Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Re: [iagi-net] Dana Ketahanan Energi
Liamsi Setuju dengan pendapat Anda .Jadi yang menjadi PR adalah mekanisme dan detil objektif dari pemanfaatan dana tsb kan ?Dan , bukannya tidak setuju dana itu dipungut .Kalau tujuannya Energi Barudan targetnya 2025 maka PLTN dalahsatu satunya pilihan yang paling rasional.Geothermal Wong, hari hari berjuang soal tarif dengan PLN yang nggak selesai selesai koq,kenapa susah ? Karena ternyata operasi geothermal dari eksplorasi ke pengembangan tidak bisa murah. si Abah On Wednesday, December 30, 2015 10:09 AM, "lia...@indo.net.id" wrote: Menyangkut dana energi ini ada dua hal, pertama ttg Sumber Dananya ini menyangkut dasar hukumnya , mekanisme pengambilannya serta penyimpanannya / pembelanjaannya ( tentunya masuk mekanisme APBN karena dana negara ), kita tdk perlu masuk diranah ini. Yang kedua ttg Kegunaannya , kalau kita baca dimedia kegunaan dana ini untuk kegiatan pengembangan EBT dan juga kegiatan ekplorasi .Dalam pengembangan EBT ada didalamnya Geothermal yg dekat dekat dg Geologi , ini artinya ada kegiatan geothermal ( hulu dan Hilir ) yg akan didanai oleh Dana Energi . Kalau kita baca PP Kebijakan energi 2014 , disitu ditargetkan EBT paling sedikit 23% di 2025 ( 10 tahun lagi ) bisa jadi untuk mencapai target tsb Geothermal akan berkontribusi lbh dari 10.000 MW di 2025 nanti, sedangkan saat ini baru ada kurang lebih 1400 MW daya terpasangnya , pertanyaanya Mungkinkah target tsb dipenuhi dalam kurun waktu 10 thn yang akan datang ? tentunya jawabannya bisa Ya atau Tidak , Coba kita tengok kebelakang Geothermal ini pertama kali di pakai untuk listrik pada tahun 1983 dg Kapasitas terpasang 30 MW di Kamojang dan sampai saat ini ( 2015) baru mencapai 1400 MW , ini artinya tiap tahun hanya mampu menambah kira kira 40 MW , dengan asumsi ini artinya dalam sepuluh tahun kedepan ( 2025 ) baru akan menambah tidak lebih 500 MW jauh dari target KEN yg 10.000 MW tsb, ini artinya harus ada Usaha yg super maksimal untuk memenuhi target KEN 2025 tsb ( kalau tidak tercapai berarti menyalahi PP ) , Pertanyaanya Bagaimana menggunakan alokasi dana energi tsb untuk mencapai target di KEN tsb ? karena waktunya tinggal sepuluh tahun disisi lain pembangunan Geothermal itu memakan waktu 7 thn mulai dari ekplorasi samapai Nyala listriknya , jadi harus betul betul dirumuskan dg akurat bagaimana mengalokasikan dana tsb ( kalau ada ) apakah untuk ekplorasi atau yg lain . atau malah jangan jangan rendetnya/ macetnya bukan karena kekurangan dana . Kemudian dana energi tb juga akan digunakan untuk ekplorasi ( secara soesifik ekplorasi migas ) dg tujuan akhir untuk meningkatkan produksi , Pertanyaanya kegiatan ekplorasi apa saja yg bisa menggunakan dana ini ( R & D ) , kemudian siapa yg ditugasi untuk menggunakan dana tsb apakah Lembaga R & D Plat merah atau langsung ke BUMN Migas ( Penugasan ke BUMN / bisa dg model PMN) , dll Masih banyak PR yg harus dikerjakan untuk " Membumikan " dana energi tsb , shg tepat sasaran dan sesuai dg tujuannya,Kalau kita tengok kebelakang kita itu sdh sering membuat aturan / regulasi/ kebijakan , namun hasilnya belum bisa maksimal kadang malah lbh ke "euforianya" ISM > Kalau dana ketahanan energi kaitannya dng (dana) eksplorasi > mestinya ini terkait dng IAGI yg domainnya memang di bagian > hulu pengelolaan sumberdaya kebumian. Bbrp penasehat PPIAGI > (pak Andang dan pak Rovicky) mungkin punya info dan > pandangan ttg ini. > > Pandangan saya, kegiatan eksplorasi mestinya tetap menjadi > tanggung jawab negara yg bisa dikelola via badan pemerintah > (misal Badan Geologi) maupun perusahaan2 pemegang kontrak/ > ijin. Dana yg diambil dng "mengutip" dr penjualan produk > memang perlu diklarifikasi. > > Salam, > Daru > Sent from my mobile device > >> On Dec 30, 2015, at 09:31, kangim...