Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
kalau gak dikasih tau trus tiba-tiba ada gempa gedhe pada nunjuk BMG napa nggak kasih early warning atau apalah... kalau ada indikasi-indikasi kecil gempa dibilang ntar nggak perlu di-infokan... ..maju kena mundur kena.. saya pikir penting kok BMG melakukannya, setidaknya biar masyarakat sadar dan paham bahwa bener-bener kita ini hidup di daerah rawan gempa (meski dengan gempa kecil yang tidak dirasakan) kali biar masyarakat nggak terlalu terlena saja.. AP On 7/26/06, liamsi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Tadi di SCTV ada berita dari BMG kalau hari ini telah terjadi gempa dibeberapa tempat ( termasuk di Selatan Jawa ) ,namun tdk bisa di rasakan secara langsung. Meskipun berita ini benar dan memang tugas BMG untuk memonitor dan menyebarluaskan, Namun apakah "Layak" berita berita seperti ini disiarkan langsung ke publik lewat media umum, Karena dg berita tsb saja publik sudah pada ketakutan, Padahal sebetulnya ini hal yang biasa sejak dulu , lha wong didaerah potensi gempa. ( bisa tiap hari ada gempa ) ISM - Original Message - From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, July 26, 2006 12:19 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta > Pak Andang, > > Terima kasih atas e-mail yang ditujukan khusus kepada saya. Menurut hemat saya, hal-hal yang belum jelas dalam geologi, yang di antara kita pun belum ada kesepakatan, tidak seharusnya menjadi referensi untuk dijadikan sumber pemikiran yang kemudian disampaikan ke media. > > Contoh saja : "penguncian tektonik di Selat Sunda oleh rotasi Sumatra bisa berakibat membawa gempa dahsyat ke Selat Sunda dan sekitarnya (termasuk Jakarta)". Pernyataan lain : " walaupun Jakarta terletak jauh dari pantai selatan, justru ia akan parah digoncang gempa sebab banyak sesar yang mengarah ke Jakarta yang akan membawa gelombang gempa dari tempat lain". Saya tak tahu apakah media salah kutip atau memang teman2 geosaintis kita berkata benar seperti itu. Beberapa kali saya sempat melihat mereka berbicara di TV, kelihatannya media cetak tak salah kutip. > > Saya sudah menulis di milis ini baik tentang rotasi Sumatra maupun sesar2 yang mengarah ke Jakarta. Sejauh yang saya tahu dan pernah saya pelajari, pernyataan2 seperti di atas tak perlulah dikatakan sebab argumen2 untuk menentangnya pun banyak dan untuk apa dikatakan kalau dasarnya pun belum jelas. Mungkin saya terlalu mengkuatirkan dampak pernyataan beberapa teman geosaintis di beberapa media itu kepada masyarakat luas. > > Soal sosialisasi, tentu saya sangat setuju dan salut dengan kiprah Pak Andang selama ini. Saya pun secara pribadi telah beberapa kali menyosialisasikan hal yang sama mulai dari lingkungan sekitar saya : keluarga dan saudara2 saya, teman2 sekantor saya, teman2 dan guru2 anak2 saya di sekolah, dst. Saat2 inilah masyarakat membutuhkan penerangan yang benar dari kita tentang apa yang sedang terjadi. > > salam, > awang > > > > > Andang Bachtiar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Saudaraku: Awang yang saya kagumi,... > > Saya benar2 tergelitik dengan pernyataan sampeyan bahwa ada geologist2 (yg > langsung mendapatkan popularitas) yang tidak sadar bahwa pendapat2-nya bisa > meresahkan (masyarakat?), terutama dalam konteks Bencana Gempa & Tsunami > akhir-akhir ini.. > > Kalau kita simak di media akhir-akhir ini (di TV, radio, koran, internet) > sebenarnya kawan-kawan geosaintist yang (saya yakin) semuanya volunteering > bicara karena panggilan nurani, tugas, profesi maupun organisasi-nya > jumlahnya tidak banyak dan kita hampir tahu nama mereka satu-persatu > (untungnya sejak tidak menjadi Ketua IAGI saya relatif tidak pernah lagi > berbicara di media ttg Gempa&Tsunami karena memang ilmu saya masih sangat > dangkal dibandingkan para pakar Gempa, Tsunami, Tektonik dsb, sehingga > otomatis -mudah2an- saya tidak termasuk dalam kategori yg sampeyan > sebutkan); Dan sejauh menyangkut pernyataan2 mereka yang saya monitor: > saya belum menemukan sesuatu yang meresahkan masyarakat disitu. Malahan > kebanyakan dari mereka seringkali harus terbangun malam-malam karena > ditilpun-i oleh masyarakat yang resah untuk menenangkan mereka > satu-per-satu.. Maka dari itu, saya mohon pencerahan , kira-kira > siapakah diantara kawan-kawan kita yang bicara di media itu yang meresahkan > masyarakat? Atau paling tidak: bagaimanakah pernyataan2 kawan-kawan tersebut > yang bisa meresahkan masyarakat? Hal ini perlu untuk diklarifikasi, karena > sinyalemen sampeyan (apabila benar) dapat menjadi umpan-balik bagi kawan2 yg > lain untuk introspeksi dan memperbaiki diri dalam rangka bicara dan > sosialisasi ke masyarakat yang lebih benar. > > "Berhati-hati bicara" bukan berarti terus lantas "diam membiarkan". Secara > pribadi, saya
Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Tadi di SCTV ada berita dari BMG kalau hari ini telah terjadi gempa dibeberapa tempat ( termasuk di Selatan Jawa ) ,namun tdk bisa di rasakan secara langsung. Meskipun berita ini benar dan memang tugas BMG untuk memonitor dan menyebarluaskan, Namun apakah "Layak" berita berita seperti ini disiarkan langsung ke publik lewat media umum, Karena dg berita tsb saja publik sudah pada ketakutan, Padahal sebetulnya ini hal yang biasa sejak dulu , lha wong didaerah potensi gempa. ( bisa tiap hari ada gempa ) ISM - Original Message - From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, July 26, 2006 12:19 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta > Pak Andang, > > Terima kasih atas e-mail yang ditujukan khusus kepada saya. Menurut hemat saya, hal-hal yang belum jelas dalam geologi, yang di antara kita pun belum ada kesepakatan, tidak seharusnya menjadi referensi untuk dijadikan sumber pemikiran yang kemudian disampaikan ke media. > > Contoh saja : "penguncian tektonik di Selat Sunda oleh rotasi Sumatra bisa berakibat membawa gempa dahsyat ke Selat Sunda dan sekitarnya (termasuk Jakarta)". Pernyataan lain : " walaupun Jakarta terletak jauh dari pantai selatan, justru ia akan parah digoncang gempa sebab banyak sesar yang mengarah ke Jakarta yang akan membawa gelombang gempa dari tempat lain". Saya tak tahu apakah media salah kutip atau memang teman2 geosaintis kita berkata benar seperti itu. Beberapa kali saya sempat melihat mereka berbicara di TV, kelihatannya media cetak tak salah kutip. > > Saya sudah menulis di milis ini baik tentang rotasi Sumatra maupun sesar2 yang mengarah ke Jakarta. Sejauh yang saya tahu dan pernah saya pelajari, pernyataan2 seperti di atas tak perlulah dikatakan sebab argumen2 untuk menentangnya pun banyak dan untuk apa dikatakan kalau dasarnya pun belum jelas. Mungkin saya terlalu mengkuatirkan dampak pernyataan beberapa teman geosaintis di beberapa media itu kepada masyarakat luas. > > Soal sosialisasi, tentu saya sangat setuju dan salut dengan kiprah Pak Andang selama ini. Saya pun secara pribadi telah beberapa kali menyosialisasikan hal yang sama mulai dari lingkungan sekitar saya : keluarga dan saudara2 saya, teman2 sekantor saya, teman2 dan guru2 anak2 saya di sekolah, dst. Saat2 inilah masyarakat membutuhkan penerangan yang benar dari kita tentang apa yang sedang terjadi. > > salam, > awang > > > > > Andang Bachtiar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Saudaraku: Awang yang saya kagumi,... > > Saya benar2 tergelitik dengan pernyataan sampeyan bahwa ada geologist2 (yg > langsung mendapatkan popularitas) yang tidak sadar bahwa pendapat2-nya bisa > meresahkan (masyarakat?), terutama dalam konteks Bencana Gempa & Tsunami > akhir-akhir ini.. > > Kalau kita simak di media akhir-akhir ini (di TV, radio, koran, internet) > sebenarnya kawan-kawan geosaintist yang (saya yakin) semuanya volunteering > bicara karena panggilan nurani, tugas, profesi maupun organisasi-nya > jumlahnya tidak banyak dan kita hampir tahu nama mereka satu-persatu > (untungnya sejak tidak menjadi Ketua IAGI saya relatif tidak pernah lagi > berbicara di media ttg Gempa&Tsunami karena memang ilmu saya masih sangat > dangkal dibandingkan para pakar Gempa, Tsunami, Tektonik dsb, sehingga > otomatis -mudah2an- saya tidak termasuk dalam kategori yg sampeyan > sebutkan); Dan sejauh menyangkut pernyataan2 mereka yang saya monitor: > saya belum menemukan sesuatu yang meresahkan masyarakat disitu. Malahan > kebanyakan dari mereka seringkali harus terbangun malam-malam karena > ditilpun-i oleh masyarakat yang resah untuk menenangkan mereka > satu-per-satu.. Maka dari itu, saya mohon pencerahan , kira-kira > siapakah diantara kawan-kawan kita yang bicara di media itu yang meresahkan > masyarakat? Atau paling tidak: bagaimanakah pernyataan2 kawan-kawan tersebut > yang bisa meresahkan masyarakat? Hal ini perlu untuk diklarifikasi, karena > sinyalemen sampeyan (apabila benar) dapat menjadi umpan-balik bagi kawan2 yg > lain untuk introspeksi dan memperbaiki diri dalam rangka bicara dan > sosialisasi ke masyarakat yang lebih benar. > > "Berhati-hati bicara" bukan berarti terus lantas "diam membiarkan". Secara > pribadi, saya malahan meng-"encourage" semua geosaintist yang punya > kesadaran nurani untuk terus-menerus bicara kepada masyarakat, baik melalui > IAGI, HAGI, Alumni, Klub2 Sosial, Pendaki Gunung, Karang Taruna, Bupati, > Walikota, Staff Pemerintahan, Perguran Tinggi, LSM dsb-nya. Janganlah kita > berpuas diri bicara kepada diri sendiri (atau kelompok sendiri). Karena hal > itu malahan akan membuat ilmu geologi menjadi semakin ter-alineasi dari > masyarakatnya. Saya yakin, pengertian-pengertian dasar te
Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
YEP !!! Stuju mas Amir. Nanti lama-lama kayak yg dibilang Latip, masayarakat munek muntah sendiri. Seperti yg dituliskan olehkan oleh Irwan Meilano di blognya tentang House reinforcement. Ijin aku cuplik ya Wan --- start quote -- Surprisingly..., hampir semua mahasiswa, kecuali beberapa mhs arsitektur, menolak program ini. Mhs dengan background social sciences (tata kota) beranggapan bahwa program ini hanya pemboroson. No one knows when the earthquake will come. In fact they been told about Tokai Jishin, since they were elementry student, and the earthquake never come. Mereka sudah merasa cukup dijejali informasi mengenai akan datang gempa, hazard map and evacuation scenario. Intinya mereka sudah muak (kekenyangan) dengan informasi mengenai persiapan gempa.. karena ada dimana-mana. House reinforcement is too much .they said!!! Ini komentar orang Jepang looh ... ! Lah wong Indonesia ... lagi seneng-senengnya mencari info ... :) RDP On 7/26/06, Amir Al Amin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Biarlah bersimpang-siur pendapat ahli kebumian... Seperti simpang siur pendapat ahli ekonomi tentang kondisi ekonomi ... Belum lagi simpang siur ahli politik... Tapi kalo ahli ekonomi ngomongin plate tectonic.. Atau ahli politik ngomongin ekonomi .. Perlu diwaspadai.. salam
RE: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Biarlah bersimpang-siur pendapat ahli kebumian... Seperti simpang siur pendapat ahli ekonomi tentang kondisi ekonomi ... Belum lagi simpang siur ahli politik... Tapi kalo ahli ekonomi ngomongin plate tectonic.. Atau ahli politik ngomongin ekonomi .. Perlu diwaspadai.. salam -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 26, 2006 12:33 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta Saya tak memaksudkan bahwa orang2 yang bekerja di kegempaanlah yang boleh berbicara soal gempa. Tetapi, tentu saja media akan otomatis menghubungi instansi terkait untuk meminta keterangan. Hanya, yang namanya pengetahuan geologi, saya pikir tak dikungkung oleh instansi tertentu. Seorang petroleum geologist, kalau ia tertarik dan cukup punya waktu, boleh-boleh saja menekuni masalah kegempaan misalnya. Begitu juga sebaliknya. Saya malahan selalu menganjurkan agar kita jangan membatasi diri dengan suatu hal dan tak mau peduli dengan hal lainnya. Di media pun, saya pikir teman2 geosaintis kita yang dimintai keterangan itu, pernyataannya juga tak mewakili instansi di mana mereka bekerja, tetapi lebih ke pendapat-pendapat pribadi sejauh yang mereka ketahui saat mereka dimintai pendapat. Pendapat2 individu maupun pendapat resmi suatu instansi bisa saja salah bukan ? salam, awang OK Taufik <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Apa saya tak salah simak, setelah Gempa Yogya..Awang sendiri meyakini "tak bisa menampik komentar ahli kebumian, karena ini pers era reformasi" (kira2 begitu). Untuk pernyataan resmi memang sebaiknya pihak yg berwenang, namun pendapat para ahli berkompeten dalam tataran analisa tak ada yg bisa membendung, apa lagi kalau hanya bicara soal gempa untuk barat sumatera dan selatan jawa..kurang lebihnya dasar penyebabnya itu-itu sajakan?..pergerakan lempeng australia ke lempeng eurasia..anak elementry school saja agak-agak tahulah soal ini. Dan lagi pula para geocsientis yg berkomentar ..masih ada competencynyalah..kalau juga tak langsung terlibat soal tsunami, masih terlibat soal gempa dan sekitarnya. Kalau bagi komunitas kita sendiri petroleum geology misalnya bisa saja diterima komentarnya soal gempa..namun untuk khalayak umum yg agak susah nrima dan agak riskan dari sisi pertanggungjawaban, nanti orang berkomentar masak orang pertamina komentar soal tsunami sih (misalnya). On 7/26/06, Hendri Ruslan wrote: > Pak Andang YSH, > Pernyataan Pak Awang tersebut mungkin hanya antisipasi saja untuk lebih > berhati-hati, plus untuk mengingatkan bahwa ada aturan siapa yang berwenang > untuk mengeluarkan pernyataan di muka umum ?. > > Salam, > Hendri > - Original Message - > From: "Andang Bachtiar" > To: > Sent: Tuesday, July 25, 2006 6:47 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta > > > > Saudaraku: Awang yang saya kagumi,... > > > > Saya benar2 tergelitik dengan pernyataan sampeyan bahwa ada geologist2 (yg > > langsung mendapatkan popularitas) yang tidak sadar bahwa pendapat2-nya > > bisa meresahkan (masyarakat?), terutama dalam konteks Bencana Gempa & > > Tsunami akhir-akhir ini.. > > > > Kalau kita simak di media akhir-akhir ini (di TV, radio, koran, internet) > > sebenarnya kawan-kawan geosaintist yang (saya yakin) semuanya volunteering > > bicara karena panggilan nurani, tugas, profesi maupun organisasi-nya > > jumlahnya tidak banyak dan kita hampir tahu nama mereka satu-persatu > > (untungnya sejak tidak menjadi Ketua IAGI saya relatif tidak pernah lagi > > berbicara di media ttg Gempa&Tsunami karena memang ilmu saya masih sangat > > dangkal dibandingkan para pakar Gempa, Tsunami, Tektonik dsb, sehingga > > otomatis -mudah2an- saya tidak termasuk dalam kategori yg sampeyan > > sebutkan); Dan sejauh menyangkut pernyataan2 mereka yang saya monitor: > > saya belum menemukan sesuatu yang meresahkan masyarakat disitu. Malahan > > kebanyakan dari mereka seringkali harus terbangun malam-malam karena > > ditilpun-i oleh masyarakat yang resah untuk menenangkan mereka > > satu-per-satu.. Maka dari itu, saya mohon pencerahan , kira-kira > > siapakah diantara kawan-kawan kita yang bicara di media itu yang > > meresahkan masyarakat? Atau paling tidak: bagaimanakah pernyataan2 > > kawan-kawan tersebut yang bisa meresahkan masyarakat? Hal ini perlu untuk > > diklarifikasi, karena sinyalemen sampeyan (apabila benar) dapat menjadi > > umpan-balik bagi kawan2 yg lain untuk introspeksi dan memperbaiki diri > > dalam rangka bicara dan sosialisasi ke masyarakat yang lebih benar. > > > > "Berhati-hati bicara" bukan berarti terus lantas "diam membiarkan". Secara > > pribadi, saya malahan meng-"enco
Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Mas Maksud saya bukan di mana kita akan bicara atau menjawab... karena dengan kita ikut millist / webblog dsb akan banyak sekali pertanyaan - pertanyaan yang datang yang bisa kita jawab. Yang saya lebih tekankan adalah kesatuan kata dan cara dalam menjawab , supaya tidak terjadi kesimpangsiuran . Mis : kasus tsunami, gunung api dsb..makin banyak bencana alam maka pertanyaan tentang geologi juga akan makin banyak dan beragam. Justru yang saya inginkan dari IAGI adalah bisa memberikan guideline/handout secara keilmuan / mungkin juga cara bagaimana menyampaikan masalah bencana itu ke masyarakat secara baik dan nanti biar para geologist - geologist itu yang akan bergerak sendiri dengan berbagai caranya (bisa millist, webblog dsb, diskusi , di kampungnya dsb ). Karena setahu saya pengetahuan menghadapi bencana ini mungkin sudah banyak ada tapi pada saat kita memerlukakannya kita tidak ketemu... nah kalau kita tahu di IAGI web ada dan sudah secara profesional diqc oleh IAGI akan lebih memudahkan bagi kita untuk memberi penjelasan ke masyarakat. Dan dengan ditaruh di website IAGI, maka biayanya juga akan makin murah karena orang yang mau bisa download sendiri dan ngeprint sendiri. Handdout itu mungkin malah bisa juga disebarkan ke sekolah / instansi pemerintah dengan free copy dsb. Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 "Putrohari, Rovicky" To: Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta 26/07/2006 09:23 AM Please respond to iagi-net Yang sulit itu implementasinya Fer. Wadah saja ngga cukup. Dan saya rasa jangab tergantung dg wadah. Wong sambil nyatai ngeblog juga sdh menjangkau org banyak kok. Kalau ferdi dan rekan lain bersedia, coba saja ikutan ngomong dalam comment yg ada di weblog saya. Anda sudah menjangkau lebih dr 2ribu pembaca setiap hari. Nah kalau anda bersedia dengan sabar menjawab pertanyaan2 mereka, maka tulisan anda sdh menenangkan beribu2 orang yg "haus" informasi. Kalau mau serius dan memiliki blog sendiri jg lebih bagus. Atau ikutan menjadi author di blog yg saya punya jg bisa. Atau mau mengaktifkan iagi-web ? Spt kt kang ADB kmaren, Jd bukan wadah dan dana yg menjadi kendala bergerak. Kmauan dan kesabaran saja. Termsuk ksabaran dipisuhi LSM spt yg dialami agus di Cilacap. Ok friends, banyak pertanyaan dasar banger di comment blog saya. Silahkan jawab langsung, itu sdh menjadi action riil tanpa nunggu2 wadah dan dana. Salam Rdp --Original Message-- From: [EMAIL PROTECTED] To: IAGI-net Cc: IAGI-net ReplyTo: IAGI-net Sent: Jul 26, 2006 8:37 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta dulu saya pernah mengusulkan komisi bencana alam di iagi, di mana iagi bisa menaruh semua bahan sosialisasi tentang bencana alam di web sehingga bisa menjadi pegangan bagi para geologist untuk melakukan sosialisasi tentang bencana alam kepada masyarakat. Sehingga paling tidak kita bisa bicara dari dasar yang sama...mana yang boleh disampaikan secara terbuka dan mana yang harus disampaikan dengan hati - hati... Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]To: t.id>cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta 25/07/2006 07:47 PM --Original Message Truncated-- -- Sent
Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Memang umumnya media massa di negeri kita, terutama media massa yang masih berusaha merebut pasar akan berbicara sebombastis dan sedramatis mungkin untuk menggambarkan apapun peristiwa. Tentunya selain redaksinya sadar bahwa media massa adalah media untuk edukasi masyarakat, juga cari untung dengan oplah... Salah satu lahan yang paling enak saat ini adalah gempa dan tsunami. Mereka akan berusaha berebut akses ke sumber yang dianggap kompeten (macam M' Andang, P' Awang, dll). Kalau gak ada, ya sudah siapapun yang menyandang status 'geologist' akan diminta keterangan. Berbagi pendapat lalu muncul simpang siur berseliweran, kadang-kadang tidak konvergen satu sama lain. Masyarakat akan menanggapi dengan bingung dan panik... Menurut saya ada dua hal yang bisa meredam hal itu: 1. Menggunakan hak jawab dari yang 'merasa' para pakar kegempaan dan tsunami (perorangan, lembaga, dll) melalui media masa, untuk meluruskan 'kesesatan' yang ditimbulkan oleh yang dianggap 'golongan geologist sesat'; atau 2. Masyarakat kalau sudah 'muntah' akan bisa mensortir sendiri mana yang benar dan mana yang 'sesat'. Seperti biasalah yang terjadi pada para tokoh parpol..., yang belang-belang akhirnya akan kelihatan pada akhirnya.. Kalau masalah tenar atau populer, saya cenderung melihat semakin banyak geologist yang berani dan 'boleh' bersuara akan makin bagus. Toh tokoh-tokoh geologi tenar di Indonesia jumlahnya tidak mencukupi untuk mengedukasi masyarakat yang jumlahnya sedemikian banyak. Tinggal masalah koordinasi saja mungkin... ALS Iwan B <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Kalau Pak Andang sih OK punya pendapatnya di mass > media. Tapi saya > pribadi juga terus terang jengkel dengan tulisan2 > yang saya baca di > mass media . > Seperti contohnya yang disebut Awang tentang potensi > gempa di jakarta > yang saya baca di kompas beberapa hari yll, dan > dituliskan oleh > seorang ahli geologi yang bekerja di instansi > pemerintah di Sumut. > Walaupun saya bukan ahli gempa, tapi saya yakin > kalau yang dituliskan > di kompas itu sifatnya sangat intuitif dan bersifat > misleading, > apalagi untuk masyarakat awam. Apalagi disebutkan > potensi tsunami yang > cukup besar di jakarta. Saya sendiri juga heran kok > kompas bisa > meliput pendapat seperti itu > > > > On 7/26/06, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > Saya tak memaksudkan bahwa orang2 yang bekerja di > kegempaanlah yang boleh berbicara soal gempa. > Tetapi, tentu saja media akan otomatis menghubungi > instansi terkait untuk meminta keterangan. Hanya, > yang namanya pengetahuan geologi, saya pikir tak > dikungkung oleh instansi tertentu. Seorang petroleum > geologist, kalau ia tertarik dan cukup punya waktu, > boleh-boleh saja menekuni masalah kegempaan > misalnya. Begitu juga sebaliknya. Saya malahan > selalu menganjurkan agar kita jangan membatasi diri > dengan suatu hal dan tak mau peduli dengan hal > lainnya. > > > > Di media pun, saya pikir teman2 geosaintis kita > yang dimintai keterangan itu, pernyataannya juga tak > mewakili instansi di mana mereka bekerja, tetapi > lebih ke pendapat-pendapat pribadi sejauh yang > mereka ketahui saat mereka dimintai pendapat. > Pendapat2 individu maupun pendapat resmi suatu > instansi bisa saja salah bukan ? > > > > salam, > > awang > > > > OK Taufik <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Apa saya tak salah simak, setelah Gempa > Yogya..Awang sendiri meyakini > > "tak bisa menampik komentar ahli kebumian, karena > ini pers era > > reformasi" (kira2 begitu). Untuk pernyataan resmi > memang sebaiknya > > pihak yg berwenang, namun pendapat para ahli > berkompeten dalam tataran > > analisa tak ada yg bisa membendung, apa lagi kalau > hanya bicara soal > > gempa untuk barat sumatera dan selatan > jawa..kurang lebihnya dasar > > penyebabnya itu-itu sajakan?..pergerakan lempeng > australia ke lempeng > > eurasia..anak elementry school saja agak-agak > tahulah soal ini. Dan > > lagi pula para geocsientis yg berkomentar ..masih > ada > > competencynyalah..kalau juga tak langsung terlibat > soal tsunami, masih > > terlibat soal gempa dan sekitarnya. Kalau bagi > komunitas kita sendiri > > petroleum geology misalnya bisa saja diterima > komentarnya soal > > gempa..namun untuk khalayak umum yg agak susah > nrima dan agak riskan > > dari sisi pertanggungjawaban, nanti orang > berkomentar masak orang > > pertamina komentar soal tsunami sih (misalnya). > > > > On 7/26/06, Hendri Ruslan wrote: > > > Pak Andang YSH, > > > Pernyataan Pak Awang tersebut mungkin hanya > antisipasi saja untuk l
Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Kalau Pak Andang sih OK punya pendapatnya di mass media. Tapi saya pribadi juga terus terang jengkel dengan tulisan2 yang saya baca di mass media . Seperti contohnya yang disebut Awang tentang potensi gempa di jakarta yang saya baca di kompas beberapa hari yll, dan dituliskan oleh seorang ahli geologi yang bekerja di instansi pemerintah di Sumut. Walaupun saya bukan ahli gempa, tapi saya yakin kalau yang dituliskan di kompas itu sifatnya sangat intuitif dan bersifat misleading, apalagi untuk masyarakat awam. Apalagi disebutkan potensi tsunami yang cukup besar di jakarta. Saya sendiri juga heran kok kompas bisa meliput pendapat seperti itu On 7/26/06, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Saya tak memaksudkan bahwa orang2 yang bekerja di kegempaanlah yang boleh berbicara soal gempa. Tetapi, tentu saja media akan otomatis menghubungi instansi terkait untuk meminta keterangan. Hanya, yang namanya pengetahuan geologi, saya pikir tak dikungkung oleh instansi tertentu. Seorang petroleum geologist, kalau ia tertarik dan cukup punya waktu, boleh-boleh saja menekuni masalah kegempaan misalnya. Begitu juga sebaliknya. Saya malahan selalu menganjurkan agar kita jangan membatasi diri dengan suatu hal dan tak mau peduli dengan hal lainnya. Di media pun, saya pikir teman2 geosaintis kita yang dimintai keterangan itu, pernyataannya juga tak mewakili instansi di mana mereka bekerja, tetapi lebih ke pendapat-pendapat pribadi sejauh yang mereka ketahui saat mereka dimintai pendapat. Pendapat2 individu maupun pendapat resmi suatu instansi bisa saja salah bukan ? salam, awang OK Taufik <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Apa saya tak salah simak, setelah Gempa Yogya..Awang sendiri meyakini "tak bisa menampik komentar ahli kebumian, karena ini pers era reformasi" (kira2 begitu). Untuk pernyataan resmi memang sebaiknya pihak yg berwenang, namun pendapat para ahli berkompeten dalam tataran analisa tak ada yg bisa membendung, apa lagi kalau hanya bicara soal gempa untuk barat sumatera dan selatan jawa..kurang lebihnya dasar penyebabnya itu-itu sajakan?..pergerakan lempeng australia ke lempeng eurasia..anak elementry school saja agak-agak tahulah soal ini. Dan lagi pula para geocsientis yg berkomentar ..masih ada competencynyalah..kalau juga tak langsung terlibat soal tsunami, masih terlibat soal gempa dan sekitarnya. Kalau bagi komunitas kita sendiri petroleum geology misalnya bisa saja diterima komentarnya soal gempa..namun untuk khalayak umum yg agak susah nrima dan agak riskan dari sisi pertanggungjawaban, nanti orang berkomentar masak orang pertamina komentar soal tsunami sih (misalnya). On 7/26/06, Hendri Ruslan wrote: > Pak Andang YSH, > Pernyataan Pak Awang tersebut mungkin hanya antisipasi saja untuk lebih > berhati-hati, plus untuk mengingatkan bahwa ada aturan siapa yang berwenang > untuk mengeluarkan pernyataan di muka umum ?. > > Salam, > Hendri > - Original Message - > From: "Andang Bachtiar" > To: > Sent: Tuesday, July 25, 2006 6:47 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta > > > > Saudaraku: Awang yang saya kagumi,... > > > > Saya benar2 tergelitik dengan pernyataan sampeyan bahwa ada geologist2 (yg > > langsung mendapatkan popularitas) yang tidak sadar bahwa pendapat2-nya > > bisa meresahkan (masyarakat?), terutama dalam konteks Bencana Gempa & > > Tsunami akhir-akhir ini.. > > > > Kalau kita simak di media akhir-akhir ini (di TV, radio, koran, internet) > > sebenarnya kawan-kawan geosaintist yang (saya yakin) semuanya volunteering > > bicara karena panggilan nurani, tugas, profesi maupun organisasi-nya > > jumlahnya tidak banyak dan kita hampir tahu nama mereka satu-persatu > > (untungnya sejak tidak menjadi Ketua IAGI saya relatif tidak pernah lagi > > berbicara di media ttg Gempa&Tsunami karena memang ilmu saya masih sangat > > dangkal dibandingkan para pakar Gempa, Tsunami, Tektonik dsb, sehingga > > otomatis -mudah2an- saya tidak termasuk dalam kategori yg sampeyan > > sebutkan); Dan sejauh menyangkut pernyataan2 mereka yang saya monitor: > > saya belum menemukan sesuatu yang meresahkan masyarakat disitu. Malahan > > kebanyakan dari mereka seringkali harus terbangun malam-malam karena > > ditilpun-i oleh masyarakat yang resah untuk menenangkan mereka > > satu-per-satu.. Maka dari itu, saya mohon pencerahan , kira-kira > > siapakah diantara kawan-kawan kita yang bicara di media itu yang > > meresahkan masyarakat? Atau paling tidak: bagaimanakah pernyataan2 > > kawan-kawan tersebut yang bisa meresahkan masyarakat? Hal ini perlu untuk > > diklarifikasi, karena sinyalemen sampeyan (apabila benar) dapat menjadi > > umpan-balik bagi kawan2 yg lain untuk introspeksi dan memperbaiki diri > > da
Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Saya tak memaksudkan bahwa orang2 yang bekerja di kegempaanlah yang boleh berbicara soal gempa. Tetapi, tentu saja media akan otomatis menghubungi instansi terkait untuk meminta keterangan. Hanya, yang namanya pengetahuan geologi, saya pikir tak dikungkung oleh instansi tertentu. Seorang petroleum geologist, kalau ia tertarik dan cukup punya waktu, boleh-boleh saja menekuni masalah kegempaan misalnya. Begitu juga sebaliknya. Saya malahan selalu menganjurkan agar kita jangan membatasi diri dengan suatu hal dan tak mau peduli dengan hal lainnya. Di media pun, saya pikir teman2 geosaintis kita yang dimintai keterangan itu, pernyataannya juga tak mewakili instansi di mana mereka bekerja, tetapi lebih ke pendapat-pendapat pribadi sejauh yang mereka ketahui saat mereka dimintai pendapat. Pendapat2 individu maupun pendapat resmi suatu instansi bisa saja salah bukan ? salam, awang OK Taufik <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Apa saya tak salah simak, setelah Gempa Yogya..Awang sendiri meyakini "tak bisa menampik komentar ahli kebumian, karena ini pers era reformasi" (kira2 begitu). Untuk pernyataan resmi memang sebaiknya pihak yg berwenang, namun pendapat para ahli berkompeten dalam tataran analisa tak ada yg bisa membendung, apa lagi kalau hanya bicara soal gempa untuk barat sumatera dan selatan jawa..kurang lebihnya dasar penyebabnya itu-itu sajakan?..pergerakan lempeng australia ke lempeng eurasia..anak elementry school saja agak-agak tahulah soal ini. Dan lagi pula para geocsientis yg berkomentar ..masih ada competencynyalah..kalau juga tak langsung terlibat soal tsunami, masih terlibat soal gempa dan sekitarnya. Kalau bagi komunitas kita sendiri petroleum geology misalnya bisa saja diterima komentarnya soal gempa..namun untuk khalayak umum yg agak susah nrima dan agak riskan dari sisi pertanggungjawaban, nanti orang berkomentar masak orang pertamina komentar soal tsunami sih (misalnya). On 7/26/06, Hendri Ruslan wrote: > Pak Andang YSH, > Pernyataan Pak Awang tersebut mungkin hanya antisipasi saja untuk lebih > berhati-hati, plus untuk mengingatkan bahwa ada aturan siapa yang berwenang > untuk mengeluarkan pernyataan di muka umum ?. > > Salam, > Hendri > - Original Message - > From: "Andang Bachtiar" > To: > Sent: Tuesday, July 25, 2006 6:47 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta > > > > Saudaraku: Awang yang saya kagumi,... > > > > Saya benar2 tergelitik dengan pernyataan sampeyan bahwa ada geologist2 (yg > > langsung mendapatkan popularitas) yang tidak sadar bahwa pendapat2-nya > > bisa meresahkan (masyarakat?), terutama dalam konteks Bencana Gempa & > > Tsunami akhir-akhir ini.. > > > > Kalau kita simak di media akhir-akhir ini (di TV, radio, koran, internet) > > sebenarnya kawan-kawan geosaintist yang (saya yakin) semuanya volunteering > > bicara karena panggilan nurani, tugas, profesi maupun organisasi-nya > > jumlahnya tidak banyak dan kita hampir tahu nama mereka satu-persatu > > (untungnya sejak tidak menjadi Ketua IAGI saya relatif tidak pernah lagi > > berbicara di media ttg Gempa&Tsunami karena memang ilmu saya masih sangat > > dangkal dibandingkan para pakar Gempa, Tsunami, Tektonik dsb, sehingga > > otomatis -mudah2an- saya tidak termasuk dalam kategori yg sampeyan > > sebutkan); Dan sejauh menyangkut pernyataan2 mereka yang saya monitor: > > saya belum menemukan sesuatu yang meresahkan masyarakat disitu. Malahan > > kebanyakan dari mereka seringkali harus terbangun malam-malam karena > > ditilpun-i oleh masyarakat yang resah untuk menenangkan mereka > > satu-per-satu.. Maka dari itu, saya mohon pencerahan , kira-kira > > siapakah diantara kawan-kawan kita yang bicara di media itu yang > > meresahkan masyarakat? Atau paling tidak: bagaimanakah pernyataan2 > > kawan-kawan tersebut yang bisa meresahkan masyarakat? Hal ini perlu untuk > > diklarifikasi, karena sinyalemen sampeyan (apabila benar) dapat menjadi > > umpan-balik bagi kawan2 yg lain untuk introspeksi dan memperbaiki diri > > dalam rangka bicara dan sosialisasi ke masyarakat yang lebih benar. > > > > "Berhati-hati bicara" bukan berarti terus lantas "diam membiarkan". Secara > > pribadi, saya malahan meng-"encourage" semua geosaintist yang punya > > kesadaran nurani untuk terus-menerus bicara kepada masyarakat, baik > > melalui IAGI, HAGI, Alumni, Klub2 Sosial, Pendaki Gunung, Karang Taruna, > > Bupati, Walikota, Staff Pemerintahan, Perguran Tinggi, LSM dsb-nya. > > Janganlah kita berpuas diri bicara kepada diri sendiri (atau kelompok > > sendiri). Karena hal itu malahan akan membuat ilmu geologi menjadi semakin > > ter-alineasi dari m
Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
un untuk menyerap informasi dengan implikasi dimensi waktu yang panjang (skala geologi), dimensi besaran yang guedhe (volume slab, kekuatan gempa dsb), dan dimensi ketidakpastian (standard deviasi). Kita tidak boleh lantas diam membiarkan persepsi itu begitu saja. Kita harus terus bicara untuk membangun persepsi dan paradigma baru GEOLOGI di masyarakat. Nah, kalau anda sering mengutip istilah: "Publish or Perish", dalam kasus sosialisasi geologi ke masyarakat ini saya lebih menyarankan istilah: "Speak-up or Fd - up" Salam hormat ADB - Arema - Original Message - From: "Awang Harun Satyana" To: Sent: Tuesday, July 25, 2006 4:45 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta = Nama-nama ahli geologi langsung mendapatkan popularitas, padahal tak disadarinya bahwa pendapat2-nya bisa meresahkan, Salam, awang - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - Groups are talking. We´re listening. Check out the handy changes to Yahoo! Groups.
Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Apa saya tak salah simak, setelah Gempa Yogya..Awang sendiri meyakini "tak bisa menampik komentar ahli kebumian, karena ini pers era reformasi" (kira2 begitu). Untuk pernyataan resmi memang sebaiknya pihak yg berwenang, namun pendapat para ahli berkompeten dalam tataran analisa tak ada yg bisa membendung, apa lagi kalau hanya bicara soal gempa untuk barat sumatera dan selatan jawa..kurang lebihnya dasar penyebabnya itu-itu sajakan?..pergerakan lempeng australia ke lempeng eurasia..anak elementry school saja agak-agak tahulah soal ini. Dan lagi pula para geocsientis yg berkomentar ..masih ada competencynyalah..kalau juga tak langsung terlibat soal tsunami, masih terlibat soal gempa dan sekitarnya. Kalau bagi komunitas kita sendiri petroleum geology misalnya bisa saja diterima komentarnya soal gempa..namun untuk khalayak umum yg agak susah nrima dan agak riskan dari sisi pertanggungjawaban, nanti orang berkomentar masak orang pertamina komentar soal tsunami sih (misalnya). On 7/26/06, Hendri Ruslan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Andang YSH, Pernyataan Pak Awang tersebut mungkin hanya antisipasi saja untuk lebih berhati-hati, plus untuk mengingatkan bahwa ada aturan siapa yang berwenang untuk mengeluarkan pernyataan di muka umum ?. Salam, Hendri - Original Message - From: "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, July 25, 2006 6:47 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta > Saudaraku: Awang yang saya kagumi,... > > Saya benar2 tergelitik dengan pernyataan sampeyan bahwa ada geologist2 (yg > langsung mendapatkan popularitas) yang tidak sadar bahwa pendapat2-nya > bisa meresahkan (masyarakat?), terutama dalam konteks Bencana Gempa & > Tsunami akhir-akhir ini.. > > Kalau kita simak di media akhir-akhir ini (di TV, radio, koran, internet) > sebenarnya kawan-kawan geosaintist yang (saya yakin) semuanya volunteering > bicara karena panggilan nurani, tugas, profesi maupun organisasi-nya > jumlahnya tidak banyak dan kita hampir tahu nama mereka satu-persatu > (untungnya sejak tidak menjadi Ketua IAGI saya relatif tidak pernah lagi > berbicara di media ttg Gempa&Tsunami karena memang ilmu saya masih sangat > dangkal dibandingkan para pakar Gempa, Tsunami, Tektonik dsb, sehingga > otomatis -mudah2an- saya tidak termasuk dalam kategori yg sampeyan > sebutkan); Dan sejauh menyangkut pernyataan2 mereka yang saya monitor: > saya belum menemukan sesuatu yang meresahkan masyarakat disitu. Malahan > kebanyakan dari mereka seringkali harus terbangun malam-malam karena > ditilpun-i oleh masyarakat yang resah untuk menenangkan mereka > satu-per-satu.. Maka dari itu, saya mohon pencerahan , kira-kira > siapakah diantara kawan-kawan kita yang bicara di media itu yang > meresahkan masyarakat? Atau paling tidak: bagaimanakah pernyataan2 > kawan-kawan tersebut yang bisa meresahkan masyarakat? Hal ini perlu untuk > diklarifikasi, karena sinyalemen sampeyan (apabila benar) dapat menjadi > umpan-balik bagi kawan2 yg lain untuk introspeksi dan memperbaiki diri > dalam rangka bicara dan sosialisasi ke masyarakat yang lebih benar. > > "Berhati-hati bicara" bukan berarti terus lantas "diam membiarkan". Secara > pribadi, saya malahan meng-"encourage" semua geosaintist yang punya > kesadaran nurani untuk terus-menerus bicara kepada masyarakat, baik > melalui IAGI, HAGI, Alumni, Klub2 Sosial, Pendaki Gunung, Karang Taruna, > Bupati, Walikota, Staff Pemerintahan, Perguran Tinggi, LSM dsb-nya. > Janganlah kita berpuas diri bicara kepada diri sendiri (atau kelompok > sendiri). Karena hal itu malahan akan membuat ilmu geologi menjadi semakin > ter-alineasi dari masyarakatnya. Saya yakin, pengertian-pengertian dasar > tentang aspek bahaya dari posisi tektonik aktif Indonesia dengan implikasi > gempa&tsunami-nya hampir semua geosaintist memahaminya dan dapat > menerangkannya kepada masyarakat. Demikian juga bahwa tidak ada satu > geologist-pun di dunia ini yang dapat menentukan dengan pasti jam, hari, > tanggal, bulan, tahun akan terjadinya gempa (dan tsunami). Sehebat-hebat > analisis geologi, geofisik, geokimia, dll pasti masih punya kadar > ketidak-pastian, standard deviasi, dan komponen2 statistik lainnya. Dan > saya yakin semua geosaintist yang pernah lulus dari perguruan tinggi > memahami dan sangat mengerti tentang hal itu. Dengan demikian hampir dapat > dipastikan bahwa kalau ada geosaintist yang menyatakan hasil analisis ttg > gempa&tsunami kemudian pernyataan itu meresahkan masyarakat... itu bukan > disebabkan oleh pernyataannya, tetapi lebih ke persepsi masyarakat yang > belum sepenuhnya terbangun untuk menyerap informasi dengan implikasi > dimensi waktu yang panjang (skala geologi), dimensi besaran yang guedhe > (volume slab, k
[iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta dan Bagaimana Sikap kita?
