali apalagi sampai terkesan di mass media telah ada perbedaan analisa antara sesama geologiawan maupun antar ilmuwan dari bbrpa bidang spt arkeologi bahkan hingga istana negara, masyarakat biasa dan wartawan oportunis. Jangan hanya panggung politik praktis yg masuk berita karena kisruh terus, mari kita jadikan polemik ini agar bisa dijual utk tujuan geowisata, wisata budaya, atau sekedar menjadi tujuan jalan-jalan / hiking orang awam yg penasaran, tetapi dikemas dalam bahasa populer yg mendidik anak bangsa di dalam memperkenalkan keragaman cara menganalisa sesuatu fenomena menarik. Coba kita renungkan bgmana cara keumuman orang ketika diminta utk menjelaskan sebuah gambar Mickey Mouse? umumnya mayoritas langsung loncat kepada kesimpulan akhir melalui analisa seadanya sbb: kupingnya lucu kayak tikus, tuh kan ada ekornya, mulutnya juga, ahh pasti ini tokoh kartun Mickey Mouse. Sebagian lagi lbh memilih memulai dari analisa dan deskripsi bagian gambar satu persatu: telinganya agak bulat-oval, berwarna putih di bgn dalam dan hotam di luarnya, tidak ada rambut di antara dua telinga ini, moncongnya pun agak bulat lbh maju bibir bgn atas ketimbang yg bawah, shg gigi atasnya selalu kelihatan ada kumis beberapa helai, sepertinya ini bukan manusia tetap hewan mengerat, dst dst...hingga dia menyimpulkan ini adalah Mickey Mouse. Nah karena banyak dibicarakan maka akan mengundang keingintahuan yg lbh besar lagi dari bnyk pihak shg diskusi menjadi hidup karena semakin bnyak unsur detil yg tanpa disadari bisa muncul. Selamat bereksplorasi dgn cara masing2. Jangan terlalu cepat berkesimpulan, toh tidak dikejar deadline. Diskusikan dgn pihak2 di luar Indonesia jika perlu shg mereka datang utk berinvestasi dlm research, tp jgn sampai kecolongan yg publish Sadahurip di National Geographic nanti akhirnya orang2 barat di AAPG, Discovery Channel, National Gegraphic Ulah atuh euyyy leubar ah :) Salam Sent from my iPhone On 1 Feb 2012, at 15:58, hse...@gmail.com wrote: Menarik sekali ternyata Gn. Sadahurip ini. Dari foto terlampir, nampak sempurna bentuk piramidnya. Kalau dari peta topografi yang dikirim Mang Okim bbrp hari lalu, memang bentuk kerucut Sadahurip dari udara nampak asimetri dengan sisi Barat Daya dan Tenggara lebih terjal dari sisi Barat Laut/Timur laut. Dari peta topografi memang Gn. Sadahurip tidak beralas segiempat. Dari ekspresi morfologi disekitar Gn. Sadahurip tampak morfologi sekitarnya itu dibangun oleh endapan material dari arah relatif tenggara yang arahnya berbelok ke barat dan utara dengan titik pemisahnya adalah sudut tenggara dari piramid Sadahurip. Seandainya tubuh sadahurip dibangun oleh endapan volkanik apakah itu endapan laharik, lava, atau piroklastik, dari ekspresi morfologinya kemungkinan mempunyai kemiringan relatif ke utara-barat laut (sisi landai dari piramid) seperti ekspresi sebuah hogback mungkin? (Saya hanya mencoba menerapkan interpretasi morfologi dari peta topografi seperti yang diajarkan Pak Sampurno lebih 30 tahun yang lalu). Jadi, kalau Gn. Sadahurip itu ternyata bukan piramid spt yang
Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software
Memang praktek terdahulu adalah K3S hanya menyerahkan data luas daerah saja seperti yang pa Yusak jelaskan tapi setelah GR 79 pembayaran PBB ini diserahkan ke kontraktornya.. Masalahnya sekarang tidak ada yg tahu bagaimana menghitungnya dan berapa harganya.. terutama kalau di tengah laut Salam, Leo From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, February 2, 2012 8:25 AM Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software Yusak, Good to know itbut are you sure on it? Di bawah ada yang menjelskan agak beda: - tidak ada klausul exemption - berlaku untuk onshore dan offshore - berlaku untuk tanah dan/atau bangunan salam, === PBB for Oil and Gas Please note, subject to provisions of GR 79 and PSC post 2010, only PBB payment(s) is cost recoverable. Refer to GR 79, PBB is categorized as an indirect tax. As for regional tax, up to date, PBB for Oil and Gas is not fall under such criteria. Pursuant to Law 28/2009, PBB for mining area (including oil and gas) is still under and therefore collect by the