Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: lia...@indo.net.id Date: Tue, 22 May 2012 19:44:22 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Rasanya kalau teknologi renewable anergi(RE) sdh cukup maju pak , yang tidak bisa berkembang RE itu lebih kpd harganya , shg investor kurang berminat, disamping itu renewable energi juga mempunyai kendala kendala salah satunya keterbatasan kapasitas ( produksi).produk RE ini banyak untuk listrik ,seperti geothermal, solar, angin, energi laut bahkan Bio oil maupun biomasa ,( saat ini dalam bauran energi/energy mix untuk RE hanya sekitar 9%, inipun baru hidro dan geothermal , bandingkan dg batubara 49% , Gas 29% sisanya BBM , namun karena harganya cukup tinggi meskipun BBM hanya memberikan kontribusi dibawah 15% tapi biaya pembelian nya paling besar lebih dari 60%nya dari total biaya bahan bakar/energi primernya.Karena Tarif jual Listrik (TDL)ini diatur oleh pemerintah , maka PLN tidak bisa seenaknya ngejual listrik ini meskipun biaya pokok penyediaannya tinggi lebih tinggi dari harga jualnya ( makanya ada mekanisme subsisdi). Karena tarif listrik masih rendah ( rata rata 730 Rp/Kwh ), maka kalau PLN beli listrik dari investor swasta(IPP) termasuk untuk RE juga murah paling nggak sama dengan tarif tsb ( cuma kalau membangkitkan sendiri bisa lebih mahal krn ada mekanisme subsidi) , disinilah RE tidak bisa berkembang. Oleh karena itu harus ada intervensi pemerintah tidak sekedar B to B biasa antara PLN dg IPP, intervensi tsb bisa berupa cem macem spt pemberian incentif fiskal , subsidi RE , dll yg dirumuskan dalam suatu harga tertentu untuk daerah tertentu karena ketersediaan RE itu sifatnya lokal.satu lagi mungkin yg perlu diperhatikan diganti istilahnya dari Energi alternatif menjadi energi subtitusi ( subtitusi BBM), jadi bukan lagi alternatif yg banyak pilihanya. salam ISM Pak, Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa sebagian saja. Alternative energy, yang Anda usulkan berasal dari bio seperti tebu,jarak, dsb. Alternatif energi yang Anda kemukakan saya tempatkan sebagai prioritas terakir, yaitu urutan ke-11. Renewable energi kelihatannya berlimpah dan murah, tetapi teknologinya belum maju. Sumber yang bagus untuk mempelajari alternative energi adalah buku karangan David MacKay dari UIT, Cambridge. Judul bukunya Sustainable energy - without the hot air atau diterjemahkan bebas Sustainable energy -tanpa abab. Dibuku ini, yang bisa di download free, MacKay membandingkan segala macam alternative energi termasuk luas tanah yang diperlukan. Asumsi dia adalah bahwa tiap orang memerlukan 135kwh/d. Jadi untuk menghidupi satu juta orang deperlukan tanah yang luar biasa luasnya termasuk untuk biomass(lih.slides). Maka itu biaya renewable energi akan mahal. Selain itu, untuk Indonesia ada satu faktor utama yang menganjal perkembangan alternatif energi, yaitu adanya subsidi. Umpama harga pokok disel 100. Diluar negeri akan kena pajak dan dijual ke konsumen 200 (di Eropa sampai 300+). Swasta yang ingin menjual Alternative energi, bertanding dengan harga 200. Jadi siapa saja yang bisa menjual energi seharga 200, akan laku dan bahkan dibebaskan sales tax/PPN 10%, jika berupa renewable energi. Di Indonesia kebalikan, diesel yang harga pokok 100 disubsidi hingga dijual ke rakyat cuma 50. Alternatif energi di Indonesia harus bertanding lawan harga 50. Sedangkan diluar negeri alteranatif energi bersaing dengan harga 200. Jadi pengusaha Indonesia harus jadi superman teknologi untuk bisa menghasilkan energi dengan harga dibawah 50. Terlampir daftar harga diesel dan gasoline di Negara-negara Asia. Harga di Korea 3X harga di Indonesia. Pencarian Alternatif energi bisa berkembang di Korea, tetapi tidak mungkin di Indonesia. Salam, HL Ong -Original Message- From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: Sunday, May 20, 2012 6:06 AM To: Iagi Subject: Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Pak Ong, kalau selalu andalin bahan bakar dari sitem tAmbang, memang menyedihkan, kalau tata kelolanya masih seperti saat ini. Jual murah keluar, lebih mahal jual dlm negeri. Bagaimana kalau mulai dipikiran model Brasil, pakai tebu untuk bahan bakar? Untuk oli pakai jarak?(India penghasil castor oil terbesar saat ini, setau saya) Bukankah masih ribuan hektar tanah kita tidak tergarap dengan baik? Malah dihancurkan struktur dan kesuburannya oleh manusia? Ada juga sorgum manis, dlm 3 bln sudah dpt dijadikan methanol, bijinya bagus untuk bahan makanan, karena glukosenya rendah. Buat roti bagi penderita diabeter. Sisanya buat makan ternak dan pupuk. Ingin
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
Bener mas, kuliah pak Ong sangat menantang, Mas kalao brasil gunakan methanol untuk ganti bensin, apa dia juga jual minyaknya ke luar brasil? ( Eh apa adA minyak dan gas di brasil?) Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Wayan Heru Young londob...@yahoo.com Date: Tue, 22 May 2012 21:13:00 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Pak Ong yang saya hormati, Kuliah bapak adalah salah satu yang paling saya gemari waktu kuliah dulu, karena isinya lugas dan practical bukan hanya untuk bidang geologi tapi seluruh bidang usaha. Demikian juga dengan tulisan-tulisan Bapak di milis ini, sebagian besar saya simpan di folder terpisah untuk baca-baca lagi nanti. Saya sangat setuju sekali dengan pernyataan Bapak: Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa mengejar salah satu alternatif energi saja, dan tidak bisa juga mengabaikan sisi demand. Saat ditanya oleh calon pembeli tentang berapa banyak solar panel yang dibutuhkan untuk rumahnya, seorang sales akan tanya dulu: seberapa besar kebutuhannya bisa dikurangi? Solar panels are expensive, you don't want to waste it on inefficient light bulbs! Secara sepintas (mungkin perlu dikoreksi) saya lihat MacKay membandingkan kebutuhan energi saat ini dengan apa yang dapat disupply oleh energi alternatif teknologi saat ini. Asumsi energi per-orang yang MacKay gunakan juga cukup tinggi, menggunakan data dari penduduk negara maju. Sedangkan untuk melangkah menuju sustainable energy diperlukan dua usaha sekaligus: menambah supply energi alternatif dan mengurangi demand energi saat ini dengan menggunakan teknologi yang lebih effisien. Salah satu yang diperbandingkan dalam buku itu adalah pemakaian energi untuk transportasi. Kalau mau 100% sustainable energy, artinya kendaraan BBM juga harus diganti dengan kendaraan listrik. Mobil listrik yang paling murah dan paling rendah teknologinya saja sudah lebih dari dua kali lebih effisien dari pemakaian mobil yang asumsikan MacKay (80MPG-ekivalen dari mobil listrik terjelek, versus 33MPG mobil BBM asumsi MacKay). Apalagi mobil2 listrik yang lebih effisien sudah banyak yang melebihi 100MPG-e bahkan sampai 170MPGe. Dalam neraca MacKay (http://www.inference.phy.cam.ac.uk/withouthotair/c18/page_103.shtml) yang menyatakan CAR: 40KWH/d/p, bisa diganti dengan mobil listrik yang 'hanya' dua kali lebih efisien. Maka total pemakaian berkurang menjadi 175KWH/d/p dan neraca tersebut berpindah menjadi surplus enegri alternatif sebesar 5KWH/d/p. Belum lagi kalau demand yang lain juga diefisienkan. Dan saya juga sangat setuju sekali dengan menempatkan bio-energi diposisi priorotas paling akhir. Karena side-effectnya terlalu banyak: pembukaan lahan hutan dan monokultur pertanian, persaingan dengan produk pangan yang dapat meningkatkan harga makanan, dan tetap menggunakan teknologi berbakar yang menghasilkan polusi. Memang kebijakan untuk alternatif energi di Indonesia masih simpang siur. Di satu sisi pajak import produk alternatif energi sudah dihapuskan, namun subsidi terhadap BBM dan listrik masih terlalu tinggi untuk dapat disaingi oleh alternative energi. Disamping itu faktor korupsi juga berpengaruh ke image alternative energi bagi masyarakat Indonesia. Seolah-olah alternative energy tidak reliable padahal akibat dari proyek-proyek yang menggunakan bahan-bahan murahan karena dananya sudah terpangkas di sana-sini. Salam dari Bali, Wayan Heru Young From: Ong Han Ling hl...@geoservices.co.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, May 22, 2012 12:25 AM Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Pak, Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa sebagian saja. Alternative energy, yang Anda usulkan berasal dari bio seperti tebu,jarak, dsb. Alternatif energi yang Anda kemukakan saya tempatkan sebagai prioritas terakir, yaitu urutan ke-11. Renewable energi kelihatannya berlimpah dan murah, tetapi teknologinya belum maju. Sumber yang bagus untuk mempelajari alternative energi adalah buku karangan David MacKay dari UIT, Cambridge. Judul bukunya Sustainable energy - without the hot air atau diterjemahkan bebas Sustainable energy -tanpa abab. Dibuku ini, yang bisa di download free, MacKay membandingkan segala macam alternative energi termasuk luas tanah yang diperlukan. Asumsi dia adalah bahwa tiap orang memerlukan 135kwh/d. Jadi untuk menghidupi satu juta orang deperlukan tanah yang luar biasa luasnya termasuk untuk biomass(lih.slides). Maka itu biaya renewable energi akan mahal. Selain itu, untuk Indonesia ada satu faktor utama yang menganjal perkembangan alternatif energi, yaitu adanya subsidi. Umpama harga pokok disel 100. Diluar negeri akan kena pajak dan dijual ke
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
