[iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
Yok... dengan 1 pertanyaan Apa pernah dan kapan ?... PK atau DepDikBud kita dipimpin oleh seorang Scientis atau Teknokrat... Rasa-rasanya belum pernah?.. Selama ini kita baru memikirkan soal-soal Sosial, yang ujung-ujungnya Sial Bicara soal sial, sudah pasti adanya diakhir suatu kejadian... selanjutnya.. HF 1393 - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Cc: HAGI-Net [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, June 10, 2006 6:52 PM Subject: [Geologi UGM] Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian Quote - ... saya pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk memasukkan ... - end qoute Nah kira-kia bentuk riilnya seperti apa ? Press release ? Seminar ? Pembuatan buku panduan sederhana dengan bahasa awam ? Atau demo-damai spt yg ernah terlontar dari abah dulu ? Ya saya juga yakin banyak yg dapat dilakukan IAGI-HAGI ... tetunya tidak bisa sendiri2, bersama kita bisa Yuuk ! rdp On 6/10/06, budi santoso [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya pikir hal ini dipengaruhi juga oleh 'mental' masyarakat dan pemimpin kita. Meskipun publikasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegempaan atau kemungkinan-kemungkinan bencana lain yang ditimbulkan oleh alam (tanah longsor, letusan gunung berapi dst) sudah 'cukup', tapi bagaimanan masyarakat awam dan pemerintah menyikapinyapun seperti baru sadar betapa pentingnya dan terlambatnya itu semua setelah bencana itu terjadi. Karena ini berkaitan dengan 'culture' kita secara umum yang tidak pernah 'aware' akan hal-hal yang berkaitan dengan kehendakNya maka saya pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk memasukkan bahasan tersebut ke dalam kurikulum pendidikan kita. Tidak harus menjadi sebuah mata pelajaran baru, tapi disisipkan di mata pelajaran sains pada tingkat SD dan geografi pada tingkat SMP dan SMU. Diharapkan dari situ sedikit-demi sedikit masyarakat kita nantinya akan 'familier' dengan bencana alam spt tsb di atas; bagaimana terjadinya, mengantisipasi dan menaggulanginya. Tentu saja bahasannya akan disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang ada. Karena sudah sedemikian banyaknya korban yang diakibatkannya, dan hampir semua daerah di Indonesia rawan atau punya potensi besar untuk mengalaminya di masa yang kan datang. Jadi sudah semestinya kita menyiapkn diri melalui anak-anak kita paling tidak ke depan kita akan lebih 'siap' dan tidak ada lagi kesan seolah-olah para ahli kebumian - seperti pahlawan kesiangan. Tanpa usaha dan cara yang komprehensif dalam mendidik masayarakat kita dalam hal ini, maka yang terjadi adalah selalu pengulangan-pengulangan korban, penderitaan, pertanyaan, seminar, sosialisasi parsial dst yang pada akhirnya akan terasa 'seperti sia-sia, terlambat dan seterusnya. Selain tentunya sosialisasi kepada masyarakat yang lebih umum pada saat ini. STJ --- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada yg dapat membantu saya menjawab yg ini ? Pertanyaan senada dengan hal ini sering sekali saya terima semenjak gempa-tsunami aceh tahun 2004. Aku rasa IAGI-HAGI sudah saatnya untuk kembali mendekati masyarakat awam. tantangannya tidak mudah dan saya yakin tidak mungkin sendiri-sendiri hanya dengan bersama kita bisa Ya bersama kita bisa RDP -- Forwarded message -- From: Hendra Wahyudi [EMAIL PROTECTED] Date: Jun 9, 2006 11:32 PM Subject: Apa peranan ahli kebumian To: rovicky dwi putrohari [EMAIL PROTECTED] Salam Pak, Gempa bumi sekarang kan lagi naik daun Pak, mulai dari kalangan ahli sampai awam sekalipun banyak memberikan opini tentang gempa. Tapi, yang jadi pertanyaan saya sampai saat ini adalah bagaimana sebenarnya peran ahli kebumian (khususnya ahli tektonik) dalam meminimalisir korban gempa ? selama ini kok kesannya, ahli2 tersebut angkat bicara kalau bencananya sendiri sudah terjadi. Memang di satu sisi apa yang mereka sampaikan adalah usaha untuk memberikan informasi tentang bagaimana kejadian dan mekanisme sebuah gempa. Tapi hanya sebatas itu. Belum ada langkah riil bagaiman untuk meminimalkan angka korbannya, jadi kesannya sia-sia. Semua orang sudah mengetahui kalau gempa bumi merupakan bencana yang sampai saat ini belum dapat diprediksi waktu kejadiannya. Jadi, cuma usaha - usaha peminimalisiran korban saja yang dapat dilakukan. Informasi kalau Indonesia merupakan jalur ring of fire (kecuali, Kalimantan) hanya sekadar opini yang tidak ditindaklanjuti maknanya. Menurut Pak Rovicky, apakah sebenarnya peran atau tugas yang harus dilakukan oleh seorang ahli kebumian dalam kaitan dengan pengabdian kepada masyarakat? Mohon pendapatnya Pak Salam Hendra __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com -- How to win the game without breaking the rule -- make the new one ! - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call
Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
Setuju Abah , IAGI tidak hrs berubah sbg lembaga politik. kan katanya politikus itu boleh bohong tdk boleh salah , kan jadi barabe kalau Geolog boleh bohong .he Biasanya setiap proses UU ( pembahasan RUU ) di DPR kan melibatkan semua organisasi terkait, mungkin nanti IAGI akan diminta pendapatnya pada RUU Bencana Alam atau malah kelupaan / dilupkakan, Kalau gak salah inisiator nya Bukan di ESDM tapi di Dept Sosial atau Bakornas PB mungkin. Minggu lalu API dan Asosiasi Perusahaan Tambang Batubara diminta dengar pendapat di DPR untuk RUU Ketenagalistrikan, dari anggota DPR yang ada di Komisi itu , cuma kurang lebih 1/3 nya yg hadir, Karena di DPR lagi banyak ngebahas RUU .( bagi bagi tugas kali ya ) Ism - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, June 12, 2006 2:44 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian Pak Is dan rekans Perlu kah IAGI jadi partai untuk mempengaruhi keputusan politik ? Saya kira tidak perlu , IAGI harus dapat memberikan pengertian ilmu kebumian dalam hal ini yang bersangkut paut dengan bencana alam (baca bencana geologi). Pak Is dan Rekans Mungkin perlu tahu ? Saya kira seluruh rakyat perlu tahu keputusan politik yang akan disepakati DPR , dalam hal yang Anda sebutkan , maka ahli kebumian seharusnya dili- batkan, karena dasar dari nature bencana (dalam hal bencana geologi) adalah peristiwa alam yang dapat diterangkan dengan ilmu kebumian. Sebagai akibat dari itu maka dalam RUU itu maka ruh legal- nya harus didasarkan pada ilmu kebumian. Sebagai bandingan ,Prof Pangkalila mengatakan bahwa RUU-APP menjebabkan geger karena tidak didasarkan atas pengertian dan konsep ilmiah. Hanya didasarkan pada hal yang bersifat nisbi sekali. Nah , kalau RUU yang Pak Ismail sebutkan tidak mau bernasib sama , sudah SEHARUSNYA Komunitas Ahli Kebumian berusaha untuk memberikan warna pada RUU tsb, sehingga sempurnalah dia sebagai Undang Undang yang akan dipakai dasar untuk membuat peraturan pelaksananya ditingkat bawah. Kalau nanti UU-nya ngaco , betapa akan runyamnya usaha usaha mitigasi dan rekonstruksi setiap ada bencana. Bagaimana kita melaksanakan misi politik ini ? Kita harus seluruh network yang ada , nah Ketua Umum