central government. The Object of PBB for Oil and Gas Pursuant to PER-71/2010 jo. SE-155/2010, PSC contractors are obliged to submit a document of SPOP (Notification Letter of PBB for Oil and Gas-Surat Pemberitahuan Objek Pajak PBB Pertambangan Minyak dan Gas Bumi) to the Pratama Tax Office, through BPMIGAS. PER-71/2010 jo. SE-155/2010 divides oil and gas area into several types of area.: Productive and Non Productive Area. However there is no different treatment between Non Productive Area and other areas, in terms of area to be reported, all of their size/acreage must be reported under the SPOP. The taxable object of PBB for Oil and Gas are: (i) the land (bumi) area, which coversboth onshore and offshore; and (ii) the building (bangunan), which covers all buildings that located, also, both onshore and offshore. Imposition/Calculation of PBB for Oil and Gas Based on the SPOP submitted by PSC contractors, the Pratama Tax Office shall issue SPPT (Notification Letter of Payable Tax-Surat Pemberitahuan Pajak Terutang). The SPPT is a letter used by tax authority to notify the taxpayer on the payable value or nominal (nilai yang terutang) of PBB for Oil and Gas. The basis for imposing the PBB for Oil and Gas is the Sale Value of the Tax Object (Nilai Jual Objek Pajak – “NJOP”). For reference, in general PER-71/2010 jo. SE-155/2010 provides how the NJOP is determined, i.e.: either for onshore or offshore, by comparing with the land price of surrounding area with necessary adjustment. = salam,--- On Tue, 1/31/12, batu gamping bgamp...@yahoo.com wrote: From: batu gamping bgamp...@yahoo.com Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, January 31, 2012, 9:26 PM All PSC is exempted (tidak harus bayar) from paying PBB, tapi setiap tahun kita harus menyerahkan surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) PBB dengan menggunakan form standar yang di minta oleh BPMIGAS pada waktu yang di tentaukan oleh BPMIGAS. kalau deadline itu terlweati, maka kita harus menyerahkan langsung SPOP tersebut ke kantor pajak pusat salam Yusak--- On Wed, 2/1/12, Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id wrote: From: Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id Subject: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, February 1, 2012, 8:10 AM --Original Message--To: iagi-...@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya SoftwareSent: Jan 31, 2012 07:37Pak Awang belum menjawab, mungkin karena gak begitu faham soal PBB ini, sama seperti saya (dan temen2 BPMIGAS yg ikutan milis iagi ini). Akan saya coba tanyakan ke temen di BPMIGAS yg mengurusi soal ini. Sependek pengetahuan saya sih, yg kena PBB adalah area yg ada bangunan dan fasilitas aja, misalnya yg di atasnya ada sumur, ada pipa, ada kantor, ada fasilitas produksi lainnya, dan itu termasuk fasilitas produksi yg terapung (di darat dan di air kena PBB juga). Jadi umumnya WK Eksplorasi itu membayar PBB jauh lebih rendah ketimbang yg WK Produksi. Katanya sih, industri Migas kita itu adalah penyumbang pajak PBB terbesar dan pajak tersebut dinikmati langsung oleh daerah penghasil. Salam,Nuning--Original Message--From: Amir Al AminTo: iagi-...@iagi.or.idReplyTo: iagi-...@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya SoftwareSent: Jan 31, 2012 07:03Lucu juga kalau dihitung dari area WK nya. Kalau well pad dan fasilitas permukaan, cukup wajar. Pokoknya daerah yang tidak boleh dilewati/digunakan umum/orang lain, mestinya PBB menjadi tanggung jawab pengguna (perusahaan minyak/emas/batubara) . Yang
Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software