Sak belon dilengserkan kumpulin dulu untung untuk negara, berakhir juga pada bonus penjualan khan? Hehehe pikiran jahat wong cilik. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: lia...@indo.net.id Date: Wed, 23 May 2012 11:52:42 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Kompas kemarin Selasa 22 Mei kolom Ekonomi : Kenaikan harga gas ke konsumen ( 55%) oleh PGN dikarenakan harga beli PGN dari KKKS naik 200% berlaku surut sejak 1 April 2012... Wah tinggi sekali kenaikan gas dari KKKS ini sampai 200% ( apa nggak kebanyakan untungnya.), kira kira apa ya yang menyebabkan kenaikan tsb ditengah kecenderungan menurunnya harga gas... , kok tega amat sampai naikan 200% , akibatnya industri kecil pada klimpungan. .lagi lagi yg kecil yg jd kurbannya Pada Agenda Konvensi IPA tgl 25 Mei 2012 ada sessi Revisi UU MIgas No. 22 Tahn 2001, wah apa ini gara gara masalah BBM shg perlu segera ada Revisi UU Migas yg kemarin banyak dipersoalkan dalam diskusi diskusi masalah kenaikan BBM.UU itu kan produk politik dari lembaga politik , bisa kemana mana arahnya sesuai dg kepentingan politik sesaat. makanya banyak UU yg sdh jadi tidak bisa /sulit dilaksanakn atau malah baru keluar sdh dipersoalkan / di MK kan... spt UU Migas ini sendiri sudah 3 kali di MK kan sejak lahirnya UU tsb ISM *Yth. IAGI-ers,* * * menurut berita di Kompas hari ini (Rabu, 23 Mei 2012), Judul Berita : Produksi Minyak Turun, produksi tahun 2013 terendah dalam sejarah. BP Migas memperkirakan produksi siap jual (*lifting*) minyak mentah nasional tahun 2013 sekitar 910.000 BPD (barrel per hari) atau dibawah target APBN Perubahan 2012. Perkembangan *Lifting* Minyak (dalam BPD) Tahun 2006 : 959.000 Tahun 2007 : 899.000 Tahun 2008 : 931.000 Tahun 2009 : 944.000 Tahun 2010 : 954.000 Tahun 2011 : 945.000 Tahun 2012 : 930.000 Tahun 2013 : 910.000 (asumsi) Tahun 2014 : menurut berita, optimis produksi minyak akan naik Kalau memang benar seperti ini, sudah saatnya beralih ke BB Gas/CBM/*Shale Gas*, atau *renewable energy*, siap maupun tidak siap Yang menarik lagi, masih di kolom berita yang sama, termuat berita : Harga Gas memukul daya saing Indonesia, Menperin MS Hidayat menegaskan kenaikan harga gas sebesar 55% yang mendadak dan berlaku surut...intinya adalah pada sektor industri masih dihadapkan pada pungli di sektor transportasi, biaya pelabuhan biaya logistik, yang menyebabkan Indonesia menjadi negara dengan ongkos termahal di ASEAN, belum lagi pada aspek jaminan pasokan gas, dll. Indonesiapantang menyerah. mengutip slogan tim Thomas Uber kita.. Salam, *Tius_Sinyal* *IAGI-3794* * * Pada 23 Mei 2012 02:10, Bandono Salim bandon...@gmail.com menulis: Makasih masukan dari dunia minyak. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: lia...@indo.net.id Date: Tue, 22 May 2012 19:44:22 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Rasanya kalau teknologi renewable anergi(RE) sdh cukup maju pak , yang tidak bisa berkembang RE itu lebih kpd harganya , shg investor kurang berminat, disamping itu renewable energi juga mempunyai kendala kendala salah satunya keterbatasan kapasitas ( produksi).produk RE ini banyak untuk listrik ,seperti geothermal, solar, angin, energi laut bahkan Bio oil maupun biomasa ,( saat ini dalam bauran energi/energy mix untuk RE hanya sekitar 9%, inipun baru hidro dan geothermal , bandingkan dg batubara 49% , Gas 29% sisanya BBM , namun karena harganya cukup tinggi meskipun BBM hanya memberikan kontribusi dibawah 15% tapi biaya pembelian nya paling besar lebih dari 60%nya dari total biaya bahan bakar/energi primernya.Karena Tarif jual Listrik (TDL)ini diatur oleh pemerintah , maka PLN tidak bisa seenaknya ngejual listrik ini meskipun biaya pokok penyediaannya tinggi lebih tinggi dari harga jualnya ( makanya ada mekanisme subsisdi). Karena tarif listrik masih rendah ( rata rata 730 Rp/Kwh ), maka kalau PLN beli listrik dari investor swasta(IPP) termasuk untuk RE juga murah paling nggak sama dengan tarif tsb ( cuma kalau membangkitkan sendiri bisa lebih mahal krn ada mekanisme subsidi) , disinilah RE tidak bisa berkembang. Oleh karena itu harus ada intervensi pemerintah tidak sekedar B to B biasa antara PLN dg IPP, intervensi tsb bisa berupa cem macem spt pemberian incentif fiskal , subsidi RE , dll yg dirumuskan dalam suatu harga tertentu untuk daerah tertentu karena ketersediaan RE itu sifatnya lokal.satu lagi mungkin yg perlu diperhatikan diganti istilahnya dari Energi alternatif menjadi energi subtitusi ( subtitusi BBM), jadi bukan lagi alternatif yg banyak pilihanya. salam ISM Pak, Memang
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
. Perkembangan *Lifting* Minyak (dalam BPD) Tahun 2006 : 959.000 Tahun 2007 : 899.000 Tahun 2008 : 931.000 Tahun 2009 : 944.000 Tahun 2010 : 954.000 Tahun 2011 : 945.000 Tahun 2012 : 930.000 Tahun 2013 : 910.000 (asumsi) Tahun 2014 : menurut berita, optimis produksi minyak akan naik Kalau memang benar seperti ini, sudah saatnya beralih ke BB Gas/CBM/*Shale Gas*, atau *renewable energy*, siap maupun tidak siap Yang menarik lagi, masih di kolom berita yang sama, termuat berita : Harga Gas memukul daya saing Indonesia, Menperin MS Hidayat menegaskan kenaikan harga gas sebesar 55% yang mendadak dan berlaku surut...intinya adalah pada sektor industri masih dihadapkan pada pungli di sektor transportasi, biaya pelabuhan biaya logistik, yang menyebabkan Indonesia menjadi negara dengan ongkos termahal di ASEAN, belum lagi pada aspek jaminan pasokan gas, dll. Indonesiapantang menyerah. mengutip slogan tim Thomas Uber kita.. Salam, *Tius_Sinyal* *IAGI-3794* * * Pada 23 Mei 2012 02:10, Bandono Salim bandon...@gmail.com menulis: Makasih masukan dari dunia minyak. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: lia...@indo.net.id Date: Tue, 22 May 2012 19:44:22 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Rasanya kalau teknologi renewable anergi(RE) sdh cukup maju pak , yang tidak bisa berkembang RE itu lebih kpd harganya , shg investor kurang berminat, disamping itu renewable energi juga mempunyai kendala kendala salah satunya keterbatasan kapasitas ( produksi).produk RE ini banyak untuk listrik ,seperti geothermal, solar, angin, energi laut bahkan Bio oil maupun biomasa ,( saat ini dalam bauran energi/energy mix untuk RE hanya sekitar 9%, inipun baru hidro dan geothermal , bandingkan dg batubara 49% , Gas 29% sisanya BBM , namun karena harganya cukup tinggi meskipun BBM hanya memberikan kontribusi dibawah 15% tapi biaya pembelian nya paling besar lebih dari 60%nya dari total biaya bahan bakar/energi primernya.Karena Tarif jual Listrik (TDL)ini diatur oleh pemerintah , maka PLN tidak bisa seenaknya ngejual listrik ini meskipun biaya pokok penyediaannya tinggi lebih tinggi dari harga jualnya ( makanya ada mekanisme subsisdi). Karena tarif listrik masih rendah ( rata rata 730 Rp/Kwh ), maka kalau PLN beli listrik dari investor swasta(IPP) termasuk untuk RE juga murah paling nggak sama dengan tarif tsb ( cuma kalau membangkitkan sendiri bisa lebih mahal krn ada mekanisme subsidi) , disinilah RE tidak bisa berkembang. Oleh karena itu harus ada intervensi pemerintah tidak sekedar B to B biasa antara PLN dg IPP, intervensi tsb bisa berupa cem macem spt pemberian incentif fiskal , subsidi RE , dll yg dirumuskan dalam suatu harga tertentu untuk daerah tertentu karena ketersediaan RE itu sifatnya lokal.satu lagi mungkin yg perlu diperhatikan diganti istilahnya dari Energi alternatif menjadi energi subtitusi ( subtitusi BBM), jadi bukan lagi alternatif yg banyak pilihanya. salam ISM Pak, Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa sebagian saja. Alternative energy, yang Anda usulkan berasal dari bio seperti tebu,jarak, dsb. Alternatif energi yang Anda kemukakan saya tempatkan sebagai prioritas terakir, yaitu urutan ke-11. Renewable energi kelihatannya berlimpah dan murah, tetapi teknologinya belum maju. Sumber yang bagus untuk mempelajari alternative energi adalah buku karangan David MacKay dari UIT, Cambridge. Judul bukunya Sustainable energy - without the hot air atau diterjemahkan bebas Sustainable energy -tanpa abab. Dibuku ini, yang bisa di download free, MacKay membandingkan segala macam alternative energi termasuk luas tanah yang diperlukan. Asumsi dia adalah bahwa tiap orang memerlukan 135kwh/d. Jadi untuk menghidupi satu juta orang deperlukan tanah yang luar biasa luasnya termasuk untuk biomass(lih.slides). Maka itu biaya renewable energi akan mahal. Selain itu, untuk Indonesia ada satu faktor utama yang menganjal perkembangan alternatif energi, yaitu adanya subsidi. Umpama harga pokok disel 100. Diluar negeri akan kena pajak dan dijual ke konsumen 200 (di Eropa sampai 300+). Swasta yang ingin menjual Alternative energi, bertanding dengan harga 200. Jadi siapa saja yang bisa menjual energi seharga 200, akan laku dan bahkan dibebaskan sales tax/PPN 10%, jika berupa renewable energi. Di Indonesia kebalikan, diesel yang harga pokok 100 disubsidi hingga dijual ke rakyat cuma 50. Alternatif energi di Indonesia harus bertanding lawan harga 50. Sedangkan diluar negeri alteranatif energi bersaing dengan harga 200. Jadi pengusaha Indonesia harus jadi superman teknologi untuk bisa menghasilkan energi dengan harga dibawah 50. Terlampir
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