IAGI , mantan aktifis ilmu kebumian tentunya akan mampu memanfaatkan net work ini. Apakah mudah , jelas tidak , akan tetapi saya berharap agar kalau benar RUU Bencana sedang dibicarakan , semoga jangan dulu diputuskan sebelum kita mendiskusikan-nya. Si-Abah _ diskusi di Trijaya FM beberapa waktu lalu )Nah mumpung belum disahkan mungkin perlu tahu juga isinya , apakah sektor ilmu kebumian juga ( ada yang punya ? ) __ Rekans Kalau kita menghendaki adanya kepedulian akan gempa diseluruh persada Indonesia , maka mau tak mau kita harus memakai jalur politik ! Eit , jangan mengernyitkan kening dulu doong ! Mengapa begitu ? Karena kepedulian yang kita harapkah kepedulian dari komponen bangsa, dia harus memiliki kekuatan yang mengikat,mempunyai jangkauan baik ke eksekutif , judikatif, jadi harus disusun strategi berdasarkan satu keputusan politik. Apakah itu Peraturan Pemerintah , SK Presiden atau bahkan Undang Undang Dengan adanya ini maka perturan peraturan yang mempunyai herarchi lebih rendah akan dapat mengatur umpama :konstruksi bangunan, lokasi lokasi aman bagi pemukiman , arah dari perencanaan dalam segala hal , tata cara sosialisasi mitigasi , evakuasi ,re-konstruksi dsb. Tentu saja peraturan yang lebih rendah herarchi-nya ini akan sangat tergantung pada kondisi geologi dan sosial ekonomi dari daerah. Nah , dalam melangkah menuju adanya suatu keputusan politik tsb diatas , seluruh komponen ahli ilmu kebumian dan fihak fihak yang sudah sadar bencana harus memprovokasi agar dapat tercapai suatu keputusan politik tersebut. Sejalan dengan itu , dalam masa penantian IAGI dapat melakukan hal yang disebutkan oleh rekan tsb diatas. Tentu saja ini adalah perjalanan panjang dan harus dengan usaha tanpa henti , hal serupa kan dialami oleh rakyat Amerika di California dan Jepang. Si-Abah. ___ Menurut saya ini adalah sasaran antara sebelum adanya suatu keputusan politik yang mengikat seluruh rakyat Indonesia. Karena menurut saya (1) penambahan pokok bahasan 'bencana alam' ke dalam kurikulum pendidikan memiliki misi dan visi yang lebih komprehensif dalam mendidik dan mengenalkan masalah ini kepada masyarakat secara umum maka ini kerja 'cukup' besar karena akan bersinggungan dengan kebijakan depdiknas. Saya yakin
Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
Is, Semoga memang bagi bagi tugas ya, bukan bagi bagi uang sidang, h kok negative thinking , hehehehe Si-Abah __ Setuju Abah , IAGI tidak hrs berubah sbg lembaga politik. kan katanya politikus itu boleh bohong tdk boleh salah , kan jadi barabe kalau Geolog boleh bohong .he Biasanya setiap proses UU ( pembahasan RUU ) di DPR kan melibatkan semua organisasi terkait, mungkin nanti IAGI akan diminta pendapatnya pada RUU Bencana Alam atau malah kelupaan / dilupkakan, Kalau gak salah inisiator nya Bukan di ESDM tapi di Dept Sosial atau Bakornas PB mungkin. Minggu lalu API dan Asosiasi Perusahaan Tambang Batubara diminta dengar pendapat di DPR untuk RUU Ketenagalistrikan, dari anggota DPR yang ada di Komisi itu , cuma kurang lebih 1/3 nya yg hadir, Karena di DPR lagi banyak ngebahas RUU .( bagi bagi tugas kali ya ) Ism - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, June 12, 2006 2:44 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian Pak Is dan rekans Perlu kah IAGI jadi partai untuk mempengaruhi keputusan politik ? Saya kira tidak perlu , IAGI harus dapat memberikan pengertian ilmu kebumian dalam hal ini yang bersangkut paut dengan bencana alam (baca bencana geologi). Pak Is dan Rekans Mungkin perlu tahu ? Saya kira seluruh rakyat perlu tahu keputusan politik yang akan disepakati DPR , dalam hal yang Anda sebutkan , maka ahli kebumian seharusnya dili- batkan, karena dasar dari nature bencana (dalam hal bencana geologi) adalah peristiwa alam yang dapat diterangkan dengan ilmu kebumian. Sebagai akibat dari itu maka dalam RUU itu maka ruh legal- nya harus didasarkan pada ilmu kebumian. Sebagai bandingan ,Prof Pangkalila mengatakan bahwa RUU-APP menjebabkan geger karena tidak didasarkan atas pengertian dan konsep ilmiah. Hanya didasarkan pada hal yang bersifat nisbi sekali. Nah , kalau RUU yang Pak Ismail sebutkan tidak mau bernasib sama , sudah SEHARUSNYA Komunitas Ahli Kebumian berusaha untuk memberikan warna pada RUU tsb, sehingga sempurnalah dia sebagai Undang Undang yang akan dipakai dasar untuk membuat peraturan pelaksananya ditingkat bawah. Kalau nanti UU-nya ngaco , betapa akan runyamnya usaha usaha mitigasi dan rekonstruksi setiap ada bencana. Bagaimana kita melaksanakan misi politik ini ? Kita harus seluruh network yang ada , nah Ketua Umum IAGI , mantan aktifis ilmu kebumian tentunya akan mampu memanfaatkan net work ini. Apakah mudah , jelas tidak , akan tetapi saya berharap agar kalau benar RUU Bencana sedang dibicarakan , semoga jangan dulu diputuskan sebelum kita mendiskusikan-nya. Si-Abah _ diskusi di Trijaya FM beberapa waktu lalu )Nah mumpung belum disahkan mungkin perlu tahu juga isinya , apakah sektor ilmu kebumian juga ( ada yang punya ? ) __ Rekans Kalau kita menghendaki adanya kepedulian akan gempa diseluruh persada Indonesia , maka mau tak mau kita harus memakai jalur politik ! Eit , jangan mengernyitkan kening dulu doong ! Mengapa begitu ? Karena kepedulian yang kita harapkah kepedulian dari komponen bangsa, dia harus memiliki kekuatan yang mengikat,mempunyai jangkauan baik ke eksekutif , judikatif, jadi harus disusun strategi berdasarkan satu keputusan politik. Apakah itu Peraturan Pemerintah , SK Presiden atau bahkan Undang Undang Dengan adanya ini maka perturan peraturan yang mempunyai herarchi lebih rendah akan dapat mengatur umpama :konstruksi bangunan, lokasi lokasi aman bagi pemukiman , arah dari perencanaan dalam segala hal , tata cara sosialisasi mitigasi , evakuasi ,re-konstruksi dsb. Tentu saja peraturan yang lebih rendah herarchi-nya ini akan sangat tergantung pada kondisi geologi dan sosial ekonomi dari daerah. Nah , dalam melangkah menuju adanya suatu keputusan politik tsb diatas , seluruh komponen ahli ilmu kebumian dan fihak fihak yang sudah sadar bencana harus memprovokasi agar dapat tercapai suatu keputusan politik tersebut. Sejalan dengan itu , dalam masa penantian IAGI dapat melakukan hal yang disebutkan oleh rekan tsb diatas. Tentu saja ini adalah perjalanan panjang dan harus dengan usaha tanpa henti , hal serupa kan dialami oleh rakyat Amerika di California dan Jepang. Si-Abah. ___ Menurut saya ini adalah sasaran antara sebelum adanya suatu keputusan politik yang mengikat seluruh rakyat Indonesia. Karena menurut saya (1) penambahan pokok bahasan 'bencana alam' ke dalam kurikulum
Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
