Re: [iagi-net-l] Apa Penyebab Semburan Lumpur Panas Sekitar Banjar Panji ? (was : RE: [iagi-net-l] LUSI lagi)

2006-09-14 Terurut Topik PRAKOSO, Anton

hehehe... wah kalau sudah 'ilmu klenik' ikut dalam penanganan LUSI gitu
ya. saya juga bingung...

AP

On 9/14/06, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Pak Sugeng,

27 Mei 2006 : Drilling 9277 - 9297 ft. Loss terjadi di TD sumur (9297
ft), pompa LCM pills.

28 Mei 2006 : Monitor sumur, statik. Cabut pipa rangkaian, overpull
sampai 30 klbs, reaming dan sirkulasi di beberapa tempat tight hole dan
bridging. Mud returns increased indicating well kick. Shut well in,
observed H2S gas in shale shaker. Started evacuating personnel to Muster
point. Killing well using 14.7 ppg mud, flared gas. Observed well, no
more flow from annulus casing-drill string. Opened well, noticed that
300 bbls mud lost into the hole. Attempted to work pipe, stucked, pumped
mud to clean hole, lost. No success to free pipe.

29 Mei 2006 : planned to run free pipe indicator. Observed H2S gas
arouse to surface. Cancelled running free pipe indicator. Started
observing gas bubbles came up to surface 150 meter from well location.
Pumped down total 230 bbls 14.7 ppg mud to reduce gas bubbles, pumped
200 bbls kill mud 16 ppg with LCM material, gas bubble became smaller,
inform officials of Desa Siring and Balong Kenongo about the gas bubble.

30 Mei 2006 : cement plug.

Lapindo tak memasang casing 9 5/8" di kedalaman prediksi top karbonat
objektif di 8500 ft karena top karbonat drop sampai di 9270 ft dan
sebagai gantinya adalah batupasir volkanik. Riskan memasang shoe casing
di batupasir.

Menjawab pertanyaan Pak Sugeng :

-terjadi kick saat cabut pipa dilakukan.
-Gas bubbles (kemudian kita ketahui sebagai ekstruksi air,lumpur, dan
sedikit gas) teramati pertama kali di lokasi 150 meter dari kepala sumur
sebelum dilakukan semen sumbat. Jadi semburan itu tak mengalir ke luar
wilayah sumur karena sumur disumbat semen, belum ada semen saat itu.
-Goncangan gempa 27 Mei 2006 bisa saja merekahkan pola retakan yang
sudah ada di sekitar BP-1, atau membuka retakan2 baru (fissures).
Overpull pipa saat dicabut juga bisa menghasilkan efek yang sama, dan
telah terbukti menarik gas H2S. Banyak kejadian menunjukkan erupsi mud
volcano dipicu oleh gempa dengan cara membuka retakan di wilayah
material lempung diapirik yang labil.
-Akhir pekan kemarin saya menonton Metro TV tentang sayembara memadamkan
semburan lumpur ini oleh seorang kepala desa di wilayah bencana itu.
Yang melamar ada 70 orang paranormal. Tapi ada telepon dari Ki Gendeng
Pamungkas, paranormal terkenal, jangan ikuti sayembara itu - percuma,
sebab kejadian semburan lumpur Banjar Panji itu sudah tertulis di buku
ramalan Joyoboyo - tak akan padam. Nah..! Kalau ada yang punya buku
ramalan Joyoboyo, coba dicek, apakah benar.

salam,
awang

-Original Message-
From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, September 14, 2006 2:28 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Apa Penyebab Semburan Lumpur Panas Sekitar
Banjar Panji ? (was : RE: [iagi-net-l] LUSI lagi)

Pak Awang dan kawan-2 Yth.

Sebenarnya sudah lama saya ingin berkomentar, tetapi rasanya berat hati
karena masalah sudah berkembang begitu kompleks. Ketika melihat foto-2
(luapan lumpur, gedung sekolah, rumah-2, pabrik dll yang hampir
tenggelam)
lewat email yang diterima kawan, hati saya menjadi miris. Sementara
tanggul-2 mulai ditinggikan, aliran lumpur terus berlanjut; padahal di
samping/di bawah tanggul nampak ada perumahan. Bagaimana kalau suatu
saat
nanti tanggul jebol?
Mengapa belum ada tindakan cepat (dan berani) untuk menyelamatkan sekian
banyak kehidupan manusia: Lumpur segera dibuang (dialirkan) ke kolam-2
penampungan atau ke laut (kalau mau diolah dulu ya bagus), sambil
diupayakan: bagaimana cara menghentikan semburan lumpur. Sekarang sudah
memasuki hari ke-lebih 100 hari. Sudah lebih dari 3 bulan!

Ulasan Pak Awang sangat bagus (saya baca bbrp kali lho), banyak
disajikan
data-2 (ilmiah). Selain kepakarannya, Pak Awang memang mempuyai akses
untuk
mendapatkan banyak data. Namun di akhir ulasannya, Pak Awang juga
meninggalkan pertanyaan untuk kita (walaupun beliau cenderung kombinasi
1
dan 2, karena gempa dan proses pemboran): Andaikan tidak ada pemboran
BP-1,
tetapi ada gempa, apakah erupsi lumpur tetap terjadi? Ini pelik untuk
dijawab.

Saya banyak mendapat masukan dari kawan-2 yang bekerja di Services (ada
yang
pernah bekekerja di daerah sana), lalu saya coba untuk di tuangkan
(menjadi
fakta di lapangan) sebagai berikut:

-Pipa casing terakhir 13-3/8" di-set dan disemen di kedalaman 3500 ft,
-Pemboran 12-1/4" open hole menggunakan lumpur 14.0 ppg (selama ini saya
hanya menggunakan 9.0-10.2 ppg),
-Pada kedalaman 9250' dideteksi ada H2S 4 ppm,
-Ketika pemboran mencapai 9271' terjadi lost circulation problem
(hilangnya
lumpur pemboran ke dalam formasi),
-Lalu dipompakan LCM (lost circulation material) berupa serbuk/serabut
dll
untuk menyumbat fractures (prosedur biasa),
-Dirasa sudah aman, maka rangkaian pipa bor dan paha

RE: [iagi-net-l] Apa Penyebab Semburan Lumpur Panas Sekitar Banjar Panji ? (was : RE: [iagi-net-l] LUSI lagi)

2006-09-14 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Sugeng,

27 Mei 2006 : Drilling 9277 - 9297 ft. Loss terjadi di TD sumur (9297
ft), pompa LCM pills. 

28 Mei 2006 : Monitor sumur, statik. Cabut pipa rangkaian, overpull
sampai 30 klbs, reaming dan sirkulasi di beberapa tempat tight hole dan
bridging. Mud returns increased indicating well kick. Shut well in,
observed H2S gas in shale shaker. Started evacuating personnel to Muster
point. Killing well using 14.7 ppg mud, flared gas. Observed well, no
more flow from annulus casing-drill string. Opened well, noticed that
300 bbls mud lost into the hole. Attempted to work pipe, stucked, pumped
mud to clean hole, lost. No success to free pipe.

29 Mei 2006 : planned to run free pipe indicator. Observed H2S gas
arouse to surface. Cancelled running free pipe indicator. Started
observing gas bubbles came up to surface 150 meter from well location.
Pumped down total 230 bbls 14.7 ppg mud to reduce gas bubbles, pumped
200 bbls kill mud 16 ppg with LCM material, gas bubble became smaller,
inform officials of Desa Siring and Balong Kenongo about the gas bubble.

30 Mei 2006 : cement plug.

Lapindo tak memasang casing 9 5/8" di kedalaman prediksi top karbonat
objektif di 8500 ft karena top karbonat drop sampai di 9270 ft dan
sebagai gantinya adalah batupasir volkanik. Riskan memasang shoe casing
di batupasir.

Menjawab pertanyaan Pak Sugeng :

-terjadi kick saat cabut pipa dilakukan. 
-Gas bubbles (kemudian kita ketahui sebagai ekstruksi air,lumpur, dan
sedikit gas) teramati pertama kali di lokasi 150 meter dari kepala sumur
sebelum dilakukan semen sumbat. Jadi semburan itu tak mengalir ke luar
wilayah sumur karena sumur disumbat semen, belum ada semen saat itu. 
-Goncangan gempa 27 Mei 2006 bisa saja merekahkan pola retakan yang
sudah ada di sekitar BP-1, atau membuka retakan2 baru (fissures).
Overpull pipa saat dicabut juga bisa menghasilkan efek yang sama, dan
telah terbukti menarik gas H2S. Banyak kejadian menunjukkan erupsi mud
volcano dipicu oleh gempa dengan cara membuka retakan di wilayah
material lempung diapirik yang labil. 
-Akhir pekan kemarin saya menonton Metro TV tentang sayembara memadamkan
semburan lumpur ini oleh seorang kepala desa di wilayah bencana itu.
Yang melamar ada 70 orang paranormal. Tapi ada telepon dari Ki Gendeng
Pamungkas, paranormal terkenal, jangan ikuti sayembara itu - percuma,
sebab kejadian semburan lumpur Banjar Panji itu sudah tertulis di buku
ramalan Joyoboyo - tak akan padam. Nah..! Kalau ada yang punya buku
ramalan Joyoboyo, coba dicek, apakah benar.

salam,
awang

-Original Message-
From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, September 14, 2006 2:28 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Apa Penyebab Semburan Lumpur Panas Sekitar
Banjar Panji ? (was : RE: [iagi-net-l] LUSI lagi)

Pak Awang dan kawan-2 Yth.

Sebenarnya sudah lama saya ingin berkomentar, tetapi rasanya berat hati
karena masalah sudah berkembang begitu kompleks. Ketika melihat foto-2
(luapan lumpur, gedung sekolah, rumah-2, pabrik dll yang hampir
tenggelam)
lewat email yang diterima kawan, hati saya menjadi miris. Sementara
tanggul-2 mulai ditinggikan, aliran lumpur terus berlanjut; padahal di
samping/di bawah tanggul nampak ada perumahan. Bagaimana kalau suatu
saat
nanti tanggul jebol?
Mengapa belum ada tindakan cepat (dan berani) untuk menyelamatkan sekian
banyak kehidupan manusia: Lumpur segera dibuang (dialirkan) ke kolam-2
penampungan atau ke laut (kalau mau diolah dulu ya bagus), sambil
diupayakan: bagaimana cara menghentikan semburan lumpur. Sekarang sudah
memasuki hari ke-lebih 100 hari. Sudah lebih dari 3 bulan!

Ulasan Pak Awang sangat bagus (saya baca bbrp kali lho), banyak
disajikan
data-2 (ilmiah). Selain kepakarannya, Pak Awang memang mempuyai akses
untuk
mendapatkan banyak data. Namun di akhir ulasannya, Pak Awang juga
meninggalkan pertanyaan untuk kita (walaupun beliau cenderung kombinasi
1
dan 2, karena gempa dan proses pemboran): Andaikan tidak ada pemboran
BP-1,
tetapi ada gempa, apakah erupsi lumpur tetap terjadi? Ini pelik untuk
dijawab.

Saya banyak mendapat masukan dari kawan-2 yang bekerja di Services (ada
yang
pernah bekekerja di daerah sana), lalu saya coba untuk di tuangkan
(menjadi
fakta di lapangan) sebagai berikut:

-Pipa casing terakhir 13-3/8" di-set dan disemen di kedalaman 3500 ft,
-Pemboran 12-1/4" open hole menggunakan lumpur 14.0 ppg (selama ini saya
hanya menggunakan 9.0-10.2 ppg),
-Pada kedalaman 9250' dideteksi ada H2S 4 ppm,
-Ketika pemboran mencapai 9271' terjadi lost circulation problem
(hilangnya
lumpur pemboran ke dalam formasi),
-Lalu dipompakan LCM (lost circulation material) berupa serbuk/serabut
dll
untuk menyumbat fractures (prosedur biasa),
-Dirasa sudah aman, maka rangkaian pipa bor dan pahat di cabut ke
permukaan
(pull out of hole),
-Pada kedalaman 4251' pipa terjepit (stuck drill pipe), tidak bisa
digerakkan dan sirkulasi (pack-off),
-Lalu dilakukan back-off 

Re: [iagi-net-l] Apa Penyebab Semburan Lumpur Panas Sekitar Banjar Panji ? (was : RE: [iagi-net-l] LUSI lagi)

2006-09-14 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Kalau tertarik untuk mengutik hitung2an matematikanya, berikut uraian
kawan, beliau lulusan dari teknik fisika  silahkan :
Gambar lengkapnya ada disini :
http://hotmudflow.wordpress.com/2006/07/05/gempa-yogya-bikin-mud-volcano-di-porong/

Gempa Yogya —> bikin mud volcano di Porong ?

Assalamu'alaykum

Saat nulis ini, volume mud volcano Porong sudah eningkat dari 5.000
meter kubik perhari menjadi 25.000 meter kubik perhari, menurut TV 7,
alias lebih esar dari suplai magma Merapi ke puncak yang sekarang "
tinggal " 15.000 meter kubik per hari.

Saya tertarik dengan argumen pribadi Dr. Awang Harun (dari BP Migas)
dan Dr. Andang Bachtiar (ex ketua IAGI), secara terpisah, yang "
sepakat " (koreksi :P ak ADB justru lebih yakin dipicu pengeboran,
koreksi rdp) merujuk gempa Yogya sebagai pemicu semburan lumpur di
Porong. Disebutkan ada 5 titik semburan, terbentuk pada 29 Mei 1 Juni,
dan jika dihubungkan dengan garis akan embentuk arah barat daya -
timur laut. Orientasi ini earah dengan sesar regional di wilayah ini,
dan kalo mau ditarik lagi lebih jauh juga searah dengan sesar Opak
yang jadi penyebab gempa Yogya. Jika orientasi
barat daya - timur laut ini diperpanjang, akan nampak aris imajiner
yang menghubungkan sesar Opak - Sangiran Dome - Porong. Sehingga
semburan ini ihipotesiskan sebagai likuifaksi, gejala biasa dalam uatu
gempa, seperti yang ditemukan juga di Jetis Bantul) dan Prambanan
(Klaten) dalam bentuk semburan air berlumpur " (menurut versi
penduduk, seperti ikutip media lokal Kedaulatan Rakyat dan Wawasan).
Gempa Yogya di sebut2 mereaktivasi sesar lokal di Porong, sehingga
menghasilkan semburan lumpur, dan ini adalah murni musibah.

***

Terkait itu, ada beberapa pertanyaan pak Rovicky :

1. Apakah likuifaksi bisa terjadi di tempat yang jaraknya > 200 km
dari sumber gempa ?

Sebab, dalam pendapat saya, intensitas di lokasi tersebut sudah kecil.
Jika saya mencoba menghitung dengan menggunakan persamaan atenuasi
intensitas ln I ln Io = k.x dengan koefisien atenuasi (k) = -0,00387
(berdasarkan titik acuan kota Yogya dan Semarang) erta intensitas
hiposenter (Io) = 8,7 (untuk Mw = 6,3) pada jarak (x) = 200 km
intensitasnya 4 MMI dengan percepatan maksimal 2,3 % G), sementara
pada jarak (x) = 250 km intensitasnya menurun sedikit menjadi 3 MMI
(dengan percepatan maksimal 1,4 % G).
Catatan intensitas dari stasiun BMG Surabaya dan Karangkates (Malang)
menunjukkan angka 2 - 3 MMI untuk Surabaya (jarak +/ - 250 km dari
hiposenter) dan 3 - 4 MMI untuk Malang (jarak + / - 230 km dari
hiposenter), artinya tidak berbeda jauh dengan perhitungan.
Fokuskan ke sekitar Surabaya. Dengan intensitas 3 MMI itu, dimana
getarannya setara dengan getaran akibat melintasnya sebuah truk besar
bila kita berdiri di tepi jalan raya, apakah bisa gempa Yogya tadi
menghasilkan likuifaksi disini ? Bila kita merujuk ada kasus gempa
Loma Prieta 1989 (Mw = 6,9) di California, radius terjauh likuifaksi
terjadi adalah sebesar 110 km dari episenter gempa. Kita logikakan
saja, dengan Mw gempa Yogya lebih kecil (6,3) bukankah " seharusnya "
radius terjauh likuifaksi < 110 km ?

(catatan : dalam perhitungan saya, jika dianggap koefisien atenuasi
gempa Loma Prieta sama dengan gempa Yogya, dengan kedalaman
hiposentrum 17 km, pada jarak 110 km dari episentrum, intensitasnya
sebesar 6 MMI dengan percepatan puncak 12,3 % G, jauh lebih besar dari
intensitas di Porong).

2. Apakah gempa Yogya bisa mereaktivasi sesar lokal di Porong ?

Di sisi timur sesar Opak telah dideteksi ada 74 buah sesar minor
dengan panjang bervariasi antara 1 km hingga 4 km, yang tersebar di
wilayah Gunungkidul - Klaten. Sesar minor terjauh ada di wilayah
kecamatan Bayat (Klaten). Sesar2 minor ini dipastikan merupakan
sumber2 afershocks gempa Yogya. Kalo saya menghitung dengan persamaan
empirisnya Ambrosey dan Zatopak (1968, saya kutip dari artikelnya Dr.
George Pararas Carayannis) mengenai hubungan antara panjang sesar (L)
dan magnitude gempa (M) : log L = 1,13 M + K, dimana untuk gempa Yogya
K = - 5,34 (dengan Mw = 6,3 dan L = 60 km), maka jika sesar minor
memiliki panjang (L) 1 - 4 km, gempanya memiliki magnitude (Mw) 4,7 -
5,3.

Masalahnya sekarang, jika gempa Yogya memang mampu mereaktivasi sesar
lokal di Porong, tidak bisa tidak sesar lokal itu harus bergeser
bukan, meski nilai pergeserannya mungkin sangat kecil hingga tidak
menimbulkan retakan di permukaan tanah. Mari kita berandai-andai,
anggaplah pergeseran tersebut meliputi segmen sepanjang 1 km dalam
sesar lokal itu, maka " seharusnya " sudah diiringi gempa dengan Mw =
4,7.
Jika segmen yang bergeser hanya 200 m, gempa yang terjadi memiliki Mw
= 4,1. Bukankah moment magnitude (Mw) sebesar ini masih bisa dideteksi
dengan mudah oleh seismograf2nya BMG dan USGS. Apalagi USGS memberi
batasan hanya gempa2 dengan Mw > 3,5 saja yang akan didokumentasikan.
Sementara, sejauh yang saya tahu, stasiun2 BMG di Surabaya dan
Karangkates hanya melaporkan adanya guncangan akibat gempa Yogya saja,
namun tidak menyebutkan adanya gempa l

Re: [iagi-net-l] Apa Penyebab Semburan Lumpur Panas Sekitar Banjar Panji ? (was : RE: [iagi-net-l] LUSI lagi)

2006-09-14 Terurut Topik sugeng.hartono
Pak Awang dan kawan-2 Yth.

Sebenarnya sudah lama saya ingin berkomentar, tetapi rasanya berat hati
karena masalah sudah berkembang begitu kompleks. Ketika melihat foto-2
(luapan lumpur, gedung sekolah, rumah-2, pabrik dll yang hampir tenggelam)
lewat email yang diterima kawan, hati saya menjadi miris. Sementara
tanggul-2 mulai ditinggikan, aliran lumpur terus berlanjut; padahal di
samping/di bawah tanggul nampak ada perumahan. Bagaimana kalau suatu saat
nanti tanggul jebol?
Mengapa belum ada tindakan cepat (dan berani) untuk menyelamatkan sekian
banyak kehidupan manusia: Lumpur segera dibuang (dialirkan) ke kolam-2
penampungan atau ke laut (kalau mau diolah dulu ya bagus), sambil
diupayakan: bagaimana cara menghentikan semburan lumpur. Sekarang sudah
memasuki hari ke-lebih 100 hari. Sudah lebih dari 3 bulan!

Ulasan Pak Awang sangat bagus (saya baca bbrp kali lho), banyak disajikan
data-2 (ilmiah). Selain kepakarannya, Pak Awang memang mempuyai akses untuk
mendapatkan banyak data. Namun di akhir ulasannya, Pak Awang juga
meninggalkan pertanyaan untuk kita (walaupun beliau cenderung kombinasi 1
dan 2, karena gempa dan proses pemboran): Andaikan tidak ada pemboran BP-1,
tetapi ada gempa, apakah erupsi lumpur tetap terjadi? Ini pelik untuk
dijawab.

Saya banyak mendapat masukan dari kawan-2 yang bekerja di Services (ada yang
pernah bekekerja di daerah sana), lalu saya coba untuk di tuangkan (menjadi
fakta di lapangan) sebagai berikut:

-Pipa casing terakhir 13-3/8" di-set dan disemen di kedalaman 3500 ft,
-Pemboran 12-1/4" open hole menggunakan lumpur 14.0 ppg (selama ini saya
hanya menggunakan 9.0-10.2 ppg),
-Pada kedalaman 9250' dideteksi ada H2S 4 ppm,
-Ketika pemboran mencapai 9271' terjadi lost circulation problem (hilangnya
lumpur pemboran ke dalam formasi),
-Lalu dipompakan LCM (lost circulation material) berupa serbuk/serabut dll
untuk menyumbat fractures (prosedur biasa),
-Dirasa sudah aman, maka rangkaian pipa bor dan pahat di cabut ke permukaan
(pull out of hole),
-Pada kedalaman 4251' pipa terjepit (stuck drill pipe), tidak bisa
digerakkan dan sirkulasi (pack-off),
-Lalu dilakukan back-off (memutus rangkaian pipa), sisa pipa dan drilling
bit ditinggal, (bottom of fish @ 4251 ft),
-Sumur ditutup sement (set cement plug),
-Rig move, menara bor keluardari lokasi sumur,

-Dari diagram sumur, ada 5770 ft open hole (9271 ft - 3500 ft). Memang cukup
panjang,
-Ada surat yang mengingatkan agar di set casing 9-5/8" di 8500 ft (Majalah
Tempo), to anticipate hole problem before entering Kujung Formation,
-Ada Gempa Yogya (27 Mei), lalu semburan lumpur terjadi 29 Mei, jarak
Yogya-BP-1 sekitar 286 kilometer),

Pertanyaan:
-Apakah BP-1 telah mengalami kick (aliran formation fluid dari formasi ke
lubang bor) setelah terjadi lost circulation?
-Karena bagian atas sumur sudah ditutup semen, maka aliran "formation fluid"
mencari bagian formasi yang lebih rapuh dan rekahan-2 di sekitar lubang
sumur; apakah kick sudah berkembang menjadi underground blowout (mengingat
ada open-hole 5770 ft),
-Apakah Gempa Yogya juga memicu terjadinya aliran "formation fluid"
(termasuk lumpur panas), konon di sini ada Sesar Watukosek; mungkin karena
kekuatan gempa, menyebabkan sesar menjadi lebih terbuka dan bisa dilewati
aliran lumpur.
Seperti pada akhir ulasan Pak Awang, kita tetap disodori pertanyaan pelik:
Apa penyebab musibah ini?
Waktu pulang ke Jateng, saya baca di Majalah Basa Jawi: Joyoboyo (terbitan
Surabaya) bahwa sumur BP-1 ini terletak di situs Kerajaan Jenggolo!

Salam hangat,
Sugeng










- Original Message -
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, September 14, 2006 10:45 AM
Subject: [iagi-net-l] Apa Penyebab Semburan Lumpur Panas Sekitar Banjar
Panji ? (was : RE: [iagi-net-l] LUSI lagi)


Pak Dwi,

"Apa penyebab semburan lumpur-air panas di sekitar titik sumur Banjar
Panji ?" adalah pertanyaan "dalam hati" semua orang, sebuah pertanyaan
yang sangat esensial, yang sangat penting. Tetapi, yang tetap dalam
wilayah "abu-abu". Kalau persolannya berlarut-larut seperti sekarang
ini, memang antara lain karena jawaban atas pertanyaan ini yang tetap di
wilayah abu-abu, atau "diabu-abukan ?" Yang ditulis pak Sonny memang
benar, andai jawabannya jelas mestinya persoalannya tak serumit
sekarang.

Diskusi-diskusi soal penyebab semburan lumpur ini sudah dilakukan sejak
tiga bulan lalu, mungkin pak Dwi bisa cek ke arsip-arsip diskusi di
IAGI-net, atau lebih gampangnya klik saja blogspotnya Pak Rovicky.
Hanya, tetap saja tak ada jawaban tegas yang diterima oleh yang lain
bahwa semburan lumpur ini diakibatkan oleh "X" Para ahli geologi, ahli
reservoir, ahli pemboran pun punya pendapat sendiri-sendiri yang bisa
berbeda-beda. Di kalangan ahli geologi pun pendapatnya bisa
berbeda-beda.

Kalau kita ringkaskan dari diskusi-diskusi yang lalu, rasanya ada 3
pendapat soal penyebab semburan ini : (1) karena gempa yang berhubungan
dengan gempa Yogya 27 Mei 2006, (2) karena proses

Re: [iagi-net-l] Apa Penyebab Semburan Lumpur Panas Sekitar Banjar Panji ? (was : RE: [iagi-net-l] LUSI lagi)

2006-09-13 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

just my 2c, please cmiiw.

Relief well dan hal-hal teknis yng masih "related to drilling"
merupakan syarat yg harus dipenuhi untuk dapat menggunakan penggantian
pihak asuransi (insurance clause). Setahuku asuransi pemboran akan
dibayarkan kalau sebuah kejadian termasuk BO dan UGBO disebabkan oleh
aktifitas pemboran.
Lah kalau yakin bahwa itu tdk ada hubungannya ya ndak bisa dibayar
asuransinya. Nah yang saya tidak tahu adalah apakah "collateral
damage", kerusakan yg diakibatkan oleh pemboran juga dibayarkan oleh
asuransi ? ok ini PR ditaruh dulu.

Dalam eksplorasi migas, rata-rata succes chance adalah 10% (1:10). Ini
untuk mengejar nilai keuntungan yg mungkin bisa 15-30 kali harga
pemboran. Artinya walaupun chancenya hanya 10% tetap dilakukan. Hal
yang sama dengan relief well ini, walaupun chancenya 10%, tetap harus
dilaksanakan karena kalau berhasil akan menyelamatkan jutaan dolar
juga. Hanya saja eksplorasi mendapatkan resources, relief well
meminimise lost.
Apalagi "relief well" sudah dibayarkan atau dibiayai oleh klausul asuransi.

Jadi relief well menurutku harus tetap dijalankan. Tidak hanya
berpikir untuk menutup tetapi masukkan program-program scientific
untuk tujuan pembuktian atau menggalai data-data bawah permukaan.
Which is, this is part of investigations steps.