@yahoo.com >> [economicgeology] wrote: >> >> Mas Stj, saya sangat setuju bahwa issue ini sangat penting >> utk dicermati dan ditanggapi tapi Apakah ini ada >> hubungannya dengan ilmu geologi atau profesi geologi atau >> hanya sekedar kebijakan politik. Sebagai organisasi >> profesi, iagi/mgei sebaiknya tetap dijalur profesi dan >> tidak masuk ke Jalur politik. Biarlah organisasi / lsm lain >> yg mmg menekuni jalur politik yg menanganinya. Demikian >> pemikiran saya. Im >> Powered by Telkomsel BlackBerry® >> >> -Original Message- >> From: " - stjbudisant...@yahoo.com" >> >> Sender: >> Date: Wed, 30 Dec 2015 00:22:26 >> To: iagi-net@iagi.or.id; >> economicgeol...@yahoogroups.com>> Reply-To: >> iagi-net@iagi.or.id >> Subject: [iagi-net] Dana Ketahanan Energi >> >> Relan-rekan 'IAGI-er dan MGEI-er': >> >> Isu (yang telah secara resmi diumumkan namun belum >> diberlakukan) tentang akan dikutipnya Dana Ketahanan Energi >> dari sebagian harga BBM per liternya akhir-akhir ini cukup >> panas bergulir di luar sana namun sepertinya adem-adem saja >> kita menanggapinya. >> >> Tidakkah IAGI merasa perlu minimal mencari tahu tentang >> apa, bagaimana dan kenapa ide ini direncanakan/(ha
Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Re: [iagi-net] Dana Ketahanan Energi
Menyangkut dana energi ini ada dua hal, pertama ttg Sumber Dananya ini menyangkut dasar hukumnya , mekanisme pengambilannya serta penyimpanannya / pembelanjaannya ( tentunya masuk mekanisme APBN karena dana negara ), kita tdk perlu masuk diranah ini. Yang kedua ttg Kegunaannya , kalau kita baca dimedia kegunaan dana ini untuk kegiatan pengembangan EBT dan juga kegiatan ekplorasi .Dalam pengembangan EBT ada didalamnya Geothermal yg dekat dekat dg Geologi , ini artinya ada kegiatan geothermal ( hulu dan Hilir ) yg akan didanai oleh Dana Energi . Kalau kita baca PP Kebijakan energi 2014 , disitu ditargetkan EBT paling sedikit 23% di 2025 ( 10 tahun lagi ) bisa jadi untuk mencapai target tsb Geothermal akan berkontribusi lbh dari 10.000 MW di 2025 nanti, sedangkan saat ini baru ada kurang lebih 1400 MW daya terpasangnya , pertanyaanya Mungkinkah target tsb dipenuhi dalam kurun waktu 10 thn yang akan datang ? tentunya jawabannya bisa Ya atau Tidak , Coba kita tengok kebelakang Geothermal ini pertama kali di pakai untuk listrik pada tahun 1983 dg Kapasitas terpasang 30 MW di Kamojang dan sampai saat ini ( 2015) baru mencapai 1400 MW , ini artinya tiap tahun hanya mampu menambah kira kira 40 MW , dengan asumsi ini artinya dalam sepuluh tahun kedepan ( 2025 ) baru akan menambah tidak lebih 500 MW jauh dari target KEN yg 10.000 MW tsb, ini artinya harus ada Usaha yg super maksimal untuk memenuhi target KEN 2025 tsb ( kalau tidak tercapai berarti menyalahi PP ) , Pertanyaanya Bagaimana menggunakan alokasi dana energi tsb untuk mencapai target di KEN tsb ? karena waktunya tinggal sepuluh tahun disisi lain pembangunan Geothermal itu memakan waktu 7 thn mulai dari ekplorasi samapai Nyala listriknya , jadi harus betul betul dirumuskan dg akurat bagaimana mengalokasikan dana tsb ( kalau ada ) apakah untuk ekplorasi atau yg lain . atau malah jangan jangan rendetnya/ macetnya bukan karena kekurangan dana . Kemudian dana energi tb juga akan digunakan untuk ekplorasi ( secara soesifik ekplorasi migas ) dg tujuan akhir untuk meningkatkan produksi , Pertanyaanya kegiatan ekplorasi apa saja yg bisa menggunakan dana ini ( R & D ) , kemudian siapa yg ditugasi untuk menggunakan dana tsb apakah Lembaga R & D Plat merah atau langsung ke BUMN Migas ( Penugasan ke BUMN / bisa dg model PMN) , dll Masih banyak PR yg harus dikerjakan untuk " Membumikan " dana energi tsb , shg tepat sasaran dan sesuai dg tujuannya,Kalau kita tengok kebelakang kita itu sdh sering membuat aturan / regulasi/ kebijakan , namun hasilnya belum bisa maksimal kadang malah lbh ke "euforianya" ISM > Kalau dana ketahanan energi kaitannya dng (dana) eksplorasi > mestinya ini terkait dng IAGI yg domainnya memang di bagian > hulu pengelolaan sumberdaya kebumian. Bbrp penasehat PPIAGI > (pak Andang dan pak Rovicky) mungkin punya info dan > pandangan ttg ini. > > Pandangan saya, kegiatan eksplorasi mestinya tetap menjadi > tanggung jawab negara yg bisa dikelola via badan pemerintah > (misal Badan Geologi) maupun perusahaan2 pemegang kontrak/ > ijin. Dana yg diambil dng "mengutip" dr penjualan produk > memang perlu diklarifikasi. > > Salam, > Daru > Sent from my mobile device > >> On Dec 30, 2015, at 09:31, kangim...@yahoo.com >> [economicgeology] wrote: >> >> Mas Stj, saya sangat setuju bahwa issue ini sangat penting >> utk dicermati dan ditanggapi tapi Apakah ini ada >> hubungannya dengan ilmu geologi atau profesi geologi atau >> hanya sekedar kebijakan politik. Sebagai organisasi >> profesi, iagi/mgei sebaiknya tetap dijalur profesi dan >> tidak masuk ke Jalur politik. Biarlah organisasi / lsm lain >> yg mmg menekuni jalur politik yg menanganinya. Demikian >> pemikiran saya. Im >> Powered by Telkomsel BlackBerry® >> >> -Original Message- >> From: " - stjbudisant...@yahoo.com" >> >> Sender: >> Date: Wed, 30 Dec 2015 00:22:26 >> To: iagi-net@iagi.or.id; >> economicgeol...@yahoogroups.com>> Reply-To: >> iagi-net@iagi.or.id >> Subject: [iagi-net] Dana Ketahanan Energi >> >> Relan-rekan 'IAGI-er dan MGEI-er': >> >> Isu (yang telah secara resmi diumumkan namun belum >> diberlakukan) tentang akan dikutipnya Dana Ketahanan Energi >> dari sebagian harga BBM per liternya akhir-akhir ini cukup >> panas bergulir di luar sana namun sepertinya adem-adem saja >> kita menanggapinya. >> >> Tidakkah IAGI merasa perlu minimal mencari tahu tentang >> apa, bagaimana dan kenapa ide ini direncanakan/(hanya) >> diwacanakan? Bukan ide bahwa kita perlu Dana Ketahanan >> Energi (kalau yang ini sangat perlu kan?) tapi ide tentang >> mekanisme mendapatkannya lah yang perlu dicari tahu duduk >> perkaranya. >> >> Sudah sedemikian tak pedulinyakah kita dengan menganggap >> isu seperti ini tidak cukup penting untuk dicermati >> (dikritisi)? Atau mungkin secara diam-diam telah begitu >> saja (terhipnotis?) menyetujuinya? >> >> Ide ini bisa jadi menggelikan sekaligus mengerikan . . . >> >> Salam, >> Budi Stj >> Powered by Telkomsel BlackBerry® >> >> --
[iagi-net] Dana Ketahanan Energi