Saya rasa kita tak perlu menunggu keputusan politik. PP-IAGI (dulu) sudah beberapa kali menyampaikan Press release, juga sudah mengadakan dengan RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Komisi 7 ... rdp dulu juga ikutan :). Memang RDP yg dulu itu pasca Gempa Aceh. Untuk Pasca Gempa Jogja saya baru mendengar dari IAGI Komda DIY. Mungkin Cak Ridwan Jangkung dkk harus teriak lebih keras lagi supaya terdengar di KL juga :). Yang lebih penting adalah . Gempa dan juga bencana tidak mau menunggu keputusan politik. Bahkan gempa dan bencana lain tidak peduli dengan keputusan IAGI, Bencana tidak membaca hasil riset dan juga tidak mau mengikuti aturan kita. Point yg ingin saya sampaikan adalah, Janganlah MENUNGGU !!! Pakai saja slogan sepatu yg terkenal ... JUST DO IT !! Kelemahan mental kita adalah sangat paternalistic, menunggu bapak (atasan) berbicara, menunggu petunjuk ... Kemandirian ini yang seharusnya digalakkan. Proaktif tapi jangan sekedar reaktif. Semakin sering kita berkiprah dan berbicara, semakin dikenallah Geologi ini. Bapak-ibu yg duduk di atas sana memang ndableg kok. Kalau kita hanya mengikuti aturan-aturannya mungkin kita hanya mampu bilang ... waah terlambat lagi !! RDP. On 6/12/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Is, Semoga memang bagi bagi tugas ya, bukan bagi bagi uang sidang, h kok negative thinking , hehehehe Si-Abah __ Setuju Abah , IAGI tidak hrs berubah sbg lembaga politik. kan katanya politikus itu boleh bohong tdk boleh salah , kan jadi barabe kalau Geolog boleh bohong .he Biasanya setiap proses UU ( pembahasan RUU ) di DPR kan melibatkan semua organisasi terkait, mungkin nanti IAGI akan diminta pendapatnya pada RUU Bencana Alam atau malah kelupaan / dilupkakan, Kalau gak salah inisiator nya Bukan di ESDM tapi di Dept Sosial atau Bakornas PB mungkin. Minggu lalu API dan Asosiasi Perusahaan Tambang Batubara diminta dengar pendapat di DPR untuk RUU Ketenagalistrikan, dari anggota DPR yang ada di Komisi itu , cuma kurang lebih 1/3 nya yg hadir, Karena di DPR lagi banyak ngebahas RUU .( bagi bagi tugas kali ya ) Ism - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
Geologist yang telah menjadi decision maker pada instansi pemerintahan pusat dan daerah menggunakan kekuasaannya untuk membumikan geologi : bahwa wilayah kita rawan bencana, dan kita punya potensi sumber daya mineral. Salam, Ery Arifullah [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Is dan rekans Perlu kah IAGI jadi partai untuk mempengaruhi keputusan politik ? Saya kira tidak perlu , IAGI harus dapat memberikan pengertian ilmu kebumian dalam hal ini yang bersangkut paut dengan bencana alam (baca bencana geologi). Pak Is dan Rekans Mungkin perlu tahu ? Saya kira seluruh rakyat perlu tahu keputusan politik yang akan disepakati DPR , dalam hal yang Anda sebutkan , maka ahli kebumian seharusnya dili- batkan, karena dasar dari nature bencana (dalam hal bencana geologi) adalah peristiwa alam yang dapat diterangkan dengan ilmu kebumian. Sebagai akibat dari itu maka dalam RUU itu maka ruh legal- nya harus didasarkan pada ilmu kebumian. Sebagai bandingan ,Prof Pangkalila mengatakan bahwa RUU-APP menjebabkan geger karena tidak didasarkan atas pengertian dan konsep ilmiah. Hanya didasarkan pada hal yang bersifat nisbi sekali. Nah , kalau RUU yang Pak Ismail sebutkan tidak mau bernasib sama , sudah SEHARUSNYA Komunitas Ahli Kebumian berusaha untuk memberikan warna pada RUU tsb, sehingga sempurnalah dia sebagai Undang Undang yang akan dipakai dasar untuk membuat peraturan pelaksananya ditingkat bawah. Kalau nanti UU-nya ngaco , betapa akan runyamnya usaha usaha mitigasi dan rekonstruksi setiap ada bencana. Bagaimana kita melaksanakan misi politik ini ? Kita harus seluruh network yang ada , nah Ketua Umum IAGI , mantan aktifis ilmu kebumian tentunya akan mampu memanfaatkan net work ini. Apakah mudah , jelas tidak , akan tetapi saya berharap agar kalau benar RUU Bencana sedang dibicarakan , semoga jangan dulu diputuskan sebelum kita mendiskusikan-nya. Si-Abah _ diskusi di Trijaya FM beberapa waktu lalu )Nah mumpung belum disahkan mungkin perlu tahu juga isinya , apakah sektor ilmu kebumian juga ( ada yang punya ? ) __ Rekans Kalau kita menghendaki adanya kepedulian akan gempa diseluruh persada Indonesia , maka mau tak mau kita harus memakai jalur politik ! Eit , jangan mengernyitkan kening dulu doong ! Mengapa begitu ? Karena kepedulian yang kita harapkah kepedulian dari komponen bangsa, dia harus memiliki kekuatan yang mengikat,mempunyai jangkauan baik ke eksekutif , judikatif, jadi harus disusun strategi berdasarkan satu keputusan politik. Apakah itu Peraturan Pemerintah , SK Presiden atau bahkan Undang Undang Dengan adanya ini maka perturan peraturan yang mempunyai herarchi lebih rendah akan dapat mengatur umpama :konstruksi bangunan, lokasi lokasi aman bagi pemukiman , arah dari perencanaan dalam segala hal , tata cara sosialisasi mitigasi , evakuasi ,re-konstruksi dsb. Tentu saja peraturan yang lebih rendah herarchi-nya ini akan sangat tergantung pada kondisi geologi dan sosial ekonomi dari daerah. Nah , dalam melangkah menuju adanya suatu keputusan politik tsb diatas , seluruh komponen ahli ilmu kebumian dan fihak fihak yang sudah sadar bencana harus memprovokasi agar dapat tercapai suatu keputusan politik tersebut. Sejalan dengan itu , dalam masa penantian IAGI dapat melakukan hal yang disebutkan oleh rekan tsb diatas. Tentu saja ini adalah perjalanan panjang dan harus dengan usaha tanpa henti , hal serupa kan dialami oleh rakyat Amerika di California dan Jepang. Si-Abah. ___ Menurut saya ini adalah sasaran antara sebelum adanya suatu keputusan politik yang mengikat seluruh rakyat Indonesia. Karena menurut saya (1) penambahan pokok bahasan 'bencana alam' ke dalam kurikulum pendidikan memiliki misi dan visi yang lebih komprehensif dalam mendidik dan mengenalkan masalah ini kepada masyarakat secara umum maka ini kerja 'cukup' besar karena akan bersinggungan dengan kebijakan depdiknas. Saya yakin senior-senior kita lebih dari bisa dan bersedia untuk mendorong atau paling tidak membawa dan membuat isu ini sampai kepada mereka di depdik . . Untuk yang lebih riil dan mendesak saya pikir (2)pembuatan buku sederhana dengan informasi yang dibahasa awamkan bisa jadi pilihan yang menurut saya lebih dulu doable. . . Seminar? akan selalu berakhir dengan rekomendasi tanpa tindak lanjut seperti masalah-masalah lain dan biasanya terlalu eksklusif karena kalau tidak terdengar/terlihat eksklusif bagi sebagian atau banyak orang seminar tersebut tidak menarik apalagi bagi sponsor . . . Langsung saja untuk no (2): dengan keterbatasan yang ada di IAGI (tapi tidak pada sumber daya manusianya, kalau yang satu ini saya yakin sangat melimpah) kita buat buku contohnya beberapa eksemplar kemudian kita bawa ke
Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