Studi studi yg mungkin dilakukan dengan tiga lubang relief well ini misalnya :
- Cross well tomography, Ya "Tomographic between three wells", great !!.
Dengan tiga titik pengeboran maka akn lebih mudah dilakukan
teknik-teknik tomografi utk mencari atau mengetahui "jalan" keluarnya
lumpur. Darimana dan kemana saja lumpur-2 ini bermula dari bawah dan
akhirnya muncrat. Kita tahu dari tiga titik akan diketahui satu titik,
tentunya dengan geophone akan sangat mungkin didengan kebisingan yang
dibuat oleh lumpur ini ketika berjalan keluar. Yaah murup kalau
melihat
- Studi 3D stratigraphic model
- dll
Aku yakin akan sangat banyak data yg dapat diperoleh dan digali dengan
tiga lubang ini.
Pengetahuan ini tentunya akan sangat bermanfaat buat Pak Basuki (KaBag
LitBang PU seorang geolog yg menjadi ketua timnas ini. Pengetahuan
bawah permukaan merupakan basis data beliau untuk menangani dan
mengantisipasi pembuatan konstruksi permukaan nantinya.

Jadi saya sepakat pengeboran relief well ini dilanjutkan dan jangan
terburu-buru untuk mematikan atau dipompakan semen untuk menutup
sebelum kita mendapatkan data-data teknis ini yg aku rasa "harga"nya
sangat mahal. Toh "sudah ada" surface team akan tetap melaksanakan
tugas penanganannya.

Salam
RDP

On 9/14/06, Dwiyatno Rumlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Pak Awang, terimakasih atas keteranganya yang sangat detail.
Saya hanya melihatnya, kalau sumber permasalahan itu tidak diketahui dengan
pasti, bagaimana kita mau menyelesaikanya dengan baik.
Option2 yang dilaksanakan selama ini, ie: snubbing, sidetrack dan relief
well ini seakan-akan meyakini bahwa sumur Banjar Panji-1 lah satu-satunya
yang menyebabkan terjadi mud-eruption. Lha kalau ternyata keyakinan ini
tidak betul, apa ya gak buang2 waktu dan dana saja 

Satu lagi pertanyaan saya pak, gas yang keluar bersama lumpur tersebut, apa
ya memang gas yang dari formasi Tuban Eq. ?!
Kalau melihat data2 gempa yang terekord dalam seismic, benar bahwa juga
setuju dengan pak Awang dengan pilihan yang ketiga bahwa kombinasi antara
gempa dan pemboran sumur Banjar panji-1 lah yang telah menyebabkan
terjadinya mud-eruption.

Salam
Dwiyatno
- Original Message -
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, September 14, 2006 10:45 AM
Subject: [iagi-net-l] Apa Penyebab Semburan Lumpur Panas Sekitar Banjar
Panji ? (was : RE: [iagi-net-l] LUSI lagi)


Pak Dwi,

"Apa penyebab semburan lumpur-air panas di sekitar titik sumur Banjar
Panji ?" adalah pertanyaan "dalam hati" semua orang, sebuah pertanyaan
yang sangat esensial, yang sangat penting. Tetapi, yang tetap dalam
wilayah "abu-abu". Kalau persolannya berlarut-larut seperti sekarang
ini, memang antara lain karena jawaban atas pertanyaan ini yang tetap di
wilayah abu-abu, atau "diabu-abukan ?" Yang ditulis pak Sonny memang
benar, andai jawabannya jelas mestinya persoalannya tak serumit
sekarang.

Diskusi-diskusi soal penyebab semburan lumpur ini sudah dilakukan sejak
tiga bulan lalu, mungkin pak Dwi bisa cek ke arsip-arsip diskusi di
IAGI-net, atau lebih gampangnya klik saja blogspotnya Pak Rovicky.
Hanya, tetap saja tak ada jawaban tegas yang diterima oleh yang lain
bahwa semburan lumpur ini diakibatkan oleh "X" Para ahli geologi, ahli
reservoir, ahli pemboran pun punya pendapat sendiri-sendiri yang bisa
berbeda-beda. Di kalangan ahli geologi pun pendapatnya bisa
berbeda-beda.

Kalau kita ringkaskan dari diskusi-diskusi yang lalu, rasanya ada 3
pendapat soal penyebab semburan ini : (1) karena gempa yang berhubungan
dengan gempa Yogya 27 Mei 2006, (2) karena proses pemboran, termasuk
kelalaian mengikuti prosedur operasi standar (kalau ada), (3) kombinasi
nomo

RE: [iagi-net-l] Apa Penyebab Semburan Lumpur Panas Sekitar Banjar Panji ? (was : RE: [iagi-net-l] LUSI lagi)

2006-09-13 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Dwi,

Gas H2S di wilayah ini rutin terjumpai di batugamping, itu pernah ada di
wilayah PetroChina, Pertamina, maupun Exxon-Mobil. Di sekitar Banjar
Panji, gas H2S muncul juga secara fluktuatif, bisa juga tak muncul sama
sekali. Orang-orang meyakini itu gas H2S dari Kujung I (Prupuh) yang
memang jadi target utama sumur ini. Prupuh lebih tua dari Tuban
limestone di Mudi/Sukowati. 

Katakanlah gas H2S itu dari batugamping yang ditembus di TD Banjar Panji
yang menimbulkan loss. Orang2 mengatakan Kujung di Banjar Panji telah
tertembus, memang jauh drop dibandingkan yang diprediksikan. Tetapi,
data fosil yang di semburan lumpur menunjukkan semuanya umur Pliosen.
Lalu, mengacu ke sumur sebelahnya (Porong-1), karbonat di TD sumur itu
bukanlah Kujung I/Prupuh, tapi lebih muda (umur absolutnya sudah diukur
dengan isotop strontium 16 Ma - late early Miocene) - ekivalen dengan
Tuban carbonate di Sukowati/Mudi.

Gamping di Banjar Panji berdasarkan seismik stratigrafi lintasan seismik
Banjar-Panji dan Porong, memang sedikit lebih tua, tetapi tak akan setua
Kujung I/Prupuh, tetapi tetap akan berkisar di 16-17 Ma. Kujung I harus
lebih tua dari 20 Ma.

Maka betul pak Dwi, gamping di TD banjar Panji itu yang mungkin menjadi
asal H2S adalah ekivalen Tuban/Rancak, dan bukan Kujung I/Prupuh.

Sebelum menyerah, teman2 drilling ingin berusaha dulu mematikan semburan
lumpur ini, walaupun memang kelihatannya buang2 waktu, tenaga, pikiran,
dan dana. Tak bisa melakukan usaha mematikan semburan lumpur ini kalau
mengacu ke kejadian blow out biasa. 

Seorang teman anggota tim peneliti semburan lumpur ini kemarin malah
menginfokan berita yang lebih buruk : terdapat 22 titik semburan baru
(kecil) dan terdapat penurunan 1.2 cm per hari di wilayah ini (!). Benar
atau tidak berita ini, harus dicek lagi.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Dwiyatno Rumlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, September 14, 2006 12:56 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Apa Penyebab Semburan Lumpur Panas Sekitar
Banjar Panji ? (was : RE: [iagi-net-l] LUSI lagi)

Pak Awang, terimakasih atas keteranganya yang sangat detail.
Saya hanya melihatnya, kalau sumber permasalahan itu tidak diketahui
dengan
pasti, bagaimana kita mau menyelesaikanya dengan baik.
Option2 yang dilaksanakan selama ini, ie: snubbing, sidetrack dan relief
well ini seakan-akan meyakini bahwa sumur Banjar Panji-1 lah
satu-satunya
yang menyebabkan terjadi mud-eruption. Lha kalau ternyata keyakinan ini
tidak betul, apa ya gak buang2 waktu dan dana saja 

Satu lagi pertanyaan saya pak, gas yang keluar bersama lumpur tersebut,
apa
ya memang gas yang dari formasi Tuban Eq. ?!
Kalau melihat data2 gempa yang terekord dalam seismic, benar bahwa juga
setuju dengan pak Awang dengan pilihan yang ketiga bahwa kombinasi
antara
gempa dan pemboran sumur Banjar panji-1 lah yang telah menyebabkan
terjadinya mud-eruption.

Salam
Dwiyatno
- Original Message - 
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, September 14, 2006 10:45 AM
Subject: [iagi-net-l] Apa Penyebab Semburan Lumpur Panas Sekitar Banjar
Panji ? (was : RE: [iagi-net-l] LUSI lagi)


Pak Dwi,

"Apa penyebab semburan lumpur-air panas di sekitar titik sumur Banjar
Panji ?" adalah pertanyaan "dalam hati" semua orang, sebuah pertanyaan
yang sangat esensial, yang sangat penting. Tetapi, yang tetap dalam
wilayah "abu-abu". Kalau persolannya berlarut-larut seperti sekarang
ini, memang antara lain karena jawaban atas pertanyaan ini yang tetap di
wilayah abu-abu, atau "diabu-abukan ?" Yang ditulis pak Sonny memang
benar, andai jawabannya jelas mestinya persoalannya tak serumit
sekarang.

Diskusi-diskusi soal penyebab semburan lumpur ini sudah dilakukan sejak
tiga bulan lalu, mungkin pak Dwi bisa cek ke arsip-arsip diskusi di
IAGI-net, atau lebih gampangnya klik saja blogspotnya Pak Rovicky.
Hanya, tetap saja tak ada jawaban tegas yang diterima oleh yang lain
bahwa semburan lumpur ini diakibatkan oleh "X" Para ahli geologi, ahli
reservoir, ahli pemboran pun punya pendapat sendiri-sendiri yang bisa
berbeda-beda. Di kalangan ahli geologi pun pendapatnya bisa
berbeda-beda.

Kalau kita ringkaskan dari diskusi-diskusi yang lalu, rasanya ada 3
pendapat soal penyebab semburan ini : (1) karena gempa yang berhubungan
dengan gempa Yogya 27 Mei 2006, (2) karena proses pemboran, termasuk
kelalaian mengikuti prosedur operasi standar (kalau ada), (3) kombinasi
nomor 1 dan 2, (4) hidrotermal yang berhubungan dengan sistem panas bumi
Kompleks Gunung Anjasmoro.

Saya kebetulan punya akses kepada semua data baik yang dipublikasi
maupun yang tidak dipublikasi, baik yang bisa untuk konsumsi umum maupun
yang rahasia, termasuk data kegempaan maupun data pemboran. Saya pernah
ulas pendapat saya soal asal semburan lumpur ini baik yang berhubungan
dengan kegempaan maupun proses pemboran. Dan, saya ada di nomor 

Re: [iagi-net-l] Apa Penyebab Semburan Lumpur Panas Sekitar Banjar Panji ? (was : RE: [iagi-net-l] LUSI lagi)

2006-09-13 Terurut Topik Dwiyatno Rumlan
Pak Awang, terimakasih atas keteranganya yang sangat detail.
Saya hanya melihatnya, kalau sumber permasalahan itu tidak diketahui dengan
pasti, bagaimana kita mau menyelesaikanya dengan baik.
Option2 yang dilaksanakan selama ini, ie: snubbing, sidetrack dan relief
well ini seakan-akan meyakini bahwa sumur Banjar Panji-1 lah satu-satunya
yang menyebabkan terjadi mud-eruption. Lha kalau ternyata keyakinan ini
tidak betul, apa ya gak buang2 waktu dan dana saja 

Satu lagi pertanyaan saya pak, gas yang keluar bersama lumpur tersebut, apa
ya memang gas yang dari formasi Tuban Eq. ?!
Kalau melihat data2 gempa yang terekord dalam seismic, benar bahwa juga
setuju dengan pak Awang dengan pilihan yang ketiga bahwa kombinasi antara
gempa dan pemboran sumur Banjar panji-1 lah yang telah menyebabkan
terjadinya mud-eruption.

Salam
Dwiyatno
- Original Message - 
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, September 14, 2006 10:45 AM
Subject: [iagi-net-l] Apa Penyebab Semburan Lumpur Panas Sekitar Banjar
Panji ? (was : RE: [iagi-net-l] LUSI lagi)


Pak Dwi,

"Apa penyebab semburan lumpur-air panas di sekitar titik sumur Banjar
Panji ?" adalah pertanyaan "dalam hati" semua orang, sebuah pertanyaan
yang sangat esensial, yang sangat penting. Tetapi, yang tetap dalam
wilayah "abu-abu". Kalau persolannya berlarut-larut seperti sekarang
ini, memang antara lain karena jawaban atas pertanyaan ini yang tetap di
wilayah abu-abu, atau "diabu-abukan ?" Yang ditulis pak Sonny memang
benar, andai jawabannya jelas mestinya persoalannya tak serumit
sekarang.

Diskusi-diskusi soal penyebab semburan lumpur ini sudah dilakukan sejak
tiga bulan lalu, mungkin pak Dwi bisa cek ke arsip-arsip diskusi di
IAGI-net, atau lebih gampangnya klik saja blogspotnya Pak Rovicky.
Hanya, tetap saja tak ada jawaban tegas yang diterima oleh yang lain
bahwa semburan lumpur ini diakibatkan oleh "X" Para ahli geologi, ahli
reservoir, ahli pemboran pun punya pendapat sendiri-sendiri yang bisa
berbeda-beda. Di kalangan ahli geologi pun pendapatnya bisa
berbeda-beda.

Kalau kita ringkaskan dari diskusi-diskusi yang lalu, rasanya ada 3
pendapat soal penyebab semburan ini : (1) karena gempa yang berhubungan
dengan gempa Yogya 27 Mei 2006, (2) karena proses pemboran, termasuk
kelalaian mengikuti prosedur operasi standar (kalau ada), (3) kombinasi
nomor 1 dan 2, (4) hidrotermal yang berhubungan dengan sistem panas bumi
Kompleks Gunung Anjasmoro.

Saya kebetulan punya akses kepada semua data baik yang dipublikasi
maupun yang tidak dipublikasi, baik yang bisa untuk konsumsi umum maupun
yang rahasia, termasuk data kegempaan maupun data pemboran. Saya pernah
ulas pendapat saya soal asal semburan lumpur ini baik yang berhubungan
dengan kegempaan maupun proses pemboran. Dan, saya ada di nomor (3).

IAGI, melalui Pak Edy Sunardi - ketua komisi pengembangan keilmuan IAGI
- telah mengeluarkan pendapat resmi bahwa kasus semburan lumpur di
sekitar sumur Banjarpanji itu adalah berhubungan dengan erupsi mud
volcano. Tetapi, IAGI pun tak mengeluarkan pendapat soal apa penyebab
semburan lumpur tersebut. Atau, mengapa erupsi mud volcano itu terjadi.

Sebuah data baru dibagi kepada saya dua hari lalu dari seorang kawan di
oil company sekitar Jawa Timur (offshore East Java Sea, utara Gresik).
Oil company ini sedang merekam data seismik di wilayahnya pada pagi hari
gempa berkekuatan 5,9 SR menggoncang Yogyakarta dan sekitarnya (Sabtu 27
Mei 2006 pukul 05:54:02 WIB). Di wilayah Lapindo, saat itu sumur Banjar
Panji-1 sedang dalam proses pengeboran.

Rekaman seismik di suatu SP (shot point) di wilayah offshore East Java
Sea ini pada pukul 05:54:31 WIB sampai 05:54:36 WIB menghasilkan
tampilan first arrival gelombang seismik yang wajar. Namun, berselang
beberapa detik kemudian, saat merekam pada SP berikutnya, tepat pada
pukul 05:54:51, tampilan first arrival gelombang seismik di SP tersebut
di samping menampilkan gelombang seismik hasil perekaman, juga
terkombinasi secara dominan oleh gelombang seismik lain dengan frekuensi
yang relatif jauh lebih rendah dibandingkan gelombang seismik hasil
perekaman. Gelombang lain apa itu ? Diyakini, itu bukan surface effect
di sekitar wilayah perekaman seismik yang menimbulkan noise. Tetapi, ini
gelombang gempa yang berpropagasi dari episentrum sekitar Yogyakarta.
Runtunan waktunya tepat antara kejadian gempa dan masuknya gelombang
gempa ke perekaman seismik. Dihitung-hitung, lokasi perekaman seismik
adalah di 286 km timurlaut episentrum Yogyakarta, gelombang gempa
mengganggu rekaman seismik setelah 34 - 39 detik kejadian pertama gempa
menggoncang Yogyakarta. Maka, kecepatan propagasi gelombang gempa ke
wilayah ini antara 7333 m/detik dan 8412 m/detik.

Saya pernah menulis, propagasi gelombang gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 ke
arah timur dan timurlaut dari Yogyakarta;  ternyata tercatat juga oleh
kru seismik di wilayah offshore East Java Sea itu, tercatat di beberapa
stasiun BMG di wilayah