Gas rmh tangga sdh diganti dgn lpg, dijula kiloan dan harganya juga naiiik terus , termasuk sering ilang tu gas. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: lia...@indo.net.id Date: Wed, 23 May 2012 16:13:09 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Mengingat gas ini dipakai untuk Industri dan power plant (kegiatan usaha/industri bukan konsumtif ) dan untuk program konversi dalam rangka pengurangan konsumsi BBM, sebetulnya Pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan khusus ttg harga dan jaminan pasokan gas untuk dalam negeri dg menggunakan/memanfaatkan gas yg menjadi bagian negara dan DMO , kalau gas bagiannya/miliknya K3S ya diserahkan ke mereka gak masalah ( mau nentukan harganya berapa terserah mereka ). Kalau lalulintas pipa/transmisi/distribusi dibebaskan apa nggak bersliweran pipa pipa di jalan raya masing masing bikin sendiri sendiri ( penuh dg pipa pipa ). Saat ini DLLAJR nya gas kan BPH Migas yg mengatur jenis jalurnya dan operatornya serta tarif toll fee nya dg tender ( jadi tidak monopoli , siapa yg menang tender ), ada 5 katagori jaringan pipa transmisi distribusi yaitu , Open Acces , Dedicated Hilir, Dedicated Hulu, Kepentingan Sendiri dan Gas Kota , jadi sudah terpisah pisah kepentingannya ternyata Mbulat-Mbulet juga ya ngatur energi khususnya gas itu , negeri yg kaya gas , industrinya mati kekurangan gas.. ISM Sesuai uraian pak Ong di thread satunya, KKSS (BPMigas) merasa harga gas yang mereka produksi terlalu murah. Mereka minta renegosiasi untuk naikkan harga jadi 5-6 USD per mmbtu. PGN yang punya KPI sendiri tentunya tidak rela kalau keuntungannya tergerus kenaikan harga tersebut. Dia naikkanlah harga jual ke konsumen. Konsumen kejepit, mau cari pasokan gas yang lain, dari mana ? Lha wong pipanya cuma satu...pemerintah bingung, mana yang mau disupport atau dikorbankan antara 3 komponen vertikal ini... Mungkin beberapa alternatifnya adalah : 1) PGN (dan semua jalur pipa dari operator manapun) dinasionalisasi, dikuasai pemerintah sepenuhnya dan diperlakukan sebagai non profit public utility. Analoginya seperti pemerintah membangun jalan raya dimana semua supplier bebas memakainya atau kalaupun membayar, secara at cost . Keuntungan pemerintah diambilan dari peningkatan kegiatan ekonomi (pajak) yang bakal terjadi di sisi produsen maupun konsumen. Entah apakah ini mungkin dilakukan mengingat PGN adalah perusahaan publik 2) Buka pasar pipa gas sebebas-bebasnya hingga siapapun bisa bikin jaringan sendiri dari wellhead ke pabrik. Biarkan saja kalau ada orang mau bikin pipa antara pagerungan sampai gresik, paralel dengan apa yang sudah ada dan masing-masing customer bebas pilih mau ambil gas dari pipa yang mana. Tentunya ada titik-titik tertentu yang mesti jadi 'milik bersama' misalnya Receiving terminal, distribution hub dll. Analoginya, jalur udara Jakarta Surabaya dilayani oleh belasan maskapai. Kustomer tinggal pilih mana yang lebih mahal, lebih reliable dll 3) Karena opsi 2 mungkin sangat mahal, cari alternatif distribusi gas non pipa. Teknologi semacam Natural Gas Hydrate Pellets yang sedang dikembangkan oleh Mitsui (konon sudah tahap pilot plants) dimana gas alam dikonversi dalam bentuk padat (pellet atau powder) dan didistribusikan langsung ke konsumer memakai truk mungkin bisa dilirik. Untuk jarak 100 an km (FSRU tanjung priok ke pusat industri Cilegon atau Krawang-Purwakarta) konon teknologi ini bisa lebih murah ketimbang mengalirkan lewat pipa apalagi LNG. Norwegia juga kalau tidak salah sudah melakukan feasibility study untuk teknologi ini, terpisah dari apa yang dilakukan di jepang. Bottom line, pakai cara apasaja untuk mengurai kusutnya masalah gas di Indonesia Salam O' -- On Wed, May 23, 2012 11:52 AM ICT lia...@indo.net.id wrote: Kompas kemarin Selasa 22 Mei kolom Ekonomi : Kenaikan harga gas ke konsumen ( 55%) oleh PGN dikarenakan harga beli PGN dari KKKS naik 200% berlaku surut sejak 1 April 2012... Wah tinggi sekali kenaikan gas dari KKKS ini sampai 200% ( apa nggak kebanyakan untungnya.), kira kira apa ya yang menyebabkan kenaikan tsb ditengah kecenderungan menurunnya harga gas... , kok tega amat sampai naikan 200% , akibatnya industri kecil pada klimpungan. .lagi lagi yg kecil yg jd kurbannya Pada Agenda Konvensi IPA tgl 25 Mei 2012 ada sessi Revisi UU MIgas No. 22 Tahn 2001, wah apa ini gara gara masalah BBM shg perlu segera ada Revisi UU Migas yg kemarin banyak dipersoalkan dalam diskusi diskusi masalah kenaikan BBM.UU itu kan produk politik dari lembaga politik , bisa kemana mana arahnya sesuai dg kepentingan politik sesaat. makanya banyak UU yg sdh jadi tidak bisa /sulit dilaksanakn atau malah baru keluar sdh dipersoalkan / di MK kan... spt UU Migas ini sendiri sudah 3 kali di MK
RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
Rasanya kalau teknologi renewable anergi(RE) sdh cukup maju pak , yang tidak bisa berkembang RE itu lebih kpd harganya , shg investor kurang berminat, disamping itu renewable energi juga mempunyai kendala kendala salah satunya keterbatasan kapasitas ( produksi).produk RE ini banyak untuk listrik ,seperti geothermal, solar, angin, energi laut bahkan Bio oil maupun biomasa ,( saat ini dalam bauran energi/energy mix untuk RE hanya sekitar 9%, inipun baru hidro dan geothermal , bandingkan dg batubara 49% , Gas 29% sisanya BBM , namun karena harganya cukup tinggi meskipun BBM hanya memberikan kontribusi dibawah 15% tapi biaya pembelian nya paling besar lebih dari 60%nya dari total biaya bahan bakar/energi primernya.Karena Tarif jual Listrik (TDL)ini diatur oleh pemerintah , maka PLN tidak bisa seenaknya ngejual listrik ini meskipun biaya pokok penyediaannya tinggi lebih tinggi dari harga jualnya ( makanya ada mekanisme subsisdi). Karena tarif listrik masih rendah ( rata rata 730 Rp/Kwh ), maka kalau PLN beli listrik dari investor swasta(IPP) termasuk untuk RE juga murah paling nggak sama dengan tarif tsb ( cuma kalau membangkitkan sendiri bisa lebih mahal krn ada mekanisme subsidi) , disinilah RE tidak bisa berkembang. Oleh karena itu harus ada intervensi pemerintah tidak sekedar B to B biasa antara PLN dg IPP, intervensi tsb bisa berupa cem macem spt pemberian incentif fiskal , subsidi RE , dll yg dirumuskan dalam suatu harga tertentu untuk daerah tertentu karena ketersediaan RE itu sifatnya lokal.satu lagi mungkin yg perlu diperhatikan diganti istilahnya dari Energi alternatif menjadi energi subtitusi ( subtitusi BBM), jadi bukan lagi alternatif yg banyak pilihanya. salam ISM Pak, Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa sebagian saja. Alternative energy, yang Anda usulkan berasal dari bio seperti tebu,jarak, dsb. Alternatif energi yang Anda kemukakan saya tempatkan sebagai prioritas terakir, yaitu urutan ke-11. Renewable energi kelihatannya berlimpah dan murah, tetapi teknologinya belum maju. Sumber yang bagus untuk mempelajari alternative energi adalah buku karangan David MacKay dari UIT, Cambridge. Judul bukunya Sustainable energy - without the hot air atau diterjemahkan bebas Sustainable energy -tanpa abab. Dibuku ini, yang bisa di download free, MacKay membandingkan segala macam alternative energi termasuk luas tanah yang diperlukan. Asumsi dia adalah bahwa tiap orang memerlukan 135kwh/d. Jadi untuk menghidupi satu juta orang deperlukan tanah yang luar biasa luasnya termasuk untuk biomass(lih.slides). Maka itu biaya renewable energi akan mahal. Selain itu, untuk Indonesia ada satu faktor utama yang menganjal perkembangan alternatif energi, yaitu adanya subsidi. Umpama harga pokok disel 100. Diluar negeri akan kena pajak dan dijual ke konsumen 200 (di Eropa sampai 300+). Swasta yang ingin menjual Alternative energi, bertanding dengan harga 200. Jadi siapa saja yang bisa menjual energi seharga 200, akan laku dan bahkan dibebaskan sales tax/PPN 10%, jika berupa renewable energi. Di Indonesia kebalikan, diesel yang harga pokok 100 disubsidi hingga dijual ke rakyat cuma 50. Alternatif energi di Indonesia harus bertanding lawan harga 50. Sedangkan diluar negeri alteranatif energi bersaing dengan harga 200. Jadi pengusaha Indonesia harus jadi superman teknologi untuk bisa menghasilkan energi dengan harga dibawah 50. Terlampir daftar harga diesel dan gasoline di Negara-negara Asia. Harga di Korea 3X harga di Indonesia. Pencarian Alternatif energi bisa berkembang di Korea, tetapi tidak mungkin di Indonesia. Salam, HL Ong -Original Message- From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: Sunday, May 20, 2012 6:06 AM To: Iagi Subject: Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Pak Ong, kalau selalu andalin bahan bakar dari sitem tAmbang, memang menyedihkan, kalau tata kelolanya masih seperti saat ini. Jual murah keluar, lebih mahal jual dlm negeri. Bagaimana kalau mulai dipikiran model Brasil, pakai tebu untuk bahan bakar? Untuk oli pakai jarak?(India penghasil castor oil terbesar saat ini, setau saya) Bukankah masih ribuan hektar tanah kita tidak tergarap dengan baik? Malah dihancurkan struktur dan kesuburannya oleh manusia? Ada juga sorgum manis, dlm 3 bln sudah dpt dijadikan methanol, bijinya bagus untuk bahan makanan, karena glukosenya rendah. Buat roti bagi penderita diabeter. Sisanya buat makan ternak dan pupuk. Ingin komentarnya Pak, mumpung masih ada waktu sbelum minyak tdk dpt diambil. Powered by Telkomsel BlackBerryR -Original Message- From: Ong Han Ling wim...@singnet.com.sg Date: Fri, 18 May 2012 09:17:21 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