Vick. Saya sependapat kita tidak boleh menunggu untuk melakukan sesuatu , AKAN TETAPI untuk mengatur persoalan kebencanaan di NKRI yang merupakan negara yang berada dizone rawan bencana tentunya sesuatu strategi dari awal (pengenalan bencana , pengelompokan bencana) dst s/d mitigasi dan rehabilitasi dan rekonstruksi APABILA terjadi bencana. Nah , strategi dan pola kerja seperti inilah yang harus disepakati oleh seluruh komponen bangsa. Persoalan gempa bukan hanya diketahui dan dialami oleh kita para ahli kebumian , seluruh fihak yang mempunyai keahlian dan profesi sangat berperan. Jadi untuk menyatukan pendapat , pandangan dan tindakan itulah diperlukan suatu KEPUTUSAN POLITIK, artinya sesuatu yang telah diputuskan dan disepakati bersama serta mengikat secara hukum. Saya tidak tahu persis , tapi saya kira Negara Bagian California sudah memiliki UU - Negara Bagian beserta turunan-nya , yang tentunya telah dibuat berdasarkan pengalaman mereka. Mungkin ada yang tahu perihal ini dapat share. Dengar Pendapat dengan DPR , itu bagus , tetapi tanpa provokasi (yg - positip) keseluruh komponen bangsa , rasanya kurang effektif. Si-Abah __ Saya rasa kita tak perlu menunggu keputusan politik. PP-IAGI (dulu) sudah beberapa kali menyampaikan Press release, juga sudah mengadakan dengan RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Komisi 7 ... rdp dulu juga ikutan :). Memang RDP yg dulu itu pasca Gempa Aceh. Untuk Pasca Gempa Jogja saya baru mendengar dari IAGI Komda DIY. Mungkin Cak Ridwan Jangkung dkk harus teriak lebih keras lagi supaya terdengar di KL juga :). Yang lebih penting adalah . Gempa dan juga bencana tidak mau menunggu keputusan politik. Bahkan gempa dan bencana lain tidak peduli dengan keputusan IAGI, Bencana tidak membaca hasil riset dan juga tidak mau mengikuti aturan kita. Point yg ingin saya sampaikan adalah, Janganlah MENUNGGU !!! Pakai saja slogan sepatu yg terkenal ... JUST DO IT !! Kelemahan mental kita adalah sangat paternalistic, menunggu bapak (atasan) berbicara, menunggu petunjuk ... Kemandirian ini yang seharusnya digalakkan. Proaktif tapi jangan sekedar reaktif. Semakin sering kita berkiprah dan berbicara, semakin dikenallah Geologi ini. Bapak-ibu yg duduk di atas sana memang ndableg kok. Kalau kita hanya mengikuti aturan-aturannya mungkin kita hanya mampu bilang ... waah terlambat lagi !! RDP. On 6/12/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Is, Semoga memang bagi bagi tugas ya, bukan bagi bagi uang sidang, h kok negative thinking , hehehehe Si-Abah __ Setuju Abah , IAGI tidak hrs berubah sbg lembaga politik. kan katanya politikus itu boleh bohong tdk boleh salah , kan jadi barabe kalau Geolog boleh bohong .he Biasanya setiap proses UU ( pembahasan RUU ) di DPR kan melibatkan semua organisasi terkait, mungkin nanti IAGI akan diminta pendapatnya pada RUU Bencana Alam atau malah kelupaan / dilupkakan, Kalau gak salah inisiator nya Bukan di ESDM tapi di Dept Sosial atau Bakornas PB mungkin. Minggu lalu API dan Asosiasi Perusahaan Tambang Batubara diminta dengar pendapat di DPR untuk RUU Ketenagalistrikan, dari anggota DPR yang ada di Komisi itu , cuma kurang lebih 1/3 nya yg hadir, Karena di DPR lagi banyak ngebahas RUU .( bagi bagi tugas kali ya ) Ism - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
Dengar Pendapat dengan DPR , itu bagus , tetapi tanpa provokasi (yg - positip) keseluruh komponen bangsa , rasanya kurang effektif. Si-Abah Bagaimana dengan Demo Damai yg Abah dulu pernah usulkan ? Tapi mesti hati-hati, nanti malah disalahin mau ada gempa kok ngga tau sih ... buyar deh :( Walopun bisa saja saat itu justru dipakai utk menerangkan apa yg sudah diketahui dan apa yg masih belum diketahui, apa bedanya ramalan dengan antisipasi dll. rdp - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
Vick Saya kira perlu kekompakan dan mencari case dan waktu-nya yang tepat agar effektif. Saya kira dengan ber-demonstrasi kita tidak mendown grade diri kita sebagai profesional. Si Abah. _ Dengar Pendapat dengan DPR , itu bagus , tetapi tanpa provokasi (yg - positip) keseluruh komponen bangsa , rasanya kurang effektif. Si-Abah Bagaimana dengan Demo Damai yg Abah dulu pernah usulkan ? Tapi mesti hati-hati, nanti malah disalahin mau ada gempa kok ngga tau sih ... buyar deh :( Walopun bisa saja saat itu justru dipakai utk menerangkan apa yg sudah diketahui dan apa yg masih belum diketahui, apa bedanya ramalan dengan antisipasi dll. rdp - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
Karena menurut saya (1) penambahan pokok bahasan 'bencana alam' ke dalam kurikulum pendidikan memiliki misi dan visi yang lebih komprehensif dalam mendidik dan mengenalkan masalah ini kepada masyarakat secara umum maka ini kerja 'cukup' besar karena akan bersinggungan dengan kebijakan depdiknas. Saya yakin senior-senior kita lebih dari bisa dan bersedia untuk mendorong atau paling tidak membawa dan membuat isu ini sampai kepada mereka di depdik . . Untuk yang lebih riil dan mendesak saya pikir (2)pembuatan buku sederhana dengan informasi yang dibahasa awamkan bisa jadi pilihan yang menurut saya lebih dulu doable. . . Seminar? akan selalu berakhir dengan rekomendasi tanpa tindak lanjut seperti masalah-masalah lain dan biasanya terlalu eksklusif karena kalau tidak terdengar/terlihat eksklusif bagi sebagian atau banyak orang seminar tersebut tidak menarik apalagi bagi sponsor . . . Langsung saja untuk no (2): dengan keterbatasan yang ada di IAGI (tapi tidak pada sumber daya manusianya, kalau yang satu ini saya yakin sangat melimpah) kita buat buku contohnya beberapa eksemplar kemudian kita bawa ke departemen/instansi terkait atau perusahaan dan minta mereka untuk jadi sponsor untuk mereproduksi buku tersebut lebih banyak . . . kalau biasanya prposal membuat buku yang diajukan, saat ini kita ajukan produk jadinya . . . gimana mas?? kangs? bahs? paks? --- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Quote - ... saya pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk memasukkan ... - end qoute Nah kira-kia bentuk riilnya seperti apa ? Press release ? Seminar ? Pembuatan buku panduan sederhana dengan bahasa awam ? Atau demo-damai spt yg ernah terlontar dari abah dulu ? Ya saya juga yakin banyak yg dapat dilakukan IAGI-HAGI ... tetunya tidak bisa sendiri2, bersama kita bisa Yuuk ! rdp On 6/10/06, budi santoso [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya pikir hal ini dipengaruhi juga oleh 'mental' masyarakat dan pemimpin kita. Meskipun publikasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegempaan atau kemungkinan-kemungkinan bencana lain yang ditimbulkan oleh alam (tanah longsor, letusan gunung berapi dst) sudah 'cukup', tapi bagaimanan masyarakat awam dan pemerintah menyikapinyapun seperti baru sadar betapa pentingnya dan terlambatnya itu semua setelah bencana itu terjadi. Karena ini berkaitan dengan 'culture' kita secara umum yang tidak pernah 'aware' akan hal-hal yang berkaitan dengan kehendakNya maka saya pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk memasukkan bahasan tersebut ke dalam kurikulum pendidikan kita. Tidak harus menjadi sebuah mata pelajaran baru, tapi disisipkan di mata pelajaran sains pada tingkat SD dan geografi pada tingkat SMP dan SMU. Diharapkan dari situ sedikit-demi sedikit masyarakat kita nantinya akan 'familier' dengan bencana alam spt tsb di atas; bagaimana terjadinya, mengantisipasi dan menaggulanginya. Tentu saja bahasannya akan disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang ada. Karena sudah sedemikian banyaknya korban yang diakibatkannya, dan hampir semua daerah di Indonesia rawan atau punya potensi besar untuk mengalaminya di masa yang kan datang. Jadi sudah semestinya kita