RE: [keluarga-islam] ~~( MAKKAH khusyuknya makin hilang )~~

2007-03-26 Terurut Topik Kartika, Bambang
Kira-kira siapa yayang suka menghancurkan bukti-bukti sejarah islam?
 

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Nashir 
Ahmad M.
Sent: Saturday, March 24, 2007 10:37 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] ~~( MAKKAH khusyuknya makin hilang )~~





Penggalan tanya jawab:
 
TANYA:

1.  Ada yg mengatakan, saat ini Saudi telah berutang banyak kepada USA, 
yaitu dari pembayaran keamanan/perlindungan negaranya dari agresi iran/irak. 
Pertanyaannya kenapa tanah haram dibiarkan dikuasai orang2 yg tidak senang 
shalawat (maulid), atau apa hikmah dibalik semua ini. Mohon pendapat. 

2.  Mengenai perluasan pemukiman jamaah haji di Muasyim, Mina. Apakah 
dibenarkan diperluas atau bagaimana seharusnya.  

JAWAB:
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Limpahan keagungan Rahmat Nya swt semoga selalu terlimpah pada anda ,

Saudaraku yg kumuliakan,
Setiap kejadian adalah hikmah ilahiah, menunjukkan bahwa Dunia bukanlah hakekat 
kemuliaan dan kehdiupan, Makkah dan madinah di tangan orang fasiq, dan Masjidil 
Aqsha ditangan Yahudi, demikian hingga kebangkitan Imam Mahdiy di akhir zaman 
yg disusul oleh kebangkitan Isa bin Maryam as, demikian pula khilafah islamiyah 
yg tidak bertahan lama.

Namun Khilafah Batiniyah tetap jaya didalam sanubari, para pecinta Rasul saw 
tetap ada sepanjang zaman, para hamba yg ruku dan sujud dalam kekhusyuan tetap 
ada setiap masa, tanpa terpaku pada Makkah, Madinah, dan Al Aqsha, inilah salah 
satu hikmahnya 

Mengenai perluasan pemukiman jamaah haji di Mina tidak dibenarkan dalam 
syariah, demikian dalam madzhab syafii, karena Mina mempunyai medan tertentu, 
demikian pula Medan Arafah, namun bila betul betul Mina sudah tak lagi mampu 
memampungnya maka mestilah ada toleransi dalam keadaan darurat oleh para 
fuqaha, karena dalam keadaan darurat syariah selalu mempunyai jalan keluarnya.
 
 
 

Treesy K<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Assalamu'alaykum wrwb
 
Tahukah anda? Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas

Tahukah anda? Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas
Oleh : Redaksi 12 Mar, 07 - 5:00 pm 
"Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas, " begitulah pernyataan yang 
dilontarkan Ali al-Ahmad, direktur Institute for Gulf Affairs-lembaga riset 
oposisi Saudi- yang berbasis di Washington, melihat perkembangan kota suci 
Makkah saat ini. 
 
Kota Makkah yang menyandang sebutan kota suci dan menjadi pusat ibadah haji 
umat Islam di seluruh dunia, ketenangan dan kekhusyuk-annya makin terkikis, 
Ka'bah yang terletak di tengah masjid Haram dan menjadi arah sholat Muslim 
sedunia, semakin tenggelam oleh berdirinya gedung-gedung tinggi. 
Menurutnya, perkembangan kota Makkah sekarang adalah sebuah bencana. "Hal ini 
akan memberikan pengaruh buruk bagi umat Islam. Ketika mereka ke Makkah mereka 
tidak punya perasaan apapun, tidak ada keunikan lagi. Apa yang anda lihat cuma 
semen dan kaca, " ujar Ahmad serius. 
Ahmad cukup beralasan melontarkan pernyataannya itu, karena kota Makkah saat 
ini makin penuh dengan bangunan-bangunan tinggi mulai dari hotel, pusat 
perbelanjaan dan toko-toko besar yang menjual produk Barat. Sebut saja kedai 
kopi Starbucks, Cartier and Tiffany, H&M dan Topshop. 
 
  
Pusat perbelanjaan Abraj Al-Bait 
Pusat perbelanjaan Abraj Al-Bait ( www.abrajalbait. 
 com ), salah satu mall terbesar di Saudi yang 
baru dibuka menjelang musim haji bulan Desember 2006 kemarin, nampak megah 
dengan monitor-monitor televisi flat, cahaya lampu-lampu neon, dengan pusat 
hiburan, resto-resto cepat saji, bahkan toko pakaian dalam. 
Pusat perbelanjaan itu, nantinya juga akan dilengkapi dengan kompleks hotel 
yang menjulang tinggi. Bahkan kompleks bangunan yang rencananya selesai tahun 
2009 nanti, akan menjadi gedung tertinggi ketujuh di seluruh dunia, dilengkapi 
dengan fasilitas rumah sakit dan tempat sholat yang luas. 
 
Seluruh pegunungan di dekat Jabal Omar, kini sudah diratakan. Di lokasi itu 
juga akan dibangun kompleks hotel dan lebih dari 130 gedung-gedung tinggi baru. 
Kota Makkah yang menyandang sebutan kota suci dan menjadi pusat ibadah haji 
umat Islam di seluruh dunia, ketenangan dan kekhusyuk-annya makin terkikis, 
Ka'bah yang terletak di tengah masjid Haram dan menjadi arah sholat Muslim 
sedunia, semakin tenggelam oleh berdirinya gedung-gedung tinggi. 
"Ini adalah akhir dari Makkah, " kata Irfan Ahmad dari London, pendiri Islamic 
Heritage Foundation, yang secara khusus aktivitasnya mempertahankan 
peninggalan-peninggalan bersejarah di Makkah, Madinah dan tempat-tempat lainnya 
di Arab Saudi. 
 
"Sebelumnya, bahkan pada masa Ustmani, tak satu pun gedung-gedung di Makkah 
yang tingginya melebihi tinggi Masjid Haram. Sekarang, banyak gedung yang lebih 
tinggi dari Masjid Haram dan tidak menghormati keberadaan masjid itu, " tukas 
Irfan. 
 
Uang, tentu saja menjadi motivasi utama boomingnya gedung-gedung tinggi di 
Makkah. Karena 

[keluarga-islam] Islam Liberal : Hawa Nafsu Berkedok Ilmu

2007-03-26 Terurut Topik Ahmadi Agung
 


Islam Liberal : Hawa Nafsu Berkedok Ilmu


 image  "Allah 
menciptakan malaikat dengan menyertakan akal tanpa hawa nafsu. Dan menciptakan 
binatang dengan menyertakan hawa nafsu tanpa akal. Sedangkan Allah menciptakan 
manusia dengan menyertakan akal dan hawa nafsu sekaligus. Maka barangsiapa yang 
ilmunya menguasai hawa nafsu maka dia lebih baik dari malaikat dan barangsiapa 
hawa nafsunya mengalahkan ilmunya maka dia lebih buruk dari binatang." Demikian 
Malik bin Dinar t mendudukkan manusia.

Jika malaikat senantiasa taat, itu karena mereka diciptakan tanpa disertai hawa 
nafsu yang menentangnya, tetapi manusia yang dititahkan disertai hawa nafsu 
lalu dia mampu menundukkan nafsu dengan ilmunya, maka dia manusia istimewa. 
Demikian pula halnya, menjadi kewajaran jika binatang hanya makan dan menuruti 
syahwatnya, karena memang mereka diciptakan tanpa diberi akal. 

Tetapi manusia yang diberi akal lalu hanya memperturutkan hawa nafsunya maka 
binatang lebih baik darinya. Allah berfirman:

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin 
dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami 
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya 
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga 
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu 
seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi." (al-A'raf: 179)



Ilmu VS Hawa Nafsu


Allah menghendaki agar manusia mau mengendalikan hawa nafsu dengan ilmunya, 
namun setan berusaha menggiring manusia untuk memperturutkan hawa nafsunya. 
Ilmu dan hawa nafsu senantiasa berebut untuk meraih hegemoni, selalu bertarung 
untuk dapat mendominasi jiwa manusia. Yang paling celaka adalah ketika hawa 
nafsu yang bertahta dalam jiwa manusia, menjadi raja yang menjadi sesembahannya:

"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya 
dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun." (al-Qashash: 50) 

Pertarungan tersebut bukan saja terjadi pada masing-masing jiwa manusia, namun 
juga membumi. Jika hawa nafsu banyak menguasai mayoritas manusia di bumi, maka 
bisa jadi hawa nafsu yang memegang kendali dan merajai. 

Ibnu Mas'ud pernah berkata di hadapan sahabat dan tabi'in: "Sesungguhnya kalian 
hidup di suatu zaman di mana kebanaran yang menguasai hawa nafsu, namun kelak 
akan ada suatu zaman di mana hawa nafsu yang merajai kebenaran."

Rupanya zaman itu sudah sampai. Lihat saja, setiap kali terjadi perang opini, 
maka pemuja hawa nafsu lebih banyak pendukungnya, para pengumbar nafsu paling 
banyak dijadikan idola.



Hawa Nafsu Dikemas dengan Ilmu


Proyek meng'hawa-nafsu'kan dunia ditempuh setan dengan banyak cara sekaligus 
menunjuk arsitek dan para pekerjanya. Di antara cara tersebut adalah membungkus 
hawa nafsu dengan kedok ilmu. Tugas ini diemban oleh 'syaithan nathiq' (setan 
bicara) yang melegalkan hawa nafsu atas nama ilmu. Dengan kemasan ini, kampanye 
setan untuk menggolkan hawa nafsu sebagai penguasa sukses dengan kemenangan 
telak.

Kasus pornografi misalnya. Definisi dan batasan istilah ini diperdebatkan, 
namun hanya satu tujuan setan, memenangkan opini bahwa 'tidak ada yang layak 
dikatakan porno'. Statemen yang paling efektif untuk ini adalah pernyataan 
bahwa 'batasan pornorafi itu relatif.' 

Cermatilah, bagaimana setan mengajari murid-muridnya untuk berargumen. Ketika 
seorang model yang suka tampil vulgar ditanya tentang sikap masyarakat yang 
memandang tabu dan mem'porno'kan gayanya, dia menjawab: "Terserah mereka, 
tinggal dari sisi mana mereka menilai. Kalau mereka 'positif thinking' 
(husnudzhon) ya mereka menganggapnya baik, tapi kalau sudah 'negatif thinking' 
(su'udzhon) duluan, ya...apa-apa dikatakan jelek." Inilah hawa nafsu yang 
dikemas dengan 'ilmu'. Mereka hanya ingin berkelit dari hukum manusia, tetapi 
mereka tak mungkin bisa lari dari hukuman Allah. 

Tidak jarang pula bahkan, orang-orang yang se-tipe dengannya menganggap 
masyarakat yang anti pornografi sebagai kaum munafik, 'toh sebenarnya mereka 
juga demen', katanya. Tetapi, munafik yang sebenarnya adalah mereka yang tidak 
mau taat kepada norma yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya, bahkan 
menghalangi orang-orang darinya, firman Allah:

"Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang 
Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang 
munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu." 
(an-Nisa': 61)



Dilegalkan Para Cendekiawan


Wajar jika pernyataan-pernyataan sumbang seperti beberapa contoh di atas muncul 
dari orang-orang yang notabene memang jauh dari bangku pondok pesantren, atau 
jarang mencicipi pengetahuan agama. Yang aneh adalah orang-orang yang 
ditokohkan dalam hal agama ikut-ikutan pula mempromosikan hawa nafsu berkedok 
ilmu. Tentunya dengan gaya yang leb

[keluarga-islam] Re: KESESATAN WAHABI

2007-03-26 Terurut Topik Nashir Ahmad M.
WAHABI :
  Allah itu adanya di LANGIT dan di ATAS ARSY. 
  Itulah keterangan yang benar sesuai dengan informasi yang 
  Allah SWT tetapkan sendiri dalam Al-Quran Al-Kariem. 
  QS. Al-Araf : 54,  QS. Yunus : 3, QS. Ar-Ra'd : 2,  QS. Thaha : 5 DLL.
  
==---

   
  JAWABAN WAHABI :
   
  Limpahan Rahmat Nya swt semoga selalu tercurah pada anda dan keluarga,

Saudaraku yg kumuliakan,
Mengenai ayat mutasyabih yg sebenarnya para Imam dan Muhadditsin selalu 
berusaha menghindari untuk membahasnya, namun justru sangat digandrungi oleh 
sebagian kelompok muslimin sesat masa kini, mereka selalu mencoba menusuk 
kepada jantung tauhid yg sedikit saja salah memahami maka akan terjatuh dalam 
jurang kemusyrikan, seperti membahas bahwa Allah ada dilangit, mempunyai 
tangan, wajah dll yg hanya membuat kerancuan dalam kesucian Tauhid ilahi pada 
benak muslimin, akan tetapi karena semaraknya masalah ini diangkat ke 
permukaan, maka perlu kita perjelas mengenai ayat ayat dan hadits tersebut. 

Sebagaimana makna Istiwa, yg sebagian kaum muslimin sesat sangat gemar 
membahasnya dan mengatakan bahwa Allah itu bersemayam di Arsy, dengan 
menafsirkan kalimat ”ISTIWA” dengan makna ”BERSEMAYAM, entah darimana pula 
mereka menemukan makna kalimat Istawa adalah semayam, padahal tak mungkin kita 
katakan bahwa Allah itu bersemayam disuatu tempat, karena bertentangan dengan 
ayat ayat dan Nash hadits lain, bila kita mengatakan Allah ada di Arsy, maka 
dimana Allah sebelum Arsy itu ada?, dan berarti Allah membutuhkan ruang, 
berarti berwujud seperti makhluk, sedangkan dalam hadits qudsiy disebutkan 
Allah swt turun kelangit yg terendah saat sepertiga malam terakhir, sebagaimana 
diriwayatkan dalam Shahih Muslim hadits no.758, sedangkan kita memahami bahwa 
waktu di permukaan bumi terus bergilir, 
maka bila disuatu tempat adalah tengah malam, maka waktu tengah malam itu tidak 
sirna, tapi terus berpindah ke arah barat dan terus ke yang lebih barat, 
tentulah berarti Allah itu selalu bergelantungan mengitari Bumi di langit yg 
terendah, maka semakin ranculah pemahaman ini, dan menunjukkan rapuhnya 
pemahaman mereka, jelaslah bahwa hujjah yg mengatakan Allah ada di Arsy telah 
bertentangan dg hadits qudsiy diatas, yg berarti Allah itu tetap di langit yg 
terendah dan tak pernah kembali ke Arsy, sedangkan ayat itu mengatakan bahwa 
Allah ada di Arsy, dan hadits Qudsiy mengatakan Allah dilangit yg terendah.

Berkata Al hafidh Almuhaddits Al Imam Malik rahimahullah ketika datang 
seseorang yg bertanya makna ayat : ”Arrahmaanu ’alal Arsyistawa”, Imam Malik 
menjawab : ”Majhul, Ma’qul (tdk diketahui maknanya, dan tidak boleh 
mengatakannya mustahil), percaya akannya wajib, bertanya tentang ini adalah 
Bid’ah Munkarah, dan kulihat engkau ini orang jahat, keluarkan dia..!”, (Tafsir 
imam Qurtubi Juz 1 hal 254, Fathul Bari ALmasyhur Juz 13 hal 407) demikian 
ucapan Imam Malik pada penanya ini, hingga ia mengatakannya : ”kulihat engkau 
ini orang jahat”, lalu mengusirnya, tentunya seorang Imam Mulia yg menjadi Guru 
Imam Syafii ini tak sembarang mengatakan ucapan seperti itu, kecuali menjadi 
dalil bagi kita bahwa hanya orang orang yg tidak baik yg mempermasalahkan 
masalah ini.

Lalu bagaimana dengan firman Nya : ”Mereka yg berbai’at padamu sungguh mereka 
telah berbai’at pada Allah, Tangan Allah diatas tangan mereka” (QS Al Fath 10), 
dan disaat Bai’at itu tak pernah teriwayatkan bahwa ada tangan turun dari 
langit yg turut berbai’at pada sahabat.

Juga sebagaimana hadits qudsiy yg mana Allah berfirman : ”Barangsiapa memusuhi 
waliku sungguh kuumumkan perang kepadanya, tiadalah hamba Ku mendekat kepada Ku 
dengan hal hal yg fardhu, dan Hamba Ku terus mendekat kepada Ku dengan hal hal 
yg sunnah baginya hingga Aku mencintainya, bila Aku mencintainya maka aku 
menjadi telinganya yg ia gunakan untuk mendengar, dan matanya yg ia gunakan 
untuk melihat, dan menjadi tangannya yg ia gunakan untuk memerangi, dan kakinya 
yg ia gunakan untuk melangkah, bila ia meminta pada Ku niscaya kuberi 
permintaannya” (shahih Bukhari hadits no.6137)
Maka hadits Qudsiy diatas tentunya jelas jelas menunjukkan bahwa pendengaran, 
penglihatan, dan panca indera lainnya, bagi mereka yg taat pada Allah akan 
dilimpahi cahaya kemegahan Allah, pertolongan Allah, kekuatan Allah, keberkahan 
Allah, dan sungguh maknanya bukanlah berarti Allah menjadi telinga, mata, 
tangan dan kakinya.

Masalah ayat/hadist tasybih (tangan/wajah) dalam ilmu tauhid terdapat dua 
pendapat dalam menafsirkannya.
1.Pendapat Tafwidh ma’a tanzih
2.Pendapat Ta’wil

1. Madzhab tafwidh ma’a tanzih yaitu mengambil dhahir lafadz dan menyerahkan 
maknanya kpd Allah swt, dg i’tiqad tanzih (mensucikan Allah dari segala 
penyerupaan)
Ditanyakan kepada Imam Ahmad bin Hanbal masalah hadist sifat, ia berkata 
”Nu;minu biha wa nushoddiq biha bilaa kaif wala makna”, (Kita percaya dg hal 
itu, dan membenarkannya tanpa menanyakannya bagaimana, dan tanpa makna) Madzhab 
inilah yg juga di pegang oleh Imam

[keluarga-islam] JIL, CIA, Asia Foundation dan Imperialisme Barat

2007-03-26 Terurut Topik Ahmadi Agung
 


JIL, CIA, Asia Foundation dan Imperialisme Barat
  Kritik & Investigasi Oleh :  
 Redaksi 17 Nov 2004 - 12:30 am

 image  

Dari segi ide besarnya, JIL lebih mirip kepanjangan imperalisme Barat atas 
dunia Islam yang dicarikan bentuk pembenarannya dari khazanah Islam. Dasi segi 
politis, ada benang merah dengan CIA. Benarkah?

Setelah sekian taun JIL (Jaringan Islam Liberal) mendeklarasikan keberadaanya 
--didirikan sekitar Maret 2001-kini, mulai nampak tanda-tanda keberhasilannya. 
Setidaknya, fenomena-fenomena baru yang sangat gamblang --yang semula nampak 
dengan 'malu-malu'-kini sudah banyak dirasakan. Salah satu impact penting yang 
timbul dari lahirnya gudang pemikiran itu adalah lahirnya atmosfir 'konyol' 
yang oleh kebanyakan pengikutnya disebut dengan istilah "kekritisan berfikir". 

Atmosfir baru sebagian kaum terpelajar muslim, kini, seakan-akan ada perubahan 
mendadak. Terutama cara mereka berfikir, berargumen. 