Makasih masukan dari dunia minyak. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: lia...@indo.net.id Date: Tue, 22 May 2012 19:44:22 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Rasanya kalau teknologi renewable anergi(RE) sdh cukup maju pak , yang tidak bisa berkembang RE itu lebih kpd harganya , shg investor kurang berminat, disamping itu renewable energi juga mempunyai kendala kendala salah satunya keterbatasan kapasitas ( produksi).produk RE ini banyak untuk listrik ,seperti geothermal, solar, angin, energi laut bahkan Bio oil maupun biomasa ,( saat ini dalam bauran energi/energy mix untuk RE hanya sekitar 9%, inipun baru hidro dan geothermal , bandingkan dg batubara 49% , Gas 29% sisanya BBM , namun karena harganya cukup tinggi meskipun BBM hanya memberikan kontribusi dibawah 15% tapi biaya pembelian nya paling besar lebih dari 60%nya dari total biaya bahan bakar/energi primernya.Karena Tarif jual Listrik (TDL)ini diatur oleh pemerintah , maka PLN tidak bisa seenaknya ngejual listrik ini meskipun biaya pokok penyediaannya tinggi lebih tinggi dari harga jualnya ( makanya ada mekanisme subsisdi). Karena tarif listrik masih rendah ( rata rata 730 Rp/Kwh ), maka kalau PLN beli listrik dari investor swasta(IPP) termasuk untuk RE juga murah paling nggak sama dengan tarif tsb ( cuma kalau membangkitkan sendiri bisa lebih mahal krn ada mekanisme subsidi) , disinilah RE tidak bisa berkembang. Oleh karena itu harus ada intervensi pemerintah tidak sekedar B to B biasa antara PLN dg IPP, intervensi tsb bisa berupa cem macem spt pemberian incentif fiskal , subsidi RE , dll yg dirumuskan dalam suatu harga tertentu untuk daerah tertentu karena ketersediaan RE itu sifatnya lokal.satu lagi mungkin yg perlu diperhatikan diganti istilahnya dari Energi alternatif menjadi energi subtitusi ( subtitusi BBM), jadi bukan lagi alternatif yg banyak pilihanya. salam ISM Pak, Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa sebagian saja. Alternative energy, yang Anda usulkan berasal dari bio seperti tebu,jarak, dsb. Alternatif energi yang Anda kemukakan saya tempatkan sebagai prioritas terakir, yaitu urutan ke-11. Renewable energi kelihatannya berlimpah dan murah, tetapi teknologinya belum maju. Sumber yang bagus untuk mempelajari alternative energi adalah buku karangan David MacKay dari UIT, Cambridge. Judul bukunya Sustainable energy - without the hot air atau diterjemahkan bebas Sustainable energy -tanpa abab. Dibuku ini, yang bisa di download free, MacKay membandingkan segala macam alternative energi termasuk luas tanah yang diperlukan. Asumsi dia adalah bahwa tiap orang memerlukan 135kwh/d. Jadi untuk menghidupi satu juta orang deperlukan tanah yang luar biasa luasnya termasuk untuk biomass(lih.slides). Maka itu biaya renewable energi akan mahal. Selain itu, untuk Indonesia ada satu faktor utama yang menganjal perkembangan alternatif energi, yaitu adanya subsidi. Umpama harga pokok disel 100. Diluar negeri akan kena pajak dan dijual ke konsumen 200 (di Eropa sampai 300+). Swasta yang ingin menjual Alternative energi, bertanding dengan harga 200. Jadi siapa saja yang bisa menjual energi seharga 200, akan laku dan bahkan dibebaskan sales tax/PPN 10%, jika berupa renewable energi. Di Indonesia kebalikan, diesel yang harga pokok 100 disubsidi hingga dijual ke rakyat cuma 50. Alternatif energi di Indonesia harus bertanding lawan harga 50. Sedangkan diluar negeri alteranatif energi bersaing dengan harga 200. Jadi pengusaha Indonesia harus jadi superman teknologi untuk bisa menghasilkan energi dengan harga dibawah 50. Terlampir daftar harga diesel dan gasoline di Negara-negara Asia. Harga di Korea 3X harga di Indonesia. Pencarian Alternatif energi bisa berkembang di Korea, tetapi tidak mungkin di Indonesia. Salam, HL Ong -Original Message- From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: Sunday, May 20, 2012 6:06 AM To: Iagi Subject: Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Pak Ong, kalau selalu andalin bahan bakar dari sitem tAmbang, memang menyedihkan, kalau tata kelolanya masih seperti saat ini. Jual murah keluar, lebih mahal jual dlm negeri. Bagaimana kalau mulai dipikiran model Brasil, pakai tebu untuk bahan bakar? Untuk oli pakai jarak?(India penghasil castor oil terbesar saat ini, setau saya) Bukankah masih ribuan hektar tanah kita tidak tergarap dengan baik? Malah dihancurkan struktur dan kesuburannya oleh manusia? Ada juga sorgum manis, dlm 3 bln sudah dpt dijadikan methanol, bijinya bagus untuk bahan makanan, karena glukosenya rendah. Buat roti bagi penderita diabeter. Sisanya buat makan ternak dan pupuk. Ingin komentarnya Pak, mumpung masih ada waktu sbelum minyak tdk dpt diambil. Powered by Telkomsel BlackBerryR
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
*Yth. IAGI-ers,* * * menurut berita di Kompas hari ini (Rabu, 23 Mei 2012), Judul Berita : Produksi Minyak Turun, produksi tahun 2013 terendah dalam sejarah. BP Migas memperkirakan produksi siap jual (*lifting*) minyak mentah nasional tahun 2013 sekitar 910.000 BPD (barrel per hari) atau dibawah target APBN Perubahan 2012. Perkembangan *Lifting* Minyak (dalam BPD) Tahun 2006 : 959.000 Tahun 2007 : 899.000 Tahun 2008 : 931.000 Tahun 2009 : 944.000 Tahun 2010 : 954.000 Tahun 2011 : 945.000 Tahun 2012 : 930.000 Tahun 2013 : 910.000 (asumsi) Tahun 2014 : menurut berita, optimis produksi minyak akan naik Kalau memang benar seperti ini, sudah saatnya beralih ke BB Gas/CBM/*Shale Gas*, atau *renewable energy*, siap maupun tidak siap Yang menarik lagi, masih di kolom berita yang sama, termuat berita : Harga Gas memukul daya saing Indonesia, Menperin MS Hidayat menegaskan kenaikan harga gas sebesar 55% yang mendadak dan berlaku surut...intinya adalah pada sektor industri masih dihadapkan pada pungli di sektor transportasi, biaya pelabuhan biaya logistik, yang menyebabkan Indonesia menjadi negara dengan ongkos termahal di ASEAN, belum lagi pada aspek jaminan pasokan gas, dll. Indonesiapantang menyerah. mengutip slogan tim Thomas Uber kita.. Salam, *Tius_Sinyal* *IAGI-3794* * * Pada 23 Mei 2012 02:10, Bandono Salim bandon...@gmail.com menulis: Makasih masukan dari dunia minyak. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: lia...@indo.net.id Date: Tue, 22 May 2012 19:44:22 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Rasanya kalau teknologi renewable anergi(RE) sdh cukup maju pak , yang tidak bisa berkembang RE itu lebih kpd harganya , shg investor kurang berminat, disamping itu renewable energi juga mempunyai kendala kendala salah satunya keterbatasan kapasitas ( produksi).produk RE ini banyak untuk listrik ,seperti geothermal, solar, angin, energi laut bahkan Bio oil maupun biomasa ,( saat ini dalam bauran energi/energy mix untuk RE hanya sekitar 9%, inipun baru hidro dan geothermal , bandingkan dg batubara 49% , Gas 29% sisanya BBM , namun karena harganya cukup tinggi meskipun BBM hanya memberikan kontribusi dibawah 15% tapi biaya pembelian nya paling besar lebih dari 60%nya dari total biaya bahan bakar/energi primernya.Karena Tarif jual Listrik (TDL)ini diatur oleh pemerintah , maka PLN tidak bisa seenaknya ngejual listrik ini meskipun biaya pokok penyediaannya tinggi lebih tinggi dari harga jualnya ( makanya ada mekanisme subsisdi). Karena tarif listrik masih rendah ( rata rata 730 Rp/Kwh ), maka kalau PLN beli listrik dari investor swasta(IPP) termasuk untuk RE juga murah paling nggak sama dengan tarif tsb ( cuma kalau membangkitkan sendiri bisa lebih mahal krn ada mekanisme subsidi) , disinilah RE tidak bisa berkembang. Oleh karena itu harus ada intervensi pemerintah tidak sekedar B to B biasa antara PLN dg IPP, intervensi tsb bisa berupa cem macem spt pemberian incentif fiskal , subsidi RE , dll yg dirumuskan dalam suatu harga tertentu untuk daerah tertentu karena ketersediaan RE itu sifatnya lokal.satu lagi mungkin yg perlu diperhatikan diganti istilahnya dari Energi alternatif menjadi energi subtitusi ( subtitusi BBM), jadi bukan lagi alternatif yg banyak pilihanya. salam ISM Pak, Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa sebagian saja. Alternative energy, yang Anda usulkan berasal dari bio seperti tebu,jarak, dsb. Alternatif energi yang Anda kemukakan saya tempatkan sebagai prioritas terakir, yaitu urutan ke-11. Renewable energi kelihatannya berlimpah dan murah, tetapi teknologinya belum maju. Sumber yang bagus untuk mempelajari alternative energi adalah buku karangan David MacKay dari UIT, Cambridge. Judul bukunya Sustainable energy - without the hot air atau diterjemahkan bebas Sustainable energy -tanpa abab. Dibuku ini, yang bisa di download free, MacKay membandingkan segala macam alternative energi termasuk luas tanah yang diperlukan. Asumsi dia adalah bahwa tiap orang memerlukan 135kwh/d. Jadi untuk menghidupi satu juta orang deperlukan tanah yang luar biasa luasnya termasuk untuk biomass(lih.slides). Maka itu biaya renewable energi akan mahal. Selain itu, untuk Indonesia ada satu faktor utama yang menganjal perkembangan alternatif energi, yaitu adanya subsidi. Umpama harga pokok disel 100. Diluar negeri akan kena pajak dan dijual ke konsumen 200 (di Eropa sampai 300+). Swasta yang ingin menjual Alternative energi, bertanding dengan harga 200. Jadi siapa saja yang bisa menjual energi seharga 200, akan laku dan bahkan dibebaskan sales tax/PPN 10%, jika berupa renewable energi. Di Indonesia kebalikan, diesel yang harga pokok 100 disubsidi hingga dijual ke rakyat cuma 50. Alternatif energi di
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