menyiapkn diri melalui anak-anak kita paling tidak ke depan kita akan lebih 'siap' dan tidak ada lagi kesan seolah-olah para ahli kebumian - seperti pahlawan kesiangan. Tanpa usaha dan cara yang komprehensif dalam mendidik masayarakat kita dalam hal ini, maka yang terjadi adalah selalu pengulangan-pengulangan korban, penderitaan, pertanyaan, seminar, sosialisasi parsial dst yang pada akhirnya akan terasa 'seperti sia-sia, terlambat dan seterusnya. Selain tentunya sosialisasi kepada masyarakat yang lebih umum pada saat ini. STJ --- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada yg dapat membantu saya menjawab yg ini ? Pertanyaan senada dengan hal ini sering sekali saya terima semenjak gempa-tsunami aceh tahun 2004. Aku rasa IAGI-HAGI sudah saatnya untuk kembali mendekati masyarakat awam. tantangannya tidak mudah dan saya yakin tidak mungkin sendiri-sendiri hanya dengan bersama kita bisa Ya bersama kita bisa RDP -- Forwarded message -- From: Hendra Wahyudi [EMAIL PROTECTED] Date: Jun 9, 2006 11:32 PM Subject: Apa peranan ahli kebumian To: rovicky dwi putrohari [EMAIL PROTECTED] Salam Pak, Gempa bumi sekarang kan lagi naik daun Pak, mulai dari kalangan ahli sampai awam sekalipun banyak memberikan opini tentang gempa. Tapi, yang jadi pertanyaan saya sampai saat ini adalah bagaimana sebenarnya peran ahli kebumian (khususnya ahli tektonik) dalam meminimalisir korban gempa ? selama ini kok kesannya, ahli2 tersebut angkat bicara kalau bencananya sendiri sudah terjadi. Memang di satu sisi apa yang mereka sampaikan adalah usaha untuk memberikan informasi tentang bagaimana kejadian dan
[iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
Yok... dengan 1 pertanyaan Apa pernah dan kapan ?... PK atau DepDikBud kita dipimpin oleh seorang Scientis atau Teknokrat... Rasa-rasanya belum pernah?.. Selama ini kita baru memikirkan soal-soal Sosial, yang ujung-ujungnya Sial Bicara soal sial, sudah pasti adanya diakhir suatu kejadian... selanjutnya.. HF 1393 - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Cc: HAGI-Net [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, June 10, 2006 6:52 PM Subject: [Geologi UGM] Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian Quote - ... saya pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk memasukkan ... - end qoute Nah kira-kia bentuk riilnya seperti apa ? Press release ? Seminar ? Pembuatan buku panduan sederhana dengan bahasa awam ? Atau demo-damai spt yg ernah terlontar dari abah dulu ? Ya saya juga yakin banyak yg dapat dilakukan IAGI-HAGI ... tetunya tidak bisa sendiri2, bersama kita bisa Yuuk ! rdp On 6/10/06, budi santoso [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya pikir hal ini dipengaruhi juga oleh 'mental' masyarakat dan pemimpin kita. Meskipun publikasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegempaan atau kemungkinan-kemungkinan bencana lain yang ditimbulkan oleh alam (tanah longsor, letusan gunung berapi dst) sudah 'cukup', tapi bagaimanan masyarakat awam dan pemerintah menyikapinyapun seperti baru sadar betapa pentingnya dan terlambatnya itu semua setelah bencana itu terjadi. Karena ini berkaitan dengan 'culture' kita secara umum yang tidak pernah 'aware' akan hal-hal yang berkaitan dengan kehendakNya maka saya pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk memasukkan bahasan tersebut ke dalam kurikulum pendidikan kita. Tidak harus menjadi sebuah mata pelajaran baru, tapi disisipkan di mata pelajaran sains pada tingkat SD dan geografi pada tingkat SMP dan SMU. Diharapkan dari situ sedikit-demi sedikit masyarakat kita nantinya akan 'familier' dengan bencana alam spt tsb di atas; bagaimana terjadinya, mengantisipasi dan menaggulanginya. Tentu saja bahasannya akan disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang ada. Karena sudah sedemikian banyaknya korban yang diakibatkannya, dan hampir semua daerah di Indonesia rawan atau punya potensi besar untuk mengalaminya di masa yang kan datang. Jadi sudah semestinya kita menyiapkn diri melalui anak-anak kita paling tidak ke depan kita akan lebih 'siap' dan tidak ada lagi kesan seolah-olah para ahli kebumian - seperti pahlawan kesiangan. Tanpa usaha dan cara yang komprehensif dalam mendidik masayarakat kita dalam hal ini, maka yang terjadi adalah selalu pengulangan-pengulangan korban, penderitaan, pertanyaan, seminar, sosialisasi parsial dst yang pada akhirnya akan terasa 'seperti sia-sia, terlambat dan seterusnya. Selain tentunya sosialisasi kepada masyarakat yang lebih umum pada saat ini. STJ --- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada yg dapat membantu saya menjawab yg ini ? Pertanyaan senada dengan hal ini sering sekali saya terima semenjak gempa-tsunami aceh tahun 2004. Aku rasa IAGI-HAGI sudah saatnya untuk kembali mendekati masyarakat awam. tantangannya tidak mudah dan saya yakin tidak mungkin sendiri-sendiri hanya dengan bersama kita bisa Ya bersama kita bisa RDP -- Forwarded message -- From: Hendra Wahyudi [EMAIL PROTECTED] Date: Jun 9, 2006 11:32 PM Subject: Apa peranan ahli kebumian To: rovicky dwi putrohari [EMAIL PROTECTED] Salam Pak, Gempa bumi sekarang kan lagi naik daun Pak, mulai dari kalangan ahli sampai awam sekalipun banyak memberikan opini tentang gempa. Tapi, yang jadi pertanyaan saya sampai saat ini adalah bagaimana sebenarnya peran ahli kebumian (khususnya ahli tektonik) dalam meminimalisir korban gempa ? selama ini kok kesannya, ahli2 tersebut angkat bicara kalau bencananya sendiri sudah terjadi. Memang di satu sisi apa yang mereka sampaikan adalah usaha untuk memberikan informasi tentang bagaimana kejadian dan mekanisme sebuah gempa. Tapi hanya sebatas itu. Belum ada langkah riil bagaiman untuk meminimalkan angka korbannya, jadi kesannya sia-sia. Semua orang sudah mengetahui kalau gempa bumi merupakan bencana yang sampai saat ini belum dapat diprediksi waktu kejadiannya. Jadi, cuma usaha - usaha peminimalisiran korban saja yang dapat dilakukan. Informasi kalau Indonesia merupakan jalur ring of fire (kecuali, Kalimantan) hanya sekadar opini yang tidak ditindaklanjuti maknanya. Menurut Pak Rovicky, apakah sebenarnya peran atau tugas yang harus dilakukan oleh seorang ahli kebumian dalam kaitan dengan pengabdian kepada masyarakat? Mohon pendapatnya Pak Salam Hendra __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com -- How to win the game without breaking the rule -- make the new one ! - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call
Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