Para IAGI netters Kalau mau dicari cari kesalahan dari pernyataan Menteri ESDM itu adalah :a. UU yang mengatakan ada "kewajiban" untuk mengutip dana spt ini tetap belum ada peraturan pelaksanaannya ( PP atau sejenisnya).b. Kalau ad . a saja belum ada tentu saja bagaimana mekanisme uang yang dikumpulkan itu diambil dari PTM dan diserahkan kepada Kem Keu jelas belum ada .c. Bagaimana flow dana non pajak ini akan dicatat dalam APBN ? Apakah akan diusulkan lagi pada APBN -P , sepertinya seperti itu. Sebagai intelektual kita jangan mnjadi anggota masyarakat yang sinis dan skpetis ,alangkah baiknya apabila kita meneropong suatu hal dengan urutan berfikir seorang intelktual juga ;a. Apakah secara teknis usulan itu masuk akal ?Saya kira sangat masuk akal.Kita masyarakat/ rakyat Indonesia sudah terlalu lama dimanjakan dengan subsidi BBM sehingga terlupakan untuk melakukan penghematan dan pemikiran devirsifikasi dan intensifikasi.Jadi apakah "pungutan" /pajak spt ini wajar.Saya kira wajar asal pelaksanaan dilakukan transparan dan jujur.( Ini memang yang susah)b.Apakah secara Undang Undang dan peraturan sudah benar.Ini yang memang belum ada aturannya.Dan memang harus diakui ini yang memang belum dipersiapkan.Apakah bisa dicari jalan keluar ? Tentu saja bisa , yi dengan membicarakannya dengan DPR.(Hal ini dikemukana oleh Setya Yudha kemarin malam di TV)c.Harus dimengerti bahwa "pungutan" spt ini bukan ditujukan untuk eksplorasi migasa akan tetapi untuk pengembangan energi baru dan terbarukan.Hal yang sudah lama diomongkan akan tetapi tidak pernah dilakukan secara intensif, contohnya adalah pengembangan PLTN yang jalan ditempat selama lebih dari 40 (empat puluh) tahun ( Kompas 27 Desember 2015). Demikian pendapat saya , semoga bermanfaat. si Abah Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Re: [iagi-net] Dana Ketahanan Energi
Saya sependapat dengan ulasan mas Rovicky dan rekan - rekan lainnya , penggunaan istilah kutipan walau hanya 200 rupiah atau 300 rupiah / liter sangat aneh karena sudah keluar dari pakem dan pastinya akan membebani bukan si masyarakat tapi si penerima / pengguna dana tersebut. Katakanlah untuk kepentingan Explorasi .. yang akan ketiban dana tersebut pastinya Komite Explorasi Nasional (KEN) dibawah Mas Andang Bachtiar .. kebayang 280juta pasang mata akan melihat kerja KEN yang ketiban dana 1,4 trilliun setiap bulannya. Tambahan lagi perlu ada baik Undang - Undangnya , Perpu dll yang harus disiapkan .. seperti Pipanisasi .. Siapkan Pipanya baru air boleh dialiri bukan aliri dulu baru siapkan pipanya .. Seperti yang sudah ada sebelumnya hasil penjualan Migas beserta produk produk ikutannya yang lain dikalkulasi secara utuh baru dengan sistem bagi hasil , jangan terlalu sering membuat perubahan yang tidak perlu , benahi yang ada , lakukan Modern Management System yang tepat Satu lagi yang menggelitik dari tulisan mas Rovicky *(dalam hati saya mikir, kebijakan dana yg kontroversial ini akan dianulir untuk memunculkan seorang "pahlawan")* *Saya ingat waktu pelarangan Ojek sebagai Moda Transportasi Masyarakat sesuai UU no 22 tahun 2009 , memang tidak disebutkan baik Ojek Pangkalan atau Ojek Online sebagai moda transportasi ... tapi hukum tertulis bisa di "overight" dengan hukum terucap ... hemmm dan sebentar lagi mungkin sang pahlawan itu akan datang lagi ... * *Laksanakan yang Tertulis bukan yang Terucap * *Kerjakan yang Harus bukan yang Baik .. * *Semoga suatu saat kita lebih bijak dalam menyikapinya * *Amin * *Dari Lembah sungai Kelang .. di Penghujung 2015 * 2015-12-30 10:10 GMT+08:00 Rovicky Dwi Putrohari : > Mudah-mudahan pungutan ini tidak karena untuk kebutuhan eksplorasi migas. > Dana eksplorasi semestinya bukan diambil dg cara seperti ini. Khawatir > kalau muncul persepsi bahwa, seolah olah, eksplorasi baru akan dilakukan > karena adanya dana tambahan secara khusus. > > Penting dimengerti bagi sebuah negara, kegiatan eksplorasi HARUS tetap > dilakukan walau harga komoditasnya rendah