Tiba-tiba mereka terlihat begitu semangat 'mengkritisi' Al-Qur'an, menolak 
beberapa nash hadits-hadish shahih, serta menuduh para ulama' sebagai kelompok 
konserfatif. Anak-anak muslim 'terpelajar' itu juga terlihat sangat antusias 
berbicara, berdiskusi, mengadakan seminar, workshop, lokakarya untuk membahas 
tema-tema demokrasi, kebebasan berekspresi, skularisasi, pluralisme, dan 
kesetaraan gender. Mereka bahkan teramat sibuk bergelut dengan 
referensi-referensi liberal. Bacaan-bacaan wajib mereka, kini Tahrirul Mar'ah 
milik Qasim Amin, The Spirit of Islam-nya Amir Ali, serta Al Islam wa Ushul Al 
Hukmi yang sesungguhnya hanya jiplakan dari tulisan orientalis Inggris Thomas 
W. Arnold. Nama-nama semisal, Sayid Ahmad Khand, Arkeun, Ali Abdul Razik, 
Charles Kuzman, Fatimah Marnissi, Nasir Hamid Abu Zaid dan Fadzlurrahman 
seolah-olah "kitab suci" baru yang kini melekat di otak mereka. Di saat yang 
sama, mereka mulai tampak malas menelaah Al-Qur'an, bahkan boleh jadi mules 
(muak, red) jika mendengar dalil-dalil dari hadits. Yang jelas, mereka begitu 
percaya diri dengan identitas itu, dan begitu bangga disebut liberal. 

Sebuah pertanyaan penting yang kerap ada dalam kepala orang adalah; "Apakah 
program-program JIL perpanjangan imperialisme barat? Apakah identitas Islam 
hanya kedok untuk meloloskan ideologi kapitalis?. Sudah barangtentu akan banyak 
dalih yang mereka kemukakan. 



Perpanjangan Imperialis


 image  Kalau boleh 
jujur, sebenarnya, ide-ide besar JIL dapat dipahami dalam kerangka kepanjangan 
imperalisme Barat atas Dunia Islam, yang pada gilirannya, dicari-cari bemtuk 
pembenarannya dari khazanah Islam. 

Kalau kita mengamati dengan seksama tentang agenda-agenda JIL, maka kita akan 
menemukan korelasi antara imperialisme barat dan agenda JIL. Luthfi 
Asy-Syaukanie, salah satu motor JIL pernah menyebut dengan jujur empat agenda 
utama lahirnya Islam Liberal. Pertama, agenda politik, Kedua, agenda toleransi 
agama, Ketiga, agenda emansipasi wanita, dan Keempat, agenda kebebasan 
berekpresi. 

Dalam agenda politik, misalnya, kaum muslimin "diarahkan" oleh JIL untuk 
mempercayai sekularisme, dan menolak sistem pemerintahan Islam (Khilafah). 
Dalam agenda plurarisme, kelompok ini menyeru bahwa semua agama adalah benar, 
tidak boleh ada truth claim. Agenda emansipasi wanita, seperti menyamaratakan 
secara absolut peran atau hak pria dan wanita tanpa kecuali, dan agenda 
kebebasan berekspresi, seperti hak untuk tidak beragama, tak jauh bedanya 
dengan agenda politik di atas. Semua ide-ide ini pada ujung-ujungnya, pada 
muaranya, kembali kepada ideologi dan kepentingan imperialis. 

 image  Karena 
itu, sulit sekali-untuk untuk tidak mengatakan --minimal mustahil-- mencari 
akar pemikiran-pemikiran tersebut dari Islam itu sendiri secara murni, kecuali 
setelah melalui pemerkosaan teks-teks Al-Qur'an dan As-Sunnah. Misalnya teologi 
pluralisme yang menganggap semua agama benar, sebenarnya berasal dari hasil 
Konsili Vatikan II 1963-1965) yang merevisi prinsip extra ecclesium nulla salus 
(di luar Katolik tak ada keselamatan) menjadi teologi inklusif-pluralis, yang 
menyatakan keselamatan dimungkinkan ada di luar Katolik. (Islam Liberal: 
"Sejarah, Konsepsi dan Penyimpangannya", Adian Husaini dan Nuim Hidayat).

Selain itu, dari kerangka ideologi, ide-ide JIL sendiri, dapatlah kiranya 
dinyatakan sebagai ide-ide kapitalisme. Luthfi Asy-Syaukanie dalam bukunya 
Wajah Liberal Islam di Indonesia (2002) telah berhasil menyajikan deskripsi dan 
peta ide-ide JIL. Jika dikritisi, kesimpulannya adalah di sana ada banyak 
contekan sempurna terhadap ideologi kapitalisme. Tentu ada kreativitas dan 
modifikasi. Khususnya pencarian ayat atau hadits atau preseden sejarah yang 
kemudian ditafsirkan secara paksa agar cocok dengan kapitalisme

[keluarga-islam] Re: Perkataan dusta (dajjal) seputar MAULID dan bantahannya

2007-03-26 Terurut Topik dodindra
Ass Wr Wb

Terima kasih Om Abu Yahya atas penjelasannyaya ini baru sip,
saling mengisi, asih-asah- dan asuh dalam menuntut ilmu, alhamdulillah...

Om, coba dirunutkapan sih Kalender Hijriah dimulai ??
Nabi SAW masih ada apa beliau sudah tiada ? Ini kalau bicara soal
tanggal kelahiran beliau

Boleh gak Om mengambil dalil secara Qiyyas atau Mahfum ?
Apa makna Alloh menceriterakan tentang kelahiran para Nabinya ? Apa
makna Nabi SAW memerintahkan mengadakan pesta Aqiqoh untuk kelahiran
putra-putri kaum Muslim ?

Nah, cara inilah salah satu yang digunakan untuk mengetahui, apa Nabi
Mensyukuri Kelahirannya, yang berkembang dengan adanya Peringatan
Maulid Nabi SAW tersebut, ini salah satu cara mengambil dalilnya,
perkara setuju atau tidak, kan kembali kemasing2 yang meyakininya.
Jadi,masalahnya bukan mampu atau tidak mampu mendatangkan dalil,
karena dalil itu sudah tersedia dalam Al Qur'an dan As Sunnah,
masalahnya adalah MAU atau TIDAK MAU MENGGUNAKAN DALIL yang ada dan
MEMAHAMInya, sebagai HIKMAH untuk MEMULYAKAN DAN MENCINTAI ALLOH DAN
ROSULNYA.

Sekali lagi, mohon maaf kalau ada kesalahan, semoga Alloh mengampuni
saya, dan menolong kita untuk memperoleh pemahaman yang lurus, 
amiin.
Semoga Alloh menetapkan kita semua di siroothol mustaqiimNYA. Dan
mempersatukan kita dalam ISLAM. Amiin.
 
Selamat memuliakan RosulNYA, dengan menyambut Maulid Nabi, 12
Robiul'awal 1428H,
 
Ya Nabi Salam Alaika
Ya Rosuul salam alaika
Ya Habiib salam alaika
Sholawatulloh alaika
wasalamualaykum wr.wb.
 
dodi indra
yangfaqirdanbarubelajarhidup


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Abu Yahya Adz-Dzahabi"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> On 3/26/07, Abu Syibr <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Om Abu, ini mau menunjukkan bantahan akan Atsar Sahabat pada kitab
> yang Om tuliskan ((Lihat *an-Nikmatul Kubro 'Alal'Alami *oleh Al Imam
> 'Alim Al 'Alamah Shabuddin Ahmad ibnu Hajar Al Haitami Asy Syafie hal.
> 7) atau gimana tho OM ?
> 
> Jawab
> Semua orang yang mengarang buku tentang maulid (ULTAH) Nabi tidak mampu
> mendatangkan satu alasanpun yang berdasarkan kepada dalil yang
syar'i dan
> kuat, bersamaan dengan itu mereka semua mengakui bahwa perayaan maulid
> adalah sebuah bid'ah, sehingga mereka membikin syarat-syarat yang sangat
> sulit dalam perayaannya.  (lihat Maa hukmul Ihtifal bi maulidin Nabiy,
> ditulis oleh al-Imam Syaukani -rahimahulloh)
> 
> Ibnu Hajar al-Asqolany tentang hukum ULTAH NABI yang dinukil oleh As
suyuthy
> dalam kitabnya Husnul maqsad fi 'amalil maulid di situ Ia katakan: "Asal
> perbuatan maulid adalah bid'ah  tidak seorang pun dari generasi salafus
> sholeh yang melakukannya dalam tiga abad pertama. Lihat al hawy lil
fatawa
> (1 / 196).
> 
> Demikian Fatwa Syaikh Zhohiruddin Ja'far Al Tizmanty tentang ULTAH Nabi
> "melakukan maulid tidak pernah dilakukan oleh generasi Islam pertama
dari
> salafus sholih, sedangkan mereka adalah orang yang jauh lebih
menghormati
> dan mencintai nabi shallalahu'alayhi wasallam, yang mana kecintaan dan
> penghormatan salah seorang diantara mereka terhadap nabi
shallalahu'alayhi
> wasallam, tidak terjangkau oleh kita sekarang ini, walau hanya
> secuil.Ungkapan ini dinukilkan dari Ibnu At Thobaahk dan Al Tizmanty
> oleh pengarang
> kitab Subulul huda war rosyad Fi sirah khairil 'ibadah (1 / 441-442).
> 
> Dalil yang menunjukkan bahwa orang-orang salaf (generasi Islam yang
pertama
> ) tidak pernah membedakan antara malam maulid (seandainya ada) dengan
> malam-malam yang lainnya yaitu perbedaan mereka dalam menentukan malam
> tersebut (seperti yang dialami zaman sekarang ini), seperti
berpendapat pada
> bulan Ramadhan dan sebagian yang lain berpendapat pada bulan Rabi'ul
awal,
> kemudian mereka berbeda pendapat lagi tentang tanggalnya, kalau
seandainya
> mereka melakukan ibadah tertentu pada hari lahirnya nabi Muhammad
> shallallahu 'alayhi wa sallam, tentu hari tersebut diketahui secara
masyhur
> dan tidak akan terjadi perbedaan pendapat tentang hari tersebut
> 
> "LAU KANA KHOIRON LASABAQUNAA ILAIH !! "
> 
> Abu Yahya adz-Dzahabi
>




RE: [keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW

2007-03-26 Terurut Topik Kartika, Bambang
Ada apalagi nih,.
 

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan
Sent: Monday, March 26, 2007 2:18 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW



he he he...
jangan marah dong Om... :-)

ibadah sholat, puasa, dan yang wajib mau pun yang sunat kan sudah ada aturannya.
kalo masih berpendapat sholat subuh boleh dilakukan 20 rokaat dengan mengambil 
alasan bagus sekalian olah raga, ya ga usah jadi deh ngobrol nya 

yang saya tanya adalah ada bedanya ga ibadah dengan amal..?
ah, gitu aja kok sewot... :-p

buat yang laen, ada yang mau jawab?

salam
:-)





On 3/26/07, Risdy < [EMAIL PROTECTED]  com> wrote: 

ya udah sono, mendingan sholat tarawih yg 23 rakaat, khan lebih banyak
klo pake akal khan yg lebih banyak itu lebih baik
sehingga sholat shubuh juta mendingan 20 rakaat,
khan sekalian olah raga, gerak badan, dan itu bagus khan?? :) 




On 3/26/07, Ramdan <   [EMAIL PROTECTED]> wrote: 

he he he...
di ayat itu dijelaskan "yang lebih baik amalnya", bukan yang lebih berkualitas 
ibadahnya. :-)
apakah Om Risdy berpendapat bahwa amal dan ibadah itu sama..?






On 3/26/07, Risdy < [EMAIL PROTECTED]  com> wrote: 

surat al-mulk, ayat 2 "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, 
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha 
Pengampun"

emang apa artinya ahsanu amala???




On 3/26/07, Ramdan <   [EMAIL PROTECTED]> wrote: 

Kang Risdy,

mohon maaf, mana referensinya bahwa "Allah mengukur hamba-Nya, dari kualitas 
ibadah seorang hamba,
bukan dari banyaknya"

salam
:-)





On 3/26/07, Risdy < [EMAIL PROTECTED]  com> wrote: 

yup, intinya mah, kembalikan ke al-Quran dan as-Sunnah, gitu aja koq repot
lagian, klo banyak yg beranggapan bahwa itu gak ada larangan,
coba pilih mana yg lebih utama??

merayakan maulid sbg penghormatan, sementara gak ada dalilnya, 
atau melaksanakan semua sunnah beliau yg shahih???

ingatlah bahwa Allah mengukur hamba-Nya, dari kualitas ibadah seorang hamba,
bukan dari banyaknya, terlebih yg tidak berdasar

wallahu'alam



On 3/26/07, al.fatih <   [EMAIL PROTECTED]> wrote:



he..he..iklan toh?
justru itu akh, ana ini ingin





 


This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) 
for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or 
trade secret information. If you are not the intended recipient, you should not 
copy, distribute or use this information for any purpose, and you should delete 
this message and inform the sender immediately.


Re: [keluarga-islam] benarkah Anda Tuhan Semesta Alam?

2007-03-26 Terurut Topik Ramdan

ng... Wong,
kalo semua manusia tidak bisa kembali kepada-Nya,
lalu yang musyrik nantinya akan kembali kemana?
bukan kah ada dalil "Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un" ..?

salam
:-)

On 3/26/07, wong ma'ruf <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


  KIta kenal Allah bukan dari bentuk rupaNya, tetapi dari af'al
(perbuatanNya), siapa bilang semua manusia kembali kepadaNya ? Allah akan
menilai dulu apakah mereka musyrik (tidak mau diatur dengan hukumNya), atau
mu'min (berserah diri pada hukumNya.

*"s.mono" <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:

 Assalamualaikum wr wb

sempat terlintas dalam benak yang awam ini, bagaimanakah kita bisa
percaya dan yakin ketika di akhirat nanti pada saat kita berhadapan
dengan ALLAH SWT itu adalah benar ALLAH SWT, padahal sebelumnya kita
belum pernah bertemu dengan-NYA. tidakkah teman2 juga mempertanyakan
itu? atau mungkinkah ini bisikan dari syetan? dan sungguh tidak perlu
dijawab/dibahas.
Buat saudara seiman yang mengerti dengan permasalahan ini, mohon
masukannya.

salam,
mono



--
Never miss an email again!
Yahoo! 
Toolbaralerts
 you the instant new Mail arrives.Check it out.

 



RE: [keluarga-islam] Fwd: mohon doa nya

2007-03-26 Terurut Topik Kartika, Bambang
InsyaAllah entar malam aku akan tahlilan buat Beliau, Semoga Allah memulyakan 
Beliau, Amin
 

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ramdan
Sent: Monday, March 26, 2007 1:43 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Fwd: mohon doa nya





-- Forwarded message --
From: Ridwan < [EMAIL PROTECTED]  com>
Date: Mar 26, 2007 1:41 PM 
Subject: mohon doa nya
To: Ramdan < ramdan.ramdan@  gmail.com>, Naufal < 
[EMAIL PROTECTED]  com.sg>, Hasan Husen Alsaggaf < 
hasan_saggaf@  hotmail.com>, redaksi_alkisah@ 
 yahoo.com, pustaka_zawiyah@  telkom.net 




Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun,

 

Ane denger kabar hari ini Senin, 7 Robiul Awwal 1428 bahwa Al Habib Abdurrahman 
bin Ahmad Assegaf, Bukit Duri Jakarta, telah berpulang kepada_NYA.

Mohon doa-nya agar beliau diampuni segala dosa dan kesalahannya dan ditempatkan 
bersama datuknya Rosulullah SAW…al fatihah.

 

Mohon disampaikan ke milis.

 

Jazakalloh khoir

Ridwan




 


This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) 
for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or 
trade secret information. If you are not the intended recipient, you should not 
copy, distribute or use this information for any purpose, and you should delete 
this message and inform the sender immediately.


RE: [keluarga-islam] Re: Pendapat Para Imam dan Muhaddits

2007-03-26 Terurut Topik Kartika, Bambang
Coba dari mana lagi mau berkelik, orang semua ada dasarnya kok, orang kalau mau 
pergi ke gunung yang tinggi tentu akan lihat perkampungan bahkan luasnya lautan 
dan langit, siapa yang menganggap kalau Maulid Nabi Agung itu dilarang / haram? 
, mau pakai dasar  bid'ah , semua bid'ah masuk neraka, nerakanya mbahnya kali .
 
 

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of 
dodindra
Sent: Monday, March 26, 2007 2:04 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Re: Pendapat Para Imam dan Muhaddits



Ass Wr Wb

Wis jan, komplit makomplittt...plit...terima kasih tambahannya
hujjahnya mbak Safira (maaf ya kalau salah, tak anggap njenengan
perempuan)pokoke TE O PE BE GE TE, top markotop lah...

wassalam,
dodi

--- In keluarga-islam@  
yahoogroups.com, "Safira" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> 1. Berkata Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Asqalaniy rahimahullah :
> Telah jelas dan kuat riwayat yang sampai padaku dari shahihain bahwa 
> Nabi saw datang ke Madinah dan bertemu dengan Yahudi yang berpuasa 
> hari asyura (10 Muharram), maka Rasul saw bertanya maka mereka 
> berkata : "hari ini hari ditenggelamkannya Fir'aun dan Allah 
> menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa sebagai tanda syukur pada 
> Allah swt, maka bersabda Rasul saw : "Kita lebih berhak atas Musa as 
> dari kalian", maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas 
> anugerah yang diberikan pada suatu hari tertentu setiap tahunnya, 
> dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dengan pelbagai cara, 
> seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alqur'an, maka nikmat 
> apalagi yang melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman Allah 
> swt "SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN ANUGERAH PADA ORANG-ORANG 
> MUKMININ KETIKA DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA" (QS Al Imran 164)
> 
> 2. Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah :
> Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa Rasul 
> saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi 
> (Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dengan sanad shahih dan Sunan Imam 
> Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300, dan telah diriwayatkan bahwa telah 
> ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau saw 7 
> tahun, dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka jelaslah 
> bahwa akikah beliau saw yang kedua atas dirinya adalah sebagai tanda 
> syukur beliau saw kepada Allah swt yang telah membangkitkan beliau 
> saw sebagai Rahmatan lil'aalamiin dan membawa Syariah untuk 
> ummatnya, maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan 
> tasyakkuran dengan Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman-teman 
> dan saudara-saudara, menjamu dengan makanan-makanan dan yang serupa 
> itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan. Bahkan Imam 
> Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai perayaan maulid 
> dengan nama : "Husnulmaqshad fii 'amalilmaulid".
> 
> 3. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam 
> Nawawi) :
> Merupakan Bid'ah hasanah yang mulia dizaman kita ini adalah 
> perbuatan yang diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul saw 
> dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para fuqara, 
> seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul saw dan membangkitkan 
> rasa cinta pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dengan 
> kelahiran Nabi saw.
> 
> 4. Pendapat Imamul Qurra' Alhafidh Syamsuddin Aljazriy rahimahullah 
> dalam kitabnya 'Urif bitta'rif Maulidissyariif :
> Telah diriwayatkan Abu Lahab diperlihatkan dalam mimpi dan ditanya 
> apa keadaanmu?, ia menjawab : "di neraka, tapi aku mendapat 
> keringanan setiap malam senin, itu semua sebab aku membebaskan 
> budakku Tsuwaibah demi kegembiraanku atas kelahiran Nabi (saw) dan 
> karena Tsuwaibah menyusuinya (saw)" (shahih Bukhari hadits no.4813). 
> maka apabila Abu Lahab Kafir yg Alqur'an turun mengatakannya di 
> neraka mendapat keringanan sebab ia gembira dengan kelahiran Nabi 
> saw, maka bagaimana dg muslim ummat Muhammad saw yang gembira atas 
> kelahiran Nabi saw?, maka demi usiaku, sungguh balasan dari Tuhan 
> Yang Maha Pemurah sungguh-sungguh ia akan dimasukkan ke sorga 
> kenikmatan Nya dengan sebab anugerah Nya.
> 
> 5. Pendapat Imam Al Hafidh Syamsuddin bin Nashiruddin Addimasyqiy 
> dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy :
> Serupa dengan ucapan Imamul Qurra' Alhafidh Syamsuddin Aljuzri, 
> yaitu menukil hadits Abu Lahab.
> 
> 6. Pendapat Imam Al Hafidh Assakhawiy dalam kitab Sirah Al Halabiyah
> berkata "tidak dilaksanakan maulid oleh salaf hingga abad ke tiga, 
> tapi dilaksanakan setelahnya, dan tetap melaksanakannya umat islam 
> di seluruh pelosok dunia dan bersedekah pada malamnya dengan 
> berbagai macam sedekah dan memperhatikan pembacaan maulid, dan 
> berlimpah terhadap mereka keberkahan yang sangat besar".
> 
> 7. Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahullah 
> dalam syarahnya maulid ibn hajar berkata : "ketahuilah salah satu 
> bid'ah hasanah 

[keluarga-islam] Persatuan Ummat Islam

2007-03-26 Terurut Topik anNajiyah.notLong.com admin

Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Berikut saya copy-kan sebuah artikel menarik.
Semoga bermanfaat & menambah ilmu bagi kita semua.

Wassalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Haryo - ANC Admin
http://anNajiyah.notLong.com  -- Islamic
download, up to 250 KB/sec!
--~--~-~--~~~---~--~~
Jika email ini ditandai sebagai spam/ bulk/ junk / mass, harap tandai ulang
sebagai NOT spam/ bulk/ junk / mass!
--~--~-~--~~~---~--~~

*Persatuan Ummat Islam*
Senin, 26 Maret 2007 11:54:45 WIB
Kategori : Fokus Utama
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=2086

PERSATUAN UMMAT ISLAM


Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas



Ahlus Sunnah mengajak kepada persatuan kaum Muslimin dan melarang mereka
berpecah belah, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai-berai..." [Ali 'Imran: 103]

Allah Jalla Jalaluhu berfirman.

"Artinya : Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan
berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah
orang-orang yang mendapat siksa yang berat." [Ali 'Imran: 105]

"Artinya : Janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah
yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi
beberapa golongan.Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada
golongan mereka." [Ar-Ruum: 31-32]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : "Berjama'ah adalah rahmat sedangkan berpecah-belah adalah adzab."
[1]

Ahlus Sunnah mengajak kepada persatuan yang dilandasi dengan Al-Qur'an dan
As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih. Bukan persatuan yang semu dan
sesat. Ahlus Sunnah tidak menyeru kepada perkara-perkara yang dapat memecah
belah persatuan kaum Muslimin. Persatuan yang dikehendaki ialah persatuan
menurut pemahaman ulama Salaf dan orang-orang yang mengikuti manhaj
(pedoman) mereka. Bukan menurut pemahaman pengikut hawa nafsu dan
hizbiyyah.[2]

AHLUS SUNNAH MENGAJAK KAUM MUSIMIN KEPADA PERSATUAN DI ATAS SUNNAH

Jika kaum Muslimin bersatu di atas Sunnah, mereka akan mendapatkan rahmat
Allah Azza wa Jalla, kebaikan dan kekuatan. Dan jika mereka berselisih, yang
terjadi adalah kelemahan, kekalahan dan kehancuran.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatan
dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
[Al-Anfaal: 46]

Namun wajib diketahui bahwa persatuan itu dibangun di atas ittiba'
(ketaatan) kepada As-Sunnah bukan di atas bid'ah. Kebanyakan firqah-firqah
yang mencela adanya perpecahan dan mengajak kepada persatuan, yang mereka
maksud dengan perpecahan adalah golongan yang menyelesihi mereka meskipun
golongan itu berada di atas kebenaran. Sedangkan yang mereka maksud dengan
persatuan adalah kembali kepada prinsip dan manhaj mereka. Padahal prinsip
dan manhaj mereka telah menyimpang dari jalan ash-Shirath al-Mustaqiim
(jalan yang lurus). Oleh karena itu apabila terjadi perselisihan hendaklah
dikembalikan kepada Allah dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
dengan pemahaman Salafush Shalih.[3]

Ahlus Sunnah menyuruh kepada persatuan ummat Islam atas dasar Sunnah dan
melarang berpecah-belah serta bergolong-golongan. Ahlus Sunnah juga menyuruh
ummat Islam untuk berada dalam satu barisan di atas Sunnah Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam menghadapi musuh-musuh mereka. Adapun
kelompok-kelompok bawah tanah, jama'ah-jama'ah sempalan dan bai'at-bai'at
yang dikenal sebagai bai'at dakwah merupakan penyebab timbulnya perpecahaan
dan fitnah (pertikaian). Bai'at hanya boleh diberikan kepada orang yang
ditunjuk oleh ahlul halli wal 'aqdi (semacam lembaga yudikatif) atau kepada
seorang Muslim yang berkuasa dengan kekuatannya, meskipun ia seorang yang
zhalim.

Ahlus Sunnah berpendapat tentang hadits

"...Barangsiapa mati sementara ia belum berbai'at, maka kematiannya
terhitung kematian secara Jahiliyyah." [4]

Sanksi yang tersebut dalam hadits di atas ditujukan kepada orang yang tidak
membai'at penguasa yang telah ditunjuk dan disepakati oleh ahlul halli wal
'aqdi."[5] Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal ketika
menjawab pertanyaan Ishaq bin Ibrahim bin Hani tentang hadits di atas.
Beliau (Imam Ahmad) menjawab: "Yang dimaksud dengan Imam adalah yang kaum
Muslimin seluruhnya berkumpul untuk membai'atnya, itu adalah Imam dan
demikianlah makna hadits ini." Tidak sebagaimana yang diklaim oleh setiap
jama'ah atau kelompok.[6]

Al-Katsiri dalam kitabnya, Faidhul Baari berkata: "Ketahuilah bahwa hadits
tersebut menunjukkan bahwa yang dianggap bai'at yang sah adalah yang
dibai'at oleh seluruh kaum Muslimin. Kalau seandainya ada dua orang atau
tiga orang yang membai'at, maka hal itu tidak dikatakan Imam

[keluarga-islam] Re: PUAK WAHABI - PENERUS AJARAN SESAT

2007-03-26 Terurut Topik al.fatih
Silahkan buka kitab aqidah al-washitiyahnya beliau rahimahullah. 
banyak sekali pertentangan tulisan beliau dengan tulisan di bawah 
ini..

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Safira" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bagaimana dengan DJAJJAL yg diberikan oleh kelompok ente kepada 
> kelompok yg bermaulid ?
> Coba baca tuh Para Imam dan Muhadist sepakat dan mendukung Maulid, 
> apakah mereka DJAJJAL ?
> 
> Masih baik mana disebut sesat ketimbang di sebut DJAJJAL ???
> Silahkan baca tuh postingan si Abu Yahya
> 
> 
> Silahkan baca di bawah ini kesesatan Ibnu Taimiyah;
> 
> LAIN-LAIN FATWA SESAT IBNU TAIMIYAH 
> 
> Ibnu Taimiyah memfatwakan bahawa talak 3 sekaligus hanya dikira 1 
> dan talak dengan sumpah tidak dikira jatuh talak.
> 
> Fatwa seperti ini sama dengan fatwa kaum Syiah Imamiyah di Iran 
yang 
> mengatakan bahawa talak 3 sekaligus hanya dikira sebagai 1.
> 
> Fatwa seperti ini ditolak oleh keempat-empat Mazhab iaitu Mazhab 
> Hanafi, Maliki, Syafie dan Hambali. Menurut kitab Fashlul Aqwaal 
> pada muka surat 32, Ibnu Taimiyah telah melanggar 16 ijma' iaitu 
> kesepakatan Imam-imam Mujtahid dalam suatu masa.
> 
> Fatwa-fatwa Ibnu Taimiyah yang melanggar Ijma' itu adalah:
> 
> 1. Bersumpah dengan talak tidak menjatuhkan talak tetapi hanya 
suami 
> diwajibkan membayar kafarah sumpah.
> 
> 2. Talak ketika isteri haid tidak dikira jatuh talak.
> 
> 3. Talak di waktu suci yang disetubuhi tidak jatuh.
> 
> 4. Solat yang ditinggalkan dengan sengaja tidak boleh 
diqadha /ganti.
> 
> 5. Talak 3 sekaligus hanya dikira sebagai 1.
> 
> 6. Orang yang junub boleh melakukan solat malam tanpa mandi 
terlebih 
> dahulu.
> 
> 7. Syarat si waqif tidak diambil kira.
> 
> 8. Orang yang mengingkari Ijma' bukanlah kafir dan bukanlah fasiq.
> 
> 9. Tuhan itu tempat yang hadits (baru), dengan erti Tuhan menjadi 
> tempat bagi sifatNya yang baru.
> 
> 10. Zat Tuhan tersusun yang satu berkehendak dari yang lain.
> 
> 11. Quran itu baru, bukannya Qadim.
> 
> 12. Alam ini Qadim.
> 
> 13. Tuhan bertubuh, berjisim dan berpindah-pindah tempat.
> 
> 14. Neraka akan lenyap dan tidak kekal.
> 
> 15. Tuhan sama besar dengan Arasy.
> 
> 16. Nabi-nabi tidak maksum.
> 
> Di sini dapat dilihat bahawa Ibnu Taimiyah telah melakukan 
> penyelewengan dari 3 jurusan iaitu dari sudut Iktiqad, Tasawuf dan 
> Fikh.
> 
> KINI ANDA SUDAH TAHU KESESATANNYA, MASIHKAH ANDA MAHU 
MENGIKUTINYA, 
> MEMPERTAHANKANNYA DAN MENGGUNA IJTIHADNYA?
> 
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "al.fatih"  
> wrote:
> >
> > Laknatullah tidak boleh disematkan kepada seorang muslim, 
apalagi 
> > ulama seperti Ibnu Taimiyah dimana ulama semasanya saja memberi 
> > julukan Syaikhul Islam. Gimana orang belakangan dari jiran yang 
> bau 
> > kencur main vonis seperti itu? saya cukup katakan kepada penulis 
> ini 
> > datangkan kitab yang sudah dia tulis semisal majmu fatawanya 
ibnu 
> > Taimiyah rahimahullah.
> > 
> > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Safira" 
> >  wrote:
> > >
> > > Puak Wahabi diasaskan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. 
Fahamannya 
> > > dinisbahkan kepada bapanya iaitu Abdul Wahab. Dalam fiqh, 
mereka 
> > > berpegang kepada Mazhab Hanbali yang disesuaikan dengan tafsir 
> > Ibnu 
> > > Taimiyah laknatullah. 
> > > 
> > > Dalam kitab Munjid ternyatalah bahawa fahaman Wahabi itu 
adalah 
> > > penerus faham Ibnu Taimiyah yang sesat lagi menyesatkan , 
bahkan 
> > > lebih fanatik dan radikal daripada Ibnu Taimiyah sendiri. 
> > > 
> > > Dalam kitab Kasfus Syubahat karangan ulama-ulama Wahabi, 
cetakan 
> > An 
> > > Nur di Najd, diceritakan sejarah ringkas fahaman Wahabi 
begini: 
> > > 
> > > Muhammad bin Abudul Wahab berasal dari qabilah Bani Tamim yang 
> > lahir 
> > > pada 1115H dan wafat pada tahun 1206H. Dia mendapat pelajaran 
> > agama 
> > > di Mekah dan Madinah. Di antara gurunya di Mekah terdapat nama 
> > > Syeikh Muhammad Sulaiman Al Kurdi, Syeikh Abdul Wahab (bapanya 
> > > sendiri) dan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab. 
> > > 
> > > Muhammad bin Abdul Wahab ini ketika mudanya banyak membaca 
buku 
> > > karangan Ibnu Taimiyah dan lain-lain pemuka yang tersesat. 
> > > 
> > > Dia mula menyiarkan fatwa-fatwanya yang ganjil di negerinya 
> > sendiri 
> > > iaitu di 'Ain yah tetapi penguasa negeri itu iaitu Uthman bin 
> > Ahmad 
> > > bin Ma'mar telah mengusirnya dan berusaha membunuhnya. 
> > > 
> > > Kemudian ia berpindah ke Dur'iyah dan penguasanya adalah 
> Muhammad 
> > > bin Saud yang sanggup menolong Muhammad bin Abdul Wahab untuk 
> > > menyebarkan fatwa-fatwanya yang sesat. maka bersatulah 2 orang 
> > > Muhammad yang berlainan kepentingan. 
> > > 
> > > Muhammad bin Abdul Wahab memerlukan seorang penguasa untuk 
> > menolong 
> > > penyiaran fahamannya yang baru dan Muhammad bin Saud pula 
> > memerlukan 
> > > seorang "ulama" yang dapat mengisi rakyatnya dengan ideologi 
> yang 
> > > keras demi memperkukuhkan pemerintahan dan kekuasaannya. 
> > > 
> > > Muhammad bin Abdul Wahab pernah menghantar delega

Re: [keluarga-islam] Re: Perkataan dusta (dajjal) seputar MAULID dan bantahannya

2007-03-26 Terurut Topik Abu Yahya Adz-Dzahabi

On 3/26/07, Abu Syibr <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Om Abu, ini mau menunjukkan bantahan akan Atsar Sahabat pada kitab
yang Om tuliskan ((Lihat *an-Nikmatul Kubro 'Alal'Alami *oleh Al Imam
'Alim Al 'Alamah Shabuddin Ahmad ibnu Hajar Al Haitami Asy Syafie hal.
7) atau gimana tho OM ?

Jawab
Semua orang yang mengarang buku tentang maulid (ULTAH) Nabi tidak mampu
mendatangkan satu alasanpun yang berdasarkan kepada dalil yang syar'i dan
kuat, bersamaan dengan itu mereka semua mengakui bahwa perayaan maulid
adalah sebuah bid'ah, sehingga mereka membikin syarat-syarat yang sangat
sulit dalam perayaannya.  (lihat Maa hukmul Ihtifal bi maulidin Nabiy,
ditulis oleh al-Imam Syaukani -rahimahulloh)

Ibnu Hajar al-Asqolany tentang hukum ULTAH NABI yang dinukil oleh As suyuthy
dalam kitabnya Husnul maqsad fi 'amalil maulid di situ Ia katakan: "Asal
perbuatan maulid adalah bid'ah  tidak seorang pun dari generasi salafus
sholeh yang melakukannya dalam tiga abad pertama. Lihat al hawy lil fatawa
(1 / 196).

Demikian Fatwa Syaikh Zhohiruddin Ja'far Al Tizmanty tentang ULTAH Nabi
"melakukan maulid tidak pernah dilakukan oleh generasi Islam pertama dari
salafus sholih, sedangkan mereka adalah orang yang jauh lebih menghormati
dan mencintai nabi shallalahu'alayhi wasallam, yang mana kecintaan dan
penghormatan salah seorang diantara mereka terhadap nabi shallalahu'alayhi
wasallam, tidak terjangkau oleh kita sekarang ini, walau hanya
secuil.Ungkapan ini dinukilkan dari Ibnu At Thobaahk dan Al Tizmanty
oleh pengarang
kitab Subulul huda war rosyad Fi sirah khairil 'ibadah (1 / 441-442).

Dalil yang menunjukkan bahwa orang-orang salaf (generasi Islam yang pertama
) tidak pernah membedakan antara malam maulid (seandainya ada) dengan
malam-malam yang lainnya yaitu perbedaan mereka dalam menentukan malam
tersebut (seperti yang dialami zaman sekarang ini), seperti berpendapat pada
bulan Ramadhan dan sebagian yang lain berpendapat pada bulan Rabi'ul awal,
kemudian mereka berbeda pendapat lagi tentang tanggalnya, kalau seandainya
mereka melakukan ibadah tertentu pada hari lahirnya nabi Muhammad
shallallahu 'alayhi wa sallam, tentu hari tersebut diketahui secara masyhur
dan tidak akan terjadi perbedaan pendapat tentang hari tersebut

"LAU KANA KHOIRON LASABAQUNAA ILAIH !! "

Abu Yahya adz-Dzahabi


[keluarga-islam] Re: KESESATAN WAHABI

2007-03-26 Terurut Topik al.fatih
waduh..fitnah melulu isinya.
nih mba/ukhti ini tafsiran ibnu Katsir tentang ayat itu, dan seluruh 
ulama salafi pun mengambil pendapatnya.

Ali bin Abi Talhah mengatakan bahwa Ibn `Abbas berkata:


﴿اللÙ`َهُ نُورُ السÙ`َمَـوَتِ وَالاÙ`ٌرÙ'ضِ﴾


Allah adalah cahaya langit dan bumi maksudnya adalah petunjuk bagi 
mahluk yang ada di langit dan dibumi. Ibnu Jurayj berkata: Mujahid 
dan Ibnu Abbas mengatakan berkaitan dengan ayat itu:

Dia mengendalikan semua urusan dilangit baik bulan, bintang dan 
matahari.

Ibnu Mas'ud berkata tentang ayat itu:
Bagi Allah tidak ada siang dan malam, cahaya singgasananya berasal 
dari cahaya wajah-Nya.

dimana kesalahannya...?
sekali lagi jangan cuma modal manut tok mbak ambe wong2 jiran. 
situs2 yang lebih sadis lagi pun dari negeri itu sudah pernah saya 
minta klarifikasi namun mereka menolak.


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Safira" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Menyambut Maulidur Rasul adalah haram dan bidaah dholalah.
> 
> Ulama Wahabi menfatwakan bahawa menyambut sambutan Maulidur Rasul 
> SAW adalah haram dan bidaah dholalah . Hujah mereka adalah kerana 
> Rasul SAW dan para Sahabat Rasul SAW tidak mengamalkannya dan 
ianya 
> merupakan satu perkara bidaah(yang diada-adakan) dalam Islam dan 
> bagi mereka setiap bidaah adalah sesat.
> 
> Ini bertentangan dengan pendapat jumhur ulama Ahlussunnah wal 
Jamaah 
> yang membolehkan sambutan Maulidur Rasul diadakan bagi 
memperingati 
> jasa-jasa Rasul SAW dan sebagai tanda terima kasih kita kepada 
Rasul 
> SAW yang membawa rahmat ke sekalian alam dengan kelahirannya ke 
muka 
> bumi ini.
> 
> Bagi Ahlussunnah wal Jamaah, bidaah itu terbahagi kepada 2 iaitu 
> bidaah hasanah dan bidaah dholalah. Dan sambutan maulidur rasul 
ini 
> termasuk dalam kategori bidaah hasanah (baik). Kerana ketika 
> sambutan Maulidur rasul inilah , amalan-amalan baik dan ibadah 
> banyak dilakukan seperti selawat, berzanji, mendengar ceramah 
sirah 
> nabi, nasyid dan pelbagai aktiviti yang menanam rasa kecintaan 
kita 
> kepada Rasul SAW dengan harapan untuk mendapatkan syafaatnya di 
> Akhirat kelak.
> 
> Ulama Wahabi juga pernah menuduh bacaan selawat ketika Maulidur 
> Rasul yang menyebut:
> 
> "Anta nuurun faqaunuri" yang bermaksud "Andalah cahaya di atas 
> cahaya" sebagai bercanggah dengan ayat Al Quran ke 35 surah An Nur 
> yang berbunyi:
> 
> "Allahu nurus samawa ti wal ard" yang mereka terjemahkan sebagai " 
> Allah adalah cahaya langit dan bumi."
> 
> Ulama Wahabi menafsirkan selawat tersebut berlawanan dengan ayat 
Al 
> Quran tadi kerana bagi mereka, Allah adalah cahaya langit dan bumi 
> dan sekiranya Rasul adalah cahaya di atas cahaya, maka seolah-olah 
> Rasul SAW adalah lebih tinggi dan mulia daripada Allah SWT. Maha 
> Suci Allah! Lihatlah betapa dangkalnya tafsiran Wahabi ini yang 
> hanya menerima tafsiran zahiriah ayat Quran tersebut dan tidak 
> mengupas maksud simbolik atau batiniah surah tersebut.
> 
> Bagi Ahlussunnah wal Jamaah, tafsiran ayat Quran 35 surah An Nuur 
> itu sepatutnya berbunyi:
> "Allah adalah cahaya (petunjuk/hidayah) langit dan bumi" dan 
> bukannya seperti yang ditafsir oleh ulama Wahabi tersebut.
> 
> Sekiranya tafsiran ulama Wahabi ini diterima, maka kita telah 
> melakukan syirik dengan mengatakan Allah itu adalah cahaya 
> sepertimana cahayanya para malaikat, matahari, lampu, lilin dan 
> sebagainya. Maha Suci Allah daripada bersifat seperti makhluk-Nya.
> 
> Mari kita melihat surah As Syura:11 yang bermkasud: "Tiada yang 
> menyerupai-Nya sebarang sesuatu." Tetapi hal ini pun tidaklah 
> menghairankan kerana mereka lebih gemar mengikuti Ibnu Taimiyah 
> laknatullah itu dalam menerima tafsiran zahiriah semata-mata tanpa 
> mengupas dan melihat maksud tersirat dalam sesuatu surah itu.
> 
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "al.fatih"  
> wrote:
> >
> > Makasih Pak Dodi, gak usah dibantah dibiarkan aja ntar hilang 
> > sendiri. Asal tahu aja istilah wahhabi itu dari dulu tidak ada, 
> yang 
> > memunculkan ya orangnya itu-itu juga, kelompok itu-itu juga. 
Yang 
> > ada dakwah salafiyah yang menisbatkan kepada generasi salaf dan 
> > isnya Allah dakwah ini akan terus berkembang di dunia dengan 
> manhaj 
> > salafnya. Di negeri ini gak usah ditanya, apa lagi di Jabotabek 
> > subhanallah umat sudah mulai memahami dinul islam ini dengan 
baik 
> > termasuk pegawai-pegawai kantoran yang sibuk mencari uang kini 
> > disela-sela jam istirahatnya banyak mengisi waktu dengan kajian-
> > kajian ilmiah bermanhaj salaf. Jadi gak usah dirisaukan...
> > 
> > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "dodindra"  
> > wrote:
> > >
> > > Ass Wr Wb
> > > 
> > > Silahkan ditunggu kelanjutannya, namun, tolong isinya jangan 
> > menjadi
> > > hujadan.
> > > Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari informasi 
> tersebut...
> > > Bagi yang akan mengomentari dan berisi bantahan juga silahkan,
> > > ditunggu juga, agar kita bisa seimbang mengambil datanya...
> > > 
> > > 

[keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW

2007-03-26 Terurut Topik moch.ridwan
pak fatih,
ente nulis "...padahal maulid  di dalamnya diyakini ada unsur2 ibadah..."