Rekans Kalau kita menghendaki adanya kepedulian akan gempa diseluruh persada Indonesia , maka mau tak mau kita harus memakai jalur politik ! Eit , jangan mengernyitkan kening dulu doong ! Mengapa begitu ? Karena kepedulian yang kita harapkah kepedulian dari komponen bangsa, dia harus memiliki kekuatan yang mengikat,mempunyai jangkauan baik ke eksekutif , judikatif, jadi harus disusun strategi berdasarkan satu keputusan politik. Apakah itu Peraturan Pemerintah , SK Presiden atau bahkan Undang Undang Dengan adanya ini maka perturan peraturan yang mempunyai herarchi lebih rendah akan dapat mengatur umpama :konstruksi bangunan, lokasi lokasi aman bagi pemukiman , arah dari perencanaan dalam segala hal , tata cara sosialisasi mitigasi , evakuasi ,re-konstruksi dsb. Tentu saja peraturan yang lebih rendah herarchi-nya ini akan sangat tergantung pada kondisi geologi dan sosial ekonomi dari daerah. Nah , dalam melangkah menuju adanya suatu keputusan politik tsb diatas , seluruh komponen ahli ilmu kebumian dan fihak fihak yang sudah sadar bencana harus memprovokasi agar dapat tercapai suatu keputusan politik tersebut. Sejalan dengan itu , dalam masa penantian IAGI dapat melakukan hal yang disebutkan oleh rekan tsb diatas. Tentu saja ini adalah perjalanan panjang dan harus dengan usaha tanpa henti , hal serupa kan dialami oleh rakyat Amerika di California dan Jepang. Si-Abah. ___ Menurut saya ini adalah sasaran antara sebelum adanya suatu keputusan politik yang mengikat seluruh rakyat Indonesia. Karena menurut saya (1) penambahan pokok bahasan 'bencana alam' ke dalam kurikulum pendidikan memiliki misi dan visi yang lebih komprehensif dalam mendidik dan mengenalkan masalah ini kepada masyarakat secara umum maka ini kerja 'cukup' besar karena akan bersinggungan dengan kebijakan depdiknas. Saya yakin senior-senior kita lebih dari bisa dan bersedia untuk mendorong atau paling tidak membawa dan membuat isu ini sampai kepada mereka di depdik . . Untuk yang lebih riil dan mendesak saya pikir (2)pembuatan buku sederhana dengan informasi yang dibahasa awamkan bisa jadi pilihan yang menurut saya lebih dulu doable. . . Seminar? akan selalu berakhir dengan rekomendasi tanpa tindak lanjut seperti masalah-masalah lain dan biasanya terlalu eksklusif karena kalau tidak terdengar/terlihat eksklusif bagi sebagian atau banyak orang seminar tersebut tidak menarik apalagi bagi sponsor . . . Langsung saja untuk no (2): dengan keterbatasan yang ada di IAGI (tapi tidak pada sumber daya manusianya, kalau yang satu ini saya yakin sangat melimpah) kita buat buku contohnya beberapa eksemplar kemudian kita bawa ke departemen/instansi terkait atau perusahaan dan minta mereka untuk jadi sponsor untuk mereproduksi buku tersebut lebih banyak . . . kalau biasanya prposal membuat buku yang diajukan, saat ini kita ajukan produk jadinya . . . gimana mas?? kangs? bahs? paks? --- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Quote - ... saya pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk memasukkan ... - end qoute Nah kira-kia bentuk riilnya seperti apa ? Press release ? Seminar ? Pembuatan buku panduan sederhana dengan bahasa awam ? Atau demo-damai spt yg ernah terlontar dari abah dulu ? Ya saya juga yakin banyak yg dapat dilakukan IAGI-HAGI ... tetunya tidak bisa sendiri2, bersama kita bisa Yuuk ! rdp On 6/10/06, budi santoso [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya pikir hal ini dipengaruhi juga oleh 'mental' masyarakat dan pemimpin kita. Meskipun publikasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegempaan atau kemungkinan-kemungkinan bencana lain yang ditimbulkan oleh alam (tanah longsor, letusan gunung berapi dst) sudah 'cukup', tapi bagaimanan masyarakat awam dan pemerintah menyikapinyapun seperti baru sadar betapa pentingnya dan terlambatnya itu semua setelah bencana itu terjadi. Karena ini berkaitan dengan 'culture' kita secara umum yang tidak pernah 'aware' akan hal-hal yang berkaitan dengan kehendakNya maka saya pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk memasukkan bahasan tersebut ke dalam kurikulum pendidikan kita. Tidak harus menjadi sebuah mata pelajaran baru, tapi disisipkan di mata pelajaran sains pada tingkat SD dan geografi pada tingkat SMP dan SMU. Diharapkan dari situ sedikit-demi sedikit masyarakat kita nantinya akan 'familier' dengan bencana alam spt tsb di atas; bagaimana terjadinya, mengantisipasi dan menaggulanginya. Tentu saja bahasannya akan disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang ada. Karena sudah sedemikian banyaknya korban yang diakibatkannya, dan hampir semua daerah di Indonesia rawan atau punya potensi besar untuk mengalaminya di masa yang kan datang. Jadi sudah semestinya kita menyiapkn diri melalui anak-anak kita paling tidak ke depan kita akan lebih
Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
Abah, Apa Perlu IAGI diganti PAGI ( Partai Ahli Geologi Indonesia )biar punya kekuatan PolitikKalau kagak salah DPR akan bahas RUU ttg Bencana Alam ( dalam diskusi di Trijaya FM beberapa waktu lalu )Nah mumpung belum disahkan mungkin perlu tahu juga isinya , apakah sektor ilmu kebumian juga ( ada yang punya ? ) Rekans Kalau kita menghendaki adanya kepedulian akan gempa diseluruh persada Indonesia , maka mau tak mau kita harus memakai jalur politik ! Eit , jangan mengernyitkan kening dulu doong ! Mengapa begitu ? Karena kepedulian yang kita harapkah kepedulian dari komponen bangsa, dia harus memiliki kekuatan yang mengikat,mempunyai jangkauan baik ke eksekutif , judikatif, jadi harus disusun strategi berdasarkan satu keputusan politik. Apakah itu Peraturan Pemerintah , SK Presiden atau bahkan Undang Undang Dengan adanya ini maka perturan peraturan yang mempunyai herarchi lebih rendah akan dapat mengatur umpama :konstruksi bangunan, lokasi lokasi aman bagi pemukiman , arah dari perencanaan dalam segala hal , tata cara sosialisasi mitigasi , evakuasi ,re-konstruksi dsb. Tentu saja peraturan yang lebih rendah herarchi-nya ini akan sangat tergantung pada kondisi geologi dan sosial ekonomi dari daerah. Nah , dalam melangkah menuju adanya suatu keputusan politik tsb diatas , seluruh komponen ahli ilmu kebumian dan fihak fihak yang sudah sadar bencana harus memprovokasi agar dapat tercapai suatu keputusan politik tersebut. Sejalan dengan itu , dalam masa penantian IAGI dapat melakukan hal yang disebutkan oleh rekan tsb diatas. Tentu saja ini adalah perjalanan panjang dan harus dengan usaha tanpa henti , hal serupa kan dialami oleh rakyat Amerika di California dan Jepang. Si-Abah. ___ Menurut saya ini adalah sasaran antara sebelum adanya suatu keputusan politik yang mengikat seluruh rakyat Indonesia. Karena menurut saya (1) penambahan pokok bahasan 'bencana alam' ke dalam kurikulum pendidikan memiliki misi dan visi yang lebih komprehensif dalam mendidik dan mengenalkan masalah ini kepada masyarakat secara umum maka ini kerja 'cukup' besar karena akan bersinggungan dengan kebijakan depdiknas. Saya yakin senior-senior kita lebih dari bisa dan bersedia untuk mendorong atau paling tidak membawa dan membuat isu ini sampai kepada mereka di depdik . . Untuk yang lebih riil dan mendesak saya pikir (2)pembuatan buku sederhana dengan informasi yang dibahasa awamkan bisa jadi pilihan yang menurut saya lebih dulu doable. . . Seminar? akan selalu berakhir dengan rekomendasi tanpa tindak lanjut seperti masalah-masalah lain dan biasanya terlalu eksklusif karena kalau tidak terdengar/terlihat eksklusif bagi sebagian atau banyak orang seminar tersebut tidak menarik apalagi bagi sponsor . . . Langsung saja untuk no (2): dengan keterbatasan yang ada di IAGI (tapi tidak pada sumber