maupun tinggi. Karena sebagai > energi, migas adalah kebutuhan mutlak sedangkan dampak/hasil kegiatan > eksplorasi > adalah jangka panjang dan tidak pernah instant. Dengan demikian aktifitas > eksplorasi semestinya tidak tergantung dari harga minyak yang saat ini > fluktuasinya berubah sangat cepat. > > Dana eksplorasi itu diambil dari pendapatan produksi migas, dari pajak > pengusahaan migas, perolehan produksi minyak mentah (bagihasil) serta hasil > usaha hulu lainnya. Bukan diambil dari rakyat penguna energi di hilir. > > Analogi sederhana dari dana eksplorasi migas adalah adalah dana reboisasi > hutan yang diambil dari retribusi hasil hutan, atau keuntungan perusahaan > perhutani. Bukan diambilkan dari harga jual mebel kan ? > > Dalam keterangannya di beberapa media yang saya baca, salah satu > pertimbangannua adalah UU yang juga memberikan 'peluang' untuk mengambil > dana dari energi fosil ini. Namun kalau alasannya untuk memberikan beban > pada energi fosil, bagaimana dengan BATUBARA ? Ini semestinya juga harus > fair untuk listrik yg dibangkitkan dari batubara juga. > > IAGI mungkin memang perlu bersuara, karena menyinggung persoalan energi > fosil (minyak, gas dan batubara) yg merupakan salah satu obyek dari IAGI. > > rdp > > *(dalam hati saya mikir, kebijakan dana yg kontroversial ini akan dianulir > untuk memunculkan seorang "pahlawan")* > > -- > "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip". > > 2015-12-30 8:31 GMT+07:00 kangim...@yahoo.com [economicgeology] < > economicgeol...@yahoogroups.com>: > >> Mas Stj, saya sangat setuju bahwa issue ini sangat penting utk dicermati >> dan ditanggapi tapi Apakah ini ada hubungannya dengan ilmu geologi atau >> profesi geologi atau hanya sekedar kebijakan politik. Sebagai organisasi >> profesi, iagi/mgei sebaiknya tetap dijalur profesi dan tidak masuk ke Jalur >> politik. Biarlah organisasi / lsm lain yg mmg menekuni jalur politik yg >> menanganinya. Demikian pemikiran saya. >> Im >> Powered by Telkomsel BlackBerry® >> >> -Original Message- >> From: " - stjbudisant...@yahoo.com" >> >> Sender: >> Date: Wed, 30 Dec 2015 00:22:26 >> To: iagi-net@iagi.or.id; >> economicgeol...@yahoogroups.com >> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id >> Subject: [iagi-net] Dana Ketahanan Energi >> >> Relan-rekan 'IAGI-er dan MGEI-er': >> >> Isu (yang telah secara resmi diumumkan namun belum diberlakukan) tentang >> akan dikutipnya Dana Ketahanan Energi dari sebagian harga BBM per liternya >> akhir-akhir ini cukup panas bergulir di luar sana namun sepertinya >> adem-adem saja kita menanggapinya. >> >> Tidakkah IAGI merasa perlu minimal mencari tahu tentang apa, bagaimana >> dan kenapa ide ini direncanakan/(hanya) diwacanakan? Bukan ide bahwa kita >> perlu Dana Ketahanan Energi (kalau yang ini sangat perlu kan?) tapi ide >> tentang mekanisme mendapatkannya lah yang perl
[iagi-net] Re: [economicgeology] Re: [iagi-net] Dana Ketahanan Energi
Mudah-mudahan pungutan ini tidak karena untuk kebutuhan eksplorasi migas. Dana eksplorasi semestinya bukan diambil dg cara seperti ini. Khawatir kalau muncul persepsi bahwa, seolah olah, eksplorasi baru akan dilakukan karena adanya dana tambahan secara khusus. Penting dimengerti bagi sebuah negara, kegiatan eksplorasi HARUS tetap dilakukan walau harga komoditasnya rendah maupun tinggi. Karena sebagai energi, migas adalah kebutuhan mutlak sedangkan dampak/hasil kegiatan eksplorasi adalah jangka panjang dan tidak pernah instant. Dengan demikian aktifitas eksplorasi semestinya tidak tergantung dari harga minyak yang saat ini fluktuasinya berubah sangat cepat. Dana eksplorasi itu diambil dari pendapatan produksi migas, dari pajak pengusahaan migas, perolehan produksi minyak mentah (bagihasil) serta hasil usaha hulu lainnya. Bukan diambil dari rakyat penguna energi di hilir. Analogi sederhana dari dana eksplorasi migas adalah adalah dana reboisasi hutan yang diambil dari retribusi hasil hutan, atau keuntungan perusahaan perhutani. Bukan diambilkan dari harga jual mebel kan ? Dalam keterangannya di beberapa media yang saya baca, salah satu pertimbangannua adalah UU yang juga memberikan 'peluang' untuk mengambil dana dari energi fosil ini. Namun kalau alasannya untuk memberikan beban pada energi fosil, bagaimana dengan BATUBARA ? Ini semestinya juga harus fair untuk listrik yg dibangkitkan dari batubara juga. IAGI mungkin memang perlu bersuara, karena menyinggung persoalan energi fosil (minyak, gas dan batubara) yg merupakan salah satu obyek dari IAGI. rdp *(dalam hati saya mikir, kebijakan dana yg kontroversial ini akan dianulir untuk memunculkan seorang "pahlawan")* -- "Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip". 2015-12-30 8:31 GMT+07:00 kangim...@yahoo.com [economicgeology] < economicgeol...@yahoogroups.com>: > Mas Stj, saya sangat setuju bahwa issue ini sangat penting utk dicermati > dan ditanggapi tapi Apakah ini ada hubungannya dengan ilmu geologi atau > profesi geologi atau hanya sekedar kebijakan politik. Sebagai organisasi > profesi, iagi/mgei sebaiknya tetap dijalur profesi dan tidak masuk ke Jalur > politik. Biarlah organisasi / lsm lain yg mmg menekuni jalur politik yg > menanganinya. Demikian pemikiran saya. > Im > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: " - stjbudisant...@yahoo.com" > > Sender: > Date: Wed, 30 Dec 2015 00:22:26 > To: iagi-net@iagi.or.id; > economicgeol...@yahoogroups.com > Reply-To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: [iagi-net] Dana Ketahanan Energi > > Relan-rekan 'IAGI-er dan MGEI-er': > > Isu (yang telah secara resmi diumumkan namun belum diberlakukan) tentang > akan dikutipnya Dana Ketahanan Energi dari sebagian harga BBM per liternya > akhir-akhir ini cukup panas bergulir di luar sana namun sepertinya > adem-adem saja kita menanggapinya. > > Tidakkah IAGI merasa perlu minimal mencari tahu tentang apa, bagaimana dan > kenapa ide ini direncanakan/(hanya) diwacanakan? Bukan ide bahwa kita perlu > Dana Ketahanan Energi (kalau yang ini sangat perlu kan?) tapi ide tentang > mekanisme mendapatkannya lah yang perlu dicari tahu duduk perkaranya. > > Sudah sedemikian tak pedulinyakah kita dengan menganggap isu seperti ini > tidak cukup penting untuk dicermati (dikritisi)? Atau mungkin secara > diam-diam telah begitu saja (terhipnotis?) menyetujuinya? > > Ide ini bisa jadi menggelikan sekaligus mengerikan . . . > > Salam, > Budi Stj > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > > > > > > > > Yahoo Groups Links > > <*> To visit your group on the web, go to: > http://groups.yahoo.com/group/economicgeology/ > > <*> Your email settings: > Individual Email | Traditional > > <*> To change settings online go to: > http://groups.yahoo.com/group/economicgeology/join > (Yahoo! ID required) > > <*> To change settings via email: > economicgeology-dig...@yahoogroups.com > economicgeology-fullfeatu...@yahoogroups.com > > <*> To unsubscribe from this group, send an email to: > economicgeology-unsubscr...@yahoogroups.com > > <*> Your use of Yahoo Groups is subject to: > https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/ > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER
[iagi-net] Re: [economicgeology] Re: [iagi-net] Dana Ketahanan Energi
Kalau dana ketahanan energi kaitannya dng (dana) eksplorasi mestinya ini terkait dng IAGI yg domainnya memang di bagian hulu pengelolaan sumberdaya kebumian. Bbrp penasehat PPIAGI (pak Andang dan pak Rovicky) mungkin punya info dan pandangan ttg ini. Pandangan saya, kegiatan eksplorasi mestinya tetap menjadi tanggung jawab negara yg bisa dikelola via badan pemerintah (misal Badan Geologi) maupun perusahaan2 pemegang kontrak/ ijin. Dana yg diambil dng "mengutip" dr penjualan produk memang perlu diklarifikasi. Salam, Daru Sent from my mobile device > On Dec 30, 2015, at 09:31, kangim...@yahoo.com [economicgeology] > wrote: > > Mas Stj, saya sangat setuju bahwa issue ini sangat penting utk dicermati dan > ditanggapi tapi Apakah ini ada hubungannya dengan ilmu geologi atau profesi > geologi atau hanya sekedar kebijakan politik. Sebagai organisasi profesi, > iagi/mgei sebaiknya tetap dijalur profesi dan tidak masuk ke Jalur politik. > Biarlah organisasi / lsm lain yg mmg menekuni jalur politik yg menanganinya. > Demikian pemikiran saya. > Im > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: " - stjbudisant...@yahoo.com" > > Sender: > Date: Wed, 30 Dec 2015 00:22:26 > To: iagi-net@iagi.or.id; > economicgeol...@yahoogroups.com > Reply-To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: [iagi-net] Dana Ketahanan Energi > > Relan-rekan 'IAGI-er dan MGEI-er': > > Isu (yang telah secara resmi diumumkan namun belum diberlakukan) tentang akan > dikutipnya Dana Ketahanan Energi dari sebagian harga BBM per liternya > akhir-akhir ini cukup panas bergulir di luar sana namun sepertinya adem-adem > saja kita menanggapinya. > > Tidakkah IAGI merasa perlu minimal mencari tahu tentang apa, bagaimana dan > kenapa ide ini direncanakan/(hanya) diwacanakan? Bukan ide bahwa kita perlu > Dana Ketahanan Energi (kalau yang ini sangat perlu kan?) tapi ide tentang > mekanisme mendapatkannya lah yang perlu dicari tahu duduk perkaranya. > > Sudah sedemikian tak pedulinyakah kita dengan menganggap isu seperti ini > tidak cukup penting untuk dicermati (dikritisi)? Atau mungkin secara > diam-diam telah begitu saja (terhipnotis?) menyetujuinya? > > Ide ini bisa jadi menggelikan sekaligus mengerikan . . . > > Salam, > Budi Stj > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > > > > > > > > Yahoo Groups Links > > <*> To visit your group on the web, go to: >http://groups.yahoo.com/group/economicgeology/ > > <*> Your email settings: >Individual Email | Traditional > > <*> To change settings online go to: >http://groups.yahoo.com/group/economicgeology/join >(Yahoo! ID required) > > <*> To change settings via email: >economicgeology-dig...@yahoogroups.com >economicgeology-fullfeatu...@yahoogroups.com > > <*> To unsubscribe from this group, send an email to: >economicgeology-unsubscr...@yahoogroups.com > > <*> Your use of Yahoo Groups is subject to: >https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/ > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Re: [iagi-net] Dana Ketahanan Energi
Mas Stj, saya sangat setuju bahwa issue ini sangat penting utk dicermati dan ditanggapi tapi Apakah ini ada hubungannya dengan ilmu geologi atau profesi geologi atau hanya sekedar kebijakan politik. Sebagai organisasi profesi, iagi/mgei sebaiknya tetap dijalur profesi dan tidak masuk ke Jalur politik. Biarlah organisasi / lsm lain yg mmg menekuni jalur politik yg menanganinya. Demikian pemikiran saya. Im Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: " - stjbudisant...@yahoo.com" Sender: Date: Wed, 30 Dec 2015 00:22:26 To: iagi-net@iagi.or.id; economicgeol...@yahoogroups.com Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Dana Ketahanan Energi Relan-rekan 'IAGI-er dan MGEI-er': Isu (yang telah secara resmi diumumkan namun belum diberlakukan) tentang akan dikutipnya Dana Ketahanan Energi dari sebagian harga BBM per liternya akhir-akhir ini cukup panas bergulir di luar sana namun sepertinya adem-adem saja kita menanggapinya. Tidakkah IAGI merasa perlu minimal mencari tahu tentang apa, bagaimana dan kenapa ide ini direncanakan/(hanya) diwacanakan? Bukan ide bahwa kita perlu Dana Ketahanan Energi (kalau yang ini sangat perlu kan?) tapi ide tentang mekanisme mendapatkannya lah yang perlu dicari tahu duduk perkaranya. Sudah sedemikian tak pedulinyakah kita dengan menganggap isu seperti ini tidak cukup penting untuk dicermati (dikritisi)? Atau mungkin secara diam-diam telah begitu saja (terhipnotis?) menyetujuinya? Ide ini bisa jadi menggelikan sekaligus mengerikan . . . Salam, Budi Stj Powered by Telkomsel BlackBerry®
Re: [iagi-net] Dana Ketahanan Energi
He he he iya betul bisa menggelikan sekaligus mengerikan... Waktu diumumkan katanya utk dana riset EBT dan meningkatkan eksplorasi... Kemarin dibilang utk bayar utang... 😄 Ujungnya ini bisa spt iuran dana reboisasinya jaman Suharto yg pemakaiannya ke mana2... Salam, On Wednesday, December 30, 2015, - stjbudisant...@yahoo.com wrote: > Relan-rekan 'IAGI-er dan MGEI-er': > > Isu (yang telah secara resmi diumumkan namun belum diberlakukan) tentang > akan dikutipnya Dana Ketahanan Energi dari sebagian harga BBM per liternya > akhir-akhir ini cukup panas bergulir di luar sana namun sepertinya > adem-adem saja kita menanggapinya. > > Tidakkah IAGI merasa perlu minimal mencari tahu tentang apa, bagaimana dan > kenapa ide ini direncanakan/(hanya) diwacanakan? Bukan ide bahwa kita perlu > Dana Ketahanan Energi (kalau yang ini sangat perlu kan?) tapi ide tentang > mekanisme mendapatkannya lah yang perlu dicari tahu duduk perkaranya. > > Sudah sedemikian tak pedulinyakah kita dengan menganggap isu seperti ini > tidak cukup penting untuk dicermati (dikritisi)? Atau mungkin secara > diam-diam telah begitu saja (terhipnotis?) menyetujuinya? > > Ide ini bisa jadi menggelikan sekaligus mengerikan . . . > > Salam, > Budi Stj > Powered by Telkomsel BlackBerry® Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
[iagi-net] Dana Ketahanan Energi
Relan-rekan 'IAGI-er dan MGEI-er': Isu (yang telah secara resmi diumumkan namun belum diberlakukan) tentang akan dikutipnya Dana Ketahanan Energi dari sebagian harga BBM per liternya akhir-akhir ini cukup panas bergulir di luar sana namun sepertinya adem-adem saja kita menanggapinya. Tidakkah IAGI merasa perlu minimal mencari tahu tentang apa, bagaimana dan kenapa ide ini direncanakan/(hanya) diwacanakan? Bukan ide bahwa kita perlu Dana Ketahanan Energi (kalau yang ini sangat perlu kan?) tapi ide tentang mekanisme mendapatkannya lah yang perlu dicari tahu duduk perkaranya. Sudah sedemikian tak pedulinyakah kita dengan menganggap isu seperti ini tidak cukup penting untuk dicermati (dikritisi)? Atau mungkin secara diam-diam telah begitu saja (terhipnotis?) menyetujuinya? Ide ini bisa jadi menggelikan sekaligus mengerikan . . . Salam, Budi Stj Powered by Telkomsel BlackBerry®