1. mohon donk dijelasin apakah yang dimaksud dengan unsur2 ibadah tsb ?
2. apakah unsur2 ibadah tsb sama dengan unsur2 ibadah yang sudah
ditetapkan, semisalnya sholat, haji, puasa, zakat ?
3. apakah semua ibadah harus mencontoh Nabi saw ?
4. adakah ibadah yang tidak dicontohkan Nabi saw ?

mohon dijawab ya..supaya jelas gitu..karena ente udah bilang kalo
maulid ada unsur2 ibadahnya...pertanyaan terakhir apakah orang yang
merayakan maulid itu sesat ?

tengkyu
M.Ridwan (Iwan)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pak Dodi, mungkin anta kurang teliti menyimak milis ini. setahu saya 
> postingan hadist yang dikatakan dajjal oleh pak Abu Yahya itu ada 
> yang mengawali dulu. jadi bukan pak Abu Yahya dia hanya membantah 
> dengan hujjah. atau bagaimana?
> 
> Kemudian tentang pemahaman terhadap ayat al-Qur'an sudah menjadi 
> kebiasaan ulama salaf dan  sekarang untuk merujuk pada tafsir ayat 
> tersebut terlebih dahulu. adalah sesuatu yang aneh sekiranya ilmu 
> tafsir yang diajarkan  diseluruh level pendidikan islam anta 
> kesampingkan dengan alasan tidak semuanya sesuai dengan jaman 
> sekarang. lalu anta bilang tafsiran selalu disempitkan ke peristiwa 
> turunnya. ini yang anta kurang obyektif, siapa yang ingin 
> menyempitkan makna alqur'an kalau kita sendiri? ana hanya sodorkan 
> kepada anta nih loh pertama harus kita lihat tafsirannya dulu jangan 
> mendahului tafsir yang sudah ada. kalau lantas anta mau berkreasi 
> dengan tafsiran lain itu hak anta. ana merasa tidak pantas melakukan 
> tafsiran2 versi ana untuk hal itu makanya ana lebih percaya kepada 
> tafsiran ayat-ayat berdasarkan ulama ahli tafsir.
> 
> anta bilang sendiri peristiwa2 jaman Nabi mungkin tidak terjadi 
> sekarang...oo..siapa bilang. anta lupa kasus yang belakangan hangat. 
> yaitu poligami, hukumnya halal dan boleh namun belakangan banyak 
> orang islam yang mengharamkan atau melarang (persis toh dengan yang 
> anta sodorkan surat al-maidah 87). anta gak lupa kan? ini bukti 
> repetisi generasi salaf yang sedang dibombardir oleh manusia yang 
> gak beraqidah salaf yang mengaku-ngaku islam dan pembela ham dan hak 
> asasi wanita. Jadi tidak boleh kita menafikan masa Nabi tidak akan 
> berulang di jaman sekarang. fisiknya ya, namun hakikatnya bisa 
> berulang.
> 
> ana ulangi bahwa tafsiran surat al-maidah 87 dan at-tahrim 1 tadi 
> sangat jelas tidak ada hubungannya dengan penghalalan maulid. kalau 
> anta menanyakan dalil pelarangannya sungguh aneh akh..padahal maulid 
> di dalamnya diyakini ada unsur2 ibadah. kembali lagi bahwa kaedah 
> ibadah adalah tauqifiyah, boleh jika ada perintah. dalilnya:
> man 'amila 'amalan laysa 'alaihi amruna fa huwa roddhun
> barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak ada perintah dari 
> kami terhadapnya maka ia tertolak.(Muslim)
> 
> jadi semua amal ibadah itu berlandaskan perintah. bukan berlandaskan 
> larangan,..kayaknya sudah sering dibahas disini.
> 
> afwan...silahkan dilanjut..
> 
>



Re: [keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW

2007-03-26 Terurut Topik Naufal
bagaimana dengan hadist ini, apa salah :
Amal seseorang tidak dapat menyelamatkannya. seorang sahabat
lantas bertanya tentang sabda tersebut."termasuk engkau juga ya
Rasululloh?" Rasululloh lalu menjawab."Ya,aku juga kecuali dikarunia
Alloh dengan RahmatNya.Walaupun demikian kamu harus berbuat yang
benar(baik)" *(HR Bukhari dan Muslim)*


  - Original Message - 
  From: al.fatih 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, March 26, 2007 4:26 PM
  Subject: [keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW


  Pabaliet ya...
  maksudnya kang Risdy itu berkualitas berarti amal shaleh bukan amal 
  salah, begitu kan? Dalilnya al-Kahfi 110

  Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang 
  diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan 
  yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka 
  hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia 
  mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". 

  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:
  >
  > he he he...
  > di ayat itu dijelaskan "yang lebih baik amalnya", bukan yang lebih
  > berkualitas ibadahnya. :-)
  > apakah Om Risdy berpendapat bahwa amal dan ibadah itu sama..?
  > 
  > 
  > 
  > On 3/26/07, Risdy <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > >
  > > surat al-mulk, ayat 2 "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya 
  Dia
  > > menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan 
  Dia Maha
  > > Perkasa lagi Maha Pengampun"
  > >
  > > emang apa artinya ahsanu amala???
  > >
  > >
  > > On 3/26/07, Ramdan < [EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > > >
  > > > Kang Risdy,
  > > >
  > > > mohon maaf, mana referensinya bahwa "Allah mengukur hamba-Nya, 
  dari
  > > > kualitas ibadah seorang hamba,
  > > > bukan dari banyaknya"
  > > >
  > > > salam
  > > > :-)
  > > >
  > > >
  > > >
  > > > On 3/26/07, Risdy <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > > > >
  > > > > yup, intinya mah, kembalikan ke al-Quran dan as-Sunnah, 
  gitu aja koq
  > > > > repot
  > > > > lagian, klo banyak yg beranggapan bahwa itu gak ada larangan,
  > > > > coba pilih mana yg lebih utama??
  > > > >
  > > > > merayakan maulid sbg penghormatan, sementara gak ada 
  dalilnya,
  > > > > atau melaksanakan semua sunnah beliau yg shahih???
  > > > >
  > > > > ingatlah bahwa Allah mengukur hamba-Nya, dari kualitas 
  ibadah seorang
  > > > > hamba,
  > > > > bukan dari banyaknya, terlebih yg tidak berdasar
  > > > >
  > > > > wallahu'alam
  > > > >
  > > > > On 3/26/07, al.fatih < [EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > > > >
  > > > > > he..he..iklan toh?
  > > > > > justru itu akh, ana ini ingin memperoleh hujjah yang rajih 
  dari
  > > > > > setiap perkara agama ini, seharusnya sama halnya dengan 
  anta juga
  > > > > > toh. Nah kita tentu ingat dalan surat an-nisa ayat 59 di 
  pertengahan
  > > > > >
  > > > > > ayat itu Allah berfirman, "fa in tanaa za'tum fii say'in 
  fa rudduuhu
  > > > > >
  > > > > > ila Allahi wa ar-rusuli in kuntum tu'minuuna billahu wa al-
  yaumil
  > > > > > aakhir" (Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang 
  sesuatu, maka
  > > > > >
  > > > > > kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul 
  (sunnahnya),
  > > > > > jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari 
  kemudian).
  > > > > >
  > > > > > kalau kita lihat ayat di atas maka setiap perselisihan 
  dalam perkara
  > > > > >
  > > > > > agama ini harus dikembalikan kepada al-Qur'an dan as-
  sunnah, bukan
  > > > > > kepada perkataan siapapun yang tertolak. Kalimat ini 
  menggunakan
  > > > > > isim isyaroh (idza) dan kata idza ini di akhir ayat 
  merupakan
  > > > > > syarth. Dan karakter dari kalimat syarat ini adalah 
  haruslah
  > > > > > terpenuhi dahulu syarat yang diajukan untuk memperoleh 
  tujuan
  > > > > > darinya. Kalau syaratnya tidak terpenuhi maka tujuannya 
  pun nihil.
  > > > > > Syaratnya = mengembalikan perselisihan kepada al-Qur'an dan
  > > > > > as-sunnah
  > > > > > hasilnya = kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari 
  kemudian.
  > > > > >
  > > > > > bisakah kita disebut beriman dalam ayat itu jika setiap 
  perselisihan
  > > > > >
  > > > > > agama dikembalikan kepada perkataan/ucapan seseorang saja 
  sekalipun
  > > > > > ia adalah berlevel imam, al-hujjah dan mujtahid sekalipun? 
  siapa
  > > > > > yang tidak kenal Imam Malik rahimahullah, imamnya para 
  imam. Namun
  > > > > > ia pernah mengatakan, "setiap orang perkataannya boleh 
  diambil dan
  > > > > > juga ditolak kecuali pemilik kubur ini" (sambil menunjuk 
  makam
  > > > > > Rasulullah SAW). maknanya jika perkataan siapapun 
  menyelisihi al-
  > > > > > Qur'an dan sunnah maka perkataan itu tidak bisa dianggap 
  sebagai
  > > > > > hujjah. Ingat pula perkataan salaf kita Abdullah ibnu 
  Mas'ud
  > > > > > radhiyallahu 'anhu ketika mendapati halaqoh-halaqoh zikir 
  dengan
  > > > > > menggunakan biji-bijian. Beliau mengatakan ,"Berapa banyak 
  orang
  > > > > > yang menginginka

[keluarga-islam] (Update http://ahlussunnah.web.id) Sayyid Quthb apakah dia seorang mubtadi' ? dan dia bertobat dari Manhaj Takfiri sebelum meninggal ?

2007-03-26 Terurut Topik Abu Yahya Adz-Dzahabi

Ust.Yazid bin Abdul Qadir Jawwas
http://ahlussunnah.web.id/beta/index.php?id=79

Pengantar:
Quthbiyyah adalah nisbah kepada Sayyid Quthb seorang tokoh yang dikenal
banyak penyimpangannya dari manhaj yang lurus, untuk membentengi diri dari
bahaya pemikirannya bisa membaca kitab Mauriduz Zilat Fai Akhto'i Dhilal
oleh Syaikh Abdullah Ad-Duwasiy, dan beberapa kitab Syaikhuna Al-Alamah
Rabi' al-Madkhaly seperti Adhwah Islamiyah 'Ala Aqidati Sayyid Quthb wa
Fikrihi, Matha'in Sayyid Quthb Fi Ashaabi Rasulillah Shallallahu 'alayhi wa
sallam dan Al-Awashim Mimma Fi Kutub Sayyid Quthb Minal Qowasim.


[keluarga-islam] Etika Merayakan Peringatan Maulid Nabi SAW

2007-03-26 Terurut Topik Safira
Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kaukabri ibn Zainuddin Ali bin Baktakin(l.
549 H. w.630 H.), menurut Imam Al-Suyuthi tercatat sebagai raja
pertama yang memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW ini dengan
perayaan yang meriah luar biasa . Tidak kurang dari 300.000 dinar
beliau keluarkan dengan ikhlas untuk bersedekah pada hari peringatan
maulid ini.

Imam Al-Hafidz Ibnu Wajih menyusun kitab maulid untuknya yang berjudul
"Al-Tanwir fi Maulidi al-Basyir al-Nadzir". Konon kitab ini adalah
kitab maulid pertama yang disusun oleh ulama.

Di negeri kita tercinta ini, meskipun tidak dapat disebut sebagai
Negara Islam, banyak masyarakat yang merayakannya dan telah menjadi
tradisi mereka. Pemerintah pun telah menjadikan peringatan ini salah
satu agenda rutin dan acara kenegaraan tahunan yang dihadiri oleh
pejabat tinggi negara serta para duta besar negara-negara sahabat
berpenduduk Islam. Hari peringatan maulid Nabi tekah telah disamakan
dengan hari-hari besar keagamaan lainnya.

Pendapat Ulama dan Silang pendapat mengenai perayaan Maulid Nabi

Hukum perayaan maulid telah menjadi topik perdebatan para ulama sejak
lama dalam sejarah Islam, yaitu antara kalangan yang memperbolehkan
dan yang melarangnya karena dianggap bid'ah. Hingga saat ini pun
masalah hukum maulid, masih menjadi topik hangat yang diperdebatkan
kalangan muslim. Yang ironis, di beberapa lapisan masyarakat muslim
saat ini permasalahan peringatan maulid sering dijadikan tema untuk
berbeda pendapat yang kurang sehat, dijadikan topik untuk saling
menghujat, saling menuduh sesat dan lain sebagainya. Bahkan yang tragis,
masalah peringatan maulid nabi ini juga menimbulkan kekerasan
sektarianisme antar pemeluk Islam di beberapa tempat. Seperti yang
terjadi di salah satu kota Pakistan tahun 2006 lalu, peringatan maulid
berakhir dengan banjir darah karena dipasang bom oleh kalangan yang
tidak menyukai maulid.

Untuk lebih jelas mengenai duduk persoalan hukum maulid ini, ada
baiknya kita telaah sejarah pemikiran Islam tentang peringatan maulid
ini dari pendapat para ulama terdahulu. Tentu saja tulisan ini tidak
memuat semua pendapat ulama Islam, tetapi cukup ulama dominan yang
dapat dijadikan rujukan untuk membuat sebuah peta pemikiran.

Pendapat Ibnu Taymiyah:

Ibnu Taymiyah dalam kitab Iqtidla'-us-Syirat al-Mustqim (2/83-85)
mengatakan: "Rasululullah s.a.w. telah melakukan kejadian-kejadian
penting dalam sejarah beliau, seperti khutbah-khutbah dan
perjanjian-perjanjian beliau pada hari Badar, Hunain, Khandaq,
pembukaan Makkah, Hijrah, Masuk Madinah. Tidak seharusnya hari-hari
itu dijadikan hari raya, karena yang melakukan seperti itu adalah umat
Nasrani atau Yahudi yang menjadikan semua kejadian Isa hari raya. Hari
raya merupakan bagian dari syariat, apa yang disyariatkan itulah yang
diikuti, kalau tidak maka telah membuat sesuatu yang baru dalam agama.
Maka apa yang dilakukan orang memperingati maulid, antara mengikuti
tradisi Nasrani yang memperingati kelahiran Isa, atau karena cinta
Rasulullah. Allah mungkin akan memberi pahala atas kecintaan dan
ijtihad itu, tapi tidak atas bid'ah dengan menjadikan maulid nabi
sebagai hari raya. Orang-orang salaf tidak melakukan itu padahal
mereka lebih mencintai rasul".
Namun dalam bagian lain di kitab tersebut, Ibnu Taymiyah
menambahkan:"Merayakan maulid dan menjadikannya sebagai kegiatan rutin
dalam setahun yang telah dilakukan oleh orang-orang, akan mendapatkan
pahala yang besar sebab tujuannya baik dan mengagungkan Rasulullah SA.
Seperti yang telah saya jelaskan, terkadang sesuatu itu baik bagi satu
kalangan orang, padahal itu dianggap kurang baik oleh kalangan mu'min
yang ketat. Suatu hari pernah ditanyakan kepada Imam Ahmad tentang
ulah salah seorang pejabat yang menyedekahkan uang 100 dinar untuk
membuat mushaf Qur'an, beliau menjawab:"Biarkan saja, itu cara terbaik
bagi dia untuk menyedekahkan emasnya". Padahal madzhab Imam Ahmad
mengatakan bahwa menghiasi Qur'an hukumnya makruh. Tujuan Imam Ahmad
adalah bahwa pekerjaan itu ada maslahah dan ada mafsadahnya pula, maka
dimakruhkan, akan tetapi apabila tidak diperboleh mereka itu akan
membelanjakan uangnnya kepada kerusakan, seperti untuk membeli buku
porno dsb.

Pahamilah dengan cerdas hakekat agama, lihatlah kemaslahatan dalam
setiap pekerjaan dan kerusakannya, sehingga kamu mengetahui tingkat
kebaikan dan keburukan, sehingga pada saat terdesak kamu bisa memilih
mana yang terpenting, inilah hakekat ilmu yang diajarkan Rasulullah.
Membedakan jenis kebaikan, jenis keburukan dan jenis dalil itu lebih
mudah. Sedangkan mengetahui tingkat kebaikan, tingkat keburukan dan
tingkat dalil itu pekerjaan para ulama.

Selanjutnya Ibnu Taymiyah menjelaskan tingkat amal solih itu ada tiga.
Pertama Amal sholeh yang masyru' (diajarkan) dan didalamnya tidak ada
kemaruhan sedikitpun. Inilah sunnah murni dan hakiki yang wajib
dipelajari dan diajarkan dan inilah amalan orang solih terdahulu dari
zaman muhajirin dan anshor dan pengikutnya.

Kedua: Amal solih dari satu sisi, atau sebagian be

[keluarga-islam] Re: PUAK WAHABI - PENERUS AJARAN SESAT

2007-03-26 Terurut Topik Safira
Bagaimana dengan DJAJJAL yg diberikan oleh kelompok ente kepada 
kelompok yg bermaulid ?
Coba baca tuh Para Imam dan Muhadist sepakat dan mendukung Maulid, 
apakah mereka DJAJJAL ?

Masih baik mana disebut sesat ketimbang di sebut DJAJJAL ???
Silahkan baca tuh postingan si Abu Yahya


Silahkan baca di bawah ini kesesatan Ibnu Taimiyah;

LAIN-LAIN FATWA SESAT IBNU TAIMIYAH 

Ibnu Taimiyah memfatwakan bahawa talak 3 sekaligus hanya dikira 1 
dan talak dengan sumpah tidak dikira jatuh talak.

Fatwa seperti ini sama dengan fatwa kaum Syiah Imamiyah di Iran yang 
mengatakan bahawa talak 3 sekaligus hanya dikira sebagai 1.

Fatwa seperti ini ditolak oleh keempat-empat Mazhab iaitu Mazhab 
Hanafi, Maliki, Syafie dan Hambali. Menurut kitab Fashlul Aqwaal 
pada muka surat 32, Ibnu Taimiyah telah melanggar 16 ijma' iaitu 
kesepakatan Imam-imam Mujtahid dalam suatu masa.