Saya sudah mengirim e-mail ke divisi/dinas di BPMIGAS, yg mengurus soal PBB ini, namun sampai hari ini belum ada jawaban/penjelasan. Sabar dulu y... (Sangat boleh jadi, hal PBB ini memang masih didiskusikan antara BPMIGAS dan Dept. Keuangan/DitJen Pajak). Agak repot ya... Nanti klo cost recovery naik sekian persen (gara2 pajak) kan BPMIGAS yg kena hajar. Salam, Nuning Powered by Telkomsel BlackBerry® From: leonardus tjahjadi lstjahj...@yahoo.com Date: Wed, 1 Feb 2012 21:40:02 -0800 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software Memang praktek terdahulu adalah K3S hanya menyerahkan data luas daerah saja seperti yang pa Yusak jelaskan tapi setelah GR 79 pembayaran PBB ini diserahkan ke kontraktornya.. Masalahnya sekarang tidak ada yg tahu bagaimana menghitungnya dan berapa harganya.. terutama kalau di tengah laut Salam, Leo From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, February 2, 2012 8:25 AM Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software Yusak, Good to know itbut are you sure on it? Di bawah ada yang menjelskan agak beda: - tidak ada klausul exemption - berlaku untuk onshore dan offshore - berlaku untuk tanah dan/atau bangunan salam, === PBB for Oil and Gas Please note, subject to provisions of GR 79 and PSC post 2010, only PBB payment(s) is cost recoverable. Refer to GR 79, PBB is categorized as an indirect tax. As for regional tax, up to date, PBB for Oil and Gas is not fall under such criteria. Pursuant to Law 28/2009, PBB for mining area (including oil and gas) is still under and therefore collect by the central government. The Object of PBB for Oil and Gas Pursuant to PER-71/2010 jo. SE-155/2010, PSC contractors are obliged to submit a document of SPOP (Notification Letter of PBB for Oil and Gas-Surat Pemberitahuan Objek Pajak PBB Pertambangan Minyak dan Gas Bumi) to the Pratama Tax Office, through BPMIGAS. PER-71/2010 jo. SE-155/2010 divides oil and gas area into several types of area.: Productive and Non Productive Area. However there is no different treatment between Non Productive Area and other areas, in terms of area to be reported, all of their size/acreage must be reported under the SPOP. The taxable object of PBB for Oil and Gas are: (i)the land (bumi) area, which coversboth onshore and offshore; and (ii) the building (bangunan), which covers all buildings that located, also, both onshore and offshore. Imposition/Calculation of PBB for Oil and Gas Based on the SPOP submitted by PSC contractors, the Pratama Tax Office shall issue SPPT (Notification Letter of Payable Tax-Surat Pemberitahuan Pajak Terutang). The SPPT is a letter used by tax authority to notify the taxpayer on the payable value or nominal (nilai yang terutang) of PBB for Oil and Gas. The basis for imposing the PBB for Oil and Gas is the Sale Value of the Tax Object (Nilai Jual Objek Pajak – “NJOP”). For reference, in general PER-71/2010 jo. SE-155/2010 provides how the NJOP is determined, i.e.: either for onshore or offshore, by comparing with the land price of surrounding area with necessary adjustment. = salam,--- On Tue, 1/31/12, batu gamping bgamp...@yahoo.com wrote: From: batu gamping bgamp...@yahoo.com Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, January 31, 2012, 9:26 PM All PSC is exempted (tidak harus bayar) from paying PBB, tapi setiap tahun kita harus menyerahkan surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) PBB dengan menggunakan form standar yang di minta oleh BPMIGAS pada waktu yang di tentaukan oleh BPMIGAS. kalau deadline itu terlweati, maka kita harus menyerahkan langsung SPOP tersebut ke kantor pajak pusat salam Yusak--- On Wed, 2/1/12, Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id wrote: From: Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id Subject: Fw: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya Software To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, February 1, 2012, 8:10 AM --Original Message--To: iagi-net@iagi.or.idhttp://us.mc1904.mail.yahoo.com/mc/compose?to=iagi-net@iagi.or.idSubject: Re: [iagi-net-l] PBB untuk blok eksplorasi??? was: RE: [iagi-net-l] FW: Tanya SoftwareSent: Jan 31, 2012 07:37Pak Awang belum menjawab, mungkin karena gak begitu faham soal PBB ini, sama seperti saya (dan temen2 BPMIGAS yg ikutan milis iagi ini). Akan saya coba tanyakan ke temen di BPMIGAS yg mengurusi soal ini. Sependek pengetahuan saya sih, yg kena PBB adalah area yg ada bangunan dan fasilitas aja, misalnya yg di atasnya ada sumur, ada pipa, ada kantor, ada fasilitas produksi lainnya, dan itu termasuk fasilitas produksi yg terapung (di darat
[iagi-net-l] Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp 11,16 tri