daya manusianya, kalau yang satu ini saya yakin sangat melimpah) kita buat buku contohnya beberapa eksemplar kemudian kita bawa ke departemen/instansi terkait atau perusahaan dan minta mereka untuk jadi sponsor untuk mereproduksi buku tersebut lebih banyak . . . kalau biasanya prposal membuat buku yang diajukan, saat ini kita ajukan produk jadinya . . . gimana mas?? kangs? bahs? paks? --- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Quote - ... saya pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk memasukkan ... - end qoute Nah kira-kia bentuk riilnya seperti apa ? Press release ? Seminar ? Pembuatan buku panduan sederhana dengan bahasa awam ? Atau demo-damai spt yg ernah terlontar dari abah dulu ? Ya saya juga yakin banyak yg dapat dilakukan IAGI-HAGI ... tetunya tidak bisa sendiri2, bersama kita bisa Yuuk ! rdp On 6/10/06, budi santoso [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya pikir hal ini dipengaruhi juga oleh 'mental' masyarakat dan pemimpin kita. Meskipun publikasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegempaan atau kemungkinan-kemungkinan bencana lain yang ditimbulkan oleh alam (tanah longsor, letusan gunung berapi dst) sudah 'cukup', tapi bagaimanan masyarakat awam dan pemerintah menyikapinyapun seperti baru sadar betapa pentingnya dan terlambatnya itu semua setelah bencana itu terjadi. Karena ini berkaitan dengan 'culture' kita secara umum yang tidak pernah 'aware' akan hal-hal yang berkaitan dengan kehendakNya maka saya pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk memasukkan bahasan tersebut ke dalam kurikulum pendidikan kita. Tidak harus menjadi sebuah mata pelajaran baru, tapi disisipkan di mata pelajaran sains pada tingkat SD dan geografi pada tingkat SMP dan SMU. Diharapkan dari situ sedikit-demi sedikit masyarakat kita nantinya akan 'familier' dengan bencana alam spt tsb di atas; bagaimana terjadinya, mengantisipasi dan menaggulanginya. Tentu saja bahasannya akan
Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
Saya pikir hal ini dipengaruhi juga oleh 'mental' masyarakat dan pemimpin kita. Meskipun publikasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegempaan atau kemungkinan-kemungkinan bencana lain yang ditimbulkan oleh alam (tanah longsor, letusan gunung berapi dst) sudah 'cukup', tapi bagaimanan masyarakat awam dan pemerintah menyikapinyapun seperti baru sadar betapa pentingnya dan terlambatnya itu semua setelah bencana itu terjadi. Karena ini berkaitan dengan 'culture' kita secara umum yang tidak pernah 'aware' akan hal-hal yang berkaitan dengan kehendakNya maka saya pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk memasukkan bahasan tersebut ke dalam kurikulum pendidikan kita. Tidak harus menjadi sebuah mata pelajaran baru, tapi disisipkan di mata pelajaran sains pada tingkat SD dan geografi pada tingkat SMP dan SMU. Diharapkan dari situ sedikit-demi sedikit masyarakat kita nantinya akan 'familier' dengan bencana alam spt tsb di atas; bagaimana terjadinya, mengantisipasi dan menaggulanginya. Tentu saja bahasannya akan disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang ada. Karena sudah sedemikian banyaknya korban yang diakibatkannya, dan hampir semua daerah di Indonesia rawan atau punya potensi besar untuk mengalaminya di masa yang kan datang. Jadi sudah semestinya kita menyiapkn diri melalui anak-anak kita paling tidak ke depan kita akan lebih 'siap' dan tidak ada lagi kesan seolah-olah para ahli kebumian - seperti pahlawan kesiangan. Tanpa usaha dan cara yang komprehensif dalam mendidik masayarakat kita dalam hal ini, maka yang terjadi adalah selalu pengulangan-pengulangan korban, penderitaan, pertanyaan, seminar, sosialisasi parsial dst yang pada akhirnya akan terasa 'seperti sia-sia, terlambat dan seterusnya. Selain tentunya sosialisasi kepada masyarakat yang lebih umum pada saat ini. STJ --- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada yg dapat membantu saya menjawab yg ini ? Pertanyaan senada dengan hal ini sering sekali saya terima semenjak gempa-tsunami aceh tahun 2004. Aku rasa IAGI-HAGI sudah saatnya untuk kembali mendekati masyarakat awam. tantangannya tidak mudah dan saya yakin tidak mungkin sendiri-sendiri hanya dengan bersama kita bisa Ya bersama kita bisa RDP -- Forwarded message -- From: Hendra Wahyudi [EMAIL PROTECTED] Date: Jun 9, 2006 11:32 PM Subject: Apa peranan ahli kebumian To: rovicky dwi putrohari [EMAIL PROTECTED] Salam Pak, Gempa bumi sekarang kan lagi naik daun Pak, mulai dari kalangan ahli sampai awam sekalipun banyak memberikan opini tentang gempa. Tapi, yang jadi pertanyaan saya sampai saat ini adalah bagaimana sebenarnya peran ahli kebumian (khususnya ahli tektonik) dalam meminimalisir korban gempa ? selama ini kok kesannya, ahli2 tersebut angkat bicara kalau bencananya sendiri sudah terjadi. Memang di satu sisi apa yang mereka sampaikan adalah usaha untuk memberikan informasi tentang bagaimana kejadian dan mekanisme sebuah gempa. Tapi hanya sebatas itu. Belum ada langkah riil bagaiman untuk meminimalkan angka korbannya, jadi kesannya sia-sia. Semua orang sudah mengetahui kalau gempa bumi merupakan bencana yang sampai saat ini belum dapat diprediksi waktu kejadiannya. Jadi, cuma usaha - usaha peminimalisiran korban saja yang dapat dilakukan. Informasi kalau Indonesia merupakan jalur ring of fire (kecuali, Kalimantan) hanya sekadar opini yang tidak ditindaklanjuti maknanya. Menurut Pak Rovicky, apakah sebenarnya peran atau tugas yang harus dilakukan oleh seorang ahli kebumian dalam kaitan dengan pengabdian kepada masyarakat? Mohon pendapatnya Pak Salam Hendra __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com -- How to win the game without breaking the rule -- make the new one ! - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT
Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
menurut saya itu yang dimaksud membumikan geologi(buku IAGI), bagaimana peranan ahli geologi dalam mengimplementasikan ilmunya di masyarakat sehingga dapat bermanfaat, tidak hanya untuk Industri oil and gas dan tambang saja. --- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada yg dapat membantu saya menjawab yg ini ? Pertanyaan senada dengan hal ini sering sekali saya terima semenjak gempa-tsunami aceh tahun 2004. Aku rasa IAGI-HAGI sudah saatnya untuk kembali mendekati masyarakat awam. tantangannya tidak mudah dan saya yakin tidak mungkin sendiri-sendiri hanya dengan bersama kita bisa Ya bersama kita bisa RDP -- Forwarded message -- From: Hendra Wahyudi [EMAIL PROTECTED] Date: Jun 9, 2006 11:32 PM Subject: Apa peranan ahli kebumian To: rovicky dwi putrohari [EMAIL PROTECTED] Salam Pak, Gempa bumi sekarang kan lagi naik daun Pak, mulai dari kalangan ahli sampai awam sekalipun banyak memberikan opini tentang gempa. Tapi, yang jadi pertanyaan saya sampai saat ini adalah bagaimana sebenarnya peran ahli kebumian (khususnya ahli tektonik) dalam meminimalisir korban gempa ? selama ini kok kesannya, ahli2 tersebut angkat bicara kalau bencananya sendiri sudah terjadi. Memang di satu sisi apa yang mereka sampaikan adalah usaha untuk memberikan informasi tentang bagaimana kejadian dan mekanisme sebuah gempa. Tapi hanya sebatas itu. Belum ada langkah riil bagaiman untuk meminimalkan angka korbannya, jadi kesannya sia-sia. Semua orang sudah mengetahui kalau gempa bumi merupakan bencana yang sampai saat ini belum dapat diprediksi waktu kejadiannya. Jadi, cuma usaha - usaha peminimalisiran korban saja yang dapat dilakukan. Informasi kalau Indonesia merupakan jalur ring of fire (kecuali, Kalimantan) hanya sekadar opini yang tidak ditindaklanjuti maknanya. Menurut Pak Rovicky, apakah sebenarnya peran atau tugas yang harus dilakukan oleh seorang ahli kebumian dalam kaitan dengan pengabdian kepada masyarakat? Mohon pendapatnya Pak Salam Hendra __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com -- How to win the game without breaking the rule -- make the new one ! - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