Fatwa-fatwa Ibnu Taimiyah yang melanggar Ijma' itu adalah:

1. Bersumpah dengan talak tidak menjatuhkan talak tetapi hanya suami 
diwajibkan membayar kafarah sumpah.

2. Talak ketika isteri haid tidak dikira jatuh talak.

3. Talak di waktu suci yang disetubuhi tidak jatuh.

4. Solat yang ditinggalkan dengan sengaja tidak boleh diqadha /ganti.

5. Talak 3 sekaligus hanya dikira sebagai 1.

6. Orang yang junub boleh melakukan solat malam tanpa mandi terlebih 
dahulu.

7. Syarat si waqif tidak diambil kira.

8. Orang yang mengingkari Ijma' bukanlah kafir dan bukanlah fasiq.

9. Tuhan itu tempat yang hadits (baru), dengan erti Tuhan menjadi 
tempat bagi sifatNya yang baru.

10. Zat Tuhan tersusun yang satu berkehendak dari yang lain.

11. Quran itu baru, bukannya Qadim.

12. Alam ini Qadim.

13. Tuhan bertubuh, berjisim dan berpindah-pindah tempat.

14. Neraka akan lenyap dan tidak kekal.

15. Tuhan sama besar dengan Arasy.

16. Nabi-nabi tidak maksum.

Di sini dapat dilihat bahawa Ibnu Taimiyah telah melakukan 
penyelewengan dari 3 jurusan iaitu dari sudut Iktiqad, Tasawuf dan 
Fikh.

KINI ANDA SUDAH TAHU KESESATANNYA, MASIHKAH ANDA MAHU MENGIKUTINYA, 
MEMPERTAHANKANNYA DAN MENGGUNA IJTIHADNYA?


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Laknatullah tidak boleh disematkan kepada seorang muslim, apalagi 
> ulama seperti Ibnu Taimiyah dimana ulama semasanya saja memberi 
> julukan Syaikhul Islam. Gimana orang belakangan dari jiran yang 
bau 
> kencur main vonis seperti itu? saya cukup katakan kepada penulis 
ini 
> datangkan kitab yang sudah dia tulis semisal majmu fatawanya ibnu 
> Taimiyah rahimahullah.
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Safira" 
>  wrote:
> >
> > Puak Wahabi diasaskan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Fahamannya 
> > dinisbahkan kepada bapanya iaitu Abdul Wahab. Dalam fiqh, mereka 
> > berpegang kepada Mazhab Hanbali yang disesuaikan dengan tafsir 
> Ibnu 
> > Taimiyah laknatullah. 
> > 
> > Dalam kitab Munjid ternyatalah bahawa fahaman Wahabi itu adalah 
> > penerus faham Ibnu Taimiyah yang sesat lagi menyesatkan , bahkan 
> > lebih fanatik dan radikal daripada Ibnu Taimiyah sendiri. 
> > 
> > Dalam kitab Kasfus Syubahat karangan ulama-ulama Wahabi, cetakan 
> An 
> > Nur di Najd, diceritakan sejarah ringkas fahaman Wahabi begini: 
> > 
> > Muhammad bin Abudul Wahab berasal dari qabilah Bani Tamim yang 
> lahir 
> > pada 1115H dan wafat pada tahun 1206H. Dia mendapat pelajaran 
> agama 
> > di Mekah dan Madinah. Di antara gurunya di Mekah terdapat nama 
> > Syeikh Muhammad Sulaiman Al Kurdi, Syeikh Abdul Wahab (bapanya 
> > sendiri) dan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab. 
> > 
> > Muhammad bin Abdul Wahab ini ketika mudanya banyak membaca buku 
> > karangan Ibnu Taimiyah dan lain-lain pemuka yang tersesat. 
> > 
> > Dia mula menyiarkan fatwa-fatwanya yang ganjil di negerinya 
> sendiri 
> > iaitu di 'Ain yah tetapi penguasa negeri itu iaitu Uthman bin 
> Ahmad 
> > bin Ma'mar telah mengusirnya dan berusaha membunuhnya. 
> > 
> > Kemudian ia berpindah ke Dur'iyah dan penguasanya adalah 
Muhammad 
> > bin Saud yang sanggup menolong Muhammad bin Abdul Wahab untuk 
> > menyebarkan fatwa-fatwanya yang sesat. maka bersatulah 2 orang 
> > Muhammad yang berlainan kepentingan. 
> > 
> > Muhammad bin Abdul Wahab memerlukan seorang penguasa untuk 
> menolong 
> > penyiaran fahamannya yang baru dan Muhammad bin Saud pula 
> memerlukan 
> > seorang "ulama" yang dapat mengisi rakyatnya dengan ideologi 
yang 
> > keras demi memperkukuhkan pemerintahan dan kekuasaannya. 
> > 
> > Muhammad bin Abdul Wahab pernah menghantar delegasi ke Mekah dan 
> > menyiarkan fatwanya yang ganjil tetapi Syarif Mekah di waktu itu 
> > iaitu Syarif Mas'ud menangkap orang-orang ini bahkan membunuh 
> > sebahagiannya tetapi Muhammad bin Abdul Wahab dapat melarikan 
diri 
> > dan memberi laporan kepada Raja Saud. Sejak itu, lahirlah 
> permusuhan 
> > di antara kaum Wahabi di Mekah dengan Syarif di Mekah. 
> > 
> > Muhammad bin Abdul wahab memfatwakan bahawa orang di Mekah itu 
> > banyak yang kafir kerana mereka 

[keluarga-islam] KESESATAN WAHABI

2007-03-26 Terurut Topik Safira
Menyambut Maulidur Rasul adalah haram dan bidaah dholalah.

Ulama Wahabi menfatwakan bahawa menyambut sambutan Maulidur Rasul 
SAW adalah haram dan bidaah dholalah . Hujah mereka adalah kerana 
Rasul SAW dan para Sahabat Rasul SAW tidak mengamalkannya dan ianya 
merupakan satu perkara bidaah(yang diada-adakan) dalam Islam dan 
bagi mereka setiap bidaah adalah sesat.

Ini bertentangan dengan pendapat jumhur ulama Ahlussunnah wal Jamaah 
yang membolehkan sambutan Maulidur Rasul diadakan bagi memperingati 
jasa-jasa Rasul SAW dan sebagai tanda terima kasih kita kepada Rasul 
SAW yang membawa rahmat ke sekalian alam dengan kelahirannya ke muka 
bumi ini.

Bagi Ahlussunnah wal Jamaah, bidaah itu terbahagi kepada 2 iaitu 
bidaah hasanah dan bidaah dholalah. Dan sambutan maulidur rasul ini 
termasuk dalam kategori bidaah hasanah (baik). Kerana ketika 
sambutan Maulidur rasul inilah , amalan-amalan baik dan ibadah 
banyak dilakukan seperti selawat, berzanji, mendengar ceramah sirah 
nabi, nasyid dan pelbagai aktiviti yang menanam rasa kecintaan kita 
kepada Rasul SAW dengan harapan untuk mendapatkan syafaatnya di 
Akhirat kelak.

Ulama Wahabi juga pernah menuduh bacaan selawat ketika Maulidur 
Rasul yang menyebut:

"Anta nuurun faqaunuri" yang bermaksud "Andalah cahaya di atas 
cahaya" sebagai bercanggah dengan ayat Al Quran ke 35 surah An Nur 
yang berbunyi:

"Allahu nurus samawa ti wal ard" yang mereka terjemahkan sebagai " 
Allah adalah cahaya langit dan bumi."

Ulama Wahabi menafsirkan selawat tersebut berlawanan dengan ayat Al 
Quran tadi kerana bagi mereka, Allah adalah cahaya langit dan bumi 
dan sekiranya Rasul adalah cahaya di atas cahaya, maka seolah-olah 
Rasul SAW adalah lebih tinggi dan mulia daripada Allah SWT. Maha 
Suci Allah! Lihatlah betapa dangkalnya tafsiran Wahabi ini yang 
hanya menerima tafsiran zahiriah ayat Quran tersebut dan tidak 
mengupas maksud simbolik atau batiniah surah tersebut.

Bagi Ahlussunnah wal Jamaah, tafsiran ayat Quran 35 surah An Nuur 
itu sepatutnya berbunyi:
"Allah adalah cahaya (petunjuk/hidayah) langit dan bumi" dan 
bukannya seperti yang ditafsir oleh ulama Wahabi tersebut.

Sekiranya tafsiran ulama Wahabi ini diterima, maka kita telah 
melakukan syirik dengan mengatakan Allah itu adalah cahaya 
sepertimana cahayanya para malaikat, matahari, lampu, lilin dan 
sebagainya. Maha Suci Allah daripada bersifat seperti makhluk-Nya.

Mari kita melihat surah As Syura:11 yang bermkasud: "Tiada yang 
menyerupai-Nya sebarang sesuatu." Tetapi hal ini pun tidaklah 
menghairankan kerana mereka lebih gemar mengikuti Ibnu Taimiyah 
laknatullah itu dalam menerima tafsiran zahiriah semata-mata tanpa 
mengupas dan melihat maksud tersirat dalam sesuatu surah itu.


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Makasih Pak Dodi, gak usah dibantah dibiarkan aja ntar hilang 
> sendiri. Asal tahu aja istilah wahhabi itu dari dulu tidak ada, 
yang 
> memunculkan ya orangnya itu-itu juga, kelompok itu-itu juga. Yang 
> ada dakwah salafiyah yang menisbatkan kepada generasi salaf dan 
> isnya Allah dakwah ini akan terus berkembang di dunia dengan 
manhaj 
> salafnya. Di negeri ini gak usah ditanya, apa lagi di Jabotabek 
> subhanallah umat sudah mulai memahami dinul islam ini dengan baik 
> termasuk pegawai-pegawai kantoran yang sibuk mencari uang kini 
> disela-sela jam istirahatnya banyak mengisi waktu dengan kajian-
> kajian ilmiah bermanhaj salaf. Jadi gak usah dirisaukan...
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "dodindra"  
> wrote:
> >
> > Ass Wr Wb
> > 
> > Silahkan ditunggu kelanjutannya, namun, tolong isinya jangan 
> menjadi
> > hujadan.
> > Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari informasi 
tersebut...
> > Bagi yang akan mengomentari dan berisi bantahan juga silahkan,
> > ditunggu juga, agar kita bisa seimbang mengambil datanya...
> > 
> > wassalam,
> > dodi




[keluarga-islam] Re: PUAK WAHABI - PENERUS AJARAN SESAT

2007-03-26 Terurut Topik Safira
Alaikumsalam wrwb.

Maaf bukan maksud saya tuk membuat suasana menjadi "ramai". namun 
tema ini akan selalu selalu ramai dengan pro kontra. 

Kalo kita melihat kepostingan terdahulu bagaimana si AbuYahya secara 
demonstratip menyebut kelompok yg suka maulid disebut "DJAJJAL" 
Bukankah ini suatu penisbatan nama DJAJJAL juga diperintukkan tuk 
para Imam dan Muhadist yg mendukung perayaan Maulid 

Silahkan kita nilai bagaimana peta pemikiran mereka ? Apakah 
penisbatan nama DJAJJAL bagi para Imam dan Muhadist tersebut suatu 
hal yg mesti kita bela ??? Hati nurani mana yg rela menerima sebutan 
itu ??
Mereka yg mengaku para salafy tak lebih dari kaum munafikin yg 
mengingkari Al-Qur'an & hadist hadist Rasulullah SAW.

Silahkan di lanjut.

Wassalam

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "dodindra" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Ass Wr Wb
> 
> Silahkan ditunggu kelanjutannya, namun, tolong isinya jangan 
menjadi
> hujadan.
> Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari informasi tersebut...
> Bagi yang akan mengomentari dan berisi bantahan juga silahkan,
> ditunggu juga, agar kita bisa seimbang mengambil datanya...
> 
> wassalam,
> dodi
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Safira" 
> wrote:
> >
> > Puak Wahabi diasaskan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Fahamannya 
> > dinisbahkan kepada bapanya iaitu Abdul Wahab. Dalam fiqh, mereka 
> > berpegang kepada Mazhab Hanbali yang disesuaikan dengan tafsir 
Ibnu 
> > Taimiyah laknatullah. 
> > 
> > Dalam kitab Munjid ternyatalah bahawa fahaman Wahabi itu adalah 
> > penerus faham Ibnu Taimiyah yang sesat lagi menyesatkan , bahkan 
> > lebih fanatik dan radikal daripada Ibnu Taimiyah sendiri. 
> > 
> > Dalam kitab Kasfus Syubahat karangan ulama-ulama Wahabi, cetakan 
An 
> > Nur di Najd, diceritakan sejarah ringkas fahaman Wahabi begini: 
> > 
> > Muhammad bin Abudul Wahab berasal dari qabilah Bani Tamim yang 
lahir 
> > pada 1115H dan wafat pada tahun 1206H. Dia mendapat pelajaran 
agama 
> > di Mekah dan Madinah. Di antara gurunya di Mekah terdapat nama 
> > Syeikh Muhammad Sulaiman Al Kurdi, Syeikh Abdul Wahab (bapanya 
> > sendiri) dan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab. 
> > 
> > Muhammad bin Abdul Wahab ini ketika mudanya banyak membaca buku 
> > karangan Ibnu Taimiyah dan lain-lain pemuka yang tersesat. 
> > 
> > Dia mula menyiarkan fatwa-fatwanya yang ganjil di negerinya 
sendiri 
> > iaitu di 'Ain yah tetapi penguasa negeri itu iaitu Uthman bin 
Ahmad 
> > bin Ma'mar telah mengusirnya dan berusaha membunuhnya. 
> > 
> > Kemudian ia berpindah ke Dur'iyah dan penguasanya adalah 
Muhammad 
> > bin Saud yang sanggup menolong Muhammad bin Abdul Wahab untuk 
> > menyebarkan fatwa-fatwanya yang sesat. maka bersatulah 2 orang 
> > Muhammad yang berlainan kepentingan. 
> > 
> > Muhammad bin Abdul Wahab memerlukan seorang penguasa untuk 
menolong 
> > penyiaran fahamannya yang baru dan Muhammad bin Saud pula 
memerlukan 
> > seorang "ulama" yang dapat mengisi rakyatnya dengan ideologi 
yang 
> > keras demi memperkukuhkan pemerintahan dan kekuasaannya. 
> > 
> > Muhammad bin Abdul Wahab pernah menghantar delegasi ke Mekah dan 
> > menyiarkan fatwanya yang ganjil tetapi Syarif Mekah di waktu itu 
> > iaitu Syarif Mas'ud menangkap orang-orang ini bahkan membunuh 
> > sebahagiannya tetapi Muhammad bin Abdul Wahab dapat melarikan 
diri 
> > dan memberi laporan kepada Raja Saud. Sejak itu, lahirlah 
permusuhan 
> > di antara kaum Wahabi di Mekah dengan Syarif di Mekah. 
> > 
> > Muhammad bin Abdul wahab memfatwakan bahawa orang di Mekah itu 
> > banyak yang kafir kerana mereka membolehkan berdoa dengan 
tawasul di 
> > hadapan makam Nabi, menziarahi makam nabi, berdoa sambi 
menghadap 
> > makam nabi, memuji nabi dengan membaca nazam Burdah Amin Tadza, 
> > membaca selawat Dalailul Khairat, membaca kisah Maulud Barzanji 
dan 
> > kerana mereka enggan menerima fatwanya. 
> > 
> > Tersebut dalam sejarah, bahawa satu kali terjadi perdebatan 
antara 
> > Muhammad bin Abdul Wahab dengan abangnya Syeikh Sulaiman bin 
Abdul 
> > Wahab dalam soal kafir mengkafir ini. 
> > 
> > Sulaiman bertanya kepada adiknya: "Berapakan rukun Islam?" 
> > Muhammad menjawab: "Lima" 
> > 
> > Sulaiman : "Tetapi kamu menjadikannya 6" 
> > Muhammad: "Apa?" 
> > Sulaiman: " Kamu memfatwakan bahawa siapa yang mengikutmu adalah 
> > mukmin dan yang tidak sesuai dengan fatwamu adalah kafir." 
> > Muhammad terdiam dan marah. 
> > 
> > Sesudah itu Muhammad bin Abdul Wahab cuba menangkap dan membunuh 
> > abangnya tetapi Sulaiman dapat lari ke Mekah dan menulis sebuah 
> > kitab " As Shawa'iqul Illahiyah firraddi 'alal Wahabuiyah." 
(Petir 
> > Tuhan untuk menolak fahaman Wahabi) 
> > 
> > Tertulis dalam buku itu sejarah perdebatan seorang lelaki dengan 
> > Muhammad bin Abdul Wahab. 
> > 
> > Seorang lelaki bertanya: "Berapa ramai orang yang dibebaskan 
Tuhan 
> > dalam bulan Ramadhan?" 
> > Muhammad bin Abdul Wahab menjawab: "100,000 orang" 
> > Lelaki itu bertanya lagi: "Pada akhir bulan Ram

[keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW

2007-03-26 Terurut Topik al.fatih
Pak Dodi, mungkin anta kurang teliti menyimak milis ini. setahu saya 
postingan hadist yang dikatakan dajjal oleh pak Abu Yahya itu ada 
yang mengawali dulu. jadi bukan pak Abu Yahya dia hanya membantah 
dengan hujjah. atau bagaimana?

Kemudian tentang pemahaman terhadap ayat al-Qur'an sudah menjadi 
kebiasaan ulama salaf dan  sekarang untuk merujuk pada tafsir ayat 
tersebut terlebih dahulu. adalah sesuatu yang aneh sekiranya ilmu 
tafsir yang diajarkan  diseluruh level pendidikan islam anta 
kesampingkan dengan alasan tidak semuanya sesuai dengan jaman 
sekarang. lalu anta bilang tafsiran selalu disempitkan ke peristiwa 
turunnya. ini yang anta kurang obyektif, siapa yang ingin 
menyempitkan makna alqur'an kalau kita sendiri? ana hanya sodorkan 
kepada anta nih loh pertama harus kita lihat tafsirannya dulu jangan 
mendahului tafsir yang sudah ada. kalau lantas anta mau berkreasi 
dengan tafsiran lain itu hak anta. ana merasa tidak pantas melakukan 
tafsiran2 versi ana untuk hal itu makanya ana lebih percaya kepada 
tafsiran ayat-ayat berdasarkan ulama ahli tafsir.

anta bilang sendiri peristiwa2 jaman Nabi mungkin tidak terjadi 
sekarang...oo..siapa bilang. anta lupa kasus yang belakangan hangat. 
yaitu poligami, hukumnya halal dan boleh namun belakangan banyak 
orang islam yang mengharamkan atau melarang (persis toh dengan yang 
anta sodorkan surat al-maidah 87). anta gak lupa kan? ini bukti 
repetisi generasi salaf yang sedang dibombardir oleh manusia yang 
gak beraqidah salaf yang mengaku-ngaku islam dan pembela ham dan hak 
asasi wanita. Jadi tidak boleh kita menafikan masa Nabi tidak akan 
berulang di jaman sekarang. fisiknya ya, namun hakikatnya bisa 
berulang.

ana ulangi bahwa tafsiran surat al-maidah 87 dan at-tahrim 1 tadi 
sangat jelas tidak ada hubungannya dengan penghalalan maulid. kalau 
anta menanyakan dalil pelarangannya sungguh aneh akh..padahal maulid 
di dalamnya diyakini ada unsur2 ibadah. kembali lagi bahwa kaedah 
ibadah adalah tauqifiyah, boleh jika ada perintah. dalilnya:
man 'amila 'amalan laysa 'alaihi amruna fa huwa roddhun
barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak ada perintah dari 
kami terhadapnya maka ia tertolak.(Muslim)

jadi semua amal ibadah itu berlandaskan perintah. bukan berlandaskan 
larangan,..kayaknya sudah sering dibahas disini.

afwan...silahkan dilanjut..