Wahyu Daniel : detikFinance detikcom - Jakarta, Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp 11,16 triliun. Akibat kegiatan pengeboran sumur minyak yang ternyata tak menghasilkan apa-apa atau diistilahkan dry hole. Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan, hal tersebut menandakan tingginya risiko investasi di sektor hulu migas di Indonesia. Dikatakan Priyono, semua investasi tersebut ditanggung sepenuhnya oleh investor karena cost recovery hanya akan dibayarkan pemerintah apabila lapangan migas sudah berproduksi. Dry hole merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi yang tidak berhasil menemukan cadangan migas yang cukup ekonomis untuk dikembangkan. Tingginya resiko saat eksplorasi membuat banyak investor tidak berani, karena apabila tidak berhasil, mereka bisa kehilangan seluruh investasi. Disinilah kita melihat kita masih sangat membutuhkan investasi asing, ujar Priyono dikutip dari situs BP Migas, Kamis (2/2/2012). BP Migas mencatat, di 2010 terdapat kejadian dry hole di 30 sumur dengan kehilangan investasi mencapai US$ 776 juta. Sedangkan di 2011, jumlah sumur dry hole mencapai 12 sumuur dengan total investasi yang hilang mencapai US$ 461 juta. Dicontohkan Priyono, kejadian dry hole di Blok Semai 2 di Papua. Pertamina sempat memprotes saat kontraktor swasta terpilih sebagai operator blok tersebut beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, sekarang terbukti eksplorasi di sana tidak menemukan cadangan yang komersial. Bisa dibayangkan apabila Pertamina masuk ke Semai 2, Pertamina bisa kehilangan US$ 200 juta dalam waktu 6 bulan. Dengan hanya memiliki sebagian partisipasi (participating interest) di blok tersebut, Pertamina tidak harus menanggung kerugian sebesar itu, ujar Priyono. Wahyu Daniel : detikFinance detikcom - Jakarta, Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp 11,16 triliun. Akibat kegiatan pengeboran sumur minyak yang ternyata tak menghasilkan apa-apa atau diistilahkan dry hole. Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan, hal tersebut menandakan tingginya risiko investasi di sektor hulu migas di Indonesia. Dikatakan Priyono, semua investasi tersebut ditanggung sepenuhnya oleh investor karena cost recovery hanya akan dibayarkan pemerintah apabila lapangan migas sudah berproduksi. Dry hole merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi yang tidak berhasil menemukan cadangan migas yang cukup ekonomis untuk dikembangkan. Tingginya resiko saat eksplorasi membuat banyak investor tidak berani, karena apabila tidak berhasil, mereka bisa kehilangan seluruh investasi. Disinilah kita melihat kita masih sangat membutuhkan investasi asing, ujar Priyono dikutip dari situs BP Migas, Kamis (2/2/2012). BP Migas mencatat, di 2010 terdapat kejadian dry hole di 30 sumur dengan kehilangan investasi mencapai US$ 776 juta. Sedangkan di 2011, jumlah sumur dry hole mencapai 12 sumuur dengan total investasi yang hilang mencapai US$ 461 juta. Dicontohkan Priyono, kejadian dry hole di Blok Semai 2 di Papua. Pertamina sempat memprotes saat kontraktor swasta terpilih sebagai operator blok tersebut beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, sekarang terbukti eksplorasi di sana tidak menemukan cadangan yang komersial. Bisa dibayangkan apabila Pertamina masuk ke Semai 2, Pertamina bisa kehilangan US$ 200 juta dalam waktu 6 bulan. Dengan hanya memiliki sebagian partisipasi (participating interest) di blok tersebut, Pertamina tidak harus menanggung kerugian sebesar itu, ujar Priyono. Powered by Telkomsel BlackBerry®
Re: [iagi-net-l] Ganti topik: Komitmen Seismik Tok