Quote - ... saya pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk memasukkan ... - end qoute Nah kira-kia bentuk riilnya seperti apa ? Press release ? Seminar ? Pembuatan buku panduan sederhana dengan bahasa awam ? Atau demo-damai spt yg ernah terlontar dari abah dulu ? Ya saya juga yakin banyak yg dapat dilakukan IAGI-HAGI ... tetunya tidak bisa sendiri2, bersama kita bisa Yuuk ! rdp On 6/10/06, budi santoso [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya pikir hal ini dipengaruhi juga oleh 'mental' masyarakat dan pemimpin kita. Meskipun publikasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegempaan atau kemungkinan-kemungkinan bencana lain yang ditimbulkan oleh alam (tanah longsor, letusan gunung berapi dst) sudah 'cukup', tapi bagaimanan masyarakat awam dan pemerintah menyikapinyapun seperti baru sadar betapa pentingnya dan terlambatnya itu semua setelah bencana itu terjadi. Karena ini berkaitan dengan 'culture' kita secara umum yang tidak pernah 'aware' akan hal-hal yang berkaitan dengan kehendakNya maka saya pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk memasukkan bahasan tersebut ke dalam kurikulum pendidikan kita. Tidak harus menjadi sebuah mata pelajaran baru, tapi disisipkan di mata pelajaran sains pada tingkat SD dan geografi pada tingkat SMP dan SMU. Diharapkan dari situ sedikit-demi sedikit masyarakat kita nantinya akan 'familier' dengan bencana alam spt tsb di atas; bagaimana terjadinya, mengantisipasi dan menaggulanginya. Tentu saja bahasannya akan disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang ada. Karena sudah sedemikian banyaknya korban yang diakibatkannya, dan hampir semua daerah di Indonesia rawan atau punya potensi besar untuk mengalaminya di masa yang kan datang. Jadi sudah semestinya kita menyiapkn diri melalui anak-anak kita paling tidak ke depan kita akan lebih 'siap' dan tidak ada lagi kesan seolah-olah para ahli kebumian - seperti pahlawan kesiangan. Tanpa usaha dan cara yang komprehensif dalam mendidik masayarakat kita dalam hal ini, maka yang terjadi adalah selalu pengulangan-pengulangan korban, penderitaan, pertanyaan, seminar, sosialisasi parsial dst yang pada akhirnya akan terasa 'seperti sia-sia, terlambat dan seterusnya. Selain tentunya sosialisasi kepada masyarakat yang lebih umum pada saat ini. STJ --- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada yg dapat membantu saya menjawab yg ini ? Pertanyaan senada dengan hal ini sering sekali saya terima semenjak gempa-tsunami aceh tahun 2004. Aku rasa IAGI-HAGI sudah saatnya untuk kembali mendekati masyarakat awam. tantangannya tidak mudah dan saya yakin tidak mungkin sendiri-sendiri hanya dengan bersama kita bisa Ya bersama kita bisa RDP -- Forwarded message -- From: Hendra Wahyudi [EMAIL PROTECTED] Date: Jun 9, 2006 11:32 PM Subject: Apa peranan ahli kebumian To: rovicky dwi putrohari [EMAIL PROTECTED] Salam Pak, Gempa bumi sekarang kan lagi naik daun Pak, mulai dari kalangan ahli sampai awam sekalipun banyak memberikan opini tentang gempa. Tapi, yang jadi pertanyaan saya sampai saat ini adalah bagaimana sebenarnya peran ahli kebumian (khususnya ahli tektonik) dalam meminimalisir korban gempa ? selama ini kok kesannya, ahli2 tersebut angkat bicara kalau bencananya sendiri sudah terjadi. Memang di satu sisi apa yang mereka sampaikan adalah usaha untuk memberikan informasi tentang bagaimana kejadian dan mekanisme sebuah gempa. Tapi hanya sebatas itu. Belum ada langkah riil bagaiman untuk meminimalkan angka korbannya, jadi kesannya sia-sia. Semua orang sudah mengetahui kalau gempa bumi merupakan bencana yang sampai saat ini belum dapat diprediksi waktu kejadiannya. Jadi, cuma usaha - usaha peminimalisiran korban saja yang dapat dilakukan. Informasi kalau Indonesia merupakan jalur ring of fire (kecuali, Kalimantan) hanya sekadar opini yang tidak ditindaklanjuti maknanya. Menurut Pak Rovicky, apakah sebenarnya peran atau tugas yang harus dilakukan oleh seorang ahli kebumian dalam kaitan dengan pengabdian kepada masyarakat? Mohon pendapatnya Pak Salam Hendra __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com -- How to win the game without breaking the rule -- make the new one ! - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1:
[iagi-net-l] Fwd: Apa peranan ahli kebumian
Ada yg dapat membantu saya menjawab yg ini ? Pertanyaan senada dengan hal ini sering sekali saya terima semenjak gempa-tsunami aceh tahun 2004. Aku rasa IAGI-HAGI sudah saatnya untuk kembali mendekati masyarakat awam. tantangannya tidak mudah dan saya yakin tidak mungkin sendiri-sendiri hanya dengan bersama kita bisa Ya bersama kita bisa RDP -- Forwarded message -- From: Hendra Wahyudi [EMAIL PROTECTED] Date: Jun 9, 2006 11:32 PM Subject: Apa peranan ahli kebumian To: rovicky dwi putrohari [EMAIL PROTECTED] Salam Pak, Gempa bumi sekarang kan lagi naik daun Pak, mulai dari kalangan ahli sampai awam sekalipun banyak memberikan opini tentang gempa. Tapi, yang jadi pertanyaan saya sampai saat ini adalah bagaimana sebenarnya peran ahli kebumian (khususnya ahli tektonik) dalam meminimalisir korban gempa ? selama ini kok kesannya, ahli2 tersebut angkat bicara kalau bencananya sendiri sudah terjadi. Memang di satu sisi apa yang mereka sampaikan adalah usaha untuk memberikan informasi tentang bagaimana kejadian dan mekanisme sebuah gempa. Tapi hanya sebatas itu. Belum ada langkah riil bagaiman untuk meminimalkan angka korbannya, jadi kesannya sia-sia. Semua orang sudah mengetahui kalau gempa bumi merupakan bencana yang sampai saat ini belum dapat diprediksi waktu kejadiannya. Jadi, cuma usaha - usaha peminimalisiran korban saja yang dapat dilakukan. Informasi kalau Indonesia merupakan jalur ring of fire (kecuali, Kalimantan) hanya sekadar opini yang tidak ditindaklanjuti maknanya. Menurut Pak Rovicky, apakah sebenarnya peran atau tugas yang harus dilakukan oleh seorang ahli kebumian dalam kaitan dengan pengabdian kepada masyarakat? Mohon pendapatnya Pak Salam Hendra __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com -- How to win the game without breaking the rule -- make the new one ! - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -