Re: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat

2007-08-12 Terurut Topik Untung M
Pak Awang,
Terimakasih atas beberapa putir yng dikemukakan Pk Awang. Saya kira bagus 
sekali. Sampai sekarang memang yang kita kenal adalah gempa dangkal. Jadi 
dengan adanya gempa dalam di lepas pantai utara Jawa, kita kaget, walaupun ada 
beberapa kasus gempa dalam. Waktu saya masih di S.D. klas 1 di Tuban ( pantai 
utara Jawa Timur) ada juga gempa (lindu) yang merobohkan rumah bagian depan 
nenek saya. Kelihatannya rumah bagian depan ini kurang kuat  atau kurang kokoh 
tidak seperti bagian belakangnya. Kejadian kira-kira 60 atau 65 tahun yang 
lalu. Saya kira pusat gempa juga dalam seperti gempa Indramayu.
Sesar yang saya utarakan dalam e-mail terakhir (9/8) kedalamannya mencapai 26 
km. Ini saya modelkan dari data gayaberat. Memang jauh dari pusat gempa 
Indramayu. Yang menjadi masalah ialah mengapa banyak orang yang merasakan 
getarannya sampai di Padang, Lampung dsb. Untuk meneliti ini, saya kira, akan 
menghabiskan waktu (wasting time). Tetapi untuk kepentingan ilmiah, perlu di 
pikirkan, propagasi getaran yang ditimbulkan suatu energi sebesar 7.5 S.R. 
sampai berapa jauh? Kalau ada energi  lepas, kita tahu bahwa getaran yang 
ditimbulkannya merambat ke semua arah, antara lain ke atas. Sampai atau tidak 
getaran tersebut ke sesar yang Pak Awang sebut sebagai sesar geser Lematang - 
Pemanukan  atau sesar saya? Kalau sampai, dapat menggetarkan sesar tersebut 
akan merupakan titik sumber energi baru (pelajaran dasar sismik).
Ini yang menyebabkan gempa yang kita semua merasakan tempo hari itu. Dapat 
dimengerti kalau intensitasnya (MMI) kecil, tidak merusak. Teman2 dari fisika 
saya kira bisa merenungkan masalah ini. Maaf ini hanya pikiran, moga-moga saya 
salah I may be wrong 
M. Untung 

  - Original Message - 
  From: Awang Harun Satyana 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Thursday, August 09, 2007 4:21 PM
  Subject: RE: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat


  Pak Untung,

   

  Episentrum sesar tersebut memang persis duduk di sesar yang saya sebut 
Lematang-Pamanukan-Cilacap pada publikasi2 saya tentang tectonic indentation 
Jawa Tengah dalam beberapa tahun terakhir ini (publikasi terbaru tentang ini 
ada di Satyana, 2007, Proceedings IPA Mei lalu, ). Sesar ini saya bangun dari 
publikasi2 Pak Untung dkk pada tahun 1970-an, khususnya buku kuning Untung dan 
Sato (1978). Ketika saya kaitkan dengan sesar besar lainnya di Jawa yaitu 
Meratus-Muria-Kebumen, maka sesar Cilacap-Pamanukan-Lematang ini menjadi 
antitetik dextral terhadap Meratus-Muria-Kebumen.

   

  Kalau episentrum gempa semalam 30 km atau kurang, saya percaya kalau gempa 
tersebut sangat erat berkaitan dengan Sesar Pamanukan-Cilacap; tetapi ini 
hampir 10 kali lipat lebih dalam, yaitu 290 km. Saya pikir tak ada sesar 
strike-slip yang sangat besar sekalipun sampai kedalaman ratusan km menembus 
kontinen dan masuk ke astenosfer. Tetapi, kalau kita punya data mantle 
tomography di sekitar Laut Jawa, sangat bagus untuk menguji pendapat ini.

   

  Saya setuju, ini kesempatan yang sangat baik untuk mempelajari gempa, 
terutama propagasinya dalam dua minggu ini yang menunjukkan migrasi sistematik 
dari selatan ke utara.