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "dodindra" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Ass Wr Wb
> 
> OOo, yang dimaksud itu tho ? Lha, karena saya kutip dari 
tulisan
> Om Abu Yahya berjudul Perkataan dusta (dajjal) seputar MAULID dan
> bantahannya , maka mari kita tanya ramai-ramai pada Om Abu Yahya...
> Bukankah beliau telah menyampaikan rujukannya (Lihat *an-Nikmatul
> Kubro 'Alal'Alami *oleh Al Imam 'Alim Al 'Alamah Shabuddin Ahmad 
ibnu
> Hajar Al Haitami Asy Syafie hal. 7) ?
> 
> Mari, yang punya kitab tersebut untuk membuka dan menyampaikan di
> milis ini, biar jelas,halo Om Abu Yahya ? atau Om Fatih gak percaya
> ama Imam Ibnu Hajar ini ? Bukankah beliau sering jadi rujukan kaum
> Salafiyyah ?
> 
> Om Fatih yang baik, mohon maafjika kita menafsirkan suatu ayat
> atau Firman Alloh SWT selalu disempitkan ke peristiwa turunnya ayat
> tersebut, wah.apa jadinya ?
> Tentu Al Qur'an akan sulit kita jadikan rujukan, karena peristiwa-2
> dijaman Nabi, mungkin sudah tidak terjadi lagi dimasa kini.
> Padahal, Al Qur'an sudah dijamin oleh Alloh SWT, pasti akan dapat
> digunakan sebagai Petunjuk dan Pedoman Hidup Umat manusia hingga 
akhir
> jaman.
> 
> Bukankah sangat jelas isi ayat tersebut (QS Al Maidah ayat 87 dan 
At
> Tahrim ayat 1), yaitu Larangan Mengharamkan atas apa-apa yang
> Halal/Boleh dari Alloh ?
> Kalaupun kita melihat Asbabul Nuzul ayat tersebut, adalah untuk 
lebih
> memandang luas dan memahami latar belakang historisnya. Sedang 
isinya,
> bisa digunakan untuk hal-hal yang sejenis, baik secara langsung 
sama
> persis atau digunakan secara qiyyas, secara mahfum.
> 
> kalau dipersempit hanya sesuai peristiwa turunnya, lalu bagaimana 
kita
> menggunakan ayat-ayat yang isinya adalah kisah-kisah jaman sebelum
> Nabi SAW ? tentulah selayaknya tidak demikian saja cara memaknai 
isi
> kandungan Al Qur'an...
> Tapi...y, saya yang faqir ini mohon maaf, karena pemahaman
> akan isi Al Qur'an, memang hanya hak Alloh SWT untuk dikaruniakan 
pada
> hambaNYA yang dikehendakiNYA, tentu ada perbedaan diantara kita
> terjadi karenaNYA jua..
> 
> Kembali ke Maulid Nabi SAW, tolong disampaikan hujah yang valit dan
> tsiqoh YANG MELARANGnya ..kami tunggu ya Om Fatih, terima 
kasih...
> Kalau yang membolehkan, baik dalil qiyyas maupun secara mahfum kan
> udah dibahas, kalau Om Fatih ingin diulang ini :
> 
> Dalil-dalil Al Qur'an sebagian diantaranya, Kang Ramdan pernah
> menuliskannya:
> 
> "Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari 
ia
> meniggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali". (Qur'an 
surat
> Maryam
> ayat 15)
> 
> QS Maryam ayat 33." Dan kes

[keluarga-islam] (Maulid Nabi) Pembuahan Nabi Tercinta sall-Allahu ‘alayhi wasallam

2007-03-26 Terurut Topik Ananto

*A'uudzu billahi minasy syaithanirrajiim
Bismillahirrahmanirrahiim
Wassholatu wassalamu 'ala asyrafil anbiyaa-i wal Mursaliin Sayyidina
Muhammadin wa 'ala aalihi wasahbihi ajma'in*

*Pembuahan Nabi Tercinta sall-Allahu 'alayhi wasallam*

Suatu ketika, saat sedang tertidur di halaman Ka'bah setelah Allah
menyelamatkan Abdul Muttalib dari serangan Abrahah, ia melihat suatu mimpi
yang menakjubkan. Ia pun terbangun ketakutan, dan mendatangi para peramal
Quraisy, untuk menceritakan mimpinya. Mereka pun berkata padanya, "Mimpi itu
adalah mimpi yang benar, akan muncul dari sulbimu seseorang yang seluruh
penduduk Langit dan Bumi akan percaya padanya, dan seseorang yang akan
menjadi sangat terkenal." Saat itu, Abdul Muttalib menikahi Fatimah, dan ia
mengandung 'Abdullah. Dari Al Zabiih (RA), yang ceritanya amat masyhur.

Beberapa tahun kemudian, saat mereka pulang kembali ke rumah setelah
mengorbankan seratus ekor unta sebagai qurban untuk menyelamatkan hidupnya,
'Abdullah (RA) dan ayahnya melewati seorang peramal Yahudi bernama Fatima.
Ketika ia memandang wajah 'Abdullah (RA), yang saat itu adalah seorang
laki-laki paling tampan dalam suku Quraisy, ia berkata, "Aku akan berikan
padamu unta-unta sejumlah yang sama dengan yang telah diqurbankan untukmu,
jika kau mau berhubungan badan denganku sekarang." Peramal wanita itu
berkata seperti ini karena ia melihat di wajah 'Abdullah, cahaya
kenabian *(nuur
Muhammad sall-Allahu 'alayhi wasallam)*, dan ia berharap ialah yang akan
mengandung nabi termulia ini. 'Abdullah (RA) menjawab,

*"Berkenaan dengan haram, kematian adalah lebih utama,

dan aku tidak melihat satu halal pun dalam pandangan,

dan tentang apa yang kau minta,

seorang yang terhormat haruslah menjaga kehormatan dan agamanya."*

Pada hari berikutnya, 'Abdul Muttalib membawa 'Abdullah untuk bertemu dengan
Wahab ibn Abd Manaaf, yang merupakan pimpinan dari Bani Zuhra, tuan mereka
dalam silsilah dan asal usul. 'Abdul Muttalib menikahkan 'Abdullah (RA)
dengan putri Wahab, Aaminah (RA), yang merupakan wanita terbaik dalam suku
Quraisy, baik dalam silsilah maupun kelahirannya. Mereka menjadi suami dan
istri di hari Senin, di salah satu hari Mina, di suatu jalan gunung milik
Abu Talib. Dan Aminah pun mengandung Nabi *sall-Allahu 'alayhi wasallam*.

Pada hari berikutnya, 'Abdullah (RA) pergi keluar dan melewati wanita yang
pernah melamarnya sebelumnya. 'Abdullah bertanya padanya, "Mengapa kau tidak
menawarkan padaku hal apa yang pernah kau tawarkan padaku kemarin?" Wanita
itu menjawab, "Cahaya yang kau bawa kemarin telah meninggalkanmu; karena
itu, aku tak membutuhkanmu lagi hari ini. Aku sempat berharap untuk memiliki
cahaya itu dalam diriku, tapi Allah menghendakinya untuk ditaruh di tempat
yang lain."

Begitu pembuahan Nabi *sall-Allahu 'alayhi wasallam* terjadi, begitu banyak
pula keajaiban mulai terjadi pada Aminah. Sahl ibn 'Abdullah al-Tustari
berkata, "Saat Allah menciptakan Muhammad *sall-Allahu 'alayhi
wasallam*dalam rahim ibunya, di suatu malam Jumat dalam bulan Rajab,
Allah SWT
memerintahkan Ridwan, Penjaga Surga-surga, untuk membuka Surga Tertinggi.
Seorang penyeru mengumumkan di seluruh Langit dan Bumi bahwa cahaya
tersembunyi yang akan membentuk Sang Nabi Pembimbing akan berdiam, pada
malam itu juga, dalam rahim ibunya, di mana penciptaannya akan
disempurnakan. Diwahyukan pula bahwa ia akan muncul sebagai seorang pembawa
kabar gembira dan sebagai pemberi peringatan."

Diriwayatkan oleh Ka'ab Al-Ahbaar (RA), bahwa pada malam pembuahan
Nabi *sall-Allahu
'alayhi wasallam* tersebut, diumumkan di Langit dan seluruh tingkatannya,
dan juga di bumi dan segenap sudutnya, bahwa cahaya tersebunyi, dari mana
sang Nabiyallah *sall-Allahu 'alayhi wasallam* diciptakan, akan mendiami
rahim Aminah.

Juga, pada hari itu pula, seluruh berhala-berhala di muka bumi terbalik atas
ke bawah. Suku Quraisy yang tadinya menderita karena kekeringan yang parah
dan penderitaan yang berat, melalui peristiwa yang barakah ini, bumi menjadi
hijau dan pohon-pohon pun berbuah, dan barakah datang pada mereka dari
segala arah. Karena tanda-tanda barakah ini, tahun saat mana Muhammad
*sall-Allahu
'alayhi wasallam* dibuahkan dikenal sebagai *Tahun Kemenangan dan
Kebahagiaan*.

Ibn Ishaq meriwayatkan bahwa Aaminah (RA) biasa mengatakan bagaimana ia
telah dikunjungi oleh para malaikat ketika ia sedang hamil dan mengandung
Nabi *sall-Allahu 'alayhi wasallam*, dan ia diberitahu, "Engkau sedang
mengandung seorang Tuan Pemimpin dari Ummat ini." Aminah pun berkata, "Aku
tak pernah merasakan bahwa diriku tengah hamil dan mengandungnya, dan aku
tak pernah mengalami kesulitan-kesulitan atau mengidam makanan seperti yang
dialami wanita lainnya; aku hanya memperhatikan bahwa haidku telah berhenti.
Suatu saat, seorang malaikat datang kepadaku di saat aku dalam keadaan
antara tidur dan terjaga, dan ia berkata, 'Apakah engkau merasa bahwa dirimu
tengah mengandung Penghulu seluruh manusia?', lalu ia pun meninggalkanku.
Saat waktu kelahiran makin mendekat, 

[keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW==amal

2007-03-26 Terurut Topik dodindra
Salamun'alaykum,

Kang, ya semestinya begitu kalau kita rujuk hadits-hadits...
Salah satu hadits puasa hari Senin, bukankah Rosul bersabda bahwa
ketika amal diangkat pada hari itu, beliau mau dalam keadaan berpuasa.

Lalu, bukankah ada hadits juga tentang do'a orang yang dianiaya,
doanya tidak terhijab ke Alloh SWT, artinya amal do'anya orang
teraniaya itu, udah langsung naik.

Juga, kita kan dituntun Rosul SAW salah satu do'a yang berbunyi :
Yaa Robbi, karuniakanlah kepada kami Ilmu yang bermanfaat, dengarkan
do'a kami, dan angkatlah amal kami "

Nah, ini kan mengisyaratkan bahwa amal itu ada yang belum terangkat.

Juga, coba dirujuk hadits tentang ibadah zakat, khususnya zakat
fitrah, bukankah zakat fitrah tersebut menjadi salah satu pelengkap
puasa wajib Romadhon agar diijabah oleh Alloh SWT ?

Juga, coba dirujuk nash tentang sodaqoh, silaturohmi...betapa
banyaknya penjelasan tentang hal ini terkait hasil amal kita

Hikmahnya amal ada yang langsung sampai dan ada yang belum terangkat,
adalah, kita semua gak boleh putus dari berdo'a, dzikir pada Alloh
SWT, karena belum tentu amal kita udah terangkat untuk dinilai, namun
kita juga gak boleh ragu dan putus asa pada Alloh karena, Alloh Maha
Rohman dan Rohiim.

Silahkan, saudaraku yang lain menambah, sangat besar manfaatnya bagi
diri saya menerima tambahan ilmu dari anda semua, insya Alloh...

Semoga Alloh menetapkan kita semua di siroothol mustaqiimNYA. Dan
mempersatukan kita dalam ISLAM. Amiin.

Selamat menyambut Maulid Nabi, 12 Robiul'awal 1428H,

Ya Nabi Salam Alaika
Ya Rosuul salam alaika
Ya Habiib salam alaika
Sholawatulloh alaika
wasalamualaykum wr.wb.

dodi indra
yangfaqirdanbarubelajarhidup


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> wa alaikum salam wa rohmatullohi wa barokatuh...
> 
> mas Dodi, terima kasih sudah memberikan tambahan ilmu.
> kalo begini kan enak, ada yang tanya, lalu ada yang jawab, dan
kemudian ada
> yang membantah...
> he he he...
> begitulah dinamika ngobrol di warung kopi, eh di milis... :-)
> 
> kalo boleh saya bertanya lagi,
> sepengertian saya, amal shalih itu juga dibagi menjadi dua, yaitu amal
> shalih karena sudah naik, ada amal shalih yang masih tertahan.
> apakah benar begitu..?
> 
> 
> salam
> :-)
> 
> 
> 
> On 3/26/07, dodindra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   Ass Wr Wb
> > Kang Ramdan, kalau Ibadah, itu hanya ditujukan pada Tuhan, bagi kita
> > kaum Muslimin ya ditujukan kepada Alloh SWT, Tuhan kita.
> >
> > kalau Amal, itu kalau dipisah bisa menjadi 3 pokok, yaitu Amal SHALIH,
> > Amal Biasa, dan Amal Jelek
> >
> > Amal Jelek, adalah perbuatan seseorang yang jelek menurut kebiasaan
> > maupun syariah.
> > Amal biasa, adalah perbuatan seseorang yang tidak bernilai ibadah
> > walau tidak jelek.
> > Amal Shalih, adalah perbuatan seseorang yang niatnya untuk Alloh, cara
> > dan pelaksanaannya baik, dan tidak bertentangan dengan syariah Alloh.
> >
> > Ayo yang lain menambahkannuhun.
> >
> > wassalam,
> > dodi
> >
> > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
,
> > Ramdan  wrote:
> > >
> > > he he he...
> > > jangan marah dong Om... :-)
> > >
> > > ibadah sholat, puasa, dan yang wajib mau pun yang sunat kan
sudah ada
> > > aturannya.
> > > kalo masih berpendapat sholat subuh boleh dilakukan 20 rokaat dengan
> > > mengambil alasan bagus sekalian olah raga, ya ga usah jadi deh
ngobrol
> > > nya
> > >
> > > yang saya tanya adalah ada bedanya ga ibadah dengan amal..?
> > > ah, gitu aja kok sewot... :-p
> > >
> > > buat yang laen, ada yang mau jawab?
> > >
> > > salam
> > > :-)
> > >
> > >
> > >
> > > On 3/26/07, Risdy  wrote:
> > > >
> > > > ya udah sono, mendingan sholat tarawih yg 23 rakaat, khan lebih
> > banyak
> > > > klo pake akal khan yg lebih banyak itu lebih baik
> > > > sehingga sholat shubuh juta mendingan 20 rakaat,
> > > > khan sekalian olah raga, gerak badan, dan itu bagus khan?? :)
> > > >
> > > >
> > > > On 3/26/07, Ramdan  wrote:
> > > > >
> > > > > he he he...
> > > > > di ayat itu dijelaskan "yang lebih baik amalnya", bukan yang
lebih
> > > > > berkualitas ibadahnya. :-)
> > > > > apakah Om Risdy berpendapat bahwa amal dan ibadah itu sama..?
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > On 3/26/07, Risdy  wrote:
> > > > > >
> > > > > > surat al-mulk, ayat 2 "Yang menjadikan mati dan hidup,
> > supaya Dia
> > > > > > menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.
> > Dan Dia Maha
> > > > > > Perkasa lagi Maha Pengampun"
> > > > > >
> > > > > > emang apa artinya ahsanu amala???
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > On 3/26/07, Ramdan < ramdan.ramdan@> wrote:
> > > > > > >
> > > > > > > Kang Risdy,
> > > > > > >
> > > > > > > mohon maaf, mana referensinya bahwa "Allah mengukur
> > hamba-Nya, dari
> > > > > > > kualitas ibadah seorang hamba,
> > > > > > > bukan dari banyaknya"
> > > > > > >
> > > > > > > salam
> > > > > > > :-)
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > > On 3/26/07, Risdy  wrote:
> > > > > > > >
> > > > > > > > yup, intin

[keluarga-islam] Fwd: Video2 TSUNAMI Banda Aceh 2004 dll.

2007-03-26 Terurut Topik muntazirah2007
--- In mencintai-islam@yahoogroups.com, "muntazirah2007" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Assalamualaikum...

Please visit my YouTube page...

http://youtube.com/watch?v=VqAmNQhTzfU

http://www.youtube.com/watch?v=BGVcTWj_n5U

MAWADDAH DI JAKARTA - HIDUP JAKARTA...

http://www.youtube.com/watch?v=y05yJgbtYzA

--- End forwarded message ---




[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 08 Rabi'ul 'Awal 1428H

2007-03-26 Terurut Topik Ananto

Bismillah irRahman irRaheem
In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind

Alhamdulillaahil ladzii najjaanaa minal qawmish zhaalimimiina.

Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang
dzalim. (Al Mu'minun: 28)


[keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW

2007-03-26 Terurut Topik dodindra
Ass Wr Wb

OOo, yang dimaksud itu tho ? Lha, karena saya kutip dari tulisan
Om Abu Yahya berjudul Perkataan dusta (dajjal) seputar MAULID dan
bantahannya , maka mari kita tanya ramai-ramai pada Om Abu Yahya...
Bukankah beliau telah menyampaikan rujukannya (Lihat *an-Nikmatul
Kubro 'Alal'Alami *oleh Al Imam 'Alim Al 'Alamah Shabuddin Ahmad ibnu
Hajar Al Haitami Asy Syafie hal. 7) ?

Mari, yang punya kitab tersebut untuk membuka dan menyampaikan di
milis ini, biar jelas,halo Om Abu Yahya ? atau Om Fatih gak percaya
ama Imam Ibnu Hajar ini ? Bukankah beliau sering jadi rujukan kaum
Salafiyyah ?

Om Fatih yang baik, mohon maafjika kita menafsirkan suatu ayat
atau Firman Alloh SWT selalu disempitkan ke peristiwa turunnya ayat
tersebut, wah.apa jadinya ?
Tentu Al Qur'an akan sulit kita jadikan rujukan, karena peristiwa-2
dijaman Nabi, mungkin sudah tidak terjadi lagi dimasa kini.
Padahal, Al Qur'an sudah dijamin oleh Alloh SWT, pasti akan dapat
digunakan sebagai Petunjuk dan Pedoman Hidup Umat manusia hingga akhir
jaman.

Bukankah sangat jelas isi ayat tersebut (QS Al Maidah ayat 87 dan At
Tahrim ayat 1), yaitu Larangan Mengharamkan atas apa-apa yang
Halal/Boleh dari Alloh ?
Kalaupun kita melihat Asbabul Nuzul ayat tersebut, adalah untuk lebih
memandang luas dan memahami latar belakang historisnya. Sedang isinya,
bisa digunakan untuk hal-hal yang sejenis, baik secara langsung sama
persis atau digunakan secara qiyyas, secara mahfum.

kalau dipersempit hanya sesuai peristiwa turunnya, lalu bagaimana kita
menggunakan ayat-ayat yang isinya adalah kisah-kisah jaman sebelum
Nabi SAW ? tentulah selayaknya tidak demikian saja cara memaknai isi
kandungan Al Qur'an...
Tapi...y, saya yang faqir ini mohon maaf, karena pemahaman
akan isi Al Qur'an, memang hanya hak Alloh SWT untuk dikaruniakan pada
hambaNYA yang dikehendakiNYA, tentu ada perbedaan diantara kita
terjadi karenaNYA jua..

Kembali ke Maulid Nabi SAW, tolong disampaikan hujah yang valit dan
tsiqoh YANG MELARANGnya ..kami tunggu ya Om Fatih, terima kasih...
Kalau yang membolehkan, baik dalil qiyyas maupun secara mahfum kan
udah dibahas, kalau Om Fatih ingin diulang ini :

Dalil-dalil Al Qur'an sebagian diantaranya, Kang Ramdan pernah
menuliskannya:

"Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia
meniggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali". (Qur'an surat
Maryam
ayat 15)

QS Maryam ayat 33." Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku,
pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali".