Bener sekali kang Tyus, sudah saatnya kita beralih ke energy alternative yang lain. Tapi yang lebih utama lagi adalah menyadarkan masyarakat bahwa sumber energy kita semakin menipis dan semakin hari harga energy semakin mahal. Mungkin perlu ditambahkan dalam strategic road map-nya DEN kita mengenai kontinuitas langkah penyadaran berpikir masyarakat kita bahwa energy itu mahal dan valuable. Btw, kang Tyus, udah mulai kontak pak Yulian buat rencana kita bikin IAGI - Kalteng kah? Regards, Yoga From: Tius SINYAL tius.sin...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, 23 May 2012 1:20 PM Subject: Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Yth. IAGI-ers, menurut berita di Kompas hari ini (Rabu, 23 Mei 2012), Judul Berita : Produksi Minyak Turun, produksi tahun 2013 terendah dalam sejarah. BP Migas memperkirakan produksi siap jual (lifting) minyak mentah nasional tahun 2013 sekitar 910.000 BPD (barrel per hari) atau dibawah target APBN Perubahan 2012. Perkembangan Lifting Minyak (dalam BPD) Tahun 2006 : 959.000 Tahun 2007 : 899.000 Tahun 2008 : 931.000 Tahun 2009 : 944.000 Tahun 2010 : 954.000 Tahun 2011 : 945.000 Tahun 2012 : 930.000 Tahun 2013 : 910.000 (asumsi) Tahun 2014 : menurut berita, optimis produksi minyak akan naik Kalau memang benar seperti ini, sudah saatnya beralih ke BB Gas/CBM/Shale Gas, atau renewable energy, siap maupun tidak siap Yang menarik lagi, masih di kolom berita yang sama, termuat berita : Harga Gas memukul daya saing Indonesia, Menperin MS Hidayat menegaskan kenaikan harga gas sebesar 55% yang mendadak dan berlaku surut...intinya adalah pada sektor industri masih dihadapkan pada pungli di sektor transportasi, biaya pelabuhan biaya logistik, yang menyebabkan Indonesia menjadi negara dengan ongkos termahal di ASEAN, belum lagi pada aspek jaminan pasokan gas, dll. Indonesiapantang menyerah. mengutip slogan tim Thomas Uber kita.. Salam, Tius_Sinyal IAGI-3794 Pada 23 Mei 2012 02:10, Bandono Salim bandon...@gmail.com menulis: Makasih masukan dari dunia minyak. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: lia...@indo.net.id Date: Tue, 22 May 2012 19:44:22 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Rasanya kalau teknologi renewable anergi(RE) sdh cukup maju pak , yang tidak bisa berkembang RE itu lebih kpd harganya , shg investor kurang berminat, disamping itu renewable energi juga mempunyai kendala kendala salah satunya keterbatasan kapasitas ( produksi).produk RE ini banyak untuk listrik ,seperti geothermal, solar, angin, energi laut bahkan Bio oil maupun biomasa ,( saat ini dalam bauran energi/energy mix untuk RE hanya sekitar 9%, inipun baru hidro dan geothermal , bandingkan dg batubara 49% , Gas 29% sisanya BBM , namun karena harganya cukup tinggi meskipun BBM hanya memberikan kontribusi dibawah 15% tapi biaya pembelian nya paling besar lebih dari 60%nya dari total biaya bahan bakar/energi primernya.Karena Tarif jual Listrik (TDL)ini diatur oleh pemerintah , maka PLN tidak bisa seenaknya ngejual listrik ini meskipun biaya pokok penyediaannya tinggi lebih tinggi dari harga jualnya ( makanya ada mekanisme subsisdi). Karena tarif listrik masih rendah ( rata rata 730 Rp/Kwh ), maka kalau PLN beli listrik dari investor swasta(IPP) termasuk untuk RE juga murah paling nggak sama dengan tarif tsb ( cuma kalau membangkitkan sendiri bisa lebih mahal krn ada mekanisme subsidi) , disinilah RE tidak bisa berkembang. Oleh karena itu harus ada intervensi pemerintah tidak sekedar B to B biasa antara PLN dg IPP, intervensi tsb bisa berupa cem macem spt pemberian incentif fiskal , subsidi RE , dll yg dirumuskan dalam suatu harga tertentu untuk daerah tertentu karena ketersediaan RE itu sifatnya lokal.satu lagi mungkin yg perlu diperhatikan diganti istilahnya dari Energi alternatif menjadi energi subtitusi ( subtitusi BBM), jadi bukan lagi alternatif yg banyak pilihanya. salam ISM Pak, Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa sebagian saja. Alternative energy, yang Anda usulkan berasal dari bio seperti tebu,jarak, dsb. Alternatif energi yang Anda kemukakan saya tempatkan sebagai prioritas terakir, yaitu urutan ke-11. Renewable energi kelihatannya berlimpah dan murah, tetapi teknologinya belum maju. Sumber yang bagus untuk mempelajari alternative energi adalah buku karangan David MacKay dari UIT, Cambridge. Judul bukunya Sustainable energy - without the hot air atau diterjemahkan bebas Sustainable energy -tanpa abab. Dibuku ini, yang bisa di download free, MacKay membandingkan segala macam alternative energi termasuk luas tanah yang diperlukan. Asumsi dia adalah bahwa tiap orang memerlukan 135kwh/d. Jadi untuk menghidupi satu juta orang deperlukan tanah yang
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
*Yth. Kang Yoga,* * * belum kang, nanti dech saya sempatkan bertemu beliau pada kesempatan pertama saya mampir ke Palangkaraya, skrg sy msh *hybernation* msh di site atau di Brisbee kang? Good idea, boleh juga dikembangkan cabang IAGI di Kalteng...apalagi nanti ada trailway... bisa dikembangkan sistem 'Mr. IAGI_man'...- inspirasi dari film Mr. Postman-nya *Kevin Costner*. Have an inspiring day! Salam, *Tius_Sinyal* *IAGI-3794* * * Pada 23 Mei 2012 10:43, yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.commenulis: Bener sekali kang Tyus, sudah saatnya kita beralih ke energy alternative yang lain. Tapi yang lebih utama lagi adalah menyadarkan masyarakat bahwa sumber energy kita semakin menipis dan semakin hari harga energy semakin mahal. Mungkin perlu ditambahkan dalam strategic road map-nya DEN kita mengenai kontinuitas langkah penyadaran berpikir masyarakat kita bahwa energy itu mahal dan valuable. Btw, kang Tyus, udah mulai kontak pak Yulian buat rencana kita bikin IAGI - Kalteng kah? Regards, *Yoga* -- *From:* Tius SINYAL tius.sin...@gmail.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Wednesday, 23 May 2012 1:20 PM *Subject:* Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 *Yth. IAGI-ers,* * * menurut berita di Kompas hari ini (Rabu, 23 Mei 2012), Judul Berita : Produksi Minyak Turun, produksi tahun 2013 terendah dalam sejarah. BP Migas memperkirakan produksi siap jual (*lifting*) minyak mentah nasional tahun 2013 sekitar 910.000 BPD (barrel per hari) atau dibawah target APBN Perubahan 2012. Perkembangan *Lifting* Minyak (dalam BPD) Tahun 2006 : 959.000 Tahun 2007 : 899.000 Tahun 2008 : 931.000 Tahun 2009 : 944.000 Tahun 2010 : 954.000 Tahun 2011 : 945.000 Tahun 2012 : 930.000 Tahun 2013 : 910.000 (asumsi) Tahun 2014 : menurut berita, optimis produksi minyak akan naik Kalau memang benar seperti ini, sudah saatnya beralih ke BB Gas/CBM/*Shale Gas*, atau *renewable energy*, siap maupun tidak siap Yang menarik lagi, masih di kolom berita yang sama, termuat berita : Harga Gas memukul daya saing Indonesia, Menperin MS Hidayat menegaskan kenaikan harga gas sebesar 55% yang mendadak dan berlaku surut...intinya adalah pada sektor industri masih dihadapkan pada pungli di sektor transportasi, biaya pelabuhan biaya logistik, yang menyebabkan Indonesia menjadi negara dengan ongkos termahal di ASEAN, belum lagi pada aspek jaminan pasokan gas, dll. Indonesiapantang menyerah. mengutip slogan tim Thomas Uber kita.. Salam, *Tius_Sinyal* *IAGI-3794* * * Pada 23 Mei 2012 02:10, Bandono Salim bandon...@gmail.com menulis: Makasih masukan dari dunia minyak. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: lia...@indo.net.id Date: Tue, 22 May 2012 19:44:22 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Rasanya kalau teknologi renewable anergi(RE) sdh cukup maju pak , yang tidak bisa berkembang RE itu lebih kpd harganya , shg investor kurang berminat, disamping itu renewable energi juga mempunyai kendala kendala salah satunya keterbatasan kapasitas ( produksi).produk RE ini banyak untuk listrik ,seperti geothermal, solar, angin, energi laut bahkan Bio oil maupun biomasa ,( saat ini dalam bauran energi/energy mix untuk RE hanya sekitar 9%, inipun baru hidro dan geothermal , bandingkan dg batubara 49% , Gas 29% sisanya BBM , namun karena harganya cukup tinggi meskipun BBM hanya memberikan kontribusi dibawah 15% tapi biaya pembelian nya paling besar lebih dari 60%nya dari total biaya bahan bakar/energi primernya.Karena Tarif jual Listrik (TDL)ini diatur oleh pemerintah , maka PLN tidak bisa seenaknya ngejual listrik ini meskipun biaya pokok penyediaannya tinggi lebih tinggi dari harga jualnya ( makanya ada mekanisme subsisdi). Karena tarif listrik masih rendah ( rata rata 730 Rp/Kwh ), maka kalau PLN beli listrik dari investor swasta(IPP) termasuk untuk RE juga murah paling nggak sama dengan tarif tsb ( cuma kalau membangkitkan sendiri bisa lebih mahal krn ada mekanisme subsidi) , disinilah RE tidak bisa berkembang. Oleh karena itu harus ada intervensi pemerintah tidak sekedar B to B biasa antara PLN dg IPP, intervensi tsb bisa berupa cem macem spt pemberian incentif fiskal , subsidi RE , dll yg dirumuskan dalam suatu harga tertentu untuk daerah tertentu karena ketersediaan RE itu sifatnya lokal.satu lagi mungkin yg perlu diperhatikan diganti istilahnya dari Energi alternatif menjadi energi subtitusi ( subtitusi BBM), jadi bukan lagi alternatif yg banyak pilihanya. salam ISM Pak, Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa sebagian saja. Alternative energy, yang Anda usulkan berasal dari bio seperti tebu,jarak, dsb. Alternatif energi yang Anda
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