   

  Salam,

  awang

   


--

  From: Untung M [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, August 09, 2007 3:13 C++
  To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; iagi-net@iagi.or.id
  Subject: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat

   

   

   

   

   

  Saudara para pakar gempa yang budiman,

  Saya coba ngeplot posisi gempa tgl. 9/8/07 berdasarkan atas laporan BMG dan 
USGS. Keduanya hampir sama. Untuk itu saya merujuk buku kuning Gravity and 
Geological Studies in Jawa, Indonesia, 1978 terbitan Direktorat Geologi. 
Editor ialah M. Untung dan Y. Sato. Dari penafsiran data gayaberat hasil 
pengamatan langsung di lapangan ditemukan sesar dari selatan Cirebon membentang 
kearah barat-barat laut ( west-west north). Saya duga sesar tersebut melanjut 
ke laut. Gempa tgl. 9/8 di laut berada di sesar tersebut kira-kira 100 km timur 
dari Jakarta dan juga 100 km barat dari Cirebon  dan hanya beberapa puluh km 
dari pantai pada kedalaman, menurut laporan, 286 km yaitu di astenosfer. 
Benarkah laporan ini?  Kalau buku tersebut ada pada anda, tolong di lihat. Di 
perustakaan PSG mudah-mudahan masih ada. Kita masih besyukur gempa tidak sangat 
besar (9 SR). Peristiwa ini sangat baik untuk penelitian yang mendalam.

  Sekian. Terimakasih.

  M. Untung  


RE: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat

2007-08-12 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Rovicky,

Seperti kita tahu, zone miring gempa Wadati-Benioff dibangun dari 
hiposentrum-hiposentrum gempa sejak dari palung, masuk ke bawah benua, sampai 
ke dalam mantel. Pusat2 gempa ini ternyata setempat dengan menunjamnya kerak 
samudera di bawah benua. Maka zone gempa Wadati-Benioff membuktikan bahwa 
memang kerak samudera menunjam di bawah kerak benua dalam suatu konvergensi 
lempeng benua vs. lempeng samudera.

Gempa2 dangkal seperti yang di Aceh Desember 2004, Yogya mei 2006, dan 
Pangandaran Juli 2006 semuanya memiliki hiposentrum dangkal yang ketika diplot 
di x-plot depth vs distance untuk memperlihatkan zone miring Wadati-Benioff 
akan masuk di wilayah overriding continental/accreted crust. Di x-plot 
NEIC-USGS tersebut digambarkan dalam orange dots.

Gempa Laut Jawa minggu lalu karena plotting-nya persis di kerak samudera yang 
menunjam di bawah Jawa, maka ini adalah gempa di subducted oceanic slab, bukan 
di overriding plate/slab seperti gempa2 yang lalu. Jadi, gempa kemarin itu 
memang bagian dari Benioff zone Jawa, klop dengan penunjaman, dan tak ada yang 
perlu dikoreksi dengan model penunjaman kerak samudera di bawah Jawa sebab 
tidak ada yang anomali, bahkan mengkonfirmasi secara definitif Benioff di bawah 
Jawa.

Dari Palung Sunda di selatan Jawa (atau ada yang menyebutnya Palung Jawa), ke 
utara menuju Laut Jawa, terdapat zone Benioff yang definitif. Di kedalaman yang 
masih dangkal kemiringan Benioff masih landai, sekitar 26 deg pada 100 km, lalu 
mencuram menjadi 40 deg antara 150-200 km, dan rata-rata 66 deg pada 200-600 km 
(Hutchison, 1989 hal. 37).

Kita bisa lihat di penampang Benioff zone NEIC-USGS yang di-posting Pak 
Rovicky, terdapat seismic gap zone sekitar 200 km kedalaman tegak pada 
kedalaman antara 350-550 km. Ini menarik kalau seluruh zone Benioff Jawa dari 
ujung barat-timur menunjukkan hal yang sama. Menarik sebab seismic gap zone di 
Benioff di banyak island arc atau volcanic arc lain di dunia biasanya muncul 
pada zone partial melting 100-200 km (Spicak et al., 2005) : Source region of 
volcanism and seismicity pattern beneath Central American volcanoes,  N. Jb. 
Geol. Paläont., 236, 149-172), sedangkan ini jauh di 350-550 km. Harus dicek 
pula apakah lepasnya air dari subducted oceanic slab di kedalaman 100-200 km 
akan membuat slab tersebut less earthquake-prone sebab di Jawa tak ada 
ciri-ciri itu.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Saturday, August 11, 2007 1:44 C++
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: Re: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat

kalau aku lihat disini :
http://neic.usgs.gov/neis/eq_depot/2007/eq_070808_fubd/neic_fubd_c.html
Sepertinya gempa kemarin itu pas di benioff zone ya ?
kedalaman wadati beni off zonenya sesuai dengan gempa-gempa sebelumnya

Apakah berarti model penunjamannya yang harus dikoreksi atau gempa itu
memang tidak klop dengan penunjaman ?
cmmiw

RDP
baru sempat nengok2 web lagi

On 8/9/07, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:




 Pak Untung,



 Episentrum sesar tersebut memang persis duduk di sesar yang saya sebut
 Lematang-Pamanukan-Cilacap pada publikasi2 saya tentang tectonic indentation
 Jawa Tengah dalam beberapa tahun terakhir ini (publikasi terbaru tentang ini
 ada di Satyana, 2007, Proceedings IPA Mei lalu, ). Sesar ini saya bangun
 dari publikasi2 Pak Untung dkk pada tahun 1970-an, khususnya buku kuning
 Untung dan Sato (1978). Ketika saya kaitkan dengan sesar besar lainnya di
 Jawa yaitu Meratus-Muria-Kebumen, maka sesar Cilacap-Pamanukan-Lematang ini
 menjadi antitetik dextral terhadap Meratus-Muria-Kebumen.



 Kalau episentrum gempa semalam 30 km atau kurang, saya percaya kalau gempa
 tersebut sangat erat berkaitan dengan Sesar Pamanukan-Cilacap; tetapi ini
 hampir 10 kali lipat lebih dalam, yaitu 290 km. Saya pikir tak ada sesar
 strike-slip yang sangat besar sekalipun sampai kedalaman ratusan km menembus
 kontinen dan masuk ke astenosfer. Tetapi, kalau kita punya data mantle
 tomography di sekitar Laut Jawa, sangat bagus untuk menguji pendapat ini.



 Saya setuju, ini kesempatan yang sangat baik untuk mempelajari gempa,
 terutama propagasinya dalam dua minggu ini yang menunjukkan migrasi
 sistematik dari selatan ke utara.



 Salam,

 awang


  


 From: Untung M [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Thursday, August 09, 2007 3:13 C++
  To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; iagi-net@iagi.or.id
  Subject: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat













 Saudara para pakar gempa yang budiman,


 Saya coba ngeplot posisi gempa tgl. 9/8/07 berdasarkan atas laporan BMG dan
 USGS. Keduanya hampir sama. Untuk itu saya merujuk buku kuning Gravity and
 Geological Studies in Jawa, Indonesia, 1978 terbitan Direktorat Geologi.
 Editor ialah M. Untung dan Y. Sato. Dari penafsiran data gayaberat hasil
 pengamatan langsung di lapangan ditemukan sesar

RE: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat

2007-08-12 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Untung,

Terima kasih atas tambahan informasi kedalaman 26 km untuk sesar 
'Lematang-Pamanukan-Cilacap'. Ini informasi yang sangat penting sebab, kalau 
benar, sesar tersebut adalah sesar yang penting dalam tektonik Indonesia Barat. 
Mengetahui kedalamannya tentu akan membuat analisis2 yang terkait kepadanya 
dapat menjadi lebih terkontrol.

Semakin gempanya dalam akan semakin luas kawasan guncangannya (walaupun lemah), 
semakin gempanya dangkal akan semakin sempit kawasan guncangannya (walaupun 
kuat). Ini pernah digambarkan sebagai cone effect, efek kerucut, dengan 
menganggap jarak ujung kerucut - pangkal kerucut adalah kedalaman gempa. 
Semakin jauh ujung-pangkal artinya semakin dalam pusat gempanya, maka semakin 
luas kawasan guncangannya (sayatan kerucut menggambarkan kawasan guncangan). 
Semakin dekat ke ujung kerucut, artinya semakin dangkal gempa, maka sayatan 
kerucutnya semakin sempit, bisa diartikan kawasan guncangan menyempit.

Gempa kemarin pun dilaporkan dirasakan di Padang-Lampung-Cilacap-Yogya-Bali. 
Kalau kita hubungkan tempat2 tersebut, itu membuat busur yang menghadap titik 
episentrum di Laut Jawa. Maka, kita bisa menginterpretasikan bahwa propagasi 
gaya gempa lebih memilih merambat via subducted oceanic slab ke 
barat-baratdaya-selatan-tenggara, menuju tempat dangkal, akhirnya menuju 
wilayah2 dekat palung di barat Sumatra dan selatan Jawa - ini sesuai dengan 
analisisnya Pak Irwan Meilano (seismology, Nagoya Univ.). Jauh perambatan 
energinya kalau dilihat di data NEIC-USGS sampai ke seluruh dunia walaupun lama 
perambatannya beberapa menit-puluhan menit. Saat energi gempa ini merambat ke 
tempat dangkal, semakin dangkal, sampai ke kedalaman sesar2 besar di daratan 
(katakanlah 20-30 km ke basement), maka ia bisa membangunkan sesar ini kalau 
masih cukup besar energinya, dan benar seperti yang ditulis Pak Untung, di sini 
kemudian reactivated fault ini akan menjadi 'line source' selanjutnya.

Berikut saya kutipkan komentar saya ke Pak Rovicky untuk teman2 di milis HAGI. 

Salam,
awang

Pak Rovicky,

Seperti kita tahu, zone miring gempa Wadati-Benioff dibangun dari 
hiposentrum-hiposentrum gempa sejak dari palung, masuk ke bawah benua, sampai 
ke dalam mantel. Pusat2 gempa ini ternyata setempat dengan menunjamnya kerak 
samudera di bawah benua. Maka zone gempa Wadati-Benioff membuktikan bahwa 
memang kerak samudera menunjam di bawah kerak benua dalam suatu konvergensi 
lempeng benua vs. lempeng samudera.

Gempa2 dangkal seperti yang di Aceh Desember 2004, Yogya mei 2006, dan 
Pangandaran Juli 2006 semuanya memiliki hiposentrum dangkal yang ketika diplot 
di x-plot depth vs distance untuk memperlihatkan zone miring Wadati-Benioff 
akan masuk di wilayah overriding continental/accreted crust. Di x-plot 
NEIC-USGS tersebut digambarkan dalam orange dots.

Gempa Laut Jawa minggu lalu karena plotting-nya persis di kerak samudera yang 
menunjam di bawah Jawa, maka ini adalah gempa di subducted oceanic slab, bukan 
di overriding plate/slab seperti gempa2 yang lalu. Jadi, gempa kemarin itu 
memang bagian dari Benioff zone Jawa, klop dengan penunjaman, dan tak ada yang 
perlu dikoreksi dengan model penunjaman kerak samudera di bawah Jawa sebab 
tidak ada yang anomali, bahkan mengkonfirmasi secara definitif Benioff di bawah 
Jawa.

Dari Palung Sunda di selatan Jawa (atau ada yang menyebutnya Palung Jawa), ke 
utara menuju Laut Jawa, terdapat zone Benioff yang definitif. Di kedalaman yang 
masih dangkal kemiringan Benioff masih landai, sekitar 26 deg pada 100 km, lalu 
mencuram menjadi 40 deg antara 150-200 km, dan rata-rata 66 deg pada 200-600 km 
(Hutchison, 1989 hal. 37).

Kita bisa lihat di penampang Benioff zone NEIC-USGS yang di-posting Pak 
Rovicky, terdapat seismic gap zone sekitar 200 km kedalaman tegak pada 
kedalaman antara 350-550 km. Ini menarik kalau seluruh zone Benioff Jawa dari 
ujung barat-timur menunjukkan hal yang sama. Menarik sebab seismic gap zone di 
Benioff di banyak island arc atau volcanic arc lain di dunia biasanya muncul 
pada zone partial melting 100-200 km (Spicak et al., 2005) : Source region of 
volcanism and seismicity pattern beneath Central American volcanoes,  N. Jb. 
Geol. Paläont., 236, 149-172), sedangkan ini jauh di 350-550 km. Harus dicek 
pula apakah lepasnya air dari subducted oceanic slab di kedalaman 100-200 km 
akan membuat slab tersebut less earthquake-prone sebab di Jawa tak ada 
ciri-ciri itu.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, August 11, 2007 1:44 C++
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: Re: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat

kalau aku lihat disini :
http://neic.usgs.gov/neis/eq_depot/2007/eq_070808_fubd/neic_fubd_c.html
Sepertinya gempa kemarin itu pas di benioff zone ya ?
kedalaman wadati beni off zonenya sesuai dengan gempa-gempa sebelumnya

Apakah berarti model penunjamannya yang harus dikoreksi atau gempa itu

RE: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat

2007-08-12 Terurut Topik Agus Sutoto (BWM)
Yth Pak Awang dan Pak Untung,

Sekitar thn 1997 1998 ?, ketika saya bertugas di Balikpapan, 
Terjadi gempa ( 2 kali malah), yang lumayan kuat, teman2 di gedung
tertinggi di sana  (gedung BRI), juga merasakan dan berhamburan turun).
Saya coba cari info dari teman2, tetapi malah ada tulisan dari
penelitian Caltex, 
Bahwa ada sesar mendatar di teluk Balikpapan (Mangkalihat?), yang ada
hubungan? dengan sesar Palu Koro. 
Jadi kalau kita kaget pada gempa dalam yang jarang terjadi, saya waktu
itu
Terheran-heran, bagaimana mungkin Kalimantan bisa juga terjadi gempa
(walaupun pada peta gempa yang menunujukkan hal itu, tetapi kerapatannya
sangat jarang dengan daerah rawan gempa lainnya di Indonesia). Mohon
pencerahannya.

Agus Sutoto

-Original Message-
From: Untung M [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Sunday, August 12, 2007 4:34 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: Re: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat

Pak Awang,
Terimakasih atas beberapa putir yng dikemukakan Pk Awang. Saya kira
bagus sekali. Sampai sekarang memang yang kita kenal adalah gempa
dangkal. Jadi dengan adanya gempa dalam di lepas pantai utara Jawa, kita
kaget, walaupun ada beberapa kasus gempa dalam. Waktu saya masih di S.D.
klas 1 di Tuban ( pantai utara Jawa Timur) ada juga gempa (lindu) yang
merobohkan rumah bagian depan nenek saya. Kelihatannya rumah bagian
depan ini kurang kuat  atau kurang kokoh tidak seperti bagian
belakangnya. Kejadian kira-kira 60 atau 65 tahun yang lalu. Saya kira
pusat gempa juga dalam seperti gempa Indramayu.
Sesar yang saya utarakan dalam e-mail terakhir (9/8) kedalamannya
mencapai 26 km. Ini saya modelkan dari data gayaberat. Memang jauh dari
pusat gempa Indramayu. Yang menjadi masalah ialah mengapa banyak orang
yang merasakan getarannya sampai di Padang, Lampung dsb. Untuk meneliti
ini, saya kira, akan menghabiskan waktu (wasting time). Tetapi untuk
kepentingan ilmiah, perlu di pikirkan, propagasi getaran yang
ditimbulkan suatu energi sebesar 7.5 S.R. sampai berapa jauh? Kalau ada
energi  lepas, kita tahu bahwa getaran yang ditimbulkannya merambat ke
semua arah, antara lain ke atas. Sampai atau tidak getaran tersebut ke
sesar yang Pak Awang sebut sebagai sesar geser Lematang - Pemanukan
atau sesar saya? Kalau sampai, dapat menggetarkan sesar tersebut akan
merupakan titik sumber energi baru (pelajaran dasar sismik).
Ini yang menyebabkan gempa yang kita semua merasakan tempo hari itu.
Dapat dimengerti kalau intensitasnya (MMI) kecil, tidak merusak. Teman2
dari fisika saya kira bisa merenungkan masalah ini. Maaf ini hanya
pikiran, moga-moga saya salah I may be wrong 

M. Untung 

  - Original Message - 
  From: Awang Harun Satyana 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Thursday, August 09, 2007 4:21 PM
  Subject: RE: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat


  Pak Untung,

   

  Episentrum sesar tersebut memang persis duduk di sesar yang saya sebut
Lematang-Pamanukan-Cilacap pada publikasi2 saya tentang tectonic
indentation Jawa Tengah dalam beberapa tahun terakhir ini (publikasi
terbaru tentang ini ada di Satyana, 2007, Proceedings IPA Mei lalu, ).
Sesar ini saya bangun dari publikasi2 Pak Untung dkk pada tahun 1970-an,
khususnya buku kuning Untung dan Sato (1978). Ketika saya kaitkan dengan
sesar besar lainnya di Jawa yaitu Meratus-Muria-Kebumen, maka sesar
Cilacap-Pamanukan-Lematang ini menjadi antitetik dextral terhadap
Meratus-Muria-Kebumen.

   

  Kalau episentrum gempa semalam 30 km atau kurang, saya percaya kalau
gempa tersebut sangat erat berkaitan dengan Sesar Pamanukan-Cilacap;
tetapi ini hampir 10 kali lipat lebih dalam, yaitu 290 km. Saya pikir
tak ada sesar strike-slip yang sangat besar sekalipun sampai kedalaman
ratusan km menembus kontinen dan masuk ke astenosfer. Tetapi, kalau kita
punya data mantle tomography di sekitar Laut Jawa, sangat bagus untuk
menguji pendapat ini.

   

  Saya setuju, ini kesempatan yang sangat baik untuk mempelajari gempa,
terutama propagasinya dalam dua minggu ini yang menunjukkan migrasi
sistematik dari selatan ke utara.

   

  Salam,

  awang

   



--

  From: Untung M [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, August 09, 2007 3:13 C++
  To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; iagi-net@iagi.or.id
  Subject: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat

   

   

   

   

   

  Saudara para pakar gempa yang budiman,

  Saya coba ngeplot posisi gempa tgl. 9/8/07 berdasarkan atas laporan
BMG dan USGS. Keduanya hampir sama. Untuk itu saya merujuk buku kuning
Gravity and Geological Studies in Jawa, Indonesia, 1978 terbitan
Direktorat Geologi. Editor ialah M. Untung dan Y. Sato. Dari penafsiran
data gayaberat hasil pengamatan langsung di lapangan ditemukan sesar
dari selatan Cirebon membentang kearah barat-barat laut ( west-west
north). Saya duga sesar tersebut melanjut ke laut. Gempa tgl. 9/8 di
laut berada

RE: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat

2007-08-12 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Agus,

Sesar mendatar di Teluk Balikpapan itu adalah Sesar Adang, sedangkan di
utara Sangata-Bungalun adalah Sesar Mangkalihat. 

Sesar Adang kadang-kadang masih aktif. Tidak sampai lima titik
episentrum pernah ditaruh BMG di jalur sesar ini. Beberapa publikasi
(Woods, 1985; Satyana, 1996, 1999, 2003) membuat sesar ini menjadi
bagian dari sesar besar mendatar di Indonesia Barat-Indonesia Tengah,
yaitu dihubungkan ke TPF (Three Pagoda Fault di Indocina)-Sesar Anambas
di utara Natuna-Sesar Lupar di selatan Kuching-sesar2 Piyabung di
Kalimantan Tengah-Sesar Adang-Sesar Paternoster-menyeberang ke Sesar
Walanae di Sulawesi Selatan-menyeberang ke Flores Sea sampai Sumba
sebagai Sumba Fracture. Hubungan ini membuat Sesar Adang kadang-kadang
bisa menjadi aktif sebab di ujung tenggaranya (Sumba Fracture) itu
adalah retakan besar yang terhubung ke subduction aktif di selatan Nusa
Tenggara.

Sesar Mangkalihat, menurut publikasi terbaru berdasarkan data seismik
terbaru (Fraser  Ichram, 1999; Puspita et al., 2005) disambungkan ke
Sesar Palu-Koro di Sulawesi yang melintas celah laut sempit antara
Lembah Palu dan Semenanjung Mangkalihat. Sekali tersambung, maka Sesar
Mangkalihat yang tua ini akan menjadi muda kembali saat direaktivasi
oleh Sesar Palu-Koro yang sangat aktif pada masa kini sebab sesar ini
mengakomodasi slip Pacific Plate ke barat. Jadi, peluang Mangkalihat
Fault untuk menjadi penyebab gempa lebih besar dibandingkan Sesar Adang.
Gempa tahun 1997/1998 itu mestinya berhubungan dengan salah satu dari
kedua sesar besar di Kalimantan ini.

Kalimantan memang untuk sebagian besar stabil dan aman terhadap gempa,
tetapi pantai timurnya, mulai dari Kuaro di utara Meratus-Mangkalihat,
kemudian seluruh Sabah merupakan wilayah yang peluang gempanya
kadang-kadang terjadi, bisa dicek di peta bahaya gempa baik dari BMG
maupun NEIC-USGS. Tidak mengherankan, itu adalah wilayah2 yang secara
dinamik paling aktif saat ini di Kalimantan.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Agus Sutoto (BWM) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, August 13, 2007 9:03 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat

Yth Pak Awang dan Pak Untung,

Sekitar thn 1997 1998 ?, ketika saya bertugas di Balikpapan, 
Terjadi gempa ( 2 kali malah), yang lumayan kuat, teman2 di gedung
tertinggi di sana  (gedung BRI), juga merasakan dan berhamburan turun).
Saya coba cari info dari teman2, tetapi malah ada tulisan dari
penelitian Caltex, 
Bahwa ada sesar mendatar di teluk Balikpapan (Mangkalihat?), yang ada
hubungan? dengan sesar Palu Koro. 
Jadi kalau kita kaget pada gempa dalam yang jarang terjadi, saya waktu
itu
Terheran-heran, bagaimana mungkin Kalimantan bisa juga terjadi gempa
(walaupun pada peta gempa yang menunujukkan hal itu, tetapi kerapatannya
sangat jarang dengan daerah rawan gempa lainnya di Indonesia). Mohon
pencerahannya.

Agus Sutoto



Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat

2007-08-11 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
kalau aku lihat disini :
http://neic.usgs.gov/neis/eq_depot/2007/eq_070808_fubd/neic_fubd_c.html
Sepertinya gempa kemarin itu pas di benioff zone ya ?
kedalaman wadati beni off zonenya sesuai dengan gempa-gempa sebelumnya

Apakah berarti model penunjamannya yang harus dikoreksi atau gempa itu
memang tidak klop dengan penunjaman ?
cmmiw

RDP
baru sempat nengok2 web lagi

On 8/9/07, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:




 Pak Untung,



 Episentrum sesar tersebut memang persis duduk di sesar yang saya sebut
 Lematang-Pamanukan-Cilacap pada publikasi2 saya tentang tectonic indentation
 Jawa Tengah dalam beberapa tahun terakhir ini (publikasi terbaru tentang ini
 ada di Satyana, 2007, Proceedings IPA Mei lalu, ). Sesar ini saya bangun
 dari publikasi2 Pak Untung dkk pada tahun 1970-an, khususnya buku kuning
 Untung dan Sato (1978). Ketika saya kaitkan dengan sesar besar lainnya di
 Jawa yaitu Meratus-Muria-Kebumen, maka sesar Cilacap-Pamanukan-Lematang ini
 menjadi antitetik dextral terhadap Meratus-Muria-Kebumen.



 Kalau episentrum gempa semalam 30 km atau kurang, saya percaya kalau gempa
 tersebut sangat erat berkaitan dengan Sesar Pamanukan-Cilacap; tetapi ini
 hampir 10 kali lipat lebih dalam, yaitu 290 km. Saya pikir tak ada sesar
 strike-slip yang sangat besar sekalipun sampai kedalaman ratusan km menembus
 kontinen dan masuk ke astenosfer. Tetapi, kalau kita punya data mantle
 tomography di sekitar Laut Jawa, sangat bagus untuk menguji pendapat ini.



 Saya setuju, ini kesempatan yang sangat baik untuk mempelajari gempa,
 terutama propagasinya dalam dua minggu ini yang menunjukkan migrasi
 sistematik dari selatan ke utara.



 Salam,

 awang


  


 From: Untung M [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Thursday, August 09, 2007 3:13 C++
  To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; iagi-net@iagi.or.id
  Subject: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat













 Saudara para pakar gempa yang budiman,


 Saya coba ngeplot posisi gempa tgl. 9/8/07 berdasarkan atas laporan BMG dan
 USGS. Keduanya hampir sama. Untuk itu saya merujuk buku kuning Gravity and
 Geological Studies in Jawa, Indonesia, 1978 terbitan Direktorat Geologi.
 Editor ialah M. Untung dan Y. Sato. Dari penafsiran data gayaberat hasil
 pengamatan langsung di lapangan ditemukan sesar dari selatan Cirebon
 membentang kearah barat-barat laut ( west-west north). Saya duga sesar
 tersebut melanjut ke laut. Gempa tgl. 9/8 di laut berada di sesar tersebut
 kira-kira 100 km timur dari Jakarta dan juga 100 km barat dari Cirebon  dan
 hanya beberapa puluh km dari pantai pada kedalaman, menurut laporan, 286 km
 yaitu di astenosfer. Benarkah laporan ini?  Kalau buku tersebut ada pada
 anda, tolong di lihat. Di perustakaan PSG mudah-mudahan masih ada. Kita
 masih besyukur gempa tidak sangat besar (9 SR). Peristiwa ini sangat baik
 untuk penelitian yang mendalam.


 Sekian. Terimakasih.


 M. Untung


-- 
http://rovicky.wordpress.com/


Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat

2007-08-09 Terurut Topik Untung M
Saudara para pakar gempa yang budiman,
Saya coba ngeplot posisi gempa tgl. 9/8/07 berdasarkan atas laporan BMG dan 
USGS. Keduanya hampir sama. Untuk itu saya merujuk buku kuning Gravity and 
Geological Studies in Jawa, Indonesia, 1978 terbitan Direktorat Geologi. 
Editor ialah M. Untung dan Y. Sato. Dari penafsiran data gayaberat hasil 
pengamatan langsung di lapangan ditemukan sesar dari selatan Cirebon membentang 
kearah barat-barat laut ( west-west north). Saya duga sesar tersebut melanjut 
ke laut. Gempa tgl. 9/8 di laut berada di sesar tersebut kira-kira 100 km timur 
dari Jakarta dan juga 100 km barat dari Cirebon  dan hanya beberapa puluh km 
dari pantai pada kedalaman, menurut laporan, 286 km yaitu di astenosfer. 
Benarkah laporan ini?  Kalau buku tersebut ada pada anda, tolong di lihat. Di 
perustakaan PSG mudah-mudahan masih ada. Kita masih besyukur gempa tidak sangat 
besar (9 SR). Peristiwa ini sangat baik untuk penelitian yang mendalam.
Sekian. Terimakasih.
M. Untung  

RE: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat

2007-08-09 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Untung,

 

Episentrum sesar tersebut memang persis duduk di sesar yang saya sebut
Lematang-Pamanukan-Cilacap pada publikasi2 saya tentang tectonic
indentation Jawa Tengah dalam beberapa tahun terakhir ini (publikasi
terbaru tentang ini ada di Satyana, 2007, Proceedings IPA Mei lalu, ).
Sesar ini saya bangun dari publikasi2 Pak Untung dkk pada tahun 1970-an,
khususnya buku kuning Untung dan Sato (1978). Ketika saya kaitkan dengan
sesar besar lainnya di Jawa yaitu Meratus-Muria-Kebumen, maka sesar
Cilacap-Pamanukan-Lematang ini menjadi antitetik dextral terhadap
Meratus-Muria-Kebumen.

 

Kalau episentrum gempa semalam 30 km atau kurang, saya percaya kalau
gempa tersebut sangat erat berkaitan dengan Sesar Pamanukan-Cilacap;
tetapi ini hampir 10 kali lipat lebih dalam, yaitu 290 km. Saya pikir
tak ada sesar strike-slip yang sangat besar sekalipun sampai kedalaman
ratusan km menembus kontinen dan masuk ke astenosfer. Tetapi, kalau kita
punya data mantle tomography di sekitar Laut Jawa, sangat bagus untuk
menguji pendapat ini.

 

Saya setuju, ini kesempatan yang sangat baik untuk mempelajari gempa,
terutama propagasinya dalam dua minggu ini yang menunjukkan migrasi
sistematik dari selatan ke utara.

 

Salam,

awang

 

  _  

From: Untung M [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, August 09, 2007 3:13 C++
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] gempa lepas-pantai utara Jawa Barat

 

 

 

 

 

Saudara para pakar gempa yang budiman,

Saya coba ngeplot posisi gempa tgl. 9/8/07 berdasarkan atas laporan BMG
dan USGS. Keduanya hampir sama. Untuk itu saya merujuk buku kuning
Gravity and Geological Studies in Jawa, Indonesia, 1978 terbitan
Direktorat Geologi. Editor ialah M. Untung dan Y. Sato. Dari penafsiran
data gayaberat hasil pengamatan langsung di lapangan ditemukan sesar
dari selatan Cirebon membentang kearah barat-barat laut ( west-west
north). Saya duga sesar tersebut melanjut ke laut. Gempa tgl. 9/8 di
laut berada di sesar tersebut kira-kira 100 km timur dari Jakarta dan
juga 100 km barat dari Cirebon  dan hanya beberapa puluh km dari pantai
pada kedalaman, menurut laporan, 286 km yaitu di astenosfer. Benarkah
laporan ini?  Kalau buku tersebut ada pada anda, tolong di lihat. Di
perustakaan PSG mudah-mudahan masih ada. Kita masih besyukur gempa tidak
sangat besar (9 SR). Peristiwa ini sangat baik untuk penelitian yang
mendalam.

Sekian. Terimakasih.

M. Untung