Pada 2 ayat diatas, adalah Firman Alloh pada kita yang wajib diamini,
betapa Alloh memberikan selamat sejahtera atas kelahiran Nabi Yahya
AS, dan nabi Isa AS, demikian pula atas hari kematiannya, serta yang
ghoib, hari dibangkitkan kembali nanti.

Untuk Nabi Muhammad SAW, yang merupakan manusia Agung pilihan Alloh,
jauh lebih utama tentunya, nah tahun kelahiran beliau, oleh Alloh SWT
diceritakan pada Al Qur'an dengan diturunkannya Surat Al Fiil. Hal ini
dirangkai dengan kejadian sejarah dalam Surat Al Buruuj.
Ashabul Ukhdud adalah isi pada Surat Al Buruuj, mempunyai hubungan
dengan kisah Ashabul Fiil pada Surat Al Fiil, dan Ashabul Fiil ini
berhubungan dengan Kelahiran Nabi Muhammad Rosululloh SAW.

Nah, maksud Alloh diantaranya tentunya adalah untuk memulyakan
kelahiran RosulNYA tersebut, makanya Alloh mengabadikan tahun
kelahiran beliau dalam Al Qur'an pada Surat Al Fiil tersebut.

QS Al A'rof ayat 157 :
"(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di
sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma`ruf dan melarang
mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan
membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada
mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, MEMULIAKANNYA,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya
(Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung."

QS Al Hajj ayat 32 :
"Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa MENGAGUNGKAN
SYI'AR-SYI'AR ALLAH, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati."

Nah, 2 ayat FirmanNYA diatas adalah kejelasan dari perintah Alloh
untuk memuliakan Rosululloh SAW, dan mengagungkan syiar Alloh, Apakah
ada yang lebih besar syiar agama ini dibanding diri Rosululloh SAW ?
Artinya Diri Rasululloh ya semua yang berkaitan dengan Beliau SAW,
diantaranya adalah kelahiran Nabi SAW, jadi ini adalah bukti dari hati
yang bertakwa kepada Alloh SWT.

jadi, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW guna syiar agama Alloh,
adalah hal yang terkandung dalam Al Qur'an, bukan BID'AH SAYYI'AH.

Untuk Hadits,Om Naufal telah menuliskannya, salah satunya :

Nabi saw. pernah ditanya tentang puasa pada hari senin. Beliau
menjawab, "Ia adalah hari saat aku dilahirkan dan mendapat wahyu."
(Shahih Muslim)

Kira2 kenapa ya nabi b

Re: [keluarga-islam] benarkah Anda Tuhan Semesta Alam?

2007-03-26 Terurut Topik wong ma'ruf
KIta kenal Allah bukan dari bentuk rupaNya, tetapi dari af'al (perbuatanNya), 
siapa bilang semua manusia kembali kepadaNya ? Allah akan menilai dulu apakah 
mereka musyrik (tidak mau diatur dengan hukumNya), atau mu'min (berserah diri 
pada hukumNya.

"s.mono" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
Assalamualaikum wr wb
 
 sempat terlintas dalam benak yang awam ini, bagaimanakah kita bisa 
 percaya dan yakin ketika di akhirat nanti pada saat kita berhadapan 
 dengan ALLAH SWT itu adalah benar ALLAH SWT, padahal sebelumnya kita 
 belum pernah bertemu dengan-NYA. tidakkah teman2 juga mempertanyakan 
 itu? atau mungkinkah ini bisikan dari syetan? dan sungguh tidak perlu 
 dijawab/dibahas.
 Buat saudara seiman yang mengerti dengan permasalahan ini, mohon 
 masukannya.
 
 salam,
 mono
   
 
 
 
   

 
-
Never miss an email again!
Yahoo! Toolbar alerts you the instant new Mail arrives. Check it out.

[keluarga-islam] Re: PUAK WAHABI - PENERUS AJARAN SESAT

2007-03-26 Terurut Topik al.fatih
Makasih Pak Dodi, gak usah dibantah dibiarkan aja ntar hilang 
sendiri. Asal tahu aja istilah wahhabi itu dari dulu tidak ada, yang 
memunculkan ya orangnya itu-itu juga, kelompok itu-itu juga. Yang 
ada dakwah salafiyah yang menisbatkan kepada generasi salaf dan 
isnya Allah dakwah ini akan terus berkembang di dunia dengan manhaj 
salafnya. Di negeri ini gak usah ditanya, apa lagi di Jabotabek 
subhanallah umat sudah mulai memahami dinul islam ini dengan baik 
termasuk pegawai-pegawai kantoran yang sibuk mencari uang kini 
disela-sela jam istirahatnya banyak mengisi waktu dengan kajian-
kajian ilmiah bermanhaj salaf. Jadi gak usah dirisaukan...

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "dodindra" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Ass Wr Wb
> 
> Silahkan ditunggu kelanjutannya, namun, tolong isinya jangan 
menjadi
> hujadan.
> Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari informasi tersebut...
> Bagi yang akan mengomentari dan berisi bantahan juga silahkan,
> ditunggu juga, agar kita bisa seimbang mengambil datanya...
> 
> wassalam,
> dodi
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Safira" 
> wrote:
> >
> > Puak Wahabi diasaskan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Fahamannya 
> > dinisbahkan kepada bapanya iaitu Abdul Wahab. Dalam fiqh, mereka 
> > berpegang kepada Mazhab Hanbali yang disesuaikan dengan tafsir 
Ibnu 
> > Taimiyah laknatullah. 
> > 
> > Dalam kitab Munjid ternyatalah bahawa fahaman Wahabi itu adalah 
> > penerus faham Ibnu Taimiyah yang sesat lagi menyesatkan , bahkan 
> > lebih fanatik dan radikal daripada Ibnu Taimiyah sendiri. 
> > 
> > Dalam kitab Kasfus Syubahat karangan ulama-ulama Wahabi, cetakan 
An 
> > Nur di Najd, diceritakan sejarah ringkas fahaman Wahabi begini: 
> > 
> > Muhammad bin Abudul Wahab berasal dari qabilah Bani Tamim yang 
lahir 
> > pada 1115H dan wafat pada tahun 1206H. Dia mendapat pelajaran 
agama 
> > di Mekah dan Madinah. Di antara gurunya di Mekah terdapat nama 
> > Syeikh Muhammad Sulaiman Al Kurdi, Syeikh Abdul Wahab (bapanya 
> > sendiri) dan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab. 
> > 
> > Muhammad bin Abdul Wahab ini ketika mudanya banyak membaca buku 
> > karangan Ibnu Taimiyah dan lain-lain pemuka yang tersesat. 
> > 
> > Dia mula menyiarkan fatwa-fatwanya yang ganjil di negerinya 
sendiri 
> > iaitu di 'Ain yah tetapi penguasa negeri itu iaitu Uthman bin 
Ahmad 
> > bin Ma'mar telah mengusirnya dan berusaha membunuhnya. 
> > 
> > Kemudian ia berpindah ke Dur'iyah dan penguasanya adalah 
Muhammad 
> > bin Saud yang sanggup menolong Muhammad bin Abdul Wahab untuk 
> > menyebarkan fatwa-fatwanya yang sesat. maka bersatulah 2 orang 
> > Muhammad yang berlainan kepentingan. 
> > 
> > Muhammad bin Abdul Wahab memerlukan seorang penguasa untuk 
menolong 
> > penyiaran fahamannya yang baru dan Muhammad bin Saud pula 
memerlukan 
> > seorang "ulama" yang dapat mengisi rakyatnya dengan ideologi 
yang 
> > keras demi memperkukuhkan pemerintahan dan kekuasaannya. 
> > 
> > Muhammad bin Abdul Wahab pernah menghantar delegasi ke Mekah dan 
> > menyiarkan fatwanya yang ganjil tetapi Syarif Mekah di waktu itu 
> > iaitu Syarif Mas'ud menangkap orang-orang ini bahkan membunuh 
> > sebahagiannya tetapi Muhammad bin Abdul Wahab dapat melarikan 
diri 
> > dan memberi laporan kepada Raja Saud. Sejak itu, lahirlah 
permusuhan 
> > di antara kaum Wahabi di Mekah dengan Syarif di Mekah. 
> > 
> > Muhammad bin Abdul wahab memfatwakan bahawa orang di Mekah itu 
> > banyak yang kafir kerana mereka membolehkan berdoa dengan 
tawasul di 
> > hadapan makam Nabi, menziarahi makam nabi, berdoa sambi 
menghadap 
> > makam nabi, memuji nabi dengan membaca nazam Burdah Amin Tadza, 
> > membaca selawat Dalailul Khairat, membaca kisah Maulud Barzanji 
dan 
> > kerana mereka enggan menerima fatwanya. 
> > 
> > Tersebut dalam sejarah, bahawa satu kali terjadi perdebatan 
antara 
> > Muhammad bin Abdul Wahab dengan abangnya Syeikh Sulaiman bin 
Abdul 
> > Wahab dalam soal kafir mengkafir ini. 
> > 
> > Sulaiman bertanya kepada adiknya: "Berapakan rukun Islam?" 
> > Muhammad menjawab: "Lima" 
> > 
> > Sulaiman : "Tetapi kamu menjadikannya 6" 
> > Muhammad: "Apa?" 
> > Sulaiman: " Kamu memfatwakan bahawa siapa yang mengikutmu adalah 
> > mukmin dan yang tidak sesuai dengan fatwamu adalah kafir." 
> > Muhammad terdiam dan marah. 
> > 
> > Sesudah itu Muhammad bin Abdul Wahab cuba menangkap dan membunuh 
> > abangnya tetapi Sulaiman dapat lari ke Mekah dan menulis sebuah 
> > kitab " As Shawa'iqul Illahiyah firraddi 'alal Wahabuiyah." 
(Petir 
> > Tuhan untuk menolak fahaman Wahabi) 
> > 
> > Tertulis dalam buku itu sejarah perdebatan seorang lelaki dengan 
> > Muhammad bin Abdul Wahab. 
> > 
> > Seorang lelaki bertanya: "Berapa ramai orang yang dibebaskan 
Tuhan 
> > dalam bulan Ramadhan?" 
> > Muhammad bin Abdul Wahab menjawab: "100,000 orang" 
> > Lelaki itu bertanya lagi: "Pada akhir bulan Ramadhan berapa?" 
> > Muhammad menjawab: "Pada akhir bulan Ramadhan dibebaskan Tuhan 
> > sebanyak yang te

[keluarga-islam] Re: Pendapat Para Imam dan Muhaddits

2007-03-26 Terurut Topik al.fatih
he..he..teluk kali ye? kok teruk sih.
begini ya mba/mas..gak usah under estimate lah wong anta/i juga cuma 
kopi paste doank kok, kita kan berdiskusi. saran buat anta/i 
hendaknya memanggil seorang muslim dengan panggilan yang layak. saya 
tanya anta apa sih wahhabi itu?


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Safira" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Salam kenal juga mas.
> Silahkan di teruskan diskusi dgn para teruk Wahabinya. 
> Insya Allah saya siap terlibat diskusi tersebut.
> 
> Begitulah kalo para Imam dan Muhadist saja memuliakan Maulid Nabi 
> SaW, apalagi kita yg cuman hapal segelintir hadist sudah berani 
> bekoar menghukumi syirik dan Bid'ah.
> Semoga Allah membukakan hati mereka tuk memuliakan dan mencintai 
> Nabi SAW melebihi keluarganya bahkan dirinya sendiri.
> 
> Salam
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "dodindra"  
> wrote:
> >
> > Ass Wr Wb
> > 
> > Wis jan, komplit makomplittt...plit...terima kasih tambahannya
> > hujjahnya mbak Safira (maaf ya kalau salah, tak anggap njenengan
> > perempuan)pokoke TE O PE BE GE TE, top markotop lah...
> > 
> > wassalam,
> > dodi
> > 
> > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Safira" 

> > wrote:
> > >
> > > 1. Berkata Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Asqalaniy rahimahullah :
> > > Telah jelas dan kuat riwayat yang sampai padaku dari shahihain 
> bahwa 
> > > Nabi saw datang ke Madinah dan bertemu dengan Yahudi yang 
> berpuasa 
> > > hari asyura (10 Muharram), maka Rasul saw bertanya maka mereka 
> > > berkata : "hari ini hari ditenggelamkannya Fir'aun dan Allah 
> > > menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa sebagai tanda syukur 
pada 
> > > Allah swt, maka bersabda Rasul saw : "Kita lebih berhak atas 
> Musa as 
> > > dari kalian", maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas 
> > > anugerah yang diberikan pada suatu hari tertentu setiap 
> tahunnya, 
> > > dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dengan pelbagai cara, 
> > > seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alqur'an, maka 
> nikmat 
> > > apalagi yang melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman 
> Allah 
> > > swt "SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN ANUGERAH PADA ORANG-ORANG 
> > > MUKMININ KETIKA DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA" (QS Al 
Imran 
> 164)
> > > 
> > > 2. Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah :
> > > Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa 
> Rasul 
> > > saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi 
> > > (Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dengan sanad shahih dan 
Sunan 
> Imam 
> > > Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300, dan telah diriwayatkan bahwa 
> telah 
> > > ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau 
saw 
> 7 
> > > tahun, dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka 
jelaslah 
> > > bahwa akikah beliau saw yang kedua atas dirinya adalah sebagai 
> tanda 
> > > syukur beliau saw kepada Allah swt yang telah membangkitkan 
> beliau 
> > > saw sebagai Rahmatan lil'aalamiin dan membawa Syariah untuk 
> > > ummatnya, maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan 
> > > tasyakkuran dengan Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman-
> teman 
> > > dan saudara-saudara, menjamu dengan makanan-makanan dan yang 
> serupa 
> > > itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan. 
Bahkan 
> Imam 
> > > Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai perayaan 
maulid 
> > > dengan nama : "Husnulmaqshad fii 'amalilmaulid".
> > > 
> > > 3. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam 
> > > Nawawi) :
> > > Merupakan Bid'ah hasanah yang mulia dizaman kita ini adalah 
> > > perbuatan yang diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran 
Rasul 
> saw 
> > > dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para 
fuqara, 
> > > seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul saw dan 
membangkitkan 
> > > rasa cinta pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dengan 
> > > kelahiran Nabi saw.
> > > 
> > > 4. Pendapat Imamul Qurra' Alhafidh Syamsuddin Aljazriy 
> rahimahullah 
> > > dalam kitabnya 'Urif bitta'rif Maulidissyariif :
> > > Telah diriwayatkan Abu Lahab diperlihatkan dalam mimpi dan 
> ditanya 
> > > apa keadaanmu?, ia menjawab : "di neraka, tapi aku mendapat 
> > > keringanan setiap malam senin, itu semua sebab aku membebaskan 
> > > budakku Tsuwaibah demi kegembiraanku atas kelahiran Nabi (saw) 
> dan 
> > > karena Tsuwaibah menyusuinya (saw)" (shahih Bukhari hadits 
> no.4813). 
> > > maka apabila Abu Lahab Kafir yg Alqur'an turun mengatakannya 
di 
> > > neraka mendapat keringanan sebab ia gembira dengan kelahiran 
> Nabi 
> > > saw, maka bagaimana dg muslim ummat Muhammad saw yang gembira 
> atas 
> > > kelahiran Nabi saw?, maka demi usiaku, sungguh balasan dari 
> Tuhan 
> > > Yang Maha Pemurah sungguh-sungguh ia akan dimasukkan ke sorga 
> > > kenikmatan Nya dengan sebab anugerah Nya.
> > > 
> > > 5. Pendapat Imam Al Hafidh Syamsuddin bin Nashiruddin 
> Addimasyqiy 
> > > dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy :
> > > Serupa dengan ucapan Imamul Qurra' Alhaf

Re: [keluarga-islam] Re: Pendapat Para Imam dan Muhaddits

2007-03-26 Terurut Topik Ananto

seperti yg sudah saya bilang... semuanya sudah terang benderang...
baik yg membolehkan dan yang tidak membolehkan...

yg penting, jangan saling menyalahkan...

tolong pelajari teori buah duren dan teori AQUA yg sudah saya utarakan
tadi... :)

salam,
ananto


On 3/26/07, dodindra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


  Ass Wr Wb

Wis jan, komplit makomplittt...plit...terima kasih tambahannya
hujjahnya mbak Safira (maaf ya kalau salah, tak anggap njenengan
perempuan)pokoke TE O PE BE GE TE, top markotop lah...

wassalam,
dodi

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com ,
"Safira" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> 1. Berkata Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Asqalaniy rahimahullah :
> Telah jelas dan kuat riwayat yang sampai padaku dari shahihain bahwa
> Nabi saw datang ke Madinah dan bertemu dengan Yahudi yang berpuasa
> hari asyura (10 Muharram), maka Rasul saw bertanya maka mereka
> berkata : "hari ini hari ditenggelamkannya Fir'aun dan Allah
> menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa sebagai tanda syukur pada
> Allah swt, maka bersabda Rasul saw : "Kita lebih berhak atas Musa as
> dari kalian", maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas
> anugerah yang diberikan pada suatu hari tertentu setiap tahunnya,
> dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dengan pelbagai cara,
> seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alqur'an, maka nikmat
> apalagi yang melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman Allah
> swt "SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN ANUGERAH PADA ORANG-ORANG
> MUKMININ KETIKA DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA" (QS Al Imran 164)
>
> 2. Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah :
> Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa Rasul
> saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi
> (Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dengan sanad shahih dan Sunan Imam
> Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300, dan telah diriwayatkan bahwa telah
> ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau saw 7
> tahun, dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka jelaslah
> bahwa akikah beliau saw yang kedua atas dirinya adalah sebagai tanda
> syukur beliau saw kepada Allah swt yang telah membangkitkan beliau
> saw sebagai Rahmatan lil'aalamiin dan membawa Syariah untuk
> ummatnya, maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan
> tasyakkuran dengan Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman-teman
> dan saudara-saudara, menjamu dengan makanan-makanan dan yang serupa
> itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan. Bahkan Imam
> Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai perayaan maulid
> dengan nama : "Husnulmaqshad fii 'amalilmaulid".
>
> 3. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam
> Nawawi) :
> Merupakan Bid'ah hasanah yang mulia dizaman kita ini adalah
> perbuatan yang diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul saw
> dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para fuqara,
> seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul saw dan membangkitkan
> rasa cinta pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dengan
> kelahiran Nabi saw.
>
> 4. Pendapat Imamul Qurra' Alhafidh Syamsuddin Aljazriy rahimahullah
> dalam kitabnya 'Urif bitta'rif Maulidissyariif :
> Telah diriwayatkan Abu Lahab diperlihatkan dalam mimpi dan ditanya
> apa keadaanmu?, ia menjawab : "di neraka, tapi aku mendapat
> keringanan setiap malam senin, itu semua sebab aku membebaskan
> budakku Tsuwaibah demi kegembiraanku atas kelahiran Nabi (saw) dan
> karena Tsuwaibah menyusuinya (saw)" (shahih Bukhari hadits no.4813).
> maka apabila Abu Lahab Kafir yg Alqur'an turun mengatakannya di
> neraka mendapat keringanan sebab ia gembira dengan kelahiran Nabi
> saw, maka bagaimana dg muslim ummat Muhammad saw yang gembira atas
> kelahiran Nabi saw?, maka demi usiaku, sungguh balasan dari Tuhan
> Yang Maha Pemurah sungguh-sungguh ia akan dimasukkan ke sorga
> kenikmatan Nya dengan sebab anugerah Nya.
>
> 5. Pendapat Imam Al Hafidh Syamsuddin bin Nashiruddin Addimasyqiy
> dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy :
> Serupa dengan ucapan Imamul Qurra' Alhafidh Syamsuddin Aljuzri,
> yaitu menukil hadits Abu Lahab.
>
> 6. Pendapat Imam Al Hafidh Assakhawiy dalam kitab Sirah Al Halabiyah
> berkata "tidak dilaksanakan maulid oleh salaf hingga abad ke tiga,
> tapi dilaksanakan setelahnya, dan tetap melaksanakannya umat islam
> di seluruh pelosok dunia dan bersedekah pada malamnya dengan
> berbagai macam sedekah dan memperhatikan pembacaan maulid, dan
> berlimpah terhadap mereka keberkahan yang sangat besar".
>
> 7. Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahullah
> dalam syarahnya maulid ibn hajar berkata : "ketahuilah salah satu
> bid'ah hasanah adalah pelaksanaan maulid di bulan kelahiran nabi saw"
>
> 8. Imam Al Hafidh Ibnul Jauzi rahimahullah
> dengan karangan maulidnya yang terkenal "al aruus" juga beliau
> berkata tentang pembacaan maulid, "Sesungguhnya membawa keselamatan
> tahun itu, dan berita gembira dengan tercapai semua maksud dan
> keinginan bagi siapa yang membacanya serta merayakannya".
>

Re: [keluarga-islam] Fwd: mohon doa nya

2007-03-26 Terurut Topik Ananto

allahummagh fir lahum wa 'aafihi wa'fu 'anhum...
al fatihah

salam,
ananto


On 3/26/07, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:




-- Forwarded message --
From: Ridwan <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Mar 26, 2007 1:41 PM
Subject: mohon doa nya
To: Ramdan <[EMAIL PROTECTED]>, Naufal <[EMAIL PROTECTED]>,
Hasan Husen Alsaggaf < [EMAIL PROTECTED]>,
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]

 Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun,



Ane denger kabar hari ini Senin, 7 Robiul Awwal 1428 bahwa Al Habib
Abdurrahman bin Ahmad Assegaf, Bukit Duri Jakarta, telah berpulang
kepada_NYA.

Mohon doa-nya agar beliau diampuni segala dosa dan kesalahannya dan
ditempatkan bersama datuknya Rosulullah SAW…al fatihah.



Mohon disampaikan ke milis.



Jazakalloh khoir

Ridwan





[keluarga-islam] Re: PUAK WAHABI - PENERUS AJARAN SESAT

2007-03-26 Terurut Topik al.fatih
Laknatullah tidak boleh disematkan kepada seorang muslim, apalagi 
ulama seperti Ibnu Taimiyah dimana ulama semasanya saja memberi 
julukan Syaikhul Islam. Gimana orang belakangan dari jiran yang bau 
kencur main vonis seperti itu? saya cukup katakan kepada penulis ini 
datangkan kitab yang sudah dia tulis semisal majmu fatawanya ibnu 
Taimiyah rahimahullah.

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Safira" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Puak Wahabi diasaskan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Fahamannya 
> dinisbahkan kepada bapanya iaitu Abdul Wahab. Dalam fiqh, mereka 
> berpegang kepada Mazhab Hanbali yang disesuaikan dengan tafsir 
Ibnu 
> Taimiyah laknatullah. 
> 
> Dalam kitab Munjid ternyatalah bahawa fahaman Wahabi itu adalah 
> penerus faham Ibnu Taimiyah yang sesat lagi menyesatkan , bahkan 
> lebih fanatik dan radikal daripada Ibnu Taimiyah sendiri. 
> 
> Dalam kitab Kasfus Syubahat karangan ulama-ulama Wahabi, cetakan 
An 
> Nur di Najd, diceritakan sejarah ringkas fahaman Wahabi begini: 
> 
> Muhammad bin Abudul Wahab berasal dari qabilah Bani Tamim yang 
lahir 
> pada 1115H dan wafat pada tahun 1206H. Dia mendapat pelajaran 
agama 
> di Mekah dan Madinah. Di antara gurunya di Mekah terdapat nama 
> Syeikh Muhammad Sulaiman Al Kurdi, Syeikh Abdul Wahab (bapanya 
> sendiri) dan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab. 
> 
> Muhammad bin Abdul Wahab ini ketika mudanya banyak membaca buku 
> karangan Ibnu Taimiyah dan lain-lain pemuka yang tersesat. 
> 
> Dia mula menyiarkan fatwa-fatwanya yang ganjil di negerinya 
sendiri 
> iaitu di 'Ain yah tetapi penguasa negeri itu iaitu Uthman bin 
Ahmad 
> bin Ma'mar telah mengusirnya dan berusaha membunuhnya. 
> 
> Kemudian ia berpindah ke Dur'iyah dan penguasanya adalah Muhammad 
> bin Saud yang sanggup menolong Muhammad bin Abdul Wahab untuk 
> menyebarkan fatwa-fatwanya yang sesat. maka bersatulah 2 orang 
> Muhammad yang berlainan kepentingan. 
> 
> Muhammad bin Abdul Wahab memerlukan seorang penguasa untuk 
menolong 
> penyiaran fahamannya yang baru dan Muhammad bin Saud pula 
memerlukan 
> seorang "ulama" yang dapat mengisi rakyatnya dengan ideologi yang 
> keras demi memperkukuhkan pemerintahan dan kekuasaannya. 
> 
> Muhammad bin Abdul Wahab pernah menghantar delegasi ke Mekah dan 
> menyiarkan fatwanya yang ganjil tetapi Syarif Mekah di waktu itu 
> iaitu Syarif Mas'ud menangkap orang-orang ini bahkan membunuh 
> sebahagiannya tetapi Muhammad bin Abdul Wahab dapat melarikan diri 
> dan memberi laporan kepada Raja Saud. Sejak itu, lahirlah 
permusuhan 
> di antara kaum Wahabi di Mekah dengan Syarif di Mekah. 
> 
> Muhammad bin Abdul wahab memfatwakan bahawa orang di Mekah itu 
> banyak yang kafir kerana mereka membolehkan berdoa dengan tawasul 
di 
> hadapan makam Nabi, menziarahi makam nabi, berdoa sambi menghadap 
> makam nabi, memuji nabi dengan membaca nazam Burdah Amin Tadza, 
> membaca selawat Dalailul Khairat, membaca kisah Maulud Barzanji 
dan 
> kerana mereka enggan menerima fatwanya. 
> 
> Tersebut dalam sejarah, bahawa satu kali terjadi perdebatan antara 
> Muhammad bin Abdul Wahab dengan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul 
> Wahab dalam soal kafir mengkafir ini. 
> 
> Sulaiman bertanya kepada adiknya: "Berapakan rukun Islam?" 
> Muhammad menjawab: "Lima" 
> 
> Sulaiman : "Tetapi kamu menjadikannya 6" 
> Muhammad: "Apa?" 
> Sulaiman: " Kamu memfatwakan bahawa siapa yang mengikutmu adalah 
> mukmin dan yang tidak sesuai dengan fatwamu adalah kafir." 
> Muhammad terdiam dan marah. 
> 
> Sesudah itu Muhammad bin Abdul Wahab cuba menangkap dan membunuh 
> abangnya tetapi Sulaiman dapat lari ke Mekah dan menulis sebuah 
> kitab " As Shawa'iqul Illahiyah firraddi 'alal Wahabuiyah." (Petir 
> Tuhan untuk menolak fahaman Wahabi) 
> 
> Tertulis dalam buku itu sejarah perdebatan seorang lelaki dengan 
> Muhammad bin Abdul Wahab. 
> 
> Seorang lelaki bertanya: "Berapa ramai orang yang dibebaskan Tuhan 
> dalam bulan Ramadhan?" 
> Muhammad bin Abdul Wahab menjawab: "100,000 orang" 
> Lelaki itu bertanya lagi: "Pada akhir bulan Ramadhan berapa?" 
> Muhammad menjawab: "Pada akhir bulan Ramadhan dibebaskan Tuhan 
> sebanyak yang telah dibebaskan tiap-tiap malam Ramadhan". 
> Lelaki itu berkata lagi: "Dari mana diambil orang Islam sebanyak 
itu 
> pada hal murid-murid kamu tidaksampai sebanyak itu?" 
> Muhammad bin Abdul Wahab marah dan berusaha menangkap orang itu. 
> 
> Dalam buku ini juga kita dapat melihat fatwa-fatwa Muhammad bin 
> Abdul Wahab yang ganjil dan sesat. Kita akan nyatakan satu persatu 
> fatwa Muhammad bin Abdul Wahab ini yang bertentangan dengan 
Iktiqad 
> Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam siri akan datang. 
> 
> bagaimana komentar mas-mas yang ada disini ?
>




[keluarga-islam] Re: Makna Hakiki Maulid Nabi SAW

2007-03-26 Terurut Topik al.fatih
Pabaliet ya...
maksudnya kang Risdy itu berkualitas berarti amal shaleh bukan amal 
salah, begitu kan? Dalilnya al-Kahfi 110

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang 
diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan 
yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka 
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia 
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". 


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> he he he...
> di ayat itu dijelaskan "yang lebih baik amalnya", bukan yang lebih
> berkualitas ibadahnya. :-)
> apakah Om Risdy berpendapat bahwa amal dan ibadah itu sama..?
> 
> 
> 
> On 3/26/07, Risdy <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   surat al-mulk, ayat 2 "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya 
Dia
> > menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan 
Dia Maha
> > Perkasa lagi Maha Pengampun"
> >
> > emang apa artinya ahsanu amala???
> >
> >
> > On 3/26/07, Ramdan < [EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >
> > >   Kang Risdy,
> > >
> > > mohon maaf, mana referensinya bahwa "Allah mengukur hamba-Nya, 
dari
> > > kualitas ibadah seorang hamba,
> > > bukan dari banyaknya"
> > >
> > > salam
> > > :-)
> > >
> > >
> > >
> > > On 3/26/07, Risdy <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > >
> > > >   yup, intinya mah, kembalikan ke al-Quran dan as-Sunnah, 
gitu aja koq
> > > > repot
> > > > lagian, klo banyak yg beranggapan bahwa itu gak ada larangan,
> > > > coba pilih mana yg lebih utama??
> > > >
> > > > merayakan maulid sbg penghormatan, sementara gak ada 
dalilnya,
> > > > atau melaksanakan semua sunnah beliau yg shahih???
> > > >
> > > > ingatlah bahwa Allah mengukur hamba-Nya, dari kualitas 
ibadah seorang
> > > > hamba,
> > > > bukan dari banyaknya, terlebih yg tidak berdasar
> > > >
> > > > wallahu'alam
> > > >
> > > > On 3/26/07, al.fatih < [EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > >
> > > > >   he..he..iklan toh?
> > > > > justru itu akh, ana ini ingin memperoleh hujjah yang rajih 
dari
> > > > > setiap perkara agama ini, seharusnya sama halnya dengan 
anta juga
> > > > > toh. Nah kita tentu ingat dalan surat an-nisa ayat 59 di 
pertengahan
> > > > >
> > > > > ayat itu Allah berfirman, "fa in tanaa za'tum fii say'in 
fa rudduuhu
> > > > >
> > > > > ila Allahi wa ar-rusuli in kuntum tu'minuuna billahu wa al-
yaumil
> > > > > aakhir" (Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang 
sesuatu, maka
> > > > >
> > > > > kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul 
(sunnahnya),
> > > > > jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari 
kemudian).
> > > > >
> > > > > kalau kita lihat ayat di atas maka setiap perselisihan 
dalam perkara
> > > > >
> > > > > agama ini harus dikembalikan kepada al-Qur'an dan as-
sunnah, bukan
> > > > > kepada perkataan siapapun yang tertolak. Kalimat ini 
menggunakan
> > > > > isim isyaroh (idza) dan kata idza ini di akhir ayat 
merupakan
> > > > > syarth. Dan karakter dari kalimat syarat ini adalah 
haruslah
> > > > > terpenuhi dahulu syarat yang diajukan untuk memperoleh 
tujuan
> > > > > darinya. Kalau syaratnya tidak terpenuhi maka tujuannya 
pun nihil.
> > > > > Syaratnya = mengembalikan perselisihan kepada al-Qur'an dan
> > > > > as-sunnah
> > > > > hasilnya = kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari 
kemudian.
> > > > >
> > > > > bisakah kita disebut beriman dalam ayat itu jika setiap 
perselisihan
> > > > >
> > > > > agama dikembalikan kepada perkataan/ucapan seseorang saja 
sekalipun
> > > > > ia adalah berlevel imam, al-hujjah dan mujtahid sekalipun? 
siapa
> > > > > yang tidak kenal Imam Malik rahimahullah, imamnya para 
imam. Namun
> > > > > ia pernah mengatakan, "setiap orang perkataannya boleh 
diambil dan
> > > > > juga ditolak kecuali pemilik kubur ini" (sambil menunjuk 
makam
> > > > > Rasulullah SAW). maknanya jika perkataan siapapun 
menyelisihi al-
> > > > > Qur'an dan sunnah maka perkataan itu tidak bisa dianggap 
sebagai
> > > > > hujjah. Ingat pula perkataan salaf kita Abdullah ibnu 
Mas'ud
> > > > > radhiyallahu 'anhu ketika mendapati halaqoh-halaqoh zikir 
dengan
> > > > > menggunakan biji-bijian. Beliau mengatakan ,"Berapa banyak 
orang
> > > > > yang menginginkan kebaikan namun tidak mendapatkannya". 
Demikian
> > > > > perkataan Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu beliau tidak asal 
berucap
> > > > > sebelum ditimbang dengan al-Qur'an dan sunnah.
> > > > >
> > > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com,
> > > > > Ananto 
> > > > > wrote:
> > > > > >
> > > > > > rujukan yg menyatakan "boleh" muludan... banyak...
> > > > > > rujukan yg menyatakan "tidak boleh" muludan... juga 
banyak...
> > > > > > silahkan pilih yg mana...
> > > > > >
> > > > > > saya kasih analogi nakal lagi, yak.. :)
> > > > > >
> > > > > > mau minum "AQUA", silahkan...
> > > > > > mau minum "VIT", silahkan...
> > > > > > mau minum "ADES", silahkan...
> > > > > > ga mau minum ketiganya... maunya ngebor dan ngerebus air
> > > > > sendiri... silahkan
> > > > > > j

[keluarga-islam] Re: PUAK WAHABI - PENERUS AJARAN SESAT

2007-03-26 Terurut Topik dodindra
Ass Wr Wb

Silahkan ditunggu kelanjutannya, namun, tolong isinya jangan menjadi
hujadan.
Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari informasi tersebut...
Bagi yang akan mengomentari dan berisi bantahan juga silahkan,
ditunggu juga, agar kita bisa seimbang mengambil datanya...

wassalam,
dodi

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Safira" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Puak Wahabi diasaskan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Fahamannya 
> dinisbahkan kepada bapanya iaitu Abdul Wahab. Dalam fiqh, mereka 
> berpegang kepada Mazhab Hanbali yang disesuaikan dengan tafsir Ibnu 
> Taimiyah laknatullah. 
> 
> Dalam kitab Munjid ternyatalah bahawa fahaman Wahabi itu adalah 
> penerus faham Ibnu Taimiyah yang sesat lagi menyesatkan , bahkan 
> lebih fanatik dan radikal daripada Ibnu Taimiyah sendiri. 
> 
> Dalam kitab Kasfus Syubahat karangan ulama-ulama Wahabi, cetakan An 
> Nur di Najd, diceritakan sejarah ringkas fahaman Wahabi begini: 
> 
> Muhammad bin Abudul Wahab berasal dari qabilah Bani Tamim yang lahir 
> pada 1115H dan wafat pada tahun 1206H. Dia mendapat pelajaran agama 
> di Mekah dan Madinah. Di antara gurunya di Mekah terdapat nama 
> Syeikh Muhammad Sulaiman Al Kurdi, Syeikh Abdul Wahab (bapanya 
> sendiri) dan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab. 
> 
> Muhammad bin Abdul Wahab ini ketika mudanya banyak membaca buku 
> karangan Ibnu Taimiyah dan lain-lain pemuka yang tersesat. 
> 
> Dia mula menyiarkan fatwa-fatwanya yang ganjil di negerinya sendiri 
> iaitu di 'Ain yah tetapi penguasa negeri itu iaitu Uthman bin Ahmad 
> bin Ma'mar telah mengusirnya dan berusaha membunuhnya. 
> 
> Kemudian ia berpindah ke Dur'iyah dan penguasanya adalah Muhammad 
> bin Saud yang sanggup menolong Muhammad bin Abdul Wahab untuk 
> menyebarkan fatwa-fatwanya yang sesat. maka bersatulah 2 orang 
> Muhammad yang berlainan kepentingan. 
> 
> Muhammad bin Abdul Wahab memerlukan seorang penguasa untuk menolong 
> penyiaran fahamannya yang baru dan Muhammad bin Saud pula memerlukan 
> seorang "ulama" yang dapat mengisi rakyatnya dengan ideologi yang 
> keras demi memperkukuhkan pemerintahan dan kekuasaannya. 
> 
> Muhammad bin Abdul Wahab pernah menghantar delegasi ke Mekah dan 
> menyiarkan fatwanya yang ganjil tetapi Syarif Mekah di waktu itu 
> iaitu Syarif Mas'ud menangkap orang-orang ini bahkan membunuh 
> sebahagiannya tetapi Muhammad bin Abdul Wahab dapat melarikan diri 
> dan memberi laporan kepada Raja Saud. Sejak itu, lahirlah permusuhan 
> di antara kaum Wahabi di Mekah dengan Syarif di Mekah. 
> 
> Muhammad bin Abdul wahab memfatwakan bahawa orang di Mekah itu 
> banyak yang kafir kerana mereka membolehkan berdoa dengan tawasul di 
> hadapan makam Nabi, menziarahi makam nabi, berdoa sambi menghadap 
> makam nabi, memuji nabi dengan membaca nazam Burdah Amin Tadza, 
> membaca selawat Dalailul Khairat, membaca kisah Maulud Barzanji dan 
> kerana mereka enggan menerima fatwanya. 
> 
> Tersebut dalam sejarah, bahawa satu kali terjadi perdebatan antara 
> Muhammad bin Abdul Wahab dengan abangnya Syeikh Sulaiman bin Abdul 
> Wahab dalam soal kafir mengkafir ini. 
> 
> Sulaiman bertanya kepada adiknya: "Berapakan rukun Islam?" 
> Muhammad menjawab: "Lima" 
> 
> Sulaiman : "Tetapi kamu menjadikannya 6" 
> Muhammad: "Apa?" 
> Sulaiman: " Kamu memfatwakan bahawa siapa yang mengikutmu adalah 
> mukmin dan yang tidak sesuai dengan fatwamu adalah kafir." 
> Muhammad terdiam dan marah. 
> 
> Sesudah itu Muhammad bin Abdul Wahab cuba menangkap dan membunuh 
> abangnya tetapi Sulaiman dapat lari ke Mekah dan menulis sebuah 
> kitab " As Shawa'iqul Illahiyah firraddi 'alal Wahabuiyah." (Petir 
> Tuhan untuk menolak fahaman Wahabi) 
> 
> Tertulis dalam buku itu sejarah perdebatan seorang lelaki dengan 
> Muhammad bin Abdul Wahab. 
> 
> Seorang lelaki bertanya: "Berapa ramai orang yang dibebaskan Tuhan 
> dalam bulan Ramadhan?" 
> Muhammad bin Abdul Wahab menjawab: "100,000 orang" 
> Lelaki itu bertanya lagi: "Pada akhir bulan Ramadhan berapa?" 
> Muhammad menjawab: "Pada akhir bulan Ramadhan dibebaskan Tuhan 
> sebanyak yang telah dibebaskan tiap-tiap malam Ramadhan". 
> Lelaki itu berkata lagi: "Dari mana diambil orang Islam sebanyak itu 
> pada hal murid-murid kamu tidaksampai sebanyak itu?" 
> Muhammad bin Abdul Wahab marah dan berusaha menangkap orang itu. 
> 
> Dalam buku ini juga kita dapat melihat fatwa-fatwa Muhammad bin 
> Abdul Wahab yang ganjil dan sesat. Kita akan nyatakan satu persatu 
> fatwa Muhammad bin Abdul Wahab ini yang bertentangan dengan Iktiqad 
> Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam siri akan datang. 
> 
> bagaimana komentar mas-mas yang ada disini ?
>