Sahabat, para eksekutif muda khususnya di bidang G&G, Saya kemarin siang ditelpon kawan saya yang bekerja di PT. Krakatau Steel Cilegon, Beliau mengatakan akan mengadakan Seminar tentang Tsunami di Cilegon sekitar Senin minggu depan. Dia sudah tahu (mungkin dari media) tentang ahli gempa dan tsunami di Indonesia seperti Pak Nanang Puspito, Wahyu Triyoso, Hamzah dll dari ITB. Mereka minta ke saya alamat email dan nomor teleponnya. Kebetulan saya punya arsipnya maka saya serahkan kepada mereka untuk langsung menghubungi para ahlinya. Saya juga menambahkan beberapa nama staf BMG yang bisa dijadikan nara sumber serta para ahli lainnya, termasuk yang aktif di IAGI dan HAGI. Kita berpikir yang positif saja, mudah-mudahan mereka bisa menjelaskan secara benar, informatif dan sosialisasi tentang gempa - tsunami dan segala yang terkait akibatnya. Menurut saya beberapa kejadian alam di Indonesia akhir-akhir ini sebaiknya menjadi alat yang baik untuk introspeksi diri kita dan memberikan sumbangsih profesionalisme kita kepada masyarakat yang membutuhkan selain kepedulian finansial dan bantuan yang lainnya. Demikian sekedar urun rembug dan wassalam. TAM --- Hendri Ruslan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pak Andang YSH, > Pernyataan Pak Awang tersebut mungkin hanya > antisipasi saja untuk lebih > berhati-hati, plus untuk mengingatkan bahwa ada > aturan siapa yang berwenang > untuk mengeluarkan pernyataan di muka umum ?. > > Salam, > Hendri > - Original Message - > From: "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Tuesday, July 25, 2006 6:47 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara > Eksekutif Muda Jakarta > > > > Saudaraku: Awang yang saya kagumi,... > > > > Saya benar2 tergelitik dengan pernyataan sampeyan > bahwa ada geologist2 (yg > > langsung mendapatkan popularitas) yang tidak sadar > bahwa pendapat2-nya > > bisa meresahkan (masyarakat?), terutama dalam > konteks Bencana Gempa & > > Tsunami akhir-akhir ini.. > > > > Kalau kita simak di media akhir-akhir ini (di TV, > radio, koran, internet) > > sebenarnya kawan-kawan geosaintist yang (saya > yakin) semuanya volunteering > > bicara karena panggilan nurani, tugas, profesi > maupun organisasi-nya > > jumlahnya tidak banyak dan kita hampir tahu nama > mereka satu-persatu > > (untungnya sejak tidak menjadi Ketua IAGI saya > relatif tidak pernah lagi > > berbicara di media ttg Gempa&Tsunami karena memang > ilmu saya masih sangat > > dangkal dibandingkan para pakar Gempa, Tsunami, > Tektonik dsb, sehingga > > otomatis -mudah2an- saya tidak termasuk dalam > kategori yg sampeyan > > sebutkan); Dan sejauh menyangkut pernyataan2 > mereka yang saya monitor: > > saya belum menemukan sesuatu yang meresahkan > masyarakat disitu. Malahan > > kebanyakan dari mereka seringkali harus terbangun > malam-malam karena > > ditilpun-i oleh masyarakat yang resah untuk > menenangkan mereka > > satu-per-satu.. Maka dari itu, saya mohon > pencerahan , kira-kira > > siapakah diantara kawan-kawan kita yang bicara di > media itu yang > > meresahkan masyarakat? Atau paling tidak: > bagaimanakah pernyataan2 > > kawan-kawan tersebut yang bisa meresahkan > masyarakat? Hal ini perlu untuk > > diklarifikasi, karena sinyalemen sampeyan (apabila > benar) dapat menjadi > > umpan-balik bagi kawan2 yg lain untuk introspeksi > dan memperbaiki diri > > dalam rangka bicara dan sosialisasi ke masyarakat > yang lebih benar. > > > > "Berhati-hati bicara" bukan berarti terus lantas > "diam membiarkan". Secara > > pribadi, saya malahan meng-"encourage" semua > geosaintist yang punya > > kesadaran nurani untuk terus-menerus bicara kepada > masyarakat, baik > > melalui IAGI, HAGI, Alumni, Klub2 Sosial, Pendaki > Gunung, Karang Taruna, > > Bupati, Walikota, Staff Pemerintahan, Perguran > Tinggi, LSM dsb-nya. > > Janganlah kita berpuas diri bicara kepada diri > sendiri (atau kelompok > > sendiri). Karena hal itu malahan akan membuat ilmu > geologi menjadi semakin > > ter-alineasi dari masyarakatnya. Saya yakin, > pengertian-pengertian dasar > > tentang aspek bahaya dari posisi tektonik aktif > Indonesia dengan implikasi > > gempa&tsunami-nya hampir semua geosaintist > memahaminya dan dapat > > menerangkannya kepada masyarakat. Demikian juga > bahwa tidak ada satu > > geologist-pun di dunia ini yang dapat menentukan > dengan pasti jam, hari, > > tanggal, bulan, tahun akan terjadinya gempa (dan > tsunami). Sehebat-hebat > > analisis geologi, geofisik, geokimia, dll pa
Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Yang sulit itu implementasinya Fer. Wadah saja ngga cukup. Dan saya rasa jangab tergantung dg wadah. Wong sambil nyatai ngeblog juga sdh menjangkau org banyak kok. Kalau ferdi dan rekan lain bersedia, coba saja ikutan ngomong dalam comment yg ada di weblog saya. Anda sudah menjangkau lebih dr 2ribu pembaca setiap hari. Nah kalau anda bersedia dengan sabar menjawab pertanyaan2 mereka, maka tulisan anda sdh menenangkan beribu2 orang yg "haus" informasi. Kalau mau serius dan memiliki blog sendiri jg lebih bagus. Atau ikutan menjadi author di blog yg saya punya jg bisa. Atau mau mengaktifkan iagi-web ? Spt kt kang ADB kmaren, Jd bukan wadah dan dana yg menjadi kendala bergerak. Kmauan dan kesabaran saja. Termsuk ksabaran dipisuhi LSM spt yg dialami agus di Cilacap. Ok friends, banyak pertanyaan dasar banger di comment blog saya. Silahkan jawab langsung, itu sdh menjadi action riil tanpa nunggu2 wadah dan dana. Salam Rdp --Original Message-- From: [EMAIL PROTECTED] To: IAGI-net Cc: IAGI-net ReplyTo: IAGI-net Sent: Jul 26, 2006 8:37 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta dulu saya pernah mengusulkan komisi bencana alam di iagi, di mana iagi bisa menaruh semua bahan sosialisasi tentang bencana alam di web sehingga bisa menjadi pegangan bagi para geologist untuk melakukan sosialisasi tentang bencana alam kepada masyarakat. Sehingga paling tidak kita bisa bicara dari dasar yang sama...mana yang boleh disampaikan secara terbuka dan mana yang harus disampaikan dengan hati - hati... Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]To: t.id>cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta 25/07/2006 07:47 PM --Original Message Truncated-- -- Sent from my BlackBerry Wireless Handheld - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
apabila akan mengatasnamakan suatu badan atau organisasi, misalnya iagi, memang perlu diatur. tapi sebagai individu kayaknya akan sulit mengaturnya karena pihak media lah yang memilah-pilih yg menurut mereka laku "dijual". lain dari itu, setiap individu bisa saja bahkan berhak tampil menyatakan sesuatu dan ditayangkan di media kalo kebetulan "laku". mari kita merapatkan barisan iagi dengan saling mendukung memberi masukan serta umpan balik. sehingga iagi bisa menjadi suatu organisasi ahli yang menjadi acuan bangsa yang diandalkan. (sonny) -Original Message- From: Hendri Ruslan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 26 Juli 2006 7:43 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta Pak Andang YSH, Pernyataan Pak Awang tersebut mungkin hanya antisipasi saja untuk lebih berhati-hati, plus untuk mengingatkan bahwa ada aturan siapa yang berwenang untuk mengeluarkan pernyataan di muka umum ?. Salam, Hendri - Original Message - From: "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, July 25, 2006 6:47 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta > Saudaraku: Awang yang saya kagumi,... > > Saya benar2 tergelitik dengan pernyataan sampeyan bahwa ada geologist2 (yg > langsung mendapatkan popularitas) yang tidak sadar bahwa pendapat2-nya > bisa meresahkan (masyarakat?), terutama dalam konteks Bencana Gempa & > Tsunami akhir-akhir ini.. > > Kalau kita simak di media akhir-akhir ini (di TV, radio, koran, internet) > sebenarnya kawan-kawan geosaintist yang (saya yakin) semuanya volunteering > bicara karena panggilan nurani, tugas, profesi maupun organisasi-nya > jumlahnya tidak banyak dan kita hampir tahu nama mereka satu-persatu > (untungnya sejak tidak menjadi Ketua IAGI saya relatif tidak pernah lagi > berbicara di media ttg Gempa&Tsunami karena memang ilmu saya masih sangat > dangkal dibandingkan para pakar Gempa, Tsunami, Tektonik dsb, sehingga > otomatis -mudah2an- saya tidak termasuk dalam kategori yg sampeyan > sebutkan); Dan sejauh menyangkut pernyataan2 mereka yang saya monitor: > saya belum menemukan sesuatu yang meresahkan masyarakat disitu. Malahan > kebanyakan dari mereka seringkali harus terbangun malam-malam karena > ditilpun-i oleh masyarakat yang resah untuk menenangkan mereka > satu-per-satu.. Maka dari itu, saya mohon pencerahan , kira-kira > siapakah diantara kawan-kawan kita yang bicara di media itu yang > meresahkan masyarakat? Atau paling tidak: bagaimanakah pernyataan2 > kawan-kawan tersebut yang bisa meresahkan masyarakat? Hal ini perlu untuk > diklarifikasi, karena sinyalemen sampeyan (apabila benar) dapat menjadi > umpan-balik bagi kawan2 yg lain untuk introspeksi dan memperbaiki diri > dalam rangka bicara dan sosialisasi ke masyarakat yang lebih benar. > > "Berhati-hati bicara" bukan berarti terus lantas "diam membiarkan". Secara > pribadi, saya malahan meng-"encourage" semua geosaintist yang punya > kesadaran nurani untuk terus-menerus bicara kepada masyarakat, baik > melalui IAGI, HAGI, Alumni, Klub2 Sosial, Pendaki Gunung, Karang Taruna, > Bupati, Walikota, Staff Pemerintahan, Perguran Tinggi, LSM dsb-nya. > Janganlah kita berpuas diri bicara kepada diri sendiri (atau kelompok > sendiri). Karena hal itu malahan akan membuat ilmu geologi menjadi semakin > ter-alineasi dari masyarakatnya. Saya yakin, pengertian-pengertian dasar > tentang aspek bahaya dari posisi tektonik aktif Indonesia dengan implikasi > gempa&tsunami-nya hampir semua geosaintist memahaminya dan dapat > menerangkannya kepada masyarakat. Demikian juga bahwa tidak ada satu > geologist-pun di dunia ini yang dapat menentukan dengan pasti jam, hari, > tanggal, bulan, tahun akan terjadinya gempa (dan tsunami). Sehebat-hebat > analisis geologi, geofisik, geokimia, dll pasti masih punya kadar > ketidak-pastian, standard deviasi, dan komponen2 statistik lainnya. Dan > saya yakin semua geosaintist yang pernah lulus dari perguruan tinggi > memahami dan sangat mengerti tentang hal itu. Dengan demikian hampir dapat > dipastikan bahwa kalau ada geosaintist yang menyatakan hasil analisis ttg > gempa&tsunami kemudian pernyataan itu meresahkan masyarakat... itu bukan > disebabkan oleh pernyataannya, tetapi lebih ke persepsi masyarakat yang > belum sepenuhnya terbangun untuk menyerap informasi dengan implikasi > dimensi waktu yang panjang (skala geologi), dimensi besaran yang guedhe > (volume slab, kekuatan gempa dsb), dan dimensi ketidakpastian (standard > deviasi). Kita tidak boleh lantas diam membiarkan persepsi itu begitu > saja. Kita harus terus bicara untuk membangun persepsi dan paradigma baru > GEOLOGI di masyarakat. > > Nah,
RE: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Seharusnya makin tinggi ilmu yang dimiliki, semakin kagum akan ciptaanNya. Oleh karena itu kenapa gempa harus ditakuti? Barangkali para eksekutif muda sekarang banyak yang takut tentang kematian, mati sekarang atau mati nanti, mati sendiri atau mati bersama-sama bukan urusan kita, kan ??!!. Asal kita berdiri di atas pondasi agama. Ayo semangat...semangatsemangatpara geologiawan/wati, kita bersiap-siap menghadapi gempa yang lebih dasyat lagi, gempa dan tsunami yang kemarin itu hanya pemanasan dan shock terapi. Nggak usah takut. Hidup harus optimis. Best Regards, Gantok Subiyantoro -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 26, 2006 7:23 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta lho..bukannya makin religius , malah makin percaya mistis... kalau cenderung tidak religius, pakai pikiran sendiri tentu tidak akan percaya mistis :-)) Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 edison sembiring <[EMAIL PROTECTED]To: iagi-net@iagi.or.id om> cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta 25/07/2006 05:02 PM Please respond to iagi-net Sepertinya masyarakat kita (umumnya) yang sudah religius tapi masih lebih percaya kepada Mistis daripada Geoscientist. "Sebuah tantangan Tentunya" /Edison Halliburton Africa --- Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Tadi siang beredar issue akan datangnya gempa, konon para eksekutif > muda pada berlarian... > > Memang. Siapa yang tak cemas dengan gempa, hampir semua orang, > tetapi dengan lebih mempercayai berita kurang bertanggung jawab > seperti dari sms liar dengan mendasarkan hasil2 ramalan si A si B > rasanya kok menjadi aneh...seperti yang terjadi pada para kaum > terpelajar di Jakarta tadi siang yang rame2 "nunggu datang"nya gempa > dengan berkumpul di lobby > gedung2 tinggi di kawasan Kuningan. > > Rasa2nya para intelektual muda yang banyak berada di ruang > gedung-gudeng jangkung Jakarta sudah paham bahwa gempa tak bisa > diramalkan lokasi tepat tempatnya mau pun kapan waktu terjadinya > gempa... > mereka bukan orang2 yang miskin informasi dan mereka bukan manusia2 > yang susah pengertian, namun fakta menunjukkan bahwa "kekuatan > sosialisasi ramalan gempa dari si A si B" lebih kuat merasuk daripada > penjelasan2 para pakar kebumian > > Masih sebuah tantangan tentang sosialisasi > > salam, > ar- > (di negeri yang susah saling percaya, peramalan menjadi lahan > subur. > > > > > - > See the all-new, redesigned Yahoo.com. Check it out. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call
Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Pak Andang YSH, Pernyataan Pak Awang tersebut mungkin hanya antisipasi saja untuk lebih berhati-hati, plus untuk mengingatkan bahwa ada aturan siapa yang berwenang untuk mengeluarkan pernyataan di muka umum ?. Salam, Hendri - Original Message - From: "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, July 25, 2006 6:47 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta Saudaraku: Awang yang saya kagumi,... Saya benar2 tergelitik dengan pernyataan sampeyan bahwa ada geologist2 (yg langsung mendapatkan popularitas) yang tidak sadar bahwa pendapat2-nya bisa meresahkan (masyarakat?), terutama dalam konteks Bencana Gempa & Tsunami akhir-akhir ini.. Kalau kita simak di media akhir-akhir ini (di TV, radio, koran, internet) sebenarnya kawan-kawan geosaintist yang (saya yakin) semuanya volunteering bicara karena panggilan nurani, tugas, profesi maupun organisasi-nya jumlahnya tidak banyak dan kita hampir tahu nama mereka satu-persatu (untungnya sejak tidak menjadi Ketua IAGI saya relatif tidak pernah lagi berbicara di media ttg Gempa&Tsunami karena memang ilmu saya masih sangat dangkal dibandingkan para pakar Gempa, Tsunami, Tektonik dsb, sehingga otomatis -mudah2an- saya tidak termasuk dalam kategori yg sampeyan sebutkan); Dan sejauh menyangkut pernyataan2 mereka yang saya monitor: saya belum menemukan sesuatu yang meresahkan masyarakat disitu. Malahan kebanyakan dari mereka seringkali harus terbangun malam-malam karena ditilpun-i oleh masyarakat yang resah untuk menenangkan mereka satu-per-satu.. Maka dari itu, saya mohon pencerahan , kira-kira siapakah diantara kawan-kawan kita yang bicara di media itu yang meresahkan masyarakat? Atau paling tidak: bagaimanakah pernyataan2 kawan-kawan tersebut yang bisa meresahkan masyarakat? Hal ini perlu untuk diklarifikasi, karena sinyalemen sampeyan (apabila benar) dapat menjadi umpan-balik bagi kawan2 yg lain untuk introspeksi dan memperbaiki diri dalam rangka bicara dan sosialisasi ke masyarakat yang lebih benar. "Berhati-hati bicara" bukan berarti terus lantas "diam membiarkan". Secara pribadi, saya malahan meng-"encourage" semua geosaintist yang punya kesadaran nurani untuk terus-menerus bicara kepada masyarakat, baik melalui IAGI, HAGI, Alumni, Klub2 Sosial, Pendaki Gunung, Karang Taruna, Bupati, Walikota, Staff Pemerintahan, Perguran Tinggi, LSM dsb-nya. Janganlah kita berpuas diri bicara kepada diri sendiri (atau kelompok sendiri). Karena hal itu malahan akan membuat ilmu geologi menjadi semakin ter-alineasi dari masyarakatnya. Saya yakin, pengertian-pengertian dasar tentang aspek bahaya dari posisi tektonik aktif Indonesia dengan implikasi gempa&tsunami-nya hampir semua geosaintist memahaminya dan dapat menerangkannya kepada masyarakat. Demikian juga bahwa tidak ada satu geologist-pun di dunia ini yang dapat menentukan dengan pasti jam, hari, tanggal, bulan, tahun akan terjadinya gempa (dan tsunami). Sehebat-hebat analisis geologi, geofisik, geokimia, dll pasti masih punya kadar ketidak-pastian, standard deviasi, dan komponen2 statistik lainnya. Dan saya yakin semua geosaintist yang pernah lulus dari perguruan tinggi memahami dan sangat mengerti tentang hal itu. Dengan demikian hampir dapat dipastikan bahwa kalau ada geosaintist yang menyatakan hasil analisis ttg gempa&tsunami kemudian pernyataan itu meresahkan masyarakat... itu bukan disebabkan oleh pernyataannya, tetapi lebih ke persepsi masyarakat yang belum sepenuhnya terbangun untuk menyerap informasi dengan implikasi dimensi waktu yang panjang (skala geologi), dimensi besaran yang guedhe (volume slab, kekuatan gempa dsb), dan dimensi ketidakpastian (standard deviasi). Kita tidak boleh lantas diam membiarkan persepsi itu begitu saja. Kita harus terus bicara untuk membangun persepsi dan paradigma baru GEOLOGI di masyarakat. Nah, kalau anda sering mengutip istilah: "Publish or Perish", dalam kasus sosialisasi geologi ke masyarakat ini saya lebih menyarankan istilah: "Speak-up or Fd - up" Salam hormat ADB - Arema - Original Message - From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, July 25, 2006 4:45 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta = Nama-nama ahli geologi langsung mendapatkan popularitas, padahal tak disadarinya bahwa pendapat2-nya bisa meresahkan, Salam, awang - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED]- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembay
Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
dulu saya pernah mengusulkan komisi bencana alam di iagi, di mana iagi bisa menaruh semua bahan sosialisasi tentang bencana alam di web sehingga bisa menjadi pegangan bagi para geologist untuk melakukan sosialisasi tentang bencana alam kepada masyarakat. Sehingga paling tidak kita bisa bicara dari dasar yang sama...mana yang boleh disampaikan secara terbuka dan mana yang harus disampaikan dengan hati - hati... Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]To: t.id>cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta 25/07/2006 07:47 PM Please respond to iagi-net Saudaraku: Awang yang saya kagumi,... Saya benar2 tergelitik dengan pernyataan sampeyan bahwa ada geologist2 (yg langsung mendapatkan popularitas) yang tidak sadar bahwa pendapat2-nya bisa meresahkan (masyarakat?), terutama dalam konteks Bencana Gempa & Tsunami akhir-akhir ini.. Kalau kita simak di media akhir-akhir ini (di TV, radio, koran, internet) sebenarnya kawan-kawan geosaintist yang (saya yakin) semuanya volunteering bicara karena panggilan nurani, tugas, profesi maupun organisasi-nya jumlahnya tidak banyak dan kita hampir tahu nama mereka satu-persatu (untungnya sejak tidak menjadi Ketua IAGI saya relatif tidak pernah lagi berbicara di media ttg Gempa&Tsunami karena memang ilmu saya masih sangat dangkal dibandingkan para pakar Gempa, Tsunami, Tektonik dsb, sehingga otomatis -mudah2an- saya tidak termasuk dalam kategori yg sampeyan sebutkan); Dan sejauh menyangkut pernyataan2 mereka yang saya monitor: saya belum menemukan sesuatu yang meresahkan masyarakat disitu. Malahan kebanyakan dari mereka seringkali harus terbangun malam-malam karena ditilpun-i oleh masyarakat yang resah untuk menenangkan mereka satu-per-satu.. Maka dari itu, saya mohon pencerahan , kira-kira siapakah diantara kawan-kawan kita yang bicara di media itu yang meresahkan masyarakat? Atau paling tidak: bagaimanakah pernyataan2 kawan-kawan tersebut yang bisa meresahkan masyarakat? Hal ini perlu untuk diklarifikasi, karena sinyalemen sampeyan (apabila benar) dapat menjadi umpan-balik bagi kawan2 yg lain untuk introspeksi dan memperbaiki diri dalam rangka bicara dan sosialisasi ke masyarakat yang lebih benar. "Berhati-hati bicara" bukan berarti terus lantas "diam membiarkan". Secara pribadi, saya malahan meng-"encourage" semua geosaintist yang punya kesadaran nurani untuk terus-menerus bicara kepada masyarakat, baik melalui IAGI, HAGI, Alumni, Klub2 Sosial, Pendaki Gunung, Karang Taruna, Bupati, Walikota, Staff Pemerintahan, Perguran Tinggi, LSM dsb-nya. Janganlah kita berpuas diri bicara kepada diri sendiri (atau kelompok sendiri). Karena hal itu malahan akan membuat ilmu geologi menjadi semakin ter-alineasi dari masyarakatnya. Saya yakin, pengertian-pengertian dasar tentang aspek bahaya dari posisi tektonik aktif Indonesia dengan implikasi gempa&tsunami-nya hampir semua geosaintist memahaminya dan dapat menerangkannya kepada masyarakat. Demikian juga bahwa tidak ada satu geologist-pun di dunia ini yang dapat menentukan dengan pasti jam, hari, tanggal, bulan, tahun akan terjadinya gempa (dan tsunami). Sehebat-hebat analisis geologi, geofisik, geokimia, dll pasti masih punya kadar ketidak-pastian, standard deviasi, dan komponen2 statistik lainnya. Dan saya yakin semua geosaintist yang pernah lulus dari perguruan tinggi memahami dan sangat mengerti tentang hal itu. Dengan demikian hampir dapat dipastikan bahw
Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
lho..bukannya makin religius , malah makin percaya mistis... kalau cenderung tidak religius, pakai pikiran sendiri tentu tidak akan percaya mistis :-)) Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 edison sembiring <[EMAIL PROTECTED]To: iagi-net@iagi.or.id om> cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta 25/07/2006 05:02 PM Please respond to iagi-net Sepertinya masyarakat kita (umumnya) yang sudah religius tapi masih lebih percaya kepada Mistis daripada Geoscientist. "Sebuah tantangan Tentunya" /Edison Halliburton Africa --- Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Tadi siang beredar issue akan datangnya gempa, konon > para eksekutif muda pada berlarian... > > Memang. Siapa yang tak cemas dengan gempa, hampir > semua orang, tetapi dengan lebih mempercayai berita > kurang bertanggung jawab seperti dari sms liar > dengan mendasarkan hasil2 ramalan si A si B rasanya > kok menjadi aneh...seperti yang terjadi pada para > kaum terpelajar di Jakarta tadi siang yang rame2 > "nunggu datang"nya gempa dengan berkumpul di lobby > gedung2 tinggi di kawasan Kuningan. > > Rasa2nya para intelektual muda yang banyak berada > di ruang gedung-gudeng jangkung Jakarta sudah paham > bahwa gempa tak bisa diramalkan lokasi tepat > tempatnya mau pun kapan waktu terjadinya gempa... > mereka bukan orang2 yang miskin informasi dan mereka > bukan manusia2 yang susah pengertian, namun fakta > menunjukkan bahwa "kekuatan sosialisasi ramalan > gempa dari si A si B" lebih kuat merasuk daripada > penjelasan2 para pakar kebumian > > Masih sebuah tantangan tentang sosialisasi > > salam, > ar- > (di negeri yang susah saling percaya, peramalan > menjadi lahan subur. > > > > > - > See the all-new, redesigned Yahoo.com. Check it out. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
RE: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Setelah issue gempa/ tsunami Cilegon dan Anyer reda, dan issue di Jakarta menghangat, saya coba berbagi pengalaman. Sabtu - Minggu (22-23 Agustus)lalu saya dan 2 anak saya (kelas 1 SMU dan 2 SMP)berada di Mutiara Carita. Memang sudah agak lama saya rencanakan menutup liburan sekolah anak2 ke Carita dan Krakatau, agak sayang kalau dibatalkan. Kebetulan ada expat satu kantor yg ingin mengunjungi Krakatau juga. Jadilah kami berlima (plus adik) berada di Mutiara Carita. Suasananya sepi dan agak mencekam, menurut petugas hotel, isu-isu gempa dan tsunami telah mematikan aktifitas di seputaran pantai barat ini. Bahkan sehari sebelumnya, masyarakat dari Labuan sampai Anyer berhamburan mengungsi ke bukit2. Di Mutiara Carita sendiri, 2 group tamu (dari bank) telah membatalkan acaranya. Jadilah cuma kami berlima yang tinggal di sana. Malam Minggu-nya bbrpa karyawan hotel menanyai saya kenapa orang lain pergi menghindar, kami malah mendekat. Terlihat wajah mereka was-was, mungkin ingin kabur juga, tapi tidak berani meninggalkan hotel. Ada juga wartawan dari koran local Banten yg berkeinginan bergabung ke Krakatau besoknya (saya persilakan saja). Jadilah malam itu, setelah makan malam saya bikin sosialisasi kecil ke karyawan hotel (receptionist, office boy, satpam ada sekitar 5 orang) ttg gempa dan tanda-tanda tsunami seperti banyak dibahas di milist ini. Malamnya, sempat was-was juga hati ini ketika baca email Pak Awang yg mencurigai jangan2 gempa Selat Sunda 19 Juli lalu adalah fore-shock sebelum gempa utamanya. Malam itu kami tidur dengan tenang walau hati agak deg-degan (masih manusia biasa juga ternyata..). Anak-anak saya lihat mendengkur .. tidak peduli dengan isu-isu menghobihkan itu. Paginya cuaca agak mendung, tapi matahari tetap bersinar. Jam 7 pagi kami meninggalkan Carita (si wartawan ternyata tidak nongol .. mungkin takut kali...), didampingi oleh 2 awak boat dan 1 guide dari hotel. Laut tenang sekali.. sekali2 boat kami diikuti oleh ikan terbang yang meloncat-loncat searah haluan boat. Jam 8.30 kami mendarat di Krakatau, setelah basa-basi sebentar dengan petugas Cagar Alam di sana, langsung kami mendaki Krakatau. Anak2 dan si expat kawan saya terlihat menikmati sekali perjalanan ini (sudah lupa akan isu-isu gempa/ tsunami). Setelah menikmati suasana di atas, jam 11.30 kami sudah turun lagi ke pantai, sambil membawa souvenir basalt scoria kecil-kecil (juga pumice - yg bertebaran di sepanjang pantai). Yang menarik, kami tidak melihat ketakutan/ was2 pada para petugas CA (mungkin mereka tidak pernah tahu kalau di pantai Jawa orang2 pada ketakutan). Setelah sekali berkeliling pulau sambil mengamati gunung api yg pernah menggegerkan dunia dengan letusannya di 1883, kami kembali ke Carita. Laut tetap tenang, dan hanya sekali-sekali gelombang agak besar menghempas lambung boat. Alahamdulillah, dengan selamat kami kembali ke Carita sekitar jam 13.00, disambut hangat oleh karywan hotel. Anak-anak sangat menikmati sekali penutupan liburan ini, sambil mengenal gunung api, laut dan cagar alam. Walau saya tidak berani memastikan bahwa gempa/ tsunami tidak akan terjadi di Selat Sunda, tetapi keterangan saya ke bbrp karywan hotel cukup merasuk, bahwa setelah gempa 19 July lalu masih perlu waktu agak lama (?) untuk ada gempa lagi.. kecuali kecurigaan Pak Awang ttg fore shock benar (??). Sekedar berbagi cerita. Salam - Daru -Original Message- From: Ariadi Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 25, 2006 3:51 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta Tadi siang beredar issue akan datangnya gempa, konon para eksekutif muda pada berlarian... Memang. Siapa yang tak cemas dengan gempa, hampir semua orang, tetapi dengan lebih mempercayai berita kurang bertanggung jawab seperti dari sms liar dengan mendasarkan hasil2 ramalan si A si B rasanya kok menjadi aneh...seperti yang terjadi pada para kaum terpelajar di Jakarta tadi siang yang rame2 "nunggu datang"nya gempa dengan berkumpul di lobby gedung2 tinggi di kawasan Kuningan. Rasa2nya para intelektual muda yang banyak berada di ruang gedung-gudeng jangkung Jakarta sudah paham bahwa gempa tak bisa diramalkan lokasi tepat tempatnya mau pun kapan waktu terjadinya gempa... mereka bukan orang2 yang miskin informasi dan mereka bukan manusia2 yang susah pengertian, namun fakta menunjukkan bahwa "kekuatan sosialisasi ramalan gempa dari si A si B" lebih kuat merasuk daripada penjelasan2 para pakar kebumian Masih sebuah tantangan tentang sosialisasi salam, ar- (di negeri yang susah saling percaya, peramalan menjadi lahan subur. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubs
Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Saudaraku: Awang yang saya kagumi,... Saya benar2 tergelitik dengan pernyataan sampeyan bahwa ada geologist2 (yg langsung mendapatkan popularitas) yang tidak sadar bahwa pendapat2-nya bisa meresahkan (masyarakat?), terutama dalam konteks Bencana Gempa & Tsunami akhir-akhir ini.. Kalau kita simak di media akhir-akhir ini (di TV, radio, koran, internet) sebenarnya kawan-kawan geosaintist yang (saya yakin) semuanya volunteering bicara karena panggilan nurani, tugas, profesi maupun organisasi-nya jumlahnya tidak banyak dan kita hampir tahu nama mereka satu-persatu (untungnya sejak tidak menjadi Ketua IAGI saya relatif tidak pernah lagi berbicara di media ttg Gempa&Tsunami karena memang ilmu saya masih sangat dangkal dibandingkan para pakar Gempa, Tsunami, Tektonik dsb, sehingga otomatis -mudah2an- saya tidak termasuk dalam kategori yg sampeyan sebutkan); Dan sejauh menyangkut pernyataan2 mereka yang saya monitor: saya belum menemukan sesuatu yang meresahkan masyarakat disitu. Malahan kebanyakan dari mereka seringkali harus terbangun malam-malam karena ditilpun-i oleh masyarakat yang resah untuk menenangkan mereka satu-per-satu.. Maka dari itu, saya mohon pencerahan , kira-kira siapakah diantara kawan-kawan kita yang bicara di media itu yang meresahkan masyarakat? Atau paling tidak: bagaimanakah pernyataan2 kawan-kawan tersebut yang bisa meresahkan masyarakat? Hal ini perlu untuk diklarifikasi, karena sinyalemen sampeyan (apabila benar) dapat menjadi umpan-balik bagi kawan2 yg lain untuk introspeksi dan memperbaiki diri dalam rangka bicara dan sosialisasi ke masyarakat yang lebih benar. "Berhati-hati bicara" bukan berarti terus lantas "diam membiarkan". Secara pribadi, saya malahan meng-"encourage" semua geosaintist yang punya kesadaran nurani untuk terus-menerus bicara kepada masyarakat, baik melalui IAGI, HAGI, Alumni, Klub2 Sosial, Pendaki Gunung, Karang Taruna, Bupati, Walikota, Staff Pemerintahan, Perguran Tinggi, LSM dsb-nya. Janganlah kita berpuas diri bicara kepada diri sendiri (atau kelompok sendiri). Karena hal itu malahan akan membuat ilmu geologi menjadi semakin ter-alineasi dari masyarakatnya. Saya yakin, pengertian-pengertian dasar tentang aspek bahaya dari posisi tektonik aktif Indonesia dengan implikasi gempa&tsunami-nya hampir semua geosaintist memahaminya dan dapat menerangkannya kepada masyarakat. Demikian juga bahwa tidak ada satu geologist-pun di dunia ini yang dapat menentukan dengan pasti jam, hari, tanggal, bulan, tahun akan terjadinya gempa (dan tsunami). Sehebat-hebat analisis geologi, geofisik, geokimia, dll pasti masih punya kadar ketidak-pastian, standard deviasi, dan komponen2 statistik lainnya. Dan saya yakin semua geosaintist yang pernah lulus dari perguruan tinggi memahami dan sangat mengerti tentang hal itu. Dengan demikian hampir dapat dipastikan bahwa kalau ada geosaintist yang menyatakan hasil analisis ttg gempa&tsunami kemudian pernyataan itu meresahkan masyarakat... itu bukan disebabkan oleh pernyataannya, tetapi lebih ke persepsi masyarakat yang belum sepenuhnya terbangun untuk menyerap informasi dengan implikasi dimensi waktu yang panjang (skala geologi), dimensi besaran yang guedhe (volume slab, kekuatan gempa dsb), dan dimensi ketidakpastian (standard deviasi). Kita tidak boleh lantas diam membiarkan persepsi itu begitu saja. Kita harus terus bicara untuk membangun persepsi dan paradigma baru GEOLOGI di masyarakat. Nah, kalau anda sering mengutip istilah: "Publish or Perish", dalam kasus sosialisasi geologi ke masyarakat ini saya lebih menyarankan istilah: "Speak-up or Fd - up" Salam hormat ADB - Arema - Original Message - From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, July 25, 2006 4:45 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta = Nama-nama ahli geologi langsung mendapatkan popularitas, padahal tak disadarinya bahwa pendapat2-nya bisa meresahkan, Salam, awang - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
“Bad news is good news for media” . Berita-berita yang buruk (seperti bencana) adalah hot issues buat media. Media jarang sekali menyiarkan berita-berita yang bagus. . Maka, kalau ada bencana gempa, maka media mewawancarai baik ahli gempa maupun paranormal. Nama-nama ahli geologi langsung mendapatkan popularitas, padahal tak disadarinya bahwa pendapat2-nya bisa meresahkan, dan para paranormal rama-ramai berbicara bahwa sesungguhnya gempa2 itu telah mereka prediksikan sebelumnya (hm). Menyedihkan dalam situasi seperti ini : Indonesia memang duduk di atas pertemuan lempeng-lempeng yang di permukaan bisa membawa bencana (gempa, erupsi gunungapi), sementara kita tak berdaya memprediksi sampai hitungan jam, menit, detik kapan gempa itu akan terjadi, lalu di tengah ketidakberdayaan kita berseliweranlah issue-issue tentang akan adanya gempa, pertanda-pertanda gempa dll. Sejauh kita berjalan di koridor ilmiah, tak ada seorang pun yang bisa meramalkan kejadian gempa. Pertanda alam pun tak selalu bisa menjadi benar-benar pertanda. Kita saat ini hanya bisa berbicara bahwa risiko Jakarta kena gempa lebih kecil daripada kota-kota di pantai barat Sumatra atau selatan Jawa. Dan risiko Jakarta terkena tsunami yang dibangkitkan gempa adalah sangat kecil atau bahkan nol. Dalam kondisi yang tak menentu seperti ini, kita kembalikan saja kepada Sang Penguasa Alam : Tuhan Mahabesar. Bencana sedahsyat apa pun tak akan menewaskan kita andai suratan takdir kita belum sampai saatnya kita mesti menghadapNya. Tetaplah bekerja dengan tenang, sambil tetap berdoa dan waspada. Seorang bayi kecil berumur dua bulan direnggut dari susu ibunya oleh tsunami di Pangandaran kemarin ini, ia dihempaskan. Ibunya buta, tetapi bisa diselamatkan suaminya. Kemana sang bayi mungil itu ? Ia ditemukan dalam keadaan selamat dan sehat di sebuah belukar tak jauh dari rumahnya yang telah porak poranda. Keajaiban bukan ? ”Syarah Tsunami”, bocah itu diberi nama. Percalah kepada Tuhan daripada kepada paranormal. Salam, awang -Original Message- From: Awang Harun Satyana Sent: Tuesday, July 25, 2006 4:13 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta Saya menerima sebuah e-mail yang dilengkapi lampiran gambar awan lurus tegak ke atas yang terpotret di sekitar Kuningan Jakarta pada pagi hari pukul 06.00 AM tanggal 18 Juli 2006. Ini mungkin yang menyebabkan hari ini issue gempa akan melanda Jakarta sehingga membuat anak2 di beberapa sekolah dipulangkan lebih awal dari seharusnya. Gambar awan lurus ke atas itu meyakinkan seperti yang pernah terlihat di Kobe Jepang yang memang menjadi pertanda gempa, tetapi tak meyakinkan kalau itu dipotret di kawasan Kuningan. Tidak jelas, apakah ini palsu (fake) ? Tanggal 19 Juli 2006 yang lalu memang Jakarta sudah digoncang gempa yang bersumber di Selat Sunda. Issue2 gempa memang meresahkan hari2 ini, ada issue Jakarta akan diserang tsunami Agustus besok, ada issue Madura akan tenggelam Agustus atau November besok, dll. Issue berasal dari para peramal. Tetapi, seperti kata Pak Ismail, betul bahwa tak jarang para ahli gempa pun suka membuat pernyataan2 yang bisa ditafsirkan berlebihan oleh masyarakat. Buat rekan2 geosaintis, berhati-hatilah berbicara saat diminta informasi oleh media. Salam, awang -Original Message- From: Ariadi Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 25, 2006 3:51 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta Tadi siang beredar issue akan datangnya gempa, konon para eksekutif muda pada berlarian... Memang. Siapa yang tak cemas dengan gempa, hampir semua orang, tetapi dengan lebih mempercayai berita kurang bertanggung jawab seperti dari sms liar dengan mendasarkan hasil2 ramalan si A si B rasanya kok menjadi aneh...seperti yang terjadi pada para kaum terpelajar di Jakarta tadi siang yang rame2 "nunggu datang"nya gempa dengan berkumpul di lobby gedung2 tinggi di kawasan Kuningan. Rasa2nya para intelektual muda yang banyak berada di ruang gedung-gudeng jangkung Jakarta sudah paham bahwa gempa tak bisa diramalkan lokasi tepat tempatnya mau pun kapan waktu terjadinya gempa... mereka bukan orang2 yang miskin informasi dan mereka bukan manusia2 yang susah pengertian, namun fakta menunjukkan bahwa "kekuatan sosialisasi ramalan gempa dari si A si B" lebih kuat merasuk daripada penjelasan2 para pakar kebumian Masih sebuah tantangan tentang sosialisasi salam, ar- (di negeri yang susah saling percaya, peramalan menjadi lahan subur. - See the all-new, redesigned Yahoo.com. Check it out. -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.10.4/396 - Release Date: 7/24/2006 -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Editi
Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Justru karena para ahli belum punya alat untuk mendeteksi kapan dan dimana akan terjadi gempa, sehingga satu-satunya sumber yang bisa dipercaya tinggal paranormal. Mereka lebih percaya paranormal, yang masih punya peluang benar (sekalipun cuman 1%), dibanding pakar yang tidak tahu sama sekali. Yang menyesatkan adalah informasi bahwa Indonesia mengabaikan peringatan BMG Jepang perihal ramalan gempa di Pangandaran. Memangnya BMG Jepang udah bisa meramal terjadinya gempa? Dasar isu, terus aja seliweran. Beruntung yang udah pernah belajar geologi... Salam Pujas Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Tadi siang beredar issue akan datangnya gempa, konon para eksekutif muda pada berlarian... Memang. Siapa yang tak cemas dengan gempa, hampir semua orang, tetapi dengan lebih mempercayai berita kurang bertanggung jawab seperti dari sms liar dengan mendasarkan hasil2 ramalan si A si B rasanya kok menjadi aneh...seperti yang terjadi pada para kaum terpelajar di Jakarta tadi siang yang rame2 "nunggu datang"nya gempa dengan berkumpul di lobby gedung2 tinggi di kawasan Kuningan. Rasa2nya para intelektual muda yang banyak berada di ruang gedung-gudeng jangkung Jakarta sudah paham bahwa gempa tak bisa diramalkan lokasi tepat tempatnya mau pun kapan waktu terjadinya gempa... mereka bukan orang2 yang miskin informasi dan mereka bukan manusia2 yang susah pengertian, namun fakta menunjukkan bahwa "kekuatan sosialisasi ramalan gempa dari si A si B" lebih kuat merasuk daripada penjelasan2 para pakar kebumian Masih sebuah tantangan tentang sosialisasi salam, ar- (di negeri yang susah saling percaya, peramalan menjadi lahan subur. - See the all-new, redesigned Yahoo.com. Check it out. Salam, PUJASMADI [EMAIL PROTECTED] - How low will we go? Check out Yahoo! Messengers low PC-to-Phone call rates.
RE: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Saya menerima sebuah e-mail yang dilengkapi lampiran gambar awan lurus tegak ke atas yang terpotret di sekitar Kuningan Jakarta pada pagi hari pukul 06.00 AM tanggal 18 Juli 2006. Ini mungkin yang menyebabkan hari ini issue gempa akan melanda Jakarta sehingga membuat anak2 di beberapa sekolah dipulangkan lebih awal dari seharusnya. Gambar awan lurus ke atas itu meyakinkan seperti yang pernah terlihat di Kobe Jepang yang memang menjadi pertanda gempa, tetapi tak meyakinkan kalau itu dipotret di kawasan Kuningan. Tidak jelas, apakah ini palsu (fake) ? Tanggal 19 Juli 2006 yang lalu memang Jakarta sudah digoncang gempa yang bersumber di Selat Sunda. Issue2 gempa memang meresahkan hari2 ini, ada issue Jakarta akan diserang tsunami Agustus besok, ada issue Madura akan tenggelam Agustus atau November besok, dll. Issue berasal dari para peramal. Tetapi, seperti kata Pak Ismail, betul bahwa tak jarang para ahli gempa pun suka membuat pernyataan2 yang bisa ditafsirkan berlebihan oleh masyarakat. Buat rekan2 geosaintis, berhati-hatilah berbicara saat diminta informasi oleh media. Salam, awang -Original Message- From: Ariadi Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 25, 2006 3:51 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta Tadi siang beredar issue akan datangnya gempa, konon para eksekutif muda pada berlarian... Memang. Siapa yang tak cemas dengan gempa, hampir semua orang, tetapi dengan lebih mempercayai berita kurang bertanggung jawab seperti dari sms liar dengan mendasarkan hasil2 ramalan si A si B rasanya kok menjadi aneh...seperti yang terjadi pada para kaum terpelajar di Jakarta tadi siang yang rame2 "nunggu datang"nya gempa dengan berkumpul di lobby gedung2 tinggi di kawasan Kuningan. Rasa2nya para intelektual muda yang banyak berada di ruang gedung-gudeng jangkung Jakarta sudah paham bahwa gempa tak bisa diramalkan lokasi tepat tempatnya mau pun kapan waktu terjadinya gempa... mereka bukan orang2 yang miskin informasi dan mereka bukan manusia2 yang susah pengertian, namun fakta menunjukkan bahwa "kekuatan sosialisasi ramalan gempa dari si A si B" lebih kuat merasuk daripada penjelasan2 para pakar kebumian Masih sebuah tantangan tentang sosialisasi salam, ar- (di negeri yang susah saling percaya, peramalan menjadi lahan subur. - See the all-new, redesigned Yahoo.com. Check it out. -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.10.4/396 - Release Date: 7/24/2006 -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.10.4/396 - Release Date: 7/24/2006 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Sepertinya masyarakat kita (umumnya) yang sudah religius tapi masih lebih percaya kepada Mistis daripada Geoscientist. "Sebuah tantangan Tentunya" /Edison Halliburton Africa --- Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Tadi siang beredar issue akan datangnya gempa, konon > para eksekutif muda pada berlarian... > > Memang. Siapa yang tak cemas dengan gempa, hampir > semua orang, tetapi dengan lebih mempercayai berita > kurang bertanggung jawab seperti dari sms liar > dengan mendasarkan hasil2 ramalan si A si B rasanya > kok menjadi aneh...seperti yang terjadi pada para > kaum terpelajar di Jakarta tadi siang yang rame2 > "nunggu datang"nya gempa dengan berkumpul di lobby > gedung2 tinggi di kawasan Kuningan. > > Rasa2nya para intelektual muda yang banyak berada > di ruang gedung-gudeng jangkung Jakarta sudah paham > bahwa gempa tak bisa diramalkan lokasi tepat > tempatnya mau pun kapan waktu terjadinya gempa... > mereka bukan orang2 yang miskin informasi dan mereka > bukan manusia2 yang susah pengertian, namun fakta > menunjukkan bahwa "kekuatan sosialisasi ramalan > gempa dari si A si B" lebih kuat merasuk daripada > penjelasan2 para pakar kebumian > > Masih sebuah tantangan tentang sosialisasi > > salam, > ar- > (di negeri yang susah saling percaya, peramalan > menjadi lahan subur. > > > > > - > See the all-new, redesigned Yahoo.com. Check it out. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Opini Gempa diantara Eksekutif Muda Jakarta
Tadi siang beredar issue akan datangnya gempa, konon para eksekutif muda pada berlarian... Memang. Siapa yang tak cemas dengan gempa, hampir semua orang, tetapi dengan lebih mempercayai berita kurang bertanggung jawab seperti dari sms liar dengan mendasarkan hasil2 ramalan si A si B rasanya kok menjadi aneh...seperti yang terjadi pada para kaum terpelajar di Jakarta tadi siang yang rame2 "nunggu datang"nya gempa dengan berkumpul di lobby gedung2 tinggi di kawasan Kuningan. Rasa2nya para intelektual muda yang banyak berada di ruang gedung-gudeng jangkung Jakarta sudah paham bahwa gempa tak bisa diramalkan lokasi tepat tempatnya mau pun kapan waktu terjadinya gempa... mereka bukan orang2 yang miskin informasi dan mereka bukan manusia2 yang susah pengertian, namun fakta menunjukkan bahwa "kekuatan sosialisasi ramalan gempa dari si A si B" lebih kuat merasuk daripada penjelasan2 para pakar kebumian Masih sebuah tantangan tentang sosialisasi salam, ar- (di negeri yang susah saling percaya, peramalan menjadi lahan subur. - See the all-new, redesigned Yahoo.com. Check it out.