Pak Ong yang saya hormati, Kuliah bapak adalah salah satu yang paling saya gemari waktu kuliah dulu, karena isinya lugas dan practical bukan hanya untuk bidang geologi tapi seluruh bidang usaha. Demikian juga dengan tulisan-tulisan Bapak di milis ini, sebagian besar saya simpan di folder terpisah untuk baca-baca lagi nanti. Saya sangat setuju sekali dengan pernyataan Bapak: Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa mengejar salah satu alternatif energi saja, dan tidak bisa juga mengabaikan sisi demand. Saat ditanya oleh calon pembeli tentang berapa banyak solar panel yang dibutuhkan untuk rumahnya, seorang sales akan tanya dulu: seberapa besar kebutuhannya bisa dikurangi? Solar panels are expensive, you don't want to waste it on inefficient light bulbs! Secara sepintas (mungkin perlu dikoreksi) saya lihat MacKay membandingkan kebutuhan energi saat ini dengan apa yang dapat disupply oleh energi alternatif teknologi saat ini. Asumsi energi per-orang yang MacKay gunakan juga cukup tinggi, menggunakan data dari penduduk negara maju. Sedangkan untuk melangkah menuju sustainable energy diperlukan dua usaha sekaligus: menambah supply energi alternatif dan mengurangi demand energi saat ini dengan menggunakan teknologi yang lebih effisien. Salah satu yang diperbandingkan dalam buku itu adalah pemakaian energi untuk transportasi. Kalau mau 100% sustainable energy, artinya kendaraan BBM juga harus diganti dengan kendaraan listrik. Mobil listrik yang paling murah dan paling rendah teknologinya saja sudah lebih dari dua kali lebih effisien dari pemakaian mobil yang asumsikan MacKay (80MPG-ekivalen dari mobil listrik terjelek, versus 33MPG mobil BBM asumsi MacKay). Apalagi mobil2 listrik yang lebih effisien sudah banyak yang melebihi 100MPG-e bahkan sampai 170MPGe. Dalam neraca MacKay (http://www.inference.phy.cam.ac.uk/withouthotair/c18/page_103.shtml) yang menyatakan CAR: 40KWH/d/p, bisa diganti dengan mobil listrik yang 'hanya' dua kali lebih efisien. Maka total pemakaian berkurang menjadi 175KWH/d/p dan neraca tersebut berpindah menjadi surplus enegri alternatif sebesar 5KWH/d/p. Belum lagi kalau demand yang lain juga diefisienkan. Dan saya juga sangat setuju sekali dengan menempatkan bio-energi diposisi priorotas paling akhir. Karena side-effectnya terlalu banyak: pembukaan lahan hutan dan monokultur pertanian, persaingan dengan produk pangan yang dapat meningkatkan harga makanan, dan tetap menggunakan teknologi berbakar yang menghasilkan polusi. Memang kebijakan untuk alternatif energi di Indonesia masih simpang siur. Di satu sisi pajak import produk alternatif energi sudah dihapuskan, namun subsidi terhadap BBM dan listrik masih terlalu tinggi untuk dapat disaingi oleh alternative energi. Disamping itu faktor korupsi juga berpengaruh ke image alternative energi bagi masyarakat Indonesia. Seolah-olah alternative energy tidak reliable padahal akibat dari proyek-proyek yang menggunakan bahan-bahan murahan karena dananya sudah terpangkas di sana-sini. Salam dari Bali, Wayan Heru Young From: Ong Han Ling hl...@geoservices.co.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, May 22, 2012 12:25 AM Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Pak, Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa sebagian saja. Alternative energy, yang Anda usulkan berasal dari bio seperti tebu,jarak, dsb. Alternatif energi yang Anda kemukakan saya tempatkan sebagai prioritas terakir, yaitu urutan ke-11. Renewable energi kelihatannya berlimpah dan murah, tetapi teknologinya belum maju. Sumber yang bagus untuk mempelajari alternative energi adalah buku karangan David MacKay dari UIT, Cambridge. Judul bukunya Sustainable energy - without the hot air atau diterjemahkan bebas Sustainable energy -tanpa abab. Dibuku ini, yang bisa di download free, MacKay membandingkan segala macam alternative energi termasuk luas tanah yang diperlukan. Asumsi dia adalah bahwa tiap orang memerlukan 135kwh/d. Jadi untuk menghidupi satu juta orang deperlukan tanah yang luar biasa luasnya termasuk untuk biomass(lih.slides). Maka itu biaya renewable energi akan mahal. Selain itu, untuk Indonesia ada satu faktor utama yang menganjal perkembangan alternatif energi, yaitu adanya subsidi. Umpama harga pokok disel 100. Diluar negeri akan kena pajak dan dijual ke konsumen 200 (di Eropa sampai 300+). Swasta yang ingin menjual Alternative energi, bertanding dengan harga 200. Jadi siapa saja yang bisa menjual energi seharga 200, akan laku dan bahkan dibebaskan sales tax/PPN 10%, jika berupa renewable energi. Di Indonesia kebalikan, diesel yang harga pokok 100 disubsidi hingga dijual ke rakyat cuma 50. Alternatif energi di Indonesia harus bertanding lawan harga 50. Sedangkan diluar negeri alteranatif energi bersaing dengan harga 200. Jadi pengusaha
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
Kompas kemarin Selasa 22 Mei kolom Ekonomi : Kenaikan harga gas ke konsumen ( 55%) oleh PGN dikarenakan harga beli PGN dari KKKS naik 200% berlaku surut sejak 1 April 2012... Wah tinggi sekali kenaikan gas dari KKKS ini sampai 200% ( apa nggak kebanyakan untungnya.), kira kira apa ya yang menyebabkan kenaikan tsb ditengah kecenderungan menurunnya harga gas... , kok tega amat sampai naikan 200% , akibatnya industri kecil pada klimpungan. .lagi lagi yg kecil yg jd kurbannya Pada Agenda Konvensi IPA tgl 25 Mei 2012 ada sessi Revisi UU MIgas No. 22 Tahn 2001, wah apa ini gara gara masalah BBM shg perlu segera ada Revisi UU Migas yg kemarin banyak dipersoalkan dalam diskusi diskusi masalah kenaikan BBM.UU itu kan produk politik dari lembaga politik , bisa kemana mana arahnya sesuai dg kepentingan politik sesaat. makanya banyak UU yg sdh jadi tidak bisa /sulit dilaksanakn atau malah baru keluar sdh dipersoalkan / di MK kan... spt UU Migas ini sendiri sudah 3 kali di MK kan sejak lahirnya UU tsb ISM *Yth. IAGI-ers,* * * menurut berita di Kompas hari ini (Rabu, 23 Mei 2012), Judul Berita : Produksi Minyak Turun, produksi tahun 2013 terendah dalam sejarah. BP Migas memperkirakan produksi siap jual (*lifting*) minyak mentah nasional tahun 2013 sekitar 910.000 BPD (barrel per hari) atau dibawah target APBN Perubahan 2012. Perkembangan *Lifting* Minyak (dalam BPD) Tahun 2006 : 959.000 Tahun 2007 : 899.000 Tahun 2008 : 931.000 Tahun 2009 : 944.000 Tahun 2010 : 954.000 Tahun 2011 : 945.000 Tahun 2012 : 930.000 Tahun 2013 : 910.000 (asumsi) Tahun 2014 : menurut berita, optimis produksi minyak akan naik Kalau memang benar seperti ini, sudah saatnya beralih ke BB Gas/CBM/*Shale Gas*, atau *renewable energy*, siap maupun tidak siap Yang menarik lagi, masih di kolom berita yang sama, termuat berita : Harga Gas memukul daya saing Indonesia, Menperin MS Hidayat menegaskan kenaikan harga gas sebesar 55% yang mendadak dan berlaku surut...intinya adalah pada sektor industri masih dihadapkan pada pungli di sektor transportasi, biaya pelabuhan biaya logistik, yang menyebabkan Indonesia menjadi negara dengan ongkos termahal di ASEAN, belum lagi pada aspek jaminan pasokan gas, dll. Indonesiapantang menyerah. mengutip slogan tim Thomas Uber kita.. Salam, *Tius_Sinyal* *IAGI-3794* * * Pada 23 Mei 2012 02:10, Bandono Salim bandon...@gmail.com menulis: Makasih masukan dari dunia minyak. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: lia...@indo.net.id Date: Tue, 22 May 2012 19:44:22 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Rasanya kalau teknologi renewable anergi(RE) sdh cukup maju pak , yang tidak bisa berkembang RE itu lebih kpd harganya , shg investor kurang berminat, disamping itu renewable energi juga mempunyai kendala kendala salah satunya keterbatasan kapasitas ( produksi).produk RE ini banyak untuk listrik ,seperti geothermal, solar, angin, energi laut bahkan Bio oil maupun biomasa ,( saat ini dalam bauran energi/energy mix untuk RE hanya sekitar 9%, inipun baru hidro dan geothermal , bandingkan dg batubara 49% , Gas 29% sisanya BBM , namun karena harganya cukup tinggi meskipun BBM hanya memberikan kontribusi dibawah 15% tapi biaya pembelian nya paling besar lebih dari 60%nya dari total biaya bahan bakar/energi primernya.Karena Tarif jual Listrik (TDL)ini diatur oleh pemerintah , maka PLN tidak bisa seenaknya ngejual listrik ini meskipun biaya pokok penyediaannya tinggi lebih tinggi dari harga jualnya ( makanya ada mekanisme subsisdi). Karena tarif listrik masih rendah ( rata rata 730 Rp/Kwh ), maka kalau PLN beli listrik dari investor swasta(IPP) termasuk untuk RE juga murah paling nggak sama dengan tarif tsb ( cuma kalau membangkitkan sendiri bisa lebih mahal krn ada mekanisme subsidi) , disinilah RE tidak bisa berkembang. Oleh karena itu harus ada intervensi pemerintah tidak sekedar B to B biasa antara PLN dg IPP, intervensi tsb bisa berupa cem macem spt pemberian incentif fiskal , subsidi RE , dll yg dirumuskan dalam suatu harga tertentu untuk daerah tertentu karena ketersediaan RE itu sifatnya lokal.satu lagi mungkin yg perlu diperhatikan diganti istilahnya dari Energi alternatif menjadi energi subtitusi ( subtitusi BBM), jadi bukan lagi alternatif yg banyak pilihanya. salam ISM Pak, Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa sebagian saja. Alternative energy, yang Anda usulkan berasal dari bio seperti tebu,jarak, dsb. Alternatif energi yang Anda kemukakan saya tempatkan sebagai prioritas terakir, yaitu urutan ke-11. Renewable energi kelihatannya berlimpah dan murah, tetapi teknologinya belum maju. Sumber yang bagus untuk mempelajari
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
Terimakasih Pak atas rincinya kenapa sulit di kembangkan di indonesia. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ong Han Ling hl...@geoservices.co.id Date: Mon, 21 May 2012 23:25:35 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Pak, Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa sebagian saja. Alternative energy, yang Anda usulkan berasal dari bio seperti tebu,jarak, dsb. Alternatif energi yang Anda kemukakan saya tempatkan sebagai prioritas terakir, yaitu urutan ke-11. Renewable energi kelihatannya berlimpah dan murah, tetapi teknologinya belum maju. Sumber yang bagus untuk mempelajari alternative energi adalah buku karangan David MacKay dari UIT, Cambridge. Judul bukunya Sustainable energy - without the hot air atau diterjemahkan bebas Sustainable energy -tanpa abab. Dibuku ini, yang bisa di download free, MacKay membandingkan segala macam alternative energi termasuk luas tanah yang diperlukan. Asumsi dia adalah bahwa tiap orang memerlukan 135kwh/d. Jadi untuk menghidupi satu juta orang deperlukan tanah yang luar biasa luasnya termasuk untuk biomass(lih.slides). Maka itu biaya renewable energi akan mahal. Selain itu, untuk Indonesia ada satu faktor utama yang menganjal perkembangan alternatif energi, yaitu adanya subsidi. Umpama harga pokok disel 100. Diluar negeri akan kena pajak dan dijual ke konsumen 200 (di Eropa sampai 300+). Swasta yang ingin menjual Alternative energi, bertanding dengan harga 200. Jadi siapa saja yang bisa menjual energi seharga 200, akan laku dan bahkan dibebaskan sales tax/PPN 10%, jika berupa renewable energi. Di Indonesia kebalikan, diesel yang harga pokok 100 disubsidi hingga dijual ke rakyat cuma 50. Alternatif energi di Indonesia harus bertanding lawan harga 50. Sedangkan diluar negeri alteranatif energi bersaing dengan harga 200. Jadi pengusaha Indonesia harus jadi superman teknologi untuk bisa menghasilkan energi dengan harga dibawah 50. Terlampir daftar harga diesel dan gasoline di Negara-negara Asia. Harga di Korea 3X harga di Indonesia. Pencarian Alternatif energi bisa berkembang di Korea, tetapi tidak mungkin di Indonesia. Salam, HL Ong -Original Message- From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: Sunday, May 20, 2012 6:06 AM To: Iagi Subject: Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Pak Ong, kalau selalu andalin bahan bakar dari sitem tAmbang, memang menyedihkan, kalau tata kelolanya masih seperti saat ini. Jual murah keluar, lebih mahal jual dlm negeri. Bagaimana kalau mulai dipikiran model Brasil, pakai tebu untuk bahan bakar? Untuk oli pakai jarak?(India penghasil castor oil terbesar saat ini, setau saya) Bukankah masih ribuan hektar tanah kita tidak tergarap dengan baik? Malah dihancurkan struktur dan kesuburannya oleh manusia? Ada juga sorgum manis, dlm 3 bln sudah dpt dijadikan methanol, bijinya bagus untuk bahan makanan, karena glukosenya rendah. Buat roti bagi penderita diabeter. Sisanya buat makan ternak dan pupuk. Ingin komentarnya Pak, mumpung masih ada waktu sbelum minyak tdk dpt diambil. Powered by Telkomsel BlackBerryR -Original Message- From: Ong Han Ling wim...@singnet.com.sg Date: Fri, 18 May 2012 09:17:21 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
Pak Ong nilai biomas kan bukan hanya energi spt btbara, tApi masalah kesuburan, pengurangan CO2 (kesegaran udara), makanan mungkin perlu dihitung. Kalau dari sini mungkin baru imbang ya. Makasih. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ong Han Ling hl...@geoservices.co.id Date: Mon, 21 May 2012 23:25:35 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Pak, Memang menaggulangi energi harus menyeluruh, komprehensif dan holistik. Tidak bisa sebagian saja. Alternative energy, yang Anda usulkan berasal dari bio seperti tebu,jarak, dsb. Alternatif energi yang Anda kemukakan saya tempatkan sebagai prioritas terakir, yaitu urutan ke-11. Renewable energi kelihatannya berlimpah dan murah, tetapi teknologinya belum maju. Sumber yang bagus untuk mempelajari alternative energi adalah buku karangan David MacKay dari UIT, Cambridge. Judul bukunya Sustainable energy - without the hot air atau diterjemahkan bebas Sustainable energy -tanpa abab. Dibuku ini, yang bisa di download free, MacKay membandingkan segala macam alternative energi termasuk luas tanah yang diperlukan. Asumsi dia adalah bahwa tiap orang memerlukan 135kwh/d. Jadi untuk menghidupi satu juta orang deperlukan tanah yang luar biasa luasnya termasuk untuk biomass(lih.slides). Maka itu biaya renewable energi akan mahal. Selain itu, untuk Indonesia ada satu faktor utama yang menganjal perkembangan alternatif energi, yaitu adanya subsidi. Umpama harga pokok disel 100. Diluar negeri akan kena pajak dan dijual ke konsumen 200 (di Eropa sampai 300+). Swasta yang ingin menjual Alternative energi, bertanding dengan harga 200. Jadi siapa saja yang bisa menjual energi seharga 200, akan laku dan bahkan dibebaskan sales tax/PPN 10%, jika berupa renewable energi. Di Indonesia kebalikan, diesel yang harga pokok 100 disubsidi hingga dijual ke rakyat cuma 50. Alternatif energi di Indonesia harus bertanding lawan harga 50. Sedangkan diluar negeri alteranatif energi bersaing dengan harga 200. Jadi pengusaha Indonesia harus jadi superman teknologi untuk bisa menghasilkan energi dengan harga dibawah 50. Terlampir daftar harga diesel dan gasoline di Negara-negara Asia. Harga di Korea 3X harga di Indonesia. Pencarian Alternatif energi bisa berkembang di Korea, tetapi tidak mungkin di Indonesia. Salam, HL Ong -Original Message- From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: Sunday, May 20, 2012 6:06 AM To: Iagi Subject: Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Pak Ong, kalau selalu andalin bahan bakar dari sitem tAmbang, memang menyedihkan, kalau tata kelolanya masih seperti saat ini. Jual murah keluar, lebih mahal jual dlm negeri. Bagaimana kalau mulai dipikiran model Brasil, pakai tebu untuk bahan bakar? Untuk oli pakai jarak?(India penghasil castor oil terbesar saat ini, setau saya) Bukankah masih ribuan hektar tanah kita tidak tergarap dengan baik? Malah dihancurkan struktur dan kesuburannya oleh manusia? Ada juga sorgum manis, dlm 3 bln sudah dpt dijadikan methanol, bijinya bagus untuk bahan makanan, karena glukosenya rendah. Buat roti bagi penderita diabeter. Sisanya buat makan ternak dan pupuk. Ingin komentarnya Pak, mumpung masih ada waktu sbelum minyak tdk dpt diambil. Powered by Telkomsel BlackBerryR -Original Message- From: Ong Han Ling wim...@singnet.com.sg Date: Fri, 18 May 2012 09:17:21 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
Pak Ong, kalau selalu andalin bahan bakar dari sitem tAmbang, memang menyedihkan, kalau tata kelolanya masih seperti saat ini. Jual murah keluar, lebih mahal jual dlm negeri. Bagaimana kalau mulai dipikiran model Brasil, pakai tebu untuk bahan bakar? Untuk oli pakai jarak?(India penghasil castor oil terbesar saat ini, setau saya) Bukankah masih ribuan hektar tanah kita tidak tergarap dengan baik? Malah dihancurkan struktur dan kesuburannya oleh manusia? Ada juga sorgum manis, dlm 3 bln sudah dpt dijadikan methanol, bijinya bagus untuk bahan makanan, karena glukosenya rendah. Buat roti bagi penderita diabeter. Sisanya buat makan ternak dan pupuk. Ingin komentarnya Pak, mumpung masih ada waktu sbelum minyak tdk dpt diambil. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ong Han Ling wim...@singnet.com.sg Date: Fri, 18 May 2012 09:17:21 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
Rekan rekan Apa yang dikatakan oleh Pak Ong HL ini benar. Saya merasa lebih sedih lagi karena ada seorang ahli ekonomi perminyakan yang beken , kalau tidak salah juag mengambil doktornya di Clrd sana , selalu mengatakan bahwa cadangan migas kita berlimpah. Saya pernah bertemu beliau dan menyatakan kritik saya , beliau menjawab .Ya saya kan baca dari mas media dan beberapa data mengatakan begitu a.l kan cekungan sedimen kita banyak yang belum dieksplorasi , ada enam puluh (Nah .itu kan data IAGI) Ada lagi seorang mantan menteri jaman pak Harto yang cukup populer menulis di harian Kompas hal yang sama ,bahwa cadangan migas kita berlimpah. Tanpa mengurangi akan kegigihan beliau , saya teringat ketika Alm pak Widjojono sedang getol getolnya mensosialisaskan devirsifikasi BBM ke gas . Bagaimana seorang profesional yang sepintar Alm dapat yakin sekali bahwa devisrsifikasi BBM ke gas dapat menyelesaikan masalah subsidi tanpa menimbulkan masalah disektor peresdiaan gas ? Saya kira obat sementara sebelum bebenah kebujakan energi yang lebih baik maka BERHEMAT adalah satu satunya obat aspirin: yang akan mengurangi sakit kepala kita. Beranikah Pemerintah dan maukah rakyat kita menerima ini sebagai suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri ? Dan kemudian menerima apapun kebijakan korektifnya ? Sejarahlah yang akan memberikan jawaban. Mengerikan memang pak Ong si Abah From: Ong Han Ling wim...@singnet.com.sg To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, May 18, 2012 9:17 AM Subject: RE: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Rekan-rekan IAGI, Sebagai anggota IAGI sebetulnya kita punya kewajiban untuk membetulkan data yang salah. Banyak data salah dari Pemerintah kita diamkan hingga kebijakan Pemerintah keliru. Kita kutib dokumen Menteri Keuangan, Agus Martowardjo, yang ditayangkan di email IAGI. Apakah data ini betul? “Dalam dokumen tersebut, Menteri Keuangan, Agus Martowardojo mengatakan bahwa Salah satu sumber daya alam yang diperkirakan masih cukup memadai adalah gas bumi.” “Posisi Indonesia sebagai salah satu eksportir gas terbesar, menjadi alasan pemerintah memilih sumber daya gas. Berbeda dengan cadangan minyak bumi yang terus menipis, cadangan gas bumi Indonesia masih cukup besar. Data 2010 menunjukkan total cadangan gas Indonesia diperkirakan mencapai 157,14 triliun standar kaki kubik (tscf), atau 3 persen cadangan gas dunia.” Apakah Indonesia salah satu eksportir gas terbesar? Dulu ya, tetapi sekarang merupakan sejarah. Arun sudah tutup. Badak berkurang 30% dan sekarang sebagian dipakai dalam negeri. Donggi hanya 1-3TCF. Yang potensi naik produksinya hanyalah Wiryagar tetapi sayang diekspor dengan harga sangat murah $3.40/mmbtu, yaitu 1/3 dari harga pembelian PLN dari LNG Bontang di Jakarta. Cadangan Masela yang kita banggakan hanya antara 6-14TCF. Masela pun belum bisa dikatakan sebagai proven reserve menurut definisi SPE, WPC, AAPG, SPEE, apalagi kalau SEC karena proven reserve mempunyai konotasi keekonomian. Apakah Masela akan diproduksi, kepastian baru akan diketahui tahun 2015, yaitu dimana Final Investment Dicision atau FID disetujui. Cadangan Masela secara definisi belum dapat dibukukan sebagai Proven reserve karena commerciality belum ditentukan. Jadi kita jangan mimpi bahwa cadangan gas bumi Indonesia masih banyak. Bahwa cadangan gas Indonesia 3%, pasti ini data sejarah dan belum di-update tertutama kalau dibandingkan penemuan di Australia, US, dan Canada. Dalam kurun waktu 10 tahun terakir ini penemuan baru untuk replacement baik untuk minyak maupun gas Indonesia kurang dari setengahnya yang diproduksi. Kita telah menguras celengan anak cucu kita. Negara tetangga Western Australia mempunyai proven reserve 160TCF dan Queensland 60TCF (dari CBM). Sedangkan di US dan Canada kebanjiran gas berasal dari shale gas dengan harga cuma $2-2.50/mmbtu. Indonesia mamasok LNG Bontang ke Jakarta dengan harga $11/mmbtu. Bagaimana menteri bisa mengataiakan bahwa cadangan gas bumi Indonesia masih besar? Data yang diberikan kepada Menteri keliru hingga kebijaksanaannya juga akan keliru. Bersama ini saya ingin melampirkan dua contoh slides tentang kekeliruan data gas Indonesia. Satu gambar dari Woods (lih. attachment) menunjukan bahwa antara forecast/prediksi dan realisasi/kenyataan produksi gas Indonesia, terdapat perbedaan. Bedanya cukup besar, untuk periode 2007-2011, sampai tiga kali lebih besarnya forecast dibandingkan realistas. Umumnya grafik forecast dengan angka yang cukup meyakinkan diperlihatkan di laporan-laporan Pemerintah. Sedangkan grafik forecast bersamaan dengan realisasi, seperti yang diperlihatkan disini oleh Woods biasanya tidak dibuat, supaya tidak terlihat kesalahan/kekeliruan kita. Gambar kedua saya ambil dari Pemerintah (lih.attachment). Banyak data dari Pemerintah yang salah didiamkan. Salah satu adalah peta yang sering
Re: [iagi-net-l] BBM gak akan naik2 - Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013
Berita hari ini harga minyak WTI turun sampai $92.81/bbl, lha kalau patokan untuk menaikan BBM ICP harus $120.75/bbl sementara tren minyak dunia turun terus ya BBM gak akan naik2. Negoro tekor terus. Paling yang bisa diusahakan cuma pembatasan, itupun kalau berhasil. Terus gimana.fz REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak dunia memperpanjang penurunan mereka pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena meningkatnya persediaan AS dan kekhawatiran bahwa Yunani akan keluar dari euro akan menimbulkan kekacauan di zona euro. Euro mencapai titik terendah empat bulan terhadap dolar karena investor mencari tempat berlindung dari risiko, menekan permintaan untuk minyak dan komoditas lainnya yang dihargakan dalam dolar. Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman Juni, merosot 1,17 dolar AS menjadi ditutup pada 92,81 dolar AS per barel. --- Pada Rab, 16/5/12, lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id menulis: Dari: lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id Judul: Re: [iagi-net-l] Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013 Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Rabu, 16 Mei, 2012, 7:18 PM Asumsi makro adalah parameter yang berpengaruh thd perubahan APBN , adanya perubahan asumsi maka akan terjadi perubahan APBN ( APBN-P ),asumsi makro ini ditetapkan bersama antara eksekutif dan legislatif dalam UU APBN. sebagai contoh pada UU APBN 2012 yg mulai berlaku Januari 2012 ditetapkan ICP 95 $USD karena ICP naik terus maka pada April 2012 dilakukan perubahan UU APBN 2012 menjadi APBN-P 2012 dg ICP 105 $ USD. Asumsi makro APBN antara lain Nilai tukar dollar, harga minyak ( ICP), lifting minyak ,inflasi, pertumbuhan ekonomi dll (sementara ini sampai 2012 lifting gas belum masuk asumsi makro APBN). Asumsi makro APBN disektor ESDM yaitu ICP , Lifting minyak , Subsidi energi ( listrik , BBM , BBN , LPG ).oleh karena itu tugas pokok Kementerian ESDM untuk menghitung besaran asumsi makro tsb dan bagaimana cara pengendaliannya. Jadi meskipun tidak dipakai untuk asumsi APBN pemasukan dari gas tetap ada di APBN. Kalau nanti Lifting gas dimasukan ke Asumsi Makro APBN maka akan berpengaruh terhadap APBN tsb , Kalau ada asumsi harga minyak (ICP) maka tentunya juga akan ada asumsi harga gas (IGP) disamping lifting gas ( kita lihat saja nanti berapa prediksi harga gas per mmbtu nya pada APBN 2013 , apakah ada pengaruhnya dg melimpahnya gas di USA). Jadi nanti 2014 , bagi yg berminat jadi Menteri ESDM dari Geologist mulai sekarang kutak katik perhitungan dan pengendalian parameter asumsi makro APBN sektor ESDM tsb sehingga jadi disamp[ing Geologist juga ahli segala bidang. hehehe...he Rilek dulu... Selamat Liburan Panjang akhir pekan , karena Jumat Harpitnas ISM Btw, selama ini income dari Gas diambil dari mana ya ? Atau tidak dimasukkan ? RDP *Pemerintah Masukan Asumsi Lifting Gas di RAPBN 2013* *SatuNegeri.com* - Dalam asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2013 yang akan diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 16 Mei 2012. Pemerintah memasukkan asumsi lifting gas pada 2013 sebesar 1.290-1.360 juta barel ekuivalen minyak per hari (mboepd). Hal itu merupakan hal yang baru, karena Sebelumnya asumsi lifting atau produksi siap jual hanya diterapkan pada produksi minyak mentah. Dalam dokumen Kerangka Ekonomi Makro Pokok-pokok Kebijakan Fiskal 2013 disebutkan, dengan memperhatikan tantangan yang terdapat pada kapasitas produksi dan lifting minyak mentah Indonesia. pemerintah bermaksud mengusulkan variabel asumsi tambahan pada 2013 untuk mengimbangi potensi penurunan penerimaan sumber daya alam yang bersumber dari minyak mentah. Dalam dokumen tersebut, Menteri Keuangan, Agus Martowardojo mengatakan bahwa Salah satu sumber daya alam yang diperkirakan masih cukup memadai adalah gas bumi. Posisi Indonesia sebagai salah satu eksportir gas terbesar, menjadi alasan pemerintah memilih sumber daya gas. Berbeda dengan cadangan minyak bumi yang terus menipis, cadangan gas bumi Indonesia masih cukup besar. Data 2010 menunjukkan total cadangan gas Indonesia diperkirakan mencapai 157,14 triliun standar kaki kubik (tscf), atau 3 persen cadangan gas dunia. Pemerintah beralasan, perkembangan produksi gas bumi relatif stabil. Pada 2010, produksi gas bumi mencapai 1.577 mboepd, atau naik 159 mboepd dari 1.419 mboepd pada 2009. Dengan melihat perkembangan tersebut, pemerintah memperkirakan lifting gas pada 2013 mencapai 1.290-1.390 mboepd. Dalam dokumen tersebut dipaparkan juga indikator perekonomian Indonesia pada 2013. Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 6,8-7,2 persen, tingkat inflasi dapat dikendalikan pada level yang cukup moderat sebesar 4,5-5,5 persen. Pemerintah berasumsi tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara tiga bulan akan berada pada kisaran 4,5-5,5 persen, nilai tukar rupiah cukup stabil pada level Rp8.700-9.300 per
[iagi-net-l] BBM lagi
Di ILC tivi one saat ini ada diskusi ttg BBM dan migas , ada Mentri ESDM dg tim migasnya Ism Sent by Liamsi's Mobile Phone PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] BBM lagi
Walah paling ngotot mau naikin harga bbm. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ismail lia...@indo.net.id Date: Tue, 20 Mar 2012 12:40:25 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] BBM lagi Di ILC tivi one saat ini ada diskusi ttg BBM dan migas , ada Mentri ESDM dg tim migasnya Ism Sent by Liamsi's Mobile Phone PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] BBM an
sp. siwo'72 From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, 18 March 2012 8:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] BBM an Siip, ditunggu hasilnya kangmas From: rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com; To: iagi-net@iagi.or.id; Subject: Re: [iagi-net-l] BBM an Sent: Sat, Mar 17, 2012 12:45:58 PM aku mau bikin pak O ntar kalo jadi di masukin Avi 0666 On Mar 17, 2012 12:15 PM, o - musakti o_musa...@yahoo.com.au wrote: Rekans, Ada yang bisa memberi pencerahan, cost breakdown dari harga bensin di Indonesia (pulau Jawa) ? Misalnya harga minyak mentah 115 US per barrel, berapa harga pengolahannya sampai jadi pertamax, berapa komponen pajaknya, transportasi dll. Sampai bisa ketemu angka 9000 rupiah perliter di pom bensin.. PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] BBM an
Siip, ditunggu hasilnya kangmas
Re: [iagi-net-l] BBM an
Siip, ditunggu hasilnya kangmas
[iagi-net-l] BBM an
Rekans, Ada yang bisa memberi pencerahan, cost breakdown dari harga bensin di Indonesia (pulau Jawa) ? Misalnya harga minyak mentah 115 US per barrel, berapa harga pengolahannya sampai jadi pertamax, berapa komponen pajaknya, transportasi dll. Sampai bisa ketemu angka 9000 rupiah perliter di pom bensin.. PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] BBM an
aku mau bikin pak O ntar kalo jadi di masukin Avi 0666 On Mar 17, 2012 12:15 PM, o - musakti o_musa...@yahoo.com.au wrote: Rekans, Ada yang bisa memberi pencerahan, cost breakdown dari harga bensin di Indonesia (pulau Jawa) ? Misalnya harga minyak mentah 115 US per barrel, berapa harga pengolahannya sampai jadi pertamax, berapa komponen pajaknya, transportasi dll. Sampai bisa ketemu angka 9000 rupiah perliter di pom bensin.. PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] BBM an
Siip, ditunggu hasilnya kangmas