Iya betul Setuju dengan penjelasan tambahan dari mas Avi ini. Intinya, aku hanya menjelaskan aja bahwa sebaiknya yang namanya Komitmen Pasti adalah sesuatu yg firm, yg harus dikerjakan dalam 3 tahun pertama, berdasarkan data subsurface awal (saat blok diambil). Klo dalam perjalanan selanjutnya ada sesuatu yg ternyata beda dgn konsep awalnya, ya tentu ada konsekuensinya. Sebaiknya baca/pelajari isi kontrak KKS-nya deh, supaya faham soal Komitmen Pasti dan penaltinya/konsekuensinya. Perlu diingat juga bahwa pelaksanaan Komitmen Pasti dalam 3 thn pertama itu, kurang dari 30 % (artinya lebih dari 70% Komitmen Pasti TIDAK dilaksanakan oleh KKKS dalam 3 tahun pertama kontrak, dgn berbagai sebab). Itu lah kenyataannya, setidaknya sampai dengan pertengahan tahun 2011. Gimana mau menemukan hidrokarbon klo pengeborannya hanya sedikit dibandingkan rencananya ; penambahan WK Baru tidak diikuti oleh penambahan kegiatan eksplorasi yg signifikan. Mudah2an sih sekarang dan yang akan datang, akan lebih baik lagi keadaannya. Ayo lah... Kita eksplorasi saja, gak usah diskusi lagi panjang lebar. Salam, Nuning Powered by Telkomsel BlackBerry® From: rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Thu, 2 Feb 2012 14:12:16 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ganti topik: Komitmen Seismik Tok mbak Nuning kan jumlah sumur komitmen ngga harus sama dg jumlah lead quick and dirty, bisa saja ada 3 prospects dan 1 lead tapi kalau discovery, appraisal well bisa di jadikan komitmen juga toh, ini sebagai misal. Nah kalau setelah di kuasai PSC kemudian di run seismic 2D or 3D bisa jadi ada tambahan Prospects dan leads, meskipun ukurannya kecil Sebenernya setiap daerah yg telah di award ke pelaksana yg tinggal BPMigas aja nagih ke kontraktor untuk melaksankan as is, kecuali ada pertimbangan logis yg secara ilmiah bisa di terima, misal propose 3D, tapi setelah di pelajari lebih lanjut mau 2D dulu ya monggo tapi mestinya ya equivalenbt dg komitment 3D yg di janjikan. kalau semua di bikin HITAM / PUTIH maka dunia ini sudah tidak cantik lagi Salam Avi NPA 0666 2012/2/1 Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.idmailto:nugrah...@bpmigas.go.id Nah Klo pendapat ini aku setuju banget, mas Ipong ! Aku rasa ada temen dari Migas juga yang ikutan iagi-net, dan mudah2an bisa sedikit banyak dapat menerima saran ini, yaitu evaluasi utk memenangkan suatu KKKS atas blok yg diinginkan, lebih pada program kerja komitmennya yang sesuai dgn kondisi subsurface-nya. Ada loh Suatu KKKS yg punya program Komitmen Pasti 10 sumur sementara prospeknya (dgn data seismik yg ada saat itu) cuman ada 3-4 prospek/lead saja. Ada juga yg punya program seismik 3D di tahun pertama trus langsung mengajukan pengalihan komitmen karena katanya pengen seismik 2D (darat) aja, mau ngebor dulu, dan setelah berhasil baru seismik 3D (masih bagus bila gak maksa supaya BPMIGAS menyetujui seismik 2D-nya itu sebagai Komitmen Pasti). Btw, Dit.Jen Migas sudah melakukan banyaaakk sekali perbaikan dari tahun ke tahun, dalam hal penawaran lahan. Dan saya harapkan temen2 yg kerja di perusahaan konsultan yg kebetulan mengerjakan evaluasi penawaran WK baru, dapat memberikan rekomendasi yang paling oke, utk membantu temen2 DitJen Migas dlm mengevaluasi WK Baru. Salam, Nuning Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ipong ipongkun...@gmail.commailto:ipongkun...@gmail.com Date: Tue, 31 Jan 2012 23:43:38 To: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Ganti topik: Komitmen Seismik Tok Ibu Nuning, Mohon maaf sekaligus terima kasih atas respon positif nya. Tulisan saya memang kurang bgtu jelas setelah dibaca ulang. Maksud sebenarnya akankah pemerintah (bukan BPMIGAS, tetapi MIGAS) mempertimbangkan utk memenangkan bid suatu Blok dmna suatu perusahaan hanya mengajukan seismik 3D berbiaya tinggi jika dihadapkan kpd perusahaan lain yg mengajukan komitmen pemboran 2 sumur dengan seismik 2D seadanya dlm masa 3 thn pertama masa eksplorasi. Taruhlah kesulitan Blok yg sdg ditender ini telah diketahui bersama adalah cukup tinggi dimana berdasar data seismik terdahulu tidak dijumpai cebakan 4 arah (monoclinal structure) tetapi diduga memiliki potensi perangkap stratigrafi dan / atau fractured reservoir. Kumpeni A hanya mengajukan program seismik 3D offshore long cable seluas 3000 km2 dgn opsi penambahan data akuisisi seluas 1000km2 bila hasil raw field data processingnya menjanjikan di dalam mengindikasi fenomena anomali seismik tertentu. Saya tidak paham dgn harga seismik 3D canggih di offshore sekarang tetapi mari diasumsikan total biaya US$ 6-8juta. Sementara kumpeni lain mengajukan 2 sumur eksplorasi plus infill 2D seismik di sela sela data seismik lama thn 1980an utk memetakan fenomena pinch out karena